kif osis
TRANSCRIPT
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 1/7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Nugroho W, 2012 11)!
"ada #aman modern seperti sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di
berbagai bidang kehidupan manusia! $aik dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dan tidak ketinggalan
juga perkembangan pada bidang kesehatan! %ehat menurut W&' adalah suatu
keadaan sehat jasmani, rohani, dan sosial yang merupakan aspek positif dan tidak
hanya bebas dari penyakit serta kecacatan yang merupakan aspek negatif!
("urnaan, 200)!
"erkembangan teknologi dan pendidikan pada sekolah*sekolah yang terus
bergerak maju semakin menuntun sisa untuk aktif, dimana sering kali keaktifan
ini dapat berakibat buruk terhadap terjadinya kesalahan pada tubuh yang dapat
menimbulkan cidera pada jaringan lunak, tulang, maupun saraf! +ejadian yang
banyak terjadi pada usia anak sekolah antara % sampai %M" ialah kebiasaan
membaa tas yang mereka pakai saat pergi ke sekolah, yang dapat
mengakibatkan gangguan cedera yang terjadi akibat kesalahan pemakaian tas, dan
hal itu dapat menyebabkan deformitas pada tulang belakang seperti skoliosis,
lordosis, dan kifosis!
$erdasarkan kejadian di esa Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten
$ojonegoro penulis mendapatkan fenomena baha ada seorang lansia yang selalu
timbul keinginan kencing yang sangat mendesak, tetapi sebelum sampai kamar
mandi celananya sudah basah oleh air kencing, dan berdasarkan keterangan
keluarganya lansia tersebut selalu menggunakan pempers!
+ifosis adalah penyimpangan postur dalam bidang sagital yang dapat disebabkanoleh beberapa faktor yaitu terjadi secara kongenital, faktor sikap tubuh yang salah
pada saat bekerja dan berolahraga, serta akibat dari kesalahan tubuh saat
beraktifitas seperti duduk, berdiri dengan tubuh membungkuk dalam aktu lama
dan statis! "emakaian tas ransel beban berat dalam jangka aktu lama juga bisa
menyebabkan tubuh condong ke depan atau kifosis (Macagno and '-$rien, 200.)!
"ada orang muda sudut kifosis normal berkisar antara 10/ dan 2/! Nilai sudut ini
berariasi disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan kondisi patologis
(Macagno and '-$rien, 200.)! "ostur kifosis ditandai dengan peningkatan kura
torakal, protraksi skapula, dan disertai forard head position! $erpotensi
menyebabkan nyeri karena stress pada ligament longitudinal posterior, kelelahan
otot erector spine dan rhomboid, thoracic outlet syndrome, dan upper crossed
1
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 2/7
syndrome! %elain itu postur kifosis menyebabkan ketidakseimbangan otot,
ketegangan otot dada depan (otot intercostalis), otot*otot anggota gerak atas yang
berorigo pada thorak, (pectoralis mayor dan minor, latissimus dorsi, dan serratusanterior), otot serikal dan kepala yang berhubungan pada skapula (leator
skapula dan upper trape#ius), dan otot region serikal, penguluran dan kelemahan
erector spine dan otot retraksi scapula (rhomboid dan upper dan loer trape#ius)
(+isner and olby, 2003)!
"ada postur kifosis dijumpai diskus mengalami pemipihan pada bagian entral
dan pelebaran pada bagian dorsal, akibatnya nucleus terdorong dan terjebak pada
bagian dorsal, sehingga gerka ektensi terkunci! dan terjadi kontraktur pada posisi
tersebut, serta membuat iritasi pada ligament longitudinal posterior! %elain itu
pada kapsul ligament akan terjadi pemanjangan pada satu sisi dan pada sisi lain
kapsul ligament terjadi pemendekan sehingga memungkinkan terjadi tightness
pada kapsul ligament tersebut! 4erdapat 5 tipe deformitas kifosis yaitu 1)lokalisasi, berlebihannya angulasi posterior yang disebut gibbous atau hump back,
2) doager-s hump, yang disebabkan oleh osteoporosis paska menopause pada
anita, 6) pengurangan inklinasi pelis 20/ dengan lumbal flat, dan 5)
pengurangan inklinasi pelis 20/ dengan torakolumbal atau kifosis torakal (round
back)! %edangkan secara umum dikenal tiga jenis kifosis 1) kifosis congenital
(kelainan baaan sejak dirahim), 2) kifosis postural banyak ditemui pada remaja
putri, 6) %cheuermann-s khyposis yang banyak terjadi di usia belasan tahun
terutama pada remaja pria yang terlalu kurus (&ertling and M!+essler, 200.)!
