kelompok 4 pengaruh akrual atas penyajian lapkeu pemerintah

Upload: kakakchen

Post on 10-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    1/17

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangLaporan keuangan pemerintah pada dasarnya adalah suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah

    kepada para pemangku kepentingan yang menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangandan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah selaku entitas pelaporan dalam suatu periode

    pelaporan. Laporan keuangan tersebut terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi

    yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,

    mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya

    terhadap peraturan perundang-undangan. Secara garis besar, laporan keuangan pemerintah merupakan

    suatu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD.

    Penyusunan laporan keuangan pemerintah bukanlah merupakan kesukarelaan semata tetapi

    merupakan amanat dalam pengelolaan keuangan negara sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang

    Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pasal 32 undang-undang tersebut mengamanatkan

    bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

    dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah telah menyusun Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

    24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dalam rangka peralihan basis akuntansi

    pemerintah dari kas menjadi akrual. Basis akrual dipilih karena mencerminkan penyelenggaraan tata

    kelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan menyajikan hak dan kewajiban pemerintah

    secara lebih akuntabel dan komprehensif.

    PP Nomor 24 Tahun 2005 merupakan peraturan yang menjembatani perubahan dari basis kas ke basis

    akrual karena masih mengakomodasi penggunaan basis kas dalam laporan keuangan pemerintah.

    Peraturan tersebut mengatur pengakuan dan pengukuran pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan

    basis kas, sedangkan pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, dan ekuitas melalui basis akrual. Secara

    keseluruhan, pengaturan ini dikenal sebagai basis cash towards accrual (CTA). Penetapan Peraturan

    Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintahan untuk penerapan basis akrual

    penuh (paripurna) menyebabkan PP Nomor 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Menurut Lampiran I.02 PSAP 01 dalam Paragraf 8 PP Nomor 71 Tahun 2010, basis akrual adalah basis

    akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu

    terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Waktu pencatatan

    (recording) dalam akuntansi basis akrual disesuaikan dengan saat terjadinya arus sumber daya sehingga

    dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

    Terdapat perbedaan mendasar antara basis kas dan basis akrual khususnya mengenai pengakuan

    pendapatan dan belanja yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, pemerintah

    memilih menggunakan basis akrual dalam pencatatan dan pelaporan akuntansi karena manfaatnya yang

    lebih baik dalam menunjang transparansi pengelolaan pemerintahan. Diharapkan makalah singkat ini

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    2/17

    mampu mengidentifikasi pengaruh-pengaruh basis akrual terhadap laporan keuangan pemerintah

    sehingga mampu memberikan pemahaman yang lebih baik menuju penerapan basis akuntansi akrual

    pada tahun 2014.

    B.

    Perumusan Masalah1. Bagaimana pengaruh basis akrual terhadap Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan

    Operasional (LO)?

    2. Bagaimana pengaruh basis akrual terhadap Neraca?3. Bagaimana pengaruh basis akrual terhadap Laporan Arus Kas (LAK)?

    C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui pengaruh basis akrual terhadap LRA dan LO.2. Mengetahui pengaruh basis akrual terhadap Neraca.3. Mengetahui pengaruh basis akrual terhadap LAK.

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    3/17

    PEMBAHASAN

    1. Pengaruh Basis Akrual terhadap NeracaNeraca adalah laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, ekuitas dan kewajiban.

    Perbedaan basis akrual dengan basis cash toward accrual dalam hal neraca terdapat pada klasifikasiekuitas. Pada basis cash toward accrualekuitas terbagi menjadi

    1. Ekuitas dana lancar,Selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek, termasuk sisa lebih pembiayaan

    anggaran/saldo anggaran lebih.

    2. Ekuitas dana investasi,Kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya,

    dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.

    3. Ekuitas dana cadangan,Kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan.

    Penyajian laporan keuangan berbasis akrual untuk ekuitas tidak terbagi atas ekuitas dana lancar,

    ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan. Ekuitas didefinisikan hanya sebagai kekayaan bersih

    pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan. Nilai

    saldo ekuitas yang disampaikan di neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

    Di samping perbedaan dalam hal ekuitas, terdapat sedikit perbedaan dalam hal pengakuan dan

    pengukuran untuk beberapa pos dalam neraca antara basis akrual dan basis kas menuju akrual. Hal ini

    dapat dijabarkan yaitu :

    1. Persediaana. Perbedaan dalam hal pengakuan yaitu pada basis kas menuju akrual persediaan pada akhir

    periode akuntansi dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Sedangkan, pada basis akrual

    catatan persediaan pada akhir periode akuntansi disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.

    b. Dalam hal pengukuran persediaan berdasarkan basis akrual, penilaian persediaan dapatmenggunakan metode matematis (FIFO atau rata-rata tertimbang) atau harga pembelian terakhir

    apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis.

