jurnal okeh

Upload: lianurlaila

Post on 06-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    1/16

    KELAYAKAN USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

    TERNAK AYAM RAS PETELUR

    (Business Feasibility and Financing Patterns of Laying Chicken Farm)

    Lia Nurlaila1)

    Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

    [email protected].

    Enok Sumarsih 2)

    Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

    [email protected]

    Djoni 3)

    Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

    [email protected]

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam ras petelur dilihat

    dari aspek finansial, mengetahui jangka waktu pengembalian modal yang diinvestasikan

    pada usaha ternak ayam ras petelur, mengetahui kelayakan usaha jika terjadi perubahan

    harga dan mengetahui pola pembiayaan yang dapat diterapkan pada usaha ayam ras

    petelur. Metode yang digunakan yaitu metode studi kasus pada perusahaan ternak ayam

    ras petelur Risdya Farm di Desa Medanglayang Kecamatan Panumbangan Kabupaten

    Ciamis. Usaha ini dibedakan menurut sistemnya yaitu sistem satu yang memulai

    pemeliharaan ayam dari umur 1 hari (DOC) sampai ayam afkir dengan skala usahasebanyak 6000 ekor dan sistem dua yang memulai pemeliharaan ayam dari umur 13

    minggu sampai ayam afkir dengan skala usaha sebanyak 36088 ekor. Hasil analisis

    diperolehNPVpada sistem satu sebesar Rp. 378.055.273 dan pada sistem dua sebesar

    Rp. 4.387.498.935. Net B/C pada sistem satu sebesar 2,7 dan pada sistem dua sebesar

    5,9. IRR pada sistem satu sebesar 35 persen dan pada sistem dua sebesar 40 persen.

    Nilaipayback periodspada sistem satu yaitu 4 tahun 2 bulan dan pada sistem dua yaitu

    3 tahun 6 bulan. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ayam ras petelur

    Risdya Farm pada sistem satu, akan mengalami kerugian jika kenaikan harga pakan

    lebih dari 8 persen atau penurunan produksi lebih dari 6 persen. Namun jika terjadi

    kenaikan Harga DOC sebesar 40 persen usaha tersebut masih layak dikembangkan.

    Pada sistem dua, akan mengalami kerugian jika kenaikan harga pakan lebih dari 20persen atau penurunan produksi lebih dari 13 persen. Namun jika terjadi kenaikan

    Harga Pullet sebesar 40 persen usaha tersebut masih layak dikembangkan. Pola

    pembiayaan yang dapat diterapkan pada usaha ternak ayam ras petelur yaitu kredit

    investasi dan modal kerja dengan pembayaran kredit sistem rekening koran dengan

    bunga 12 persen pertahun, masa kredit selama 10 tahun. Proporsi antara modal

    pinjaman dan modal pribadi masing-masing 63 dan 37 persen. Besarnya kedit pada

    sistem satu Rp. 652.400.000dan pada sistem dua yaitu sebesar Rp. 3.889.732.682.

    Kata kunci : Analisis Finansial, Ayam Ras Petelur, Pola Pembiayaan.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    2/16

    ABSTRACT

    The research determine the feasibility of laying chicken farming seen from the financial

    aspects, determine the payback period of invested capital on laying chicken farming,

    determine the feasibility of the event of changes in costs and determine the financingpattern that can be applied to laying chicken farming. The method used in this study was

    a cas study on a enterprise of laying chicken farm Risdya Farm in Medanglayang,

    PanumbanganCiamis. This business be distinguished based on the systems, namely

    first system that starting the nursery of chicken from first day old chicken (DOC)

    through rejects, with business scale 6000 tail, and second system that starting the

    nursery of chicken from 13 weeks old chicken through rejects, with business scale

    36088 tail. Based on the results of the NPV analysis on the one system maintenance

    scale of 6.000 tail in the amount of Rp. Rp. 378.055.273 and on the two system

    maintenance scale of 36.088 tail in the amount of Rp. 4.387.498.935. Net B/C on the

    one system by 2.7 and on the two system by 5.9.IRR on the one system by 35 percent

    and on the two system by 40 percent. Payback periods value on the one system that is at

