fix tbcrdygg
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
1/25
TUBERKULOSIS PARU
DefinisiTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit infeksi
kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya bila dihubungkan
dengan tempat tinggal didaerah urban, lingkungan yang padat.
Epidemiologi
Sejak akhir tahun 1990-an, dilakukan deteksi terhadap beberapa penyakit yangkembali munul and menjadi masalah !re-emerging disease), terutama di negara maju.
Salah satu di antaranya adalah TB. World health organization memperkirakan bah"a
sepertiga penduduk dunia !# miliar orang$ telah terinfeksi olehM. tuberculosis, dengan
angka tertinggi di %frika, %sia, dan %merika &atin.
Morbiditas dan Mortalitas
Peningkatan kasus TB di berbagai tempat pada saat ini, diduga disebabkan oleh
begbagai hal, yaitu' !1$ diagnosis tidak tepat, !#$ pengobatan tidak adekuat, !($ program
penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, !)$ infeksi endemik *+, !$ migrasi
penduduk, !$ mengobati sendiri !self treatment$, !/$ meningkatnya kemiskinan, dan !$
pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Tuberkulosis pada anak merupakan faktor penting di negara-negara berkembang
karena jumlah anak berusia 1 tahun adalah )0-02 dari seluruh populasi.
!3ambar 1.1.1$
3ambar 1.1.1 4umlah populasi berdasarkan usia
1
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
2/25
World Heatlh Organization memperkirakan bah"a TB merupakan penyakit
infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian pada anak dan orang de"asa.
5ematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian akibat malaria dan %+6S. Pada
"anita, kematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian akibat kehamilan,
persalinan, dan nifas. 4umlah seluruh kasus TB anak dari tujuh 7umah Sakit !7S$ Pusat
Pendidikan di +ndonesia selama tahun !199-#00#$ adalah 10 penyandang TB
dengan angka kematian yang ber8ariasi dari 0 2-1),1 2. 5elompok usia terbanyak
adalah 1#-0 bulan !)#,92$, sedangkan untuk bayi 1# bulan didapatkan 1,2.
Fator Resio
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun
timbulnya penyakit TB pada anak. faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor resiko
infeksi dan faktor resiko progresif infeksi menjadi penyakit !resiko penyakit$.
Resio infesi TB
aktor terjadinya infeksi TB antara lain adalah anak yang terpajan dengan orang
de"asa dengan TB aktif !kontak TB positif$, daerah endemis, kemiskinan, lingkungan
yang tidak sehat !higiene dan sanitasi tidak baik$, dan tempat penampungan umum
!panti asuhan, penjara atau panti pera"atan lain$, yang banyak terdapat pasien TB
de"asa aktif.
Sumber infeksi TB pada anak terpenting adalah pajanan terhadap orang de"asa
yang infeksius, terutama dengan BT% positif. Berarti, bayi dari seorang ibu dengan
BT% sputum positif memiliki risiko tinggi terinfeksi TB. Semakin erat bayi tersebut
dengan ibunya, semakin besar pula kemungkinan bayi tersebut terpajan perik renik
!droplet nulei$ yang infeksius.
7esiko timbulnya transmisi kuman dari orang de"asa ke anak akan lebih tinggi jika
pasien de"asa tersebut mempunyai BT% sputum positif, infitrat luas atau ka8itas padalobus atas, produksi sputum banyak dan eer, batuk produktif dan kuat, serta terdapat
faktor lingkungan yang kurang sehat terutama sirkulasi udara yang tidak baik.
Pasien TB anak jarang menularankan kuman pada anak lain atau orang de"asa
disekitarnya. *al ini dikarenakan kuman TB sangat jarang ditemukan di dalam sekret
endobronkial pasien anak. %da beberapa hal yang dapat menjelaskan hal tersebut.
Pertama, jumlah kuman pada TB anak biasanya sedikit !pauibaillary$, tetapi karena
imunitas anak masih lemah, jumlah yang sedikit tersebut sudah mampu menyebabkan
#
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
3/25
sakit. 5edua, lokasi infeksi primer yang kemudian berkembang menjadi sakit TB primer
biasanya terjadi di daerah paremkim yang jauh dari bronkus, sehingga tidak terjadi
produksi sputum. 5etiga, tidak ada:sedikitnya produksi sputum dan tidak terdapatnya
reseptor batuk di daerah parenkim menyebabkan jarangnya terdapat gejala batuk pada
TB anak.
Resio Sait TB
%nak yang telah terinfeksi TB tidak selalu akan mengalami sakit TB. Berikut ini
adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan berkembangnya infeksi TB menjadi sakit
TB. aktor risiko yang pertama adalah usia. %nak berusia tahun mempunyai risiko
lebih besar mengalami progresi infeksi menjadi sakit TB karena imunitas seluralnya
belum berkembang sempurna !imatur$. %kan tetapi, risiko sakit TB ini akan berkurang
seara bertahap seiring dengan pertambahan usia. Pada bayi yang terinfeksi TB,
)(2nya akan menjadi sakit TB, pada anak usia 1-) tahun, yang menjadi sakit hanya
#)2, pada usia remaja 1 2, dan pada de"asa -102. %nak berusia tahun memliki
risiko lebih tinggi mengalami TB diseminata !seperti TB milier dan meningitis TB$,
dengan angka morboditas dan mortalitas tinggi. 7isiko tertinggi terjadinya progresi8itas
dari infeksi menjadi sakit TB adalah selama 1 tahun pertama setelah infeksi, terutama
selama bulan pertama. Pada bayi, rentang "aktu antara terjadinya infeksi dan
timbulnya sakit TB singkat !kurang dari 1 tahun$ dan biasanya timbul gejala yang akut.
