analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan serta intervensi yang dilakukan...

17
TUGAS RESUME 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK  Disusun Oleh: ALMA ANANDA ALIEVA NOOR WAHYUDNIA (20120320 028) Koordinator BLOK 13: YUNI PERMATASARI, S.Kep., Ns.,M.Kep., Sp.KMB., HNC PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014/2015

Upload: alievaalma

Post on 12-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 1/17

TUGAS RESUME 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG

DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK  

Disusun Oleh:

ALMA ANANDA ALIEVA NOOR WAHYUDNIA (20120320028)

Koordinator BLOK 13:

YUNI PERMATASARI, S.Kep., Ns.,M.Kep., Sp.KMB., HNC

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014/2015

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 2/17

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan dan

rahmatnya sehingga saya bisa menyusun dan menyelesaikan resume dengan baik dan tepat

 pada waktunya. Saya ucapkan terimakasih pula pada ibu Yuni Permatasari, S.Kep.,

 Ns.,M.Kep., Sp.KMB., HNC selaku dosen yang memberikan tugas ini kepada saya. Dalam

makalah ini saya akan membahas tentang intervensi keperawatan gagal ginjal.

Saya sangat berharap buku ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

 pengetahuan atau sebagai bahan pelajaran. Semoga resume ini dapat dipahami dan diterima

dengan sebaik mungkin. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan.

Yogyakarta 28 september 2014

Penyusun

Alma Ananda Alieva Noor Wahyudina

(20120320028)

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 3/17

RESUME JURNAL 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN

CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS DI

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Judul Penelitian : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL

KRONIK DENGAN HEMODIALISIS DI RSUD Prof. Dr. MARGONO

SOEKARJO PURWOKERTO

Peneliti : Ridlwan Kamil, Eva Rahayu.

Sumber :  Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing),

Volume 4 No.1 Maret 2009 

Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

karakteristik pasien yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi

asupan cairan (faktor usia, faktor pendidikan faktor lamanya

menjalaniHD, faktor konsep diri pasien dan faktor pengetahuan pasien)

dan faktor keterlibatan orang lain yang mempengaruhi kepatuhan dalam

mengurangi asupan cairan (faktor keterlibatan tenaga kesehatan, faktor

keterlibatan keluarga pasien) pada penderita gagal ginjal kronnik yang

menjalani hemodialisis di RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto.

Latar Belakang :

ABSTRACT

Chronic Renal Failure (CRF) patient who had routine Haemodialisis (HD) usually

experiencing the over volume extracellular fluid because degradation of kidney`s ability to

excreting fluid. Patient obidience to intake less fluid is the top priority for Nursing diagnosis

on HD nurse to give the best medical servise. dominant factor that influencing patien`s

obedience is not positively understandable yet. It might influenced by any other factors. The

aim of this study is to analyze influencing patient compliance factors toward fluid intake for

chronic renal failure patients who undergo hemodialisis at Margono Soekardjo Hospital of

Purwokerto Analytic descriptive with cross-sectional design was used in this study. Data

collected by closed ended questioners to the target subjects (routine HD patient) at RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto on September-October 2008. The result show that

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 4/17

age, length of hemodialisis, education, nurses involvement, family patient involvement, self

concept, knowledge level have significant level at, p= 0,100, 0,074, 0,000, , 0,000, 0,000,

0,016 and 0.001 respectively. There are five factors (education, nurses involvement, family

 patient involvement, and knowledge level) that have significant factor toward fluid intake.

Meanwhile, two factors have no significant factor toward fluid intake as age, and length of f

hemodialisis.

Metodelogi : Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan

metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.

