wjbab 18 pain management.doc

Upload: jurnalrefrat

Post on 16-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    1/68

    MANAJEMEN NYERI

    Kata kunci :

    1. Nyeri dapat digolongkan berdasarkan patofisiologi (nyeri nosiseptif dan nyeri

    neuropati), etiologi (nyeri post operasi, nyeri akibat kanker), atau daerah yang

    terkena ( nyeri kepala, low back pain).

    2. Nyeri nosiseptif disebabkan oleh aktivasi atau sensitisasi reseptor nosiseptif

    perifer terutama reseptor yang menerima stimulus bahaya (noxious stimuli).

    Nyeri neuropati disebabkan oleh trauma atau abnormalitas susunan saraf tepi

    atau susunan saraf pusat yang didapat.

    . Nyeri akut adalah nyeri yang disebabkan oleh stimulus bahaya (noxious

    stimuli)yang berkaitan dengan trauma, proses penyakit, atau fungsi otot !

    viscera yang abnormal. Nyeri akut hampir selalu merupakan nyeri nosiseptif.

    ". Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung melebihi normal pada penyakit

    akut atau setelah #aktu penyembuhan$ periode ini dapat bervariasi dari 1

    sampai % bulan. Nyeri kronik dapat termasuk nyeri nosiseptif, neuropati atau

    campuran.

    &. 'odulasi nyeri teradi di nosiseptif perifer, medula spinalis, atau struktur

    supraspinal. elain dapat menghambat (supresi), modulasi uga dapat

    memfasilitasi (memperburuk) nyeri.

    %. Nyeri akut sedang sampai berat, tanpa melihat lokasinya, dapat mempengaruhi

    fungsi organ di sekitarnya dan dapat berpengaruh buruk terhadap morbiditas

    dan mortalitas post operasi.

    *. +lokade neural dengan anestesi lokal dapat bermanfaat untuk menggambarkan

    mekanisme nyeri, tapi yang lebih penting adalah peran utamanya dalam

    penatalaksanaan pasien dengan nyeri akut atau kronik. eran saraf simpatisdan alurnya dapat dievaluasi.

    -. ntidepresan biasanya paling berguna untuk pasien nyeri neuropati seperti

    neuralgia post herpetic dan neuropati diabetika. ntidepresan menunukkan

    efek analgetik pada dosis di ba#ah dosis yang dibutuhkan untuk efek

    antidepresan.

    1

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    2/68

    /. ntikonvulsan bermanfaat untuk pasien dengan nyeri neuropati, khususnya

    neuralgia trigeminal dan neuropati diabetika.

    10. timulasi medulla spinalis paling efektif untuk nyeri neuropati. 'ekanisme

    yang diaukan termasuk aktivasi sistem modulasi yang descenden dan inhibisi

    efek simpatis. ndikasinya adalah nyeri yang diperantarai oleh saraf simpatis,

    lesi medula spinalis dengan nyeri segmental, phantom limb pain, nyeri

    iskemik ekstremitas ba#ah yang berkaitan dengan penyakit vaskuler perifer,

    dan arachnoiditis adhesif.

    11. enelitian menunukkan bah#a pasien dengan analgetik memiliki keefektifan

    biaya yang menghasilkan efek analgesik lebih nyata dan kepuasan pasien yang

    tinggi. Konsumsi total obat lebih sedikit dibanding ineksi intramuskuler.

    enggunaan infus masih kontroversial.

    12. emberian campuran anestesi lokal dengan opioid secara neuroaksial

    (terutama epidural) adalah teknik sempurna untuk mengelola nyeri post

    operasi abdomen, pelvic, thorak, dan orthopedi di ekstremitas ba#ah. asien

    lebih teraga fungsi paruparunya sehingga lebih cepat mendapat ambulatori

    dan manfaat terapi!rehabilitasi yang lebih a#al. 3esiko trombosis vena post

    operasi lebih kecil.

    1. 4fek samping paling serius dari opioid intratekal atau epidural tergantung

    dosis, berupa depresi napas yang terlambat. Kebanyakan kasus depresi napas

    serius teradi pada pasien yang mendapat opioid parenteral bersamaan dengan

    sedative. asien tua dan dengan gealasleep apneamudah terkena dan perlu

    dikurangi dosisnya.

    1". Ketergantungan fisik teradi pada pasien dengan dosis opioid tinggi dalam

    angka #aktu lama. 5eala ketergantungan (withdrawal phenomenon) dapatdipresipitasi dengan pemberian antagonis opioid.

    1&. 6aktor pencetus multipel dapat merangsang nyeri simpatis dimana sering salah

    diagnosis. asien sering merespon berlebihan terhadap blok simpatis.

    'ungkin sekali angka penyembuhannya tinggi (lebih dari /07) ika

    pengobatan diberikan dalam 1 bulan dari munculnya geala dan berkurang

    sealan dengan #aktu.

    2

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    3/68

    Nyerigeala paling sering yang memba#a pasien datang berobat hampir

    selalu sebagai manifestasi proses patofisiologi. +erbagai rencana pengobatan

    untuk mengatasi nyeri harus langsung menuu penyakit yang mendasarinya.

    asien biasanya diruuk dokter puskesmas ke spesialis ketika diagnosis telah

    ditegakkan dan pengobatan penyakit yang mendasari dimulai. erkecualian untuk

    pasien dengan nyeri kronik dimana penyebabnya tidak elas melalui anamnesis$

    tidak termasuk penyakit serius dan mengancam i#a.

    stilah 8manaemen nyeri9 pada umumnya digunakan di bidang

    anestesiologi, tapi penggunaannya terbatas pada manaemen nyeri di luar kamar

    operasi. ecara luas dibagi menadi manaemen nyeri akut dan kronik. +entuk

    primer pada pemulihan pasien dari operasi atau penyakit akut di rumah sakit

    dimana di kemudian hari termasuk bermacammacam kelompok pasien di luar

    golongan. ayangnya, perbedaannya tipis sekali karena teradi overlap, sebagai

    contoh adalah pasien kanker yang sering mendapat manaemen nyeri angka lama

    dan angka pendek, baik di dalam maupun di luar rumah sakit.

    raktek penanganan nyeri tidak hanya terbatas pada anesthesiologist, tapi

    uga praktisi lain seperti dokter (internis, onkologis, dan neurologist) dan bukan

    dokter (psikolog, chiropraktor, akupunturis, hipnotis). endekatan paling efektif

    adalah pendekatan multidisiplin, dimana pasien diperiksa oleh dokter (case

    manager) yang memimpin pemeriksaan a#al dan merencanakan pengobatan, siap

    melayani dan menadi sumber bagi spesialis lain. erlebih lagi, case managerdan

    konsultankonsultan bertemu secara teratur di konferensi formal untuk

    mendiskusikan pasien. Klinik khusus nyeri cenderung merupakan suatu sindrom

    atau orientasi modalitas. +entuk spesialisasi yaitu nyeri punggung kronik, nyeri

    kepala, disfungsi sendi temporomandibular, yang akhirakhir ini dita#arkanadalah akupuntur, blok saraf, hipnosis, dan biofeedback.

    nestesiologist diaarkan manaemen nyeri untuk mengkoordinasi

    penanganan nyeri multidisiplin karena keragaman pasien mulai dari pembedahan,

    obstetrik, pediatrik, sampai sub spesialisasi, seperti keahlian farmakologi dan

    penerapan neuroanatomi, termasuk penggunaan blokade saraf tepi dan pusat.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    4/68

    Definisi dan Klasifikasi Nyeri

    eperti rasa sadar, persepsi nyeri normal tergantung neuron khusus yang

    berfungsi sebagai reseptor, mendeteksi stimulus, kemudian ditransduksi dan

    menyampaikan ke sistem saraf pusat. ensasi sering digambarkan sebagai

    protopatik (noxious) atau epikritik (non-noxious). ensasi epikritik (panas,

    tekanan, proprioseptif, dan perbedaan suhu) ditandai dengan ambang reseptor

    rendah dan umumnya oleh serabut saraf myelin besar. ebaliknya, sensasi

    protopatik (nyeri) dikarenakan ambang reseptor tinggi dan diperantarai oleh

    serabut saraf kecil, sedikit myelin (;) dan tidak bermielin (.

    ?efinisi tersebut mengakui hubungan antara obyektifitas, fisiologi nyeri,

    subyektifitas, emosional, serta kondisi kei#aan. 3espon terhadap nyeri dapat

    sangat bervariasi pada tiap orang, pada orang yang sama di lain #aktu.

    stilah nosiseptif berasal dari kata noci (kerusakan atau luka) digunakan

    untuk menggambarkan saraf hanya merespon trauma atau stimulus berbahaya.

    emua nosiseptif menyebabkan nyeri tapi tidak semua nyeri berasal dari

    nosiseptif. +anyak rasa nyeri tidak ada stimulus nosiseptif. @leh karena itu, secara

    klinis nyeri dibagi menadi 2 kategori$ 1. nyeri akut, nosiseptif, 2. nyeri kronik,

    dapat nosiseptif tapi kondisi kei#aan dan kebiasaan sering berperan penting.

    abel 1-1 menerangkan istilahistilah yang sering digunakan untukmendeskripsikan nyeri.

    Nyeri uga dapat diklasifikasikan berdasarkan patofisiologi (nosiseptif atau

    neuropati), etiologi (post operasi atau kanker), atau daerah yang terkena (nyeri

    kepala, low back pain). Klasifikasi berguna untuk pemilihan modalitas dan terapi

    medikamentosa. Nyeri nosiseptif disebabkan oleh aktivasi atau perangsangan

    "

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    5/68

    saraf nosiseptif perifer, khususnya reseptor yang mentransduksi stimulus bahaya.

    Nyeri neuropati disebabkan oleh luka atau abnormalitas saraf pusat atau tepi.

    A. Nyeri Akut

    Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri yang disebabkan oleh stimulus

    bahaya yang berkaitan dengan luka, proses penyakit, atau abnormalitas fungsi otot

    atau viscera. +iasanya bersifat nosiseptif. Nyeri nosiseptif mendeteksi,

    melokalisir, dan membatasi kerusakan aringan. " proses fisiologi yang terlibat

    yaitu transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. ipe ini berhubungan dengan

    stres neuroendokrin yang sesuai intensitas. +entukbentuk paling sering adalah

    post traumatik, post operasi, nyeri obstetri, nyeri yang berkaitan dengan penyakit

    akut seperti infark miokard, pankreatitis, dan renal calculi. ebagian besar sembuh

    sendiri atau membaik dengan pengobatan dalam beberapa hari atau minggu.

    Ketika nyeri tidak membaik karena gangguan penyembuhan dan terapi tidak

    adekuat, nyeri menadi kronik. 2 tipe nyeri nosiseptif yaitu somatis dan visceral

    dibedakan berdasarkan asal dan gambaran klinis.

    1. Nyeri omatis

    Nyeri somatis dapat dibagi lagi menadi superficial dan profunda.

    Nyeri somatik superficial berkaitan dengan input nosiseptif kulit, aringan

    subkutan, dan membran mukosa. Nyeri ini ditandai dengan lokasi dan

    diskripsi seperti tersayat, tertusuk, berdenyut, atau sensasi terbakar.

    Nyeri somatik profunda berasal dari otot, tendo, sendi, atau tulang.

    idak seperti nyeri superficial, nyeri ini biasanya tumpul, kualitas nyeri dan

    lokasi kurang elas. 5ambaran klinis baik intensitas maupun durasi stimulus

    mempengaruhi deraat lokalisasi. ebagai contoh, nyeri karena trauma kecil

    di sendi elbow(siku) akan terlokalisir di siku, tapi trauma berat atau traumayang terus menerus akan menyebabkan nyeri di seluruh lengan.