    4 years and 2 months and on the two system that is at 3 years 6 months. Sensitivity

    analysis showed that laying chicken farming of Risdya Farm on the first system, will

    incur a loss if the price of feed increased over 8 percent or decline in production over 6

    percent, but if the DOC price increased by 40 percent this business is still feasible to

    developed. On the second system, this bussines will incur a loss if the price of feed

    increased over 20 percent or decline in production over 13 percent, but if the increase in

    pullet prices by 40 percent of the business is still feasible to developed. Financing

    patterns that can be applied to the laying chicken farming is a pattern of creditinvestment and credit checking accountwith interest payable system each month by 12

    percent, and credit period in 10 years. Proportion between capital loans and private

    capital namely 63 percent and 37 percent. The amount of credit on the first system is

    Rp. 652.400.000 and on the second system amounting to Rp. 3.889.732.682.

    Keywords :financial analysis, layer, lending model.

    PENDAHULUAN

    Peternakan adalah salah satu subsektor di dalam sektor pertanian yangmenyimpan potensi dan prospek yang menjanjikan pada masa yang akan datang. Usaha

    ternak ayam petelur menjadi salah satu alternatif dalam bisnis peternakan di Indonesia.

    Selain mampu menyerap tenaga kerja yang banyak, usaha ini juga punya posisi strategis

    dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan protein hewani.

    Protein hewani yang dapat dikonsumsi oleh manusia diantaranya dari susu, telur

    dan daging. Diantara ketiga protein tersebut yang lebih mampu diterima oleh

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    3/16

    masyarakat yaitu telur. Hal ini disebabkan karena telur memiliki gizi yang populer di

    kalangan masyarakat dan hampir dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat.

    Ayam ras merupakan jenis ayam hasil teknologi pemuliabiakan peternakan yang

    mempunyai mutu genetik, berarti semakin butuh perlakuan manajemen yang tinggi

    pula. Berbeda dengan ayam buras yang mudah menyesuaikan dengan lingkungan, ayam

    ras memerlukan lingkungan yang bersih, tertata rapi, dan tidak menjadi tempat lalu

    lalang manusia. Banyak peternak ayam yang menggampangkan masalah ini sehingga

    mereka tidak berhasil dalam membudidayakan ayam ras dan kembali membudidayakan

    ayam buras yang terbilang mudah.

    Produksi ayam ras di Jawa Barat sendiri tiap tahunnya tidak mengalami

    perubahan yang signifikan. Berbeda dengan ayam buras untuk produksinya dua kali

    lipat lebih banyak dari ayam ras. Hal ini disebabkan karena masih sedikitnya orang yang

    mau berinvestasi dalam usaha ternak ayam ras. Jumlah permintaan yang terus

    bertambah akan telur ayam ras di Jawa Barat tidak sebanding dengan jumlah

    penawaran. Hal ini disebabkan masih sedikitnya orang yang beternak ayam ras petelur

    karena usaha ini membutuhkan modal yang sangat besar serta membutuhkan

    manajemen yang tinggi. Sehingga ini menjadi peluang yang sangat besar untuk lebih

    mengembangkan usaha ternak ayam ras petelur di wilayah Jawa Barat.

    Populasi ternak ayam ras petelur untuk wilayah Priangan Timur paling banyak

    terdapat di Kabupaten Ciamis yaitu sebanyak 2.636.136 tercatat dari tahun 2007-2011.

    Ini menujukkan bahwa Kabupaten Ciamis mempunyai potensi yang besar untuk

    pengembangan peternakan khususnya ayam ras petelur. Kabupaten Ciamis mempunyai

    36 kecamatan, sentra produksi ayam ras petelur terkonsentrasi di beberapa Kecamatan

    diantaranya Kecamatan Cipaku, Kecamatan Sukamantri dan Kecamatan Panumbangan.