aktor risiko berikutnya adalah infeksi baru yang ditandai dengan adanya kon8ersi
uji tuberkulin !dari negatif menjadi positif$ dalam 1 tahun terakhir. aktor risiko lainnya
adalah malnutrisi, keadaan imunokompromais !misalnya pada infeksi *+, keganasan,
transplantasi organ, dan pengobatan imunosupresi$, diabetes militus, dan gagal ginjal
kronik. aktor yang tidak kalah penting pada epidemiologi TB adalah statussosioekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian, pengangguran,
pendidikan yang rendah, dan kurangnya dana untuk pelayana masyarakat. 6i negara
maju, migrasi penduduk termasuk menjadi faktor risiko, sedangkan di +ndonesia hal ini
belum menjadi masalah yang berarti. aktor lain yang mempunyai risiko terjadinya
penyakit TB adalah 8irulensi dari M. tuberculosisdan dosis infeksinya. %kan tetapi,
seara klinis hal ini sulit untuk dibuktikan.
(
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
4/25
Tabel !"!"! 7esiko Sakit Tuberkulosis pada %nak yang Terinfeksi Tuberkulosis
#ambar $"%"! Kompliasi dan se&ele infesi TB par& primer"
)
Um&r saat infesi Resio sait
Primer 'ta(&n) Tida Sait TB Par&TB Diseminata
'milier* meningitis)
1
1 ; #
# ;
; 10
< 10
0 2
/ ; 0 2
9 2
9 2
0 ; 90 2
(0 ; )0 2
10 ; #0 2
2
# 2
10 ; #0 2
10 ; #0 2
# ; 2
0. 2
0. 2
0. 2
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
5/25
Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas selular, dapat terjadi
penyebaran limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke
kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer, atau berlanjut menyebar seara
limfohematogen. 6apat juga terjadi penyebaran hematogen langsung, yaitu kuman
masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. %danya penyebaran
hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistematik.
Penyebaran hematogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk
penyebaran hematogenik tersamar 'occult hematogenic spread). =elalui ara ini,
kuman TB menyebar seara sporadik dan sedikit demi sedikit shingga tidak
menimbulkan gejala klinis. 5uman TB kemudian akan menapai berbagai organ di
seluruh tubuh, bersarang di organ yang mempunyai 8askularisasi baik, paling sering di
apeks paru, limpa, dan kelenjar limfe superfisialis. Selain itu, dapat juga bersarang di
organ lain seperti otak, hati, tulang, ginjal dan lain-lain. Pada umumnya, kuman di
sarang tersebut tetap hidup, tetapi tidak aktif !tenang$, demikian pula dengan proses
patologiknya. Sarang di apeks paru disebut dengan fokus Simon, yang kemudian hari
dapat mengalami reakti8asi dan terjadi TB apeks paru saat de"asa.
Bentuk penyebaran hematogen yang lain adalah penyebaran hematogenik
generalisata akut 'acute generalized hematogenic spread). Pada bentuk ini, sejumlah
besar kuman TB masuk dan beredar di dalam darah menuju ke seluruh tubuh. *al ini
dapat menyebabkan timbulnya manifestasi klinis penyakit TB seara akut , yang disebut
TB diseminata. Tuberkulosis diseminata ini timbul dalam "aktu #- bulan setelah
terjadi infeksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan 8irulensi kuman TB
yang beredar serta frekuensi berulangnya penyebaran. Tuberkulosis diseminata terjadi
karena tidak adekuatnya sistem imun pejamu !host$ dalam mengatasi infeksi TB,
misalnya pada anak ba"ah lima tahun !balita$ terutama di ba"ah dua tahun.Tuberkulosis milier merupakan hasil dari acute generalized hematogenic spread
dengan jumlah kuman yang besar. 5uman ini akan menyebar ke seluriuh tubuh, dalam
perjalanannya di dalam pembuluh darah akan tersangkut di ujung kapiler, dan
membentuk tuberkel di tempat tersebut. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui ara ini
akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. +stilah milier berasal dari gambaran
lesi diseminata yang menyerupai butir padi-padian:je"a"ut !millet seed$. Seara
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
6/25
patologi anatomik, lesi ini berupa nodul kuning berukuran 1-( mm, sedangkan seara
histologik merupakan granuloma.
Pada anak, tahun pertama setelah infeksi !terutama 1 tahun pertama$, biasanya
sering terjadi komplikasi TB. =enurut >allgren, ada tiga bentuk dasar TB paru pada
anak, yaitu penyebaran limfohematogen, TB endobronkial, dan TB paru kronik.
Sebanyak 0,2 - (2 penyebaran limfohematogen akan menjadi TB milier atau
meningitis TB, hal ini biasanya terjadi (- bulan setelah infeksi primer. Tuberkulosis
endobronkial !lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar regional$ dapat
terjadi dalam "aktu yang lebih lama !(-9 bulan$. Terjadi TB paru kronik sangat
ber8ariasi, bergantung pada usia terjadinya infeksi primer. Tuberkulosis paru kronik
biasanya terjadi akibat reakti8asi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi
sempurna. 7eakti8asi itu jarang terjadi pada anak tetapi sering pada remaja dan de"asa
muda.
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
7/25
?@atatan'
1. Penyebaran hematogen umumnya terjadi seara sporadik !occult
hematogenicspread$. 5uman TB kemudian membuat fokus koloni di berbagai
organ dengan 8askularisasi yang baik. okus ini berpotensi mengalami
reakti8asi di kemudian hari.
#. 5ompleks primer terdiri dari fokus primer !1$, limfangitis !#$, dan limfadenitis
regional !($.
