ba penilaian indera

Upload: restyayuyo

Post on 04-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    1/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. PERKEMBANGAN PENILAIAN SENSORI PANGAN

    Penilaian sensorik pada manusia adalah pada mulanya sebagai kegiatan

    seni (art) dan tetap berkembang sebagai seni sampai merasuki dunia industri.

    Baru pada tahun 1950-an bidang seni ini mulai berkembang menjadi bidang ilmu.

    Penilaian dengan indera menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian

    dibakukan, dirasionalkan, dan dihubungkan dengan penilaian secara objektif.

    Analisis data menjadi lebih sistematis masuk dalam kancah analisis dan

    pengambilan keputusan.

    Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi

    hasil pertanian dan makanan. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat

    dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penilaian ini dapat

    memberi hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan

    indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.

    Beberapa perusahaan yang menghasilkan komoditi langka atau sangat

    spesial, misalnya minuman anggur, keju istimewa, teh, kopi dan bir, masih

    menggantungkan penilaian mutunya pada penilaian dengan indera.

    Penilaian dengan indera sebenarnya cara penilaian kuno, tetapi masih

    sangat umum digunakan. Cara ini sudah dilaksanakan terhadap hampir semuakomoditi terutama yang berasal dari hasil pertanian : minyak wangi, minyak atsiri,

    rempah-rempah. Konsumen dan ibu-ibu rumah tangga juga menggunakan cara

    penilaian organoleptik dalam memilih keperluan sehari-hari. Pedagang pada

    umumnya juga masih menggunakan penilaian organoleptik dalam perdagangan.

    TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :

    Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa mampu menjelaskan

    lingkup pengujian inderawi, latar belakang dan peran penilaian

    sensori dalam industri pangan.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    2/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    2

    Konsumen dan para pedagang umumnya memperoleh cara penilaian ini dari orang

    lain, pengalaman sendiri dan bahkan secara intuisi.

    1.2. PERAN UJ I SENSORI DALAM INDUSTRI PANGAN

    Mencicipi rasa produk pangan merupakan kejadian yang sangat umum

    terjadi baik di perusahaan, di industri pangan, maupun di tingkat pengecer produk

    pangan. Pengujian rasa yang terjadi di industri pangan dilakukan karena berbagai

    alasan, seperti : a) Untuk mewaspadai produk dari perusahaan yang bersangkutan

    atau pihak yang disaingi, b) Untuk mempromosikan produk bagi konsumen yang

    potensial, c) Sebagai demonstrasi produk mutakhir oleh petugas penjualan dari

    perusahaan yang bersangkutan, d) Untuk menjaga agar tim atau manajemenproyek tidak ketinggalan zaman dari kemajuan dan pengembangan produk, e)

    Untuk mencari persetujuan dari pelanggan, f) Untuk memutuskan apakah produk

    yang dijual harus diganti maupun untuk menguji apakah mutu produk-produk

    dipasaran masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang dianut oleh industri

    yang bersangkutan, dan banyak sebab-sebab lainnya.

    Di beberapa industri pangan di Indonesia, uji sensori sudah mulai banyak

    dilakukan dari yang paling sederhana, yaitu uji rasa, baik oleh pemilik

    perusahaan, ahli cicip, dan sebagainya sampai ke yang cukup ilmiah dan canggih.

    Alasan mereka melakukan uji ini tentu sangat beragam, tergantung pada industri

    pangan yang bersangkutan. Beberapa industri sudah pula menggunakan uji sensori

    (dengan tukang atau ahli cicip) untuk pengendalian proses produksinya. Industri

    pangan berskala besar bahkan sudah ada yang memiliki laboratorium uji sensori

    yang representatif.

    Ditinjau dari sisi sejarahnya, uji sensori (sensory analysis) bukan

    merupakan hal yang baru bagi kalangan industri pangan. Namun demikian,

    aplikasinya sebagai alat (tools) di industri pangan untuk pengembangan dan

    pengendalian mutu produk belum dianggap sepenting kegunaannya. Hal tersebut

    terjadi, mungkin disebabkan karena lemahnya pengertian tentang hal-hal yang

    bisa ditawarkan oleh uji sensori dalam penelitian dan pengembangan produk,

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    3/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    3

    pengembangan pemasaran, dank arena adanya ketakutan bahwa uji sensori akan

    terlalu ilmiah untuk dipraktekkan di industri.

    Sebagaimana diketahui bahwa uji sensori merupakan tahapan uji yang

    sangat vital dan menentukan gambaran akhir kinerja produk pangan dipasaran,

    yaitu menentukan apakah produk tersebut akan sukses (diterima) atau gagal. Suatu

    produk pangan dapat memiliki penampilan, kinerja, mutu fisiko-kimia dan

    biokimia (gizi) yang baik, namun jika secara sensori rasanya tidak enak atau tidak

    dapat diterima oleh konsumen, maka nilai komersial produk pangan tersebut dapat

    jatuh atau bahkan tidak akan laku di pasaran.

    1.3. RINGKASAN

    Penilaian sensorik pada manusia adalah pada mulanya sebagai kegiatanseni (art) dan tetap berkembang sebagai seni sampai merasuki dunia industri.

    Baru pada tahun 1950-an bidang seni ini mulai berkembang menjadi bidang ilmu.

    Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil

    pertanian dan makanan. Beberapa perusahaan yang menghasilkan komoditi langka

    atau sangat spesial, misalnya minuman anggur, keju istimewa, teh, kopi dan bir,

    masih menggantungkan penilaian mutunya pada penilaian dengan indera.

    Pengujian rasa yang terjadi di industri pangan dilakukan karena berbagai

    alasan, seperti :

    1.

    Untuk mewaspadai produk dari perusahaan yang bersangkutan atau pihak

    yang disaingi,

    2. Untuk mempromosikan produk bagi konsumen yang potensial,

    3.

    Sebagai demonstrasi produk mutakhir oleh petugas penjualan dari perusahaan

    yang bersangkutan,

    4.

    Untuk menjaga agar tim atau manajemen proyek tidak ketinggalan zaman dari

    kemajuan dan pengembangan produk,

    5.

    Untuk mencari persetujuan dari pelanggan,

    6.

    Untuk memutuskan apakah produk yang dijual harus diganti maupun untuk

    menguji apakah mutu produk-produk dipasaran masih memenuhi spesifikasi

    standar mutu yang dianut oleh industri yang bersangkutan, dan banyak sebab-

    sebab lainnya.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    4/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    4

    1.4. LATIHAN

    1.

    Jelaskan perkembangan penilaian indera pada mulanya !

    2.

    Apa kegunaan dilakukannya penilaian indera ? Sertakan dengan contoh !

    3. Pada saat ini berbagai peralatan canggih dan analisis yang akurat telah banyak

    digunakan dalam menentukan kualitas suatu produk ; meskipun demikian

    penilaian indera tetap memegang peranan penting dalam perdagangan.

    Jelaskan pernyataan tersebut !

    4.

    Apa kelemahan dan kelebihan dilakukannya penilaian suatu mutu atau

    komoditi pangan dengan indera ?

    5.

    Mengapa pengujian rasa perlu dilakukan di industri pangan ? Jelaskan

    alasannya !6.

    Uji sensori merupakan tahapan uji yang sangat vital dan menentukan

    gambaran akhir kinerja produk pangan dipasaran. Benarkah pernyataan

    tersebut ? Jelaskan !

    DAFTAR PUSTAKA

    Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Penerbit : Bhratara

    Karya Aksara. Jakarta

    Ahza, Adil Basuki. Mutu Pangan, Pengukuran, dan Pengendaliannya.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    5/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    1

    BAB II

    KARAKTERISTIK MUTU SENSORI

    2.1. DEFINISI MUTU

    Sebelum kita membahas karakteristik mutu sensori dan karakteristik

    lainnya, ada baiknya jika anda pahami dulu kronologi sejarah tentang mutu itu

    sendiri. Kata mutu atau kualitas memang dapat berarti bermacam-macam,

    berbeda untuk setiap orang dan juga berbeda untuk setiap produk. Demikian pula

    semua istilah-istilah yang terkait dengannya. Setiap jenis produk memiliki istilah-

    istilah, atau jargon-jargon ilmiah, yang tidak dapat diberlakukan secara umum

    atau digeneralisasi.

    I. KARAKTERISTIK FISIK/TAMPAK

    Warna

    Flavor

    Aroma

    Tekstur / Rasa dimulut

    Viskositas / Konsistensi

    II. KARAKTERISTIK TERSEMBUNYI

    Nilai Gizi

    Keamanan Mikrobiologis

    Gambar 1. Klasifikasi Karakteristik Utama Bahan Pangan

    Sementara itu di kamus-kamus, alternatif arti maupun cukup banyak. Contoh

    : Echols dan Shadily (1990), menyamakan mutu dengan : 1) kualitas, dan 2) sifat.

    Selain itu, Salim (1990), menambahkan arti mutu, dengan : 1) kualitas ; 2) ciri-

    TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :

    Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa mampu menyebutkan

    definisi mutu dan karakteristik mutu sensori.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    6/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    2

    ciri ; 3) tingkatan sosial kelas atas, dan 4) sifat raga dan rohani yang membentuk

    sifat dasar atau merupakan ciri-ciri yang membedakan. Sedangkan di kamus

    Websters New World, Guralnik (1989) mengartikan quality sebagai : 1)

    karakteristik ; 2) gambaran apapun yang membuat sesuatu adalah seperti apa

    adanya ; 3) alami (natur) ; karakter ; 4) tingkat keistimewaan ; 5) keistimewaan ;

    6) posisi yang tinggi di masyarakat.

    Dari sekian banyak dan sedemikian luasnya arti kata mutu atau kualitas

    itu, maka dapat kita rangkai satu definisi mutu atau kualitas dalam industri pangan

    sebagai berikut :

    Mutu adalah tingkat keistimewaan, sifat, karakter, fungsi dan atau ciri-

    ciri yang menunjukkan kesesuaian bahan atau produk untuk tujuan-tujuan

    yang dimaksudkan, dan tergantung pada kaitan permasalahannya sejakbahan diterima, di titik-titik proses manufakturing, di distribusi atau

    maksud lain yang menyertainya.

    Oleh karena itu, jika kaitan permasalahannya dengan produk industri

    pangan, maka akan mencakup minat (interest) dan persepsi psikologis penilai,

    pemakai atau konsumennya. Dari masalah persepsi psikologis dan minat inilah,

    maka kita bisa masuk pada pengertian tentang kualitas atau mutu sensori (sensory

    quality). Dalam kaitannya dengan mutu sensori inilai pokok bahasan kita kali inidiuraikan lebih mendalam, sebab kualitas atau mutu sensori ini sangat vital dan

    banyak digunakan dalam proses pengendalian mutu di industri pangan.

    Satu hal penting dalam kaitannya dengan permasalahannya pengendalian

    mutu di industri pangan, dan yang membedakan antara mutu sensori dengan

    parameter-parameter mutu lainnya, adalah instrumen pengukurnya. Karena dalam

    mutu sensori dilibatkan proses persepsi motorik dan psikologis, maka dalam mutu

    sensori, satu-satunya instrumen yang dapat dipakai hanyalah orang (manusia).

    Oleh karena itu pula maka penilaian mutu sensori ini sering dikenal dengan nama

    penilaian mutu secara subyektif.

    Penilaian mutu sensori ini selalu menggunakan alat organ perasa dan

    pencitarasa (organoleptik) pada penilai sebagai sensor untuk merasakan

    parameter-parameter mutu yang dinilai. Oleh karena itu, proses penilaian mutu

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    7/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    3

    sensori ini secara ilmiah juga dikenal dengan istilah penilaian mutu organoleptik.

