konsultasi etika kesehatan dan hukum kesehatan

Upload: sri-wahyuni

Post on 22-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    1/9

    Konsultasi Etika Kesehatan dan Hukum Kesehatan

    Rekan-rekan Sejawat Yang Terhormat

    Permasalahan etika dan hukum pada pelayanan medis semakin lama semakin banyak jumlah

    dan ragamnya. Tidak hanya permasalahan moral yang sangat rumit (seperti aborsi,

    euthanasia, dll) tetapi juga permasalahan moral yang sederhana pun bisa menjadi

    permasalahan besar.

    elajar dari pengalaman beberapa rumah sakit dan teman sejawat yang lain, penga!ara

    hukum tidak selalu dapat diandalkan untuk melepaskan diri dari jeratan tuntutan hukum.

    "omite etik di rumah sakit pun, hingga saat ini hanyalah merupakan tempat untuk

    #mengadili# para dokter, dan tidak melakukan sama sekali peran pre$enti%.

    &nilah beberapa alasan kenapa kita sebagai para praktisi membutuhkan tempat untuk

    berkonsultasi dan meminta pertimbangan serta pendidikan kepada teman-teman sejawat

    lainnya dalam masalah etika dan hukum kesehatan.

    "ami akan mengusahakan peme!ahan kasus etika dan hukum yang dihadapi oleh teman

    sejawat dengan !ara'

    . Teman-teman sejawat dapat mengirimkan kasus yang dihadapi ke alamat email'

    mahardinatagmail.!om

    *. Permasalahan tersebut di!eritakan apa adanya dengan tetap memegang teguh prinsip

    kerahasiaan medis

    +. Selanjutnya, permasalahan tersebut akan berusaha untuk dibalas sesuai dengan

    kemampuan moderator dalam memberikan penilaian.

    . iharapkan bahwa para klien dapat memberikan masukan%eed ba!k terhadap usulan

    peme!ahan yang diberikan

    Semoga apa yang kami lakukan dapat berguna bagi semua.

    Terima kasih

    Posted by ioethi!s and /thers at *'0+ 120 !omments3inks to this post

    Tuesday, July 21, 2009

    Resep Ayam Coca Cola

    http://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=7487578623170772649http://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=7487578623170772649http://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html
  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    2/9

    1llow Saudara-saudara semua

    Tulisan yang ini tidak berkait apapun dengan judul blog ini. Tulisan ini adalah tentang hobi

    saya yang lain, yaitu memasak. Tapi harap maklum, resep yang ini ya khas banget resep

    masakan seorang !owok yang sangat tidak ahli masak. 4uman sekedar bisa dan layak untuk

    makan saja. Tapi sapa tahu, mungkin ada yang tertarik buat nyoba.

    Resep 1yam 5oreng 4o!a 4ola

    ahan utama'

    . 1yam yang sudah dipotong-potong sesuai selera ( ekor)

    *. 4o!a !ola se!ukupnya (biasanya pake yang kaleng, jangan yang diet yah, soalnya

    kurang mantab)

    umbu halus'

    . bawang putih (6-7 siung)

    *. ketumbah ( sendok makan)

    +. garam

    . meri!a

    umbu tambahan'

    bawang bombay (* siung)

    ke!ap inggris

    Prosesnya'

    1yam direbuh dulu (ini selera). kalo saya suka direbus karena kaldunya bisa untuk masak sup

    ayam. "emudian !ampur ayam dengan bumbu halus hingga siap digoreng. 5oreng ayam

    hingga + matang.

    Setelah itu tumis bawang bombay. Setelah wangi, masukkan ayam dan gorenglah sebentar

    hingga wangi. 2asukkan !o!a-!ola hingga seluruh permukaan ayam terendam. Tambahkan

    garam dan meri!a jika perlu. Terakhir tambahkan "e!ap &nggris se!ukupnya (8- sedok teh).

