jurnal sulardi.rtf

Download JURNAL SULARDI.rtf

If you can't read please download the document

Upload: jitto-cuek

Post on 24-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

9Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah PalembangHUBUNGAN ANTARA TIPE DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIK DI INSTALASI RAWAT INAP NONBEDAH RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2011Oleh: Sulardi, Nur Ariati, S.Kp., M.Kes., dan Sulkan, S.Kep., Ns.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah PalembangABSTRAKDiabetes Melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi batas normal. Kadar gula dalam darah yang tidak normal cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat yang dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis, sehingga akan menyebabkan gangguan pada saraf dan terjadi penurunan sensitifitas (baal) pada daerah ujung tungkai sehingga menjadi ulkus diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe diabetes melitus dengan kejadian ulkus diabetik. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode Survei Analitik melalui pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, dan instrument penelitian ini menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan di ruangan RA, RC, dan RIA dengan jumlah sampel 41 responden. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square. Dari hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tipe diabetes melitus dengan kejadian ulkus diabetik di Instalasi Rawat Inap Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 dengan nilai p value 0,039. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada perawat dapat memberikan penyuluhan terhadap pasien diabetes untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya komplikasi ulkus diabetik dan disediakan leaflet untuk perawatan kaki diabetik.Kata Kunci : Tipe Diabetes Melitus, Ulkus diabetik.Daftar Pustaka : 31 (2001-2011).ABSTRACTDiabetes Mellitus is a disease characterized by elevated levels of glucose in the blood that exceed normal limits. Blood sugar levels tend to cause abnormal levels of fatty substances in the blood increases that could accelerate the occurrence of atherosclerosis, which will cause interference with the nerve and a decline in sensitivity (numbness) on the end of the leg which will become diabetic ulcers. This study aims to determine the relationship between type of diabetes mellitus with diabetic ulcer occurrence. The design of this research is quantitative method Analytical Surveys Cross Sectional approach. The sample in this study were patients with diabetes mellitus type 1 and type 2, the sampling technique using Accidental Sampling, and this study used a questionnaire instrument. This research was conducted at room RA, RC, and RIA with a total sample of 41 respondents. Test used was Chi Square. From the results of statistical tests of this study showed no significant relationship between type of diabetes mellitus with diabetic ulcer incidence in cramoplasty Ward Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011 with a p value 0.039. Based on the results of this research is expected to nurses to provide counseling to patients with diabetes to prevent and minimize the occurrence of complications of diabetic ulcers and provided leaflets for the treatment of diabetic foot.Keyword: Type of Diabetes Mellitus, diabetic ulcer.References: 31 (2001-2011).PENDAHULUANLatar BelakangSistem Kesehatan Nasional (SKN) menyatakan bahwa segala upaya dalam pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif baik sosial maupun ekonomi. Dengan meningkatkan status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahnya umur harapan hidup, maka di Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemiologi. Kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular salah satunya adalah penyakit Diabetes Melitus (DM) (Hastuti, 2008:9).DM merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi batas normal. Penyakit DM disebabkan oleh ada gangguan pada metabolisme insulin, yang berperan penting sebagaimedia transfer glukosa ke dalam sel. Bila metabolisme insulin terganggu maka glukosa tidak dapat masuk kedalam sel akibatnya glukosa akan tetap tinggi didalam darah (Irfannuddin, 2008:186).Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin Palembang kejadian DM setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 angka kejadian DM sebanyak 581 kasus, tahun 2009 sebanyak 621 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 701 kasus (Rekam medik, 2008-2010).Menurut American Diabetes Association (ADA) 2007 klasifikasi tipe DM dibagi empat yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM tipe gestasional (Hastuti, 2008:27).Tipe DM yang paling umum dikenal adalah tipe 1 dan tipe 2. Keduanya memiliki penyebab yang berbeda, dan menyerang kelompok orang yang berbeda. Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin atau hanya dalam jumlah yang sangat sedikit karena pulau-pulau penghasil insulin terganggu atau rusak. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak bisa memenuhi kebutuhan insulin yang menigkat karena kondisi yang disebut resistensi insulin (Nathan & Delahanty, 2009:5).Meningkatnya kadar gula darah, mengakibatkan sistem dalam tubuh terganggu, salah satunya gangguan pada saraf. Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk, jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai, dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan (Maulana, 2008:78).Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penymbuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi (Maulana, 2008:78).Berdasarkan data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) data pada tahun 2003, masalah ulkus diabetik merupakan masalah serius, sebagian besar penderia DM dirawat karena mengalami ulkus diabetik. Angka kematian dan angka amputasi masih cukup tinggi, masing-masing sebesar 32,5% dan 23,5%. Penderita DM paska amputasi sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun dan 37% akan meninggal dalam 3 tahun (Waspadji, 2006 dikutip Hastuti, 2008:12).Menurut penelitian Riyanto (2007) dikutip Hastuti (2008:11), penderita DM berisiko 29 kali akan terjadi ulkus diabetik. Ulkus diabetik merupakan luka terbuka pada kulit yang disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati. Ulkus diabetika mudah berkembang menjadi infeksi karena masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman.Rumusan MasalahKadar gula darah yang tidak terkontrol cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat yang dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis, sehingga akan menyebabkan gangguan pada saraf dan terjadi penurunan sensitifitas (baal) pada daerah ujung tungkai yang akan menjadi ulkus diabetik.Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan yang diteliti, yaitu belum diketahuinya Hubungan antara Tipe DM dengan Kejadian Ulkus Diabetik di Instalasi Rawat Inap Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Tujuan Penelitian Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Tujuan KhususUntuk mengetahui distribusi frekuensi tipe DM di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian ulkus diabetik di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Untuk mengetahui hubungan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Ruang LingkupPenelitian ini termasuk dalam area keperawatan medikal bedah dilaksanakan untuk mengetahui tipe DM yang berhubungan dengan kejadian ulkus diabetik. Variabel penelitian ini adalah tipe DM sebagai variabel independen, dan kejadian ulkus diabetik sebagai variabel dependen. Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita DM dan dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang di ruangan RA, RC, dan RIA selama pengambilan data, yaitu mulai tanggal 13-27 April 2011.Manfaat PenelitianBagi PenelitiUntuk menambah wawasan dan pengalaman dalam penelitian, khususnya dalam bidang Keperawatan, sekaligus sebagai media untuk mengemukakan pendapat secara objektif mengenai antara tipe DM dengan kejadian komplikasi ulkus diabetik pada pasien DM.Bagi Institusi Rumah SakitMemberikan informasi tentang kejadian komplikasi ulkus diabetik pada penderita DM sehingga pihak rumah sakit dapat melaksanakan tindakan yang dapat menekan kejadian ulkus diabetik pada penderita DM melalui program pencegahan kejadian ulkus diabetik. Bagi Institusi PendidikanHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi untuk melengkapi referensi kepustakaan dan bahan pengayaan teori khususnya DM. METODE PENELITIANDesain penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode Survei Analitik melalui pendekatan Cross Sectional. Rancangan penelitian Cross Sectional adalah suatu penelitian yang semua variabelnya, baik variabel dependen maupun independen diobservasi atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010:37).Variabel PenelitianVariabel DependenDalam penelitian ini variabel dependennya adalah kejadian Ulkus diabetik pada pasien DM.Variabel Independen Tipe DM (tipe 1 dan tipe 2).Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi PenelitianMenurut Hidayat (2007:32), populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien penderita DM, baik yang menderita dan tidak menderita ulkus diabetik di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2011.Sampel PenelitianMenurut Hidayat (2007:32), sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 41 responden.Kriteria InklusiPasien yang menderita Diabetes Melitus dan dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang di ruang RA, RC, dan RIA.2. Bersedia menjadi responden dan diwawancara.Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang diruangan RA, RC, dan RIA, mulai tanggal 13-27 April 2011.Tehnik Pengumpulan DataData PrimerData primer diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada pasien DM yang dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.Data primer yang dikumpulkan meliputi data tipe DM (variabel independen) dan ulkus diabetik (variabel dependen). Data SekunderData sekunder diperoleh melalui observasi langsung di ruang IRNA Nonbedah dan melihat tipe DM yang sudah didiagnosa oleh dokter dalam status pasien untuk memastikan tipe DM yang sudah disimpulkan peneliti.Instrumen PenelitianInstrumen penelitian ini meliputi: 1. Untuk variabel tipe DM peneliti menggunakan kuesioner dimana responden mendapatkan pertanyaan2. Untuk variabel ulkus diabetik peneliti menggunakan format lembar check list.Pengolahan dan Analisis DataPengolahan Data Menurut Setiadi (2007:187), data yang terkumpul kemudian diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:Editing, yaitu kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. Pada penelitian ini, peneliti memeriksa kuesioner yang telah diisi oleh responden yang mencakup kelengkapan pengisian yang telah dilakukan oleh responden.Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.Sorting, yaitu mensortir dengan memilih atau mengelompokan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). Peneliti mengklasifikasikan data sesuai dengan jenis permasalahan yang sudah dirumuskan.Entry Data, jawaban-jawaban yang sudah diberikan kode kategori kemudian dimasukan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukan data, boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan komputer. Pada penelitian ini, jawaban-jawaban dari reponden telah dimasukan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data melalui pengolahan komputer.Cleaning, yaitu pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum. peneliti talah memeriksaan kembali apakah terdapat data yang missing kemudian dilakukan pembersihan data.Mengeluarkan informasi : disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini data telah disajikan sesuai dengan tujuan permasalahan yang sudah dirumuskan.Analisis DataSetelah melalui tahapan tersebut, data kemudian diuji dengan menggunakan hubungan antar variabel dengan analisis statistik secara univariat dan bivariat.Analisis Univariat Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari semua variabel penelitian.Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga dapat diketahui hubungan tipe DM dengan kejadian komplikasi ulkus diabetik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square dengan komputerisasi sistem SPSS, karena baik variabel independen maupun variabel dependen merupakan variabel kategorik. Menurut Hasyim (2008:37), dalam pengambilan keputusan statistik dilakukan dengan membandingkan nilai p (p value) dengan nilai (0,05), dengan ketentuan:Bila p value nilai (0,05), maka ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.Bila p value > nilai (0,05), maka tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.Etika PenelitianInformed consent (lembar persetujuan) Subjek mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan untuk penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan pengembangan ilmu.PrivacyPeneliti memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak menginvasi melebihi batas yang diperlukandan kerahasiaan responden tetap dijaga selama penelitian. Responden mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan selama masa penelitian akan disimpan dan dijaga