    2. Investasia. Pengakuan investasi dalam basis akrual disebutkan bahwa dalam menentukan apakah suatu

    pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang

    menjadi investasi memenuhi kriteria pengakuan investasi yang pertama dalam Lampiran PP

    Nomor 71 Tahun 2010, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomi

    dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang berdasarkan bukti-bukti yang

    tersedia pada saat pengakuan yang pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang cukup bahwa

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    4/17

    manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa potensial yang akan diperoleh memerlukan suatu

    jaminan bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset tersebut dan akan menanggung

    risiko yang mungkin timbul. Kriteria pengakuan investasi kedua adalah dapat diukur secara

    memadai dan biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaksi pertukaran atau pembelian yang

    didukung dengan bukti yang menyatakan/mengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam haltertentu, suatu investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya perolehannya, atau

    berdasarkan nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang demikian, penggunaan nilai

    estimasi yang layak dapat digunakan.

    b. Pengukuran investasi dalam basis akrual menyebutkan bahwa diskonto atau premi padapembelian investasi diamortisasi selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo

    sehingga hasil yang konstan diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang

    diamortisasi tersebut dikreditkan atau didebetkan pada pendapatan bunga, sehingga merupakan

    penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat investasi (carrying value)tersebut.

    3. Aset Tetapa. Pengukuran aset tetap berdasarkan basis akrual menyebutkan bahwa pengukuran dapat

    dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap

    yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang dikonstruksi/dibangun

    sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak

    eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang

    digunakan dalam proses konstruksi.

    2. Pengaruh Basis Akrual terhadap Laporan Operasional (LO)Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan

    entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari

    suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan

    Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual

    accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca

    mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan. Struktur Laporan Operasional mencakup

    pos-pos sebagai berikut:

    1) Pendapatan-LO,2) Beban,3) Transfer,4) Surplus/Defisit dari operasi,5) Kegiatan non-operasional,6) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa,7) Pos Luar Biasa,

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    5/17

    8) Surplus/Defisit-LO.Pada basis cash toward accrual,Laporan Operasional disebut dengan nama Laporan Kinerja Keuangan

    dan bersifat opsional. Dalam laporan ini entitas melaporkan secara transparan besarnya sumber daya

    ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang ditanggung untuk menjalankan kegiatan

    pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan penambah atau pengurang ekuitas/kekayaanbersih entitas pemerintahan bersangkutan. Informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja Keuangan

    sekurang-kurangnya meliputi:

    9) Pendapatan dari kegiatan operasional,10)Beban berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi ekonomi,11)Surplus atau defisit.

    Berikut ini akan dijelaskan beberapa perbedaan antara pos-pos pada akuntansi pemerintahan

    berbasis akrual dengan berbasis cash toward accrual(CTA). Pada basis akrual yang diatur dalam PP 71

    Tahun 2010, unsur Belanja dipisahkan dengan unsur Beban. Beban digunakan dalam Laporan Operasional

    yang diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat

    ekonomi atau potensi jasa. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau

    terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Unsur Belanja digunakan dalam Laporan

    Realisasi Anggaran yang diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum

    Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening

    Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran

    pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang

    mempunyai fungsi perbendaharaan. Sedangkan dalam CTA hanya dikenal istilah belanja. Dalam Laporan

    Operasional dinyatakan adanya beban penyusutan aset tetap sedangkan dalam Kerangka Konseptual PP

    Nomor 24 Tahun 2005 tidak dinyatakan. Penyusutan aktiva tetap pada basis cash toward accrualbersifat

    opsional dan hanya sebagai sarana untuk menentukan nilai bersih suatu aset dan belum diwajibkan. Pada

    akuntansi berbasis akrual, disamping untuk menentukan nilai bersih suatu aset, penyusutan juga sebagai

    bentuk alokasi biaya atas perolehan aset tetap yang dilaporkan pada laporan operasional (LO) sebagai

    salah satu komponen yang menentukan kinerja suatu instansi. Sedangkan untuk pendapatan pada

    akuntansi berbasis akrual dibedakan menjadi pendapatan-LO dan pendapatan-LRA, pada CTA hanya

    pendapatan. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran

    masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum

    Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan. Aset donasi diakui sebagai pendapatan operasional

    sedangkan pada basis CTA diakui sebagai pendapatan pemerintah dan belanja modal.

