rangkuman fisiologi blok nu
TRANSCRIPT
Rangkuman Fisiologi
Blok NU
ASISTEN FISIOLOGI 2013
Dzaki Luqmanul Hakim - Aditya Pratama - Rahardita
Alidris - Denni Marvianto - Desti Niswatun Khamdan -
Irbath Hamdanie - Tiara Dwivantari - Dessy Dwi Zahrina -
Nania Tiona Deborah Novitauli Tampubolon
2015
OUTLINE
Pendahuluan
Fungsi Ginjal
Gambaran Anatomi
Proses-proses dasar di ginjal
Filtrasi Glomerulus
Sifat membran glomerulus
Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerulus
Besar dan regulasi LFG
Aliran darah ginjal; fraksi filtrasi
Reabsorpsi Tubulus
1. Transpor transepitel
2. Reabsorpsi aktif vs pasif
3. Proses dan kontrol reabsorpsi aktif Na+
4. Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino
5. Maksimum tubulus; ambang ginjal
6. Regulasi reabsorpsi PO43- & Ca2+
7. Reabsorpsi pasif Cl-, H2O, dan Urea
Sekresi Tubulus
Sekresi ion Hidrogen
Sekresi ion Kalsium
Sekresi ion organik
Ekskresi urin dan bersihan plasma
Laju ekskresi urin
Bersihan plasma
Ekskresi urin dengan konsesntrasi bervariasi; sistem countercurrent medula
Reabsorpsi H2O yang dikontrol oleh vasopresin
Gagal ginjal
Berkemih
PENDAHULUAN
1. Fungsi Ginjal :
a. Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh.
b. Mempertahankan osmolaritas cairan di tubuh.
c. Mengatur jumlah dan konsentrasi ion CES ( Na+, Cl-, K+, Ca2+, H+,
HCO3-, PO43-, SO4 2-, Mg2+)
d. Mempertahankan volume plasma yang tepat → Pengaturan jangka
panjang tekanan darah arteri.
e. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh →
Penyesuaian pengeluaran H+ & HCO3- di urin.
f. Mengeluarkan produk akhir sisa metabolisme tubuh, misal : urea,
asam urat, dan kreatinin
g. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misal : obat, aditif makanan,
pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang masuk tubuh.
h. Menghasilkan eritropoietin → untuk rangsang produksi eritrosit.
i. Menghasilkan renin
j. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
2. Gambaran Anatomi
3. Urin dibentuk di ginjal. Urin yang terbentuk akan dialirkan ke pelvis ginjal →
ureter → kandung kemih → uretra
Uretra ♀ = pendek, lurus, untuk mengeluarkan urin
Uretra ♂ = lebih panjang, berjalan melewati prostat dan penis, untuk
mengeluarkan urin dan sebagai saluran dari organ-organ reproduksi.
4. Ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron.
Nefron → unit fungsional, artinya unit terkecil yang mampu membentuk urin.
5. Komponen Nefron
a. Komponen Vaskular
b. Komponen Tubular
Aliran darah pada vaskular di nefron
Arteri Renalis → arteriol aferen → kapiler glomerulus → arteriol
eferen → kapiler peritubulus → venula → Vena Renalis
Aliran filtrat pada tubulus di nefron
Cairan dari kapiler glomerulus dikumpulkan di Kapsula Bowman →
Tubulus Proksimal → Ansa Henle → Tubulus distal → Duktus
koligentes
6. 3 Proses dasar di ginjal
a. Filtrasi Glomerulus
Plasma bebas protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam
Kapsul Bowman sewaktu darah mengalir melalui glomerulus.
Normalnya, 20% plasma yang masuk glomerulus tersaring.
b. Reabsorpsi Tubulus
Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang
bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus.
Dari 180 L plasma yang disaring per hari, sekitar 178,5 L direabsorpsi,
sisa 1,5 L di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan
sebagai urin.
c. Sekresi Tubulus
Pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus.
FILTRASI GLOMERULUS
Sifat Membran Glomerulus
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman harus melewati
tiga lapisan berikut dan membentuk membran glomerulus. Membran glomerulus
terdiri atas :
a. Dinding kapiler glomerulus. Terdiri atas 1 lapis sel endotel. Di dinding
kapiler glomerulus ini selain adanya pori-pori, ternyata terdapat lubang
atau fenestrasi yang besar.
b. Membran basal. Adalah suatu lapisan gelatinosa aselular (tidak
mengandung sel) yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein. Kolagen
berfungsi untuk kekuatan structural, sedangkan glikoprotein untuk
menghambat protein-protein supaya tidak bisa menembus melaluinya.
c. Lapisan dalam kapsula Bowman. Terdiri atas sel podosit (sel yg
mempunyai kaki banyak seperti gurita) yang mengelilingi glomerulus.