    2. Nyeri Aiscera

    Nyeri viscera berkaitan dengan proses penyakit atau abnormalitas

    fungsi dari organ internal atau yang meliputinya (misal pleura parietal,

    perikardium, peritoneum). " sub tipe : nyeri viscera sesungguhnya, nyeri

    parietal, nyeri alih viscera, dan nyeri alih parietal. Nyeri viscera

    &

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    6/68

    sesungguhnya bersifat tumpul, difus, dan biasanya di linea mediana. ering

    berkaitan dengan abnormalitas aktivitas simpatis atau parasimpatis sehingga

    menyebabkan nausea, vomitus, berkeringat, dan perubahan tekanan darah

    dan nadi. Nyeri parietal bersifat taam dan sering digambarkan sebagai

    sensasi ditikam di area sekitar organ atau beralih ke tempat lain. 6enomena

    nyeri viscera dan parietal beralih ke kutan karena pola perkembangan

    embriologi dan migrasi aringan, konvergensi input aferen viscera dan

    somatis ke sistem saraf pusat. Nyeri yang berhubungan dengan proses

    penyakit melibatkan peritoneum atau pleura di atas diafragma sentral akan

    nyeri alih ke leher dan bahu, dimana penyakit yang mempengaruhi

    permukaan parietal dari tepi diafragma akan nyeri alih ke dada atau dinding

    perut atas.

    B. Nyeri Kronik

    Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung melebihi normal pada

    penyakit akut atau setelah #aktu penyembuhan$ periode ini dapat bervariasi

    dari 1 sampai % bulan. Nyeri kronik dapat bersifat nosiseptif, neuropati atau

    campuran. Bang membedakan adalah keadaan psikologi atau faktor

    lingkungan yang sering berperan penting. asien dengan nyeri kronik sering

    tanpa atau sedikit mengalami respon terhadap tekanan neuroendokrin,

    gangguan tidur dan afektif (mood) yang mencolok. Nyeri neuropati bersifat

    paroksismal, sensasi terbakar dan berhubungan dengan hiperpatia. Ketika

    nyeri dihubungkan dengan kehilangan input sensori (misal amputasi) ke

    sistem saraf pusat maka disebut deafferentation pain>. Cika saraf simpatis

    dominan, maka sering disebut nyeri simpatis.

    +entuk nyeri kronik paling sering adalah nyeri yang berkaitan dengangangguan muskuloskeletal, gangguan viscera kronik, lesi saraf perifer, batang

    saraf, dan ganglia dorsalis (termasuk neuropati diabetika, causalgia, phantom

    limb pain, dan neuralgia postherpetik), lesi sistem saraf pusat (stroke, trauma

    medula spinalis, multipel sklerosis), dan nyeri karena kanker. Nyeri karena

    gangguan muskuloskeletal (misal artritis reumatoid dan osteoartritis) bersifat

    nosiseptif sedangkan nyeri akibat lesi saraf perifer atau sentral bersifat

    %

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    7/68

    neuropati. Nyeri karena beberapa gangguan, misalnya kanker, low back pain

    kronik (khususnya setelah operasi) bersifat campuran. +eberapa klinisi

    menggunakan istilah nyeri inak kronik ketika nyeri tidak disebabkan oleh

    kanker. Dal ini mengecilkan hati karena nyeri tidak pernah inak dari

    anamnesis pasien tanpa memandang penyebabnya.

    ANATMI DAN !I"I#$I N"I"E%TI!

    Mekanis&e Nyeri

    Entuk mempermudah ilustrasi, nyeri dikonduksi di alur neuron yang

    mentransmisi stimulus bahaya dari perifer menuu corteF cerebri (gambar 1-1).

    Neuron aferen primer terletak di dorsal ganglia pada foramina vertebralis di setiap

    ruas medula spinalis. etiap neuron mempunyai akson tunggal yang bercabang,

    satunya menginervasi aringan perifer dan lainnya masuk ke dorsal vertebra. ?i

    dorsal vertebra, neuron aferen primer bersinapsis dengan neuron sekunder yaitu

    akson yang melalui linea mediana dan naik melalui traktus spinotalamikus

    kontralateral menuu thalamus. Neuron sekunder bersinap di nukleus thalamikus

    dengan neuron tersier yang mengirim proyeksi melalui kapsula interna dan corona

    radiata menuu girus postsentralis di kortek cerebri.

    Neuron %ri&er

    'ayoritas neuron primer berada dari uung proksimal akson sampai medulla

    spinalis melalui dorsal batang spinal (sensoris) di tiap vertebra cervical, thorakal,

    lumbalis dan sakralis. erabut saraf aferen tak bermielin masuk medulla spinalis

    melalui medulla spinalis ventralis (motorik), berdasar observasi dimana beberapa

    pasien tetap merasa nyeri meski telah transeksi medulla spinalis dorsalis

    (rhiGotomi) dan teradi nyeri setelah stimulasi medulla spinalis ventralis. kson

    neuron primer bersinapsis dengan interneuron, saraf simpatis, dan motor neuronmedulla spinalis ventralis.

    Nyeri dari kepala diba#a oleh nervus trigeminal (A), facial (A),

    glosofaringeal (H), dan vagal (H). 5anglion gasserian terdiri dari sel bodi saraf

    sensoris optalmikus, maksilaris, dan mandibular, bagian dari nervus trigeminal.

    el bodi neuron aferen primer nervus facialis terletak di ganglion genikulatum

    dimana nervus glosofaringeal dan ganglion petrosa berada di atasnya, nervus

    *

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    8/68

    vagal terletak di ganglion ugularis (somatik) dan ganglion nodusum (visceral).

    kson proksimal memproses neuron primer di ganglia tersebut dan mencapai

    nukleus brain stem melalui nervus cranialis yang masingmasing bersinaps

    dengan neuron sekunder di nukleus brain stem.

    Neuron "ekunder.

    Ketika serabut aferen memasuki medulla spinalis, mereka dipisahkan

    berdasarkan ukuran, serabut besar bermielin di medial sedangkan serabut kecil

    tidak bermielin di lateral. 3asa nyeri dapat naik atau turun 1 sampai segmen

    tractus dorsolateralis medula spinalis sebelum bersinapsis dengan neuron

    sekunder di substansi grisea (gray area) pada ipsilateral ganglion dorsalis. 'ereka

    berhubungan dengan neuron sekunder melalui interneuron.

    ubstansia grisea medulla spinalis dibagi oleh 3eFed menadi 10 lamina

    (gambar 1- dan tabel 1-). / lamina pertama yang dibangun dari medula

    spinalis dorsalis menerima semua aktivitas neural aferen dan menunukkan lokasi

    modulasi nyeri melalui mekanisme neural. Neuron sekunder adalah neuron

    nosiseptif spesifik atau wide dynamic range (!"). Neuron nosiseptif spesifik

    hanya menerima rangsangan bahaya tapi neuron I?3 uga menerima input

    rangsang aferen nonnoFious dari J, ;, dan serabut

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    9/68

    somatik kutaneus dan aringan di ba#ahnya. amina uga disebut substansia

    gelatinosa terdiri dari berbagai interneuron dan dipercayai berperan penting dalam

    memproses dan memodulasi input nosiseptif dari nosiseptor kutaneus. amina

    diperhatikan karena diduga sebagai tempat utama aktivasi oleh opioid. amina

    dan A memperoleh input sensoris non nosiseptif. amina A dan H menyusun

    medula spinalis anterior (motorik). amina A disebut columna intermediolateral

    dan tersusun atas sel bodi preganglionik saraf simpatis.

    feren visceral berakhir di lamina A dan sedikit di lamina . Kedua lamina

    tersebut menunukkan poin konvergensi sentral antara input somatik dan visceral.

    amina A respon terhadap input sensoris bahaya dan bukan bahaya serta

    menerima nyeri aferen somatis dan visceral. 6enomena konvergensi antara input

    sensoris somatik dan visceral bermanifestasi secara klinis sebagai nyeri alih (tabel

    1-2). ?ibanding serabut somatis, serabut nosiseptif visceral lebih sedikit, lebih

    tersebar luas, mengaktivasi seumlah neuron spinal secara proporsional, dan tidak

    tersusun secara somatotopikal.

    A. Traktus "pinothala&ikus

    kson neuron sekunder menyilang linea mediana mendekati tingkatan mereka

    (di komisura anterior) ke sisi kontralateral medula spinalis sebelum

    membentuk traktus spinotalamikus dan mengirim serabut saraf menuu

    thalamus, formatio retikularis, nukleus raphe magnus, dan peria#ueductal

    gray. raktus spinothalamikus, yang dianggap sebagai alur nyeri utama,

    terbentang anterolateral dari area putih medula spinalis (gambar 1-"). raktus

    yang ascenden dapat dibagi menadi 2 menadi traktus lateral dan traktus

    medial. raktus spinothalamikus lateralis (neospinothalamikus) memproyeksi

    terutama ke nukleus posterolateral ventral thalamus dan memba#a perbedaanaspek nyeri seperti lokasi, intensitas, dan durasi. raktus spinothalamikus

    medial (paleospinothalamikus) menuu thalamus medial dan bertanggung

    a#ab memperantarai persepsi nyeri sebagai emosional yang tidak

    menyenangkan dan autonom. +eberapa saraf spinothalamicus uga menuu

    peria#ueduktus gray dan mungkin hubungan penting antara alur ascenden

    dan descenden. erabut kolateral memproyeksi ke sistem aktivasi retikular dan

    /

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    10/68

    hipothalamus yang bertanggung a#ab terhadap timbulnya respon terhadap

    nyeri.

    B. Jalur Nyeri Alternatif

    ebagai sensasi epikritik, serabut nyeri ascenden secara difus, ipsilateral, dan

    kontralateral$ oleh karena itu beberapa pasien tetap merasa nyeri setelah

    mengalami ablasi traktus spinothalamikus kontralateral. Calur nyeri ascending

    lain uga penting. raktus spinoretikuler diperkirakan memperantarai

    timbulnya respon otonom terhadap nyeri. raktus spinomesencephali penting

    untuk mengaktifasi antinosiseptif, alur descenden, karena memiliki proyeksi

    di peria#ueduktus gray. raktus spinohipothalamikus dan spinotelencephali

    mengaktifasi hipotalamus dan membangkitkan emosional. raktus

    spinocervical ascenden tidak menyilang nukleus cervikal lateral yang

    memba#a ke thalamus kontralateral. raktus ini sepertinya alur alternatif

    nyeri yang utama. khirnya, beberapa saraf di columna dorsalis (yang

    terutama memba#a rangsangan ringan dan propioseptif) merespon nyeri,

    mereka naik secara medial dan ipsilateral.

    '. Inte(rasi den(an "araf "i&patis dan "iste& Motoris

    feren somatis dan visceral berintegrasi dengan motorik skeletal dan sistem

    simpatis di medula spinalis, brain stem, dan pusat yang lebih tinggi. Neuron

    aferen medula spinalis dorsalis bersinaps langsung dan tidak langsung dengan

    motor neuron medula spinalis anterior. inaps ini bertanggung a#ab terhadap

    reflek otot baik normal maupun abnormal, yang berkaitan dengan nyeri. ada

    tingkatan yang sama, sinaps antara neuron nosiseptif aferen dan neuron

    simpatis di columna intermediolateralis menyebabkan reflek simpatis

    sehingga teradi vasokonstriksi, spasme otot halus, dan pelepasan katekolaminbaik lokal maupun dari medula adrenal.

    Neuron Tersier

    Neuron tersier terletak di thalamus dan menuu area somatosensori dan di

    girus postsentralis pada korteks parietal dan dinding superior sulcus lateralis

    cerebri. ersepsi dan perbedaan lokasi nyeri berada di area kortikal. ebagian

    besar neuron berasal dari nukleus thalamikus lateral menuu korteks

    10

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    11/68

    somatosensori primer, sedangkan yang dari nukleus intralaminar dan medial

    menuu girus cinguli anterior, memperantarai penderitaan dan emosional karena

    nyeri.

    !I"I#$I N"I"E%TI!

    ). Nosiseptor

    Nosiseptor ditandai dengan nilai ambang tinggi untuk aktivasi dan

    menyusun intensitas stimulasi dengan meningkatkan umlah discharge sesuai

    deraat. timulus berulang ditunukkan dengan adaptasi, sensitisasi, dan

    discharge yang terlambat.