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    6/17

    3. Pengaruh basis akrual pada Laporan Realisasi AnggaranLaporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya

    keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara

    anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

    Pada dasarnya, perubahan dari sistem cash toward acrual(CTA) ke akrual menyebabkan perubahan

    yang tidak terlalu signifikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Pada kedua basis tersebut, LRA

    masih berdasarkan basis kas dimana penerimaan ataupun pengeluaran diakui pada saat kas benar-benar

    masuk atau keluar dari rekening negara. Perubahan yang terlihat hanya terletak pada akun-akun yang

    terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran tersebut.

    Perubahan tersebut menyebabkan beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:

    1. Pada basis CTA, LRA terdiri dari 4 unsur utama yaitu Pendapatan Negara & Hibah, Belanja Negara,Surplus/Defisit Anggaran, dan Pembiayaan. Sementara pada basis akrual, LRA terdiri dari 4 unsur

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    7/17

    namun dengan nama yang berbeda yaitu: Pendapatan, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan. Di sini

    terlihat bahwa ada beberapa perubahan seperti dihilangkannya istilah hibah dari unsur pertama,

    hilangnya kata negara di unsur kedua, serta perubahan pada unsur ketiga.

    2. Pada basis CTA, bagian pendapatan negara & hibah terdiri dari 3 bagian yaitu penerimaan perpajakan,penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan hibah. Pada basis akrual, istilah penerimaanberubah menjadi pendapatan sehingga pendapatan terdiri dari: pendapatan perpajakan,

    pendapatan negara bukan pajak, dan pendapatan hibah.

    3. Pada basis CTA, unsur belanja modal masuk dalam bagian belanja pemerintah pusat dan transfer kedaerah masuk dalam unsur belanja negara. Dalam basis akrual, belanja dibagi menjadi 2 bagian yaitu

    belanja operasi dan belanja modal. Artinya, transfer ke daerah dipisahkan menjadi unsur utama

    tersendiri dan tidak masuk dalam unsur belanja.

    4. Pada basis CTA, transfer ke daerah terdiri dari 2 bagian: dana perimbangan dan dana otonomi khusus& penyeimbang. Pada basis akrual, transfer ke daerah dibagi menjadi: dana perimbangan dan transfer

    lainnya. Dana otonomi khusus dimasukkan ke dalan akun transfer lainnya.

    5. Surplus/defisit merupakan salah satu unsur utama di basis CTA (akun ketiga), namun dalam basis CTA,surplus/defisit hanya muncul sebagai sub akun setelah jumlah pendapatan, belanja, dan transfer

    dicari dan diketahui selisihnya.

    6. Pembiayaan dalam basis CTA lebih sederhana karena hanya mencatat 2 jenis yaitu pembiayaan dalamnegeri dan pembiayaan luar negeri. Dalam basis akrual, akun pembiayaan dibuat lebih detail yang

    mana akun tersebut dibagi 2 bagian: penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan terdiri dari

    penerimaan pembiayaan dalam negeri dan penerimaan pembiayaan luar negeri. Sementara

    pengeluaran terdiri dari pengeluaran pembiayaan dalam negeri dan pengeluaran pembiayaan luar

    negeri.

    Secara umum, dapat terlihat bahwa perubahan-perubahan yang ada adalah dalam hal lebih detailnya

    beberapa akun yang ada di dalam LRA. Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan Laporan Realisasi

    Anggaran berbasis CTA dengan akrual, berikut disajikan contoh isi tabel LRA tersebut:

    1. LRA berbasis CTA

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    8/17

    2. LRA berbasis akrual

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    9/17

    Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,

    belanja, transfer, dan pembiayaan.

    Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atauoleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun

    anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh

    pemerintah.

    2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yangmengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

    diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

    3. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitaspelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

    4. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh padakekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun

    anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    10/17

    pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

    Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran

    pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman

    kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

    1.

    Struktur Laporan Realisasi AnggaranLaporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,

    surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya

    dalam satu periode.

    Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan secara jelas, dan diulang pada setiap

    halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut:

    a. Nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;b. Cakupan entitas pelaporan;c. Periode yang dicakup;d. Mata uang pelaporan; dane. Satuan angka yang digunakan.2. Periode dan Isi Laporan Realisasi Anggaran

    Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi

    tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Realisasi Anggaran tahunan disajikan

    dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek dari satu tahun, entitas mengungkapkan

    informasi sebagai berikut:

    a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Realisasi Anggaran dan catatan-catatan

    terkait tidak dapat diperbandingkan.

