anatomi ca mammae
DESCRIPTION
JNJJIOJIOPHUITRANSCRIPT
LAPORAN KASUSCARCINOMA PAYUDARA
PEMBIMBING : dr. TIUR R PURBA, Sp.B
Achya Fadlin 100 100 002
Gheavita Chandra Dewi 100 100 045
Kevin Dillian Suganda 100 100 075
Rizki Masharida Nasution 100 100 216
Indah Sari Atika Sembiring 100 100 222
Venusya Dharmalingam 100 100 422
Thinagari Tambusamy 100 100 202
Ranjeetha Namasivayam 100 100 271
Nageintheree Ramaksihnan 100 100 379
Archanaa Samanthan 100 100 201
DISUSUN OLEH
Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering dialami oleh wanita, yaitu 16% dari keganasan yang dialami oleh wanita
Kanker payudara menempati urutan dari seluruh keganasan yang terjadi di Indonesia sendiri juga angka kejadian kanker payudara adalah sekitar 23140 per tahun.2
Mammae merupakan kelenjar asesoris kulit yang befungsi menghasilkan susu.
Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap, disebut areola mammae.
Jaringan mammae tersusun atas sekelompok kecil sistem saluran yang terdapat di dalam jaringan penyambung dan bermuara di daerah aerola .
berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan dada.
Dasar dari payudara terbentang dari:
- iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau ketujuh di sebelah bawah - dari sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilrasis sebagai batas lateralnya. - Duapertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis major dan sebagian M.serratus anterior. - Sebagian kecil terletak di atas
M.obliquus externus. - Setiap mammae terdiri dari 15-20
lobus, yang tersusun radier dan berpusat pada papilla mammaria.
DEFINISI Kanker payudara merupakan karsinoma yang
berasal dari epitel duktus maupun lobulus payudara.
Jaringan payudara terdiri atas : a) lobulus yang memproduksi air susu b) duktus yang mengalirkan air susu ke putting susu c) jaringan lemak , pembuluh darah dan jaringan ikat
Faktor resiko
Umur Riwayat kanker
payudara
Riwayat keluarga
Perubahan
payudara tertentu
Perubahan genetik
Riwayat reproduksi
& menstruas
iRas
Mendapat terapi
radiasi di daerah dada
Kepadatan
jaringan payudara
Overweight/obeses setelah
menopause
Kurangnya aktifitas
fisik
Diet
KLASIFIKASI KARSINOMA PAYUDARA
Non invasive carcinoma
• Ductal carcinoma in situ• Lobular carcinoma in situ
Invasive carcinoma
• Paget’s disease dari papilla mammae• Invasive ductal carcinoma
-Adenocarcinoma with productive fibrosis -Medullary carcinoma -Mucinous (colloid) carcinoma -Papillary carcinoma-Tubular carcinoma
• Invasive lobular carcinoma
Kanker yg jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine )
GEJALA KLINIS
Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar
payudara atau di daerah ketiak Puting susu terasa mengeras
Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara Puting susu tertarik ke dalam payudara Kulit payudara, areola, atau puting bersisik,
merah, atau bengkak. Kulit mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.
Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
STADIUM
Sistem TNM• T (tumor size), ukuran tumor : o T 0 : tidak ditemukan tumor primer o T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang o T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm o T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm o T4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke
kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
• N (node), kelenjar getah bening regional (kgb) : o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula)
atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
• M (metastasis), penyebaran jauh : o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai o M 0: tidak terdapat metastasis jauh o M 1: terdapat metastasis jauh
Staging T N M
Stage 0 TIS N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0T1T2
N1N0N0
M0M0M0
Stage IIB T2T3
N1N0
M0M0
Stage IIIA T0T1T2T3
N2N2N2N1, N2
M0M0M0M0
Stage IIIB T4Any T
Any NN3
M0M0
Stage IIIC Any T N3 M0
Stage IV Any T Any N M1
TATALAKSANA
Pembedahan pembedahan konservatif dan mastektomi. Keuntungan dari pembedahan konservatif adalah penderita tidak perlu
membuang seluruh payudaranya, kerugiannya adalah setelah pembedahan konservatif, penderita biasanya membutuhkan terapi radiasi 5-6 minggu.
