proposal jummyyanti.docx
TRANSCRIPT
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 1/34
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS II
SD
MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI SD NEGERI 37
KEC.TILATANG KAMANG KAB.AGAM
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
JUMMY YANTI
NIM: 2411.049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH. M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2013
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 2/34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk
menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki sejak lahir, baik jasmani
maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan. Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
pertumbuhan iman, budi perkerti, akhlak, karakter, pikiran (intelek) dan jasmani
anak. Dalam islam, perintah yang pertama kali diperintahkan oleh Allah kepada
hamba-nya bukanlah perintah shalat, zakat, puasa, ataupun haji melainkan
membaca. Membaca berarti belajar. Jadi Allah memerintahkan kepada hamba-
Nya adalah untuk belajar. Sebagai balasan Allah kepada hamba-Nya yang telah
belajar terdapat dalam firman-Nya dalam surat Al-mujaadalah ayat 111:
ن ز خ و تجرد م ا ا و ذيه ا كم وا آ هيذ زفع ا ...
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Salah satu cabang ilmu dalam dunia pendidikan adalah matematika. Matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari mulai dari pendidikan dasar
sampai ke perguruan tinggi. Pembelajaran tersebut diperoleh dari pengetahuan
1
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya .(Bandung:CV Penertbit Diponegoro,2005) hal. 434
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 3/34
yang sudah dimilikinya, kemudian melalui media ataupun pengalaman-
pengalaman nyata yang dapat dihubungkan dengan pelajaran matematika.
Demi tercapainya tujuan pelajaran matematika di atas, banyak hal yang dapat
dilakukan. Salah satunya adalah usaha pemerintah dengan melakukan
pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum. Selama perjalanannya, dunia
pendidikan indonesia telah menerapkan enam kurikulum yaitu kurikulum 1968,
kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, revisi kurikulum 1994 dan
kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (meski belum sempat
disahkan oleh pemerintah, tetapi sempat berlaku disekolah piloting project) dan
terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan
pemerintah melalui Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Diknas
Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Diknas Nomor 24
tentang Pelaksanaan kedua Permen Tersebut2.
Pembelajaran matematika haruslah bermakna bagi siswa, supaya siswa tidak
mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika dalam situasi kehidupan
nyata siswa. Guru dalam mengajar matematika di kelas harus mengaitkan
pembelajarannya dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa harus
diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-
ide matematika tersebut.
Hal ini terbukti dari hasil observasi peneliti di SDN 37 Gadut kecamatan Tilatang
Kamang di kelas II Rabu 6 november 2013, dimana Siswa mengalami kesulitan
dalam belajar matematika terutama tentang pembelajaran operasi hitung
campuran yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian. Pada saat guru
2 Kunandar , Guru Profesional ,(Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2007), h.107
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 4/34
manjelaskan pelajaran tersebut di depan kelas siswa mengerti, tapi bila siswa
diberikan soal latihan yang berbeda siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar matematika tergantung dari
bagaimana guru melaksanakan pembelajaran. Guru harus menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu cara yaitu dengan
menerapkan pendekatan realistik.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi kembali konsep
matematika sehingga siswa mempunyai konsep pengertian yang kuat.
Menggunakan realitas yang ada di sekitar siswa maka suasana belajar akan
menyenangkan bagi siswa. Manusia perlu diberi kesempatan untuk menemukan
kembali ide-ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan mengupayakan berbagai kondisi dan situasi serta
permasalahan-permasalahan yang realistik, sehingga pembelajaran bermakna dan
membuat siswa tertarik untuk belajar matematika serta dapat meningkatkan hasil
belajar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas II SD melalui
Pendekatan Realistik di SDN 37 Kec.Tilatang Kamang Kab.Agam”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 5/34
1. Bagaimana merancang model pembelajaran dengan pendekatan realistik
untuk memahami operasi hitung campuran pada siswa kelas II SD Negeri
37 Kecamatan Tilatang Kamang?
2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran operasi hitung campuran dengan
pendekatan realistik di kelas II SD Negeri 37 kecamatan Tilatang
Kamang?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 37 Kecamatan Tilatang
Kamang setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung campuran melalui
pendekatan realistik?
C. Pembatasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan, tidak semua
masalah diatas dilakukan penelitian, karena mengingat keterbatasan waktu,
tenaga, biaya, dan teori-teori yang mendukung. Maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah: Hasil belajar siswa Kelas II SD Negri 37 Kecamatan
Tilatang Kamang.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Bagaimana merancang model pembelajaran dengan pendekatan realistik
untuk memahami operasi hitung campuran pada siswa kelas II SD Negeri
37 Kecamatan Tilatang Kamang?
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 6/34
2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran operasi hitung campuran dengan
pendekatan realistik di kelas II SD Negeri 37 Kecamatan Tilatang
Kamang?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 37 Kecamatan Tilatang
Kamang setelah mengikuti pembelajaran operasi hitung campuran melalui
pendekatan realistik?
E. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah, maka rincian tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan:
1. Cara merancang model pembelajaran operasi hitung campuran dengan
pendekatan realistik pada siswa kelas II SD.