    Manfaat suatu Laporan Realisasi Anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat

    pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat dijadikan

    pembenaran atas ketidakmampuan entitas pelaporan untuk menyajikan laporan keuangan tepat

    waktu. Suatu entitas pelaporan menyajikan Laporan Realisasi Anggaran selambat-lambatnya 6 (enam)

    bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

    Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur

    pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang

    wajar. Laporan Realisasi Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,

    surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan

    lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi

    pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang

    material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka

    yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    11/17

    3. Akuntansi Laporan Realisasi Anggarana. Akuntansi Anggaran

    Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen

    yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari

    anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi

    pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari

    apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan

    terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi anggaran

    diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan anggaran dialokasikan.

    b. Akuntansi PendapatanPendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

    Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Transfer masuk adalah penerimaan

    uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat

    dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi. Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan

    berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

    jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

    Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel

    terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses

    belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

    Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan

    perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

    Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan

    pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

    pengurang pendapatan-LRA.

    Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan

    pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai

    pengurang pendapatan- LRA pada periode yang sama.

    Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan

    pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo

    Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

    Akuntansi pendapatan-LRA disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai

    dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan

    daerah.

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    12/17

    c. Akuntansi BelanjaBelanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

    Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat

    pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi

    perbendaharaan.Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan

    perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Belanja diklasifikasikan menurut

    klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.

    d. Akuntansi Surplus/DefisitSelisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos

    Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja selama

    satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan belanja

    selama satu periode pelaporan.

    e. Akuntansi PembiayaanPembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan

    maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran

    pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus

    anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi.

    Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok

    pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

    f. Akuntansi Penerimaan PembiayaanPenerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah

    antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi

    perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga,

    penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.

    Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

    Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

    membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan

    dengan pengeluaran). Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan.

    g. Akuntansi Pengeluaran PembiayaanPengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah

    antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah,

    pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan

    dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum

    Negara/Daerah.

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    13/17

    h. Akuntansi Pembiayaan NetoPembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi

    pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu.

    Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode

    pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.i. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

    SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama

    satu periode pelaporan.

    Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta penerimaan dan

    pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA. Sisa

    lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke Laporan

    Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

    4. Pengaruh Basis Akrual Terhadap Laporan Arus Kasa. Laporan Arus Kas hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

    Pada basis cash toward accrualarus masuk dan kas keluar diklasifikasikan berdasarkan:

    1) Aktivitas operasi2) Investasi aset non keuangan,3) Pembiayaan, dan4) Non anggaranPada basis akrual arus kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan berdasarkan:

    1) Aktivitas operasi2) Investasi3) Pendanaan, dan4) Transitoris.

    b. Entitas pelaporan arus kas basis akrual adalah sama dengan entitas pelaporan arus kas basis cashtoward accrual. Hanya saja pada entitas pelaporan arus kas basis akrual ditambahkan paragraf

    masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat.

    c. Arus masuk kas untuk aktivitas operasi pada basis akrual adalah sama dengan arus kas masukuntuk aktivitas operasi pada basis cash toward accrual. Hanya saja pada arus kas basis akrual

    ditambahkan akun penerimaan lain-lain/penerimaan dari pendapatan luar biasa. Akun ini dicatat

    saat terjadinya penerimaan, bukan pada saat diterimanya kas pada Rekening Kas Umum Negara.

    Pada basis akrual terdapat istilah pos luar biasa yang tidak terdapat pada basis cash toward

    accrual. Akun Penerimaan Lain-lain/Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa adalah pendapatan

    luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    14/17

    diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas

    bersangkutan.

    d. Arus masuk kas untuk aktivitas investasi pada basis cash toward accrual adalah sama dengan arusmasuk kas untuk aktivitas investasi pada basis akrual. Hanya saja pada arus kas masuk untuk

    aktivitas investasi pada basis akrual ditambahkan akun-akun sebagai berikut:1) Pencairan dana cadangan2) Penerimaan dana investasi3) Penjualan investasi dalam bentuk sekuritasAkun-akun tersebut adalah akun-akun pada arus masuk untuk aktivitas pembiayaan pada basis

    cash toward accrual. Akun-akun tersebut dicatat pada saat diterimanya kas pada Rekening Kas

    Umum Negara.

    e. Arus keluar kas untuk aktivitas investasi pada basis cash toward accrual adalah sama dengan aruskeluar kas untuk aktivitas investasi pada basis akrual. Hanya saja pada arus kas keluar untuk

    aktivitas investasi pada basis akrual ditambahkan akun-akun sebagai berikut:

    1) Pembentukan dana cadangan2) Penyertaan modal pemerintah3) Pembelian investasi dalam bentuk sekuritasAkun-akun tersebut adalah akun-akun pada arus keluar untuk aktivitas pembiayaan pada basis

    cash toward accrual. Akun-akun tersebut dicatat pada saat dikeluarkannya kas dari Rekening Kas

    Umum Negara.

    f. Arus kas masuk dan keluar untuk aktivitas pembiayaan pada basis akrual benar-benar berbedadengan arus kas masuk dan keluar untuk aktivitas pembiayaan pada basis cash toward accrual.