    Selain itu, karena mekanisme sensor yang digunakan adalah syaraf-syaraf sensori,

    mutu sensorial (sensorial analysis). Mungkin berasal dari sinilah maka dikenal

    adanya istilah mutu sensori. Seperti telah disinggung dalam pengantar, orang yang

    melakukan pengujian mutu sensori ini dikenal dengan nama panelis. Parameter-

    parameter yang diukur dan dianalisa umum dikenal dengan nama atribut-atribut

    mutu sensori.

    Uji sensori juga dikenal dengan sebutan uji subjektif atau penilaian mutu

    secara subjektif. Uji sensori dikenal dengan nama uji subjektif, karena proses

    penilaiannya melibatkan ungkapan-ungkapan rasa (sense) dan perasaan (feeling)

    manusia yang menjadi alat pengujiannya. Sedangkan uji-uji yang menggunakan

    peralatan, mesin, binatang dan bahan kimia lebih umum dikenal dengan nama uji-objektif atau penilaian mutu secara objektif.

    2.2. KARAK TERISTIK MUTU SENSORI

    Dalam industri pangan, kuantifikasi atau pengukuran karakteristik mutu

    pangan sangat penting sebagai landasan program-program pengembangan

    pengendalian mutu. Manusia menerima makanan atau bahan pangan atas dasar

    karakteristik tertentu yang dilukiskan dengan rasa, perasaannya (sense) dan

    persepsi yang dihasilkannya.

    Persepsi yang dimaksud di atas, adalah pernyataan yang berasal dari

    faktor-faktor penampakan fisik seperti warna, ukuran, bentuk, dan kerusakan fisik

    (physical defects) ; faktor-faktor kinestetika seperti tekstur, viskositas, konsistensi,

    perasaan dengan mulut (mouth feel) dan perabaan jari (odor) dan rasa (taste).

    Ketiga kelompok faktor yang berkontribusi terhadap mutu sensori itu secara

    kontinyu digambarkan oleh Kramer dan Twigg (1983) seperti tercantum pada

    Gambar 2. Setiap persepsi atau gabungan ungkapan beberapa persepsi yang

    dimunculkan dapat menjadi satu atribut-mutu atau satu set atribut-mutu.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    8/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    4

    PENAMPAKAN

    WARN

    A UKURAN BENTUK

    VISKO

    SITAS

    KON

    SISTENSI

    TEKSTUR

    RASA-DIMULUT

    RASA

    BAU

    DEFECT

    S/

    KERUSAK

    AN

    FLAV

    OR

    KINESTETIK

    Gambar 2. Gambaran bentuk-kontinyu (continuum) mutu-sensori bahan

    pangan yang dapat diungkapkan atau dilukiskan oleh manusia

    Dengan demikian dapat ditampilkan cakupan dan definisi dari kualitas-sensori

    atau mutu-sensori bahan pangan sebagai berikut :

    Mutu-sensori bahan pangan adalah ciri karakteristik bahan pangan yang

    dimunculkan oleh satu atau kombinasi dari dua atau lebih sifat-sifat yang

    dapat dikenali dengan menggunakan panca-indera manusia.

    Ada istilah lain yang sering dikenal yaitu analisis sensori (sensory analysis).

    Dalam proses pengukuran biasanya digunakan bermacam-macam metode dan

    model daftar-daftar pertanyaan, bervariasi dimulai dengan hanya memilih kriteria

    mutu yang tepat sampai ke pemberian bobot tertentu, yang akan diterangkan

    dalam bab-bab yang relevan di dalam modul ini.

    Kalau kita perhatikan, urutan-urutan penerimaan suatu produk pangan oleh

    konsumen kebanyakan melalui proses sensasi yang dimunculkan oleh indera mata

    (penglihat). Penampakan fisik seperti : warna, ukuran, bentuk dan sifat-sifat

    tekstural yang tampak (dapat dilihat dengan mata) selalu membentuk reaksi awal

    dan dapat menentukan sikap seseorang terhadap produk pangan tersebut. Jika

    bahan pangan (makanan) tersebut tampak lezat, maka konsumen akan dapat

    terbujuk untuk menyentuh dan bahkan menggigitnya. Reaksi yang berikutnya

    setelah konsumen menggigit adalah reaksi yang dimunculkan oleh sifat-sifat

    kinestetik produk tersebut.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    9/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    5

    Diskripsi kinestetik atau tekstural bahan pangan tersebut dihasilkan baik

    berasal dari sensasi rasa-sentuhan-jari maupun rasa-dimulut. Selama makanan

    tersebut dikunyah, terjadi pelumuran, pencucian dan proses pelarutan komponen-

    komponen pembangkit rasa oleh air ludah, sehingga orang tersebut akan

    merasakan rasa makanan tersebut. Dari total kumpulan sensasi yang dirasakan

    oleh orang tersebut, ia akhirnya akan memutuskan apakah makanan tersebut

    ditelan atau dimuntahkan lagi.

    Dengan tanpa menghiraukan kesensitifan penginderaan masing-masing

    orang/individu mutu-sensori bahan pangan dapat diurutkan secara kasar menurut

    penginderaannya sebagai berikut :

    Penglihatan (Warna dan Penampakan)

    Bau (Aroma) Rasa (Flavor= kombinasi Rasa dan Bau)

    Sentuhan (Rasa di mulut) dan Kesensitifan Syaraf (Tekstur)

    Pendengaran (Suara)

    Setiap jenis penginderaan ini terlibat di dalam grup mutu sensori

    tersendiri. Untuk satu kasus, mungkin memang hanya ada beberapa istilah yang

    dapat melukiskan sensasi rasa. Namun di lain hal, ada beratus-ratus istilah yang

    mungkin relevan untuk melukiskan bau (odordan flavor).

    Setiap bahan pangan memiliki dan melibatkan serangkaian istilah-istilah

    terpilih, yang mungkin hanya khas atau unik dan spesial untuknya. Jumlah total

    istilah yang diperlukan untuk melukiskan secara efisien suatu produk pangan atau

    minuman sangat bervariasi. Ada produk tertentu yang memerlukan 40 sampai 50

    istilah untuk dapat mendeskripsikan produk tersebut, khususnya dalam

    pengamatan-pengamatan penelitian.

    Kualitas-sensori atau mutu-sensori, sering digunakan dalam proses

    pengendalian mutu, terutama dalam proses-proses dan teknik inspeksi dan

    prosedur statistik sekuensial yang berkaitan dengan pengukuran sifat-sifat fisik,

    kimia dan atribut-mutu bahan atau produk industri pangan.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    10/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    6

    2.3. RINGKASAN

    A. DEFINISI MUTU

    Klasifikasi karakteristik utama bahan pangan :

    1. Karakteristik Fisik / Tampak : warna, flavor, aroma, tekstur / rasa di

    mulut, viskositas/konsistensi.

    2.

    Karakteristik Tersembunyi : nilai gizi, keamanan mikrobiologis.

    Mutu adalah tingkat keistimewaan, sifat, karakter, fungsi dan atau ciri-ciri

    yang menunjukkan kesesuaian bahan atau produk untuk tujuan-tujuan

    yang dimaksudkan, dan tergantung pada kaitan permasalahannya sejak

    bahan diterima, di titik-titik proses manufakturing, di distribusi atau

    maksud lain yang menyertainya.

    Yang membedakan antara mutu sensori dengan parameter-parameter mutu

    lainnya, adalah instrumen pengukurnya. Karena dalam mutu sensori

    dilibatkan proses persepsi motorik dan psikologis, maka dalam mutu

    sensori, satu-satunya instrumen yang dapat dipakai hanyalah orang

    (manusia). Oleh karena itu pula maka penilaian mutu sensori ini sering

    dikenal dengan nama penilaian mutu secara subyektif.

    Penilaian mutu sensori ini selalu menggunakan alat organ perasa dan

    pencitarasa (organoleptik) pada penilai sebagai sensor untuk merasakan

    parameter-parameter mutu yang dinilai. Oleh karena itu, proses penilaian

    mutu sensori ini secara ilmiah juga dikenal dengan istilah penilaian mutu

    organoleptik.

    Orang yang melakukan pengujian mutu sensori ini dikenal dengan nama

    panelis.

    Uji sensori juga dikenal dengan sebutan uji subjektif atau penilaian mutu

    secara subjektif. Uji sensori dikenal dengan nama uji subjektif, karena

    proses penilaiannya melibatkan ungkapan-ungkapan rasa (sense) dan

    perasaan (feeling) manusia yang menjadi alat pengujiannya.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    11/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    7

    B. KARAKTERISTIK MUTU SENSORI

    Mutu-sensori bahan pangan adalah ciri karakteristik bahan pangan yang

    dimunculkan oleh satu atau kombinasi dari dua atau lebih sifat-sifat yang

    dapat dikenali dengan menggunakan panca-indera manusia.

    Mutu-sensori bahan pangan dapat diurutkan secara kasar menurut

    penginderaannya sebagai berikut :

    1.

    Penglihatan (warna dan penampakan)

    2.

    Bau (aroma)

    3.

    Rasa (flavor= kombinasi rasa dan bau)

    4.

    Sentuhan (rasa di mulut) dan kesensitifan syaraf (tekstur)5. Pendengaran (suara)

    2.4. LATIHAN

    1. Dari sekian banyak definisi mutu, apa yang dapat Sdr simpulkan mengenai

    Mutu ?

    2. Apa kegunaan adanya mutu sensori ?

    3.

    Apa yang membedakan mutu sensori dengan parameter mutu yang lainnya ?

    4.

    Apa yang dimaksud dengan :

    a. Uji Subjektif

    b. Uji Objektif

    c.

    Panelis

    d. Sensory analysis

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahza, Adil Basuki. Mutu Pangan, Pengukuran, dan Pengendaliannya.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    12/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    1

    BAB II I

    INDERA MANUSIA

    3.1. PENDAHULUAN

    Manusia mempunyai 5 alat penginderaan, yang disebut panca indera.

    Kelima alat penginderaan itu ialah alat penglihat, pembau, pencicip, peraba, dan

    pendengar. Alat-alat penginderaan itu terdapat dalam alat-alat tubuh yang disebut

    berturut-turut sebagai mata, hidung, lidah, kulit, dan telinga.

    Indera penglihat, pencicip dan pembau merupakan alat yang sangat

    penting untuk menilai pangan. Dari sejak zaman orang-orang primitif indera

    peraba pun merupakan alat penting untuk menilai pangan. Indera pendengar

    meskipun jarang dianggap sebagai alat penilai pangan, tetapi mempunyai peranan

    pula untuk menilai pangan. Makanan sejenis kerupuk atau keripik dapat dinilai

    dengan menggunakan indera pendengar.

    Dari kelima indera yang sangat umum untuk penilaian penerimaan suatu

    makanan ialah pencicip dan penglihat ; kemudian disusul pembau atau peraba.

    Dalam penilaian terhadap bahan pangan, sifat pertama kali yang

    menentukan diterima atau ditolaknya bahan tersebut oleh pemakai adalah sifat-

    sifat inderawi yang dimilikinya.

    Ada enam tahap yang terjadi selama seseorang menilai suatu bahan :

    1. Menerima bahan

    2.

    Mulai mengenali bahan3.

    Mengadakan klasifikasi sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan tersebut

    4.

    Mengingat-ingat bahan yang telah diamati

    5. Menguraikan sifat-sifat inderawi dari bahan tersebut

    6.

    Mengadakan evaluasi terhadap bahan tersebut berdasarkan sifat inderawi yang

    dimilikinya

    TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :

    Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa mampu menjelaskan

    jenis indera manusia sebagai alat ukur dalam penilaian sifat inderawipangan.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    13/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    2

    Sebagai contoh bila seorang diminta menilai suatu jenis makanan yang

    telah disediakan. Pertama-tama setelah makanan diterima, akan segera dapat

    diamati bentuk dan warnanya (1) baru kemudian aroma (2). Pada saat makanan

    masuk ke mulut terjadi pengamatan beberapa sifat inderawi berturut-turut : rasa,

    suhu bahan, kemudian tekstur akan teramati selama makanan tersebut dikunyah.

