j urn alan tibi otik fix

Upload: adityo-muhammad-farid

Post on 26-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    1/25

    ANTIBIOTIK SEBAGAI BAGIAN DARI PENATALAKSANAAN

    MALNUTRISI BERAT AKUT

    Indi Trehan, M.D., M.P.H., D.T.M.&H., Hayley S. Goldbach, Sc.B.,Lacey N. LaGrone, M.D., Guthrie J. Meuli, B.S., Richard J. an!, M.D.,

    "enneth M. Maleta, M.B., B.S., Ph.D., and Mar# J. Manary, M.D.

    ABSTRAK

    LATAR BELAKANG

    Malnutrisi berat akut berkontribusi untuk 1 juta kematian pada anak setiap tahunnya.

    Menambahkan agen antibiotik rutin untuk terapi nutrisi dapat meningkatkan tingkat

    pemulihan dan penurunan mortalitas antara anak-anak dengan malnutrisi berat akut dirawat di

    masyarakat.

    METODE

    alam metode a!ak" double-blind" kontrol plasebo ini. Anak-anak di Malawi" usia # sampai

    $% bulan" dengan malnutrisi berat akut yang menerima amoksisilin" !e&dinir" atau plasebo

    selama ' hari selain makanan terapi siap guna untuk pengobatan rawat jalan malnutrisi berat

    akut tanpa komplikasi. (asil utama penelitian ini adalah tingkat pemulihan gi)i dan tingkat

    kematian.

    HASIL

    Sebanyak *'#' anak-anak dengan malnutrisi berat akut diikutkan sebagai sampel penelitian.

    alam penelitian yang dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan yang mendapat berturut-turut+

    amoksisilin" !e&dinir" dan kelompok plasebo sebesar+ ,,.'" %.%" dan ,$.1 /risiko relati&

    kegagalan pengobatan dengan plasebo 0s amoksisilin 1.2*+ !on&iden!e inter0al 34567 %$"

    1.8 hingga 1.#,+ risiko relati& dengan plasebo 0s !e&dinir 1.#8+ 497 %$" 1.*'-*.11:.

    Tingkat kematian untuk tiga kelompok tersebut sesuai dengan urutan diatas se!ara berturut-

    turut+ 8.," 8.1" dan '.8 /risiko relati& kematian dengan plasebo 0s amoksisilin 1.$$+

    457 %$" 1.'-*.*8+ risiko relati& dengan plasebo 0s !e&dinir" 1.,+ 457 %$" 1.**-*.#8:. i

    antara anak-anak yang men!apai penyembuhan" tingkat kenaikan berat badan meningkat pada

    kelompok yang menerima antibiotik. Tidak ada hubungan signi&ikan antara jenis malnutrisi

    berat akut dan jenis inter0ensi pada kelompok yang diamati baik untuk tingkat pemulihan gi)i

    atau angka kematian.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    2/25

    KESIMPULAN

    ;emberian regimen terapi antibiotik untuk malnutrisi berat akut tanpa komplikasi berkorelasi

    dengan peningkatan yang signi&ikan dalam angka pemulihan dan angka kematian /didanai

    oleh yayasan (i!key dan lainnya+ 4lini!alTrials.go0 untuk anak dengan malnutrisi" tidak hanya menjadi

    sulit" namun juga mahal dan bahkan berbahaya. =ji klinis prospekti& ini dilakukan untuk

    menentukan apakah pemberian rutin antibiotik oral sebagai bagian dari penatalaksanaan rawat

    jalan pasien malnutrisi berat akut di Malawi berhubungan dengan peningkatan angka

    keberhasilan terapi. ;edesaan Malawi merupakan area agraria sub-Sahara A&rika dan dihuni

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    3/25

    terutama oleh populasi petani. iperkirakan 11 dari populasi orang dewasa di Malawi

    terjangkit human immunode&i!ien!y 0irus /(5?:" dan $2 dari populasi anak mengalami gi)i

    buruk /rasio tinggi badan dan umur @-* standar de0iasi:

    METODE PENELITIAN

    STUDI POPULASI DAN PERSYARATAN

    ;engambilan sampel berlangsung dari esember *% sampai anuari *11 dan dilakukan di

    1, klinik asuh-makan di pedesaan Malawi. Setiap anak mendapat pengukuran berat badan"

    tinggi badan" dan lingkar lengan atas. Anak yang berusia % sampai $% bulan dengan edema

    /indikasi kwashiorkor:" rasio berat badan dan tinggi badan @-* standar de0iasi /S: /indikasi

    dari marasmus:" atau keduanya /marasmus-kwashiorkor: dianggap memenuhi kriteria inklusi

    sampel. Setiap anak yang memenuhi syarat diberikan 2 gram R=T> dan diawasi oleh

    perawat untuk memastikan bahwa anak adalah sampel yang tepat untuk terapi rawat jalan.