    Sajikan panas dengan nasi. itanggun rasanya mak nyuuussss....9angan lupa ba!a bismillah sebelum makan dan alhamdulillah jika sudah selesai:

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    3/9

    dr. ;ur 1'0 P20 !omments 3inks to this post

    Wednesday, June 1, 2009

    Hati!hati "inum #$at %aat Ramadhan

    ulan Ramadhan ?bulan ke sembilan dari lunar calender (kalender bulan) umat &slam-

    mewajibkan setiap muslim yang telah balligh (dewasa) untuk berpuasa. 2ereka dilarang

    untuk makan, minum, dan berhubungan badan (berhubungan suami istri) dari saat terbitnya

    %ajar hingga terbenamnya matahari. engan aturan berpuasa ini, pola makan dan hidup kitapada saat bulan Ramadhan akan berubah. erpuasa akan kita mulai dengan sahur dan akan

    kita akhiri dengan berbuka (iftar). 1kti%itas %isik di bulan ini juga akan menyesuaikan dengan

    irama baru tersebut. Semua perubahan ini akan mempengaruhi irama harian tubuh

    (sirkadian). i negara dengan empat musim, Ramadhan dapat terjadi diantara musim-musim

    tersebut dengan kisaran waktu berpuasa berkisar antara hingga @ jam. eruntunglah kita

    hidup di negara katulistiwa, dimana waktu berpuasa relati% konstan, baik terjadi di musim

    kemarau maupun musim hujan yaitu kurang lebih jam.

    Seluruh agama di dunia memiliki ajaran untuk berpuasa. Puasa bulan Ramadhan diwajibkanuntuk seluruh umat &slam yang telah balligh (dewasa) dengan beberapa perke!ualian.

    eberapa perke!ualian yang diberikan oleh 1llah SAT yaitu kepada orang-orang yang benar-

    benar dalam perjalanan (dahulu dinilai dengan jarak >0 km) dan orang-orang yang kondisi

    %isiknya tidak mengijinkan dia untuk berpuasa atau akan berakibat buruk bagi %isiknya jika

    dia tetap berpuasa -misalnya usia lanjut, sakit yang diduga tidak akan sembuh lagi, atau

    pekerjaan berat yang mesti dan harus dilakukannya sehingga bila ia tinggalkan akan

    menyulitkan diri atau keluarga yang ditanggungnya. Semua perke!ualian ini adalah untuk

    kebaikan mereka sendiri.

    1kan tetapi, kebanyakan dari kita tetap memilih untuk berpuasa meskipun kita bepergian

    ataupun sakit. Sarana bepergian yang sangat nyaman saat ini seringkali digunakan sebagai

    dasar pengambilan sikap untuk tetap berpuasa. Pengambilan keputusan untuk tetap berpuasa

    pada keadaan ini lebih tergantung pada pribadi masing-masing muslim.

    erbeda dengan situasi bepergian, keadaan sakit sering kali membutuhkan pertimbangan dari

    para dokter sebagai ahli kesehatan meskipun keputusan tetap berada pada masing-masing

    pasien. Terkadang, ketika dokter memberikan pertimbangan untuk membatalkan puasa,

    pasien tetap memilih untuk melaksanakan puasa. Pengobatan yang diberikan pun terkadangdiganti jam minumnya atau bahkan tidak diminum sama sekali. Perilaku ini dapat

    http://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=4253795990682601381http://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/06/hati-hati-minum-obat-saat-ramadhan.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=4253795990682601381http://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/06/hati-hati-minum-obat-saat-ramadhan.html
  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    4/9

    menimbulkan akibat yang tidak menguntungkan bagi penderita itu sendiri. Seorang dokter

    harus mampu memberikan pertimbangan sehingga pasien dapat mengambil sikap yang paling

    sesuai dan tidak membahayakan kesehatannya. eberapa usaha bisa dilakukan oleh seorang

    dokter dengan mempertimbangkan berbagai aspek dalam pengobatan.

    2enurut sebuah penelitian yang dilakukan pada @ orang pasien di 2aroko, 6@B diantara

    mereka merubah pola makan obat mereka ketika bulan Ramadhan. iantara kelompok ini, +6

    orang menghentikan pengobatan mereka, @ orang mengganti jadwal minum obat, dan orang

    sisanya meminum obat yang dijadwalkan untuk sehari dalam satu kali minum. Penelitian

    yang melibatkan jumlah pasien yang lebih banyak (+*6 orang) di "uwait menyatakan bahwa

    7B diantara pasien-pasien yang disur$ei tersebut merubahan pola minum obat mereka, dan

    @B diantara mereka meminum obat yang seharusnya untuk sehari dalam satu kali minum.

