fix tbcrdygg

Upload: crabarale

Post on 20-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    1/25

    TUBERKULOSIS PARU

    DefinisiTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

    Mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

    juga mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit infeksi

    kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya bila dihubungkan

    dengan tempat tinggal didaerah urban, lingkungan yang padat.

    Epidemiologi

    Sejak akhir tahun 1990-an, dilakukan deteksi terhadap beberapa penyakit yangkembali munul and menjadi masalah !re-emerging disease), terutama di negara maju.

    Salah satu di antaranya adalah TB. World health organization memperkirakan bah"a

    sepertiga penduduk dunia !# miliar orang$ telah terinfeksi olehM. tuberculosis, dengan

    angka tertinggi di %frika, %sia, dan %merika &atin.

    Morbiditas dan Mortalitas

    Peningkatan kasus TB di berbagai tempat pada saat ini, diduga disebabkan oleh

    begbagai hal, yaitu' !1$ diagnosis tidak tepat, !#$ pengobatan tidak adekuat, !($ program

    penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, !)$ infeksi endemik *+, !$ migrasi

    penduduk, !$ mengobati sendiri !self treatment$, !/$ meningkatnya kemiskinan, dan !$

    pelayanan kesehatan yang kurang memadai.

    Tuberkulosis pada anak merupakan faktor penting di negara-negara berkembang

    karena jumlah anak berusia 1 tahun adalah )0-02 dari seluruh populasi.

    !3ambar 1.1.1$

    3ambar 1.1.1 4umlah populasi berdasarkan usia

    1

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    2/25

    World Heatlh Organization memperkirakan bah"a TB merupakan penyakit

    infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian pada anak dan orang de"asa.

    5ematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian akibat malaria dan %+6S. Pada

    "anita, kematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian akibat kehamilan,

    persalinan, dan nifas. 4umlah seluruh kasus TB anak dari tujuh 7umah Sakit !7S$ Pusat

    Pendidikan di +ndonesia selama tahun !199-#00#$ adalah 10 penyandang TB

    dengan angka kematian yang ber8ariasi dari 0 2-1),1 2. 5elompok usia terbanyak

    adalah 1#-0 bulan !)#,92$, sedangkan untuk bayi 1# bulan didapatkan 1,2.

    Fator Resio

    Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun

    timbulnya penyakit TB pada anak. faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor resiko

    infeksi dan faktor resiko progresif infeksi menjadi penyakit !resiko penyakit$.

    Resio infesi TB

    aktor terjadinya infeksi TB antara lain adalah anak yang terpajan dengan orang

    de"asa dengan TB aktif !kontak TB positif$, daerah endemis, kemiskinan, lingkungan

    yang tidak sehat !higiene dan sanitasi tidak baik$, dan tempat penampungan umum

    !panti asuhan, penjara atau panti pera"atan lain$, yang banyak terdapat pasien TB

    de"asa aktif.

    Sumber infeksi TB pada anak terpenting adalah pajanan terhadap orang de"asa

    yang infeksius, terutama dengan BT% positif. Berarti, bayi dari seorang ibu dengan

    BT% sputum positif memiliki risiko tinggi terinfeksi TB. Semakin erat bayi tersebut

    dengan ibunya, semakin besar pula kemungkinan bayi tersebut terpajan perik renik

    !droplet nulei$ yang infeksius.

    7esiko timbulnya transmisi kuman dari orang de"asa ke anak akan lebih tinggi jika

    pasien de"asa tersebut mempunyai BT% sputum positif, infitrat luas atau ka8itas padalobus atas, produksi sputum banyak dan eer, batuk produktif dan kuat, serta terdapat

    faktor lingkungan yang kurang sehat terutama sirkulasi udara yang tidak baik.

    Pasien TB anak jarang menularankan kuman pada anak lain atau orang de"asa

    disekitarnya. *al ini dikarenakan kuman TB sangat jarang ditemukan di dalam sekret

    endobronkial pasien anak. %da beberapa hal yang dapat menjelaskan hal tersebut.

    Pertama, jumlah kuman pada TB anak biasanya sedikit !pauibaillary$, tetapi karena

    imunitas anak masih lemah, jumlah yang sedikit tersebut sudah mampu menyebabkan

    #

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    3/25

    sakit. 5edua, lokasi infeksi primer yang kemudian berkembang menjadi sakit TB primer

    biasanya terjadi di daerah paremkim yang jauh dari bronkus, sehingga tidak terjadi

    produksi sputum. 5etiga, tidak ada:sedikitnya produksi sputum dan tidak terdapatnya

    reseptor batuk di daerah parenkim menyebabkan jarangnya terdapat gejala batuk pada

    TB anak.

    Resio Sait TB

    %nak yang telah terinfeksi TB tidak selalu akan mengalami sakit TB. Berikut ini

    adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan berkembangnya infeksi TB menjadi sakit

    TB. aktor risiko yang pertama adalah usia. %nak berusia tahun mempunyai risiko

    lebih besar mengalami progresi infeksi menjadi sakit TB karena imunitas seluralnya

    belum berkembang sempurna !imatur$. %kan tetapi, risiko sakit TB ini akan berkurang

    seara bertahap seiring dengan pertambahan usia. Pada bayi yang terinfeksi TB,

    )(2nya akan menjadi sakit TB, pada anak usia 1-) tahun, yang menjadi sakit hanya

    #)2, pada usia remaja 1 2, dan pada de"asa -102. %nak berusia tahun memliki

    risiko lebih tinggi mengalami TB diseminata !seperti TB milier dan meningitis TB$,

    dengan angka morboditas dan mortalitas tinggi. 7isiko tertinggi terjadinya progresi8itas

    dari infeksi menjadi sakit TB adalah selama 1 tahun pertama setelah infeksi, terutama

    selama bulan pertama. Pada bayi, rentang "aktu antara terjadinya infeksi dan

    timbulnya sakit TB singkat !kurang dari 1 tahun$ dan biasanya timbul gejala yang akut.

