chapter spiritualitas

17
7/23/2019 Chapter Spiritualitas http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 1/17  6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spiritualitas 2.1.1. Defenisi Spiritualitas Spiritualitas merupakan aspek pribadi manusia yang memberi kekuatan dan mempengaruhi individu dalam menjalani hidupnya. Spiritualitas merupakan hakikat dari siapa dan bagaimana manusia hidup di dunia. Spiritualitas sangat penting bagi keberadaan manusia. Spiritualitas mencakup aspek non fisik dari keberadaan seorang manusia (Young & Koopsen, 2007). Menurut Mickley, et al (1992 dalam Hamid, 2009) menyatakan bahwa spiritualitas sebagai suatu multidimensi yang terdiri dari dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Sementara itu Stoll (1989 dalam Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995) menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Spiritualitas merupakan suatu dimensi yang berhubungan dengan menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, mempunyai perasaan yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara

Upload: ahmad

Post on 17-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 1/17

 

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Spiritualitas

2.1.1.  Defenisi Spiritualitas

Spiritualitas merupakan aspek pribadi manusia yang memberi kekuatan

dan mempengaruhi individu dalam menjalani hidupnya. Spiritualitas

merupakan hakikat dari siapa dan bagaimana manusia hidup di dunia.

Spiritualitas sangat penting bagi keberadaan manusia. Spiritualitas mencakup

aspek non fisik dari keberadaan seorang manusia (Young & Koopsen, 2007).

Menurut Mickley, et al (1992 dalam Hamid, 2009) menyatakan bahwa

spiritualitas sebagai suatu multidimensi yang terdiri dari dimensi eksistensial

dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti

kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan

seseorang dengan Tuhan. Sementara itu Stoll (1989 dalam Kozier, Erb, Blais

& Wilkinson, 1995) menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep

dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal

merupakan hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun

kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan

seseorang dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Spiritualitas

merupakan suatu dimensi yang berhubungan dengan menemukan arti dan

tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan

kekuatan dalam diri sendiri, mempunyai perasaan yang berkaitan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 2/17

7

Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Burkhardt, 1993 dalam

Hamid, 2009).

Spiritualitas merupakan kekuatan yang menyatukan memberi makna

 pada kehidupan dan nilai-nilai individu, persepsi, kepercayaan dan keterikatan

di antara individu. Spiritualitas merupakan kebutuhan dasar yang terdiri dari

kebutuhan akan makna, tujuan, cinta, keterikatan, dan pengampunan (Kozier,

et al, 1995).

Spiritual adalah kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang

manusia dalam kehidupannya tanpa memandang suku atau asal-usul.

Kebutuhan dasar tersebut meliputi: kebutuhan fisiologis, keamanan dan

keselamatan, cinta kasih, dihargai dan aktualitas diri. Aktualitas diri

merupakan sebuah tahapan spiritual seseorang, dimana berlimpah dengan

kreativitas, intuisi, keceriaan, sukacita, kasih sayang, kedamaian, toleransi,

kerendahatian serta memiliki tujuan hidup yang jelas (Maslow, 1970;

Prijosaksono, 2003).

Spiritual juga disebut sebagai sesuatu yang dirasakan tentang diri

sendiri dan hubungan dengan orang lain, yang dapat diwujudkan dengan sikap

mengasihi orang lain, baik dan ramah terhadap orang lain, menghormati setiap

orang untuk membuat perasaan senang seseorang. Spiritual adalah kehidupan,

tidak hanya doa, mengenal dan mengakui Tuhan (Nelson, 2002).

Beberapa istilah yang membantu dalam pemahaman tentang spiritual

adalah : kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 3/17

8

diri dengan orang lain, alam, dan lingkungan yang tertinggi (Hungelmann et

al, 1985 dalam Potter & Perry, 1995).

Ketidakseimbangan spiritual (Spirituality Disequilibrium) adalah

sebuah kekacauan jiwa yang terjadi ketika kepercayaan yang dipegang teguh

tergoncang hebat. Kekacauan ini seringkali muncul ketika penyakit yang

mengancam hidup berhasil didiagnosis (Taylor, 2002 dikutip dari Young,

2007).

2.1.2.  Aspek Spiritualitas

Menurut Burkhadt (1993 dalam Hamid, 2008), spiritualitas meliputi

aspek sebagai berikut, yaitu berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui

dan ketidakpastian dalam kehidupan, menemukan dan mengerti arti dan tujuan

hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber kekuatan dan

harapan yang ada dalam diri sendiri, dan mempunyai perasaan keterikatan

dengan diri sendiri dengan Yang Maha Kuasa.

