19-media-pengenalan-htlh.pdf

Upload: deza-fahmi

Post on 17-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    1/7

    1

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    MEDIA PENGENALAN HUTAN DAN LINGKUNGAN HIDUPBAGI SISWA DIDIK SEKOLAH DASAR DAN LANJUTAN *)

    Oleh: Tarsoen Waryono **)

    AbstrakMasa anak-anak merupakan perjalanan kritis; masa pembentukan jati diri dari berbagai informasi,yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, perilaku dan sikap dimasa remaja dan dewasa sebagaigenerasi bangsa dimasa mendatang; Untuk itu pembekalan pengetahuan tentang hutan danlingkungan hidup nampaknya dinilai cukup strategis. Suatu harapan dengan pemahaman sejak usiadini secara nasional; hingga terciptanya kesadaran dan kepedulian terhadap potensi sumberdayaalam dan lingkungannya, akan tertanam bagi setiap insan generasi muda harapan bangsa. Hal inimengingat bahwa pengenalan hutan dan lingkungan hidup, pada dasarnya meru-pakan tindakan

    awal dalam manajemen konservasi sebagai salah satu bentuk upaya penyelamatan danpelestarianya secara berkelanjutan.

    Pendahuluan

    A. Latar BelakangKonsepsi pendidikan nasional yang berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia,

    seperti tertuang dalam UUD 1945, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkatdan martabat bangsa, mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME, berkualitas, serta mampu membangun dirinya sendiri dan masyarakat di sekelilingnya;

    Untuk itu penyelenggaraan pendidikan nasional harus mampu meningkatkan pengetahuansiswa didik berdasarkan kaidah dan rambu-rambu sperti tertuang dalam Undang-undang.Pasca pendidikan dasar, pada hakekatnya merupakan bekal jenjang pendidikan

    berikutnya, (SLTP dan sederajat), seperti tertuang dalam GBHN, 1978 lebih dititik beratkanuntuk membentuk pribadi-pribadi siswa didik yang berbudi pekerti luhur, penuh danmemahami atas ilmu pengetahuan dasar, sebelum meningkat pada jenjang pendidikanberikutnya (SLTA). Demikian halnya pasca pendidikan SLTP, merupakan bekal untukmembentuk diri bagi pribadi-pribadi siswa didik sebagai insan-insan menuju kedewasaan baikdi lingkungan pendidikan maupun di lingkungan masyarakat.

    Mencermati atas konsepsi dasar pendidikan baik pada jenjang sekolah dasar,lanjutan pertama maupun lajutan atas, sebagai insan generasi muda harapan bangsa, perlu

    pembekalan dalam bentuk pengenalan hutan dan lingkungan hidup.

    *). Temu Karya Lingkungan Guru Didik se DKI Jakarta, dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup

    sedunia, 20 Juni 2002.; Kerjasama Pemda DKI Jakarta dan Universitas Indonesia.**). Staf Pengajar FMIPA dan Pengelola Hutan Kota Universitas Indonesia, serta penerima penghargaan Kalpataru Pembina

    Lingkungan Tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun 2002.

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    2/7

    2

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    Pembekalan dini dinilai cukup strategis di samping sebagai penunjang ilmupengetahuan, pada tingkat jenjangnya, juga sebagai pengisian pembentukan insan pribadisiswa didik hingga terciptanya identitas kepribadian atas jati diri yang melekat, jugamunculnya rasa peduli serta ramah terhadap lingkungan di sekilingnya.

    Berbicara tentang hutan dan lingkungan hidup, tentu tidak terlepas dari aspek biotik,abiotik dan manusia serta budaya. Sebagai satu kesatuan yang utuh, manusia sangatberperan dalam mengolahdayakan lingkungannya. Manusia yang memiliki pengalaman seluk-beluk lingkungan di sekelilingnya, akan tahu bagaimana menjaga dan melestarikanlingkungan, sebagai wahana interaksi sehari-hari. Pengetahuan ini tentu saja tidak berdirisendiri dalam diri manusia, namum masih terus disertai dengan prilaku dan sikap yang adapada manusia itu sendiri.