    Akhirnya mutu dari makanan tersebut dapat dievaluasi secara keseluruhan.

    3.2. PENGLIHATAN

    Untuk mengenali adanya benda-benda di sekeliling kita, indera penglihat

    merupakan alat tubuh yang terpenting. Demikian juga untuk menilai benda-benda

    atau bahan yang dihadapi, maka digunakan penglihatan. Dalam menilai mutu

    komoditi, cara yang terutama masih dipakai ialah dengan penglihatan. Tetapiuntuk mengambil keputusan dari suatu penilaian, masih banyak membutuhkan

    bantuan cara lain. Banyak sifat mutu komoditi dapat dinilai dengan penglihatan.

    Dengan melihat orang dapat mengenal dan menilai bentuk, ukuran, sifat

    transparansi, kekeruhan, warna, dan sifat-sifat permukaan seperti kasar-halus,

    suram, mengkilap, homogen-heterogen, dan datar bergelombang.

    Meskipun warna paling cepat dan mudah memberi kesan, tetapi paling

    sulit diberi deskripsi dan sulit cara pengukurannya. Itulah sebabnya penilaian

    secara subjektif dengan penglihatan masih sangat menentukan dalam penilaian

    komoditi.

    Banyak sifat atau mutu komoditi berkaitan dengan warna. Tingkat matang

    dalam banyak jenis buah-buahan dapat dikenali atau dinilai dari warnanya. Warna

    hijau buah menandakan bahwa buah belum matang, masih asam atau sepat.

    Komoditi tepung pada umumnya dikaitkan dengan warna putih bersih. Jika

    warnanya menyimpang segera dinilai berkurang mutunya.

    Orang yang buta warna tidak dapat mengenali macam-macam warna

    dengan jelas, meskipun ia dapat mengenali warna putih, hitam, dan adanya sinar.

    Orang demikian tidak dapat diandalkan untuk menilai suatu warna cerah dengan

    cara melihat.

    Alat tubuh untuk menilai dengan penglihatan ialah mata. Prinsip cahaya

    dalam alat tubuh mata menyerupai alat kamera yang ada ruangan gelap, celah

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    14/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    3

    cahaya (iris), lensa, dan penerima bayangan benda. Perlengkapan ini ada di dalam

    bola mata. Kornea mata, cairan bening di belakang kornea dan cairan bening di

    belakang lensa adalah media transparan penghantar sinar. Jika pada kamera

    sebagai penerima bayangan adalah film maka pada mata penerimaannya disebut

    retina(Gambar 3).

    Jika ada benda perangsang atau objek di depan mata (Gambar 3C) maka

    benda itu mengirimkan sinar melalui lubang diafragma mata yang dibuat oleh

    selaput iris (Gambar 3A). Sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata dan diteruskan

    menembus ruang bening belakang yang gelap (Gambar 3A) dan membentuk

    bayangan benda perangsang tepat di daerah reseptor yang disebut retina. Sinar

    berupa bayangan itu merangsang sel-sel reseptor (Gambar 3B) dan impulsa yang

    dihasilkan melalui saraf optikus ke saraf pusat (otak) sehingga timbullahkesadaran penglihatan.

    Gambar 3. Mata dan Proses Penglihatan

    Retina adalah suatu lapisan sel-sel peka cahaya yang terdapat di bagian

    belakang mata. Di samping sel-sel peka cahaya di dalam retina terdapat juga

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    15/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    4

    lapisan pigmen. Retina terdiri dari berjuta-juta sel peka cahaya yang mempunyai

    dua bentuk batang dan bentuk kerucut. Dalam satu mata manusia terdapat kira-

    kira 115 juta sel peka berbentuk batang dan kira-kira 6,5 juta sel peka berbentuk

    kerucut. Sel-sel batang peka pada cahaya lemah, sinar-sinar tak berwarna,

    sedangkan sel-sel kerucut peka pada cahaya kuat, warna putih dan warna cerah.

    Sel-sel peka itu jika menerima rangsangan sinar diteruskan sebagai impulsa ke

    saraf mata (optikus). Lensa mata berfungsi meletakkan bayangan objek tepat di

    lapisan retina dengan cara menggembungkan atau menipiskan lensa.

    Jika objek itu dekat, lensa dikembungkan dan jika objek itu jauh, lensa

    ditipiskan (Gambar 3D). Jika kemampuan seseorang untuk mengembungkan dan

    menipiskan lensa mata terbatas maak diperlukan bantuan kaca mata.

    Jika rangsangan sinar kuat terus menerus mengenai mata, maka diperlukansuatu jangka waktu penyesuaian agar mata dapat berfungsi dalam suasana sinar

    lemah. Itulah sebabnya jika pada malam hari seseorang keluar dari ruang yang

    terang benderang kemudian masuk ke ruang gelap ia akan mengalami kebutaan

    beberapa detik sampai 1 atau 2 menit. Jika orang kekurangan vitamin A keadaan

    proses adaptasi ini lemah sekali.

    3.2.1. Warna Sebagai Fenomena Fisika

    Warna dapat dipandang dari dua segi yaitu dari segi fisika dan segi fisio-

    psikologik. Dari segi fisika warna adalah sinar, yaitu gelombang elektromagnetik.

    Sinar mempunyai dua besaran atau parameter yaitu intensitas dan panjang

    gelombang. Intensitas cahaya menggambarkan besaran energi. Energi sinar ini

    disebut juga foton (E), yaitu paket-paket energi kecil atau kuantiti yang

    diberondongkan sebagai sinar dari sumber sinar.

    Intensitas cahaya ditentukan oleh banyaknya foton yang masuk ke dalam

    mata. Satuan energi foton ialah erg/detik. Foton-foton inilah yang menembaki sel-

    sel peka cahaya pada waktu orang menerima rangsangan penglihatan, tetapi tidak

    semua sinar yang masuk ke mata sampai ke retina. Sebagian kecil yaitu kira-kira

    5%, keluar kembali sebagai refleksi dari kornea mata. Sebagian besar yaitu kira-

    kira 50% diserap oleh getah bening mata, kira-kira 35% diserap oleh bagian yang

    tidak peka terhadap cahaya di daerah retina dan hanya 10% yang betul-betul

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    16/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    5

    merangsang mata. Jadi, misalnya sinar lemah sebesar 100 foton masuk ke mata,

    maka yang mengenai sel-sel peka cahaya di retina hanya kira-kira 10 foton.

    Disamping intensitas, sinar juga mempunyai panjang gelombang ().

    Panjang gelombang sinar inilah yang menentukan macam-macam warna. Ukuran

    foton (E) tergantung juga pada panjang gelombang ().

    E = h f

    h adalah konstanta Planck, 6,67 x 10-27

    erg detik, sedangkan f adalah frekuensi

    sinar, yaitu banyaknya gelombang per detik, dengan satuan H2. Jadi, misalnya

    sinar hijau dengan = 510 nm, nilai f dapat dihitung dari kecepatan sinar yang

    nilainya tetap, yaitu 3,0 x 108m/dt.

    f = kecepatan sinar / det

    = 3.0 x 108m/det = 6 x 1014Hz atau det-1

    510 nm

    Foton sinar hijauE = h f

    = 6,67 x 10-27

    erg. X 6,0 x 1014

    det-1

    = 3,89 x 10

    -12erg

    Foton sinar ultra violet = 200 nm mempunyaif = 3 x 10

    8m/det

    nm

    = 1,5 x 1015

    / detE = 6,67 x 10

    -27erg. detik x 1,5 x 10

    15/ det

    = 1,0 x 10-11

    erg

    Panjang gelombang dapat dinyatakan dengan m (milimikron), A0 (derajatAnstrom) atau nm (nanometer).

    1 m= 10-9

    m

    1 A0= 10

    -10m

    1 nm = 10-9

    m

    Dengan demikian satuan gelombang adalah satuan panjang. Di samping itu

    panjang gelombang dapat pula dinyatakan dalam jumlah gelombang per cm,

    dengan satuan cm-1.

    Jadi, jumlah gelombang = cm

    Seperti tersebut diatas, sinar dapat pula dinyatakan dalam frekuensi. Warna biru

    muda dengan = 510 nm, jika dinyatakan dalam frekuensi gelombang menjadi 6 x

    1014

    Hz. Hz ialah satuan frekuensi atau jumlah gelombang per detik.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    17/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    6

    3.2.2. Warna Sebagai Fenomena Fisio-Psikologik

    Dari segi fisio-psikologik warna adalah respon mata manusia terhadap

    rangsangan sinar. Mata hanya peka terhadap sinar dengan panjang gelombang

    tertentu yaitu antara 380 - 770 nm. Di luar panjang gelombang ini mata tidak

    menghasilkan respon warna. Adanya macam-macam warna disebabkan oleh

    adanya sinar yang dominan pada suatu panjang gelombang tertentu dan kurang

    dominan pada panjang gelombang yang lain.

    Tabel 1. Warna, Panjang dan Jumlah Gelombang

    No Warna Panjang Gelombangnm

    J umlah Gelombangx 104cm-1

    1. Merah 630 - 800 1,25 1,59

    2. Jingga 610 630 1,59 1,64

    3. Kuning 560 610 1,64 1,794. Hijau Muda 520 560 1,79 1,92

    5. Hijau 480 520 1,92 2,08

    6. Biru Muda 460 480 2,08 2,17

    7. Biru Tua 440 460 2,17 2,27

    8. Nila 420 440 2,27 2,38

    9. Violet 400 - 420 2,38 2,50

    Sinar dengan panjang gelombang responsif terhadap mata disebut sinar

    terlihat (visible light). Suatu warna, misalnya warna merah, tidak hanya terdiri

    dari satu macam panjang gelombang tetapi dari suatu spektrum panjang

    gelombang dari kira-kira 600 sampai kira-kira 700 nm, warna jingga dari kira-kira

    610 sampai kira-kira 630 nm. Pemindahan spektrum dari satu warna ke warna

    berikutnya tidak tajam melainkan secara gradual.

    Mengapa daun berwarna hijau ? Daun berwarna hijau karena diantara

    seluruh spektrum sinar terlihat antara panjang gelombang 380 770 nm yang

    sebagian besar spektrum panjang gelombang diserap dengan kuat oleh daun.

    Hanya panjang gelombang antara inilah yang dominan dan yang dipantulkan oleh

    daun dan merangsang mata kemudian menghasilkan tanggapan warna hijau(Gambar 4). Demikian pula benda-benda lain yang berwarna cerah seperti merah,

    biru, kuning dan lain-lainnya, menyerap sebagian besar spektrum panjang

    gelombang dan hanya memantulkan panjang gelombang tertentu dan timbullah

    warna spesifik itu. Intensitas yang diserap dan intensitas sinar yang dipantulkan

    mencirikan warnanya.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    18/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    7

    Gambar 4. Penyerapan Spektrum Oleh Daun

    Untuk Menghasilkan Warna Hijau

    Campuran dari dua warna atau lebih dapat menghasilkan warna lain :

    merah dan kuning menjadi jingga, kuning dan biru menjadi hijau, merah dan biru

    menjadi jambon. Putih adalah tanggapan warna yang disebabkan oleh gabungan

    seluruh spektrum terlihat. Sedangkan hitam adalah jika tidak ada sama sekali

    spektrum terlihat dari suatu benda terpancar ke mata. Atau dengan perkataan lain

    tidak ada sinar yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Abu-abu adalah

    tingkat gradual antara warna putih dan hitam.

    3.3. PENCICIPAN

    Indera pencicip berfungsi untuk menilai cicip (taste) dari suatu makanan.