    Anak yang dalam kondisi terlalu sakit dirawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan

    sebagai pasien rawat inap. ;emaparan merin!i tentang metode penelitian terdapat pada

    lampiran tambahan" dan protokol penelitian keduanya tersedia dalam teks lengkap di situs

    internet armasi Anak Rumah Sakit St. Douis. ;embiayaan R=T>

    disponsori oleh ;royek ;eanut Butter" Blantyre" Malawi. ;ara peneliti awal hingga terakhir

    menjamin akurasi dan kelengkapan data dan analisis yang dilaporkan" serta kebenaran laporan

    untuk protokol penelitian.

    DESAIN DAN INTERVENSI STUDI

    Studi dilakukan se!ara a!ak" double-blind" terkontrol oleh plasebo dengan meninjau status

    gi)i dan angka kematian sebagai hasil utama penelitian pada anak dengan malnutrisi berat

    akut tanpa komplikasi yang menerima pengobatan sebagai pasien rawat jalan dengan atau

    tanpa antibiotik. Semua anak menerima konseling standar dan R=T> yang disediakan sekitar

    1'$ kkal per kilogram berat badan per hari.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    4/25

    Kelompok pertama diberikan , sampai % miligram /mg: suspensi amoksisilin per kilogram

    per hari" dibagi menjadi dua dosis sehari+ kelompok kedua menerima sekitar 18 mg !e&dinir

    suspensi per kilogram per hari" dibagi menjadi dua dosis harian. Suspensi *$ mg amoksisilin

    per $ ml" dan dosis yang diberikan kepada setiap anak didasarkan pada pembulatan jumlah

    yang diberikan oleh ahli &armasi lapangan dengan men!antumkan petanda pada jarum suntik

    plastik+ pembulatan serupa juga digunakan untuk obat !e&dinir. Kelompok kontrol menerima

    plasebo dua kali sehari. ;engasuh anak diminta untuk memberikan obat disamping pemberian

    R=T> selama ' hari awal terapi.

    PROSEDUR PENELITIAN

    ;artisipan dikelompokkan sesuai dengan grup studi oleh pengasuh anak dengan pembagian

    menggunakan amplop putih yang berisi satu dari sembilan kode huru& sesuai dengan satu dari

    tiga grup perlakuan. Baik pengasuh maupun peneliti yang terlibat dalam pemeriksaan klinis

    dan analisis data tidak mengetahui jenis perlakuan inter0enti& yang diberikan. 9bat-obatan

    dan plasebo diberikan dalam botol plastik putih" dengan spuit plastik yang diberi label dosis

    yang sesuai untuk anak. Setelah dilakukan pembagian jenis perlakuan" perawat

    menginstruksikan pengasuh dalam penggunaan spuit dalam pemberian obat-obatan untuk

    studi obat" dan juga menginstruksikan metode pengawasan administrasi dosis pertama obat.

    Setelah pengasuh anak diberikan instruksi" tiap anak dipulangkan sesuai dengan jenis

    pengobatan penelitiannya masing-masing" ditambah dengan persediaan R=T> untuk *

    minggu. Bila anak yang menjadi sampel penelitian tinggal serumah dengan anak lain yang

    bukan sampel dengan usia sebayanya" yang mungkin berbagi jatah R=T> untuk penelitian

    sampel" maka diberikan jatah R=T> lebih agar sampel tidak kekurangan jatah makananannya.

    Kelompok anak yang menjadi sampel dijadwalkan untuk pemeriksaan dengan inter0al *

    minggu" dimana juga dilakukan pengukuran antropometrik berkala+ pengasuh juga ditanyakan

    mengenai riwayat perlakuan studi terhadap anak dan kepatuhan tindakan inter0ensi terhadap

    anak.

    Anak dengan pitting edema pada kedua kaki atau skor perbandingan berat dan tinggi badan

    dibawah -* standar de0iasi /S: setelah dilakukan pemeriksaan tetap dijadikan sampel studi

    dan menerima konsultasi gi)i dan diberikan lagi persediaan R=T> untuk * minggu.