    3angsang noFious dibagi menadi 2 komponen : taam, cepat diketahui

    lokasinya dengan baik (nyeri pri&er) yang diba#a dengan cepat (0,1 detik)

    oleh serabut ; (diui oleh pinprick) dan nyeri tumpul, onset lama dan sering

    kurang diketahui lokasinya (nyeri sekunder) yang diba#a oleh serabut

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    12/68

    Nosiseptor somatik termasuk kulit (kutaneus) dan aringan dalam (otot, tendo,

    fascia, dan tulang) sedang nosiseptor viscera di organ dalam. Kornea dan pulpa

    gigi sangat unik, mereka secara khusus diinervasi oleh nosiseptif ; dan serabut

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    13/68

    2. Mediatorki&ia,i nyeri

    6ungsi beberapa neuropeptida dan asam amino eksitatori adalah sebagai

    neurotransmiter untuk neuron aferen yang mendapat rangsang nyeri (tabel 1-

    "). Neuron terdiri dari lebih dari 1 nuerotransmiter yang dilepas secara simultan.

    eptida paling penting adalah substansi (s) dan calcitonin yang berhubungan

    dengan peptide (

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    14/68

    A. iperal(esia pri&er.

    ensitisasi nosiseptor menurunkan nilai ambang, peningkatan

    frekuensi respon terhadap intensitas stimulus yang sama, penurunan #aktu

    respon, dan kemunculan spontan bahkan setelah penghentian rangsang

    (afterdischarge). ensitisasi biasa teradi akibat luka dan terkena panas.

    Diperalgesia primer diperantarai dengan pelepasan alogen dari kerusakan

    aringan. Distamin dilepas oleh sel mast, basofil, dan platelet sedangkan

    serotonin dilepaskan oleh sel mast dan platelet. +radikinin dilepaskan dari

    kerusakan aringan setelah aktifasi faktor H. +radikinin mengaktifasi

    akhiran saraf bebas melalui reseptor spesifik (+1 dan +2).

    rostaglandin diproduksi setelah kerusakan aringan melalui aksi

    fosfolipase 2 pada fosfolipid yang dilepas dari membran sel untuk

    membentuk asam arakidonat. Calur siklooksigenase berubah menadi

    endoperoksida yang ditrasformasi menadi prostasiklin dan prostaglandin 42

    (542). 54 2 secara langsung mengaktifasi akhiran saraf bebas, dimana

    prostasiklin menyebabkan bradikinin berlimpah. Calur lipoksigenase

    merubah asam arakidonat menadi komponen hidroperoksida yang

    kemudian diubah menadi leukotrien. @batobat farmakologi seperti asam

    asetil salisilat ( atau aspirin), asetaminofen, dan obat antiinflamasi non

    steroid (N?) mempunyai efek analgetik karena inhibisi

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    15/68

    sensori, (2) tidak ditemukan pada kulit yang tidak diinervasi, dan ()

    dikurangi oleh ineksi anestesi lokal seperti lidokain.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    16/68

    mengaktifasi fosfolipase 2 (2), mengkatalisis perubahan

    fosfatidilkolin (

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    17/68

    mempercepat aksi ini. ktivasi reseptor glisin uga meningkatkan

    konduksi

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    18/68

    berantagonis dengan naloFone. @pioid ini mempunyai neuron aferen

    primer presinap dan inhibisi pelepasan s. Cuga tampak menyebabkan

    inhibisi post sinaptik. @pioid eksogen beraksi di post sinap pada neuron

    sekunder atau interneuron di substansia gelatinosa.

    ". %ree&ptif Anal(esia

    Kepentingan modulasi nosiseptif pusat dan perifer diperkuat oleh konsep =

    preemptif analgesia> pada pasien yang menalani operasi. ?apat melibatkan

    infiltrasi luka dengan anestesi lokal, blokade neural pusat, atau pemberian dosis

    opioid N? atau ketamin yang efektif. +ukti penelitian menunukkan bah#a

    preemptif analgesia dapat memperkecil sensitisasi pusat atau perifer terhadap

    nyeri secara efektif. +eberapa penelitian gagal melakukan preemptif analgesia

    pada manusia, penelitian lain dilaporkan adanya pengurangan kebutuhan

    analgetik post operasi yang signifikan pada pasien yang menerima preemptif

    analgesia.

    %AT!I"I#$I NYERI KRNIK

    Nyeri kronik dapat disebabkan oleh kombinasi mekanisme perifer, sentral dan

    psikologi. ensitisasi nosiseptor berperan penting pada nyeri karena sebab perifer

    seperti gangguan muskuloskeletal dan viscera kronik.

    Nyeri neuropati melibatkan mekanisme perifersentral dan mekanisme neural

    sentral yang komplek dan umumnya berhubungan dengan lesi parsial atau total

    dari nervus perifer, dorsal batang ganglia, batang saraf, atau pusat lainnya (tabel

    1-&). 'ekanisme perifer termasuk discharge spontan, sensitisasi reseptor

    terhadap rangsang mekanis, suhu, dan kimia#i$ regulasi ulang dari reseptor

    adrenergik. inflamasi neural uga teradi. emberian anestesi lokal dan

    antikonvulsan menekan letusan sensitisasi spontan atau neuron traumatik. elahdilaporkan efikasi obat seperti lidokain, meFiletine, dan karbamaGepin pada pasien

    dengan nyeri neuropatik. 'ekanisme sentral termasuk kehilangan inhibisi

    segmental, penghentian neuron I?3, discharge spontan pada neuron deaferen,

    dan reorganisasi hubungan saraf.

    istem saraf simpatis berperan penting pada beberapa pasien dengan

    mekanisme perifersentral dan sentral. 4fikasi blokade saraf simpatis pada

    1-

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    19/68

    beberapa pasien mendukung konsep nyeri yang diperantarai oleh simpatis.

    5angguan nyeri yang sering berespon terhadap blok simpatis termasuk distropi

    reflek simpatis, sindrom deaferen karena avulsi atau amputasi saraf, dan neuralgia

    postherpetik. ktifitas simpatis yang tinggi menyebabkan vasokonstriksi, edema,

    dan hiperalgesia gagal merespon panas dan fase eritematous pada beberapa

    pasien. enelitian klinis dan eksperimen tidak mendukung teori transmisi ephatik

    antara serabut saraf nyeri dengan serabut simpatis demielinisasi.

    'ekanisme psikologi atau faktor lingkungan arang sebagai satusatunya

    mekanisme nyeri kronik tapi biasa berkaitan dengan mekanisme lain (tabel 1-%).

    asien dengan nyeri psikogenik ditandai dengan nyeri yang berhubungan dengan

    cemas hebat, rasa takut kehilangan organ tubuh, dan khilangan cinta sehingga

    cemas dinyatakan sebagai nyeri.

    Respon siste&ik terhadap nyeri

    Nyeri akut

    Nyeri akut berhubungan dengan respon gangguan neuroendokrin yang sesuai

    dengan intensitas nyeri. 'ekanisme nyeri diperantarai oleh saraf eferen telah

    didiskusikan sebelumnya. araf eferen diperantarai saraf simpatis dan sistem

    endokrin. ktifasi simpatis meningkatkan impuls simpatis eferen ke seluruh

    viscera dan melepas katekolamin dari medula adrenal. 3espon hormonal

    disebabkan oleh peningkatan simpatis dan reflek hipotalamus.

    @perasi minor atau superficial tidak didapatkan atau ada stres ringan, operasi

    abdomen dan thorak menyebabkan stres berat. Nyeri karena operasi abdomen dan

    thorak atau trauma berefek langsung pada fungsi pernafasan. mobilisasi atau tirah

    baring karena nyeri perifer dapat berpengaruh secar tidak langsung terhadap

    pernafasan karena fungsi hematologi. Nyeri akut sedang sampai berat, tidaktergantung lokasi, dapat mempengaruhi fungsi setiap organ di sekitar dan

    berpengaruh buruk pada morbditas dan mortalitas post operasi. enatalaksanaan

    nyeri post operasi yang efektif tidak hanya ramah tapi uga aspek yang sangat

    penting dalam pera#atan post operasi.

    ). Efek kardio0askuler

    1/

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    20/68

    4fek kardiovaskuler sering timbul, di antaranya adalah hipertensi, takikardi,

    mempertinggi iritabilitas miokardial, dan peningkatan resistensi vaskuler

    sistemik. @utput kardia meningkat pada orang normal tapi menurun pada

    pasien dengan fungsi ventrikuler terganggu. Karena kebutuhan oksigen oleh

    miokardium meningkat, nyeri dapat mempercepat timbulnya iskemi

    miokardium.

    1. Efek pernafasan

    eningkatan konsumsi oksigen oleh tubuh dan produksi

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    21/68

    antidiuretik menyebabkan teradinya retensi natrium, retensi air, dan perluasan

    sekunder ruang ekstraseluler.

    3. Efek he&atolo(i

    tres meningkatkan adhesivitas platelet, mengurangi fibrinolisis, dan

    hiperkoagulabilitas.

    4. Efek i&un

    3espon stres berupa leukositosis dengan limfopeni dan menekan sistem

    retikuloendotelial yang kemudian dapat teradi infeksi.

    5. Keadaan u&u&

    3eaksi paling umum terhadap nyeri akut adalah ansietas. 5angguan tidur uga

    khas ketika nyeri berlangsung lama, biasa teradi pada orang depresi.

    +eberapa pasien bereaksi dengan marah yang biasanya langsung tertuu ke

    dokter.

    Nyeri Kronik

    idak terdapat respon tekanan neuroendokrin pada kebanyakan pasien dengan

    nyeri kronik. 3espon stres umumnya hanya terdapat pada pasien nyeri hebat

    berulang karena mekanisme perifer (nosiseptif) dan pasien dengan mekanisme

    sentral prominen seperti nyeri yang berhubungan dengan paraplegi. ering teradi

    gangguan tidur dan afektif terutama pada pasien depresi. +anyak pasien

    mengalami perubahan nafsu makan yang mencolok (meningkat atau menurun)

    dan tekanan dalam hubungan sosial.

    %EMERIK"AAN %A"IEN DEN$AN NYERI

    Klinisi pertama kali harus membedakan antara nyeri akut dengan nyeri kronik.

    enanganan nyeri akut adalah medikamentosa seedangkan penanganan nyeri

    kronik ditambah dengan penyelidikan. asien dengan nyeri post operasimembutuhkan sedikit pemeriksaan dibanding pasien dengan ri#ayat sakit tulang

    belakang kronis (10 tahun) yang sudah mendapat terapi bermacammacam. Danya

    dibutuhkan ri#ayat dan pemeriksaan yang berhubungan termasuk pemeriksaan

    keparahan nyeri secara kuantitas, yang membutuhkan anamnesis dan pemeriksaan

    fisik yang hatihati, mengingat terapi yang pernah didapat, dan pemeriksaan

    kondisi psikologis dan sosiologik.

    21

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    22/68

    emeriksaan pertama penting baik dari klinisi maupun anamnesis pasien.

    Entuk kegunaan diagnostik, pemeriksaan membantu klinisi menelaskan secara

    simpatik kepada pasien. ertanyaan tertulis dapat memperoleh informasi yang

    berharga tentang asal nyeri, onset, durasi, pengobatan dan medikasi sebelumnya.

    ?iagram berguna dalam menentukan pola penyebaran. ertanyaan tertulis

    membantu mengetahui efek nyeri pada fungsi organ, aktifitas harian, dan interaksi

    sosial dan dapat memberikan pandangan tentang peringanan nyeri. emeriksaan

    fisik dapat mengetahui keadaan sistem muskuloskeletal dan neurologi.

    emeriksaan radiologi kadang dibutuhkan yaitu foto polos, computed tomography

    (no paindi satu sisi

    dan 9worst pain imaginable> di uung yang lain. A mudah, efisien, dan metode

    dengan pengabur minimal yang berkorelasi baik dengan metode lainnya.