"erbedaan antara kifosis postural dan penyakit %cheuermann ditentukan dengan
pemeriksaan klinis dan radiografi! "enderita dengan penyakit %cheuermann tidak
dapat memperbaiki kifosis pada posisi berdiri atau tengkurap, hiperektensi! $ila
dipandang dari samping pada posisi fleksi ke depan, penderita biasanya akan
menunjukkan pembengkakan yang mendadak pada daerah toraks tengah sampai
baah! "enderita dengan kifosis postural menunjukkan kontur lentur halus,
simetri! 4as ransel sangat diminati oleh anak sekolah! i amerika serikat, sekitar 5
juta anak menggunakan tas punggung untuk membaa barang barang kebutuhan
mereka ($auer, 2003)! i salah satu kota di 7ndonesia, jumlah pengguna tas
punggung mencapai 33,89 (n:253)! $anyaknya peminat yang menggunakan tas
ransel disebabkan karena tas ini lebih praktis dan memiliki daya tamping lebih
besar! 4as ransel, meskipun banyak diminati tetapi dapat menyebabkan masalah
kesehatan apabila penggunaannya tidak tepat, salah satunya bias menyebabkan perubahan pada postur! $erdasarkan hasil penelitian %heir*Neiss et al (2006), dari
112. anak usia 12*1 tahun yang menggunakan tas ransel ada sekitar 35,59 yang
mengeluh nyeri punggung disertai keterbatasan fungsi aktiitas fisik! &al ini
dikarenakan beban tas ransel yang terlalu berat dapat memberikan tekanan pada
bagian disc tulang belakang yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang*tulang
belakang sehingga merangsang saraf nyeri dan menimbulkan nyeri ;merican
hiropractic ;ssociation (;;) menyebutkan penggunaan tas ransel yang aman
harus memenuhi beberapa kriteria agar tidak terjadi punggung yang aman harus
memenuhi beberapa kriteria agar tidak terjadi perubahan postur seperti kifosis,
posisi baah tas tidak boleh lebih dari 5 inch dari garis pinggang atau kira*kira
melebihi pelis, beban yang dibaa beratnya tidak boleh bertumpu pada salah
2
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 3/7
satu sisi, tali tas ransel memiliki lapisan atau bantalan, dilengkapi oleh aist belt,
dan ukuran tas punggung sesuai dengan ukuran tubuh (;;, 2005)! $atas berat
beban tas punggung yang masih diperbolehkan untuk dibaa yaitu tidak lebih dari109*19 berat badan! $erat tas ransel yang terlalu berat dapat mengkibatkan
anak membungkuk ke depan untuk menopang berat dipunggung dan
mempertahankan keseimbangan sehingga timbul ketegangan di area punggung!
(<rimmer et al, 2002)! ;pabila posisi ini dipertahankan dalam jangka aktu
tertentu, maka anak dapat mengalami pegal atau ketidaknyamanan diarea
punggung! %elain itu, posisi tersebut dapat meningkatkan risiko perubahan postur
tubuh yaitu kifosis! %elain berat beban tas, posisi baah tas juga berpengaruh , tas
ransel yang bergantung terlalu rendah dapat meningkatkan beban yang ditopang
bahu sehingga menyebabkan anak akan condong kearah depan ketika berjalan
sehingga menimbulkan ketegangan otot (;;, 2005)!
