alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
TRANSCRIPT
YOGA DWI SAPUTRA
KAPAL IKAN
ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
DISUSUN OLEH :
YOGA DWI SAPUTRA
(2013310019)
JURUSAN TEKNIK PERAPALAN
FAKULTAS TEKOLOGI KELAUTAN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 1
YOGA DWI SAPUTRA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perikanan merupakan salah satu upaya manusia untuk memanfaatkan sumberdaya
hayati perairan untuk kepentingan hidupnya, baik berupa sumberdaya hayati hewani maupun
tumbuhan. Pengelolahan sumberdaya perairan, secara garis besarnya dapat dibagi menjadi
dua, yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Dalam perikanan budidaya termasuk
pendederan, pembenihan dan pembesaran. Sedangkan pada perikanan tangkap meliputi
penangkapan ikan dan organisme lainnya yang berada di perairan umum seperti sungai dan
laut.
Dalam perikanan tangkap adanya nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan
menggunakan alat penangkapan yang sesuai dengan kondisi daerah penangkapan (fishing
ground) dan juga sesuai dengan jenis ikan yang akan ditangkap. Dengan demikian dalam
melakukan penangkapan ikan tidak lepas dari jenis alat tangkap yang akan digunakan serta
alat bantu (intrumentasi) yang diperlukan dalam melakukan penangkapan ikan.
Penangkapan ikan merupakan aktifitas yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
nelayan maupun bagi masyarakat luas. Penangkapan ikan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat, mulai dari alat yang masih sederhana hingga alat penangkapan ikan yang
sudah modern yang sudah dilengkapi dengan alat bantu (intrumentasi) yang digunakan untuk
mengumpulkan ikan maupun alat-alat tambahan lainnya sebagai alat pendukung dalam
penangkapan ikan.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam melakukan
penangkapan ikan dengan memakai metode, teknik dan juga cara dalam menentukan daerah
penangkapan, agar dalam penangkapan mendapatkan hasil yang optimal dan tidak mengalami
kerugian dalam melakukan penangkapan.
Keberhasilan usaha di bidang penangkapan ikan tergantung pada pengetahuan yang
cukup mengenai tingkah laku ikan yang menjadi target penangkapan, ekologi ikan,
oseonografi perikanan, dinamika populasi ikan, daerah penangkapan ikan (fishing ground),
navigasi dan alat bantu (intrumentasi) alat penangkapan ikan yang digunakan.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 2
YOGA DWI SAPUTRA
URAIAN MATERI
1. Perikanan Secara Umum
Perikanan adalah salah satu usaha manusia untuk memanfaatkan sumberdaya perairan
bagi kepentingan hidupnya baik sumberdaya hewani maupun sumberdaya nabati. Pengolahan
perikanan di Indonesia secara garis besar dapat di bagi dua, yaitu perikanan budidya dan
perikanan tangkap (Syamsuddin, 1980).
Menurut Ayodhyoa (1981) bahwa usaha penangkapan ikan adalah usaha manusia
untuk menghasilkan ikan dan organisme lainnya disuatu perairan. Penangkapan ikan dapat
dilakukan di perairan laut maupun perairan umum seperti danau, rawa, sungai dan lain-lain.
Tingkat keberhasilan usaha tergantung pengetahuan yang cukup tentang tingkah
laku/behavior binatang buruan tersebut, mengetahui sumber alat tangkap, kapal perikanan
dan cara pengoperasian alat tangkap dan kapal perikanan.
Potensi perikanan dan kelautan Indonesia yang menjanjikan bukanlah suatu yang
mustahil untuk menjadi sumber devisa utama Indonesia dimasa mendatang. Permasalahan
dalam mengembangkan perikanan dan kelautan diantaranya adalah kondisi geografis, sarana
dan prasarana, aktualisasi pemanfaatan tidak merata dan tidak seimbang, komitmen
pemerintah, kualitas sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi (Feliatra, 2004).
Pada dasarnya pembangunan perikanan merupakan upaya manusia untuk
memanfaatkan sumberdaya hayati perikanan dan sumberdaya perairan melalui kegiatan
penangkapan ikan dan budidaya ikan. Kegiatan yang lain yang berkaitan dengan
pembangunan perikanan adalah pengembangan sumberdaya manusia, pemanfaatan modal,
pengembangan dan penerapan IPTEK, pengembangan produk, peningkatan pendapatan dan
kesejahtraan, peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan Devisa Negara, disertai upaya-
upaya pemeliharaan dan kelestarian sumberdaya hayati lingkungan (Muliana, 2012).
2. Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap merupakan proses penangkapan ikan dan organisme lainnya yang
berada di perairan umum seperti sungai dan laut. Penangkapan ikan merupakan salah satu
profesi yang telah lama dilakukan oleh manusia. Ditinjau dari segi prinsip penangkapan yang
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 3
YOGA DWI SAPUTRA
digunakan oleh nelayan tanah air akan terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan
(behavior) untuk tujuan penangkapan ikan.