Pengumpulan data selain menggunakan instrumen kuesioner yang

dibagikan langsung kepada responden, peneliti juga menggunakan

lembar angket untuk menganalisa kepatuhan dalam mengurangi asupan

cairan selama 3 hari berturut-turut yaitu dengan menghitung BB post

hemodialisis dengan BB pre hemodialisis berikutnya

Hasil : 

Dari 51 responden peneliti mendapatkan 67,3% penderita yang patuh dan 32,7%

 penderita yang tidak patuh dalam mengurangi asupan cairan pada RSUD Prof Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto, angka ini lebih rendah dari penelitiannya Siwi ikaristi yang

mengatakan 64,29% penderita GGK tidak patuh dalam mengurangi asupan cairan pada

rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. Adapun hasil penelitian dari faktor yang diduga

memiliki pengeruh pada kepatuhan asupan cairan pada pasien GGK adalah:

1. 

Faktor Usia

Pada penelitian ini didapat hasil uji analisis bivariate menggunakan Chi- Square

antara usia yang patuh dengan usia yang tidak patuh dengan nilai (sig) atau þ= 0,100 berarti

tidak ada pengaruh antara usia pasien dengan kepatuhan dalam mengurangi asupan

cairan. Hal ini dikarenakan baik pada penderita yang patuh maupun yang tidak patuh

memiliki faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi kepatuhan asupan cairan. Ketaatan

merupakan suatu hal yang menetap dan bersifat problematis, usia merupakan lamanya

individu menjalani kehidupan. Pada usia yang lebih tua belum tentu akan lebih mengetahui

 bila tidak ditunjang dengan pengetahuan dan pengalaman yang pernah dialami, sementara

 pada penderita yang tidak patuh dipandang sebagai seorang yang lalai lebih mengalami

depresi, ansietas, sangat memperhatikan kecemasannya , dan memiliki keyakinan ego yang

lebih lemah ditandai dengan kekurangan dalam hal pengendalian diri sendiri dan kurangnya

 penguasaan terhadap lingkungan, dan bukan hanya karena pengaruh tingkat usia penderita.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 5/17

Hasil ini didukung oleh pendapat Dunbar & Waszak (1990) yang menunjukkan

 bahwa ketaatan terhadap aturan pengobatan pada anak-anak dan remaja merupakan persoalan

yang sama dengan ketaatan pada pasien dewasa (Niven, N, 2002).

2.  Faktor Pendidikan

Hasil uji analisis antara yang patuh dengan yang tidak patuh dengan nilai ( sig) atau

 þ= 0,000 berarti ada pengaruh antara pendidikan pada pasien dengan kepatuhan . Pada

 penderita yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih

luas juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang

di hadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai

 perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang

dianjurkan oleh petugas kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat

membantu individu tersebut dalam membuat keputusan.

Hasil penelitian ini didukung dengan teori dimana pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan, perilaku yang

didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan

(Notoatmodjo, S. 1985).

3.  Faktor lamanya menjalani HD

Hasil uji analisis antara yang patuh dengan yang tidak patuh dengan nilai ( sig) atau

 þ= 0,074 lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak ada pengaruh antara lama menjalani HD

dengan kepatuhan.

4. 

Faktor Keterlibatan Tenaga Kesehatan.

Didapat hasil uji analisis Chi Square antara keterlibatan tenaga kesehatan pada

 penderita yang patuh dengan penderita yang tidak patuh berdasarkan kategori diatas dengan

nilai ( sig) atau þ= 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh antara

keterlibatan tenaga kesehatan dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan

cairan.

Keterlibatan tenaga kesehatan sangat diperlukan oleh pasien dalam hal sebagai

 pemberi pelayanan kesehatan, penerimaan informasi bagi pasien dan keluarga, serta rencana

 pengobatan selanjutnya. Berbagai aspek keterlibatan tenaga kesehatan dengan pasien

misalnya informasi dengan pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek

hubungan emosional dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan akan

mempengaruhi ketaatan pada pasien.

Hasil ini sesuai dengan pendapat bahwa kualitas interaksi antara profisional kesehatan

dengan pasien merupakan bagian penting dalam menentukan derajat kepatuhan, orang-orang

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 6/17

yang merasa menerima perhatian dari seseorang atau kelompok biasanya cenderung lebih

mudah mengikuti nasehat medis daripada pasien yang kurang (merasa) mendapat dukungan

social (Niven, N, 2002).

