bab i sumber air

Upload: novsa-lirik-q

Post on 19-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    1/19

    Sanitasi Pemukiman-

    BAB I

    SUMBER AIR

    Tujuan Pembelajaran Umum:

    Mahasiswa dapat memahami sampai menyimpulkan tentang sumber-sumber air.

    Tujuan Pembelajaran Khusus:

    Mahasiswa dapat memvisualisasikan dan menyimpulkan tentang airtanah, air

    permukaan, dan air hujan, sebagai sumber air.

    LEMBAR INFORMASI

    1.1Sirkulasi Air

    Air timbul ke permukaan dari kedalaman laut yang dingin. Pada daerah tropik. air itu

    bercampur dengan udara permukaan yang bersuhu sekitar 270C. Pertama-tama air

    dingin ini membantu suhu agar tetap pada tingkat tersebut. Ketika menguap dari

    permukaan, air diubah dari zat cair menjadi uap, dan perubahan ini membutuhkan

    energi. Air menyerap energi ini sebagai bahan penguap, ini dapat dianggap sebagai

    kendaraan pengangkut yang siap melalui arus udara yang mengalir ke utara dan ke

    selatan dari katulistiwa.

    Jika uap tersebut memasuki arus tinggi di atas katulistiwa, perputaran bumimemaksanya untuk bergerak ke timur laut sampai dicapainya garis lintang 300. Di sana

    uap tadi menyejuk dan mungkin turun lalu melintas miring melalui zona iklim sedang di

    utara untuk bertemu dengan arus udara dingin dari kutub utara.

    Pertemuan antara dua massa udara yang berlainan itu mengakibatkan timbulnya badai

    yang bergolak. Uap tadi tiba-tiba mengembun menjadi zat cair dan seluruh energy yang

    terserap di kawasan tropic dilepaskan sehingga menghangati udara yang dingin di

    tempat itu. Pada proses ini air yang cair membeku. Energi matahari yang terpancar

    memberi tenaga untuk mengangkat air ke dalam atmosfir sehingga dapat jatuh kembali.

    Sirkulasi tersebut mirip dengan mesin uap. Dalam mesin sirkulasi ini matahari adalahsebagai tungkunya, sebagai ketelnya adalah samudera dan daratan, sedangkan

    pengembunnya adalah atmosfir bagian atas yang dingin. Mesin ini melakukan kerja

    besar-besaran, yaitu: membuat cuaca, menentukan iklim, mengarahkan arus samudera,

    memahat lembah dan memungkinkan kehidupan di darat, Air yang menguap ke dalam

    atmosfir memasuki tata arus angin yang bertiup di bumi. Dalam bentuk uap dan bintik

    air, menempuh ribuan kilometer sebelum kembali ke permukaan, lihat gambar. 1.

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    2/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Gambar 1:Sirkulasi air

    Peredaran air di bumi yang tanpa akhir, digambarkan di sini dimulai dari sebelah kiri

    dengan curahan hujan dari awan. Hujan meresap ke dalam bumi. Sebagian airnya kelakakan merembes ke dalam samudera, sebagian lagi mengalir ke dalam saluran dan danau.

    Bersamaan dengan itu air mulai tahap kebalikannya dalam proses sirkulasi, yakni

    penguapan (titik-titik). Sebagian air sebenarnya sudah menguap selama hujan turun,

    sebagian besar naik dari tanah basah, dari sungai dan danau, dan menguap, berkumpul

    dalam awan. sirkulasi air pun berulang kembali.

    1.2 Air Permukaan

    Air permukaan adalah air yang terdapat dalam laut, danau, sungai-sungai dan lain-lain.

    Air permukaan ini dalam hal kekeruhan berubah-ubah, apalagi pada waktu musim hujan

    air sangat keruh. Tetapi di daerah pegunungan dimana tak terdapat kegiatan manusia

    pada waktu musim kemarau sungai-sungai tampak jernih.