    Indera pencicip terdapat dalam rongga mulut, terutama pada permukaan lidah dan

    sebagian langit-langit lunak (palatummole). Di permukaan rongga mulut terdapat

    lapisan yang selalu basah yang terdapat sel-sel peka. Sel-sel peka ini mengumpul

    membentuk susunan yang disebut puting pencicip (Gambar 5). Puting pencicip

    adalah reseptor untuk pencicipan atau rasa. Ukurannya kecil karena itu hanya

    dapat dilihat dengan mikroskop. Puting pencicip tersembunyi dalam lapisan kulit

    lidah dan mempunyai lubang di permukaan lapisan kulit yang disebut pori

    (Gambar 5C). Pada ujung sel-sel biasanya terdapat rambut-rambut halus, yang

    disebut silia.

    Puting-puting pencicip biasanya mengelompok dan terdapat dalam

    bangunan-bangunan khusus yang disebut papila pencicip (Gambar 5B). Ada

    empat bentuk papila pencicip : papilacircumvalata, fungiformis, filiformis, dan

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    19/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    8

    foliate. Papila ini dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop, terutama papila

    circumvalatayang berukuran paling besar diantara keempat papilayang lain.

    Gambar 5. Indera Pencicipan

    3.3.1. Cicip dan Rasa

    Masing-masing puting pencicip biasanya hanya peka terhadap rasa (cicip)

    tertentu tetapi kadang-kadang juga responsif terhadap beberapa rangsangan cicip.

    Puting pencicip menerima rangsangan berupa cairan kimia. Zat-zat yang tidak

    dapat dilarutkan tidak akan menghasilkan rangsangan pencicipan. Cairan

    perangsang itu mengisi pori-pori di atas puting pencicip sehingga terjadi kontak

    langsung dan merangsang rambut-rambut halus (silia) dari sel-sel sensorik

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    20/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    9

    (Gambar 5C). Impulsa saraf yang dihasilkan oleh sel-sel sensorik kemudian

    diteruskan oleh saraf.

    Puting pencicip manusia hanya dapat membedakan 4 cicip dasar yaitu

    manis, pahit, asin dan asam. Di luar keempat cicip dasar itu puting pencicip tidak

    terangsang atau responsif. Tetapi beberapa peneliti menganggap rasa metalik dan

    rasa gurih juga hasil penginderaan puting pencicip.

    Disamping fungsinya sebagai penilai rasa, puting pencicip juga dapat

    membantu mekanisme mempertahankan kondisi gizi badan. Dari percobaan

    dengan tikus yang sengaja dikurangi zat-zat gizi tertentu, ternyata dari banyak

    macam makanan yang disuguhkan, tikus dapat memilih bagian makanan yang

    kurang mengandung zat gizi. Disamping sebagai alat pencicip rongga mulut dan

    lidah juga dapat menerima rangsangan lain yaitu rangsangan raba atau taktual,tetapi tidak melalui rangsangan terhadap puting pencicip. Gabungan dari

    rangsangan cicip, bau, taktual, suhu, dan pengalaman inilah yang membentuk

    keseluruhan rasa makanan.

    3.3.2. Kepekaan Pencicipan

    Puting pencicip peka terhadap zat kimia yang menghasilkan rangsangan.

    Kepekaan berturut-turut adalah pahit, asam, asin dan manis. Daerah-daerah

    kepekaan terhadap keempat cicip dasar itu terlihat pada Gambar 6.

    Tabel 2. Kepekaan Pencicipan Terhadap Beberapa Zat Perangsang

    No Zat Kimia Banyaknya Bagian Air Per Bagian Zat

    1. Gula Pasir 200

    2. Garam Dapur 400

    3. Asam Khlorida 15.000

    4. Strychnine 2.500.000

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    21/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    10

    Gambar 6. Lokasi Cicip Dasar

    Kepekaan indera dipengaruhi banyak faktor, misalnya pencicipan paling

    peka pada pagi hari (pukul 9-10). Status metabolisme badan mempengaruhi juga

    kepekaan dan keinginan terhadap suatu makanan, misalnya setelah menjalani

    operasi adrenal, keinginan makan yang asin-asin akan menjadi lebih tinggi.

    Penderita defisiensi vitamin B cenderung menyukai makanan berminyak dan

    menolak makanan yang manis-manis. Orang yang kekurangan zat tembaga

    kepekaan terhadap pencicipan menurun. Orang yang sangat peka terhadap pahit

    akan menjadi orang yang sering menolak makanan.

    3.3.3. Rasa Manis, Pahit, Asin dan Asam

    Rasa manis biasanya berasal dari zat non ionik, seperti gula, aldehida,

    ikatan nitro, beberapa khlorida alifatis (misalnya khloroform), sulfida benzoik

    (saccharine). Zat-zat ionik yang mempunyai rasa manis sangat terbatas, misalnya

    pada garam timbel (Pb) dan garam berilium (Be). Meskipun zat-zat tersebut

    menimbulkan rasa manis, tidak semuanya digunakan sebagai bahan pemanis

    makanan (sweeteners). Ada dua golongan bahan pemanis makanan yaitu golongan

    makanan pemanis bergizi dan golongan pemanis tak bergizi. Golongan pertama

    disebut golongan gula sedangkan golongan kedua termasuk antara lain sakharin

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    22/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    11

    dan cyclamat. Rasa manis biasanya dinyatakan dengan gula (sukrosa), dengan

    nilai 100. Tingkat kemanisan za-zat lain diukur berdasarkan rasa manis gula pasir.

    Gula Pasir 100

    Fruktosa 160

    Dekstrosa (glukose) 80

    Laktosa 5

    Maltosa 50

    Sakharin 30.000

    Rasa pahit biasanya juga berasal dari zat-zat non ionik. Contohnya ialah

    alkohol, caffein, strychnine, brucine, quinine, beberapa glucasida linamarin dan

    beberapa ikatan polynitro seperti asam piktrat.

    Rasa asin biasanya berasal dari zat-zat ionik yaitu anionik dan kationik.Termasuk dalam zat-zat anionik ialah Cl

    -, F

    -, CO2

    -, SO4

    -. Termasuk dalam zat-zat

    kationik ialah Na+, Ca

    ++, Mg

    ++dan NH4

    +. Rasa asin yang biasa digunakan untuk

    makanan ialah yang berasal dari garam dapur, NaCl. Rasa asin dapat membantu

    menambah nafsu makan. Tetapi jika terlalu banyak makan garam akan

    menganggu kesehatan. Beberapa zat ionik yang menyebabkan pahit : Ag, Fe,

    Sesium (Cs), Jodium (J). Rasa manis biasanya sangat cepat dirasakan tetapi pahit

    dirasakan lambat dan berkesan lama. Dikatakan bahwa rasa pahit mempunyai

    after tasteyang lama. Rasa pahit pada umumnya tidak dikehendaki. Tetapi untukbeberapa makanan atau minuman diperlukan sedikit rasa pahit, misalnya bir,

    rokok, kopi, dan teh. Beberapa makanan perangsang (appetizer) mengandung juga

    zat-zat yang pahit seperti lalaban (daun papaya, buah peria). Rasa pahit kadang-

    kadang dikatakan juga pada bahan beracun. Banyak tumbuhan beracun

    mempunyai rasa pahit. Beberapa zat pemanis menjadi pahit rasanya jika dosisnya

    terlalu tinggi, contohnya sakharin. Dalam bahan makanan rasa pahit dapat timbul

    karena kerusakan, misalnya rasa pahit pada kedelai dan dedak karena lama

    disimpan. Ubi kayu dapat menjadi pahit karena kepoyoan. Makan garam terlalu

    banyak akan menimbulkan rasa pahit. Hal ini disebabkan oleh garam magnesium

    (Mg) yang terdapat dalam garam dapur. Penggunaan garam untuk rasa asin pada

    masakan biasanya antara 1-2%, sedangkan untuk pengawetan makanan antara 5-

    15%.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    23/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    12

    Rasa asam sebenarnya hanya berasal dari ion hidrogen (H+). Hanya zat-zat

    yang dapat berionisasi dan melepaskan ion hidrogen yang dapat menghasilkan

    rasa asam. Ion H+ selalu diimbangi dengan adanya anion. Jika anion yang

    mengimbanginya OH-maka terjadilah netral, karena ion H+itu segera membentuk

    H2O dan diturunkan konsentrasinya menjadi tinggal 10-7

    . Agar konsentrasi H+

    tetap tinggi, kation itu harus diimbangi dengan anion lain. Dalam hal ini larutan

    disebut asam.

    Berdasarkan jenis anionnya asam dapat digolongkan menjadi asam

    organik dan asam anorganik. Asam organik ialah jika anionnya zat organik

    (asetat, citrat) dan asam anorganik jika anionnya anorganik (Cl-, SO4

    -, NO3

    -).

    Berdasarkan tingkat keasamannya atau konsentrasi H+dalam larutan, asam

    dapat digolongkan :Asam lemah : asam borat, asam karbonat

    Asam sedang : asam citrat, tartrat, laktat

    Asam kuat : HCl, H2SO4, HNO3, asetat

    3.4. PEMBAUAN

    Pembauan juga disebut pencicipan jarak jauh karena manusia dapat

    mengenal enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya

    dari jarak jauh. Indera pembau berfungsi untuk menilai bau-bauan dari suatu

    produk atau komoditi baik berupa makanan atau nonpangan. Bau-bauan lebih

    kompleks daripada cicip. Banyak sekali jenis bau-bauan yang dapat diterima alat

    pembau. Mekanisme pembauan lebih sedikit diketahui manusia daripada

    pencicipan. Kepekaan pembauan lebih tinggi daripada pencicipan. Zat yang

    diperlukan untuk dapat merangsang indera pembau jumlahnya lebih rendah

    daripada zat yang diperlukan untuk merangsang indera pencicip. Kadang-kadang

    jumlah yang tidak dapat diteliti dengan analisis kimiawi masih dapat dikenali

    dengan pembauan.

    Dalam banyak hal enaknya makanan ditentukan oleh baunya. Hal ini jelas

    ditunjukkan oleh orang yang sedang pilek yang tidak dapat menikmati enaknya

    makanan. Industri pangan menganggap sangat penting uji bau karena dapat

    dengan cepat memberikan hasil penelitian produksinya, disukai atau tidak disukai.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    24/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    13

    Pada beberapa hewan, pembauan digunakan untuk mencari makanan, mencari

    lawan seks, dan untuk menghindari musuh.

    Indera pembau terdapat dalam sepasang rongga hidung (Gambar 7).

    Rongga hidung ditutupi membran mukosa, yaitu lapisan sel epitelium yang selalu

    basah. Dalam rongga hidung ada 2 daerah yaitu daerah olfaktori atau daerah

    pembau dan daerah pernapasan. Ukuran daerah alfaktori berbeda-beda pada jenis

    hewan tergantung tingkat kepekaan penciumannya.

    Gambar 7. Indera Pembauan

    Pada manusia daerah olfaktori di bagian atas rongga hidung (Gambar 7A).

    Dalam rongga hidung terdapat tiga celah sempit yang disekat oleh lembaran-

    lembaran lipatan epidermis. Beberapa sel epitelium di daerah olfaktori berbentuk

    langsing dan mempunyai rambut-rambut halus atau silia pada ujungnya (Gambar

    7C). Sel-sel ini bersifat sangat peka terhadap rangsangan bau dan disebut sel

    olfaktori (Gambar 7C).