    Kecamatan Panumbangan termasuk yang paling rendah dibandingkan KecamatanCipaku dan Kecamatan Sukamantri. Perkembangan usaha ayam ras petelur di

    Kecamatan Panumbangan tergolong belum optimal. Padahal ketika survei pendahuluan

    ke sana, di Kecamatan ini banyak terdapatPoultry Shopyaitu toko yang menjual aneka

    macam pakan ternak, seperti Tanjung Mulya PS, Mulya Jaya PS, Sejahtera PS yang

    sudah berdiri cukup lama.

    Salah satu perusahaan ternak ayam ras petelur yang terdapat di Kecamatan

    Panumbangan yaitu perusahaan ternak ayam ras petelur Risdya Farm yang terletak di

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    4/16

    Desa Medanglayang. Risdya Farm sendiri merupakan usaha yang baru dirintis pada

    tahun 2008, usaha ini masih relatif muda jika dibandingkan dengan perusahaan yang

    berada di wilayah Panumbangan, ini terbukti dari belum dimasukannya perusahaan

    tersebut ke dalam arsip resmi Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. Permodalan masih

    menjadi kendala utama yang dihadapi pelaku usaha tersebut. Sehingga dibutuhkan

    modal dari pihak luar, diantaranya Bank.

    Jika melihat pengetahuan yang dimiliki, pengusaha ternak tersebut masih belum

    mengetahui kelayakan usaha yang baru dirintisnya dari aspek finansial, jangka waktu

    kembalinya modal yang telah diinvestasikan, sejauhmana sensitivitas perubahan harga

    yang mempengaruhi usaha tersebut serta pola pembiayaan yang sesuai dengan usaha

    tersebut. Dengan demikian, Guna mengevaluasi usaha ayam ras petelur dari aspek

    finansial maka perlunya dilakukan studi kelayakan finansial serta dibuat suatu pola

    pembiayaan yang sesuai dengan kondisi dan potensi usaha yang dimiliki oleh

    pengusaha ternak tersebut.

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Studi Kasus

    pada seorang pengusaha ternak ayam ras petelur di Desa Medanglayang Kecamatan

    Panumbangan Kabupaten Ciamis.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data

    primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengusaha ternak dan data

    sekunder diperoleh dari literatur-literatur dan studi pustaka dan dari dinas peternakan.

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan criteria

    investasi. Penilaian kelayakan proyek dengan perbandingan biaya dan benefit yang

    ditransformasikan ke dalam nilai rupiah dan dirangkumkan dalam proyeksi cashflow.Cashflow ini digunakan untuk kriteria investasi yaitu NPV (Net Benefit Value), Net B/C

    (Net Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate Of Return), Payback Periodsdan Analisis

    Sensitivitas, serta analisis pola pembiayaan yang dapat diterapkan pada usaha ayam ras

    petelur ini.

    1) Net Present Value (NPV)

    Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih

    antara benefit(manfaat) dengan cost(biaya) pada Discount Factor (DF) tertentu. NPV

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    5/16

    menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya). Cara

    perhitunganNPV sebagai berikut :

    Keterangan :

    Bt = benefitpada tahun ke-t.

    Ct = biaya pada tahun ke-t.

    i = tingkat bunga yang berlaku.

    n = lamanya periode waktu

    Dari perhitungan tersebut, apabila diperoleh :

    NPV > 0, maka proyek tersebut menguntungkan.

    NPV< 0, maka proyek tidak layak diusahakan.

    2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

    Net B/Cmerupakan perbandingan antara jumlah NPV positifdengan jumlah NPV

    negatif.Net B/Cini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefitakan diperoleh dari

    cost yang dikeluarkan.

    Cara perhitunganNet B/Cadalah sebagai berikut :

    Dari perhitungan tersebut apabila diperoleh :

    Net B/C Ratio> 1, maka proyek layak diteruskan

    Net B/C Ratio< 1, maka proyek tidak layak diteruskan.

    Net B/C Ratio= 1, maka proyek akan cukup menutupi biaya dan investasi selama umur

    proyek.

    3). Internal Rate of Return (IRR)

    IRRadalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui presentase keuntungan dari

    suatu proyek tiap-tiap tahun dan sebagai alat ukur kemampuan proyek dalam

    mengembalikan bunga pinjaman.