    Selain kekeruhan, susunan kimiawi juga dapat berubah-ubah. Karena terbukanya di

    permukaan, maka akan mengalami pengotoran, baik pengotoran berupa benda-benda

    padat (sampah, dan lain-lain), maupun pengotoran bakteriologis. Karena itu air

    permukaan harus diolah terlebih dahulu bila air tersebut akan dijadikan air minum.

    a. Air Laut

    Kita ketahui bahwa laut merupakan sumber air yang tidak terhingga banyaknya. Di

    kutub selatan ada benua yang luasnya 1,5 kali benua Australia, yaitu benua Antartika.

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    3/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Benua ini selalu ditutupi dengan lapisan es yang tebal sampai ke laut sekelilingnya. Jadi

    benua Antartika adalah merupakan sumber air tawar, walaupun berupa es.

    Air laut banyak mengandung macam-macam garam, terutama garam dapur yang

    menyebabkan rasa yang sangat asin sehingga tak dapat diminum.

    Di negara-negara yang sangat menderita kekurangan air minum sudah banyak

    diusahakan menawarkan airlaut, sehingga dapat diminum. Salah satu cara menawarkan

    air laut yang termudah ialah dengan jalan penguapan oleh tenaga panas matahari.

    b. Air DanauTerjadinya danau-danau alam, banyak ragamnya tergantung dari keadaan geologis di

    tempat tersebut. Misalnya di sebabkan oleh karena penurunan suatu tempat, maka akan

    terbentuk suatu danau atau kawah-kawah dari gunung berapi. Dan bekas gunung berapi

    akan terbentuk pula danau-danau.

    Untuk pembentukan danau, maka diperlukan sebuah wadah yang kira-kira merupakan

    sebuah mangkok. Adanya danau-danau ini penting, selain sebagai cadangan air minum,

    juga untuk keperluan-keperluan yang lainnya, misalnya untuk pembangkit tenaga listrik.

    c. Air Sungai

    Air hujan yang jatuhnya kepermukaan bumi akan meresap ke dalam humus dan tanah,

    mengisi lubang-lubang tanah, mengalir ke rawa-rawa, danau-danau, dan bila telah jenuh

    maka sejumlah air sisanya akan mengalir membentuk sungai-sungai.

    .Air sungai ada yang meresap ke dalam tanah, dan sebaliknya air tanah ada pula yang

    masuk mengalir ke sungai-sungai, yang akhirnya air sungai masuk ke laut. Di daerah air

    hujan yang jatuh akan mengalir ke lembah-lembah yang terendah. Air akan terkumpul

    dan dari sini mengalir ke bagian permukaan tanah yang lebih rendah.

    Dengan demikian terbentuklah anak sungai. Di bagian lembah-lembah lain akan

    terbentuk pula anak-anak sungai dan karena air akan mengalir ke arah yang terendah,

    maka anak-anak sungai ini dapat bertemu menjadi sungai-sungai. Air sungai dapat

    digunakan sebagai sumber air minum tetapi perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum

    dipakai.

    1.3Air Hujan

    Air hujan dapat juga digunakan sebagai air bersih, tergantung di mana hujan tersebut

    turunnya. Dilihat dari jatuhnya hujan tersebut, akan menimbulkan bermacam-macam

    jenis kandungan kotoran dan berbeda-beda pula larutan yang ada dalam air hujan,

    tergantung lokasinya.

    Sebagai contoh, hujan yang turun pada daerah yang lapang tidak ada polusi, maka hujan

    tersebut airnya bersih dan tidak mengandung kotoran serta bakteri, hanya rasa air

    tersebut kurang segar karena tidak mengandung larutan garam Akan tetapi jika hujan

    tersebut turun pada daerah yang banyak mengandung atau terdapat larutan gas di udara,

    maka hujan tersebut akan banyak mengandung larutan yang membahayakan bagi

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    4/19

    Sanitasi Pemukiman-

    kesehatan, seperti pada daerah industri logam, baja, aluminium, dan bahan kimia

    lainnya.

    Air hujan secara teoritis tidak mengandung kuman, sebab asalnya dari uap air, tetapi

    setelah jatuh ke bumi maka air tersebut akan kotor. Air hujan yang jatuh di lapangantanpa polusi, akan mengandung kurang lebih bakteri sebanyak (1-100) ribu/ml, sehingga

    hal ini dapat dibersihkan dengan menggunakan kaporit.

    Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak penduduk yang memanfaatkan air hujan untuk

    keperluan rumah tangga, bahkan untuk air minum. Jadi air hujan dapat pula membantu

    memecahkan masalah kekurangan air minum, untuk itu kita perlu mengetahui cara-cara

    memanfaatkannya serta mengolahnya. Air hujan yang hendak kita manfaatkan

    sebenarnya sudah ditadah oleh atap dari rumah dan selanjutnya hanya diperlukan bak

    penampungan air hujan. Semakin lebat keadaan hutan, maka semakin banyak dapat

    menyimpan air hujan.

    1.4Air Bawah Permukaan

    Banyak ahli yang berpendapat bahwa air tanah terjadi dari air hujan yang jatuh ke tanah

    dan meresap ke dalam tanah. Disamping itu ada beberapa teori lain, yaitu:

    1) Menurut Volgen: bahwa air tanah terjadi karena temperatur yang rendah di muka

    tanah, akan terjadi suatu embun dan meresap ke tanah dan mencair menjadi air tanah.

    2) Menurut Suesz, dalam teorinya mengungkapkan bahwa air tanah terjadi karena

    pengembunan dari lapisan tanah yang dalam. Sedangkan sebagian air yang berada di

    dalam tanah, terletak di antara butiran-butiran tanah (lihat gambar (2).

    Disamping itu ada pula air tanah yang terletak di antara tanah pasir dengan tanah liat, ini

    disebut pasir kelempungan. Pada kondisi tertentu tanah yang demikian ini merupakan

    tanah yang kuat, artinya tidak mudah susut jika terkena iklim alam, dan tanah tersebut

    merupakan tanah yang rapat air.

    Gambar 2:Struktur air tanah

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    5/19

    Sanitasi Pemukiman-

    a. Air tanah bebas/dangkal

    Air tanah bebas yaitu air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air,dimana permukaan

    air tanah tersebut horizontal karena tidak mendapat pengaruh apapun atau tidak berada

    dalam tekanan. Air tanah bebas ini dangkal, karena hanya sampai kedalaman 15 m.

    Gambar 3: Air tanah bebas/dangkal

    Profil permukaan air tanah dangkal tergantung dari profil permukaan tanah dan lapisan-

    lapisan tanah itu sendiri. Di daerah pegunungan permukaan air tanah terdapat di lereng-

    lereng. Di daerah perbukitan air tanah sangat dalam dibandingkan di daerah datar. Kalau

    kita akan membuat sumur di tempat yang berbukit, sumur harus dalam agar diperoleh

    air. Sedang di tempat yang datar, sumur dangkal sudah dapat diperoleh air.

    b. Air tanah tak bebas

    Air tanah yang terdapat di antara dua lapisan kedap air, sehingga air tersebut semakin ke

    bawah akan semakin tinggi tekanannya, artinya bila dataran tanahnya rendah semakin

    besar tekanannya sehingga akan merupakan saluran air di dalam tanah (gambar 4).

    c. Air artesis

    Air artesis ini berasal dari air tanah takbebas, yang kemudian lapisan kedap air bagian

    atasnya mengalami retak, hal ini kemungkinan akibat adanya gempa bumi, karena

    terpengaruh oleh panas magma yang ada di bawahnya. Maka air tanah artesis tersebut

    dapat keluar dari permukaan tanah.

    Kemungkinan lain, yaitu kalau aliran air tanah tersebut terhalang atau terhenti akibat

    lapisan tanah yang kedap air, hal ini akan berakibat terjadinya air artesis.

    Kejadian-kejadian tersebut di atas dinamakan artesis, karena orang pertama mengenal

    air ini di desa Artois (1176) daerah Prancis, maka air yang keluar dari dalam tanah

    dengan cara demikian dinamakan air artesis.

