keuangan negara (3)

Upload: ari-ginanjar

Post on 10-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    1/14

    1

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 1

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

    Dosen : Syamsu Alam, SE., Ak. M.Si.

    MODUL 3

    KEUANGAN NEGARA

    REFERENSI

    1.Governmental and Non Profit Accounting, Theory and Practice,Robert J. Fressman Craig. Sixth Edition, Prentice Hall New Jersey,2002

    2.Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Inrda Bastian, BPFE, Jakarta,2001.3.Public Sector Accounting, Rowan Jones, Mourice Pendlebury,

    Fourth Edition, Pitmon Publishing, London, 1996.4.Akuntansi Pemerintahan, Muchlis dkk, Salemba Empat, 2002.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    2/14

    2

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 2

    KEUANGAN NEGARA

    A. Keuangan Negara Di Indonesia

    Keuangan negara di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat sejak

    tahun 2003. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara UU

    Keuangan Negara) diberlakukan setelah lebih dari 58 tahun sejak kemerdekaan,

    pemerintah menggunakan aturan yang diadopsi dari Belanda, yaitu Indische

    Comptabiliteitswet (lCW). Di dalam undang-undang tersebut, pengertian keuang-

    an negara menjadi lebih jelas dari pengertian sebelumnya yang mengandung

    penafsiran dalam arti luas seperti definisi dana UU tersebut atau sempit dalam

    arti hanya anggaran pendapatan dan belania negara/daerah (APBN /APBD).

    Keuangan negara yang diatur dalam UU tersebut secara umum terkait

    dengan pengelolaan keuangan negara dan pertanggungjawabannya oleh peme-

    rintah pusat dan daerah.Paling tidak tujuh pokok-pokok yang diatur dalam UU

    Keuangan Negara tersebut, yaitu meliputi: (1) pengertian keuangan negara; 2)

    asas-asas keuangan negara; (3) pengelolaan keuangan negara; (4) penang-

    gungjawaban keuangan negara; (5) standar akuntansi pemerintahan; (6) basis

    akrual dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara; (7) peme-

    riksaan pertanggungjawaban keuangan negara.

    UU Keuangan Negara dilengkapi dengan UU Perbendaharaan Negara UU

    No. 1 Tahun 2004 dan UU Pemeriksaan Pengelolaan dan TanggungJawab Ke-

    uangan Negara (UU No. 15 Tahun 2004). Selain itu, berdasarkan ketiga undang-

    undang tersebut, UU Pemerintah Daerah (UU No. 22 Tahun 1999) dan UU

    Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (UU No.25 Tahun 1999) disem-

    purnakan dengan UU No. 32 dan 33 Tahun 2004. Peraturan pelaksana berupa

    peraturan pemerintah (PP) juga telah disahkan, antara lain PP No. 20 dan 21,

    Tahun 2004 tentang Rencana Kerja pemerinntah (RKP) dan (RKP) dan RencanaKerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL), PP No. 24 Tahun

    2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan PP No. 58 Tahun 2005

    tentang pengelolaan Keuangan Daerah.

    Modul ini membahas pokok-pokok keuangan negara yang berpengaruh

    terhadap akuntansi pemerintahan tersebut. Namun, sebelum membahas hal

    tersebut, daram bab ini juga dibahas secara singkat filosofi dan pengertian dasar

    dalam keuangan publik (public finance) yang berpengaruh terhadap keuangan

    negara di Indonesia.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    3/14

    3

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 3

    B. Hubungan Pemerintah, Rakyat dan Keuangan Negara

    Di dalam membahas keuangan negara, hubungan pemerintah dan rakyat

    perlu dipahami terlebih dahulu. Pemerintah merupakan wakil dari rakyat yang

    ditunjuk dengan mekanisme tertentu untuk mengelola dana rakyat dalam rangka

    mencapai tujuan bernegara. Rakyat secara umum terbagi menjadi dua kelompok,

    yaitu rakyat sebagai individu rumah tangga (households) dan rakyat sebagai

    privat (private firms).