Nah celah diantara kaki kaki sel podosit ini merupakan celah filtrasi atau
filtration slit yang mana merupakan lajur dari cairan supaya bisa
melewatinya.
Gambar 1. Membran Glomerulus
Gambar 2. Sel Podosit dan Celah Filtrasi (Filtration Slit)
Gaya-Gaya Yang Berperan Dalam Filtrasi Glomerulus
Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya yang mendorong
sebagian plasma di glomerulus menembus lubang-lubang di membran
glomerulus. Gaya yang dimaksud adalah :
a. Tekanan darah kapiler glomerulus/ tekanan hidrostatik kapiler
glomerulus
Tekanan ini ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus.
Bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi yang timbul akibat
arteriol aferen & eferen.
Besar tekanan = 55 mmHg
Jadi rute yang harus dilalui bahan terfiltrasi supaya melewati glomerulus – pertama melalui pori kapiler, terus melewati
membran basal aselular, abis itu celah filtrasi.
Note : tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, tapi dua
gaya berikut (tekanan osmotik koloid plasma & tekanan hidrostatik
kapsula Bowman) melawan filtrasi.
b. Tekanan osmotik koloid plasma
Timbul akibat osmosis yang terjadi dimana H2O pindah dari suatu
tempat yang banyak H2O nya ke tempat yg sedikit H2O nya. Kalau di
sini, tempat yg banyak H2O adalah kapsula Bowman (H2O dari kapiler
glomerulus) dan tempat yg sedikit H2O adalah kapiler glomerulus (H2O
udah pindah ke kapsula Bowman). H2O tersebut cenderung pindah dari
kapsula Bowman ke kapiler glomerulus.
Nah kecenderungan aliran osmotik air ke dalam larutan protein plasma
tersebut memiliki nilai sebesar = 35 mmHg
c. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman
Timbulnya tekanan ini sama seperti tekanan hidrostatik kapiler
glomerulus, tapi ini terjadi di awal tubulus bukan di glomerulus. Yg mana
cenderung untuk mendorong cairan keluar dari kapsula Bowman melawan
filtrasi cairan dari glomerulus.
Besar tekanan = 15 mmHg
*gaya yg melawan filtrasi.
Besar dan Regulasi LFG
LFG singkatan dari Laju Filtrasi Glomerulus, merupakan laju rata-rata
penyaringan darah yang terjadi di glomerulus.
LFG=Kf x tekanan filtrasi neto
Kf (Koefisien Filtrasi) merupakan sifat membran glomerulus (berupa
seberapa luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi &
seberapa permeable/bocor nya membran tersebut)
Tekanan Filtrasi Neto didapat dari
tek .darah kapiler glomerulus−( tek . osmotik koloid plasma+tek . hidrostatik kapsula Bowman)
= 55 mmHg – ( 30 mmHg + 15 mmHg)
= 10 mmHg
Umumnya LFG pada pria 125 mL/mnt, sedangkan wanita 115 mL/mnt.
Gay
a yg
ber
pera
n
Tekanan darah kapiler glomerulus (55 mmHg)
Tekanan osmotik koloid plasma* (35 mmHg)
Tekanan hidrostatik kapsula Bowman* (15
mmHg)
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), merupakan laju rata-rata penyaringan darah yg terjadi di
glomerulusLFG=Kf x tekanan filtrasi neto
Pria = 125 mL/mnt; wanita 115 mL/mnt
Regulasi pada LFG
Bila dilihat dari rumus nya, LFG dipengaruhi oleh (1) tekanan filtrasi neto dan
(2) koefisien filtrasi
a. Tekanan filtrasi neto
Terdapat dua mekanisme untuk mengatur LFG ini dengan cara mengatur
jari-jari arteriol aferen yang mana mempengaruhi resistensi arteriol aferen,
yaitu (1) autoregulasi; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik.