2.1.3.  Fungsi Spiritualitas

Spiritualitas mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan hidup pada

individu. Spiritualitas berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan bagi

individu. Pada saat stres individu akan mencari dukungan dari keyakinan

agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk menerima keadaan sakit

yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses

 penyembuhan yang lama dan hasilnya belum pasti. Melaksanakan ibadah,

 berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya sering membantu

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 4/17

9

memenuhi kebutuhan spiritualitas dan merupakan suatu perlindungan bagi

individu (Taylor, et al, 1997).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haris (1999 dalam Hawari,

2005) pada pasien penyakit jantung yang dirawat di unit perawatan intensif

yang diberikan pemenuhan kebutuhan spiritualitas hanya membutuhkan

sebesar 11% untuk pengobatan lebih lanjut. Menurut  American Psychological

 Association (1992 dalam Hawari, 2005) bahwa spiritualitas dapat

meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengatasi penderitaan jika

seseorang sedang sakit dan mempercepat penyembuhan selain terapi medis

yang diberikan. Hal ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh

Abernethy (2000 dalam Hawari, 2005), bahwa spiritualitas dapat meningkatkan

imunitas yaitu kadar interleukin-6 (IL-6) seseorang terhadap penyakit sehingga

dapat mempercepat penyembuhan bersamaan dengan terapi medis yang

diberikan.

Menurut Benson, efek spiritualitas terhadap kesehatan sekitar 70-90

 persen dari keseluruhan efek pengobatan Hal ini menunjukan bahwa pasien

yang berdasarkan perkiraan medis memiliki harapan sembuh 30 persen atau

 bahkan 10 persen ternyata bisa sembuh total. Dalam hal ini bahwa spiritualitas

 berperan penting dalam penyembuhan pasien dari penyakit (Young &

Koospen, 2007). Selain itu, spiritualitas dapat meningkatkan imunitas,

kesejahteraan, dan kemampuan mengatasi peristiwa yang sulit dalam

kehidupan (Koenig, et al, 1997 dalam Young & Kooospen, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 5/17

10

Pada individu yang menderita suatu penyakit, spiritualitas merupakan

sumber koping bagi individu. Spiritualitas membuat individu memiliki

keyakinan dan harapan terhadap kesembuhan penyakitnya, mampu menerima

kondisinya, sumber kekuatan, dan dapat membuat hidup individu menjadi lebih

 berarti (Pulchaski, 2004).

Pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat membuat individu menerima

kondisinya ketika sakit dan memiliki pandangan hidup positif (Young, 1993

dalam Young & Koospen, 2007). Menurut Young & Koopsen (2007) bahwa

 pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat membantu individu dalam menerima

keterbatasan kondisi mereka. Pemenuhan kebutuhan spiritualitas memberi

kekuatan pikiran dan tindakan pada individu. Pemenuhan kebutuhan

spiritualitas memberikan semangat pada individu dalam menjalani kehidupan

dan menjalani hubungan dengan Tuhan, orang lain, dan lingkungan. Dengan

terpenuhinya spiritualitas, individu menemukan tujuan, makna, kekuatan, dan

 bimbingan dalam perjalanan hidup.

2.1.4.  Dimensi Spiritualitas

Spiritualitas meliputi dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi

horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan dengan Tuhan Yang Maha

Kuasa. Dimensi ini berfokus pada nilai- nilai agama dan hubungan Ketuhanan

yang menuntun kehidupan seseorang seperti sembahyang, berdoa dan meditasi.

Sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan dengan diri sendiri, orang

lain dan lingkungan. Dimensi ini berfokus pada eksistensi dalam merumuskan

arti personal yang positif tentang tujuan hidup (Burkhadt, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 6/17

11

2.1.5.  Karakteristik Spiritualitas

Karakteristik spiritualitas dikenal dengan berbagai dimensi dari

spritualitas yang dapat menggambarkan bagaimana spiritualitas seseorang.

Terdapat beberapa karakteristik spiritualitas sebagai berikut.

2.1.5.1.Hubungan dengan Tuhan

Bersifat mengekspresikan kebutuhan ritual, berbagai keyakinan

dengan orang lain dan merasa bersyukur atas berkah yang telah diberikan

Tuhan. Dengan menjalin hubungan positif dan dinamis dengan Tuhan

melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta akan memberikan perilaku yang

 positif pula bagi individu tersebut.