2. Pelakasanaan model pembelajaran dengan pendekatan realistik bagi siswa
kelas II SD dalam operasi bilangan campuran pada SD Negeri 37
Kecamatan Tilatang Kamang.
3. Tingkat pencapaian hasil belajar siswa kelas II SD yang diperoleh melalui
pendekatan realistik.
F. Manfaat Penelitian
Setelah dilaksanakannya penelitian pembelajaran operasi hitung campuran
pada siswa kelas II SD Negeri 37 Kecamatan Tilatang Kamang dengan
pendekatan realistik, diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu alternatif untuk
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 7/34
peningkatan kualitas pendidikan matematika pada umumnya dan pembelajaran
operasi hitung campuran khususnya di SD Negeri 37 Kecamatan Tilatang
Kamang. Berdasarkan kepentingannya, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat:
a). Manfaat praktis
1. Bagi peneliti.
Meningkatkan semangat profesionalitas peneliti dalam membelajarkan
siswa untuk mata pelajaran matematika dan untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan peneliti dalam pembelajaran di SD sehingga
menjadi guru profesional dapat terlaksana dengan baik.
2. Bagi siswa.
Untuk melatih keaktifan siswa dalam belajar, dan juga dapat merangsang
siswa untuk aktif dalam mengembangkan potensinya.
3. Bagi guru.
Menjadi bahan masukan khususnya guru mengajar konsep perkalian dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
realistik
4. Bagi sekolah.
Menjadi bahan pertimbangan bagi praktisi pendidikan lainnya dalam
membuat kebijakan pendidikan.
b). Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan penelitian
selanjutnya dengan menambah variabel lain yang berhubungan dengan usaha
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 8/34
mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu, hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan rujukan untuk penelitian sejenisnya.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 9/34
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran matematika
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Kecakapan,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang
disebabkan oleh belajar. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannyayang memberikan manfaat bagi dirinya.
Hal di atas sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Cronbach
yaitu: “learning is shown by a change in behavior as a result of experience3”.
Dari pendapat Cronbach tersebut, terdapat kata “change” atau “perubahan” yang
dapat diartikan seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek
sikapnya. Sehingganya kriteria keberhasilan anak didik dalam belajar ditandai
dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.
Slemato juga menyatakan bahwa:
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.”4
Hal ini didukung oleh pendapat Fontana dalam Erman yang menyatakan
bahwa “belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai
hasil dari pengalaman.”5
Menurut Bruner, dalam proses belajar dapat dibeda tiga fase atau episode,
yakni:
a. Informasi
3 Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2008)
h.204 Slemato, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta) h.2
5
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI)h. 8
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 10/34
Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang
menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan
memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang
telah kita ketahui sebelumnya.
b. Transformasi
Informasi yang telah diperoleh harus dianalisis, diubah atau
ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar
dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal itu bantuan guru
sangat diperlukan.
c. Evaluasi
Dari dua fase sebelumnya, kita nilai hingga manakah pengetahuan
yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk
memahami gejala-gejala lain6
Teori mengenai pembelajaran terdiri dari beberapa pandangan para ahli
pendidikan. Menurut Fontana pembelajaran merupakan upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang
secara optimal7. Kemudian menurut konsep sosiologi, pembelajaran adalah
rekayasa sosio-psikologis untuk memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga
tiap individu yang belajar akan belajar secara optimal dalam mencapai tingkat
kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota masyarakat yang baik 8. Sedangkan
menurut konsep komunikasi pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional
antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan
pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Guru
berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikasikan, dan materi yang
dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan
9
. Sementara itu menurutOemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran10.
6 Nasution, berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010) h.9-107 Erman suherman..., h. 8
8 Erman suherman..., h. 9
9
Erman Suherman..., h.910 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) h. 57
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 11/34
Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran menurut
Oemar Hamalik, yaitu:
a. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu recana khusus.
b. Kesalingtergantungan (interdependence) antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat
esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem
pembelajaran.
c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai.11
Erman Suherman menjelaskan bahwa dalam pembelajaran matematika, para
siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang
sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi)12.Tujuan umum pembelajaran matematika pertama adalah memberikan
penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa. Dan tujuan kedua
adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika,
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu
pengetahuan lainnya13
.
Dalam pembelajaran matematika, seorang guru semestinya tidak hanya sebatas
mengajar pelajaran matematika sebagai penyajian materi-materi matematika
belaka. Topik-topik dalam matematika sebaiknya tidak disajikan sebagai materi
secara parsial, tetapi harus diintegrasikan antara satu topik dengan topik lainnya,
bahkan dengan bidang lain. Matematika harus diperkenalkan dan disajikan
kedalam kehidupan kita. Menyajikan matematika hanya sebagai kumpulan fakta-
fakta saja tidak akan menumbuhkan kebermaknaan dan hakekat matematikasebagai queen of the scince dan sebagai pelayan ilmu lainnya.
B. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik
1. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik.
11 Oemar Hamalik, … , h. 66
12
Erman Suherman , … ,h. 5513 Erman Suherman , … , h. 56-57
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 12/34
Pendekatan matematika realistik ( PMR ), merupakan suatu teori dalam
pendidikan matematika yang berdasarkan pada ide bahwa matematika
adalah aktivitas dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap
konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai sumber pengembangan dan
sebagai area aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun
vertikal Treffers.
