lamporan csl kelompok

Upload: rachma-tya-anwar

Post on 22-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    1/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Kesehatan merupakan hak individual maupun kolektif yang realisasinya

    harus dijamin oleh negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36

    ahun !""# tentang Kesehatan menyebutkan bah$a kesehatan merupakan hak

    asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di$ujudkan

    sesuai dengan %ita-%ita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

    &an%asila dan Undang-Undang 'asar Negara Republik Indonesia ahun (#)*.

    'erajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat ter$ujud apabila

    diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.&asal ) Undang-

    undang Republik Indonesia Nomor )) ahun !""# tentang Rumah +akit

    menyebutkan bah$a Rumah +akit mempunyai tugas memberikan pelayanan

    kesehatan perorangan se%ara paripurna.

    &elayanan kesehatan berbeda dengan berbagai pelayanan lainnya. ,asil

    pelayanan kesehatan tidaklah pernah bersifat pasti. &elayanan kesehatan yang

    sama yang diberikan kepada dua orang pasien yang sama dapat saja

    memberikan hasil yang berbeda. 'engan karakteristik yang seperti ini maka

    pada pelayanan kesehatan yang dijanjikan bukanlah hasilnya melainkan

    upaya yang dilakukan yang dalam hal ini kesesuaian dengan standar yang

    telah ditetapkan.

    ayaknya hubungan antar manusia maka didalam hubungan pelayanankesehatan selalu terdapat keuntungan dan kerugian yang timbul pada saat

    pelaksanaan dari pelayanan tersebut. &ola ketergantungan inilah yang sering

    menimbulkan pergesekan antara pemberi pelayanan kesehatan dan pasien

    yang sering berujung pada persengketaan. +engketa yang terjadi antara

    pemakai jasa kesehatan sebagai konsumen yang dirugikan dengan dokter

    maupun dengan pihak Rumah +akit membutuhkan alternatif penyelesaian

    1

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    2/18

    bagi pihak-pihak yang bersengketa untuk mendapatkan keadilan dan kepastian

    hukum.

    +e%ara etik dokter diharapkan untuk memberikan yang terbaik untuk

    pasien. /pabila dalam suatu kasus ditemukan unsur kelalaian dari pihak

    dokter maka dokter tersebut harus mempertanggungja$abkan perbuatannya

    itu. 0egitu pula dari pihak pasien mereka tidak bisa langsung menuntut

    apabila terjadi hal hal diluar dugaan karena harus ada bukti bukti yang

    menunjukkan adanya kelalaian. 1leh karena itu untuk memperoleh

    persetujuan dari pasien dan untuk menghindari adanya salah satu pihak yang

    dirugikan dokter $ajib memberi penjelasan yang sejelas jelasnya agar pasien

    dapat mempertimbangkan apa yang akan terjadi terhadap dirinya serta

    memberi persetujuan atas tindakan medik yang akan dilakukan..

    Ikh$al diperlukannya persetujuan pasien adalah karena tindakan medik

    hasilnya penuh ketidakpastian serta tidak dapat diperhitungkan se%ara

    matematik karena dipengaruhi faktor-faktor lain diluar kekuasaan dokter

    seperti virulensi penyakit daya tahan tubuh pasien stadium penyakit respon

    individual faktor genetik kualitas obat kepatuhan pasien dalam mengikuti

    prosedur dan nasihat dokter dan lain-lain. +elain itu tindakan medik

    mengandung risiko atau bahkan tindakan medik tertentu selalu diikuti oleh

    akibat yang tidak menyenangkan. Risiko baik maupun buruk yang

    menanggung adalah pasien. /tas dasar itulah maka persetujuan pasien bagi

    setiap tindakan medik mutlak diperlukan ke%uali pasien dalam kondisi

    emergensi. 2engingat pasien biasanya datang dalam keadaan yang tidak

    sehat diharapkan dokter tidak memberikan informasi yang dapat

    mempengaruhi keputusan pasien karena dalam keadaan tersebut pikiran

    pasien mudah terpengaruh. +elain itu dokter juga harus dapat menyesuaikan

    diri dengan tingkat pendidikan pasien agar pasien bisa mengerti dan

    memahami isi pembi%araan.