    Lapisan epitelium olfaktori selalu berpigmen. Pada manusia epitelium

    olfaktori berwarna kuning sedangkan pada hewan berwarna lebih gelap yaitu

    coklat kehitaman. Pada umumnya penciuman hewan sangat tajam. Rupanya

    makin gelap warna epitelium olfaktori makin tajam penciumannya. Dipigmentasi

    atau albinisme pada daerah rongga hidung ada hubungannya dengan rendahnya

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    25/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    14

    kemampuan penciuman. Zat-zat beracun alami biasanya berbau. Zat-zat beracun

    seperti propan, butan, dan karbonmonoksida tidak berbau, tetapi zat-zat ini tidak

    terjadi secara alami melainkan hasil buatan manusia. Hewan menggunakan

    penciuman untuk menghindari keracunan. Tikus putih akan makan bahan beracun

    yang tikus hitam mampu menghindarinya, demikian juga babi putih.

    Permukaan lapisan epitelium selalu basah tetapi tidak tergenang (tertutup)

    cairan. Dengan demikian silia sel-sel olfaktori dapat menangkap gas-gas berbau

    yang melewatinya. Meskipun ada bagian-bagian lain dalam hidung tetapi tidak

    diuraikan disini. Perlu diketahui bahwa fungsi hidung tidak hanya untuk membau

    saja, melainkan juga mempunyai fungsi-fungsi lain, seperti untuk bernapas,

    membuang kotoran yang menyertai udara pernapasan, dan menghangatkan udara.

    Fungsi yang lain-lain tidak akan dibahas disini.

    3.4.1 Mekanisme Pembauan

    Pada waktu orang bernapas udara yang dihirup akan mengalir secara

    turbulentkarena melewati celah-celah rongga hidung. Gas berbau yang terhirup

    pada waktu menarik napas akan tercampur dengan udara pernapasan. Sebagian

    kecil gas langsung mengenai ujung sel-sel olfaktori dan terjadilah rangsangan bau.

    Dalam proses perangsangan bau, molekul gas yang merangsang bau jumlahnya

    kecil. Dalam proses ini yang lebih menentukan bukan jumlah seluruh gas yang

    masuk hidung tetapi jumlah molekul gas per satuan waktu yang menyentuh sel-sel

    peka bau dalam rongga hidung. Jadi, gas berbau hanya akan tercium jika sedang

    bergerak melewati ujung-ujung sel olfaktori. Jika gas itu diam saja dalam rongga

    hidung, orang tidak dapat membaunya meskipun gas berbau itu terkumpul dalam

    rongga hidung. Itulah sebabnya jika orang ingin menghindari bau yang tidak

    sedap ia akan memencet hidung. Dengan pencetan ini udara dalam rongga hidung

    tidak mengalir dan gas berbau yang sudah terdapat dalam rongga hidung tidak

    akan tercium. Gas itu akan segera tercium kembali segera pencetan hidung itu

    dilepaskan.

    Kepekaan sel-sel epitelium olfaktori akan berkurang jika dinding hidung

    kering dan pucat ; dan kepekaan akan meningkat jika dinding itu merah, sedikit

    menebal dan basah. Jika orang sedang mendapat pilek kepekaannya dapat sangat

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    26/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    15

    berkurang atau hilang sama sekali. Demikian juga jika sel-sel epitelium itu

    tertutup lendir atau rongga hidung tersumbat sehingga tidak ada udara berlalu dan

    gas tidak dapat merangsang sel-sel olfaktori. Rangsangan bau juga dapat berasal

    dari rongga mulut atau tenggorokan pada waktu mengeluarkan napas atau

    menelan makanan.

    Kemampuan membau juga merupakan alat mempertahankan diri. Dalam

    hal kemampuan membau, beberapa hewan mempunyai daya pembauan yang

    sangat tajam dan disebut makrosmatik. Anjing dan kijang misalnya, dapat

    mencium bau-bauan yang lemah sekali atau yang berasal dari sumber bau yang

    jauh. Manusia tergolong yang kurang tajam pembauannya, dan disebut

    mikrosmatik. Beberapa orang istimewa mempunyai ketajaman membau mendekati

    sifat makrosmatik. Makhluk yang tidak mempunyai kemampuan membau samasekali disebut bersifat anosmatik.

    Bau-bauan dihasilkan dari interaksi antara zat-zat dengan sel epitelium

    olfaktori. Bau-bauan ini biasanya dihasilkan dari konsentrasi yang sangat rendah.

    Agar dapat menghasilkan bau, zat-zat bau itu harus (1) dapat menguap (volatile) ;

    (2) sedikit dapat larut dalam air ; (3) sedikit dapat larut dalam lemak.

    3.4.2. Kepekaan Pembauan

    Kepekaan pembauan jauh melebihi pencicipan, yaitu 10.000 kali. Pahit

    adalah cicip yang paling peka di antara 4 dasar cicip. Strychnine-HCl dapat

    dicicip pada konsentrasi 4 x 10-5

    %, etil merkaptan dapat dibuat pada konsentrasi 3

    x 10-9

    %.

    Beberapa zat kimia dapat merangsang lebih dari satu indera. Kepekaan

    masing-masing indera terhadap zat kimia tersebut tidak sama.

    Tabel 3. Kepekaan Macam-macam Indera Terhadap Etil Alkohol

    PENGINDERAAN KONSENTRASI, %

    Pembauan 0,44

    Pencicipan 14,0Penginderaan Pada Kulit 25,0

    Orang dapat mendeteksi minyak pepermin pada konsentrasi 0,024 mg per

    liter udara dan minyak kesturi pada konsentrasi 0,004 mg/l udara.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    27/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    16

    Contoh soal :

    Orang membau gas merkaptan dalam ruangan udara. Berapa konsentrasi

    molekuler zat merkaptan dalam udara jika berat molekul etil merkaptan 62 (N = 6

    x 1023). Sekali isap orang dapat menyedot 20 ml udara dan 0,01 mg merkaptan

    dapat diterima oleh 230 m3udara.

    3.4.3. K lasifikasi Bau

    Jika pada pencicipan dikenal 4 cicip dasar, pada pembauan belum ada

    keseragaman pendapat akan macam-macam bau. Klasifikasi bau masih didasarkan

    pada pendapat masing-masing ahli.

    a. Klasifikasi Zwaardemaker

    Zwaardemaker membuat 9 kelas bau. Dalam tiap-tiap kelas ada lagi sub kelas.1. Bau etheris atau bau buah : ester, aldehida, keton

    2. Bau aromatik :

    a. bau kamper

    b. bau jamu

    c. lavender

    d. lemon-rose

    e. amygdalin

    3. Bau balsamik atau wangi-wangian ;

    a. floral

    b. lili

    c. balsanok (vanili)

    4. Bau ambrosial

    5. Bau bawang-bawangan : a. busuk : H2S, merkaptan

    b. amis

    6. Bau bakar :

    a. bau roti hangus

    b. tembakau

    c. fenol

    7. Bau kambing :

    a. bau keringat

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    28/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    17

    b. bau keju

    8. Bau repulsif

    9. Bau busuk : protein busuk

    b. Klasifikasi Henning

    Henning membuat 6 kelas bau :

    1. Bau jamu-jamuan : cengkeh, kayu manis, pala

    2. Bau bunga-bungaan : yasmin

    3. Bau buah-buahan : jeruk, cuka

    4. Bau resin : terpentin

    5. Bau busuk : H2S dan protein busuk

    6. Bau bakar : benda-benda hangusc. Klasifikasi Crocker + Henderson

    Klasifikasi ini terdiri dari 4 kelas bau :

    1. Bau wangi-wangian

    2. Bau asam

    3. Bau bakar

    4. Bau kambing

    d. Klasifikasi berdasarkan kode

    Klasifikasi ini berdasarkan 4 seri, masing-masing seri mempunyai intensitas

    dari 1 sampai 8.

    Seri I : seri bau manis atau wangi-wangian

    Seri II : seri bau asam

    Seri III : seri bau bakar

    Seri IV : seri kaprilat

    Contohnya

    Seri asam bau baku

    7122.. vanili

    7213.. asam sinamat

    5335.. resorsinol demitil eter

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    29/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    18

    2424.. toluen

    5523.. isobutil fenilasetal

    5626.. methil fenilasetal

    5126.. sinsole

    3803.. asam cuka (20% larutan)

    Untuk seterusnya ada seri wangi-wangian, bakar, dan kaprilat. Kesulitan cara

    ini ialah tidak ada bau-bauan alami yang berasal hanya dari satu komponen.

    e. Teori Stereokimiawi dari Amoure

    Berdasarkan teori ini reaksi pembauan terjadi karena adanya bentuk geometrik

    yang komplementer antara reseptor (ujung saraf pembau) dengan molekul zat-

    zat perangsang. Amoure membuat postulat adanya 7 bau-bauan primer.

    Gambar 8. Teori Pembauan Stereokimiawi dari Amoure

    Tujuh macam bau-bauan itu berbeda dalam bentuk geometriknya seperti

    terlihat pada Gambar berikut ini :

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    30/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    19

    Gambar 9. Bentuk Geometri Bauan Primer

    Bau tajam (pungent)

    Bau tajam adalah kekecualian dari teori stereokimiawi. Molekul zat berbau itu

    kekurangan elektron karena bermuatan positif karena itu disebut elektrofilik.

    Contohnya : asam formiat.

    Bau busuk

    Contohnya yaitu butil merkaptan.

    Bau busuk juga merupakan kekecualian dari teori stereokimiawi. Molekul zat

    berbau yang mempunyai kelebihan elektron muatan negatif dan disebut

    nukleofilik.

    3.5. PERABAAN ATAU PENGINDERAAN SENTUHAN

    Berbeda dengan penginderaan lain, penginderaan sentuhan atau perabaan

    tidak terdapat pada alat tubuh khusus atau pada daerah yang terbatas. Penerimaan

    sentuhan atau perabaan terjadi hampir di seluruh permukaan kulit. Kepekaannya

    tidak merata di seluruh daerah. Ada daerah-daerah terbatas yang mempunyai

    kepekaan lebih dari daerah-daerah lain. Beberapa daerah seperti rongga mulut,

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    31/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    20

    bibir, tangan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap sentuhan atau perabaan.

    Ujung jari mempunyai kepekaan yang istimewa dan sangat berguna untuk menilai

    produk atau komoditi. Ujung jari tangan dapat mendeteksi tekanan sebesar 3

    gram/mm2. Ujung jari juga dapat digunakan dengan kepekaan tinggi untuk

    mengenali jarak dua titik (spatial). Dua titik berjarak 2,3 mm dapat dikenali

    dengan perabaan ujung jari. Di daerah punggung sedikitnya tekanan 48 gram/mm2

    dan jarak 67 mm.

    Indera peraba orang buta dapat dipertinggi kepekaannya. Mereka mampu

    membaca huruf-huruf Braille dengan perabaan dan bahkan mampu membaca

    dengan kecepatan yang tinggi. Hal ini karena kepekaan yang meningkat terhadap

    besar dan jarak rangsangan tekanan dengan menggunakan ujung jari tangan.

    Ransangan sentuhan dapat berasal dari macam-macam rangsanganmekanik, fisik, dan kimiawi. Rangsangan mekanik misalnya, berasal dari tekanan.

    Rangsangan tekanan ini dapat dihasilkan oleh singgungan, sentuhan, rabaan,

    pukulan, tusukan, dan ketukan ujung jari. Rangsangan fisik misalnya dalam

    bentuk rangsangan panas, dingin, basah, kering, encer, kental. Rangsangan

    kimiawi misalnya rangsangan alkohol, minyak etheris, pedasnya lada atau

    lombok, gigitan dari asam, sakit dari asam atau basa kuat, sakit tanin, bir dan teh.

    Dari rangsangan-rangsangan itu dihasilkan kesan atau rasa rabaan

    (sensation). Ada macam-macam bentuk kesan atau rasa yaitu sakit, dingin,hangat, tekstur. Rasa rabaan itu juga disebut empat rasa rabaan dasar.