(. TB primer adalah proses masuknya kuman TB, terjadi penyebaran hematogen,
terbentuknya kompleks primer dan imunitas selular spesifik, hingga pasien
mengalami infeksi TB dan dapat menjadi sakit TB primer.
). Sakit TB pada keadaan ini disebut TB pasaprimer karena mekanismenya bisa
melalui proses reakti8asi fokus lama TB !endogen$ atau reinfeksi ! infeksi
sekunder dan seterusnya$ oleh kuman TB dari luar !eksogen$.
Per+alanan Alamia(
=anifestasi klinis TB di berbagai organ munul dengan pola yang konstan, sehingga
dari studi >allgen dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender terjadi TB di berbagai
organ !3ambar 1.#.($
#ambar !"%"," Kalender per+alanan pen-ait t&ber&losis primer
/
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
8/25
Tabel !"%"% Tahapan Tuberkulosis pada anak
Ta(apan
Pa+anan Infesi Pen-ait
Aji tuberkulin
Pemeriksaan fisik
oto polos dada
Profilaksi:terapi
TB
4umlah obat
egatif
ormal
ormal
Selalu
Satu
Positif
ormal
Biasanya normalC
Pada
imonokompromis
Satu
Positif
Biasanya tidak
normal?
Biasanya tidak
normalD
Selalu
Tiga atau empat? pada 02 anak dengan tuberkulosis paru didapatkan pemeriksaan fisik yang normal
C kalsifikasi atau granuloma keil diartikan infeksi, bukan penyakit
D pada beberapa anak dengan tuberkulosis paru tidak didapatkan kelainan pada foto
polos dada
Diagnosis T&ber&losis pada ana
6iagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya =. tuberkulosis pada
pemeriksaan sputum, bilas lambung serebrospinal ! @SS $, airan pleura, atau biopsi
jaringan , pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh dua hal,
yaitu sedikitnya jumlah kuman !pauibaillary $ dan sulitnya pengambilan spesimen
!sputum$
Beberapa alasan di atas menyebabkan diagnosis TB anak terutama didasarkan
pada penemuan klinis dan radiologis, yang keduanya seringkali tidak spesifik.
6iagnosis TB anak ditentukan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang
seperti uji tuberkulin, foto toraks, dan pemeriksaan laboratorium. %danya ri"ayat
kontak dengan pasien TB, de"asa BT% positif, uji tuberulin positif, gejala dan tanda
sugestif TB, dan foto toraks yang mengarah pada TB !sugestif TB$, merupakan dasar
untuk menyatakan anak sakit TB.
Tabel 1.).# bentuk klinis tuberkulosis pada anak
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
9/25
infeksi TB
uji tuberkulin positif tanpa kelainan
klinis radiologis dan labaratorium.
Penyakit TB
Paru TB paru primer ! pembesaran$ kelenjar hilus dengan
atau tanpa kelainan parenkim$
TB paru progresif !pneumonia, TB endobronkial$
TB paru kronik !ka8itas,fibrosis,tuberkuloma$
TB milier
Efusi pleura TB
6iluar paru kelenjar limfe
Ftak dan selaput otak
Tulang dan sendi
Saluran erna termasuk hati, kantung empedu
Pankreas
Saluran kemih termasuk ginjal
5ulit
=ata
Telinga dan mastoid
4antung
=embrane serous !peritoneum,periardium$
5elenjar endokrin !adrenal$
Saluran napas bagian atas !tonsil, laring, kelenjar
Endokrin$
Manifestasi Klinis
Patogenesis TB sangat kompleks, sehingga menifestasi klinis TB sangat ber8ariasi dan
bergantung pada beberapa faktor. aktor yang berperan adalah kuman TB, pejamu, serta
interaksi antar keduanya. aktor kuman bergantung pada jumlah dan 8irulensi kuman,
sedangkan fator pejamu bergantung pada usia, dan kompetensi imun serta kerentanan
pejamu pada a"al terjadinya infeksi. %nak keil seringkali tidak menunjukkan gejala
9
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
10/25
"alaupun sudah tampat pembesaran kelenjar hilus pada foto toraks. =enifestasi klinis
TB terbagi dua, yaitu menifestasi sistemik dan manifestasi spesifik organ : lokal.
Manifestasi Sistemi 'Um&m.nonspesifi)
5eluhan sistemik ini diduga berkaitan dengan peningkatan tumor nerosis fator-G
!T-G$. Salah satu gejala sistemik yang sering terjadi adalah demam. Temuan demam
pada pasien TB berkisar antara )0 ; 02 kasus. 6emam biasanya tidak tinggi dan
hilang timbul dalam jangka "aktu yang ukup lama. =anifestasi sistemik lain yang
sering dijumpai adalah anoreksia, berat badan !BB$ tidak naik ! turun, tetap, atau naik,
tetapi tidak sesuai dengan grafik tumbuh$, dan malaise !letih, lesu, lemah, lelah$.
Tabel +.).( penyebab batuk kronik berulang pada anak
Bayi %nak 5eil %nak Besar
7efluks gastroesofagus hiperreakti8itas saluran respiratori asma
Pasainfeksi 8irus
+nfeksi %sma post-nasal drip
=alformasi ongenital perokok pasif =erokok
Penyakit jantung ba"aan refluks gastroesofagus TB pulmoner
Perokok pasif benda asing bronkiektasis
Polusi lingkungan bronkiektasis batuk psikogenik
7angkuman dari gejala umum pada TB anak sebagai berikut '
1. 6emam lama ! H # minggu$ dan : atau berulang tanpa sebab yang jelas !bukan
demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain$, yang dapat disertai
dengan keringat malam. 6emam umumnya tidak tinggi.