(1) Autoregulasi. Suatu mekanisme pengaturan intrinsik yang dilakukan
oleh ginjal sendiri. Pengaturan tersebut dilakukan untuk
mempertahankan aliran darah ke dalam kapiler glomerulus (stabilitas
tekanan darah kepiler glomerulus dan LFG) meskipun adanya
perubahan tekanan darah arteri.
Ada dua mekanisme yang berperan di autoregulasi
Mekanisme miogenik. Mekanisme ini berasal dari otot polos
arteriol aferen. Bila arteriol ini teregang (yg menyertai peningkatan
tekanan di pembuluh tersebut dan peningkatan aliran darah ke
glomerulus) maka secara otomatis akan berkontriksi dengan
sendirinya. Respon ini membantu membatasi aliran darah ke
glomerulus tetap normal.
Mekanisme umpan-balik tubuloglomerulus melibatkan
apparatus jukstaglomerulus. Sel tubulus khusus di regio ini
berubah menjadi sel makula densa. Sel makula densa mendeteksi
perubahan kadar garam cairan yg melewati mereka melalui
tubulus.
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), merupakan laju rata-rata penyaringan darah yg terjadi di
glomerulusLFG=Kf x tekanan filtrasi neto
Pria = 125 mL/mnt; wanita 115 mL/mnt
Gambar 3. Sel granular dan sel makula densa
Sel-sel makula densa dapat mendeteksi perubahan kadar garam
cairan yang melewati mereka melalui tubulus. Ketika LFG
meningkat,
LFG ↑ penyaluran garam ke tubulus distal ↑ sel
makula densa mengeluarkan ATP dan adenosine dua zat
tersebut mempengaruhi arteriol aferen arteriol aferen
berkonstriksi aliran darah glomerulus ↓ LFG kembali
normal.
Pada situasi berbeda, ketika lebih sedikit garam yang dihantarkan
ke tubulus distal karena penurunan spontan LFG,
LFG ↓ ATP dan adenosine sedikit dikeluarkan &
banyak mengeluarkan vasodilator nitrat oksida
vasodilatasi arteriol aferen aliran darah glomerulus ↑
LFG kembali normal
(2) Kontrol simpatis ekstrinsik
Diperantairai oleh sinyal sistem saraf simpatis ke arteriol aferen
(berjangka panjang). Sistem saraf simpatis tidak memiliki pengaruh
apapun pada ginjal.
Volume plasma ↓ tekanan darah ↓ dideteksi olh
baroreseptor (arkus aorta & sinus karotis) pusat kontrol
karvas di batang otak ↑ aktivitas simpatis ke jantung dan
pembuluh darah curah jantung ↑ & vasokonstriksi
pembuluh darah LFG kembali normal
Volume plasma ↑ tekanan darah ↑ dideteksi olh
baroreseptor batang otak ↓ aktivitas vasokonstriktor
simpatis ke arteriol vasodilatasi arteriol aferen LFG
kembali normal
b. Koefisien filtrasi
Komponen koefisien filtrasi ada dua yaitu luas permukaan glomerulus yg
tersedia untuk penetrasi dan seberapa permeable/bocor membran
glomerulus.
Komponen luas permukaan, diatur oleh Sel Mesangium. Sel
mesangium ini menyatukan kapiler filtrasi glomerulus. Sel-sel ini
mengandung elemen kontraktil yang dapat berkontraksi, dan
menyebabkan menutupi sebagian kapiler filtrasi, mengurangi luas
permukaan yang tersedia untuk filtrasi
Gambar 4. Sel Mesangium
Komponen permeable kapiler filtrasi glomerulus diatur oleh sel
podosit. Sel ini juga memiliki elemen kontraktil seperti sel
mesangial yg mana kontraksi dan relaksasinya masing-masing
dapat menurunkan atau meningkatkan jumlah celah filtrasi yang
terbuka dengan cara mengubah bentuk dan jarak prosesus kakinya.
Gambar 5. Kaki-kaki sel podosit pengaruhi permeabilitas kapiler filtrasi
Regulasi LFG
Faktor : Tekanan Filtrasi Neto (Tekanan
darah Kapiler Glomerulus)
autoregulasi
miogenik umpan-balik tubuloglomerulus
kontrol simpatis
Faktor : Koefisien Filtrasi
luas permukaan permeable kapiler filtrasi glomerulus
Aliran Darah Ginjal; Fraksi Filtrasi
Aliran Darah Ginjal
Pada Kf dan tekanan filtrasi neto rerata, 20% plasma yg masuk ke ginjal
diubah menjadi filtrar glomerulus hal ini berarti LFG rerata 125 mL/mnt
aliran plasma ginjal total harus rerata 625 mL/mnt.