    Ketiga bentuk rangsangan mekanik, fisik, dan kimiawi pada intensitas

    yang tinggi dapat menghasilkan kesan atau rasa sakit. Suhu yang terlalu tinggi

    tidak hanya menghasilkan rasa panas, tetapi juga berakibat rasa sakit.

    Demikian pula suhu rendah jika terlalu rendah akan menghasilkan rasa sakit.

    Tekanan atau tusukan yang rendah akan memberi kesan demikian, tetapi jika

    terlalu keras akan berakibat rasa sakit.

    Rangsangan kimiawi yang dapat menyebabkan rasa sakit dapat

    digolongkan ke dalam kesan atau rasa pedas (pungency) dan gigitan. Termasuk

    dalam rangsangan kimiawi yang menyebabkan rasa pedas (pungency) ialah :

    bawang, asam cuka, cengkeh, pepermin, mustard. Termasuk dalam rangsangan

    kimiawi yang menyebabkan kesan atau rasa gigitan ialah jahe, cabai, lada.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    32/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    21

    Penginderaan tentang tekstur yang berasal dari sentuhan dapat ditangkap

    oleh seluruh permukaan kulit. Tetapi biasanya jika orang ingin menilai tekstur

    suatu bahan digunakan ujung jari tangan. Biasanya bahan yang dinilai itu

    diletakkan di antara permukaan dalam ibu jari, telunjuk, jari tengah atau kadang-

    kadang dengan jari manis. Penilaian biasanya dilakukan dengan menggosok-

    gosokkan jari-jari itu dengan bahan yang dinilai di antara kedua jari. Bahan yang

    dapat dinilai dengan jari berbentuk :

    1. cairan : minyak

    2. jelly : agar-agar, lem

    3. tepung : tepung beras, pati

    4. biji-bijian : beras, lada, kacang hijau

    5. lembaran : kertas, kain6. permukaan : papan, kertas

    Macam-macam penginderaan tekstur yang juga dapat dinilai dengan ujung

    jari meliputi : kebasahan (juiciness), kering, keras, halus, kasar, dan berminyak.

    3.6. RINGKASAN

    Manusia mempunyai 5 alat penginderaan, yang disebut panca indera. Kelima

    alat penginderaan itu ialah alat penglihat, pembau, pencicip, peraba, dan

    pendengar. Alat-alat penginderaan itu terdapat dalam alat-alat tubuh yang

    disebut berturut-turut sebagai mata, hidung, lidah, kulit, dan telinga.

    Dari kelima indera yang sangat umum untuk penilaian penerimaan suatu

    makanan ialah pencicip dan penglihat ; kemudian disusul pembau atau peraba.

    Ada enam tahap yang terjadi selama seseorang menilai suatu bahan :

    1.

    Menerima bahan

    2.

    Mulai mengenali bahan

    3. Mengadakan klasifikasi sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan tersebut

    4.

    Mengingat-ingat bahan yang telah diamati

    5.

    Menguraikan sifat-sifat inderawi dari bahan tersebut

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    33/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    22

    6. Mengadakan evaluasi terhadap bahan tersebut berdasarkan sifat inderawi

    yang dimilikinya

    PENGLIHATAN

    Alat tubuh untuk menilai dengan penglihatan ialah mata. Prinsip cahaya dalam

    alat tubuh mata menyerupai alat kamera yang ada ruangan gelap, celah cahaya

    (iris), lensa, dan penerima bayangan benda. Perlengkapan ini ada di dalam

    bola mata. Kornea mata, cairan bening di belakang kornea dan cairan bening

    di belakang lensa adalah media transparan penghantar sinar. Jika pada kamera

    sebagai penerima bayangan adalah film, maka pada mata penerimaannya

    disebut retina.

    Banyak sifat atau mutu komoditi berkaitan dengan warna. Warna dapat

    dipandang dari dua segi :

    1.

    Dari segi fisika : warna adalah sinar, yaitu gelombang elektromagnetik.

    Sinar mempunyai dua besaran atau parameter yaitu intensitas dan panjang

    gelombang.

    2.

    Dari segi fisio psikologik : warna adalah respon mata manusia terhadap

    rangsangan sinar. Mata hanya peka terhadap sinar dengan panjang

    gelombang tertentu yaitu antara 380 770 nm.

    PENCICIPAN

    Indera pencicip berfungsi untuk menilai cicip (taste) dari suatu makanan.

    Indera pencicip terdapat dalam rongga mulut, terutama pada permukaan lidah

    dan sebagian langit-langit lunak (palatummole). Di permukaan rongga mulut

    terdapat lapisan yang selalu basah yang terdapat sel-sel peka. Sel-sel peka ini

    mengumpul membentuk susunan yang disebut puting pencicip.

    Puting pencicip adalah reseptor untuk pencicipan atau rasa. Disamping

    fungsinya sebagai penilai rasa, puting pencicip juga dapat membantu

    mekanisme mempertahankan kondisi gizi badan. Puting pencicip manusia

    hanya dapat membedakan 4 cicip dasar yaitu manis, pahit, asin, dan asam.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    34/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    23

    PEMBAUAN

    Pembauan disebut juga pencicipan jarak jauh karena manusia dapat mengenal

    enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya dari

    jarak jauh.

    Indera pembau berfungsi untuk menilai bau-bauan dari suatu produk atau

    komoditi baik berupa makanan atau nonpangan.

    Indera pembau terdapat dalam sepasang rongga hidung. Rongga hidung

    ditutupi membran mukosa, yaitu lapisan sel epitelium yang selalu basah.

    Dalam rongga hidung ada 2 daerah yaitu daerah olfaktori atau daerah pembau

    dan daerah pernapasan.

    PERABAAN ATAU PENGINDERAAN SENTUHAN

    Penginderaan sentuhan atau perabaan tidak terdapat pada alat tubuh khusus

    atau pada daerah yang terbatas, penerimaan sentuhan terjadi hampir di seluruh

    permukaan kulit.

    Rongga mulut, bibir, tangan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap

    sentuhan atau perabaan. Ujung jari mempunyai kepekaan yang istimewa dan

    sangat berguna untuk menilai produk atau komoditi. Ujung jari tangan dapat

    mendeteksi tekanan sebesar 3 gram/mm2, mengenali jarak dua titik (dua titik

    berjarak 2,3 mm dapat dikenali dengan perabaan ujung jari).

    Rangsangan sentuhan dapat berasal dari bermacam-macam rangsangan :

    1.

    Rangsangan mekanik, berasal dari tekanan. Rangsangan tekanan ini dapat

    dihasilkan oleh singgungan, sentuhan, rabaan, pukulan, tusukan, dan

    ketukan ujung jari.

    2. Rangsangan fisik, misalnya dalam bentuk rangsangan panas, dingin,

    basah, kering, encer, kental.

    3.

    Rangsangan kimiawi, misalnya rangsangan alkohol, minyak etheris,

    pedasnya lada atau lombok, gigitan dari asam, sakit dari asam atau basa

    kuat.

    Bahan yang dapat dinilai dengan jari berbentuk :

    1. cairan : minyak

    2. jelly : agar-agar, lem

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    35/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    24

    3. tepung : tepung beras, pati

    4. biji-bijian : beras, lada, kacang hijau

    5. lembaran : kertas, kain

    6. permukaan : papan, kertas

    Macam-macam penginderaan tekstur yang juga dapat dinilai dengan ujung

    jari, meliputi : kebasahan (juiceness), kering, keras, halus, kasar, dan

    berminyak.

    3.7. LATIHAN

    1.

    Jelaskan peranan alat indera dalam penilaian mutu atau komoditas pangan !

    2.

    Warna merupakan salah satu sifat sensori yang dapat menjelaskan sifat-sifatlain dari suatu produk, benarkah ? Jelaskan pula mengapa warna merah tomat

    berbeda dibandingkan dengan merah ubi jalar !

    3.

    Sebutkan dan berikan contoh macam-macam rangsangan ?

    4.

    Jelaskan Teori Streokimiawi dari Amoure !

    5. Apa yang dimaksud dengan :

    a. retina

    b.

    puting pencicip

    c.

    silia

    DAFTAR PUSTAKA

    Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Penerbit : Bhratara Karya

    Aksara. Jakarta

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    36/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    1

    BAB IV

    PENGINDERAAN

    .

    4.1. PENGERTIAN PENGINDERAAN

    Apabila seseorang mengarahkan pandangan pada suatu benda, misalnya

    buah apel, maka benda itu sebenarnya mengirimkan sinar ke mata orang dan ia

    akan melihat sifat inderawi warna atau bentuk dari buah apel. Di sini ada

    fenomena fisik yaitu cahaya mengarah ke indera mata, ada proses fisiologi di

    organ mata dan ada proses psikologik di otak orang itu sehingga menimbulkan

    kesadaran akan warna atau bentuk buah apel.

    Demikian pula jika sebutir garam diteteskan ke lidah akan menghasilkan

    kesadaran rasa asin, apabila gas minyak wangi masuk hidung akan menghasilkan

    bau harum yang menyenangkan. Sebaliknya jika telur busuk dekat hidung mula-

    mula disadari adanya bau busuk, kemudian dirasakan bau menusuk yang

    memuakkan dan akhirnya menimbulkan sikap menolak.

    Penginderaan adalah proses fisiologik dan reaksi psikologik (mental).

    Indera manusia merupakan alat tubuh untuk mengadakan reaksi mental

    (sensation, penginderaan) jika mendapat rangsangan (stimulus) dari luar. Reaksi

    mental ini di satu pihak menimbulkan kesadaran atau kesan akan benda yang

    menimbulkan rangsangan ; di lain pihak kesadaran atau kesan itu menimbulkan

    sikap terhadap benda yang merangsang itu. Sikap itu dapat berwujud menjauhi

    atau tidak menyukai, jika rangsangan itu menimbulkan kesan yang tidakmenyenangkan ; sebaliknya dapat berupa sikap menginginkan atau menyukai, jika

    rangsangan itu menimbulkan kesan yang menyenangkan.

    Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologik

    atau reaksi subjektif. Karena itu pengukuran penilaian terhadap kesadaran, kesan,

    dan sikap itu disebut juga pengukuran atau penilaian subjektif. Sedangkan

    TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :

    Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa mampu menyebutkan

    urutan penginderaan dan mekanisme yang terjadi selama

    penginderaan mulai proses fisik, fisiologik dan psikologik

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    37/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    2

    penilaian suatu benda dengan menggunakan alat pengukur disebut penilaian

    objektif. Karena pengukuran atau penilaian ini dengan cara memberi rangsangan

    terhadap alat atau organ tubuh, maka disebut juga penilaian atau pengukuran

    organoleptik. Dalam hal ini sebenarnya yang diukur atau dinilai ialah reaksi

    psikologis seseorang setelah diberi rangsangan, karena itu penilaian ini juga

    disebut penilaian sensorik.

    Rangsangan berasal dari benda perangsang atau agen luar. Benda

    perangsang atau agen luar itu mengeluarkan rangsangan yang diterima langsung

    dan secara spesifik oleh sel-sel peka yang terdapat pada indera. Sel-sel peka yang

    menerima rangsangan (stimulus) membentuk susunan yang disebut reseptor.

    Rangsangan sinar diterima oleh reseptor di mata, rangsangan suara oleh reseptor

    di telinga, rangsangan panas oleh reseptor di kulit. Satu benda dapatmengeluarkan macam-macam rangsangan pada waktu yang bersamaan. Jadi,

    rangsangan yang sampai pada reseptor itu bermacam-macam tetapi hanya satu

    jenis yang diterima oleh suatu indera. Rangsangan itu dapat berupa mekanis

    (tekanan, tusukan), fisis (dingin, panas, sinar, warna), kimiawi (bau-bauan, asin,

    manis, pedas dan sebagainya). Pada waktu alat atau organ tubuh mendapat

    rangsangan, sebelum terjadi kesadaran (sensation) terjadilah proses fisiologik

    dalam organ itu. Proses fisiologik itu dimulai di reseptor dan diteruskan pada

    susunan saraf sensorik atau saraf penginderaan.

