dasar-dasar tahapan prosesing seismik menggunakan su

Upload: alvira

Post on 19-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    1/43

    DASAR PROSESING SEISMIK

    MENGGUNAKAN SEISMIC UNIX

    KBK FISIKA BUMI DAN ANTARIKSA

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    2015

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    2/43

    Teori Daar Ta!a"a# Proei#$ Sei%i&

    1' De%()*i")e+i#$

    Demultiplexing, suatu tahapan untuk mengatur kembali atau mengurutkan data

    berdasarkan kelompok trace/channel-nya. Gelombang seismik yang diterima oleh sensor

    geophone pada mulanya berbentuk analog, yang kemudian dilakukan sampling dan

    digitalisasi dengan menggunakan multiplexer pada interval tertentu saat perekaman

    berlangsung. Ketika sampling dimulai dari channel A hingga channel terakhir dan

    kembali ke channel A dan seterusnya, sehingga akan diperoleh sampel data 1 dari channel

    A, sampel data 1 channel B, hingga sampel 1 channel terkahir n!, dan kemudian terulang

    kembali untuk sampel data " dengan #aktu sampling $t.

    %roses demultiplexing dari data berdasarkan sampling time

    ke berdasarkan trace.

    2' Tra,e Ga*!eri#$

    &erupakan tahapan pengelompokan berdasarkan kesamaan dari masing-masing

    channel'trace. %engelompokan tersebut dapat berupa(

    a. )ommon *ource %oint )*%!

    b. )ommon Depth %oint )D%!

    c. )ommon +set

    d. )ommon eceiver

    lustrasi berbagai trace gatheringbeserta respon seismiknya

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    3/43

    -' E.i*i#$ .a# M(*i#$

    /ahapan editing merupakan tahapan untuk mengkoreksi amplitudo-amplitudo yang

    dianggap buruk pada setiap traceseismiknya. *edangkan muting adalah tahapan untukmenghapus sinyal-sinyal gelombang langsung direct wave! yang terekam selama

    pengukuran dan gelombang-gelombang reraksi yang tidak dibutuhkan.

    %erbedaan dari sebelum proses mutinggambar kiri! dan

    setelah proses mutinggambar kanan!

    Gambar kiri( hasil proses editing,

    gambar kanan( sebelum proses editing

    /' Gai# Re,oer

    Ketika perekaman berlangsung, data yang terekam telah diberikan penguatan gain!,

    namun dengan ungsi yang bersiat instantaneous loating point yang dapat menyebabkan

    adanya distorsi pada data. 0ungsi penguatan tersebut kemudian dapat dikoreksi dengan

    cara mengalikan nilai-nilai trace seismik dengan inversi dari ungsi penguatan, dan nilai

    rata-rata amplitudo trace seismik dikalkulasi sebagai ungsi #aktu, sehingga hasilnya

    dapat diketahui parameter-parameter ungsi penguatan yang baru.

    0ungsi penguatan yang benar akan menghasilkan trace seismik dengan perbandingan

    amplitudo-amplitudo yang sesuai dengan perbandingan dari masing-masing koeisiensi

    releksinya, sehingga akan mempermudah dalam interpretasi. 0ungsi penguatan gt!

    secara dapat dinyatakan sebagai(

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    4/43

    ( ) ( )Gain dB "1 logA t B t c= + +

    dimana t merupakan #aktu, A sebagai aktor atenuasi, B sebagai aktor spherical

    divergence, dan C adalah nilai tetapan penguatan. Dalam penerapannya, terdapat

    beberapa 2enis penguatan, yaitu(a. %rogrammed Gain )ontrol %G)!3 ungsi penguatan berdasarkan interpolasi antara

    nilai skalar amplitudo sampel pada la2u sampling dengan satu #indo# tertentu.

    b. Automatic Gain )ontrol AG)!3 ungsi penguatan berdasarkan root mean s4uare

    &*!, dimana dikalkulasikan &* dari kuadrat amplitudo di tiap sampel pada satu

    #indo# tertentu.

    5' S*a*i, Corre,*io#

    Static correction dilakukan untuk mengembalikan #aktu pen2alaran gelombang

    seismik yang bergeser karena adanya perbedaan ketinggian antara sumber seismik dan

    geophone. *elain itu 2uga karena adanya lapisan lapuk dengan ketebalan yang bervariasi,

    sekaligus cepat rambat gelombang yang variati dalam lapisan lapuk tersebut. Koreksi

    static ini dilakukan sedemikian hingga sumber seismik dan penerima'geophone berada

    pada satu garis horisontal datum!, sehingga dapat diperoleh bentuk releksi yang kurang

    lebih sesuai dengan kenyataannya dan diperoleh sinyal yang sease yang saling

    memperkuat pada saat proses stacking dilakukan.

    Gambar kanan ( hasilstatic correction,

    gambar kiri ( data sebelumstatic correction.

    ' Fi)*eri#$

    Deinisi data dalam geoisika adalah suatu hasil pengukuran terhadap suatu ob2ek

    dimana data belum mengalami proses'pengolahan dan masih mengandung sinyal dan

    gangguan noise!. *inyal adalah data yang memba#a inormasi dari ob2ek yang diukur,

    sedangkan noise merupakan data yang mengganggu hasil pengukuran dan menyebabkan

    ter2adinya kesalahan dalam pengukuran.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    5/43

    Dalam seismik releksi, data lapangan yang terekam 2uga mengandung sinyal dan

    noise. 5ntuk menghilangkan noise tersebut dan untuk memperkuat sinyal maka dilakukan

    tahapan iltering. 0ilter yang biasa digunakan dalam tahap ini antara lain(

    a. 0ilter 0rekuensi 1D!