5.  Faktor Keterlibatan Keluarga Pasien.

Perbedaan antara keterlibatan keluarga pada penderita yang patuh dengan yang tidak

 patuh dengan nilai ( sig) atau þ= 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh

antara keterlibatan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan

cairan.

Pada penderita yang patuh lebih mempunyai kepercayaan pada kemampuannya

sendiri untuk mengendalikan aspek permasalahan yang sedang dialami, ini dikarenakan

individu memiliki faktor internal yang lebih dominan seperti tingkat pendidikan yang tinggi,

 pengalaman yang pernah dialami, dan konsep diri yang baik akan membuat individu lebih

dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil mengambil tindakan, sementara

keterlibatan keluarga dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat

menolong dengan melibatkan aspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga. Schwarzt

and Griffin (1995), mengatakan perilaku kepatuhan tergantung pada situasi klinis spesifik,

sifat alam penyakit, dan program pengobatan (Niven, N, 2002).

Baekeland & Luddwall (1975) mengatakan bahwa keluarga juga merupakan faktor

yang berpengaruh dalam menentukan program pengobatan pada pasien, derajat dimana

seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial secara negatif berhubungan

dengan kepatuhan (Niven, N, 2002).

6.  Faktor Konsep Diri Pasien.

Perbedaan antara konsep diri pada penderita yang patuh dengan yang tidak patuh

dengan nilai ( sig) atau þ= 0,016 lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh antara

keterlibatan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan cairan.

Pada penderita yang patuh lebih mempunyai kepercayaan pada kemampuannya

sendiri untuk mengendalikan aspek permasalahan yang sedang dialami, ini dikarenakan

individu memiliki faktor internal yang lebih dominan seperti tingkat pendidikan yang tinggi,

 pengalaman yang pernah dialami, dan konsep diri yang baik akan membuat individu lebih

dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil mengambil tindakan, sementara

keterlibatan keluarga dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat

menolong dengan melibatkan aspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga. Schwarzt

and Griffin (1995), mengatakan perilaku kepatuhan tergantung pada situasi klinis spesifik,

sifat alam penyakit, dan program pengobatan (Niven, N, 2002).

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 7/17

7.  Faktor Pengetahuan Pasien.

Perbedaan pengetahuan pada penderita yang patuh dengan yang tidak patuh dengan

nilai ( sig) atau þ= 0,001 lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada pengaruh antara

pengetahuan dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan cairan.

Pada penderita yang mempunyai pengetahuan yang lebih luas memungkinkan pasien

itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang di hadapi, mempunyai rasa

 percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana

mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas

kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat membantu individu tersebut

dalam membuat keputusan. Hasil penelitian ini didukung dengan teori dimana pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan,

 perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari

 pengetahuan (Notoatmodjo, S. 1985).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan yaitu faktor

 pendidikan, konsep diri, pengetahuan pasien, keterlibatan tenaga

kesehatan dan keterlibatan keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan tersebut perlu diperhatikan

saat memberikan asuhan keperawatan. Hal ini bertujuan agar kebutuhan

cairan pasien dapat terkontrol dan terpenuhi dengan baik.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 8/17

RESUME JURNAL 2

PENGALAMAN SELF-CARE BERDASARKAN TEORI OREM PADA PASIEN

PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Judul Penelitian : PENGALAMAN SELF-CARE BERDASARKAN TEORI OREM

PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISIS

Peneliti : Wahyu Hidayati, Kiki Wahyuni

Sumber :  JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012,

Halaman 244  –   251 Online di : http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/jnursing 

Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

karakteristik pasien yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan (faktor

usia, faktor pendidikan faktor lamanya menjalaniHD, faktor konsep diri pasien dan faktor

 pengetahuan pasien) dan faktor keterlibatan orang lain yang mempengaruhi kepatuhan dalam

mengurangi asupan cairan (faktor keterlibatan tenaga kesehatan, faktor keterlibatan keluarga

 pasien) pada penderita gagal ginjal kronnik yang menjalani hemodialisis di RSUD. Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto.

