bab iii. tipus

24
7/23/2019 Bab III. Tipus http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 1/24 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Definisi Higroma Colli, dikenal juga dengan limfangioma, jugular limfatik obstruktif, dan higroma colli kistikum. Higroma adalah suatu kantong berisi cairan yang obstruksi sistem limfatik akibat defek perkembangan sistem limfatik. Higroma biasanya ditemukan di daerah kepala dan leher pada trigonum colli  posterior tepat di atas klavikula dan jarang ditemukan di aksila dan trungkus, tetapi dapat pula muncul pada seluruh daerah aliran limfe. 6 3.2. Epidemiologi Insiden higroma di dunia berjumlah 1 kasus setiap 6.00016.000 kelahiran.!ari sumber lain disebutkan bah"a kasus higroma berkisar 1,#$10.000 kehamilan. %revalensi pada fetus adalah sekitar 0,&'(.)yrne dkk. melaporkan higroma colli ditemukan pada 0,*( dari kasus abortus spontan dengan crown- lump length besar dari '0 mm. # +ebagian besar kasus higroma *06*(- ditemukan saat lahir, dengan 0 /0( kasus terdeteksi sebelum usia & tahun. Higroma dapat terjadi baik pada anak lakilaki maupun anak perempuan dengan frekuensi yang sama. ejadiannya sama pada populasi kulit ber"arna maupun kulit putih. ebanyakan sekitar #*(- higromaterdapat di daerah leher, dan secara tipikal sering berada di posterior dan lateral leher dibandingkan bagian anterior leher, dan sering juga terjadi bilateral dengan tampilan yang tidak simetris.elainan ini antara lain juga ditemukan di aksilla &0(-, mediastinum dan regio inguinalis *(-. ngka kematian akibat kelainan ini dilaporkan sebesar &6(, yang biasanya merupakan sekunder dari pneumonia, bronkiektasis, dan gangguan jalan napas akibat lesi yang besar. 2esi ini juga dapat menekan struktur di sekitarnya seperti saraf, pembuluh darah, dan pembuluh limfe sehingga menimbulkan berbagai kelainan berdasarkan struktur yang terkena. 3.3. Anatomi 23

Upload: ni-made-restianing-rimadhanti

Post on 17-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 1/24

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Definisi

Higroma Colli, dikenal juga dengan limfangioma, jugular limfatik 

obstruktif, dan higroma colli kistikum. Higroma adalah suatu kantong berisi

cairan yang obstruksi sistem limfatik akibat defek perkembangan sistem limfatik.

Higroma biasanya ditemukan di daerah kepala dan leher pada trigonum colli

 posterior tepat di atas klavikula dan jarang ditemukan di aksila dan trungkus,

tetapi dapat pula muncul pada seluruh daerah aliran limfe.6

3.2. Epidemiologi

Insiden higroma di dunia berjumlah 1 kasus setiap 6.00016.000

kelahiran.!ari sumber lain disebutkan bah"a kasus higroma berkisar 1,#$10.000

kehamilan. %revalensi pada fetus adalah sekitar 0,&'(.)yrne dkk. melaporkan

higroma colli ditemukan pada 0,*( dari kasus abortus spontan dengan crown-

lump length besar dari '0 mm.#

+ebagian besar kasus higroma *06*(- ditemukan saat lahir, dengan 0

/0( kasus terdeteksi sebelum usia & tahun. Higroma dapat terjadi baik pada anak 

lakilaki maupun anak perempuan dengan frekuensi yang sama. ejadiannya

sama pada populasi kulit ber"arna maupun kulit putih.

ebanyakan sekitar #*(- higromaterdapat di daerah leher, dan secara

tipikal sering berada di posterior dan lateral leher dibandingkan bagian anterior 

leher, dan sering juga terjadi bilateral dengan tampilan yang tidak 

simetris.elainan ini antara lain juga ditemukan di aksilla &0(-, mediastinum

dan regio inguinalis *(-.

ngka kematian akibat kelainan ini dilaporkan sebesar &6(, yang biasanya

merupakan sekunder dari pneumonia, bronkiektasis, dan gangguan jalan napas

akibat lesi yang besar. 2esi ini juga dapat menekan struktur di sekitarnya seperti

saraf, pembuluh darah, dan pembuluh limfe sehingga menimbulkan berbagai

kelainan berdasarkan struktur yang terkena.