    0ilter yang beker2a meredam noise rekuensi tertentu. 0ilter rekuensi berupa( 6o# %ass 0ilter

    7i-%ass 0ilter

    Band %ass 0ilter

    Band *top 0ilter

    b. 0ilter 0-K "D!

    0ilter yang digunakan untuk meredam noise rekuensi tertentu yang sama dengan

    rekuensi sinyal data namun dengan bilangan gelombang yang berbeda.

    8enis-2enis ilter rekuensi

    3' De,o#o)(*io#

    Gelombang seismik yang merambat dari sumber seismik melalui medium akan

    mengalami konvolusi hingga terekam oleh geophone. +leh karena itu, medium bumi!

    memiliki siat iltering terhadap energi gelombang seismik, sehingga mengakibatkan

    #avelet seismik dari sumber seismik yang semula ta2am dan memiliki amplitudo tinggi

    dalam ungsi #aktu! men2adi lebih lebar, dengan amplitudo yang berkurang.

    Dekonvolusi merupakan tahapan untuk melakukan koreksi terhadap eek ilter bumi

    tersebut sehingga diperoleh hasil dimana #avelet yang terekam dapat dikembalikan

    men2adi ta2am dan dengan amplitudo yang tinggi.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    6/43

    &odel Konsep Dekonvolusi

    4' Nor%a) Moe O(* NMO6

    Koreksi Normal Move Out 9&+! merupakan tahapan yang diterapkan guna

    mengkoreksi adanya eek yang disebabkan oleh 2arak offsetantara sumber gelombang

    seismik dengan geophonepada suatu traceyang berasal dari satu )&% Common Mid

    Point! atau )D% Common Depth Point!. +leh karena eek tersebut, maka untuk satu titik

    )&% atau )D% akan terekam oleh se2umlah penerima sebagai garis lengkung hiperbola!.

    Dengan menerapkan koreksi 9&+ ini maka gelombang pantul yang terekam akan

    seolah-olah datang dalam arah vertikal normal incident!, sehingga dalam tahapstacing

    berikutnya akan diperoleh hasil yang maksimal.

    Konsep koreksi 9&+ pada )&%gather

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    7/43

    7' S*a,&i#$

    Stacing merupakan proses pen2umlahan trace seismik dalam satu gather data yang

    bertu2uan untuk meningkatkan S/Nratio. *etelah semua tracedilakukan koreksi-koreksi,

    maka dalam ormat CDP gathersetiap releksinya men2adi horisontal, dan apabila trace-

    trace yang telah men2adi horisontal tersebut dilakukan stacingdalam tiap-tiap )D% maka

    akan mampu meningkatkan S/Nratio.

    Stacing )&%gather

    10' Ve)o,i* A#a)i

    Dengan analisa kecepatan akan diketahui nilai kecepatan yang sesuai dan cukup akurat

    untuk menentukan kedalaman, ketebalan, kemiringan dari suatu relektor. 9amun, nilai

    kecepatan suatu medium akan dipengaruhi oleh berbagai aktor seperti litologi batuan,

    tekanan, suhu, porositas, densitas, kandungan luida, umur batuan, ukuran butir, dan

    rekuensi gelombang itu sendiri.

    %ada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal releksi yang dihasilkan akan mengikuti

    bentuk pola hiperbola. *ehingga secara prinsipnya, analisa kecepatan adalah mencari

    persamaan hiperbola yang tepat sehingga menghasilkan nilai kecepatan yang sesuai, dan

    pada tahapstacingberikutnya akan diperoleh hasil maksimum.

    11' Mi$ra*io#

    %roses migrasi pada penerapannya merupakan satu tahapan alternati dalam proses

    pengolahan data seismik, namun proses migrasi pada umumnya diperlukan karena

    perumusan pemantulan yang diturunkan pada )&% berasumsi pada model lapisan datar

    persamaan gelombang *nellius!, sehingga apabila terdapat relektor miring maka letak

    titik-titik )&% akan bergeser. +leh karena itu, proses migrasi memiliki tu2uan untuk

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    8/43

    memindahkan kedudukan relektor pada posisi dan #aktu pantul yang sebenarnya,

    berdasarkan lintasan gelombang. *elain itu, proses migrasi 2uga mampu untuk

    menghilangkan eek diraksi gelombang yang muncul sebagai akibat dari adanya struktur-

    struktur seperti patahan, lipatan, dll, sehingga dapat memper2elas gambaran struktur

    ba#ah permukaan secara lebih detail.

