bab 2 - review kebijakan
TRANSCRIPT
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 1/36
REVIEW KEBIJAKAN
SEKTOR PENGELOLAAN AIR MINUM
2.1
Kebijakan Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
2.1.1
Tujuan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang,
baik yang berada di daerah perkotaan maupun yang tinggal di daerah perdesaan, akan sangat
membutuhkan ketersediaan air minum yang memadai secara berkelanjutan. Untuk itu disusunlah visi
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 2/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
2.1.2 Sasaran
Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum dan peraturan lainya serta skenario pengembangan SPAM, Sasaran dari Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui perpipaan dan non-
perpipaan terlindungi, antara lain sebagai berikut :
1. Tewujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga terjangkau
dengan peningkatan cakupan pelayanan melalui system perpipaan yang semula 18% pada tahun
2004 menjadi 32% pada tahun 2009 dan selanjutnya meningkat menjadi 60% pada tahun 2015.
2. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air dengan menekan tingkat
kehilangan air direncanakan hingga pada angka 20% dengan melibatkan peran serta masyarakat
dalam dunia usaha.
3. Penurunan prosentase cakupan pelayanan air minum dengan sistem non-perpipaan terlindungi
pada tahun 2004 sebesar 37,47% menjadi 33% pada tahun 2009 dan 20% pada tahun 2015,
sehinggga presentase penggunaan SPAM melalui sistem non-perpipaan tidak terlindungi
semakin menurun dari tahun ke tahun.
4. Pembiayaan pengembangan SPAM meliputi pembiayaan SPAM meliputi pembiayaan untuk
membangun memperluas serta meningkatkan sistem fisik (teknik) dan sistem non fisik SPAM
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 3/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
2.2
Perkembangan Sistem Penyediaan Air MInum Di Indonesia
Pada tahun 2002 dalam pertemuan KTT Bumi (World Summit for Sustainable Development ) di
Johannesburg, Pemerintah Indonesia, sebagai yang mewakili suara rakyat Indonesia, telah sepakat
untuk melaksanakan program “Millennium Development Goals” (MDG). Salah satu agenda dari MDG
berbunyi “reduce by halve the proportion of people without sustainable access to safe drinking
water ”. Dengan menggunakan tahun 2015 sebagai horizon mencapai Millennium Development Goals
(MDG), maka pernyataan agenda tersebut dapat diterjemahkan bahwa pada tahun 2015 cakupan
penduduk yang memperoleh kemudahan pelayanan penyediaan air minum adalah separuh
presentase penduduk yang belum memperoleh kemudahan akses air minum ditambah presentase
penduduk yang telah memperolehnya pada saat ini.
Kondisi pelayanan saat ini, berdasarkan catatan yang ada, menunjukkan bahwa tingkat pelayanan air
minum nasional dengan sistem perpipaan tidak lebih dari 20% penduduk dan apabila dipilih berdasar
tingkat pelayanan rata-rata penduduk perkotaan dan perdesaan, angka yang diperoleh adalah 39%
dan 8% saja. Namun disamping dengan sistem perpipaan, sebagian besar penduduk memperoleh
akses air minumnya melalui sistem non perpipaan terlindungi, yang terdiri dari pompa air, sumur
terlindungi dan mata air terlindungi Definisi terlindungi dalam hal ini menyangkut jaminan dari segi
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 4/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Gambar 2.1
Persentase Akses Terhadap Air Minum di Indonesia dan Sasasan MDG(Sumber : Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milennium
(Millenium Development Goals))
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 5/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Sebagaimana disebutkan dalam kesepakatan Dublin-Rio, pengelolaan air minum harus dipandang
berdasarkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach). Karena itu, rendahnya peningkatan
persentase cakupan pelayanan di Indonesia sampai saat ini (khususnya sistem perpipaan) harus
dipandang sebagai bentuk kausalitas dari aspek-aspek yang melingkupi pengelolaan air minum itu
sendiri, yang terdiri dari :
Aspek teknis, dari sudut aspek teknis, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya cakupan
pelayanan dipengaruhi oleh operasi dan pemeliharaan sarana prasarana air minum yang tidak
sesuai standard, sumber air baku yang mulai terbatas, jam operasi yang terbatas, dan tingkat
kehilangan air yang masih tinggi (di atas 30%).
Aspek keuangan, dari sudut aspek keuangan, kendala yang dihadapi antara lain tarif yang
berlaku belum mencapai cost recovery, bahkan untuk mengcover biaya operasi dan
pemeliharaan yang sesuai kebutuhan/standard saja, masih mengalami kesulitan, terbatasnya
sumber pendanaan, dan kewajiban pengembalian hutang yang cukup besar.
Aspek kelembagaan, dari aspek kelembagaan, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya
kualitas dan kapabilitas manajemen dan SDM pengelola.