    'T adalah checklistkata yang mendeskripsikan geala. idak seperti metode

    lain yang menganggap nyeri tidak berdimensi dan mendiskripsikan nyeri tapi

    22

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    23/68

    bukan kualitas, 'T menggambarkan nyeri dlam dimensi : (1). ?eskriminatif

    sensori (alur nosiseptif), (2) motifasionalafektif (struktur limbik dan retikuler),

    dan () evaluasi kognitif (korteks serebri). 'T terdiri dari 20 set kata diskriptif

    yang dibagi menadi " kelompok utama yaitu (1) 10 sensori, (2) & afektif,() 1

    evaluasi, dan (")miscelaneous. asien memilih set yang sesuai nyerinya dan

    bergantian hingga mendapat set yang menggambarkan nyerinya. Katakata tiap

    kelompok diberi peringkat sesuai keparahan nyeri. ngka indeks nyeri

    berdasarkan katakata yang dipilih, skore uga dianalisis di tiap dimensi (sensori,

    afektif, evaluasi, dan miscelaneous). 'T tersedia dan dapat dilakukan dalam &

    1& menit. emilihan kata deskriptif yang menggambarkan nyeri berkorelasi

    dengan sindrom nyeri dan dapat berguna dalam penegakan diagnosis. ayangnya,

    cemas tingkat tinggi dan gangguan psikologi dapat tidak elas dengan kapasitas

    deskriptif 'T.

    %e&eriksaan %sikolo(i

    emeriksaan psikologi paling berguna ketika pemeriksaan medis gagal

    menunukkan penyebab nyeri yang elas atau ketika intensitas nyeri tidak sesuai

    proporsi penyakit atau luka. emeriksaan ini membantu menemukan kondisi

    psikologis dan faktor kebiasaan. es yang paling sering dipakai adalah %innesota

    %ultiphasic Personality In&entory ('') dan'eck !epression In&entory.

    '' terdiri dari &%% item pertanyaan benarsalah untuk mengetahui

    kepribadian pasien pada 10 skala klinis. skala validitas membantu mengetahui

    pasien yang sengaa menyembunyikan karakter atau mengubah hasil. erlu dicatat

    bah#a perbedaan budaya dapat mempengaruhi skore.terlebih lagi, tes ini panang

    dan pasien menemukan pertanyaan yang menghina. '' digunakan untuk

    mengkonfirmasi kesan klinis dengan faktor psikologi, tapi tidak dapatmembedakan nyeri organik atau nyeri fungsional.

    ?epresi sering teradi pada pasien dengan nyeri kronik. ering sulit

    memutuskan kontribusi depresi terhadap nyeri. 'eck !epression In&entory

    bermanfaat untuk mengidentifikasi pasien dengan depresi berat.

    +eberapa tes berkembang untuk menilai keterbatasan fungsi dan kerusakan

    (disabilitas). ermasuk di antaranya adalah %ultidimensional Pain In&entory

    2

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    24/68

    (%PI) %edical utcomes Sur&ey *+ item Short ,orm (S,-*+) Pain !isability

    Index(P!I) dan swestry !isability uestionnaire.

    5angguan emosional biasa berkaitan dengan keluhan nyeri kronik, dan nyeri

    kronik sering menyebabkan gangguan psikologi dengan berbagai deraat. Nyeri

    dan gangguan emosional perlu diterapi. 5angguan emosional yang perlu terapi

    langsung pada gangguan emosi terdapat pada tabel 1-*.

    Elektro&io(rafi dan %enelitian Konduksi "araf

    4lektromiografi dan penelitian konduksi saraf, yang saling melengkapi

    bermanfaat untuk konfirmasi diagnosis sindrom, sindrom radikuler, trauma saraf,

    dan polineuropati. 'ereka dapat membedakan gangguan neurogenik dengan

    miogenik. ola abnormalitas dapat terletak antara lesi sampai medula spinalis,

    batang saraf, pleksus, saraf perifer. 'ereka uga berguna untuk menyingkirkan

    nyeri organik saat diduga adanya nyeri psikogenik atau sindrom fungsional.

    4lektromiografi menggunakan elektroda arum untuk merekam potensi otot

    pasien. otensi otot dicatat pertama kali ketika otot istirahat dan kemudian pasien

    diminta untuk menggerakan otot. enemuan abnormal digambarkan dengan

    adanya denervasi termasuk insersi potensial persisten, adanya gelombang taam,

    aktifitas fibrilasi atau fasikulasi. otensial aksi unit motorik trifasik normal

    terlihat pada pergerakan otot yang volunter. normalitas otot menyebabkan

    perubahan amplitudo dan durasi menadi potensial aksi polifasik.

    emeriksaan konduksi saraf perifer menggunakan stimulasi supramaksimal

    pada motorik atau saraf sensorimotorik campuran, dimana potensial otot direkam

    di atas otot yang tepat. Iaktu antara onset timulasi dengan onset potensial otot

    (latensi) diukur dari konduksi saraf motorik tercepat. mplitudo menunukkan

    umlah unit motorik fungsional dimana durasi reflek bergantung kecepatankonduksi saraf. Kecepatan konduksi diperoleh dari stimulasi saraf dari 2 titik dan

    perbandingan latensi. Ketika nervus sensori diperiksa, saraf dirangsang dan

    dicatat potensial aksinya (konduksi antidromik).

    emeriksaan konduksi saraf membedakan mononeuropati (karena trauma,

    kompresi) dan polineuropati. 5angguan sistemik dapat menimbulkan

    abnormalitas yag tersebar dan simetris atau acak (mononeuropati multipel).

    2"

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    25/68

    olineuropati mungkin berhubungan dengan kehilangan akson, demielinisasi, atau

    keduanya. ?emielinisasi neuropati konduksinya lambat dan mengacaukan

    potensial aksi dan latensi memanang. Neuropati aksonal menurunkan amplitudo

    potensial aksi dengan kecepatan konduksi saraf yang teraga. oksin, genetik,

    trauma, dan penyakit iskemi menyebabkan kehilangan aksonal yang dapat

    diturunkan dan penyakit autoimun menyebabkan demielinisasi. Neuropati diabetik

    sering teradi dengan kehilangan aksonal dan demielinisasi.

    Dia(nostik dan Blokade Neural Terapeutik

    +lokade neural dengan anestesi lokal dapat bremanfat untuk menggambarkan

    mekanisme nyeri tapi yang lebih penting adalah hal tersebut berperan utama pada

    penanganan pasien dengan nyeri akut atau kronik. eran sistem simpatis dan

    alurnya dapat diperiksa. 'eskipun penggunaan blokade neural berbeda antara

    mekanisme somatik dan mekanisme simpatis perlu dipertanyakan, teknik ini dapat

    mengetahui pasien dengan respon plasebo dan mereka dengan mekanisme

    psikologi. ada pasien terpilih, blokade neural permanen dapat cocok.

    4fikasi blokade neural rupanya karena interaksi aktivitas nosiseptif aferen.

    +lokade aferen dan eferen menimbulkan reflek abnormal (simpatis dan otot

    skeletal). Nyeri berkurang karena farmakologi dalam hitungan am (atau kadang

    minggu). emilihan enis blok tergantung lokasi nyeri, mekanisme perkiraan, dan

    keahlian klinisi. nestesi lokal dapat digunakan secara lokal (infiltrasi), atau di

    nervus perifer, pleksus somatik, ganglion simpatis, atau batang saraf. Cuga dapat

    digunakan secara sentral di neuraksis. nestesi spinal dan epidural dielaskan

    dalam bab 1%, blok saraf somatik yang biasa digunakan untuk pembedahan

    dielaskan dalam bab 1*.

    B#K "MATIKBlok Ner0us Tri(e&inal

    A. Indikasi

    2 indikasi prinsip adalah neuralgia trigeminal dan nyeri kanker yang keras

    di #aah. ergantung lokasinya, anestesi dilakukan di ganglia 5asserian, salah

    satu kelompok utama (opthalmikus, maksilaris, atau mandibula) atau salah

    satu dari cabangnya.

    2&

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    26/68

    B. Anato&i

    ercabangan nervus cranialis A berasal dari brain stem dan bergabung

    membentuk ganglion gasserian sensoris berbentuk bulan sabit di cavum

    'eckel. Kebanyakan ganglion masuk di selaput dural. subdivisi nervus

    trigeminal dari ganglia dan keluar dari cranium secara terpisah. @pthalmikus

    masuk orbita melalui fisura orbitalis superior. +agian maksilaris keluar dari

    cranium melalui foramen rotundum lalu masuk foramen pterigopalatina yang

    kemudian bercabangcabang. Nervus mandibularis keluar melalui foramen

    ovale, setelah bercabang ke anterior yang terutama motorik untuk mastikasi

    dan ke posterior yang bercabang menadi cabang sensoris. (gambar 1-%)

    '. Teknik

    1. +lok 5anglion 5asserian

    Entuk menalankan prosedur, perlu panduan radiologi. endekatan

    anterolateral sering digunakan. 'asukkan arum 522 -10cm kirakira

    cm lateral ke sudut mulut di atas molar kedua atas. endekatan

    posteromedial dan sudut superior dilakukan dimana arum lurus dengan

    pupil di permukaan anterior dan dengan arkus Gigomatikus media di

    lateral. anpa memasuki mulut, arum harus melalui ramus mandibula dan

    maksila, lateral ke prosesus pterigoideus untuk masuk cranium melalui

    foramen ovale. etelah aspirasi tidak ada cairan serebrospinal dan darah,

    diineksikan 2 ml obat anestesi.

    2. +lokade Nervus @pthalmikus dan cabangcabangnya

    Entuk menghindari keratitis, opthalmikus sendiri tidak diblok adi

    hanya cabang supraoptik. Nervus secara mudah ditemukan dan diblok

    dengan 2 ml anestesi lokal di takik supraoptika yang terletak di penonolansupraoptik di atas pupil.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    27/68

    " cm), arum sebagian ditarik mundur, dengan agak membentuk sudut

    keatas depan arahkan untuk masuk ke fossa pterigopalatina. nestesi ("

    %ml) diineksikan. Nervus maksilaris dan ganglia pterigopalatina

    dianestesi dengan cara teknik ini. 5anglion pterigopalatina

    (sphenopalatina) dan nervus etmoid anterior dapat dianestesi secara

    transmukosa dengan anestesi topikal melalui hidung$ aplikator kapas

    dibasahi dengan anestesi lokal (lidokain atau kokain) lalu dimasukan

    sepanang dinding medial cavum nasi menuu daerah recessus

    sphenopalatina.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    28/68

    D. Ko&plikasi

    Komplikasi anestesi ganglion gasseri adalah kecelakaan ineksi

    intravaskuler, ineksi subarahnoid, horner>s sindrom, dan blok motorik otot

    mastikasi. erdarahan serius paling banyak pada blokade nervus maksilaris.

    Nervus fasialis tidak sengaa terblokir saat blokade nervus mandibula.

    4N54@N NB43

    +lok araf 6asial

    . N?K

    +lokade saraf fasial kadang diindikasikan untuk menghilangkan kontraksi

    spastic dari otototot muka dan untuk terapi herpes Goster yang mengenai

    saraf ini.rosedur ini uga digunakan untuk operasi mata.

