05-tpjj-ta-2014
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
1/18
viii
PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN PADA PROYEK JALAN
BATAS KOTA TARUTUNG-BATAS KABUPATEN TAPANULI
SELATAN STA. 0+000 KMSTA . 4+000 KM
TUGAS AKHIR
Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh
MARTHA T. C. SIGALINGGING
NIM : 1005131016
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2014
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
2/18
ix
ABSTRAK
PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN PADA PROYEK JALAN BATAS KOTA TARUTUNG-
BATAS KABUPATEN TAPANULI SELATAN STA. 0+000 KM-STA. 4+000 KM
Oleh
MARTHA T. C. SIGALINGGING
1005131016
Jalan adalah seluruh bagian jalan dan bangunan pelengkapnya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas umum yang berada di permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan dan/ atau air, serta di atas permukaan air
kecuali jalan rel dan kabel. Jalan sangat berperan penting dalam transportasi dan
jika jalan tersebut rusak, maka jalur transportasi akan terhambat. Oleh karena itudilakukan perbaikan jalan dan peningkatan jalan. Seperti halnya pada jalan batas
Kota Tarutung sampai batas Kab. Tapanuli Selatan dilakukan peningkatan jalan
sepanjang 8 km. Pelebaran jalan dilakukan untuk menunjang faktor ekonomi dan
karena kapasitasnya sudah melebihi batas syarat yaitu 0,8 untuk jalan antar kota.
Dalam hal ini tebal perkerasan pelebaran jalan dihitung dengan Metode Analisa
Komponen 1989. Untuk tebal lapis tambah (overlay)digunakan Metode Lendutan
dengan alatBenkelman Beam. Selain perhitungan tebal perkerasan, dihitung juga
geometriknya yang akan dibandingkan dengan desain proyek yang ada. Dari hasil
perhitungan pelebaran jalan diperoleh nilai tebal lapis pondasi atas 20 cm dan
lapis permukaan 11 cm, berbeda dengan desain proyek yaitu tebal pondasi atas 15
cm dan lapis permukaan 12 cm. Faktor yang menyebabkan perbedaan nilai tebal
tersebut kemungkinan besar adalah metode yang digunakan. Dalam desain proyek
digunakan Metode AASHTO 1993, sedangkan penulis menggunakan Metode
Analisa Komponen 1989. Hasil perhitungan tebal overlay adalah 13 cm (AC-
WC= 5 cm, AC-BC= 8 cm) berbeda dengan desain proyek yaitu 10 cm. Untuk
geometrik hasil perhitungan dan desain tidak berbeda jauh. Bentuk tikungan sama,
yaitu di PI 1- PI 47 dan PI 49-PI 60 menggunakan tikungan FC dan di PI 48
menggunakan tikungan SCS. Perbedaannya terletak pada nilai super elevasinya.
Kata Kunci: Peningkatan Jalan, Perkerasan, Geometrik.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
3/18
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Ada pun judul tugas akhir ini yaitu:
PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN PADA PROYEK JALAN BAT
AS KOTA TARUTUNG BATAS KABUPATEN TAPANULI SELATANSTA
. 0+000 KM STA. 4+000 KM
merupakan satu syarat yang harus dilaksanakan untuk memperoleh gelar SarjanaSains Terapan di Politeknik Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menghadapi berbagai kendala
seperti keterbatasan waktu dan teknik penulisan, namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini selayaknya penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
Bapak M.Syahruddin,S.T.,M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan.
3. Bapak Amrizal, S.T., M. T., selaku Ketua Program Studi D-IV TPJJ Politeknik
Negeri Medan.
4. Bapak Koster Silaen, M.T., selaku Wali Kelas D-IV TPJJ 8A Politeknik Negeri
Medan.
5.
Bapak Darman F. Saragih, Dipl.Ing., M.T., selaku dosen pembimbing 1.
6. Bapak Fadli, S. T., M. T., selaku dosen pembimbing 2.
7. Seluruh staf dan bagian di Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN)
Sumatera Utara.
8. Semua keluarga, khususnya kedua orang tua yang telah banyak membantu,
baik berupa moral, dukungan, doa, maupun materi.
9. Seluruh Dosen dan Pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
4/18
xi
10.Seluruh rekan-rekan seperjuangan TPJJ 8A angkatan 2010 Politeknik Negeri
Medan.
Penyunulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun dan
menyelesaikan tugas akhir ini, namun penyusun menyadari bahwa tugas akhir
masih belum sempurna, untuk itu penulis menerima dengan terbuka masukan,
segala kritik, saran dan pendapat yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini
berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.
Medan, September 2014
Hormat Penulis,
MARTHA T. C. SIGALINGGING
NIM 1005131016
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
5/18
xii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.....................................................................................I-1
I.2 Rumusan Masalah................................................................................I-3
I.3 Tujuan..................................................................................................I-3
I.4 Manfaat................................................................................................I-4
I.5 Batasan Masalah...................................................................................I-4
I.6 Sistematika Penulisan...........................................................................I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Aspek Lalu Lintas..............................................................................II-1
II.2 Konstruksi Perkerasan Lentur.........................................................II-11
II.3 Perancangan Tebal Lapis Tambah (overlay)...................................II-29
II.4 Parameter Desain Geometrik...........................................................II-43
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
6/18
xiii
BAB III METODOLOGI
III.1 Persiapan.........................................................................................III-1
III.2 Tahap Penyusunan Tugas Akhir.....................................................III-1
III.3 Identifikasi Masalah........................................................................III-3
III.4 Perumusan Masalah........................................................................III-3
III.5 Pengumpulan Data..........................................................................III-3
III.6 Analisis Data...................................................................................III-4
III.7 Perancangan Teknis........................................................................III-5
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Perhitungan Kapasitas Jalan...........................................................IV-1
IV.2 Perencanaan Tebal Perkerasan.......................................................IV-7
IV.3 Perencanaan Tebal Lapis Tambah (Overlay)...............................IV-14
IV.4 Perancangan Geometrik...............................................................IV-20
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan.......................................................................................V-1
V.2 Saran..................................................................................................V-1
DAFTAR PUSTAKA
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
7/18
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Klasifikasi Jalan Menurut Kelas Jalan........................................ II-2
Tabel II.2 Klasifikasi Jalan Menurut Medan Jalan...................................... II-3
Tabel II.3 Kapasitas Dasar Suatu Ruas Jalan.............................................. II-6
Tabel II.4 Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (Fcw)....................................... II-7
Tabel II.5 Faktor Penyesuaian Pemisah Arah............................................ II-8
Tabel II.6 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping................................... II-8
Tabel II.7 Nilai emp untuk Jalan 2 Lajur 2 Arah Tak Terbagi.................. II-10
Tabel II.8 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan II-15
Tabel II.9 Koefisien Distribusi Kendaraan (C).. II-16
Tabel II.10 Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan (E). II-17
Tabel II.11 Nilai Faktor Regional (FR)... II-22
Tabel II.12 Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana (IP).. II-23
Tabel II.13 Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IPo). II-23
Tabel II.14 Koefisien Kekuatan Relatif Bahan II-25
Tabel II.15 Batas-batas Minimum Tebal Lapis Permukaan.... II-26
Tabel II.16 Batas Minimum Tebal Pondasi Atas. II-27
Tabel II.17 Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan........................................... II-30
Tabel II.18 Faktor Hubungan Antara Umur Rencana dengan N................. II-31
Tabel II.19 Faktor Koreksi Lendutan Terhadap Temperatur Standar.......... II-34
Tabel II.20 Temperatur Tengah (Tt) dan Bawah (Tb) Lapis Beraspal......... II-35
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
8/18
xv
Tabel II.21 Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian (FKTBL)...... II-42
Tabel II.22 Lebar Lajur Jalan Ideal.............................................................. II-43
Tabel II.23 Panjang Bagian Lurus Maksimum............................................ II-44
Tabel II.24 Jari-jari Tikungan Full Circle (fc)............................................. II-44
Tabel II.25 Nilai Super Elevasi.................................................................... II-51
Tabel II.26 Panjang Jari-jari Minimum....................................................... II-52
Tabel IV.1 Potensi Arus Lalu Lintas........................................................... IV-1
Tabel IV.2 Pertumbuhan Arus Lalu Lintas.................................................. IV-3
Tabel IV.3 Volume Jam Perencanaan (kend/ jam/ 2 arah).......................... IV-5
Tabel IV.4 Volume Jam Perencanaan (smp/jam/2 arah)............................. IV-5
Tabel IV.5 Analisis Derajat Kejenuhan....................................................... IV-6