kerahasiaannya.Protection from discomfortResponden diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dalam bentuk apapun.HASIL PENELITIANGambaran Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin Palembang terletak di pusat Kota Palembang dengan bangunan seluas 92.936,37 m2 dan luas lahan 218.455 m2. Pada mulanya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang dibangun pada tahun 1953 yang dibiayai oleh pemerintah pusat atas prakarsa Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Dr. Mohammad Ali (Lie Kiat Teng). Pertimbangan untuk membangun rumah sakit ini karena pada saat itu belum ada rumah sakit yang memadai. Pada tanggal 3 Januari 1957, rumah sakit ini mulai beroperasi yang dapat melayani masyarakat se-Sumatera Bagian Selatan yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bangka Belitung. Pada saat itu RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang baru memiliki pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan fasilitas 78 tempat tidur, yang kemudian melengkapi fasilitas pelayanan laboraturium, apotik, radiologi, emergency, dan peralatan penunjang medik lainnya. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dahulu bernama Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang resmi menggunakan nama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 4 Oktober 1997, berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No : 1297 / Menkes / SK / XI / 1997. Tahun 2000 dengan PP No.122/2000, RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan menjadi salah satu dari 13 rumah sakit pemerintah menjadi rumah sakit perusahaan jawatan di Indonesia dan operasionalnya dimulai tanggal 01 Januari 2002.Tahun 2003 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah menyediakan pelayanan rawat jalan tanpa antri, yaitu di Graha Spesialis, yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan mulai operasional berdasarkan surat keputusan direktur utama No. KR.01.06.1.583. Graha Spesialis tersebut merupakan salah satu pelayanan unggulan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Tanggal 27 Desember 2005 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU) diatur dengan permenkes RI No: 1680/Menkes/pek/XII/2005, sedangkan untuk fasilitas patologi anatomi dan rehabilitas medis akan di tempat kan pada bangunan lain setelah di renovasi pada tahun 2007, demikian juga pembuatan nya akan di lengkapi sesuai dengan standar pelayanan.Seiring dengan perkembangan waktu rumah sakit ini semakin berkembang baik sarana maupun prasarana. Melalui berbagai persiapan dan pembinaan serta penilaian dari tim survei komisi gabungan Akreditasi Rumah Sakit, maka dengan keputusan menteri kesehatan sejak tanggal 12 September 2009 enam belas pelayanan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang telah memperoleh status terakreditasi. Dan saat ini RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang menjadi rumah sakit tipe A dan menjadi rumah sakit terbesar dan sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan se-Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung.Visi Visi RSUP Dr. Mohammad Hoesinn Palembang yaitu: Menjadi rumah sakit pusat pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian yang terbaik dan bermutu se-Sumatera Bagian Selatan.MisiMenyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas tinggiMenyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan.Menyelenggarakan promosi kesehatan.MottoMotto RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yaitu: Kesembuhan dan Kepuasan Anda merupakan Kebahagiaan Kami.TujuanAdapun tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah sebagai berikut:Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi pada kepentingan masyarakat.Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.Menghasilkan tenaga dokter, dokter spesialis dan keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.FungsiAdapun fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah sebagai berikut:Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian dibidang kegawatdaruratan, gastroentrologi, rehabilitasi medis, kardiovaskular, stroke, reproduksi, transplantasi serta pelayanan penunjang.Pelayanan kesehatan lainnya, seperti pendidikan, penelitian dan usaha lain dalam bidang kesehatan.Budaya S :Senyum, sapa, santun semua petugas rumah sakit dalam memberi pelayanan kepada masyarakat harus bersikap ramah tamah dengan