4 pendidikan ibu keteraturan penimbangan asupan gizi dan status gizi anak usia 0 24 bulan

Upload: aina-nurlaila

Post on 10-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 4 Pendidikan Ibu Keteraturan Penimbangan Asupan Gizi Dan Status Gizi Anak Usia 0 24 Bulan

    1/5

    Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari Juni 2011 education of mother, regular weight monitoring

    16

    PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI

    DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

    Asmarudin Pakhri1)

    , Lydia Fanny1)

    , St. Faridah2)

    1)

    Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar2)

    Dinas Kesehatan Kabupaten Bone

    ABSTRACT

    Background: Increasing undernutrition among children can caused by communityparticipation in integrated post (Posyandu) was low.

    Objective: To dtermaine relationship education of mother, regular weight monitoring ofchildren and food intake with nutrition status of chidren aged 0-24 months in Barebbo subdistrict, Bone District.

    Methods: This study was Crossectiona study, conducting in Apala Village, Barebbo subdistrict, Bone District, the total sample were 89 children.

    Results: The prevalence if wasting 10.1%, stunting 14.6%, severe stunting 5.6% andunderweight 15.7%. Energy and protein intake was low, 6.7% and 34.8% respectively.

    Conclusions:There was no association between energy and protein intake with nutritionstatus among children.

    Keywords: education of mother, regular weight monitoring, food intake, nutrition status

    PENDAHULUAN

    Rencana Pembangunan JangkaPanjang Menengah (RPJM) Bidang Kesehatan2005-2009 di Indonesia adalah bahwa padatahun 2009 jumlah penderita gizi buruk setinggi-tingginya 5 % dan gizi kurang setinggi-tingginya20 %. Sedangkan tema yang diangkat dalamtujuan pembangunan global MilleniumDevelompment Goals (MDG) 2015 terkait gizidan kesehatan adalah jumlah angka kematianibu dan kemiskinan turun separuhnya dari

    jumlah tahun 2000 (Depkes, 2005).Kekurangan gizi akan berdampak

    menurunkan kualitas sumber daya manusiaantara lain meningkatkan resiko penyakit,kematian dan kurang kecerdasan anak, risikokematian anak yang menderita gizi kurang dangizi buruk meningkat 2,5 dan 8 kali dari anakyang normal (Soekirman, 2000)

    Namun realisasi status gizi nasionalmasih belum memuaskan. Menurut Riskesdas,2007, secara nasional status gizi anak menurutindeks BB/TB adalah sangat kurus 6,2 % dan

    kurus 7,4 %. Sedangkan jumlah anak balita yangpendek (TB/U) adalah 18,0 % dan sangatpendek 18,8 % (Depkes, 2008).

    Pada survey status gizi tahun 2005 diKabupaten Bone terhadap 20.486 balita di 36kecamatan menemukan kasus gizi kurang dangizi buruk 9,8 % dan 0,9 %.

    Timbulnya gizi kurang pada anakdipengaruhi banyak faktor yang saling terkait.Secara langsung dipengaruhi oleh asupan gizi

    yang tidak memadai dan penyakit infeksi dansecara tidak langsung dipengaruhi olehkurangnya persediaan pangan, pola asuh,sanitasi dan pelayanan kesehatan. Ketiga faktortidak langsung tersebut bersumber pada akarmasalah yaitu pendidikan, ekonomi keluarga danketerampilan memanfaatkan sumber dayakeluarga (Soekirman, 2000).

    Tingginya kurang gizi antara lainberkaitan dengan kurangnya partisipasimasyarakat dalam kegiatan di posyandu.Menurut Riskesdas, 2007, pencapaian

  • 7/22/2019 4 Pendidikan Ibu Keteraturan Penimbangan Asupan Gizi Dan Status Gizi Anak Usia 0 24 Bulan

    2/5

    Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari Juni 2011 education of mother, regular weight monitoring

    17

    pemantauan pertumbuhan anak yang teraturminimal 4 kali ditimbang dalam 6 bulan terakhir

    hanya sebanyak 49,4 % (Depkes, 2008).

    Berdasarkan informasi tersebut kamitertarik untuk mengetahui hubungan pendidikan

    dan keteraturan penimbangan dengan asupandan status gizi anak usia 0-24 bulan (baduta).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini bersifat survey denganpendekatan Crosssectional study.

    Penelitian ini dilakukan di salah satudesa miskin di Kabupaten Bone yaitu desaApala Kecamatan Barebbo, pada bulan Januarisampai Juni 2009. Populasi adalah semua anakbalita di Desa Apala, sedangkan sampel adalahusia balita 0-24 bulan sebanyak 89 orang.Pengambilan sampel dengan cara purposive.

