fungsi manajemen 3.pdf

Upload: maisaroh

Post on 16-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    1/24

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Manajemen

    Menurut Malayu S.P Hasibuandalam buku Manajemen Sumber Daya

    Manusiaedisi revisi tahun 2003 Manajemen berasal dari kata to manage yang

    berarti mengatur (mengelola). Manajemen termasuk kelompok ilmu sosial dan

    proses, karena didalam manajemen terdapat adannya kegiatan-kegiatan yang harus

    dilakukan, misalkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

    pengawasan. Kegiatan itu satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan

    kata lain saling terkait, sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat

    dipisahkan. Oleh karena itu manajemen disebut sebagai sistem.

    Manajemen merupakan alat untuk pencapaian tujuan yang diinginkan

    perusahaan. Manajemen yang tepat akan memudahkan terwujudnya tujuan, visidan misi perusahaan. Untuk dapat mewujudkan itu semua perlu dilakukan proses

    pengaturan semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, method,

    materials, machines dan market(6M).

    Definisi manajemen menurut para ahli antara lain sebagai berikut :

    Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku Filsafat Administrasi Manajemen

    Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk

    memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui

    orang lain.

    mengemukakan bahwa :

    Menurut Hasibuan (2007:10) dalam buku Manajemen Sumber Daya

    Manusiaedisi revisi tahun 2003 mengemukakan bahwa :

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    2/24

    12

    Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses

    pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

    secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

    Sedangkan menurut Ordway Tead yang dikutip oleh Drs He Rosyidi

    dalam bukuOrganisasi dan Manajemen mengemukakan bahwa :

    Manajemen adalah proses dan kegiatan pelaksanaan usaha

    memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu

    organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah di tetapkan.

    Selain itu kita harus mengetahui proses manajemen sebagai berikut :

    Fungsi-fungsi manajemen, menurut Edwin B. Flippodalam buku

    Moekijat, (1987 : 26-27)adalah :

    1. Fungsi Perencanaan

    Perencanaan berarti penentuan lebih dahulu suatu program kepegawaian yang

    akan menunjang tujuan-tujuan yang ditetapkan bagi perusahaan.

    2.

    Fungsi Pengorganisasian

    Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan

    dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,

    integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.

    3. Fungsi Pengarahan

    Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja

    sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan

    perusahaan, karyawan dan masyarakat.

    4. Fungsi Pengawasan

    Pengawasan, yakni mengadakan penyelidikan dan perbandingan dari pada

    tindakan dengan rencana-rencana serta mengadakan pembetulan dari pada

    penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses

    yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    3/24

    13

    sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien guna

    mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan sebelumnnya.

    2.2 Manjemen Sumber Daya Manusia

    2.2.1 Pengertian Manajaman Sumber Daya Manusia

    Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana

    mengatur sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara

    maksimal untuk mencapai tujuan (goal)menjadi maksimal.

    Beberapa definisi mengenai Sumber daya Manusia menurut para ahli :

    Menurut Hasibuan (2006:10) dalam buku Manajemen Sumber Daya

    Manusiaedisi revisi tahun 2003 mengemukakan sebagai berikut:

    Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur

    hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk

    membantu tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

    Menurut Edwin B. Flippo (2002:9) dalam buku Manajemen Sumber

    Daya Manusiaedisi revisi tahun 2003 mengemukakan bahwa :

    Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan

    pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

    pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai

    berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

    Sedangkan menurut Dale Yoder (1995:4) dalam buku Manajemen

    Sumber Daya Manusiaedisi revisi tahun 2003 mengemukakan bahwa:

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    4/24

    14

    Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penyediaan,

    kepemimpinan dan pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau

    hubungan kerja mereka.

    Berdasarkan pendapat diatas Manajemen Sumber Daya Manusia

    merupakan ilmu atau seni dalam suatu kebijakan maupun praktek merekrut,

    menyaring, melatih serta memberikan penghargaan dan penilaian terhadap tenaga

    kerja dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber

    daya lainnya secara efektif dan efisien sehingga produktif merupakan hal yang

    paling penting untuk mencapai tujuan tertentu.