menunjukkan air muka yang jernih dan ikhlas. E : Efisien & efektif Dalam melaksanakan semua aktifitas di rumah sakit, petugas harus selalu melakukan efisiensi untuk mencapai tujuan. H :Harmonis terdapat keserasian atau keharmonisan dalam kerjasama antara petugas medis, paramedis dan non medis dengan pasien dan keluarga pasien serta pengguna jasa rumah sakit yang lainnya. A: Akuntabilitas semua kegiatan pelayanan dan transaksi keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. T :Transparansi ada keterbukaan di segenap aspek kegiatan.Gambaran Umum Ruang PenelitianInstalasi Rawat Inap Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang terbagi atas sebelas ruangan yaitu RA, RC, RIA, Paru-paru, Saraf A, Saraf B, Kardiologi, Yasmin, Anyelir, Ket leb, dan Vaviliun Melati. Peneletian ini dilaksanakan di ruangan RA, RC, dan RIA. Setelah melalui observasi awal dimana penderita DM banyak yang dirawat pada ruangan tersebut yaitu dengan akumulasi antara 30-46 pasien perbulan. Gambaran umum ruangan RA, RC, dan RIA adalah sebagai berikut: Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Karakteristik Ruang PenelitianRuanganJumlah PerawatFasilitas Tempat TidurRA2058RC2060RIA1624Dari tabel 5.2 ruangan RA memiliki 20 perawat dan 58 fasilitas tempat tidur, ruangan RC memiliki 20 perawat dan 60 fasilitas tempat tidur, dan RIA memiliki 16 perawat dan 24 fasilitas tempat tidurHasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ruangan RA, RC, dan RIA tahun 2011, data yang dikumpulkan berjumlah 41 sampel. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk teks dan tabel, yaitu adalah sebagai berikut:Analisis UnivariatAnalisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel.Klasifikasi Tipe DMKlasifikasi tipe DM dalam penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu tipe 1 dan tipe 2.Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Tipe Diabetes Melitus di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011Tipe Diabetes MelitusFrekuensiPersentase (%)Tipe 149,8Tipe 23790,2Jumlah41100Berdasarkan tabel 5.3 hasil analisis distribusi frekuensi sebagian besar responden menderita DM tipe 2 yaitu sebanyak 37 responden (90,2%). Kejadian Ulkus DiabetikKejadian ulkus diabetik dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu ulkus diabetik dan tidak ulkus diabetik.Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Kejadian Ulkus Diabetik di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011Ulkus DiabetikFrekuensiPersentase (%)Ulkus3175,6Tidak Ulkus1024,4Jumlah41100Berdasarkan tabel 5.4 hasil analisis ditribusi frekuensi sebagian besar responden mengalami kejadian ulkus diabetik yaitu sebanyak 31 responden (75,6%).Analisis BivariatAnalisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan batas nilai kemaknaan = 0,05. Uji Chi-Square dilakukan dengan bantuan program komputerisasi aplikasi SPSS for windows. Pada uji Chi Square tabel 2 x 2 karena didapatkan sel yang mempunyai nilai Expected Count kurang dari lima, maka digunakan uji alternatif yaitu Fishers Exact Test. Jika nilai P value 0,05, maka ini menyatakan ada hubungan yang signifikan antara variabel tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik.Hubungan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetikTabel 5.5 Distribusi Tipe Diabetes Melitus dengan Kejadian Ulkus Diabetik di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011Tipe Diabetes MelitusUlkus DiabetikJumlahP ValueORUlkusTidak Ulkusn%n%n%Tipe 112537541000,0390,078Tipe 23081,1718,93710012,857Jumlah3175,61024,441100Berdasarkan tabel 5.5 hasil analisis hubungan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik diperoleh sebanyak 1 responden (25%) DM tipe 1 yang terjadi ulkus diabetik, sedangkan DM tipe 2 sebanyak 30 responden (81,1%) yang terjadi ulkus diabetik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p Value = 0,039 (p Value 0,05), sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan juga nilai OR DM tipe 1 = 0,078 dan DM tipe 2 = 12,857, artinya DM tipe 2 mempunyai resiko lebih besar yaitu 12,857 kali untuk mengalami kejadian ulkus diabetik dibandingkan DM tipe 1 yang hanya mempunyai resiko 0,078 kali untuk mengalami kejadian ulkus diabetik.PEMBAHASANPembahasan Hasil PenelitianPenelitian ini menggunakan desain Cross Sectional hanya sebatas mencari hubungan antara variabel tipe DM dengan variabel kejadian ulkus diabetik, uji statistik yang diggunakan