Untuk mendapat hasil tangkapan yang sesuai, di perlukan teknik penangkapan yang
sesuai dengan fish behavior, menurut Von Brandt, 1984 dalam Sudirman dan Mallawa, 2004.
Teknik penangkapan ikan dapat diklasifikasikan dalam 16 jenis, sebagai berikut :
1. Penangkapan ikan dengan tidak menggunakan alat (misalnya menangkap
dengan menggunakan tangan secara langsung).
2. Penangkapan ikn dengan menjepit dan menggunakan alat untuk melukai
(misalnya dengan tombak)
3. Penangkapan ikan dengan memabukkan. (secara mekanik bisa
denganmelakukan pemboman, secara kimiawi dilakukan dengan racun dan arus
listrik).
4. Penangkapan ikan dengan menggunakan pancing (semua jenis pancing)
5. Penangkapan ikan dengan menggunakan perangkap (misalnya sero, bubu)
6. Penangkaan ikan dengan menggunakan perangkap terapung (digunakan untuk
menangkap ikan-ikan yang sedang melompat).
7. Bagnets (misalnya dengan scoop net)
8. Penangkapan dengan menarik alat tangkap (misalnya jenis-jenis trawl)
9. Seine nets yaitu alat tangkap yang menggunakan sayap kemudi(misalnya jenis-
jenis trawl)
10. Surrounding nets yaitu alat tangkap yang melingkari gerombolan ikan dengan
menutup pada bagian tepi dan bagian bawah jaring, (misalnya pada alat
tangkap perse seine).
11. Drive in nets (biasanya alat tangkap skala kecil, misalnya jaring yang ditarik
dengan tangan untuk menangkap ikan).
12. Lift nets yaitu semua jenis jaring angkat (misalnya bagan)
13. Falling gear, yaitu alat tangkap yang cara penangkapannya dilakukan dengan
membuang alat dari atas kebawah (misalnya jala lempar)
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 4
YOGA DWI SAPUTRA
14. Gill net, yaitu semua jenis jaring insang (misalnya jaring insang hanyut).
15. Tangle nets, yaitu penangkapan dengan alat tangkap jaring, dengan maksud
agar ikan terbelit misalnya jaring klitik.
16. Harvesting machinnes yaitu semua jenis alat tangkap yang disebutkan di atas
yang semua penanganannya denga mesin (misalnya fish pump).
3. Alat bantu (Instrumentasi) Penangkapan Ikan
Menurut Syofyan dan Usman, pengertian dari Instrumentasisi penangkapan ikan yaitu
segala suatu peralatan yang digunakan untuk memperingan dan mempermudah daya kerja
manusia dalam proses penangkapan ikan sehingga menjadi lebih efektif dan efesien.
A. Alat Bantu Pengumpul Ikan
Alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan ikan pada saat akan melakukan
penangkapan ikan di daerah penangkapan adalah
1. Rumpon
Rumpon yaitu alat bantu penangkapan yang digunakan dalam mengumpulkan
ikan di perairan dengan cara meletakkan rumpon di perairan atau daerah penangkapan
yang sudah ditetapkan sebelum melakukan pengoperasian, rumpon yang digunakan
yaitu tipe rumpon menetap (yang tidak berpindah) dan dipasang sebelum melakukan
pengoperasian.
Meskipun pengoperasian alat bagan perahu dilakukan pada malam hari, akan
tetapi rumpon tetap dipakai dan digunakan untuk mengumpulkan ikan pada daerah
penangkapan. Cara pemasangan rumpon dengan cara mengikat bagian pangkal daun
kelapa secara berurutan hingga beberapa daun kelapa yang di ikat menggunakan tali
dan pemberat pada bagian bawah, jumlah rumpon yang dimiliki hanya 1 unit, contoh
rumpon terlihat pada gambar dibawah ini.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 5
YOGA DWI SAPUTRA
.Gambar 1. pelampung tanda
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 6
YOGA DWI SAPUTRA
2. Lampu
Lampu merupakan salah satu alat bantu yang sangat penting dalam proses
pengumpulan ikan pada malam hari, karena lampu merupakan sumber cahaya dan
cahaya lampu ini dapat mempengaruhi ikan-ikan yang memiliki sifat phototaksis
positif (jenis ikan yang menyukai atau tertarik dengan cahaya lampu), sehingga ikan
tersebut berkumpul disekitar lampu atau daerah penangkapan yang sudah ditentukan.
