proposal akhir.docx
Post on 10-Feb-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 1/57
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT
TERHADAP PERINGKAT SURAT UTANG
DAN YIELD SURAT UTANG
PROPOSAL PENELITIAN
AKUNTANSI
Diajukan Oleh :
Rikat Danella
108694061
Arif Nugroho
108694082
M. Abdurrosyid
108694079
Okta Wiskey
108694084
M. Yusuf Akbar
108694080
Putu Pradita
108694089
Kepada
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 2/57
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya. Sehingga memungkinkan penulis untuk menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit
Terhadap Peringkat Surat Utang dan Yield Surat Utang”.
Walaupun dalam penulisan proposal penelitian ini penulis telah mencurahkan
segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran, bantuan
maupun dorongan dari beberapa pihak maka proposal penelitian ini tidak akan
mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
2. Para Dosen yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun proposal penelitian ini sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
proposal penelitian ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga proposal
penelitian ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, April 2013
Penulis
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 3/57
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
ABSTRAK ………………………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………….... 8
1.3. Tujuan Penelitian ..……………..……………..……………... 8
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ………………………………… 10
2.2. Landasan Teori ……………………..…………………..….. 12
2.2.1. Obligasi.…………………………………………….. 19
2.2.1.1.Pengertian Obligasi..………………………… 19
2.2.1.2.Jenis-jenis Obligasi….………………………. 19
2.2.1.3.Karakteristik Obligasi…………………..…… 21
2.2.1.4.Yield Obligasi……………………………….. 22
2.2.1.5.Harga Obligasi………………………………. 23
2.2.2. Laporan Keuangan……..……………………………. 26
2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan………………. 26
2.2.2.2.Tujuan Laporan Keuangan…………………... 27
2.2.2.3.Jenis- jenis Laporan Keuangan………………. 28
2.2.3. Corporate Governance………………………………. 29
2.2.3.1.Pengertian Corporate Governance………….. 29
2.2.3.2.Prinsip- prinsip Corporate Governance……… 30
2.2.3.3.Mekanisme Corporate Governance………… 30
2.2.4. Komite Audit…………..…………………………… 31
2.2.4.1.Pengertian Komite Audit………..………….. 31
2.2.4.2.Karakteristik Komite Audit…………………. 32
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 4/57
2.2.4.3.Peranan Komite Audit……………………… 33
2.3. Kerangka Pikir……………………………………………… 37
2.4. Hipotesis……………………………………………………. 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel……………. 39
3.2. Teknik Pengumpulan Sampel……………………………….. 42
3.2.1. Populasi……………………………………………… 42
3.2.2. Sampel………………………………………………. 43
3.3. Teknik Pengumpulan Data………………………………….. 45
3.3.1. Jenis Data…………………………………………… 45
3.3.2. Sumber Data………………………………………… 45
3.3.3. Pengumpulan Data………………………………….. 46
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………………………….. 46
3.4.1. Uji Normalitas………………………………………. 46
3.4.2. Uji Asumsi Klasik…………………………………… 46
3.4.3. Teknik Analisis………………………………………. 50
3.4.4. Uji Hipotesis………………………………………… 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 5/57
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada perusahaan-perusahaan besar yang memliki tingkat kegiatan
operasional dalam jumlah nominal yang tinggi tentunya membutuhkan sumber
dana yang lebih besar. Sumber dana tambahan bagi perusahaan biasanya berasal
instrument pasar modal. Ada beberapa instrumen pasar modal yang dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk mengumpulkan dana yaitu dari penerbitan
surat-surat berharganya. Salah satu jenis surat berharga yang digunakan
perusahaan adalah obligasi.
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Obligasi ini cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal. Pada
prinsipnya penerbitan obligasi berarti penerbitan surat utang yang mengandung
kewajiban memberikan pembayaran tingkat suku bunga serta pelunasan pokok
pinjaman pada waktu jatuh tempo.
Bagi para investor atau kreditur, pinjaman atau investasi yang
dilakukannya tentunya mengandung risiko dan ketidakpastian. Seorang investor
atau kreditur sebelum mengambil keputusan harus mempertimbangkan dua hal,
yaitu pendapatan yang diharapkan dan risiko yang terkandung pada invertasi
atau pinjamannya.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 6/57
Sumber informasi yang dapat digunakan oleh kreditur atau investor
dalam mengambil keputusan untuk memberikan pinjaman kredit melalui
pembelian surat utang adalah laporan keuangan atau laporan keuangan tahunan
dari perusahaan yang bersangkutan. Di dalam laporan tersebut terdapat
informasi keuangan dan informasi non-keuangan. Salah satu informasi non-
keuangan yang digunakan adalah struktur organisasi perusahaan. Struktur
organisasi perusahaan ini secara tidak langsung akan mendukung kualitas dari
laporan keuangan perusahaan. Sebagai contoh yaitu fungsi dari komite audit
dalam menegakkan kedisiplinan organisasi serta lingkungan pengendalian untuk
mencegah kecurangan dan penyimpangan yang meliputi: (1) peningkatan
kualitas keterbukaan dalam pelaporan keuangan; (2) review atas ruang lingkup,
keakuratan, dan efektivitas biaya penugasan yang dilakukan auditor eksternal,
dan independensi serta objektivitas auditor eksternal.
Komite audit merupakan sekumpulan orang yang dipilih dari anggota
dewan komisaris yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan
keuangan dan pengungkapan (disclosure). Komite audit terdiri dari pihak yang
independen yang berasal dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Komite audit harus menjamin bahwa perusahaan dikelola dalam koridor yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku dan praktik yang
sehat.
Komite audit merupakan salah satu komponen Good Corporate
Governance yang berperan penting dalam system pelaporan keuangan yaitu
dengan mengawasi partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses
pelaporan keuangan. Keberadaan komite audit merupakan perangkat yang
penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik.. Corporate
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 7/57
governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak
kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan
ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau
dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
( Forum for Corporate Governance in Indonesia).
Belakangan ini, istilah corporate governance semakin populer. Hal ini
disebabkan berbagai skandal kasus korporasi dunia pada perusahaan besar
seperti Enron, Tyco, Xerox, WorldCom, mengindikasikan bahwa kegagalan
bisnis perusahaan tersebut akibat tata kelola perusahaan yang buruk. Kelemahan
di dalam penerapan corporate governance merupakan salah satu sumber
kerawanan ekonomi yang menyebabkan memburuknya perekonomian negara-
negara Asia pada tahun 1997 dan 1998.
Krisis keuangan di Asia tidak hanya disebabkan oleh hilangnya
kepercayaan diri dari investor tetapi lebih penting juga disebabkan adanya
kemunduran corporate governance yang efektif. Hal ini diperjelas dengan
penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) yang
menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara Asia, termasuk Indonesia,
adalah mekanisme pengawasan dewan komisaris (board of director ) dan komite
audit (audit committee) suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam
melindungi kepentingan pemegang saham dan pengelolaan perusahaan yang
belum profesional.
Selain itu McKinsey & Company memberi indikasi bahwa para manajer
di Asia akan membayar 26-30% lebih untuk surat berharga perusahaan dengan
corporate governance yang baik ketimbang dengan perusahaan dengan
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 8/57
corporate governance yang meragukan. Sedangkan pada tahun 1999, Price
Waterhouse Coopers melakukan survei terhadap investor internasional di Asia
dan menunjukkan bahwa Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terburuk
dalam bidang standar-standar akuntansi dan penaatan, pertanggungjawaban
terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi
serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Oleh karena itu, penerapan
konsep corporate governance di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
profesionalisme tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders, termasuk para
kreditor yang memberikan pinjaman kredit serta inverstor dalam obligasi
perusahaan.