Contoh matematisasi horizontal adalah pengidentifikasian, perumusan,
dan penvisualisasi masalah dalam cara-cara yang berbeda, dan
pentransformasian masalah dunia real dalam matematika. Jadi
matematisasi horizontal bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia simbol.
Sedangkan matematisasi vertikal adalah representasi hubungan-hubungan
dalam rumus, perbaikan dan penyesuaian model matematik, penggunaan
model-model yang berbeda, dan penggeneralisasian. Matematisasi vertikal
bergerak dari dunia simbol.
Pendekatan ini dikembangkan oleh ahli matematika Belanda yang
bernama Fruedenthal. Dia menyatakan “bahwa bahan ajar matematika
dikaitkan dengan realita dan matematika harus merupakan aktivitas
manusia”. Freudental pun menekankan bahwa materi matematika dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan matematika melalui
kegiatan praktek, serta dapat ditransmisikan sebagai aktifitas manusia.
Menurutnya siswa tidak bisa dipandang sebagai penerima pasif
matematika yang sudah jadi ( passive receiver of ready-made
mathematics). Ini berarti matematika harus dekat dengan siswa dan
relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia harus diberikankesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika
dengan bimbingan orang dewasa atau guru. Usaha untuk menemukan
kembali konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dapat dilakukan
dengan penjelajahan berbagai situasi nyata (realistik) dan permasalahan-
permasalahan dunia nyata. Realistik dalam hal ini dimaksudkan tidak
mengacu pada realitas atau tidak selalu harus masalah dunia nyata tetapi
dapat berupa masalah matematika yang dapat dibayangkan siswa.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 13/34
Dalam pandangan ini aktivitas siswa merupakan hal yang penting. Oleh
karena itu guru harus menyediakan ide-ide matematika untuk siswa. Hal
ini hanya mungkin jika guru memberi reaksi kepada siswa sehingga dapat
membawa ia ke depan kelas menyampaikan ide-idenya.
Gravemeijer (dalam Sunardi, 2001:3) menyatakan bahwa “matematika
adalah aktivitas manusia. Manusia perlu diberikan kesempatan untuk
menemukan kembali ide-ide dan dilakukan dengan mengupayakan
berbagai kondisi dan situasi serta permasalahan-permasalahan yang
realistik. Proses menemukan kembali konsep matematika dapat
diinformasikan melalui dua jenis matematisasi yaitu matematisasi
horizontal dan vertikal”.
Pada matematisasi horizontal siswa mengorganisasikan dan
menyelesaikan suatu masalah yang ada pada situasi nyata, misalnya siswa
dapat mengidentifikasikan, merumuskan, dan menvisualisasikan masalah
dengan cara yang berbeda, serta dapat mentransformasikan masalah dunia
real ke bentuk matematika. Jadi, matematisasi horizontal bergerak dari
dunia nyata kedalam dunia simbol. Sedangkan pada masalah matematisasi
vertikal proses pengorganisasian masalah kembali menggunakan konsep
matematika itu sendiri, misalnya siswa dapat menpresentasikan hubungan-
hubungan dalam rumus, menggunakan model-model yang berbeda dan
menggeneralisasikannya. Jadi, matematisai vertikal bergerak dari dunia
simbol.
Matematika horizontal De Lange (dalam Sriyanto, 2008:7) bertujuan agar
siswa menggali masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek matematika
yang ada pada masalah tersebut. Sedangkan matematisasi vertikal siswatiba pada tahap pembentukan konsep. Pembelajaran akan bermakna bagi
siswa bila yang abstrak menjadi kongkret, sehingga konsep matematika
yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh siswa. Siswa akan merasa
puas bila mereka dapat menyelesaikan suatu masalah bukan karena
gurunya, melainkan atas penalarannya sendiri.
2. Karakterisitik Pembelajaran Matematika Realistik
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 14/34
Secara umum teori pembelajaran matematika realistik terdiri dari lima
karakteristik yaitu:
a. Menggunakan konteks yang real terhadap siswa sebagai titik awal
untuk belajar. Pembelajaran matematika realistik menggunakan
masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dimana titik
awal pembelajaran haruslah nyata bagi siswa untuk menjelajahi situasi
yang diberikan dan mengidentifikasi hubungan matematika, membuat
skema dan memvisualisasikan untuk menemukan keteraturan serta
mengembangkan model hasil dalam konsep matematika.
b. Penggunaan model yang menekankan penyelesaian secara informal
sebelum menggunakan cara formal atau rumus. Model yang
dimaksudkan disini adalah model situasi dari konkret ke abstrak, atau
konteks formal ke informal yang dikembangkan sendiri oleh siswa.
Dengan kata lain siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan
masalah.
c. Mengaitkan sesama topik dalam matematika, struktur matematika
saling berkaitan, oleh karena itu keterkaitan antar topik harus
dieksplorasi untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran.
d. Penggunaan metode interaktif dalam belajar matematika. Secara
eksplisit bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antara guru dan siswa
dapat berupa negosiasi, pembenaran, pertanyaan, atau refleksi, dan
penjelasan yang bertujuan untuk mencapai bentuk formal.
e. Menghargai ragam jawaban dan kontribusi siswa.
Dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik guru harus
memberi kesempatan siswa untuk berperan aktif selama pembelajaran,sehingga mereka merasa terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran, (Yetti,
2004:15). Guru harus mengembangkan instruksi interaktif yang tinggi
dalam proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, siswa bebas
mengeluarkan ide-idenya dalam mengambil keputusan tentang ide mana
yang benar, dan mudah dipahami.
3. Pinsip-prinsip pembelajaran matematika realistik.
Tiga prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik yaitu:
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 15/34
a. Penemuan terbimbing dan matematisasi progresif (guided reinvention
and progresive mathematizing).
Maksudnya adalah dengan bimbingan guru melalui topik-topik yang
disampaikan, siswa diberi kesempatan untuk membangun dan
menemukan kembali tentang konsep-konsep matematika. Prinsip
penemuan didapat dari proses penyelesaian informal, yang selanjutnya
digunakan terhadap prosedur formal.
b. Fenomeologi didaktis (didactical phenomenology), siswa dalam
mempelajari matematika harus dimulai dari masalah-masalah
kontekstual yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Disini siswa
mendapatkan gambaran tentang pentingnya masalah kontekstual untuk
memperkenalkan topik-topik matematika yang dipelajari dengan
mempertimbangkan kecocokan konteks dalam pembelajaran. Model
dan prosedur diusahakan siswa yang menemukannya bukan diajarkan
guru.
c. Self develoved models, prinsip ini merupakan jembatan antara
pengetahuan matematika informal dengan formal dari siswa, kemudian
siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model-modelnya
sendiri.
Disini guru bertindak sebagai fasilitator, sehingga guru dituntut
untuk memahami bagaimana cara memberikan bantuan agar proses
kontruksi siswa dalam pikirannya dapat terbentuk. Guru bertanggung
jawab terhadap tugas untuk membantu siswa, bukan memberi penjelasan
kepada siswa. Dalam pembelajaran matematika, guru harus memberi
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, sehingga mereka terlibatlangsung dalam pelaksanaan pembelajaran.
Lima prinsip mayor dalam proses pembelajaran yang berbasis
realistik, yaitu:
a. Pengkonstruksian dan pengkonkretan (contructing and concreting ).
Maksudnya, bahwa belajar matematika merupakan aktivitas
konstruktif, dan dimulai dari orientasi konkret terhadap skill yang
dipelajari.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 16/34
b. Level dan model (levels and models). Maksudnya level dari aritmatika
informal menuju level aritmatika formal, untuk itu siswa perlu diberi
jembatan untuk menghindari pemisah antara konkret dan abstrak
dengan alat peraga, model visual, memodelkan situasi, skema,
diagram, dam simbol-simbol.
c. Refleksi dan penilaian khusus (reflection and special assignment ).
Refleksi maksudnya memahami proses berfikir seseorang. Sedangkan
penilaian khusus maksudnya menilai kemungkinan jawaban siswa
yang bervariasi. Misalnya dalam melakukan operasi hitung campuran,
penilaiannya terdiri dari banyaknya siswa yang bisa menyelesaikan
permasalahan, level skematisasi siswa, kemungkinan kesalahan
sistematis, atau penggunaan algoritma dalam menyelesaikan masalah.
d. Interaksi dan konteks sosial ( social context and interaction).
Maksudnya pendidikan matematika pada dasarnya bersifat interaktif.
Dimana siswa diberi kesempatan untuk bertukar ide, berbantahan
argumen, dan sebagainya. Jadi pengajaran diarahkan pada konteks
sosio-kultural.
e. Penstrukturan dan pengkaitan (structuring and interweaving ).
Maksudnya, belajar matematika bukanlah merupakan kumpulan dari
pengetahuan dan skill yang terpisah satu sama lain, tetapi merupakan
kesatuan yang terstruktur.
Jadi dalam pembelajaran matematika guru harus mengaitkan pembelajaran
dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa harus diberikan
kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkontruksi sendiri ide-ide
matematika, agar pembelajaran bermakna bagi siswa.4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Matematika Realistik
Kelebihan pendekatan Realistik adalah:
a. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena
menggunakan realitas yang ada disekitar siswa.
b. Karena siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak
mudah lupa dengan materi.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 17/34
c. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban ada
nilainya.
d. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan berani mengemukakan
pendapat,Pendidikan budi pekerti, misal : saling kerjasama dan
menghormati teman yang sedang berbicara.
Sedangkan kekurangannya adalah:
a. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa
masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya.
b. Untuk memahami satu materi pelajaran dibutuhkan waktu yang cukup
lama.
c. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran
saat itu.
d. Belum ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesulitan dalam
evaluasi/memberikan nilai.
