protein 12

Upload: srihandayanii

Post on 26-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Protein 12

    1/15

    proteinuria adalah adanya protein di dalam urin manusia yang melebihi nilai normalnya yaitu

    lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2.1,3 Dalam keadaan

    normal, protein di dalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap ungsional. !rang

    de"asa normal dan sehat mengekskresi sedikit protein dalam urin sampai 150 mg/24 jam,

    yang terutama terdiri dari albumin dan protein #amm-$orsall. 2%ejumlah protein ditemukan

    pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi gejala a"al dan

    mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius. &danya protein di dalam urin

    sangatlah penting, dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan penyebab atau

    penyakit dasarnya. 'iasanya proteinuria dikatakan patologis bila kadarnya di atas 200

    mg/hari pada beberapa kali pemeriksaan dalam "aktu yang berbeda. &da yang mengatakan

    proteinuria persisten jika protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya

    biasanya hanya sedikit di atas normal. Dikatakan proteinuria masi bila terdapat protein di

    urin melebihi 3500 mg/hari dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin.1

    Patofisiologi Proteinuria

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    2/15

    (roteinuria dapat meningkat melalui salah satu )ara dari ke-4 jalan di ba"ah ini *1

    1+ (erubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan iltrasi dari protein

    plasma normal terutama albumin.

    2+ egagalan tubulus mereabsorbsi sejumlah ke)il protein yang normal diiltrasi.3+ iltrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, o" ole)ular eight (rotein (+

    dalam jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.

    4+ %ekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi g& dalam respons

    untuk inlamasi.

    Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada

    ginjal yang berakibat hilangnya protein. %ejumlah besar protein se)ara normal mele"ati

    kapiler glomerulus tetapi tidak memasuki urin. uatan dan selektiitas dinding glomerulus

    men)egah transportasi albumin, globulin dan protein dengan berat molekul besar lainnya

    untuk menembus dinding glomerulus. &kan tetapi jika sa"ar ini rusak, terdapat kebo)oran

    protein plasma ke dalam urinproteinuria glomerulus+. (rotein yang lebih ke)il 20 kDal+

    se)ara bebas disaring tetapi diabsorpsi kembali oleh tubulus proksimal. (ada indiidu normal

    ekskresi kurang dari 150 mg.hari dari protein total dan albumin hanya sekitar 30 mg/hari sisa

    protein pada urin akan diekskresi oleh tubulus #amm $orsall, mmunoglobulin & dan

    6rokinase+ atau sejumlah ke)il '-2 mikroglobulin, apoprotein, en7im dan hormon peptide.

    Proteinuria Fisiologis

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    3/15

    (roteinuria sebenarnya tidaklah selalu menunjukkan kelainan/penyakit ginjal. 'eberapa

    keadaan isiologis pada indiidu sehat dapat menyebabkan proteinuria. 'iasanya pada

    keadaaan isiologis ini sering ditemukan *

    1+ Demam yang tinggi2+ 8agal jantung

    3+ atihan isik yang kuat terutama lari marathon

    4+ (asien dalam keadaan transusi darah/plasma atau pasien yang kedinginan

    5+ (asien-pasien yang hematuria dimana ditemukan proteinuria masi

    9+ (asien yang lordotik ortostatik proteinuria+

    :+ Dehidrasi

    ;+ %tres emosional

    Proteinuria Patologis

    (roteinuria adalah maniestasi besar dari penyakit ginjal dan merupakan indikator dari

    perburukan ungsi ginjal. 'aik pada penyakit ginjal diabetes maupun penyakit ginjal non

    diabetes, sejak dahulu proteinuria juga dianggap sebagai suatu aktor prognostik yang

    bermakna dan paling akurat. #etapi tidak semua penyakit ginjal menunjukkan proteinuria,

    misalnya pada penyakit ginjal polikistik, penyakit ginjal obstruksi, penyakit ginjal akibat

    obat-obat analgesik dan kelainan kongenital kista dan sebagainya, sering tidak ditemukan

    proteinuria. (roteinuria dianggap patologis bila protein dalam urin melebihi 150 mg/24 jam,

    ada pula kepustakaan yang menyebutkan bila protein dalam urin melebihi 200 mg/24 jam.