Tabel IV.6 Potensi Arus Lalu Lintas........................................................... IV-8
Tabel IV.7 Lalu Lintas Harian Rata-rata Awal........................................... IV-9
Tabel IV.8 Hasil Perhitungan Angka Ekivalen.......................................... IV-14
Tabel IV.9 Data Lendutan DenganBenkelman Beam............................... IV-16
Tabel IV.10 Perhitungan CESA................................................................... IV-19
Tabel IV.11 Koordinat X,Y dan Jarak Antar PI.......................................... IV-23
Tabel IV.12 Rekap Hasil Perhitungan Tikungan FC................................... IV-28
Tabel IV.13 Rekap Hasil Perhitungan Daerah Bebas Samping................... IV-31
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
9/18
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur............................II-12
Gambar II.2 Korelasi Antara DDT dan CBR.................................................II-21
Ganbar II.3 Alat Benkelman Beam...............................................................II-28
Gambar II.4 Faktor Koreksi Lendutan Terhadap Temperatur (Ft).................II-34
Gambar II.5 Hubungan antara Lendutan Rencana dan Lalu Lintas...............II-38
Gambar II.6 Tebal Lapis Tambah (Ho)..........................................................II-39
Gambar II.7 Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah (Fo)..................................II-40
Gambar II.8 Faktor Koreksi Tebal Lapis Penyesuaian (FKTBL).....................II-42
Gambar II.9 Lengkung Full Circle.................................................................II-45
Gambar II.10 Lengkung Spiral-spiral...............................................................II-47
Gambar II.11 Lengkung Spiral-Circle-Spiral...................................................II-49
Gambar II.12 Pelebaran Tikungan.................................................................. II-53
Gambar III.1 Diagram Alir Tugas Akhir..........................................................III-2
Gambar IV.1 Diagram Perhitungan Pertumbuhan Lalu Lintas....................... IV-2
Gambar IV.2 Rencana Struktur Perkerasan Lentur....................................... IV-13
Gambar IV.3 Grafik Lendutan Terkoreksi.................................................... IV-18
Gambar IV.4 Tebal Lapis Tambah................................................................ IV-21
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
10/18
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Peta Lokasi Proyek
Lampiran B : Rekap Data LHR
Lampiran C : Nomogram
Lampiran D : Data Curah Hujan
Lampiran E : Data CBR
Lampiran F : Lendutan
Lampiran G : Gambar Trase Jalan
Lampiran H : Gambar Situasi Jalan
Lampiran I : Gambar Potongan Melintang Jalan
Lampiran J : Lembar Asistensi
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
11/18
xviii
DAFTAR ISTILAH
1. BURAS (Laburan Aspal) merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran
butir maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3.8 inch.
2. BURDA (Laburan Batu Dua Lapis) merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara
berurutan. Tebal maksimum 35 mm.
3. BURTU (Laburan Batu Satu Lapis) merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi
seragam. Tebal maksimum 20 mm.
4. DS (Derajat kejenuhan) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas
digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan
segmen jalan.
5. E (Angka Ekivalen) dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang
menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu
lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang
ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16
ton (18.000 lb).
6. Emp (Ekivalen Mobil Penumpang) adalah faktor yang menunjukkan berbagai
tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan dengan
pengaruhnya terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam arus lalu-lintas.
7. FR (Faktor Regional) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan
lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya
dukung tanah dasar dan perkerasan.
8. HRA (Hot Rolled Asphalt) merupakan lapis penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadan panas
pada suhu tertentu.
9. LAPEN (Lapis Penetrasi Mac adam) merupakan suatu lapis perkerasan
yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
12/18
xix
terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara
disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan
digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu
penutup.
10.LASBUTAG (Lapis Asbuton Campuran Dingin) adalah campuran yang
terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler
(bila diperlukan) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.
11.LASTON (Lapis Aspal Beton) merupakan suatu lapisan pada kontruksi
jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal keras,
yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu
tertentu.
12.LASTON ATAS (Lapis Aspal Beton Pondasi Atas) merupakan pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
13.LASTON BAWAH (Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah) pada umumnya
merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah
dasar jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
14.LATASIR (Lapis Tipis Aspal Pasir) merupakan lapis penutup yang terdiri
dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan
dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
15.LATASTON (Lapis Tipis Apal Beton) merupakan lapis penutup yang
terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal
keras dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas pada suhu tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.16.RW adalah Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan pada lengkung
horisontal untuk lajur sebelah dalam. Besarnya Rw dipengaruhi oleh tonjolan
depan ( A ) kendaraan dan sudut belokan roda depan ( ).