    Manusia sebagai mahluk tertinggi, umumnya memiliki tiga aspek dalam kehidupanyayaitu pengetahuan, perilaku dan sikap yang dimiliki sejak kecil; ketiganya akan terbentukdalam insan jati dirinya berdasarkan masukan-masukan yang didapat sepanjang masa

    hidupnya sejak kecil hingga dewasa. Masa kecil (anak-anak), merupakan masa pembentukanyang memperoleh informasi untuk membentuk pengetahuan, perilaku dan sikap dimasaremaja dan dewasa.

    Masa anak-anak merupakan perjalanan yang kritis, sebagai generasi bangsa dimasamendatang; Untuk itu jika benar pengetahuan dan cara yang ditanamkan pada masa kanak-kanak, maka dapat diharapkan ketika berubah kemasa remaja dan dewasa, bekalpengetahuan, pembentukan perilaku serta sikap dalam dirinya terhadap sesuatu akan positifdan atau sebaliknya. Masa remaja dan dewasa, pada dasarnya merupakan masa mencariidentitas dan realisasi diri, pada masa ini sering sangat sulit untuk merubah wawasan dasaryang telah terpola dan melekat dalam dirinya sejak kecil. Apalagi wawasan yang terpoladimaksud merupakan pengetahuan yang sifatnya mendasar. Dengan demikian sangatlah

    strategis pembekalan pengetahuan dasar hutan dan lingkungan hidup sejak dini melalui anak-anak secara terprogram dan berkelanjutan, hingga pada saatnya akan tercipta insan-insanpribadi bangsa yang utuh.

    Di berbagai tempat di seluruh pelosok tanah air; telah diketahui banyak anak-anaktelah tumbuh dan berkembang menyatu dan akrab dengan alam lingkungannya. Anak-anakBajau di kawasan pesisir, sejak kecil telah terbiasa dengan alam lingkungan laut, satu-satunyacita-cita yang diidamkan bagi mereka sejak kanak-kanak adalah mengarungi lautan. Demikianhalnya dengan anak-anak Dayak di pedalaman Kalimantan Timur, mereka sejak kecil telahhidup menyatu dengan alam hutan sebagai bagian dari hidupnya. Sejak kanak-kanak telahmemiliki pengetahuan jenis-jenis tetumbuhan yang memiliki khasiat obat tradisionil, sertaterbiasa membantu orang tua untuk berladang, mencari rotan dalam hutan, menjerat binatang

    dan berbagai bentuk pengetahuan dasar lain yang diperolehnya. Setelah berubah menjadiremaja dan dewasa baik anak-anak Bajau maupun Dayak, wawasan yang terpola akan terusmelekat dalam dirinya, hingga alamlah sebagai tumpuhan hidupnya. Kadangkala mereka tidakmengetahui betapa pentingnya penyelamatan alam dan lingkungannya. Keberadaan tersebutdapat dimengerti karena keterbatasan sarana pendidikan bahkan mungkin tidak tersedia,termasuk materi-materi telaahannya.

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    3/7

    3

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    Mencermati teladan di atas, tampaknya muatan kurikulum yang bersifat lokal bukanlagi untuk dibicarakan perlu dan atau tidaknya, akan tetapi bagaimana pendekatanimplementasinya, dan materi apa yang harus diberikan. Atas dasar itulah naskah yangsederhana ini penulis walaupun mungkin telah terlambat, mencoba untuk memberikanmasukan yang erat kaitannya dengan pengenalan hutan dan lingkungan hidup bagi siswadidik Sekolah Dasar dan Lanjutan, sebagai bagian dari kurikulum Pendidikan Nasional.

    B. Tujuan dan Sasaran(1). Meningkatkan pengetahuan, praktek ramah lingkungan hidup bagi peserta didik anak

    usia Sekolah Dasar dan Lanjutan, dapat dilakukan dengan cara: (a) pengembanganmedia yang menarik, dan (b) mendistribusikannya secara rutin.

    (2). Pemberdayaan belajar mengajar yang diberikan kepada peserta didik tentangpengenalan hutan dan lingkungan hidup, sesuai dengan tatanan jenjang pendidikan,untuk itu perlunya: (a) pelatihan/peningkatan metode mengajar yang mengarah pada

    pengkaitan peserta didik terhadap materi yang diberikan, (b) pengajar mengupayakanproses pembelajaran secara rutin dan berkesinambungan kepada para peserta didik,berdasarkan media alam di sekitarnya.