Gambar 3. Lampu Galaksi a(450 watt) b (64 watt)
Gambar 4. Lampu Neon
Akan tetapi, pengoperasian alat tangkap menggunakan lampu tidak dioperasikan pada
kapal penangkap ikan tertentu (seperti long line) dan lampu-lapu ini tidak di operasikan saat
terang bulan, karena jika terang bulan maka ikan-ikan tidak lagi tertarik dengan cahaya lampu
yang dipasang tersebut.
4. Alat Bantu Navigasi
Sejak manusia mengenal sarana apung sebagai alat transportasi sarana penangkapan,
maka sejak itu pula tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu suatu cara yang dilakukan secara
terus menerus untuk mengarahkan sarana apungnya menuju suatu titik sasaran dengan tepat,
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 7
a
b
YOGA DWI SAPUTRA
hemat dan efisien. Untuk mencapai titik sasaran tersebut selain dengan menggunakan cara
yang telah disebutkan diatas, dapat juga dengan menggunakan alat bantu agar memudahkan
dalam pencapaian sasaran yang dimaksud (Wahyono dan Sjarif, 2004).
Beberapa jenis alat bantu navigasi antara lain :
a. Kompas magnet, berfungsi untuk menentukan arah pelayaran kapal dan untuk
menentukan arah baringan suatu benda terhadap kapal. Pedoman magnet di kapal
biasanya terdiri dari : Pedoman standart, Pedoman kemudi dan Pedoman kemudi
darurat.
Gambar 5. Kompas Magnet
b. Peta laut, merupakan semua jenis peta yang digunakan untuk keperluan navigasi di
lautan. Ia menggambarkan keadaan rinci tentang wilayah laut yang aman dilayari
kapal-kapal, denagn tanda-tanda kedalaman air, adanya bahaya-bahaya navigasi baik
yang kelihatan (di atas permukaan air) maupun yang terdapat di bawah permukaan
air, serta benda-benda petunjuk untuk bernavigasi.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 8
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 6. Peta Laut
c. GPS, yaitu alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang
radio dari beberapa satelit yang mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah
haluan dan kecepatan kapal.
Gambar 7. GPS (Global Positioning System)
d. Radar, digunakan untuk mendeteksi obyek (sasaran) berdasarkan prinsip
pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk merambatkan pulsa (denyut)
sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut dipancarkan
oleh transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek diterima
pada receiver. Sinyal elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (sasaran) ke
pesawat penerima tersebut selanjutnya tergambar pada Display unit.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 9
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 8. Radar
e. Radio komunikasi, peralatan bantu ini dikapal sangat penting agar antar kapal yang
satu dan kapal yang lainnya dapat bertukar informasi pada waktu berlayar. Terdapat
3 frekuensi yaitu : VHF (Very High Frequency), HF (High Frequency) dan MF
(Medium Frequency). Radio komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai frekuensi.
Tapi yang sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
Gambar 9. Radio Telekomunikasi
f. Fax cuaca, digunakan untuk mengetahui keadaan cuaca pada saat berlayar.
Dikirimkan dari stasiun (pangkalan) masing-masing kapal. Data tersebut merupakan
olahan dari data satelit.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 10
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 10. Fax Cuaca
g. RDF, adaah alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang
radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan
akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah
tidak sekuat dari yang terdepan
Gambar 11. RDF
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 11
YOGA DWI SAPUTRA
h. SART adalah suatu alat yang disyaratkan dalam GMDSS (Global Maritime Distress
and Safety System) yang dapat diintrogasi oleh pancaran pulsa radar khusus (Radar
X-Brand atau Radar 3 cm) bila alat ini diaktifkan. Gunanya untuk pencarian kapal
dalam marabahaya.
Gambar 12. SART
5. Alat Bantu pelacak / deteksi
A. Echofishfinder kapal bagan perahu
Echofishfinder adalah Suatu alat navigasi elektronik dengan menggunakan sistem
gema yang dipasang pada dasar kapal, berfungsi untuk mengukur kedalaman
perairan, mengetahui kontur dasar perairan dan untuk mendeteksi gerombolan
ikan (schooling) dibagian bawah kapal secara vertikal.
Alat ini biasanya dipasang pada kapal purse seine, trawl, gil net, dan long lone.