    3aporan medis di negara tersebut menyebutkan bahwa pada awal bulan Ramadhan banyak

    pasien yang masuk ke unit gawat darurat maupun ke &4C karena mereka tidak mau minum

    obat saat Ramadhan, atau merubah jadwal minumnya dengan !ara yang salah.

    &nilah kenapa tulisan ini sangat penting bagi pasien agar mereka sadar akan pentingnya

    mentaati !ara minum obat yang telah diberitahukan oleh dokter. Tulisan ini juga penting bagi

    para dokter untuk sehingga memberikan pilihan obat tanpa mengharuskan pasien

    membatalkan puasanya, tetapi tetap mendapatkan e%ek terapi yang memadai.

    Cntuk men!apai tujuan terapi, pemberian obat harus selalu memperhatikan aspek jalur

    pemberian, jadwal pemberian, dan interaksi obat dengan makanan. 1spek-aspek ini menjadi

    sangat penting di bulan Ramadhan karena perubahan pola hidup kita di bulan su!i tersebut.

    Jalu& 'em$e&ian

    Yang dimaksud dengan jalur pemberian obat adalah !ara memasukkan obat ke tubuh pasien

    untuk mendapatkan e%ek terapi yang optimal. eberapa orang ahli agama dan para dokter

    berbeda pendapat dalam hal ini. Cntuk mengatasi perbedaan ini, pada tahun >>D telah

    diadakan pertemuan antara para ahli kesehatan dan ahli agama di 2aroko yang kemudian

    menghasilkan kesepakatan mengenai jalur-jalur pengobatan apa saja yang tidak membatalkan

    puasa. 9alur pemberian pengobatan yang tidak membatalkan puasa adalah' tetes mata, telinga,hidung, semprot hidung dan inhalerE semua ma!am obat yang diserap melalui kulit (salep,

    krim, dll)E penyuntikan melalui kulit, otot, sendi, atau $ena (ke!uali in%us)E oksigen dan gas-

    gas anestesia (obat bius)E obat penyakit jantung angina (tablet nitrogliserin yang diletakkan di

    bawah lidah)E penyegar mulut (spray ataupun !airan ?yang tidak ditelan)E pemasangan sipral

    pen!egah kehamilan, pembersih $agina, obat supositoria (ke dalam $agina atau anus)E dan

    pembedahan dengan anestesi umum jika pasien memutuskan untuk berpuasa.

    Jad(al 'em$e&ian

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    5/9

    9adwal pemberian obat di bulan Ramadhan harus disesuaikan karena penderita hanya dapat

    minum obat pada saat sahur, buka, atau waktu diantara keduanya (rata-rata 0 jam). Terdapat

    * !ara pemberian yang biasa digunakan pada bulan su!i ini, yaitu pemberian satu kali

    seharitunggal, dan pemberian * kali atau lebih dalam sehari.

    'em$e&ian tun))al

    "emanjuran obat dan toksisitas (tingkat kebera!unan) sebagian besar obat ditentukan oleh

    hubungan antara waktu pemberian obat dan ritmeirama harian (sirkadian) tubuh. &rama

    sirkadian tubuh berhubungan dengan proses %isiologis dan biokimia tubuh kita. Pengaruh

    hubungan ini sangat penting dalam menentukan mun!ul tidaknya e%ek samping obat.

    agi pasien yang memiliki jadwal minum obat satu kali sehari tidak akan memiliki masalah

    yang berarti, terutama bagi obat-obat yang terpengaruh dengan makanan. =arus diingat pula

    bagi pasien-pasien yang harus minum obat pada pagi atau siang hari, dokter harus berhati-hatiketika menundanya untuk diberikan pada sore hari. okter harus yakin bahwa perubahan

    jadwal minum obat ini tidak akan mengurangi kemanjuran obat.

    Sebuah penelitian terhadap obat theo%ilin membuktikan bahwa terdapat penurunan jumlah

    obat yang terserap se!ara signi%ikan antara pemberian obat tersebut pada jam @ malam (8- *

    jam setelah buka) dengan dibandingkan dengan pemberian pada jam (segera setelah sahur).