Latar Belakang :

ABSTRACT

Hemodialysis patients generally have a complex problem and require a holistic

fulfillment of needs. It is closely related to the motivation and self-care abilities of chronic

kidney disease patients to maintain an optimal quality of life.The purpose of this study was to

describe the self-care application of hemodialysis patients. This study used a qualitative

research design with a phenomenological approach. Five informants chosen through

inclusion criteria were interviewed using in depth interview with semi-structure design. The

result showed good understanding of the informants about chronic kidney disease undergoing

hemodialysis through an understanding of the history of past experience. Coping mechanisms

to minimize the occurrence of informants do self-care deficit and efforts in meeting the needs

of hemodialysis patients and optimization of different body condition. Informants showed

different ways to do coping mechanism to minimize self care deficit; to meet their needs and

to optimize their body condition. The analysis of informants’ experience is necessary in order

to control the enabling and inhibiting factors of body condition. Hemodialysis patients are

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 9/17

expected to meet the need of self-care by having discipline to control fluids and nutrients

 balance in the body.

Metodelogi : Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologis. Sampel yang digunakan adalah lima informan sesuai

kriteria inklusi dengan minimal 6 bulan menjalani program hemodialisis

di RS. Telogorejo, Semarang. Pengumpulan data menggunakan in-depth

interview dengan jenis wawancara semi structure.

Hasil : 

Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menghasilkan empat tema besar dari

 pengalaman self-care pasien penyakit ginjal kronik, yaitu:

1. 

Pemahaman pasien tentang penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

Memahami suatu keadaan yang sedang terjadi dengan perubahan baik secara fisik

ataupun kognitif sangat penting dilakukan untuk dapat menganalisa lebih baik mengenai

sudut pandang dalam menilai, merespon, serta lebih kritis dan bijaksana dalam melakukan

tindakan untuk mengoptimalkan keadaan yang telah disadarinya. Pemahaman yang muncul

dapat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan serta latar belakang sosiokultural pasien

 penyakit ginjal kronik (Orem, 1995; Dennis, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa informan menjelaskan penyakit

ginjal kronik merupakan suatu keadaan dimana terdapat organ ginjal yang rusak, dikarenakan

 penyaringan darah didalam tubuh terganggu. Akibatnya terjadi penumpukkan racun yang

tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh sehingga memerlukan penanganan secara khusus untuk

membantu mengeluarkan racun-racun tersebut dari dalam tubuh dengan cara hemodialisis

(cuci darah). Informan sebelum didiagnosa penyakit ginjal kronik sudah memiliki riwayat

 penyakit seperti diabetes, hipertensi serta pola makan yang kurang baik. Informan memiliki

 pemahaman yang baik mengenai penyakit ginjal kronik dan hemodialisis. Pemahaman

tersebut didapatkan oleh informan salah satunya dari riwayat kesehatan informan yang lalu

serta kesadaran akan tindakan yang dilakukan secara inisiatif.

2.  Mekanisme koping yang dilakukan pasien penyakit ginjal kronik untuk

meminimalisir terjadinya defisit perawatan diri.

Informan yang telah didiagnosa penyakit ginjal kronik umumnya akan mengalami

 pergolakan emosi, yang biasanya akan ditandai dengan respon menolak terhadap kebenaran

diagnosa. Pergolakan emosi ini menyebabkan informan memerlukan waktu untuk dapat

setuju dilakukannya program hemodialisis sebagai tindakan yang harus dilakukan pada

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 10/17

 pasien penyakit ginjal kronik (Potter, 2005). Mekanisme koping yang digunakan serta waktu

 proses berduka terhadap perubahan tubuh yang terjadi untuk mengatasi stresor berbeda-beda

oleh setiap individu.