    &igrasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu(

    a. &etode Kircho

    b. &etode 0-K

    c. &etode Beda-7ingga inite-dierece!

    d. &etode everse /ime

    &elalui proses migrasi akan diperoleh beberapa parameter yang berbeda sebagai koreksi,

    antara lain(

    a. &igrasi memperbesar sudut kemiringan

    b. &igrasi memperpendek relektorc. &igrasi memindahkan relektor ke arah up-dip

    d. &igrasi memperbaiki resolusi vertical

    %erbedaan sebelum dilakukan proses migrasi a!,

    dan sesudah proses migrasi b!.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    9/43

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    10/43

    Ta!a"a# Proei#$ Sei%i& 2D Me#$$(#a&a# Sei%i, U#i+

    Ta!a" 1

    *impanlah ile data seismik "D dalam older tertentu, katakanlah "ro,ei#$, lalu ekstrak

    sehingga akan diperoleh beberapa ile berikut( 6ine:1.sgy, 6ine:1.*%*, 6ine1.%*,

    6ine:1.;%*, dan 6ine:1./;/. 0ile dengan ektensi *%* dan %* berisikan inormasi

    sumber-penerima seperti indeks nomor!, koordinat, elevasi, statik, dll. 0ile ;%* berisikan

    inormasi hubungan sumber-penerima relational! dan /;/ berisikan inormasi tentang

    parameter survey. Berikut adalah isi dari 6ine:1./;/(

    Ta!a" 2

    5ntuk melakukan processing dengan *eismic 5nix, terlebih dahulu lakukan konversi ormat

    data seismik dari segy ke su.

    e$rea. *a"e8Li#e9001'$ er:oe81 e#.ia#80 ; Li#e9001'(

    %ada perintah di atas, deinisi endian

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    11/43

    Ta!a" -

    Analisa header data su dengan perintah

    (ra#$e < Li#e9001'(

    *ehingga diperoleh(

    Dari inormasi di atas terlihat bah#a data seismik ini memiliki 2umlah trace =1">?, ep adalah

    shot number dari @" sampai ">" < "1 shots, serta indeks trace dalam setiap shot trac dari -1

    sampai ">". Dengan kata lain 2umlah trace dalam setiap shot adalah ">?.

    Ta!a" /

    5ntuk mengevaluasidata yang sudah dimiliki lakukan peritah berikut(

    (=i#. < Li#e9001'( &e8e" %i#8-2 %a+8-2 > (+=i$: "er,840

    %erintah di atas adalah untuk memilih data dengan (=i#.untuk shot ke @", lalu ditampilkan

    sebagai #iggle dengan sux#igb dengan persentase amplitudo >.

    Gambar di ba#ah ini kiri! adalah hasil dari perintah di atas, serta oom in kanan! dari trace-

    trace a#al. /erlihat bah#a " trace pertama adalah data source signature yang dideinisikan

    dengan trac

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    12/43

    6akukanlah proses ini untuk beberapa tempat dengan e"berbeda. Kesimpulan dari gambar di

    atas adalah semua shot memiliki ">? trace dengan " trace pertama sebagai source signature

    yang ditanamkan pada setiap shot record.

    Ta!a" 5

    %ada tahapan ini, akan dilakukan proses menghilangkan kill! trace vibroseis dengan

    key". %erintah berikut adalah cara untuk tidak melibatkan trace vibroseis yang

    tertanam pada shot gather.

    (=i#. < Li#e9001'( &e8*ra,? %i#81 %a+8242 ; Li#e90019&i))9i:ro'(

    )oba tampilkan dengan perintah berikut lalu oom in dengan meng-klik let button, tahan dan

    geser untuk memastikan trace vibroseis telah hilang untuk meng-unoom, klik pada #indo#

    x#igb!.

    (=i#. < Li#e90019&i))9i:ro'( &e8e" %i#8-2 %a+8-2 > (+=i$: "er,840

    6alu 2ika ingin menampilkan shot @" dalam bentuk image,

    (=i#. < Li#e90019&i))9i:ro'( &e8e" %i#8-2 %a+8-2 > (+i%a$e "er,840

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    13/43

    Dari gambar di atas terlihat sebuah rekaman yang masih penuh dengan noise seperti ground

    roll, air blast, direct #ave, coherent noise, trace yang tidak koheren time shift!, amplitudo

    yang tidak sama antara ona dangkal dan dalam akibatgeometrical spreading!, dll.

    Ta!a"

    %erintah berikut ini adalah cara untuk mengkompensasi penurunan amplitudo dengan AG)

    Automatic Gain )ontrol!. %erlu diingat bah#a AG) merupakan operasi trace !" trace, bisa

    digunakan !a#a (#*(& i#*er"re*ai bukan untuk a#a)ii AVO. 5ntuk analisis AC+

    sebaiknya digunakan .B@e, $ai# e*e)a! &ore&i NMO.

    ($ai# < Li#e90019&i))9i:ro'( a$,81 =a$,80'2 ; Li#e90019&i))9i:ro9a$,'(

    /ampilkan(

    (=i#. < Li#e90019&i))9i:ro9a$,'( &e8e" %i#8-2 %a+8-2 > (+i%a$e "er,840

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    14/43

    Gambar di atas adalah shot gather AG)

    Ta!a" 3

    *ebagaimana yang sudah dipela2ari pada tahapan sebelumnya, shot gather yang kita miliki

    masih mengandung berbagai macam noise, diantara noise yang paling dominan adalah

    ground roll.

    5ntuk mengeliminasi ground roll, pada tahapan ini kita akan melakukan 0-K iltering.

    Dimana 0-K merupakan spectrum rekuensi 0! terhadap bilangan gelombang K!. 0ungsi

    *eismic 5nix untuk melakuan 0-K iltering adalah (.i"?i)*.

    *ebelum melakukan 0-K iltering, data yang kita miliki harus memiliki sampling spatial d"!

    yang pada hakikatnya merupakan 2arak antara trace atau geophone interval dalam hal ini "

    meter atau ."km!.

