rangkuman fisiologi blok nu

67
Rangkuman Fisiologi Blok NU ASISTEN FISIOLOGI 2013 Dzaki Luqmanul Hakim - Aditya Pratama - Rahardita Alidris - Denni Marvianto - Desti Niswatun Khamdan -Irbath Hamdanie - Tiara Dwivantari - Dessy Dwi Zahrina - Nania Tiona Deborah Novitauli Tampubolon

Upload: isri-nur-fazriyah

Post on 06-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Rangkuman Fisiologi

Blok NU

ASISTEN FISIOLOGI 2013

Dzaki Luqmanul Hakim - Aditya Pratama - Rahardita

Alidris - Denni Marvianto - Desti Niswatun Khamdan -

Irbath Hamdanie - Tiara Dwivantari - Dessy Dwi Zahrina -

Nania Tiona Deborah Novitauli Tampubolon

Page 2: Rangkuman Fisiologi Blok NU

2015

OUTLINE

Pendahuluan

Fungsi Ginjal

Gambaran Anatomi

Proses-proses dasar di ginjal

Filtrasi Glomerulus

Sifat membran glomerulus

Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerulus

Besar dan regulasi LFG

Aliran darah ginjal; fraksi filtrasi

Reabsorpsi Tubulus

1. Transpor transepitel

2. Reabsorpsi aktif vs pasif

3. Proses dan kontrol reabsorpsi aktif Na+

4. Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino

5. Maksimum tubulus; ambang ginjal

6. Regulasi reabsorpsi PO43- & Ca2+

7. Reabsorpsi pasif Cl-, H2O, dan Urea

Sekresi Tubulus

Sekresi ion Hidrogen

Sekresi ion Kalsium

Sekresi ion organik

Ekskresi urin dan bersihan plasma

Laju ekskresi urin

Bersihan plasma

Ekskresi urin dengan konsesntrasi bervariasi; sistem countercurrent medula

Page 3: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Reabsorpsi H2O yang dikontrol oleh vasopresin

Gagal ginjal

Berkemih

PENDAHULUAN

1. Fungsi Ginjal :

a. Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh.

b. Mempertahankan osmolaritas cairan di tubuh.

c. Mengatur jumlah dan konsentrasi ion CES ( Na+, Cl-, K+, Ca2+, H+,

HCO3-, PO43-, SO4 2-, Mg2+)

d. Mempertahankan volume plasma yang tepat → Pengaturan jangka

panjang tekanan darah arteri.

e. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh →

Penyesuaian pengeluaran H+ & HCO3- di urin.

f. Mengeluarkan produk akhir sisa metabolisme tubuh, misal : urea,

asam urat, dan kreatinin

g. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misal : obat, aditif makanan,

pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang masuk tubuh.

h. Menghasilkan eritropoietin → untuk rangsang produksi eritrosit.

i. Menghasilkan renin

j. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

Page 4: Rangkuman Fisiologi Blok NU

2. Gambaran Anatomi

Page 5: Rangkuman Fisiologi Blok NU
Page 6: Rangkuman Fisiologi Blok NU

3. Urin dibentuk di ginjal. Urin yang terbentuk akan dialirkan ke pelvis ginjal →

ureter → kandung kemih → uretra

Uretra ♀ = pendek, lurus, untuk mengeluarkan urin

Uretra ♂ = lebih panjang, berjalan melewati prostat dan penis, untuk

mengeluarkan urin dan sebagai saluran dari organ-organ reproduksi.

4. Ginjal terdiri dari ± 1 juta nefron.

Nefron → unit fungsional, artinya unit terkecil yang mampu membentuk urin.