Gambar 12. Echofishfinder
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 12
YOGA DWI SAPUTRA
B. Sonar
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi
akustik, pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi suatu obyek dalam
perairan arah horizontal dan vertical. Sonar dapat memberikan gambaran dan
informasi tentang kedalaman, keadaan alami dasar serta konfigurasi bentuk dasar
perairan kemudian pada kapal ikan digunakan untuk memperoleh informasi
tentang ukuran, densitas, distribusi, kecepatan dan arah renang fish schools, serta
mengetahui bentuk dan kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang
masuk ke dalam jaring
Alat ini biasanya dipasang pada kapal penangkap ikan yang menggunakan jaring
sebagai alat tanggkapnya
Gambar 12. SONAR
C. Fish finder
Fish finder adalah jenis sonar khusus yang dirancang untuk mendeteksi ikan (atau
makhluk biologis lainnya) di dalam air. Prinsip kerjanya sama persis dengan
sonar, tetapi karena targetnya makhluk hidup yang relatif lebih kecil dan dapat
bergerak ada beberapa penyesuaian pada fish finder Frekuensi suara yang
dihasilkan lebih tinggi (20-200kHz). Mampu membedakan target individu
Gelombang suara dipantulkan oleh tubuh ikan, utamanya dipantulkan oleh
gelembung renang jadi dengan penelitian lebih lanjut dan bank data akustik dapat
ditentukan jenis ikan tersebut.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 13
YOGA DWI SAPUTRA
FUNGSI
Fishfinder digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi
yang ditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa
fish finder dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat
memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat
mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hasil kerja dari sebuah instrument Fish Finder sendiri juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor eksternal, seperti diantaranya suhu air, kemurnian air dan
kekentalan air. Faktor eksternal tersebut dapat mengubah kecepatan suara yang
akan dikirimkan ke objek. Pada gambar 1 akan ditunjukan gambaran sederhana
dari proses tracking ikan menggunakan Fish Finder.
Gambar skema cara kerja fishfinder
KONSTRUKSI ALAT
1. Transmitter
Transmitter adalah bagian dari fish finder yang memproduksi pulsa listrik
untuk dikirimkan ke transducer, namun sebelum sampai di transducer, pulsa
listrik tadi diperkuat terlebih dahulu dari hanya beberapa watt (W) menjadi
ribuan Watt (Kw). Transmitter dalam sistem Sonar Unit berfungsi untuk
memancarkan impuls listrik. Sonar Unit yang baik, seharusnya memiliki
Transmitter berdaya tinggi (High Power Transmitter) di dalamnya. Hal
tersebut dikarenakan, Transmitter berdaya tinggi akan meningkatkan
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 14
YOGA DWI SAPUTRA
probabilitas pantulan (echo) pada zona air yang lebih dalam ataupun jika
kondisi air sangat buruk. Oleh karenanya Transmitter berdaya tinggi menjadi
salah satu parameter baik tidaknya suatu Sonar Unit. Pada sistem Sonar Unit,
seperti sudah dijelaskan sebelumnya output dari Transmitter akan diproses
oleh Transducer.
2. Transducer.
Bagian alat yang berfungsi merubah pulsa listrik menjadi pulsa suara yang
kemudian memancarkannya kedalam media air untuk mengenai obyek
(sasaran/ target), dimana setelah suara tersebut mengenai sasaran maka akan
dipantulkan kembali dan kemudian akan diterima kembali oleh transducer
receiver. Disini pulsa suara diubah kembali menjadi pilsa listrik.
3. Receiver
Receiver adalah sebuah perangkat elektronika yang memiliki fungsi sebagai
penerima/penangkap. Receiver dalam sistem Sonar Unit berfungsi untuk
menerima / menangkap signal gelombang suara pantul dari objek. Sonar Unit
yang baik, seharusnya memiliki Receiver dengan tingkat kepekaan yang baik
(Sensitive Receiver). Alasan diperlukanya Receiver dengan tingkat kepekaan
yang baik ialah agar gelombang suara pantul dari objek dapat di terima dengan
baik. Secara teori gelombang pantul pastinya tidak sekuat gelombang datang.
Mengurangi probabilitas hilangnya informasi yang diterima dapat dilakukan
dengan menggunakan Sensitive Receiver Pada sistem Sonar Unit, hasil yang
diterima oleh Receiver (berupa gelombang suara) kemudian kembali akan
diproses oleh Transducer untuk diubah kedalam bentuk impuls listrik.
4. Recorder
Alat ini berfungsi menggambarkan informasi pulsa listrik dalam bentuk
goresan pada kertas pencatat dengan menggunakan stylus. Dalam penggunaan
kertas pencatat ini ada dua jenis, yaitu kertas basah dan kering.
PRINSIP KERJA FISHFINDER
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 15
YOGA DWI SAPUTRA
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwasanya Fish Finder
menggunakan sistem kerja dari SONAR. SONAR UNIT (transducer, transmitter,
receiver dan display) menjadi bagian-bagian penting dalam menjelaskan prinsip
kerja dari sebuah Fish Finder. Secara sederhana, dapat dijelaskan mengenai
prinsip kerja dari sebuah Fish Finder sebagai berikut :
1. Transmitter mengeluarkan impuls listrik (electric impulse).
2. Transducer mengubah impuls listrik tersebut kedalam bentuk gelombang
suara.
3. Ketika gelombang suara tersebut menabrak sebuah objek, maka
gelombang suara tersebut akan dipantulkan kembali.