    Cara pengumpulan data pendidikan ibudengan mewawancarai ibu, sedangkan data

    keteraturan menimbang diambil laporan F 1 Gizidi Posyandu. Data asupan gizi denganwawancara recall konsumsi 2x24 jam kemudiandianalisis dengan program computer Wfood2selanjutnya dibandingkan dengan angkakecukupan gizi sehari. Sedangkan data statusgizi dikumpulkan dengan cara mengukur beratbadan dan panjang badan menggunakantimbangan dacin dan papan piksasi selanjutnya

    diolah menggunakan program WHO Antro2005.HASIL PENELITIAN

    Desa Apala pada tahun 2008 terdiri 552kepala keluarga, dengan keluarga miskinsebanyak 777 orang. Mata pencaharianpenduduk 70 % petani dan 20 % pedagang. DiDesa Apala terdapat sebuah PuskesmasPembantu, seorang Bidan dan 2 buahposyandu. Adapun karakteristik sampel adalahpendidikan ibu Balita 46,1 % tamat SD dan 4,5% tidak tamat SD. Sedangkan pendidikan ayah42,7 % tamat SD dan 4,5 % tidak tamat SD.

    Distribusi Status Gizi Anak dan Konsumsi ZatGizi

    Hasil penelitian tentang status gizimemakai tiga indeks yaitu BB/PB, PB/U, danBB/U, masih ditemukan anak yang kurang gizi10-15 % meskipun sebagian besar normal. Halini dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

    Tabel 1.Distribusi Sampel menurut Status Gizi Anak (BB-PB, PB/U dan BB/U)

    Indikator Kategori n %

    BB/PB

    Kurus 9 10,1Normal 78 87,6Gemuk 2 2,2Jumlah 89 100

    PB/U

    Sangat pendek 5 5,6Pendek 13 14,6Normal 71 79,8Jumlah 89 100

    BB/U

    Sangat Kurang 2 2,3Kurang 14 15,7

    Baik 73 82,0Jumlah 89 100

    Ket : normal bila nilai z scor antara >-2 SD s/d + 2 SD

    Status gizi menurut indeks BB/PB padaumumnya normal sebanyak 87,6 % namunmasih ada yang kurus 10,1 %. Status gizimenurut indeks PB/U pada umumnya juganormal, yaitu sebanyak 79,8 %, sedangkan yang

    pendek 14,6 % dan sangat pendek 5,6 %. Statusgizi menurut indeks BB/U pada umumnya jugabaik, yaitu 82,0 %, sedangkan yang kurang 15,7% dan sangat kurang 2,3 %.

  • 7/22/2019 4 Pendidikan Ibu Keteraturan Penimbangan Asupan Gizi Dan Status Gizi Anak Usia 0 24 Bulan

    3/5

    Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari Juni 2011 education of mother, regular weight monitoring

    18

    Asupan zat gizi anak umumnya baik yaituasupan energi 93,3 % baik dan hanya 6,7 %

    asupan energy kurang. Asupan protein 65,2 %

    baik dan masih 34,8 % kurang. Hal ini dapatdilihat pada tabel 2 berikut.

    Tabel 2.Distribusi Status Gizi menurut Asupan Energi dan Protein Anak

    Asupan zat giziStatus Gizi Anak (BB/PB)

    TotalKurus Normal Gemuk

    n % n % n % n %

    Asupan EnergiKurangBaik

    36

    3,46,7

    375

    3,484,3

    02

    02,2

    683

    6,793,3

    Asupan proteinKurangBaik

    36

    3,46,7

    2751

    30,357,3

    11

    1,11,1

    3158

    34,865,2

    Jumlah 9 10,1 78 87,6 2 2,2 89 1001p=0,004;

    2p=0,899

    Pada uji kaikuadrat hubungan asupanenergy dan protein dengan status gizididapatkan nilai P = 0,004 untuk energi dan nilaiP = 0,899 untuk protein, berarti hanya asupanenergy yang hubungannya bermakna denganstatus gizi, sedangkan asupan protein tidakbermakna.

    Distribusi Pendidikan Ibu, Status Gizi (BB/PB)dan Asupan Zat Gizi

    Pada table 3 terlihat bahwa pendidikanibu sebagian masih kurang yaitu 49,4 % (tamatSD dan tidak sekolah), sedangkan yangpendidikannya cukup 50,6 % (tamat SMP keatas) . Hubungan pendidikan ibu dengan statusgizi dan asupan zat gizi dapat dilihat di bawahini.

    Tabel 3.

