56661551 sle pada rongga mulut

Upload: linda-shafira

Post on 10-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    1/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Lupus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun kronis.

    Etiologi lupus eritmatosus sama seperti penyakit autoimun lainnya sampai

    saat ini belum pasti, tetapi prognosis dapat baik bila diberikan terapi yang

    adekuat. Contohnya pada beberapa kasus lupus yang ringan, seperti pada

    penyakit lupus yang bermanifestasi pada kulit. Gejala penyakit ini bervariasi

    dari ringan sampai berat dan melibatkan banyak organ termasuk rongga

    mulut.

    Angka kejadian penyakit ini cukup tinggi, baik diseluruh dunia maupun di

    negara berkembang termasuk Indonesia. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 5 juta

    orang mengidap lupus, sedangkan di Amerika Serikat diperkirakan antara 270.000-1.500.000

    orang mengidap lupus. Penyakit lupus ditemukan aik pada !anita maupun pria tetapi !anita

    leih anyak dianding pria yaitu "#1. $mumnya pada usia 1%-&5 tahun, tetapi paling sering

    antara usia 25-'5 tahun, !alaupun dapat juga dijumpai pada anak usia 10 tahun(2). S*+

    ditemukan leih anyak pada !anita keturunan ras Arika-Amerika, Asia dan ispani serta

    dipengaruhi aktor sosioekonomi. Seuah penelitian epidemiologi melaporkan insidensi rata-rata

    pada pria ras kaukasia yaitu 0,-0," /per 100.000 orang per tahun 0,7-2,5 pada pria keturunanras Arika-Amerika 2,5-," pada !anita ras aukasia %,1-11,' pada !anita keturunan ras

    Arika-Amerika. 3enelusuri epidemiologi S*+ merupakan hal yang sulit karena diagnosis dapat

    menjadi sukar dipahami(5).

    enatalaksanaan penyakit ini membutuhkan kerjasama multidisiplin dan

    dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari dokter gigi. !okter gigi

    diharapkan dapat memahami berbagai kelainan pada mulut dan gigi, karena

    dapat membantu mendeteksi penyakit atau kelainan sistemik yang ada pada

    pasien. "ulisan mengenai penyakit lupus eritematosus belum banyak

    didapat, sehingga penulis merasa tertarik untuk membahasnya. !iharapkan

    makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah #a#asan mengenai

    manifestasi penyakit sistemik dalam rongga mulut dan penatalaksanaannya.

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    2/22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Lupus Eritematosus

    *upus eritematosus adalah suatu kondisi inlamasi yang erhuungan dengan sistem

    imunologis yang menyeakan kerusakan multi organ(1). *upus +ritematosus dideinisikan

    seagai gangguan autoimun, dimana sistem tuuh menyerang jaringannya sendiri(2).

    B. Klasifikasi Lupus Eritematosus

    3enurut 3yers SA and 3ary + /2001 lupus eritematosus diagi ke dalam ' agian esar,

    yaitu(')#

    1. Chronic Cutaneous Lupus Erythematosus /44*+. Diagi lagi ke dalam 2 sutipe#

    a. Discoid Lupus Erythematosus /D*+ Diagi juga dalam eerapa sutipe yang jarang

    terjadi #

    1Palmar-palmar Lupus Erythematosus

    2 Oral Discoid lupus Erythematosus

    LupusErythematosus panniculitis

    . Hypertrophic Lupus Erythematosus /*+

    2. Subacute Cutaneous Lupus Erythematosus /S4*+, memiliki sutype yang jarang terjadi

    yaituNeonatallupus Erythematosus /*+

    . Systemic Lupus Erythematosus /S*+

    '. Drug-Induced Lupus Erythematosus /D6*+

    3enurut +uropean Assosiation o ral 3edi8ine /2005 lupus eritematosus diklasiikasikan

    menjadi(2)#

    1 Discoid Lupus Erythematosus /D*+

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    3/22

    ! Systemic Lupus Erythematosus /S*+

    " #ullous $orm

    % Neonatal $orm /*+

    & 'cute Cutaneous $orm /A4*+

    ( Subacute Cutaneous $orm /S4*+

    ) Chronic Cutaneous $orm /44*+

    * Childhood onset /4S*+

    + Drug Induced /D6*+

    C. Etiologi Lupus Eritematosus

    +tiologi lupus eritematosus seperti halnya penyakit autoimun lain adalah tidak diketahui(&).