    2.2.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Menurut pendapat Hasibuan (2003:21), fungsi manajemen Sumber Daya

    Manusia meliputi :

    1. Fungsi Manajerial :

    a. Planning(Perencanaan)

    Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan e

    fisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu t

    erwujudnnya tujuan.

    b. Organizing (Pengorganisasian)

    Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua

    karyawan dengan menetapkan pembagian kerja,hubungan kerja,

    delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan

    organisasi (organization chart).

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    5/24

    15

    c. Directing (Pengarahan)

    Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar

    mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien serta efisien

    dalam membantu tercapainnya tujuan perusahaan, karyawan dan

    masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan

    bawahan agar mengerjakan semua tugasnnya dengan baik.

    d. Controlling (Pengendalian)

    Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan

    agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai

    dengan rencana.

    2. Fungsi Operasional yang meliputi :

    a. Procurement (Pengadaan)

    Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,

    dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

    perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnnya tujuan.

    b. Development (Pengembangan)

    Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis,

    teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

    Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

    pekerjaan masa kini maupun masa depan.

    c. Compensation (Kompensasi)

    Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan

    tidak langsung (indirect) uang atau barang kepada karyawan sebagai

    imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    6/24

    16

    d. Integration (Pengintegrasian)

    Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan

    kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja

    sama yang sesuai dan saling menguntungkan.

    e. Maintenance (Pemeliharaan)

    Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau

    meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka

    tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik

    dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan

    sebagai besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal

    konsistensi.

    f. Kedisiplinan

    Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci

    terwujudnnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnnya

    tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk

    mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

    g. Separation (Pemberhentian)

    Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

    suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,

    keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab

    lainnya. Pelepasan ini diatur oleh undang undang No.12 Tahun 1964.

    2.2.3 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

    Agar Manjaemen Sumber Daya Manusia lebih diperhatikan, kita lihat

    peranannya menurut Hasibuan (2007:14) yang mengatakan bahwa peranan

    Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mengatur dan menetapkan

    kepegawaian yang mencakup masalah :

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    7/24

    17

    1) Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif

    sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job

    specification, job requirementdanjob evaluation.

    2) Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan

    asas the right man on the right place and on the right job.

    3) Menetapkan program kesejahteraaan, pengembangan, promosi dan

    pemberhentian.

    4)

    Meramalkan penawaran dan permintaan Sumber Daya Manusia pada masa

    yang akan datang.

    5) Memperkirakan kesadaran perekonomian pada umumnnya dan

    perkembangan perusahaan kita pada khususnya.

    6) Memonitor dengan cerdas undang-undang perburuan dan kebijakan

    pemberian balas jasa perusahaan kita pada khusnya.

    7)

    Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

    8) Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi kerja.

    9) Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.

    10)

    Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.

    2.3 Budaya

    2.3.1 Pengertian Budaya Organisasi

    Budaya organisasi (corporate culture) sering diartikan sebagai nilai-nilai,

    simbol yang dimengerti dan dipatuhi bersama,yang dimiliki suatu organisasi

    sehingga anggota organisasi merasa satu keluarga dan menciptakan suatu kondisi

    yang berbeda dengan organisasi lain.

    Berikut ini beberapa pengertian budaya organisasi menurut para ahli

    antara lain:

    Menurut Robbins (2003-525) dalam buku Organizational Behavior dan

    juga dikutip oleh Dr. Djokosantoso Moeljono dalam buku Budaya organisasi

    dalam tantangan tahun 2005 mengemukakan bahwa :

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    8/24

    18

    Budaya Organisasi (corporate culture) merupakan suatu sistem

    makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan

    organisasi tersebut dengan organisasi lain.

    Menurut Robert G. Owens dalam bukunyaOrganizational Behavior in

    Education mengemukakan definisi budaya menurut Terrence Deal and Allan

    Kennedy bahwa :

    Sedangkan menurut Kreitner at all. (2003:86) dalam buku

    Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang

    berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur

    organisasi, dan sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku

    Perilaku

    Organisasi

    Budaya organisasi merupakan satu wujud anggapan yang dimiliki,

    diterima oleh kelompok anggota organisasi dan menentukan

    bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikiran dan bereaksi

    terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.

    bahwa :

    Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

    Budaya organisasi adalah perilaku kolektif dari orang yang merupakan bagian dari

    sebuah organisasi, juga dibentuk oleh nilai-nilai organisasi, visi, norma, bahasa

    kerja, sistem, dan simbol, itu termasuk keyakinan dan kebiasaan.