Aspek legal dan peran serta masyarakat/swasta, kendala yang dihadapi pada aspek legal dan
t k t li b k it it ih l h k bij k
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 6/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Banyak investasi berupa hasil pembangunan sarana prasarana penyediaan air minum yang tidak
termanfaatkan ataupun berfungsi dengan baik karena tidak dikelola dan dipelihara sesuai standar
(tidak berorientasi pada prinsip keberlanjutan atau sutainable system). Hal ini berlaku baik pada
investasi penyediaan air minum di perkotaan maupun perdesaan. Untuk wilayah perkotaan, yang
sebagian besar menggunakan sistem perpipaan, kendala operasi dan bersumber dari kendala internal
dan eksternal PDAM. Sedang untuk wilayah perdesaan, kendala bersumber dari ketidakmampuan
ataupun keengganan masyarakat untuk mengoperasikan maupun memelihara sarana air minum yang
terbangun.
Pembangunan dan pengelolaan sarana prasarana penyediaan air minum dilakukan masih
berdasarkan penetapan kebutuhan dari pemerintah pusat (supply driven) yang bersifat general atau
standar untuk tiap kota/daerah yang tidak mencitrakan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya
sesuai kondisi karakteristik wilayahnya. Hal ini juga menjadi pemicu yang mengarah pada kegagalan
program.
Beberapa kendala yang dihadapi berkaitan dengan upaya melaksanakan pola pendekatan yang
tanggap kebutuhan (demand responsive approach) antara lain :
B l d k k h k t t t l d k t i i
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 7/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
2.3
Paradigma Baru Undang-Undang Sumber Daya Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, sebagai dasar
pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum selama ini, pada dasarnya telah
memberikan andil yang cukup besar dalam mewujudkan Pengembangan Sistem Air Minum sehingga
hampir semua pemerintah daerah telah memiliki rencana Sumber Daya Air. Sejalan dengan
perkembangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, beberapa pertimbangan yang telah
diuraikan sebelumnya, dan dirasakan adanya penurunan kualitas air pada sebagian besar wilayah
menuntut perubahan pengaturan dalam Undang-Undang tersebut.
Beberapa perkembangan tersebut antara lain (i) situasi nasional dan internasional yang menuntut
penegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi, dan keadilan dalam rangka
penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; (ii) pelaksanaan kebijakan otonomi
daerah yang memberikan wewenang yang semakin besar kepada pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum sehingga pelaksanaan kewenangan
tersebut perlu diatur demi menjaga keserasian dan keterpaduan antar daerah, serta tidak
menimbulkan kesenjangan antardaerah; dan (iii) kesadaran dan pemahaman masyarakat yang
ki ti i t h d b d i l k t bi l k
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 8/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Penyusunan DED Air Minum yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya tampung
lingkungan, serta didukung oleh teknologi yang sesuai akan meningkatkan keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan subsistem. Hal itu berarti akan dapat meningkatkan kualitas air yang ada. Karena
pengelolaan subsistem yang satu berpengaruh pada subsistem yang lain dan pada akhirnya dapat
mempengaruhi sistem penyediaan air minum secara keseluruhan, pengaturan penataan menuntut
dikembangkannya suatu sistem keterpaduan sebagai ciri utama. Hal itu berarti perlu adanya suatu
kebijakan nasional tentang pengembangan penyediaan air minum yang dapat memadukan berbagai
kebijakan pemanfaatan air. Seiring dengan maksud tersebut, pelaksanaan pembangunan yang
dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, baik pada tingkat
pusat maupun pada tingkat daerah, harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pemanfaatan sumber air minum oleh siapa pun tidak boleh bertentangan dengan
rencana pengembangan sistem penyediaan air minum.
2.4
Adanya Isu-Isu Strategis Tentang Pengembangan Air Minum
Berdasarkan data dari BPS pusat sepanjang tahun 2004 terdapat 3.249 jiwa yang menderita penyakit
kib b k k di i i i d i i T d i i i di ki k k
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 9/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Penggundulan hutan telah tidak terkendali sehingga semakin mengganggu ketersediaan air
baku. Sedangkan sumber air baku terutarna air permukaan mengalarni pencemaran yang
semakin meningkat akibat domestik, industri dan pertanian. Sehingga ketersediaan air baku
semakin tidak bisa dijamin, baik kuantitas dan kualitas.
Air baku di sebagian besar wilayah Indonesia sebenarnya tersedia dengan cukup, tetapi
terancam keberadaannya akibat pengelolaan yang buruk, baik oleh pencemaran maupun
kerusakan alam yang menyebabkan terhambatnya konservasi air.
Di sebagian wilayah Indonesia seperti Kalimantan dan sebagian Sumatera air baku sulit
diperoleh karena kondisi alamnya sehingga masyarakat harus mengandalkan air hujan atau
air permukaan yang tidak sehat.
Akibat kerusakan alam, semakin banyak wilayah yang rawan bencana air, kekeringan di
musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan.
2. Interpretasi UU no 32 tahun 2004 Tidak Mendorong Pengembangan dan Kerjasama Antar
Daerah Dalam Penyediaan Air Minum.
UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air telah mengamanatkan dibentuknya Dewan Air untuk
manajemen air secara terpadu dan Badan Pengatur untuk mengurusi air minum. Tetapi
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 10/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk memperoleh air
daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal ini menunjukkan ketidak adilan dalam
mendapatkan akses pada air minum.
Walaupun sudah terdapat program program air minum dan sanitasi untuk masyarakat
berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum menunjukkan peningkatan
yang berarti. Perlu dukungan kebijakan yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air
minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
4. PDAM Tidak Dikelola Dengan Prinsip Kepengusahaan
Air minum perpipaan sebagai sistem pelayanan air minum yang paling ideal hingga saat ini
baru dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia. Secara nasional, cakupan air
perpipaan baru sekitar 17%, meliputi 32% di perkotaan dan 6,4% di perdesaan.
Pada umumnya PDAM secara rata rata nasional mempunyai kinerja yang belum memenuhi
harapan. Seperti tingkat pelayanan yang rendah (32%), kehilangan air tinggi (41%), konsumsi
air yang rendah (14 m3/bulan/RT).
Biaya produksi tergantung dari sumber air baku yang digunakan oleh PDAM. Namun secara
umum biaya produksi untuk sernua jenis air baku ternyata lebih tinggi daripada tarif. PDAM
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 11/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Pengawasan/akuntabititas terhadap pengelolaan penyedia air minum masih lemah, belum
ada sanksi untuk penyelenggara air minum yang tidak memberikan pelayanan sesuai dengan
syarat yang ditentukan. Badan pengawas masih lemah/kurang berfungsi.
Berdasarkan uraian diatas, dari 300 lebih PDAM yang ada di Indonesia, sebagian besar
mengalami kendala dalam memberikan pelayanan yang baik akibat berbagai persoalan, baik
aspek teknis (air baku, unit pengolah dan jaringan distribusi yang sudah tua, tingkat
kebocoran, dan lain lain) maupun aspek non teknis (status kelembagaan PDAM, utang,
sulitnya menarik investasi swasta, pengelolaan yang tidak berprinsip kepengusahaan, tarif
tidak full cost recovery, dan lain lain).
5. Kualitas Air Belum Memenuhi Syarat Air Minum
Kualitas yang diterima pelanggan dari PDAM masih berkualitas air bersih, belum memenuhi
syarat kualitas air minum. Padahal didalam peraturan sudah diisyaratkan bahwa yang dimaksud
dengan air minum adalah air yang bisa dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu.
Masyarakat tidak memahami akan hak haknya untuk memperoleh air yang sesuai dengan
persyaratan air minum yang ada, sehingga masyarakat sering menerima saja apa yang diterima
d i di i i S d k PDAM tid k h i f ik k lit i i
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 12/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
minum yang merupakan hajat hidup orang banyak tidak terdapat sumber dana murah yang bisa
diakses oleh PDAM.
Sumber pembiayaan sampai saat ini masih mengandalkan pinjaman dan hibah yang semakin
terbatas jumlahnya, dan belum berkembang sumber pendanaan alternatif seperti obligasi. Dilain
pihak terdapat Pemerintah Kota/Kabupaten yang mempunyai pendapatan yang tinggi dari PAD
atau Bagi Hasil (PPn, PPh, dan PBB), namun kurang mempunyai perhatian terhadap
pengembangan sektor air minum.
7. Kelembagaan Pengelolaan Air Minum Yang Ada Sudah Tidak Memadai Lagi Dengan
Perkembangan Saat Ini
Fungsi PDAM sampai saat ini operator penyedia air minum dan sekaligus sebagai pengatur
kebijakan air minum didaerah. Disamping itu terdapat ambiguitas misi PDAM, karena
ketidakjelasan antara misi sosial dan misi komersial.
Sementara itu dalam UU No 7 tahun 2004 (SDA) telah mengamanatkan pembentukan badan
pengatur yang bertujuan untuk pengembangan sistem penyediaan air minum dan sanitasi, yang
sampai saat ini belum terbentuk.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 13/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Belum terdapat skema pembiayaan yang mendukung keterlibatan swasta datam penyediaan air
minum. Umumnya swasta mendapat pembiayaan dari bank dengan bunga komersial, sehingga
biaya keuangan yang tinggi mengakibatkan tarif yang tinggi dan membebani pelanggan.
Ketentuan pengaturan tarif air minum yang saat ini berlaku, harus mendapat persetujuan oleh
DPRD. Ketentuan ini mengakibatkan swasta merasa kepentingannya kurang terlindungi.
9.
Kemitraan Pernerintah dan Masyarakat Dalam Penyediaan Air Minum Kurang Berkembang
Peran serta masyarakat datam penyelenggaraan penyediaan air minum masih terbatas.
Kelembagaan masyarakat yang tertibat dan berkecimpung dalam penyediaan air minum
tidak berkembang.
Pemahaman Masyarakat Tentang Air Minum Tidak Mendukung Pengembangan Air Minum
Sebagian besar masyarakat Indonesia, menyediakan air minum secara mandiri, tetapi tidak
tersedia cukup informasi tepat guna hal hal yang terkait dengan persoalan air, terutama
tentang konservasi dan pentingnya menggunakan air secara bijak. Masyarakat masih
menganggap air sebagai benda sosial.