17.TPRT adalah temperatur perkerasan rata-rata tahunan untuk daerah/kota
tertentu.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
13/18
xx
18.UR (Umur Rencana) adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak
jalan tersebut mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau
dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan yang baru.
19.
VJP (Volume Jam Perencanaan) adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam
sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam smp/jam.
20.VLHR (Volume Lalu Lintas Harian Rencana) adalah prakiraan volume lalu
lintas harian pada akhir tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam
kendaraan/hari atau smp/hari.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
14/18
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang mengalami
perkembangan yang cukup pesat baik dalam aspek fisik, ekonomi maupun
kependudukan. Pada saat ini volume lalu lintas Provinsi Sumatera Utara sudah
relatif padat sehingga menimbulkan kemacetan pada ruas-ruas jalan yang ada.
Ruas jalan pada saat ini sudah banyak yang rusak, ini disebabkan hampir semua
kegiatan dan lalu lintas pergerakan transportasi kota terkonsentrasi pada ruas-ruas
jalan tertentu saja. Pada jalan lintas Sumatera dengan panjang 2.508,5 km, hanya
jalan lintas timur (Aceh - Sumatera Utara - Riau - Jambi - Sumatera Selatan -
Lampung) yang termasuk kondisi jalan bagus. Sedangkan jalan lintas barat
(Sumatera Barat- Bengkulu- Lampung) dan jalan lintas tengah (Sumatera Utara-
Sumatera Barat- Jambi- Sumatera Selatan- Lampung), masih termasuk kondisi
jalan rusak (http://wikipedia.org/wiki/jalan raya_lintas sumatera). Seperti halnyadengan ruas jalan batas Kota Tarutung (Kabupaten Tapanuli Utara)-batas
Kabupaten Tapanuli Selatan yang merupakan jalur transportasi lintas tengah yang
banyak mengalami kerusakan.
Dalam kelompok transportasi darat, jalan raya menjadi salah satu moda
transportasi yang memicu pergerakan ekonomi secara umum, khususnya
infrastruktur pada daerah perbatasan dan terpencil. Jalan batas Kota Tarutung-
batas Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan jalan lintas yang menghubungkan
daerah-daerah pedalaman pada batas Kota Tarutung dengan Kabupaten Tapanuli
Selatan. Secara umum, perkembangan ekonomi pada wilayah tersebut adalah hasil
pertanian berupa padi, kopi dan sayur-sayuran. Mengingat kondisi jalan tersebut
rusak, perkembangan ekonomi pun akan terhambat terutama dalam hal
pendistribusiannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan perbaikan jalan
meliputi perencanaan lapis tambah perkerasan jalan (overlay) dan untuk
menambah kapasitas jalan dilakukan pelebaran jalan selebar 1,5 m dengan kondisi
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
15/18
I-2
lebar jalan lama (eksisting)selebar 4,5 m. Peningkatan jalan batas Kota Tarutung-
batas Kabupaten Tapanuli Selatan ini akan berlangsung sepanjang 9,1 km dan
dibagi atas tiga section dengan masing-masing panjang jalan, untuk section
pertama sepanjang 0,7 km, section kedua sepanjang 0,5 km, dan sectionketiga
sepanjang sepanjang 7,9 km. Dalam hal ini, akan diambil 4 km pertama dari
pekerjaan jalan sectiontiga.
Konstruksi perkerasan yang lazim adalah konstruksi perkerasan yang terdiri
dari beberapa lapis bahan dengan kualitas yang berbeda, dimana bahan yang
paling kuat biasanya diletakkan di lapisan paling atas. Bentuk konstruksi
perkerasan seperti ini banyak digunakan untuk pembangunan jalan-jalan di
Indonesia, yaitu menggunakan jenis konstruksi perkerasan lentur (flexible
pavement).