5. Komponen Nefron

a. Komponen Vaskular

Page 7: Rangkuman Fisiologi Blok NU

b. Komponen Tubular

Page 8: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Aliran darah pada vaskular di nefron

Arteri Renalis → arteriol aferen → kapiler glomerulus → arteriol

eferen → kapiler peritubulus → venula → Vena Renalis

Aliran filtrat pada tubulus di nefron

Cairan dari kapiler glomerulus dikumpulkan di Kapsula Bowman →

Tubulus Proksimal → Ansa Henle → Tubulus distal → Duktus

koligentes

6. 3 Proses dasar di ginjal

a. Filtrasi Glomerulus

Plasma bebas protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam

Kapsul Bowman sewaktu darah mengalir melalui glomerulus.

Normalnya, 20% plasma yang masuk glomerulus tersaring.

b. Reabsorpsi Tubulus

Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang

bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus.

Page 9: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Dari 180 L plasma yang disaring per hari, sekitar 178,5 L direabsorpsi,

sisa 1,5 L di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan

sebagai urin.

c. Sekresi Tubulus

Pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam

lumen tubulus.

Page 10: Rangkuman Fisiologi Blok NU

FILTRASI GLOMERULUS

Sifat Membran Glomerulus

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman harus melewati

tiga lapisan berikut dan membentuk membran glomerulus. Membran glomerulus

terdiri atas :

a. Dinding kapiler glomerulus. Terdiri atas 1 lapis sel endotel. Di dinding

kapiler glomerulus ini selain adanya pori-pori, ternyata terdapat lubang

atau fenestrasi yang besar.

b. Membran basal. Adalah suatu lapisan gelatinosa aselular (tidak

mengandung sel) yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein. Kolagen

berfungsi untuk kekuatan structural, sedangkan glikoprotein untuk

menghambat protein-protein supaya tidak bisa menembus melaluinya.

c. Lapisan dalam kapsula Bowman. Terdiri atas sel podosit (sel yg

mempunyai kaki banyak seperti gurita) yang mengelilingi glomerulus.

Nah celah diantara kaki kaki sel podosit ini merupakan celah filtrasi atau

filtration slit yang mana merupakan lajur dari cairan supaya bisa

melewatinya.

Gambar 1. Membran Glomerulus

Page 11: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Gambar 2. Sel Podosit dan Celah Filtrasi (Filtration Slit)

Gaya-Gaya Yang Berperan Dalam Filtrasi Glomerulus

Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat gaya yang mendorong

sebagian plasma di glomerulus menembus lubang-lubang di membran

glomerulus. Gaya yang dimaksud adalah :

a. Tekanan darah kapiler glomerulus/ tekanan hidrostatik kapiler

glomerulus

Tekanan ini ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus.

Bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi yang timbul akibat

arteriol aferen & eferen.

Besar tekanan = 55 mmHg

Jadi rute yang harus dilalui bahan terfiltrasi supaya melewati glomerulus – pertama melalui pori kapiler, terus melewati

membran basal aselular, abis itu celah filtrasi.

Page 12: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Note : tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, tapi dua

gaya berikut (tekanan osmotik koloid plasma & tekanan hidrostatik

kapsula Bowman) melawan filtrasi.

b. Tekanan osmotik koloid plasma

Timbul akibat osmosis yang terjadi dimana H2O pindah dari suatu

tempat yang banyak H2O nya ke tempat yg sedikit H2O nya. Kalau di

sini, tempat yg banyak H2O adalah kapsula Bowman (H2O dari kapiler

glomerulus) dan tempat yg sedikit H2O adalah kapiler glomerulus (H2O

udah pindah ke kapsula Bowman). H2O tersebut cenderung pindah dari

kapsula Bowman ke kapiler glomerulus.

Nah kecenderungan aliran osmotik air ke dalam larutan protein plasma

tersebut memiliki nilai sebesar = 35 mmHg

c. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman

Timbulnya tekanan ini sama seperti tekanan hidrostatik kapiler

glomerulus, tapi ini terjadi di awal tubulus bukan di glomerulus. Yg mana

cenderung untuk mendorong cairan keluar dari kapsula Bowman melawan

filtrasi cairan dari glomerulus.

Besar tekanan = 15 mmHg

Page 13: Rangkuman Fisiologi Blok NU

*gaya yg melawan filtrasi.