    9erdapat dua teori mengenai etiologi lupus, yaitu teori yang pertama menyeutkan ah!a pada

    perkemangan penyakit mulai dari gamaran a!al sampai timul kerusakan didasari oleh

    produksi sirkulasi autoantiodi menjadi suatu nukleoprotein, yaitu antinuclear antibodies

    /AA. Proses a!al tidak diketahui tetapi kemungkinan terjadi mutasi gen yang erhuungan

    dengan sel yang mengalami apoptosis yang meliatkan limosit, kemudian limosit ereaksi

    menyerang selnya sendiri. 9eori lainnya menyatakan autoantiodi lupus eritematosus merupakan

    lanjutan dari reaksi silang antigen eksogen seperti retro:irus ;A(2).

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    4/22

    aktor yang menjadi perhatian ila memahas patogenesis lupus yaitu# aktor genetik, lingkungan

    dan kelainan pada sistem imun(&,%).

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    5/22

    persendian, kulit, dan darah sekitar 0-50@ meliatkan ginjal, jantung, sistem sara, dan sekitar

    10-0@ meliatkan tromosis arteri dan :ena (10).

    ". anifestasi Lupus Eritematosus Pa#a Kulit

    3aniestasi pada kulit dapat erupa lesi ruam diskoid dan ruam malar. ;uam diskoid adalah

    ruam pada kulit leher, kepala, muka, telinga, dada, punggung, dan ekstremitas yang menimul

    dan eratas tegas dengan diameter 5-10 mm tidak gatal maupun nyeri. Pada kepala dapat

    menyeakan alopecia yang permanen. ;uam malar adalah ruam yang menyerupai kupu-kupu

    pada !ajah. ;uam-ruam terseut dipi8u oleh paparan 8ahaya matahari(&,11,12). *esi-lesi terseut

    penyearannya ersiat sentriugal dan dapat ersatu sehingga erentuk ruam yang tidak

    eraturan. Dapat ditemukan pula erupa lesi kronis malignan, meskipun jarang, tetapi mengarah

    pada kanker kulit nonmelanoma. *esi mirip lichen planus /*P juga dapat ditemukan dan

    seringkali tumpang tindih antara *+ dengan *P atau lesi dapat timul juga karena penggunaan

    terapi dengan antimalaria. Penyemuhan dari lesi diskoid akan meninggalkan jaringan yang

    atropi dan jaringan parut (&).

    $am%ar &.". Lesi a'al DLE $am%ar &.&.Butterfly Rash

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    6/22

    $am%ar &.(. Jaringan atropi $am%ar &.). Jaringan parut

    $am%ar &.*. Ke%otakan + alopecia $am%ar &.,. Eritematosa pa#a -ari

    &. anifestasi Lupus Eritematosus Pa#a Sistem Saraf Pusat

    Penyakit lupus pada sistem sara pusat /SSP erhuungan dengan eerapa sindrom

    neurologik yang ereda. 3aniestasi neuropsikiatrik lupus er:ariasi dari ringan /seperti sakit

    kepala sampai erat /seperti stroke. 3aniestasi utama dari *upus SSP #

    1. Disungsi kogniti / tidak dapat erpikir jernih, deisit memori

    2. Sakit kepala

    . Sei0ure

    '. eruahnya ke!aspadaan mental /stupor atau koma

    5. 3eningitis aseptik

    &. Stroke /gangguan suplai darah pada agianagian otak yang ereda

    7. Periperal neuropathy /8ontoh # hilang rasa, rasa geli, rasa terakar pada tangan dan kaki

    %. Eangguan pergerakan

    ". 3yelitis /gangguan pada spinal 8ord

    10.isual alternation

    11.'utonomic neuropathy /8ontoh# reaksi$lushing atau mottled s2in

    Spektrum maniestasi klinis lupus SSP sangat luas sehingga merupakan suatu sindrom klinis

    utama pada lupus SSP yaitu erupa :askulitis SSP yang merupakan inlamasi pada pemuluh