    aktor risiko berikutnya adalah infeksi baru yang ditandai dengan adanya kon8ersi

    uji tuberkulin !dari negatif menjadi positif$ dalam 1 tahun terakhir. aktor risiko lainnya

    adalah malnutrisi, keadaan imunokompromais !misalnya pada infeksi *+, keganasan,

    transplantasi organ, dan pengobatan imunosupresi$, diabetes militus, dan gagal ginjal

    kronik. aktor yang tidak kalah penting pada epidemiologi TB adalah statussosioekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian, pengangguran,

    pendidikan yang rendah, dan kurangnya dana untuk pelayana masyarakat. 6i negara

    maju, migrasi penduduk termasuk menjadi faktor risiko, sedangkan di +ndonesia hal ini

    belum menjadi masalah yang berarti. aktor lain yang mempunyai risiko terjadinya

    penyakit TB adalah 8irulensi dari M. tuberculosisdan dosis infeksinya. %kan tetapi,

    seara klinis hal ini sulit untuk dibuktikan.

    (

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    4/25

    Tabel !"!"! 7esiko Sakit Tuberkulosis pada %nak yang Terinfeksi Tuberkulosis

    #ambar $"%"! Kompliasi dan se&ele infesi TB par& primer"

    )

    Um&r saat infesi Resio sait

    Primer 'ta(&n) Tida Sait TB Par&TB Diseminata

    'milier* meningitis)

    1

    1 ; #

    # ;

    ; 10

    < 10

    0 2

    / ; 0 2

    9 2

    9 2

    0 ; 90 2

    (0 ; )0 2

    10 ; #0 2

    2

    # 2

    10 ; #0 2

    10 ; #0 2

    # ; 2

    0. 2

    0. 2

    0. 2

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    5/25

    Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas selular, dapat terjadi

    penyebaran limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke

    kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer, atau berlanjut menyebar seara

    limfohematogen. 6apat juga terjadi penyebaran hematogen langsung, yaitu kuman

    masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. %danya penyebaran

    hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistematik.

    Penyebaran hematogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk

    penyebaran hematogenik tersamar 'occult hematogenic spread). =elalui ara ini,

    kuman TB menyebar seara sporadik dan sedikit demi sedikit shingga tidak

    menimbulkan gejala klinis. 5uman TB kemudian akan menapai berbagai organ di

    seluruh tubuh, bersarang di organ yang mempunyai 8askularisasi baik, paling sering di

    apeks paru, limpa, dan kelenjar limfe superfisialis. Selain itu, dapat juga bersarang di

    organ lain seperti otak, hati, tulang, ginjal dan lain-lain. Pada umumnya, kuman di

    sarang tersebut tetap hidup, tetapi tidak aktif !tenang$, demikian pula dengan proses

    patologiknya. Sarang di apeks paru disebut dengan fokus Simon, yang kemudian hari

    dapat mengalami reakti8asi dan terjadi TB apeks paru saat de"asa.

    Bentuk penyebaran hematogen yang lain adalah penyebaran hematogenik

    generalisata akut 'acute generalized hematogenic spread). Pada bentuk ini, sejumlah

    besar kuman TB masuk dan beredar di dalam darah menuju ke seluruh tubuh. *al ini

    dapat menyebabkan timbulnya manifestasi klinis penyakit TB seara akut , yang disebut

    TB diseminata. Tuberkulosis diseminata ini timbul dalam "aktu #- bulan setelah

    terjadi infeksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan 8irulensi kuman TB

    yang beredar serta frekuensi berulangnya penyebaran. Tuberkulosis diseminata terjadi

    karena tidak adekuatnya sistem imun pejamu !host$ dalam mengatasi infeksi TB,

    misalnya pada anak ba"ah lima tahun !balita$ terutama di ba"ah dua tahun.Tuberkulosis milier merupakan hasil dari acute generalized hematogenic spread

    dengan jumlah kuman yang besar. 5uman ini akan menyebar ke seluriuh tubuh, dalam

    perjalanannya di dalam pembuluh darah akan tersangkut di ujung kapiler, dan

    membentuk tuberkel di tempat tersebut. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui ara ini

    akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. +stilah milier berasal dari gambaran

    lesi diseminata yang menyerupai butir padi-padian:je"a"ut !millet seed$. Seara

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    6/25

    patologi anatomik, lesi ini berupa nodul kuning berukuran 1-( mm, sedangkan seara

    histologik merupakan granuloma.

    Pada anak, tahun pertama setelah infeksi !terutama 1 tahun pertama$, biasanya

    sering terjadi komplikasi TB. =enurut >allgren, ada tiga bentuk dasar TB paru pada

    anak, yaitu penyebaran limfohematogen, TB endobronkial, dan TB paru kronik.

    Sebanyak 0,2 - (2 penyebaran limfohematogen akan menjadi TB milier atau

    meningitis TB, hal ini biasanya terjadi (- bulan setelah infeksi primer. Tuberkulosis

    endobronkial !lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar regional$ dapat

    terjadi dalam "aktu yang lebih lama !(-9 bulan$. Terjadi TB paru kronik sangat

    ber8ariasi, bergantung pada usia terjadinya infeksi primer. Tuberkulosis paru kronik

    biasanya terjadi akibat reakti8asi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi

    sempurna. 7eakti8asi itu jarang terjadi pada anak tetapi sering pada remaja dan de"asa

    muda.

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    7/25

    ?@atatan'

    1. Penyebaran hematogen umumnya terjadi seara sporadik !occult

    hematogenicspread$. 5uman TB kemudian membuat fokus koloni di berbagai

    organ dengan 8askularisasi yang baik. okus ini berpotensi mengalami

    reakti8asi di kemudian hari.

    #. 5ompleks primer terdiri dari fokus primer !1$, limfangitis !#$, dan limfadenitis

    regional !($.