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    6/16

    Untuk mencari IRR, maka harus menaikkan Discount Factor (DF) sehingga

    tercapaiNPV = 0 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

    Keterangan :

    IRR = Tingkat keuntungan internal

    NPV = Nilai Rp pada tingkat bunga terendah denganNPVpositif

    NPV = Nilai Rp pada tingkat bunga tertinggi denganNPVnegatif

    i =Tingkat bunga terendah yang memberikan nilaiNPVpositif

    i =Tingkat bunga tertinggi yang memberikan nilaiNPVnegatif

    Dari perhitunganIRRapabila diperoleh :

    IRR> i, maka proyek layak diteruskan.

    IRR< i, maka proyek tidak layak diteruskan.

    IRR= i, maka proyek akan cukup menutupi seluruh biaya dengan tingkat bunga yang

    sedang berlaku.

    4). Payback Periods menurut Abdul Choliq, dkk. (1999) diartikan sebagai jangka

    waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh

    dari suatu proyek.

    Perangkat untuk mengukurpayback periodsyaitu denganNet Benefit Kumulatif.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Asumsi

    Guna menghindari beberapa kondisi yang tidak menentu, maka penelitian ini

    menggunakan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menganalisis

    data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

    a) Selama umur proyek, harga jual produk per kilogram dianggap tetap sesuai dengan

    harga yang berlaku saat penelitian.

    b)

    Selama umur proyek, harga faktor produksi dianggap tetap.

    c) Selama umur proyek, hasil produksi dianggap habis terjual.

    d) Usaha ini dibedakan menurut sistemnya yaitu sistem satu yang memulai

    pemeliharaan ayam dari umur 1 hari (DOC) sampai ayam afkir skala 6000 ekor

    dengan menggunakan kandang DOC dan kandang pullet. Sistem dua yaitu usaha

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    7/16

    yang memulai pemeliharaan ayam dari umur 13 minggu sampai ayam afkir skala

    36088 ekor dengan menggunakan kandangpulletsaja.

    Kebutuhan Biaya Investasi dan Biaya Opeasional

    Biaya investasi yang digunakan pada usaha ayam ras petelur Risdya Farm ini

    antara lain, biaya lahan, biaya pembuatan kandang DOC, biaya pembuatan kandang

    layer, biaya pembelian peralatan produksi, Biaya pembelian DOC, biaya pembelian

    ayampullet, biaya pemeliharaan DOCsampai dengan ayam siap bertelur (18 minggu),

    pembelian pakan, antibiotic, vitamin, vaksin, pembelian kendaraan, kulkas, gudang dan

    tempat pengemasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Komponen Biaya Investasi Sistem Satu dan Sistem Dua pada Usaha Ayam Ras Petelur Risdya

    Farm.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Biaya operasional yang digunakan pada usaha ayam ras petelur Risdya Farm

    antara lain pakan, antibiotik, vitamin, vaksin, biaya tenaga kerja pemeliharaan induk

    ayam, alat tulis kantor, gaji karyawan, rekening listrik dan telepon, pajak mobil, bahan

    bakar minyak, pajak bumi dan bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

    2.

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    8/16

    Tabel 2. Komponen Biaya Operasional Sistem Satu dan Sistem Dua pada Usaha Ayam Ras Petelur

    Risdya Farm.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Penerimaan

    Produksi yang dihasilkan dari usaha ayam ras petelur Risdya Farm ini yaitu :1.Telur ayam

    Jumlah ayam yang diusahakan oleh Risdya farm yaitu sebanyak 42.088 ekor yang

    tersebar di 19 kandang sekitar wilayah Desa Medanglayang. Telur ayam dijual

    dalam satuan kilogram yang dikemas dalam 1 peti yang berisi 15 kilogram telur

    ayam. Penerimaan pertahun sistem satu dan dua dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

    Tabel 3 menunjukkan penerimaan tiap tahun sistem satu sebesar Rp.738.900.000

    untuk tahun ganjil dan Rp. 1.506.150.000 untuk tahun genap, sehingga penerimaan

    selama 10 tahun sebesar Rp. 11.225.250.000. Tabel 4 menujukan penerimaan tiap tahun

    sistem dua sebesar Rp. 3.940.800.000 pada tahun ganjil dan Rp. 8.032.800.000 pada

    tahun genap, sehingga penerimaan selama 10 tahun dari telur ayam sistem dua sebesar

    Rp. 59.868.000.000.