    Pemerintah dan takyat tersebut melakukan kegiatan-kegiatan transaksi-

    transaksi yang mempengaruhi keuangan negara. Hubungan pemerintah dan

    rakyat sebagai individu rumah tangga (households) terletak pada pengenaan

    pajak dan pungutan lainnya yang dikenakan pemerintah, sedangkan pemerintah

    akan memberikan pelayanan dan subsidi serta jaminan sosial. Hubungan

    pemerintah dan rakvat sektor privat terkait dengan transaksi pajak dan pungutan

    lain yang dibebankan oleh pemerintah, sedangkan pemerintah dapat memberi-

    kan subsidi dan pelayanan kepada sektor privat.

    Hasil d,ari pzjak dan pungutan Iain digunakan pemerintah untuk

    mendapatkan barang dan jasa serta sumber daya seperti tenaga kerja dan

    lainnya dari pasar dalam rangka memberikan pelayanan di atas. Demikian pula,

    rakyat dalam arti individu rumah tangga dan sektor privat menggunakan uang

    untuk mendapatkan barang dan jasa serta sumber daya dari pasar.

    Pengenaan pajak dan pungutan lain oleh Pemerintah kepada rakyat baik

    individu maupun privat seperti di atas tetkait kebetadaan barang public (public

    goods), informasi asimetris, dan eksternalitas dapat mengganggu pencapaian

    efisiensi dalam pasar. Barang publik merupakan komoditi yang dapat dinikmati

    rakyat tanpa ada persaingan (nonrival in consumption) dan tidak ada pembedaan

    konsumen (nonexclusion). Contoh barang public adalah penerangan jalan,

    televisi umum, keamanan, perlindungan lingkungan, ialan raya umum (non-toll)

    dan pemadam kebakaran.

    Informasi asimetds merupakan ketidaksamaan informasi dalam transaksi.

    Contoh informasi asimetris zdalah dalamindustri kesehatan dimana penjual dan

    pembeli jasa tidak sama informasi yang dimilikinya.

    Eksternalitas terkait dengan biaya dzn manfaat yang tidak terrefleksikan

    dalam harga. Eksternalitas terdiri dari ekstetnalitas positif (manfaat yang tidak

    terrefleksi dalam harga) dan eksternalitas negatif (biaya yang tidak ter-refleksi

    dalam harga). Contoh ekstetnalitas positif adalah proteksi kebakaran dimana

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    4/14

    4

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 4

    pihak ketiga dapat manfaat dari fasilitas yang telah tefpasang. Contoh eksternali-

    tas negatif terkait dengan polusi dimana biaya karena polusi tidak terrefleksi

    dalam harga.

    Hubungan pemerintah, individu, dan sektor privat dalam suatu perekonomi-

    an dapat digambatkan sebagai berikut.

    Uang yang didapatkan pemerintah dari pajak dan pungutan lain serta peng-

    gunaan untuk pelayanan termasuk penyediaan barang publik, penyelesaian

    informasi asimetris, dan dampak eksternalitas, pemberian subsidi dan jaminan

    sosial merupakan bagian dari keuangan negara. Pendapatan dan belanja ter-

    sebut diungkapkan dalam suatu anggaran pendapatan dan belanja yang dibuat

    oleh pemerintah dan diserujui oleh wakil rakyat, serta ditetapkan dalam suatu

    peraturan perundang-undangan.

    C. Pengertian Dan Asas-Asas Keuangan Negara

    Keuangan negara merupakan baglan dad disiplin ilmu ekonomi yang

    mempelajari kegiatan pemerintahdan berbagai alternatif cara pembiayaan

    kegiatan tersebut dalam bentuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah termasuk

    yang penting adalah berbagai sumber pembiayaan atau pengeluaran tersebut

    seperti perpajakan dan sebagainya (Hyman, 1999; Rosen, 1999). Secara

    sederhana, Vaclav. Klaus, mantan Perdana Menteri Chekoslovakia, mengo-

    RUMAH

    TANGGA

    PEME-

    RINTAH

    SEKTOR

    SWASTAPelayanan

    PASAR

    INPUT

    PASAR

    OUTPUT

    SUbsidi

    Pajak dan PungutanPelayanan

    Pajak dan Pungutan

    SUbsidi, Jaminan

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    5/14

    5

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 5

    mentari bahwa keuangan negara merupakan pembahasan hubungan individu

    atau rakyat dengan pemerintah (Rosen, 1999).