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    7/22

    darah otak karena akti:itas lupus dan merupakan satu dari dua sindrom spesiik lupus SSP yang

    diuat oleh'merican College o$ 3heumatology. >iasanya terjadi pada a!al perjalanan penyakit

    /leih dari %0@ kejadian timul saat lima tahun pertama dari perjalanan penyakit yang

    ditemukan pada 10@ pasien lupus. Pasien memperlihatkan gejala demam,sei0ures, meningitis

    li2e sti$$nesspada leher danpsychotic atau bi00are behaiour. 3;6 otak memperlihatkan daerah

    inark singel atau multipel.

    Sindrom Antiphospholipid. Siapapun yang memiliki antiodi antiphospholipid seagai

    agian dari sindrom lupus eresiko mementuk ekuan darah yang dapat menghamat pemuluh

    darah yang mensuplai otak. >ekuan darah pada otak /diseut kejadian thromboembolic dapat

    terjadi tia-tia dan iasanya tidak sakit. Pasien dapat mengalami paralisis yang tia-tia atau

    tidak dapat ersuara.

    3aniestasi SSP lainnya yaitu sakit kepala yang sering terjadi pada sekitar '5-50@ pasien

    lupus. Sakit kepala terjadi seagai maniestasi akut selama penyakit lupus SSP akti yang disertai

    pula dengan komplikasi neurologik lainnya. Studi terdahulu menyeutkan sakit kepala migrain

    sering terjadi pada pasien dengan lupus SSP.

    *upus myelitis mengarah pada disungsi dari spinal 8ord. al ini merupakan komplikasi

    yang serius dari lupus SSP yang dapat menyeakan paralisis atau kelemahan dan er:ariasi

    mulai dari kesulitan menggerakkan anggota adan sampai terjadinya paraplegia.

    Penyakit lupus juga ermaniestasi pada sistem sara otonom /SS, dimana SS merupakan

    agian dari sistem sara yang mengontrol ungsi tuuh yang tidak disadari, seperti pengaturan

    detak jantung, ernaas, erkeringat dll. 3aniestasi gangguan SS 8ontohnya pada terjadinya

    gangguan kogniti, liedo reticularis / amottled s2in rash, rasa geli dan hilang rasa pada

    ekstremitas. Pasien lupus yang mengalami gangguan kogniti iasanya mengeluhkan adanya rasa

    keingungan, kelelahan, kesulitan menyampaikan pikiran dan gangguan memori. Eejala

    gangguan kogniti adalah intermiten.

    3aniestasi lupus pada SSP lainnya yaitu terjadinya sindrom organ otak, yaitu ketika pasien

    lupus mengalami stroke atau :askulitis. *esi ini dapat semuh tetapi meninggalkan jaringan

    parut yang dapat menyeakan kelainan motorik, sensorik atau mental yang permanen atau

    ahkansei0ures. ondisi ini menyeakan kerusakan permanen pada SSP(1).

    (. anifestasi Lupus Eritematosus Pa#a $in-al

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    8/22

    3aniestasi klinis lupus pada ginjal /lupus nephritis terjadi pada kira-kira 50@ pasien

    dengan lupus. Eamaran klinis er:ariasi dari kelainan yang asimtomatik sampai terjadinya

    hipertensi, edema, sindrom nerotik $ull-blo4n atau gagal ginjal yang progresi. 3aniestasi

    lupus pada ginjal jarang menjadi maniestasi a!al lupus, tetapi sering ditemukan :ariasi derajat

    proteinuria darah dalam urin dan anormalitas sedimen urin pada F penderita lupus. Pada

    stadium lanjut dapat menjadi komplikasi yang serius sehingga menyeakan kematian (1',15).