3.3. Anatomi

23

Page 2: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 2/24

2eher merupakan bagian tubuh yang memisahkan kepala dari bagian tubuh

lainnya. omponen utama yang terdapat di leher adalah vena jugularis, arteri

karotis, sarafsaraf, esofagus, pita suara atau laring, vertebra servikal, dan otot

sternokleidomastoideus3ambar &.1-./

3ambar 1. natomi 2eher 10

4ena jugularis terdiri dari vena jugularis interna dan eksterna. 4ena jugularis

interna menerima aliran darah dari "ajah, otak, dan leher. +edangkan vena

 jugularis eksterna menerima aliran darah dari cranium dan "ajah bagian

dalam3ambar &.&-./

3ambar &. 4ena 5ugularis11

rteri karotis mendistribusikan darah ke kepala dan leher. erdapat dua

arteri karotis mayor yang terdapat pada masingmasing sisi leher. rteri karotis

24

Page 3: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 3/24

sinistra berasal dari cabang arkus aorta, sedangkan arteri karotis de7tra berasal

dari cabang trunkus brachiocephalika. 8asingmasing arteri karotis ini bercabang

menjadi arteri karotis interna dan eksterna./

+arafsaraf di daerah leher merupakan cabangcabang saraf cranial dan

servikal. 9aring, laring, trakea dan sebagian esofagus disebut sebagai kolumna

viseralis. +edangkan tulangtulang yang terdapat di leher terdiri dari tujuh tulang

vertebra servikal yang berfungsi untuk pergerakan kepala, melindungi korda

spinalis, serta menyokong otototot dan ligamenligamen leher./

:tototot leher merupakan struktur yang rumit, sehingga dibagi menjadi

komponenkomponen segitiga untuk memudahkan dalam memahami anatomi.

:tot sternokleidomastoideus yang berinsersi di prosesus mastoideus tulang

temporal dan berorigo di sternum membagi leher menjadi dua segitiga mayor,

yaitu regio segitiga posterior dan anterior3ambar '-./

3ambar '. Ilustrasi diagram anatomi segitiga anterior dan posterior leher 11

;egio segitiga posterior memiliki komponen otot yang lebih banyak 

daripada segitiga anterior. !aerah ini dibatasi oleh otot trape<ius posterior-,

sternokleidomastoideus anterior-, dan klavikula inferior-. +edangkan daerah

25

Page 4: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 4/24

segitiga anterior di dibatasi oleh mandibula superior-, midline  medial-, dan

sternokleidomastoideus lateral-3ambar '-./

%ada potongan a7ial daerah anatomi leher dibagi menjadi lima

kompartemen atau ruang utama, yaitu $3ambar =-.10

1. ;uang viseral

8erupakan ruang sentral yang terdiri dari organ visera seperti laring,

tiroid, hipofaring, dan esofagus servikal.

&. ;uang karotid

8erupakan sepasang ruangan di lateral dari ruang viseral yang terdiri

dari arteri karotis interna, vena jugularis interna, dan beberapa struktur 

saraf.

'. ;uang retrofaringeal

8erupakan ruangan kecil yang hanya berisi jaringan lemak dan

 berhubungan dengan ruang suprahyoid dan mediastinum medial.

=. ;uang +ervikal %osterior 

8erupakan sepasang ruangan yang terdapat di posterolateral ruang

karotid dan terdiri atas jaringan lemak, nodus limfoid, dan elemen

saraf.

*. ;uang %erivertebral

;uangan ini merupakan ruangan luas yang mengelilingi korpus

vertebra termasuk otototot pre dan paravertebral.

3ambar =. %otongan a7ial leher /

3.4. Etiologi

26

Page 5: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 5/24

Higroma dapat terjadi sebagai temuan tunggal atau dapat juga ditemukan

 bersamaan dengan defek lainnya sebagai suatu sindrom. %enyebabnya bervariasi

melibatkan faktor lingkungan, genetik, dan faktor yang tidak diketahui.1&

9aktor lingkungan $

Infeksi virus maternal seperti %arvovirus

 Maternal substance abuse, seperti konsumsi alkohol selama kehamilan.

9aktor genetik yang berhubungan dengan higroma $

+ebagian besar diagnosis prenatal dari higroma berhubungan dengan

sindrom urner, yaitu abnormalitas kromosom se7 pada "anita dimana

hanya terdapat satu kromosom >.

bnormalitas kromosom lain seperti trisomi 1', 1, dan &1.