Pada sebuah penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Setyaningrum
(2005) dengan sample 213 observasi selama tahun 2002-2004, menemukan
peringkat surat utang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas
transparansi dan pengungkapan informasi keuangan yang diaudit oleh KAP big-
4. Kualitas LK ini memungkinkan para kreditur memiliki tingkat kepercayaan
yang berbeda terhadap perusahaan. Hasil tersebut diperjelas oleh penelitian
Rinaningsih (2011), yang menyimpulkan bahwa praktek CG dapat digunakan
untuk menjelaskan default risk yang diproksi dengan peringkat surat utang.
Hubungan peringkat surat utang yang positif dan signifikan dengan praktek CG
terjadi pada segi transparansi dan kualitas pelaporan keuangan yaitu auditor
KAP big-4 dan komite audit. Temuan lainnya adalah bahwa hubungan antara
yield dengan praktek CG tidak signifikan, namun manakala peringkat surat
utang dimasukkan kedalam model hubungan tersebut memberikan dampak
inkremental. Hubungan antara yield dengan praktek CG menjadi signifikan
pada jumlah pemilik minimal 5% saham perusahaan (positif signifikan). Hal ini
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 9/57
menunjukkan bahwa praktek good corporate governance berpengaruh pada
peringkat surat utang dan yieldnya.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
pihak manajemen dan stakeholder (kreditur, pemegang obilasi) akan pentingnya
peran komite audit dalam penerapan corporate governance. Atas dasar hal
tersebut di atas maka timbul minat penulis untuk mengadakan penelitian
berkaitan faktor apa saja yang mempengaruhi peringkat surat utang dan yield
surat utang atau obligasi dengan judul “ Pengaruh Karakteristik Komite
Audit Terhadap Peringkat Surat Utang Dan Yield Surat Utang (Obligasi)”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap peringkat surat utang
dan yield surat utang atau obligasi?
2. Apakah independensi komite audit berpengaruh terhadap peringkat surat
utang dan yield surat utang atau obligasi?
3. Apakah frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh terhadap
peringkat surat utang dan yield surat utang atau obligasi?
4. Apakah kompetensi anggota komite audit berpengaruh terhadap
peringkat surat utang dan yield surat utang atau obligasi?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara
empiris pengaruh ukuran komite audit, independensi komite audit, frekuensi
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 10/57
pertemuan komite audit, serta kompetensi anggota komite audit terhadap
peringkat surat utang dan yields surat utang atau obligasi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Bagi Investor atau Kreditur
Sebagai pedoman bagi para investor dan kreditur khususnya dan
masyarakat umumnya dalam memberikan informasi yang lebih lengkap, dan
jelas mengenai pengaruh karakteristik komite audit terhadap peringkat surat
utang dan yield surat utang atau obligasi, sehingga dapat menambah
informasi dan referensi guna mempermudah mengambil keputusan untuk
untuk memberikan pinjaman atau menaruh sumber dana atau modal ke
perusahaan.
b. Bagi Regulator
Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana pentingnya pengawasan
terhadap mekanisme corporate governance oleh komite audit.
c. Bagi Perusahaan (Emiten)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
membentu emiten tentang keadaan dan kondisi perusahaan yang dapat
tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, serta dapat membantu dalam
pembuatan kebijakan yang tepat agar dapat memperoleh sumber dana
penerbitan surat utang atau obligasi.
d. Bagi Peneliti
Dengan mengadakan penelitian secara langsung serta dihadapkan pada
kenyataan yang ada, maka didapatkan pengetahuan mengenai pemecahan
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 11/57
masalah yang sesungguhnya. Selain itu untuk menambah waawasan dan
pandangan peneliti tentang komite audit dalam mempelajari peringkat surat
utang dan yield surat utang serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.
e. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Universitas sebagai
Dharma Bakti terhadap perguruan tinggi Universitas Negeri Surabaya pada
umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 12/57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk
diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan
yang sangat berguna bagi penulis.
Penelitian oleh Rinaningsih (Universitas Indonesia, 2007), telah
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Praktek Corporate Governance
Terhadap Resiko Kredit, Yield Surat Hutang (Obligasi)” dengan sampel 51
observasi pada tahun 2006 untuk menguji hubungan antara peringkat surat
hutang dengan praktek corporate governance. Serta 35 observasi pada
pengujian hubungan yield dengan praktek corporate governance. Dan
menyimpulkan bahwa praktek CG dapat digunakan untuk menjelaskan default
risk yang diproksi dengan peringkat surat utang. Hubungan peringkat surat
utang yang positif dan signifikan dengan praktek CG terjadi pada segi
transparansi dan kualitas pelaporan keuangan yaitu auditor KAP big-4 dan
komite audit. Temuan lainnya adalah bahwa hubungan antara yield dengan
praktek CG tidak signifikan, namun manakala peringkat surat utang dimasukkan
kedalam model hubungan tersebut memberikan dampak inkremental. Hubungan
antara yield dengan praktek CG menjadi signifikan pada jumlah pemilik
minimal 5% saham perusahaan (positif signifikan), kepemilikan institusional
(negatif signifikan) dan auditor KAP big-4 (negatif signifikan). Kelemahan dari
penelitian ini antara lain pada komponen CG yang digunakan serta ketersediaan
data yang digunakan.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 13/57
Penelitian lainnya pernah dilakukan oleh Rieka Sartika Hs Alimuddin
(Universitas Hassanudin, 2012) tentang “Pengaruh Karakteristik Komite Audit
Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2007-2011”. Dan menyimpulkan bahwa
bahwa ukuran komite audit yang diproksikan oleh jumlah anggota komite audit
yang dimiliki perusahaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
financial distress. Sedangkan independensi, frekuensi pertemuan, dan
kompetensi anggota komite audit memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap financial distress.
Sedangkan Aprillya Trihartati (Universitas Diponegoro, 2010),
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Independensi Dan Efektivitas Komite
Audit Terhadap Manajemen Laba”. Dan menyimpulkan bahwa Independensi
komite audit terbukti secara signi! kan berpengaruh negatif terhadap tingkat
manajemen laba.
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya
adalah sama-sama menggunakan factor-faktor komponen corporate governance
termasuk komite audit didalamnya. Persamaan dengan penelitian Rinaningsih
adalah pada variable risiko kredit dan yield surat utang. Sedangkan pada
penelitian Rieka Sartika Hs Alimuddin dan Aprillya Trihartati adalah pada
variable komite audit.
Perbedaannya terletak pada factor-faktor yang mempengaruhi risiko
kredit dan yield surat utang serta factor-faktor yang dipengaruhi oleh komite
audit. Pada penelitian ini juga menggunakan komponen CG yaitu komite audit
yang lebih komprehensif. Maka penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 14/57
diatas digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mendukung
dalam penelitian ini.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Obligasi
2.2.2.1.Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang
dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan
untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut (Bursa Efek Indonesia).
2.2.2.2.Jenis-jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa kategori serta jenis yang berbeda,
antara lain :
1. Dilihat dari sisi penerbit yaitu sebagai berikut :
Corporate Bonds merupakan obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara
(BUMN), atau badan usaha swasta.
Government Bonds merupakan obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat.
Municipal Bond merupakan obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang
berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga yaitu sebagai berikut :
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 15/57
Zero Coupon Bonds merupakan obligasi yang tidak melakukan
pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok
dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
Coupon Bonds merupakan obligasi dengan kupon yang dapat
diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan
penerbitnya.
Fixed Coupon Bonds merupakan obligasi dengan tingkat kupon
bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar
perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
Floating Coupon Bonds merupakan obligasi dengan tingkat
kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut,
berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average
time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku
bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran/opsi yaitu sebagai berikut :
Convertible Bonds merupakan obligasi yang memberikan hak
kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi
tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
Exchangeable Bonds merupakan obligasi yang memberikan
hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham
perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
Callable Bonds merupakan obligasi yang memberikan hak
kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga
tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 16/57
Putable Bonds merupakan obligasi yang memberikan hak
kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya yaitu sebagai berikut :
Secured Bonds merupakan obligasi yang dijamin dengan
kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain
dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya
adalah:
- Guaranteed Bonds yaitu Obligasi yang pelunasan bunga
dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak
ketiga.