    ). anifestasi Lupus Eritematosus Pa#a ata

    3aniestasi lupus pada mata diagi erdasarkan dua aspek, yaitu aspek eksternal 8ontohnya

    pada gejala kekeringan mata yang menimulkan ketidaknyamanan, rasa gatal, rasa seperti

    erpasir /gritty5 dan releks erair /4atering5 yang timul ila meliatkan kelenjar lakrimal

    seperti pada Sogren6s sindrome atau sindromsicca, yaitu ila terjadi kerusakan pada kelenjar

    sali:a. Selain itu kelainan dapat ditemukan pada kulit disekeliling mata atau kelopak mata seiring

    peruahan jaringan kulit pada penderita lupus. elainan eksternal lainnya yaitu mata merah yang

    meliatkan konjungti:a dan episklera meskipun tanpa disertai rasa sakit. Selain itu dapat

    dijumpai jaringan parut yang dapat memahayakan kornea.

    Aspek lainnya yaitu aspek internal seperti pada :askulitis retina dan inlamasi pemuluh

    darah yang mengalami kerusakan /microangiopathy, sehingga retina dapat kehilangan daya

    lihat. Pada pemeriksaan terlihat pemuluh retina yang menyempit er!arna putih dan adanya

    cotton 4ool spots /potongan ke8il er!arna putih pada retina yang timul karena

    pemengkakan lokalisata yang sementara. Peruahan ini dapat ditemukan !alau disertai gejala

    lain.

    3aniestasi lupus pada mata dapat pula dipengaruhi oleh kelainan pada organ lain akiat

    lupus, misalnya maniestasi lupus pada ginjal dapat menyeakan retensi 8airan dan

    menyeakan pemengkakan pada kelopak mata. eadaan engkak pada kelopak mata dapat

    menjadi tanda a!al kekamuhan.3enal hypertensiondapat menyeakan retinopati hipertensi,

    yang ermaniestasi seperti microangiopathy.

    3aniestasi lupus pada sistem sara dapat erpengaruh pada peningkatan tekanan 8airan

    sererospinal yang kemudian dapat menjadi pseudotumor atau tumor intrakranial dan

    menyeakan pemengkakan pada sara optik /pseudopapilledema. Peruahan ini tidak

    menimulkan gejala, tetapi ila tidak terdeteksi dan tidak dioati dapat menyeakan keutaan.

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    9/22

    3aniestasi lupus pada sistem gastrointestinal juga dapat erpengaruh pada mata. Pankreatitis

    akut dapat menyeakan Purtscher6s retinopathy serta adanya cotton4ool spots. Penglihatan

    terpengaruh tetapi dapat semuh kemali(1&).

    *. anifestasi Lupus Eritematosus Pa#a $astrointestinal

    3aniestasi lupus pada saluran pen8ernaan merupakan hal yang paling mengganggu dan

    dapat melemahkan pasien. Se8ara umum perkiraan persentase keterliatan saluran

    gastrointestinal pada penderita lupus adalah :omiting 5-10@, sakit adomen '0-&0@, dysphagia

    5-10@, ascites 5-1"@, jaundice -10@(17). eterliatan organ pen8ernaan meskipun ringan, tapi

    dapat pula menyeakan eerapa komplikasi yang isa menyeakan kematian yaitu seperti

    hemoragi, perorasi, ulserasi. >ila terdapat keterliatan hepar, dapat ditemukan hepatomegali dan

    penderita mengeluhkan rasa penuh pada daerah hepar, tetapi kondisi ini tidak mengarah pada

    hepatitis atau cirrhosis(17).

    $. Pemeriksaan Penun-ang Lupus Eritematosus

    Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan pada penyakit lupus adalah pemeriksaan

    laoratorium darah. asil pemeriksaan darah dapat menunjukkan adanya anemia hemolitik,

    tromositopeni, limopenia atau leukopenia erytrocytesedimentation rate /+S; meningkat

    selama penyakit akti, test 4ooms mungkin positi, le:el 6gE mungkin tinggi, ratio alumin-

    gloulin teralik, serum gloulin meningkat, alumin dan sel darah merah juga sering ditemukan

    pada urin (1%).