+indrom ?oonan

Higroma yang berupa temuan tunggal dapat diturunkan sebagai

kelainan autosomal resesif dimana orang tuanya adalah  silent carrier .

kan tetapi, banyak kelainanhigroma ini ditemukan dengan penyebab

yang tidak diketahui.

3.. Patofisiologi

+aluran limfe terbentuk pada usia kehamilan minggu keenam. !ari saluran

ini, akan terbentuk sakus yang akan menyediakan drainase ke sistem vena.

egagalan drainase ke sistem vena ini akan menyebabkan dilatasi dari saluran

limfe, dan apabila berukuran besar maka akan menjadi suatu higroma. %ada

embrio, drainase sistem limfatiknya menuju ke sakus limfatik jugularis. =,1&

Hubungan antara struktur primitif sistem limfatik dengan vena jugularis

terbentuk pada usia =0 hari kehamilan. egagalan pembentukan hubungan

struktur ini menyebabkan terjadinya stasis aliran limfe dan sakus limfatik 

 jugularis akan melebar sehingga terbentuklah suatu kista di daerah leher. pabila

sistem drainase ke sistem vena tidak juga terbentuk pada masa ini, maka akan

terjadi lymphooedem perifer yang progresif dan dapat menyebabkan kematian

intrauterine.1&

27

Page 6: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 6/24

liran limfe yang statis akan menyebabkan kista membesar dan muncul

sebagai suatu massa pada leher bayi baru lahir. :bstruksi napas serius yang

diakibatkan oleh higroma ini jarang terjadi pada bayi baru lahir.. :bstruksi napas

mungkin terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya$ a- infiltrasi, dimana pada

 beberapa kasus, telah ditemukan perluasan sampai ke linguae frenum dan regio

submilohyoid, b- makroglossia, dan c- efek dari perdarahan, yang mungkin

timbul karena trauma pada saat lahir yang menyebabkan perluasan kista sehingga

terjadi peningkatan tegangan dan tekanan dari trakea.1'

3.!. "am#a$an Klinis

eluhan adalah adanya benjolan di leher yang telah lama atau sejak lahir 

tanpa nyeri atau keluhan lain. )enjolan ini berbentuk kistik, berbenjolbenjol, dan

lunak. %ermukaannya halus, lepas dari kulit, difus, berbatas tegas, dan sedikit

melekat pada jaringan dasar. %ada palpasi teraba ireguler. ebanyakan terletak di

regio trigonum posterior colli. +ebagai tanda khas, pada pemeriksaan

transluminasi positif tampak terang sebagai jaringan diafan tembus cahaya-. 1

Higroma kecil dan sedang biasanya asimptomatis.)enjolan ini jarang

menimbulkan gejala akut, tetapi suatu saat dapat cepat membesar karena radang

dan menimbulkan gejala gangguan pernafasan akibat pendesakan saluran nafas

seperti trakea, orofaring, maupun laring. )ila lebih besar maka perluasan terjadi

ke arah "ajah, lidah, kelenjar parotis, laring, atau dada 1*( meluas kemediastinum- dan dapat disertai komplikasikomplikasi lain. !apat timbul

gangguan menelan dan bernafas, sementara perluasan ke aksilla dapat

menyebabkan penekanan pleksus brakhialis dengan berbagai gejala neurologik.1

3.%. Diagnosis

28

Page 7: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 7/24

%ada 0( kasus, lokasi higroma berada pada regio cervico-facial . :leh

karena itu, higroma harus selalu menjadi pertimbangan pertama dalam diagnosis

 banding setiap lesi kistik yang memiliki onset pada "aktu lahir. 2ebih dari

60(higroma memiliki onset saat lahir, dan sekitar /0( ditemukan sebelum usia

dua tahun.1

ampilan a"alhigroma pada saat bayi lahir adalah berupa massa yang tidak 

nyeri pada leher. 3ejala lainnya berhubungan dengan komplikasi atau efek dari

kista higroma seperti respiratory distress, gangguan makan, demam, peningkatan

ukuran yang tibatiba dan infeksi pada lesi. %ada pemeriksaan klinis, lesi ini

tampak lembut, compressible, transluminant, dan tanpa bunyi.1

%emeriksaan radiologi seperti @+3 dapat menunjukkan gambaran kista

multipel dan dengan @+3 !oppler tidak tampak adanya aliran darah dalam lesi

tersebut. 8odalitas lain seperti CT-Scan  dapat juga memperlihatkan gambaran

kista multiplel, homogen,batas tegas, dan tidak ada invasi ke jaringan sekitar. CT-

Scan  sangat membantu dalam melihat perluasan lesi dan hubungannya dengan

saraf dan pembuluh darah sekitarnya.=,1=

!iagnosis prenatalhigroma dapat dilakukan menggunakan @+3.

arakteristik gambaran @+3 pada antenatal adalah tampak massa kistik yang

multiseptum dan berdinding tipis.