    (. TB primer adalah proses masuknya kuman TB, terjadi penyebaran hematogen,

    terbentuknya kompleks primer dan imunitas selular spesifik, hingga pasien

    mengalami infeksi TB dan dapat menjadi sakit TB primer.

    ). Sakit TB pada keadaan ini disebut TB pasaprimer karena mekanismenya bisa

    melalui proses reakti8asi fokus lama TB !endogen$ atau reinfeksi ! infeksi

    sekunder dan seterusnya$ oleh kuman TB dari luar !eksogen$.

    Per+alanan Alamia(

    =anifestasi klinis TB di berbagai organ munul dengan pola yang konstan, sehingga

    dari studi >allgen dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender terjadi TB di berbagai

    organ !3ambar 1.#.($

    #ambar !"%"," Kalender per+alanan pen-ait t&ber&losis primer

    /

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    8/25

    Tabel !"%"% Tahapan Tuberkulosis pada anak

    Ta(apan

    Pa+anan Infesi Pen-ait

    Aji tuberkulin

    Pemeriksaan fisik

    oto polos dada

    Profilaksi:terapi

    TB

    4umlah obat

    egatif

    ormal

    ormal

    Selalu

    Satu

    Positif

    ormal

    Biasanya normalC

    Pada

    imonokompromis

    Satu

    Positif

    Biasanya tidak

    normal?

    Biasanya tidak

    normalD

    Selalu

    Tiga atau empat? pada 02 anak dengan tuberkulosis paru didapatkan pemeriksaan fisik yang normal

    C kalsifikasi atau granuloma keil diartikan infeksi, bukan penyakit

    D pada beberapa anak dengan tuberkulosis paru tidak didapatkan kelainan pada foto

    polos dada

    Diagnosis T&ber&losis pada ana

    6iagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya =. tuberkulosis pada

    pemeriksaan sputum, bilas lambung serebrospinal ! @SS $, airan pleura, atau biopsi

    jaringan , pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh dua hal,

    yaitu sedikitnya jumlah kuman !pauibaillary $ dan sulitnya pengambilan spesimen

    !sputum$

    Beberapa alasan di atas menyebabkan diagnosis TB anak terutama didasarkan

    pada penemuan klinis dan radiologis, yang keduanya seringkali tidak spesifik.

    6iagnosis TB anak ditentukan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang

    seperti uji tuberkulin, foto toraks, dan pemeriksaan laboratorium. %danya ri"ayat

    kontak dengan pasien TB, de"asa BT% positif, uji tuberulin positif, gejala dan tanda

    sugestif TB, dan foto toraks yang mengarah pada TB !sugestif TB$, merupakan dasar

    untuk menyatakan anak sakit TB.

    Tabel 1.).# bentuk klinis tuberkulosis pada anak

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    9/25

    infeksi TB

    uji tuberkulin positif tanpa kelainan

    klinis radiologis dan labaratorium.

    Penyakit TB

    Paru TB paru primer ! pembesaran$ kelenjar hilus dengan

    atau tanpa kelainan parenkim$

    TB paru progresif !pneumonia, TB endobronkial$

    TB paru kronik !ka8itas,fibrosis,tuberkuloma$

    TB milier

    Efusi pleura TB

    6iluar paru kelenjar limfe

    Ftak dan selaput otak

    Tulang dan sendi

    Saluran erna termasuk hati, kantung empedu

    Pankreas

    Saluran kemih termasuk ginjal

    5ulit

    =ata

    Telinga dan mastoid

    4antung

    =embrane serous !peritoneum,periardium$

    5elenjar endokrin !adrenal$

    Saluran napas bagian atas !tonsil, laring, kelenjar

    Endokrin$

    Manifestasi Klinis

    Patogenesis TB sangat kompleks, sehingga menifestasi klinis TB sangat ber8ariasi dan

    bergantung pada beberapa faktor. aktor yang berperan adalah kuman TB, pejamu, serta

    interaksi antar keduanya. aktor kuman bergantung pada jumlah dan 8irulensi kuman,

    sedangkan fator pejamu bergantung pada usia, dan kompetensi imun serta kerentanan

    pejamu pada a"al terjadinya infeksi. %nak keil seringkali tidak menunjukkan gejala

    9

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    10/25

    "alaupun sudah tampat pembesaran kelenjar hilus pada foto toraks. =enifestasi klinis

    TB terbagi dua, yaitu menifestasi sistemik dan manifestasi spesifik organ : lokal.

    Manifestasi Sistemi 'Um&m.nonspesifi)

    5eluhan sistemik ini diduga berkaitan dengan peningkatan tumor nerosis fator-G

    !T-G$. Salah satu gejala sistemik yang sering terjadi adalah demam. Temuan demam

    pada pasien TB berkisar antara )0 ; 02 kasus. 6emam biasanya tidak tinggi dan

    hilang timbul dalam jangka "aktu yang ukup lama. =anifestasi sistemik lain yang

    sering dijumpai adalah anoreksia, berat badan !BB$ tidak naik ! turun, tetap, atau naik,

    tetapi tidak sesuai dengan grafik tumbuh$, dan malaise !letih, lesu, lemah, lelah$.

    Tabel +.).( penyebab batuk kronik berulang pada anak

    Bayi %nak 5eil %nak Besar

    7efluks gastroesofagus hiperreakti8itas saluran respiratori asma

    Pasainfeksi 8irus

    +nfeksi %sma post-nasal drip

    =alformasi ongenital perokok pasif =erokok

    Penyakit jantung ba"aan refluks gastroesofagus TB pulmoner

    Perokok pasif benda asing bronkiektasis

    Polusi lingkungan bronkiektasis batuk psikogenik

    7angkuman dari gejala umum pada TB anak sebagai berikut '

    1. 6emam lama ! H # minggu$ dan : atau berulang tanpa sebab yang jelas !bukan

    demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain$, yang dapat disertai

    dengan keringat malam. 6emam umumnya tidak tinggi.

    #. batuk lama < ( minggu, dan sebab lain telah disingkirkan.(. berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan dengan

    penanganan giIi yang adekuat.