    Anak dengan kondisi yang menurun se!ara signi&ikan selama penelitian atau masih dalam

    keadaan malnutrisi setelah enam kali berkunjung untuk tindakan pemeriksaan" dirujuk untuk

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    5/25

    rawat inap. Anak yang tidak datang kembali untuk pemeriksaan didatangi ke rumah oleh

    pekerja kesehatan komunitas dan anggota tim penelitian. Anak dianggap sembuhEpulih

    apabila tidak lagi ditemukan edema dan skor rasio berat badan dan tinggi badan men!apai F-

    *S. Anak yang tidak lagi mau mengikuti penelitian" masih malnutrisi setelah # kali

    berkunjung untuk pemeriksaan" masuk tumah sakit untuk rawat inap atas alasan apapun pada

    masa penelitian" atau mati" dianggap mengalami gagal pengobatan.

    ANALISIS STATISTIK

    Tujuan utama penelitian adalah kesembuhan nutrisi dan tingkat mortalitas pada tiga kelompok

    penelitian. Setelah dikalkulasi" % sampel anak dari setiap grup mampu memberikan

    ketepatan studi sebesar , dengan tingkat alpha sebesar .$ untuk mendeteksi

    pengurangan sebesar 8 dari jumlah sampel yang mengalami gagal terapi" dengan estimasi

    awal 11+ dan pengurangan lainnya sebesar 2.$ dari tingkat mortalitas" dengan estimasi

    awal ,.

    Selain itu" satu sub kelompok penelitian yang tidak dikelompokkan diteliti untuk menilai

    interaksi antara tipe malnutrisi berat akut dengan jenis perlakuan inter0ensi yang diterima"

    dengan tujuan utama penelitian yang sama. 5nteraksi ini dinilai menggunakan metode regresi

    logistik multiple dengan karakteristik dasar yang berkorelasi signi&ikan terhadap hasil akhir

    uji analisis uni0ariat.

    (asil sekunder yang juga dinilai meliputi peningkatan berat badan" peningkatan tinggi badan"

    ada tidaknya hubungan antibiotik yang digunakan dengan e&ek samping yang ditemukan" dan

    masa pemulihan. Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengobati" dan semua uji dilakukan

    memperhatikan kepentingan peneliti dan kepentingan sampel. (asil dikotomis dinilai dengan

    uji !hi-sGuare dan uji >isher+ 0ariabel kontinyu dibandingkan dengan rerata T-test dan uji

    analisis 0arian. Rasio risiko relati& bagi ketiga kelompok inter0enti& juga diproses dengan

    komputer" dan uji Kaplan-Meier untuk masa pemulihan dan waktu kematian juga dihitung

    sebagai persiapan.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    6/25

    HASIL

    STUDI POPULASITotal dari 2*1* anak dengan gi)i buruk berat akut diidenti&ikasi mulai dari bulan esember

    tahun *% hingga anuari *11+ setelah dilakukan eksklusi terhadap kandidat sampel

    tersebut" studi dilakukan dengan menggunakan *'#' anak sebagai sampel /Hambar S1 pada

    lampiran:. Anak yang diikutkan sebagai sampel yang kemudian dibagi dalam tiga grup uji

    memiliki karakteristik yang serupa /Tabel 1" and Tabel S1 pada lampiran:.

    $ Plu%'inu% (alue% are 'ean% )SD. Ba%eline characteri%tic% *ere %i'ilar a'on! the !rou+% ece+t a% noted.-RT denote%

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    7/25

    antiretro(iral thera+y, HI hu'an i''unode/ciency (iru%, and P0P Pneumocystis jiroveci +neu'onia.1 P23.34 5or the co'+ari%on *ith ce5dinir.

    STUDI INTERVENSI DAN EFEK SAMPING

    %*8 anak dimasukkan se!ara a!ak dalam grup yang menerima antibiotik amoIi!illin" %*2 ke

    dalam grup yang menerima !e&dinir" dan %* sisanya dimasukkan dalam grup yang menerima

    plasebo. %, pengasuh dari sampel anak melaporkan bahwa anak menerima regimen

    perlakuan studi selama ' hari se!ara lengkap /Tabel S* pada lampiran:.