Nilai-nilai agama ( religion) merupakan suatu sistem ibadah yang

terorganisasi dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan

dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

yang menjalankannya. Agama mempunyai keyakinan sentral, ritual dan

 praktik yang biasanya berhubungan dengan kematian, perkawinan dan

keselamatan. Perkembangan individu merujuk pada penerimaan

keyakinan, nilai, aturan dan ritual tertentu. 

Doa ( prayer) merupakan kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap

individu untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Berdoa sangat

 penting dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan salah satu terapi yang

dapat meningkatkan strategi koping seseorang melalui perasaan

keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan. Dengan berdoa,

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 7/17

12

seseorang akan merasa tenang, nyaman dan selalu bersyukur atas rahmat

yang dilimpahkan Tuhan (Aldridge, 2001).

2.1.5.2.Hubungan dengan Diri Sendiri

Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi

 pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan

 juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri-sendiri, percaya pada

kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan

diri-sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya

menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang

 pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup,

optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas

(Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Kepercayaan (faith)   bersifat universal, dimana merupakan

 penerimaan individu terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan

dengan pikran yang logis. Kepercayaan dapat memberikan arti hidup dan

kekuatan bagi individu ketika mengalami kesulitan atau stres. Mempunyai

kepercayaan berarti mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau

seseorang sehingga dapat memahami kehidupan manusia dengan wawasan

yang lebih luas (Fowler & Keen, 1985) 

Harapan (hope)  berhubungan dengan ketidakpastian dalam hidup

dan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan

saling percaya dengan orang lain, termasuk dengan Tuhan. Harapan sangat

 penting bagi individu untuk mempertahankan hidup, tanpa harapan banyak

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 8/17

13

orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit (Grimm,

1991)

Makna atau arti dalam hidup (meaning of live),  perasaan

mengetahui makna hidup, yang kadang diidentikan dengan perasaan

dekat dengan Tuhan, merasakan hidup sebagai suatu pengalaman yang

 positif seperti membicarakan tentang situasi yang nyata, membuat hidup

lebih terarah, penuh harapan tentang masa depan, merasa mencintai dan

dicintai oleh orang lain (Puchalski, 2004).

2.1.5.3.Hubungan dengan Orang Lain

Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya

hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian

waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik, mengasuh anak,

mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan dan

kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis mencakup konflik

dengan orang lain dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan

friksi, serta keterbatasan asosiasi (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan

dan kebaikan, menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa takut

akan kesepian, keinginan dihargai dan diperhatikan, dan lain sebagainya.

Dengan demikian apabila seseorang mengalami kekurangan ataupun

mengalami stres, maka orang lain dapat memberi bantuan psikologis dan

sosial (Carm & Carm, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 9/17

14

Maaf dan pengampunan (forgiveness), menyadari kemampuan

untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri seperti

marah, mengingkari, rasa bersalah, malu, bingung, meyakini bahwa Tuhan

sedang menghukum serta mengembangkan arti penderitaan dan meyakini

hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan. Dengan pengampunan,

seorang individu dapat meningkatkan koping terhadap stres, cemas,

depresi dan tekanan emosional, penyakit fisik serta meningkatkan perilaku

sehat dan perasaan damai (Puchalski, 2004).

Cinta kasih dan dukungan sosial (love and social support),

keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia

yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan

keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk

melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta

kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung untuk menentang perilaku

tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit jantung (Hart, 2002).

2.1.5.4.Hubungan dengan Alam

Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam

yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim

dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut (Kozier,

Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Rekreasi ( joy) merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam

menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta

kasih. Dengan rekreasi, seseorang bisa menyeimbangkan antara kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 10/17

15

 jasmani dan kebutuhan rohani sehingga muncul perasaan senang dan

kepuasan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup

seperti menonton televisi, mendengarkan musik, olahraga, dan lain-lain

(Pulchalski, 2004). 

Kedamaian ( peace) merupakan keadilan, rasa kasihan dan

kesatuan. Dengan kedamaian seseorang akan merasa lebih nyaman dan

tenang sehingga dapat meningkatkan status kesehatan seseorang (Hamid,

2009).

Dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual

apabila mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan

keberadaannya di dunia/kehidupan, mengembangkan arti penderitaan serta

meyakini hikmah dari satu kejadian atau penderitaan, menjalin hubungan

yang positif dan dinamis, membina integritas personal dan merasa diri

 berharga, merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan dan

mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid, 2008).