%enegakan diagnosis pada prenatal higroma meliputi$1*

a. @ltrasound lengkap, temasuk echocardiogram, untuk melihat jenis anomali

yang lain untuk menentukan penyebab dari higroma.

 b. ;i"ayat keluarga yang lengkap untuk menilai apakah test diindikasikan

untuk sindroma herediter.

c. mniosintesis atau CVS untuk melihat abnormalitas kromosom atau

sindrom genetik spesifik.

29

Page 8: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 8/24

d. %engkajian virus pada cairan amnion dilakukan jika ada indikasi adanya

hydrops. +krining serum maternal tidak membantu dalam menilai

 prognosis janin denganhigroma.

e. Avaluasi ultrasound secara periodik dibutuhkan untuk melihat adanya

resolusi kista dan atau perkembangan anomalianomali yang lain atau fetal 

hydrops.

3.&. Peme$i'saan (adiologis

. ;ontgen

;adiografi atau foto polos rontgen tidak membantu dalam

mendiagnosahigroma. 8assa higromaterdiri dari jaringan lunak sehingga

tidak memberikan gambaran dengan kontras yang baik pada foto polos

rontgen. ampilan higroma pada foto polos hanya sebagai soft tissue mass

dengan densitas sama dengan jaringan lunak sekitar leher.16,1#

9oto polos rontgen bermanfaat bila higroma meluas atau berlokasi

 pada rongga tubuh, terutama jika tidak terdapat C +can dan 8;I. +ebagai

contoh, foto rontgen toraks normal menyingkirkan adanya perluasanlimfangioma servikal yang besar ke mediastinum. 9oto rontgen juga

 berguna untuk mengevaluasi trakea dan sangat membantu pada tindakan

anestesi dan intubasi trakea.6

). @ltrasonografi @+3-

elah diketahui bah"a diagnosis prenatal untuk higroma dapat

dilakukan oleh @+3 transvaginal.9aktanya, kondisi ini sering didiagnosa

selama penggunaan @+3 prenatal dan penemuannya bisa tepat dan tidak 

30

Page 9: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 9/24

diragukan. arakteristik @+3 pada higroma dapat dijelaskan dengan

gambar diba"ah ini.'

"am#a$ .  3ambaran @+3 potongan longitudinal oblik yang diperolehmelalui kepala dan dada janin. anda panah merah menunjukkan higroma.

antong normal di sekelilingnya merupakan cairan amnion.'

"am#a$ !. ransulensi nuchal normal tanda panah merah- pada daerah

sagital dari fetus. 8embran amnion digambarkan terpisah tanda panah

hijau-.'

3ambar &.# 3ambaran @+3 potongan transversal oblik dari fetal skull  yang

menunjukkan higroma posterior.'

31

Page 10: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 10/24

"am#a$ &. 3ambaran @+3 longitudinal yang diperoleh melalui kepala dan

dada janin menunjukkan higroma yang meluas ke bagian atas kepala. tanda

 panah-.'

%enemuan klasik pada higroma adalah massa kista dengan multipel septum

yang muncul sebagai kista yang berdinding tipis, asimetris dan multipel yang

 berhubungan dengan bagian posterior dari leher. 8assa ini berkaitan dengan

aneuploidi.'

"am#a$ ).  3ambaran @+3 transversal dari dada janin dengan

hydrops.%erhatikan dinding yang menebal dan jaringan subkutan dengan

 beberapa ruang kistik kecil. %erhatikan juga adanya pengumpulan pada

 pleura janin.'

5ika higroma membesar, kista dapat meluas ke daerah lateral atau anterior 

dari leher gambar pertama-. danya ligament nuchal   gambar kedua- yang

ditunjukkan sebagai posterior midline band  yang meluas melalui kista merupakan

 penemuan yang khas.'