    +. N@'

    arafsaraf fasial dari kranium mele#ati foramen stylomastoid,tempat

    dimana untuk memblok. Komponen sensori kecil memberi sensasi

    khusus(rasa) pada dua pertiga lidah dan sensasi umum pada membran

    timpani,meatus auditus eksterna,palatum molle dan sebagian faring.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    29/68

    erabut saraf berasal dari kranium le#at foramen ugularis media dari

    prosesus styloideus dan beralan secara anteromedial mensarafi sepertiga

    posterior lidah, otot pharyngeal dan mukosa. Nervus vagus dan spinal

    aksesori uga keluar dari kranium mele#ati foramen ugularis dan turun

    sepanang nervus glosopharingeal,arteri karotis dan vena ugularis internadekat dengan struktur ini.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    30/68

    +lok saraf frenikus kadang dipakai untuk menghilangkan nyeri karena

    tekanan diafragma. ?apat uga digunakan pada pasien dengan hiccup

    (singulasi)

    +. N@'

    araf frenikus berasal dari cabang saraf

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    31/68

    araf spinal cervical beralan pada sulkus prosesus transverses dapat

    dipalpasi pada banyak orang.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    32/68

    sebaiknya tidak melebihi 2cm dari tanda ini.ecara normal Gat anestesi

    dimasukan &ml tiap segmen.

    eknik alternatiflain dengan resiko pneumothoraks yaitu memasukan lebih

    kemedial dan teknik loss of resisten mirip anestesi epidural. Carum

    dimasukan pada garis sagital 1,&cm dari midline pada segmen diatas

    prosesus spinosus dan dilanutkan sampai menyentuh lateral tepi lamina

    segmen yang akan diblok. Kemudian ditarik sampai posisi subcutaneous

    dan dimasukan 0,& lebih lateral tapi masih pada garis sagital$saat arum

    dimasukan menembus ligamentum cototransversus superior sebelah lateral

    dan inferior dari prosesus transverses. osisi yang benar ditandai dengan

    loss of resisten dengan salin dimasukan ke ligamentum costotransversum.

    ?. K@'K

    Komplikasi umumnya adalah pneumothoraks$yang lain trauma subarahnoid,

    subdura, epidural dan ineksi intravaskuler.+lok simpatis dan hipotensi

    dapat teradi bila banyak segmen diblok dengan umlah besar Gat

    anestesi.5ambaran radiology dapat membantu teradinya pneumothoraks.

    +@K 36 @'K E'+3 3A434+3

    . N?K

    +lok paravertebral pada level ini berguna untuk mengevaluasi nyeri karena

    keterlibatan saraf spinal atau lumbar spinal.

    +. N@'

    araf spinal lumbar masuk ke kompartemen psoas segera setelah keluar dari

    foramina intervertebra dekat prosesus transverses. Kompartemen inidibentuk oleh fasia psoas bagian anterior, bagian posterior fasia Vuadratus

    lumborum, dan sisi medial oleh corpus vertebralis.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    33/68

    +lok ini dituukan kelumbar facet (Gygopophyseal) penyakit sendi pada

    nyeri punggung. Kortikosteroid umumnya dimasukan dengan Gat anestesi

    ika teknik intraartikuler adi pilihan.

    +. N@'

    etiap sendi facet diinervasi oleh cabang medial dari bagian utama posterior

    saraf spinal dan diba#ah sendi. Cadi,tiap sendi dua atau lebih saraf spinal

    yang berdekatan.etiap cabang medial menyebrang batas atas prosesus

    transverses diba#ahnya beralan pada alur antara akar prosesus transverses

    dan prosesus artikuler superior.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    34/68

    posterior sepanang garis imainer. 2ml anestesi local.?ua ml anestesi local

    diineksikan untuk blok diagnosa dan &ml digunak untuk blok terapi.

    +lokade saraf & dan saraf coccigeal dapat dikerakan dengan ineksi pada

    hiatus sacralis.

    ?. K@'K

    Komplikasi arang tapi biasanya kerusakan saraf dan masuk keintravaskuler.

    +@K 36 E?4N?

    . N?K

    +lok saraf pudendal berguna untuk evaluasi pasien dengan nyeri perineal.

    +. N@'

    araf pudendal berasal dari vertebra sacralis 2" dan beralan antara

    ligamentum sacrospinosus dan ligamentum sacrotiberous untuk mencapai

    perineum.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    35/68

    thorak atas sebaik ganglia servikal. neksi dengan umlah besar Gat anestesi

    (L10ml) sering memblok keba#ah sampai ganglia &. +lok stelat digunakan

    untuk gangguan vasospastik pada ekstremitas atas.

    +. N@'

    nervasi simpatis pada kepala,leher dan sebagaian lengan diberikan dari

    ganglia servikal,paling luas adalah ganglion stelat. ni biasanya menunukan

    fusi dari cervical ba#ah dan ganglia thoraks pertama. +anyak inervasi

    simpatis pada lengan sebaik semua inervasi organ thoraks diberikan dari

    ganglia thoraks atas lima. uplai simpatis ke lengan pada beberapa orang

    uga berasal dari 2 melalui saraf terpisah secara anatomi(saraf KuntG)

    dimana bergabung dengan pleksus brakhialis tinggi pada aFilla saraf ini

    ditinggalkan dengan blok stelat tapi bukan blok aFiller. itik ineksinya pada

    level stelat,dimana posterior menuu asal arteri vertebra dari arteri

    subklavia, anterior dari otot colli longus dan iga pertama, anterilateral dari

    fasia prevertebra dan medial dari muskulus scalenus.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    36/68

    +lok celiaca diindikasikan pada pasien dengan nyeri dari organ

    abdomen,perttumbuhan keganasan abdomen. eknik ini biasanya uga blok

    rantai simpatis lumbar.

    +. N@'

    5anglia celiaca bervriasi dari umlah(1&),bentuk dan posisi. 'ereka secara

    umum dikelompokan pada level corpus vertebra 1,posterior dari vena

    cava kanan,lateral dari aorta dikiri dan posterior dari pancreas.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    37/68

    +lok simpatis lumbar diindikasikan untuk nyeri yang melibatkan pelvis atau

    ekstremitas ba#ah, dan kemungkinan pada pasien dengan penyakit vaskuler.

    +. N@'

    3antai simpatis lumbar terdiri dari & ganglia dan terusan dari rantaithoraks uga menyuplai serabut simpatis ke pleksus pelvis dan ganglia.

    5angkia rantai simpatis lumbar beralan lebih anteromedial dari corpus

    vertebra daripada ganglia thoraks dan sebelah anterior dari otot dan fasia

    psoas. 3antai lumbar biasanya berada di posterior vena cava kanan tapi

    sebelah lateral dari aorta disebelah kiri.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    38/68

    intervertebralis & dan 1 dan1cm ke corpus vertebra arah anteroposterior.

    neksi radiokontras untuk konfirmasi posisi arum yang benar pada ruang

    retroperitoneal$Gat anetstesi -10 diineksikan.

    ?. K@'K

    Komplikasinya ineksi keintravaskuler dan dysfungsi sal pncernaan dan

    vesika urinaria sementara.

    +@K 5N5 '3

    . N?K

    +lok ini efektif untuk pasien dengan nyeri menetap viscera atau simpatis

    pada daerah perineal.

    +. N@'

    5anglion impar (ganglion Ialther) paling banyak bagian caudal dari sifat

    simpatis. ?ua yang paling rendah ganglia simpatis pelvis sering membentuksatu ganglion di midline anterior dari os coccigeus.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    39/68

    +lok neural secara anatomi atau farmakologi dapat dianurkan sebagai

    metode untuk mencegah nyeri somatic,simpatis dan mekanisme nyeri

    psikogenik. endekatan farmakologi dapat diandalkan mengurangi

    sensitifitas serabut saraf dengan anestesi local. erabut saraf simpatis

    preganglionik dilaporkan banyak yang sensitive, diikuti dengan nyeri (< dan ),serabut somatosensori ( ) ,danterakhir serabut motorik ( ). ?engan

    menggunakan perbedaan konsentrasi anestesi local,mungkin dapat memblok

    selektif tipe serabut tertentu sementara tetap menaga fungsi serabut lain.

    ?isini tantanganya adalah konsentrasi Gat anestesi yang dibutuhkan untuk

    blok dapat bervariasi pada beberapa pasien dan berhasilnya blok anestesi

    tergantung tidak hanya pada ukuran serabut tapi lamanya kontak dan

    frekuensi rangsang yang dicapai. +anyak ahli yang telah meninggalkan cara

    ini.

    +lok ganglion stelat dapat digunakan untuk blok serabut simpatis

    kepala,leher dan lengan. leksus celiaca, pleksus hipogastrik dan bloksimpatis paravertebral lumbar dapat digunakan untuk memblok simpatis

    abdomen,pelvis dan kaki. kar saraf selektif, intercostals, pleksus

    cervical,pleksus brachial atau blok pleksus lumbosakral dapat digunakan

    untuk blok saraf somatic.

    +lok epidural dapat dipakai untuk nyeri thoraks dimana teknik blok

    simpatis memba#a resiko pneumothoraks. etelah ineksi epidural, pasien

    harus dinilai hilangnya nyeri, tandatanda blok simpatis(menurunya tekanan

    darah), sensasi pinprick dan cahaya dan fungsi motorik. +ila nyeri hilang

    setelah ineksi salin, pasien tersebut mempunyai nyeri psikogenik (biasanya

    efek dalam dan lama )atau efek placebo (biasanya singkat). +ila nyeri hilang

    dengan adanya tandatanda blok simpatis, mungkin ini karena serabutsimpatis.+ila nyeri hilang hanya diikuti blok somstosensoris,mungkin

    diperantarai serabut somatic. erakhir,bila nyeri tetap bahkan setelah blok

    motorik,nyeri tersebut nyeri central(suprspinal) atau psikogenik.

    Kerugian dari teknik farmakologi ini adalah #aktunya yang lama.

    +eberapa ahli menggunakan teknik modifikasi dua ineksi$ineksi placebo

    diikuti dengan konsentrasi maksimal (chloroprokain 27 atau epidural

    lidokain 27). asien masih dievaluasi setelah ineksi,tapi nyeri

    dihubungkan dengan pulihnya fungsi motorik,sensorik dan simpatis.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    40/68

    ryGotomi akar dorsal dan simpatektomi lumbar.Nyeri hilang biasanya 12

    bulan.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    41/68

    dorsalis. lkohol adalah hipobarik,sedangkan fenol dalam gliserin adalah

    hiperbarik.

    N43A4N 63'K@@5

    ntervensi farmakologi pada meneemen nyeri termasuk

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    42/68

    +eberapa ahli menemukan neuroleptik berguna untuk pasien dengan nyeri

    neuropati refrakter. Neuroleptik lebih berguna untuk pasien yang ditandai

    dengan agitasi atau geala psikotik. aling sering dipakai$ fluphenaGil,

    haloperidol, chlorpomaGin, dan perphenaGin. ksi terapinya dengan adanya

    blockade resepor dopminergik pada tempat mesolimbik. +eruntung, aksiyang sama alur algostriatal dapat menghasilakan efek samping

    ekstrapiramidal yang tidak diinginkan,seperti mask like fasies, alan

    meloncat, rigiditas cog#heel dan bradikinesia. +eberapa pasien timbul

    reaksi distonik akut seperti crisis oculogirik,dan tortikolis. 4fek samping

    yang lama adalah akhatisia (restlessness yang ekstrem) dan diskinesia tardiv

    (gerakan choreoathetoid yang tidak disadari dari lidah,bibir,instabilitas

    leher). eperti antidepresan, banyak dari obat ini bersifat antihistaminic,

    antimuskarinik, dan efek bloking alfa adrenergic.

    K@3K@43@?

    5lukokortikoid telah lama digunakan pada meneemen nyeri karena efekantiinlamasi dan kemungkinan efek analgesi. +isa diberikan dengan

    topical,oral, atau parenteral ( inravena, subkutaneus, intrabursali,

    intraartikuler epidural)?osis yang banyak atau pemberian yang lama

    menyebabkan efek samping yang nyata. ktifitas efek glukokortikoid

    menyebebkan hipertensi, hiperglikemi, peningkatan kemungkinan infeksi,

    peptic ulcer, osteoporesis, nekrosis aseptic dari caput femur, myopati

    proksimal,katarak dan arang, protosis. asien uga dapat timbul gambaran

    syndrome

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    43/68

    alfa2adrenergik sering efektik untuk nyeri neuropatikdan toleransi terhadap

    opioid.