    Sebagai katakteristik dalam sektor pemerintahan, berbagai aktivitas yang

    dilakukan oleh pemerintah harus mengacu kepada suatu peraturan perundang-

    undangan yang merupakan proses legislasi antara rakyat yang diwakili lembaga

    legislatif dan pemerintah. Oleh karena iru, keuangan negara di Indonesia juga

    diatur dalam suatu Peraturan perundang-undangan.

    Keuangan negara di Indonesia meliputi semua hak dan kewaiiban negara

    yang dapat dinilai dengan uang. Secara lebih rinci, keuangan negara tersebut

    didefinikan dalamUndang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

    sebagai bedkut:

    Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilaidengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barangyang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dankewaiiban tersebut

    Berdasarkan pengertian tefsebut, keuangan negara meliputi sembilan aspek

    sebagai berikut:

    a. hak negara untuk memungut paiak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,

    dan melakukan pinjaman;

    b. kewajiban negara untuk menyelenggankan tugas layanan umum pemerintah

    negara dan membayar tagihan kepada pihak ketiga;

    c. penefimlan negara;

    d. pengeluaran negara;

    e. penefimaan daerah;

    f. pengeluaran daerah;

    h. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain

    berupa uang, surat berharga, piutang , batang, serta hak-hak lain yang d,apatdinilai dengan uang termasuk kekayan yang dipisahkan pada perusahaan

    negara/perusahaan daerah;

    h. kekayaan pihak larn yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka

    penyelenggaraan tugas pemerintahan dan atau kepentingan umum;

    i. kekaraan pihak Iainyang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang

    diberikan pemerintah.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    6/14

    6

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 6

    Pengertian keuangan negara tersebut merupakan pengertian keuangan

    negatif dalam arti luas. Hal ini menghapus perbedaan pendapat mengenai

    pengertian keuangan negara sebelum UU Keuangan Negara berlaku, yaitu

    pengertian secara sempit dalam arti hanya anggaran pendapatan dan belanja

    negara/daerah (APBN /APBD).

    D. Asas Asas Keuangan Negara

    Pengelolaan keuangan negara di Indonesia dilakukan dengan mendasar-

    kan pada asas-asas umum yang dikenal. Asas-asas tersebut meliputi asas

    tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas. Di samping itu,

    di dalam Penjelasan UU Keuangan Negara diperkenalkan asas-asas baru seperti

    akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keter-

    bukaan dalam pengelolaan keuangan negara, pemeriksaan keuangan oleh

    badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

    a. Asas tahunan

    Pelaksanaan keuangan negara dilakukan pemerintah dengan menyusun dan

    menyampaikan suatu anggaran pendapatan danbelanja kepada DPR/DPRD

    untuk disetujui. Berdasarkan anggaran yang telah disetujui, pemerintah melak-

    sanakan anggaran dimaksud dalam satu tahun dan menyampaikan pertang-

    gungjawaban pelaksanaan dalam bentuk Iaporan keuangan kepada DPR/DPR

    setelah terlebih dahulu diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dengan

    demikian, anggaran yang disusun, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan

    oieh pemerintah dan diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan adalah untuk

    satu tahun tertentu.

    b. Asas Universalitas

    Keuangan Negara meliputi seluruh transaksi pendapatan dan belanja negara

    termasuk transfer dan pembiayaan serta aset dan hutang negaraf daerah.

    Setiap transaksi-transaksi keuangan negara tersebut harus ditampilkan atau

    dimuat dalam dokumen anggaran.

    c. Asas Kesatuan

    Keuangan negaa dikelola sebagai suatu kesatuan, yang pendapatandan

    belanja disajikan dalam satu dokumen anggaran untuk seluruh kementerian

    Negara/lembaga atau satuan kerja perangkat daerah.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    7/14

    7

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 7

    d. Asas Spesialitas

    Alokasi anggaran yang disediakan (kredit anggaran) diungkapkan terinci dan

    peruntukannya jelas dalam suatu mata anggaran atau rekening belanja yang

    ditetapkan.