32

Page 11: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 11/24

"am#a$ 1*.  3ambaran ultrasonogram yang melalui leher janin

menunjukkan higroma meluas mengelilingi leher sampai ke daerah anterior.'

"am#a$ 11.  3ambaran ultrasonogram menunjukkan higroma posterior 

 besar tanda panah- di belakang thorak sebelah kiri dan di daerah tengkorak 

sebelah kanan.%erhatikan ligament nuchal   yang meluas dari spina pada

kedua gambar. H merupakan jantung.'

@+3 membutuhkan keahlian dari operator dan harus dilakukan oleh petugas

yang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kelainan pada janin.%emeriksaan

 janin dengan seksama menunjukkan hasil yang dapat dipercaya. +eringkali @+3

merupakan teknik yang penting untuk menegakkan diagnosis prenatal.'

Higroma pada janin harus bisa dibedakan dari ensefalokel posterior gambar 

di ba"ah-, dimana terdapat defek di tengkorak dan dari mielomeningokel servikal,

dimana terdapat defek pada daerah vertebral.'

33

Page 12: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 12/24

"am#a$ 12. Ansefalokel posterior berukuran besar. %erhatikan defek pada

tengkorak pada gambaran @+3 janin dengan higroma.'

.

:ligohidramnion dapat terjadi tapi bukan penemuan yang khas. danya

oligohidramnion dapat menghalangi penemuan kelainan pada jantung dan organ

lainnya yang dapat terjadi bersamaan dengan higroma.'

+eperti yang disebutkan sebelumnya, higroma dapat salah diagnosa ketika

adanya oligohidramnion yang berat. Higroma dapat disalahartikan dengan

kantong amnion perhatikan gambar diba"ah-.'

"am#a$ 13. 3ambaran @+3 menunjukkan higroma posterior masif tanda

 panah merah- dibelakang thora7 tanda panah biru-.3ambar tersebut

menunjukkan kemungkinan higroma yang dapat disalahartikan sebagai

kanting amnion.%erhatikan septum internal. anda panah hijau merupak 

spina.'

+ebuah artefak biasa disebabkan oleh adanya loop dari tali pusar dekat

tulang belakang servikal janin. %ada keadaan tertentu, loop ini dapat mensimulasi

terjadinya kista servikal. Higroma pada janin juga harus dibedakan dari massa

leherdan kista lainnya, seperti kista higroma anterior, gondok, dan teratoma

servikal. !ibandingkan dengan massa lainnya, massa kista anterior pada leher 

 janin mempunyai prognosis yang lebih baik dan dapat sembuh spontan.'

C. C +can

Computed Tomography C- juga menyediakan informasi yang

diberikan oleh @+3 dan sangat ideal untuk evaluasi jaringan lunak yang

34

Page 13: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 13/24

 berdekatan dengan pertumbuhan massa yang lebih besar yang tidak dapat

seluruhnya divisualisasikan dengan @+3. +elain itu, C sangat baik untuk 

mendeteksi kalsifikasi dan vaskularisasi lesi jika ditambahkan penggunaan

 bahan kontras dalam pemeriksaan. )ersama 8;I, gambaran C scan lebih

 baik digunakan untuk melihat batas massa dan ada atau tidaknya perluasan

kearah mediastinum.1

%ada gambar C, higroma kistik cenderung muncul sebagai  poorly

circumscribed, multioculated, dan hypoattenuated mass. 8ereka biasanya

memiliki karakteristik atenuasi fluida homogen.16

.

3ambar &.1= Higroma colli pada seorang pria & tahun dengan ri"ayat =minggu pembengkakan menyakitkan dari sisi kiri leher yang tidak responsif 

terhadap antibiotik. spirasi jarum halus menghasilkan cairan serosa.