    ). nafsu makan tidak ada !anoreksia$ dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan

    adekuat !ailure to thri8e$.

    . lesu atau malaise

    . 6iare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.

    10

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    11/25

    Tabel +.).) rekuensi 3ejala dan Tanda TB Paru sesuai kelompok umur

    5elompok umur Bayi %nak %kil balik

    3ejala

    6emam sering 4arang sering

    5eringat malam sangat jarang sangat jarang jarang

    Batuk sering sering sering

    Batuk produktif sangat jarang sangat jarang sering

    *emoptisis tidak pernah sangat jarang sangat jarang

    6ispneu sering sangat jarang sangat jarang

    Tanda

    7onki basah sering jarang sangat jarang

    =engi sering jarang jarang

    remitus sangat jarang sangat jarang jarang

    Perkusi pekak sangat jarang sangat jarang jarang

    Suara napas berkurang sering sangat jarang jarang

    Manifestasi spesifi organ.loal

    =anifestasi klinis spesifik bergantung pada organ yang terkena, misalnya kelenjar

    limfe, susunan saraf pusat !SSP$, tulang, dan kulit.

    3ejala spesifik sesuai organ yang terkena adalah sebagai berikut '

    1. Tuberkulosis kelenjar !terbanyak di region kolli,multiple, tidak nyerii, dan saling

    melekat$.

    #. Tuberkulosis otak dan saraf

    meningitis TB

    tuberkuloma otak

    (. Tuberkulosis sistem skeletal

    Tukang punggung !spondilitis$ ' gibbus

    Tulang panggul !koksitis$ ' pinang

    Tulang lutut !gonitis$ ' pinang dan : atau bengkak

    Tulang kaki dan tangan

    11

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    12/25

    Spina 8entosa !daktilitis$

    ). tuberkulosis kulit ' skrofulderma.

    . tuberkulosis mata

    konjungti8itas fliktenularis !onjungti8itis phlytenularis$

    . tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal, dll

    Pemerisaan Pen&n+ang

    U+i T&ber&lin

    Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigrenik

    yang kuat. Aji tuberkulin merupakan alat diagnosis TB yang sudah sangat lama dikenal,

    tetapi hingga saat ini masih mempunyai nilai diagnosis yang tinggi terutama pada anak,

    dengan sensi8itas dan spesifitas lebih dari 902. Tuberkulin yang tersedia di +ndonesia

    saat ini adalah PP6 7T-#( #TA !tuberulin unit$ buatan statens serum institute

    denmark, dan PP6 !Purified protein deri8ati8e$ dari Biofarma.

    Aji tuberkulin ara =antouJ dilakukan dengan menyuntik 0,1 ml PP6 7T-#(

    #TA atau PP6 S TA, seara intrakutan di bagian 8olar lengan ba"ah. Pembaaan

    dilakukan )-/# jam setelah penyuntikan. Pengukuran dilakukan terhadap indurasi yang

    timbul, bukan *iperemi:eritemanya. Seara umum, hasil uji tuberkulin dengan diameter

    indurasi H 10 mm dinyatakan positif tanpa menghiraukan penyebabnya. *asil positif ini

    sebagian besar disebabkan oleh infeksi TB alamiah, tetapi mungkin disebabkan olegh

    imunisasi Baille @almette 3uerin !B@3$ atau infeksi =.bo8is yang dilemahkan,

    sehingga kemampuannya dalam menyebabkan reaksi tuberkulin menjadi positif , tidak

    sekuat infeksi alamiah. Pengaruh B@3 terhadap reaksi positif tuberkulin menjadi

    positif, tidak sekuat infeksi alamiah. Pengaruh B@3 terhadap reaksi positif tuberkulin

    seara bertahap akan semakin berkurang dengan berjalan "aktu, dan paling lama

    berlangsung hingga tahun setelah penyuntikan .

    Pada anak balita yang telah mendapat B@3, diameter indurasi 10-1 mm

    dinyatakan uji tuberkulin positif, kemungkinan besar karena infeksi TB alamiah, tetapi

    masih mungkin disebabkan oleh B@3 nya. %kan tetapi, bila ukuran indurasi H1mm,

    hasil positif ini sangat mungkin karena infeksi TB alamiah. 4ika membaa hasil

    tuberkulin pada anak berusia lebih dari tahun, faktor B@3 dapat diabaikan.

    1#

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    13/25

    %pabila diameter indurasi 0 ; ) mm, dinyatakan uji tuberkulin negatif. 6iameter

    ; 9 mm dinyatakan positif meragukan.

    Aji tuberkulin positif dapat dijumpai pada tiga keadaan sebagai berikut '

    1. +nfeksi TB alamiah

    a. +nfeksi TB tanpa sakit TB !infeksi TB laten$

    b. +nfeksi TB dan sakit TB

    . TB yang telah sembuh

    #. +munisasi B@3 !infeksi TB buatan$

    (. +nfeksi =ikrobakterium atipik

    Aji tuberkulin negatif dapat dijumpai pada tiga keadaan sebagai berikut '

    1. tidak ada infeksi TB

    #. dalam masa inkubasi infeksi TB

    (. %nergi

    %nergi adalah keadaan penekanan sistem imun oleh berbagai keadaan, sehingga

    tubuh tidak memberikan reaksi terhadap tuberulin "alaupun sebenarnya sudah

    terinfeksi TB. Beberapa keadaan dapat menimbulkan anergi, misalnya giIi buruk,

    keganasan, penggunaan steroid jangka panjang, sitostatika, penyakit morbili pertusis

    arisela, influenIa, TB yang berat, serta pemberian 8aksinasi dengan 8aksin 8irus

    hidup yang dimaksud dengan influenIa adalah infeksi oleh 8irus influenIa, bukan

    batuk pilek panas biasa, yang umumnya disebabkan oleh rhino8irus dan disebut

    selesma ommon old$.