Besar dan Regulasi LFG

LFG singkatan dari Laju Filtrasi Glomerulus, merupakan laju rata-rata

penyaringan darah yang terjadi di glomerulus.

LFG=Kf x tekanan filtrasi neto

Kf (Koefisien Filtrasi) merupakan sifat membran glomerulus (berupa

seberapa luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi &

seberapa permeable/bocor nya membran tersebut)

Tekanan Filtrasi Neto didapat dari

tek .darah kapiler glomerulus−( tek . osmotik koloid plasma+tek . hidrostatik kapsula Bowman)

= 55 mmHg – ( 30 mmHg + 15 mmHg)

= 10 mmHg

Umumnya LFG pada pria 125 mL/mnt, sedangkan wanita 115 mL/mnt.

Gay

a yg

ber

pera

n

Tekanan darah kapiler glomerulus (55 mmHg)

Tekanan osmotik koloid plasma* (35 mmHg)

Tekanan hidrostatik kapsula Bowman* (15

mmHg)

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), merupakan laju rata-rata penyaringan darah yg terjadi di

glomerulusLFG=Kf x tekanan filtrasi neto

Pria = 125 mL/mnt; wanita 115 mL/mnt

Page 14: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Regulasi pada LFG

Bila dilihat dari rumus nya, LFG dipengaruhi oleh (1) tekanan filtrasi neto dan

(2) koefisien filtrasi

a. Tekanan filtrasi neto

Terdapat dua mekanisme untuk mengatur LFG ini dengan cara mengatur

jari-jari arteriol aferen yang mana mempengaruhi resistensi arteriol aferen,

yaitu (1) autoregulasi; dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik.

(1) Autoregulasi. Suatu mekanisme pengaturan intrinsik yang dilakukan

oleh ginjal sendiri. Pengaturan tersebut dilakukan untuk

mempertahankan aliran darah ke dalam kapiler glomerulus (stabilitas

tekanan darah kepiler glomerulus dan LFG) meskipun adanya

perubahan tekanan darah arteri.

Ada dua mekanisme yang berperan di autoregulasi

Mekanisme miogenik. Mekanisme ini berasal dari otot polos

arteriol aferen. Bila arteriol ini teregang (yg menyertai peningkatan

tekanan di pembuluh tersebut dan peningkatan aliran darah ke

glomerulus) maka secara otomatis akan berkontriksi dengan

sendirinya. Respon ini membantu membatasi aliran darah ke

glomerulus tetap normal.

Mekanisme umpan-balik tubuloglomerulus melibatkan

apparatus jukstaglomerulus. Sel tubulus khusus di regio ini

berubah menjadi sel makula densa. Sel makula densa mendeteksi

perubahan kadar garam cairan yg melewati mereka melalui

tubulus.

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), merupakan laju rata-rata penyaringan darah yg terjadi di

glomerulusLFG=Kf x tekanan filtrasi neto

Pria = 125 mL/mnt; wanita 115 mL/mnt

Page 15: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Gambar 3. Sel granular dan sel makula densa

Sel-sel makula densa dapat mendeteksi perubahan kadar garam

cairan yang melewati mereka melalui tubulus. Ketika LFG

meningkat,

LFG ↑ penyaluran garam ke tubulus distal ↑ sel

makula densa mengeluarkan ATP dan adenosine dua zat

tersebut mempengaruhi arteriol aferen arteriol aferen

berkonstriksi aliran darah glomerulus ↓ LFG kembali

normal.

Pada situasi berbeda, ketika lebih sedikit garam yang dihantarkan

ke tubulus distal karena penurunan spontan LFG,

LFG ↓ ATP dan adenosine sedikit dikeluarkan &

banyak mengeluarkan vasodilator nitrat oksida

vasodilatasi arteriol aferen aliran darah glomerulus ↑

LFG kembali normal

(2) Kontrol simpatis ekstrinsik

Diperantairai oleh sinyal sistem saraf simpatis ke arteriol aferen

(berjangka panjang). Sistem saraf simpatis tidak memiliki pengaruh

apapun pada ginjal.