- Mortgage Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti
atau asset tetap.
- Collateral Trust Bonds yaitu obligasi yang dijamin
dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya,
misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.
Unsecured Bonds merupakan obligasi yang tidak dijaminkan
dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan
penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari segi nilai nominal antara lain :
Konvensional Bonds merupakan obligasi yang lazim diperjual
belikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 17/57
Retail Bonds merupakan obligasi yang diperjual belikan dalam
satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun
government bonds.
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil yaitu :
Konvensional Bonds merupakan obligasi yang diperhitungan
dengan menggunakan sistem kupon bunga.
Syariah Bonds merupakan obligasi yang perhitungan imbal
hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam
perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
- Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah
yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
- Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
2.2.2.3.Karakteristik Obligasi
Berdasarkan penjelasan Bursa Efek Indonesia, karakteristik
obligasi adalah sebagai berikut :
1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu
obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon (Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima
pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 18/57
obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi
dinyatakan dalam annual prosentase.
3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau
Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo
obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5
tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan
lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode
jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin
panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon /
bunga nya.
4. Penerbit / Emiten (Issuer). Mengetahui dan mengenal penerbit
obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan
investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari
penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan
atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat
dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh
lembaga pemeringkat seperti PEFINDO.
2.2.2.4.Yield Obligasi
Pendapatan atau imbal hasil atau returnyang akan diperoleh dari
investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan
diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan
obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor
harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 19/57
pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada 2 (dua)
istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.
1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah
kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi
tersebut.
Current yield = bunga tahunan
harga obligasi
2. Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat
pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor
apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM
yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM
approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
YTM approximation = C + R – P
n x 100%
R + P
2
Keterangan:
C = kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pemeblian (purchase value)
2.2.2.5.Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata
uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase
dari nilai nominal. Berdasarkan situs resmi PT Bursa Efek Indonesia ada
3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 20/57
1. Par (nilai Pari) yaitu harga obligasi sama dengan nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada
harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50
juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi) merupakan harga obligasi lebih
besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal
RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi
adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Discount) merupakan Harga Obligasi lebih
kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal
Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi
adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta. Berbeda dengan harga
saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai
nominal.
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.3.1.Pengertian Laporan Keuangan
Menurut SAK (2009: 1-2), laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
kekeuangan (yang bisa disajikan dengan berbagai cara, misalnya sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 21/57
Sedangkan menurut Kasmir (2008: 7), laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi dapat
digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada suatu periode tertentu.
2.2.3.2.Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:) secara umum laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat
tertentu maupun pada periode tertentu atau memberikan informasi
kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan. Salah satunya untuk mengetahui berapa jumlah
assets, liabilitas, serta ekuitas perusahaan yang dimiliki perusahaan dan
memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
Menurut SAK (2009: 3), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 22/57
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.3.3.Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008: 58), jenis-jenis laporan keuangan
dikelompokkan menjadi lima laporan, antara lain sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan jumlah assets (harta),
kewajiban (utang), dan modal (ekuitas) perusahaan pada saat
tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan kondisi usaha
dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah
pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan
sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba
atau rugi.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan
jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab
berubahnya modal.
4. Laporan Arus Kas
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 23/57
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus kas
masuk (pendapatan) dan arus kas keluar (biaya).
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan laporan kekuangan adalah laporan yang dibuat berkaitan
dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan
informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laoran
keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.
2.2.3. Corporate Governance
2.2.4.1.Pengertian Corporate Governance
Untuk menciptakan pasar yang efisien, transparan dan konsisten
dengan peraturan perundang-perundangan, maka diperlukan pelaksanaan
good corporate governance.
Menurut Parkinson (1994), menyatakan bahwa corporate
governance adalah proses supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan
untuk meyakinkan bahwa manajemen perusahaan bertindak sejalan
dengan kepentingan para pemegang saham (shareholders). Penerapan
corporate governance pada perusahaan diharapkan akan dapat
memaksimalkan nilai perseroan tersebut bagi pemegang saham. Evans et
al. (2002), mengartikan corporate governance sebagai seperangkat
kesepakatan atau aturan institusi yang secara efektif mengatur
pengambilan keputusan.
Berkaitan dengan pelaksanaan GCG, setiap perusahaan harus
memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di
semua jajaran perusahaan. Asas GCG tersebut antara lain: transparansi
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 24/57
(Iskander dan Chamlou (2000) menyatakan bahwa salah satu elemen
corporate governance yang penting adalah transparansi (transparency)
atau keterbukaan), akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kesetaraan dan kewajaran diperlukan untuk mencapai kesinambungan
usaha perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan.
2.2.4.2.Prinsip-prinsip Corporate Governance
Pada tahun 2004, OECD telah mengeluarkan seperangkat prinsip
corporate governance yang meliputi enam hal sebagai berikut :
1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham. Kerangka
yang dibangun dalam corporate governance harus mampu
melindungi hak-hak para pemegang saham. Hak-hak tersebut
meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu hak untuk (1)
menjamin keamanan cara pendaftaran atas kepemilikan, (2)
mengalihkan saham atau menyerahkan saham, (3) memperoleh
informasi yang relevan tentang perusahaan secara teratur dan
tepat waktu, (4) berperan dalam memberikan hak suara dalam
RUPS, (5) memilih anggota pengurus, serta (6) memperoleh hak
pembagian keuntungan perusahaan.
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya
perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham,
termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing.
3. Peranan stakeholders dalam corporate governance. Kerangka
corporate governance harus mengakui terhadap hak-hak
stakeholders, yang ditentukan dalam undang-undang atau
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 25/57
perjanjian (mutual agreements), dan bersama-sama menciptakan
kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para stakeholders
dalam rangka menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan,
dan kondisi keuangan perusahaan yang dapat diandalkan.
4. Keterbukaan dan Transparansi Kerangka corporate governance
harus memastikan adanya keterbukaan informasi yang tepat
waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang material yang
berkaitan dengan perusahaan, termasuk kondisi keuangan, kinerja
perusahaan, kepemilikan saham dan tata kelola perusahaan..
Disamping itu, perusahaan harus mengungkapkan informasi yang
sudah disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar yang
berkualitas tinggi baik secara periodik maupun insidentil.
Manajemen diharuskan untuk meminta kerjasama dengan auditor
eksternal untuk melakukan audit yang bersifat independen atas
laporan keuangan.
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi Kerangka corporate
governance harus memastikan pedoman strategis perusahaan,
monitoring yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan
oleh dewan komisaris, dan akuntabilitas dewan komisaris
terhadap perusahaan dan pemegang saham. Prinsip ini juga
memuat kewenangan- kewenangan yang harus dimiliki oleh
dewan komisaris beserta kewajiban- kewajiban profesionalnya
kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dewan juga
harus melaksanakan penilaian yang obyektif dan independen di
perusahaan.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 26/57
2.2.4.3.Mekanisme Corporate Governance
Agrawal and Knoeber, (1996) menjelaskan bahwa pembagian
mekanisme pengendali corporate governance menjadi 2, eksternal dan
internal Mekanisme eksternal dijelaskan melalui outsiders. Hal ini
termasuk pemegang saham institusional, outside block holdings, dan
kegiatan takeover. Mekanisme pengendalian eksternal tidak hanya pasar
modal saja, tetapi juga perbankan sebagai penyuntik dana, masyarakat
sebagai konsumen, supplier, tenaga kerja, pemerintah sebagai regulator,
serta stakeholder lainnya. Mekanisme pengendalian internal yang
berhubungan langsung dengan proses pengambilan keputusan
perusahaan tidak hanya dewan komisaris saja, tetapi ada juga komite-
komite dibawahnya seperti dewan direksi, sekretaris perusahaan, dan
manajemen. Hal ini juga dipengaruhi oleh pemegang saham internal,
anggota dari dewan komisaris dan karakteristiknya seperti ukuran dewan
komisaris, jumlah dari dewan komisaris yang independen (dari luar
perusahaan), komite remunerasi, pembiayaan utang.