Berdasarkan temuan tentang kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik,
maka guru hendaknya dapat:
a. Memilih dan menggunakan strategi atau metode yang dapat
memotivasi siswa aktif secara mental, maupun sosial dalam kegiatan
pembelajaran,
b. Membimbing siswa ke arah menebak, berbuat, mencoba sehingga
siswa mampu menjawab permasalahan yang mengarah kepada
pertanyaan “kapan?”, “dalam konteks apa?”, dan “mengapa?” mereka
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pembelajaran matematika dengan
pendekatan realistik dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Memotifasi siswa untuk aktif dalam kegiatan selama pembelajaran
berlangsung.
b. Membuat kelompok belajar kecil, karena dapat membantu guru dalam
memberikan bimbingan,
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 18/34
c. Memberikan bimbingan pada siswa yang memerlukan dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan sederhana dan dianggap realistik bagi siswa.
Walaupun pada pembelajaran dengan pendekatan realistik
mempunyai kekurangan-kekurangan, diharapkan kekurangan-kekurangan
tersebut dapat teratasi bila penerapannya dilakukan dengan bersungguh-
sungguh, memanfaatkan fasilitas pembelajaran secara optimal, dan guru
harus senantiasa mengembangkan pengetahuannya tentang model belajar
dengan pendekatan realistik.
5. Tahap-tahap Pembelajaran Matematika Realistik.
Proses pengajaran dengan pendekatan realistik terdiri dari 4 tahap
yaitu:
a. Tahap pendahuluan. Pada tahap ini pembelajaran dimulai dengan
pemberian masalah real bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan
pengetahuan siswa agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Hal
ini dimaksudkan supaya siswa terlibat dalam pembelajaran secara
bermakna.
b. Tahap pengembangan model simbolik. Dalam tahap ini siswa masih
dihadapkan pada masalah real. Siswa mengembangkan model sendiri
dalam menyelesaikan masalah dari bentuk konkret ke abstrak.
c. Tahap penjelasan dan alasan. Pada tahap ini siswa diminta untuk
memberikan alasan atas jawaban yang diberikan, jika jawaban yang
diberikan siswa salah, maka guru dapat melemparkan pertanyaan pada
siswa lain sehingga terjadi interaksi yang efektif dan guru berperan
sebagai fasilitator dan motivator.
d.
Tahap penutup. Pada tahap ini guru memberikan arahan pada siswauntuk mengumpulkan atau merangkum dari masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang telah dikerjakan siswa. P
Pembelajaran dengan pendekatan realistik ada 5 tahapan yang perlu dilalui
oleh siswa, yaitu: penyelesaian masalah, penalaran, komunikasi,
kepercayaan diri, dan representasi.
a. Pada tahap penyelesaian masalah, siswa diajak mengerjakan soal-soal
dengan menggunakan langkah-langkah sendiri. Patut dihargai adalah
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 19/34
bahwa penggunaan langkah ini tidak berlaku baku atau sama seperti
yang dipakai pada buku atau yang digunakan guru. Siswa dapat
menggunakan cara atau metode yang ditemukan sendiri, yang bahkan
sangat berbeda dengan cara atau metode yang digunakan oleh buku
atau oleh guru.
b. Pada tahap penalaran, siswa dilatih untuk bernalar dalam mengerjakan
setiap soal yang dikerjakan, artinya pada tahap ini siswa harus dapat
mempertanggungjawabkan cara atau metode yang dipakainya dalam
mengerjakan tiap soal.
c. Pada tahap komunikasi, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan
jawaban yang dipilih pada teman-temannya. Siswa berhak pula
menyanggah atau menolak jawaban milik teman yang dianggap tidak
sesuai dengan pendapatnya sendiri.
d. Pada tahap kepercayaan diri, siswa diharapkan mampu melatih
kepercayaan diri dengan cara mau menyampaikan jawaban soal yang
diperolehnya kepada teman-temannya dengan berani maju ke depan
kelas. Jika jawabannya berbeda dengan jawaban temannya, siswa
diharapkan mau menyampaikannya dengan penuh tanggung jawab dan
berani baik secara lisan maupun secara tertulis.
e. Pada tahap representasi, siswa memperoleh kebebasan untuk memilih
bentuk representasi yang dia inginkan (benda konkret, gambar atau
lambang-lambang matematika) untuk menyajikan atau menyelesaikan
masalah yang dia hadapi siswa membangun penalarannya,
kepercayaan dirinya melalui bentuk representasi yang dipilihnya.
6.
Tinjauan Materi Operasi Hitung Campuran Berdasarkan Kurikulum SD.Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang
pendidikan dasar tahun 2006, materi operasi hitung campuran terdapat di
kelas II semester II. Standar kompetensinya adalah melakukan perkalian
dan pembagian bilangan dua angka, dan kompetensi dasarnya melakukan
operasi hitung campuran. Materi pokoknya adalah menyelesaikan masalah
sehari-hari yang menggunakan perkalian dan pembagian.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 20/34
Materi yang diambil disini adalah tentang menyelesaikan masalah
sehari-hari yang mengunakan perkalian dan pembagian bagi kelas II, yang
membahas tentang cara melakukan operasi hitung campuran bagi siswa
kelas II.