adalah uji Chi Square. Instrument pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Nonrandom Sampling, dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Sampel yang didapat selama penelitan berjumlah 41 responden yaitu semua pasien yang menderita DM baik yang ulkus diabetik maupun tidak ulkus diabetik dan dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang di ruang RA, RC, dan RIA, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13-27 April 2011. Pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan bivariat yaitu sebagai berikut: Analisis UnivariatKlasifikasi Tipe DMBerdasarkan hasil analisis univariat dari 41 responden didapatkan DM tipe 1 sebanyak 4 responden (9,8%), sedangkan DM tipe 2 sebanyak 37 responden (90,2%). Sebagian besar pasien yang menderita DM dan dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang menderita DM tipe 2.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Sutanegoro (2009:5); Muchid, dkk (2005:15), mengatakan bahwa DM tipe 2 merupakan tipe DM yang umum dan lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan DM tipe 1. Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi penderita DM, dimana pankreas tetap menghasilkan insulin namun jumlah insulin yang diproduksi tidak mencukupi untuk mengikat gula dalam darah akibat pola makan dan gaya hidup yang kurang baik. Sedangkan menurut Nathan & Delahanty (2009:10), DM tipe 2 sering terjadi karena faktor lingkungan, kurang olah raga, makan berlebihan, dan banyak mengkonsumsi makanan kurang sehat.Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa DM tipe 2 paling banyak terjadi dikarenakan responden mempunyai faktor hereditar, gaya hidup yang kurang baik, dan bertambahnya umur harapan hidup yang dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga berkembang menjadi DM tipe 2. Kejadian Ulkus DiabetikBerdasarkan hasil analisis univariat dari 41 responden didapatkan yang terjadi ulkus diabetik sebanyak 31 responden (75,6%), sedangkan yang tidak terjadi ulkus diabetik sebanyak 10 responden (24,4%). Sebagian besar pasien yang menderita DM dan dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang terjadi ulkus diabetik.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Smeltzer & Bare (2008:1274), mengatakan bahwa 68-81% penderita DM mengalami kejadian komplikasi ulkus diabetik akibat pengontrolan kadar gula darah yang kurang baik dan kurang pengetahuan dalam pencegahan terjadinya komplikasi ulkus diabetik.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian di India oleh Viswanathan, dkk. (2001), dari 1143 responden yang diteliti, didapatkan hasil 71,1% responden yang terjadi ulkus diabetik dan 28,9% responden yang tidak terjadi ulkus diabetik. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Suryatono (1997), sebagian besar penderita DM terjadi ulkus diabetik sebanyak 71% dan yang tidak terjadi ulkus diabetik sebanyak 29%.Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden terjadi ulkus diabetik dikarenakan pengontrolan kadar gula darah yang kurang baik dan kurang pengetahuan dalam pencegahan ulkus diabetik. Hal ini dapat dilihat dari perilaku responden yang tidak pernah memeriksakan gula darah ke pelayanan kesehatan dan pada saat datang ke rumah sakit sudah mengalami kejadian ulkus diabetik.Analisis BivariatHubungan antara Tipe DM dengan Kejadian Ulkus DiabetikBerdasarkan hasil analisis bivariat untuk mencari hubungan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik, dari 41 responden diperoleh sebanyak 1 responden (25%) DM tipe 1 yang terjadi ulkus diabetik, sedangkan DM tipe 2 sebanyak 30 responden (81,1%) yang terjadi ulkus diabetik. Sebagian besar DM tipe 2 yang dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 mengalami kejadian ulkus diabetik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p Value = 0,039 (p Value 0,05), sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan juga nilai OR DM tipe 1 = 0,078 dan DM tipe 2 = 12,857, artinya DM tipe 2 mempunyai resiko lebih besar yaitu 12,857 kali untuk mengalami kejadian ulkus diabetik dibandingkan DM tipe 1 yang hanya mempunyai resiko 0,078 kali untuk mengalami kejadian ulkus diabetik.