Bagan 2.1
Internal Eksternal
Shareholder
Board of Director
Board of Commisioner
Management
Reputational Agents:
- Accountants
- Lawyers
- Credit Rating
- Investment Bankers
- Financial Media
- Investment Advisors
- Corporate Governance Analysis
Standards Laws Regulations
Financial
- Debt
- Equity Markets
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 27/57
- Competitive factor & product
markets
- Foreign Direct Investment
- Corporate control
Sumber: Cadbury, 2000. Corporate Framework for Implement Action
2.2.4. Komite Audit
2.2.5.1.Pengertian Komite Audit
Menurut Manual Komite Audit, komite audit merupakan komite
yang dibentuk oleh dewan komisaris (bertanggung jawab ke Komisaris
Independen) dengan tujuan untuk membantu Komisaris Independen
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pengawasan.
Dasar hukum pembentukan komite audit ini berpedoman pada
Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000
tentang Pembentukan Komite Audit Emitan dan Perusahaan Publik.
Keanggotaan Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab
kepada Komisaris Independen.
Bagi BUMN, pada awal Agustus 2002 telah dikeluarkan
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: Kep-117/M-
MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance
pada BUMN/BUMD. Bagi perusahaan publik, Bapepam telah
mengeluarkan Surat Edaran No.SE-03/PM/2000 dan Direksi BEJ telah
mengeluarkan Surat Direksi No.Kep. 339/BEJ/07-2001 yang kemudian
dipaparkan lebih rinci dalam Peraturan Pencatatan Efek Nomor 1-A
tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
Berdasarkan rujukan tersebut, BUMN dan Perusahaan Publik wajib
memiliki Komite Audit sebagai sub-komite dari fungsi Dewan
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 28/57
Komisaris dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal
dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal auditor.
Komite audit bertugas memberikan suatu pandangan tentang masalah
akuntansi, pelaporan keuangan dan penjelasannya, sistem pengawasan
internal, serta auditor independen (FCGI).
2.2.5.2.Karakteristik Komite Audit
Pedoman pembentukan komite audit yang efektif (2002)
menyatakan bahwa tujuan dan manfaat dibentuknya komite audit adalah
untuk melaksanakan pengawasan independen atas proses penyusunan
pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit eksternal, memberikan
pengawasan independen atas proses pengelolaan risiko dan kontrol serta
melaksanakan pengawasan independen atas proses pelaksanaan
corporate governance.
Mekanisme corporate governance yang baik penting untuk
mengoptimalkan check and balances demi menghindari permasalahan
keuangan. Efektivitas kinerja dari komite audit dapat diukur melalui
karakteristik komite audit antara lain ukuran, independensi, aktivitas
serta kompetensi yang dimiliki oleh komite audit.
Ukuran komite audit terkait dengan jumlah komite audit yang
mendukung fungsi pengawasan terhadap manajemen. Penetapan jumlah
anggota komite audit menyiratkan bahwa ukuran komite audit
merupakan atribut yang tidak terpisahkan dalam mengontrol proses
akuntansi. Krishnan dan Visanathan (2008) dalam Inaam et al. (2012)
menyatakan bahwa tujuan dalam menentukan ukuran komite audit yang
optimal adalah memiliki komite audit yang cukup kecil untuk dikelola
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 29/57
tapi cukup besar untuk secara efektif memantau. Anderson et al. (2004)
menyimpulkan bahwa perusahaan dengan ukuran komite audit yang
lebih besar mampu mengawasi pelaporan keuangan dan sistem
pengendalian internal. Melalui pernyataan tersebut dapat diasumsikan
jika semakin besar ukuran komite audit maka diharapkan mampu
menunjukkan transparansi akuntansi yang lebih besar.
Independensi komite audit terkait dengan keterlibatan anggota
komite audit dengan aktivitas perusahaan. Untuk menjaga independensi
komite audit, pedoman corporate governance menyatakan bahwa komite
audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen
dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lain yang berasal dari luar
perusahaan. Klein (2006) menyatakan ada hubungan positif antara
independensi komite audit dan integritas pelaporan keuangan. Abbott et
al. (2004) dalam Hutchinson (2009) menyatakan bahwa komite audit
yang terdiri dari anggota independen dan sekurang-kurangnya satu orang
anggota dengan keahlian akuntansi akan memiliki hubungan negatif
yang signifikan dengan penyajian kembali laporan keuangan.
Aktivitas komite audit berkaitan dengan frekuensi pertemuan
formal anggota komite audit dalam setahun. Dalam rapatnya, komite
audit dapat meninjau akurasi pelaporan keuangan atau mendiskusikan
isu-isu signifikan yang telah dikomunikasikan dengan pihak manajemen.
DeZoort et al. (2002) dalam Sutaryo dkk (2011) menyatakan bahwa
frekuensi rapat yang lebih besar berhubungan dengan penurunan insiden
masalah pelaporan keuangan dan peningkatan kualitas audit eksternal.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 30/57
Oleh karena itu rapat komite audit menjadi penting dalam menjalankan
fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
Sedangkan kompetensi komite audit berkaitan dengan kompetensi
yang dimiliki di bidang audit, akuntansi, dan keuangan serta pengalaman
dalam praktek peraturan dan perundang-undangan corporate governance
dalam proses bisnis industri terkait. Dhaliwal et al. (2007) menyatakan
bahwa kompetensi yang dimiliki anggota komite audit akan berdampak
positif pada kualitas akrual, keahlian khusus yang dimiliki oleh anggota
komite audit akan membuat mereka lebih efektif dalam melaksanakan
tanggung jawab utama komite audit dan memastikan kualitas pelaporan
keuangan yang lebih baik. Sedangkan lingkup kerja Komite Audit harus
terdiri atas:
1. Charter
Komite audit harus mempunyai suatu Audit Committee
Charter (atau ketentuan tertulis) yang menetapkan secara jelas
peran dan tanggungjawab Komite Audit dan lingkup kerjanya.
Audit Committee Charter tersebut termasuk di dalamnya:
Sasaran dan kekuatan menyeluruh;
Peran dan tanggungjawab;
Struktur;
Syarat-syarat keanggotaan;
Rapat dan pertemuan;
Pelaporan; dan
Kinerja
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 31/57
Audit Committee Charter disiapkan oleh Komite Audit dan
disetujui oleh Dewan Komisaris. Audit Committee Charter harus
dikaji ulang setiap tahun oleh Komite Audit dan Dewan
Komisaris. Audit Committee Charter disebarkan kepada semua
stakeholders perusahaan tersebut.
2. Srtuktur
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris.
Anggota Komite Audit diangkat oleh Dewan Komisaris
atau setidaknya oleh Komite Nominasi.
Anggota Komite Audit terdiri dari orang-orang yang
independen, seperti Komisaris yang tidak terlibat dalam
pengurusan perusahaan dan pihak-pihak yang terafiliasi.
Komite audit paling sedikit terdiri atas 3 orang anggota.
Perlu dicatat, berdasarkan praktek dan pengalaman dalam
lingkup internasional, kebanyakan dari komite audit yang
efektif terdiri dari 3 sampai 5 anggota.
Anggota baru Komite Audit harus menerima orientasi
dalam organisasinya, peran dan tanggungjawab Komite
Audit dan lingkup fungsionalnya.
Ketua Komite Audit diangkat oleh Dewan Komisaris,
atau setidaknya oleh Komite Nominasi.
Anggota Komite Audit, termasuk ketua Komite Audit
diangkat untuk jangka waktu paling sedikit 1 tahun.