    Tidak ada kasus alergi berat maupun kasus ana&ilaksis yang teridenti&ikasi dari kelompok

    sampel. ilaporkan tiga kejadian timbulnya e&ek samping yang diasumsikan sebagai e&ek

    samping dari obat7 lesi papular general pada anak yang menerima amoIi!illin" sariawan padaanak yang menerima !e&dinir" dan diare berdarah yang sembuh sendiri se!ara spontan

    walaupun pengobatan dengan !e&dinir tetap diteruskan. Anak yang menerima plasebo

    mengalami kejadian batuk dan diare yang tinggi pada pemeriksaan pertama dibanding dengan

    kelompok anak yang menerima antibiotik+ pengasuh kelompok anak yang menerima

    amoIi!illin melaporkan kejadian batuk paling jarang" sedangkan pengasuh kelompok anak

    yang menerima !e&dinir paling jarang melaporkan kejadian diare /Tabel S* pada lampiran:.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    8/25

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    9/25

    PEMULIHAN NUTRISI DAN TINGKAT MORTALITAS

    Se!ara garis besar" ,,.2 anak yang dijadikan sampel studi sembuh dari malnutrisi berat akut

    /Tabel *:. Anak dengan malnutrisi jenis marasmus-kwashiorkor lebih jarang sembuh dan

    memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan anak dengan malnutrisi jenis

    marasmus" atau kwashiorkor saja.

    ;roporsi anak yang sembuh se!ara signi&ikan lebih rendah pada anak-anak yang menerima

    plasebo dibandingkan dengan anak yang menerima amoIi!illin /2.# lebih rendah+

    !on&iden!e inter0al 34567 %$" .# hingga #.': atau !e&dinir /$., lebih rendah" 457 %$" *.,

    hingga ,.':. Kematian dihitung pada proporsi terbesar anak yang tidak mendapat kesembuhan

    pada setiap grup studi dan untuk setiap tipe malnutrisi berat akut.

    Tingkat mortalitas keseluruhan sebesar $.8" namun se!ara signi&ikan lebih tinggi pada anak

    yang menerima plasebo dibandingkan anak yang menerima amoIi!illin /risiko relati&" 1.$$+

    457 %$" 1.' hingga *.*8: atau !e&dinir /risiko relati&" 1.,+ 457 %$" 1.** hingga *.#8:.

    Tidak ada perbedaan signi&ikan penyebab kematian yang didapat dari autopsi 0erbal

    /in0estigasi terstruktur pada sebuah kejadian yang berakhir dengan kematian: pada ketiga

    grup studi /Tabel S2 pada lampiran:.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    10/25

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    11/25

    Calaupun angka estimasi kesembuhan nutrisi lebih tinggi dibandingkan angka kematian pada

    kelompok anak yang menerima !e&dinir dibandingkan dengan anak yang menerima

    amoIi!illin" perbedaan ini ternyata tidak signi&ikan /; .** untuk tingkat kesembuhan dan ;

    .$2 untuk angka kematian" perbandingan antara amoIi!illin dan !e&dinir menggunakan

    regresi logistik:. Angka kesembuhan lebih tinggi dan angka mortalitas lebih rendah pada anak

    yang menerima antibiotik dibandingkan anak yang menerima pla!ebo" pada sejumlah

    karakteristik dasar penelitian /Hambar S* pada lampiran:.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    12/25

    HASIL SEKUNDER

    Anak dengan marasmus-kwashiorkor se!ara signi&ikan sembuh lebih lambatdibandingkan

    anak dengan kwashiorkor saja atau marasmus saja /Tabel 2:. Analisis keberlangsungan hidup

    Kaplan-Meier untuk semua sampel anak pada studi menunjukkan masa pemulihan yang lebih

    !epat pada kelompok perlakuan !e&dinir dibandingkan grup perlakuan amoIi!illin maupunplasebo" dan lebih singkat pada grup perlakuan amoIi!illin dibandingkan grup perlakuan

    pla!ebo /Hambar 1A:. Begitu juga masa keberlangsungan hidup" lebih tinggi pada kelompok

    anak yang menerima antibiotik dibandingkan yang menerima plasebo /Hambar 1B:.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    13/25

    ;eningkatan berat badan dari masa pembagian kelompok studi hingga pemeriksaan kedua

    se!ara signi&ikan lebih tinggi pada anak yang menerima !e&dinir dibandingkan yang

    menerima plasebo. Kelompok anak yang menerima antibiotik baik !e&dinir maupun

    amoIi!illin juga menunjukkan peningkatan besar lingkar lengan atas dibandingkan anak yang

    menerima plasebo.