  • 7/25/2019 Protein 12

    4/15

    ke)il saja.1 ?ontoh proteinuria glomerulus adalah a+ mikroalbuminuria dan b+ proteinuria

    klinis.

    a+ ikroalbuminuria

    (ada keadaan normal albumin urin tidak melebihi 30 mg/hari.'ila albumin di urin antara 30-

    300 mg/hari atau 30-350 mg/hari disebut mikroalbuminuria. 'iasanya terdapat pada pasien

    D dan hipertensi esensial, dan beberapa penyakit glomeruloneritis. ikroalbuminuria

    merupakan suatu marker untuk proteinuria klinis yang disertai penurunan aal ginjal 8

    laju iltrasi glomerulus+ dan penyakit kardioaskular sistemik. &lbuminuria tidak hanya

    petanda risiko penyakit kardioaskular dan penyakit ginjal, tetapi juga berguna sebagai target

    keberhasilan pengobatan.

    b+ (roteinuria linis

    (emeriksaan ditentukan dengan pemeriksaan semi kuantitati misalnya dengan uji @sba)h

    dan 'iuret. (roteinuria klinis dapat ditemukan antara 1-5 g/hari. 6ji @sba)hAAA

    2+ (roteinuria #ubular

    (roteinuria tubular terjadi bila penyakit tubulointerstitial menghalang tubulus proksimal

    dari mengabsorpsi o" ole)ular eight (rotein (+. 'ila terdapat pasien dengan

    penyakit tubular, biasanya kurang dari 2 gr protein diekskresi dalam "aktu 24 jam. (enyakit

    tubular adalah seperti nerosklerosis hipertensi, neropati tubulointerstitial yang disebabkan

    oleh obat antiinlamasi non steroid, renal tubular a)idosis

  • 7/25/2019 Protein 12

    5/15

    lasiikasi (roteinuria 'erdasarkan (atoisiologi4

    #ipe (atoisiologi (enyebab

    8lomerular (ermeabilitas kapilari

    glomerulus terhadap protein

    meningkat

    8lomerulopati primer atau

    sekunder

    #ubular

  • 7/25/2019 Protein 12

    6/15

    %e)ondary glomerulonephropathy

    -diabetes mellitus

    -)ollagen as)ular disorders )th lupus nephritis+

    -amiloidosis

    -preeklamsia

    -ineksi )th $E, hepatitis ' dan ?, poststreptokokus, siilis, malaria+

    -anker pada gastrointestinal dan paru

    -imoma

    8lomerulopati yang berhubungan dengan obat*

    -heroin

    -&F%

    -peni)illamine

    -litium

    #ubular Ferosklerosis hipertensi

    (enyakit tubulointerstitial yang disebabkan

    -neropati asam urat

    -a)ute hypersensitiity interstitial nephritis

    -%indrom an)oni

    -ogam berat

    -(enyakit si)kle )ell

    -obat &F%, antibiotik

    !erlo" $emoglobinuria

    ioglobinuria

    ultipel mieloma

    &miloidosis

    Evaluasi Diagnostik Proteinuria

    Pemeriksaan Proteinuria

    @sba)hAAAetode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat berariasi dan

    bermakna. etode dipsti)k adalah pemeriksaan semikuantitati untuk menilai konsentrasi

    protein dalam urin.2arena mudah digunakan, maka tes dipsti)k ini paling sering digunakan

    untuk menguji proteinuria.1,2,3 etode dipsti)k mendeteksi sebagian besar albumin dan

    memberikan hasil positi bila p$ :,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah.