#. batuk lama < ( minggu, dan sebab lain telah disingkirkan.(. berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan dengan
penanganan giIi yang adekuat.
). nafsu makan tidak ada !anoreksia$ dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan
adekuat !ailure to thri8e$.
. lesu atau malaise
. 6iare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
10
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
11/25
Tabel +.).) rekuensi 3ejala dan Tanda TB Paru sesuai kelompok umur
5elompok umur Bayi %nak %kil balik
3ejala
6emam sering 4arang sering
5eringat malam sangat jarang sangat jarang jarang
Batuk sering sering sering
Batuk produktif sangat jarang sangat jarang sering
*emoptisis tidak pernah sangat jarang sangat jarang
6ispneu sering sangat jarang sangat jarang
Tanda
7onki basah sering jarang sangat jarang
=engi sering jarang jarang
remitus sangat jarang sangat jarang jarang
Perkusi pekak sangat jarang sangat jarang jarang
Suara napas berkurang sering sangat jarang jarang
Manifestasi spesifi organ.loal
=anifestasi klinis spesifik bergantung pada organ yang terkena, misalnya kelenjar
limfe, susunan saraf pusat !SSP$, tulang, dan kulit.
3ejala spesifik sesuai organ yang terkena adalah sebagai berikut '
1. Tuberkulosis kelenjar !terbanyak di region kolli,multiple, tidak nyerii, dan saling
melekat$.
#. Tuberkulosis otak dan saraf
meningitis TB
tuberkuloma otak
(. Tuberkulosis sistem skeletal
Tukang punggung !spondilitis$ ' gibbus
Tulang panggul !koksitis$ ' pinang
Tulang lutut !gonitis$ ' pinang dan : atau bengkak
Tulang kaki dan tangan
11
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
12/25
Spina 8entosa !daktilitis$
). tuberkulosis kulit ' skrofulderma.
. tuberkulosis mata
konjungti8itas fliktenularis !onjungti8itis phlytenularis$
. tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal, dll
Pemerisaan Pen&n+ang
U+i T&ber&lin
Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigrenik
yang kuat. Aji tuberkulin merupakan alat diagnosis TB yang sudah sangat lama dikenal,
tetapi hingga saat ini masih mempunyai nilai diagnosis yang tinggi terutama pada anak,
dengan sensi8itas dan spesifitas lebih dari 902. Tuberkulin yang tersedia di +ndonesia
saat ini adalah PP6 7T-#( #TA !tuberulin unit$ buatan statens serum institute
denmark, dan PP6 !Purified protein deri8ati8e$ dari Biofarma.
Aji tuberkulin ara =antouJ dilakukan dengan menyuntik 0,1 ml PP6 7T-#(
#TA atau PP6 S TA, seara intrakutan di bagian 8olar lengan ba"ah. Pembaaan
dilakukan )-/# jam setelah penyuntikan. Pengukuran dilakukan terhadap indurasi yang
timbul, bukan *iperemi:eritemanya. Seara umum, hasil uji tuberkulin dengan diameter
indurasi H 10 mm dinyatakan positif tanpa menghiraukan penyebabnya. *asil positif ini
sebagian besar disebabkan oleh infeksi TB alamiah, tetapi mungkin disebabkan olegh
imunisasi Baille @almette 3uerin !B@3$ atau infeksi =.bo8is yang dilemahkan,
sehingga kemampuannya dalam menyebabkan reaksi tuberkulin menjadi positif , tidak
sekuat infeksi alamiah. Pengaruh B@3 terhadap reaksi positif tuberkulin menjadi
positif, tidak sekuat infeksi alamiah. Pengaruh B@3 terhadap reaksi positif tuberkulin
seara bertahap akan semakin berkurang dengan berjalan "aktu, dan paling lama
berlangsung hingga tahun setelah penyuntikan .
Pada anak balita yang telah mendapat B@3, diameter indurasi 10-1 mm
dinyatakan uji tuberkulin positif, kemungkinan besar karena infeksi TB alamiah, tetapi
masih mungkin disebabkan oleh B@3 nya. %kan tetapi, bila ukuran indurasi H1mm,
hasil positif ini sangat mungkin karena infeksi TB alamiah. 4ika membaa hasil
tuberkulin pada anak berusia lebih dari tahun, faktor B@3 dapat diabaikan.
1#
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
13/25
%pabila diameter indurasi 0 ; ) mm, dinyatakan uji tuberkulin negatif. 6iameter
; 9 mm dinyatakan positif meragukan.
Aji tuberkulin positif dapat dijumpai pada tiga keadaan sebagai berikut '
1. +nfeksi TB alamiah
a. +nfeksi TB tanpa sakit TB !infeksi TB laten$
b. +nfeksi TB dan sakit TB
. TB yang telah sembuh
#. +munisasi B@3 !infeksi TB buatan$
(. +nfeksi =ikrobakterium atipik
Aji tuberkulin negatif dapat dijumpai pada tiga keadaan sebagai berikut '
1. tidak ada infeksi TB
#. dalam masa inkubasi infeksi TB
(. %nergi
%nergi adalah keadaan penekanan sistem imun oleh berbagai keadaan, sehingga
tubuh tidak memberikan reaksi terhadap tuberulin "alaupun sebenarnya sudah
terinfeksi TB. Beberapa keadaan dapat menimbulkan anergi, misalnya giIi buruk,
keganasan, penggunaan steroid jangka panjang, sitostatika, penyakit morbili pertusis
arisela, influenIa, TB yang berat, serta pemberian 8aksinasi dengan 8aksin 8irus
hidup yang dimaksud dengan influenIa adalah infeksi oleh 8irus influenIa, bukan
batuk pilek panas biasa, yang umumnya disebabkan oleh rhino8irus dan disebut
selesma ommon old$.