Volume plasma ↓ tekanan darah ↓ dideteksi olh

baroreseptor (arkus aorta & sinus karotis) pusat kontrol

karvas di batang otak ↑ aktivitas simpatis ke jantung dan

Page 16: Rangkuman Fisiologi Blok NU

pembuluh darah curah jantung ↑ & vasokonstriksi

pembuluh darah LFG kembali normal

Volume plasma ↑ tekanan darah ↑ dideteksi olh

baroreseptor batang otak ↓ aktivitas vasokonstriktor

simpatis ke arteriol vasodilatasi arteriol aferen LFG

kembali normal

b. Koefisien filtrasi

Komponen koefisien filtrasi ada dua yaitu luas permukaan glomerulus yg

tersedia untuk penetrasi dan seberapa permeable/bocor membran

glomerulus.

Komponen luas permukaan, diatur oleh Sel Mesangium. Sel

mesangium ini menyatukan kapiler filtrasi glomerulus. Sel-sel ini

mengandung elemen kontraktil yang dapat berkontraksi, dan

menyebabkan menutupi sebagian kapiler filtrasi, mengurangi luas

permukaan yang tersedia untuk filtrasi

Gambar 4. Sel Mesangium

Page 17: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Komponen permeable kapiler filtrasi glomerulus diatur oleh sel

podosit. Sel ini juga memiliki elemen kontraktil seperti sel

mesangial yg mana kontraksi dan relaksasinya masing-masing

dapat menurunkan atau meningkatkan jumlah celah filtrasi yang

terbuka dengan cara mengubah bentuk dan jarak prosesus kakinya.

Gambar 5. Kaki-kaki sel podosit pengaruhi permeabilitas kapiler filtrasi

Regulasi LFG

Faktor : Tekanan Filtrasi Neto (Tekanan

darah Kapiler Glomerulus)

autoregulasi

miogenik umpan-balik tubuloglomerulus

kontrol simpatis

Faktor : Koefisien Filtrasi

luas permukaan permeable kapiler filtrasi glomerulus

Page 18: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Aliran Darah Ginjal; Fraksi Filtrasi

Aliran Darah Ginjal

Pada Kf dan tekanan filtrasi neto rerata, 20% plasma yg masuk ke ginjal

diubah menjadi filtrar glomerulus hal ini berarti LFG rerata 125 mL/mnt

aliran plasma ginjal total harus rerata 625 mL/mnt.

(*625 mL/mnt merupakan total aliran plasma yg ke ginjal; 20% jadi

filtrat glomerulus = 125 ml/mnt; 80% ke arteriol aferen)

Karena 55% dari keseluruhan darah terdiri dari plasma aliran darah total

melalui ginjal rerata 1140 mL/mnt.

(*80% dari 1140 mL/mnt adalah 125 mL/mnt)

Jumlah 1140 mL/mnt ini adalah sekitar 22% curah jantung total yg besarnya 5

liter (5000 mL) per menit.

Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yg sedemikian besar karena

organ ini harus terus menerus melakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik

untuk pertahankan stabilitas lingkungan internal.

Fraksi Filtrasi fraksi plasma yang mengalir melalui ginjal yang terfiltrasi

ke dalam tubulus.

fraksi filtrasi=LFG (bersihan inulin plasma)

aliran plasma ginjal (bersihan PAH plasma)

Perlu diingat : hanya sekitar 20% plasma yg mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsula Bowman; sisanya 80%

mengalir melalui arteriol aferen ke dalam kapiler peritubulus. Bahan tertentu dari 80% plasma ini disekresi ke tubulus.

Page 19: Rangkuman Fisiologi Blok NU

¿ 125 mL/mnt625 mL/mnt

=20 %

REABSORPSI TUBULUS

Setelah konstituen plasma kecuali protein di filtrasi oleh

kapiler glomerulus, akan terjadi proses reabsorpsi tubulus.

Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses pemindahan bahan dari

lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus (suatu pembuluh

darah). Reabsorpsi bersifat sangat selektif. Bahan-bahan yang

esensial di reabsorpsi bergantung pada kebutuhan tubuh. Jika

bahan yang esensial berlebihan misalnya elektrolit yang berlebihan

maka akan diekskresikan ke urin. Sebaliknya sebagian produk-

produk sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh maka akan menetap

di lumen tubulus untuk diekskresikan ke urin.

Aliran darah ginjal; ginjal perlu menerima proporsi darah 20%-25% untuk

melaksanankan fungsinya dalam menjaga stabilitas lingkungan internal tubuh.

Fraksi filtrasi fraksi plasma yg mengalir melalui ginjal yaitu sekitar 20%

Page 20: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Transpor transepitel

Untuk dapat direabsorbsi suatu bahan harus melewati 5

sawar terpisah (Gambar A.1)

a. Tahap 1 : Bahan harus meninggalkan cairan tubulus

dengan melewati membrane luminal sel tubulus

b. Tahap 2 : Bahan harus melewati sitosol dari satu sisi

sel tubulus ke sisi lainnya

c. Tahap 3 : Bahan harus melewati membrane

basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan

intersisium

d. Tahap 4 : Bahan harus berdifusi melalui cairan

intersisium

e. Tahap 5 : Bahan harus menembus dinding kapiler

untuk masuk ke plasma darah

Keseluruhan rangkaian langkah diatas dikenal sebagai

transpor transepitel (“menembus epitel”).

Page 21: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Gambar A.1

Reabsorpsi pasif versus aktif

Ada dua jenis reabsorpsi tubulus yaitu reabsorpsi pasif dan

reabsorpsi aktif. Reabsorbsi pasif berarti semua tahap

dalam transport transepitel suatu bahan dari lumen ke

plasma bersifat pasif atau tidak membutuhkan energi.

Sedangkan reabsorbsi aktif berarti semua tahap dalam

transport transepitel bersifat aktif atau membutuhkan

energi karena pemindahan bahan melawan gradient

elektrokimianya. Bahan yang secara aktif di reabsorpsi

bersifat penting bagi tubuh misalnya glukosa, elektrolit

seperti Na+ dan lain-lain. Untuk lebih memahami

bagaimana reabsorpsi aktif dan pasif lihat (gambar A.2).

Gambar A.2

Reabsorpsi aktif sekunder glukosa dan asam amino

Page 22: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Glukosa dan asam amino secara normal direabsorpsi oleh mekanisme

dependen energi dan Na+ di TKP, sifatnya cepat, mutlak dan tidak satupun

terekskresi dalam urin. Perpindahan glukosa dan asam amino tidak

mengunakan energi secara langsung dalam pengangkutannya melainkan

oleh transpor aktif sekunder (Sherwood, 2011).

Semua bahan yang direabsorpsi secara aktif berikatan dengan

pembawa (sifatnya spesifik dan terbatas Ex: Asam amino – pembawa,

glukosa – pembawa) membran plasma yang memindahkannya menembus

membran melawan gradien konsentrasi. Pembawa kotranspor lumen ini

adalah cara yang digunakan Na+ untuk secara pasif menyeberangi

membran lumen TKP. “Tumpang gratis” dari reabsorpsi Na+ ini, akan

dilanjutkan dengan difusi pasif menembus membrn basolateral untuk

masuk ke plasma, dipermudak oleh pembawa yang tidak memerlukan

energi (Sherwood, 2011).

Maksimum tubulus; ambang ginjal

Laju reabsorpsi maksimal/Transpor maksimal/Maksimum tubulus/Tm

= Semua pembawa yang spesifik untuk suatu bahan ditempati atau dijenuhi

sehingga pembawa-pembawa tersebut tidak dapat menangani penumpang

tambahan pada saat itu (Sherwood, 2011).