Mastektomi radikal yaitu pengangkatan jaringan payudara Breast conserving surgery (BCS) atau kadang disebut mastektomi parsial atau
segmental, kadang juga disebut lumpektomi atau kuadrantektomi. Pada BCS, hanya bagian payudara yang mengandung sel kanker yang diangkat. Seberapa banyak bagian payudara yang diangkat tergantung pada ukuran dan lokasi tumor dan faktor lainnya.
Modified radical mastectomy. Pada prosedur ini, seluruh payudara termasuk putting diangkat tetapi tidak termasuk KGB atau otot dibawah payudara.
Axillary lymph node biopsy (ALND). Pada prosedur ini dilakukan pengangkatan 10-40 KGB dari aksila dan dilakukan pemeriksaan untuk menentukan adanya penyebaran atau tidak. ALND biasanya dilakukan secara bersamaan dengan mastektomi atau BCS
Sentinel lymph node biopsy (SLNB). Pada prosedur ini ahli bedah memasukkan bahan radioaktif ke dalam tumor, daerah sekitar tumor dan sekitar puting, pembuluh lymph akan membawa bahan ini ke kelenjar getah bening sentinel.
Radioterapi digunakan sebagai terapi kuratif dan sebagai terapi tambahan.
Radioterapi biasanya diperlukan pada penderita yang memilih pembedahan konservasi
Pada pasien yang menjalani mastektomi kadang memerlukan terapi radiasi jika tumor lebih besar dari 5 cm atau sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening.
Kemoterapi terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sisitemik dan
sebagai terapi adjuvan. Terapi Hormonal diberikan terapi hormonal untuk menurunkan kadar estrogen atau
untuk menghambat efek estrogen dalam merangsang pertumbuhan sel kanker. Tamoxifen dan toremifene adalah obat yang bekerja untuk menghambat estrogen berikatan dengan sel kanker dan efektif untuk wanita postmenopause dan premenopause. Aromatase inhibitor (AIs) seperti letrozole, anastrozole dan exemestane, bekerja dengan menghambat produksi estrogen.
PROGNOSIS Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal
seperti karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain.
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.
Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survival rate.
Breast Cancer Stage 5-Year Survival Rate for Women 0 93%
I 88% IIA 81% IIB 74% IIIA 67% IIIB 41% IIIC 49% IV 15%
IDENTITAS PASIEN
Nama : ASH
Gender : Perempuan
Umur : 42 tahun
Tanggal masuk : 12 Juli 2015
Keluhan utama : Benjolan di payudara kiri
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak ± 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya sebesar biji jagung dan padat, namun lama
kelamaan semakin membesar. Awalnya benjolan tidak disertai rasa nyeri, gatal maupun rasa panas. Semakin lama
benjolan semakin membesar, tetapi pasien tidak merasa terganggu sehingga pasien tidak memeriksaakan diri ke
dokter. Dalam 6 bulan terakhir, pasien merasakan perubahan yang mengganggu pada benjolan tersebut. Nyeri
dirasakan sesekali, riwayat puting tertarik (+), riwayat keluar darah dari puting (+). Saat pasien datang berobat ke
RSUP HAM pada bulan April 2015, benjolan sudah membesar dan berbau busuk. Pasien juga mengeluhkan berat
badannya berkurang drastic dari sebelum benjolan membesar. Pasien kemudian diperiksa dengan pengambilan
jaringan di RSUP HAM dan didiagnosis menderita kanker payudara. Sekarang pasien datang kembali untuk melakukan
operasi pengangkatan tumor. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus disangkal pasien. Keluarga pasien
tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien. Usia pertama kali pasien mengalami haid adalah 13 tahun. Riwayat
merokok tidak dijumpai. Riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol tidak dijumpai. Riwayat penggunaan obat-
obatan hormonal dan pil kontrasepsi disangkal pasien. Pasien juga mengaku sering mengonsumsi makanan instant.
