refarat muflih
TRANSCRIPT
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 1/13
BAB I
PENDAHULUAN
Opioid adalah kelompok obat yang sering dipergunakan pada penanganan
pasien dengan nyeri yang berat. Berawal dari tumbuhan Papaver somniferum atau
opium yang diekstrak dan digunakan secara luas pada peradaban kuno Persia, Mesir
dan Mesopotamia. Kata opium sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti jus.
Telah dicatat bahwa penggunaan opium yang pertama kali adalah pada salah satu teks
kuno bangsa Sumeria pada tahun !!! SM. ",#,$,
Opium digunakan dengan dihirup atau dengan cara disuntikkan pada kulit
yang akan memberikan e%ek analgesia, selain itu juga akan menyebabkan depresi
perna%asan dan kematian sesuai dengan derajat absorbsi yang diberikan. Opium
merupakan campuran bahan kimia yang mengandung gula, protein, lemak, air, lilin
nabati alami, lateks, dan beberapa alkaloid. &dapun alkaloid yang terkandung antara
lain mor%in '"!()"*(+, kodein '"()$(+, noskapin '()(+, papa-erin '"()$(+,
dan thebain '"()#(+. Beberapa dari alkaloid)alkaloid tersebut banyak digunakan
untuk pengobatan diantaranya untuk nyeri 'mor%in dan kodein+, untuk batuk 'kodein
dan noskapin+ dan untuk mengobati spasme -isceral 'papa-erin+. Mor%in berhasil
diisolasi oleh Seturner pada tahun "!$, kemudian dilanjutkan dengan kodein tahun
"$# lalu papa-erin tahun ". ",,*,/
0stilah opioid digunakan untuk semua obat baik alami maupun sintetik yang
dapat menduduki reseptor opioid di tubuh manusia. 0stilah opiat digunakan untuk
semua obat yang diekstrak dari tumbuhan opium yang menempati dan bekerja pada
reseptor opioid.
,*
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 2/13
Opiat atau yang dikenal sebagai narkotik adalah bahan yang digunakan untuk
menidurkan atau melegakan rasa sakit, tetapi mempunyai potensi yang tinggi untuk
menyebabkan ketagihan. Sebagian dari opiate, seperti candu, mor%in, heroin dan
kodein diperoleh dari getah buah popi yang terdapat atau berasal dari negara)negara
Timur Tengah dan &sia.,*
Obat)obat opioid yang biasanya digunakan dalam anastesi antara lain adalah
mor%in, petidin dan %entanil. &nalgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki si%at)si%at seperti opium maupun mor%in. Meskipun mempelihatkan berbagai
e%ek %armakologik yang lain, golongan obat ini digunakan terutama untuk meredakan
atau menghilangkan rasa nyeri.", #, $
Pengaruh dari berbagai obat golongan opioid sering dibandingkan dengan
mor%in, dan tidak semua obat golongan opioid yang dipasarkan di 0ndonesia. &kan
tetapi dengan sediaan yang sudah ada kiranya penangganan nyeri yang membutuhkan
obat opioid dapat dilakukan. Terbatasnya peredaran obat tersebut tidak terlepas pada
kekhawatiran terjadinya penyalahgunaan obat., *
1ahulu digunakan istilah analgesik narkotik untuk analgesik kuat yang mirip
mor%in. 0stilah ini berasal dari kata yunani yang berarti stupor. 0stilah narkotik ini
telah lama ditinggalkan jauh sebelum ditemukannya ligand yang mirip opioid
endogen dan reseptor untuk 2at ini. 1engan ditemukannya obat yang bersi%at
campuran agonis dan antagonis opioid yang tidak meniadakan ketergantungan %isik
akibat mor%in maka penggunaan istilah analgesik narkotik untuk pengertian
%armakologik tidak sesuai lagi.$
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 3/13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Opioid adalah semua 2at baik sintetik atau natural yang dapat berikatan
