konsep green building
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Konsep Green Building
1/2
Konsep Green Building, Mereduksi Gas
Rumah Kaca
Politikindonesia - Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia harus selalumelakukan antisipasi terhadap segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya
pembangunan yang direncanakan. Pembangunan tidak boleh terlepas dari arah dan
tujuan yang telah digariskan egara. Pembangunan berkelanjutan, sebagai suatu spirit
pelaksanaan pembangunan di negara ini, harus dilaksanakan secara multi dimensional.
Dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi, ujarnya, merupakan pilar pendukung dalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan ini. Aspek itu, tidak boleh diabaikan dan harus
dipertimbangkan dan dilaksanakan secara seimbang.
Berbicara dalam dimensi lingkungan, dengan melihat kepada kondisi negara dan dunia
seperti saat ini, harus disadari bahwa masih sangat banyak permasalahan yang masih menjadipekerjaan rumah. Salah satu yang menjadi sorotan nasional dan internasional saat ini adalah
masalah perubahan iklim global, yang dampaknya sudah mulai dirasakan.
emanasan global telah mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan !rekuensi maupun
intensitas kejadian cuaca ekstrim. "ntergo#ernmental anel on $limate $hange %"$$&
menyatakan, pemanasan global dapat menyebabkan perubahan yang signi!ikan dalam sistem
!isik dan biologis. Seperti, peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola presipitasi,
salinitas air laut, perubahan pola angin, masa reproduksi hewan dan tanaman, distribusi
spesies dan ukuran populasi, !rekuensi serangan hama dan wabah penyakit, serta
memengaruhi berbagai ekosistem, misalnya ekosistem pantai.
residen Susilo Bambang 'udhoyono, ketika berpidato dalam $(-)* +$$$ di
$openhagen Desember //0, menyatakan, "ndonesia secara sukarela menargetkan penurunan
emisi sebesar 1 persen dari business as usual %BA+& pada //. "tu murni dibiayai dari
Anggaran endapatan dan Belanja egara %AB&.
Apabila "ndonesia mendapatkan dukungan pendanaan dari luar negeri, maka penurunan ini
akan bertambah )* persen menjadi 2) persen pada tahun //. Dari angka target penurunan
tersebut, kegiatan di sektor in!rastruktur dapat berperan dalam penurunan emisi gas rumah
kaca dari penggunaan energi.
Dalam $openhagen Accord juga dicatat, diperlukan upaya untuk menstabilkan konsentrasi
gas rumah kaca di atmos!er pada tingkat yang dapat mencegah pengaruh antropogenik
berbahaya yang dapat mengganggu sistem iklim, dan kenaikan temperatur global seharusnya
di bawah / derajat $elcius. +paya itu dilakukan berbasis keadilan dan dalam konteks
pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kerjasama jangka panjang dalam melawan
perubahan iklim.
elaksanaan penurunan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan pada akti#itas industri,
manu!aktur, transportasi, kehutanan, konstruksi dan in!rastruktur. 3egiatan dan akti!itas pada
bangunan gedung, yang akan memberikan emisi gas rumah kaca, dapat direduksi sejak awal.
Semenjak desain, konstruksi dan operasional, dengan cara melakukan pengelolaan dengansebaik-baiknya.
-
7/25/2019 Konsep Green Building
2/2
Ada beberapa pilihan untuk dilakukannya pengelolaan tersebut. Diantaranya adalah
rangkaian serti!ikasi, monitoring dan pendampingan pada beberapa bangunan yang dianggap
telah menjalankan konsepgreen building.
Dalam kaitannya dengan 4encana Aksi asional 5enghadapi erubahan "klim %4A "&,sektor in!rastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. "n!rastruktur
merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perubahan iklim
mengharuskan in!rastruktur lebih tahan terhadap kejadian iklim ekstrim.
3arena itu, !aktor adaptasi perubahan iklim harus dimasukan dalam proses perencanaan
pembangunan in!rastruktur. "n!ormasi perubahan iklim seperti kenaikan temperatur,
perubahan proses penguapan, kelembaban, dan kadar air harus terintegrasi dalam desain,
kode, dan standard in!rastruktur !isik.
aktor mitigasi perubahan iklim juga diperlukan dalam akti#itasnya, yang meliputi
konser#asi energi, menggunakan bukan bahan perusak o6on dan bukan jenis gas rumah kacauntuk refrigerantdan pemadam kebakaran, pengelolaan limbah dan e!isiensi penggunaan air
bersih.
3arena itu, diperlukan penelitian ahli bidang in!rastruktur dan pelaksana properti. 7ujuannya
untuk melakukan analisa terhadap dampak anomali iklim terhadap bangunan gedung.
Sehingga, dapat dipersiapkan bangunan gedung yang sudah mengantisipasi iklim ekstrim
dalam rancangan, teknologi, dan operasionalnya.
Diperlukan pula penentuan kriteria terhadap bangunan ramah lingkungan sebagaimana yang
telah disebutkan dalam eraturan 5enteri 8ingkungan 9idup omor /: 7ahun /)/ 7entang
3riteria dan Serti!ikasi Bangunan 4amah 8ingkungan. 7erhadap pelaksanaan dari peraturan
menteri ini, masih dibutuhkan standar dan benchmarking, misalnya dalam penggunaan energi
dan konsumsi air.
Bagi sektor in!rastruktur, kebijakan Bangunan 4amah 8ingkungan tersebut akan
meningkatkan kualitas bangunan dan sektor bangunan di "ndonesia. Selain itu, kebijakan ini
akan menstimulasi permintaan akan bangunan yang lebih sustainable.;uga menjadi standar
kinerja bangunan yang lebih baik dan lengkap bagi pengembang dan pemilik bangunan. "ni
dapat mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan bangunan yang berakibat bagi kerusakan
lingkungan dan menurunkan biaya dan tekanan kenaikan harga energi.
* Disampaikan Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti M Hatta dalam Conference
Environmental alk dengan tema o!ard " #etter Green Living di $niversitas Mercubuana
di %akarta& 'abu ()+),-.
!kap"rin"nis#