ontras ditingkatkan dan C scan menunjukkan hypoattenuated mass h-

dalam ruang servikal posterior yang masuk sampai ke otot

sternokleidomastoid. %ada pembedahan massa itu menempel pada vena

 jugularis interna. 16

35

Page 14: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 14/24

"am#a$ 1.  +agital C scan menunjukkan erosi dari mandibula yang

merupakan invasi dari rongga mulut.1/

 nfected lesions menunjukkan higher attenuation daripada yang terlihat

 pada  simple fluid . )iasanya massa terpusat di segitiga posterior atau di ruang

submandibula. Hal yang tidak la<im terjadi pada beberapa lesi dimana lesi ini

memanjang dari suatu ruang di leher ke ruang lain sebagai akibat dari sifat

infiltrasi mereka.16

"am#a$ 1!. 3ambar C +can. Higromaterletak pada lantai kanan mulut

 pada seorang pasien de"asa muda.1/

36

Page 15: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 15/24

3ambar &.1# Higroma pada seorang gadis &0 bulan dengan bengkak di

 ba"ah rahang kanan dan leher.ontrasenhanced C +can menunjukkan

sebuah massa di sisi kanan leher dengan  fluid level panah- menunjukkan

 perdarahan.&0

C scan menggunakan radiasi pengion sehingga merupakan kontraindikasi

 pada kehamilan kecuali terdapat pertimbangan utama.16

 !. Magnetic "esonance maging #M"$

8;I dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antara higroma

dengan jaringan lunak yang berdekatan di leher dan menilai sejauh mana

infiltrasi dari kista ke struktur di sekitarnya. 8;I dengan kemampuan

multiplanar dan resolusi kontras yang superior, menunjukkan jangkauan

yang luas terhadap gambaran suatu massa dan memberikan informasi

tambahan yang penting untuk perencanaan pra operatif yang akurat. Hal ini

dapat sangat relevan dalam kasus perluasan ke mediastinum atau ruang

dalam dari leher. +elain itu, pencitraan 8;I mena"arkan resolusi superior 

untuk mengevaluasi massa yang terletak di daerah anatomis yang kompleks,

seperti dasar mulut.&1

%ola paling umum adalah massa dengan intensitas sinyal rendah atau

menengah pada 1 dan hyperintensity pada &. 5arang ditemukan lesi ini

hyperintense pada potongan 1, jika ditemukan kemungkinan berhubungan

37

Page 16: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 16/24

dengan adanya suatu gumpalan darah atau high lipid #chyle$. !alam kasus

 perdarahan, fluid level dapat diamati.1/

a- b-

"am#a$ 1&.  a- %otongan aksial 1 menunjukkan intensitas sinyal yang

heterogen dalam massa m-, yang mengisi ruang parotis kanan dan bagian

dari ruang mandibula. Bilayah hyperintensity sesuai dengan daerah

 perdarahan. b- %otongan koronal 1 menunjukkan perpanjangan massa ke

dalam ruang submandibula dan sublingual.1/

3ambar &.1/ Higroma pada "anita '6 tahun dengan massa leher sisi kiri

yang membesar saat virus infeksi saluran pernapasan atas. %otongan 1

38

Page 17: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 17/24

koronal menunjukkan massa hypointense besar di sisi kiri leher memanjang

dari ruang submandibula ke cerukan dada. )eberapa septum panah-

menyilang pada lesi.1/

"am#a$ 2*. Higroma. %otongan ksial 1 menunjukkan suatu well-defined 

mass m- di ruang kanan serviks posterior yang menggantikan otot

sternokleidomastoid yang berdekatan.1/

4. Diagnosis Banding

1. Kista +ipatan B$an,-ial 'e 2

ampilan yang paling sering adalah kista, dan kadangkadang

dikombinasikan dengan sinus atau fistula.Infeksi ditandai oleh penambahan

densitas, septum, dan menebalnya dinding.10

%ada anamnesis diketahui bah"a kista merupakan benjolan sejak lahir.

