konsultasi etika kesehatan dan hukum kesehatan
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
1/9
Konsultasi Etika Kesehatan dan Hukum Kesehatan
Rekan-rekan Sejawat Yang Terhormat
Permasalahan etika dan hukum pada pelayanan medis semakin lama semakin banyak jumlah
dan ragamnya. Tidak hanya permasalahan moral yang sangat rumit (seperti aborsi,
euthanasia, dll) tetapi juga permasalahan moral yang sederhana pun bisa menjadi
permasalahan besar.
elajar dari pengalaman beberapa rumah sakit dan teman sejawat yang lain, penga!ara
hukum tidak selalu dapat diandalkan untuk melepaskan diri dari jeratan tuntutan hukum.
"omite etik di rumah sakit pun, hingga saat ini hanyalah merupakan tempat untuk
#mengadili# para dokter, dan tidak melakukan sama sekali peran pre$enti%.
&nilah beberapa alasan kenapa kita sebagai para praktisi membutuhkan tempat untuk
berkonsultasi dan meminta pertimbangan serta pendidikan kepada teman-teman sejawat
lainnya dalam masalah etika dan hukum kesehatan.
"ami akan mengusahakan peme!ahan kasus etika dan hukum yang dihadapi oleh teman
sejawat dengan !ara'
. Teman-teman sejawat dapat mengirimkan kasus yang dihadapi ke alamat email'
mahardinatagmail.!om
*. Permasalahan tersebut di!eritakan apa adanya dengan tetap memegang teguh prinsip
kerahasiaan medis
+. Selanjutnya, permasalahan tersebut akan berusaha untuk dibalas sesuai dengan
kemampuan moderator dalam memberikan penilaian.
. iharapkan bahwa para klien dapat memberikan masukan%eed ba!k terhadap usulan
peme!ahan yang diberikan
Semoga apa yang kami lakukan dapat berguna bagi semua.
Terima kasih
Posted by ioethi!s and /thers at *'0+ 120 !omments3inks to this post
Tuesday, July 21, 2009
Resep Ayam Coca Cola
http://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=7487578623170772649http://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=7487578623170772649http://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/08/konsultasi-etika-kesehatan-dan-hukum.html -
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
2/9
1llow Saudara-saudara semua
Tulisan yang ini tidak berkait apapun dengan judul blog ini. Tulisan ini adalah tentang hobi
saya yang lain, yaitu memasak. Tapi harap maklum, resep yang ini ya khas banget resep
masakan seorang !owok yang sangat tidak ahli masak. 4uman sekedar bisa dan layak untuk
makan saja. Tapi sapa tahu, mungkin ada yang tertarik buat nyoba.
Resep 1yam 5oreng 4o!a 4ola
ahan utama'
. 1yam yang sudah dipotong-potong sesuai selera ( ekor)
*. 4o!a !ola se!ukupnya (biasanya pake yang kaleng, jangan yang diet yah, soalnya
kurang mantab)
umbu halus'
. bawang putih (6-7 siung)
*. ketumbah ( sendok makan)
+. garam
. meri!a
umbu tambahan'
bawang bombay (* siung)
ke!ap inggris
Prosesnya'
1yam direbuh dulu (ini selera). kalo saya suka direbus karena kaldunya bisa untuk masak sup
ayam. "emudian !ampur ayam dengan bumbu halus hingga siap digoreng. 5oreng ayam
hingga + matang.
Setelah itu tumis bawang bombay. Setelah wangi, masukkan ayam dan gorenglah sebentar
hingga wangi. 2asukkan !o!a-!ola hingga seluruh permukaan ayam terendam. Tambahkan
garam dan meri!a jika perlu. Terakhir tambahkan "e!ap &nggris se!ukupnya (8- sedok teh).