Masyarakat pada umumnya tidak memahami prinsip pertindungan sumber air minum tingkat
h k k l li k S d k b i b k ( i)
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 14/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Sejalan dengan pelaksanaan UU No. 32/Tahun 2004 tentang otonomi daerah dan UU No. 33/Tahun
2004 tentang perimbangan keuangan daerah, pemerintahan daerah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam melaksanakan pembangunan. Di lain pihak, dengan otonomi ini memberikan tugas
yang lebih besar kepada daerah untuk membangun daerahnya. Dengan demikian pemerintah
Kabupaten/Kota dituntut harus mampu menyediakan pelayanan umum yang prima dan
berkelanjutan mengacu pada standar pelayanan yang minimal yang secara adil harus disediakan
kepada semua golongan termasuk kepada masyarakat miskin. Untuk melaksanakan kewajiban
tersebut tentunya akan memerlukan kapasitas pembiayaan yang kuat, efektif dan efisien, serta
akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan prioritas investasi.
Terminologi air minum sebagaimana yang dianut oleh seluruh negara dalam kaitannya dengan
penyediaan air layak minum saat ini telah merupakan ‘official words’ bagi Pemerintah Indonesia.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum maka praktis Pemerintah Indonesia telah sejajar dengan bangsa-bangsa lain
di dunia yang akan menyediakan air yang layak minum bagi masyarakatnya.
Dalam Peraturan Pemerintah tersebut definisi air minum adalah air minum rumah tangga yang
l l i l h l h hi k h d
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 15/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
2.5
Rencana Tata Ruang Kabupaten Sumedang 2009 – 2029 (Revisi)
2.5.1 Rencana Tata Ruang
Kabupaten Sumedang dalam sistem perkotaan Nasional maupun Provinsi (RTRWN dan RTRWP Jawa
Barat), telah ditetapkan sebagai berikut :
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung Kawasan Perkotaan Bandung Raya (diluar Kabupaten
Sumedang);
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon (diluar Kabupaten Sumedang);
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kadipaten (diluar Kabupaten Sumedang);
Pusat Kegiatan Lokal (PKL/Pusat Kabupaten), yang terletak di Kabupaten Sumedang.
Sejalan dengan kriteria PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah kawasan perkotaan yang berperan menjadi
pusat koleksi dan distribusi skala kabupaten atau beberapa kecamatan, yang pusatnya berada di
Sumedang Kota, dimana secara konfigurasi wilayahnya perencanaan DED Air Minum ini terliputi,
yaitu :
Kecamatan Sumedang Utara;
Kecamatan Sumedang Selatan.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 16/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 17/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 18/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Pusat Pelayanan Kawasan/Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PPK/PKLp/Pusat WP)
Sejalan dengan kriteria Pusat Pelayanan Kawasan (PPK/PKLp/Pusat WP) ke depan akan semakin
pesat, maka pusat kegiatan tersebut adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat
maupun ruang air yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan dalam
segala aspek pengembangan wilayah untuk mendorong pertumbuhan bagi wilayah tersebut.
Pusat WP ini, merupakan kawasan yang mempunyai keterkaitan fungsional antar wilayah dan
kemudahan pelayanan antar pusat-pusat pengembangan atau lingkup wilayah yang lebih luas
dari beberapa kecamatan. Untuk Pusat WP di Kabupaten Sumedang ini bila dilihat dari
konfigurasi wilayahnya akan terbagi menjadi 5 (lima) WP yang meliputi Pusat WP Sumedang Kota
(sebagai PKL, PPK/PKLp, dan sekaligus sebagai PPL).
Arahan Pengembangan;
Pusat pemerintahan dan puseur budaya sunda melalui peningkatan aksesibilitas dan atau
interkoneksi sebagai pelayanan skala kabupaten/regional, dengan fungsi pendukung pusat
perdagangan dan jasa, kawasan perkotaan, permukiman skala besar, pariwisata dan
pertanian/agribisnis dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
i il h
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 19/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Membatasi kegiatan perkotaan yang membutuhkan lahan luas dan potensial
menyebabkan alih fungsi lahan lindung dan sawah.
Membatasi perkembangan kegiatan perkotaan yang menarik arus migrasi masuk tinggi.
Mengembangkan sistem transportasi massal.
2. Mendorong pengembangan wilayah, meliputi:
Memprioritaskan investasi untuk mengembangkan kawasan sesuai dengan arahan
rencana tata ruang.
Mendorong kegiatan ekonomi berbasis pertanian, pariwisata, industri dan
perdagangan/jasa;
Memprioritaskan pengembangan infrastruktur wilayah.
Menjamin ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana permukiman yang memadai.
3. Membatasi pengembangan wilayah, meliputi:
Mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan lindung yang telah ditetapkan.