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    6/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Gambar 4:Air tanah tak bebas

    Kalau ditinjau dari kecepatan aliran di dalam tanah, yaitu jika air tanah tersebut

    mengalir dengan kecepatan lebih dari dua meter per hari atau 2,3 x10 -3cm/detik, maka

    air tersebut kurang bersih karena kuman-kumannya tidak tersaring oleh butir-butir

    tanah. Jika air tersebut setelah diperiksa secara bakteriologis ternyata masih

    mengandung kuman, maka asal air tersebut harus diselidiki, mungkin karena daerahtersebut adalah daerah persawahan yang alirannya mempunyai kecepatan yang tinggi

    atau karena hal lainnya.

    Tidak setiap tempat tanahnya mengandung lapisan-lapisan sumur artesis. Untuk

    menentukan adanya lapisan air artesis juga tidak mudah. Dengan bantuan ilmu

    hidrogeologi dapat diperkirakan ada tidaknya lapisan-lapisan air artesis. Hal ini pun

    masih dapat meleset, karena tidak dilakukan pengeboran percobaan terlebih dahulu.

    Kedalaman lapisan air artesis pada setiap tempat berbeda-beda dan tidak mudah

    menentukan dengan tepat, kecuali bila dilakukan pengeboran percobaan seperti pada

    gambar 5.

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    7/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Gambar 5:Konstruksipemompaan air artetis dan air tanah bebas

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    8/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Lembar Tambahan BA-SPM

    1.

    SUMBER AIR

    1. Sumur Bor

    1.1 Sumur Dangkal

    Penerapan hukum Darcy untuk aliran radial

    pada akifer bebas (unconfined aquifer), dengan

    asumsi tanah homogen, isotropik, dan akifer

    horisontal dengan menggunakan persamaan

    Dupuit :

    dr

    dhhKrQ 2 .. (1.1)

    Integral dari persamaan (1.1) di atas dengan

    batas dari hH dan dari rwR, sehingga

    diperoleh:

    w

    w

    ww

    R

    r

    H

    hw

    rR

    hHKQ

    rRKhH

    r

    dr

    K

    Qdhh

    ln

    ln

    22

    22

    ......... (1.2)

    Gambar 1.1 Aliran radial pada sumur dangkal.

    dimana :

    Q = debit sumur bor (m3/detik).

    H = tinggi muka airtanah bebas sebelum dilakukan pemompaan, diukur terhadap lapisan

    tanah impermeable (m).

    hw= tinggi muka airtanah di sumur bor, diukur terhadap lapisan tanah impermeable (m).

    R = jari-jari pengaruh muka air surutan (m), didapat berdasarkan analisa sensitivity test

    atau berdasarkan rumus pendekatan menurut Sichardt R = 3000 s (K0,5

    ).

    rw= jari-jari sumur bor (m).

    R

    2 rw

    QMuka tanah

    Kerucu

    tsuru

    tan

    hw

    h

    r

    Muka airtanah awal

    Akifer bebasH

    Lapisan tanah impermeabel

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    9/19

    Sanitasi Pemukiman-

    s = penurunan muka air di sumur bor (m), berdasarkan pengukuran langsung.

    K = koefisien permeabilitas akifer (m/hari, atau m/detik). Didapat berdasarkan

    perhitungan pumping test, atau dari hasil uji di laboratorium dengan alat

    permeameter.

    Bila menggunakan sumur pengamat (SP), maka debit sumur bor dapat dihitung dari

    integrasi persamaan dupuit (1.1) dengan batas dari h1h2dan dari r1r2, sehinggadiperoleh :

    1

    2

    2

    1

    2

    2

    lnr

    r

    hhKQ ..(1.3)

    Dan koefisien permeabilitas akuifer :

    1

    22

    1

    2

    2

    lnr

    r

    hh

    QK

    ...(1.4)

    dimana :

    Q = debit pemompaan (m3/detik).

    K = koefisien permeabilitas akifer bebas (m/hari, atau m/detik).

    h1= tinggi air dalam sumur pengamatan-1 diukur dari lapisan kedap air (m).

    h2= tinggi air dalam sumur pengamatan-2 diukur dari lapisan kedap air (m).

    r1= jarak sumur pengamatan-1 terhadap sumur pompa (m).

    r2= jarak sumur pengamatan-2 terhadap sumur pompa (m).