4. Pantulan gelombang suara tersebut kemudian diterima lagi oleh Receiver dan
signalnya dikuatkan (amplified).
5. Gelombang suara yang telah di-amplified melalui Receiver tersebut
kembali dikirimkan ke Transducer untuk diubah lagi kedalam bentuk impuls
listrik.
6. Terakhir, setelah diubah dalam bentuk impuls listrik, informasi tersebut akan
diterjemahkan dalam bentuk string data yang kemudian hasilnya akan
ditampilkan pada Display.
PENGOPERASIAN ALAT
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 16
YOGA DWI SAPUTRA
Fishfinder merupakan teknologi suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan
menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument). Teknologi ini
menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian. Sebagaimana
diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan
kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif
untuk deteksi di bawah air.
Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang
menghasilkan listrik dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke
transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara
tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan. Suara yang dipancarkan
tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan
kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat
transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan
ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi pemprosesan
dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.
Prosesnya didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning
System), Colour Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data
siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan. Bila
dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan,
teknologi ini memiliki kelebihan, antara lain: informasi pada areal yang dideteksi
dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di wilayah deteksi
(in situ). Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta
tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian
dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan suara (underwater sound).
Untuk mengoperasikan fish finder, perlu mengetahui fungsi dari berbagi tombol
yang tersedia pada display unit. Berbagai merk pabrikan fish finder yang
mempunyai versi sendiri-sendiri, namun secara garis besar fungsinya hampir
sama. Macam dan fungsi tombol-tombol tersebut, antara lain:
1. Power On – Off, berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan fish finder.
2. Gain, berfungsi untuk mengatur kepekaan gambar pada recorder
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 17
YOGA DWI SAPUTRA
3. White Line, tombol ini berfungsi untuk memperjelas garis dasar peraian serta
untuk membedakan antara garis dasar perairan dengan benda-benda yang
berada didekat dasar perairan seperti ikan atau udang.
4. Depth Range, untuk mengatur range kedalaman yang akan dideteksi.
5. Phase Range, tombol untuk memilih tingkatan jarak atau lapisan kedalaman,
dimana setiap lapisan kedalaman disesuaikan dengan jumlah kelompok jarak
kedalaman.
6. Paper speed, untuk mengatur kecepatan kertas perekam. Biasanya ada pilihan
lambat, sedang dan cepat.
Fisfinder ini digunakan pada kapal-kapal perikanan yang ke laut. Karena daya
jangkaunya luas. Serta untuk kepentingan perusahaan perikanan.
Gambar 12. Fishfinder
D. Fishfinder Portable
Fishfinder jenis ini adalah jenis alat untuk mendeteksi ikan yang bias dibawa
kemana-mana. Artinya alat ini bisa dengan mudah di copot atau dipasang.
Biasanya fishfinder jenis ini digunakan pada kapal-kapal kecil untuk di muara,
sungai, rawa-rawa, dan sebagainya.
Fungsinya sama dengan uraian fishfinder diatas hanya daya jangkauya lebih kecil.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 18
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 12. Fishfinder Portable
E. Fishfinder berbasis Smartphone
Deeper adalah salah satu alat pendeteksi ikan yang bisa digunakan untuk
smartphone dan tablet yang bersistem operasi Android 2.2++ dan iOS 4.0+. Alat
ini mampu bekerja di kedalaman 0.5 meter sampai 40 meter. Untuk konektivitas,
alat ini menggunakan Bluetooth untuk menampilkan informasi tentang ikan,
kontur dasar lokasi, temperatur air, dan sampah penyebab pancing tersangkut
kedalam layar ponsel dan tablet anda.
Alat ini juga mampu bekerja pada suhu -10 sampai +40 derajat. Deepr Fish
Finder ini hanya berdiameter 6.5 cm, tahan terhadap air dan benturan yang tidak
terlalu keras. Baterai terbuat dari lithium ion dan mampu bertahan selama 6 jam
dan dapat di charge kembali menggunakan kabel mikro USB.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 19
YOGA DWI SAPUTRA
Keuntungan lain menggunakan alat pendeteksi ikan ini adalah, karena alat ini
berbasis smartphnoe dan tablet mereka juga menyediakan fitur sosial media seperti
twitter dan facebook. Jadi bagi anda yang ingin tetap eksis di sosial media, anda
bisa langsung share apa yang anda alami sat itu menggunakan aplikasi ini.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 20
YOGA DWI SAPUTRA
6. Mesin-Mesin Bantu Penangkapan ikan.
a. Line Thrower ( Line Caster)
Kapal-kapal long line berskala industri yang sudah dilengkapi dengan line
arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower.Line thrower disebut juga line
caster merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat pelontar tali utama yang
digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal,
digunakan pada saat penebaran pancing (setting).