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    9/16

    Tabel 3. Penerimaan Pertahun Sistem Satu

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Tabel 4. Penerimaan Pertahun Sistem Dua.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    2. Ayam afkir

    Nilai jual ayam afkir ini yaitu sebesar Rp. 12.500/kg. Pada sistem satu tiap satu

    kali proses produksi menghasilkan 10.800 kg sehingga penerimaan yang didapat sebesar

    Rp. 135.000.000, sedangkan untuk sistem dua afkir yang dihasilkannya sebanyak

    64.958 kg dan penerimaan yang didapatkannya sebesar Rp. 811.975.000. Penerimaan

    sampingan dari ayam afkir selama 10 tahun untuk sistem satu sebanyak 54.000 kg dan

    untuk sistem dua sebanyak 324.790 kg.3. Kotoran ayam

    Risdya Farm sendiri untuk kotoran ayam sudah ada yang mengontrak tiap

    tahunnya yaitu perusahaan pupuk kandang sebesar Rp. 40.000.000/kandang/periode.

    Biaya-biaya yang dikeluarkan dari mulai pengambilan kotoran sampai pengangkutan

    kotoran sepenuhnya diserahkan kepada perusahaan tersebut. Rincian produksi dan

    penerimaan pengusaha ternak dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6.

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    10/16

    Tabel 5. Rekapitulasi Produksi dan Penerimaan Pada Sistem Satu Risdya Farm.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Total penerimaan yang diperoleh Risdya Farm dari ketiga komoditi tersebut tiap

    tahunnya yaitu sebesar Rp. 2.500.050.000 pada sistem satu, sedangkan untuk sistem dua

    yaitu sebesar Rp. 13.545.575.000.

    Tabel 6. Rekapitulasi Produksi dan Penerimaan Pada Sistem Dua Risdya Farm.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Kriteria Kelayakan Investasi

    Kelayakan investasi ini diukur dengan NPV (Net Benefit Value), Net B/C (Net

    Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), Payback Periods dan Analisis

    Sensitivitas, serta analisis pola pembiayaan.

    NPV (Net Benefit Value)

    NPV menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan biaya

    (cost).Besarnya nilaiNPVyang diperoleh dari sistem satuyaitu Rp. Rp. 378.055.273

    dan pada sistem dua yaitu Rp. 4.387.498.935 dengan suku bunga yang berlaku pada saat

    penelitian yaitu sebesar 12 persen. Hal ini berarti usaha ayam ras petelur Risdya Farm

    ini layak dan menguntungkan untuk diusahakan karenaNPV> 0.

    Net B/C (Net Benefi t Cost Ratio)

    Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari

    cost yang dikeluarkan. Besarnya Net B/Cdari sistem satu yaitu sebesar 2,7 dan sistem

    dua yaitu 5,9. Karena Net B/Clebih besar dari satu, maka proyek tersebut layak untuk

    dikembangkan.

    I RR (Internal Rate Of Return )

    IRRini untuk mengetahui presentase keuntungan tiap tahun dari suatu usaha dan

    sebagai alat ukur kemampuan usaha dalam mengembalikan bunga bank. Besarnya IRR

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    11/16

    pada sistem satu yaitu sebesar 35 persen dan sistem dua yaitu sebesar 40 persen. Hal ini

    berarti, Risdya Farm mampu membayar bunga pinjaman dari bank sebesar 35 persen

    pertahun untuk sistem satu dan sebesar 40 persen untuk sistem dua. Jika dibandingkan

    dengan tingkat bunga yang berlaku yaitu sebesar 12 persen dengan nilai IRR usaha

    ternak ayam ras petelur, maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan karena nilai

    IRRlebih besar dari tingkat bunga bank yang berlaku.