    asil pemeriksaan imunologis pada penderita lupus adalah untuk tes AA, positi pada "5@

    kasus lupus eritematosus sistemik. 9es sel lupus eritematosus seenarnya spesiik tapi tidak

    terlalu sensiti sehingga dihapus dari kriteria 'merican College o$ 3heumatology /A4;. 9es

    Double-stranded DN' 7 ds-DN', anti-dsDA seetulnya spesiik tanpa tidak 8ukup sensiti,

    iasanya mengindikasikan adanya penyakit pada ginjal. 9es antiodi anti-Sm sensitiitas kurang

    dari 10@ tetapi dengan spesiitas yang tinggi. 9es antinu2lear ribonucleic acid protein /anti-

    n3NP5 menunjukkan hasil titer yang rendah pada penderita lupus eritematosus sistemik. 9es

    antiodi anti-*a positi pada penderita lupus. 9es antiodi anti-;o positi pada 25@ penderita

    lupus, '0@ penderita Sogren6 syndrome 9es komplemen serum, ila rendah menunjukkan

    penyakit lupus sedang akti iasanya disertai penyakit ginjal. 9es band lupusmerupakan tes

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    10/22

    imunoluoresen langsung pada kulit. 9es antiphopholipid termasuk antiodi antikardiolipin dan

    antikoagulan lupus. asil tes ini positi pada penderita lupus(1%).

    >ila tes AA positi atau ila ada ke8urigaan kearah lupus eritematosus sistemik tetapi tes

    AA negati, dilakukan tes lain yaitu anti ;P, anti doulestranded DA, dan antiodi anti-

    Smith. Pemeriksaan komplemen juga diperlukan. Antiodi anti-Smith iasa ditemukan pada 20@

    penderita lupus(2). Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu pemeriksaan histologi dengan 8ara

    iopsi. asil iopsi memperlihatkan gamaran atroi pada epidermis yang signiikan, iniltrasi

    limosit yang dalam dan tidak sempurna dengan proses $lame-shape rete dan memran dasar

    yang meneal, hiperkeratosis,$ollicular pluggingdan adanya iniltrasi sel inlamasi. 9es lupus

    band memperlihatkan deposit imunogloulin pada memaran dasar epitel. Deposit glanular

    terutama 6g3 ditemukan pada memrane dasar dari lesi(2,1")

    Eamar 2.7 Eamaran istologi lupus eritematosus.

    . Diagnosis Lupus Eritematosus

    $ntuk memedakan lupus dengan penyakit lain, ahli medis dari 'merican 3heumatism

    'ssociation telah nenetapkan 11 kriteria kelainan yang terjadi dalam mendiagnosis lupus

    eritematosus yaitu ila ada ' poin dari 11 maniestasi kelainan. riteria ini dikemukan oleh Dr.

    Eraham ughes pada tahun 1"%2 yaitu# ruam malar, ruam diskoid, otosensitiitas, ulser pada

    rongga mulut, artritis, serositis, gangguan pada ginjal, gangguan pada sistem sara, gangguan

    perdarahan, gangguan imunologis antiodi antinuklear(',5,&).

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    11/22

    I. Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Se!ara Umum

    9ujuan penatalaksanaan pada penderita lupus adalah untuk meningkatkan keadaan umum

    penderita, mengontrol lesi yang ada mengurangi ekas luka dan untuk men8egah pertumuhan

    lesi leih lanjut. Penderita lupus juga perlu mengetahui kemungkinan adanya maniestasi

    sistemik yang eresiko serius, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan

    laoratorium se8ara regular(1").

    Pengoatan sesuai standar medis meliputi pemerian kortikosteroid /topi8al atau intralesi

    dan antimalaria. *upus +ritematosus memperlihatkan maniestasi dan gejala-gejala pada anyak

    organ sehingga penatalaksanaan se8ara sistemik perlu dilakukan. Drug o$ choice yaitu anti

    malaria hydroGy8hlorouine terutama pada pasien dengan poliartralgia dan maniestasi pada

    kulit. Pengoatan ini memeri resiko ke8il terhadap terjadinya retinopathy, karena ersiat

    re:ersiel ila oat dihentikan(2). 9etapi antimalaria kurang eekti pada pasien perokok.