    (!= < Li#e90019&i))9i:ro9a$,'( &e8.2 a80'025 ; Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.2'(

    *etelah memasukkan d" terhadap trace header perintah di atas!, marilah kita melakukan test

    dengan memilih shot gather @" ep

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    15/43

    (=i#. < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.2'( &e8e" %i#8-2 %a+8-2 ;

    Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29!o*-2'(

    Didalam terminal ketiklah $e.i* lalu copy-paste dan save kode berikut lalu berilah nama

    *e*?&

    #!/bin/sh

    slopes=-0.5,-0.3,0.3,0.5

    amps=1,1,1,1

    bias=0.0

    dx=0.025

    dt=0.002

    sudipfilt < Line001ill"iboa$%d2shot32.su dt=&dt dx=&dx 'slopes=&slopes amps=&amps bias=&bias (

    suxima$etitle=)slope=&slopes amps=&amps bias=&bias) '

    *indo*title=)+hot 32) '

    label1=)+amples) label2=)a%e) f1=1 d1=1 f2=1 d2=1 pe%=0

    sudipfilt < Line001ill"iboa$%d2shot32.su dt=&dt dx=&dx '

    slopes=&slopes amps=&amps bias=&bias ( suspe%f ( suxima$e title=)- +pe%tum of

    +hot 32) '

    *indo*title=)-) label1=)euen%) label2=)) le$end=1 %map=hs"1 pe%=4

    6alu ketik pa da terminal linux ! *e*?&

    &aka yang akan memperoleh gambar seperti di ba#ah ini. Data seismik sebelum 0-K ilter

    kiri! dan *pektrum 0-K kanan!

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    16/43

    %arameter utama dari operasi 0-K iltering adalah slopes, amps, bias. *lopes adalah

    kemiringan dari 0-K spectrum, amps

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    17/43

    5ntuk analisa 0-K, kita bisa melakukan test dengan berbagai macam slopes katakanlah

    slopes

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    18/43

    #!/bin/sh

    #memilih shot den$an ep=0

    su*ind < Line001ill"iboa$%d2f.su e=ep min=0 max=0

    Line001ill"iboa$%d2fep0.su

    #menampilan shot den$an ep=0

    suxima$e < Line001ill"iboa$%d2fep0.su pe%=0

    #memilih shot den$an ep=0 dan ta%f 100-105

    su*ind < Line001ill"iboa$%d2fep0.su e=ta%f min=100 max=105

    Line001ill"iboa$%d2fep0ta%f100105.su

    #spe%tum untu shot den$an ep=0 den$an ta%f 100-105

    suspe%fx < Line001ill"iboa$%d2fep0ta%f100105.su ( sux*i$b

    #melauan filte untu shot den$an ep=0

    sufilte < Line001ill"iboa$%d2fep0.su f=10,15,50,60

    Line001ill"iboa$%d2fep0flt.su

    #menampilan shot an$ telah difilte

    suxima$e < Line001ill"iboa$%d2fep0flt.su pe%=0

    #memilih shot an$ telah difilte den$an ta%f 100-105

    su*ind < Line001ill"iboa$%d2fep0flt.su e=ta%f min=100 max=105

    Line001ill"iboa$%d2fep0fltta%f100105.su

    #spe%tum untu shot den$an ep=0 den$an ta%f 100-105 setelah filte

    suspe%fx < Line001ill"iboa$%d2fep0fltta%f100105.su ( sux*i$b

    6alu ketik ! ?i)*ersehingga kita memperoleh gambar berikut(

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    19/43

    Gambar di atas adalah shot gather dengan ep kiri! serta spektrum rekuensi untuk shot

    gather tersebut dengan trac ke 1 sampai 1 kanan!. %erhatikan noise yang terdapat pada

    data, serta rentang rekuensi yang masihfull !andwidth dari > sampai 17 sumbu vertikal

    pada gambar sebelah kanan adalah rekuensi dalam 7!. Alasan penulis memilih trac ke 1

    sampai 1 karena trace tersebut adalah mid oset, dari surange pada tahapan-tahapan

    sebelumnya kita mengetahui bah#a trac yang kita miliki dimulai dari 1 s'd ">".

    Gambar di ba#ah ini adalah hasil setelah diilter dengan bandpass ilter 1,1,,E7, yang

    berarti kita hanya meloloskan rekuensi dari 1 sampai E7. 8ika Anda mungkin

    berargumen bah#a pemilihan cut o rekuensi 17 sangat membahayakan data seismik

    yang kita miliki, akan tetapi penulis beralasan bah#a untuk kasus data ini, #alaupun cut o

    17, relektor yang penulis miliki masih bisa terselamatkan lihat shot gather!. /entu sa2a

    sebelumnya penulis melakukan test dengan berbagai kombinasi rekuensi dari mulai

    @,E,,E7, ?,>,,E7, ,1,,E7 dan seterusnya.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    20/43

    6akukanlah proses di atas untuk beberapa lokasi ep, 2ika sudah diperoleh hasil yang paling

    baik, maka kita dapat menerapkannya untuk seluruh data yang kita miliki dengan perintah

    sbb(

    (?i)*er < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&'( ; Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*'(

    Ta!a" 7

    %ada tahapan ini kita akan menerapkan proses deconvolusi yang bertu2uan untuk

    meningkatkan resolusi temporal dari relektor serta menekan multiple. 9amun sebelum

    melakukan deconvolusi, penulis akan menerapkan autocorrelation terlebih dahulu yang

    sangat membantu mempela2ari perilaku multiple.

    Kode di ba#ah ini adalah kode untuk melakukan test autocorrelation dan deconvolusi.