    e. Asas Akuntabilitas yang berorientasi pada hasil

    Keuangan negara dapat dipertanggungiawabkan dengan orientasi pada hasil

    atau dampak dankeglatzn yang telah direncanakan tetsebut. Hal ini men-

    dorong penyelenggaraan anggaran berbasis kineria (performance budget)

    sehingga pencapaian pelaksanaan anggaran dapat diukur efisiensi, efektifitas,

    dan ekonominya.

    f. Asas Profesionalitas

    Pengelolaan keuangan negara dilakukan secara profesional. oleh karena itu,

    pengelolaan tersebut akan dipertanggungiawabkan kepada rakyat melalui

    dewan perwakilan terkait.

    g. Asas Proporsionalitas

    Keuangan negara diatur dan dikelola secara proporsional sesuai dengan arah

    strategi pembrangunan dan prioritas yang telah ditetapkan Pemerintah dan

    melalui persetuiuan dewan perwakiian terkait.

    h. Asas Keterbukaan dalam Pengelolaan Keuangan Gegara

    Pengelolaan keuangan negara dilakukan secar terbuka, dalam arti proses

    Penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungiawaban diketahui atau diawasi

    oleh rakyat dhi dewan perwakilan terkait. Dokumen anggaran dan pertang-

    gungjawaban keuangan negara merupakan dokumen public.

    i. Asas Pemeksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan

    mandiri

    Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara diperiksa oleh badan

    pemeriksa yang bebas dan mandiri sebagai mandat dari nkyat yang diatur

    daram undang-undang. Hasil pemeriksaan tersebut disampaikan kepada

    rakyat melalui dewan perwakilan terkait dan pemerintah. Oleh karena itu, hasil

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    8/14

    8

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 8

    pemeriksaan yang telah diserahkan kepada dewan perwakilan merupakan

    dokumen publik.

    E. Pengelolaan Keuangan Negara di Indonesia

    Pengelolaan keuangan negara merupakan kekuasaan Presiden sebagai

    kepala pemerintahan. Kekuasaan tersebut meliputi kewenangan yang bersifat

    umum dan kewenangan yang bersifat khusus. Kewenangan bersifat umum meli-

    puti kewenangan untuk menetapkan arah, kebijakan umum, strategi, dan priodtas

    dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Contohnya antara

    lain menetapkan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran

    pendapatan dan belanja negara, pedoman penyusunan rencana kerja kementeri-

    an Negara/lembaga, serta penetapan gaji dan tunjangan.

    Kewenangan yang bersifat khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis

    pengelolaan anggaran pendapatan danbelanja negara. Hal ini antara lain meliputi

    keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan anggaran pendapatan dan

    belanja negara, keputusan dana perimbangan, dan penghapusan aset dan

    piutang negara .

    Di dalam pelaksanaannya, pengelolaan keuangart nega.ta tersebut

    dikuasakan dan diserahkan kepada pejabat lain seperti sbb:

    a. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, terkait dengan pengelolaan fiskal dan

    kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;

    b. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga tetkait dengan penggunaan

    anggaran dan barang kementedan negaraf lembaga yang bersangkutan;

    c. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota, terkait dengan keuangan daerah

    dan kekayaan daerah yang dipisahkan. (Pasal 6 UU No. 17 tahun 2007)

    Dengan penguasaan kewenangan kepada Menteri Keuangan dan pimpinan

    lembaga di atas, maka tugas pengelolaan fiscal berada pada Menteri Keuangan

    sebagai chief financial officer (CFO). Pemerintah Republik Indonesia, sementara

    setiap menteri/pimpinan lembaga merupakan chief operational officer. Hal ini

    mempertegas kewenangan dan tanggungjawab masing-masing, memungkinkan

    terselenggaranya mekanisme saling uji (cbecks and balances), dan mendorong

    upaya peningkatan profesionelisme dalam penyelenggaraan tugas pemerin-

    tahan.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    9/14

    9

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 9

    Praktiknya, menteri/pimpinan lembaga bertanggungjawab secara substansi

    atau materiil terhadap penggunaan anggaran dan batang negara pada kemen-

    terian Negara/lembaganya masing-masing, sementata Menteri Keuangan ber-

    tanggungjawab secara formal terhadap penggunaan anggran tersebut melalui

    pembayaran yang dilakukan. Dengan perubahan di atas, maka perlu untuk

    menguji tagihan dan memerintahkan pembayaran dengan mengeluarkan surat

    perintah membayar (SPM beralih dari Menteri Keuangan kepada menteri/

    pimpinan lembaga atau pejabat yang diberikan kuasa untuk itu. Menteri

    Keuangan dhi. perlu melakukan manaiemen kas secara memadai terkait dengan

    perubahan tersebut sehingga tidak terjadi ketekoran kas (cash shortage).