    2.3.2 Fungsi Budaya Organisasi

    Menurut Chatab (2007:17) berpendapat mengenai fungsi budaya

    organisasi, yaitu sebagai berikut :

    a. Identitas yang merupakan ciri atau karakter organisasi.

    b. Social cohesion atau pengikat atau pemersatu.

    c. Sumber penggerak dan pola perilaku.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    9/24

    19

    d. Mekanisme adaptasi terhadap perubahan.

    Sedangkan menurut Kreitner et al. (2002:566) berpendapat bahwa

    budaya organisasi mencakup :

    Gambar 2.1

    Fungsi Budaya Organisasi Sosial

    Sumber: Kreitner et al. (2003:86)

    2.3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Budaya Organisasi

    Menurut Tika (2010:5), ada beberapa unsur yang mempengaruhi

    terbentuknya budaya organisasi yaitu :

    1)Asumsi dasar

    Asumsi dasar berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun

    kelompok dalam organisasi untuk berperilaku.

    2)Keyakinan untuk dianut

    Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan

    dilaksanakan oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung

    nilainilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan

    Stabilitas

    sistem

    sosial

    Identitas

    organisasi

    Alat yang

    memberi

    pengertian

    Komitmen

    kolektif

    Budaya organisasi

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    10/24

    20

    umum organisasi/perusahaan, filosofi usaha, atau prinsipprinsip yang

    menjelaskan usaha.

    3)Pemimpin atau kelompok pencipta pengembangan budaya organisasi.

    Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin

    organisasi atau kelompok tertentu dalam organisasi tersebut.

    4)Pedoman mengatasi masalah

    Dalam organisasi terdapat dua masalah pokok yang sering muncul, yakni

    masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.Kedua masalah tersebut

    dapat diatasi dengan asumsi dasar keyakinan yang dianut bersama

    anggota organisasi.

    5)

    Berbagi nilai (sharing of value)

    Dalam budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling

    diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.

    6)

    Pewarisan (learning process)

    Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu

    diwariskan kepada anggotaanggota baru dalam organisasi sebagai

    pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam organisasi/perusahaan

    tersebut.

    7)Penyesuaian atau adaptasi

    Perlu adanya penyesuaian terhadap pelaksanaan peraturan atau norma

    yang berlaku dalam organisasi tersebut, serta penyesuaian antara

    organisasi dengan perubahan lingkungan.

    Kesimpulan dari peneliti bahwa faktor-faktor pembentuk budaya

    organisasi, masing-masing unsur membantu menyatukan sebagai perekat

    organisasi yang membentuk suatu ciri khas perusahaan.

    2.3.4 Proses Pembentukan Budaya Organisasi

    Proses pembentukan budaya organisasi menurut Kotter dan Heskett

    (dalam, Tika 2010:18) bisa berasal dari mana saja yaitu dari perorangan atau

    kelompok serta dari tingkat bawah atau puncak organisasi. Akan tetapi dalam

    perusahaan, gagasan ini sering dihubungkan dengan pendiri atau pemimpin awal

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    11/24

    21

    yang mengartikulasikannya sebagai suatu visi, strategis bisnis, filosofi atau

    ketiga-tiganya. Budaya organisasi yang diciptakan oleh manajemen puncak

    kemudian diimplementasikan menjadi visi dan misi atau strategi bisnis.

    Kemudian visi dan strategi itu diimplementasikan oleh anggota organisasi

    sehingga menjadi perilaku organisasi. Para manajer atau anggota senior kelompok

    organisasi mengkomunikasikan nilai-nilai pokok secara terus menerus dalam

    percakapan sehari-hari melalui ritual atau percakapan khusus sehingga mendorong

    anggota baru untuk menerapkan dalam berperilaku yang pada akhirnya dapat

    membawa organisasi memiliki budaya kuat yang berkinerja baik.