    Payback Periods

    Payback periods menunjukkan waktu pengembalian modal yang akan

    diinvestasikan melalui keuntungan yang diperoleh dari usaha ayam ras petelur. Nilai

    payback periodsyang didapat pada sistem satu skala usaha 6000 ekor yaitu 4 tahun 2

    bulan berarti tingkat pengembalian modal investasi pada usia usaha 4 tahun 2 bulan,

    sedangkan skala usaha 36088 ekor payback periodsnya 3 tahun 6 bulan. Waktu

    pengembalian modal ini lebih rendah dari umur usaha yaitu 10 tahun maka

    pengembangan usaha ini layak dijalankan. Hasil analisis finansial usaha ternak ayam ras

    petelur Risdya Farm dapat dilihat pada Tabel 7.

    Tabel 7. Hasil Analisis Finansial Usaha Ternak Ayam Ras Petelur Risdya Farm

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Analisis Sensitivitas

    Tujuan dilakukan analisis sensitivitas yaitu untuk melihat apa yang terjadi

    dengan usaha jika terjadi perubahan pada biaya dan manfaat seperti adanya kenaikan

    biaya operasional dan penurunan produksi.

    Risdya Farm pernah mengalami berbagai perubahan akibat harga pakan yang

    melambung tinggi akibat berkurangnya pasokan bahan baku dari luar daerah sehingga

    harga pakan yang ditawarkan perusahaan pakan kepada Risdya Farm jauh lebih mahal

    dari biasanya. Sehingga pengeluaran biaya operasional dan biaya investasi untuk pakan

    sangat besar. Pada sistem satu kenaikan harga pakan sebesar 3 persen NPV yang

    didapatkan positif yaitu sebesar Rp. 226.558.233 dengan Net B/Csebesar 1,1 dan IRR

    sebesar 29% dan dapat dikategorikan bahwa usaha tersebut masih layak diusahakan.

    Pada saat kenaikan sebesar 5 persen Net B/Cyang didapatkan kurang dari 1 sehingga

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    12/16

    usaha tersebut tidak memberikan manfaat yang sebanding dengan biaya yang telah

    dikeluarkan dan pada saat kenaikan 8 persen, usaha tersebut sudah tidak layak

    diusahakan karenaNPV< 0, sedangkan pada sistem duakenaikan harga pakan sebesar

    10 persen menghasilkan NPVsebesar Rp. 1.847.652.865, Net B/C sebesar 1,2 dan IRR

    sebesar 31 persen sehingga dapat dikategorikan usaha tersebut layak diusahakan. Pada

    saat kenaikan harga pakan sebesar 15 persen, Net B/Csebesar 0,6 yang dikategorikan

    usaha tersebut tidak memberikan manfaat yang besar sehingga pada saat kenaikan

    sebesar 20 persen usaha tersebut tidak layak diusahakan.

    Disamping masalah kenaikan harga pakan, Risdya Farm juga pernah mengalami

    penurunan produksi. Hal ini disebabkan karena cuaca, rendahnya kualitas pakan, kurang

    baiknya pekerja dalam pemeliharaan ayam, serta umur ayam yang sudah tua. Penurunan

    produksi sistem satu sebesar 1 persen menghasilkan NPVsebesar Rp. 309.046.849,Net

    B/C sebesar 1,9 dan IRRsebesar 35% sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan.

    Namun pada saat penurunan produksi sebesar 3 persen Net B/Cbernilai kurang dari 1

    dan usaha tersebut sudah tidak memberikan manfaat bagi pengusaha. Sehingga pada

    saat kenaikan 6 persen usaha tersebut sudah tidak layak diusahakan. Penurunan

    produksi sistem dua sebesar 5 persen, usaha tersebut masih layak untuk diusahakan. Jika

    penurunan produksi sebesar 10 persen, usaha tersebut tidak memberikan manfaat yang

    berarti, apalagi jika penurunan produksi sebesar 13 persen usaha tersebut tidak layak

    untuk diusahakan.