    Fokus Perhatian Sebagai Upaya Pendekatan

    Uraian berikut mencoba untuk memaparkan; (a) mengapa hutan dan lingkunganhidup sebagai salah satu materi yang dinilai strategis sebagai topik bahasan dalam kurikulumpendidikan nasional; (a) pentingnya perhatian terhadap anak-anak usia dini, (c) media

    sebagai alat, (d) kriteria tampilan; dan (e) pendekatan penyampaian; yang pada dasarnyamerupakan fokus perhatian dan pendekatan pelaksanaanya.

    A. Mengapa Fokus Terhadap Hutan dan Lingkungan HidupBerbicara tentang hutan pada dasarnya bagi masyarakat secara luas tidaklah

    mengherankan, karena persepsi yang sering mucul selalu dihubungkan dengan banjir, tanahlongsor, kekurangan air, musim kemarau berkepanjangan, asap kebakaran hutan dan lainsebagainya. Padahal pentingnya hutan yang digambarkan dalam Gunungan Wayang Kulit,terlihat secara jelas dan merupakan simbul ekosistem yang komplek, karena peranan fungsijasa bio-eko-hidrologisnya. Saduran menurut pedalangan moderen, dalam gunungan tertuanggambar pepohonan yang besar, dengan keragaman satwa liar (kera), terlintas bentuk alur-alur

    sungai, dan terkhir muncul ada bentuk bangunan rumah terancam dengan cengkraman gigiraksasa, dan penjaga yang bersenjatakan pedang. Lebih jauh disinopsiskan bahwaekosistem hutan yang komplek dijaga dengan ketat atas keutuhan dan kelestariannya, agartidak terganggu dari berbagai ancaman-ancamannya, hingga terciptanya kenyamananlingkungan hidup.

    Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), untuk anak-anak Sekolah Dasar danlanjutan juga diajarkan tentang proses asimilasi (fotosintesa) dan diilustrasikan: hijau daun

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    4/7

    4

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    pada siang hari, menyerap energi matahari untuk membuat makanan, dengan mereaksikanair, hingga menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat pemanfaatannya sangat besardemikian halnya dengan oksigen yang diperlukan oleh setiap insan kehidupan. Ilustrasiproses asimilasi secara kimiawi di daerah perkotaan juga digambarkan sebagai proses yangunik.

    dengan demikian dapat dijelaskan bahwa kenyamanan lingkungan perkotaan, sangatditentukan oleh ketersediaan kawasan hijau yang mampu mengendalikan jumlah cemaran(polutan) serta berperan dalam pengaturan tata air tanah.

    Selain peranan fungsi pepohonan sebagai bagian dari hutan, Indonesia juga memilikiberbagai ekosistem (tipe) hutan seperti mangrove, hutan rawa air tawar, hutan tepi sungai,hutan sagu, hutan rawa gambut, vegetasi pantai, hutan pamah (Dipterocarpaceae), hutankerangas, dan beberapa tipe hutan lainnya. Dari sekian tipe hutan yang ditemukan padasetiap daerah, adalah tipe hutan tepi sungai(vegetasi riparian). Untuk itu wahana pengenalanhutan kepada anak didik, pada dasarnya tidak menyebabkan permasalahan yang mendasar.Jenis vegetasinya cukup beragam, demikian halnya dengan dinamika dan peranan fungsijasanya terhadap kehidupan satwa liar.

    Lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya,keadaan dan mahluk hidup di dalamnya, termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia, termasuk mahluk

    hidup lainnya. Dari uraian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

    sinar matahari

    6C02 + 6H20 C6H1206 + 202

    Sumber Sumber air Luas kawasan Kenyamananpolutan dalam tanah hijau Lingkungan

    Ekosistem

    TeknosistemSosiosistem

    Gambar-1. Ilustrasi Bagan Lingkungan Hidup

    Suatu kecenderungan bahwa ulahtindakan manusia yang semena-mena sebagai salah satu faktorpenyebab terganggunya ekosistem.Atas dasar itulah pengenalanlingkungan hidup sejak dini baikmelalui pendidikan formal maupuninformal merupakan salah satualternatif tindakan penyelamatan dan

    pelestarian lingkungan hidup besertasumberdayanya secara terpaduberkelanjutan.