2.1.6.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

Menurut Taylor (1997) dan Craven & Hirnle (1996) dalam Hamid

(2000), faktor yang dapat mempengaruhi spiritual seseorang adalah:

Tahap perkembangan,  berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-

anak dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai

 persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia,

seks, agama dan kepribadian anak. Spiritualitas berhubungan dengan

kekuasaan non material, seseorang harus memiliki beberapa kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 11/17

16

 berpikir abstrak sebelum mulai mengerti spiritual dan menggali suatu

hubungan dengan Tuhan. 

Keluarga, tidak begitu banyak yang diajarkan keluarga tentang Tuhan

dan agama, tetapi individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri

dari tingkah laku keluarganya. Oleh karena itu keluarga merupakan lingkungan

terdekat dan pengalaman pertama bagi individu dalam mempersepsikan

kehidupan di dunia (Taylor, Lillis & LeMone, 1997). 

Latar belakang etnik dan budaya, sikap, keyakinan dan nilai

dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya

seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar

 pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan

keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan. 

Pengalaman hidup sebelumnya,  pengalaman hidup baik yang positif

maupun negatif dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang dan sebaliknya

 juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual

 pengalaman tersebut (Taylor, Lilis dan Lemon, 1997). 

Krisis dan perubahan dapat menguatkan spiritualitas seseorang. Krisis

sering dialami seseorang ketika mengahadapi penyakit, khususnya penyakit

terminal dan kronis atau dengan prognosis yang buruk, penderitaan, proses

 penuaan, kehilangan dan bahkan kematian. Perubahan dalam kehidupan dan

krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual yang bersifat

fiskal dan emosional (Toth, 1992; Craven & Hirnle, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 12/17

17

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang sangat

 beresiko terhadap penurunan kualitas hidup penderitanya. Kelemahan

merupakan salah satu tanda dan gejala dari diabetes mellitus yang

menyebabkan spiritual seseorang terpengaruhi, dimana energi seseorang akan

menipis sehingga spiritualitas seseorang pun akan berubah (Hawari, 2002).

Terpisah dari ikatan spiritual, menderita sakit terutama yang bersifat

akut, sering kali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan

 pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,

antara lain tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan

atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman dekat yang bisa

memberikan dukungan setiap saat diinginkan (Hamid, 2008). 

Isu moral terkait dengan terapi,  pada kebanyakan agama, proses

 penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk menunjukan kebesaran-Nya,

walaupun ada juga agama yang menolak intervensi pengobatan (Hamid, 2008). 

Asuhan keperawatan yang kurang sesuai, ketika memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien, perawat diharapkan untuk peka terhadap

kebutuhan spiritual pasien dan membantu memenuhinya, tetapi dengan

 berbagai alasan ada kemungkinan perawat justru menghindar untuk

memberikan asuhan spiritualitas.

2.2. Diabetes Mellitus

2.2.1.  Defenisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh

 peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan dalam respon insulin pada

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 13/17

18

 pankreas. Diabetes mellitus juga didefenisikan sebagai keadaan hiperglikemia

kronik yang ditandai oleh ketiadaan absolute insulin atau intensitivitas sel

terhadap insulin disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan

hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

saraf, dan pembuluh darah (Riyadi & Sukarmin, 2008).

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang kronik (menahun) yang

disebabkan oleh berkurangnya prouksi insulin, baik kekurangan ini absolut

maupun relatif (Haznam, 1991). Dikatakan seseorang terdiagnosa diabetes

mellitus adalah ketika kadar gula darah >126 mg/dl saat puasa dan pemeriksaan

gula darah sewaktu >200 mg/dl (Yullizar, 2005).

2.2.2. 

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

2.2.2.1. 

Obat

Obat merupakan terapi medis dimana obat merupakan salah satu

 pengobatan utama pada pasien diabetes mellitus untuk mengurangi tanda

dan gejala dan memperbaiki atau memulihkan kondisi kesehatan

 penderitanya. Inilah jenis obat yang diberikan kepada pasien diabetes

mellitus. 

Golongan sulfoniluria,  cara kerjanya yaitu merangsang sel beta

 pankreas untuk mengeluarkan insulin. Indikasi pemberiannya adalah: bila

 berat badan sekitar ideal, bila kebutuhan insulin kurang dari 40u/hari, bila

tidak ada stress akut, seperti infeksi berat (Junadi, 1982) 

Golongan binguanid, cara kerja golongan ini dapat menurunkan

kadar glukosa darah menjadi normal dan tidak menyebabkan hipoglikemi,

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 14/17

19

tetapi obat ini menyebabkan efek samping seperti anoreksia, nausea, nyeri

abdomen dan diare.