    Sebab-sebab hasil positif palsu dan negati8e palsu uji tuberkulin mantouJ '

    Positif Palsu

    Penyuntikan salah+nterpretasi tidak betul

    7eaksi silang dengan =yobaterium atipik

    egatif palsu

    =asa +nkubasi

    Penyimpanan tidak baik dan penyuntikan salah

    +nterpretasi tidak betul

    =enderita tuberulosis luas dan berat

    1(

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    14/25

    6isertai infeksi 8irus !ampak,rubella, aar air, influenIa,*+$

    +munoinkompetensi selular, termasuk pemakaian kortikosteroid

    6emam

    &eukositosis

    =alnutrisi

    Sarkoidosis

    Psoriasis

    4ejunoileal by pass

    Terkena sinar ultra8iolet !matahari,solaria$

    6efisiensi pernisiosa

    Aremia

    Tabel +.)./. 5lasifikasi indi8idu berdasarkan status tuberkulosis

    5elas Pajanan

    !5ontak dengan

    Pasien TB aktif

    +nfeksi

    !uji tuberkulin positif $

    sakit

    !klinis, dan penunjang

    Positif$

    0 - - -

    1 K - -

    # K K -

    ( K K K

    Radiologis

    3ambaran foto pada TB tidak khasL kelainan-kelainan radiologis pada TB dapat juga

    dijumpai pada penyakit lain. Sebaliknya, foto toraks yang normal !tidak terdeteksi

    seara radiologis$ tidak dapat menyingkirkan diagnosis TB jika klinis dan pemeriksaan

    penunjang lain mendukung. 6engan demikian, pemeriksaan foto toraks saja tidak dapat

    digunakan untuk mendiagnosis TB, keuali gambaran milier.

    Seara umum, gambaran radiologis yang sugestif TB adalah sebagai berikut '

    Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan:tanpa infiltrat.

    5onsolidasi segmental:lobar.

    =ilier.

    5alsifikasi dengan infiltrat.

    1)

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    15/25

    %telektasis.

    5a8itas.

    Efusi pleura.

    Tuberkuloma.

    oto toraks tidak ukup hanya dibuat seara antero-posterior !%P$, tetapi harus

    disertai dengan foto lateral, mengingat bah"a pembesaran 53B di daerah hilus

    biasanya lebih jelas pada foto lateral. Sebagai pegangan umum, jika dijumpai

    ketudaksesuaian !diskongruensi$ antara gambaran radiologis yang berat dan gambaran

    klinis yang ringan, maka harus diurigai TB.

    Penegaan diagnosis

    6iagnosisi kerja TB anak dibuat berdasarkan adanya kontak terutama dengan pasien TB

    de"asa aktif:baru, kumpulan gejala dan tanda klinis, uji tuberulin dan gambaran

    sugestif pada foto toraks. >*F !organisasi kesehatan 6unia$ membuat riteria untuk

    membuat diagnosis TB pada anak !tabel +.).$

    Tabel 1.). Petunjuk >*F untuk diagnosis TB anak

    a. 6iurigai tuberkulosis

    1. anak sakit dengan ri"ayat kontak pasien tuberulosis dengan diagnosis

    pasti

    #. anak dengan '

    keadaan klinis tidak membaik setelah menderita ampak atau batuk

    rejan

    berat badan menurun, batuk dan mengi tidak membaik dengan

    pengobatan antibiotika untuk penyakit pernapasan

    pembesaran kelenjar superfisialis yang tidak sakit.

    b. =ungkin tuberulosis

    %nak yang diurigai tuberkulosisi ditambah '

    Aji tuberulin positif !10 mm atau lebih $

    oto tontgen paru sugestif tuberulosis

    Pemeriksaan histologis biopsy sugestif tuberulosis

    7espons yang baik pada pengobatan dengan F%T

    1

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    16/25

    . Pasti tuberulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan identifikasi

    Mycobacterium tuberculosispada karakteristik biakan

    Antuk mengatasi hal tersebut, +6%+ bekerjasama dengan 6epkes 7+ dan

    didukung >*F, membentuk kelompok kerja TB anak !Pokja TB %nak$.

    Tabel 1.).9 Sistem soring diagnosis Tuberkulosis %nak

    Parameter 0 1 # (5ontak TB Tidak jelas - &aporan

    keluarga

    !BT% negati8e

    %tau tidak

    jelas$

    BT% !K$

    Aji tuberkulin negatif - - Positif !Hmm,

    %tau H(

    =m pada

    keadaan

    imunosupresi

    Berat

    badan:keadaan giIi

    - BB:TB90

    2 atau

    BB:A 02

    5linis giIi

    buruk

    atau BB:TB

    /02 atau

    BB:A 02

    -

    1

    *al-hal yang menurigakan TB '

    1. mempunyai sejarah kontak erat dengan pasien TB dengan BT% !K$

    #. uji tuberulin yang positif !< 10 mm$

    (. gambaran foto 7o sugestif TB

    ). terdapat reaksi kemerahan yang epat !dalam (-/ hari$ setelah imunisasi dengan

    B@3

    . gatuk ; batuk lebih dari ( minggu. sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab yang jelas

    /. berat bdan turun tanpa sebab yang jelas atua berat badan kurang baik yang tidak

    naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan giIi !failure to thri8e$

    . 3ejala-gejala klinis !pada kelenjar limfe,otak,tulang dll$

    9. skofuloderma

    10. konjungti8itis fliktenularis

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    17/25

    6emam yang tidak

    6iketahui

    penyebabnya

    - H# minggu -

    Batuk kronik - H( minggu - -Pembesaran

    kelenjar limfe

    5olli,aksila,ingunal

    - H1, tidak

    nyeri

    - -

    Pembekakan tulang

    sendi

    panggul,lutut,falan

    g

    - %da

    pembekakan

    - -

    oto toraks ormal:kelaina

    n

    Tidak jelas

    3ambaran

    sugestif

    TB

    - -

    @atatan '

    6iagnosis dengan sistem soring ditegakkan oleh dokter .