Sebab-sebab hasil positif palsu dan negati8e palsu uji tuberkulin mantouJ '
Positif Palsu
Penyuntikan salah+nterpretasi tidak betul
7eaksi silang dengan =yobaterium atipik
egatif palsu
=asa +nkubasi
Penyimpanan tidak baik dan penyuntikan salah
+nterpretasi tidak betul
=enderita tuberulosis luas dan berat
1(
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
14/25
6isertai infeksi 8irus !ampak,rubella, aar air, influenIa,*+$
+munoinkompetensi selular, termasuk pemakaian kortikosteroid
6emam
&eukositosis
=alnutrisi
Sarkoidosis
Psoriasis
4ejunoileal by pass
Terkena sinar ultra8iolet !matahari,solaria$
6efisiensi pernisiosa
Aremia
Tabel +.)./. 5lasifikasi indi8idu berdasarkan status tuberkulosis
5elas Pajanan
!5ontak dengan
Pasien TB aktif
+nfeksi
!uji tuberkulin positif $
sakit
!klinis, dan penunjang
Positif$
0 - - -
1 K - -
# K K -
( K K K
Radiologis
3ambaran foto pada TB tidak khasL kelainan-kelainan radiologis pada TB dapat juga
dijumpai pada penyakit lain. Sebaliknya, foto toraks yang normal !tidak terdeteksi
seara radiologis$ tidak dapat menyingkirkan diagnosis TB jika klinis dan pemeriksaan
penunjang lain mendukung. 6engan demikian, pemeriksaan foto toraks saja tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosis TB, keuali gambaran milier.
Seara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut '
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan:tanpa infiltrat.
5onsolidasi segmental:lobar.
=ilier.
5alsifikasi dengan infiltrat.
1)
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
15/25
%telektasis.
5a8itas.
Efusi pleura.
Tuberkuloma.
oto toraks tidak ukup hanya dibuat seara antero-posterior !%P$, tetapi harus
disertai dengan foto lateral, mengingat bah"a pembesaran 53B di daerah hilus
biasanya lebih jelas pada foto lateral. Sebagai pegangan umum, jika dijumpai
ketudaksesuaian !diskongruensi$ antara gambaran radiologis yang berat dan gambaran
klinis yang ringan, maka harus diurigai TB.
Penegaan diagnosis
6iagnosisi kerja TB anak dibuat berdasarkan adanya kontak terutama dengan pasien TB
de"asa aktif:baru, kumpulan gejala dan tanda klinis, uji tuberulin dan gambaran
sugestif pada foto toraks. >*F !organisasi kesehatan 6unia$ membuat riteria untuk
membuat diagnosis TB pada anak !tabel +.).$
Tabel 1.). Petunjuk >*F untuk diagnosis TB anak
a. 6iurigai tuberkulosis
1. anak sakit dengan ri"ayat kontak pasien tuberulosis dengan diagnosis
pasti
#. anak dengan '
keadaan klinis tidak membaik setelah menderita ampak atau batuk
rejan
berat badan menurun, batuk dan mengi tidak membaik dengan
pengobatan antibiotika untuk penyakit pernapasan
pembesaran kelenjar superfisialis yang tidak sakit.
b. =ungkin tuberulosis
%nak yang diurigai tuberkulosisi ditambah '
Aji tuberulin positif !10 mm atau lebih $
oto tontgen paru sugestif tuberulosis
Pemeriksaan histologis biopsy sugestif tuberulosis
7espons yang baik pada pengobatan dengan F%T
1
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
16/25
. Pasti tuberulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan identifikasi
Mycobacterium tuberculosispada karakteristik biakan
Antuk mengatasi hal tersebut, +6%+ bekerjasama dengan 6epkes 7+ dan
didukung >*F, membentuk kelompok kerja TB anak !Pokja TB %nak$.
Tabel 1.).9 Sistem soring diagnosis Tuberkulosis %nak
Parameter 0 1 # (5ontak TB Tidak jelas - &aporan
keluarga
!BT% negati8e
%tau tidak
jelas$
BT% !K$
Aji tuberkulin negatif - - Positif !Hmm,
%tau H(
=m pada
keadaan
imunosupresi
Berat
badan:keadaan giIi
- BB:TB90
2 atau
BB:A 02
5linis giIi
buruk
atau BB:TB
/02 atau
BB:A 02
-
1
*al-hal yang menurigakan TB '
1. mempunyai sejarah kontak erat dengan pasien TB dengan BT% !K$
#. uji tuberulin yang positif !< 10 mm$
(. gambaran foto 7o sugestif TB
). terdapat reaksi kemerahan yang epat !dalam (-/ hari$ setelah imunisasi dengan
B@3
. gatuk ; batuk lebih dari ( minggu. sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab yang jelas
/. berat bdan turun tanpa sebab yang jelas atua berat badan kurang baik yang tidak
naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan giIi !failure to thri8e$
. 3ejala-gejala klinis !pada kelenjar limfe,otak,tulang dll$
9. skofuloderma
10. konjungti8itis fliktenularis
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
17/25
6emam yang tidak
6iketahui
penyebabnya
- H# minggu -
Batuk kronik - H( minggu - -Pembesaran
kelenjar limfe
5olli,aksila,ingunal
- H1, tidak
nyeri
- -
Pembekakan tulang
sendi
panggul,lutut,falan
g
- %da
pembekakan
- -
oto toraks ormal:kelaina
n
Tidak jelas
3ambaran
sugestif
TB
- -
@atatan '
6iagnosis dengan sistem soring ditegakkan oleh dokter .