Namun, perlu diperhatikan bahwa praktek dan
pengalaman dalam lingkup internasional menunjukkan,
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 32/57
bahwa komite audit yang paling efektif adalah yang
bertugas antara 1 sampai 3 tahun.
Sehubungan dengan sifat aktivitas Komite Audit yang
memiliki tujuan jangka panjang, kelangsungan
keanggotaan menjadi sangat penting. Namun hal ini harus
diimbangi oleh keperluan untuk mempertahankan suatu
pendekatan penyegaran dan independensi, sehingga
memerlukan suatu pergantian anggota Komite Audit.
Pengangkatan kembali serta periode yang berakhir di
tahun yang berbeda akan membantu tercapainya sasaran
ini. Diupayakan pula menghindari anggota yang
berpengalaman diganti secara serentak.
3. Syarat keanggotaan
Anggota Komite Audit harus memiliki suatu keseimbangan
ketrampilan dan pengalaman dengan latar belakang usaha yang
luas. Anggota Komite Audit harus:
Independen
Objektif
Profesional
Integritas
Dedikasi
Pemahaman organisasi lingkungan bisnis
Pemahaman mengenai risiko dan kontrol
Pemahaman mengenai pelaporan keuangan
4. Rapat dan pertemuan
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 33/57
Penting artinya, bahwa rapat dan pertemuan Komite Audit
direncanakan dan dipersiapkan dengan cukup baik. Ketua komite
harus bertanggungjawab atas agenda dengan bahan-bahan pendu-
kung yang diperlukan.
Komite Audit harus mengadakan rapat paling sedikit
setiap tiga bulan.
Anggota komite audit harus menghadiri rapat-rapat ini,
termasuk rapat dengan pihak luar yang diundang sesuai
keperluan. Pihak-pihak luar tersebut antara lain komisaris,
manajemen senior, kepala auditor internal dan audit
eksternal.
Rapat harus diadakan sesuai agenda yang telah disepakati.
Hasil rapat-rapat harus direkam dalam notulen, dan
dibagi-bagikan kepada para peserta rapat semuanya.
5. Pelaporan
Komite Audit diwakili oleh Ketua Komite Audit
memberikan laporan langsung kepada Dewan Komisaris
yang diwakili oleh Presiden Komisaris.
Komite Audit harus lapor paling sedikit setiap tahun dan
menjelaskan apakah telah memenuhi dan melaksanakan
peran dan tanggungjawab mereka sebagimana diuraikan
dalam Audit Committee Charter.
Presiden Komisaris harus menerima salinan-salinan dari
semua notulen dan laporan.
6. Kinerja setiap tahunnya harus dipantau secara independen.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 34/57
2.2.5.3.Peranan Komite Audit
Peranan dan tanggungjawab Komite Audit harus dengan jelas
tercantum dalam ketentuan-ketentuan Audit Committee Charter. Peran
dan tanggungjawab Komite Audit akan berlainan tergantung kondisi
suatu perusahaan tertentu, namun, pada dasarnya akan mengarah pada
pemberian bantuan kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya tentang kontrol intern dan pelaporan keuangan dan manajemen.
Dalam peran dan tanggunjawab komite audit harus termasuk:
1. Pelaporan keuangan
Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab
Komite Audit adalah:
Pengawasan atas proses pelaporan keuangan dengan
menekankan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang
berlaku terpenuhi.
Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai
dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah sudah
konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh
anggota Komite Audit, dan
Mengawasi audit laporan keuangan eksternal dan menilai
mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor
eksternal.
2. Manajemen Risiko dan Kontrol
Dalam hal manajemen risiko dan kontrol, peran dan
tanggung jawab Komite Audit adalah:
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 35/57
Mengawasi proses manajemen risiko dan kontrol,
termasuk identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk
mengecilkan risiko tersebut.
Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal
untuk memastikan bahwa semua bidang kunci risiko dan
kontrol diperhatikan.
Menjamin bahwa pihak manajemen melaksanakan semua
rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol, yang
dibuat oleh auditor internal dan auditor eksternal.
3. Corporate Governance
Tanggungjawab Komite Audit di bidang Corporate
Governance adalah memberikan kepastian, bahwa perusahaan
tunduk secara layak pada undang-undang dan peraturan yang
berlaku, melaksanakan urusannya dengan pantas dan
mempertahankan kontrol yang efektif terhadap benturan
kepentingan dan manipulasi terhadap pegawainya. Dalam hal
Corporate Governance peran dan tanggungjawab Komite Audit
harus termasuk juga:
Mengawasi proses Corporate Governance
Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan
Corporate Governance
Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada Code of
Conduct
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 36/57
Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat
mempengaruhi kinerja finansial atau non-finansial
perusahaan
Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-
undang dan peraturan yang berlaku
Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis
hasil pemeriksaan Corporate Governance dan temuan
lainnya.
Dalam pelaksanaan peran dan fungsinya, komite audit harus
memiliki hubungan kerja dengan perangkat lain, termasuk antara lain:
1. Auditor eksternal
Auditor eksternal biasanya akan melapor kepada direktur
yang bertanggungjawab atas aktivitas keuangan perusahaan.
Namun sehubungan dengan perannya untuk mengadakan
pengawasan eksternal audit, maka Komite Audit harus:
Memberikan rekomendasi tentang pengangkatan dan/atau
penggantian auditor eksternal.
Meninjau surat pengangkatan auditor eksternal.
Meninjau biaya untuk eksternal audit.
Meninjau lingkup dan perencanaan audit eksternal
Meninjau laporan audit eksternal
Meninjau management letters audit eksternal
Memonitor kinerja auditor eksternal
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 37/57
Memastikan bahwa auditor eksternal bekerja sesuai
dengan standar profesional yang bersangkutan, khususnya
dalam hubungan dengan independensi.
2. Auditor internal
Institute Internal Auditors (IIA) menganggap bahwa
Komite Audit dan auditor internal mempunyai tujuan yang sama.
Suatu hubungan kerja yang baik dengan auditor internal dapat
membantu Komite Audit dalam pelaksanaan tanggungjawabnya
kepada Dewan Komisaris, para pemegang saham dan pihak luar
lainnya.
Walau Kepala Auditor internal adalah bagian dari manajemen
dan harus melapor kepada Direktur Utama, namun Kepala
Auditor internal harus juga dapat melapor (“garis putus- putus”)
kepada Komite Audit. Oleh karena itu, sehubungan dengan
perannya untuk mengawasi fungsi auditor internal, Komite Audit
dapat:
Memberika rekomndasi terhadap pengangkatan dan/atau
penggantian kepala auditor internal yang ditunjuk oleh
Direktur Utama
Meninjau internal audit charter
Meninjau struktur fungsi audit internal
Meninjau rencana tahunan audit intern
Memastikan bahwa fungsi audit intern mempunyai
metodologi, alat dan sumber yang memadai untuk
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 38/57
memenuhi charter audit internal audit charter dan
mengerjakan rencana tahunan audit intern
Meninjau semua laporan audit internal
Memonitor kinerja fungsi audit internal
Memastikan bahwa fungsi audit internal memenuhi
standar profesional yang bersangkutan.
3. Manajemen
Disamping bidang khusus keuangan, risiko dan kontrol, dan
Corporate Governance, Komite Audit dapat mempertimbangkan
suatu rangkaian pokok persoalan yang lebih luas, dan ini dapat
diserahkan secara khusus oleh Dewan Komisaris, yaitu :
Manajemen harus mempergunakan Komite Audit untuk
membantu mereka dalam pelaksanaan peran dan
tanggungjawab sebagaimana ketentuan yang berlaku.
Karenanya, sehubungan dengan perannya untuk
mengawasi Corporate Governance, Komite Audit harus
mengadakan pertemuan dengan manajemen secara
berkala untuk membicarakan „secara terbuka‟ semua
pokok-pokok persoalan, yang dapat mempengaruhi
kinerja finansial atau non-finansial organisasi.