    Distribusi Status Gizi dan Asupan Zat Gizi menurut Pendidikan Ibu

    KomponenPendidikan Ibu

    Kurang Baik Totaln % n % n %

    Status gizi BB/PBKurus

    NormalGemuk

    4391

    4,543,81,1

    5391

    5,643,81,1

    9782

    11,187,62,2

    Asupan EnergiKurang

    Baik2

    422,247,2

    441

    4,546,1

    683

    6,793,3

    Asupan Protein

    KurangBaik 1925 21,328,1 1233 13,537,1 3158 34,865,2

    Jumlah 44 49,4 45 50,6 89 100

    Hubungan pendidikan ibu dengan statusgizi pada uji kaikuadrat menghasilkan nilai P =0,951 yang berarti tidak bermakna. Jadi statusgizi anak tidak ada kaitannya dengan pendidikanibu. Pada uji kaikuadrat hubungan pendidikanibu dengan asupan energi dan protein anakterlihat tidak mempunyai hubungan bermakna(nilai P = 0,414 dan 0,102).

    Distribusi Keteraturan Menimbang, Status gizidan Asupan Zat Gizi

    Distribusi status gizi dan asupan zat gizimenurut keteraturan menimbang anak dapatdilihat pada table 4. Terlihat pada tabel masihada 38,2 % anak balita yang kurang teraturmenimbang, sedangkan yang teraturmenimbang hanya 61,8 %.

  • 7/22/2019 4 Pendidikan Ibu Keteraturan Penimbangan Asupan Gizi Dan Status Gizi Anak Usia 0 24 Bulan

    4/5

    Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari Juni 2011 education of mother, regular weight monitoring

    19

    Tabel 4.Distribusi Status gizi dan Asupan Zat Gizi menurut Keteraturan Menimbang

    KomponenKeteraturan Menimbang Anak

    Kurang Baik Total

    n % n % n %Status gizi BB/PB

    KurusNormalGemuk

    2320

    2,236,0

    0

    7462

    7,951,72,2

    9782

    11,187,62,2

    Asupan EnergiKurang

    Baik0

    340

    38,26

    496,755,1

    683

    6,793,3

    Asupan ProteinKurang

    Baik

    12

    22

    13,5

    24,7

    19

    36

    21,3

    40,4

    31

    58

    34,8

    65,2Jumlah 34 38,2 55 61,8 89 100

    Pada table 4 terlihat distribusi statusgizi, asupan energy dan protein menurutketeraturan menimbang anak. Pada ujikaikuadrat hubungan keteraturan menimbangdengan status gizi anak menghasilkan nilai P =0,290, berarti tidak bermakna. Hubungan

    keteraturan menimbang dengan asupan energidan protein anak didapatkan nilai P = 0,046 dan0,943. Berarti keteraturan menimbangmempunyai hubungan bermakna denganasupan energy, namun tidak mempunyaihubungan bermakna dengan asupan protein.

    PEMBAHASAN

    Status gizi anak menurut indeks BB/PBpada umumnya normal sebanyak 87,6 % namun

    masih ada yang kurus 10,1 %. Status gizimenurut indeks PB/U pada umumnya juganormal, yaitu sebanyak 79,8 %, sedangkan yangpendek 14,6 % dan sangat pendek 5,6 %. Statusgizi menurut indeks BB/U pada umumnya jugabaik, yaitu 82,0 %, sedangkan yang kurang 15,7% dan sangat kurang 2,3 %. Keadaan gizi dilokasi penelitian tersebut tidak berbeda jauh jikadibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun2007, dimana status gizi menurut indeks BB/TBdi Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu anak sangatkurus 5,7 % dan kurus 8,0 %. Demikian jugastatus gizi menurut indeks PB/U sedikit lebihbaik dibandingkan keadaan di Sulawesi Selatanyaitu sangat pendek 13,9 % dan pendek 15,2 %.

    Asupan zat gizi anak umumnya baikyaitu asupan energi 93,3 % baik dan hanya 6,7% asupan energy kurang. Asupan protein 65,2% baik dan masih 34,8 % kurang. Jikadibandingkan penelitian Keadaan tersebutsedikit lebih baik jika dibandingkan dengantemuan Damayanti (2007) di Kabupaten Gowayang menyakan ada sebagian asupan zat gizianak balita kurang, yaitu energy 41,2 % danprotein 14,7 %. Data Riskesdas 2007 juga

    menemukan 24,7 % dan 18,4 % anak usia 2-5tahun mengonsumsi energi dan protein di bawah

    kebutuhan minimal (Depkes, 2008).Pada uji kaikuadrat hubungan asupanenergi dan protein dengan status gizi didapatkannilai P = 0,004 untuk energy dan nilai P = 0,899untuk protein, berarti hanya asupan energy yanghubungannya bermakna dengan status gizi,sedangkan asupan protein tidak bermakna. Halini karena besarnya asupan energy langsungakan mempengaruhi berat badan sekarang,sedangkan asupan protein belum tentu. MenurutSoekirman (2000) status gizi secara langsungdipengaruhi oleh asupan zat gizi dan penyakitinfeksi.