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Nathan & Delahanty (2009:7); Rubenstein, dkk. (2007:170), mengatakan semua bentuk tipe DM dapat menimbulkan komplikasi kronik yang mempengaruhi pembuluh darah kecil di mata, ginjal, dan sistem saraf. Komplikasi ini berhubungan dengan tingginya kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengakibatkan kebutaan, gagal ginjal, ulkus diabetik dan berisiko diamputasi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Yuwono (2010:107), kejadian ulkus diabetik disebabkan karena kurang baiknya pengontrolan gula darah. Pada penderita DM tipe 1 jarang terjadi komplikasi ulkus diabetik, ini dikarenakan DM tipe 1 sudah terdeteksi sejak dini, sehingga penderita harus diterapi insulin sebagai media untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Pada DM tipe 2 paling sering terjadi ulkus diabetik, ini dikarenakan pada DM tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian di India oleh Viswanathan, dkk. (2001), menyimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap kejadian ulkus diabetik pada DM tipe 2. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian di Kenya oleh Nyamu, dkk. (2003), didapatkan hasil 7% responden yang mengalami ulkus diabetik pada DM tipe 1 dan 61% responden yang mengalami ulkus diabetik pada DM tipe 2. Nyamu, dkk. menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik.Berdasarkan hasil penelitian di IRNA Nonbedah RSPU Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 responden yang menderita DM tipe 2 lebih banyak terjadi ulkus diabetik. Ini dikarenakan DM tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya tidak disadari oleh responden dan menjalani aktivitas yang cenderung dapat menimbulkan kejadian ulkus diabetik, misalnya tidak menggunakan alas kaki yang baik dan benar yang dapat menyebabkan kaki luka sehingga berkembang menjadi ulkus diabetik.Keterbatasan PenelitianRancangan dalam penelitian ini adalah cross sectional, sedangkan rancangan penelitian tersebut mempunyai beberapa kelemahan antara lain tidak dapat menggambarkan perkembangan subjek penelitian secara akurat dan tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan serta kesimpulan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen paling lemah dibandingkan dengan rancangan penelitian lain.Pada saat penelitian dilakukan, peneliti kesulitan mendapatkan waktu yang cukup panjang untuk melakukan wawancara dikarenakan waktu yang digunakan adalah pada saat jam istirahat pasien, selain itu juga pada saat dilaksanakan wawancara terkadang ada gangguan-gangguan yang berdampak pada proses komunikasi yang tidak optimal, sehingga informasi yang didapatkan tidak sesuai dengan keadaan pasien. SIMPULAN DAN SARANSimpulanHasil penelitian yang dilakukan di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang di ruangan RA, RC, dan RIA pada tanggl 13-27 April 2011 dengan jumlah sampel 41 responden. Berdasarkan analisis univariat dan bivariat dapat disimpulkan sebagai berikut:Berdasarkan hasil analisis ditribusi frekuensi sebagian besar responden yang menderita DM yang dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 menderita DM tipe 2 (90,2%).Berdasarkan hasil analisis ditribusi frekuensi sebagian besar responden yang menderita DM yang dirawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 mengalami kejadian ulkus diabetik (75,6%).Ada hubungan yang signifikan antara tipe DM dengan kejadian ulkus diabetik dari 41 responden yang di rawat di IRNA Nonbedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011 dengan nilai p Value 0,039.SaranBerdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut:Bagi Rumah Sakit Bagi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang khusus di IRNA Nonbedah diharapkan kepada perawat dapat memberikan penyuluhan terhadap pasien DM untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya ulkus diabetik dan disediakan leaflet untuk perawatan kaki diabetikBagi Institusi PendidikanPenelitian mengenai Keperawatan Medikal Bedah merupakan bagian yang sangat penting dari ilmu keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kepada institusi pendidikan khususnya PSIK Muhammadiayah Palembang, disarankan agar lebih memfasilitasi mahasiswa dalam melakukan penelitian seperti memperbanyak referensi atau literatur yang berkaitan dengan penelitian demi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Keperawatan Medikal Bedah. Memberikan seminar kepada meahasiswa tentang pencegahan ulkus diabetik pada penderita DM.Bagi Peneliti SelanjutnyaDiharapkan pada mahasiswa yang nantinya juga akan melakukan penelitian dengan masalah tipe DM, hendaknya meneliti kategori tipe DM yang belum diteliti yaitu tipe lain dan gestasional serta menggunakan metode yang berbeda dengan sampel yang lebih banyak.DAFTAR PUSTAKAAffandy, Rio. 2010. Anatomi & Fisiologi Pankreas. (Online).