    6rin yang sangat en)er menutupi proteinuria pada pemeriksaan dipstik. Bika proteinuria yang

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    7/15

    tidak mengandung albumin dalam jumlah )ukup banyak akan menjadi negati palsu. ni

    sangat penting untuk menentukan protein 'en)e Bones pada urin pasien dengan multipel

    mieloma.1 (emeriksaan dipsti)k memberikan hasil positi palsu pada urin yang alkalis

    p$:,5+, urin yang terlalu pekat, gross hematuria, adanya penisilin, sulonamid atau

    tolbutamid dalam ekskresi urin, dan urin yang mengandung pus, semen atau sekret dari

    agina.3%ekarang ini, dipstik yang sangat sensiti tersedia di pasaran dengan kemampuan

    mengukur mikroalbuminuria dan merupakan petanda a"al dari penyakit glomerulus yang

    terlihat untuk memprediksi jejas glomerulus pada neropati diabetik dini.1

    (ada metode dipsti)k, ujung kertas dipsti)k di)elupkan ke dalam urin, lalu segera diangkat,

    urin kemudian ditiriskan dengan mengetuk-mengetukkan ujung kertas dipsti)k tersebut pada

    tepi tempat penampung kemih. $asilnya kemudian diba)a dengan membandingkan dengan

    kartu datar "arna pada label. #ingkatannya berkisar dari 0 sampai 4G

    %amar urang dari 30 mg/100 ml urin

    1G 30 mg/100 ml urin

    2G 100 mg/100 ml urin

    3G 300 mg/100 ml urin

    4G 1 g/100 ml urin

    Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada

    ginjal yang berakibat hilangnya protein. %ejumlah besar protein se)ara normal mele"ati

    kapiler glomerulus, tetaip tidak memasuki urin. uatan dan selektiitas dinding glomerulus

    men)egah transportasi albumin, globulin, dan protein dengan berat molekul besar lainnya

    untuk menembus dinding glomerulus.2

    &nalisa 6rin %e)ara ikroskopik

    'ila ditemukan proteinuria dengan metode dipsti)k, sedimen urin harus diperiksa se)ara

    mikroskopis. ntepretasi pada pemeriksaan mikroskopis urin dapat dilihat pada tabel

    diba"ah3

    i)ros)opi) inding (athologi) (ro)ess

    atty )asts, ree at or oal at bodies Fephroti) range proteinuria 3,5 g per 24 hrs+

    euko)yte, leuko)yte )asts "ith bakteria 6rinary tra)t ine)tion

    euko)ytes, leuko)yte )asts "ithout ba)teria

  • 7/25/2019 Protein 12

    8/15

    aHy, granular or )ellular )asts &dan)ed )hroni) renal disease

    @osinophiluria %uggestie o drug-indu)ed a)ute interstitial

    nephritis

    $yaline )asts Fo renal disease present "ith dehydration and

    "ith diureti) therapy

    PROTEINURIA ISOLASI1,3

    (roteinuria terisolasi adalah sejumlah protein yang ditemukan dalam urin tanpa gejala pada

    pasien sehat yang tidak mengalami gangguan ungsi ginjal atau penyakit sistemik. 1,2

    (roteinuria ini hampir selalu ditemukan se)ara kebetulan dapat menetap/persisten, dapat pula

    hanya sementara, yang mungkin saja timbul karena posisi lordotik tubuh pasien. 'iasanya

    sedimen urin normal. Dengan pemeriksaan pen)itraan ginjal tidak ditemukan gangguan

    abnormal ginjal atau saluran kemih dan tidak ada ri"ayat gangguan ginjal sebelumnya.

    'iasanya total ekskresi protein kurang dari 2 g/hari. (roteinuria terisolasi dibagi dalam 2

    kategori 1+ Binak, termasuk yang ungsional, idiopatik, transien/tidak menetap, ortostatik, dan

    intermiten, 2+ Iang lebih serius lagi adalah yang mungkin tidak ortostatik dan timbul se)ara

    persisten.

    1+ (roteinuria solasi Binak

    (roteinuria ungsional

    ni adalah bentuk umum proteinuria yang sering terlihat pada pasien yang

    dira"at di rumah sakit karena berbagai penyakit. 'iasanya berhubungan

    dengan demam tinggi, latihan sternosus, terpapar dengan dingin/kedinginan,

    stress emosi, gagal jantiung kongesti dan penyakit akut lainnya. (roteinuria

    ini adalah jenis glomerulus yang diyakini disebabkan oleh perubahan

    hemodinamik ginjal yang meningkatkan iltrasi glomerulus protein plasma.