Meningkatkan produktivitas lahan dan aktivitas budidaya secara optimal denagn tetap
memperhatikan fungsi kawasan lindung yang telah ditetapkan.
Meningkatkan akses menuju dan keluar kawasan.
Meningkatkan sarana dan prasarana permukiman.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 20/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Masyarakat di Kabupaten Sumedang dalam memanfaatkan prasarana air bersih, diperoleh dari mata
air, air tanah (sumur) dan air permukaan dengan sistem pengelolaan air perdesaan, sementara
sistem air bersih perpipaan masih terbatas diperkotaan yang dipasok oleh PDAM Tirta Medal. Untuk
lingkup pelayanan perpipaan ini, meliputi:
Kecamatan Sumedang Utara, yaitu; Desa Girimukti, Jatihurip, Jatimulya, Kebonjati, Kotakaler,
Margamukti, Mekarjaya, Mulyasari, Padasuka, Rancamulya, Situ dan Desa Talun;
Kecamatan Cimalaka, yaitu; Desa Cibeureum Kulon, Cibeureum Wetan, Cimalaka, Citimun,
Galudra, Licin, Mandalaherang, Naluk, Nyalindung, dan Desa Serang;
Kecamatan Jatinangor, yaitu; Desa Cibeusi, Cikeruh, Cilayung, Ileles, Cipacing, Hegarmanah,
Megargalih dan Desa Sayang;
Kecamatan Tanjungsari, yaitu; Desa Cijambu, Cinanjung, Gudang, Gunungmanik, Jatisari,
Kutamandiri, Margajaya, Margaluyu, Raharja, dan Desa Tanjungsari;
Kecamatan Pamulihan, yaitu; Desa Ciptasari dan Desa Tanjungsari;
Kecamatan Sukasari, yaitu; Desa Genteng, Sukarapih dan Desa Sindangsari;
Kecamatan Sumedang Selatan, yaitu; Desa Cipameungpeuk, Kotakulon, Margamekar,
Pasangrahan, Regolwetan, dan Desa Sukajaya.
Kecamatan Cisarua, yaitu; Desa Cisalak dan Desa Cisarua.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 21/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
dimaksud adalah yang merupakan pusat dengan hierarki atau fungsi sebagai PKL, PPK/PKLp dan PPL
terutama yang terletak atau dilalui Jalan Arteri Primer, Jalan Kolektor Primer dan Jalan Lokal Primer -
1, yang membutuhkan dan memungkinkan dapat dijangkau dengan sistem gravitasi. Untuk upaya-
upaya kedepan dalam rangka memasok kebutuhan air bersih, perlu diupayakan dam-dam
kecil/kantong-kantong air/penampungan air pada kawasan lindung maupun daerah tangkapan air
yang seterusnya diolah untuk didistribusi melalui pipanisasi kepada masyarakat.Khusus untuk
Kawasan Perkotaan, disamping didistribusi melalui PDAM, maka perlu disiapkan sistem resapan air
hujan, yang sekaligus sebagai pengendali banjir dan pasokan untuk cadangan air tanah.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 22/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Gambar 2.5
Rencana Sistem Penyediaan Air Bersih Kabupaten Sumedang
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 23/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
2.6
Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Sumedang
Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta
dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan berbagai masukan dari berbagai pihak
pada saat proses penyusunan RPJPD, maka visi pembangunan Kabupaten Sumedang Tahun 2005-
2025 adalah ”KABUPATEN SUMEDANG SEJAHTERA, AGAMIS, DAN DEMOKRATIS PADA TAHUN 2025”.
Visi tersebut dapat diringkas menjadi ”SUMEDANG SEHATI”, yang diartikan sebagai kabupaten yang
makin kokoh dan berdaya juang tinggi dalam membangun daerahnya dengan dilandasi orientasi
masyarakat berupa:
1. Perilaku yang berpegang pada prinsip sauyunan, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean.
Maknanya adalah dalam lingkungan kehidupan berpemerintahan dan bermasyarakat, senantiasa
mengedepankan kepuasan dalam layanan pemerintahan dan pembangunan diberbagai bidang
melalui pola kemitraan, permusyawarahan, transparansi, saling percaya serta senantiasa
proporsional dalam mendistribusikan hak dan kewajiban diantara stakeholders pemerintahan
guna mewujudkan kemajuan pembangunan daerah yang dikehendaki masyarakat daerah.
2. Masyarakat yang telah mengedepankan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam mengelola
permasalahan dan kebutuhan masyarakat daerah.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 24/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
1. Misi Pertama, Mewujudkan Masyarakat Madani yang Berpendidikan, Berbudaya dan Berpola
Hidup Sehat, adalah membangun masyarakat Sumedang yang berbudaya mulia dan mandiri yang
memiliki akses terhadap pendidikan formal yang berkualitas, dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, dengan mendorong kesetaraan gender, memiliki tingkat pendidikan dan
kompetensi yang didasari ilmu pengetahuan dan teknologi berdaya saing, mengutamakan pola
hidup sehat sejahtera secara jasmani, rohani dan sosial, sehingga berada dalam kondisi stabil
yang mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, kesalehan
sosial dengan mencerminkan pola perilaku silih asah, silih asih, silih asuh, akhirnya tercipta
keluarga yang dapat menjadi tempat persemaian nilai budaya, pendidikan dan kesehatan.