    'engan pemahaman yang relatif minimal masyarakat a$am sulit

    membedakan antara risiko medik dengan malpraktek. Ke%enderungan

    masyarakat lebih melihat hasil pengobatan dan pera$atan padahal hasil dari

    pengobatan dan pera$atan tidak dapat diprediksi se%ara pasti. &etugas

    2

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    3/18

    kesehatan dalam praktiknya hanya boleh memberi jaminan bah$a proses akan

    dilakukan dengan sebaik mungkin dan sama sekali tidak boleh menjanjikan

    hasil.

    +engketa yang terjadi antara pasien dan sarana pelayanan kesehatan

    dokter hampir selalu dia$ali oleh komunikasi yang buruk dan kurangnya rasa

    per%aya di antara keduanya. Kesalahpahaman sema%am ini seringkali berujung

    pada gugatan malpraktek. Untuk men%egah hal tersebut pasien maupun sarana

    pelayanan kesehatandokter harus saling terbuka dan mau menerima masukan

    agar pengobatan dapat dilaksanakan dengan baik. Komunikasi yang baik

    antara pasien dengan sarana pelayanan kesehatandokter bermuara kepada

    kedua belah pihak saling mengerti hak dan ke$ajibannya.

    /gar kasus seperti diatas tidak terjadi masing-masing pihak harus

    mengerti apa yang menjadi hak dan ke$ajibannya dalam pengobatan. ,al ini

    telah diatur dalam pasal *"-*3 UU nomer !# tahun !"") tentang &raktik

    Kedokteran. &asien sebaiknya mengerti bah$a haknya adalah mendapat

    penjelasan se%ara lengkap mengenai penyakit pemeriksaan pengobatan efek

    samping risiko komplikasi sampai alternatif pengobatannya. &asien juga

    berhak untuk menolak pemeriksaanpengobatan dan meminta pendapat dokter

    lain. +elain itu pen%atatan tentang perjalanan penyakit pasien yang di tulis

    dalam rekam medis adalah milik pasien sehingga berhak untuk meminta

    salinannya untuk kebutuhan rujukan.

    &asien memiliki ke$ajiban untuk memberikan informasi selengkap-

    lengkapnya mematuhi nasihatanjuran pengobatan mematuhi peraturan yang

    ada di sarana pelayanan kesehatan dan membayar semua biaya pelayanan

    kesehatan yang telah diberikan. +edangkan sarana pelayanan kesehatandokter

    $ajib untuk memberikan pelayanan sesuai standar dan kebutuhan medis

    pasien merujuk ke tempat yang lebih mampu jika tidak sanggup menangani

    pasien serta membuat dan merahasiakan rekam medis.

    'engan semakin berkembangnya dunia kesehatan di Indonesia rekam

    medis mempunyai peranan tidak kalah pentingnya dalam menunjang

    pelaksanaan +istem Kesehatan Nasional 4+KN5. Rekam medis adalah berkas

    berisi %atatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas pemeriksaan

    3

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    4/18

    pengobatan tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk ra$at

    jalan ra$at inap baik dikelola pemerintah maupun s$asta. +etiap sarana

    kesehatan $ajib membuat rekam medis dibuat oleh dokter dan atau tenaga

    kesehatan lain yang terkait harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien

    menerima pelayanan dan harus dibubuhi tandatangan oleh yang memberikan

    pelayanan.

    Rekam medis sangat penting selain untuk diagnosis pengobatan juga

    untuk evaluasi pelayanan kesehatan peningkatan efisiensi kerja melalui

    penurunan mortalitas dan motilitas serta pera$atan penderita yang lebih

    sempurna. 'isamping itu rekam medis selalu menjadi obyek pertama yang

    dilihat ketika terjadi permasalahan akibat pemberian pelayanan kesehatan dan

    sengketa medis di rumah sakit. Untuk itu rekam medis harus berisi informasi

    lengkap perihal proses pelayanan medis di masa lalu masa kini dan perkiraan

    terjadi di masa yang akan datang.