    Bila dijumpai gambaran milier atau skrofulderma langsung didiagnosis TB

    Berat badan dinilai saat pasien datang !moment opname$

    6emam dan batuk tidak memiliki respons terhadap terapi baku

    oto toraks bukan merupakan alat diagnostik utama pada TB %nak.

    3ambaran sugestif berupa ' pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan

    :tanpa infiltrasi konsilidasi segmental:lobar klasifikasi dengan infiltrasiL

    atelektasis,tuberkuloma.gambatan milier tidak dihitung dalam skor karena

    diperlakukan seara khusus

    =engingat pentingnya peran uji tuberulin dalam diagnosis TB anak, makasebaiknya disediakan tuberulin di tempat pelayanan kesehatan.

    Pada anak yang diberi imunisasi B@3, bila terjadi reaksi epat B@3 !M/hari$ harus

    die8aluasi dengan sistem soring TB anak, B@3 bukan merupakan alat diagnostik

    6iagnosis kerja TB anak ditegakkan bila jumlah skor < !maksimal 1($

    1/

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    18/25

    Tatalasana TB

    Tatalaksana TB pada anak merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan

    antara pemberian medikamentosa, penanganan giIi dan pengobatan penyakit penyerta.

    Selain itu penting untuk diketahui sumber infeksi dan bila ditemukan sumber infeksi

    juga harus segera dilakukan pengobatan.

    Mediamentosa

    Obat TB

    Fbat TB yang utama !first line$ yang digunakan saat ini adalah 7ifampisin !7$,

    +soniaIid !*$, PiraIinamid !N$, Etambutol !E$ dan Streptomiin !S$. 7ifampisin dan

    +soniaIid merupakan obat pilihan utama ditambah dengan piraIinamid, etambutol dan

    streptomisin. Fbat TB lain !seond line$ adalah para-aminosaliyli aid !P%S$,

    yloserin teriIidone, ethiolamide, prothoinamide, ofloJain, le8ofloJain, gatifloJain,

    iprofloJain, kanamyin, amikain, dan apreomyin yang digunakan jika terjadi

    =67.

    ISO/IA0ID

    +soniaIid diberikan seara oral. 6osis harian yang diberikan seara oral. 6osis

    harian yang diberikan adalah -1 mg:kgBB:hari maksimal (00mg:hari diberikan dalam

    1 kali pemberian. +soniaIid yang tersedia umumnya dalam bentuk tablet 100mg dan

    (00mg dan dalam bentuk sirup 100mg:ml. +soniaIid mempunyai # efek utama yaitu

    hepatotoksis dan neuritis perifer. euritis perifer timbul akibat inhibisi kompetitif

    karena metabolism piridoksin. =anifestasi berupa neuritis perifer yang paling sering

    adalah kesemutan pada tangan dan kaki. Efek samping lain yang jarang terjadi adalah

    pellagra, anemia hemolitik pada pasien dengan defisiensi enIyme 3P6 dan reaksi

    seperti lupus disertai ruam dan arthritis.

    RIFAMPISI/

    7ifampisin bersifat bakterisid pada intra dan ekstrasel dan memasuki semua

    jaringan dan dapat membunuh kuman semidoeman yang tidak dapat dibunuh oleh

    isoniaIid. Saat ini rifampisin diberikan dalam bentuk oral dengan dosis 10-#0

    mg:kgBB:hari dosis maksimal 00mg:hari dengan pemberian 1 kali perhari. 4ika

    diberikan bersamaan dengan isoniaIid dosis rifampisin tidak melebihi 1mg:kgBB:hari

    dan dosis isoniaIid menjadi 10mg:kgBB:hari. Efek samping lebih sering terjadi

    daripada isoniaIid. Efek yang kurang menyenangkan bagi pasien adalah perubahan

    1

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    19/25

    "arna urine, ludah, keringat, sputum dan air mata menjadi "arna oranye sampai

    kemerahan. Efek samping rifampisin lainnya adalah gangguan gastrointestinal !muntah

    dan mual$, dan hepatotoksisitas !ikterus dan hepatitis$ yang biasanya ditandai dengan

    peningkatan kadar transaminase serum yang asimptomatik. 4ika rifampisin diberikan

    bersamaan dengan isoniaIid terjadi peningkatan hepatotoksisitas yang dapat diperkeil

    dengan ara menurunkan dosis harian isoniaIid menjadi maksimal 10mg:kgBB:hari.

    tetapi sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan pemberian makanan karena dapat

    menimbulkan malabsorpsi.

    PIRA0I/AMID

    Pemakaian piraIinamid seara dosis 1-(0mg:kgBB:hari dengan dosis maksimal #

    gram:hari. 5adar serum punak terapai dalam # jam. PiraIinamid diberikan pada fase

    intensif karena piraIinamid sangat baik diberikan dalam suasana asam yang timbul

    akibat masih banyaknya kuman. Penggunaan piraIinamid aman pada anak-anak. Efek

    samping yang mungkin terjadi adalah atralgia, arthritis, gout, hepatotoksisitas, anoreksia

    dan iritasi saluran erna. +soniaIid tersedia dalam bentuk tablet 00mg tetapi sama

    seperti isoniaIid dapat digerus dan diberikan bersamaan dengan makanan.

    ETAMBUTOL

    Fbat ini memiliki akti8itas bakteriostatik tetapi dapat juga bersifat bakterisid jika

    diberikan dengan dosis tinggi dengan terapi intermiten. Berdasarkan pengalaman, obat

    ini juga dapat menegah timbulnya resistensi obat lain. 6osis etambutol adalah 1-

    #0mg:kgBB maksimal 1,# gr:hari dengan dosis tunggal. 5adar punak dalam serum

    diperoleh dalam "aktu #) jam. Etambutol tersedia dalam sediaan #0mg dan 00mg.

    Etamburol ditoleransi dengan baik oleh de"asa dan anak-anak dengan dosis 1-# kalo

    sehari tetapi tidak berpenetrasi pada SSP.