    KARAKTERISTIK DASAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN

    ibandingkan dengan anak yang tidak sembuh" anak yang mendapat kesembuhan se!ara

    signi&ikan lebih tua dan tinggal bersama ayah /ayah masih hidup dan tinggal di rumah: /Tabel

    S8 pada lampiran:. ;ada anak dengan marasmus atau marasmus-kwashiorkor" anak dengan

    lingkar lengan atas dan skor rasio berat badan-tinggi badan pada masa pengambilan sampel

    lebih rentan mengalami gagal pengobatan atau kematian. Anak dengan skor rasio tinggi

    badan-usia yang rendah juga lebih sulit men!apai kesembuhan. Calaupun hanya ,'8 dari

    *'#$ anak /21.#: telah diuji untuk (5?" anak yang diketahui (5?-seropositi&" terutama yang

    tidak mendapat terapi anti retro0iral" memiliki risiko gagal terapi dan kematian yang paling

    tinggi. Hejala in&eksi akut dan na&su makan yang rendah dari masa pengambilan sampel dan

    pemeriksaan pertama /Tabel S$ pada lampiran: diduga berpengaruh terhadap peningkatan

    risiko kejadian gagal pengobatan.

    Regresi logistik multiple untuk karakteristik dasar dan karakteristik inter0ensi yang

    dihubungkan dengan penyembuhan nutrisional menunjukkan bahwa pada anak dengan usia

    lebih muda" dengan marasmus-kwashiorkor" gangguan tumbuh kembang yang lebih berat"

    paparan atau in&eksi (5?" dan penyakit dengan gejala batuk sebelum pengambilan sampel

    berhubungan dengan risiko gagal pengobatan /Tabel 8:. >aktor-&aktor ini terbukti memiliki

    hubungan signi&ikan dengan meningkatnya risiko kematian+ selain itu" laporan dari pengasuh

    anak mengenai na&su makan yang baik dari sampel pada masa pengambilan awal sampel

    berkorelasi se!ara signi&ikan terhadap penurunan risiko kematian. =ntuk hasil analisis

    uni0ariat" pemberian amoIi!illin atau !e&dinir memiliki korelasi yang kuat terhadap hasil

    yang didapat" walaupun tidak ada perbedaan yang signi&ikan baik untuk pemberian

    amoIi!illin maupun !e&dinir. 5nteraksi antara tipe malnutrisi berat akut dan tipe inter0ensi

    yang diberikan terbukti tidak signi&ikan /; .%, untuk kesembuhan nutrisional dan ; .8$

    untuk kematian:

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    14/25

    DISKUSI

    Calaupun perbaikan kondisi kesehatan sudah sering di!apai dari penatalaksanaan sederhanakasus malnutrisi berat akut dalam beberapa dekade terakhir menggunakan R=T>" angka

    kematian yang didapat masih me!apai lebih dari 1 juta anak per tahun. 9leh karena angka

    insiden yang masih tinggi pada kasus malnutrisi berat akut" angka kematian anak akibat

    penyakit ini juga masih tinggi" walaupun pada penderita sudah diberikan penatalaksanaan

    terkini yang terbaik. alam uji a!ak double-blind menggunakan kontrol plasebo ini"

    ditemukan bahwa tambahan rutin amoIi!illin atau !e&dinir sebagai terapi pasien rawat jalan

    dengan malnutrisi berat akut berhubungan dengan perbaikan angka pemulihan dan tingkat

    mortalitas dan juga peningkatan signi&ikan berat badan serta lingkar lengan atas.

    ;engurangan sebesar *8.8 /457 %$" 8.1 hingga 8.8: pada angka kegagalan terapi didapat

    pada pemberian amoIi!illin sebagai terapi rutin dan pengurangan sebesar 2,.% didapat saat

    terapi dilakukan dengan !e&dinir /Tabel *:.

    Selain itu" pengurangan sebesar 2$.# /457 %$" #.% hingga $$.8: pada tingkat mortalitas

    ditemukan pada kelompok amoIi!illin" dan reduksi 88.2 /457 %$" 1,. hingga #*.*: pada

    kelompok !e&dinir. (asil sekunder /Tabel 2: juga konsisten dengan temuan-temuan ini"

    dengan waktu masa pemulihan paling singkat dan peningkatan berat badan serta lingkar

    lengan atas pada anak yang mendapatkan terapi dengan !e&dinir" dan paling lambat pada

    kelompok anak yang menerima plasebo.