Sajikan panas dengan nasi. itanggun rasanya mak nyuuussss....9angan lupa ba!a bismillah sebelum makan dan alhamdulillah jika sudah selesai:
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
3/9
dr. ;ur 1'0 P20 !omments 3inks to this post
Wednesday, June 1, 2009
Hati!hati "inum #$at %aat Ramadhan
ulan Ramadhan ?bulan ke sembilan dari lunar calender (kalender bulan) umat &slam-
mewajibkan setiap muslim yang telah balligh (dewasa) untuk berpuasa. 2ereka dilarang
untuk makan, minum, dan berhubungan badan (berhubungan suami istri) dari saat terbitnya
%ajar hingga terbenamnya matahari. engan aturan berpuasa ini, pola makan dan hidup kitapada saat bulan Ramadhan akan berubah. erpuasa akan kita mulai dengan sahur dan akan
kita akhiri dengan berbuka (iftar). 1kti%itas %isik di bulan ini juga akan menyesuaikan dengan
irama baru tersebut. Semua perubahan ini akan mempengaruhi irama harian tubuh
(sirkadian). i negara dengan empat musim, Ramadhan dapat terjadi diantara musim-musim
tersebut dengan kisaran waktu berpuasa berkisar antara hingga @ jam. eruntunglah kita
hidup di negara katulistiwa, dimana waktu berpuasa relati% konstan, baik terjadi di musim
kemarau maupun musim hujan yaitu kurang lebih jam.
Seluruh agama di dunia memiliki ajaran untuk berpuasa. Puasa bulan Ramadhan diwajibkanuntuk seluruh umat &slam yang telah balligh (dewasa) dengan beberapa perke!ualian.
eberapa perke!ualian yang diberikan oleh 1llah SAT yaitu kepada orang-orang yang benar-
benar dalam perjalanan (dahulu dinilai dengan jarak >0 km) dan orang-orang yang kondisi
%isiknya tidak mengijinkan dia untuk berpuasa atau akan berakibat buruk bagi %isiknya jika
dia tetap berpuasa -misalnya usia lanjut, sakit yang diduga tidak akan sembuh lagi, atau
pekerjaan berat yang mesti dan harus dilakukannya sehingga bila ia tinggalkan akan
menyulitkan diri atau keluarga yang ditanggungnya. Semua perke!ualian ini adalah untuk
kebaikan mereka sendiri.
1kan tetapi, kebanyakan dari kita tetap memilih untuk berpuasa meskipun kita bepergian
ataupun sakit. Sarana bepergian yang sangat nyaman saat ini seringkali digunakan sebagai
dasar pengambilan sikap untuk tetap berpuasa. Pengambilan keputusan untuk tetap berpuasa
pada keadaan ini lebih tergantung pada pribadi masing-masing muslim.
erbeda dengan situasi bepergian, keadaan sakit sering kali membutuhkan pertimbangan dari
para dokter sebagai ahli kesehatan meskipun keputusan tetap berada pada masing-masing
pasien. Terkadang, ketika dokter memberikan pertimbangan untuk membatalkan puasa,
pasien tetap memilih untuk melaksanakan puasa. Pengobatan yang diberikan pun terkadangdiganti jam minumnya atau bahkan tidak diminum sama sekali. Perilaku ini dapat
http://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=4253795990682601381http://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/06/hati-hati-minum-obat-saat-ramadhan.htmlhttp://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.htmlhttp://www.blogger.com/comment.g?blogID=7604722588363307035&postID=4253795990682601381http://mahardinata.blogspot.com/2009/07/resep-ayam-coca-cola.html#linkshttp://mahardinata.blogspot.com/2009/06/hati-hati-minum-obat-saat-ramadhan.html -
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
4/9
menimbulkan akibat yang tidak menguntungkan bagi penderita itu sendiri. Seorang dokter
harus mampu memberikan pertimbangan sehingga pasien dapat mengambil sikap yang paling
sesuai dan tidak membahayakan kesehatannya. eberapa usaha bisa dilakukan oleh seorang
dokter dengan mempertimbangkan berbagai aspek dalam pengobatan.
2enurut sebuah penelitian yang dilakukan pada @ orang pasien di 2aroko, 6@B diantara
mereka merubah pola makan obat mereka ketika bulan Ramadhan. iantara kelompok ini, +6
orang menghentikan pengobatan mereka, @ orang mengganti jadwal minum obat, dan orang
sisanya meminum obat yang dijadwalkan untuk sehari dalam satu kali minum. Penelitian
yang melibatkan jumlah pasien yang lebih banyak (+*6 orang) di "uwait menyatakan bahwa
7B diantara pasien-pasien yang disur$ei tersebut merubahan pola minum obat mereka, dan
@B diantara mereka meminum obat yang seharusnya untuk sehari dalam satu kali minum.