    7ekomendasi >*F terakhir mengenai penatalaksanaan TB pada anak dianjurkanpenggunaannya 1-#mg:kgBB:hari. Etambutol dapat digunakan pada anak dengan TB

    berat dan keurigaan TB resisten obat jika obat lainnya tidak tersedia atau tidak dapat

    digunakan.

    STREPTOMISI/

    Streptomisin diberikan seara intramusular 1-)0mg:kgBB:hari maksimal 1

    gram:hari dengan kadar punak diperoleh setelah # jam. Streptomisin sangat mele"ati

    selaput otak yang meradang namun tidak dapat mele"ati sa"an otak yang tidak

    19

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    20/25

    meradang serta berdifusi baik pada airan pleura dan dieksresi melalui ginjal. Toksisitas

    utama pada ner8us ranial +++ yang mengganggu keseimbangan dan pendengaran

    dengan gejala seperti telinga berdengung !tinnitus$ dan pusing. Streptomisin dapat

    menembus sa"ar plasenta sehingga perlu berhati-hati dalam menentukan dosis pada

    "anita hamil karena dapat merusak saraf pendengaran janin.

    Prinsip pemberian F%T adalah harus menembus berbagai jaringan termasuk

    selaput otak. armakokinetik F%T pada anak berbeda dengan orang de"asa. 6osis dan

    efek samping F%T dapat dilihat pada tabel )..1

    Pand&an Obat TB

    Pengobatan TB dibagi dalam # fase yaitu fase intensif !# bulan pertama$ dan fase

    lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal ( maam obat pada fase intensif

    dan duan maam obat pada fase lanjutan. Pemberian obat ini bertujuan untuk menegah

    terjadinya resistensi obat dan membunuh kuman intraselular dan

    ekstraselular.Pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk

    menegah kemungkinan timbulnya relaps.

    Saat ini panduan baku untuk sebagian besar kasus TB pada anak pada fase intensif

    adalah rifampisin, isoniaIid dan piraIinamid sedangkan pada fase lanjutan hanya

    diberikan rifampisin dan isoniaIid. Pada keadaan TB berat, baik TB pulmonal maupun

    ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB system skeletal pada fase intensif

    diberikan ) maam obat !rifampisin, isoniaIid, piraIinamid, dan etambutol atau

    #0

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    21/25

    piraIinamid sedangkan pada fase lanjutan diberikan rifampisin dan isoniaIid selama 10

    bulan.

    Fi1ed Dose 2ombination 'FD2)

    Salah satu masalah dalam terapi TB adalah keteraturan dalam menjalani

    pengobatan yang relati8e lama dan dengan jumlah obat yang banyak. Antuk mengatasi

    hal tersebut dibuat suatu sediaan obat dengan dosis yang telah ditentukan yaitu 6@

    atau kombinasi dosis tetap !56T$.

    5euntungan penggunaan 6@ dalam pengobatan TB adalah sebagai berikut'

    =enyederhanakan pengobatan dan mengurangi kesalahan penulisan resep

    =eningkatkan kepatuhan pasien

    =emungkinkan petugas kesehatan untuk memberikan pengobatan standar

    dengan tepat

    =empermudah pengelolaan obat

    =engurangi kesalahan penggunaan pada obat TB

    =engurangi kemungkinan kegagalan pengobatan dan terjadinya kekambuhan

    =emperepat dan mempermudah penga"asan menelan obat sehingga dapat

    mengurangi beban kerja

    =empermudah penentuan dosis berdasarkan berat badan.

    #1

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    22/25

    E3al&asi Pengobatan

    E8aluasi pengobatan dilakukan setelah # bulan terapi. E8aluasi pengobatan

    penting karena diagnosis TB pada anak sulit dan tidak jarang terjadi kesalahan

    diagnosis. E8aluasi pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa ara yaitu e8aluasi

    klinis, e8aluasi radiologis dan pemeriksaan &E6. E8aluasi yang terpenting adalah

    e8aluasi klinis yaitu menghilang atau membaiknya keadaan klinis yang sebelumnya ada

    pada a"al pengobatan, apabila respon membaik maka pengobatan dapat dilanjutkan.

    E8aluasi radiologi dalam #-( bulan pengobatan tidak perlu dilakukan seara rutin

    keuali dengan kelainan radiologis yang nyata:luas seperti TB milier, efusi pleura dan

    bronkopneumonia TB. Pada pasien TB milier foto toraks perlu diulang setelah 1 bulan

    untuk e8aluasi hasil pengobatan, sedangkan pada efusi pleura TB penggunaan foto

    toraks dilakukan setelah # minggu. &E6 dapat digunakan sebagai sarana e8aluasi bila

    pada a"al pengobatan nilainnya tinggi..

    %pabila respon setelah # bulan tidak baik yaitu gejala masih ada dan tidak ada

    penambahan berat badan maka F%T tetap diberikan sambil melakukan e8aluasi lebih

    lanjut. 5emungkinan terjadi misdiagnosis, mistreatment atau resisten terhadap F%T.

    E3al&asi Efe Samping Pengobatan

    Pada pemberian F%T efek samping yang harus diperhatikan adalah hepatotoksik.

    *epatotoksisitas jarang terjadi pada pemberian isoniaIid yang tidak melebihi 10

    mg:kgBB:hari dan rifampisin yang tidak melebihi 1mg:kgBB:hari dalam kombinasi.

    *epatotoksisitas ditandai dengan peningkatan serum S3FT dan S3PT hingga H kali

    tanpa gejala atau urobilinogen H ( kali batas atas normal !)0u:l$ disertai dengan gejala,

    peningkatan bilirirubin total lebih dari 1. mg:dl, serta peningkatan S3FT:S3PT

    dengan gejala ikterus, anoreksia, nausea dan muntah.

    Tatalaksana hepatotoksisitas bergantung dari beratnya kerusakan hati yang terjadi.%nak dengan gangguan fungsi hati ringan mungkin tidak membutuhkan terapi.