    ;enelitian ini dilakukan pada area rural dengan iklim sub-Sahara di A&rika" dengan populasi

    petani yang stabil dan beban persediaan pangan serta in&eksi (5? dan A5S yang tinggi"

    sehingga hasil yang didapat belum tentu dapat diaplikasikan pada populasi lain.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    15/25

    Selama penelitian" diberlakukan strategi agresi& untuk menentukan status klinis dari anak

    yang tidak mengikuti pemeriksaan. (ampir semua anak yang berhasil ditemui sudah mati atau

    terlalu sakit sehingga perlu dirawat di rumah sakit. (al ini disebabkan oleh lokasi penelitian

    yang dilakukan pada tempat dengan persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan lokasi penelitian sebelumnya yang dilakukan di Malawi" dimana anak yang menjadi

    sampel dan tidak mengikuti keseluruhan program penelitian tidak lagi diikutkan sebagai

    sampel penelitian.

    AmoIi!illin yang digunakan pada penelitian ini didapatkan seharga *.#' dolar per anak" dan

    !e&dinir seharga '.,$ dolar" dimana kedua harga ini mungkin bisa didapatkan lebih murah bila

    dibeli dalam jumlah lebih besar. Sebagai perbandingan" biaya yang digunakan untuk

    pembelian R=T> seharga kurang lebih $ dolar untuk tiap terapi. ;engasuh anak melaporkan

    ketaatan terapi yang sangat baik dan tidak melaporkan adanya kesulitan dalam pemberian

    pengobatan. ;ada kelompok anak yang mendapat antibiotik" tingkat kejadian e&ek samping

    yang umum /terutama diare: lebih rendah dibandingkan pada anak yang mendapat plasebo

    /Tabel S* pada lampiran:. Beberapa orang mungkin berspekulasi bahwa hal ini menunjukkan

    mekanisme potensial dari e&ekti0itas tindakan teraupetik antibiotik pada malnutrisi

    /!ontohnya antara lain seperti menurunkan tingkat kejadian pneumonia bakterial dan

    menyembuhkan diare pada anak dengan imunitas yang rendah:.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    16/25

    Anak yang mengikuti penelitian ini menderita penyakit malnutrisi berat akut tanpa

    komplikasi" sebagaimana halnya dengan anak-anak pada umumnya yang dirawat dengan

    penyakit malnutrisi" yaitu malnutrisi dengan na&su makan yang baik pada masa pengambilan

    sampel dan tidak menunjukkan gejala klinis dari sepsis. Sebagian ke!il anak yang tidak

    memenuhi kriteria ini dipindahkan ke bagian rawat inap. ;ertahanan mukosa /baik pernapasan

    maupun pen!ernaan: diketahui menurun pada daerah dengan sumber daya terbatas seperti di

    Malawi" terutama pada anak dengan gi)i buruk ;enelitian bakteremia pada anak dengan gi)i

    buruk menunjukkan bahwa in&eksi in0asi& bakteri berat disebabkan oleh translokasi dari

    permukaan mukosa yang rentan terhadap in&eksi. 9leh karena itu" walaupun anak-anak ini

    tidak se!ara spesi&ik menunjukkan tanda sepsis pada masa pengambilan sampel" antibiotik

    tetap e&ekti& dalam menurunkan kejadian memberatnya komplikasi-komplikasi ini pada masa

    terapi nutrisional.

    Calaupun peningkatan resistensi obat antimikroba pada negara berkembang tidak bisa

    dia!uhkan" dan terdapat peningkatan timbulnya resistensi bakteri yang tinggi pada anak

    dengan gi)i buruk" penggunaan antibiotik diper!aya sebagai suatu pertimbangan tindakan

    yang serius ditinjau dari keuntungan yang menunjang penyembuhan status nutrisional dan

    penurunan angka kematian pada populasi spesi&ik yang beresiko tinggi ini.

    (asil yang didapatkan menunjukkan bahwa anak dengan malnutrisi berat akut tanpa

    komplikasi yang memenuhi kriteria terapi rawat jalan tetap beresiko mengalami in&eksi

    bakteri yang berat" sehingga inklusi rutin antibiotik sebagai bagian dari terapi nutrisi sangat

    disarankan. ;enelitian prospekti& dengan metode a!ak double-blind dengan kontrol plasebo

    ini menunjukkan tidak ada keuntungan dari terapi rutin amoIi!illin. (asil dari penelitian

    sebelumnya mungkin disebabkan oleh berbagai perbedaan karakteristik dasar dari anak

    sebagai sampel" yang menerima antibiotik dan yang tidak menerima antibiotik" dan mungkin

    juga dibiaskan oleh &aktor lain yang belum diidenti&ikasi pada implementasi dari protokol

    pemberian makanan antara kedua grup tersebut. ;enelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk

    menge0aluasi hasil jangka panjang dari penggunaan antibiotik se!ara rutin pada anak dengan

    malnutrisi berat akut tanpa komplikasi dan untuk menentukan de&inisi yang lebih baik untuk

    setiap kondisi risiko tinggi.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    17/25

    A>TAR ;=STAKA

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    18/25

    1. Bla!k R" Allen D(" Bhutta JA" et al. Maternal and !hild undernutrition7 global

    and regional eIposures and health !onseGuen!es. Dan!et *,+2'17*82-#.