    Pengelolaan keuangan negara di daerah diserahkan Presiden kepada

    gubemur/bupati/walikota. Penyerahan ini mengandung arti bahwa proses ang-

    garan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban dilakukan langsung oleh guber-

    nur/bupati/walikota dengan dewan perwakilan terkait. Keuangan daerah tersebut

    dikelola oleh masing-masing pengguna anggaran yaitu kepala satuan kerja

    perangkat daerah dan untuk pengelolaan keuangan dilakukan oleh pejabat

    pengelola keuangan daerah. Dengan demikian, fungsi pengujian tagihan dan

    pengeluaran SPM berada pada masing-masing kepala satuan kerja perangkat

    daerah yang bertanggungjawab secara ma teri penggunaan anggaran tersebut.

    Di dalam pengelolaan keuangan negara, pemerintah harus menetapkan

    dan menyelenggatakan sistem pengendalian intern. Hal tersebut diatur dalam

    Pasal 58 UU No. 1 Tahun 2004 tentans Perbendahafaan Negara, sistem

    pengendalian intern diatur sbb:

    (1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas penge-

    lolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur

    dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern dilingkungan pemerin-

    tahan secara menyeluruh.

    (2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

    dengan peraturan pemerintah.

    Di dalam penjelasan pasal tersebut, Mented Keuangan selaku Bendahara

    umum Negara menyelenggarakan sistem pengendalian inrern di bidang per-

    bendaharaan. Sistem pengendatan intern di bidang pemerintahan kementerian

    negara/lembaga diselenggarakan menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    10/14

    10

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 10

    untuk sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan di daerah diatur

    lebih lanjut oleh gubernur/bupati/walikota.

    Selain itu, sistem pengendalian intern tersebut dikonsultasikan terlebih

    dahulu dengan Badan Pemeriksa Keuangan sebelum ditetapkan dalam peratur-

    an pemerintah. Hal ini penting karena Badan Pemeriksa Keuangan akan melaku-

    kan pemahaman dan pengujian sistem pengendalian intern dalam pelaksanaan

    tugas pemeriksaan. Dengan demikian, konsultasi tersebut pedu dilakukan untuk

    mendapatkan persepsi yang sama atas keandalan dan model suatu sistem

    pengendalian intern yang akan ditetapkan.

    F. Pertanggungjawaban Keuangan Negara di Indonesia

    Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

    keuangan negara., pemetintah diharuskan menyampaikan laporan petanggung-

    jawaban keuangan negara dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan

    tersebut setidak-tidaknya terdiri dari neraca (balance sheet), laporan realisasi

    anggran (budget realization statement), laporan arus kas (cash flow statement)

    dan catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements) serta dilampiri

    ikhtisar laporan keuangan badan usaha pemerintah. Pertanggungawaban ter-

    sebut lebih lengkap dibandingkan pertanggungawaban dengan sebelum UU

    Keuangan Negara.bedaku, yaitu hanya perhitungan anggaran.

    Keempat komponen laporan keuangan tetsebut menggamb arkan hal-hal

    tertentu. Netaca adalah laponn yang menggambatkan posisi aset, kewajiban dan

    ekuitas dana pemerintah pada tanggal tertentu. Laporan realisasi anggaran

    menggambarkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pem-

    biayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran dan sisa anggaran lebih

    untuk periode tertentu serta dibandingkan dengan anggarannya. Laporan atas

    kas menggambarkan aliran kas masuk dan keluar untuk kegtatan operasi,

    investasi dan pembiayaan. Catatan atas laporan keuangan mencakup hal-hal

    umum terkait laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi, dan penielasan

    masing-masing pos atau perkiraan dalam laporan keuangan.