X = Jumlah bahan yang dapat direabsorpsi oleh tubulus (≤Tm)

Y = Bahan yang tidak dapat direabsorpsi, sehingga lolos dalam urin

Tm = Transpor maksimum

X+Y ≥ Tm

Page 23: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Gambar 1: Proses reabsorpsi bahan-bahan pada tubulus ginjal (Saladdin, 2003)..

Pengecualian pada Natrium Na+ has no Tm

Aldosteron's action

Mendorong sintesis pembawa Na+ dan K+

yang lebih aktif di sel-sel tubulus distal dan koligentes sesuai

kebutuhan

Page 24: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Maksimum tubulus untuk glukosa

Konsentrasi glukosa plasma normal adalah 100 mg glukosa/ 100 ml

plasma. Dalam kerja glomerulus filtrasi bahan menuju glomerulus,

125 ml plasma yang terfiltrasi terdapat 125 mg glukosa akan melewati

kapsu bowman setiap menit (Sherwood, 2011).

.Jumlah filtrasi suatu bahan=Konsentrasi plasma bahan× LFGbahan

Misal glukosa :

.Jumlah filtrasi glukosa=100 mg /100 ml×125 ml /menit

.Jumlah filtrasi glukosa=125 mg /menit

Pada LFG yang tetap, jumlah filtrasi suatu bahan akan berbanding lurus

dengan konsentrasi plasma bahan.

a. Maksimum tubulus untuk glukosa

Tm glukosa normal = ±375 mg/menit (Sherwood, 2011).

Untuk :

.Jumlah filtrasi glukosa=100 mg /100 ml×125 ml /menit

.Jumlah filtrasi glukosa=125 mg /menit masih jauh dari nilai Tm,

jadi glukosa masih tereabsorpsi total.

Page 25: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Ketika >> glukosa terfiltrasi melebihi reabsorpsi maksimum (Tm),

kelebihannya akan dibuang dalam urin (glycosuria).

Misal :

Jumlah filtrasi glukosa=300 mg /100 ml×125 ml /menit

.Jumlah filtrasi glukosa=375 mg /menit Glukosa mulai muncul

dalam urin

b. Ambang ginjal untuk glukosa

Ambang ginjal adalah konsentrasi plasma dimana Tm suatu bahan

tercapai dan bahan mulai muncul pada urin (Sherwood, 2011).

Ideal:

Jumlah filtrasi glukosa=400 mg /100 ml× 125 ml/menit

.Jumlah filtrasi glukosa=500 mg /menit Glukosa mulai muncul

dalam urin

Faktanya:

≥180 mg/100 ml glukosa glukosa sudah sering muncul pada urin

karena dua hal (Sherwood, 2011):

1) Tidak semua nefron punya Tm yang sama

2) Efisiensi pembawa kotranspor glukosa mungkin tidak bekerja

pada kapasitas maksimalnya. Pada nilai yang tinggi tetap

kurang dari nilai Tm sebenarnya, glukosa yang terfiltrasi

mengalami gagal reabsorpsi, sehingga kadarnya ada dalam

urin.

Klinis :

Diabetes Melitus

konsentrasi glukosa plasma melebihi ambang ginjal

penyakit endoktrin akibat kekurangan insulin

Page 26: Rangkuman Fisiologi Blok NU

c. Ginjal tidak dapat mengatur glukosa

Ginjal tidak dapat mengatur konsentrasi glukosa plasma dalam

kisaran nilai yang lebar dan sangat rendah karena Tm untuk glukosa

jauh dari normal (Tm=±375mg/menit sedangkan normalnya

125mg/menit), ginjal mempertahankan glukosa untuk tidak tereksresi

(Sherwood, 2011).

Konsentrasi normal glukosa dan plasma organik (asam amino,

vitamin larut air, dll) dipengaruhi oleh sistem endokrin dan hati beri

instruksi ke ginjal untuk melaksanakan mekanisme-mekanisme lain

(misal glukoneogenesis, dengan deaminasi asam amino, eksresi

kelompok amino menjadi amonia (NH2), dan sintesis glukosa dari

cadangan molekul) (Saladdin, 2003).