7. Pembelajaran Operasi Hitung Campuran Dengan Pendekatan Realistik.
Pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila pembelajarannya
dimulai dengan masalah-masalah realistik, selanjutnya siswa diberi
kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri sesuai
dengan pemahaman yang dimilikinya. Pengajaran matematika dengan
pendekatan realistik, di samping menawarkan cara untuk mencegah
kesalahan siswa, juga dapat untuk mempelajari proses solusi menurut pola
pikir siswa dalam pembentukan konsep dan hubungan matematika dengan
dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran operasi hitung campuran di SD dalam pembelajaran
tradisional sering tidak melibatkan siswa secara aktif dan sulit untuk
menguasai matematika secara baik, termasuk materi operasi hitung
campuran. Guru lebih berperan dalam pembelajaran operasi hitung
campuran daripada siswa sehingga, siswa secara pasif menerima
pembelajaran tersebut. Guru biasanya langsung memberikan contoh soal
yang diselesaikan secara formal dan kemudian dilanjutkan dengan
pemberian latihan dan soal. Sebagai contoh misalnya penyajian
pembelajaran operasi hitung campuran seperti berikut:
1. 3 x 6 : 2 = ......
2. 4 x 6 : 6 = ......
Berbeda dengan pembelajaran tradisional, pembelajaran operasi hitungcampuran dengan pendekatan realistik melibatkan siswa secara aktif
memberikan perhatian yang seimbang antara matematisasi horizontal
dengan matematisasi vertikal. Pembelajaran dengan pendekatan realistik
pengalaman belajar harus dimulai dari sesuatu yang nyata bagi siswa. Hal
ini berarati bahwa suatu pembelajaran tidak dimulai dari yang formal,
melainkan lebih banyak dari nalar siswa.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 21/34
Berhubung materi operasi hitung campuran, sering kita jumpai masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, maka dalam
pembelajaran operasi hitung campuran sebaiknya siswa dilibatkan secara
aktif dalam menemukan konsep yang dipelajari, yaitu konsep perkalian
dan pembagian serta cara melakukan operasi hitung campuran.
C. Hasil Belajar
Dalam kehidupan manusia setiap saat selalu mengalami proses belajar.
Dalam proses belajar yang dilakukan manusia akan diperoleh hasil belajar.
Belajar yang dilakukan manusia baik secara formal maupun informal. Setelah proses belajar mengajar diharapkan terjadi perubahan tingkah laku pada siswa
dalam kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa dinamakan hasil belajar.
Seorang guru harus mampu dalam melaksanakan hasil belajar, agar guru
dapat mengukur dan menilai sampai sejauh mana siswa yang mengikuti proses
pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai keberhasilan. Dalam
menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar tidaklah
merupakan suatu pekerjaan yang mudah.
Dari kemungkinan di atas, guru diharapkan dapat melaksanakan kegiatan
penilaian dengan baik dan tepat jangan sampai terjadi kesalahan dalam
menetapkan keputusan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar yang
diperoleh siswa dalam melakukan proses belajar dapat diketahui melalui test atau
ujian. Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui, apakah materi yang
diajarkan sudah dipahami oleh siswa dan apakah metode yang digunakan sudah
tepat atau belum. Penilaian hasil belajar sangat penting untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui
kecocokan metode yang dipakai oleh guru dalam mengajarkan materi tertentu.
Hasil belajar adalah akibat yang ditimbulkan dari proses pembelajaran yang
dilakukan pada diri siswa berupa kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar
siswa dapat dilihat dari kemampuanya dalam mengingat pelajaran yang telah
disampaikan selama pembelajaran yang dinyatakan dalam skor dari hasil tes dan
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 22/34
bagaimana siswa tersebut bisa menerapkannya serta mampu memecahkan
masalah yang timbul sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya.
D. Kerangka Teori.
Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Pendekatan matematika realistik merupakan suatu teori dalam pendidikan
matematika yang berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah aktivitas dan
harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa
sebagai sumber pengembangan dan sebagai area aplikasi melalui proses
matematisasi baik horizontal maupun vertikal.
Karakteristik pendekatan matematika realistik adalah:
1. Penggunaan masalah kontekstual.
2. Menggunakan model-model.
3. Kontribusi siswa.
4. Interaksi.
5. Pengaitan.
Hasil belajar diperoleh dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia
baik secara formal maupun informal. Setelah proses belajar diharapkan terjadi
perubahan tingkah laku pada siswa dalam kognitif, afektif, dan psikomotor.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 23/34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Lokasi Penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 37 Kecamatan Tilatang
Kamang Kabupaten Agam. Pemilihan lokasi ini berdasarkan kepada
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Kepala sekolah bersedia menerima inovasi pendidikan terutama dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Guru tidak keberatan untuk menerima pembaharuan terutama dalam
kegiatan belajar mengajar.
c. Berdasarkan pengamatan penulis pengajaran matematika di sekolah
tersebut belum pernah menggunakan pendekatan realistik.
d. Lingkungan sekolah yang mendukung.
2. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 37 Kecamatan
Tilatang Kamang. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
II, yang terdaftar pada semester I tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah
siswanya 20 orang, 11 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Adapun
yang terlibat dalam penelitian ini adalah :
a. Peneliti sebagai guru praktisi pada kelas II SDN 37 Kecamatan
Tilatang Kamang.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 24/34
b. Guru kelas yang bersangkutan.
3. Waktu Penelitian dan Lama Penelitian.
Waktu penelitian yakni tanggal 6 november 2013 sampai 7
november 2013.
B. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian ini berkenaan dengan perbaikan atau peningkatan proses
pembelajaran dalam suatu kelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan serta perilaku yang diamati dari orang-orang atau sumber informasi .
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) atau Action Research. Oleh sebab itu sesuai dengan penelitian tindakan
kelas, maka masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan
praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
2. Alur Penelitian.
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan model siklus
yang dikembangkan. Model siklus ini mempunyai empat komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan
dua siklus yaitu siklus I dan II. Pada stiap akhir siklus dilakukan tes hasil belajar.
Pada setiap pertemuan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan
guru selama proses belajar mengajar.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 25/34
C. Prosedur Penelitian.
Tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini
mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Dalam
penelitian ini dilakukan mulai dari refleksi awal dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
dengan tahap sebagai berikut:
a. Refleksi awal
1) Melakukan orientasi dan observasi pendahuluan sebagai dasar untuk
menentukan fokus penelitian
2) Mengadakan diskusi dengan guru dan kepala sekolah tentang perencanaan
penelitian yang dilakukan
3) Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian
4) Mengidentifikasi jenis kesulitan yang terjadi dari hasil tes.
b. Perencanaan.
Sebelum melakukan penelitian kegiatan ini dimulai dengan
menentukan jadwal penelitian. Dimana sebelumnya peneliti meminta
persetujuan kepala sekolah dan guru kelas untuk melakukan penelitian.
Setelah itu peneliti berunding dengan guru kelas kapan dilaksanakannya
penelitian itu.
Setelah didapat waktu pelaksanaannya penelitian langkah selanjutnya
yaitu mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Di dalam kurikulum
itu terdapat standar kompetensi yang merupakan tujuan umum dari
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 26/34
pembelajaran yang harus di capai siswa. Kompetensi dasar adalah penjabaran
dari standar kompetensi.
Kegiatan selanjutnya adalah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dimana dalam RPP ini tergambar secara rinci apa tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa dan evaluasi untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang pembelajaran. Selain itu
peneliti juga membuat soal yang akan diberikan kepada siswa.
Setelah melakukan kegiatan di atas, kegiatan selanjutnya adalah
menyusun lembar observasi. Lembar observasi ini berguna untuk mengetahui
apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Untuk mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki
untuk pembelajaran selanjutnya.
c. Pelaksanaan.
Setelah penyusunan RPP, maka peneliti melakukan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah disusun. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Siklus dilaksanakan satu kali pertemuan dengan dengan alokasi waktu
setara dengan dua kali pertemuan (4x35 menit). Sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh guru kelas sebagai
observer dan peneliti sebagai praktisi. Peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran operasi hitung campuran dengan menggunakan pendekatan
realistik. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1. menggunakan masalah kontekstual tentang operasi hitung campuran.
2. menggunakan model-model.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 27/34
3. menggunakan konstruksi.
4. menggunakan interaktif.
5. menggunakan keterkaitan masalah operasi hitung campuran dalam
kehidupan.
d. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dilakukan untuk
mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran operasi hitung campuran
dengan pendekatan realistik. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas II dan
teman sejawat (observer).
Dalam kegiatan ini peneliti dan observer berusaha mengenal,
mendokumentasikan semua kegiatan pembelajaran yang terjadi, baik yang
disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam
pembelajaran tersebut. Pengamatan dilakukan secara terus-menerus mulai dari
siklus I sampai siklus II. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan
guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
e. Refleksi
Refleksi diadakan setiap tindakan terakhir. Pada kegiatan ini peneliti dan
guru mengamati lembaran observasi yang telah dilakukan. Serta melakukan
diskusi tentang kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada pembelajaran
yang telah dilakukan. Apabila terdapat kekurangan maka dilakukan perbaikan
terhadap kegiatan pembelajaran. Selain itu guru dan peneliti mengulas dan
menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan.. Hasil refleksi ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 28/34
selanjutnya. Selain itu, hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk
menyusun simpulan terhadap hasil tindakan I, dan II.
D. Data dan Sumber Data.
1. Data Penelitian.
Data penelitian kelas ini berupa hasil pengamatan, tes, observasi
aktivitas guru dan siswa, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan
pembelajaran operasi hitung campuran. Data tersebut berupa :
a. Data perencanaan
Perencanaan yang terdapat dalam rancangan pembelajaran guru secara
tertulis berupa rumusan tujuan pembelajaran, penyusunan KBM,
materi dan sumber belajar, dan perencanaan evaluasi.
b. Data pelaksanaan
Data tentang proses pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan
dengan interaksi belajar antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
dalam pembelajaran operasi hitung campuran dengan pendekatan
realistik. Data tersebut berupa catatan pengamatan tentang aktivitas
guru dan siswa dalam tahap pendahuluan, tahap pengembangan model
simbolik, tahap penjelasan dan alasan, dan tahap penutup.
c. Data hasil
Data tentang hasil jawaban siswa sesudah tindakan dilaksanakan pada
akhir setiap siklus. Data tersebut berupa hasil tes yang diberikan
kepada siswa tentang operasi hitung campuran.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 29/34
2. Sumber Data
Data diperoleh dari subjek yang akan diteliti yaitu siswa kelas II
SDN 37 Kecamatan Tilatang Kamang.