    4.2. PROSES PENGINDERAAN

    Rangsangan-rangsangan itu mengadakan reaksi kimiawi dalam reseptor.

    Energi yang merupakan hasil itu diubah menjadi impulsa saraf yang kemudian

    dibawa langsung ke pusat saraf (otak besar) atau melalui saraf belakang. Dalam

    pusat saraf terjadi proses kesadaran. Jadi, proses penginderaan meliputi :

    1.

    Penerimaan rangsangan (stimulus) pada sel-sel peka khusus pada indera ;

    2.

    Terjadinya reaksi biokimia dalam sel-sel peka khusus pada reseptor (energi

    kimia) ;

    3.

    Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulsa) pada sel saraf ;

    4.

    Penghantaran energi listrik impulsa melalui urat saraf ke saraf pusat (otak) ;

    5.

    Interpretasi psikologis dalam saraf pusat untuk menghasilkan kesadaran ;

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    38/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    3

    6. Sikap atau kesan psikogis.

    Jalannya impulsa penginderaan dapat digambarkan secara sederhana

    menurut Gambar 10. Dalam proses penginderaan, impulsa itu dialirkan melalui sel

    saraf.

    Rabaan atau pijitan dengan ujung jari akan menyebabkan adanya

    rangsangan terhadap reseptor saraf peraba yang berada di bawah kulit (Gambar

    10C) dan impulsa diteruskan oleh saraf sensori ke sumsum tulang belakang

    melalui ganglion.

    Di dalam sumsum tulang belakang impulsa diteruskan ke susunan saraf

    pusat (otak) dan timbullah kesadaran akan benda yang diraba atau dipijit. Jika

    rangsangan atau rabaan itu terlalu kuat, misalnya terlalu panas atau terlalu tajam,

    disamping adanya impulsa ke saraf pusat ada pula impulsa di sumsum tulangbelakang yang diteruskan secara jalan pintas ke saraf motoris melalui cabang

    ventral (Gambar 10A) dan menggertak serabut daging di daerah kulit yang kena

    rangsangan untuk bekerja. Gertakan serabut daging ini menghasilkan gerakan

    refleks yaitu gerakan tanpa sadar, untuk menghindari benda perangsang. Di dalam

    pulpa gigi juga terdapat ujung saraf sensorik yang mengalirkan impulsa dari

    rangsangan waktu gigi mengunyah atau rangsangan karena sakit gigi.

    Gambar 10. Syaraf Peraba, Penghangatan Impuls

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    39/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    4

    Dari contoh-contoh tersebut diatas jelaslah bahwa terjadi seperangkat

    proses yang melibatkan benda perangsang, organ indera manusia dan sistem

    syaraf tubuh manusia untuk menghasilkan tanggapan atau respon. Seperangkat

    proses itu disebut penginderaan. Proses penginderaan melibatkan proses fisik,

    proses fisiologik dan proses psikologik yang berlangsung secara silmultan sampai

    menghasilkan suatu tanggapan atau respon.

    Jadi, penginderaan bukan suatu proses sederhana melainkan suatu sistem

    proses yang dapat dilukiskan seperti pada Gambar berikut ini :

    MASUKAN LUARAN

    RANGSANGAN RESPON

    Gambar 11. Skema Sistem Proses Penginderaan, Dengan Masukan

    Yang Fisik dan Luaran Yang Psikologik.

    Dalam sistem proses ini rangsangan dipandang sebagai masukan (input)

    dan respon sebagai luaran (output).

    Proses penginderaan terdiri atas 3 tahap yaitu : (1) proses fisik, (2) proses

    fisiologik, dan (3) proses psikologik. Proses-proses itu berlangsung mulai dari

    penerimaan rangsangan di alat indera sampai menghasilkan respon. Proses ini

    berlangsung sangat cepat padahal sebenarnya melibatkan banyak proses reaksi

    yang merupakan reaksi berantai yang panjang.

    Secara keseluruhan rantai proses reaksi itu meliputi proses: (1) penerimaan

    rangsangan, (2) reaksi biokimia, (3) reaksi pembentukan, (4) reaksi pembuatan

    muatan statik dan impulsa, (5) pengaliran impulsa melalui urat syaraf, (6) proses

    interpretasi fisiologik impulsa oleh pusat syaraf (7) proses fisio-psikologik di

    pusat syaraf, (8) kesadaran atau pengenalan sifat inderawi, (9) sikap subjektif

    panelis. Seluruh proses itu secara sederhana dilukiskan seperti pada Gambar

    berikut ini :

    PROSES

    PENGINDERAAN

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    40/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    5

    PersiapanContoh

    Proses Uji PersiapanPanelis

    Proses Psikologik

    Benda

    Perangsang

    Alat

    Indera

    Pusat

    Syaraf

    Proses Tanggapan

    Proses Proses Fisio- ResponseFisik Fisiologik Psikologik

    Judgement Attitude

    PenerimaanRangsangan

    Discrimination

    Detection Hedonik

    RankingKenal Sikap

    Scaling

    Recognition

    Gambar 12. Skema Proses Penginderaan

    4.3. MEKANISME PENGINDERAAN

    4.3.1. Proses Fisik Penginderaan

    Proses rangsangan adalah proses fisik yang menyangkut benda di luar

    tubuh manusia. Rangsangan berasal dari benda luar yang disebut benda

    perangsang.

    Dalam hubungannya dengan proses penginderaan benda perangsang itu

    dapat berupa produk pangan seperti tomat, kopi, roti, atau sifat fisiknya seperti

    suhu, tekanan, zat kimia yang terkandung di dalamnya. Benda perangsang ini

    mengirimkan percikan energi untuk menggertak (stimulate) organ indera, proses

    yang terjadi adalah proses fisik semata.

    4.3.2. Proses Fisiologik Penginderaan

    Proses fisiologik penginderaan terjadi di seluruh jalur syaraf dari sel peka

    di organ indera, urat syaraf, dan pusat syaraf.

    Di bagian reseptor dari alat indera datangnya rangsangan menggertak

    (stimulate) sel-sel peka untuk melangsungkan proses biokimia. Proses biokimia

    ini melibatkan proses pembentukan muatan listrik statik dan impulsa syaraf yang

    membentuk proses fisiologik di alat indera. Impulsa syaraf yang terbentuk di

    Primer Sekunder Tertier

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    41/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    6

    organ indera itu kemudian disalurkan ke sistem syaraf. Impulsa syaraf diteruskan

    secara fisik fisiologik melalui urat syaraf ke pusat syaraf atau otak.

    4.3.3. Proses Psikologik Penginderaan

    Dalam otak impulsa syaraf diproses secara fisiologik. Dengan acuan

    memori pengalaman dan pengetahuan proses fisiologik itu kemudian diramu

    dengan proses psikologik dan akhirnya diinterpretasi menjadi tanggapan (respon),

    kesan atau sikap.

    Proses psikologik untuk menghasilkan tanggapan berlangsung bertingkat

    yaitu tingkat primer, sekunder dan tertier.

    Respon tingkat primer hanya sampai pada kemampuan kesadaran

    (detection) dan pengenalan (recognition) terhadap adanya suatu sifat inderawiyang berasal dari suatu rangsangan atau contoh produk.

    Respon tingkat sekunder adalah kelanjutan dari respon tingkat primer yaitu

    menyangkut kemampuan membedakan (discrimination) sehingga panelis dapat

    membedakan, membandingkan, membuat urutan, menyatakan tingkat atau

    intensitas suatu sifat inderawi.

    Respon tingkat tertier merupakan kelanjutan respon primer dan sekunder

    serta menyangkut kemampuan hedonik.

    4.4. Sel Saraf (Neuron)

    Sel saraf juga disebut neuron. Neuron mempunyai cabang-cabang

    protoplasmik yang keluar dari badan sel. Impulsa dialirkan secara searah (one way

    traffic) melalui cabang-cabang protoplasmik. Karena itu cabang-cabang

    protoplasmik sel saraf dibagi menjadi dua kelompok menurut arah aliran impulsa.

    Cabang yang mengalirkan impulsa dari ujung luar cabang ke badan sel saraf

    disebut dendrit, sedangkan yang mengalirkan impulsa dari badan sel ke ujung

    cabang disebut axon.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    42/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    7

    Gambar 13. Sel Syaraf

    Neuron yang menyusun saraf motoris disebut neuron motoris, yang

    menyusun saraf sensorik disebut neuron sensori. Pada neuron sensori, axon

    biasanya lebih panjang daripada dendritdan jumlahnya per sel saraf adalah kecil,

    biasanya hanya satu. Axonitu dibungkus dengan 2 lapisan yang berfungsi sebagai

    isolator impulsa.

    Lapisan dalam adalah lapisan berlemak yang disebut myelindan lapisan

    luar adalah lapisan bersel yang disebut neurilemma.

    Ujung luar axon tidak terbungkus dan membentuk ranting terminal.

    Ranting terminal inilah yang menerima impulsa dari sel-sel peka pada reseptor.

    Reseptor biasanya mempunyai bentuk yang spesifik dan disusun dalam alat tubuh

    yang disebut indera.

    4.4.1. Tanggapan Trigeminal

    Urat saraf trigeminusterdiri dari saraf sensorik dan motorik. Saraf sensorik

    menerima rangsangan dari daerah muka, kepala, kelopak mata, daerah hidung,

    dan gigi. Saraf sensorik ini menghasilkan suatu tanggapan yang disebut tanggapan

    trigeminal.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    43/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    8

    Makanan atau benda-benda berbau yang merangsang daerah rongga mulut

    dan rongga hidung merangsang alat indera pencicip dan pembau. Di samping itu

    yang berperanan penting di dalam penilaian makanan itu ialah adanya zat-zat

    kimia yang merangsang ujung saraf sensorik trigeminus. Rangsangan dari zat-zat

    kimia inilah yang menghasilkan tanggapan trigeminal. Karena rangsangan itu

    berasal dari zat-zat kimia tertentu disebut juga penginderaan kimiawi.

    Penginderaan inilah yang mempunyai sumbangan penting di dalam penilaian

    menggunakan rongga mulut (pencicipan), sehingga tanggapan terhadap makanan

    merupakan campuran dari tanggapan cicip pembauan, dan trigeminal.

    4.4.2. Rasa (Flavor)

    Rasa makanan yang kita kenal sehari-hari sebenarnya bukan satutanggapan melainkan campuran dari tanggapan cicip, bau, dan trigeminal yang

    diramu oleh kesan-kesan lain seperti penglihatan, sentuhan, dan pendengaran.

    Jadi, kalau kita menikmati atau merasakan makanan, sebenarnya kenikmatan

    tersebut diwujudkan bersama-sama oleh kelima indera. Peramuan rasa itu ialah

    suatu sugesti kejiwaan terhadap makanan yang menentukan nilai pemuasan orang

    yang memakannya. Bagi orang Indonesia yang sudah sejak kecil mengenal tempe

    dapat menikmati enaknya tempe. Sebaliknya orang Eropa belum tentu mengenal

    tempe tidak akan dapat memberikan apresiasi terhadap rasa tempe bahkan

    mungkin menganggap makanan yang menjijikkan.

    Beberapa ahli membatasi rasa makanan sebagai kombinasi dari kesan-

    kesan atau tanggapan cicip, bau dan perabaan tetapi ada pula yang memasukkan

    unsur pendengaran. Peranan pendengaran terutama dari penilaian terhadap

    kerenyahan makanan tertentu seperti kerupuk, mentimun, keripik.

    4.4.3. Peranan Gigi Dalam Penginderaan

    Disamping penginderaan cicip, pembauan dan sentuhan pada permukaan

    rongga mulut, gigi juga mempunyai peranan dalam penginderaan, terutama dalam

    penilaian makanan.