(http://rioaffandy .blogspot.com/2010/04/anatomi-fisiologipankreas.html?zx=563504eaabd00a b45, diakses 27 Februari 2011).Arif. 2010. Ulkus Diabetikum, (Online), (http://abhique.blogspot.com/2008/06/ulkus-diabetikum.html, diakses 14 Februari 2011).Aulia, Nanang F. 2008. Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik. Skripsi sarjana. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Fox, Charles & Anne Kliver. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Tipe 1. Jakarta: Niaga swadaya.Hastuti, Rini T. 2008. Faktor-faktor Resiko Ulkul Diabetika pada Penderita Diabetes Melitus (Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta). Tesis Magister. Semarang: Progaram Studi Megister Epidemiologi Universitas Diponegoro SemarangHasyim, Hamzah. 2008. Ilmu Dasar Keperawatan (Analisis Data). Badan Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah, edisi :2, Jakarata: Salemba Medika.Irfannuddin. 2008. Fisiologi Untuk Paramedis. Palembang: FK-Unsri.Kurniawati. 2010. Teknologi Kesehatan Yang Dapat Dimanfaatkan Oleh Keperawatan. Skripsi sarjana. Jakarta: Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.Maulana, Mirsa. 2008. Mengenali Diabetes Melitus: Panduan Praktis Menangani Penyakit Kencing Manis. Depok: Katahati. Muchid, Abdul, dkk., 2005. Pharmaceutical Care Untuk penyakit Diabetes mellitus. direktorat bina farmasi komunitas dan klinik direktorat jenderal bina kefarmasian dan alat kesehatan departemen kesehatan RIMulyati, Leli. 2009. Pengaruh Masase Kaki Secara Manual Terhadap Sensasi Proteksi, Nyeri Dan Abi Pada Pasien Dm Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Curup Bengkulu. Tesis Magister. Jakarata: FKUINathan, David M & Linda M Delihanty. 2009. Menaklukkan Diabetes. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nyamu, dkk. 2003. Risk Factors and Prevalence Of Diabetic Foot Ulcers At Kenyatta National Hospital, Nairobi. Tesis tidak diterbitkan. Kenya: University of Nairobi.Oqura, Dwi. 2008. Patofisiologi Ulkus Diabetik. (Online). (http://dwimarsudi87-krete.blogspot.com/2009/11/ulkus-diabetik.html, diakses 28 Maret 2011)Purnomo, Heri Djagat. 2006. Gangguan Muskuluskeletal pada Penderita Diabetes Melitus di RSUP. Kariadi Semarang. Skripsi sarjana. Semarang: Fakultas Kedokteran Dipenogoro.Riyanto B, 2007. Infeksi Pada Kaki Diabetik. Dalam : Darmono, dkk., editors. Naskah Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau Dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam, Dalam Rangka Purna Tugas Prof. Dr. dr. Rj Djokomoeljanto. Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang.Rubenstein D, dkk. 2007. Lecture Notes Kedokteran Klinis, edisi keenam. Jakarta: ErlanggaRekam Medik. 2010. Laporan tahunan 2008-2010 IRNA Non Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin PalembangRussel, Dorothy M. 2011. Bebas Dari 6 Penyakit Paling Mematikan. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI).Sari, Epi P. 2009. Hubungan antara Genetik dan Obesitas Terhadap Penyakit Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap (Ra) Rsup Dr. Mohammad Hoesin Palembang. KTI sarjana. Palembang: Politeknik Kesehatan Depkes Palembang Jurusan Keperawatan.Setiadi. 2007. Konsep dan Penelitian Riset Keperawatan, edisi:1. Yogyakarta: Graha Ilmu.Smeltzer & Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,Vol 2. Jakarta:EGCSudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi keempat-jilid III. Badan penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam: FK UI Jakarta.Supartuti. 2008. Gangguan Metabolisme Protein, (Online),(http://aamhabank. blogspot.com/2009/03/.html, diakses 12 Februari 2011Sutanegoro. 2009. Pengertian Umum Diabetes Melitus. (Online). (http://repository. usu.ac.id/bitstream/123456789/20497/4/Chapter%20II.pdf,diakses11 Februari 2011). Utami, Fadiela. 2010. Hidup Sehat Bebas Diabetes & Asam Urat. Yogyakarka: Genius Publisher.Viswanathan, Vijay. 2001. Assessment of Ulcer Related Outcomes in Type 2 Diabetic Patients with Foot Ulceration in India. Disertasi tidak diterbitkan. India: University of India.Wijonarko. 2008. Tehnik Dressing Pada Ulcus Kaki Diabetikum. Jakarta: EGCYuwono, Hendro S. 2010. Ilmu Bedah Vaskuler Sain dan Pengalaman Praktis. Bandung: PT Refika Aditima.