2.1. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan diatas dan juga berdasarkan
hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat premis-premis sebagai berikut :
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 39/57
Premis 1 : Independensi komite audit memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peringkat surat utang.
Premis 2 : Ukuran komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
peringkat surat utang.
Premis 3 : Frekuensi pertemuan komite audit memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap peringkat surat utang.
Premis 4 : Kompetensi anggota komite audit memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap peringkat surat utang.
Premis 5 : Independensi komite audit memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap yield surat utang atau obligasi.
Premis 6 : Ukuran komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
yield surat utang atau obligasi.
Premis 7 : Frekuensi pertemuan komite audit memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap yield surat utang atau obligasi.
Premis 8 : Kompetensi anggota komite audit memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap yield surat utang atau obligasi.
Berdasarkan premis yang ada diatas maka dapat digambar bagan
kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir
Peringkat Surat Utang
(Y1)
Yield Surat Utang
(Y2)Kompetensi Anggota
Komite Audit (X4)
Frekuensi Pertemuan
Komite Audit (X₃)
Ukuran Komite
Audit(X2)
Independensi Komite
Audit (X1)
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 40/57
2.2. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya diatas dan juga
berdasarkan kerangka piker diatas, maka dapat diajukan hipotesis :
1. Independensi, ukuran, frekuensi pertemuan, dan kompetensi anggota
komite audit secara negatif maupun positif berpengaruh signifikan
terhadap peringkat surat utang.
2. Independensi, ukuran, frekuensi pertemuan, dan kompetensi anggota
komite audit secara negatif maupun positif berpengaruh signifikan
terhadap yield surat utang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu variabel yang diberikan kepada suatu
variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur variabel tersebut (Nazir, 2005: 126).
Berdasarkan uraian diatas, maka variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y)
antara lain sebagai berikut:
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 41/57
1. Variabel Dependen
1.1.Peringkat Surat Utang
Pada penelitian ini peringkat surat utang (obligasi) akan dibagi
menjadi tujuh klasifikasi (tabel 1) seperti yang dilakukan oleh
Rinaningsih (2007). Pada penelitian tersebut surat utang dibagi
menjadi dua kategori yaitu kategori spekulatif dan kategori
investment. Kategori spekulatif yaitu obligasi yang mempunyai
peringkat 1 – 3 yang sifatnya relatif rentan terhadap perubahan
kondisi ekonomi dan resiko gagal bayar (default risk), sedangkan
kategori investment yaitu obligasi yang peringkatnya 4 – 7 yang
relatif tidak terlalu rentan terhadap perubahan kondisi perekonomian
dan resiko gagal bayar (default risk) relatif kecil.
1.2.Yield Surat Utang
Untuk pengujian yield obligasi, seperti yang dilakukan pada
penelitian Rinaningsih (2007). Data yield dari transaksi perdagangan
pada tanggal 31 Maret 2013 yang diperoleh dari perdagangan
obligasi di BEI. Yield yang digunakan adalah kuartal I, karena
diasumsikan pada waktu itu laporan keuangan dan peringkat surat
utang tahun fiscal 2012 sudah diumumkan. Sehingga investor sudah
mengetahui struktur corporate governance dan kondisi keuangan
perusahaan emiten obligasinya (Bradley dkk. 2007).
Dalam penelitian ini rumus yang dipergunakan adalah sebagai
berikut:
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 42/57
Yield current= Kupon yang disetahunkan / Harga pasar
Obligasi
2. Variabel Independen
2.1.Independensi Komite Audit
Independensi komite audit terkait dengan keterlibatan anggota
komite audit dengan aktivitas perusahaan. Untuk menjaga
independensi komite audit, pedoman corporate governance
menyatakan bahwa komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu
orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang
anggota lain yang berasal dari luar perusahaan.
2.2.Ukuran Komite Audit
Anderson et al. (2004) menyimpulkan bahwa perusahaan
dengan ukuran komite audit yang lebih besar mampu mengawasi
pelaporan keuangan dan sistem pengendalian internal. Melalui
pernyataan tersebut dapat diasumsikan jika semakin besar ukuran
komite audit maka diharapkan mampu menunjukkan transparansi
akuntansi yang lebih besar.
2.3.Frekuensi Pertemuan Komite Audit
Aktivitas komite audit berkaitan dengan frekuensi pertemuan
formal anggota komite audit dalam setahun. Dalam rapatnya, komite
audit dapat meninjau akurasi pelaporan keuangan atau
mendiskusikan isu-isu signifikan yang telah dikomunikasikan dengan
pihak manajemen. DeZoort et al . (2002) dalam Sutaryo dkk (2011)
menyatakan bahwa frekuensi rapat yang lebih besar berhubungan
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 43/57
dengan penurunan insiden masalah pelaporan keuangan dan
peningkatan kualitas audit eksternal. Oleh karena itu rapat komite
audit menjadi penting dalam menjalankan fungsi, tugas dan tanggung
jawabnya.
2.4.Kompetensi Anggota Komite Audit
Kompetensi komite audit berkaitan dengan kompetensi yang
dimiliki di bidang audit, akuntansi, dan keuangan serta pengalaman
dalam praktek peraturan dan perundang-undangan corporate
governance dalam proses bisnis industri terkait. Dhaliwal et al.
(2007) menyatakan bahwa kompetensi yang dimiliki anggota komite
audit akan berdampak positif pada kualitas akrual, keahlian khusus
yang dimiliki oleh anggota komite audit akan membuat mereka lebih
efektif dalam melaksanakan tanggung jawab utama komite audit dan
memastikan kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik.
Diharapkan penerapan karakteristik komite audit yang tepat akan
memiliki hubungan negatif dengan kesulitan keuangan perusahaan
(Wardhani, 2006).
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yang digunakan di penelitian ini juga digunakan
pada penelitian Rinaningsih (2007) dan beberapa peneliti sebelumnya
seperti Setyaningrum (2005) Berikut operasionalisasi variable
independen dan variabel kontrol di tabel 2.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 44/57
Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri
atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek
lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil
penelitian (Sumarsono, 2004: 44).
Penelitian akan menggunakan data obligasi dari emiten yang tercatat
di BEI (Bursa Efek Indonesia) per tanggal 31 Desember 2012. Peneliti
memilih tahun 2012 karena laporan keuangan emiten obligasi terakhir
yang relatif lengkap adalah tahun 2012. Data obligasi dan peringatnya
diperoleh dari PT Pefindo. Sedangkan data transaksi obligasi dan data
laporan keuangan emiten dari www.idx.com.
Perhitungan yield dilakukan pada kuartal I seperti yang dilakukan
oleh Bradley dkk.(2007). Diasumsikan pada tanggal tersebut laporan
keuangan dan peringkat surat utang sudah diumumkan, sehingga investor
sudah mengetahui struktur corporate governance dan laporan keuangan
perusahaan.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi
(Sumarsono,2004:44).
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Menurut
Sugiyono (2005:61) metode Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan
atas tujuan tertentu.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 45/57
Berikut ini adalah kriteria-kriteria perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini :
1. Perusahaan yang data obligasinya tercatat di Bursa Efek Indonesia
per tanggal 31 Desember 2012.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2012
yang terpublikasi di Bursa Efek Indonesia.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yang berupa data sekunder yaitu data berupa dokumentasi perusahaan
yang diserahkan ke Bursa Efek Indonesia dan download dari situs resmi
Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan. Serta data
berupa peringkat surat utang perusahaan yang didownload dari situs
resmi PT Pefindo.
Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan disajikan
dalam bentuk table atas peghitungan-penghitungan matematis maupun
statistik.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dan
dikumpulkan melalui situs resmi BEI di www.idx.co.id berupa transaksi
obligasi dan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012. Sedangkan data peringat obligasi diperoleh dari
Pefindo.
