halaman 8 bisnis, 26 april 2015
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Halaman 8 Bisnis, 26 April 2015
1/1
Minggu, 26 April 20158 | Kendari Pos BISNIS
Terlahir di keluarga
petani dan kurang mampu
tak membuatnya putus
asa. Dengan keterbatasan
finansial keluarga, meng-haruskan dirinya berjibaku
mencari uang hanya untuk
membiayai sekolahnya
sejak di bangku Madrasyah
Tsanawiah (MTS) Negeri 1
Lakudo. Meskipun hanya
menjadi seorang penjaja es
keliling, ia berhasil mem-
biayai sekolahnya hingga
menamatkan Sekolah Lan-
jutan Tingkat Atas (SLTA) di
Madrasyah Aliyah Negeri
(MAN) 1 Lakudo.
Usai menamatkan seko-
lahnya, ia lalu hijrah ke Ken-
dari. Tujuan pertamanya,
ingin melanjutkan studinya
di perguruan tinggi terbesar
di Sultra Universitas Halu
Oleo (UHO). Dengan sisa
tabungannya menjaja eskeliling, ia mendaftar di
FKIP program studi Bahasa
Inggris. Hanya saja, bekal
tabungannya tidak akan
cukup untuk menutupi
biaya kesehariannya. Untuk
menutupi biaya tersebut, ia
rela bekerja pada seorang
dosennya.
Sayangnya, hasil yang
diperolehnya tidak juga
memuaskan. Sebab tetap
saja, ia masih merasa
kekurangan. Apalagi setelah
kematian sang ayah pada
tahun 2008 lalu, membuat
dirinya harus bisa keluardari persoalan ini. Dengan
berbekal tekad yang bulat,
ia pun mencoba ingin me-
mulai usaha jual beli beras
lantaran dianggap cukup
berprospek.
Alhamdulillah, paman
saya memberi bantuan
modal sebesar Rp 1,3 juta.
Uang tersebut, langsung
saya belikan beberapa
karung beras. Karena tidak
memiliki lokasi, kamar
kos yang hanya berukuran
3X4 meter ini tidak hanya
menjadi tempat berteduh
dan lainnya namun harus
disulap menjadi tempat
berjualan. Meskipun pada
awalnya agak khawatir,
namun pada perjalanannyausaha ini terus memberi ke-
untungan. Tak heran, dalam
jangka setahun saya telah
mengisi kiosnya dengan
bermacam-macam barang
dagangan, kata pria ramah
ini.
Tekadnya membangun
usaha ini cukup menyita
waktunya. Bagaimana
membagi waktu antara
kuliah dan menjaga kios
Calon Magister Merintis UsahaSiapa sangka, pemuda bernama
Khamaruddin ini bisa mewujudkandua impiannya sekaligus. Tidak hanya
bisa melanjutkan studinya ke jenjangMagister, namun bisa hidup mandiri
dengan usaha yang ditekuninyasejak tahun 2008 silam. Padahal
sebelumnya, pemuda asal LakudoKabupaten Buton Tengah (Buteng) ini
bukanlah siapa-siapa. Ia hanya pemudadesa, yang hanya memiliki tekad
melanjutkan studinya untuk terbebasdari belenggu kesulitan finansial.
Amal fadly Senga, KP
kelontongannya. Makanya,
pada tahun kedua usah-
anya ia mencoba merekrut
karyawan. Namun untuk
tahap awal, ia hanya beranimempekerjakan keluargan-
ya. Sebab untuk mengeluar-
kan gaji sekelas perusahaan
besar, tentunya ia tak akan
mampu.
Ada beberapa adik-adik
dari kampung saya panggil.
Dari pada tidak memiliki
biaya untuk mengerjakan
tugas dari kampus, lebih
baik luangkan waktu men-
jaga kiosnya. Ternyata,
tawaran tersebut direspon.
Bahkan hingga sekarang
sudah ada 5 orang yang saya
pekerjakan, kata maha-
siswa Pasca Sarjana JurusanBahasa Inggris ini.
Memasuki semester
delapan, ia terpaksa harus
menunda ambisinya meraih
gelar sarjana. Usaha yang di-
rintis beberapa tahun lalu ini
mulai berkembang sehingga
membutuhkan dirinya untuk
terjun langsung. Meskipun
seluruh mata kuliahnya
telah selesai, ia memutuskan
untuk cuti selama setahun.
Selain mengumpulkan
tabungan dan memban-
gun pondasi usahanya, ia
berkeinginan melanjutkan
studinya.Keputusannya menunda
gelar sarjananya tidak sia-sia,
usaha semakin berkembang.