    Gambar 1.2 Aliran radial pada sumur dangkal dengan menggunakan sumur pengamat.

    h1r1

    r2

    h2

    2 rw

    Q Sumur SP-1 Sumur SP-2Muka tanah

    Kerucut surutan

    hw

    h

    r

    Muka airtanah asli

    Akifer tak tertekan / bebas

    H

    s1s2

    Lapisan impermeabel

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    10/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Contoh :

    Debit pemompaan sumur dangkal Q = 75 gpm dari akifer tak tertekan/bebas. Muka

    airtanah awal pada elevasi 35 ft (dpl). Setelah sekian waktu dilakukan pemompaan

    muka airtanah konstan tercatat pada elevasi 20 ft (dpl) di sumur pengamatan-1 yanglokasinya berjarak 75 ft dan 34 ft ((dpl) di sumur pengamatan-2 yang lokasinya berjarak

    2000 ft.

    Tentukan:

    Nilai koef. permeabilitas akifer tersebut, nyatakan dalam satuan ft/s.

    Jawab :

    Data Q = 75 gpm, r2= 2000 ft, r1= 75 ft, h2= 34 ft, h1= 20 ft.

    Dari persamaan (1.3) :

    ./10*32,2

    75

    2000ln

    2034

    60/.min1/134,075

    ln

    4

    2222

    3

    1

    22

    1

    2

    2

    sf tK

    f t

    f t

    f tf t

    galf tgpmK

    rr

    hh

    QK

    1.2 Sumur Dalam

    Penurunan kerucut muka airtanahbervariasi terhadap jaraknya dari sumur

    bor (SB) lihat Gambar 1.3. Penerapan

    hukum Darcy untuk aliran radial pada

    akifer tertekan, dengan asumsi bahwa

    konsisi akuifer yang homogen, isotropik,

    dan horisontal, dengan menggunakan

    persamaan Dupuit :

    dr

    dhbKrQ 2

    ... (1.5)

    Integrasikan dari persamaan di atas

    dengan batas dari hw H dan dari rw

    R, sehingga diperoleh persamaan :

    Gambar 1.3 Sumur dalam tanpa SP.

    b

    R

    2 rw

    QMuka tanah

    Keruc

    utsur

    utan

    hw

    Muka airtanah awal

    Akifer bebas

    H

    Lapisan impermeable

    Lapisan impermeable

    2rw

    Akifer tertekan

    sw

    R

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    11/19

    Sanitasi Pemukiman-

    w

    w

    w

    R

    r

    H

    hw

    rR

    hHbKQ

    r

    R

    bK

    QhH

    r

    dr

    bK

    Qdh

    ln

    2

    ln2

    2

    ..(1.6)

    dimana :

    Q = debit sumur bor (m3/detik).

    H = tinggi muka airtanah bebas, diukur terhadap lapisan impermeable/kedap air (m).

    hw = tinggi muka airtanah di sumur bor (SB), diukur terhadap lapisan

    impermeable/kedap air (m).

    R = jari-jari kerucut surutan (m), didapat berdasarkan analisa sensitivitas test atau

    berdasarkan rumus pendekatan menurut Siechardt R = 3000 s (k0,5

    ).

    rw= jari-jari sumur bor (m).

    sw = penurunan muka airtanah di sumur bor (m), berdasarkan hasil pengukuran.

    K= koefisien permeabilitas akifer tertekan (m/hari, atau m/detik). Didapat berdasarkan

    perhitungan pumping test, atau dari hasil uji sample tanah di laboratorium dengan

    alat permeameter.

    Bila menggunakan sumur pengamat (SP), maka debit sumur bor dapat dihitung dari

    mengintegrasikan persamaan (1.5) dengan batas dari hwh1dan dari rwr1, sehingga

    diperoleh persamaan :

    w

    w

    rr

    hhbKQ

    1

    1

    ln

    2 .. (1.7)

    dan nilai transmisivitas akuifer :

    ww

    rr

    hh

    QbKT 1

    1

    ln2

    .. (1.8)

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    12/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Gambar 1.4 Sumur dalam dan sumur pengamatan (SP).

    dimana :

    Q = debit sumur bor (SB), (m3/detik).