    2. Bhutta JA" Ahmed T" Bla!k R" et al. Chat works 5nter0entions &or maternal

    and !hild undernutrition and sur0i0al. Dan!et *,+2'1781'-8.

    3. Management o& se0ere malnutrition7 a manual &or physi!ians and other seniorhealth workers. Hene0a7 Corld (ealth 9rgani)ation" 1%%%.

    4. 4ommunity-based management o& se0ere a!ute malnutrition7 a joint statement

    o& the Corld (ealth 9rgani)ation" Corld >ood ;rogramme" the =nited riedland 5R. Ba!teraemia in se0erely malnourished !hildren. Ann Trop ;aediatr

    1%%*+1*7822-8.

    7. ohnson AC" 9sinusi K" Aderele C5" Adeyemi-oro >A. Ba!terial aetiology o& a!ute lower

    respiratory in&e!tions in pres!hool

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    19/25

    16.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    20/25

    31. 9akley " Reinking " Sandige (" et al. A ready-to-use therapeuti! &ood !ontaining

    1 milk is less e&&e!ti0e than one with *$ milk in the treatment o& se0erely malnourished

    !hildren.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    21/25

    Evidence Based Medicine/BM: adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-

    bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. alam prakteknya"

    BM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah

    terkini yang paling dapat diper!aya.

    ;raktik BM terdiri atas lima langkah. Kelima langkah BM itu dikenal dengan sebutan $A7

    Asking" A!Guiring" Appraising" Applying" Assessing. /Tabel 1:

    ;ada kegiatanjurnal readingini" penulis telah mendapatkan jurnal yang hendak ditelaah yaitu

    A"#$%$$'( )( P)*# &+ #,- M)")-/-"# &+ S-0-*- A'#- M)"#*$#$&"

    urnal ini telah menjawab pertanyaan dasar telaah jurnal" yaitu7

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    22/25

    P Menambahkan agen antibiotik rutin untuk terapi nutrisi dapat meningkatkan

    tingkat pemulihan dan penurunan mortalitas antara anak-anak dengan malnutrisi berat

    akut dirawat di masyarakat.

    I Semua anak menerima konseling standar dan R=T> yang disediakan sekitar

    1'$ kkal per kilogram berat badan per hari. Kelompok pertama diberikan , sampai

    % miligram /mg: suspensi amoksisilin per kilogram per hari" dibagi menjadi dua dosis

    sehari+ kelompok kedua menerima sekitar 18 mg !e&dinir suspensi per kilogram per

    hari" dibagi menjadi dua dosis harian.

    ! AmoIi!illin ?s 4e&dinir" pada tingkat kematian tidak e&ekti& / p "$':

    O alam uji a!ak double-blind menggunakan kontrol plasebo ini" ditemukan

    bahwa tambahan rutin amoIi!illin atau !e&dinir sebagai terapi pasien rawat jalan

    dengan malnutrisi berat akut berhubungan dengan perbaikan angka pemulihan dan

    tingkat mortalitas dan juga peningkatan signi&ikan berat badan serta lingkar lengan

    atas.

    BM merupakan praktik penggunaan bukti riset terbaik yang tersedia /best available

    evidence:. Tetapi tidak semua sumber bukti memberikan kualitas bukti yang sama" karenanya

    perlulah dilakukan suatu penilaian se!ara kritis /critical appraisal: terhadap bukti-bukti

    tersebut berdasarkan validitas" iportance" and applicability. ;enilaian inilah yang

    merupakan langkah ketiga dalam melakukan BM. Berikut penjelasan dari tiga komponen

    dasar critical appraisal7

    ?alidity7 apakah temuan benarBukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari

    desain studi" !ara peneliti memilih subjekE sampel pasien penelitian dan !ara mengukur

    0ariabel. Semakin tinggi hierarki desain studi maka semakin 0alid pula hasil penelitian.