(*625 mL/mnt merupakan total aliran plasma yg ke ginjal; 20% jadi
filtrat glomerulus = 125 ml/mnt; 80% ke arteriol aferen)
Karena 55% dari keseluruhan darah terdiri dari plasma aliran darah total
melalui ginjal rerata 1140 mL/mnt.
(*80% dari 1140 mL/mnt adalah 125 mL/mnt)
Jumlah 1140 mL/mnt ini adalah sekitar 22% curah jantung total yg besarnya 5
liter (5000 mL) per menit.
Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yg sedemikian besar karena
organ ini harus terus menerus melakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik
untuk pertahankan stabilitas lingkungan internal.
Fraksi Filtrasi fraksi plasma yang mengalir melalui ginjal yang terfiltrasi
ke dalam tubulus.
fraksi filtrasi=LFG (bersihan inulin plasma)
aliran plasma ginjal (bersihan PAH plasma)
Perlu diingat : hanya sekitar 20% plasma yg mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsula Bowman; sisanya 80%
mengalir melalui arteriol aferen ke dalam kapiler peritubulus. Bahan tertentu dari 80% plasma ini disekresi ke tubulus.
¿ 125 mL/mnt625 mL/mnt
=20 %
REABSORPSI TUBULUS
Setelah konstituen plasma kecuali protein di filtrasi oleh
kapiler glomerulus, akan terjadi proses reabsorpsi tubulus.
Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses pemindahan bahan dari
lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus (suatu pembuluh
darah). Reabsorpsi bersifat sangat selektif. Bahan-bahan yang
esensial di reabsorpsi bergantung pada kebutuhan tubuh. Jika
bahan yang esensial berlebihan misalnya elektrolit yang berlebihan
maka akan diekskresikan ke urin. Sebaliknya sebagian produk-
produk sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh maka akan menetap
di lumen tubulus untuk diekskresikan ke urin.
Aliran darah ginjal; ginjal perlu menerima proporsi darah 20%-25% untuk
melaksanankan fungsinya dalam menjaga stabilitas lingkungan internal tubuh.
Fraksi filtrasi fraksi plasma yg mengalir melalui ginjal yaitu sekitar 20%
Transpor transepitel
Untuk dapat direabsorbsi suatu bahan harus melewati 5
sawar terpisah (Gambar A.1)
a. Tahap 1 : Bahan harus meninggalkan cairan tubulus
dengan melewati membrane luminal sel tubulus
b. Tahap 2 : Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi
sel tubulus ke sisi lainnya
c. Tahap 3 : Bahan harus melewati membrane
basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan
intersisium
d. Tahap 4 : Bahan harus berdifusi melalui cairan
intersisium
e. Tahap 5 : Bahan harus menembus dinding kapiler
untuk masuk ke plasma darah
Keseluruhan rangkaian langkah diatas dikenal sebagai
transpor transepitel (“menembus epitel”).
Gambar A.1
Reabsorpsi pasif versus aktif
Ada dua jenis reabsorpsi tubulus yaitu reabsorpsi pasif dan
reabsorpsi aktif. Reabsorbsi pasif berarti semua tahap
dalam transport transepitel suatu bahan dari lumen ke
plasma bersifat pasif atau tidak membutuhkan energi.
Sedangkan reabsorbsi aktif berarti semua tahap dalam
transport transepitel bersifat aktif atau membutuhkan
energi karena pemindahan bahan melawan gradient
elektrokimianya. Bahan yang secara aktif di reabsorpsi
bersifat penting bagi tubuh misalnya glukosa, elektrolit
seperti Na+ dan lain-lain. Untuk lebih memahami
bagaimana reabsorpsi aktif dan pasif lihat (gambar A.2).
Gambar A.2
Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino
Glukosa dan asam amino secara normal direabsorpsi oleh mekanisme
dependen energi dan Na+ di TKP, sifatnya cepat, mutlak dan tidak satupun
terekskresi dalam urin. Perpindahan glukosa dan asam amino tidak
mengunakan energi secara langsung dalam pengangkutannya melainkan
oleh transpor aktif sekunder (Sherwood, 2011).