E. Instrumen penelitian.
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan bentuk data
yang ingin diperoleh, data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
tes, observasi aktivitas guru dan siswa, serta pengambilan gambar pada saat
pembelajaran belangsung. Untuk masing-masinng uraiannya adalah sebagai
berikut:
1. Tes dilakukan untuk informasi tentang kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran matematika. Tes ini dilakukan pada awal dan setiap akhir
tindakan, untuk:
a. memperoleh data kemajuan siswa.
b. kepentingan analisis dan.
c. merumuskan refleksi untuk tindakan selanjutnya.
2. Observasi, bertujuan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama kegiatan
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara
rencana dan pelaksanaan tindakan, serta mengkaji sejauh mana pemberian
tindakan menghasilkan perubahan sesuai yang dikehendaki peneliti.
Berpedoman pada lembar observasi, observer (guru kelas II) mengamati apa
yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Kegiatan awal: tahap pendahuluan:
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 30/34
1. memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat operasi hitung
campuran dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Apersepsi yaitu
tanya jawab dengan siswa tentang operasi hitung campuran (perkalian
dan pembagian),
2. menyampaikan tujuan pembelajaran
3. membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok,
4. membagikan LKS.
b. Kegiatan inti:
1. memberikan masalah yang nyata bagi siswa berhubungan dengan
operasi hitung campuran,
2. meminta siswa memahami masalah yang diberikan guru,
3. membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Tahap pengembangan
model simbolik.
4. meminta siswa aktif bekerja dalam kelompok
5. menyuruh siswa mengembangkan idenya dalam membuat model
matematika dengan memanfaatkan lilin untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan di dalam kelompoknya,
6. membimbing siswa bila siswa tidak menemukan model matematika,
7. menyuruh siswa menentukan lambang matematika dari setiap kegiatan
yang dilakukan siswa. Tahap penjelasan dan alasan:
8. meminta siswa mencatat hasil diskusi,
9. meminta wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
ke depan kelas,
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 31/34
10. meminta kelompok lain memberikan tanggapan hasil diskusi kelompok
temannya,
11. meminta siswa mengajukan ide/gagasan yang mereka temui. Tahap
penutup.
12. membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
c. Kegiatan akhir:
1. memberikan latihan pada siswa,
2. tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai
perencana dan pelaksana pembelajaran di kelas dan guru kelas selaku
observer. Peneliti bertugas menyaring, menilai, menyimpulkan, dan
memutuskan data yang digunakan. instrumen yang dipakai pada penelitian
dapat dilihat pada lampiran.
F. Teknik Analisis Data
Data yang di peroleh dalam penelitian ini di analisis dengan
menggunakan model analisis data kualitatif. Model analisis data kualitatif,
yaitu analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai
seluruh data terkumpul. Tahap analisis data tersebut antara lain :
1. Menelaah data yang terkumpul baik melalui observasi maupun tes
2. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian semua data
yang terkumpul dikelompok-kelompokan dan diseleksi sesuai dengan
fokus masing-masing
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 32/34
3. Menyajikan data, dilakukan dengan cara mengorganisasikan data yang
telah direduksi melalui rangkuman yang disajikan secara terpadu
4. Menyimpulkan hasil penelitian dan triangulasi. Kegiatan triangulasi
dilakukan dengan cara :
a. peninjauan kembali lembaran observasi aktivitas guru dan siswa
b. bertukar pikiran dengan teman sejawat dan guru.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data
perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan evaluasi. Analisis data dilakukan
dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan
berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang
mendukung dan menghambat pembelajaran. Pengembangan dan perbaikan
atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang
bersangkutan.
Kriteria keberhasilan setiap tindakan adalah sebagai berikut : seluruh
aktivitas guru dan siswa mencapai keberhasilan 70%. Hasil belajar siswa yang
diharapkan berdasarkan kesepakatan dengan guru kelas yang bersangkutan
dan standar ketuntasan materi di SDN 37 Kecamatan Tilatang Kamang adalah
70 atau 70%. Jadi diharapkan keberhasilan yang dicapai adalah 70%. Jika
belum berhasil maka siklus diteruskan sampai berhasil 70%.
7/22/2019 PROPOSAL JUMMYYANTI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-jummyyantidocx 33/34
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya .(Bandung:CV Penertbit
Diponegoro, 2005)
Kunandar , Guru Profesional ,(Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2007)
Abdullah bin Abbas. 2008. Matematika Realisti: Apa dan
Bagaimana?.(Online)(http://www.pmri.or.id/artikel/index.php%3Fmain/
Ade Chandra Prayogi. 2008. Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran
Matematika.(Online)(http://adechandraprayogi.blogspot.com/2008/01/pen
dekatan-realistik-dalam-pembelajaran.html/
Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar.
Gregoria Ariyanti. Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran
Matematika.(Online)(http://ariyanti.freehostia.com.wordpress/?p=31/
Hadi.2003. Pembelajaran dengan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Persamaan Linier Dua Pengubah Siswa Kelas II
SLTP. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Hendra Gunawan. 2008. Kurikulum Matematika Pra-Universitas.(Online)
(http://www.suarapembaruan.com/News/1998/08/280898/OpEd/op06.html
/