$erat rata*rata tas sekolah memiliki jangkauan antara 5,3 kg dan 8,6 kg, bebanrelatif dibaa oleh anak*anak sekolah dinyatakan sebagai persentase berat badan
(9 $W) ini merupakan kisaran antara 109 dan 229 $W, beban relatie yang
dibaa anak ke sekolah (dinyatakan sebagai9 $W) telah dipertimbangkan dalam
studi ergonomis sebagai salah satu faktor penyebab pada masalah muskuloskeletal
antara lain kelompok usia! %ebuah tas sekolah batas berat 109 sampai 19 dari
berat badan telah disarankan sebagai beban maksimum untuk sisa sekolah!
=adi membaa tas sekolah yang berat dapat mempengaruhi sistem
muskuloskeletal anak*anak dan cenderung menimbulkan masalah yang berbeda
seperti perubahan di kepala > leher dan postur tulang belakang dan meningkatkan
tingkat aktifitas pada otot leher dan trunk! (ianat 7man et al, 2011)!
+esalahan sikap tubuh yaitu kifosis torakal akan mengganggu kesehatan yang
menyebabkan nyeri akibat stress mekanik pada tulang belakang,
ketidakseimbangan otot, upper crosses syndrome, stress pada ligament,
keterbatasan gerak torakal, gangguan pernapasan, sindroma miofascial ("aterson,
2008)!
engan demikian kifosis merupakan suatu kondisi yang berpengaruh buruk pada
tulang belakang seseorang jika tidak segera ditangani! "enanganan dan
pemeriksaan kifosis diperlukan kemampuan dan keahlian sehingga penanganan
dan pemeriksaan yang dilakukan benar dan dapat mengurangi derajat kifosis
tersebut! 4erutama bagi fisioterapi yang lebih fokus memberikan pelayanan
kesehatan dalam masalah kemampuan gerak dan fungsi! %eperti yang tercantumdalam +?"M?N+?% N'!13>M?N+?%>%+>@7>200 tentang standar pelayanan
fisioterapi di sarana kesehatan! ABisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan
yang ditujukan kepada indiidu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(fisik,elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasiC (%unarto,
2008)!
"enegakkan diagnosa fisioterapi kifosis dilakukan standar pemeriksaan postur
menggunakan plum line atau bandul! "lum line merupakan alat pemeriksaan
standar pada postur yang meakili garis ertical tubuh dengan prinsip kerja
berdasarkan hokum graitasi! "lum line digunakan dalam keilmuan sebagai garis
6
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 4/7
yang meakili alignment tubuh untuk melihat apakah postur tubuh mengalami
deiasi! (+endall et al, 200)!
%etelah dilakukan pemeriksaan menggunakan plum line kemudian dilakukan pungukuran besarnya kura kifosis torakal menggunakan Flexible ruler untuk
mengetahui besarnya nilai kura kifosis! iagnosa sedini mungkin setidaknya
dapat memberikan informasi kepada penderita kifosis dan penanganannya
sesegera mungkin guna menghindari deformitas yang lebih parah sehingga kifosis
dengan derajat kura yang lebih besar dapat dihindari! 'leh karena hal itulah
obserasi dalam penelitian skripsi ini adalah anak*anak sekolah menengah
pertama dengan Mengadakan surei di sekolah tersebut, penulis mengamati
kebiasaan anak*anak dalam pemakaian tas yang dipakai saat ke sekolah!
"roses penuaan merupakan akumulasi secara progesif dari berbagai
perubahan fisiologis organ tubuh yang berlangsung seiring berjalannya aktu,
menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahantubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh, selain
itu proses penuaan akan meningkatkan kemungkinan terserang penyakit bahkan
kematian (;#i#ah DM, 2011 3)! Meningkatnya jumlah usia lanjut tidak terlepas
dari faktor keberhasilan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup! Meskipun banyak orang usia
lanjut dalam kesehatan yang baik, namun tetap merupakan kelompok yang
rentan terhadap penyakit karena terjadinya perubahan struktur dan fungsi tubuh
akibat proses degeneratif (Naai E, 2008 8)! "erubahan*perubahan yang
terjadi pada lansia dapat memberikan dampak kepada kemampuan lansia dalam
melakukan aktifitas sehari*hari> Activity aily Diings (;Ds)! ;Ds adalah
fungsi dan aktiitas indiidu yang normalnya dilakukan tanpa bantuan orang lain!