    @KN +@ENE'

    neksi toksin botulinum telah digunakan untuk terapi kondisi nyeriberhubungan dengan otot skeletal. enelitian menyokong penggunaan

    toksin botulinum pada terapi dengan kondisi yang berhubungan dengan

    kontraksi otot involunter(mis. ?ystonia fokal dan spastisitas). +eberapa ahli

    telah menggunakan obat ini untuk terapi headaches dan sindrom myofasial.

    oksin botulinum memblok asetikholin yang dilkeluarkan pada sinap akhir

    saraf motorik tapi bukan serabut saraf sensorik.'ekanisme yang mendorong

    analgesi adalah aliran darah local diperbaiki, spasme otot hilang, dan

    hilangnya kompresi otot dari serabut saraf.

    '+DN 43

    N43A4N K@@5

    eknik ini paling efektif dilakukan oleh ahli psikolog atau ahli psikiatri.

    ermasuk terapi kognitif, terapi perilaku, teknik biofeedback dan relaksasi

    dan hypnosis. ntervensi kognitif berdasarkan asumsi perilaku pasien

    terhadap nyeri dapat menimbulkan nyeri. erilaku maladaptive

    menimbulkan kontribusi penderitaan dan disability. asien diaarkan

    ketrampilan untuk menanggulangi nyeri mereka secara individu atau

    kelompok. aling banyak teknik yang dipakai pengalihan perhatian . erapi

    perilaku berdasarkan premis bah#a perilaku pasien dengan nyeri kronik

    ditandai dengan kosekuensi perilaku. enguatan positif (missal sesuai

    perhatian dari suami!istri) cenderung menambah nyeri dimana penguatanegative menurunkan perilaku nyeri. eorang terapis mengidentifikasi

    perilaku nyeri yang tidak sehat dan mencoba memanipulasi penguatan $tipe

    intervensi ini memrlukan kerasama anggota keluarga dan petugas medis.

    eknik relaksasi mengaarkan pasien untuk mengubah respon gerakan dan

    meningkatkan tonus simpatis berhubungan dengan nyeri. ecara umum

    teknik yang digunakan latihan relaksasi otot progresif.+iofeedback dan

    hypnosis adalah intervensi yang hampir berhubungan. emua bentuk

    feedback berdasarkan prinsip bah#a pasien dapat diaari control parameter

    fisiologi yang tidak disadari. uatu kecakapan , pasien dapat mengontrol

    factor fisiologi s(mis. ekanan otot) yang menyebabkan nyeri dapat hilang

    dengan respon relaksasi, dan dapat lebih efektif menerapkan ketrampilanpenanggulangan. aling sering digunakan parameter fisiologis adalah

    tekanan otot( elektromyografik biofeedback) dan temperature (thermal

    biofeedback). Keefektifan hypnosis bervariasi masingmasing individu.

    eknik hypnosis mengaarkan pasien untuk mengubah persepsi nyeri

    dengan mengalihkan pada sensasi lain , mekolakalisir nyeri pada satu sisi

    lain, memisahkan diri mereka sendiri dari pengalaman nyeri dengan

    membayangkan. asien dengan kronik headache dan gangguan

    musculoskeletal lebih berhasil dengan teknik relaksasi ini.

    "

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    44/68

    43 6K

    anas dan dingin dapat menghilangkan nyeri dengan mengurangi spasme

    otot. ebagia tambahan panas menurunkan aliran darah dan dingin

    menyebabkan vasokonstriksi dan menurunkan edema aringan. ksi

    analgesia dari panas dan dingin uga dapat diterangkan dengan gate theory

    dari proses nyeri

    'odalitas panas superficial termasuk konduktif ( hot packs,paraffin

    baths,fluidoterapi) convektif(hydroterapi) dan taknik radiasi (infrared).

    eknik untuk menerapkan dalamnya panas termasuk ultrasound diatermia

    micro#ave dan short#ave.$ modalitas ini lebih efektif untuk menanggulangi

    nyeri sendi dalam dan otot. ?ingin efektif untuk nyeri berhubungan dengan

    trauma akut dan edema. +ila diterapkan selektif dingin dapat

    menghilangkan spasme otot.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    45/68

    electrode diletakan pada dermatom yang sama sesuai nyeri dan dirangsang

    secara periodic arus listrik dari sumber (biasanya selama 0menit beberapa

    kali dalam sehari). rus listrik 100m dengan pulsasi lebar &0-0us pada

    frekuensi -0100 DG . +anyak pasien yang refrakter dengan 4N

    konvensional respon dengan 4N frekuensi rendah (akupuntur like4N)dimana distimulasi dengan pulsasi lebar L200us frekuensi M10

    DG(untuk &1& menit). idak seperti 4N konvensional, stimulasi

    frekuensi rendah dapat direverse dengan nalokson, menyokong adanya

    opioid endogenus.

    'E '4?E N (

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    46/68

    Kontrol nyeri post operatif secara umum dikelola oleh ahli anestesi, karena

    menguasai anestesi regional uga ahli farmakologi untuk analgesi. 'odalitas

    analgesi postoperative termasuk analgesi parenteral,oral blok saraf perifer,

    blok neuroaksial,opioid intraspinal sebaik teknik tambahan seperti 4N

    dan terapi fisik. eleksi teknik analgesi secara umum berdasarkan faktor$pasien,prosedur,dan setting (pasien ra#at alan atau ra#at inap)

    4N 3I CN

    1. nalgesik oral

    +anyak pasien mempunyai nyeri ringan sampai sedang diterapi dengan

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    47/68

    ikatan platelet 12 minggu,sedangkan efek antiplatelet karena N?

    reversible dan mempunyai #aktu paruh 2"/% am. dan N? dapat

    mengeksaserbasi bronkospasme pada pasien dengan triad of nasal,polip,

    rhinitis dan asma. sebaikny tidak digunakan pada anakanak dengan

    varicella atau influenGa karena menyebabkan sindrom 3eye. erakhir,N? menyebabkan insufisiensi renal akut dan nekrosis papiler renal,

    terutama pada pasien dengan penyakit disfungsi renal.

    @@?

    Nyeri postoperative sedang sebaiknya diterapi dengan opioid oral sesuai

    permintaan (3N) atau sesuai ad#al. +iasanya dikombinasi dengan

    inhibitor

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    48/68

    nalgesi opioid diberikan pada level darah tertentu pada pasien untuk

    pemberian intensitas nyeri. asien dengan nyeri berat terus diberikan sampai

    Gat analgesi mencapai level tertentu diatas dimana pengalaman analgesi

    pasien dan beratnya nyeri secepatnya dihilangkan. itik tangkapnya adalah

    sesuai dengan minimum efektif analgesic consentration ('4

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    49/68

    anggota keluarga atau pera#at) sebaiknya tidak menekan tombol untuk

    pasien. enggunaan infuse basal masih controversial. ?okter yang

    menganurkan infuse basal untuk mencegah level obat analgesic dari

    penurunan ika pasien tidur, dapat diperkirakan, pasien kemudian bangun

    saat nyeri berat. ?okter lain berargumen bah#a karena tingginya variasifarmakokinetik pada pasien dan kadangkadang menurun cepat, infuse basal

    mungkin lebih banyak menghasilkan depresi nafas. 6aktor tambahan

    berkaitan dengan depresi nafas yang luas membutuhka nalokson selama

    pemberian

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    50/68

    0,12&0,2&7. ?eraat infuse berbeda tiap pasien tai secara umum tergantung

    level uung kateter pada dermatom incisi. ?engan penempatan kateter yang

    optimal, infuse &10ml!am dapat menghasilkan analgsi yang memuaskan.

    @@?

    ksi opioid analgesi spinal dibicarakan diba#ah ini. 'orfin intratekal 0,2

    0," mg menghasilkan analgesi untuk "2"am. 'orfin epidural & mg sama

    efektifnya dan lebih banyak digunakan.'orphin dengan formulasi

    liposomal eFtended release (depodur) menghasilkan analgesi selama "- am.

    ni telah dipakai hanya untuk pemberian epidural lumbar setelah artroplasti

    panggul (1&mg),bedah abdominal ba#ah (101& mg). emberian

    denganepdural dan intratekal penetrasi opiate dalm medulla spinalis

    tergantung #aktu dan konsentrasi. emberian epidural dengan agen

    hidrofilik(seperti morfin) menghasilkan analgesi lebih rendah daripada agen

    lipofilik (seperti fentanyl). Bang terakhir dapat menghasilkan efek

    segmental dan sebaiknya digunakan hany bila uung kateter dekat dengandermatom incisi. evel darah sistemik dari fentanyl selama epidural hamper

    sama dengan pemberian intravena.4fikasi dari pemberian alfentanyl

    epidural dan kemungkinan sufentanil timbul hamper sama selama absorbsi

    sistemik.

    gen hidrophilik menyebar kesegala arah tergantung #aktu,adi ineksi

    morfin lumbar rendah dapat menghasilkan analgesi yang baik untuk thoraks

    dan prosedur abdomen atas. 6aktorfaktor penting yang berparan meliputi

    tempat uung kateter relative dekat incise dan usia pasien. emakin dekat

    uung kateter dengan dermatom incise, semakin sedikit umlah opioid yang

    dibutuhkan. asien lebih tua memutuhka sedikit opiate. Cika morfin epiduraldipakai sebagai analgesic tunggal dengan infuse kontinyu (0,1mg!ml), bolus

    & mg diberikan diikuti dengan 0,10,* mg!am. eknik bolus intermiten

    dapat digunakan, tapi infuse kontinyu menurunkan efek samping seperti

    retensi urin dan itching.

    6entanyl secara umum sering dipakai sebagai agen lipofilik dan diberikan

    10ug!ml cairan &10ml!am.

    U N44 @K ?N

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    51/68

    K@N3N?K

    Kontraindikasinya penolakan pasien, coagulopati,atau abnormalitas platelet

    dan adanya infeksi atau tumor pada tempat tusukan. danya infeksi sistemik

    hanya kontraindikasi relative ika tidak ada bakteremia . enempatn kateter

    intraspinal pada pasien dengan heparinisasi intraoperatif masih controversial

    karena kemungkinan hematom epidural. Keadian yang ada menunukan

    resiko yang kecil bila kateter ditempatkan dengan atraumatic selama

    heparinisasi dan dipindah hanya setelah koagulasi normal.

    464K 'N5 @@? N3N

    4fek samping yang sangat serius dari epidural dan intratekal opioid

    tergantung dosis,depresi nafas lambat.?ifusi opioid memasukan cairan

    serebrospinal dan migrasi ke dalam medula pusat respiratori. ?epresi pada

    kurve

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    52/68

    pruritus tanpa reversing analgesia. ntihistamin seperti difenhidramin atau

    hidroksidin uga dapat digunakan untuk gatal tapi menyebabkab sedasi.

    Aomitus dan mual dapat diberikanmetoklopram(&10mg),scopolami

    transdermal, droperidol (0,%2&1,&) atau ondansetron ("%mg). 3etensi urin

    tidak masalah,karena pasien terpasang urin kateter untuk beberapa haripostoperative.

    54N N

    +utorphanol epidural dapat menghasilkan analgesi yang baik (2

    am)dengan pruritus kecil tapi sedasi dalam mungkin efek sampingnya.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    53/68

    Didromorphon (?ilaudid) adalah alternative yang baik untuk

    morfin,terutama untuk pasien tua dan dengan kerusakan renal. 'etadon

    dilaporkan mempunyai #aktu paruh 1&0 am durasi klinis lebih singkat

    dan variable (biasanya %- am). asien yang mempunyai tuleransi obat

    membutuhkan dosis tambahan opioid rumatan untuk menimbulkan feelanalgesic yang sama. oleransi psikologik, ditandai dengan perubahab

    perilaku terhadap obat tertentu arang pada pasien kanker. oleransi teradi

    pada deraat perbedaan tiap orang dan hasil dari efek yang diinginkan

    seperti sedasi dalam,mual,dan depresi nafas. ayangnya, banyak pasien

    mengeluh konstipasi. Ketergantungan fisik teradi pada semua pasien

    dengan dosis besar opioid untuk periode lama. 6enomena #ithdra#al dapat

    dipercepat dengan pemberian antagonis opioid. enggunanaan antagonis

    opioid yang tidak mele#at blood brain barrier seperti methylaltreFon dan

    alvimopan dapat membantu menurukan masalah efek samping sistemik

    tanpa mengurangi efek analgesinya.