Regulasi Fosfat dan Calsium

Ginjal memiliki nilai ambang ion-ion inorganic -termasuk fosfat dan kalsium-

yang sama dengan kadar plasmanya. Ketika bahan filtrate fosfat melebihi ambang,

maka fosfat akan diekskresikan kedalam urin. Reabsorpsi fosfat banyak terjadi di

tubulus proksimal. Mekanisme pemindahannya adalah dengan jalur transelular,yaitu

dengan menggunakan kotransport natrium-fosfat.

Page 27: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Gambar 1: Reabsorpsi pasif Cl-, K+, Ca2+, Mg2+ dan urea

Tabel 1: Konsentrasi bahan yang terdapat pada urin (Saladdin, 2003).

Page 28: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Regulasi fosfat (PO43-) dan kalsium (Ca2+) dalam pengaruh hormone paratiroid pada

ansa henle ascendens dan tubulus distal, dengan cara(Sherwood, 2011):

a. Mengubah ambang ginjal untuk PO43- dan Ca2+.

↑reabsorpsi Ca2+ pada saat kekurangan Ca2+ dalam darah

↓ reabsorpsi PO43- pada tubulus proksimal

b. Menyesuaikan jumlah elektrolit yang ditahan tergantung kebutuhan

Page 29: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Reabsorbsi Cl-, H2O, dan urea

Reabsorpsi Cl-, H2O dan urea didalam ginjal berlangsung secara

pasif. Proses reabsorpsi pasif tersebut sangat bergantung dengan

reabsorpsi aktif dari Na+.berikut mekanisme reabsorpsi masing-

masing zat tersebut:

a. Reabsorpsi Klorida

Klorida dan Natrium merupakan anion dan kation (ion negatif

dan positif) yang jumlahnya dominan terdapat di CES.

Reabsorpsi klorida sangan bergantung pada transport aktif

natrium.

Hal tersebut dapat terjadi karena mekanisme sebagai

berikut :

-Natrium yang berpindah dari sel tubulus menuju

kapiler peritubular akan mengakibatkan lingkungan

dalam kapiler peritubular menjadi lebih positif. Keadaan

tersebut mengakibatkan klorida yang bersifat negatif

yang berada didalam lumen tubulus ginjal akan

cenderung berpindah melalui celah-celah antar sel

tubulus menuju kapiler peritubular menuruni gradien

listriknya.-

b. Reabsorpsi Air

Reabsorpsi air terjadi disepanjang tubulus-tubulus

ginjal, dengan presentase yang berbeda pada tiap bagiannya.

Tempat Reabsoprsi Presentase Air

Akhir tubulus Proksimal 65%

Ansa Henle 15%

Tubulus distal dan koligens 20%

Page 30: Rangkuman Fisiologi Blok NU

Perbedaan jumlah presentasi air yang diserap pada

masing-masing tubulus diakibatkan karena perbedaan

permeabilitasnya terhadap air. Tubulus proksimal memiliki

sifat yang sangat permeabel terhadap air dibandingkan ansa

henle dan tubulus distal, sehingga padap tubulus proksimal,

terjadi reabsorpsi air scr besar-besaran. tubulus distal bersifat

sangat kurang permeabel. Kontrol hormon ADH sangat

berperan dalam peningkatan permebilitas membran tubulus

distal, sehingga keberadaan hormon ADH sangat

berpengaruh terhadap penyearpan air pada tubulus distal dan

koligens (Guyton, 2011).

Mekanisme reabsorpsi H2O :

perpindahan Aktif Na ke ruang lateral kondisi ruang

lateral hipertonis Picu H2O melakukakn osmosis H2O

berpindah ke ruang lateral dengan menembus sel tubular

atau melalui celah antar sel tubular akumulasi H2O di

ruang lateral peningkatan tekanan hidorstaktik

cairan dorong H2O masuk ke kapiler peritubular