+egiatan ;Ds berdasarkan +at# 7ndeks meliputi mandi, berpakaian, pergi ke
toilet, berpindah, kontinensia dan makan (=oko Wijono, 2003)! "eran keluarga
sangat diperlukan untuk membantu, dan mengontrol lansia sehingga dapat
mengubah perilaku lansia (%upartini, F, 2005 2)! "eran yang dapat dijalankan
keluarga adalah dengan memberikan kasih sayang, rasa aman dan memberikan
perhatian diantara anggota keluarga (lansia) (Nasrul ?ffendy, 188 6)! Namun
berdasarkan fenomena di esa Margomulyo peran keluarga dalam peraatan
lansia masih sangat kurang, karena sebagian besar keluarga yang mempunyai
lansia kurang memperhatikan kebutuhan pada aktiitas kehidupan sehari*hari
terutama dalam hal mandi, berpakian, pergi kekamar mandi, berpindah,$;+>$;$ dan kebutuhan makan lansia!
&asil %ensus "enduduk tahun 2010, 7ndonesia saat ini termasuk ke dalam
lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni
1,1 juta jia atau 8,.9 dari jumlah penduduk! $erdasarkan proyeksi $appenas,
jumlah penduduk lansia .0 tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat dari
1,1 juta (2010) menjadi 28,1 juta (2020) dan 6. juta (202) (ep+es G7, 2012)!
$erdasarkan hasil penelitian Fip Giyani pada tahun 2008 tentang peran keluarga
terhadap lansia dengan ketergantungan di Madiun menunjukkan peran keluarga
dalam peraatan lansia dalam memenuhi kebutuhan mandi terdapat 29 berperan
baik, memenuhi kebutuhan berpakaian terdapat .9 berperan baik, memenuhi
kebutuhan pergi ke toilet terdapat .09 berperan baik, memenuhi kebutuhan
5
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 5/7
berpindah terdapat 29 berperan baik, memenuhi kebutuhan kontinensia terdapat
559 berperan baik, memenuhi kebutuhan makan terdapat .09 berperan baik!
i +abupaten $ojonegoro pada tahun 2011, jumlah usia lanjut (lebih dari.0 tahun) sebanyak 128!281 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak !63 atau .,659 dengan rincian laki*laki .8,1.9 dan perempuan
.3,.09! i +ecamatan $alen pada tahun 2012 dari 30!. orang penduduk
+ecamatan $alen, jumlah usia lanjut (lebih dari .0 tahun) sebanyak 3!261 orang
(10,29) dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 6!2.5 atau
5,159 dengan rincian laki*laki 5.,219 dan perempuan 55,109! i esa
Margomulyo pada tahun 2012 jumlah penduduknya sebanyak 2.36 orang, jumlah
usia lanjut (lebih dari .0 tahun) sebanyak 3 orang (21,8.9) dan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 152 atau 25,29 (Daporan $ulanan
+egiatan +esehatan Esia Danjut esa Margomulyo, tahun 2012)!
%ecara biologis makin tua usia seseorang maka semakin banyak fungsiorgan tubuh yang mengalami perubahan berupa penurunan atau bahkan tidak
berfungsi sama sekali! Menurun atau hilangnya fungsi tersebut akan berpengaruh
langsung terhadap kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari*hari (Fuliani,
2006)! "enurunan aktifitas yang terjadi pada lansia tersebut memberikan dampak
yang buruk pada lansia! %alah satu contohnya adalah lansia sering mengalami
keluhan mengompol atau inkontenensia urin (7E) karena adanya gangguan
kemampuan atau ketidakmampuan menunda berkemih tatkala timbul sensasi
keinginan untuk berkemih (;ndra, 2003)! &al itulah yang menyebabkan bau
pesing pada lansia! =ika peran yang dilakukan keluarga dalam meraat lansia
kurang maka akan berdampak terhadap kondisi psikologis dan fisik! ampak
terhadap psikologis lansia yaitu lansia akan merasa menjadi beban bagi keluarga
dan selalu merasa tidak berguna! %edangkan dampak terhadap fisik lansia yaitu
kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi, lansia akan semakin lemah dan akan
terjadi ketergantungan yang lebih berat (=oko Wijono, 2003)! %elain itu dampak
dari penurunan aktifitas (imobilitas) tersebut adalah timbulnya berbagai penyakit,
ketergantungan kepada orang lain, tingginya biaya peraatan kesehatan,
rendahnya kualitas hidup dan kematian (Mangoenprasodjo, 2005 3)!