2. Misi Kedua, Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan yang
Berbasis pada Agribisnis, Pariwisata dan Industri, adalah mengembangkan dan memperkuat
keterkaitan antar sektor perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional dan
internasional, dengan berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif,
dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi sosio ekonomi lokal terutama dalam agribisnis,
pariwisata dan industri yang mengindahkan kearifan budaya lokal dan kesinambungan
lingkungan hidup. Perkembangan ekonomi daerah didukung oleh kerjasama antara domain
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 25/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
4. Misi Keempat, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, adalah mewujudkan
penyelenggaraan akuntabilitas Pemerintahan Daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah
serta tugas pembantuan yang proporsional, meningkatkan aksesibilitas, transparansi,
pengawasan masyarakat dalam penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah, meningkatkan
penyelenggaraan pelayanan masyarakat yang makin efisien dan efektif dan peningkatan
pelayanan prima pada setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, meningkatkan
profesionalisme aparatur dan efisiensi birokrasi dalam kerangka reformasi birokrasi yang makin
mantap, mewujudkan kemitraan yang serasi antara legislatif dengan eksekutif,
menyelenggarakan otonomi desa yang makin efektif, serta mewujudkan ketentraman dan
ketertiban masyarakat yang lebih baik.
5. Misi Kelima, Mewujudkan Masyarakat yang Demokratis dalam Kesetaraan Gender
Berlandaskan Hukum dan Hak Asasi Manusia, adalah mewujudkan penyelenggaraan
kelembagaan demokrasi daerah, baik pada suprastruktur maupun infrastruktur politik serta
meningkatkan budaya hukum dan HAM, meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam
penyusunan kebijakan, mewujudkan kemitraan dengan media dalam bentuk penyampaian
kepentingan masyarakat daerah serta meningkatkan penegakan hukum secara adil dalam
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 26/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
2. Kesejahteraan Masyarakat adalah terwujudnya suatu kondisi kesejahteraan masyarakat melalui
pemenuhan kebutuhan dasar dibidang pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kehidupan yang
layak bagi masyarakat, serta pemenuhan kebutuhan sarana prasarana infrastruktur daerah
dalam mendorong aktivitas perekonomian daerah dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
3. Akselerasi Pencapaian Visi Sumedang 2005-2025 adalah merupakan percepatan terwujudnya
masyarakat Kabupaten Sumedang yang Sejahtera, Agamis dan Demokratis (Sumedang Sehati)
pada tahun 2025 yang direalisasikan melalui tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah 5
(lima) tahunan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sumedang dari tahap 1 sampai dengan tahap ke 4. Akselerasi pencapaian Visi Sumedang
dimaksud dalam Visi ini, fokusnya lebih diarahkan pada prioritas tahapan RPJMD ke 2 untuk
kurun waktu pelaksanaan tahun 2009-2013 sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJPD
2005-2025, dengan fokus pada 41 prioritas pembangunan 5 tahun ke 2 sebagai berikut :
1. Melanjutkan fokus pembangunan daerah pada RPJMD ke-1 yang dapat memperkuat capaian
RPJMD ke-2.
2. Pengembangan pendidikan jalur non formal.
3. Peningkatan perintisan penerapan wajar dikdas 12 tahun.
4. Peningkatan pemberian dukungan subsidi untuk siswa berprestasi pada perguruan tinggi .
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 27/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
15. Pengembangan sistem pembiayaan kesehatan.
16. Pengembangan Tanaman Obat, Obat Tradisional dan Pengobatan Tradisional.
17. Pengembangan kearifan budaya daerah sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan
masyarakat.
18. Pemeliharaan dan pemantapan penanaman nilai-nilai luhur dalam proses pendidikan pada
setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk membangun masyarakat madani.
19. Peningkatan advokasi dan sosialisasi untuk mengembangkan budaya daerah yang inovatif.
20. Pengembangan dan penyelarasan budaya baru hasil akulturasi untuk mengantisipasi
perubahan zaman.
21. Penguatan usaha perekonomian mikro, kecil dan menengah di daerah.
22. Peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang berkualitas disertai perbaikan dalam
distribusi pendapatan antar wilayah.
23. Pemantapan sinergisitas antara Industi Besar dengan Industri Kecil Menengah (IKM)
sehingga tercipta penguatan masing-masing skala usaha
24. Pemantapan infrastruktur ekonomi dan sosial pada daerah daerah yang dijadikan sentra
pengembangan industri manufaktur dan perdagangan daerah serta sektor jasa lainnya.