    Selain terjadinya penurunan produksi, Risdya Farm juga pernah mengalami

    kenaikan harga DOCdan harga pullet yang disebabkan oleh permintaan yang banyak

    yang tidak disertai penawaran oleh perusahaan pembibitan ayam sehingga stok untuk

    ayam dikurangi dan akibatnya harga DOC melambung tinggi. Pada kondisi berikut,

    terjadi kenaikan DOC dan kenaikan pulletmencapai 40 persen namun dalam kondisitersebut perusahaan dapat dikatakan layak karena NPV lebih besar dari satu yaitu

    sebesar Rp. 349.399.273, Net B/Clebih besar dari satu sebesar 2,3 dan IRRlebih besar

    dari discount factor sebesar 35 persen pada sistem satu dan menghasilkan NPV sebesar

    Rp. 2.258.898.778, Net B/C sebesar 1,4 dan IRR sebesar 35 persen pada sistem dua.

    Sehingga dengan adanya kenaikan DOC dan kenaikan pullet tidak terjadi perubahan

    yang signifikan terhadap keadaan perusahaan tidak seperti kenaikan harga pakan dan

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    13/16

    penurunan produksi. Untuk lebih jelasnya tentang perubahan yang terjadi di Risdya

    Farm dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9.

    Tabel 8. Analisis Sensitivitas Sistem Satu

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Tabel 9. Analisis Sensitivitas Sistem Dua.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Pola Pembiayaan

    Pola pembiayaan yang dapat diterapkan untuk usaha ayam ras petelur yaitu pola

    kredit modal kerja dengan menggunakan kredit rekening koran. Hal ini disebabkan

    karena dengan pola pembiayaan kredit rekening koran ini, bunga yang dibayarkan

    sesuai dengan modal pinjaman yang digunakan. Dalam arti modal pinjaman yang tidak

    digunakan oleh peternak, bunganya tidak perlu dibayar. Pembayaran bunga dilakukantiap bulan sebesar 1 persen dari modal pinjaman yang digunakan. Jangka waktu untuk

    kredit rekening koran ini yaitu selama satu tahun dan bisa diperpanjang setelah jatuh

    tempo. Responden dalam hal ini menggunakan pola pembiayaan dengan kredit rekening

    koran dari Bank Nasional Indonesia (BNI) Kabupaten Ciamis dengan besarnya

    pinjaman sebesar Rp. 4.500.000.000. dan sisanya merupakan modal sendiri sehingga

    proporsi antara modal pinjaman dan modal pribadi yaitu 63 pesen merupakan modal

    pinjaman bank dan 37 persen merupakan modal pribadi. Maka pada sistem satu yang

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    14/16

    dibutuhkan pengusaha ternak yaitu sebesar Rp 652.400.000. dan pada sistem dua yaitu

    sebesar Rp. 3.790.800.000.

    Tabel 10. Kebutuhan Dana Investasi Usaha Ternak Ayam Ras Petelur

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Kredit dari perbankan diasumsikan dengan masa pengembalian pokok pinjaman

    dan angsuran bunga selama 10 tahun.

    Tabel 11. Rekapitulasi Angsuran Kredit Investasi Sistem Satu.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    Tabel 12. Rekapitulasi Angsuran Kredit Investasi Sistem Dua.

    Sumber : data primer (diolah), 2013.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Usaha ternak ayam ras petelur Risdya Farm yang bertempat di Desa Medanglayang

    layak untuk dikembangkan dengan melakukan perluasan usaha dan menambah

    kapasitas ayam ras berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh :

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    15/16

    a) NPVpada sistem satu sebesar Rp. 378.055.273 dan pada sistem dua sebesar Rp.

    4.387.498.935.

    b)

    Net B/Cpada sistem satu sebesar 2,7 dan pada sistem dua sebesar 5,9.

    c)

    IRRpada sistem satu 35 persen dan pada sistem dua sebesar 40 persen.

    2. Nilaipayback periodspada sistem satu pada umur usaha 4 tahun 2 bulan, sedangkan

    pada sistem dua yaitu pada umur usaha 3 tahun 6 bulan.