    %arameter utama yang harus kita perhatikan adalah minlag dan maxlag, sedangkan ntout

    adalah 2umlah sampel hasil autocorrelasi yang akan dihasilkan. Kita bisa melakukan test

    dengan pnoise yang berbeda.

    %ada terminal linux ketik gedit, copy paste kode berikut lalu save dengan nama .e,o#

    #!/bin/sh

    minla$=0.02

    maxla$=0.1

    pnoise=0.001

    ntout=120

    #memilih data den$an ep=150

    su*ind < Line001ill"iboa$%d2fflt.su e=ep min=150 max=150

    Line001ill"iboa$%d2ffltep150.su

    #menampilan data den$an ep=10

    suxima$e < Line001ill"iboa$%d2ffltep150.su pe%=0

    #melauan auto%oelation dan menampilan auto%oelation-na

    sua%o < Line001ill"iboa$%d2ffltep150.su sua%o ntout=&ntout ( suxima$e

    pe%=0

    #melauan de%on"olusi

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    21/43

    supef < Line001ill"iboa$%d2ffltep150.su

    Line001ill"iboa$%d2ffltep150de%on.su minla$=&minla$ maxla$=&maxla$

    pnoise=&pnoise

    #menampilan hasil de%on"olusi

    suxima$e < Line001ill"iboa$%d2ffltep150de%on.su pe%=0

    #melauan auto%oelation dai data an$ telah di-de%on"olusi

    sua%o < Line001ill"iboa$%d2ffltep150de%on.su sua%o ntout=&ntout (

    suxima$e pe%=0

    6alu pada terminal linux ketik ! .e,o#

    Gambar diba#ah ini adalah gather sebelum deconvolusi kiri! serta autocorrelation kanan!

    Gambar di ba#ah ini adalah hasil deconvolusi serta autocorrelation-nya. %erhatikan bentuk

    #avelet setelah deconvolusi yang lebih ramping meningkat resolusi temporal!, serta

    reverberasi yang sudah tereliminasi. 7alini bisa kita lihat baik pada shot gather #alaupun

    pada autocorrelation.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    22/43

    5ntuk menentukan minlag dan maxlag, lihatlah penampang autocorrelation. minlag dihitung

    dari peak amplitude sampai ero crosing yang kedua. 7asil pengamatan penulis menun2ukkan

    bah#a peak amplitude data ini adalah sekitar .1"s dan erocrossing yang kedua sekitar

    .1?s, dengan demikian minlag

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    23/43

    Dari hasil surange di atas terlihat bah#a data tersebut belum memiliki inormasi geometri

    seperti koordinat sumber, penerima, oset, cdp, dll.

    &arilah kita lihat kembali @ ile geometri untuk data ini i.e. 6ine:1.*%* sumber!,

    6ine:1.%* receiver!, 6ine:1.;%* relational!.

    8ika kita membuka ile 6ine:1.*%* dengan gedit, maka akan diperoleh inormasi sbb(

    Di dalam ile 6ine:1.*%*, baris ke 1 s'd " merupakan header yang men2elaskan lokasi

    kolom )+6*! untuk setiap parameter sumber( point number nomor sumber!, *tatic

    )orrection, &ap grid easting ; coordinate!, &ap grid northing coordinate!, *urace

    Flevation, dll.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    24/43

    Data ini memiliki point number shot number! =1, =@, =, ...1"1. normasi 1C1

    bukanlah bagian dari point number lihat kembali header, )+6* dari point number adalah

    1>-"!, dengan gedit inormasi posisi baris 6n! dan kolom )ol! bisa dilihat di po2ok kanan

    ba#ah. Dari sini kita mengetahui bah#a 2umlah sumber shot! adalah 1"1-=1!'"H1 < "1

    shots. Koreksi statik untuk shot pertama dan seterusnya( -, -, -1, dst. Koordinat ; shot

    pertama( E>>>1.>, koordinat shot pertama( @>@>@".1, dan elevasi shot pertama( ?E..

    Demikian 2uga dengan ile 6ine:1.%* inormasi receiver!(

    %oint number receiver number! adalah E1, E", ..., 1@?". Koreksi statik untuk receiver E1(

    -?>, Koordinat ; untuk receiver E1(E>?I.", koordinat receiver E1(@>@=>E=.E, dan

    elevasi receiver E1(?1..

    *edangkan ile 6ine:1.;%*, memuat inormasi hubungan sumber penerima(

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    25/43

    %erhatikan inormasi di atas dengan sebaik-baiknya(

    %oint 9umber )+6* @-@=!( =1, =@, ...1"1 merupakan penomoran untuk shot pertama,

    kedua, dst.

    0rom receiver untuk shot =1( E1 receiver pertama untuk shot =1!

    /o receiver untuk shot =1(>?" receiver terakhir untuk shot =1!

    0rom )hannel ( 1 dan /o )hannel( ">" untuk semua shot adalah sama artinya setiap shot

    memiliki 2umlah trace ">".

    *etelah kita memahami konigurasi ile di atas, penulis akan membuat sebuah matrix dengan

    2umlah kolom 1 i.e. Jsx,xy,selev,sstat,gx,gy,gelev,gstat,cdp,oset dengan 2umlah baris

    sebanyak 2umlah trace yang penulis miliki ==>"!.

