isi laporan observasi
TRANSCRIPT
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 1/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi memberikan dampak perubahan pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini sangat berperan penting
dalam pembangunan nasional. Segala sesuatunya menjadi lebih canggih,
lebih mudah, dan lebih cepat. Begitu pula dalam hal pemesinan, perubahan ke
arah zaman serba canggih, menjadikan mesin-mesin dapat diprogram oleh
komputer, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kompleks, dan pembuatan
produk yang rumit.
Kegiatan observasi proses produksi merupakan sebuah mata kuliah
pada semester III di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, yang mempelajari
bagaimana mengoperasikan dan mengetahui komponen-komponen pada
mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin coulter dan mesin las listrik.
Selain itu, tidak hanya mempelajari bagaimana mengoperasikan dan
mengetahui komponen-komponennya tetapi juga diharapkan mendapat
pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai proses produksi. Hal tersebut
penting karena untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu dan
memenuhi standar diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Pada observasi identifikasi mesin perkakas, materi yang dibahas
adalah Mesin Bubut, Mesin bor, Mesin gerinda, Mesin Coulter dan Mesin Las
Listrik.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 2/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
2
C. Tujuan Observasi
Tujuan diadakannya observasi identifikasi mesin perkakas adalah
sebagai berikut:
1. Dapat menerapkan teori dan menganalisa proses kerja dari mesin bubut,
mesin bor, mesin gerinda, mesin coulter, dan mesin las listrik
2. Dapat mengoperasikan dan mengetahui komponen-komponen dari mesin
bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin coulter, dan mesin las listrik
3. Menambah pengetahuan yang bermanfaat mengenai proses produksi
yang meliputi mesin bubut, mesin bor, mesin gerinda, mesin coulter, dan
mesin las listrik.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis melakukan observasi dan
pengambilan data yang diperlukan untuk menganalisa permasalahan yang
dibahas dalam penulisan laporan ini. Penulis melakukan penyusunan dengan
menggunakan beberapa metode, antara lain :
1. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan teori dan bahan dari buku-buku/ melalui internet
dan perangkat lainnya yang menjadi referensi mengenai permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan
2. Studi Lapangan
Data-data yang berkaitan dalam penulisan diambil langsung di lokasi
pada saat melakukan observasi proses produksi teknik mesin dasar
3. Metode Gabungan
Penulis menggunakan gabungan dari metode studi pustaka dan studi
lapangan dalam penyusunan laporan ini.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 3/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mesin Bubut
1. Pengertian Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi
benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai
macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros
spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus
untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-
masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15
sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan
jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi
dari ulir metrik ke ulir inci.
2. Bagian-Bagian Mesin Bubut
Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala
tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan
memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja
melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil
membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber
utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk
memutar pulley melalui sabuk.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 4/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
4
3. Prinsip Kerja Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan
pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda
gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh
klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi
pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
4. Jenis Pengerjaan pada Mesin Bubut
a) Membubut Lurus
Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros
benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda
kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan
maju dan mundur kearah melintang.
b) Membubut Tirus
Dapat dilakukan dengan 3 cara :
Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang
Denganmenggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
Dengan memasang perkakas pembentuk.
c) Membubut Eksentris
Bila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar
maka benda kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati
itu disebut eksentrisitas.
d) Membubut alur
Untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut
pengalur dan jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan
/ ke kiri.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 5/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
5
e) Memotong Benda Kerja
Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut
digunakan sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat
ramping, sebuah benda kerja yang di jepit diantara senter-senter
tidak boleh putus karena dapat melentur dan menghimpit pahat.
f) Mengebor pada Mesin Bubut
Pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda
kerja yang berputar dan senter yang berputar.
g) Membubut Dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat
dalam, caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus.
Pahatnya punya bentuk tersendiri.
h) Membubut Profil
Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk
profilnya, pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada
produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut tidak
terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek.
i) Mengkartel
Adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang
tersedia. Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus
setinggi senter. Kerja kartel ini adalah menekan benda kerja bukan
menyayat seperti pahat bubut.
j) Membubut Ulir Sekrup
Untuk membuat ulir sekrap dengan mesin bubut digunakan pahat
khusus yang berbentuk seperti : pahat ulir, segitiga, segi empat,
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 6/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
6
trapesium, bulat dan jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa pahat
ulir,digunakan mal ulir.
B. Mesin Bor
1. Pengertian Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan
menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR.
2. Bagian-Bagian Mesin Bor
a. Base (Dudukan)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin
bor. Base terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya
dibaut.Pemasangannya harus kua tkarena akan mempengaruhi
keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
b. Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga
bagian-bagian yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom
berbentuk silinder yang mempunyai alur atau reluntuk jalur gerak
vertical dari meja kerja.
c. Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang
akan di bor. Meja kerja dapat disesuaikan secara vertical untuk
mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bias
berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang
melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran
bias diputar 3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 7/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
7
itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi
meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja
agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atasmeja.
d. Drill Chuck (Mata Bor)
Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien.
Mata bor yang paling sering digunakan adalah bor spiral, karena
daya hantarnya yang baik, penyaluran serpih (geram) yang baik
karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang
menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah
diameter bor. Bidang – bidang potong bor spiral tidak radial tetapi
digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran
kecil yang merupakan hati bor.
e. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang
memegang/ mencekam mata bor.
f. Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan
oleh motor dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed
handle untuk proses pemakananya.
g. Drill Feed Handle
Handel untuk menurunkan atau menekankan spindle dan
mata bor ke benda kerja (memakankan).
h. Table Clamp
Table Clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 8/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
8
3. Prinsip Pengeboran
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka mesin bor dapat
berfungsi untuk membuat lobang silindris dan bertingkat, membesarkan
lobang, memcemper lobang dan mengetap.Pekerjaan yang banyak
menuntut ketelitian yang tinggi pada pengeboran adalah pada saat
menempatkan mata bor pada posisi yang tepat di titik senter.
4. Pengerjaan pada Mesin Bor
Untuk Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran adalah sebagai berikut:
a. Pemasangan Benda Kerja
1) Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar
dengan ukuran benda tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi
mulut ragum, dibagian bawah benda kerja ditahan denagan
bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum tidak turut
bergerak, ragum diikat denagan menggunakan mur baut pada
meja bor.
2) Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja
bor dengan menggunakan dua buah mur baut, dua buah penjepit
bentuk U dengan dua balok penahan yang sesuai.
3) Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja
diletakan pada sebuah balok V dan dijepit dengan batang
pengikat khusus, kemudian ditahan dengan menggunakan balok
yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja mesin bor.
4) Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit
dengan menggunakan batang, penjepit khusus, balok penahan
yang sesuai tingginya dan diikat dengan mur baut pengikat agar
tidak merusak ragum.
b. Pemasangan Mata Bor pada chuck
1) Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada
lubang sumbu mesin bor, tidak boleh menggunakan pemegang
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 9/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
9
bor. Dengan demikian, lubang alur menerima ujung taper dan
lubang taper diimbangi oleh selubang yang distandarisasi
(dinormalisasikan). Ujung taper tidak digunakan untuk
memegang tapi untuk mempermudah dilepas dari selumbung
dengan menggunakan soket. Sebelum melepas bor, sepotong
kayu harus diletakan dibawahnya, sehingga mata bor tidak akan
rusak pada saat jatuh.
2) Bor dengan tangkai selinder diguanakan “ Pemegang bor
berkonsentrasi sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor harus
dimasukan sedalam mungkin sehinggan tidak selip pada saat
berputar. Permukaan bagiaan dalam pemegang berhubungan
dengan tangakai mata bor, sehingga menghasilkan putaran bor.
3) Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang/
penjepit bor otomatis (universal), dimana bila diputar kuncinya,
maka mulutnya akan membuka atau menjepit dengan sendirinya
(otomatis).
4) Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung
pangurang yang dibuat sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan,
sehingga terdapat bermacam-macam ukuran.
5) Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor
dengan baik dan akan menghasilkan tatal yang sama tebal
dengan yang keluar melalui kedua belah alur spiral bor. Untuk
bahan memerlukan pendinginan, dipergunakan cerek khusus
tempat bahan pendingin.
c. Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah
vertical cukup memutar handle, untuk gerak putar mejanya cukup
membuka pengunci di bawah meja dan di sesuaikan, setelah itu
jangan lupa mengunci semua pengunci.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 10/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
10
d. Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian
tekan sakelar on (pada saat ini spindle sudah berputar). Atur
kecepatan yang sesuai dengan benda kerja.
e. Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga
mata bor turun dan memakan benda kerja.
f. Gunakan cairan pendingin bila perlu.
g. Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin
h. Untuk Mesin bor tangan / pistol sakelar khusus untuk pilhan putaran
ke kanan dan ke kiri.
C. Mesin Gerinda
1. Pengertian Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk
menghasilkan permukaan yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang
tinggi.Mesin Gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan
mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak
yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu.Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar
bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman,
pengasahan, atau pemotongan.
2. Fungsi Utama Mesin Gerinda
a. Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal
b. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja
c. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja
d. Mengasah alat potong agar tajam
e. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja
f. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan
lain-lain ).
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 11/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
11
3. Kelebihan dan Kekurangan Mesin Gerinda
a. Kelebihan
1) Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan
2) Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6
3) Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang
sangat presisi.
b. Kekurangan
1) Skala pemakanan( depth of cut ) harus kecil
2) Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama
3) Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.
4. Macam-Macam Bentuk Batu Gerinda
a. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti
handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya
b. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti
cutter, pahat bubut, dan sebagainya
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 12/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
12
c. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada
cutter
d. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun
material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah
mengalami proses heat treatment.
e. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan
diameter dalam suatu jenis produk.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 13/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
13
f. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk
mengerinda bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan
penggunaan yang luas di non-mesin daerah, karena hal ini filers
bertemu digunakan oleh roda piring untuk menjaga bilah gergaji.
g. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap
terikat ke tepi. Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras
seperti beton, batu permata dll. Sebuah melihat menggorok dirancang
untuk mengiris batu permata seperti bahan keras
D. Mesin Coulter
1. Pengertian Mesin Coulter
Korter adalah peranti untuk membulatkan dan membesarkan blok
silinder. Biasanya para bikers melakukan prosesi ini untuk meningkatkan
tenaga dari kuda besi miliknya.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 14/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
14
2. Cara untuk Mengkorter Blok Silinder
a. Pasang mesin pada blok silinder dengan menggunakan klem
pengikat. Pisau pemotongnya dipasang pada poros yang dapat
digerakkan naik-turun di dalam silinder
b. Poros ini memiliki 3 buah cakra poros, tempat pisau ada ditengah-
tengah silinder yang akan dibor dan dapat disetel keluar masuk pada
porosnya terhadap silinder
c. Ukur panjang pemegang dan pisau dengan mikrometer khusus, yang
merupakan kelengkapan mesin untuk menentukan besarnya diameter
yang kaan dibor. Cakra tersebut dapat disetel keluar masuk pada
porosnya terhadap silinder
d. Pemboran yang tebal harus dilakukan berulang kali. Ukuran
diameter silinder yang akan dibor adalah atas dasar ukuran diameter
torak yang akan dipakai dan dikurangi lebih kurang 0.002 inchi
untuk menghaluskan
e. Cakra dipasang sesuai dengna ukuran silinder sehingga poros
pemotong terletak ditengah-tengah lubang silinder. Periksa lubang
mesin bor, setelah itu keraskan pengikat bor pada blok motor,
kendorkan cakramnya dan poros pemegang pisau ditarik keatas
f. Hidupkan mesin, pisau diturunkan sehingga memotong sedikit,
kemudian pisau ditarik keatas dan matikan meisn untuk melihat
keadaan pemotongan dengna ukuran silinder. Setelah di periksa
menurut ketentuan, maka dapat diteruskan pemboran dan dengan
sebuah pengatur otomatik, pisau akan memotong sendiri
g. Setelah selesai pengeboran pertama, untuk berikutnya sisakan
ukuran 0.0015 inchi ukuran sebenarnya guna memperhalus
pekerjaan.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 15/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
15
E. Mesin Las Listrik
1. Pengertian Mesin Las Listrik
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik
sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan
oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Benda
kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda
mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus
listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja
dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian
yang sukar dipisahkan.