    Alternati oat lainnya yaitu auranoin, thalidomide, topikal retinoid, intereron dan agen

    imunosupresi. 9halidomide memeri keerhasilan penyemuhan pada lesi D*+ tetapi sering

    menyeakan teratogenik dan resiko neuropati. 6njeksi intralesi dengan kortikosteroid

    /triamsinolon asetonid mg=ml juga erguna. Diantara agen imunosupresi, methotreGate sering

    digunakan pada kasus lupus yang erat, disamping a?athioprine dan my8ophenole moetil yang

    sangat eekti(2,1").

    J. Prognosis Lupus Eritematosus

    Sejauh ini tidak ada pengoatan yang erhasil penuh pada penderita lupus eritematosa

    sistemik, seperti yang ermaniestasi pada ginjal paling anyak menyeakan ke8a8atan dan

    kematian dan pada eerapa kasus perlu dilakukan dialysis serta transplantasi ginjal. *eih dari

    %5@ penderita lupus mengalami kelainan darah seperti tromositopeni dan anemi hemolitik.

    omplikasi lain yang dapat terjadi adalah stroke, emoli paru-paru, perikarditis dan

    miokarditis(2).

    Prognosis penderita lupus pada kulit seperti diskoid lupus leih aik, meskipun lesi se8ara

    kosmetik kurang agus tapi tidak memahayakan ji!a dan iasanya tidak memuat penderita

    harus menguah pola hidupnya. anya 10@ penderita diskoid lupus yang erkemang menjadi

    sistemik lupus(11).

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    12/22

    Prognosis penyakit lupus pada anak kurang agus karena kematian leih anyak terjadi

    seperti yang dilaporkan pada seuah studi retrospekti di >ra?il, yang menyatakan kematian

    selama 1& tahun erjalan adalah seesar 2'@. ematian iasanya terjadi karena pengaruh

    adanya ineksi /seanyak 5%@, penyakit SSP /&@, penyakit ginjal /7@. >ila penyakit mulai

    timul seelum usia 15 tahun, maka keterliatan ginjal dan hipertensi diprediksi dapat

    menyeakan kematian(20).

    K. Pen!ega/an Lupus Eritematosus

    +tiologi dari lupus adalah elum diketahui se8ara pasti sampai saat ini, tetapi eerapa

    tindakan pen8egahan dapat saja dilakukan. Pen8egahan yang dapat dilakukan adalah pada

    penggunaan oat-oat terapeutik, sehingga dapat dikurangi gejala dan tanda-tanda yang menjadi

    eek sampingnya. Selain itu perlu diperhatikan pula penggunaan ka8amata, sunscreen, pakaian

    yang melindungi dan minyak atau pelema untuk melindungi kulit dari sinar $BA sehingga

    dapat mengurangi atau men8egah ruam pada kulit dan kemungkinan nausea(2).

    Penggunaan oat steroid dapat men8egah timulnya poliartritis dan lesi padakulit, tetapi pada

    pasien dengan pengoatan steroid jangka panjang eresiko terkena osteoporosis, sehingga dosis

    steroid perlu dikurangi sampai seminimum mungkin dan pasien juga perlu dierikan kalsium,

    :itamin D, kalsitonin dan iophosphonates untuk meningkatkan pementukan tulang.

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    13/22

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    14/22

    Eamar 2." +rosi pada palatum

    Sekitar 75@ penderita lupus mengeluhkan gejala pada rongga mulut seperti rasa kering, rasa

    sakit dan rasa terakar terutama ketika makan makanan panas dan pedas. 6niltrasi limosit

    kelenjar sali:a minor ditemukan pada 50-75@ pasien, aik mereka mengeluhkan adanya rasa

    kering pada mulut ataupun tidak. Saliary $lo4 rate yang tidak terstimulasi menurun pada

    anyak penderita lupus eritematosus sistemik. *upus eritematosus sistemik juga menjadi

    komponen diagnosis dari Sogren6s Syndrome(2).