Proses dimana informan belum dapat menerima perubahan tubuhnya baik secara fisik

maupun psikologis secara tidak langsung dapat mempengaruhi sistem pemenuhan kebutuhan

secara optimal. Tindakan pengalihan stress tiap-tiap individu berbeda-beda, seperti

meningkatkan spiritualitas dan mengingat keluarga untuk mendapatkan ketenangan diri dan

menyadari bahwa penyakit yang dialami merupakan takdir. Berusaha menikmati, dan

menyibukkan diri dengan serangkaian aktivitas juga dipilih oleh 3 dari 5 informan dalam

upaya mengalihkan stress yang dialami.

Seluruh informan mengalami stress dan mengalami masa ketidakberdayaan setelah

menghadapi vonis penyakit ginjal kronik dan harus menjalani hemodialisis. Proses masing-

masing informan untuk dapat bangkit dan melanjutkan kehidupan dengan produktif berbeda-

 beda tergantung oleh masing-masing individu dalam beradaptasi, menganalisa dan bertindak

dengan perubahan yang telah terjadi. Penting adanya harapan, diskusi dan interaksi untuk

dapat mempercepat proses pengalihan stress ini dapat dilalui oleh seseorang (Potter dan

Perry, 2005).

3. 

Upaya dan strategi pasien hemodialisis dalam pemenuhan kebutuhan dan

 pengoptimalan kondisi tubuh.

Upaya yang dilakukan pasien penyakit ginjal kronik bertujuan untuk mendapatkan

kondisi tubuh yang optimal agar mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara produktif.

Pengaturan cairan dan nutrisi, pengelolaan menejemen diri, pengaturan aktivitas hingga

 pemanfaatan fasilitas yang ada menjadi serangkaian upaya yang telah dilakukan oleh

informan dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan teori self-care Orem yang menyatakan

 bahwa kebutuhan self-care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan

self- care. Hal ini bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia,

sebagai upaya dalam mempertahankan fungsi tubuh untuk pemenuhan kebutuhan tubuh

secara holistic.

Upaya dan strategi masing-masing informan dalam memenuhi kebutuhan dan

 pengoptimalan kondisi tubuh berbeda-beda sesuai dengan basic conditioning factor yang

mampu dimodikasi sehingga informan dapat melakukan tindakan secara efektif dalam

 pemenuhan kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan teori self-care deficit yang menyebutkan

 bahwa Basic conditioning factor merupakan indikasi peristiwa yang terjadi kepada seseorang

yang akan mengakibatkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan self-care secara berbeda

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 11/17

(Dennis, 2007). Seseorang yang terlibat dalam pemenuhan tindakan self-care secara langsung

ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kebutuhan yang diharapkan sesuai dengan self-

care requisites. Dengan demikian basic conditioning factor yang dimodifikasi melalui self-

care requisites dapat memaksimalkan kebutuhan therapeutik self-care demand (Orem, 1995;

Dennis, 2007).

4. 

Faktor pendukung dan penghambat pasien penyakit ginjal kronik dalam

memenuhi kebutuhan diri.

Faktor pendukung dan penghambat yang muncul pada saat seseorang melakukan

tindakan pemenuhan kebutuhan dapat mempengaruhi hasil pencapaian kondisi tubuh secara

optimal. Pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis perlu menganalisa dari

 pengalamannya agar dapat mengontrol faktor pendukung dan penghambat yang terjadi

sebagai bentuk upaya dalam mempertahankan kondisi tubuh.

Setiap informan memiliki faktor pendukung dan penghambat yang berbeda. Namun

memiliki tujuan pemenuhan kebutuhan tubuh yang sama. Kendala yang dialami oleh 5

informan bersumber dari kendala internal maupun eksternal tubuh. Faktor ekonomi, faktor

mental serta faktor pengelolaan asupan cairan dan nutrisi pada pasien ginjal kronik

diungkapkan informan dapat menimbulkan kendala yang dapat menghambat pasien untuk

memaksimalkan kondisi tubuhnya. Seluruh informan membutuhkan tercapainya kebutuhan

secara holistic baik dari segi biologi, psikologi, sosiokultural, spiritual, pemanfaatan sumber

fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan hingga ekonomi guna meminimalisir faktor

 pengahambat terjadinya defisit perawatan diri. Latar belakang basic conditioning factor dapat

menentukan tindakan yang akan dilakukan informan dalam mencapai kebutuhan tubuh secara

optimal dengan cara berbeda (Orem, 1995; Dennis, 2007).