Gambar 13. Line Thrower ( Line Caster)
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 21
YOGA DWI SAPUTRA
b. Line Hauler
Line hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling
berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang ditebar di
perairan tidak memungkinkan untuk ditarik menggunakan tangan biasa (manual),
selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh rangkaian long
line juga akan memerlukan waktu yang lama sehingga dianggap tidak
efisien.Line hauler pada umumnya digerakkan dengan tenaga elektro hidrolik,
dilengkapi dengan tuas pengatur kecepatan tarik agar memudahkan penanganan
penarikan tali utama, terutama pada saat menaikkan ikan hasil tangkapan atau
saat terjadi kekusutan tali. Line hauler ditempatkan di geladag kerja hauling
(hauling working space). Kekuatan tarik dari line hauler disesuaikan dengan
ukuran besar kecilnya kapal (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
Gambar 14. Line hauler
c. Line Arranger (Penyusun tali utama)
Pada kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu penangkapannya
dilengkapai peralatan lain selain line hauler.Line arranger ditempatkan
diatas main line tank (tangki penyimpanan tali utama) merupakan alat bantu
penangkapan yang berfungsi sebagai penarik dan penyusun tali utama agar tertata
rapi di dalam main line tank (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 22
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 15. Line Arranger
d. Branch Line Ace dan Buoy Line Ace
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di lambung kanan kapal
dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik dan
penggulung tali cabang (branch line) dengan menggunakan tenaga motor listrik.
Sedangkan buoy line ace yang digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy
line) pada saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yang sudah diangkat
dari air segera dilepas dari tali utama kemudian digulung dengan branch line
ace setelah tergulung dan diikat lalu ditempatkan dalam basket (keranjang)
(Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
Gambar 16. Branch line dan buoy line
e. Side Roller/ Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi untuk
menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line hauler.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 23
YOGA DWI SAPUTRA
Bahan side roller terbuat dari baja stainless dan kerjanya secara aktif (Nur
Bambang et al, 1999).
Gambar 17. Side Roller/ Line Guide Roller
f. Slow Conveyor
Slow conveyor merupakan alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban,
ditempatkan melintang kapal di bawah line hauler. Fungsi line hauler adalah
menggeser tali utama yang telah ditarik line hauler agar tidak menumpuk
dibawah line hauler tersebut. Sementara main line bergeser
mengikuti conveyor tersebut, main line ditarik oleh line arranger untuk disusun
dan diatur pada tangki penyimpanan tali utama (Suwardiyono dan Nuryadi
Sadono, 2004).
g. Branch Line Conveyor
Branch line conveyor adalah alat bantu penangkapan berupa ban berjalan. Alat ini
ditempatkan di sisi kiri kapal yang berfungsi memindahkan atau menghantar
peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali pelampung dari
geladag kerja didepan ke gudang penyimpanan alat tangkap di buritan kapal. Pada
kapal-kapal long line modern berukuran kecil biasanya tidak dilengkapi ini,
karena jarak dari geladag kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap
titik jauh (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
h. Winch
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 24
YOGA DWI SAPUTRA
Pada gillnet, mesin bantu winch digunakan untuk menarik jaring dengan
menggulung langsung keseluruhan badan jaring ke dalam drum penggulung
bertenaga hidrolik. Winch disebut juga dengan Net drum.
Gambar 18. Whinch
i. Cone Roler
Cone roller adalah alat penarik jaring yang tersusun dari dua buah silinder karet
yang berputar berlawanan arah, sehingga jaring berikut pelampung dan
pemberatnya dapat digiling bersama untuk menarik ke atas kapal. Cone
roller digerakkan dengan tenaga hidrolis dengan kecepatan antara 20-60 m/menit.
Kecepatan tarik, daya kuda, dan putaran kerja Cone roller sangat tergantung pada
ukuran kapal, jumlah gillnet yang selalu dioperasikan pada setiap setting, serta
kemampuan ekonomi nelayan yang bersangkutan.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 25
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. Cone roller
j. Kapstan
Berdasarkan fungsi kerja, kapstan merupakan mesin bantu yang digunakan untuk
beragam keperluan penarikan, seperti menarik tali selambar pada gillnet.
Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan untuk memutar sistem kapstan,
pada umumnya kapal nelayan di Indonesia menggunakan tenaga mesin diesel.