    Penyampaian rancangan undang-undang atau peraturan daerah tentang

    laporan keuangan oleh pemeri ntah yang telah diperiksa Badan Pemeriksa

    Keuangan kepada DPR/DPRD paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya

    tahun anggaran. Secara rinci, tingkat pengguna anggaranya itu menteri/pimpinan

    lembaga atau kepala satuan kela perangkat daerah menyampaikan laporan

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    11/14

    11

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 11

    keuangannya paling rambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggalan berakhir

    kepada presiden atau gubernur/berupa/wahkota. Dalam waktu satu bulan,

    laporan tersebut disampaikan kepada Badan Pemetiksa Keuangan untuk

    diperiksa selama 2 (daa) bulan. Satu bulan kemudian, pemerintah memper-

    siapkan rancangan undang-undang atau perda dimaksud dan disampaikan ke

    DPR/DPRD.

    Secara diagram, jangka waktu paling lambat penyampaian Iaporan

    keuangan sebagai pertanggungawaban keuangan negara dalam gambar berikut:

    Penyampaian laporan keuangan dimaksud disertai Surat Pernyataan Tanggung

    Jawab (statement of Responsibility). surat pernyataan tersebut berisi tanggung-

    jawab pejabat pemerintah sebagai pengguna aggaranterhadap pemanfaatan

    anggarannya dan laporan pertanggungjawabanny a.

    G. Standar Akuntansi Pemeriksaan

    Penyusunan laponn keuangan tersebut didasarkan pada standar akuntansi

    pemerintahan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Penyusun standar

    akuntansi pemerintahan tersebut adalah komite yang independen yang

    ditetapkan dalam Keputusan Presiden.

    Standar akuntansi pemerintahan tersebut mengatur mengenai definisi,

    pengakuan (recognition), penilaian dan pengukuran (valuation and measure-

    ment), serta pengungkapan (disclosure). Sebagai contoh, definisi tentang pen-

    dapatan adalah "semua penefimaan rekening kas umum negara daerah atau

    entitas pelaporan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun

    anggaran yang bersangkutan yang meniadi hak pemefintah, dan tidak perlu

    dibayar kembati oleh pemerintah" . Pendapatan diakui pada saat diterima pada

    rekening kas umum negara/daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan diklasi-

    fikasikan menurut jenis pendapatan.

    Sebelum undang-undang di bidang keuangan negara, penyusunan laporan

    pertanggunjawaban keuangan negaira berpedoman pada prinsip-prinsip akun-

    tansi yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, diantaranya

    lndische Comptabiliteitswet (ICW). Dalam aturan tersebut, setiap pos atau per-

    kiraan yang dilaporkan tidak diatur secara lengkap seperti dalam suatu standar

    akuntansi.

    Standar akuntansi pemerintahan tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan

    Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2005. Seperti disebutkan dalam Pasal 32 UU No.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    12/14

    12

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 12

    17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 57 UU No 1 Tahun 2004

    tentang Perbendaharaan Negara, standar akuntansi pemerintahan tersebut telah

    mendapatkan pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Pembahasan

    standar akuntansi secara rinci diungkapkan dalam bab berikutnya.

    H. Basis Akuntansi Akrual

    Basis akuntansi yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan ke-

    uangan negara adalah basis menuiu akrual (cash towards actual), yaitu basis kas

    untuk pendapatan,belanja, dan pembiayaan serta basis akrual untuk aset,

    kewajiban, dan ekuitas dana. Oleh katena itu, anggaran dan realisasinya dan

    d.ilaporkan sesuai dengan penerimaan dan pengeluatan kas yang terjadi pada

    kas negara atau kas daerah

    Di dalam UU Keuangan Negara, basis akrual diterapkan untuk pendapatan,

    belanja dan pembiayaan akan diterapkan pada tahun 2008 atau lima tahun sejak

    UU tersebut ditetapkan. Berdasarkan basis akrual, maka anggaran dan

    tealisasinya diperlakukan sebagai berikut:

    a. Anggaran

    (a) Anggaran Pendapatan

    Anggaran pendapatan dibuat sesuai dengan rencana penerapan pen-

    dapatan yang menjadi hak Negara/daerah dengan suatu tagihan.

    (b) Anggaran Belanja

    Anggaran belanja dibuat sesuai dengan rencana perikatan belanja yang

    menjadi kewajiban Negara/daerah dalam suatu kontrak dengan pihak

    ketiga.