dengan reseptor opioid. Opioid disebut juga sebagai analgesia narkotik yang sering
digunakan dalam anastesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri
paska pembedahan.#, $
2. KLASIFIKASI OPIOID
Berdasarkan kerjanya terhadap reseptor, obat golongan opioid dibagi menjadi
"+ &gonis penuh 'kuat+
#+ &gonis parsial 'agonis lemah sampai sedang+
$+ 3ampuran agonis dan antagonis, dan
+ &ntagonis
Opioid golongan agonis kuat hanya mempunyai e%ek agonis, sedangkan agonis
parsial dapat menimbulkan e%ek agonis atau sebagai antagonis dengan menggeser
agonis kuat dari ikatannya pada reseptor opioid dan mengurangi e%eknya. Opioid yang
merupakan campuran agonis dan antagonis adalah opioid yang memiliki e%ek agonis
pada satu subtype reseptor opioid dan sebagai suatu parsial agonis atau antagonis pada
subtype reseptor opioid lainnya.$
4ang termasuk golongan opioid ialah alkaloid opium, deri-ate
semisintetikalkaloid opium, senyawa sintetik dengan si%at %armakologik menyerupai
mor%in. Obat yang mengantagonis e%ek opioid disebut antagonis opioid.$
&gonis opioid merupakan obat opioid yang menyerupai mor%in yang dapat
mengakti%kan reseptor, terutama pada reseptor m, dan mungkin pada reseptor k
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 4/13
contoh mor%in, papa-eretum, petidin 'meperidin, demerol+, %entanil, al%entanil,
su%entanil, remi%entanil, kodein, al%aprodin.
$,
Sedangkan campuran agonis dan antagonis merupakan obat opioid dengan
kerja campuran, yaitu yang bekerja sebagai agonis pada beberapa reseptor dan sebagai
antagonis atau agonis lemah pada reseptor lain, contoh penta2osin, nabul%in,
butar%anol, bu%renor%in.$,
1i dalam klinik opioid dapat digolongkan menjadi lemah 'kodein+ dan kuat
'mor%in+. &kan tetapi pembagian ini sebetulnya lebih banyak didasarkan pada e%ikasi
relati%nya, dan bukannya pada potensinya. Opioid kuat mempunyai rentang e%ikasi
yang lebih luas, dan dapat menyembuhkan nyeri yang berat lebih banyak
dibandingkan dengan opioid lemah. Penggolongan opioid lain adalah opioid natural
'mor%in, kodein, pa-aperin, dan tebain+, semisintetik 'heroin, dihidro
mor%in5mor%inon, deri-ate tebain+ dan sintetik 'petidin, %entanil, al%entanil, su%entanil
dan remi%entanil+.#,
Klasi%ikasi Opioid
a+. 6atural opiates alkaloid
) Mor%in
) Kodein
) Theibaine
) Papa-erine
) 6oscapine
b+. Semisintetik opioid
) 7idromorphone
) 7idrocodone
) O8ycodone
) O8ymorphone
) 1esomorphone
) 1iacetylmorphine 'heroin+
) 6ocimorphine) 1e8rtomethorphan
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 5/13
c+. Sintetik opioid
) 9entanyl
) Petidhine) Methadone
) Tramadol
) Meperidine
3. MEKANISME KERJA
:eseptor opioid sebenarnya tersebar luas diseluruh jaringan system sara%
pusat, tetapi lebih terkonsentrasi di otak tengah yaitu di sistem limbic, thalamus,
hipothalamus corpus striatum, sistem akti-asi retikuler dan di korda spinalis yaitu
substantia gelatinosa dan dijumpai pula di pleksus sara% usus. Molekul opioid dan
polipeptida endogen 'metenke%alin, beta)endor%in, dinor%in+ berinteraksi dengan
reseptor mor%in dan menghasilkan e%ek.#
:eseptor tempat terikatnya opioid disel otak disebut reseptor opioid dan dapat
diidenti%ikasikan menjadi * golongan, yaitu antara lain#, $,
• :eseptor ; 'mu+ o ; )", analgesia supraspinal, sedasi.
o ; )#, analgesia spinal, depresi na%as, euphoria, ketergantungan %isik, kekakuan
otot.
• :eseptor d 'delta+ analgesia spinal, epileptogen.