Bila dijumpai gambaran milier atau skrofulderma langsung didiagnosis TB
Berat badan dinilai saat pasien datang !moment opname$
6emam dan batuk tidak memiliki respons terhadap terapi baku
oto toraks bukan merupakan alat diagnostik utama pada TB %nak.
3ambaran sugestif berupa ' pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan
:tanpa infiltrasi konsilidasi segmental:lobar klasifikasi dengan infiltrasiL
atelektasis,tuberkuloma.gambatan milier tidak dihitung dalam skor karena
diperlakukan seara khusus
=engingat pentingnya peran uji tuberulin dalam diagnosis TB anak, makasebaiknya disediakan tuberulin di tempat pelayanan kesehatan.
Pada anak yang diberi imunisasi B@3, bila terjadi reaksi epat B@3 !M/hari$ harus
die8aluasi dengan sistem soring TB anak, B@3 bukan merupakan alat diagnostik
6iagnosis kerja TB anak ditegakkan bila jumlah skor < !maksimal 1($
1/
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
18/25
Tatalasana TB
Tatalaksana TB pada anak merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
antara pemberian medikamentosa, penanganan giIi dan pengobatan penyakit penyerta.
Selain itu penting untuk diketahui sumber infeksi dan bila ditemukan sumber infeksi
juga harus segera dilakukan pengobatan.
Mediamentosa
Obat TB
Fbat TB yang utama !first line$ yang digunakan saat ini adalah 7ifampisin !7$,
+soniaIid !*$, PiraIinamid !N$, Etambutol !E$ dan Streptomiin !S$. 7ifampisin dan
+soniaIid merupakan obat pilihan utama ditambah dengan piraIinamid, etambutol dan
streptomisin. Fbat TB lain !seond line$ adalah para-aminosaliyli aid !P%S$,
yloserin teriIidone, ethiolamide, prothoinamide, ofloJain, le8ofloJain, gatifloJain,
iprofloJain, kanamyin, amikain, dan apreomyin yang digunakan jika terjadi
=67.
ISO/IA0ID
+soniaIid diberikan seara oral. 6osis harian yang diberikan seara oral. 6osis
harian yang diberikan adalah -1 mg:kgBB:hari maksimal (00mg:hari diberikan dalam
1 kali pemberian. +soniaIid yang tersedia umumnya dalam bentuk tablet 100mg dan
(00mg dan dalam bentuk sirup 100mg:ml. +soniaIid mempunyai # efek utama yaitu
hepatotoksis dan neuritis perifer. euritis perifer timbul akibat inhibisi kompetitif
karena metabolism piridoksin. =anifestasi berupa neuritis perifer yang paling sering
adalah kesemutan pada tangan dan kaki. Efek samping lain yang jarang terjadi adalah
pellagra, anemia hemolitik pada pasien dengan defisiensi enIyme 3P6 dan reaksi
seperti lupus disertai ruam dan arthritis.
RIFAMPISI/
7ifampisin bersifat bakterisid pada intra dan ekstrasel dan memasuki semua
jaringan dan dapat membunuh kuman semidoeman yang tidak dapat dibunuh oleh
isoniaIid. Saat ini rifampisin diberikan dalam bentuk oral dengan dosis 10-#0
mg:kgBB:hari dosis maksimal 00mg:hari dengan pemberian 1 kali perhari. 4ika
diberikan bersamaan dengan isoniaIid dosis rifampisin tidak melebihi 1mg:kgBB:hari
dan dosis isoniaIid menjadi 10mg:kgBB:hari. Efek samping lebih sering terjadi
daripada isoniaIid. Efek yang kurang menyenangkan bagi pasien adalah perubahan
1
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
19/25
"arna urine, ludah, keringat, sputum dan air mata menjadi "arna oranye sampai
kemerahan. Efek samping rifampisin lainnya adalah gangguan gastrointestinal !muntah
dan mual$, dan hepatotoksisitas !ikterus dan hepatitis$ yang biasanya ditandai dengan
peningkatan kadar transaminase serum yang asimptomatik. 4ika rifampisin diberikan
bersamaan dengan isoniaIid terjadi peningkatan hepatotoksisitas yang dapat diperkeil
dengan ara menurunkan dosis harian isoniaIid menjadi maksimal 10mg:kgBB:hari.
tetapi sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan pemberian makanan karena dapat
menimbulkan malabsorpsi.
PIRA0I/AMID
Pemakaian piraIinamid seara dosis 1-(0mg:kgBB:hari dengan dosis maksimal #
gram:hari. 5adar serum punak terapai dalam # jam. PiraIinamid diberikan pada fase
intensif karena piraIinamid sangat baik diberikan dalam suasana asam yang timbul
akibat masih banyaknya kuman. Penggunaan piraIinamid aman pada anak-anak. Efek
samping yang mungkin terjadi adalah atralgia, arthritis, gout, hepatotoksisitas, anoreksia
dan iritasi saluran erna. +soniaIid tersedia dalam bentuk tablet 00mg tetapi sama
seperti isoniaIid dapat digerus dan diberikan bersamaan dengan makanan.
ETAMBUTOL
Fbat ini memiliki akti8itas bakteriostatik tetapi dapat juga bersifat bakterisid jika
diberikan dengan dosis tinggi dengan terapi intermiten. Berdasarkan pengalaman, obat
ini juga dapat menegah timbulnya resistensi obat lain. 6osis etambutol adalah 1-
#0mg:kgBB maksimal 1,# gr:hari dengan dosis tunggal. 5adar punak dalam serum
diperoleh dalam "aktu #) jam. Etambutol tersedia dalam sediaan #0mg dan 00mg.
Etamburol ditoleransi dengan baik oleh de"asa dan anak-anak dengan dosis 1-# kalo
sehari tetapi tidak berpenetrasi pada SSP.