3aporan medis di negara tersebut menyebutkan bahwa pada awal bulan Ramadhan banyak
pasien yang masuk ke unit gawat darurat maupun ke &4C karena mereka tidak mau minum
obat saat Ramadhan, atau merubah jadwal minumnya dengan !ara yang salah.
&nilah kenapa tulisan ini sangat penting bagi pasien agar mereka sadar akan pentingnya
mentaati !ara minum obat yang telah diberitahukan oleh dokter. Tulisan ini juga penting bagi
para dokter untuk sehingga memberikan pilihan obat tanpa mengharuskan pasien
membatalkan puasanya, tetapi tetap mendapatkan e%ek terapi yang memadai.
Cntuk men!apai tujuan terapi, pemberian obat harus selalu memperhatikan aspek jalur
pemberian, jadwal pemberian, dan interaksi obat dengan makanan. 1spek-aspek ini menjadi
sangat penting di bulan Ramadhan karena perubahan pola hidup kita di bulan su!i tersebut.
Jalu& 'em$e&ian
Yang dimaksud dengan jalur pemberian obat adalah !ara memasukkan obat ke tubuh pasien
untuk mendapatkan e%ek terapi yang optimal. eberapa orang ahli agama dan para dokter
berbeda pendapat dalam hal ini. Cntuk mengatasi perbedaan ini, pada tahun >>D telah
diadakan pertemuan antara para ahli kesehatan dan ahli agama di 2aroko yang kemudian
menghasilkan kesepakatan mengenai jalur-jalur pengobatan apa saja yang tidak membatalkan
puasa. 9alur pemberian pengobatan yang tidak membatalkan puasa adalah' tetes mata, telinga,hidung, semprot hidung dan inhalerE semua ma!am obat yang diserap melalui kulit (salep,
krim, dll)E penyuntikan melalui kulit, otot, sendi, atau $ena (ke!uali in%us)E oksigen dan gas-
gas anestesia (obat bius)E obat penyakit jantung angina (tablet nitrogliserin yang diletakkan di
bawah lidah)E penyegar mulut (spray ataupun !airan ?yang tidak ditelan)E pemasangan sipral
pen!egah kehamilan, pembersih $agina, obat supositoria (ke dalam $agina atau anus)E dan
pembedahan dengan anestesi umum jika pasien memutuskan untuk berpuasa.
Jad(al 'em$e&ian
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
5/9
9adwal pemberian obat di bulan Ramadhan harus disesuaikan karena penderita hanya dapat
minum obat pada saat sahur, buka, atau waktu diantara keduanya (rata-rata 0 jam). Terdapat
* !ara pemberian yang biasa digunakan pada bulan su!i ini, yaitu pemberian satu kali
seharitunggal, dan pemberian * kali atau lebih dalam sehari.
'em$e&ian tun))al
"emanjuran obat dan toksisitas (tingkat kebera!unan) sebagian besar obat ditentukan oleh
hubungan antara waktu pemberian obat dan ritmeirama harian (sirkadian) tubuh. &rama
sirkadian tubuh berhubungan dengan proses %isiologis dan biokimia tubuh kita. Pengaruh
hubungan ini sangat penting dalam menentukan mun!ul tidaknya e%ek samping obat.
agi pasien yang memiliki jadwal minum obat satu kali sehari tidak akan memiliki masalah
yang berarti, terutama bagi obat-obat yang terpengaruh dengan makanan. =arus diingat pula
bagi pasien-pasien yang harus minum obat pada pagi atau siang hari, dokter harus berhati-hatiketika menundanya untuk diberikan pada sore hari. okter harus yakin bahwa perubahan
jadwal minum obat ini tidak akan mengurangi kemanjuran obat.
Sebuah penelitian terhadap obat theo%ilin membuktikan bahwa terdapat penurunan jumlah
obat yang terserap se!ara signi%ikan antara pemberian obat tersebut pada jam @ malam (8- *
jam setelah buka) dengan dibandingkan dengan pemberian pada jam (segera setelah sahur).