• :eseptor k 'kappa+
o k)", analgesia spinal.
o k)# tak diketahui.
o k)$ analgesia supraspinal.
• :eseptor s 'sigma+ dis%oria, halusinasi, stimulasi jantung.• :eseptor e 'epsilon+ respon hormonal.
Suatu opioid mungkin dapat berinteraksi dengan semua jenis reseptor akan
tetapi dengan a%initas yang berbeda, dan dapat bekerja sebagai agonis, antagonis, dan
campuran.$,
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 6/13
Opioid mempunyai persamaan dalam hal pengaruhnya pada reseptor < karena
itu e%eknya pada berbagai organ tubuh juga mirip. Perbedaan yang ada menyangkut
kuantitas, a%initas pada reseptor dan tentu juga kinetik obat yang bersangkutan.
Secara umum, e%ek obat)obat narkotik5opioid antara lain
A. Efek sentra !
a. Menurunkan persepsi nyeri dengan stimulasi 'pacuan+ pada reseptor opioid 'e%ek
analgesi+.
b. Pada dosis terapi normal, tidak mempengaharui sensasi lain.
c. Mengurangi akti-itas mental 'e%ek sedati-e+.
d. Menghilangkan kon%lik dan kecemasan 'e%ek trans=uali2er+.
e. Meningkatkan suasana hati 'e%ek eu%oria+, walaupun sejumlah pasien merasakan
sebaliknya 'e%ek dis%oria+.
%. Menghambat pusat respirasi dan batuk 'e%ek depresi respirasi dan antitusi%+.
g. Pada awalnya menimbulkan mual)muntah 'e%ek emetik+, tapi pada akhirnya
menghambat pusat emetik 'e%ek antiemetik+.
h. Menyebabkan miosis 'e%ek miotik+.
i. Memicu pelepasan hormon antidiuretika 'e%ek antidiuretika+.
j. Menunjukkan perkembangan toleransi dan dependensi dengan pemberian dosis
yang berkepanjangan.
B.Efek "er#fer !
a. Menunda pengosongan lambung dengan kontriksi pilorus.
b. Mengurangi motilitas gastrointestinal dan menaikkan tonus 'konstipasi spastik+.
c. Kontraksi s%ingter saluran empedu.
d. Menaikkan tonus otot kandung kencing.
e. Menurunkan tonus -askuler dan menaikkan resiko reaksi ortostastik.
%. Menaikkan insidensi reaksi kulit, urtikaria dan rasa gatal karena pelepasan
histamin, dan memicu bronkospasmus pada pasien asma.
$. OBAT %OLON%AN OPIOID &AN% UMUM DI%UNAKAN
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 7/13
%''n(an A('n#s K)at !
1. MORFIN
Meskipun mor%in dapat dibuat secara sintetik, tetapi secara komersial lebih
mudah dan menguntungkan yang dibuat dari bahan getah papa-er somni%erum.
Mor%in paling mudah larut dalam air dibandingkan golongan opioid lain dan kerja
analgesinya cukup panjang 'long acting+.#, $
>%ek kerja dari mor%in 'dan juga opioid pada umumnya+ relati% selekti%, yakni
tidak begitu mempengaruhi unsur sensoris lain, yaitu rasa raba, rasa getar '-ibrasi+,
penglihatan dan pendengaran, bahkan persepsi nyeripun tidak selalu hilang setelah
pemberian mor%in dosis terapi$,
>%ek analgesi mor%in timbul berdasarkan $ mekanisme '"+ mor%in
meninggikan ambang rangsang nyeri. '#+ mor%in dapat mempengaruhi emosi, artinya
mor%in dapat mengubah reaksi yang timbul di korteks serebri pada waktu persepsi
nyeri diterima oleh korteks serebri dari thalamus. '$+ mor%in memudahkan tidur dan
pada waktu tidur ambang rangsang nyeri meningkat.$
Far*ak'+#na*#k
>%ek mor%in terjadi pada susunan syara% pusat dan organ yang mengandung
otot polos. >%ek mor%in pada system syara% pusat mempunyai dua si%at yaitu depresi
dan stimulasi. 1igolongkan depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi,
hipo-entilasi al-eolar. Stimulasi termasuk stimulasi parasimpatis, miosis, mual
muntah, hiper akti% re%lek spinal, kon-ulsi dan sekresi hormone anti diuretika
'&17+.#, $, , /
Far*ak'k#net#k
Mor%in tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit yang
luka.Mor%in juga dapat menembus mukosa. Mor%in dapat diabsorsi usus, tetapi e%ek
analgesik setelah pemberian oral jauh lebih rendah daripada e%ek analgesik yang
timbul setelah pemberian parenteral dengan dosis yang sama. Mor%in dapat melewati
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 8/13
sawar uri dan mempengaruhi janin.>ksresi mor%in terutama melalui ginjal. Sebagian
kecil mor%in bebas ditemukan dalam tinja dan keringat.