Isi barang dagangan di kios-
nya semakin banyak. Sebagai
bagian dari pengembangan
usaha, pada tahun 2014 lalu
ia membuka kios baru yang
agak besar. Dengan menye-
wa lahan plus membangun
kios, ia bisa membuka toko
klontong di depan kampung
UHO. Namun usahanya di
tempat kosnya tetap diper-
tahankan.
Lokasi yang sangat strat-
egis, membuat kapasitasusaha terus berkembang.
Bila sebelumnya, hanya
melayani eceran kini
sudah menjajakan barang
grosir. Makanya, kiosnya
ini sengaja dibagi dua.
Sebelah khusus berjualan
beras, sementara disisi
lainnya ditempati untuk
dagang barang grosir.
Meskipun apa yang dica-
painya saat ini belum bisa
dikatakan sukses. Namun
ia merasa bersyukur sebab
dari usahanya ini bisa
melanjutkan studinya dan
membantu orang lain.Saya cukup bersyukur
dengan semua ini. Ternyata
Tuhan akan memberi
jalan bagi hambanya yang
sungguh-sungguh mau
berusaha. Dengan usaha
ini, saya bisa membiayai ku-
liah hingga S-2. Kalau Tuhan
menghendaki, hingga me-
nyelesaikan studi S-3 dan
meraih gelar Guru Besar,
ujarnya.(b/mal)
Kendari, KPKhamaruddin patut berbangga den-gan kerja keras yang telah dirintisnyaselama 7 tahun. Sebab hasil yangdiraihnya cukup memuaskan. Apalagiomset penjualannya terus meningkatterutama di kios grosirnya. Hinggakini, ia bisa meraih keuntungan sekitar50 s.d 60 persen dari omset penjualan-nya yang mencapai 30 jutaan sebulan.
Alhamdulillah, keuntungan bersihusaha ini setiap bulannya berkisar Rp15 juta-an. Dengan keuntungan ini,saya bisa membiayai kuliah dan meng-gaji karyawan. Sementara sisanya, sayagunakan untuk ditabung dan mem-bangun usaha, kata Sarjana Pendidi-kan ini.
Kedepan kata pria kelahiran 27Desember 1988 ini, ia berencanamemiliki tempat berjualan yang refre-sentatif. Selain lokasinya yang strat-egis, lahan dan gedung sudahmenjadi atas namanya. Sebabdengan lahan yang masih
disewakan, sewaktu-waktuia bisa digusur oleh
pemiliknya. Makanya, iatengah konsen menabungselain mengejat impi-annya belum tercapai
yakni meriah gelar GuruBesar.
Wajar bila sayamemimpikan usaha danstudi saya bisa tercapai.Sebab semua orang pastimenginginkan semua itu.Hanya saja, perlu kerjakeras dan yang barengidengan doa. Sebab ba-gaimanapun, keduanyaharus beriringan. Tanpadoa, kerja keras tidakberberkah begitupun se-baliknya, kata Khama-ruddin. (b/mal)
Keuntungan BersihRp 15 Juta Perbulan
Mindset Bekerja Setelah Kuliah Harus DiubahKendari, KP
Impiannya meraih gelar pendidikan tertinggi, untukmembuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih dengan kerjakeras. Hanya saja, membangun sebuah usaha butuh kes-
abaran. Jadi jangan tunggu selepas kuliah, sebab dengannyambi pun usaha bisa dibangun. Apalagi pola pikir,bahwa kesuksesan selalu diukur menjadi Pegawai NegeriSipil (PNS).
Sampai hari ini masih banyakorang yang berpikiran bahwamerintis sebuah bisnis di bangkuperkuliahan hanya akan meng-ganggu konsentrasi belajarmahasiswa. Pola pikir seperti initentunya kurang tepat, seh-
ingga tidak ada salahnya bila darisekarang kita mulai memperbaiki
mindset, jelasnya.Sebagai mahasiswa, tentunya
sebagian besar waktu akan tersita dibangku kuliah dan sibuk menger-
jakan tugas-tugas kampus yangsetiap harinya menumpuk dimeja belajar. Meskipun be-gitu, tidak menutup kemung-kinan bisa merin- tisbisnis kecil-ke-cilan di sela-se-la jadwal kuliah
Anda setiaphari. Yangterpenting,bijaklah
dalam mem-bagi waktu.
Yangpastinya,jangan
menunggu menerima bantuan. Sebab pendidikan gratisyang digaung-gaungkan pemerintah hanya terdengarenak di telinga. Namun pada kenyataan, hal itu tak pernahterjadi. Makanya, lebih baik fokus membangun usaha,tandasnya. (b/mal)