Sebagian besar mesin bantu kapstan langsung dihubungkan dengan mesin induk
(motor induk/utama penggerak kapal), dengan sistem penyambungan/transmisi
menggunakan gardan mobil sebagai transmisi. Mesin bantu kapstan dengan
sistem transmisi yang demikian sering disebut dengan “kapstan-gardan” oleh
nelayan.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 26
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. kapstan-gardan
k. Net Hauler
Net hauler adalah alat bantu pada kapal gill net yang digunakan untuk penarikan
jaring yang telah ditabur di laut, agar jaring lebih ringan ditarik dan mudah ditata
kembali di atas geladak. Pada umumnya kecepatan tarik yang dibutuhkan antara
30 m/s – 90 m/s. Cara pengoperasian Net hauler adalah hanya dengan menarik
jaring Gill net melalui drum berbentuk konikal dan jaring insang tidak digulung
langsung di dalam drum penggulung, melainkan bagian jaring yang sudah ditarik
di belakang Net hauler, kemudian diatur untuk persiapan penurunan jaring
kembali (setting).
Net hauler yang digunakan pada kapal Gill net dapat dibedakan atas 2 tipe. Pada
kapal yang dilengkapi dengan cone rollerumumnya dilengkapi pula dengan net
hauler tipe memanjang, ditempatkan di tepi atas pagar kapal dengan tujuan
memperingan kerja cone roller dan memudahkan nelayan pada saat melepaskan
ikan yang terjerat mata jaring. Tipe ini lebih dikenal dengan side roller. Tipe
lainnya yaitu net hauler berbentuk blok (power block), ditempatkan di atas
geladak kerja pada sisi arah hauling, untuk menarik jaring pada waktu hauling,
pemberat, pelampung beserta jaringnya disisipkan pada blok (roller) yang
berputar digerakan dengan tenaga hidrolik. Alat ini hanya untuk menangkap ikan-
ikan tuna kecil.
Gambar 18. Net Hauler
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 27
YOGA DWI SAPUTRA
l. Winch Pada Purse Seiners
Winch merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik tali kerut atau tali
kolor. Penempatan winch di kapal ada yang di bagian belakang, di bagian depan,
adapula ditempatkan di kedua sisi samping kamar kemudi. Winch ini sangat
berguna untuk menahan tali pada saat thowing. Berdasarkan fungsi kerja alat
bantu winch digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor dan untuk
penarikan bagian cincin dengan tenaga penggerak yang digunakan berupa tenaga
hidrolik. Tenaga ini paling umum digunakan dan memiliki daya serta bentuk yang
besar. Pada umumnya dipasang pada kapal-kapal ikan pada skala industri
(Syahasta dan Zaenal Asikin, 2004).
Gambar 18. Winch Pada Purse Seiners
m. Power block
Menurut Syahasta dan Zaenal Asikin (2004), Power block merupakan mesin
bantu yang digunakan untuk menarik jaring pukat cincin dari dalam air ke atas
deck kapal. Mesin bantu ini sebagian besar bertenaga hidrolik serta memiliki daya
gerak besar. Power block yang berukuran kecil dan memiliki daya gerak kecil
selain bertenaga hidrolik, adapula yang menggunakan tenaga
listrik.Power bertenaga mesin diesel hampir tidak ada, kecuali hasil rekayasa
sendiri pada kapal ikan bukan skala industri.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 28
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. Power block
n. Purse block dan dewi-dewi
Purse block dan dewi-dewi berfungsi untuk menahan, mengatur dan
mengumpulkan cincin jaring yang terletak disamping bagian haluan. Purse
block dan dewi-dewi ini terbuat dari bahan besi. Purse block dan dewi-dewi pada
intinya cocok untuk pertahanan pada saat penarikan jaring ke atas kapal. Dewi-
dewi purse seine biasanya akan mendukung block untuk penanganan dalam
pengambilan tali penyeret disamping purse block (John C. Sainsbury, 1975).
Gambar 18. Purse block dan dewi-dewi
o. Purse ring stowage
Purse ring stowage adalah palang panjang yang digunakan untuk menahan atau
menyimpan semua ring sehingga dapat meluncur sebelum setting. Palang panjang
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 29
YOGA DWI SAPUTRA
ini terbuat dari besi dengan panjang kira-kira mencapai dua meter. Alat ini
diletakkan di samping sebelah kiri agak ke buritan (John C. Sainsbury, 1975).
Gambar 18. Purse ring stowage
p. Fish pump
Fish pump digunakan untuk kapal industri perikanan, alat ini merupakan pipa air
yang panjang dan dihubungkan langsung ke ruang mesin untuk memompa
air. Fish pump terletak di tengah lambung kanan kapal. Dalam hal ini, sekat de-
watering mungkin ditempatkan berdampingan dengan lubang palka yang
digunakan untuk membersihkan atau mencuci ikan dan dapat juga digunakan
untuk membersihkan kapal dengan cara mengambil air dai laut. Alternatif lain
dengan membuat persediaan untuk saluran air dari palka yang kemudian
dibangun sebagai tangki untuk mata air diamana air ini mungkin dipompakan
keluar kapal (John C. Sainsbury, 1975).