    3N?43' N54

    6entanil transdermal adalah alternative yang baik untuk morfin sustain

    release, terutama bila pemberian oral tidak memungkinkan. ediaan patch

    disusun sebagai cadangan obat yang diserap oleh kulit dengan membrane

    mikropous dan polimer adesiv. 6entanil umlah sangat besar (10mg)

    menyebabkan tekanan yang besar untuk difusi transdermal. 3intangan

    utama untuk absorbsi adalah stratum korneum. 3ute ransdermal

    menghindari metabolisme hepar first pass. 6entanil transdermal patch

    tersedia 2&,&0,*& dan 100 ug!am untuk 2 hari. atch yang paling besar

    seimbang dengan %0 mg!hr morfin intravena.

    Keuntungan utama dari cara ini adalah onset yang lambat dan dosis cepat

    berubah sesuai dengan perubahan kebutuhan. evel fentanil darah

    meningkat dan mencapai flat selama 121- am ratarata konsentrasi 1,1,&

    dan 2 ng!ml untuk &0,*& dan 100 patch. Aariabel antarpasien yang besar

    menghasilkan perubahan range &0200ug!am. ksi dermis sebagai

    cadangan kedua bahkan setelah patch dilepas, fentanil diabsorbsi terus

    sampai beberapa am.

    43 34N43

    Nyeri kanker yang tidak terkontrol berat membutuhkan perubahan bentuk

    pemberian dari oral ke parenteral atau opioid interspinal. +ila karakter nyeriberubah nyata, ini penting untuk direevaluasi perkembangan penyakit

    pasien. +anyak terapi pengganti seperti bedah paliatif,radiasi atau

    kemoterapi dapat membantu. embedahan dapat mengurangi

    tumor,kompresi atau memfiksasi fraktur. erapi hormonal sebaiknya

    dilkukan bila mungkin. eknik neurilitik sebaiknya uga dilibatkan bila

    tidak ada yang cocok.

    erapi opioid parenteral biasanya lebih suka diberikan infuse intravena

    kontinyu tapi dapat uga diberikan subkutaneus dengan #ing needle. nfus

    &

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    54/68

    portable modern mempunyai kemampuan

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    55/68

    refrakter, saddle blok neurolitik dapat mengurangi nyeri,bagaimanapun,

    disfungsi vesika urinaria dan saluran cerna dikecualikan. Karena morbiditas

    yang tinggi pada blok neurolitik(disfungsi somato sensori dan motorik),blok

    ini sebaiknya digunakan hanya dengan pertimbangan hatihati.rosedur

    neurodestruktif seperti pada adenolisis pituitary dan cordotomi dapatdigunakan pada pasien terminal. +eberapa center menambahkan stimulasi

    otak dalam.

    N?3@' NB43

    N?3@' 4N3'4N

    Neuropati entrapment secara umum melibatkan saraf sensoris,motorik atau

    campuran. Kompresi neural dapat teradi dimana alan saraf secara anatomi

    dekat bagian ini. 6aktor genetic dan makrotrauma repetitive sering sebagai

    penyebab$tenosynovitis yang berdekatan sering bertanggung a#ab. +ila

    saraf sensoris terkena, pasien mengeluh nyeri dan matirasa daerah distal dari

    tempat entrapmen$ kadangkadang pasien mengeluh nyeri yang dialarkan

    proksimal dari tempat entrapmen. 4ntrapmen dari saraf sciatik(sindrom

    piriformis)dapat mirip penyakit herniasi intervertebral. 4ntrapmen dari saraf

    motorik menghasilkan kelemahan otot yang diinervasinya. +ahkan

    entrapmen yang 8asli9saraf motorik dapat menghasilkan nyeri yang tidak

    elas mungkin berasal dari saraf aferen dari otot dan sendi. ?iagnosis dapat

    dikonfirmasi dengan elektromyografi dan percobaan konduksi saraf. +lok

    neural saraf dengan anestesilokal,dengan atau tanpa kortikosteroid untuk

    diagnostic dan menghilangkan nyeri temporer. erapi simtomatik dengan

    analgesi oral dan imobilisasi temporer,bila cocok. erkembangan reflek

    simpatis dystropi membutuhkan blok simpatis. 5ealageala refraktermembutuhkan bedah dekompresi.

    NB43 'B@6

    yndrom myofasial adalah gangguan umum ditandai dengan nyeri

    otot,spasme otot,kekakuan, kelemahan, dan kadangkadang disfungsi

    otonomik.asien mempunyai daerah berlainan (trigger point) ditandai nyeri

    pada satu atau lebih otot atau berkaitan dengan aringan ikat. alpasi pada

    otot tersebut,mengikat pada trigger point. andatanda disfungsi

    otonomik(vasokonstriksi atau piloereksi) pada lembaran otot mungkin ada.

    Nyeri secara karakteristik menyebar pada daerah tersebut dan mengikuti

    dermatom. rauma berat atau mikrotrauma repetitive mempunyai peranan penting

    dalam timbulnya sindrom myofasial. rigger point berkembang diikuti

    trauma akut$rangsang pada trigger poin aktif ini menghasilkan nyeri dan

    berikutnya spasme otot memperpanang nyeri. +ila episode akut ini

    surut,trigger poin menadi laten (lembut,tapi tidak nyeri)hanya direaktivasi

    pada #aktu nanti dengan stress berikutnya. atofisiologinya kurang

    dimengerti, tapi trigger poin adalah daerah iskemia local dimana

    berkembang karena spasme vaskuler atau spasme otot.

    &&

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    56/68

    ?iagnosis sindrom myofasial didapat dengan karakter nyeri dan palpasi

    pada daerah trigger poin. indrom ini umumnya menghasilkkan trigger poin

    di levator scapula, masseter, Vuadratus lumborum dan gluteus medius.?ua

    yang terakhir menghasilkan lo# back pain dan sebaiknya dipertimbangkan

    pada semua pasien dengan nyeri pinggul belakang,selain itu, trigger poingluteal dapat mirip radikulopati 1.'eskipun nyeri myofasial dapat kembali

    spontantanpa sekuele, banyak pasien terus mempunyai trigger poin. +ila

    trigger poin aktif, terapinya diarahkan kembalinya elastisitas dan

    panangnya otot. nakgesi diberikan di trigger poin (1ml) dengan anestesi

    local.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    57/68

    disuplai oleh ramus primer posterior. iap sendi faset diinervasi oleh cabang

    medial dari rami posterior primer dari saraf spinal diatas dan diba#ah sendi.

    esuai akar saraf spinal lumbar keluar dari dural sac, turun 12 cm secara

    lateral sebelum keluar dari foramina intervertebralis,adi,akar saraf

    &meninggalkan dural sac pada leveldiskus "& (tempat sering

    kompresi)tapi meninggalkan lapisan kanal spinal pedikel & yang

    berla#anan dengan discus &1.

    2. 3N!3N 4N? E'+@K3 ?N @@

    3A434+3

    Kirakira -0/07 dari lo# back pain yang menyertai strain dan sprain

    dikaitkan dengan angkat barang berat,atuh atau tibatiba ada gerakan

    abnormal dari vertebra. stilah sprain digunakan bila nyeri dikaitkan dengan

    trauma akut, sedangkan strain digunakan bila nyeri lebih krons dan

    dikaitkan dengan trauma minor repetitive.

    rauma otot paravertebra dan ligamentum menghasilkan reflek spasme

    otot,yang dihubungkan dengan trigger poin. Nyeri biasanya tumpul dan

    sakit dan arang menyebar ke ba#ah sampai pantat atau panggul. prain

    adalah proses benign self limited dan dapat berlangsung 12 minggu. erapi

    simptomatik diberi analgesi oral dan istirahat.

    endi sacroiliaca terutama yang mudah trauma rotasional. rauma akut dan

    kronis menyebabkan subluksasi sendi. Nyeri berasal dari sendi yang secara

    karakteristik disepanang posterior ilium dan menyebarke ba#ah panggul

    dan paha posterior sampai lutut. ?iagnosis dilakukan dengan kelembutan

    saat palpasidan kompresi sendi ini. Dilangnya nyeri setelah ineksi sendidengan anestesi local(ml) adalah diagnostic dan terapi. eranan ineksi

    steroid intraartikuler tidak ditegakan.

    . 4NBK ?454N43 ?KE

    ?iskus interverbralis kurang lebih 1! dari berat kolumna spinalis. +agian

    tengah ini oleh material gelatinus. 'aterial degeratif ini dan menadi fibritik

    dengan bertambahnya umur dan trauma. Nukleus pulposus dikelilingi oleh

    annulus fibrotik yang lebih tipis diposterior dan diikat superior dan inferior

    dengan plat kartilagenus.Nyeri disk (diskogenik)mempunyai mekanisme

    utama (1)protusion atau eFtrussi dari nucleus pulposus posterior atau (2)hilangnya tingginya discus, akibat formasi reaktifuntuk

    bonyspurs(osteofit)dari lingkaran corpus vertebralis diatas dan diba#ah

    discus. enyakit discus degeneratif sering mengenai vertebral lumbar karena

    ditemukan gerakan besar dan ligamentum longitudinal yang tipis 2&.

    D43N ?KE

    Kelemahan dan degeneratif dari annulus fibrosus dan ligamentum

    longitudinal dapat menyebabkan hernia nucleus pulposus posterior ke dalam

    spinal . /0 7 hernia discus teradi antara&1 atau "&. 5ealanya

    &*

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    58/68

    biasanya timbul diikuti trauma fleFi dan mungkin karena$(1)bulging,

    (2)protusi, () ekstrusi discus. Dernia discus biasanya teradi posterolateral

    dan sering menekan akar saraf terdekat,menghasilkan nyeri yang dialarkan

    sepanang dermatom (radikulopati). stilah sciatica kadang digunakan

    karena compresi akar saraf lumbar ba#ah menghasilkan nyeri sepanangsaraf sciatika. +ila material discus dikeluarkan sepanang annulus fibrosus

    dan ligamentum longitudinal posterior bebas fragmen menadi mendesak

    kanalis spinalis atau foramina intervertebralis, nyeri mungkin karena reaksi

    kimia#i dari glikoprotein yang dikeluarkan discus. Kurang umum

    pembesaran discus atau fragmen besar keluar posterocentral,menekan cauda

    eVuine.pada dura sac,pada pasien ini untuk nyeri bilateral, retensi urin atau

    kadang inkontinensial feca..

    @nset nyeri disk secara khusus dikaitkan dengan angkat barang berat.

    Nyeri berkurang dengan ikatan,pengankatan, duduk yang lama atau sesuatu

    yang mnyebabkan peningkatan tekanan abdomen, seperti bersin,batuk ataupenekanan. 'atirasa atau lemah adalah indikatif radikulopti.embesaran

    discus sampai ligamentum longitudinal posterior uga mengakibatkan lo#

    back pain yang menyebar ke panggul dan pantat.?engan posisi pasien

    supine dan lutut eFtensi maksimam, tungkai ba#ah

    5ambaran radiografi vertebra lumbal biasanya tersedia anterior

    posterior,lateral,dan obliVue. +one scan uga membantu pada pasien dengan

    pertumbuhan keganasan. 'eskipun banyak modalitas sensitif mendeteksi

    hernia discus dengan '3, teknologi ini tidak menunukan akurasi detail

    tulang seperti

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    59/68

    pertimbangan pertama. Entuk pilihan pasien,laminektomi mempercepat

    kesembuhan dan menurunkan insiden kekambuhan.