    K = koefisien permeabilitas akifer tertekan, (m/hari, atau m/detik).

    h1= tinggi air dalam sumur pengamat (SP) diukur dari lapisan kedap air/impermeable,(m).

    hw= tinggi air dalam sumur bor (SB) diukur dari lapisan kedap air, (m).

    r1 = jarak sumur pengamat-1 (SP-1) terhadap sumur bor (SB), (m).

    rw = jari-jari sumur bor (SB), (m).

    Contoh :

    Sebuah sumur bor air untuk akifer tertekan, dilengkapi dengan sumur pengamat (SP)

    sebanyak 2 buah yaitu SP-1 dan SP-2 yang lokasinya berjarak r1= 100 m dan r2= 1000

    m dari sumur bor.

    Debit pemompaan rata-rata sumur bor Q = 0,2 m3/detik, dan penurunan muka airtanah

    s2= 2 m di SP-2 dan s1= 8 m di SP-1 ?

    Diminta :

    Hitung nilai koefisien permeabilitas akifer tersebut, nyatakan dalam satuan m/detik, bila

    tebal akifer b = 20 m.

    r1

    2rw

    Q SP-1Muka tanah

    Kerucut surutan

    Muka airtanah awal

    Confine aquifer / akifer bebas

    s1

    Lapisan impermeable

    Unconfine aquifer / Akifer tertekan

    dengan permeabilitas =K

    Lapisan impermeable

    Hh1

    sw

    hw

    b

    SB

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    13/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Jawab :

    Data : Q = 0,2 m3/detik, r1= 100 m, r2= 1000 m, s1= 8 m, s2= 2 m, b = 20 m.

    Transmisivitas (T) :

    1

    2

    12

    ln2 r

    r

    hh

    QbkT

    s1= Hh1, dan s2= H - h2, sehingga :

    .det/04,2/0122,0

    100

    1000

    ln282

    /2,0

    ln2

    22

    3

    1

    2

    12

    ikcmmenitm

    m

    m

    mm

    menitm

    bkT

    r

    r

    ss

    QbkT

    Permeabilitas (K) :

    .det/10*02,1

    1/10020/det/04,2/

    3

    2

    ikcm

    mcmmcmbTK

    Nilai-nilai parameter akuifer yang perlu diketahui antara lain seperti tabel di bawah ini.

    Tabel 1 : Konduktivitas hidrolik atau Koefisien permeabilitas batuan.

    M a t e r i a l Konduktivitas Hidrolis

    ( m/hari)

    Lempung sangat kompak.

    Lempung tak termampatkan.

    Lempung kepasiran.

    Pasir halus kelanauan.

    Pasir halus - sedang.

    Pasir sedang - kasar.

    Pasir kasar.

    Kerikil

    10-10

    - 10-5

    10-7

    - 10-3

    10-3

    - 100

    10-1

    - 100

    5 - 30

    20 - 70

    50 - 200

    100 - 5 000

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    14/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Tabel 2 : Porositas batuan sedimen (Todd, 1980).

    M a t e r i a l Porositas ( % )

    Lempung

    Lanau

    Pasir sedang dan kasar.

    Pasir seragam

    Pasir halus dan sedang.

    Kerikil

    Kerikil dan pasir

    Batu pasir

    Serpih (Shale).

    Batu gamping.

    45 - 55

    40 - 50

    35 - 40

    30 - 40

    30 - 35

    30 - 40

    20 - 35

    10 - 20

    1 - 10

    1 - 10

    Tabel 3 : Spesifik yield dari berbagai jenis batuan (Walton, 1970)

    M a t e r i a l Sy ( % )

    Lempung

    Pasir

    Kerikil

    Pasir dan Kerikil

    Batu pasir

    Serpih (Shale).

    Batu gamping.

    1 - 10

    10 - 30

    15 - 30

    15 - 25

    5 - 15

    0,5 - 5

    0,5 - 5

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    15/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Soal Latihan 1.1 :

    Nilai koefisien permeabiltas pada akifer tak tertekan/bebas k = 1*10-4

    m/detik (hasil uji

    alat permeameter). Muka airtanah awal pada elevasi 35 m (dpl). Setelah sekian waktu

    dilakukan pemompaan, muka airtanah konstan tercatat pada elevasi 32,5 m (dpl) disumur tersebut. Bila jari-jari pengaruh pemompaan pakai rumus pendekatan R = 3000 s

    (k0,5), dan jari-jari sumur rw= 3,75 cm.