#, $, , /
In+#kas#
Mor%in dan opioid lain terutama diidenti%ikasikan untuk meredakan atau
menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non)opioid.
?ebih hebat nyerinya makin besar dosis yang diperlukan. Mor%in sering diperlukan
untuk nyeri yang menyertai '"+ 0n%ark miokard, '#+ 6eoplasma, '$+ Kolik renal atau
kolik empedu, '+ Oklusi akut pembuluh darah peri%er, pulmonal atau koroner, '*+
Perikarditis akut, pleuritis dan pneumotorak spontan, '/+ 6yeri akibat trauma
misalnya luka bakar, %raktur dan nyeri pasca bedah.$
Efek sa*"#n(
>%ek samping mor%in 'dan deri-at opioid pada umumnya+ meliputi depresi
perna%asan, nausea, -omitus, di22ines, mental berkabut, dis%oria, pruritus, konstipasi
kenaikkan tekanan pada traktus bilier, retensi urin, dan hipotensi.#, $, , *, /
D's#s +an se+#aan
Mor%in tersedia dalam tablet, injeksi, supositoria. Mor%in oral dalam bentuk
larutan diberikan teratur dalam tiap jam. 1osis anjuran untuk menghilangkan atau
mengurangi nyeri sedang adalah "!)"* mg. @ntuk nyeri hebat pada dewasa atau nyeri
yang tidak dapat dikontrol dengan opioid lemah maka dosis awal #!)$! mg.#, $
2. PETIDIN
Petidin ' meperidin, demerol+ adalah 2at sintetik yang %ormulanya sangat
berbeda dengan mor%in, tetapi mempunyai e%ek klinik dan e%ek samping yang
mendekati sama. Secara kimia petidin adalah etil)"metil)%enilpiperidin))karboksilat.$
Far*ak'+#na*#k
Meperidin 'petidin+ secara %armakologik bekerja sebagai agonis reseptor m
'mu+.Seperti halnya mor%in, meperidin 'petidin+ menimbulkan e%ek analgesia, sedasi,
eu%oria, depresi na%as dan e%ek sentral lainnya. Aaktu paruh petidin adalah * jam.
>%ekti-itasnya lebih rendah dibanding mor%in, tetapi leih tinggi dari kodein. 1urasi
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 9/13
analgesinya pada penggunaan klinis $)* jam. 1ibandingkan dengan mor%in, meperidin
lebih e%ekti% terhadap nyeri neuropatik.
$, /
Perbedaan antara petidin 'meperidin+ dengan mor%in sebagai berikut #
". Petidin lebih larut dalam lemak dibandingkan dengan mor%in yang larut dalam
air.
#. Metabolisme oleh hepar lebih cepat dan menghasilkan normeperidin, asam
meperidinat dan asam normeperidinat. 6ormeperidin adalah metabolit yang
masih akti% memiliki si%at kon-ulsi dua kali lipat petidin, tetapi e%ek
analgesinya sudah berkurang *!(. Kurang dari "!( petidin bentuk asli
ditemukan dalam urin.
$. Petidin bersi%at atropin menyebabkan kekeringan mulut, kekaburan pandangan
dan takikardia.
. Seperti morpin ia menyebabkan konstipasi, tetapi e%ek terhadap s%ingter oddi
lebih ringan.