    *esi spesiik pada rongga mulut penderita lupus eritematosus dapat erupa aphtae /can2er

    sores5. Pada literatur, aphtae sering diseut juga seagai stomatitis aphtous rekuren. *esi ini

    mengenai 15@ pada populasi normal. *esi aphtae seringnya erukuran ke8il /kurang dari 1 8m,

    terasa sakit dapat ditemukan pada mukosa ukal. *esi pada lupus eritematosus 8enderung leih

    lama, leih esar dan terlihat pada palatum. *esi oral pada penderita lupus diskoid menyerupai

    plak er!arna merah yang dikelilingi oleh daerah putih. *esi ini mirip dengan li8hen planus(21).

    Eamar 2.11 *esi mirip li8hen planus

    *esi non spesiik pada rongga mulut penderita lupus eritematosus dapat erupa lesi herpes

    simpleks laialis. *esi ini terasa sakit erupa kelompok ke8il lister pada iir dan gusi. *esi ada

    selama dua sampai empat minggu, dapat semuh dengan sendirinya. Penderita lupus

    eritematosus mendapatkan terapi imunosupresi sehingga menyeakan lesi kamuh leih sering

    yaitu hampir setiap ulan. *esi non spesiik lainnya adalah Ste:en HhonsonIs Syndrome /SHS.

    Penyakit ini merupakan komplikasi dari oral herpes yang jarang terjadi. Seperti herpes, SHS

    dipi8u oleh oat-oatan, yang tersering yaitu golongan sula. antikon:ulsan serta oat pain 2iller.

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    15/22

    Pada penderita ini terlihat ulser pada mata, mulut, hidung, genital dan kulit iasanya dua sampai

    empat minggu setelah herpes semuh. *esi pada kulit diseut CtargetC karena adanya konigurasi

    melingkar. >ila lesi ini ergaung sehingga terjadi erosi yang meluas penderita seaiknya

    dira!at di rumah sakit(21).

    Eamar 2.10 *esi herpes simpleG

    *esi non spesiik lainnya erupa oral kandidiasis atau yang dikenal dengan thrush yang

    menjadi komplikasi paling sering akiat penggunaan oat imunosupresi seperti kortikosteroid

    sistemik. 9hrush terlihat seagai plak putih-merah yang dapat ditemukan pada eragai tempat

    di rongga mulut. *esi iasanya asimtomatik tetapi penderita mengeluhkan rasa terakar dan

    kesulitan menelan. *esi lain yang dapat ditemukan pada indi:idu yang mendapat terapi

    imunosupresi adalah kanker pada mukosa seperti karsinoma sel skuamosa yang mempengaruhi

    kulit, oral dan genital. *esi yang ditemukan iasanya erupa plak putih /leukoplakia atau plak

    merah /eritroplakia pada daerah ukal atau lidah(21).

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    16/22

    Eamar 2.11 9hrush

    Eamar 2.11 *esi prekanker *eukoplakia

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    17/22

    BAB I3

    PENATALAKSANAAN LUPUS E1ITEAT2SUS DI BIDAN$ KED2KTE1AN $I$I

    un8i dalam penatalaksanaan masalah gigi dan mulut ada tiga aktor, yang pertama yaitu

    komunikasi antara pasien dan tenaga medis, aik dokter atau dokter gigi. Pasien harus

    men8eritakan ri!ayat sekarang dan masa lalunya, termasuk ri!ayat pengoatan seelumnya

    sehingga dokter gigi dapat mengetahui keadaan medis pasien dengan aik, disamping

    mendapatkan inormasi langsung dari dokter yang mera!at pasien seelumnya. Hika pasien lupus

    memutuhkan operasi gigi, maka perlu dilakukan komunikasi antara dokter gigi dengan dokter.

    Prosedur operasi mungkin memerlukan peruahan pada dosis oat steroid dan memerlukan

    antiiotik proilaksis terutama pada pasien lupus disertai penyakit jantung. Pemeriksaan setelah

    operasi harus leih sering dilakukan dalam jangka !aktu yang leih lama dianding dengan

    pasien non lupus.