    Beberapa ahli berpendapat bah"a peningkatan enIim transaminase ringan dapat

    mengalami resolusi spontan tanpa penyesuaian terapi, sedangkan peningkatan lebih dari

    kali tanpa gejala atau H ( kali batas atas normal !)0u:l$ memerlukan penghentian

    semua obat F%T, kemudian kadar enIim transaminase diperiksa kembali setelah 1

    minggu. F%T diberikan kembali apabila nilai laboratorium telah normal. Terapi

    berikutnya dilakukan dengan memberikan isoniaIid dan rifampisin dengan dosis yang

    ##

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    23/25

    dinaikan seara bertahap dan harus dilakukan pemantauan klinis dan laboratorium

    dengan ermat.

    P&t&s Obat

    Pasien dikatakan putus obat bila berhenti mendapatkan pengobatan H # minggu.

    Sikap selanjutnya untuk penanganan bergantung pada hasil e8aluasi klinis saat pasien

    datang kembali, sudah berapa lama pengobatan dan berapa lama obat sudah terputus.

    Pasien tersebut harus dirujuk untuk pengobatan berikutnya.

    M&lti Dr&g Resistan4e 'MDR)

    =67 merupakan masalah besar yang kejadiannya terus menerus menigkat. 6aftar

    F%T lini kedua untuk =67 TB dapat dilihat pada table )..)

    Tabel )..) 6aftar Fbat %ntituberkulosis &ini 5edua Antuk =67 -TB

    /ama ObatDosis (arian

    'mg.gBB.(ari)

    Dosis Masimal

    'mg per(ari)Efe Samping

    Et(ionamide ata&

    Prot(ionamide1-#0 1000

    =untah, gangguan

    gastrointestinal,

    sakit sendi

    Flo&ro5&inolone

    &e8ofloJain

    =oJifloJain

    3atifloJain

    @iprofloJain

    FfloJain

    /.-10

    /.-10

    /.-10

    #0-(0

    1-#0

    -

    -

    -

    100

    00

    Aminogliosida

    5anamiin%mikasin

    @apreomyin

    1-(01-##,

    1-(0

    10001000

    1000

    Ftotoksisitas,toksistas hati

    2-4loserinTeri6idone 10-#0 10003angguan psikis,

    gangguan neurologi

    Para7aminosali4-li4

    a4id

    10 1#000 =untah, gangguan

    gastrointestinal

    #(

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    24/25

    /onmediamentosa

    Pendeatan DOTS

    *al yang paling penting dalam tatalaksana TB adalah keteraturan menelan obat.

    5eteraturan pasien dikatakan baik apabila pasien menelan obat sesuai dengan dosis

    yang telah ditentukan dalam panduan pengobatan. 5eteraturan menelan obat ini

    menjamin keberhasilan pengobatan serta menegah relaps atau timbulnya resistensi.

    Salah satu upaya untuk meningkatkan keteraturan adalah dengan melakukan

    penga"asan langsung terhadap pengobatan !directly obsered treatment$.

    La4a S&mber Pen&laran dan Case Finding

    %pabila kita menemukan seorang anak dengan TB maka harus diari sumber

    penularan yang menyebabkan anak tersebut tertular TB. Sumber penularan adalah

    orang de"asa yang menderita TB aktif dan kontak erat dengan anak tersebut.

    Pelaakan sumber infeksi sentripetal dapat dilakukan dengan pemeriksaan

    radiologi dan BT% sputum.

    Aspe Ed&asi dan Sosial Eonomi

    Pengobatan TB tidak lepas dari masalah sosialekonomi. 5arena pengobatan

    TB memerlukan kesinambungan pengobatan dalam "aktu lama maka biaya yang

    diperlukan ukup besar, selain itu diperlukan juga penanganan giIi yang baik

    meliputi keukupan asuhan makanan, 8itamin dan mikronutrien.

    Pen4ega(an

    IMU/ISASI B2#

    +munisasi B@3 diberikan pada usia sebelum # bulan. 6osis untuk bayi

    sebesar 0.0 ml dan penyuntikan pada anak 0.10ml diberikan seara intrakutan

    didaerah insersi otot deltoid kanan karena penyuntikan lebih mudah dan lemak

    subkutisnya tebal, Bila B@3 diberikan pada usia

  • 7/24/2019 FIX TBCrdygg

    25/25

    misalnya defisiensi imun, infeksi berat, giIi buruk dan gagal tumbuh. Pada bayi

    premature B@3 ditunda sampai berat badan optimal.

    KEMOPROFILAKSIS

    Terdapat # maam kemoprofilaksis yaitu primer dan sekunder.

    5emoprofilaksis primer bertujuan untuk menegah terjadinya infeksi TB

    sedangkan yang sekunder menegah berkembangnya infeksi menjadi sakit TB.

    5emoprofilaksis primer yang digunakan adalah isoniaIid -10mg:kgBB:hari

    dengan dosis tunggal. 5emoprofilaksis sekunder diberikan pada anak yang telah

    terinfeksi tetapi belum sakit ditandai dengan uji tuberulin positif sedangkan klinis

    dan radiologis normal.

    DAFTAR PUSTAKA

    3arna. *, =elinda. *, 7ahayuningsih. S.E. #00.!edoman "iagnosis dan Terapi

    #lmu $esehatan %nak &disi ke-'. Bandung ' akultas 5edokteran Ani8ersitas

    Padjajaran.

    +katan 6okter %nak +ndonesia. #010.(uku %ar *espirologi %nak. 4akarta' Badan

    Penerbit +6%+

    =ansjoer, %rief =. #000.$apita +elekta $edokteran ilid &disi $e-'. 4akarta'

    =edia %esulapius

    PP +katan 6okter %nak +ndonesia. #00.!edoman asional Tuberkulosis %nak.

    4akarta

    >*F +ndonesia. #009.!elayanan $esehatan %nak "i *umah +akit. 4akarta