Mesin las adalah alat yang digunakan untuk menyambung logam.
Pengelasan (wedding ) adalah tenik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
penekanan dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup
penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran
dan sebagainya.
2. Klasifikasi Cara Pengelasan dan Pemotongan
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian
yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya
kesepakatan dalam hal-hal tersebut.Secara konvensional cara-cara
pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu
klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang
digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las
tekan, las patri dan lain-lainnya.Sedangkan klasifikasi yang kedua
membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia,
las mekanik dan seterusnya.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 16/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
16
Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga
kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
a. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan
dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik
atau sumber api gas yang terbakar
b. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan
dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu
c. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan
disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai
titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan
dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.Dibawah ini klasifikasi
dari cara pengelasan :
a. Pengelasan cair
1) Las gas
2) Las listrik terak
3) Las listrik gas
4) Las listrik termis
5) Las listrik elektron
6) Las busur plasma
b. Pengelasan tekan
1) Las resistensi listrik
2) Las titik
3) Las penampang
4) Las busur tekan
5) Las tekan
6) Las tumpul tekan
7) Las tekan gas
8) Las tempa
9) Las gesek
10) Las ledakan
11) Las induksi
12) Las ultrasonic
c. Las busur: Elektroda terumpan
d. Las busur gas
1) Las m16
2) Las busur CO2
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 17/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
17
e. Las busur gas dan fluks
1) Las busur CO2 dengan
elektroda berisi fluks
2) Las busur fluks
3) Las elektroda berisi fluks
4) Las busur fluks
5) Las elektroda tertutup
6) Las busur dengan elektroda
berisi fluks
7) Las busur terendam
8) Las busur tanpa pelindung
9) Elektroda tanpa terumpan
10) Las TIG atau las wolfram
gas
3. Klasifikasi Mesin Las
a. Berdasarkan Panas Listrik
1) SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api
listrik terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik
sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak
dipakai dimana – mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan
pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan
45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan
dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang
dipakai berkisar 80 – 200 Ampere
2) SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam
atau pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah
oksidasi cairan metal induk dan material tambahan,
dipergunakan butiran – butiran fluks / slag sehingga bususr nyala
terpendam di dalam ukuran – ukuran fluks tersebut
3) ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti,
pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW
busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses
pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus
listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan
benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang
dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk /
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 18/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
18
slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan
bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau
setara dengan 1925° C
4) SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk
menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang
terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector “
5) ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik
yaitu dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh
aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam
yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW,
pengelasan plat – plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat
6) EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses
pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya
disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas
loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda
yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang
hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi
atau kontaminasi.
b. Berdasarkan Panas Listrik dan Gas
1) GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal
Active Gas) dan MAG (Metal Inert Gas) adalah pengelasan
dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala
listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di – las dan metal
penambah. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung
yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk
mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah
mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk
mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan
Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 19/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
19
2) GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert
Gas) adalah pengelasn dengan memakai busur nyala dengan
tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan
penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan
material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal
(inert) 99 % Argon (Ar) murni
3) FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir
sama dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga
sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada
mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk
menjalankan pengelasan biasa disebut dengan super anemo
4) PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma
yang sejenis dengan GTAW hanya pada proses ini gas
pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar),
Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan
plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat
pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat
menampung tempratur diatas 5000°C.
c. Berdasarkan Panas yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las
karbid / las otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas
acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2). Ada juga
yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti
acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari
campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW
(Oxy Hidrogen Welding)
d. Berdasarkan Ledakan dan Reaksi Isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya
didapatkan dengan meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 20/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
20
mold/cetakan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang
tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja /
wire rope, slenk. Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang
kawat dimasukkan ke dalam mold yang telah terisi amunisi
selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik api,
maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga
menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan.
Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat
didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi
ruangan yang tersedia didalam mold.
4. Jenis – Jenis Mesin Las Listrik
Jenis – jenis mesin las berdasarkan panas listrik adalah sebagai
berikut :
a. Las listrik dengan Elektroda Karbon
1) Las listrik dengan elektroda karbon tunggal
2) Las listrik dengan elektroda karbon ganda
Pada las listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi
diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda
karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 21/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
21
b. Las listrik dengan elektroda logam
1) SMAW (Shield M etal Ar ch Welding )
Las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunaakan busur nyala listrik sebagai sumber panas
pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana – mana
untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan.Tegangan
yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC,
sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga
500 Ampere.Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 –
200 Ampere.
Untuk arus AC (Alternating Current), pada voltage drop
panjang kabel tidak banyak pengaruhnya, kurang cocok untuk
arus yang lemah, tidak semua jenis elektroda dapat dipakai, arc
starting lebih sulit terutama untuk diameter elektrode kecil, pole
tidak dapat dipertukarkan, arc bow bukan merupakan masalah.
Sedangkan pada arus DC (Direct Current), voltage drop
sensitif terhadap panjang kabel sependek mungkin, dapat
dipakai untuk arus kecil dengan diameter electroda kecil, semua
jenis elektrode dapat dipakai, arc starting lebih mudah terutama
untuk arus kecil, pole dapat dipertukarkan, arc bow sensitif pada
bagian ujung, sudut atau bagian yang banyak lekukanya.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 22/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
22
2) SAW (Submerged Arch Welding)
Las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala
api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan
material tambahan, dipergunakan butiran – butiran fluks / slag
sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuran – ukuran fluks
tersebut. Las Busur terpendam banyak digunakan untuk
penyambungan tabung-tabung gas, pipa besar, dan
penyambungan benda-benda yang sama serta banyak.