    Telaah jurnal se!ara umum menggunakan penilaian Struktur dan 5si Makalah" yang terdiri

    dari penilaian atas judul makalah" pengarang dan institusi" abstrak" pendahuluan" metode"

    hasil" diskusi" u!apan terima kasih" dan da&tar pustaka.

    I/&*#)"'- apakah temuan penting /signi&ikansi statistik dan signi&ikansi klinis 5ni

    dilihat dari kemampuan se!ara substanti& dan konsisten mengurangi risiko terjadinya hasil

    buruk /bad outcoe:" atau meningkatkan probabilitas terjadinya hasil baik /good

    outcoe:.

    A$')%$$# apakah temuan bisa diterapkan pada pasien saya Seberapa e&ekti& dan

    e&isien kah temuan studi ini terhadap pasien

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    23/25

    Berikut adalah hasil yang penulis dapatkan dari jurnal dengan metode ?5A7

    V esainnya merupakanCase Control study Sehingga merupakan sumber data yang

    0alid mengingat 4ase 4ontrol Study menduduki posisi 0aliditas barisan atas.

    Selanjutnya dilakukan telaah jurnal menggunakan 4he!k Dist =mum ;enilaian Struktur dan

    5si Makalah. (asilnya adalah sebagai berikut7

    a: udul urnal

    !ntibiotics as "art o# the Manageent o# Severe !cute Malnutritionudul jurnal

    menunjukkan isi dari jurnal tersebut" sehingga judul jurnal ini dapat dikategorikan tepat"

    padat dan jelas. udul jurnal tersebut tidak terlalu panjang ataupun terlalu pendek. 5ni

    merupakan daya tarik tersendiri bagi pemba!a untuk memilih jurnal tersebut.

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    24/25

    ;endahuluan tidak lebih dari 1 halaman. Setiap pernyataan memiliki sumber yang jelas" hal

    ini dibuktikan dengan adanya#ootnoteyang merujuk ke da&tar pustaka. Sehingga memiliki

    bukti yang kuat.

    e: Metode

    ;ada awal penulisan metode" disebutkan desain" tempat dan waktu penelitian" begitu pula

    populasi sumber yang dipilih.

    &: (asil

    ;enulisan hasil didukung dengan adanya tabel deskripsi subjek penelitian dan hasil dari

    skrining serta diperjelas dengan adanya gambar-gambar yang mendukung penjelasan dan

    tabel. Tabel menjelaskan lebih ringkas mengenai paragra&-paragra& pada hasil. idalamnya

    melingkupi perbandingan karakteristik subjek" deskripsi ringkas sampel yang loss to

    #ollo%&up" jumlah sampel yang diteliti" hasil yang di!apai /outcoe'dengan perbedaanrisiko komparati&" risiko relati& dan kualitas bukti yang ditemukan. (utcoedijelaskan per

    poin dan masing-masing poin dijelaskan mengenai hasil uji statistiknya baik risiko relati&"

    !on&iden!e inter0al" dan signi&i!an!y. ;ada hasil jurnal in juga ditemukan outcoe lainnya

    yang tidak diren!anakan. Se!ara umum tabel sesuai dengan naskah penjelasan hasil

    sehingga sangat in&ormati&.

    g: iskusi

    ;ada diskusi dibahas mengenai semua hal yang ada pada hasil dan menghubungkannya

    dengan hipotesis. Kesimpulan didasarkan pada data yang didapatkan dan ditambahkan

    dengan hasil tambahan.

    h: =!apan Terima Kasih

    =!apan terimakasih ditujukan pada orang yang tepat dan dinyatakan sewajarnya.

    i: a&tar ;ustaka

    a&tar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal yang baku. Semua #ootnote pada

    naskah dijelaskan di da&tar pustaka. Semua#ootnotemerujuk pada sumber yang jelas.

    I Temuan pada jurnal ini sangat penting untuk mengetahui e&ek pemberian antibiotik

    terhadap peningkatan perbaikan dan angka mortalitas pada malnutrisi berat akut.

    A Temuan di jurnal ini sangat berman&aat dalam menyelesaikan permasalahan klinik

    pasien malnutrisi berat akut.

    ari jurnal ini saya menemukan bahwa tambahan rutin amoIi!illin atau !e&dinir sebagai

    terapi pasien rawat jalan dengan malnutrisi berat akut berhubungan dengan perbaikan angka

  • 7/25/2019 j Urn Alan Tibi Otik Fix

    25/25

    pemulihan dan tingkat mortalitas dan juga peningkatan signi&ikan berat badan serta lingkar

    lengan atas dibandingkan dengan pemberian pla!ebo.