konsep green building

Upload: ocisazakiah

Post on 24-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Konsep Green Building

    1/2

    Konsep Green Building, Mereduksi Gas

    Rumah Kaca

    Politikindonesia - Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia harus selalumelakukan antisipasi terhadap segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya

    pembangunan yang direncanakan. Pembangunan tidak boleh terlepas dari arah dan

    tujuan yang telah digariskan egara. Pembangunan berkelanjutan, sebagai suatu spirit

    pelaksanaan pembangunan di negara ini, harus dilaksanakan secara multi dimensional.

    Dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi, ujarnya, merupakan pilar pendukung dalam

    pelaksanaan pembangunan berkelanjutan ini. Aspek itu, tidak boleh diabaikan dan harus

    dipertimbangkan dan dilaksanakan secara seimbang.

    Berbicara dalam dimensi lingkungan, dengan melihat kepada kondisi negara dan dunia

    seperti saat ini, harus disadari bahwa masih sangat banyak permasalahan yang masih menjadipekerjaan rumah. Salah satu yang menjadi sorotan nasional dan internasional saat ini adalah

    masalah perubahan iklim global, yang dampaknya sudah mulai dirasakan.

    emanasan global telah mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan !rekuensi maupun

    intensitas kejadian cuaca ekstrim. "ntergo#ernmental anel on $limate $hange %"$$&

    menyatakan, pemanasan global dapat menyebabkan perubahan yang signi!ikan dalam sistem

    !isik dan biologis. Seperti, peningkatan intensitas badai tropis, perubahan pola presipitasi,

    salinitas air laut, perubahan pola angin, masa reproduksi hewan dan tanaman, distribusi

    spesies dan ukuran populasi, !rekuensi serangan hama dan wabah penyakit, serta

    memengaruhi berbagai ekosistem, misalnya ekosistem pantai.

    residen Susilo Bambang 'udhoyono, ketika berpidato dalam $(-)* +$$$ di

    $openhagen Desember //0, menyatakan, "ndonesia secara sukarela menargetkan penurunan

    emisi sebesar 1 persen dari business as usual %BA+& pada //. "tu murni dibiayai dari

    Anggaran endapatan dan Belanja egara %AB&.

    Apabila "ndonesia mendapatkan dukungan pendanaan dari luar negeri, maka penurunan ini

    akan bertambah )* persen menjadi 2) persen pada tahun //. Dari angka target penurunan

    tersebut, kegiatan di sektor in!rastruktur dapat berperan dalam penurunan emisi gas rumah

    kaca dari penggunaan energi.

    Dalam $openhagen Accord juga dicatat, diperlukan upaya untuk menstabilkan konsentrasi

    gas rumah kaca di atmos!er pada tingkat yang dapat mencegah pengaruh antropogenik

    berbahaya yang dapat mengganggu sistem iklim, dan kenaikan temperatur global seharusnya

    di bawah / derajat $elcius. +paya itu dilakukan berbasis keadilan dan dalam konteks

    pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kerjasama jangka panjang dalam melawan

    perubahan iklim.

    elaksanaan penurunan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan pada akti#itas industri,

    manu!aktur, transportasi, kehutanan, konstruksi dan in!rastruktur. 3egiatan dan akti!itas pada

    bangunan gedung, yang akan memberikan emisi gas rumah kaca, dapat direduksi sejak awal.

    Semenjak desain, konstruksi dan operasional, dengan cara melakukan pengelolaan dengansebaik-baiknya.

  • 7/25/2019 Konsep Green Building

    2/2

    Ada beberapa pilihan untuk dilakukannya pengelolaan tersebut. Diantaranya adalah

    rangkaian serti!ikasi, monitoring dan pendampingan pada beberapa bangunan yang dianggap

    telah menjalankan konsepgreen building.

    Dalam kaitannya dengan 4encana Aksi asional 5enghadapi erubahan "klim %4A "&,sektor in!rastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. "n!rastruktur

    merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perubahan iklim

    mengharuskan in!rastruktur lebih tahan terhadap kejadian iklim ekstrim.

    3arena itu, !aktor adaptasi perubahan iklim harus dimasukan dalam proses perencanaan

    pembangunan in!rastruktur. "n!ormasi perubahan iklim seperti kenaikan temperatur,

    perubahan proses penguapan, kelembaban, dan kadar air harus terintegrasi dalam desain,

    kode, dan standard in!rastruktur !isik.

    aktor mitigasi perubahan iklim juga diperlukan dalam akti#itasnya, yang meliputi

    konser#asi energi, menggunakan bukan bahan perusak o6on dan bukan jenis gas rumah kacauntuk refrigerantdan pemadam kebakaran, pengelolaan limbah dan e!isiensi penggunaan air

    bersih.

    3arena itu, diperlukan penelitian ahli bidang in!rastruktur dan pelaksana properti. 7ujuannya

    untuk melakukan analisa terhadap dampak anomali iklim terhadap bangunan gedung.

    Sehingga, dapat dipersiapkan bangunan gedung yang sudah mengantisipasi iklim ekstrim

    dalam rancangan, teknologi, dan operasionalnya.

    Diperlukan pula penentuan kriteria terhadap bangunan ramah lingkungan sebagaimana yang

    telah disebutkan dalam eraturan 5enteri 8ingkungan 9idup omor /: 7ahun /)/ 7entang

    3riteria dan Serti!ikasi Bangunan 4amah 8ingkungan. 7erhadap pelaksanaan dari peraturan

    menteri ini, masih dibutuhkan standar dan benchmarking, misalnya dalam penggunaan energi

    dan konsumsi air.

    Bagi sektor in!rastruktur, kebijakan Bangunan 4amah 8ingkungan tersebut akan

    meningkatkan kualitas bangunan dan sektor bangunan di "ndonesia. Selain itu, kebijakan ini

    akan menstimulasi permintaan akan bangunan yang lebih sustainable.;uga menjadi standar

    kinerja bangunan yang lebih baik dan lengkap bagi pengembang dan pemilik bangunan. "ni

    dapat mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan bangunan yang berakibat bagi kerusakan

    lingkungan dan menurunkan biaya dan tekanan kenaikan harga energi.

    * Disampaikan Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti M Hatta dalam Conference

    Environmental alk dengan tema o!ard " #etter Green Living di $niversitas Mercubuana

    di %akarta& 'abu ()+),-.

    !kap"rin"nis#