    Perbedaan ini dijelaskan dengan adanya perubahan irama sirkadian pada asam lambung dan

    perubahan ritme dan kualitas makan selama Ramadhan. /bat lain yang terpengaruh se!ara

    signi%ikan saat bulan su!i adalah obat anti kejang (asam $alproat). 1bsorbsi obat initerhambat jika diberikan pada jam @ malam, sedangkan pemberian segera setelah sahur

    menunjukkan adanya penurunan eliminasi kadar obat dalam darah se!ara bermakna

    dibandingkan dengan pemberian dalam waktu yang sama di bulan lain di luar Ramadhan.

    4imetidin -obat yang sering digunakan pada gangguan lambung, paling baik digunakan pada

    malam hari (sebelum tidur) karena selain mengurangi sekresi asam lambung, pemberian pada

    malam hari juga bisa membantu penyembuhan dan mengurangi kemungkinan terjadinya

    ulkus (luka) lambung. Propanolol ?obat untuk tekanan darah tinggi- lebih baik diserap oleh

    tubuh jika diminum pada pagi hari dibandingkan jika diminum pada malam hari.

    Pada penelitian terhadap pasien-pasien hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak terdapat

    perbedaan yang berarti pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan di luar bulan su!i. Pasien

    hipertensi yang menggunakan pengobatan tunggal tidak perlu khawatir dengan adanya

    perubahan jam minum obat, baik setelah buka atau setelah sahur, karena tidak ada perbedaan

    yang berarti antara * waktu tersebut.

    'en)o$atan 2 kali seha&i atau le$ih

    Saat bulan Ramadhan, pemberian obat * kali atau lebih dalam sehari menghadapi kendala

    yang lebih sulit karena distribusi obat dalam darah se!ara optimal tidak akan bisa ter!apai

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    6/9

    dengan baik. Pasien dengan dosis * kali minum dapat meminum obatnya pada saat buka dan

    sahur. Tetapi karena perbedaan jangka waktu antara sahur-buka dan buka-sahur, dosis optimal

    obat dalam darah tidak akan ter!apai. Terlebih lagi pada pasien dengan dosis + kali minum

    obat, kadar optimal obat dalam darah tidak akan ter!apai dengan baik. "eadaan ini harus

    sangat diperhatikan terutama pada pemberian obat dengan dosis terapetik yang sempit resiko

    yang tinggi untuk terjadinya kera!unan. alam keadaan ini, dokter diharapkan dapat

    memberikan pilihan pengobatan yang sesuai, yaitu dengan mengubah pilihan obat menjadi

    dosis kali minum atau memilih jeniskelas obat lain yang sesuai dengan e%ek eliminasi yang

    lebih panjang. 9ika tidak memungkinkan, maka pilihan untuk membatalkan puasa mungkin

    adalah resep yang paling baik bagi pasien tersebut.

    Sebagai !ontoh adalah penggunaan obat anti in%lamasi non-steroid yang biasa digunakan

    sebagai obat pada penyakit sendi (artritis), seperti misalnya ibupro%en dan %lurbipro%en.

    Cntuk men!apai dosis optimalnya, obat-obat ini harus diminum +- kali dalam sehari,

    sehingga perlu diganti dengan obat yang memiliki waktu eliminasi dari darah yang lebih

    lama, seperti misalnya piroksikam yang !ukup diminum kali dalam sehari. Selalu tanyakan

    kepada dokter 1nda tentang pilihan obat yang bisa 1nda dapatkan.

    *nte&aksi den)an makanan

    Se!ara umum, pengaruh makanan terhadap obat adalah mengurangi, memperlambat, atau

    meningkatkan ketersediaan obat se!ara sistemik. esarnya pengaruh tersebut tergantung pada

    bentuk obat se!ara %isik atau kimiaE %ormulasi obat (kombinasi antara

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    7/9

    terhadap kadar obat dalam dalam, khususnya obat dengan indeks terapetik yang sempit,

    sehingga mengakibatkan berkurangnya kemanjuran obat atau meningkatkan resiko terjadinya

    e%ek samping obat.