Hasil analisa data yang telah dilakukan, peneliti menawarkan konsep pengupayaan

self-care pada pasien penyakit ginjal kronik untuk dapat memenuhi kebutuhannya secara

optimal.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 12/17

Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kesadaran inisiatif

tindakan yang dilakukan informan dalam pemenuhan self-care secara

optimal akan didapatkan melalui cara berfikir dalam menganalisa

 pengalaman untuk mampu memilih tindakan yang efektif bagi dirinya

sesuai harapan yang akan dicapai. Peneliti pada jurnal mengharapkan

Informan dapat meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan self-care

untuk mempertahankan dan mengoptimalkan fungsi tubuh dalam

melakukan aktivitas sehari hari dengan cara disiplin dalam mengontrol

keseimbangan cairan dan nutrisi dalam tubuh. Diharapkan penelitian

selanjutnya dapat dapat mengungkap pengalaman keluarga ataupun

 perawat sebagai agen yang sangat berpengaruh terhadap pemenuhan

kebutuhan self-care pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis. Hal ini tentunya akan dapat menyempurnakan sistem

 pemenuhan self-care pada pasien secara optimal.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 13/17

RESUME JURNAL 3

PENGARUH AROMATERAPI INHALASI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI

HEMODIALISIS DI RSUD WANGAYA DENPASAR

Judul Penelitian :  PENGARUH AROMATERAPI INHALASI TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL

KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

WANGAYA DENPASAR

Peneliti : Dewi, NKAS., (1) Ns. I Putu Pasuana Putra, S.Kep., M.M., (2) Ns. I

Made Surata Witarsa, S.Kep.

Sumber :  Jurnal Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas

Kedokteran, Universitas Udayana Denpasar.

Tujuan Penelitian : 

Tujuan dari mengidentifikasi karakteristik subyek penelitian,

mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD

sebelum diberikan aromaterapi inhalasi, mengidentifikasi tingkat

kecemasan pasien GGK yang menjalani HD setelah diberikan

aromaterapi inhalasi, serta menganalisis perbedaan tingkat kecemasan

 pasien GGK yang menjalani HD sebelum diberikan aromaterapi inhalasi

dan 

setelah diberikan aromaterapi inhalasi.

Latar Belakang :

ABSTRACT

Chronic renal failure patients who choose hemodialysis as renal function replacement

therapy will undergo lifelong treatment unless patient is undergoing a kidney transplant.

Dependence of the hemodialysis patient's lifetime can have broad impact and cause physical,

 psychosocial, and economic problems. Given the complexity of the problems that arose had

caused anxiety in these patients. Anxiety of patients with chronic renal failure undergoing

hemodialysis can be treated with inhalation aromatherapy. Patient inhaled aromatherapy time

of the stabbing until hemodialysis lasted for 30 minutes. This study aims to determine the

effect of inhalation aromatherapy on reducing anxiety levels of patients with chronic renal

failure undergoing hemodialysis. This study is a pre- experimental studies (one group pre-test

and post-test design). Samples consisted of 30 people elected purposive sampling. The data

was collected using a structured interview questionnaire Beck Anxiety Inventory. The results

of 30 respondents that anxiety levels decreased after inhalation of aromatherapy

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 14/17

administered. Based on data analysis using the Wilcoxon Sign Rank Test results are

statistically significant with a significance level of p = 0,000 (p ≤ 0,05) means that there is the

effect of giving an inhalation aromatherapy to decrease anxiety levels of patients with chronic

renal failure undergoing hemodialysis.