    (enyakit ginjal yang progresi tidak timbul pada pasien ini.

    (roteinuria #ransien diopatik

    erupakan kategori proteinuria yang umum pada anak-anak dan de"asa

    muda, yang ditandai oleh proteinuria yang timbul selama pemeriksaan urin

    rutin orang sehat tetap hilang kembali setelah pemeriksaan urin dilakukan

    kembali. (asien tidak mempunyai gejala, proteinuria selalu ditemukan se)ara

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    9/15

    insidentil pada penapisan urin rutin, atau selama pemeriksaan kesehatan

    terhadap pekerja dan pemeriksaan rutin dari asuransi yang biasanya

    merupakan enomena isiologis pada orang muda. (roteinuria jenis ini tidak

    meningkatkan morbiditas dan mortalitas, jadi tidak diperlukan tindak lanjut

    yang spesiik.

    (roteinuria ntermiten

    #erdapat pada lebih separuh )ontoh urin pasien yang tidak mempunyai

    penyebab proteinuria. 'erbagai studi menunjukkan ariasi luas dari bentuk

    abnormalitas ginjal yang berhubungan dengan keadaan ini. (rognosis pada

    kebanyakan pasien adalah baik dan proteinuria kadang-kadang menghilang

    setelah beberapa tahun. adang-kadang, "alaupun jarang, terdapat insuisiensi

    ginjal progresi dan risiko untuk gagal ginjal terminal tidak lebih besar

    daripada populasi umum. eadaan ini biasanya tidak berbahaya pada pasien

    lebih muda dari 30 tahun, sedangkan pada pasien yang lebih tua, lebih jarang,

    biasanya harus dimonitor tekanan darahnya, gambaran urinalisis, dan ungsi

    ginjalnya.

    (roteinuria !rtostatik (ostural+

    (ada semua pasien dengan ekskresi protein masi, proteinuria meningkat pada

    posisi tegak daripada pasien dalam posisi berbaring. (erubahan ortostatik pada

    ekskresi protein tampaknya tidak mempunyai kepentingan diagnostik dan

    prognostik. Dengan perkataan lain, pertimbangan prognostik yang bermakna

    dapat dilakukan pada situasi proteinuria yang ditemukan hanya ketika pasien

    dengan posisi tegak dan hilang pada "aktu berbaring. ni merujuk pada posisi

    tegak/ortostatik proteinuria. @kskresi protein per hari hampir selalu di ba"ah 2

    gram"alaupun lebih dari gram kadang-kadang dilaporkan+. (roteinuria

    ortostatik sering pada usia muda, dengan prealensi se)ara umum 2-5>,

    jarang terdapat pada usia di atas 30 tahun. (asien yang berumur kurang dari 30

    tahun yang ekskresi proteinnya kurang dari 2 g/hari dan klirens kreatinin

    normal harus diperiksa apakah terdapat proteinuria ortostatik.2

    2+ (roteinuria #erisolasi (ersisten

    'ila diagnosis proteinuria persisten ditegakkan,anamnesis dan pemeriksaan isik yang

    lengkap harus dilakukan, khususnya untuk )ari adanya penyakit sistemik atau

    penyakit ginjal yang menjadi penyebabnya.

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    10/15

    a+ Bika ditemukan tanda-tanda/gejala, lakukan pemeriksaan darah, pen)itraan, dan

    atau biopsy ginjal untuk men)ari kausa.

    b+ Bika tidak ditemukan bukti, ulangi tes kualitati untuk proteinuria dua/tiga kali,

    i+ Bika tidak ada proteinuria dalam spesimen urin berarti kondisi ini hanya

    transien atau ungsional. Filai kembali dan tidak perlu melakukan tes

    ulang.

    ii+ Bika proteinuria ditemukan tiap saat, periksa 'lood 6rea Fitrogen'6F+,

    kreatinin dan kliren kreatinin, ukur ekskresi protein urin 24 jam, 6%8

    ginal dan tes protein ortostatik/postural.

    Bika ungsi ginjal/hasil 6%8 tidak normal, kembali ke 2a.