    Tentukan:

    Debit pemompaan di sumur dangkal tersebut, nyatakan dalam satuan liter/detik ?

    Jawab :

    Data ; k = 1*10-4m/detik, H = 35 m, hw= 32 m, rw= 0,0375 m.

    w

    w

    rR

    hHkQ

    ln

    22

    Soal Latihan 1.2 :

    Nilai koefisien permeabiltas pada akifer tak tertekan/bebas k = 1*10-4

    m/detik (hasil uji

    alat permeameter). Tinggi muka air di sumur pengamat-1 adalah 34,6 m yang lokasinya

    berjarak 3 m dan 35 m ((dpl) di sumur pengamat-2 yang lokasinya berjarak 7,5 m.

    Tentukan:

    Debit pemompaan di sumur dangkal tersebut, nyatakan dalam satuan liter/detik ?

    Jawab :

    Data ; k = 1*10-4

    m/det, h1= 34,6 m, h2= 35 m, r1= 3 m, r2= 7,5 m.

    1

    2

    2

    1

    2

    2

    ln r

    r

    hhkQ

    Soal Latihan 2.1 :

    Sebuah sumur pompa air untuk akifer tertekan berjari-jari rw= 7,5 cm. Muka airtanah

    awal pada elevasi 35 m (dpl). Setelah sekian waktu dilakukan pemompaan, muka

    airtanah di sumur bor hw = 32,5 m (dpl), dan bila jari-jari pengaruh kerucut surutan

    pakai rumus pendekatan Sichardt R = 3000 s (k0,5

    ).

    Tentukan:

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    16/19

    Sanitasi Pemukiman-

    Debit pemompaan sumur tersebut, bila nilai koef. permeabilitas akuifer K = 3*10-4

    m/detik dan tebal akifer 30 m, nyatakan dalam satuan liter/detik ?

    Jawab :

    Data : K = 3*10-4

    m/detik, b = 30 m, rw= 7,50 cm = 0,075 m, hw= 32,5 m, H = 35 m.

    w

    w

    r

    R

    hHbKQ

    ln

    2 dst !

    Soal Latihan 2.2 :

    Sebuah sumur bor untuk akifer tertekan berjari-jari rw = 7,5 cm. Muka airtanah awal

    pada elevasi 35 m (dpl). Setelah sekian waktu dilakukan pemompaan, muka airtanahkonstan di sumur bor hw = 32,5 m (dpl), dan pada elevasi 34,9 m (dpl) di sumur

    pengamat (SP) yang lokasinya berjarak r = 12 m, dan bila jari-jari pengaruh kerucut

    surutan pakai rumus pendekatan Sichardt R = 3000 s (k0,5).

    Tentukan:

    Debit pemompaan sumur tersebut, bila nilai koef. permeabilitas akifer k = 3*10-4

    cm/detik dan tebal akifer 30 m, nyatakan dalam satuan liter/detik ?

    Jawab :

    Data : k = 3*10-4m/detik, b = 30 m, rw= 10 cm = 0,1 m, hw= 27 m, h = 34 m, r = 50 m.

    w

    w

    r

    r

    hhbKQ

    ln

    2 . dst. !

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    17/19

    Sanitasi Pemukiman-

    2. Alat Pengukuran Permeabilitas Tanah (permeameter)

    Harga konduktivitas hidrolik atau permeabilitas suatu material tanah dapat diukur di

    laboratorium. Alat yang digunakan untuk maksud tersebut adalah permeameter. Alat

    tersebut ada dua jenis, yaitu dengan piezometrik tetap (constan head permeameter) dan

    piezometrik tidak tetap (falling head permeameter).

    Permeameter memiliki beberapa ruangan tempat menyimpan sample uji untuk dapat

    menangani sample-sample dari tanah maupun batuan. Untuk batuan sample berupa inti

    (core) yang solid, biasanya berbentuk silinder. Sedangkan sample batuan yang tidak

    kompak dapat langsung dimasukkan ke dalam ruang sample uji (chamber).