3.3.3. Pengumpulan Data
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 46/57
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi
dengan cara melihat, mempelajari, dan mengutip catatan-catatan yang
diperoleh dari dokumen Bursa efek Indonesia, Pefindo, dan Harian bisnis
Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan, peringkat surat utang,
dan transaksi harian periode tahun 2012.
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis
3.4.1. Uji Out Layer
Uji outlayer merupakan salah satu alat uji yang dapat digunakan
untuk menormalkan data. Kriteria dari uji outlayer adalah nilai Zscore
yang dihasilkan dari uji outlayer tidah boleh melebihi ±1,96. Jika setelah
diuji nilai Zscore data melebihi selang tersebut maka data tersebut harus
dibuang.
3.4.2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode
Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono,
2004: 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
- Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%,
maka distribusi adalah tidak normal.
- Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai 5%,
maka distribusi adalah normal.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 47/57
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi diatas tersebut harus bersifat BLUE ( Best Linear
Unbiased Estimator ) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak
boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus
dipenuhi tiga asumsi klasik yaitu:
1. Non Autokorelasi (tidak boleh ada autokorelasi)
2. Non Multikolinearitas (tidak boleh ada multikolinearitas)
3. Homoskedastisitas (tidak boleh ada heteroskedasitisitas)
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE. Sehingga
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Di bawah ini
asumsi dasar dari BLUE, yaitu:
1. Autokorelasi
Menurut Gujarati dalam Habibi 2005, autokorelasi
didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi
yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu)/
ruang (seperti dalam data crossseetional ). Jadi dalam model regresi
linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai
residual (y observasi – y prediksi) pada waktu ke t tidak boleh ada
hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et – 1). Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel
Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n)
sehingga diketahui dι dan dν maka dapat diperoleh distribusi daerah
keputusan ada atau tidak terjadi autokorelasi.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 48/57
AdaAutokorelasi
Positif
Daerah
Keragu –
raguan
Daerah
Keragu –
raguan
Ada
Autokorelasi
Negatif
Tidak ada
autokorelasi
positi f dan tidak
ada autokor elasi
Gambar 3.1
Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi f ( d )
0 dL du 4-du 4-dL 4
(Habibi,2005)
Diagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin – Watson (Uji
DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Nilai Durbin Watson
Durbin Watson Test Kesimpulan
Kurang dari 1,08
1,08 s.d. 1,66
1,66 s.d. 2,34
2,34 s.d. 2,92
Lebih dari 2,92
Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Tidak ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Ada autokorelari
Sumber : Algifari ( 2000 : 89 )
2. Multikolinieritas
Multikolinieritas artinya adanya hubungan linier yang
“sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 49/57
menjelaskan dari model regresi. Alat uji yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini
dengan melihat besarnya nilai variance inflation factor (VIF).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance inflation
factor (VIF) < 10, dan mempunyai angka tolerance mendekati 1
maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditentukan adanya
kolerasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas (Ghozali,
2006: 96).
3. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model yang bersifat
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2006: 125).
Menurut Santoso dalam Kussuwantoro (2010), deteksi adanya
heteroskedastisitas adalah:
a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.
3.4.4. Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini tergolong dalam analisis
kuantitatif yaitu suatu teknik analisis dimana data-data yang berbentuk
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 50/57
angka-angka dengan membandingkan melalui perhitungan dan
mengaplikasikannya dengan berbagai rumus statistik yang sesuai.
Untuk menguji hipotesis 1 digunakan persamaan 1 dengan
menggunakan statistik ordered probit model. Model logit adalah model
regresi yang digunakan untuk menganalisis dimana variabel
dependennya berupa dummy (kualitatif). Model probit merupakan
pengembangan dari model logit (Winarno, 2007). Model ordered
logit/probit digunakan karena variabel dependen penelitian ini adalah
variabel kualitatif yang berurut (ordered).
Dengan demikian tidak dapat digunakan model logit yang lainnya,
seperti multinomial logit atau binary logit. Untuk menguji hipotesis 2
digunakan persamaan 2 dan 3 dengan menggunakan statistik Ordinary
least square (model regresi berganda).
3.5. Uji Hipotesis
3.5.1. Uji F
Digunakan untuk menguji kesesuaian atau tidaknya model regresi
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh X1, X2, X3, X4 terhadap Y1
dan Y2. prosedur Uji F dengan kriteria sebagai berikut:
a. H0a : β1= β2 = β3 = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak sesuai)
H1a : β1= β2 = β3 ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan sesuai)
H0b : β1= β2 = β3 = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak sesuai)
H1b : β1= β2 = β3 ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan sesuai)
b. Level signifikan (βo) = 0,05
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 51/57
c. Kriteria pengujian :
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0a
diterima dan H1a ditolak.
Jika nilai probabilitas (P value ) / signifikan < 0,05 maka H0a
di tolak dan H1a diterima.
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H 0b
diterima dan H1b ditolak.
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0b
diterima dan H1b ditolak.
3.5.2. Uji t
Uji t dapat digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen, digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut:
a. Hipotesis 1
H0a : βi = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat).
H1a : βi ≠ 0 (secara parsial terdapat pengaruh positif variabel bebas
terhadap variabel terikat)Dimana i = 1, 2, 3
b. Hipotesis 2
H0b : βi = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat).
H1b : βi ≠ 0 (secara parsial terdapat pengaruh positif variabel bebas
terhadap variabel terikat)Dimana i = 1, 2, 3
c. Level of signifikan (βo) = 0,05
d. Ketentuan pengujian:
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 52/57
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0a
diterima dan H1a ditolak.
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H0a
ditolak dan H1a diterima.
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H 0b
diterima dan H1b ditolak.
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H 0b
ditolak dan H1b diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald, Sattar A. Mansi, and Dvaid M. Reeb, 2004. Board Characteristics,
Accounting Report Integrity, and the Cost of Debt. Journal of Accounting and
Economics, 37, 315-342.
Abbott, L.l, Parker dan G.F. Peters. 2002. Audit Committee Characteristics andFinancial Misstatement: A Study of Effi cacy of Certain Blue Ribbon
Committee Recommendations.
Abbott, L.J., S. Parker dan G.F. Peters. 2004. Audit Committee Characteristics and
Restatement. Auditing: A Journal of Practice and Th eory, Vol. 23, 69-87
Aprillya Trihartati, 2010. Pengaruh Independensi Dan Efektivitas Komite Audit
Terhadap Manajemen Laba
Ashbaugh-Skaife, H., D. Collins, and R. LaFond, 2006. The Effects of Corporate
Governance on Firms‟ Credit Ratings. www.ssrn.com
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 53/57
Boardman, C.and R.McEnally, 1981. Factors Affecting Seasoned Corporate Bond
Prices. Journal of Financial and Quantitative Analysis (16), 207-216
Bradley, M., Dong Chen, George Dallas, and Elizabeth Snyderwine, 2007. The
Relation between Corporate Governance and Credit Risk, Bond Yields and Firm
Valuation. Working Paper. www.ssrn.com
Bradley, M., Dong Chen, George Dallas, and Elizabeth Snyderwine, 2007. The
Relation between Corporate Governance and Credit Risk, Bond Yields and Firm
Valuation. Working Paper. www.ssrn.com
Ghozali, 2002, Aplikasi Analisis Multivarrate dengan program SPSS. Edisi 11,
Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Kaplan, R, and G. Urwitz, 1979. Statistical Models of Bond Ratings: A
Methodological Inquiry. Journal of Business(52), 231-261.
Kasmir, Jakfar, 2008, Analisa Laporan keuangan. Edisi ke 1, Cetakan pertama.
Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Klein, A. 2002. Audit Committee, Board of Director Characteristics, and Earnings
Management. Journal of Accounting and Economics, Vol. 32, 375- 400
Klock, Mark, Sattar A. Mansi, and William F. Maxwell, 2005. Does Corporate
Governance Matter to Bondholders? Journal of Financial and Quantitative
Analysis, vol. 40, no. 4, 693-719
Nachrowi, DN., Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri. Pendekatan
Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis & Pengolahan Data dengan
Menggunakan Paket Program SPSS. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Nazir, Mohammad, 2005, Metodologi Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia,
Yogyakarta.