    Bika ungsi ginjal dan hasil 6%8 normal dan proteinuria adalah tipe postural, tidak

    diperlukan tes berikutnya.Follow uppasien tiap 1-2 tahun, ke)uali

    )+ (roteinuria menjadi persisten

    d+ (roteinuria membaik atau menjadi intermiten ikutifollow upberikutnya.

    Bika ungsi ginjal dan 6%8 normal dan proteinuria non postural, ulang

    pemeriksaan protein urin 24 jam 2-3J untuk menyingkirkan proteinuria

    intermiten.

    e+ Bika proteinuria intermiten, pasien de"asa muda umur kurang dari 30 tahun, harus

    difollowuptiap 1-2 tahun dan pasien de"asa yang berusia lebih tua 30 tahun+difollow uptiap 9 bulan.

    + Bika proteinuria persisten, ealuasi lebih lanjut tergantung pada tingkat

    proteinuria. Bika proteinuria 3 gram/24 jam, perlu dikonirmasi dengan imaging

    ginjal yang )ukup untuk menyingkirkan obstruksi ginjal atau abnormalitas

    anatomi ginjal dan penyakit ginjal polikistik. Buga pada pasien 45 tahun,

    pemeriksaan elektrooresis urin diperlukan untuk menyingkirkan multipel

    mieloma. Bika semua hasil negati, periksa ulang pasien tiap 9 bulan.

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    11/15

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    12/15

    10

    6lang urin k"antitati 2-3 J#est-test lain -+

    ollo" up tiap 1-2 tahun

    (roteinuria ntermiten

    (erbaikan

    (roteinuria/

    (roteinuria

    ntermiten

    (roteinuria

    !rtostatik

    (roteinuria

    (ersisten

    ollo" up

    #iap 1-2 tahun

    30 tahun30 tahun

    ollo" up

    tia 1-2 tahun

    ollo" up

    tia 9 bulan

    8&'&< 1 * Dikutip dari * 'a"a7ier &. (roteinuria. Dalam * %udoyo &, %etiyohadi ', &l"i K %etiati #.

    'uku &jar lmu (enyakit Dalam. @disi E. (usat (enerbitan Departemen lmu (enyakit Dalam 6 2009 * 521-

    524.

    4.4 %kema @aluasi

    (roteinuria1

    @kskresi protein urin 24 jam

    &tau

  • 7/25/2019 Protein 12

    13/15

    4.5 (emeriksaan &njuran untuk asus (roteinuria3

    (emeriksaan nterpretasi

    &ntinu)lear &ntibody eningkat pada %@

    &ntistreptolysin ! titer eningkat pada pas)a glomeruloneritis

    streptokokus

    ?omplement ?3 dan ?4

  • 7/25/2019 Protein 12

    14/15

    BAB V : KESIMPULA

    &danya protein di dalam urin memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukanpenyebab atau penyakit dasarnya. alaupun penyakit ginjal yang penting jarang tanpa

    adanya proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria bersiat sementara, tidak penting atau

    merupakan penyakit ginjal yang tidak progresi. (endekatan diagnostik yang sistematik untuk

    penanganan kasus proteinuria adalah sangat penting untuk membedakan penyebab

    proteinuria isiologik maupun patologik.

    10

  • 7/25/2019 Protein 12

    15/15

    DAF!A" PUS!AKA

    1. 'uku &jar lmu (enyakit Dalam, @disi E 2009, (usat (enerbitan Departemen lmu(enyakit Dalam akultas edokteran 6niersitas ndonesia

    2. (atoisiologi * onsep linis (roses-(roses (enyakit, %ylia &. (ri)e K orraine .

    ilson

    3. (roteinuria in &dults * & Diagnosti) &pproa)h, i)hael . ?arroll .D and Bonathan

    . .D, 6niersity o in)onsin-adison edi)al %)hool, adison, is)onsin

    4. (roteinuria * Diagnosti) (rin)iples and (ro)edures, &buelo B8.

    5. @aluation o (roteinuria * &n &pproa)h or the nternist, )?onnell