*. Petidin cukup e%ekti% untuk menghilangkan gemetaran pasca bedah yang tidak
ada hubungannya dengan hipiotermi dengan dosis #!)#* mg i.- pada dewasa.
Mor%in tidak.
/. ?ama kerja petidin lebih pendek dibandingkan mor%in.
Far*ak'k#net#k
&bsorbsi meperidin setelah cara pemberian apapun berlangsung baik. &kan
tetapi kecepatan absorbsi mungkin tidak teratur setelah suntikan 0M. Kadar puncak
dalam plasma biasanya dicapai dalam * menit dan kadar yang dicapai antar indi-idu
sangat ber-ariasi. Setelah pemberian meperidin 0, kadarnya dalam plasma menurun
secara cepat dalam ")# jam pertama, kemudian penurunan berlangsung lebih lambat.
Kurang lebih /!( meperidin dalam plasma terikat protein.Metabolisme meperidin
terutama dalam hati.Pada manusia meperidin mengalami hidrolisis menjadi asam
meperidinat yang kemudian sebagian mengalami konyugasi.Meperidin dalam bentuk
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 10/13
utuh sangat sedikit ditemukan dalam urin.Sebanyak "5$ dari satu dosis meperidin
ditemukan dalam urin dalam bentuk deri-at 6)demitilasi.
$
Meperidin dapat menurunkan aliran darah otak, kecepatan metabolik otak, dan
tekanan intra kranial. Berbeda dengan mor%in, petidin tidak menunda persalinan, akan
tetapi dapat masuk ke%etus dan menimbulkan depresi respirasi pada kelahiran. $
In+#kas#
Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia.Pada beberapa
keadaan klinis, meperidin diindikasikan atas dasar masa kerjanya yang lebih pendek
daripada mor%in.Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetrik
dan sebagai obat preanestetik, untuk menimbulkan analgesia obstetrik dibandingkan
dengan mor%in, meperidin kurang karena menyebabkan depresi na%as pada janin.$
D's#s +an se+#aan
Sediaan yang tersedia adalah tablet *! dan "!! mg < suntikan "! mg5ml, #*
mg5ml, *! mg5ml, C* mg5ml, "!! mg5ml. < larutan oral *! mg5ml. Sebagian besar
pasien tertolong dengan dosis parenteral *!)"!! mg. 1osis untuk bayi dan anak< ")",
mg5kg BB., /
Efek sa*"#n(
>%ek samping meperidin dan deri-at %enilpiperidin yang ringan berupa pusing,
berkeringat, eu%oria, mulut kering, mual)muntah, perasaan lemah, gangguan
penglihatan, palpitasi, dis%oria, sinkop dan sedasi.$, , /
3. Fentan#
9entanil adalah 2at sintetik seperti petidin dengan kekuatan "!!8 mor%in.
9entanil merupakan opioid sintetik dari kelompok %enilpiperedin. ?ebih larut dalam
lemak dan lebih mudah menembus sawar jaringan.#, $,
Far*ak'+#na*#k
Turunan %enilpiperidin ini merupakan agonis opioid poten.Sebagai suatu
analgesik, %entanil C*)"#* kali lebih potendibandingkan dengan mor%in. &witan yang
cepat dan lama aksi yang singkat mencerminkan kelarutan lipid yang lebih besar dari
%entanil dibandingkan dengan mor%in. 9entanil 'dan opioid lain+ meningkatkan aksi
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 11/13
anestetik lokal pada blok sara% tepi. Keadaan itu sebagian disebabkan oleh si%at
anestetsi lokal yamg lemah 'dosis yang tinggi menekan hantara sara%+ dan e%eknya
terhadap reseptor opioid pada terminal sara% tepi. 9entanil dikombinasikan dengan
droperidol untuk menimbulkan neureptanalgesia.$, /
Far*ak'k#net#k
Setelah suntikan intra-ena ambilan dan distribusinya secara kualitati% hampir
sama dengan dengan mor%in, tetapi %raksi terbesar dirusak paru ketika pertama kali
melewatinya. 9entanil dimetabolisir oleh hati dengan 6)dealkilase dan hidrosilasidan,
sedangkan sisa metabolismenya dikeluarkan lewat urin./
In+#kas#
>%ek depresinya lebih lama dibandingkan e%ek analgesinya. 1osis ")$ mcg5kg
BB analgesianya hanya berlangsung $! menit, karena itu hanya dipergunakan untuk
anastesia pembedahan dan tidak untuk pasca bedah. 1osis besar #!)*! mcg5kg BB
digunakan untuk induksi anastesia dan pemeliharaan anastesia dengan kombinasi
bensodioa2epam dan inhalasi dosis rendah pada bedah jantung. Sediaan yang tersedia
adalah *! mcg5ml., /
Efek sa*"#n(
>%ek yang tidak disukai ialah kekakuan otot punggung yang sebenarnya dapat
dicegah dengan pelumpuh otot. 1osis besar dapat mencegah peningkatan kadar gula,
katekolamin plasma, &17, rennin, aldosteron dan kortisol. #
Obat terbaru dari golongan %entanil adalah remi%entanil, yang dimetabolisir
oleh esterase plasma nonspesi%ik, yang menghasilkan obat dengan waktu paruh yang
singkat, tidak seperti narkotik lain durasi e%eknya relati% tidak tergantung dengan
durasi in%usinya.