9istel terletak didepan sternokleidomastoid dan mengeluarkan cairan. 9istel yang

 buntu akan membengkak merah, atau lekukan kecil yang dapat ditemukan

unilateral dan bilateral.10

39

Page 18: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 18/24

Gambar 21. Pada tampilan USG longitdinal dan trans!"rsal

diatas# t"rli$at s"ba$ %ista lipatan bra&$ial %" da 'ang b"sar

pada gadis 12 ta$n# t"rl"ta% di antara %"l"n(ar parotis )%iri* dan

%"l"n(ar sbmandibla )%anan*. +ni b"rada sp"r,sial dari art"ri

&arotis dan !"na (glaris )ditn(% pana$*. -ista tampa%

$ipo"&$oi& b"risi d"bris 'ang 'ang b"rg"ra%.10

Gambar 22 Gambaran /S&an -ista ipatan Bra&$ial %" 2.10

40

Page 19: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 19/24

Gambar 23. + pada pasi"n 'ang sama d"ngan gambaran USG

diatas# m"ng%on,rmasi adan'a massa %isti% pada %anan rang

%arotid. tampa% diantara %"l"n(ar sbmandiblar dan di garis

d"pan m.st"rno&l"idomatoid# m"rpa%an t"mpat %$as dari %ista

lipatan bran&$ial %" da.10

2. -ista D%ts irogloss

-ass t"rban'a% dit"m%an pada sia 210 ta$n.S"%itar

90 dit"m%an s"tinggi tlang $'oid# s"%itar 8 dit"m%an

s"tinggi %"l"n(ar tiroid# dan s"%itar 2 dit"m%an s"tinggi

lida$.10

!uktus tiroglosus berjalan dari pangkal lidah pada foramen sekum kekelenjartiroid. elenjar tiroid embrio berjalan melalui saluran untuk mencapai

 posisi akhir normalnya. )iasanya, saluran tiroglosus kemudian mengalami

involusi, tetapi ketika salurannya menetap, kista duktus tiroglosus dapat terjadi di

mana sajadi sepanjang saluran3ambar &0-.10

41

Page 20: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 20/24

"am#a$ 24. !uktus iroglosus.10

ista tiroglosus ini dapat berlokasi di garis tengah atau paramedian. 6*(

 berlokasi infrahyoidal, &0( dan 1*( berlokasi di suprahyoidal.10

"am#a$ 2. %ada gambar diatas seorang anak tiga tahun dengan tumor yang

 perlahan membesar di garis tengah. %ada @+3 tampak lesi hypoechoic berbatasan

42

Page 21: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 21/24

 bulat telur, tepi reguler, terlihat pada tingkat tulang hyoiddan sedikit ke kanan dari

garis tengah gambar kiri-. +elama pemeriksaan @+3, lesi bergerak bersamaan

dengan ekstrusi lidah.10

"am#a$ 2! ista duktus tiroglossus$ a7ial 1 and &weighted images

 pada tingkatan tulang hioid.10

3ambar diatas merupakan sebuah lesi kistik di garis tengah, sebagian.

diluar tulang hioid dan sebagian di dalam tulang hioid dan berlokasi di visceral 

 space. 2esi menempel pada jaringan otot.

10

"am#a$ 2%. ista duktus tiroglosal paramedian10

%ada gambar di atas, salah satu contoh kista paramedian duktus tiroglosus.

2esi tidak berada di tengah, tapi khas lesi adalah kista dan tertanam dalam serat

otot.10

43

Page 22: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 22/24

3.%. Penatala'sanaan

+eorang bayi dengan diagnosis prenatal sebagai kista higroma harus

dilahirkan di pusat pelayanan kesehatan yang memiliki sarana lengkap untuk 

me"aspadai komplikasi neonatal. +eorang obstetri biasanya memutuskan metode

melahirkan yang sesuai. 5ika higromanya besar, harus dipersiapkan operasi sesar 

dan bekerja sama dengan neonatalogist, otolaryngologist, pediatric surgeon dan

anesthesiologist.

+etelah lahir, neonatus dengan kista higroma yang persisten harus dia"asi

terhadap obstruksi jalan napas. :bservasi neonatus oleh neonatalogist setelah lahir 

sangat direkomendasikan. 5ika resolusi kista tidak terjadi setelah lahir, ahli bedah

anak harus dikonsul.1=

8odalitas terpilih untuk higroma adalah eksisi bedah, akan tetapi sudah ada

 beberapa laporan kasus yang mendokumentasikan hasil yang cukup baik dengan

menggunakan agen sclerosant. Higroma merupakan lesi jinak dan bisa tetap

asimptomatik dalam periode "aktu yang cukup lama. Indikasi pengobatan adalah

apabila terjadi infeksi pada lesi, respiratory distress, disfagia, perdarahandi dalam

kista, peningkatan ukuran yang tibatiba, dan terbentuk sinus. "espiratory distress

ditangani dengan melakukan trakeostomi apabila terjadi kompresi laring atau

trakea oleh massa kista. ;egresi spontan lesi ini jarang terjadi, meskipun ada

 beberapa pasien yang menunjukkan terjadinya regresi parsial spontan.1

1 E'sisi

Aksisi kista ini tidak mudah, karena melibatkan struktur dalam dan vital.