Semua bahan yang direabsorpsi secara aktif berikatan dengan
pembawa (sifatnya spesifik dan terbatas Ex: Asam amino – pembawa,
glukosa – pembawa) membran plasma yang memindahkannya menembus
membran melawan gradien konsentrasi. Pembawa kotranspor lumen ini
adalah cara yang digunakan Na+ untuk secara pasif menyeberangi
membran lumen TKP. “Tumpang gratis” dari reabsorpsi Na+ ini, akan
dilanjutkan dengan difusi pasif menembus membrn basolateral untuk
masuk ke plasma, dipermudak oleh pembawa yang tidak memerlukan
energi (Sherwood, 2011).
Maksimum tubulus; ambang ginjal
Laju reabsorpsi maksimal/Transpor maksimal/Maksimum tubulus/Tm
= Semua pembawa yang spesifik untuk suatu bahan ditempati atau dijenuhi
sehingga pembawa-pembawa tersebut tidak dapat menangani penumpang
tambahan pada saat itu (Sherwood, 2011).
X = Jumlah bahan yang dapat direabsorpsi oleh tubulus (≤Tm)
Y = Bahan yang tidak dapat direabsorpsi, sehingga lolos dalam urin
Tm = Transpor maksimum
X+Y ≥ Tm
Gambar 1: Proses reabsorpsi bahan-bahan pada tubulus ginjal (Saladdin, 2003)..
Pengecualian pada Natrium Na+ has no Tm
Aldosteron's action
Mendorong sintesis pembawa Na+ dan K+
yang lebih aktif di sel-sel tubulus distal dan koligentes sesuai
kebutuhan
Maksimum tubulus untuk glukosa
Konsentrasi glukosa plasma normal adalah 100 mg glukosa/ 100 ml
plasma. Dalam kerja glomerulus filtrasi bahan menuju glomerulus,
125 ml plasma yang terfiltrasi terdapat 125 mg glukosa akan melewati
kapsu bowman setiap menit (Sherwood, 2011).
.Jumlah filtrasi suatu bahan=Konsentrasi plasma bahan× LFGbahan
Misal glukosa :
.Jumlah filtrasi glukosa=100 mg /100 ml×125 ml /menit
.Jumlah filtrasi glukosa=125 mg /menit
Pada LFG yang tetap, jumlah filtrasi suatu bahan akan berbanding lurus
dengan konsentrasi plasma bahan.
a. Maksimum tubulus untuk glukosa
Tm glukosa normal = ±375 mg/menit (Sherwood, 2011).
Untuk :
.Jumlah filtrasi glukosa=100 mg /100 ml×125 ml /menit
.Jumlah filtrasi glukosa=125 mg /menit masih jauh dari nilai Tm,
jadi glukosa masih tereabsorpsi total.
Ketika >> glukosa terfiltrasi melebihi reabsorpsi maksimum (Tm),
kelebihannya akan dibuang dalam urin (glycosuria).
Misal :
Jumlah filtrasi glukosa=300 mg /100 ml×125 ml /menit
.Jumlah filtrasi glukosa=375 mg /menit Glukosa mulai muncul
dalam urin
b. Ambang ginjal untuk glukosa
Ambang ginjal adalah konsentrasi plasma dimana Tm suatu bahan
tercapai dan bahan mulai muncul pada urin (Sherwood, 2011).
Ideal:
Jumlah filtrasi glukosa=400 mg /100 ml× 125 ml/menit
.Jumlah filtrasi glukosa=500 mg /menit Glukosa mulai muncul
dalam urin
Faktanya:
≥180 mg/100 ml glukosa glukosa sudah sering muncul pada urin
karena dua hal (Sherwood, 2011):
1) Tidak semua nefron punya Tm yang sama
2) Efisiensi pembawa kotranspor glukosa mungkin tidak bekerja
pada kapasitas maksimalnya. Pada nilai yang tinggi tetap
kurang dari nilai Tm sebenarnya, glukosa yang terfiltrasi
mengalami gagal reabsorpsi, sehingga kadarnya ada dalam
urin.
Klinis :
Diabetes Melitus
konsentrasi glukosa plasma melebihi ambang ginjal
penyakit endoktrin akibat kekurangan insulin
c. Ginjal tidak dapat mengatur glukosa
Ginjal tidak dapat mengatur konsentrasi glukosa plasma dalam
kisaran nilai yang lebar dan sangat rendah karena Tm untuk glukosa
jauh dari normal (Tm=±375mg/menit sedangkan normalnya
125mg/menit), ginjal mempertahankan glukosa untuk tidak tereksresi
(Sherwood, 2011).