Pengelasan dilakukan secara otomatis dan fluksnya berupa
butiran.Satu unit mesin las SAW terdiri dari sebuah travo,
kontrol, elektroda gulungan, nosel, dan perlengkapan untuk
menaburkan fluks. Pengelasan dimulai dengan mengalirkan arus
listrik pada rangkaian listrik SAW. Elektroda berjalan dan
menyentuh benda kerja.Loncatan busur listrik dari elektroda ke
benda kerja mencairkan keduanya.Pada saat bersamaan butiran
fluks ditaburkan agar deposit lasan yang terbentuk terlindung
dari udara luar.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 23/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
23
3) TIG (tungsten inert gas )
Las listrik TIG merupakan pengelasn dengan memakai
busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari
wolfram.Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfrm dan bahan dasar adalah merupakan sumber panas untuk
pengelasa.Titik cair dari eletroda wolfram sedemikan tingginya
samapai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi
busur listrik.Tangkai las dilengkapi dengan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari
pengaruh luar pada saat pengelasan.Sebagai bahan tambah
dipakaielektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan
ke buur listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan
bahan dasar.
5. Arus Las Listrik
a. Mesin Las listrik arah searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang
masuk, menjadi arus listrik searah (DC) yang keluar. Keuntungan
dari mesil las DC adalah sebagai berikut :
1) Busur nyala stabil
2) Dapat menggunakan elektroda berselaput dan tidak berselaput
3) Dapat mengelas pelat tipis
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 24/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
24
4) Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat lembab
b. Mesin las litrik arah bolak – balik (AC)
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik
denganteganganyang lebihrendahpadalengkung listrik.Keuntungan
dari mesin AC adalah:
1) Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan
timbulnya keropos pada rigi – rigi las
2) Perlengkapan dan perawatan lebih mudah.
6. Perlengkapan Las Listrik
a. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan
dibungkus dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga
macam, yaitu :
1) Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda.
2) Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan
benda kerja.
3) Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga
atau jaringan lisrtik dengan pesawat las.
b. Pemegang Elektroda
Ujung yang berselaput dari
elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda.Ini terdiri dari mulut
penjepit dan pemegang yang
dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 25/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
25
c. Palu Las
Palu ini digunakan untuk
melepaskan dan mngeluarkan terak
las pada jalur las dengan jalan
memukulkan atau menggoreskan
pada daerah las.Gunakanlah kaca
mata pada waktu poembersihan
terak, sebeb dapat memercikan pada
mata.
d. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
1) Membersihkan benda kerja yang
akan dilas,
2) Membersihkan terak las yang sudah
dilepas dari jalur las oleh pukulan
palu las.
e. Klem Massa
Alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.
Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga).Klem
masa dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda
kerja dengan baik.Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran
(karet, cat, minyak dan sebagainya).
f. Tang penjepit
Digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja
yang masih panas sehabis pengelasan.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 26/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
26
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Mesin Perkakas
1. Mesin Bubut
a. Merk Mesin : Sanyuen GF 2000 A
b. Jenis Mesin : Mesin Bubut Konvensional semi otomatis.
c. Gambar Mesin :
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 27/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
27
2. Mesin Bor
a. Merk Mesin : West Lake Drilling
b. Jenis Mesin : Mesin Bor Konvensional
c. Gambar Mesin :
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 28/61
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 29/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
29
4. Mesin Coulter
a. Merk Mesin : Coulter Waida
b. Jenis Mesin : Mesin Coulter Konvensional semi otomatis
c. Gambar Mesin :
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 30/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
30
5. Mesin Las Listrik
a. Merk Mesin : Modern Welding
b. Jenis Mesin : Mesin Las Konvensional
c. Gambar Mesin :
B. Bagian-Bagian Mesin Perkakas beserta Fungsinya
a. Mesin Bubut ( Sanyuen GF 2000 A)
Gambar 1. Kepala Lepas (Tail Stock)
Keterangan :
Kepala lepas atau Tail Stock adalah bagian dari mesin bubut yang
letaknya di sebelah kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin.
Bagian ini berfungsi untuk tempat pemasangan senter yang digunakan
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 31/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
31
sebagai penumpu ujung benda kerja dan sebagai dudukan penjepit mata
bor pada saat melakukan pengeboran. Tail Stock ini dapat digerakkan
atau digeser sepanjang meja mesin, dan dikencangkan dengan perantara
mur dan baut atau dengan tuas pengencang. Selain digeser sepanjang alas
atau meja mesin, tail stock juga dapat digerakkan maju atau mundur atau
arah melintang saat digunakan untuk keperluan pembubutan benda yang
konis.
Gambar 2. Eretan memanjang, Tuas otomatis arah melintang, Tuas pompa oli,
Eretan mlintang
Keterangan :
A (Eretan memanjang) :
Sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat benda kerja atau
arah kanan-kiri.
B (Tuas otomatis arah melintang) :
Sebagai saklar penggerak otomatis pada eretan arah melintang.
C (Tuas pompa oli) :
Sebagai penyalur oli kebagian eretan.
D (Eretan melintang) :
Sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat benda kerja atau
arah maju-mudur.
A
B
C
D
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 32/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
32
Gambar 3. Eretan atas, Tool Post, Lampu
Keterangan :
E (Eretan atas) :
Sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan tirus.
F (Tool Post ) :
Sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.
G (Lampu) :
Sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat benda
kerja dicekam di chuck.
E
F
G
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 33/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
33
Gambar 4. Head Stock, Spindle mesin, Chuck
Keterangan :
H (Head Stock ) :
Sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk
menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk
menggerakkan spindle.
I (Spindle mesin) :
Sebagai penggerak chuck ( penjepit benda kerja ) saat diputar.J (Chuck ) :
Sebagai tempat untuk memegang benda kerja.
H
I
J
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 34/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
34
Gambar 5. Coolant pump switch, Main switch, Gear levers, Tuas rem
Keterangan :
K (Coolant Pump Switch ) :
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
L (Main Switch ) :Untuk mematikan dan menghidupkan mesin.
M (Gear Levers ) :
Sebagai pengatur putaran gear sebelum diteruskan ke spindle pada mesin.
N (Tuas rem) :
Untuk mengerem atau memperlambat gerakan pada mesin.
M
L
K
N
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 35/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
35
Gambar 6. Spindle Handle
Keterangan :
O (Spindle ChangeLever):
Digunakan untuk merubah kecepatan putar pada Speed Gear Box dengan
merubah posisi handle.
P (Left and Right H and Thread Change Lever ) :
Digunakan untuk proses pembuatan ulir kanan maupun kiri.
Gambar 7. Motor listrik
Keterangan :
Motor listrik berfungsi sebagai sumber daya untuk menjalankan mesin.