Adapun judul laporan tugas akhir ini yaitu Evaluasi Perancangan
Peningkatan Jalan Pada Proyek Jalan Batas Kota Tarutung-Batas Kabupaten
Tapanuli Selatan pada Sta 0+000 km - Sta 4+000 km. Laporan ini akan
membahas kapasitas jalan, evaluasi tebal perkerasan jalan, lendutan jalan, dan
kontrol perancangan geometrik jalan. Evaluasi dan kontrol dilakukan, karena jalan
tersebut sudah ada. Tebal perkerasan jalan dihitung dengan Metode Analisa
Komponen SNI- 1989 yang akan digunakan untuk pelebaran jalan dan untuk tebal
lapis tambah (overlay) digunakan Metode Lendutan dengan Alat Benkelman
Beam.Sedangkan untuk kontrol perancangan geometrik berpedoman kepada Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antarkota 1997.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
16/18
I-3
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa tebal perkerasan pelebaran jalan batas Kota Tarutung-batas Kabupaten
Tapanuli Selatan pada Sta 0+000 km sampai Sta 4+000 km?
2. Berapa tebal lapis tambah perkerasan jalan batas Kota Tarutung-batas
Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta 0+000 km sampai Sta 4+000 km?
3. Bagaimana kesesuaian perhitungan dengan desain geometrik perancangan jalan
batas Kota Tarutung-batas Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta 0+000 km
sampai Sta 4+000 km?
I.3 Tujuan
Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah dapat merancang jalan utuh,
meliputi:
1. Memperoleh hasil tebal lapis perkerasan untuk pelebaran jalan batas Kota
Tarutung-batas Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta. 0+000 km sampai Sta.
4+000 km.
2. Memperoleh hasil tebal lapis tambah perkerasan (overlay) pada jalan batas
Kota Tarutung-batas Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta. 0+000 km sampai
Sta. 4+000 km.
3. Sesuai atau tidaknya perhitungan dengan desain geometrik jalan batas Kota
Tarutung-batas Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta. 0+000 km sampai Sta.
4+000 km.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
17/18
I-4
I.4 Manfaat
Dengan adanya laporan tugas akhir ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.
Penulis untuk meningkatkan keahlian dalam merancang jalan.
2. Penulis dan pembaca dalam menambah wawasan dalam merancang jalan,
meliputi perhitungan tebal perkerasan, evaluasi desain geometrik dan drainase.
3. Sebagai sumbangan pemikiran dengan harapan dapat digunakan atau sebagai
bahan perimbangan bagi perancang jalan.
I.5 Batasan Masalah
Ada pun batasan masalah dalam laporan ini, meliputi:
1. Jalan yang dirancang dimulai dari Sta.0+000 km sampai Sta.4+000 km dari
batas Kota Tarutung sampai batas Kabupaten Tapanuli Selatan yang
sebenarnya berada pada km. 110,00- km. 115,00.
2. Perhitungan tebal perkerasan pelebaran jalan batas Kota Tarutung-batas
Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta. 0+000 km sampai Sta. 4+000 kmdihitung sesuai data LHR sekunder.
3. Perhitungan tebal lapis tambah perkerasan jalan batas Kota Tarutung-batas
Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta. 0+000 km sampai Sta. 4+000 km
dihitung berdasarkan data sekunderBenkelman Beam.
4. Dilakukan kontrol desain geometrik perancangan jalan batas Kota Tarutung-
batas Kabupaten Tapanuli Selatan pada Sta. 0+000km sampai Sta. 4+000km
dengan minimal 2 jenis tikungan dan hanya mencakup alinemen horizontal
serta mengacu pada Tata Cara Perancangan Geometrik Jalan Antarkota 1997.
-
7/24/2019 05-TPJJ-TA-2014
18/18
I-5
I.6 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan :Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan,Manfaat,Batasan Masalahdan Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka :Aspek Lalu Lintas, Konstruksi
Perkerasan Lentur, Perencanaan
Tebal LapisTambah (overlay),
Parameter Desain Geometrik.
Bab III Metodologi :Persiapan, Tahap Penyusunan
Tugas Akhir, Identifikasi Masalah,
Perumusan Masalah, Pengumpulan
Data, Analisis Data, Perancangan
Teknis.
Bab IV Analisa Data dan Pembahasan :Perhitungan Kapasitas Jalan,
Perhitungan Tebal Perkerasan
DenganMetode Analisa Komponen,Perhitungan Tebal Lapis Tambah
(Overlay)DenganBenkelman Beam,
Perancangan Geometrik.
Bab V Kesimpulan dan Saran :Kesimpulan dan Saran.