25. Penguatan dalam fasilitasi kelembagaan-kelembagaan keuangan yang menopang aktivitas
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 28/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Jatigede, kawasan industri dan kawasan koridor jalan tol) termasuk kawasan perbatasan
dengan kabupaten tetangga, merevisi rencana tata ruang yang telah ada, serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
36. Peningkatan penegasan batas daerah.
37. Pengembangan kemitraan sejajar antara legislatif dengan eksekutif.
38. Pemantapan reformasi, membangun jatidiri dan kreatifitas birokrasi daerah melalui
penyempurnaaan sistem remunarasi, sistem karier dan besaran jumlah pegawai .
39. Mempertahankan dan pemantapan ketahanan mental ideologi Pancasila bagi seluruh warga
masyarakat melalui pendidikan, kegiatan, pembinaan dan pengembangan serta pengawasan.
40. Pemantapan dalam pewarisan nilai-nilai kejuangan bangsa .
41. Pemantapan konsolidasi dan dukungan fasilitasi pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014.
Konsep akselerasi sebagaimana tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
VISI SUMEDANG
SEHATI
2005-2025
5 MISI
RPJMD KE- 1
2005-2008
OPERASIONALISASI
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 29/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Daerah dimaksud diharapkan dapat menjadi langkah implementasi yang strategis untuk mencapai
sasaran prioritas pembangunan pada RPJMD tahap ke -2 Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk
kurun waktu 2009-2013.
2.6.3 Misi Pemerintah Kabupaten Sumedang 2009-2013
Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka dirumuskan 4 (empat) misi yang memuat
tujuan dan sasaran strategi pembangunan dalam periode kepemimpinan Kepala Daerah terpilih,
sebagai berikut :
1. Mewujudkan kualitas SDM aparatur dan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika, bermoral
baik yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan Kepada Tuhan YME.
2. Mewujudkan kualitas menejemen pemerintahan daerah yang semakin baik.
3. Mewujudkan ketahanan pangan dan perekonomian daerah yang tangguh yang bertumpu pada
potensi sumberdaya daerah secara berkelanjutan.
4. Mewujudkan tata kelola lingkungan dan manajemen bencana yang semakin baik.
Kebijakan dan sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi tersebut adalah sebagai berikut :
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 30/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
a. Meningkatnya kesempatan kerja melalui peningkatan investasi dan padat karya.
b. Meningkatnya ketersediaan SDM, tenaga kerja yang memenuhi standar kompetensi dan
wirausahawan
c. Meningkatnya kesejahteraan petani, buruh dan masyarakat miskin lainnya
Misi-2:
Mewujudkan kualitas menejemen pemerintahan daerah yang semakin baik
Kebijakan dan sasaran yang hendak dicapai dalam misi-2 adalah sebagai berikut:
Kebijakan 3:
Memberikan insentif dan disinsentif yang berbasis kompetensi kinerja, serta peningkatan
fungsi dan peran kelembagaan Pemerintah Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Desa dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, dengan sasaran:
a. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah, kecamatan, kelurahan
dan desa.
b. Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur diberbagai tingkatan pemerintahan.
c. Meningkatnya perbaikan kesejahteraan aparatur di daerah.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 31/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
g. Meningkatnya penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur pertanian.
h. Meningkatnya keanekaragaman produk pangan daerah.
Kebijakan 5:
Meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan
ekonomi rakyat, dengan sasaran:
a. Meningkatnya produktivitas lembaga ekonomi rakyat (UMKM).
b. Meningkatnya kemudahan akses pasar bagi dunia usaha.
c. Meningkatnya fasilitasi permodalan dan intermediasi perbankan dalam menggerakan
sektor ekonomi riil.
d. Meningkatnya agribisnis yang berbasis komoditas unggulan daerah.
e. Meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah.f. Meningkatnya industri kecil dan menengah yang berbasis potensi daerah.
g. Berjalannya kemitraan strategis antara UMKM, BUMN dan Pengusaha Besar.
h. Terbentuknya lembaga keuangan desa.
Misi-4:
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 32/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
c. Meningkatnya kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam
pelestarian lingkungan dan pengelolaan kawasan lindung.
Kebijakan 8:
Meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyediaan Jaringan jalan dan jembatan, irigasi, air
bersih serta infrastruktur lainnya di daerah, dengan sasaran:
a. Meningkatnya Kondisi Jaringan Irigasi.
b. Meningkatnya Kondisi Jalan dan Jembatan.
c. Meningkatnya cakupan layanan air bersih.
d. Meningkatnya fasilitasi persiapan pembangunan jalan tol Cisumdawu, Bendung Jatigede,
dan bendung-bendung lapang.
e. Meningkatnya Pengelolaan Persampahan dan limbah di Daerah perkotaan dan kawasanindustri.
f. Pemantapan Perencanaan Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang.
g. Meningkatnya kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan dan
pemeliharaan infrastruktur daerah.
h. Meningkatnya Fasilitas Sarana Prasarana Perhubungan.