    Kesimpulan dari proses pembentukan budaya organisasi adalah pimpinan

    mempengaruhi pembentukan budaya organisasi, terutama budaya ditentukan oleh

    para pendiri organisasi dimana tindakan pendiri organisasi yang menjadi inti dari

    budaya awal perusahaan

    GAMBAR 2.2

    PROSES TERBENTUKNYA BUDAYA PERUSAHAAN

    MENURUT KOTTER DAN HESKETT

    Manajemen Puncak

    Seorang atau para manajer puncak dalam perusahaan yang masih baru

    atau muda mengembangkan dan berusaha untuk mengimplementasikan

    suatu visi/filosofi dan/atau strate i bisnis

    Perilaku organisasi

    Karya-karya implementasi. Orang orang berperilaku melalui cara yang dipandu oleh

    filosofi dan strategi

    Hasil

    Dipandang dari berbagai segi, perusahaan itu berhasil dan keberhasilan it uterusberkesinambungan selama bertahun-tahun

    Budaya

    Suatu budaya muncul, mencerminkan visi dan strategi serta pengalaman-pengalaman

    yang dimiliki orang dalam mengimplementasikannya

    Sumber :Tika (2010:20)

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    12/24

    22

    2.3.5 Kekuatan Budaya Organisasi

    Pengertian budaya organisasi yang kuat telah dirumuskan oleh beberapa

    ahli, Tika (2010:108)menerangkan beberapa pendapat para ahli tersebut sebagai

    berikut :

    Robbins

    Budaya organisasi yang kuat adalah budaya dimana nilainilai inti

    organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas

    anggota organisasi.

    Kotler dan Heskett

    Budaya perusahaan/organisasi kuat adalah budaya yang hampir semua

    manajer menganut bersama seperangkat nilai dan metode menjalankan

    bisnis yang relatif konsisten. Karyawan baru mengadopsi nilainilai ini

    dengan sangat cepat.

    Vijay Sathe

    Budaya Organisasi kuat adalah budaya organisasi yang ideal dimana

    kekuatan budaya mempengaruhi intensitas perilaku.

    Deal dan Kennedy

    Budaya kuat merupakan pembangkit semangat yang paling berpengaruh

    dalam menuntun perilaku, karena membantu para karyawan melkukan

    pekerjaanpekerjaannya dengan lebih baik terutama dalam dua hal :

    a)Budaya kuat merupakan sistem peraturan informal yang menjelaskan

    bagaimana orangorang berperilaku setiap saat.

    b)

    Budaya kuat membuat orangorang merasa lebih baik dengan apa yang

    mereka lakukan, sehingga mereka cenderung untuk bekerja lebih keras.

    Rahman

    Mengemukakan bahwa organisasi organisasi yang mengembangkan

    budaya organisasi yang kuat dan positif apabila mereka menghadapi

    tantangantantangan atau ancamanancaman dari lingkungan eksternal.

    Adapun lingkungan eksternal dapat dikelola dengan baik apabila karyawan

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    13/24

    23

    mengetahui dengan jelas dan menghayati ideologi perusahaan, menjunjung

    tinggi perusahaan serta karyawannya sangat terintegrasi.

    Denison

    Mengemukakan bahwa suatu budaya yang kuat jika memiliki potensi yang

    jauh lebih besar untuk koordinasi dan kontrol perilaku secara implisit.

    Suatu budaya yang kuat dengan sosialisasi anggota yang baik akan

    meningkatkan efektivitas, karena hal tersebut melancarkan pertukaran

    informasi serta koordinasi perilaku.

    Dari beberapa definisi diatas menurut Tika (2010:109), dapat diketahui

    bahwa budaya organisasi kuat terjadi apabila :

    1)Nilainilai budaya organisasi dianut secara bersama oleh seluruh

    pimpinan dan anggota organisasi.

    2)Nilainilai budaya yang mempengaruhi perilaku pimpinan dan anggota

    organisasi.

    3) Membangkitkan semangat berperilaku dan bekerja lebih baik.

    4) Resisten (kuat) terhadap tantangan eksternal dan internal.

    5) Mempunyai koordinasi dan kontrol perilaku.

    2.3.6 Dimensi Budaya Organisasi

    Menurut Robbins (2003:525) dimensi budaya perusahaan adalah sebagai

    berikut :

    1.

    Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and risk taking)

    adalah sejauh mana organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif

    dan berani mengambil resiko selain itu bagaimana organisasi menghargai

    tindakan pengambilan resiko oleh karyawan dan membangkitkan ide

    karyawan

    2. Perhatian secara detail (Attention to detail)adalah sejauh mana organisasi

    mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan,analisis dan

    perhatian kepada rincian.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    14/24

    24

    3. Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation ) adalah sejauhmana

    manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian

    teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

    4. Berorientasi kepada manusia (People orientation) adalah sejauh mana

    keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang

    di dalam organisasi.

    5. Berorientasi tim (Team orientation ), adalah sejauh mana kegiatan kerja

    diorganisasikan sekitar tim hanya pada individu-individu untuk

    mendukung kerjasama.

    6. Agresifitas (Aggressiveness) adalah sejauh mana orang-orang dalam

    organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi

    sebaik-baiknya.

    7. Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan

    status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.penerapan dalam organisasi

    antara lain manajemen mempertahankan karyawan yang berpotensi,

    evaluasi penghargaan dan kinerja oleh manajemen ditekankan kepada

    upaya-upaya individual, walaupun senioritas cenderung menjadi faktor

    utama dalam menentukan gaji atau promosi.

    2.3.7 Tipe Budaya Organisasi

    Menurut Kreitner et al. (2003:87) ada tiga tipe budaya organisasi yang

    diterapkan dalam organisasi, yaitu :

    1. Budaya konstruktif, yaitu : Budaya dimana para tenaga kerja di dorong

    untuk berinteraksi dan mengerjakan tugas bersama serta mendukung

    keyakinan normatif yang berhubungan dengan pencapaian tujuan

    organisasi, penghargaan dan persatuan.

    2.

    Budaya pasif-defensif yang bercirikan keyakinan normatif dan

    memungkinkan tenaga kerja berinteraksi antara sesama tenaga kerja,

    mendorong keyakinan normatif dengan persetujuan.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    15/24

    25

    3. Budaya agresif-defensif, mendorong tenaga kerja untuk mengerjakan

    tugasnnya dengan cepat dan aman yang bercirikan keyakinan normatif,

    mencerminkan oposisi, kekuasaan dan kompetitif.

    2.4 Kinerja

    2.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan

    Kinerja merupakan sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai

    dengan adannya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Sehingga

    kinerja tersebut merupakan hasil keterkaitan antar usaha, kemampuan dan

    persepsi tugas.

    Berikut ini definisi kinerja menurut beberapa ahli :

    Menurut Irawan (2002:11), dalam buku Manajemen Sumber Daya

    Manusia

    kinerja (

    bahwa :

    performance

    Menurut Bernardin dan Russel 1993 dalam buku

    ) adalah hasil kerja yang bersifat kongkret yang

    dapat diamati, dilihat dan diukur.

    Human Resource

    Management dan dalam bukunnya Achmad S. Ruby

    performance is defined as the record of outcomes produced on a

    specified job function or activity during time period. Prestasi atau

    kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-

    fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu

    tertentu.

    memberikan pengertian

    tentang kinerja sebagai berikut :

    Sedangkan menurut Prawiro Suntoro 1999 dalam buku Merry Dandian

    Panji mengemukakan :

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    16/24

    26

    Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

    sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai

    tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

    Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

    karyawan adalah hasil yang dicapai oleh seseorang karyawan atas pekerjaannya

    selama jangka waktu tertentu.

    2.4.2 Metode Penilaian Kinerja

    Ada beberapa metode dalam melakukan penelitian kinerja menurut

    Mathis (2002:82)yaitu :

    1. Metode Penilaian Kategori

    Metode yang meminta manajer memberi nilai untuk tingkah laku

    kinerja karyawan pada formulir khusus di bagi dalam kategori-kategori

    kinerja. Secara umum ada dua metode penilaian kategori yaitu :

    a. Skala penilaian garafik

    Memungkinkan penilaian untuk memberikan nilai terhadap kinerja

    karyawan secara berkelanjutan.

    b. Daftar periksa

    Terdiri dari daftar kalimat atau kata-kata dimana penilaian

    memeriksa kalimat-kalimat yang paling mewakili karakter dan

    kinerja karyawan.

    2.