    +ila geala menetap selama bulan, nyeri kemungkinan kronik dan

    membutuhkan pendekatan multidisiplin. erapi fifsik menadi komponen

    penting untuk rehabilitasi. N? dan antidepresan uga membantu. +ila

    nyeri diskogenik menetap selama % bulan, terapi elektrotermal discus

    (?4) perlu dipertimbangkan untuk pasien muda(M&& tahun) dengan discus

    yang terkena single. Kriteria lain termasuk ketinggian discus (L&07), defek

    anuler posterior dan tidak ada stenosis spinal. eknik yang melibatkan

    fluoroskopi perkutaneus denga probe khusus ke discus tersebut

    menggunakan kanul 51*. robe ini kemudian digulung pada daerah yang

    terkena dan dipanaskan. anas menyebabkan discus dan munkkin saraf

    akhir koagulasi (serabut

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    60/68

    neksi caudal lebih disukai pada pasien dengan bedah punggung, karena

    scaring dan distorsi sering membuat ineksi epidural lumal lebih sulit,

    sayangnya, migrasi steroid ke epidural kurang optimal. neksi subarahnoid

    tidak direkomendasikan karena etylen glikol telah berimplikas arahnoiditis

    adesif setelah ineksi subarahnoid. Komplikasi lain meningitis aseptic,cryptococal,dan tuberculosis.

    4N@ N

    ?egenerasi nucleus pulposus menurunkan tingginya discus dan

    mengakibatkan bentuk osteofit (spondilosis) pada lingkaran corpus vertebra

    dan ligamentum spinal, mengakibatkan penyempitan foramina

    intervertebralis dan saluranspinal. Kompresi neural dapat menyebabkan

    radikulopati mirip hernia discus. 6ormatio osteofit ekstensif dapat

    mengkompresi akar saraf dan menyebabkan nyeri bilateral. +ila

    pertumbuhan ini mengganggu cauda eVuine, istilah stenosis spinal dipakai.

    tenosis spinal adalah penyakit usia lanut. +ack pain biasanya menyebar

    ke kedua pantat,paha dan tungkai. ecara karakteristik elek dengan latihan

    dan dihilangkan dengan istirahat, terutama duduk dengan fiksasi vertebra.

    stilah pseudoclaudikatio kadang dipakai. ?iagnosis disarankan dengan

    adanya kelainan klinis dan konfirmasi '3,

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    61/68

    progresif deformitas lain. nomali yang umum yaitu sacralisasi dar

    &(corpus vertebra berfusi ke sacrum), lumbalisasi 1 (berfungsi sebagai

    lumbal %),spondylosis (defek tulang tumbuh antara pedikel dan lamina ) dan

    spondylolistesis (corpus vertebra,pedikel dan sendi facet superior secara

    anterior menadi elemen posterior,umumnya pada &). ?iagnosis denganradiografi. 6usi spinal penting pada pasien dengan geala progresif dan

    instabilitas spinal.

    %. E'@3

    umor spinal pada pasien lebih muda dari &0 tahun umumnya

    inak,sedangkan pada usia tua biasanya ganas.

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    62/68

    Nyeri neuropati yaitu nyeri yang dikaitkan neuropati diabetika, causalgia,

    tungkai lumpuh, neuralgia postherpetik, trauma medulla spinalis, stroke,dan

    multiple scerotik. Nyeri kanker dan lo# back pain kronis mungkin lebih

    menonol komponen neuropatinya. Nyeri neuropati cenderung ke proksimal

    dan kadangkadang taam dengan kualitas terbakar dan biasanyaberhubungan dengan hiperpatia. 'ekanisme nyeri neuropati dibahas pada

    bab a#al.

    Karena sering sulit mengetahui tipe nyeri ini, modalitas terapi multiple

    adalah penting. erapi mungkin berupa anticonvulsant (mis. 5abapentin),

    antidepresan (amitriptilin), antiaritmia (meFiletin),alfa 2adrenergik agonis

    (klonidin), agen topical (lidokain atai capsaisin) dan analgesic (N? dan

    opioid). @pioid spinal angat efektif untuk beberapa pasien. +lok simpastis

    efektif untuk gangguan tertentu. timulasi medulaspinalis mungkin efektif

    untuk pasien yang tidak toleran atau respon terhadap terapi lain.

    N4E3@ ?+4K

    Neoropati diabetika paling sering ditemukan nyeri neuropati dalam praktek

    dan penyebab utama morbiditas. atofisiologinya kurang dimengerti tapi

    mungkin berhubungan dengan mikroangiopati dan hiperglikemia kronik

    menyebabkan aktivasi metabolic abnormal dan protein glikation. +anyak

    sindrom Neuropati diabetik dikenali dan lebih dari satu pada pasien. ni

    mungkin simetris (umumnya),fokal,atau multifokal mengeni saraf

    peripheral (sensoris dan motorik,kranialis atau saraf otonomik.

    indrom yang paling umum adalah polineuropati perifer,yang

    mengakibatkan matirasa simetrik (distribusi 8stocking and

    glove9),parestesi,dyesestesi dan nyeri intensitasnya bervariasi, sering elekpada malam hari. Kehilangan persepsi mungkin sulit beralan dan deficit

    sensoris bisa menyebabkan trauma. 'ononeuropati menyerang saraf

    individu menyebabkan drop foot atau #rist atau cranial nerve palsy.

    'ononeuropati secara khas mempunyai onset mendadak dan reversible,

    untuk beberapa minggu. 3adiculopati, menyerang dermatomsensoris uga

    bisa teradi. Neuropati otonomik mengenai tarctus gastrointestinal

    menyebabkan diare, pengosongan lambung lambat dan motilitas

    esophageal. Dipotensi ortostatik dan bentuk lain disfungsi otonom umum

    teradi.

    erapi neuropati diabetika tidak hanya simptomatik tapi uga diarahkanuntun control glukosa darah yang optimal untuk membantu mencegah atau

    memperlambat progresifitas. setaminophen dan N? biasanya tidak

    efektif untuk nyeri sedang sampai berat. erapi dengan pharmakologi

    primer dan sulit serta membuat frustasi. asien adi toleran dan adiksi

    terhadap opioid. @batobat auvan mempunyai peran utama. Kombinasi obat

    antiepileptic (mis.gabapentin) dan trisiklik antidepresan (amitriptilin) bisa

    efektif dipakai. ramadol berguna untuk analgesi, mekanismenya

    unik,potensial abusenya rendah.

    %2

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    63/68

    NB43 'NN4? '

    Nyeri ini penalaran dari kelompok nyeri neuropati dimana system saraf

    mempunyai peranan penting. rigger multiple dapat mencetuskan nyeri ini,

    seringnya terabaikan dan misdiagnosis. stilah 8compleF regional pain

    syndrome9(

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    64/68

    antidepresan uga bermanfaat. +edah impatektomi untuk kasus kronis

    sering kurang memuaskan karena hanya menghilangkan sementara.

    D434 U@43 KE ?N N4E35 @D434K

    Derpes Goster akut menunukan reaktivasi dari virus varicella Goster. adatahap a#al masa anakanak terinfeksi (chickenpoF), virus menginfeksi

    ganglia dorsalis, dimana tinggal laten sampai reaktivasi. enyakit ini

    ditandai rash vesikuler,rash dermatom yang disertai nyeri berat. ?ermatom

    aer teradi pada semua umur tapi sering pada orang tua.5angguan ini

    self limited pada usia muda(M&0 th). erapi utama dukungan obat analgesi

    oral dan acyclovir oral,famciclovir atau valacyclovir. erapi ntivirus

    menurunkan durasi rash dan cepat sembuh. asien yang

    immunocompromised dengan infeksi tersebar membutuhkan terapi

    acyclovir intravena.

    asien tua mungkin terus merasakan nyeri radikuler, bahkan setelah rash

    sembuh. nsiden neuralgia postherpetika (DN) diperkirakan &07 pada

    pasien lebih tua dari &0 tahun. ambahan lagi DN sering sulit diterapi.

    Kortikosteroid peroral selama infeksi akut menurunkan inside DN,tapi

    masih controversial. Kortikosteroid meningkatkan diseminasi pada pasien

    imunodefisiensi. +lok simpatis selama herpes Goster akut menghasilkan

    analgesi yang baik dan uga dilaporkan menurunkan insiden DN. erakhir

    mendorong bah#a DN diperantarai saraf simpatis. enelitian menunukan

    bila blok simpatis diberikan pada 2 bulan setelah rash,DN akan sembuh

    pada -07pasien. Ialapun neuralgia sudah dihilangkan, blok simpatis

    umumnya tidak efektif. ndidepresan, antikonvulsan, opioid dan 4N

    berguna untuk beberapa pasien. enggunaan patch lidokain &7 (lidoderm*00mg) pada daerah nyeri dapat membantu pasien, mungkin karena

    penurunan sensitisasi perifer dan reseptor.

    D4?

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    65/68

    fluktuatif,beberapa am samai bebeapa hari. ni dikaitkan dengan stress

    emosional atau depresi. erapinya simtomatik dengan N?.

    '53N D4?

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    66/68

    menadi buta karena melibatkan arteri optalmikus. erapi Kortikosteroid

    sangat efektif. +iopsi arteri temporal dapat untuk konfirmasi.

    N4E35 354'N

    Nyeri pada neuralgia trigeminal (tic doloreuF)unilateral secara klasik,biasanya lokasi di A2atau A distribusi saraf trigeminal. ni mempunyai

    shock elektrik kedua lebih 2 menit dan sering dicetuskan dengantrigger area

    dengan cabang saraf yang terkena. pasme otot fasial ada. ni menyerang

    usia pertengahan dan pasien tua dengan perbandingan 2:1 perempuan dan

    lakilaki. ada banyak pasien mengalami iritasi dari pembuluh darah yang

    berkelok di fossa posterior. @bat pilihannya adalah carbamaGepin. henitoin

    atau baclofen bisa ditambahkan, terutama pada pasien yang tidak toleran

    dengan dosis permintaan carbamaGepin. erapi invasive untuk pasien yang

    tidak toleran dengan terapi obat termasuk ineksi gliserol atau ablation

    radiofrekuensi ganglion gasserian dan microsurgical dekompresi dari saraf

    trigeminal (prosedur Cannetta)

    ?KE KE$

    N54 44D +4?D D@3

  • 7/23/2019 wjBab 18 Pain Management.doc

    67/68

    pakah da ambahan @bat ain Entuk Nyeri pada asien gar lebih

    @ptimalY

    @pioid intravena tambahan akan menyebabkan depresi nafas dan ini

    dihindari (kecuali direintubasi). @pioid intratekal mungkin relative analgesi

    cepat pada bagian incise abdomen tapi membutuhkan beberapa am untuk

    analgesianya$teknik ini uga mencetuskan depresi nafas.

    Ketorolac intravena dapat ditambahkan tanpa mendepresi nafas menurunkan

    kebutuhan opioid. enggunaan ketorolac secepatnya setelah

    diseksi,bagaimanapun uga berbahaya karena efek antiplatelet dan resiko

    perdarahan posoperatif.

    Ketamin dosis rendah (1020mg!am) adalah analgesi poten dan tidak

    mendepresi nafas. ada dosis tinggi, menyebabkan sdeasi dalam dan efek

    psikotomimetik. 'eskipun infuse ketamin merupakan option baik, sedasi

    dalam perlu diperhatikan.

    +lok intercosta multiple dapat diberikan sebagai analgesi poten untuk incise

    thoraksik dan diindikasikan untuk pasien ini. "& mm bupivakain 0,2& 7

    dapat dipakai sesuai level dermatom yang cocok.ambahan lagi, karena

    pasien sudah ada chest tube,resiko pnemothoraks minimal. eknik yang

    hampir sama untuk analgesi pada obesitas adalah analgesi intrapleura.

    pakah nalgesi ntrapleuraY

    eknik ini diberikan analgesi pada dinding dada dan abdomen atas.

    enempatan kateter dalam aringan dinding dada untuk memasukan anestesi

    local pada beberapa saraf intercosta. stilah intrapleura dan interpleura

    dapat terbalik tapi yang terakhir lebih disukai.

    pakah ?asar natomi nalgesi interpleuraY

    osterior space interkostal mempunyai lapisan$lapisan otot, membrane

    intercosta posterior(aponeurosis otot intercosta interna)dan otot intimus

    intercostalis (bagian dari kelompok otot tranversus thoraksis,yang terusan

    dari transversusu abdominis). arasf intercosta beral