Perbedaan ini dijelaskan dengan adanya perubahan irama sirkadian pada asam lambung dan
perubahan ritme dan kualitas makan selama Ramadhan. /bat lain yang terpengaruh se!ara
signi%ikan saat bulan su!i adalah obat anti kejang (asam $alproat). 1bsorbsi obat initerhambat jika diberikan pada jam @ malam, sedangkan pemberian segera setelah sahur
menunjukkan adanya penurunan eliminasi kadar obat dalam darah se!ara bermakna
dibandingkan dengan pemberian dalam waktu yang sama di bulan lain di luar Ramadhan.
4imetidin -obat yang sering digunakan pada gangguan lambung, paling baik digunakan pada
malam hari (sebelum tidur) karena selain mengurangi sekresi asam lambung, pemberian pada
malam hari juga bisa membantu penyembuhan dan mengurangi kemungkinan terjadinya
ulkus (luka) lambung. Propanolol ?obat untuk tekanan darah tinggi- lebih baik diserap oleh
tubuh jika diminum pada pagi hari dibandingkan jika diminum pada malam hari.
Pada penelitian terhadap pasien-pasien hipertensi (tekanan darah tinggi) tidak terdapat
perbedaan yang berarti pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan di luar bulan su!i. Pasien
hipertensi yang menggunakan pengobatan tunggal tidak perlu khawatir dengan adanya
perubahan jam minum obat, baik setelah buka atau setelah sahur, karena tidak ada perbedaan
yang berarti antara * waktu tersebut.
'en)o$atan 2 kali seha&i atau le$ih
Saat bulan Ramadhan, pemberian obat * kali atau lebih dalam sehari menghadapi kendala
yang lebih sulit karena distribusi obat dalam darah se!ara optimal tidak akan bisa ter!apai
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
6/9
dengan baik. Pasien dengan dosis * kali minum dapat meminum obatnya pada saat buka dan
sahur. Tetapi karena perbedaan jangka waktu antara sahur-buka dan buka-sahur, dosis optimal
obat dalam darah tidak akan ter!apai. Terlebih lagi pada pasien dengan dosis + kali minum
obat, kadar optimal obat dalam darah tidak akan ter!apai dengan baik. "eadaan ini harus
sangat diperhatikan terutama pada pemberian obat dengan dosis terapetik yang sempit resiko
yang tinggi untuk terjadinya kera!unan. alam keadaan ini, dokter diharapkan dapat
memberikan pilihan pengobatan yang sesuai, yaitu dengan mengubah pilihan obat menjadi
dosis kali minum atau memilih jeniskelas obat lain yang sesuai dengan e%ek eliminasi yang
lebih panjang. 9ika tidak memungkinkan, maka pilihan untuk membatalkan puasa mungkin
adalah resep yang paling baik bagi pasien tersebut.
Sebagai !ontoh adalah penggunaan obat anti in%lamasi non-steroid yang biasa digunakan
sebagai obat pada penyakit sendi (artritis), seperti misalnya ibupro%en dan %lurbipro%en.
Cntuk men!apai dosis optimalnya, obat-obat ini harus diminum +- kali dalam sehari,
sehingga perlu diganti dengan obat yang memiliki waktu eliminasi dari darah yang lebih
lama, seperti misalnya piroksikam yang !ukup diminum kali dalam sehari. Selalu tanyakan
kepada dokter 1nda tentang pilihan obat yang bisa 1nda dapatkan.
*nte&aksi den)an makanan
Se!ara umum, pengaruh makanan terhadap obat adalah mengurangi, memperlambat, atau
meningkatkan ketersediaan obat se!ara sistemik. esarnya pengaruh tersebut tergantung pada
bentuk obat se!ara %isik atau kimiaE %ormulasi obat (kombinasi antara
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
7/9
terhadap kadar obat dalam dalam, khususnya obat dengan indeks terapetik yang sempit,
sehingga mengakibatkan berkurangnya kemanjuran obat atau meningkatkan resiko terjadinya
e%ek samping obat.