OP
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 36/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
36
b. Mesin Bor (West Lake Dr il li ng )
Gambar 8. Head, Quill feed, on/ off switch, motor listrik, column
Keterangan :
A (Head ) :
Kepala dari mesin bor yang berisi tali pemutar dan spindle head yang
diteruskan pada mata bor.
B (Quill Feed ) :
Untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda
kerja (memakankan).
C (On/ Off Switch ) :
Untuk menghidupkan/ mematikan mesin.
D (Motor listrik) :
Sebagai sumber daya penghidupan pada mesin.
E (Column / tiang) :
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder
yang mempunyai alur atau reluntuk jalur gerak vertical dari meja kerja.
B
A
C
D
E
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 37/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
37
Gambar 9. Drill Chuck, Table, Base
Keterangan :
F (Dri ll Chuck ) :
Adalah suatu alat pembua tlubang atau alur yang efisien. Mata bor yang
paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang
baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang
berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang
potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang – bidang
potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-
garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.
G (Table ) :
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi
ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bias berputar ke kiri dan ke
kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada tiang
(column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bias diputar 3600
dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi
pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan
yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan
ragum yang diletakkan di atas meja.
F
G
H
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 38/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
38
H (Base ) :
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base
terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.
Pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan
pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
c. Mesin Gerinda (Wipro Grind Force 6000)
Gambar 10. Bagian lengkap mesin gerinda
Keterangan :
A (Tutup roda gerinda) :
Untuk menutupi roda gerinda
B (Saklar) :
Untuk menyalakan dan mematikan mesin
C (Pengatur sudut) :
Untuk mengatur kemiringan sudut meja pengasah
D (Tempat air pendingin) :
Sebagai tempat air pendingin
E (Motor listrik) :
Sebagai penggerak mesin
A
CH
GFE
D
B
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 39/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
39
F (Meja pengasah) :
Untuk menyangga benda kerja
G (Batu gerinda) :
Untuk menggerinda
H (Badan mesin gerinda) :
Sebagai dudukan mesin gerinda
d. Mesin Coulter (Coulter Waida)
Gambar 11. Column, Box, Pengunci box
Keterangan :
A (Column/ tiang) :
Untuk menyangga bagian dari mesin
B (Box ) :
Tempat untuk menempatkan bahan-bahan yang berbentuk silinder.
C (Pengunci Box ) :
Untuk mengunci bahan agar tidak bergetar atau bergerak saat pengerjaan.
AB C
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 40/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
40
Gambar 12. Bagian lengkap mesin coulter
Keterangan :
D (Coulter chuck ) :
Untuk mengkolter bahan yang di tempatkan pada box
E (Eretan) :
Untuk menggerekkan coulter chuck dari atas ke bawah
F (Table ) :
Untuk menempatkan benda kerja pada box
G (Coulter Qui ll Feed ) :
Sebagai sumber putaran untuk pemakanan bersamaan dengan coulter
chuck .
H (Motor listrik) :
Sebagai sumber daya penghidupan pada mesin.
D
F
E
H
I
G
J
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 41/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
41
I (Coul ter feed ) :
Sebagai pembantu untuk mengkolter bahan sebelum pada Coulter Quill
Feed.
J (Head ) :
Sebagai pusat dari putaran yang berisi spindle coulter yang diikatkan
pada belt , kemudian di teruskan pada coulter chuck .
e. Mesin Las Listrik (Modern Welding )
Gambar 13. Mesin las, elektroda, klem massa, pemegang elektroda
Keterangan :
A (Mesin las) :
Sumber untuk melalukan las dari arus listrik di alirkan pada handle yang
dijepitkan pada elektroda.
B (Elektroda) :
Bahan untuk mengelas
C (Klem massa) :
Sebuah penjepit yang dialiri arus listrik apabila elektroda mengenainya
atau saling menguatkan antara bersifat negatif dan positif.
D (Pemegang elektroda) :
Alat untuk menjepit elektroda
AD
C
B
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 42/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
42
C. Perlegkapan-Perlengkapan Mesin Perkakas
a. Dril l bits
Gambar 14. Drill bits
Keterangan :
Drill Bits fungsinya sebagai berikut:
1) Pembuatan Lubang
Mengumpan mata bor pada suatu benda kerja untuk membuat lubang
2) Pembesaran Lubang
Mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah memiliki lubang
sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada benda
kerja.
3) ChamferChamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari
sebuah bentuk slindris. Chamf er pada proses counter sink yang
dimaksudkan ada beberapa macam penggunaan, antara lain :
Chamfer untuk membersihkan chip / bram
Chamfer untuk pembuatan ulir
Chamfer untuk dudukan kepala baut konus
Chamfer untuk dudukan paku keling.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 43/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
43
b. Ragum
Gambar 15. Ragum
Keterangan :
Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau
memberikan tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan
berbagai masalah dalam produksi di bengkel-bengkel kecil dimana
umumnya memerlukan penyesuaian peralatan dan teknik/metode untuk
pekerjaan-pekerjaan secara manual dengan tangan. Operasi-operasi di
bengkel besar akan memerlukan jig atau alat tekan yang dapat digabung
dengan ragum tertentu atau alat lain dari ragum biasa.
Satu masalah yang timbul adalah bagaimana mencekam benda
kerja dengan kuat tanpa meninggalkan bekas kasar dari ragum; masalah
lain yaitu bagaimana memegang part kecil dengan ragum yang relatif
besar. Ada solusi mudah untuk masalah-masalah tersebut.
Terlepas dari alas penyelip atau jepitan lunak yang dapat
digunakan untuk melindungi benda kerja, seringkali hal ini cukup untuk
memegang benda kerja dengan kardus seperti pada kardus rokok. Karena
ketipisannya dan disokong dengan jepitan logam, hal ini akan
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 44/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
44
memberikan cekaman yang lebih kuat pada benda kerja daripada jepitan
fiber yang tebal. Lembaran logam seperti alumunium dan kuningan, serta
semua material logam lunak juga dapat digunakan.
Jika bagian utama dari benda kerja mengalami permesinan atau
akan mengalami kerusakan akibat dari jepitan ragum standar, sepasang
permukaan halus dari baja lunak akan mengubah bangku ragum, untuk
fungsi ini, menjadi sebuah mesin ragum tetap.