    (c) Anggaran Pembiayaan

    Anggaran penerimaan dan pengeluran pembiayaan dibuat sesuai dengan

    rencana komitmen yang menjadi hak dan kewajiban pembiayaan peme-

    rintah.

    b. Realisasi

    (a) Realisasi Pdndapatan

    Realisasi pendapatan diakui sesuai dengan timbulnya hak pemerintah

    melalui suatu tagihan.

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    13/14

    13

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 13

    (b) Realisasi Belanja

    Realisasi belanja diakui sesuai dengan timbulnya kewajiban pemerintah

    melalui suatu perikatan dengan pihak ketiga.

    (c) Realisasi Pembiayaan

    Realisasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan diakui sesuai dengan

    timbulnya hak penarikan dan kewajiban pembayaran pembiayaan

    pemedntah.

    Dampak dari penerapan basis aktual adalah kemungkinan kenaikan

    pendapatan dan belanja dibandingkan dengan basis kas selama ini. Selain itu,

    kemungkinan naiknya piutang dan utang dan kesulitan manajemen kas bisa

    terjadi, apabia kepastian hukum dan konsistensi sistem penagihan tidak dapat

    diselenggarakan oleh pemerintah. Dengan kepastian hukum dan konsistensi

    sistem penagihan, maka penagihan piutang dan pembayaran utang menjadi jelas

    dan tidak menumpuk menjadi piutang dan utang macet.

    I. Pemeriksaan Pertanggungjawaban Keuangan Negara

    Laporan keuangan sepefti disebutkan di atas diperiksa oleh Badan

    pemeriksa Keuangan (BPK) sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD sebagai

    suatu rancangan undang-undang ataa peraturan daerah. Kriteria pemeriksaan

    laporan keuangan tersebut adalah Standar Akuntansi Pemerintahan.

    Pemeriksaan laporan keuangan tersebut bertujuan untuk membedakan

    opini atas kewajaran laporan keuangan dimaksud' sesuai dengan Standar

    Akuntansi Pemerintahan. Opini yang dibedakan dapat berupa salah satu dan

    empat jenis opini yaitu wajar tanpa pengecualian (unqualifed opinion), wajar

    dengan pengecualian (qwatifed opinion), tidak dapat menyatakan pendapat

    (disclaimer opinion), dan tidak wajar (adverse opinion).

    Pemberian opini tersebut tergantung pada kesesuaian laporan keuangan

    dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, kecukupan pengungkapan, efektivitas

    sistem pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

    undangan. Kesesuaian dengan standaf akuntansi dan kecukupan pengungkapan

    tersebut terkait dengan pernyataan pemerintah (management assertion) yang

    meliputi keberadaan dan kejadian (existence and accurance), kelengkapan

    (conpleteness) hak dan kewaiiban (rights and obligations), penilaian dan alokasi

    (valuation and alocation) dan pengungkapan (disclosure). Pernyataan

  • 7/22/2019 keuangan negara (3)

    14/14

    14

    PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Syamsul Alam, SE., Ak.M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIC 14

    pemerintah tersebut disampaikan dengan Surat Representas i (Representation

    Letter) yang disampaikan kepada BPK sebelum laporan hasil pemeriksaan

    diterbitkan. Efektivitas sistem pengendalian intern terkait dengan keandalan

    informasi yang disaiikan dan risiko salah saji yang besar. kepatuhan terhadap

    perundang-undangan terkait dengan kualitas informasi dibandingkan ketentuan

    perundang-undangan.

    Hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan pemerintah tersebut

    disampaikan kepada DPR/DPRD paling lambat dua bulan seiak laporan

    keuangan diterima BPK dari pemerintah. Hasil pemeriksaan tersebut

    disampaikan juga kepada pemerintah.Laporan hasil pemeriksaan terdiri dari

    laporan yang memuat pernyataan opini BPK termasuk didalamnya kesesuaian,

    dengan standar akuntansi dan kecukupan pengungkapan, hasil penelahaan atas

    efektivitas sistem pengendalian internal dan laporan kepatuhan terhadap

    perundang-undangan. Hasil Pemeriksaan tersebut digunakan unruk pembahasan

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD antara DPR/DPRD dengan

    pemerintah dengan pemerintah.