%era"atan ekstrim harus dilakukan untuk menghindari komplikasi selama operasi.

omplikasi yang mungkin terjadi selama operasi adalah kerusakan nervus fasialis,

arteri fasial, arteri karotid, vena jugularis interna, duktus torasikus dan pleura,

serta eksisi inkomplit. omplikasi post operasi yang mungkin terjadi adalah

infeksi luka operasi, perdarahan, hypertrophic scar , dan keluarnya cairan limfe

dari luka operasi. %ada &0( kasus, ditemukan adanya rekurensi setelah eksisi

komplit.1

44

Page 23: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 23/24

Aksisi total merupakan pilihan utama. %embedahan ini dimaksudkan untuk 

mengambil keseluruhan massa kista. kan tetapi, bila tumor besar dan telah

menyusup ke organ penting, seperti trakea, esofagus, atau pembuluh darah,

ekstirpasi total sulit dikerjakan. :leh karena itu, penanganannya cukup dengan

 pengambilan sebanyakbanyaknya kista, namun mungkin perlu dilakukan

 beberapa kali tindakan operasi. emudianpascabedah dilakukan infiltrasi

 bleomisin subkutan untuk mencegah kekambuhan. Hal ini merupakan cara

 penanganan yang paling baik dan aman. %ada akhir pembedahan, pemasangan

 penyalir isap sangat dianjurkan.1

2 Aspi$asi

spirasi perkutan diikuti oleh reakumulasi cepat dari cairan dalam kista

atau oleh perkembangan infeksi.spiras ihigroma bisa dilakukan sebagai

 penanganan sementara untuk mengurangi ukuran dari kista sehingga dapat

mengurangi efek tekanan terhadap saluran pernafasan dan pencernaan.

rakeostomi dan gastrostomi dilakukan terutama pada pasien dengan gangguan

menelan dan pernafasan yang berat.1

3.&. Kompli'asi

Higroma merupakan lesi yang jinak, akan tetapi dapat menimbulkan

 beberapa komplikasi seperti$1

1 Infeksi pada 2esi

+umber infeksi dari higroma ini biasanya merupakan sekunder dari fokus

infeksi di traktus respiratorius, meskipun bisa juga bersifat infeksi primer. +elama

 proses infeksi, ukuran kista membesar dan menjadi hangat, merah, dan nyeri.

Infeksi bisa melibatkan seluruh kista atau sebagian kista. +elama infeksi aktif,

transiluminasi bisa tidak terlihat lagi dan kadangkadang bisa menjadi abses. 1

& %erdarahan

%ada perdarahan, kista menjadi keras dan tegang. ;uptur spontan pada

higroma leher yang besar pernah dilaporkan sehingga memerlukan intervensi

 bedah segera.1

45

Page 24: Bab III. Tipus

7/23/2019 Bab III. Tipus

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-tipus 24/24

' 3angguan %ernafasan dan !isfagia

3angguan ini disebabkan oleh penekanan oleh massa kista pada saluran

 pernafasan dan pencernaan.1

3.). P$ognosis

%rognosis higroma tergantung pada ukuran kista dan komplikasi

komplikasi yang terjadi. %ertumbuhan kista dan pertumbuhan ke jaringan sekitar 

tidak dapat diprediksi. +ebagian kista dapat mereda secara spontan. kan

tetapi,tetap ada kemungkinan terjadi rekurensi.1'

Higroma yang berkembang pada trimester ketiga setelah '0 minggu

kehamilan- atau periode postnatal biasanya tidak berhubungan dengan

abnormalitas kromosom. da kemungkinan rekurensi kista higroma setelah

 pengangkatan secara bedah. emungkinan rekurensi tergantung atas perluasan

kista higroma dan apakah dinding kista dapat diangkat sempurna.1'

S"ba$ $igroma mmn'a mlai b"r%"mbang pada sia

%"$amilan mingg %" 6 %" 9# $al ini m"rpa%an %"gagalan

dalam %antong limati% (glar nt% m"ngalir %" !"na (glar

int"rnal# 'ang m"ng$asil%an dilatasi dari %antong limati%

m"n(adi %ista dan m"n'"bab%an obstr%si lim" (glar dan

hydrops fetalis. Prognosis pada %ass ini adala$ br%. igroma

ini t"r(adi $ampir 75 pada l"$"r dan l"$"r lat"ral dan b"la%ang

l"bi$ s"ring dibanding%an bagian d"pan l"$"r# s"ring t"r(adi

s"&ara bilat"ral dalam posisi 'ang tida% sim"tris.8