Metodelogi : Penelitian ini merupakan pra- eksperimen dengan rancangan one group

 pre test-post test design untuk mengetahui pengaruh aromaterapi inhalasi

terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD

sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Populasi penelitian ini adalah

semua pasien GGK yang menjalani HD rutin di Unit Hemodialisa RSUD

Wangaya Denpasar selama periode waktu pengumpulan data. Peneliti

mengambil sampel berjumlah 30 orang sesuai dengan kriteria inklusi

 penelitian. Pengambilan sampel disini dilakukan dengan cara Non

Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara terstruktur untuk mengukur tingkat

kecemasan dengan menggunakan kuesioner Beck Anxiety Inventory

(BAI) (Leyfer et al, 2006: 445-447). Dari seluruh sampel yang terpilih,

akan dilakukan wawancara (pre test) terhadap responden tepat 10 menit

sebelum HD dimulai mengenai tingkat kecemasan yang dirasakan

dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner BAI). Kemudian

 peneliti mewawancarai kembali responden tepat 30 menit setelah

menjalani HD yang disertai dengan pemberian aromaterapi.

Hasil : 

Gambaran tingkat kecemasan responden sebelum diberikan aromaterapi inhalasi yaitu

tidak ada responden (0%) yang tidak cemas, sebanyak 22 responden (73%) mengalami cemas

ringan, 8 responden (27%) termasuk ke dalam kategori cemas sedang, dan tidak ada

responden (0%) yang mengalami cemas berat. Setelah diberikan aromaterapi inhalasi

sebanyak empat kali perlakuan, terjadi perubahan yang signifikan pada tingkat kecemasan

responden, dimana tingkat kecemasan responden mengalami penurunan. Terdapat 16

responden (53%) tidak mengalami cemas, 9 responden (33%) berikutnya termasuk dalam

kategori cemas ringan, 4 responden (14%) selanjutnya termasuk dalam kategori cemas

sedang, dan tidak ada responden (0%) yang mengalami cemas berat.

Berdasarkan hasil uji beda dua sampel berpasangan untuk skala ordinal yaitu

Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kepercayaan 95%, α ≤ 0,05 yang dilakukan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 15/17

tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani HD di RSUD Wangaya Denpasar, maka

diperoleh nilai asymp sig (2-tailed) 0,000 (asymp sig (2-tailed) ≤ α). Hal ini artinya, ada

 pengaruh pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wangaya Denpasar sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa Ha diterima.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden 10 menit sebelum

responden melakukan HD, diperoleh data bahwa tingkat kecemasan responden sebelum

diberikan aromaterapi inhalasi yaitu tidak ada responden (0%) yang tidak mengalami cemas

dan mengalami cemas berat, 22 responden (73%) mengalami cemas ringan, dan 8 responden

(27%) yang mengalami cemas sedang.

Di samping itu, dari 30 responden didapatkan data bahwa gejala kecemasan yang

umumnya terjadi pada responden sangat bervariasi, mulai dari kepala pusing, merasa tegang,

sulit atau sesak nafas, jantung berdebar, khawatir dengan situasi yang dialami, berkeringat

dingin, sampai merasa ketakutan termasuk dalam terhadap kematian.

Masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi dapat ditemukan pada pasien GGK

yang menjalani HD karena pasien harus menjalani HD dalam periode waktu yang lama (Itai

et al, 2002:393). Selain itu, perasaan ketergantungan yang berlebihan pada mesin dialisis,

tenaga kesehatan, dan terapi pengobatan merupakan salah satu elemen yang tidak diinginkan

oleh pasien GGK yang menjalani HD yang dapat menyebabkan kecemasan serta perubahan

 pada harga diri pasien. Usia, tingkat pendidikan, frekuensi HD, status sosial juga memiliki

 pengaruh yang cukup besar terhadap insiden kecemasan yang dialami pasien GGK yang

menjalani HD (Klaric et al, 2009:154).

Setelah diberikan aromaterapi inhalasi sebanyak empat kali perlakuan, diperoleh data

 bahwa sebanyak 16 responden (53%) tidak mengalami cemas, 10 responden (33%)

mengalami cemas ringan, 4 responden (14%) mengalami cemas sedang, dan tidak ada

responden (0%) yang mengalami cemas berat.