7ekomendasi >*F terakhir mengenai penatalaksanaan TB pada anak dianjurkanpenggunaannya 1-#mg:kgBB:hari. Etambutol dapat digunakan pada anak dengan TB
berat dan keurigaan TB resisten obat jika obat lainnya tidak tersedia atau tidak dapat
digunakan.
STREPTOMISI/
Streptomisin diberikan seara intramusular 1-)0mg:kgBB:hari maksimal 1
gram:hari dengan kadar punak diperoleh setelah # jam. Streptomisin sangat mele"ati
selaput otak yang meradang namun tidak dapat mele"ati sa"an otak yang tidak
19
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
20/25
meradang serta berdifusi baik pada airan pleura dan dieksresi melalui ginjal. Toksisitas
utama pada ner8us ranial +++ yang mengganggu keseimbangan dan pendengaran
dengan gejala seperti telinga berdengung !tinnitus$ dan pusing. Streptomisin dapat
menembus sa"ar plasenta sehingga perlu berhati-hati dalam menentukan dosis pada
"anita hamil karena dapat merusak saraf pendengaran janin.
Prinsip pemberian F%T adalah harus menembus berbagai jaringan termasuk
selaput otak. armakokinetik F%T pada anak berbeda dengan orang de"asa. 6osis dan
efek samping F%T dapat dilihat pada tabel )..1
Pand&an Obat TB
Pengobatan TB dibagi dalam # fase yaitu fase intensif !# bulan pertama$ dan fase
lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal ( maam obat pada fase intensif
dan duan maam obat pada fase lanjutan. Pemberian obat ini bertujuan untuk menegah
terjadinya resistensi obat dan membunuh kuman intraselular dan
ekstraselular.Pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk
menegah kemungkinan timbulnya relaps.
Saat ini panduan baku untuk sebagian besar kasus TB pada anak pada fase intensif
adalah rifampisin, isoniaIid dan piraIinamid sedangkan pada fase lanjutan hanya
diberikan rifampisin dan isoniaIid. Pada keadaan TB berat, baik TB pulmonal maupun
ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB system skeletal pada fase intensif
diberikan ) maam obat !rifampisin, isoniaIid, piraIinamid, dan etambutol atau
#0
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
21/25
piraIinamid sedangkan pada fase lanjutan diberikan rifampisin dan isoniaIid selama 10
bulan.
Fi1ed Dose 2ombination 'FD2)
Salah satu masalah dalam terapi TB adalah keteraturan dalam menjalani
pengobatan yang relati8e lama dan dengan jumlah obat yang banyak. Antuk mengatasi
hal tersebut dibuat suatu sediaan obat dengan dosis yang telah ditentukan yaitu 6@
atau kombinasi dosis tetap !56T$.
5euntungan penggunaan 6@ dalam pengobatan TB adalah sebagai berikut'
=enyederhanakan pengobatan dan mengurangi kesalahan penulisan resep
=eningkatkan kepatuhan pasien
=emungkinkan petugas kesehatan untuk memberikan pengobatan standar
dengan tepat
=empermudah pengelolaan obat
=engurangi kesalahan penggunaan pada obat TB
=engurangi kemungkinan kegagalan pengobatan dan terjadinya kekambuhan
=emperepat dan mempermudah penga"asan menelan obat sehingga dapat
mengurangi beban kerja
=empermudah penentuan dosis berdasarkan berat badan.
#1
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
22/25
E3al&asi Pengobatan
E8aluasi pengobatan dilakukan setelah # bulan terapi. E8aluasi pengobatan
penting karena diagnosis TB pada anak sulit dan tidak jarang terjadi kesalahan
diagnosis. E8aluasi pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa ara yaitu e8aluasi
klinis, e8aluasi radiologis dan pemeriksaan &E6. E8aluasi yang terpenting adalah
e8aluasi klinis yaitu menghilang atau membaiknya keadaan klinis yang sebelumnya ada
pada a"al pengobatan, apabila respon membaik maka pengobatan dapat dilanjutkan.
E8aluasi radiologi dalam #-( bulan pengobatan tidak perlu dilakukan seara rutin
keuali dengan kelainan radiologis yang nyata:luas seperti TB milier, efusi pleura dan
bronkopneumonia TB. Pada pasien TB milier foto toraks perlu diulang setelah 1 bulan
untuk e8aluasi hasil pengobatan, sedangkan pada efusi pleura TB penggunaan foto
toraks dilakukan setelah # minggu. &E6 dapat digunakan sebagai sarana e8aluasi bila
pada a"al pengobatan nilainnya tinggi..
%pabila respon setelah # bulan tidak baik yaitu gejala masih ada dan tidak ada
penambahan berat badan maka F%T tetap diberikan sambil melakukan e8aluasi lebih
lanjut. 5emungkinan terjadi misdiagnosis, mistreatment atau resisten terhadap F%T.
E3al&asi Efe Samping Pengobatan
Pada pemberian F%T efek samping yang harus diperhatikan adalah hepatotoksik.
*epatotoksisitas jarang terjadi pada pemberian isoniaIid yang tidak melebihi 10
mg:kgBB:hari dan rifampisin yang tidak melebihi 1mg:kgBB:hari dalam kombinasi.
*epatotoksisitas ditandai dengan peningkatan serum S3FT dan S3PT hingga H kali
tanpa gejala atau urobilinogen H ( kali batas atas normal !)0u:l$ disertai dengan gejala,
peningkatan bilirirubin total lebih dari 1. mg:dl, serta peningkatan S3FT:S3PT
dengan gejala ikterus, anoreksia, nausea dan muntah.