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    18/22

    topikal mengandung kortikosteroid seperti 8leetasol gel /diaplikasikan '-5 kali sehari dengan

    atau tanpa topikal ta8rolimus ointment /2- kali sehari. 9halidomide 100-200 mg sehari dengan

    atau tanpa hydroGy8hlorouine /Plauenil 200 mg dua kali sehari sangat eekti. Pemerian

    terapi sistemik imunosupresi seperti a?athioprine, my8ophenolate moetil atau lelunomide

    /Ara:a iasa dierikan pada kasus yang leih erat meskipun jarang terjadi(21,22).

    Penatalaksanaan lesi oral non spesiik seperti lesi herpes simpleG laialis adalah dengan

    mengurangi paparan oat kortikosteroid sistemik dan menggantinya dengan corticosteroid-

    sparing drugs seperti a?athioprine, my8ophenolate moetil dan 8y8lophosphamide yang

    dierikan sejak a!al. Pada eerapa penderita lupus eritematosus perlu juga memerikan terapi

    herpes dengan oat anti:irus seperti :ala8y8lo:ir /:altreG atau am8i8lo:ir /

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    19/22

    menyeakan ketidaknyamanan, misalnya terapi untuk kandidiasis atau li8hen planus aik se8ara

    sistemik maupun topikal, kemudian dapat di8oa pemerian :itamin >1 00 mg dan :itamin >&

    50 mg seanyak tiga kali sehari selama empat minggu seagai pla8eo(2).

    RINGKASAN

    enyakit Lupus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun

    kronis yang melibatkan banyak organ. Etiologinya masih belum bisa

    dipastikan, tetapi teori$teori yang ada memiliki patogenesis yang sama.

    enderita lupus eritematosus memiliki prognosis yang bervariasi dari ringan

    sampai berat. %ntuk kasus ringan prognosisnya baik bila diberikan terapi

    yang adekuat, meskipun untuk setiap terapi dapat memberikan efek

    samping. &anifestasi lupus eritematosus pada rongga mulut dibedakan

    menjadi lesi spesifik biasanya berupa ulser atau lesi seperti lichen planus

    dan bisa berupa lesi nonspesifik seperti lesi herpes simple', (teven

    )honson*s syndrome, kandidiasis + thrush atau lesi prekanker leukoplakia

    atau eritroplakia. enatalaksanaan manifestasi lupus eritematosus pada

    rongga mulut biasanya dengan pemberian obat steroid sistemik dan topikal

    atau obat anti jamur, disamping perlu juga pemberian vitamin sebagai

    plasebo.

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    20/22

    DAFTAR PUSTAKA

    . Greenberg &(, &ichael G. -urket*s ral &edicine !iagnosis / "reatment.0thed. 1amilton2 -C !ecker Inc. 3004.

    3. European Assosiation of ral &edicine. ral Lupus Erythematosus. (chool

    of !ental &edicine %niversity of 5agreb. 3006.4. 1ochberg &C. "he 1istory of Lupus Erythematosus. Lupus 7oundation of

    America 8e#sletter Article Library. 994.:. &yers (A, &ary 1A. Cutaneous &anifestation of Lupus2 Can ;ou

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    21/22

    6. &acanovic &. Lupus 8ephritis2 a (ummary. Lupus % 8e#s / @ie#s.8o.B0.3000.

    B. (avage . Lupus and the Eye. Lupus 7oundation of America Lupus8e#s vol 3 8o 3.300.

    . Cibik G&. Gastrointestinal Involvement in systemic Lupus

    Erythematosus. -ay Area Lupus 7oundation,inc. 9D:D. )ames ?!, -erger "G, Elston !&. Andre#*s !isease of thr (kin Clinical!ermatology. 0th ed. hiladelphia2 (aunders Elsevier. 300B.

    9. Callen ). Lupus Erythematosus, !iscoid. e &edicine. 30030. Gill )&, Fuisel A&,

  • 7/22/2019 56661551 SLE Pada Rongga Mulut

    22/22

    arlin L. Allo 6"".&77;."*":

    1ein5 Angelina 6""