Butje & Shattell (2008:48) yang menyebutkan bahwa inhalasi terhadap minyak

esensial dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan. Molekul- molekul bau

yang terkandung dalam minyak esensial memberikan efek positif pada sistem saraf pusat,

yaitu dapat menghambat pengeluaran Adreno Corticotrophic Hormone (ACTH) dimana

hormon ini dapat mengakibatkan terjadinya kecemasan pada seseorang.

Jaelani (2009:31-32) juga menegaskan bahwa salah satu efektivitas kandungan kimia

dalam minyak esensial dapat mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf

yang berhubungan dengan indera penciuman. Respon ini akan merangsang peningkatan

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 16/17

aktivitas neutrotransmiter, yaitu berkaitan dengan pemulihan kondisi psikologis (seperti

emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan).

Lebih lanjut Buckle (2003:31) menjelaskan bahwa saat minyak esensial dihirup,

molekul bau yang terkandung dalam minyak esensial lavender (linalool asetat) diterima oleh

olfactory ephitelium. Setelah diterima di olfactory ephitelium, molekul bau ditransmisikan

sebagai suatu pesan ke pusat penghidu yang terletak di bagian belakang hidung. Pada tempat

ini, berbagai sel neuron mengubah bau tersebut dan menghantarkannya ke susunan saraf

 pusat (SSP) yang selanjutnya dihantarkan menuju sistem limbik otak (Buckle, 2003:31).

Sistem limbik otak merupakan tempat penyimpanan memori, pengaturan suasana hati,

emosi senang, marah, kepribadian, orientasi seksual, dan tingkah laku. Pada sistem limbik,

molekul bau akan dihantarkan menuju hipothalamus untuk diterjemahkan. Di hipothalamus,

seluruh unsur pada minyak esensial merangasang hipothalamus untuk menghasilkan

Corticotropin Releasing Factor (CRF). Proses selanjutnya yaitu CRF merangsang kelenjar

 pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi

enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitary juga menghasilkan endorphin

sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Buckle, 2003:31).

Selain itu, kandungan linalool asetat sebagai komposisi utama dalam minyak esensial

lavender dinilai mampu mengendurkan dan melemaskan sistem kerja saraf dan otot-otot yang

tegang dengan cara menurunkan kerja dari saraf simpatis saat seseorang mengalami

kecemasan (Rahayu dkk., 2007). Saraf simpatis yang membawa serabut saraf vasokonstriksor

akan mengalami penurunan kinerja saat linalool asetat masuk ke dalam tubuh melalui

inhalasi. Kondisi ini juga mengakibatkan menurunnya produksi epinefrin yang dikeluarkan

oleh ujung-ujung saraf vasokonstriksor sehingga gejala kecemasan seperti peningkatan

frekuensi nadi dan pernafasan, tekanan darah, mengalami penurunan bahkan tidak dirasakan

lagi.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian

aromaterapi inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wangaya Denpasar

(asymp sig (2-tailed) = 0,000; α ≤ 0,05). Kandungan unsur - unsur

terapeutik dari minyak esensial dalam pemberian aromaterapi inhalasi

memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi dalam sistem tubuh.

Aroma yang terkandung dalam minyak esensial dapat menimbulkan rasa

tenang akan merangsang daerah di otak untuk memulihkan daya ingat,

mengurangi kecemasan, depresi, dan stress (Buckle, 2003:32).

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIme 1 Alma Ananda

7/21/2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN SERTA INTERVENSI YANG DILAKUKAN …

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuhan-asupan-cairan-serta-intervensi 17/17

Aromaterapi inhalasi dapat digunakan sebagai salah satu terapi alternatif

dan terapi komplementer untuk mengatasi kecemasan yang dialami

 pasien GGK yang menjalani HD serta meminimalkan efek samping

terapi farmakologis. Selain itu, disarankan kepada pasien GGK agar

mengikuti pemberian aromaterapi secara teratur terutama saat

mengalami kecemasan selama menjalani HD karena aromaterapi inhalasi

ini sangat mudah diaplikasikan dan sangat bermanfaat.