Tatalaksana hepatotoksisitas bergantung dari beratnya kerusakan hati yang terjadi.%nak dengan gangguan fungsi hati ringan mungkin tidak membutuhkan terapi.
Beberapa ahli berpendapat bah"a peningkatan enIim transaminase ringan dapat
mengalami resolusi spontan tanpa penyesuaian terapi, sedangkan peningkatan lebih dari
kali tanpa gejala atau H ( kali batas atas normal !)0u:l$ memerlukan penghentian
semua obat F%T, kemudian kadar enIim transaminase diperiksa kembali setelah 1
minggu. F%T diberikan kembali apabila nilai laboratorium telah normal. Terapi
berikutnya dilakukan dengan memberikan isoniaIid dan rifampisin dengan dosis yang
##
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
23/25
dinaikan seara bertahap dan harus dilakukan pemantauan klinis dan laboratorium
dengan ermat.
P&t&s Obat
Pasien dikatakan putus obat bila berhenti mendapatkan pengobatan H # minggu.
Sikap selanjutnya untuk penanganan bergantung pada hasil e8aluasi klinis saat pasien
datang kembali, sudah berapa lama pengobatan dan berapa lama obat sudah terputus.
Pasien tersebut harus dirujuk untuk pengobatan berikutnya.
M<i Dr&g Resistan4e 'MDR)
=67 merupakan masalah besar yang kejadiannya terus menerus menigkat. 6aftar
F%T lini kedua untuk =67 TB dapat dilihat pada table )..)
Tabel )..) 6aftar Fbat %ntituberkulosis &ini 5edua Antuk =67 -TB
/ama ObatDosis (arian
'mg.gBB.(ari)
Dosis Masimal
'mg per(ari)Efe Samping
Et(ionamide ata&
Prot(ionamide1-#0 1000
=untah, gangguan
gastrointestinal,
sakit sendi
Flo&ro5&inolone
&e8ofloJain
=oJifloJain
3atifloJain
@iprofloJain
FfloJain
/.-10
/.-10
/.-10
#0-(0
1-#0
-
-
-
100
00
Aminogliosida
5anamiin%mikasin
@apreomyin
1-(01-##,
1-(0
10001000
1000
Ftotoksisitas,toksistas hati
2-4loserinTeri6idone 10-#0 10003angguan psikis,
gangguan neurologi
Para7aminosali4-li4
a4id
10 1#000 =untah, gangguan
gastrointestinal
#(
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
24/25
/onmediamentosa
Pendeatan DOTS
*al yang paling penting dalam tatalaksana TB adalah keteraturan menelan obat.
5eteraturan pasien dikatakan baik apabila pasien menelan obat sesuai dengan dosis
yang telah ditentukan dalam panduan pengobatan. 5eteraturan menelan obat ini
menjamin keberhasilan pengobatan serta menegah relaps atau timbulnya resistensi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keteraturan adalah dengan melakukan
penga"asan langsung terhadap pengobatan !directly obsered treatment$.
La4a S&mber Pen&laran dan Case Finding
%pabila kita menemukan seorang anak dengan TB maka harus diari sumber
penularan yang menyebabkan anak tersebut tertular TB. Sumber penularan adalah
orang de"asa yang menderita TB aktif dan kontak erat dengan anak tersebut.
Pelaakan sumber infeksi sentripetal dapat dilakukan dengan pemeriksaan
radiologi dan BT% sputum.
Aspe Ed&asi dan Sosial Eonomi
Pengobatan TB tidak lepas dari masalah sosialekonomi. 5arena pengobatan
TB memerlukan kesinambungan pengobatan dalam "aktu lama maka biaya yang
diperlukan ukup besar, selain itu diperlukan juga penanganan giIi yang baik
meliputi keukupan asuhan makanan, 8itamin dan mikronutrien.
Pen4ega(an
IMU/ISASI B2#
+munisasi B@3 diberikan pada usia sebelum # bulan. 6osis untuk bayi
sebesar 0.0 ml dan penyuntikan pada anak 0.10ml diberikan seara intrakutan
didaerah insersi otot deltoid kanan karena penyuntikan lebih mudah dan lemak
subkutisnya tebal, Bila B@3 diberikan pada usia
-
7/24/2019 FIX TBCrdygg
25/25
misalnya defisiensi imun, infeksi berat, giIi buruk dan gagal tumbuh. Pada bayi
premature B@3 ditunda sampai berat badan optimal.
KEMOPROFILAKSIS
Terdapat # maam kemoprofilaksis yaitu primer dan sekunder.
5emoprofilaksis primer bertujuan untuk menegah terjadinya infeksi TB
sedangkan yang sekunder menegah berkembangnya infeksi menjadi sakit TB.
5emoprofilaksis primer yang digunakan adalah isoniaIid -10mg:kgBB:hari
dengan dosis tunggal. 5emoprofilaksis sekunder diberikan pada anak yang telah
terinfeksi tetapi belum sakit ditandai dengan uji tuberulin positif sedangkan klinis
dan radiologis normal.
DAFTAR PUSTAKA
3arna. *, =elinda. *, 7ahayuningsih. S.E. #00.!edoman "iagnosis dan Terapi
#lmu $esehatan %nak &disi ke-'. Bandung ' akultas 5edokteran Ani8ersitas
Padjajaran.
+katan 6okter %nak +ndonesia. #010.(uku %ar *espirologi %nak. 4akarta' Badan
Penerbit +6%+
=ansjoer, %rief =. #000.$apita +elekta $edokteran ilid &disi $e-'. 4akarta'
=edia %esulapius
PP +katan 6okter %nak +ndonesia. #00.!edoman asional Tuberkulosis %nak.
4akarta
>*F +ndonesia. #009.!elayanan $esehatan %nak "i *umah +akit. 4akarta