    2.1 Permeameter tipe Piezometer tetap (constant head)

    Alat ini digunakan untuk endapan tidak kohesif (noncohesif sedimen), seperti pasir danbatuan sejenisnya.

    Hukum Darcy dapat diterapkan

    langsung untuk menentukan nilai K,

    yaitu :htA

    LVK (2.1)

    dimana :

    V = Volume keluaran air selama t(cm

    3/detik)

    A = luas penampang sample

    tanah/batuan (cm2)

    h = beda tinggi piezometrik (cm)

    t = waktu selama menampung

    keluaran air (detik)

    K = konduktivitas hidrolik atau

    Permeabilitas sample uji (cm/d).

    Gambar 2.1 Alat permeameter tipe constant head.

    Catatan :

    Beda tinggi piezometrik (h) tidak pernah lebih dari 0,5 panjang sample uji. Beberapa

    permeameter diijinkan h = 10 x panjang sample. Pada kondisi demikian, bilangan

    Reynold kemungkinan menjadi lebih tinggi sehingga hukum Darcy menjadi tidak valid.

    L

    air

    Q

    Overflow

    Continuous supply

    h

    Sample uji Porous plate

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    18/19

    Sanitasi Pemukiman-

    2.2 Permeameter tipe Piezometer tidak tetap (Falling head)

    Untuk endapan (sedimen) kohesif dengan permeabilitas yang rendah, digunakan

    permeameter dengan piezometrik tidak tetap (falling head permeameter).

    Pengujian pada alat permeameter tipe fallinghead dilakukan dengan mengukur besarnya

    debit air yang keluar akibat penurunan muka

    air pada tabung kolom air (pizometer), yaitu:

    dt

    dhrQ t

    2 .. (2.2)

    Debit air yang keluar melalui sample uji

    tersebut di atas menurut Darcy dapat

    dituliskan dengan :

    dl

    dhKrQ c

    2 .. (2.3)

    Subtitusikan persamaan (2.2) ke dalam

    persamaan (2.3), setelah itu integrasikan dh

    dengan batas h1dan h2, serta dl dengan batas

    sampai L, sehingga didapatkan :

    2

    12

    2

    lnhh

    trLrK

    c

    t

    (2.4)

    Gambar 2.2 : Permeameter tipe falling head.

    dimana :

    K = konduktivitas hidrolik atau permeabilitas (cm/detik)

    L = panjng contoh (cm)

    h1 = piezometrik awal pada falling tube (cm)

    h2 = piesometrik akhirpada falling tube (cm)

    t = waktu yang diperlukan dari h1sampai h2(detik)

    rt = jari-jari dalam dari falling head tube (cm)rc = jari-jari dalam dari chambertempat sample uji (cm).

    Catatan :

    Dalam pemakaian permeameter, yang harus dipenuhi adalah bahwa contoh harus benar-

    benar jenuh. Gelembung-gelembung udara dalam sample akan mengurangi luas

    penampang media aliran air, sehingga hasil pengukuran konduktivitas lebih rendah.

    Sample juga harus benar-benar menempel rapat pada seluruh sisi dinding silinder

    tempat sample (chamber). Jika tidak demikian, air kemungkinan akan mengalir

    sepanjang dinding silinder tempat sample, menghindari media porous. Dengan

    demikian, pengukuran konduktivitas menjadi lebih tinggi.

    L

    air

    Q

    h2

    Sample uji

    Porous plate

    h1

    2rt

    2rc

  • 7/23/2019 Bab I Sumber Air

    19/19

    Sanitasi Pemukiman-

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Departemen Pekerjaan Umum, Pedom an Plambing Indo nesia, Jakarta 1979.

    2. E.Keith Blankenbaker, Modern Plumb ing , The Goodheart Willcox Coy Inc

    South Holland, Illinois, 1978.

    3. Harold E. Bebit, Plumb ing, Newyork 1960

    4. Peter Burbery, Envinronm ent and Service, London 1979

    5. Soeratman, Drs, Hidro l ika 1, Jakarta 1979