    Dengan menggunakan gedit copy-lah kode berikut, save, lalu beri nama $eo%

    #!/bin/sh

    # sip heade den$an 78920:, emo"e 1;1

    # esta sou%e numbe 7%ol2:, sx 7%ol:,s 7%ol:, sele" 7%ol10:,sstat 7%ol3:

    a* $sub7/1;1/,)): if 789 20: pint &2,&, &, &10,&3 >> Line001.+?+ sps.txt

    # sip heade den$an 78920:, emo"e 1@1

    # esta e%ei"e numbe 7%ol2:, $x 7%ol:,$ 7%ol:, $ele" 7%ol10:,$stat 7%ol3:

    a* $sub7/1@1/,)): if 789 20: pint &2,&, &, &10,&3 >> Line001.9?+ ps.txt

    %ada terminal linux ketik ! $eo%

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    26/43

    6alu dengan gedit copy-lah kode berikut, save, lalu beri nama $eo%o,*ae'%

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

    AAAAAAAAAAAAAAA

    %leaB %l%

    load sps.txt

    load ps.txt

    A Cn$at no of shotsD 251,no of e%ei"e in ea%h shotD 22,total numbe of ta%es is

    251E22=4042

    AAAmenusun matix sps untu seluuh ta%e 74042:AAAAAA

    fo i=1D251

    spsfota%esinea%hshoti>=epmat7sps7i,D:,22,1:B

    end

    spsallta%es=%ell2mat7spsfota%esinea%hshot:B

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

    AAAAAAAAAAAAA

    AAAmenusun matix ps untu seluuh ta%e 74042:AAAAAA

    fo i=1D251

    psfota%esinea%hshoti>=ps7F7iE2:-1D21G7iE2:-1H,D:B

    end

    psallta%es=%ell2mat7psfota%esinea%hshot:B

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

    AAAAAAAAAAAAA

    AAAA men$hitun$ offset

    sx=spsallta%es7D,2:B

    s=spsallta%es7D,3:B

    sele"=spsallta%es7D,I:B

    sstat=spsallta%es7D,5:B

    $x=psallta%es7D,2:B

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    27/43

    $=psallta%es7D,3:B

    $ele"=psallta%es7D,I:B

    $stat=psallta%es7D,5:B

    ox=$x-sxB

    o=$-sB

    offset=st7ox.J2Go.J2:B

    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

    AAAAAAAAAAAAAAAAAA

    AAAmen$hitun$ %dp untu masin$-masin$ ta%e

    AAAdiaenaan inte"al $eophone 25m dan inte"al sumbe 50m, maaD

    AAA%dp untu shot petama adalah 1 s/d 22

    AAA%dp untu shot edua adalah 5 s/d 26

    AAA%dp untu shot eti$a adalah s/d 20 dst....7lihat ilustasi sta%in$ dia$am

    diba*ah untu memahamina:

    fo i=1D251

    %dpea%hshoti>=F7IEi-3:D21G7IEi-3:HB

    end

    %dpallta%es=%ell2mat7%dpea%hshot:B

    $eomheade=Fsx,s,sele",sstat,$x,$,$ele",$stat,%dpallta%es,offsetHB

    sa"e -as%ii $eomheade.txt $eomheade

    AAAAplot oodinat sumbe dan peneima

    plot7sx,s,E:B hold on

    plot7$x,$,bJ:

    AAAAahi dai ode

    6alu ketik o,*ae untuk memasuki terminal octave. 8ika belum memiliki octave octave

    adalah open source yang mirip dengan &atlab!, bisa diinstall dengan mengetik (.o a"*$e*

    i#*a)) o,*ae-'2

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    28/43

    %ada terminal octave ketik geomoctave untuk mengeksekusi kode di atas sehingga kita akan

    memiliki matriks geom:header.txt dan plot koordinat sumber dan penerima.

    Keluarlah dari octave dengan menekan ctrlH

    Gambar diba#ah ini adalah ilustrasi stacking chart untuk interval sumber "; interval

    receiver. %erhatikan )D% yang pertama untuk shot kedua terletak pada )D% ke dari shot

    pertama, )D% yang pertama untuk shot ketiga terletak pada )D% ke I untuk shot kedua, dst.

    Gambar di ba#ah ini adalah koordinat sumber merah! dan penerima biru!. %erhatikan

    bah#a posisi sumber dan penerima tidak benar-benar berada dalam satu garis lurus, hal

    demikian ter2adi karena kondisi medan yang bersangkutan. 8adi, #alaupun secara teoritik kita

    menghendaki group interval "m dan shot interval m, tetapi pada kenyataannya sangat

    sulit untuk di#u2udkan.

    *elan2utnya, ubahlah ormat dari geom:header.txt men2adi binary dengan mengetikkan(

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    29/43

    a2: < $eo%9!ea.er'*+* #1810 ; $eo%9!ea.er':i#

    a"b adalah perintah untuk mengubah ormat ascii ke binary, n1

    byte atau ?L1kolom!L==>"2umlah baris < 2umlah trace!.

    *etelah itu kita siap untuk menuliskan geom:header.bin ke dalam trace header dari data kita

    dengan perintah di ba#ah ini buat dalam satu baris!(

    (!= < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#'( i#?i)e8$eo%9!ea.er':i#

    &e8+e)e*a*$+$$e)e$*a*,."o??e* ;

    Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%'(

    Dengan perintah

    (ra#$e < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%'(

    %erhatikan bah#a inormasi geometry dan cdp sudah berada dalam trace header data seismik

    kita.