BAB III
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 12/13
KESIMPULAN
". Pengaruh dari berbagai obat golongan opioid sering dibandingkan dengan mor%in,
dan tidak semua obat golongan opioid yang dipasarkan di 0ndonesia. Terbatasnya
peredaran obat tersebut tidak terlepas pada kekhawatiran terjadinya
penyalahgunaan obat.
#. Obat golongan obat yang agonis yang sering digunakan didalam anastesia antara
lain adalah mor%in, petidin, %entanil.
$. Opioid adalah semua 2at baik sintetik atau natural yang dapat berikatan dengan
reseptor mor%in, opioid disebut juga sebagai analgesia narkotik yang sering
digunakan dalam anastesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri
paska pembedahan.
. Sedangkan berdasarkan kerjanya pada reseptor opioid maka obat)obat opioid
dapat digolongkan menjadi agonis penuh 'kuat+, agonis parsial 'agonis lemah
sampai sedang+, campuran agonis dan antagonis, dan antagonis opioid.
DAFTAR PUSTAKA
". Muhardi dan Susilo. Penanggulangan Nyeri Pasca Bedah. Bagian &nestiologi dan
Terapi 0ntensi% 9K)@0. Dakarta. "EE. hal "EE.
#. ?atie%, S. &, Suryadi, K. &, dan 1achlan, M. :. Petunjuk Praktis Anestesiologi.
>disi 00. Bagian &nestesiologi dan Terapi 0ntensi% 9K)@0. Dakarta. Duni. #!!". hal
CC)$, "/".
$. 7. Sardjono, Santoso dan 7adi :osmiati 1. Farmakologi dan Terapi. Bagian
9armakologi 9K)@0. Dakarta. "EE*. hal "E)#!/.
7/25/2019 REFARAT MUFLIH
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-muflih 13/13
. Samekto Aibowo dan &bdul Fopur. Farmakoterapi Dalam Neuorologi, Penerbit
Salemba Medika. hal "$)"$.*. Sunatrio S. Ketamin vs Petidin as Analgetic for Tiva with Propofol , Majalah
Kedokteran 0ndonesia. ol . 6omor *, Mei "EE. hal #C)#CE.
/. Omorgui, S. Buku aku !"at#o"atan Anastesi. >disi 00. >F3. Dakarta. "EEC. hal
#!$)#!C.
C. Brunton ?, Parker K, Blumenthal 1. Opioid analgesics in Foodman and FilmanGs
Manual o% %armacology and Therapeutics..6ew 4ork?ange Medical Books5Mc
Fraw 7ill< #!!.p $*")C". Stoelting :K, 7illier S3. Pharmacology and physiology in anesthetic practice.
th ed. Philadelphia< ?ippincott Ailliam and Ailkins<#!!/.p.C)"##
E. Kat2ung BF. Basic and clinical pharmacology "!th ed. 6ew 4ork ?ange Medical
Books5 Mc)Fraw)7ill<#!!C.