    3. Analisis sensitivitas menunjukan bahwa :

    a) Usaha ayam ras petelur Risdya Farm pada sistem satu yaitu jika kenaikan harga

    pakan sebesar 8 persen, penurunan produksi sebesar 6 persen, usaha tersebut

    sudah tidak layak dikembangkan, akantetapi kenaikan harga DOC sebesar 40

    persen usaha tersebut masih layak dikembangkan.

    b) Usaha ayam ras Risdya Farm pada sistem dua yaitu jika kenaikan harga pakan

    sebesar 20 persen, penurunan produksi sebesar 13 persen, usaha tersebut sudah

    tidak layak dikembangkan, akantetapi kenaikan harga Pullet sebesar 40 persen

    usaha tersebut masih layak dikembangkan.

    4. Pola pembiayaan yang dapat diterapkan pada usaha ternak ayam ras petelur yaitu

    kredit modal kerja secara rekening koran dimana mutasi penarikan dan

    penyetorannya dilakukan pada rekening pinjaman. Pembayaran bunga tiap bulan

    sebesar 1 persen dan sebesar 12 persen jika pembayaran dilakukan tiap tahun

    dengan proporsi antara modal pinjaman dan modal pribadi yaitu 63 pesen

    merupakan modal pinjaman bank dan 37 persen merupakan modal pribadi.

    Angsuran pokok pinjaman dan bunga selama 10 tahun. Maka pada sistem satu kredit

    investasi yang dibutuhkan pengusaha ternak yaitu sebesar Rp. 652.400.000dan pada

    sistem dua yaitu sebesar Rp. 3.889.732.682.

    Saran

    1. Bagi usaha ternak ayam ras petelur dalam skala kecil maupun besar, khususnya

    Risdya Farm sebaiknya lebih memilih skala pemeliharan dari mulai DOC, hal ini

    disebabkan terkodinirnya kebutuhan ayam dan terpeliharanya ayam dari pakan

    yang buruk yang dapat menghambat proses pertumbuhannya.

    2. Bagi peternak ayam ras petelur yang akan mengembangkan usahanya menjadi skala

    pemeliharaan besar untuk memilih peminjaman kredit kepada perbankan dengan

  • 7/21/2019 Jurnal Okeh

    16/16

    kredit rekening koran karena bunga yang dikenakan sangat kecil dan perhitungan

    bunganya sesuai pokok pinjaman yang digunakan.

    3.

    Bagi pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan terhadap usaha mandiri

    seperti ini karena dengan adanya usaha ini dapat memberikan manfaat secara tidak

    langsung yaitu dapat meningkatkan perekonomian daerah setempat, disamping itu

    juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita dan Sumarana Hasan, 1999. Evaluasi Proyek.Pionir

    Jaya, Bandung.

    Bachrawi Sanusi. 2000. Pengantar Evalusai Proyek. Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, Jakarta.

    Bambang Suharno. 2003.Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.

    . 2011.Agribisnis Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Bumi Merdeka. 2010. Sukses Beternak Ayam Petelur. Atma Media Press, Jakarta.

    Clive Gray, Payaman Simanjuntak, Lien K. Sabur, P.F.L. Maspaitella. 1985. Pengantar

    Evaluasi Proyek.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. 2011. Laporan Tahunan Tahun 2009-2011.Ciamis.

    Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2011. Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2007-

    2011.Jawa Barat.

    Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2011. Statistik Peternakan. Jawa Barat.

    Hadiwidjaja, Rivai Wirasasmita, 1991.Analisis Kredit. Pionir Jaya, Jakarta.

    Kadariah. 1988.Evaluasi Proyek Analisis Ekonomis. LPFE-UI, Jakarta.

    Said Rusli. 1984.Pengantar Ilmu Kependudukan.Lembaga Penelitian, Pendidikan danPenerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta.

    Sanapiah Faisal. 2007. Format- Format Penelitan Sosial. Raja Grafindo Persada,

    Jakarta.

    Thomas Suyatno, H.A. Chalik, Made Sukada, C. Tinon Yunianti Ananda, Djuhaepah T.

    Marala, 2003.Dasar-Dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.