    Metode Perbandingan

    Metode yang menuntut para manajer untuk secara langsung

    membandingkan kinerja karyawan mereka satu sama lainnya. Teknik

    ini mencakup :

    a. Pemberian peringkat terdiri dari daftar seluruh karyawan yang

    tertinggi sampai terendah dalam kinerjannya.

    b. Perbandingannya berpasangan (Distribusi yang normal), teknik

    mendistribusikan penilaian yang dapat digeneralisasikan dengan

    metode-metode yang lainnya.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    17/24

    27

    3. Metode Negatif

    Metode dimana manajer dan spesialisasi sumber daya manusia

    kadan-kadang diminta untuk memberikan informasi penilaian tertulis

    dimana lebih mendeskripsikan tindakan karyawan.

    4.

    Metode Tujuan dan Prilaku

    Metode yang digunakan untuk mengukur prilaku karyawan dan

    bukan karakteristik lainnya.

    5.

    Metode Manajemen berdasarkan sasaran (MBO)

    Meliputi ketetapan tujuan khusus yang dapat diukur bersama

    dengan masing-masing karyawan dan selanjutnnya secara berkala

    meninjau kemampuan yang dicapai oleh individu dalam jangka waktu

    tertentu.

    2.4.3 Aspek-aspek Penilaian Kinerja

    Menurut Mangkunegara(2001:74)adalah sebagai berikut :

    1. Hallo Effect

    Penilaian yang subjektif diberikan pegawai, baik yang bersifat negatif

    maupun positif yang berlebihan dilihatnnya dari penampilan pegawai.

    2. Liniency

    Penilaian kinerja yang cendrung memberikan nilai yang terlalu tinggi

    dari yang seharusnya.

    3. Strickness

    Penilaian yang memiliki kecendrungan memberikan nilai yang terlalu

    rendah dari yang seharusnya.

    4.

    Control Tendency

    Penialaian kinerja yang cendrung memberikan nilai rata-rata (sedang)

    kepada pegawai.

    5. Personal Biases

    Penilaian kinerja yang memberikan nilai baik kepada senior lebih tua

    usiannya yang berasal dari suku bangsa yang sama.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    18/24

    28

    2.4.4 Manfaat Penilaian Kinerja

    Manfaat penilaian kinerja bagi organisasi menurut Sulistyanidan Rosidah

    (2003:225)adalah :

    1. Penyesuaian kompensasi

    2.

    Perbaikan kinerja

    3. Kebutuhan latihan dan pengembangan

    4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi

    pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.

    5. Untuk kepentingan penelitian kepegawaian

    6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desai pegawai.

    2.4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

    Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan

    (ability)dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Davis

    (dalam, Mangkunegara 2007 : 13)yang merumuskan bahwa :

    Human performance = Ability x Motivation

    Motivation = Attitude x Situation

    Ability = Knowledge x Skill

    Penjelasan :

    Faktor Kemampuan (Ability)

    Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi

    (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pimpinan dan

    karywan yang memiliki IQ superior, very superior, gifted, dan genius

    dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

    mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai

    kinerja maksimal. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada

    pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    19/24

    29

    Menurut Robbins and Judge (2009:57) Kemampuan (ability)

    adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam

    suatu pekerjaan.

    Soelaiman (2007:112)menyatakan kemampuan adalah sifat yang

    dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat

    menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik. Karyawan

    dalam suatu organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tidak

    semua memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik.

    Faktor Motivasi (Motivation)

    Motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan

    terhadap situasi kerja (situation) dilingkungan organisasinya. Mereka yang

    bersikapa positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan

    motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra)

    terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.

    Situasi kerja yang dimaksud antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja,

    iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi

    kerja.

    Menurut Simamora (dalam, Mangkunegara 2005:14) kinerja

    (performance)dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

    1) Faktor individual yang terdiri dari:

    a)

    Kemampuan dan keahlian

    b) Latar belakang

    c)

    Demografi

    2) Faktor Psikologis yang terdiri dari:

    a) Persepsi

    b) Atituude

    c) Personality

    d)

    Pembelajaran

    e) Motivasi

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    20/24

    30

    3) Faktor Organisasi yang terdiri dari:

    a) Sumber daya

    b) Kepemimpinan

    c) Penghargaan

    d)

    Struktur

    e) Job Design

    Menurut Timple (dalam, Mangkunegara 2007:15) faktor kinerja terdiri

    dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu

    faktor yang dihubungkan dengan sifat seseorang. Faktor eksternal yaitu faktor-

    faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan.