    5ntuk keperluan sorting dari shot gather ke )&% gather, dua inormasi penting yang harus

    dimiliki adalah cdp dan oset.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    30/43

    Data ini memiliki cdp( 1 1">" 1 - 1">"!, 2ika angka yang berada di luar kurung sama dengan

    yang berada di dalam kurung maka penomoran cdp data ini benar, sedangkan 2ika kita lihat

    nilai oset( 1" @" @1> - @I!, rentang angkanya berbeda. 7al ini ter2adi karena angka

    oset yang exact sangat sulit diperoleh akibat medan akuisi lihat plot x-y coordinate

    sebelumnya!. +leh mengantisipasi hal ini, penulis akan melakukan MregularisasiM oset.

    Kita mengetahui dari shot gather bah#a geometri akuisisi data tersebut adalah split-spread

    dengan interval geophone < "m dan 2arak dari sumber ke geophone pertama

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    31/43

    Dari hasil surange di atas, terlihat bah#a cdp dan oset memiliki nilai yang sama antara di

    luar kurung dan dalam kurung.

    Ta!a" 11

    %ada tahap ini, kita akan melakukan sorting dari shot ke cmp gather dengan perintah (or*

    berikut buat dalam satu baris!(

    (or* ,." o??e* (+=i$: "er,875

    *ehingga diperoleh gambar sbb(

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    32/43

    Ta!a" 12

    %ada tahap ini penulis akan menun2ukkan bagaimana caranya melakukan koreksi 9&+ dan

    membuat Brute *tack.

    %ada *eismic 5nix, koreksi 9&+ dilakukan dengan perintah sunmo. normasi penting untuk

    sunmo yang harus kita berikan adalah pasangan kecepatanm's! dan #aktus!.

    5ntuk kasus data ini, penulis melakukan trial and error untuk mencari @ pasangan #aktu dan

    nilai velocity yang paling optimal yang ditentukan dengan relektor yang lat!. /est ini

    penulis lakukan pada )&% 1 s'd 1" lihat tahapan sebelumnya untuk melihat )&%

    yang belum dikoreksi 9&+!. %asangan kecepatan dan #aktu yang diperoleh adalah

    vnmo

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    33/43

    Ta!a" 1-

    *etelah kita cukup puas dengan hasil 9&+, maka kita siap untuk memproduksi brute stack

    dengan perintah(

    (*a,& < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9#%o91'( ;

    Li#e0019:r(*e9*a,&'(

    6alu penulis tampilkan dengan(

    (+i%a$e < Li#e0019:r(*e9*a,&'( ,%a"8!13 "er,870

    *ehingga diperoleh penampang seismik diba#ah ini

    5ntuk mengubah skala #arna pada brute stack, kita bisa melakukannya dengan mengubah

    parameter cmap. Berikut adalah contoh 2ika penulis menggunakan cmap

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    34/43

    Ta!a" 1/

    %ada tahapan ini, penulis akan menun2ukkan bagaimana melakukan velocity analysis dengan

    nteractive Celocity Analysis.

    6akukan pemilihan setiap )&% pada data input berikut(

    6ine:1:kill:vibro:agc:d":k:lt:decon:geom:cdp.su, yang kita miliki sebelumnya.

    (=i#. < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."'( &e8,." %i#8200

    %a+81000 850 ; i#a9eer950,%"'(

    8ika proses picking telah dilakukan untuk seluruh cmp yang dimiliki, maka secara otomatis

    akan terbentuk ile inva:every:cmp.par

    Ta!a" 15

    *etelah diperoleh model kecepatan, maka kita siap untuk melakukan koreksi 9&+ untuk

    seluruh )&%.

    (#%o < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."'( ;

    Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9#%o92'("ar8i#a9eer950,%"'"ar

    Dengan output

    Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9#%o92'(

    *etelah itu lakukan proses stacking(

    (*a,& < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9#%o92'( ;

    Li#e0019*a,&9e)2'(

    6alu tampilkan dengan perintah(

    (+i%a$e < Li#e0019*a,&9e)2'( ,%a"8!13 "er,870 *i*)e8Se*e)a! Ve)o,i* Pi,&i#$

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    35/43

    Gambar di atas adalah stack dengan menggunakan velocity analysis yang penulis pick.

    Bandingkan hasilnya dengan brute stack yang dihasilkan pada tahapan sebelumnya gambar

    di ba#ah!(

    Ta!a" 1

    %ada bagian ini, penulis akan menun2ukkan bagaimana caranya melakukan elevation statics

    dan residual statics untuk data seismik yang kita miliki.

    Flevation statics umumnya dilakukan sebelum koreksi 9&+ pada tahap 1@. Akan tetapi

    untuk melihat eek elevation statics terhadap citra seismik, penulis lakukan setelah

    memperoleh citra yang terbaik. 7al ini sah-sah sa2a untuk dilakukan, mengingat kita masih

    memiliki peluang untuk terus memperbaiki citra tersebut diantaranya dengan analisa

    kecepatan pada interval )&% yang lebih rapat, analisa pada super gather, dll.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    36/43

    normasi yang harus kita miliki untuk melakukan elevation statics adalah elevasi sumber-

    penerima relati terhadap datum serta kecepatan sedimen di ba#ah sumber-penerima

    sehingga diperoleh #aktu tempuh gelombang dari elevasi yang bersangkutan terhadap datum.

