gerakan anak siswa sedekah sampah

Upload: hedy-zuliana

Post on 22-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Gerakan anak siswa sedekah sampah

    1/5

    Gerakan Anak Sekolah Sedekah Sampah (GASSS): Penerapan Konsep Sedekah sebagai

    Langkah untuk Mengurangi Volume Sampah Kering Terbuang di Permukiman Kelurahan

    Tukmudal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

    Disusun oleh:

    Yayan Hendriyan, Mohamad Ishak, Afina Madan, Muhammad Hedy Z., Zakariya Arif F.

    A. LATAR BELAKANG

    Kelurahan Tukmudal merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Sumber, Kabupaten

    Cirebon, Jawa Barat. Jumlah penduduk di Desa tersebut adalah 11.764 jiwa dengan tingkat

    kepadatan penduduk sebesar 4.139 jiwa per km2(BPS Kab. Cirebon, 2014). Dimana besaran jumlah

    penduduk tersebut menghasilkan 39 ton/bulan sampah kering. Saat ini kondisi di daerah tersebut

    sekitar 70% sampah kering diangkut menuju TPA oleh dinas cipta karya, sedangkan 30% sampah

    lainnya hanya dibuang dan dibakar oleh warga setempat.

    Tingkat kesadaran masyarakat untuk pengelolaan dan memanfaatkan sampah sampai saat ini

    dirasakan masih sangat rendah, walaupun sering dilakukannya sosialisasi dan penyuluhan oleh

    Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) hal tersebut dirasakan belum berhasil dalam

    meningkatkan kesadaran masyarakat. Dari kondisi tersebut diperlukannya sebuah pendekatan lain

    dalam penyadaran masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah.

    Sekolah dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia.

    Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah

    dasar dapat melanjutkan pendidikan kesekolah menengah pertama (atau sederajat). Sebagai wahana

    pendidikan, sekolah dasar merupakan tempat yang paling tepat untuk memberikan pengetahuan

    tentang kebersihan dan kesehatan kepada anak serta lingkungan sekitarnya.

    Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar,

    yaitu pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran

    sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan

    mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Dalam rangka

    mewujudkan dan menunjang proses sanitasi yang berkelanjutan, maka diperlukan pendidikan peduli

    sanitasi dengan salah satu cara yaitu membangun kesadaran masyarakat mengenai arti pentingnya

    membuang sampah. Program pemerintah 100 0 100 tentang Permukiman Berkelanjutan

    tentunya tidak akan terwujud tanpa peran serta dan dukungan seluruh elemen masyarakat itu sendiri.

    B. POTRET PERMASALAHAN

    Terdapat beberapa permasalahan yang ada di Kelurahan Tukmudal, Kecamatan Sumber,

    Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari :1. Besarnya volume sampah rumah tangga yang terbuang dan tak termanfaatkan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_pertamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_pertamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
  • 7/24/2019 Gerakan anak siswa sedekah sampah

    2/5

    2. Minimnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan dan pemanfaatan sampah

    3. Minimnya edukasi pengelolaan sampah

    C. TUJUAN

    Tujuan dari gagasan ini adalah sebagai berikut:

    1.

    Untuk mengurangi volume sampah kering yang terbuang di kawasan permukiman

    Kelurahan Takmudal

    2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah rumah

    tangga

    3. Meningkatkan peran serta sekolah sebagai media dalam mendorong kesadaran masyarakat

    dalam pengelolaan sampah

    D.

    IDE DAN GAGASAN

    1.

    Gerakan Anak Sekolah Sedekah Sampah (GASSS)

    GASSS adalah gerakan pengumpulan sampah kering (plastik, kertas, kaleng dan

    sejenisnya) yang berasal dari hasil pilahan di rumah tempat tinggal masing-masing pelajar.

    Gerakan ini akan mengurangi sampah terbuang di permukiman serta menanamkan edukasi

    pengolahan sampah sejak dini pada pelajar. Hasil dari penjualan sampah yang terkumpul

    merupakan sumber pemasukan keuangan sekolah yang ditujukan untuk penanganan sanitasi di

    sekolah. Di sisi lain, GASSS juga membantu kelangsungan bank sampah mitra sekolah. Alurdari gerakan ini dapat dilihat pada gambar 1.