    Seperti prilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan,

    fasilitas kerja dan iklim organisasi.

    Megginson (dalam, Sugiyono 2011 : 108) menyatakan bahwa dalam

    proses penilaian prestasi kerja karyawan, diperlukan suatu ketentuan atau kriteria

    mengenai kinerja agar dapat mengetahui kinerja karyawan yang

    sesungguhnya.Kriteria penilaian tersebut yaitu :

    1)

    Quantity of Work

    Banyaknya jumlah jam kerja yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

    periode waktu yang telah ditentukan.

    2)Quality of Work

    Menggambarkan kualitas dari pekerjaan yang dilakukan karyawan di

    perusahaan berdasarkan syarat kesesuaian dan kesiapannya.

    3)Job Knowledge

    Suatu ukuran kemampuan (kapasitas untuk belajar) & senioritas

    (kesempatan untuk belajar) seseorang tentang konsep-konsep yang

    diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu.

    4)Creativeness

    Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan, baik

    itu ide-ide/konsep baru yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan-

    persoalan yang timbul.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    21/24

    31

    5)Cooperation

    Kesediaan untuk melakukan pekerjaan bersama dengan orang lain (rekan

    kerja).

    6)Dependability

    Kesadaran karyawan dalam hal kehadirannya dikantor dan dapat diberikan

    kepercayaan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan tepat waktu.

    7)Initiative

    Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar

    tanggung jawab.

    8)Personal Qualities

    Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas

    pribadi.

    Penulis dapat menyimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan

    selain bertujuan untuk memindahkan secara vertikal (promosi/demosi) atau

    horizontal, pemberhentian, dan perbaikan mutu karyawan dapat pula ditujukan

    untuk memperbaiki moral karyawan dan kepercayaan kepada pimpinan dan

    perusahaan.

    2.4.6 Alat Ukur Kinerja

    Kinerja perlu dirumuskan guna dijadikan tolak ukur dalam mengadakan

    perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang diharapkan,

    kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan kepada

    seseorang. Standar tersebut dapat pula dijadikan sebagai ukuran dalam

    mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukan.

    Malayu Hasibuan (2008:95) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang

    dinilai dalam kinerja mencakup sebagai berikut:

    1. Hasil kerja yaitu tercapainya kualitas dan kuantitas sesuai dengan hasil

    kerja karyawan yang diberikan oleh perusahaan.

    2. Pengetahuan Pekerjaan yaitu pengetahuan dimana karyawan mengetahui

    berbagai pekerjaan yang harus dikerjakan berdasarkan ketepatan tugas

    yang diberikan perusahaan. Dalam menyelesaikan pekerjaan karyawan

    mengerjakan sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    22/24

    32

    3. Inisiatif yaitu respon positif karyawan terhadap tugas yang dikerjakan

    sesuai dengan ketepatan dan dikerjakan dengan baik sesuai dengan tujuan

    perusahaan

    4. Kecekatan Mental yaitu setiap karyawan langsung mengerjakan pekerjaan

    setelah diberikan tugas oleh atasannya

    5. Sikap yaitu setiap karyawan selalu menjaga sikap di lingkungan kerja

    sesuai dengan peraturan perusahaan

    6.

    Kedisiplinan yaitu setiap karyawan disiplin dalam melakukan pekerjaan

    dimana semua pekerjaan perusahaan dikerjakan sesuai dengan waktu yang

    ditetapkan, serta karyawan berusaha tepat waktu pada saat masuk dan

    pulang bekerja.

    Menurut Gary Dessler (2008:329), kinerja terdiri dari beberapa indikator

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Kualitas kerja adalah akurasi, ketelitian, dan bisa diterima atas pekerjaan

    yang dilakukan.

    2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam

    periode waktu tertentu.

    3.

    Pengetahuan pekerjaan adalah keterampilan dan informasi praktis atau

    teknis yang digunakan pada pekerjaan.