Saat ini, memegang sebuah mesin ragum lebih nyaman dilakukan
pada bagian dasar/kaki bangku ragum, dengan menggunakan mesin
ragum untuk memasang benda kerja, dan berdasar prinsipnya, ragum
kecil tertentu, atau penjepit ragum, dan bahkan tempa pembuat perkakas
dapat dipasang untuk benda kerja kecil.
c. Kunci Pas
Gambar 16. Kunci pas
Keterangan :
Kunci pas digunakan untuk mengencangkan dan melepas baut
dan mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala
baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring.
Kontruksi kunci Pas, kunci pas dibuat dari bahan baja tensil tinggi
yaitu logam paduan chrome vanadium, kunci ini mepunyai tangkai
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 45/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
45
(shank) dengan kepala di masing masing ujung yang membuat sudut 15
derajat terhadap tangkainya.
Spesifikasi kunci Pas, Satuan ukuran kunci pas terdiri dari mm
(metrik) dan inch (imperial). Untuk satuan metric ukuran a mm hingga
80 mm. Tetapi yang umum digunakan di otomotif adalah 6 mm dengan
kenaikan setiap 1 mm hingga ukuran 36 mm, kecuali ukuran 31,33,34
dan 35 mm tidak disediakan.
d. Tang
Gambar 17. Tang
Keterangan :
Tang adalah alat yang digunakan untuk mencengkram atau
memegang komponen yang akan di buka dengan cara diputarkan
bagiannya. Tang ini juga dapat digunakan untuk mengencangkan atau
melonggarkan mur dan baut tetapi tidak dianjurkan untuk penggunaan
tersebut karena kekuatan cengkraman Tang tidak sekuat cengkrama
Kunci Pas dan kunci kunci yang lainnya.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 46/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
46
Kontruksi Tang Tang terbuat dari baja tensil tinggi sehingga Tang
sangat kuat ketika dipukulkan pada benda kerja seperti mur dan baut.
Dan jika terpaksa Tang juga bisa digunakan untuk memukul benda benda
yang keras seperti paku yang melengkung dan lain lain.
e. Mikrometer Sekrup
Gambar 18. Mikrometer sekrup
Keterangan :
Adapun kegunaan dari mikrometer sekrup adalah sebagai alat
ukur panjang dengan tingkat ketelitian tinggi. Dengan ketelitiannya yang
sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur
dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas,
pisau silet, maupun kawat. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur
diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter
saja.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 47/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
47
f. Kunci L
Gambar 19. Kunci L
Keterangan :
Kunci L merupakan alat bantu yang digunakan untuk pengunci
atau mengendorkan baut yang ada pada chuck.
g. Kunci Tool Post
Gambar 20. Kunci tool post
Keterangan :
Kunci tool post merupakan salah satu alat bantu yang digunakan
untuk mengencangkan atau mengendorkan baut yang berbentuk eksentrik
yang berada pada kepala tool post.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 48/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
48
D. Cara Kerja Mesin Perkakas secara Umum
1. Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh
klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi
pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
2. Mesin Bor
Prinsip kerja alat atau perkakas bor ini adalah memutar mata bor yang
memiliki alur puntir (Twist ) yang digenggam oleh cak (Chuck ) yang
terpasang pada poros spindel yang dapat digerakkan naik atau turun
untuk mengupankan mata bor ke bahan yang akan dibuat lubang. Dengan
menggunakan daya motor listrik dan ditransmisikan dengan
menggunakan hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat diteruskan
kecak yang menggengam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan
ke bawah dengan menggunakan tuas tekannya, maka bahan atau objek
yang berada di bawah mata bor terlubangi.
3. Mesin Gerinda
Menggerinda sejatinya merupakan suatu proses pengerjaan mekanik yang
pengerjaanya dengan menggesekkan atau menyentuhkan benda kerja ke
batu gerinda yang sedang berputar secara perlahan dan kontinyu terus-
menerus hingga sesuai hasil akhir yang diinginkan dengan depth of cut
sangat kecil.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 49/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
49
4. Mesin Coulter
Sebagai contoh mengkolter box silinder yaitu:
a. Pasang mesin pada blok silinder dengan menggunakan klem
pengikat. Pisau pemotongnya dipasang pada poros yang dapat
digerakkan naik-turun di dalam silinder
b. Poros ini memiliki 3 buah cakra poros, tempat pisau ada ditengah-
tengah silinder yang akan dibor dan dapat disetel keluar masuk pada
porosnya terhadap silinder
c. Ukur panjang pemegang dan pisau dengan mikrometer khusus, yang
merupakan kelengkapan mesin untuk menentukan besarnya diameter
yang kaan dibor. Cakra tersebut dapat disetel keluar masuk pada
porosnya terhadap silinder
d. Pemboran yang tebal harus dilakukan berulang kali. Ukuran
diameter silinder yang akan dibor adalah atas dasar ukuran diameter
torak yang akan dipakai dan dikurangi lebih kurang 0.002 inchi
untuk menghaluskan
e. Cakra dipasang sesuai dengna ukuran silinder sehingga poros
pemotong terletak ditengah-tengah lubang silinder. Periksa lubang
mesin bor, setelah itu keraskan pengikat bor pada blok motor,
kendorkan cakramnya dan poros pemegang pisau ditarik keatas
f. Hidupkan mesin, pisau diturunkan sehingga memotong sedikit,
kemudian pisau ditarik keatas dan matikan meisn untuk melihat
keadaan pemotongan dengna ukuran silinder. Setelah di periksa
menurut ketentuan, maka dapat diteruskan pemboran dan dengan
sebuah pengatur otomatik, pisau akan memotong sendiri
g. Setelah selesai pengeboran pertama, untuk berikutnya sisakan
ukuran 0.0015 inchi ukuran sebenarnya guna memperhalus
pekerjaan.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 50/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
50
5. Mesin Las Listrik
Sebenarnya sebuah mesin las sejatinya adalah sebuah adaptor penurun
tegangan. Sebuah mesin las umumnya mengeluarkan output sekitar 40
volt dengan daya yang besar hingga mampu mengeluarkan ratusan
ampere. Dengan kemampuan daya besar ini las listrik bisa melelehkan
kawat las. Saat kawat las bekerja, sebenarnya saat itu kita
mengkonsletkan atau membuat arus pendek antara positiv dan negativ
(biasanya negativ kita sambungkan ke benda yang akan dilas, dan positiv
kita sambungkan pada kawat las). Kawat las sendiri adalah sebuab kawat
besi yang dibungkus bahan sejenis kembang api kawat dengan
kemampuan melelehkan kawat. Lapisan inilah yang menyala terang saat
kita melakukan pengelasan. Saat ini sudah ada mesin las dengan sistem
adaptor switching atau mesin las inverter. Inverter ini sangat ringan
dibanding mesin las dengan menggunakan trafo besar, karena inverter
menggunakan rangkaian yang sistem kerjanya sama dengan regulator
elektronik yang banyak digunakan sekarang (Misalnya adaptor ps2, cas
hp, cas laptop dll), dimana hanya menggunakan rangkaian sistem
switching.