    Saraf gigi mempunyai cabang-cabang yang masuk ke dalam pulpa gigi dan

    juga ke daerah membran gigi (Gambar 10B). Adanya rangsangan tekanan selama

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    44/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    9

    mengunyah dan menggigit, terjadilah rangsangan pada ujung saraf-saraf tersebut,

    terutama ujung saraf di daerah membran gigi. Tanggapan yang dihasilkan dari

    rangsangan tersebut turut menentukan kesan di dalam penilaian makanan dengan

    mengunyah.

    4.5. RINGKASAN

    PENGERTIAN PENGINDERAAN

    Penginderaan adalah proses fisiologik dan reaksi psikologik (mental). Indera

    manusia merupakan alat tubuh untuk mengadakan reaksi mental (sensation,

    penginderaan) jika mendapat rangsangan (stimulus) dari luar.

    Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologik atau

    reaksi subjektif. Karena itu pengukuran penilaian terhadap kesadaran, kesan,dan sikap itu disebut juga pengukuran atau penilaian subjektif.

    Penilaian suatu benda dengan menggunakan alat pengukur disebut penilaian

    objektif. Karena pengukuran atau penilaian ini dengan cara memberi

    rangsangan terhadap alat atau organ tubuh, maka disebut juga penilaian atau

    pengukuran organoleptik.

    Dalam hal ini sebenarnya yang diukur atau dinilai ialah reaksi psikologis

    seseorang setelah diberi rangsangan, karena itu penilaian ini juga disebut

    penilaian sensorik.

    Proses penginderaan meliputi :

    1. Penerimaan rangsangan (stimulus) pada sel-sel peka khusus pada indera

    2. Terjadinya reaksi biokimia dalam sel-sel peka khusus pada reseptor

    (energi kimia)

    3.

    Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulsa) pada sel saraf

    4.

    Penghantaran energi listrik impulsa melalui urat saraf ke saraf pusat (otak)

    5. Interpretasi psikologis dalam saraf pusat untuk menghasilkan kesadaran

    6.

    Sikap atau kesan psikologis

    Proses penginderaan terdiri atas 3 tahap yaitu :

    (1) Proses fisik,

    (2) Proses fisiologik, dan

    (3) Proses psikologik.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    45/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    10

    MEKANISME PENGINDERAAN

    1. Proses Fisik Penginderaan

    Proses rangsangan adalah proses fisik yang menyangkut benda di luar

    tubuh manusia. Rangsangan berasal dari benda luar yang disebut benda

    perangsang.

    Dalam hubungannya dengan proses penginderaan benda perangsang itu

    dapat berupa produk pangan seperti tomat, kopi, roti, atau sifat fisiknya

    seperti suhu, tekanan, zat kimia yang terkandung di dalamnya. Benda

    perangsang ini mengirimkan percikan energi untuk menggertak (stimulate)

    organ indera, proses yang terjadi adalah proses fisik semata.

    2. Proses Fisiologik Penginderaan

    Proses fisiologik penginderaan terjadi di seluruh jalur syaraf dari sel peka

    di organ indera, urat syaraf, dan pusat syaraf.

    Di bagian reseptor dari alat indera datangnya rangsangan menggertak

    (stimulate) sel-sel peka untuk melangsungkan proses biokimia. Proses

    biokimia ini melibatkan proses pembentukan muatan listrik statik dan

    impulsa syaraf yang membentuk proses fisiologik di alat indera. Impulsa

    syaraf yang terbentuk di organ indera itu kemudian disalurkan ke sistem

    syaraf. Impulsa syaraf diteruskan secara fisik fisiologik melalui urat syaraf

    ke pusat syaraf atau otak.

    3. Proses Psikologik Penginderaan

    Proses psikologik untuk menghasilkan tanggapan berlangsung bertingkat

    yaitu tingkat primer, sekunder dan tertier.

    Respon tingkat primer hanya sampai pada kemampuan kesadaran

    (detection) dan pengenalan (recognition) terhadap adanya suatu sifat

    inderawi yang berasal dari suatu rangsangan atau contoh produk.

    Respon tingkat sekunder adalah kelanjutan dari respon tingkat primer yaitu

    menyangkut kemampuan membedakan (discrimination) sehingga panelis

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    46/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    11

    dapat membedakan, membandingkan, membuat urutan, menyatakan

    tingkat atau intensitas suatu sifat inderawi.

    Respon tingkat tertier merupakan kelanjutan respon primer dan sekunder

    serta menyangkut kemampuan hedonik.

    C. SEL SARAF (Neuron)

    Sel saraf juga disebut neuron. Neuron mempunyai cabang-cabang

    protoplasmik yang keluar dari badan sel. Impulsa dialirkan secara searah (one

    way traffic) melalui cabang-cabang protoplasmik. Karena itu cabang-cabang

    protoplasmik sel saraf dibagi menjadi dua kelompok menurut arah aliran

    impulsa. Cabang yang mengalirkan impulsa dari ujung luar cabang ke badan

    sel saraf disebut dendrit, sedangkan yang mengalirkan impulsa dari badan selke ujung cabang disebut axon.

    D. TANGGAPAN TRIGEMINAL

    Urat saraf trigeminus terdiri dari saraf sensorik dan motorik. Saraf

    sensorik menerima rangsangan dari daerah muka, kepala, kelopak mata, daerah

    hidung, dan gigi. Saraf sensorik ini menghasilkan suatu tanggapan yang

    disebut tanggapan trigeminal.

    Yang berperanan penting di dalam penilaian makanan itu ialah adanya zat-

    zat kimia yang merangsang ujung saraf sensorik trigeminus. Rangsangan dari

    zat-zat kimia inilah yang menghasilkan tanggapan trigeminal. Karena

    rangsangan itu berasal dari zat-zat kimia tertentu disebut juga penginderaan

    kimiawi.

    E. RASA (Flavor)

    Rasa makanan yang kita kenal sehari-hari sebenarnya bukan satu tanggapan

    melainkan campuran dari tanggapan cicip, bau, dan trigeminal yang diramu

    oleh kesan-kesan lain seperti penglihatan, sentuhan, dan pendengaran. Jadi,

    kalau kita menikmati atau merasakan makanan, sebenarnya kenikmatan

    tersebut diwujudkan bersama-sama oleh kelima indera.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    47/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    12

    F. PERAN GIGI

    Gigi juga mempunyai peranan dalam penginderaan, terutama dalam penilaian

    makanan. Saraf gigi mempunyai cabang-cabang yang masuk ke dalam pulpa

    gigi dan juga ke daerah membran gigi. Adanya rangsangan tekanan selama

    mengunyah dan menggigit, terjadilah rangsangan pada ujung saraf-saraf

    tersebut, terutama ujung saraf di daerah membran gigi. Tanggapan yang

    dihasilkan dari rangsangan tersebut turut menentukan kesan di dalam penilaian

    makanan dengan mengunyah.

    4.6. LATIHAN1.

    Apa yang dimaksud dengan penginderaan ? Sebutkan unsur-unsur yang harus

    ada dan jelaskan pula mekanisme dan urutan yang terjadi selama proses

    penginderaan !

    2.

    Gambarkan dan jelaskan skema proses penginderaan !

    3.

    Jelaskan peran gigi dalam penginderaan !

    4.

    Proses psikologik penginderaan meliputi 3 respon, yaitu respon tingkat

    primer, sekunder dan tertier. Jelaskan disertai contoh !

    5.

    Apa yang Sdr ketahui tentang hal-hal di bawah ini :

    a.

    dendrit

    b. axon

    c. tanggapan trigeminal

    d.

    penilaian organoleptik

    e.

    ganglion

    DAFTAR PUSTAKA

    Soekarto, Hubets. 2000. Metodologi Penilaian Organoleptik. Penerbit : IPB.Bogor.

    Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Penerbit : Bhratara Karya

    Aksara. Jakarta.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    48/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    1

    BAB V

    RANGSANGAN DAN KESAN

    5.1. HUBUNGAN RANGSANGAN DAN KESAN

    Proses penginderaan terjadi karena adanya rangsangan yang sesuai dengan

    reseptor alat indera. Jadi, rangsangan adalah suatu penyebab yang menggertak

    proses penginderaan dan menyebabkan tanggapan, kesan atau kesadaran. Jadi,

    disini terdapat hubungan antara alat indera, proses penginderaan dan rangsangan.

    Hubungan itu terlihat pada Tabel berikut ini :

    Tabel 4. Hubungan Antara Alat Tubuh, Penginderaan, dan Rangsangan

    ALAT TUBUH PENGINDERAAN RANGSANGAN

    Mata Penglihatan Buah tomat berwarna

    merah

    Telinga Pendengaran Bunyi orang makan

    kerupuk

    Lidah Pencicipan Garam

    Hidung Pembauan Parfum

    Kulit Dalam

    Rongga Mulut

    dan Hidung

    Perabaan Makanan

    Jenis rangsangan pada umumnya dapat digolongkan dalam kelompok fisik,

    mekanik, dan kimiawi. Beberapa ahli mengelompokkan berdasarkan perangsang

    yang dominan dalam penginderaan. Menurut mereka, ada enam macam

    rangsangan yaitu : (1) mekanis ; (2) thermal (panas dan dingin) ; (3) fotik (cahaya)

    ; (4) akustik (suara) ; (5) kimiawi, dan (6) elektrik.

    Rangsangan tersebut menggertak atau mengenai alat indera dengan

    besaran atau intensitas tertentu. Besarnya rangsangan dapat diukur dengan satuan-

    TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :

    Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa mampu menjelaskan

    hubungan antara rangsangan dan kesan, dimensi psikologis, serta

    jenis-jenis ambang rangsangan yang ada dalam penilaian inderawi.

  • 7/21/2019 BA Penilaian Indera

    49/86

    Bahan Ajar Penilaian Indera Revisi 0 Update 02 Februari 2010

    2

    satuan fisik yang lazim untuk mengukur fenomena fisik. Sebaliknya kesan atau

    tanggapan yang dihasilkan oleh rangsangan mempunyai dimensi-dimensi.

    Beberapa dimensi dapat mempunyai satuan fisik tetapi beberapa yang lain tidak

    dapat diukur dengan satuan fisik dan harus dinyatakan dalam dimensi psikologik.

    Beberapa dimensi dari tanggapan atau kesan yaitu (1) jenis kesan, (2) intensitas

    kesan, (3) luas daerah kesan, (4) lama kesan, (5) kesan hedonik.

    Jenis kesan yang dihasilkan dari rangsangan garam ialah asin. Buah pisang

    menghasilkan kesan warna kuning. Satu benda perangsang, misalnya buah tomat

    dapat menghasilkan beberapa jenis kesan misalnya rasa asam, warna merah, halus

    pada permukaan buah.

    Intensitas kesan mencakup ringan atau beratnya kesan. Mencicip larutan

    garam 30% memberikan intensitas rasa asin yang lebih tinggi dibandingkandengan mencicip larutan garam 0,05%.

    Luas daerah kesan yang juga disebut sensation magnitude adalah

    kesadaran akan luasnya daerah yang terkena rangsangan. Misalnya menempelkan

    sebutir kristal garam di ujung lidah akan dirasakan satu daerah sempit di tempat

    butir kristal diletakkan. Sebaliknya berkumur dengan larutan garam akan

    dirasakan asin di tempat yang lebih luas, meskipun tidak di seluruh permukaan

    rongga mulut.

    Lama kesan berbeda-beda tergantung pada jenis rangsangan dan jenis alat

    indera. Kesan dapat tertinggal lama dirasakan oleh indera, tetapi dapat juga

    sebentar. Rasa pahit dapat lama dirasakan oleh pangkal lidah sebaliknya rasa

    manis akan cepat hilang segera setelah benda