RPT : DM(-), HT(-)
RPO : Tidak jelas
STATUS PRESENSSensorium : Compos Mentis
Temperature : 36,9 o C
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 86x/i
Pernafasan : 18x/i
Keadaan Gizi : Sedang
Keadaan Umum : Sedang
Karnofsky score : 70
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalisata :
KepalaMata : Konjungtiva palpebra
inferior anemis ( + / + ),
sklera ikterik ( -/- ), pupil isokor Ø3mm, refleks
cahaya (+/+)
T/H/M : DBN
Leher : Trakea medial, pembesaran KGB (-),
TVJ R+2 cmH2O
Toraks
Inspeksi : asimetris, terdapat massa
pada toraks kiri
Palpasi : SF sulit dinilai, nyeri (-)
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi: SP : Vesikuler
ST : tidak dijumpai.
Jantung : S1 (N), S2 (N), Murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik (+) N
Ekstremitas
Superior : oedem (-)
Inferior : oedem (-)
STATUS LOKALISATA PAYUDARA
Inspeksi: payudara kiri: terlihat massa dengan permukaan tidak rata, dijumpai ulkus
dan perdarahan
payudara kanan: dalam batas normal
Palpasi: payudara kiri: teraba massa soliter ukuran 10 x 13cm, konsistensi padat,
permukaan tidak
rata, batas tegas, immobile, nyeri (-)
payudara kanan: dalam batas normal
Pembesaran kelenjar getah bening: dijumpai pembesaran KGB pada aksilaris kiri
Pemeriksaan
Darah Lengkap
Hb (gr%) 7,9 11,7-16,1
RBC (106/mm3) 2,4 4,20-4,87
WBC (103/mm3) 2,80 4,50-11
HT (%) 22,5 38-44
PLT (103/mm3) 158 150-450
Faal Ginjal
Ureum (mg/dL) 12 <71
Kreatinin
(mg/dL)
0,8 0,50-0,90
Elektrolit
Na (mEq/L) 124 135-155
K (mEq/L) 3,4 3,6-5,5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesimpulan Radiologis :Tidak tampak tanda-tanda metastase
USG LiverTidak tampak tanda-tanda metastasis hepar
Pemeriksaan HistopatologiInvasive Ductal Carcinoma Grade II
DIAGNOSIS
(L) Breast Ca T3N1M0
RENCANA TERAPI IVFD RL 20 gtt/i Transfusi PRC 2 bag
RENCANA
Operasi tumor removal
Tanggal S O A PTerapi Diagnostik
12-13/07 2015 Benjolan di payudaraKiri +Nyeri (+)
- Sens : CM
- TD : 110/70 mmHg
- Pols : 90 x/i
- RR : 18 x/i
- T : 370C
(L) Breast ca T4bN1M0 - IVFD NaCl 20gtt/i makro
- Injeksi ceftriaxone 1gr/12jam
- Injeksi ketorolac 30 mg/8jam
- Injeksi ranitidine 50 mg/12jam
- Koreksi Hb (10-7,9) x 60 x 4 = 504cc / 3 bag
- Cek ulang Darah Lengkap Post transfuse
- Kemoterapi jika Hb > 10 gr/dL
- Rencana Operasi tanggal 13 Juli
FOLLOW UP 12/7/2015-13/7/2015
Hematologi
Hb 7,9gr%
Eritrosit 2,40 x 106 /mm3
Leukosit 2,80 x 103 /mm3
Hematokrit 22,5%
Trombosit 158 x 103 /mm3
Elektrolit
Natrium 125
Kalium 2,6
Klorida 95
Renal Function Test
Ureum 26,80
Creatinin 0,53
Metabolisme Glukosa
KGD ad Random 79,4
Liver Function Test
Albumin 2,5
HASIL LABORATORIUM 13/7/2015
Tanggal S O A PTerapi Diagnostik
14-15/7/2015 POD II - Sens : CM
- TD : 120/70 mmHg
- Pols : 88 x/i
- RR : 18 x/i
- T : 37,20C
Post MRM d/t (L) Breast Ca T4bN1M0
- IVFD RL 20gtt/i makro
- Injeksi ceftriaxone 1gr/12jam
- Injeksi ketorolac 30 mg/8jam
- Injeksi ranitidine 50 mg/12jam
FOLLOW UP 14/7/2015-15/7/2015