    Penulis

    dr. ;ur 1

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    8/9

    2enurut sur$ei di 1merika Serikat, lebih dari separuh dokter di negara tersebut memberikan

    obat-obat placebo kepada pasien. i Fropa (enmark) sebanyak 6 dari 0 dokter yang

    praktik memberikan pla!ebo kepada pasien lebih dari 0 kali dalam setahun. i &srael,

    sebagian besar dokter menggunakan pla!ebo untuk memberikan terapi demi ketenangan batin

    pasien. 2eskipun tidak terdapat angka pasti, di &ndonesia praktik pemberian pla!ebo diyakini

    banyak dilakukan oleh para dokter. /bat-obatan yang paling sering diberikan untuk tujuan

    pla!ebo adalah antibiotika, $itamin, painkillers (anti-nyeri), obat tidur, obat suntikan !airan

    isotonis, dan pilkapsul gula. Peresepan obat-obat tersebut dengan tujuan untuk menimbulkan

    e%ek pla!ebo jelas berpengaruh pada besarnya biaya obat bagi pasien.

    2ungkin beberapa dokter berpendapat bahwa pemberian obat-obatan dengan tujuan

    menimbulkan e%ek pla!ebo akan berman%aat bagi pasien. =al ini tidaklah sepenuhnya salah.

    eberapa penelitian membuktikan bahwa + dari 0 orang pasien dengan kondisi penyakit

    tertentu sembuh dari penyakit hanya dengan diberikan obat pla!ebo. Pasien luka bakar yang

    membutuhkan obat antinyeri ternyata dapat hilang rasa nyerinya hanya dengan diberi !airan

    in%us jika saat diberikan mereka sadar dan diberi tahu bahwa yang diberikan kepada mereka

    adalah obat antinyeri dengan dosis tinggi. 4ara ini sering dilakukan karena pemberian obat

    anti-nyeri golongan mor%in akan dapat menekan system perna%asan pasien yang dapat

    berakibat buruk. ampak positi% lain dari obat pla!ebo adalah bahwa obat-obatan ini dapat

    meningkatkan rasa per!aya diri pasien sehingga mereka !epat merasa sembuh. =al ini sering

    dilakukan dengan !ara memberikan suntikan J$itamin ototK bagi pasien-pasien yang sering

    merasa lelah.

    Pandangan seperti di atas seharusnya tidak lagi digunakan oleh para dokter. Terlebih lagi jika

    hal ini dilakukan dengan moti% lain, misalnya ekonomi. Sering kali dokter memberikan obat

    pla!ebo -misal menyuntik dengan !airan isotonis, tetapi menarik biaya semahal obat

    antibiotik. =al ini dilakukan semata-mata demi menjaga keper!ayaan pasien bahwa dokter

    telah memberikan obat yang sebenarnya. =al ini jelas merugikan pasien, baik se!ara

    keuangan maupun kondisi kesehatan. 9ika pasien tidak sembuh dan berobat kepada dokter

    lain, pasien akan memberitahukan terapi yang dia ketahui kepada dokter lain padahal mereka

    sebenarnya tidak menerima pengobatan tersebut. =al ini jelas akan membahayakan pasiendan merugikan pro%esi dokter se!ara umum. 9ika dokter melakukan hal ini, maka dia telah

    melakukan pelanggaran terhadap etika pro%esinya.

    Salah satu kode etik kedokteran adalah dilakukannya pengobatan atau terapi se!ara informed

    consent, dimana seorang pasien harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan

    pengobatan atau terapi yang akan diberikan oleh dokter. Pemberian obat pla!ebo dengan !ara

    seperti di atas adalah jelas melanggar etika. 9ika seorang dokter meyakini bahwa suatu terapi

    pla!ebo terbukti dapat membantu pasien, maka alangkah lebih baik jika dokter

    memberitahukannya kepada pasien se!ara terbuka.

  • 7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan

    9/9

    2enghindari penggunaan obat-obatan pla!ebo tidak hanya dapat menghindarkan dokter dari

    pelanggaran etika yang dapat berujung pada tuntutan hokum, tetapi juga dapat membantu

    masyarakat untuk mendapatkan pengobatan yang lebih murah. 5antikanlah pengobatan

    pla!ebo dengan pendidikan kepada pasien demi kesembuhan dan kesejahteraan mereka.

    Penulis'

    r. ;ur 1