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    5/7

    5

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    B. Perhatian Anak-anak Usia DiniAnak-anak usia 10-12 tahun, umumnya berada pada lapisan atas untuk usia Sekolah

    Dasar, pada umumnya usia tersebut telah memahami bahan bacaan yang dibicarakan sehari-hari. Beda dengan usia di bawahnya harus berupaya agak sedikit keras untuk memahamibahan bacaannya, dan masih menggunakan bahasa Indonesia baku. Di beberapa daerahkadangkala Guru didik masih menggunakan bahasa campuran (daerah dan Indonesia) untukmenerangkan sesuatu pada siswa didiknya.

    Umumnya umur anak-anak yang lebih tua sering menjadi panutan bagi teman-temankelas di bawahnya, dan secara tidak sadar sering menceriterakan pengetahuan yangdiperolehnya, atau menularkan pengetahuannya kepada temen dan adik kelasnya.

    Anak-anak pada kelas paling tinggi (kelas-VI) di Sekolah Dasar, merasa paling tuakadang kala cukup efektif sebagai mediator antara sekolah dan rumah, hingga kadangkalasering menanyakan dan atau memberikan informasi kepada orang tua dan anggota lainnya;tentang pengetahuan yang diperolehnya. Dengan demikian kunci awal untuk memberikan

    informasi akan efektif bila perhatian lebih dititik beratkan pada anak-anak usia 10-12 tahun,dengan memberikan materi dasar yang mudah dicerna.

    C. Media Sebagai AlatPengembangan pengetahuan selain di sekolah, media juga merupakan alat yang

    dinilai efektif untuk mengembangkan pengetahuan, dan pratek wawasan lingkungan. Secaraumum, bahwa media seperti radio di pedesaan merupakan sarana informasi yang efektif.Namun sangat disayangkan bahwa pemancar radio jarang yang memuat informasipengetahuan tentang hutan dan lingkungan hidup. Berbeda halnya dengan media cetak yangnampaknya masih sangat terbatas untuk menjangkau keseluruh pedesaan, walaupun parapembacanya bisa membaca berulang-ulang dengan waktu yang cukup. Untuk itu yang

    menjadi perhatian bagaimana media cetak ini dapat secara rutin menjamah di seluruh pelosoktanah air, hingga pengetahuan bagi anak-anak usia dini bisa mengikuti perkembanganpengetahuan tentang hutan dan lingkungan hidup.

    D. Kriteria TampilanBeberapa peneliti pengalaman menunjukkan media yang seperti apa yang mudah

    dicerna oleh anak-anak serta menarik, hingga memacu niat baca, untuk itu disarankan hal-halsebagai berikut:(a). Berpenampilan menarik, artinya media tersebut walaupun cetakannya hitam putih,

    namun bisa didesain dengan gambar-gambar (informasi) yang secara rasional mudahdicerna, dan menggunakan bahasa sederhana.

    (b). Materinya tidak terlalu ilmiah, apabila harus membuktikan di lapang, maka contoh-contohyang dimuat tersedia di sekitarnya. Keilmiahan inilah yang nampaknya perlu perhatiankhususnya bagaimana cara membukusnya, hingga anak-anak mampu mencerna secarasederhana, akan tetapi kena sasarannya.

    (c). Media seyogianya memuat hal-hal yang berurutan, dari awal sampai akhir yang memuatkriteria wawasan dasar, materi dan contoh-contoh kongkrit, sehingga anak-anak akanlebih mudah untuk mengingat alur ceritanya dan bukan menghafalnya.

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    6/7

    6

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    E. Teknik PenyampaianPenyampaian informasi baik memalui jalur formal maupun informal, nampaknya perlu

    dievaluasi tingkat keefektifannya. Melalui pendidikan formal nampaknya lebih mudah teknikpenyampaiannya, akan tetapi akan lebih efektif lagi apabila disampaikan melalui jalur informalseperti dalam kegiatan Pramuka atau sejenisnya, karena untuk melihat kondisi yangsenyatanya akan relatif lebih mudah.

    Di sisi lain, halaman-halaman sekolah yang relatif luas nampaknya juga bisadigumakan sebagai media praktek wawasan lingkungan, dengan mengkoleksi berbagai jenispepohonan; seperti toga (tanaman obat keluarga). Di tempat inilah anak-anak secarasederhana bisa melihat pertumbuhan tanaman, karena persaingan hidup, ditemukanbeberapa jenis binatang baik pada pagi hari, siang hari maupun sore hari.