E. Benda Kerja yang Diproduksi
a. Macam Benda Kerja yang Diproduksi
1) Kop mesin : 6 buah per hari
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 51/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
51
2) Bearing : 10 buah per hari
3) Noken As : 10 buah per hari
Selain itu juga masih banyak lagi benda yang diproduksi dan juga
tergantung pesanan pada bengkel tersebut.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 52/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
52
Φ 2 6
Φ 3 0
Φ 3
4
b. Cara Membuat Benda Kerja
Gambar 21. Gambar benda kerja yang akan dibuat
Perencanaan proses bubut :
1) Material benda kerja : Mild Steel ( ST 37), diameter 34 mm x
75 mm
2) Material Pahat : HSS atau Pahat Karbida jenis P10 ,
pahat kanan. Dengan geometri pahat dan kondisi pemotongan dipilihdari Tabel 2.3. ( Tabel yang direkomendasikan oleh produsen mesin
bubut) :
α =8o, γ=14o, v = 34 m/menit (HSS)
α =5o, γ=0o, v = 170 m/menit (Pahat karbida sisipan)
3) Mesin yang digunakan : Mesin Bubut dengan Kapasitas
diameter lebih dari 1 inchi
4) Pencekam benda kerja : Cekam rahang tiga. Benda kerja dikerjakanBagian I terlebih dulu, kemudian dibalik untuk mengerjakan Bagian
II ( Gambar 22)
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 53/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
53
Tabel 1. Penentuan jenis pahat, geometri pahat, v, dan f ( EMCO)
5) Pemasangan pahat : menggunakan tool post (tempat pahat
tunggal) yang tersedia di mesin, panjang ujung pahat dari tool post
sekitar 10 sampai dengan 15 mm, χ r = 93o.
6) Data untuk elemen dasar :
a. Untuk pahat HSS : v = 34 m/menit; f = 0,1 mm/putaran, a = 2
mm.
b. Untuk pahat karbida : v = 170 m/menit; f = 0,1 mm/putaran; a =
2 mm.
7) Bahan benda kerja telah disiapkan (panjang bahan sudah sesuai
dengan gambar), kedua permukaan telah dihaluskan.
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 54/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
54
8) Perhitungan elemen dasar berdasarkan rumus dan gambar rencana
jalannya pahat adalah sebagai berikut
II I
50 5
Gambar 22. Rencana pencekaman, penya yatan, dan lintasan pahat
Keterangan :
1) Benda kerja dicekam pada Bagian II, sehingga bagian yang menonjol
sekitar 50 mm
2) Penyayatan dilakukan 2 kali dengan kedalaman potong a1 = 2 mm dan a2
= 2 mm. Pemotongan pertama sebagai pemotongan pengasaran
(roughing ) dan pemotongan kedua sebagai pemotongan finishing
3) Panjang pemotongan total adalah panjang benda kerja yang dipotong
ditambah panjang awalan (sekitar 5 mm) dan panjang lintasan keluar
pahat ( sama dengan kedalaman potong) . Gerakan pahat dijelaskan
seperti Gambar 23
4) Gerakan pahat dari titik 4 ke titik 1 adalah gerak maju dengan cepat
(rapid )
a. Gerakan pahat dari titik 1 ke titik 2 adalah gerakan penyayatan
dengan f = 0,1 mm/putaran
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 55/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
55
b. Gerakan pahat dari titik 2 ke titik 3 adalah gerakan penyayatan
dengan f = 0,1 mm/putaran
c. Gerakan pahat dari titik 3 ke titik 4 adalah gerakan cepat ( dikerjakan
dengan memutar eretan memanjang)
2 1
3 4
Gambar 23. Rencana gerakan dan lintasan pahat
Setelah rencana jalannya pahat tersebut di atas kemudian dilakukan
perhitungan elemen dasar pemesinannya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
Tabel 2.
a. Perhitungan elemen dasar proses bubut ( untuk pahat HSS)
v= 34 mm/menitf= 0,1 mm/putara
a= 4 mma1= 2 mma2= 2 mma3= .. mmdo= 34 mmdm1= 30 mm
dm2= 26 mmlt= 42 mm
Proses n (rpm) Vf (mm/menit) tc(menit) Z(cm3/menit) Bubut rata a1 338,38 33,84 1,24 6,80
Bubut rata a2 386,72 38,67 1,09 6,80
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 56/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
56
Proses n (rpm) Vf (mm/menit) tc(menit) Z(cm3/menit)
Bubut rata a1 1691,88 169,19 0,25 34,00
Bubut rata a2 1933,58 193,36 0,22 34,00
b. Perhitungan elemen dasar proses bubut ( untuk pahat Karbida P10)
Bagian II :
Benda kerja dibalik, sehingga bagian I menjadi bagian yang
dicekam seperti terlihat pada Gambar 24. Lintasan pahat sama dengan
lintasan pahat pada Gambar 23 hanya panjang penyayatan- nya
berbeda, yaitu (50+5+2) mm.