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 33/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
jumlah penduduk wilayah Kabupaten Sumedang. Perkembangan sambungan langganan air bersih
dari Tahun 2005 – 2009 (September), ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Perkembangan Sambungan Langganan PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang
No.Cabang / Unit
Pelayanan
T a h u n
2005 2006 2007 2008 2009
1. Sumedang Kota 6.722 6.722 6.699 6.734 6.7512. Darmaraja 458 460 485 485 485
3. Situraja 1.560 1.566 1.555 1.570 1.576
4. Wado 1.896 1.876 1.896 1.909 1.912
5. Tanjungsari 3.998 3.938 3.829 3.853 3.847
6. Cimalaka 2.602 2.532 2.471 2.435 2.421
7. Tanjungkerta 516 602 386 375 362
8. Paseh 2.503 2.511 2.514 2.524 2.524
9. Ujungjaya 1.720 1.829 1.822 1.839 1.862
10. Tomo 1.768 1.795 1.799 1.826 1.840
11. Jatinangor 1.917 1.902 1.867 1.886 1.898
Jumlah 25.733 25.733 25.323 25.436 25.505
Sumber : PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Tahun 2009
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 34/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
83,85556,317
88,74571,658
52,60130,168
76,18419,864
24,30430,462
36,94636,069
40,08444,843
42,24533,781
13,7499,369
7,28510,631
8013,372
10,056744
5,9986,3525,312
8,9991,7803,1013,831
1,998
- 20,000 40,000 60,000 80,000 100,00
0
SUMEDANG UTARA (16.40 %)CIMALAKA (16.64 %)
JATINANGOR (8.21 %)TANJUNGSARI (14.84 %)
PAMULIHAN (1.52 %)SUKASARI (11.18 %)
SUMEDANG SLTN (13.20 %)CISARUA (3.75 %)
TOMO (24.68 %)UJUNGJAYA (20.85 %)
SITURAJA (14.38 %)PASEH (24.95 %)
DARMARAJA (4.44 %)WADO (6.92 %)
JATINUNGGAL (9.07 %)TANJUNGKERTA (5.91 %)
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiw a)
Jumlah Penduduk Jiwa Terlayani
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 35/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Pengembangan :
Meningkatkan kapasitas sumber air baku menjadi 256 l/d pada tahun 2010 dan 451 l/det pada
tahun 2014
Meningkatkan jumlah sambungan langganan
Meningkatkan cakupan pelayanan menjadi 20 %
Meningkatkan pendapatan
Beberapa permasalahan yang ada di PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang, berkaitan dengan
sistem penyediaan air bersih diantaranya adalah :
Adanya sarana dan prasarana sistem penyediaan air minum yang tidak optimal.
Adanya sarana dan prasarana sistem penyediaan air minum yang sudah rusak dan melebihi umur
pakainya.
Laju pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan tingkat perkembangan SPAM
Terjadi penurunan ketersediaan air baku hampir di setiap sumber air.
Masih rendahnya cakupan pelayanan (14 %)
Tingginya tingkat kehilangan air (41 %)
7/23/2019 Bab 2 - Review Kebijakan
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-review-kebijakan 36/36
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 2 - Halaman 36
Tabel 2.2
Kondisi Teknis
No Pelayanan/Cabang Jumlah SL Asal Air Pengolahan/OperasionalVolume Produksi
(L/det)
12
3
4
5
6
7
8
9
1011
12
Sumedang UtaraSumedang selatan
Situraja
Darmaraja
Cimalaka
Tanjungkerta
Paseh
Tanjungsari
Jatinangor
TomoUjungjaya
Wado
6.6831.555
474
2.481
434
2.510
3.859
1.821
1.798
1.8211.891
Mata Air CipanteneunMata Air Cipongkor
Sungai Citekin
Mata air Cicaneang
Mata Air Cikukulu
Mata Air Paniis
Sumur Bor I
Sumur Bor II
Mata Air Cibuntu
Sumur Bor I
Sumur BOr II
Sungai Goa Walet
Sungai CigendelSumur Bor
Sungai Goa Walet
Sumur BOr 1
Sumur Bor 2
Mata Air Cioray Gede
Mata Air Cioray Gede
Sungai Cimanuk
Mata Air Citamba
Desinfeksi/GravitasiDesinfeksi/Gravitasi
WTP/Gravitasi
Desinfeksi/Gravitasi
Desinfeksi/Gravitasi
Desinfeksi/Gravitasi
Desinfeksi/Pompa-Gravitasi
Desinfeksi/Pompa-Gravitasi
Desinfeksi/Gravitasi
Desinfeksi/Pompa-Gravitasi
Desinfeksi/Pompa-Gravitasi
SSF/Gravitasi
WTP/Pompa-GravitasiPompa
SSF/Gravitasi
Pompa
Pompa
Desinfeksi/Gravitasi
Desinfeksi/Gravitasi
WTP/Pompa-Gravitasi
Desinfeksi/Gravitasi
36,086,42
38,00
8,72
2,51
0,50
11,00
6,42
2,38
2,21
17,83
15,63
10,833,50
14,67
4,38
4,38
15,69
10,17
10,96
4,54
Total 25.327 226.81
Sumber : RPJM Kabupaten Sumedang Tahun 2009