    4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan

    atas penyelesaian dan tindak lanjut tugas.

    5. Kehadiran adalah sejauh mana karyawan tepat waktu, mengamati periode

    istirahat/makan yang ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan.

    6.

    Kebebasan adalah tingkatan kinerja pekerjaan dengan sedikit atau tanpa

    supervisi.

    2.5. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

    Tahun 1992 Kotter dan Heskett dalam buku Coorporate Cultur dan

    Performance telah mengemukakan pengaruh budaya organisasi dengan kinerja

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    23/24

    33

    pegawai. Mereka melakukan penelitian terhadap 207 perusahaan di dunia yang di

    aktifitasnnya berada di Amerika Serikat. Ada mpat kesimpulan berdasarkan

    penelitian tersebut dalam Tika (2006:139) yaitu :

    1. Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam kinerja

    organisasi jangka panjang.

    2. Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan lebih

    penting lagi dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam dasawarsa

    yang akan datang. Budaya menomor satukan kinerja mengakibatkan

    dampak kinerja negatif dengan brbagai alasan. Alasan utama adalah

    kecendrungan menghambat organisasi-organisasi dalam menerima

    perubahan-perubahan taktik dan strategi yang dibutuhkan.

    3. Budaya organisasi yang menghambat peningkatan kinerja jangka panjang

    cukup banyak, budaya mudah berkembang bahkan dalam organisasi yang

    penuh dengan orang-orang pandai dan berakal sehat. Budaya yang

    mendorong prilaku yang tidak tepat dan menghambat perubahan ke arah

    strategi yang lebih tepat, cendrung muncul perlahan-lahan dan tanpa

    disadari dalam waktu bertahun-tahun, biasannya sewaktu organisasi

    berkinerja baik.

    4. Walaupun sulit untuk di ubah, budaya organisasi dapat dibuat agar

    bersifat lebih meningkatkan kinerja.

    Menurut Kotter dan Heskett (1997:18)menyatakan :

    budaya yang kuat sering dikatakan membantu kinerja karena

    menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa dalam diri

    pegawai.

    Kadang-kadang ditegaskan bahwa nilai-nilai dan prilaku yang dianut

    bersama membuat orang merasa nyaman bekerja dalam sebuah organisasi, rasa

    komitmn atau loyal selanjutnnya dikatakan membuat orang berusaha lebih keras

    lagi. Budaya juga dikatakan membantu kinerja karena memberikan struktur dan

    kontrol yang dibutuhkan tanpa harus berstandar pada birokrasi formal yang

  • 7/23/2019 fungsi manajemen 3.pdf

    24/24

    34

    mencekik yang dapat menekan tumbuhnnya motivasi dan inovasi. Selain menurut

    Kotter dan Heskett terdapat beberapa artikel dan penelitian lainnya yang

    berkaitan dengan keterkaitan antara budaya organisasi menjadi pembicaraan

    banyak ahli organisasi, seorang konsultan pengembangan karir.

    Menurut Wallach dalam Sobirin (2007:289) menyatakan :

    Pentingnnya motivasi seseorang karyawan akan jauh lebih efektif jika

    terdapat kecocokan antara motivasi karyawan dalam budaya

    organisasi berjalan. Demikian juaga karyawan tersebut akan lebih diakui

    keberadaannya dan akan memperoleh kesempatan lebih baik untuk

    dipromosikan perusahaan.

    MenurutLako (2004:28) menyatakan :

    Hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja diyakini oleh

    para ilmuan prilaku organisasi dan manajmen serta sejumlah peneliti

    akuntansi.

    Mereka menyatakan bahwa budaya organisasi diyakini merupakan faktor

    penentu utama terhadap kesuksesan kinerja suatu organisasi. Keberhasilan suatu

    organisasi untuk mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai

    organisasinnya dapat mendorong organsasi tersebut tumbuh dan berkembang

    secara berkelanjutan. Pengelolaan secara efektif terhadap budaya organisasi dapat

    menjadi sumber keunggulan kompetitif.

    Dari beberapa pendapat dan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas,

    dapat disimpulkan bahwa budaya mempunyai pengaruh terhadap peningkatan

    kinerja karyawan dalam organisasi demi tercapainnya tujuan organisasi.