    Hasil yang Diharapkan

    Jika ditelusuri berdasarkan uraian di atas, maka hal-hal yang diharapkan bukan tidakmustail akan dapat dicapai; beberapa di antaranya;(1). Jika media sebagai sasaran seperti yang diinginkan, maka harus terdistribusi ke sasaran

    dengan sebaik-baiknya.(2). Harus ada kesempatan bagi anak-anak untuk membaca, setelah diterangkan oleh Guru

    didik, serta dapat mengetahui atau membuktikan apa wawasan apa yang terkandung didalam muatan media, dan berada di sekelilingnya.

    (3). Guru didik harus membantu memberikan pemahaman di dalam kelas dengan beberapapengetahuan lain; artinya kaya akan contoh-cotoh serupa yang dijumpai di sekelilingnya;atau dengan melakukan evaluasi terhadap siswa didiknya, dengan cara lisan, atau

    mendengarkan ceritera anak-anak pengetahuan apa yang diperolehnya.Melalui cara yang berulang-ulang dengan tatanan materi yang tersedia, akan menjadi

    kebiasaan bagi siswa didik Sekolah Dasar. Kebiasaan inilah pada jenjang berikutnya akandipergunakan sebagai pendekatan dalam menerima praktek wawasan hutan dan lingkunganhidup baik pada tingkat lanjutan pertama maupun lajutan atas; walaupun meterinya berubahserta lebih banyak.

    Uraian Penutup

    Melalui upaya pemberdayaan masuknya materi hutan dan lingkungan hidup sebagai

    muatan lokal dalam kurikulum pendidikan nasional, nampaknya cukup strategis, karena bumiIndonesia selain sebagai negara megadiversity dengan kecenderungan atas ancaman yangsemakin besar, juga merupakan potensi sumberdaya alam (hutan dan lingkungannya)sebagai bagian dari modal pembangunan dimasa kini maupun mendatang.

    Terciptanya pemahaman sejak usia dini secara nasional, terhadap hutan danlingkungan hidup, akan relatif mudah dicerna, diingat, hingga sasaran yang hendak dicapai,yaitu terciptanya kesadaran dan kepedulian terhadap potensi sumberdaya alam dan

  • 7/23/2019 19-media-pengenalan-htlh.pdf

    7/7

    7

    Kumpulan Makalah Periode 1987-2008

    lingkungannya akan tertanam bagi setiap insan generasi muda harapan bangsa. Hal inimengingat bahwa pengenalan hutan dan lingkungan hidup, pada dasarnya merupakantindakan awal dalam manajemen konservasi sebagai salah satu bentuk upaya penyelamatandan pelestarian secara berkelanjutan.

    Guna memantapan para Guru didik secara nasional, nampaknya pembekalan bagimereka juga perlu perhatian, baik melalui pendalaman maupun pembekalan, walaupun secarasederhana materi ini telah disinggung sebagaian dalam IPA khususnya lingkungan matapelajaran biologi.

    Daftar Pustaka

    Arvis, B., 1973. Environmental Planning for Chaildren Play. Crosby Lockword. London.

    Kartono, K., 1982. Phsykologi Anak. Alumni Bandung

    Salim, E,. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. LP3ES, Jakarta.Saono, Susono., 1998. Keanekaragaman dan Peran Jasad Remik dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia,

    (ed. Adisoemarto), Sumberdaya Alam Sebagai Modal Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia.

    Suripto, Bambang Agus., 1998. Prinsip-prinsip dan Pengelolaan Sumberdaya Keanekaragaman Hayati diIndonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Waryono., Tarsoen,. 1990. Konsepsi Pembangunan Kawasan Hijau Perkotaan Berwawasan Lingkungan.Pelaksanaan Program Pembangunan Hutan Kota Universitas Indonesia.

    ________________, 1990. Fungsi dan Peran Jasa Biologis Pepohonan Terhadap Lingkungan Fisik KritisPerkotaan. Publikasi HK-02/1990. Pelaksanaan Program Pembangunan Hutan Kota UniversitasIndonesia.

    ________________, 1997. Aspek Pemberdayaan Atas Kekurang Perdulian Masyarakat Terhadap Pengelolaan

    Keanekaragaman Hayati. Publikasi HK-07/1997. Pelaksanaan Program Pembangunan Hutan KotaUniversitas Indonesia.