Rieka Sartika Hs Alimuddin, 2012. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap
Financial Distress Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia 2007-2011
Rinaningsih, 2007. Pengaruh Praktek Corporate Governance Terhadap Resiko Kredit,
Yield Surat Hutang (Obligasi). Jurnal Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal,
vol.2 no.5.
Setyaningrum, Dyah. 2005. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, vol.2,no.2, 73-102
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit UPN“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 54/57
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews,
UPP STIM YKPN, edisi pertama, Yogyakarta
Asian Development Bank
Price Waterhouse Coopers
Forum Corporate Governance Indonesia. 2000. Peranan Dewan Komisaris dan
Komite Audit dalam Pelak- sanaan Corporate Governance.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia.
Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang
Pembentukan Komite Audit Emitan dan Perusahaan Publik.
www.pefindo.com
www.idx.co.id
www.fcgi.or.id
LAMPIRAN
Tabel 1
Peringkat Surat Utang
Peringkat Utang Klasifikasi Kategori
idAAA 7 Investment
idAA+ 6 Investment
idAA 6 Investment
idAA- 6 Investment
idA+ 5 Investment
idA 5 Investment
idA- 5 Investment
idBBB+ 4 Investment
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 55/57
idBBB 4 Investment
idBBB- 4 Investment
idBB+ 3 Speculative
idBB 3 SpeculativeidBB- 3 Speculative
idB+ 2 Speculative
idB 2 Speculative
idB- 2 Speculative
idCCC+ 1 Speculative
idCCC 1 Speculative
idD atau idSD 1 Speculative
Tabel 2
Variabel Independen dan Variabel Kontrol
Variabel Independen Definisi Operasional
Independensi komite audit Keterlibatan anggota komite audit dengan
aktivitas perusahaan. Komite audit terdiri dari
sekurang-kurangnya satu orang komisaris
independen dan sekurang-
Ukuran komite audit Jumlah total keanggotaan komite audit
Frekuensi pertemuan
komite audit
Frekuensi rapat pertemuan formal anggota
komite audit dalam setahun.
Kompetensi anggota
komite audit
Kompetensi anggota di bidang audit, akuntansi,
dan keuangan serta pengalaman dalam praktek
peraturan dan perundang-undangan corporate
governance dalam proses bisnis industri terkait.
Variabel Kontrol Definisi Operasional
LEV Total utang dibagi totas assets
ROA Laba bersih sebelum pos luar biasa dibagi total
assets
SIZE Nilai total assets
FIN-UTILITY Dummy, 1 jika perusahaan adalah lembaga
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 56/57
keuangan atau utilitas, 0 jika lainnya
Tabel 3
Ringkasan SampelSampel 1 (Hipotesis 1)
Obligasi terbesar dari masing-masing perusahaan n
Obligasi dalam USD n
Laporan keuangan dalam USD n
Jumlah sampel I n
Sampel 2 (Hipotesis 2)
Obligasi yang ada data harga pasar per tanggal 31 Maret 2012 n
Tabel 4
Transaksi Perdagangan Obligasi 31 Maret 2013
NoBondID Rating Coupon Mature
Val
(Bil) Today
1 ADHISM1CN1 idA(sy) 0,00000 3-Jul-17 2,500 10,000,000
2 ADMF02ACN1 idAA+ 685,000 11-Mar-14 20,036 10,018,000
3 ADMF05C idAA+ 960,000 27 Mei 2014 0,943 9,925,000
4 AKRA01B idAA- 875,000 21 Des 2019 0,450 10,000,000
5 ASDF01ACN2 idAA+ 665,000 22 Okt 2013 10,030 10,030,000
6 BBMISMSB1CN1 idA(sy) 0,00000 29-Jun-22 22,000 10,000,0007 BBMISMSB1CN2 idA(sy) 0,00000 28-Mar-23 134,000 10,000,000
8 BBRI02 A+(idn) 1,095,000 22 Des 2014 43,000 10,750,000
9 BBTN01CN2 idAA 790,000 27-Mar-23 10,075 10,075,000
10 BCAF01CCN1 idAA+ 760,000 09 Mei 2015 60,405 10,067,500
11 BFIN01ACN2 A+(idn) 750,000 1-Mar-14 15,008 10,005,000
12 BFIN01BCN2 A+(idn) 850,000 19-Feb-15 75,000 10,000,000
13 BNGA01B idAAA 830,000 23 Des 2016 0,100 10,000,000
14 BNGA01BCN1 idAAA 775,000 30 Okt 2017 2,022 10,110,000
15 BNGA01SB AA(idn) 1,130,000 8-Jul-17 13,036 10,863,000
16 BNGA02SB AA(idn) 1,085,000 23 Des 2020 6,497 10,650,000
17 BNII01BCN1 idAA+ 875,000 06 Des 2016 2,086 10,430,000
18 BSDE01CCN1 idAA- 950,000 4-Jul-19 60,144 10,024,000
19 BSLT04 idA- 1,200,000 9-Apr-15 64,650 10,775,000
20 BTPN03B AA-(idn) 920,000 22 Des 2015 20,900 10,450,000
21 CFIN03C idA+ 1,025,000 08 Nop 2014 63,810 10,292,000
22 FIFA01ACN2 idAA+ 675,000 14-Apr-14 10,000 10,000,000
23 FIFA10D idAA+ 1,055,000 29-Apr-14 51,800 10,360,000
24 FIFA11C idAA+ 960,000 26-Apr-14 21,685 10,228,790
25 IMFI01CCN1 idA 825,000 11 Mei 2016 0,197 9,825,000
26 IMFI04B idA 1,015,000 9-Jun-14 2,049 10,245,000
7/22/2019 Proposal Akhir.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-akhirdocx 57/57
27 INDF06 idAA+ 725,000 31 Mei 2017 20,080 10,040,000
28 ISAT05A idAA+ 1,020,000 29 Mei 2014 1,039 10,385,000
29 ISAT07A idAA+ 1,125,000 08 Des 2014 14,917 10,655,000
30 ISAT08B idAA+ 887,500 27-Jun-22 0,732 10,450,000
31JMPD11PXBFTW idAA 1,300,000 10 Okt 2013 5,160 10,320,000
32 MYOR04 idAA- 850,000 09 Mei 2019 55,107 10,205,000
33 PNBN01SBCN1 idAA- 940,000 20 Des 2019 57,500 10,000,000
34 PPLN10A idAAA 1,475,000 9-Jan-14 21,228 10,614,000
35 SANF02C idAA- 840,000 20-Jan-15 0,099 9,900,000
36 SDRA01SB idBBB 1,262,500 29 Nop 2019 168,554 10,033,000
37 SIAISA01 idA-(sy) 0,00000 5-Apr-18 5,000 10,000,000
38 SIKISAT02 idAA+(sy) 0,00000 29 Mei 2014 1,045 10,452,000
39 SIKPPLN01 idAAA(sy) 0,00000 10-Jul-17 2,528 10,110,000
40 SIKPPLN02A idAAA(sy) 0,00000 9-Jan-14 3,271 10,903,000
41 SISSMM01 idA(sy) 0,00000 30 Nop 2017 5,000 10,000,00043 SMKMYOR02 idAA-(sy) 0,00000 09 Mei 2017 1,000 10,000,000
44 SOFN04C idAA 950,000 28 Okt 2013 23,345 10,119,000
45 SSIA01B idA 930,000 06 Nop 2017 6,074 10,123,000
46 TBLA02 idA 1,050,000 5-Jul-17 41,000 10,000,000
47 TRAC02C idA+ 1,020,000 5-Jul-15 20,620 10,310,000
top related