+eluarga menjadi pusat utama karena keluarga mampu memperhatikan
segi*segi kehidupan lanjut usia (lansia) yang mengalami kemunduran fungsi dari
berbagai aspek merupakan salah satu anggota keluarga yang memerlukan
peraatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya! %elain itu keluarga juga sebagai pemberi asuhan informal dalam melaksanakan fungsi memberikan peraatan
pada lansia melibatkan seluruh aspek yaitu fisik, psikologis, emosional, sosial dan
finansial (Briedman, 2006)! %ehingga penyuluhan atau pendidikan kesehatan
sangat penting diberikan pada lansia dan keluarga! engan adanya pendidikan
kesehatan yang diberikan sehingga keluarga tahu perannya dalam memberikan
peraatan lansia dan lansia sendiri dalam menjalani masa tua sehingga lansia
akan merasa nyaman dalam menjalani kehidupan di hari tuanya dan tetap
melakukan kegiatan alaupun hanya dilakukan di rumah dengan keadaan fisik
yang mengalami kemunduran (Gahayu %, 2008)!
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 6/7
$erdasarkan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
masalah ini dalam membuat laporan studi kasus dengan judul A;suhan
keperaatan lansia hidup mandiri dengan kifosis di esa Ngumpakdalem+ecamatan ander +abupaten $ojonegoro tahun 201.C!
1.2 Rumusan Masalah
+arena keterbatasan di dalam berbagai hal, maka ruang lingkup
pembahasan dibatasi pada satu keluarga yang mempunyai lansia dengan
inkontinesia urine saja tentang A$agaimana keperaatan lansia hidup mandiri
dengan kifosis di esa Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten
$ojonegoro tahun 201.HC
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan UmumMelakukan asuhan keperaatan lansia hidup mandiri dengan kifosis di
esa Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten $ojonegoro tahun 201.!
1.3.2 Tujuan husus
1! Melakukan pengkajian pada lansia hidup mandiri dengan kifosis di esa
Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten $ojonegoro tahun 201.!
2! Merumuskan diagnosa keperaatan pada lansia hidup mandiri dengan kifosis
di esa Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten $ojonegoro tahun
201.!
6! Menyusun rencana asuhan keperaatan pada lansia hidup mandiri dengan
kifosis di esa Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten $ojonegoro
tahun 201.!
5! Melakukan implementasi pada lansia hidup mandiri dengan kifosis di esa
Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten $ojonegoro tahun 201.!
! Melakukan ealuasi pada lansia hidup mandiri dengan kifosis di esa
Ngumpakdalem +ecamatan ander +abupaten $ojonegoro tahun 201.!
1.! Man"aat Penelitian
1.!.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, pengalaman tentang penelitian dan menambah
aasan tentang penyakit urogenital, gangguan perkemihan serta cara peraatan
pada lansia yang mengalami inkontinensia urine sehingga peneliti mampu
menerapkan asuhan keperaatan keluarga!
1.!.2 Bagi #nstituti Pen$i$ikan
.
7/23/2019 Kif Osis
http://slidepdf.com/reader/full/kif-osis 7/7
%ebagai acuan dan pertimbangan dalam usaha peningkatan kualitas dan
mutu pendidikan serta sebagai referensi untuk meningkatkan proses belajar pada
mahasisa!
1.!.3 Bagi Lansia
Entuk menambah pengetahuan bagi pasien, pola hidup sehat dan
menggunakan koping adaptif saat terjadi inkontinensia urine!
1.!.! Bagi Pera%at
Entuk menambah pengetahuan bagi peraat tentang memberikan asuhan
keperaatan bagi lansia yang mengalami inkontinensia urine!
1.!.& Man"aat Bagi Peneliti lain
"enelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi peneliti yang lain!
3