Konsentrasi normal glukosa dan plasma organik (asam amino,
vitamin larut air, dll) dipengaruhi oleh sistem endokrin dan hati beri
instruksi ke ginjal untuk melaksanakan mekanisme-mekanisme lain
(misal glukoneogenesis, dengan deaminasi asam amino, eksresi
kelompok amino menjadi amonia (NH2), dan sintesis glukosa dari
cadangan molekul) (Saladdin, 2003).
Regulasi Fosfat dan Calsium
Ginjal memiliki nilai ambang ion-ion inorganic -termasuk fosfat dan kalsium-
yang sama dengan kadar plasmanya. Ketika bahan filtrate fosfat melebihi ambang,
maka fosfat akan diekskresikan kedalam urin. Reabsorpsi fosfat banyak terjadi di
tubulus proksimal. Mekanisme pemindahannya adalah dengan jalur transelular,yaitu
dengan menggunakan kotransport natrium-fosfat.
Gambar 1: Reabsorpsi pasif Cl-, K+, Ca2+, Mg2+ dan urea
Tabel 1: Konsentrasi bahan yang terdapat pada urin (Saladdin, 2003).
Regulasi fosfat (PO43-) dan kalsium (Ca2+) dalam pengaruh hormone paratiroid pada
ansa henle ascendens dan tubulus distal, dengan cara(Sherwood, 2011):
a. Mengubah ambang ginjal untuk PO43- dan Ca2+.
↑reabsorpsi Ca2+ pada saat kekurangan Ca2+ dalam darah
↓ reabsorpsi PO43- pada tubulus proksimal
b. Menyesuaikan jumlah elektrolit yang ditahan tergantung kebutuhan
Reabsorbsi Cl-, H2O, dan urea
Reabsorpsi Cl-, H2O dan urea didalam ginjal berlangsung secara
pasif. Proses reabsorpsi pasif tersebut sangat bergantung dengan
reabsorpsi aktif dari Na+.berikut mekanisme reabsorpsi masing-
masing zat tersebut:
a. Reabsorpsi Klorida
Klorida dan Natrium merupakan anion dan kation (ion negatif
dan positif) yang jumlahnya dominan terdapat di CES.
Reabsorpsi klorida sangan bergantung pada transport aktif
natrium.
Hal tersebut dapat terjadi karena mekanisme sebagai
berikut :
-Natrium yang berpindah dari sel tubulus menuju
kapiler peritubular akan mengakibatkan lingkungan
dalam kapiler peritubular menjadi lebih positif. Keadaan
tersebut mengakibatkan klorida yang bersifat negatif
yang berada didalam lumen tubulus ginjal akan
cenderung berpindah melalui celah-celah antar sel
tubulus menuju kapiler peritubular menuruni gradien
listriknya.-
b. Reabsorpsi Air
Reabsorpsi air terjadi disepanjang tubulus-tubulus
ginjal, dengan presentase yang berbeda pada tiap bagiannya.
Tempat Reabsoprsi Presentase Air
Akhir tubulus Proksimal 65%
Ansa Henle 15%
Tubulus distal dan koligens 20%
Perbedaan jumlah presentasi air yang diserap pada
masing-masing tubulus diakibatkan karena perbedaan
permeabilitasnya terhadap air. Tubulus proksimal memiliki
sifat yang sangat permeabel terhadap air dibandingkan ansa
henle dan tubulus distal, sehingga padap tubulus proksimal,
terjadi reabsorpsi air scr besar-besaran. tubulus distal bersifat
sangat kurang permeabel. Kontrol hormon ADH sangat
berperan dalam peningkatan permebilitas membran tubulus
distal, sehingga keberadaan hormon ADH sangat
berpengaruh terhadap penyearpan air pada tubulus distal dan
koligens (Guyton, 2011).
Mekanisme reabsorpsi H2O :
perpindahan Aktif Na ke ruang lateral kondisi ruang
lateral hipertonis Picu H2O melakukakn osmosis H2O
berpindah ke ruang lateral dengan menembus sel tubular
atau melalui celah antar sel tubular akumulasi H2O di
ruang lateral peningkatan tekanan hidorstaktik
cairan dorong H2O masuk ke kapiler peritubular