    Gambar 1. Alur Gerakan Anak Sekolah Sedekah Sampah (GASSS)

    Sumber : Analisis Kelompok, 2015

  • 7/24/2019 Gerakan anak siswa sedekah sampah

    3/5

    GASSS dimulai dari anak sekolah mengumpulkan sampah kering yang berasal dari

    rumah untuk disetorkan ke sekolahan (per kelas) yang dikoordinasikan oleh wali kelas masing-

    masing. Total sampah yang terkumpul tersebut kemudian dijual oleh sekolah kepada Bank

    Sampah. Uang hasil penjualan tersebut dialokasikan untuk membiayai operasional kebersihan

    maupun membeli berbagai peralatan penunjang sanitasi yang ada di sekolahan, misalnya

    wastafel maupun sarana sanitasi lainnya.

    Berdasarkan dari praktek langsung yang telah dilakukan, rata-rata setiap anak mampu

    mengumpulkan sampah kering sebanyak 1,5 kg/bulan, dimana nilai tersebut setara dengan Rp.

    2.500,00. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Tukmudal, Kecamatan Sumber yang dilakukan

    sejak tahun 2014.

    2. Proyeksi Pengurangan Sampah Kering oleh GASSS

    Tabel 2. Perhitungan Pengurangan Sampah Kering

    Parameter Jumlah

    Jumlah Penduduk

    Kelurahan Tukmudal

    11.764 jiwa

    Sampah kering yang

    dihasilkan

    39 ton/bulan

    Jumlah siswa yang

    bertempat tinggal di

    Kelurahan Tukmudal

    1.341 jiwa

    Jumlah Sampah Keriny

    yang terkumpul

    2 ton/bulan

    Sumber : Olah Data Kelompok, 2015

    Dari data di atas dapat dihitung bahwa persentasi sampah kering yang termanfaatkan

    adalah sebesar 5,13% dari total sampah kering yang dihasilkan.

    3. Kerja Sama Antar Instansi

    GASSS dapat berjalan dengan baik jika terdapat kerjasama yang baik dari berbagai

    pihak. Pihak-pihak yang dapat bekerjasama antara lain: Direktorat Pengembangan Penyehatan

    Lingkungan Permukiman (PPLP), Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta

    Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai wakil dari Pemerintah. Orangtua siswa

    sebagai perwakilan dari masyarakat berperan dalam membantu mengarahkan anaknya untuk

    menjalankan GASSS. Pihak lain yang terkait adalah Bank Sampah sebagai pihak yang membeli

    sampah dari sekolahan. Dalam hal ini, GASSS berperan sebagai bentuk kampanye sekaligus

  • 7/24/2019 Gerakan anak siswa sedekah sampah

    4/5

    aksi nyata dari gerakan sadar lingkungan. Direktorat PPLP dapat berperan dengan memberi

    dukungan berupa pendanaan dalam alat-alat penunjang kegiatan ini, seperti bak penampungan

    sampah. Sementara, Kemendikbud turut berperan dalam tentang pembuatan regulasi mengenai

    GASSS.

    4. Proyeksi ke Depan

    GASSS di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon merupakan suatu gerakan percontohan

    mengenai implementasi dari kurikulum sadar lingkungan yang memiliki banyak manfaat. Untuk

    ke depannya, diharapkan GASSS dapat diimplementasikan oleh seluruh sekolah dasar yang ada

    di Kabupaten Cirebon. Selanjutnya, Sekolah Dasar-Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten

    Cirebon dapat menjadi suatu percontohan gerakan peduli lingkungan bagi Sekolah Dasar-

    Sekolah Dasar yang ada di daerah lain.

    E. KESIMPULAN

    Kesimpulan dari gagasan ini adalah sebagai berikut.

    1.

    Gerakan Anak Sekolah Sedekah Sampah (GASSS) merupakan suatu konsep pendidikan

    lingkungan dengan melibatkan siswa terlibat aktif dalam pengumpulan sampah. GASSS

    memiliki manfaat bagi rumah tangga dalam mengatasi permasalahan pembuangan sampah serta

    memberi pemasukan pada sekolah sebagai modal untuk membeli peralatan-peralatan sanitasi.2. GASSS di Kelurahan Tukmudal membantu mengurangi sampah kering rumah tangga sebanyak

    5,13 % dari total sampah kering yang dihasilkan oleh rumah tangga.

    F.

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. 2014.Data Kecamatan Sumber. Cirebon: BPS Kabupaten

    Cirebon.

    Kamulyan Budi. 2014. Perencanaan Infrastruktur (Prasarana Sarana) Pengolahan Limbah Padat

    / Sampah. Yogyakarta. UGM

  • 7/24/2019 Gerakan anak siswa sedekah sampah

    5/5

    G.

    LAMPIRAN