    Akun-akun baru yang dimunculkan tersebut antara lain:

    1) Arus kas masuk untuk aktivitas pembiayaana) Penerimaan utang luar negerib) Penerimaan dari utang obligasic) Penerimaan kembali pinjaman kepada pemerintah daerahd) Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara

    2) Arus kas keluar untuk aktivitas pembiayaana) Pembayaran pokok utang luar negerib) Pembayaran pokok utang obligasic) Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerahd) Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan negara

    g. Untuk perolehan dan pelepasan investasi pemerintah dalam perusahaannegara/daerah/kemitraan dan unit operasi lainnya pada basis akrual ditambahkan penekanan

    pada aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    15/17

    1) Investasi pemerintah dalam perusahaan negara/daerah dan kemitraan dicatat sebesar nilaikas yang dikeluarkan

    2) Entitas melaporkan pengeluaran investasi jangka panjang dalam perusahaan negara/daerahdan kemitraan dalam arus kas aktivitas investasi

    3)

    Arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan perusahaan negara/daerah dan unitoperasi lainnya harus disajikan secara terpisah dalam aktivitas investasi

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    16/17

    KESIMPULAN

    Secara umum, perubahan basis akuntansi dari basis cash towards accrual menjadi basis akrual

    memberikan pengaruh yang cukup signifikan kepada penyajian laporan keuangan Pemerintah sebagai

    berikut:

  • 7/22/2019 Kelompok 4 Pengaruh Akrual Atas Penyajian Lapkeu Pemerintah

    17/17

    A. Penyajian neraca berbasis akrual untuk ekuitas tidak terbagi atas ekuitas dana lancar, ekuitas danainvestasi, dan ekuitas dana cadangan. Ekuitas didefinisikan hanya sebagai kekayaan bersih

    pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan.

    Nilai saldo ekuitas yang disampaikan di neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan

    Perubahan Ekuitas.B. Perbedaan dalam hal pengakuan pada Neraca yaitu pada basis kas menuju akrual persediaan pada

    akhir periode akuntansi dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Sedangkan, pada basis akrual

    catatan persediaan pada akhir periode akuntansi disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.

    C. Pengukuran investasi pada Neraca dalam basis akrual menyebutkan bahwa diskonto atau premi padapembelian investasi diamortisasi selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga

    hasil yang konstan diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut

    dikreditkan atau didebetkan pada pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau

    pengurangan dari nilai tercatat investasi (carrying value) tersebut.

    D. Pengukuran aset tetap pada Neraca berdasarkan basis akrual menyebutkan bahwa pengukuran dapatdipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang

    mengidentifikasikan biayanya.

    E. Adanya Laporan Operasional yang disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasisakrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan

    Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

    F. pPda Laporan Realisasi Anggaran basis CTA, unsur belanja modal masuk dalam bagian belanjapemerintah pusat dan transfer ke daerah masuk dalam unsur belanja negara. Dalam basis akrual,

    belanja dibagi menjadi 2 bagian yaitu belanja operasi dan belanja modal. Artinya, transfer ke daerah

    dipisahkan menjadi unsur utama tersendiri dan tidak masuk dalam unsur belanja.

    G. Pembiayaan dalam basis CTA pada Laporan Realisasi Anggaran lebih sederhana karena hanyamencatat 2 jenis yaitu pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri. Dalam basis akrual,

    akun pembiayaan dibuat lebih detail yang mana akun tersebut dibagi 2 bagian: penerimaan dan

    pengeluaran.

    H. Pada laporan arus kas, arus masuk kas untuk aktivitas investasi pada basis cash toward accrual adalahsama dengan arus masuk kas untuk aktivitas investasi pada basis akrual. Hanya saja pada arus kas

    masuk untuk aktivitas investasi pada basis akrual ditambahkan akun-akun sebagai berikut: pencairan

    dana cadangan, penerimaan dana investasi dan penjualan investasi dalam bentuk sekuritas. Akun-

    akun tersebut adalah akun-akun pada arus masuk untuk aktivitas pembiayaan pada basis cash toward

    accrual.