Gambar 18. Fish pump
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 30
YOGA DWI SAPUTRA
q. Seine skiff
Seine skiff adalah alat bantu yang digunakan untuk menarik ujung jaring dan
untuk tempat pelampung dan pemberat atau ring pada waktu setting. Selain itu,
dapat pula diguanakan untuk menarik bagian belakang atau buritan kapal pada
waktu operasi penangkapan agar kapal selalu jauh dari posisi jaring dengan
tujuan untuk menghindari tersangkutnya jaring pada baling-baling kapal (John C.
Sainsbury, 1975).
Gambar 18. Seine skiff
r. Capstant (Gypsy hoist)
Capstant (kapstan) pada kapal purse seine digunakan untuk menarik tali
pelampung (float line) atau tali kolor atas pada saathauling, guna merapatkan
tangkapan kedua ujung bagian sayap jaring. Di samping itu kapstan berguna pula
untuk memperingan kerja pada saat pengangkatan ikan yang telah tertangkap
dalam cakupan jaring untuk dinaikkan di atas kapal (Brailling). Capstantterletak
di lambung kiri kapal ke arah buritan. Kapal purse seine merupakan kapal
pemburu kelompok ikan untuk itu dibutuhkan kecepatan kerja yang sangat tinggi
dan peralatan kerja yang mendukung perolehan hasil tangkapan (A. Farid. et al,
1989 )
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 31
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. Capstant (Gypsy hoist)
s. Boom
Merupakan tempat melekatnya rig dan out rigger. Harus memiliki panjang yang
cukup untuk membawa cod end (kantong) pada posisi yang diharapkan dan
biasanya diletakkan pada center line (garis tengah kapal).
Gambar 18. Capstant (Gypsy hoist)
t. Rig
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang
agung (tiang gantung). Berfungsi sebagai alat bantu untuk menurunkan dan
mengangkat kantong trawl serta sebagai jalur untuk tali wire dari alat tangkap.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 32
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. Rig
u. Outrigger
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang
agung (tiang gantung) dan dapat Digerakkan kekiri dan kekanan kapal. Berfungsi
sebagai jalur penarikan wire.
Gambar 18. Outrigger
v. Drum Trawl
Bentuknya harus besar untuk memutar agar Trawl naik. Salah satu contohnya
adalah drum dengan flat tunggal mempunyai kelemahan dapat merusak bagian
tengah dari drum itu sendiri dan bagian atas dari jaring.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 33
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. Drum Trawl
w. Hydraulic inofer
Merupakan mesin untuk mengatur jalannya winch. Terdiri dari motor power
hidrolik yang diletakkan diruang mesin untuk mengalirkan oli ke pipa dimesin
pengatur yang terletak diatas bangunan kemudi dan setir pengontrol winch diatas
bangunan kemudi.
Gambar 18. Hydraulic inofer
x. Towing Block
Menetap di buritan di sisi samping Trawl. Merupakan bagian yang menentukan
dimana warp dapat mengikuti kapal secara terarah selama proses towing. Towing
block adalah sebuah kumpulan tali yang terikat kencang menjadi sebuah bagian
yang diperkuat dengan rantai yang tepat panjangnya dan kuat. Ada berbagai tipe
yang banyak di jumpai.
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 34
YOGA DWI SAPUTRA
Gambar 18. Towing Block
y. Snatch Block
Dibuat untuk digunakan dalam berbagai tugas permanen pada suatu Trawl. Ada
berbagai bentuk rancangan, tapi pada umumnya yang perlu diperhatikan adalah
bagian depan yang digunakan untuk cantelan atau penyangga. Tergantung pada
jenis, kemanapun terhubung dengan baik atau bahkan diatas geladak untuk
mengangkat pada waktu tertangkap. Snatch block mempunyai suatu penutup yang
dapat diangkat sedemikian sehingga gulungan tali dapat ditempatkan di sekitar
katrol. Dan penutup tersebut di kunci atau tertutup kembali dengan menggunakan
penjepit.
Gambar 18. Snatch Block
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 35
YOGA DWI SAPUTRA
z. Otter Board
Otter board merupakan alat bantu bukaan mulut jaring ke arah horizontal.
Pembukaan horizontal bentangan otter boardmerupakan jarak antara kedua otter
board yang terbentang pada saat dioperasikan.
Gambar 18. Otter board
REFERENSI
https://www.academia.edu/8898452/Makalah_Fish_Finder
http://www.zonamancing.com/review-alat-pancing/alat-pendeteksi-ikan-berbasis-
android.html
http://www.iftfishing.com/blog/piranti/fishfinder-berbasis-android/comment-
page-1/
https://esemkasajnb.wordpress.com/2015/04/10/alat-bantu-penangkapan-ikan/
KM lumba-lumba 02 tempat praktek magang
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 36
YOGA DWI SAPUTRA
ALAT BANTU PENANGKAP IKAN PAGE 37