Alfa glukosidase inhibitor, obat ini berguna menghambat kerja

insulin alfa glukosidase di dlaam saluran cerna sehingga dapat

menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia post

 prandial.

Insulin sensitizing, obat ini dapat meningkatkan sensitivitas

 berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan

hipoglikemia.

2.2.2.2. Insulin

Insulin merupakan protein kinase yang disekresikan oleh sel β dari

Langerhans pankreas yang berfungsi untuk mengontrol kadar normal

glukosa darah (Prabawati, 2012). Menurut Junadi tahun 1982 dalam

Riyadi & Sukarmin (2008), ada tiga jenis insulin yang praktis menurut

cara kerjanya, yaitu:  Regular Insulin (RI), merupakan insulin yang

kerjanya cepat yaitu dengan masa kerja 2-4 jam.  NPN merupakan insulin

dengan masa kerja sedang yaitu 6-12 jam.  Protamme Zinc Insulin (PZI)

merupakan jenis insulin yang masa kerjanya lambat yaitu 18-24 jam.

2.2.2.3. Diet

Diet merupakan salah satu upaya untuk mengontrol kadar gula

darah pada pasien diabetes mellitus karena sebagian besar glukosa yang

masuk ke dalam tubuh adalah dari makanan atau minuman yang kita

makan. Tujuan umum penatalaksanaan diet pada diabetes mellitus adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 15/17

20

untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukkosa darah mendekati

normal, mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang

optimal, mencegah komplikasi akut dan kronik, serta dapat meningkatkan

kualitas hidup seseorang (Riyadi & Sukarmin, 2008).

2.2.2.4. Olahraga

Pada penderita diabetes mellitus dianjurkan latihan jasmani teratur

3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih setengah jam yang sifatnya

sesuai CRIPE (Continious Rhytmiccal Intensity Progressive Endurance).

Latihan dilakukan teru-menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan

relaksasi secara teratur. Adanya kontraksi otot yang teratur akan

merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan glukosa ke dalam sel.

2.2.2.5. 

Spiritualitas

Selain pengobatan fisik seperti obat-obatan, insulin dan olahraga,

spiritualitas merupakan salah satu pengobatan terapeutik yang efektif pada

 pada pasien diabetes mellitus karena dapat meningkatkan koping,

dukungan sosial, optimism, harapan, mempromosikan perilaku sehat,

mengurangi depresi dan kecemasan serta mendukung perasaan relaksasi

 pada penderitanya (Aldridge, 2001).

Spiritualitas seseorang sangat penting karena dapat

mempertahankan keselarasan dengan dunia luar, mendapatkan kekuatan

untuk menghadapi stress emosional, penyakit fisik, mendapatkan

kepercayaan diri. Spiritualitas juga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 16/17

21

 pasien diabetes mellitus dan meningkatkan imunitas tubuh sehingga

mempercepat proses penyembuhan (Hawari, 2002).

2.3. 

Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien Diabetes Mellitus

Setelah mengalami gejala yang tidak juga sembuh, pasien diabetes

mellitus mulai berusaha mencari sumber kekuatan dan sumber dukungan yang

lebih luar biasa yaitu dari Tuhan. Ritual keagamaan akan semakin terlihat

meningkat sebagai bentuk kompensasi kejiwaan untuk mencari kesembuhan dari

Tuhan Yang Maha Kuasa. Kegiatan tersebut dapat berupa peningkatan dalam

melakukan ibadah, berdoa atau pergi ke tempat ibadah (Riyadi & Sukarmin,

2008).

Selain dukungan dari Tuhan, pasien diabetes mellitus juga membutuhkan

dukungan dari dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Kekuatan yang

timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya,

diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif,

kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin

 jelas (Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).

Menurut Hart (2002), setiap manusia memiliki keinginan untuk menjalin

dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan,

rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan

 bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit. Spiritualitas

dapat dipenuhi melalui kedamaian dan lingkungan atau suasana yang tenang.

Kedamaian merupakan keadilan, empati, dan kesatuan. Kedamaian membuat

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter Spiritualitas

7/23/2019 Chapter Spiritualitas

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-spiritualitas 17/17

22

individu menjadi tenang dan dapat meningkatkan status kesehatan (Kozier, et al.

1995).