    Hubungan pendidikan ibu dengan statusgizi, asupan energy dan asupan protein pada ujikaikuadrat menghasilkan nilai P = 0,951, 0,414dan 0,102 yang berarti tidak bermakna. Jadistatus gizi dan asupan zat gizi anak tidak adakaitannya dengan pendidikan ibu. Hal ini berartiada faktor lain di luar pendidikan yangmempengaruhi status gizi sesuai kerangkapenyebab gizi kurang dari UNICEF (Soekiramn,2000). Pendidikan adalah segala upaya yangdirencanakan untuk mempengaruhi orang lainsehingga mereka melakukan apa yang

  • 7/22/2019 4 Pendidikan Ibu Keteraturan Penimbangan Asupan Gizi Dan Status Gizi Anak Usia 0 24 Bulan

    5/5

    Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari Juni 2011 education of mother, regular weight monitoring

    20

    diharapkan oleh pelaku pendidikan. Perilakuyang diharapkan adalah perilaku yang positif

    (Notoatmodjo, 2003). Faktor lain yang mungkinberpengaruh antara lain pendapatan danpenyakit infeksi yang tidak kami teliti.

    Dari hasil penelitian terlihat masih ada38,2 % anak balita yang kurang teraturmenimbang. Keadaan ini sesusi dengan dataRiskesdas 2007 nasional yang menemukan 26,8% ditimbang tidak teratur dan 23,8 % tak pernahditimbang di posyandu

    Pada uji kaikuadrat hubunganketeraturan menimbang dengan status gizi anakmenghasilkan nilai P = 0,290, berarti tidakbermakna. Hubungan keteraturan menimbang

    dengan asupan energi dan protein anak

    didapatkan nilai P = 0,046 dan 0,943. Berartiketeraturan menimbang mempunyai hubungan

    bermakna dengan asupan energy, namun tidakmempunyai hubungan bermakna denganasupan protein. Ini berarti keteraturanmenimbang hanya berpengaruh pada kuantitaskonsumsi tetapi tidak berpengaruh padakualitas. Menurut Soekirman (2000) pelayanandasar berupa pemantauan pertumbuhan beratbadan anak secara teratur bertujuan agarpertumbuhan berat badan dan tinggi badanberlangsung normal. Dengan penimbangansecara teratur akan diketahui secara dini apabilapertumbuhannya kurang dan segera diadakanupaya tindakan baik konseling maupun bantuan-

    bantuan lain.

    KESIMPULAN1. Status gizi anak di lokasi penelitian tidak

    beda jauh dengan hasil Riskesda 2007.Menurut indeks BB/PB masih ada anak yangkurus 10,1 %. Menurut indeks PB/U, anakyang pendek 14,6 % dan sangat pendek 5,6%. Menurut indeks BB/U, anak yang beratbadannya kurang 15,7 % dan sangat kurang2,3 %. Asupan zat gizi anak juga masih adayang kurang 6,7 % asupan energy dan 34,8% asupan protein..

    2. Hubungan pendidikan ibu dengan status gizidan asupan energy dan protein anak tidakbermakna

    3. Hubungan keteraturan menimbang denganasupan energi bermakna, sedangkan statusgizi dan asupan protein anak tidakberhubungan dengan keteraturanmenimbang

    SARAN1. Puskesmas masih perlu meningkatkan

    jangkauan dan kualitas pelayanan gizi diposyandu mengingat partisipasi masyarakatke posyandu masih kurang serta kegiatan diposyandu belum mampu meningkatkanstatus gizi anak balita yang signifikan

    2. Perlu kerja sama yang lebih baik dengantokoh masyarakat serta lintas sector ditingkat kecamatan untuk meningkatkankualitas pelayanan di posyandu sertapembinaan kader posyandu

    DAFTAR PUSTAKADamayanti, 2007. Hubungan Kebiasaan Makan

    Keluarga dengan Asupan Zat Gizi danStatus Gizi Anak Balita pada DaerahProgram Tenaga Gizi Pendamping di

    Desa Mata Allo Kab. Gowa. KTI JurusanGizi Poltekkes Depkes Makassar.

    Depkes, 2005.Rencana Aksi Pencegahan danPenanggulangan Gizi Buruk 2005-2009.Dit. Bina Gizi Masy Depkes RI, Jakarta

    Depkes, 2008. Laporan RISKESDAS, 2007.Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta

    Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan PerilakuKesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

    Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan AplikasinyaUntuk Keluarga dan Masyarakat. DitjenPendidikan Tinggi Depdiknas RI, Jakarta