I II
60 5
Gambar 24. Rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat
v= 170 mm/menitf= 0,1 mm/putara
a= 4 mma1= 2 mma2= 2 mma3= .. mmdo= 34 mmdm1= 30 mmdm2= 26 mmlt= 42 mm
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 57/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
57
Hasil perhitungan elemen dasar pemesinan dapat dilihat pada Tabel 3 di
bawah :
Tabel 3. Hasil perhitungan eleman dasar pemesinan Bagian II
a. Perhitungan elemen dasar proses bubut ( untuk pahat HSS)
v= 34 mm/menitf= 0,1 mm/putara
a= 2 mma1= .. mma2= .. mma3= 2 mmdo= 34 mm
dm1= 30 mmdm2= .. mmlt= 57 mm
Proses n (rpm) Vf (mm/menit) tc(menit) Z(cm3/menit)
Bubut rata a3 338,38 33,84 1,68 6,80
b. Perhitungan elemen dasar proses bubut ( untuk pahat Karbida)
v= 170 mm/menitf= 0,1 mm/putara a= 2 mm
a1= .. mma2= .. mma3= 2 mmdo= 34 mmdm1= 30 mmdm2= .. mmlt= 57 mm
Proses n (rpm) Vf (mm/menit) tc(menit) Z(cm
3
/menit) Bubut rata a3 1691,88 169,19 0,34 34,00
Catatan :
1) Pada prakteknya parameter pemotongan terutama putaran spindel
(n) dipilih dari putaran spindel yang tersedia di mesin bubut tidak
seperti hasil perhitungan dengan rumus di atas. Kalau putaran
spindel hasil perhitungan tidak ada yang sama (hampir sama)
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 58/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
58
dengan tabel putaran spindel di mesin sebaiknya dipilih putaran
spindel di bawah putaran spindel hasil perhitungan
2) Apabila parameter pemotongan n diubah, maka elemen dasar
pemesinan yang lain berubah juga
3) Waktu yang diperlukan untuk membuat benda kerja jadi
bukanlah jumlah waktu pemotongan (tc) keseluruhan dari tabel
perhitungan di atas. Waktu pembuatan benda kerja harus ditambah
waktu non produktif yaitu :
a. waktu penyiapan mesin/ pahat
b. waktu penyiapan bahan benda kerja (dengan mesin gergaji, dan
mesin bubut yang disetel khusus untuk membuat bahan benda
kerja)
c. waktu pemasangan benda kerja
d. waktu pengecekan ukuran benda kerja
e. waktu yang diperlukan pahat untuk mundur
(retract )
f. waktu yang diperlukan untuk melepas benda kerja
g. waktu yang diperlukan untuk mengantarkan benda kerja (dari
bagian penyiapan benda kerja ke mesin).
4) Tidak ada rumus baku untuk menentukan waktu non produktif.
Waktu non produktif diperoleh dengan mencatat waktu yang
diperlukan untuk masing-masing waktu non produktif tersebut.
5) Untuk benda kerja tunggal waktu penyelesaian suatu benda kerja
lebih banyak dari pada pembuatan massal (ukuran benda kerja
sama dalam jumlah banyak), karena waktu penyiapan mesin
tidak dilakukan untuk setiap benda kerja yang dikerjakan.
6) Untuk proses bubut rata dalam, perhitungan elemen dasar pada
prinsipnya sama dengan bubut luar , tetapi pada bubut dalam
diameter awal (do) lebih kecil dari pada diameter akhir (dm).
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 59/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
59
7) Apabila diinginkan pencekaman hanya sekali tanpa membalik benda
kerja, maka bahan benda kerja dibuat lebih panjang sekitar 30 mm.
Akan tetapi hal tersebut akan menyebabkan pemborosan bahan
benda kerja jika membuat benda kerja dalam jumlah banyak.
8) Apabila benda kerja dikerjakan dengan dua senter, maka benda kerja
harus diberi lubang senter pada kedua ujungnya. Dengan demikian
waktu ditambah dengan waktu pembuatan lubang senter.
9) Pahat karbida lebih produktif dari pada pahat HSS.
c. Hasil Pengerjaan
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 60/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Observasi proses produksi menghasilkan produk seperti membubut
tirus, membuat huruf M pada permukaan plat, dan menyambung plat dengan
las listrik. Dari seluruh observasi proses produksi dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin harus dapat membaca,
menganalisa, dan membuat gambar teknik. Karena gambar teknik adalah
awal dari perancangan sebuah produk yang divisualisasikan melalui
media gambar yang memiliki standar. Dari gambar kita dapat mengetahui
bentuk dan berapa ukuran dari produk yang akan dibuat
2. Mesin-mesin yang diobservasi proses produksi adalah mesin las listrik
dan mesin konvensional seperti mesin bubut,mesin gerinda, mesin
coulter dan mesin bor. Cara mengoperasikan mesin-mesin tersebut
tidaklah sulit bila kita dapat memahami komponen mesin beserta
fungsinya. Tidak hanya itu, kita juga harus mengenal jenis-jenis mata
pahat pada mesin bubut, mata bor, dan elektroda pada las listrik, serta
batu gerinda yang dibutuhkan
3. Untuk membuat produk yang baik dan berkualitas, maka harus memiliki
kesungguhan, ketelitian, dan daya analisa yang tinggi pada saat
pengerjaannya. Tingkat kepresisian dari suatu produk merupakan kunci
utama keberhasilan pada proses produksi.
B. Saran
Untuk dapat meningkatkan efektifitas pada proses produksi, maka
diperlukan suatu saran/usulan. Kami selaku penyurvey atau pengamat akan
memberikan saran yang bersifat membangun sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah aspek yang sangat penting
dalam proses produksi. Pada proses produksi masih terdapat kekurangan
7/21/2019 Isi Laporan Observasi
http://slidepdf.com/reader/full/isi-laporan-observasi 61/61
Laporan Observasi Identifikasi Mesin Perkakas Pendidikan Teknik MesinUniversitas Sebelas Maret Surakarta
61
dalam hal penyediaan alat keselamatan kerja. Misalnya, kacamata
pelindung dan sarung tangan las
2. Sebelum memulai proses produksi, penjelasan tentang mesin beserta
komponen dan fungsinya harus secara mendetail. Sehinngga
kemungkinan-kemungkinan yang terburuk dapat terhindari. Hal-hal apa
saja yang tidak boleh dilakukan, tidak dijelaskan
3. Kurangnya perawatan pada mesin-mesin di bengkel, maka mesin-mesin
tersebut harus dirawat agar kinerja dan produktivitas tetap terjaga