    5ntuk data ini, #aktu tempuh sumber dan penerima elevation statics! telah dilakukan dan

    sudah diselipkan ke dalam trace header. *ehingga, 2ika kita melakukan surange diperoleh

    hasil sbb(

    Dari hasil surange di atas, terlihat elevation statics dari sumber selev! dan penerima gelev!

    telah berada pada trace header.

    8ika kita tidak memiliki inormasi gelev dan selev, maka kita harus menghitungnya melalui

    irst break picking dari gelombang reraksi.

    Flevation statics dilakukan dengan perintah(

    (*a*i, < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%'( ;

    Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9e)e9*a*'( !.r81

    sustatic adalah perintah untuk elevation static, hdrs

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    37/43

    Gambar diba#ah ini adalah shot gather setelah elevation statics yang ditampilkan dengan

    perintah(

    (=i#. < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9e)e9*a*'( &e8e" %i#8-2

    %a+8-2 > (+=i$: "er,840

    Gambar diba#ah ini menun2ukkan stack sebelum elevation statics yang kita peroleh

    sebelumnya(

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    38/43

    Gambar di ba#ah ini adalah stack setelah elevation statics dengan dengan mengunakan

    model kecepatan dari analisa kecepatan sebelumnya. 6akukan proses yang sama /ahap 1!,

    dengan mengganti data input dan output.

    %enulis melakukan sorting dari shot ke cmp dengan perintah(

    (or* ,." o??e* < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9e)e9*a*'( ;

    Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9e)e'(

    6alu, pada nmo.sh(

    I#"(* Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9e)e'(

    O(*"(* Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9e)e9#%o92'(

    un dengan mengetikkan sh nmo.sh

    6akukan stacking(

    (*a,& < Li#e90019&i))9i:ro9a$,9.29?&9?)*9.e,o#9$eo%9,."9e)e9#%o92'( ;

    Li#e0019*a,&9e)29e)e'(

    /ampilkan(

    (+i%a$e < Li#e0019*a,&9e)29e)e'( ,%a"8!13 "er,870 *i*)e8A?*er E)ea*io#

    S*a*i,

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    39/43

    Ta!a" 13

    %ada *eismic 5nix, residual static dilakukan dengan perintah suresstat dimana metoda yang

    digunakan mengacu pada#onen dan Claer!out$ %eoph"sics &'$ ()&*+(),) -.*&01

    Berbeda dengan elevation statics, residual statics dilakukan setelah koreksi 9&+, akan tetapi

    harus dilakukan pada domain shot gather dengan key

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    40/43

    ns1 harus sama dengan nshot pada command sebelumnya!

    nr

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    41/43

    Ta!a" 14

    %ada tahapan ini, penulis akan menun2ukkan bagaimana melakukan %o*/& %ost *tack /ime

    &igration! dengan menggunakan *eismic 5nix.

    *eismic 5nix menyediakan ungsi migrasi dengan menggunakan beberapa metodologi

    diantaranya *tolt &igration, Gadag atau %hase-*hit &igration, )laerboutMs &igration, dll.

    /eknik-teknik migrasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

    %enulis akan menerapkan %o*/& pada data telah distack dengan menggunakan velocity

    analysis dan 2uga telah mengalami koreksi statik. %enulis memilih &etoda *tolt, karena

    metoda ini sangat cepat dan cukupro!ust1

    *ebelumnya, penulis akan menerapkan mute dan tapering #alaupun pada sustolt sendiri

    diterapkan tapering! sehingga diperoleh u2ung lintasan kiri, kanan dan atas yang lebih

    gradual. 7al ini penting dilakukan karena perbedaan amplitudo yang tiba-tiba akan

    menghasilkan migration artifacts.

    *etelah itu migrasi diterapkan dengan menggunakan kecepatan &* yang penulis ambil dari

    )&% ke 1! dari hasil velocity analysis sebelumnya.

    Berikut ini adalah kode Bourne *hell untuk melakukan mute, menampilkan stack sebelum

    migrasi, melakukan *tolt &igration dan sekaligus menampilkan hasilnya(

    #!/bin/sh

    sumute < Line001sta%"el2ele"stat.su e=ta%l xmute=1,150,1132,1132

    tmute=3.0,0.2,0.2,3.0 ntape=50 Line001sta%"el2ele"statmute.su

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    42/43

    suxima$e < Line001sta%"el2ele"statmute.su e=%dp pe%=0 title=efoe

    +tolt Mi$ation

    time=0.0141,0.II41,0.1II05,1.3444,1.I41,2.0605

    "els=12.35,2211.2,2I.44,2465.61,245.6I,331.31

    sustolt < Line001sta%"el2ele"statmute.su '

    %dpmin=1 %dpmax=122 dx%dp=50 '

    tmi$=&time "mi$=&"els '

    smi$=0.6 "s%ale=1 lstape=50 lbtape=50 ( suxima$e title=)Nfte +tolt Mi$ation)

    e=%dp min=100 max=1100 pe%=0 "ebose=0

    exit

    )opy-lah code di atas dengan menggunakan text editor vi, pico, gedit, atau nedit! lalu save

    dengan nama tertentu katakanlah stoltmig. 6alu ketik ! *o)*%i$

    Berikut adalah stack sebelum migrasi untuk mengubah skala #arna, tekan hurup r atau h

    pada ximage yang akti, untuk mengeksplorasi lebih 2auh ketik ximage pada terminal linux!.

  • 7/23/2019 Dasar-dasar Tahapan Prosesing Seismik Menggunakan SU

    43/43

    *ebelum migrasi

    *etelah migrasi