anatomi landmarks

Upload: sisca-yudistira

Post on 16-Oct-2015

294 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

dyu

TRANSCRIPT

Anatomi Landmarks

Landmark adalah titik yang berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran atau konstruksi suatu bidang. Idealnya, landmark harus ditempatkan dengan mudah dan secara nyata mempunyai keterkaitan anatomi dan tetap konstan selama proses pertumbuhan. Sebagian besar cephalometri tidak memenuhi spesifikasi tersebut. Untuk membuat garis, sudut dan bidang maka digunakanlah titik-titik landmarks yang berguna untuk pengukuran 2-D kranio-facial pasien serta hubungan gigi-geligi.

Titik titik Referensi1.Sella Turcica (S). Titik tengah fossa hipophysa. Titik ini berada didaerah ovoid tulang sphenoid yang mengandung glandula pituitary.2.Nasion (N). Sutura nasofrontal atau penghubung tulang frontal dan tulang nasal. Jika sutura ini tidak terlihat, maka titik ini dapat ditempatkan pada cekungan terdalam dari kedua tulang tersebut.3.Menton (Me). Titik paling inferior pada simphysis mandibula.4.Porion (Po). Titik paling superior dari tulang meatus auditorius externa.5.Orbitale (Or). Titik terendah pada batas externa orbita. Pada cephalogram antero-posterior titik ini dapat teridentifikasi, sedangkan pada cephalogram lateral garis luarnya melewati batas orbita. 6.Incisor Superius (Is). Ujung incisal paling anterior incisivus sentral maxilla.7.Incisor Inferius (Ii). Ujung incisal paling anterior incisivus sentral mandibula.

Titik terdalam kurvatura anterior maxilla antara Anterior Nasalis Spine (ANS) dan alveolar crest. Walaupun titik A dapat berubah sejalan dengan perawatan, tetapi tetap menggambarkan titik terdepan dari maxilla:

Facial Divergence

Wajah bagian bawah dapat berupa lurus atau terinklinasi secara anterior atau posteriorrelatif terhadap dahi. Sebuah garis ditarik dari dahi menuju ke dagu untuk menentukanapakah wajah termasuk ke dalam kategori:anterior divergent(garis terinklinasi ke anterior), posterior divergent(garis terinklinasi keposterior), straight/orthognathic,(garis lurus, tidak terlihat kemiringan.)5) Penilaian Hubungan Anteroposterior RahangGambaran yang baik dari hubungan skeletal secara sagital dapat diperoleh denganmenempatkan jari telunjuk dan jari tengah terhadap kurang lebih titik A dan B setelah retraksibibir. Idealnya, maksila berada 2-3 mm lebih anterior dibandingkan mandibula saat oklusisentris.6) Penilaian Hubungan Vertikal SkeletalHubungan vertikal yang normal adalah saat jarak antara glabella dan subnasale samadengan jarak antara subnasale dengan bagian bawah dagu. Tinggi wajah bagian bawah yang kurang deep bite sedangkan apabila lebih besar dari normal menunukkan adanya anterioropen bites 10:

7)Evaluasi proporsi wajah.Wajah yang proporsional dapat dibagi menjadi 3 bagian vertikal sama besar8)Penilaian bibir.Jarak, lebar, dan kurvatur bibir harus dinilai. Pada wajah yang seimbang jara bibir atassepertiga dan bibir bawah duapertiga dari tinggi wajah bagian bawah. Tepi gigi insisal yangterlihat saat bibir atas pada posisi istirahat normalnya adalah 2 mm. Bibir dapatdiklasifkasikan menjadi:a.Competent lips: bibir berkontak saat otot relaks.b.Incompetent lips: secara anatomis bibir pendek, tidak terdapat kontak saat ototrelaks,c.Potentialy incompetent lips: bibir saat ingin berkontak terhambat oleh Insisiv RAyang protrusi. Perkembangan bibir normal.d.Everted lips: bibir yang hipertrofi dengan jaringan bibir yang berlebihan tetapitonusitas otot yang lemah.9)Penilaian Hidung. 10)Penilaian daguBentuk dari dagu ditentukan tidak hanya oleh struktur tulang, tetapi juga olehketebalan dan tonusitas dari otot mentalis.

Ukuran, bentuk dan posisi hidung menentukan penampakan estetik dari wajah danoleh karena itu penting dalam prognosis kasus.