Penulis
dr. ;ur 1
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
8/9
2enurut sur$ei di 1merika Serikat, lebih dari separuh dokter di negara tersebut memberikan
obat-obat placebo kepada pasien. i Fropa (enmark) sebanyak 6 dari 0 dokter yang
praktik memberikan pla!ebo kepada pasien lebih dari 0 kali dalam setahun. i &srael,
sebagian besar dokter menggunakan pla!ebo untuk memberikan terapi demi ketenangan batin
pasien. 2eskipun tidak terdapat angka pasti, di &ndonesia praktik pemberian pla!ebo diyakini
banyak dilakukan oleh para dokter. /bat-obatan yang paling sering diberikan untuk tujuan
pla!ebo adalah antibiotika, $itamin, painkillers (anti-nyeri), obat tidur, obat suntikan !airan
isotonis, dan pilkapsul gula. Peresepan obat-obat tersebut dengan tujuan untuk menimbulkan
e%ek pla!ebo jelas berpengaruh pada besarnya biaya obat bagi pasien.
2ungkin beberapa dokter berpendapat bahwa pemberian obat-obatan dengan tujuan
menimbulkan e%ek pla!ebo akan berman%aat bagi pasien. =al ini tidaklah sepenuhnya salah.
eberapa penelitian membuktikan bahwa + dari 0 orang pasien dengan kondisi penyakit
tertentu sembuh dari penyakit hanya dengan diberikan obat pla!ebo. Pasien luka bakar yang
membutuhkan obat antinyeri ternyata dapat hilang rasa nyerinya hanya dengan diberi !airan
in%us jika saat diberikan mereka sadar dan diberi tahu bahwa yang diberikan kepada mereka
adalah obat antinyeri dengan dosis tinggi. 4ara ini sering dilakukan karena pemberian obat
anti-nyeri golongan mor%in akan dapat menekan system perna%asan pasien yang dapat
berakibat buruk. ampak positi% lain dari obat pla!ebo adalah bahwa obat-obatan ini dapat
meningkatkan rasa per!aya diri pasien sehingga mereka !epat merasa sembuh. =al ini sering
dilakukan dengan !ara memberikan suntikan J$itamin ototK bagi pasien-pasien yang sering
merasa lelah.
Pandangan seperti di atas seharusnya tidak lagi digunakan oleh para dokter. Terlebih lagi jika
hal ini dilakukan dengan moti% lain, misalnya ekonomi. Sering kali dokter memberikan obat
pla!ebo -misal menyuntik dengan !airan isotonis, tetapi menarik biaya semahal obat
antibiotik. =al ini dilakukan semata-mata demi menjaga keper!ayaan pasien bahwa dokter
telah memberikan obat yang sebenarnya. =al ini jelas merugikan pasien, baik se!ara
keuangan maupun kondisi kesehatan. 9ika pasien tidak sembuh dan berobat kepada dokter
lain, pasien akan memberitahukan terapi yang dia ketahui kepada dokter lain padahal mereka
sebenarnya tidak menerima pengobatan tersebut. =al ini jelas akan membahayakan pasiendan merugikan pro%esi dokter se!ara umum. 9ika dokter melakukan hal ini, maka dia telah
melakukan pelanggaran terhadap etika pro%esinya.
Salah satu kode etik kedokteran adalah dilakukannya pengobatan atau terapi se!ara informed
consent, dimana seorang pasien harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan
pengobatan atau terapi yang akan diberikan oleh dokter. Pemberian obat pla!ebo dengan !ara
seperti di atas adalah jelas melanggar etika. 9ika seorang dokter meyakini bahwa suatu terapi
pla!ebo terbukti dapat membantu pasien, maka alangkah lebih baik jika dokter
memberitahukannya kepada pasien se!ara terbuka.
-
7/24/2019 Konsultasi Etika Kesehatan Dan Hukum Kesehatan
9/9
2enghindari penggunaan obat-obatan pla!ebo tidak hanya dapat menghindarkan dokter dari
pelanggaran etika yang dapat berujung pada tuntutan hokum, tetapi juga dapat membantu
masyarakat untuk mendapatkan pengobatan yang lebih murah. 5antikanlah pengobatan
pla!ebo dengan pendidikan kepada pasien demi kesembuhan dan kesejahteraan mereka.
Penulis'
r. ;ur 1