    Kepemilikan rekam medis sering menjadi perdebatan di kalangan

    kesehatan karena dokter beranggapan bah$a mereka ber$enang penuh

    terhadap pasiennya akan tetapi petugas rekam medis bersikeras

    mempertahankan berkas rekam medis di lingkungan kerjanya. 'i lain pihak

    pasien sering memaksa untuk memba$a atau memba%a berkas yang memuat

    ri$ayat penyakitnya. 'alam &ermenkes No. !6#2enkes&erIII!"" tentang

    Rekam 2edis pasal (! ayat 4(5 menyatakan bah$a berkas rekam medis milik

    sarana pelayanan kesehatan sementaraayat 4!5 menyatakan bah$a isi rekam

    medis merupakan milik pasien. ,al ini mengandung arti bah$a pasien berhak

    tahu tentang isi rekam medis.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    4

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    5/18

    A. PENGERTIAN

    1. Informed Consent/Persetuu!n T"nd!#!n

    Istilah ini berasal dari bahasa latin concensio, consentio kemudian

    dalam bahas Inggris menjadi consent7 yang berarti persetujuan ijin

    menyetujui member ijin 4persetujuan $e$enang5 kepada seseorang untuk

    melakukan sesuatu. 48u$andi !""65. Informed consent atau persetujuan

    tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau

    keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan se%ara lengkap mengenai

    tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap

    pasien. 4&ermenkes Nomor !#"!""59adi informed consent adalah atau persetujuan tindakan kedokteran

    adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah

    mendapat penjelasan se%ara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau

    kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

    2anfaat Informed :onsent; 48u$andi !""65

    !. &romosi dari hak otonomi perorangan

    $. &roteksi dari pasien dan subjek

    %. 2en%egah penipuan atau paksaan

    d. Rangsangan kepada profesi medis intropeksi terhadap diri sediri 4self

    se%runity5

    e. &romosi dari keputusan

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    6/18

    &enjelasan pasal )6 ayat 4(5 Undang-Undang nomor !# tahun !"")

    tentang &raktik Kedokteran dan &ermenkes No. !6# tahun !"" tentang

    Rekam 2edis menyatakan bah$a rekam medis adalah berkas yang berisikan

    %atatan dan dokumen tentang identitas pasien pemeriksaan pengobatan

    tindak dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

    ujuan diadakannya rekam medis menurut &ermenkes No. !6# tahun

    !"" pasal (3 ayat 4(5 adalah bah$a rekam medis dapat

    dimanfaatkandigunakan sebagaipemeliharaan kesehatan dan pengobatan

    pasien alat bukti dalam proses penegakan hukum disiplin kedokteran

    penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi bagi profesi kedokteran

    keperluan pendidikan dan penelitian dasar pembiayaan biaya pelayanan

    kesehatan data statisti% kesehatan.

    +elain itu kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antara

    lain;

    a. /spek administrasi; Rekam medis mempunyai arti administrasi karena

    isinya menyangkut tindakan berdasarkan $e$enang > tanggung ja$ab

    bagi tenaga kesehatan.

    b. /spek medis; Rekam medis mempunyai nilai medis karena %atatan

    tersebut dipakai sebagai dasar meren%anakan pengobatan > pera$atan

    yang akan diberikan

    %. /spek hukum; Rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya

    menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

    keadilan dalam usaha menegakkan hukum serta bukti untuk menegakkan

    keadilan.

    d. /spek keuangan; Rekam medis dapat menjadi bahan untuk menetapkan

    pembayaran biaya pelayanan kesehatan.e. /spek penelitian; Rekam medis mempunyai nilai penelitian karena

    mengandung data atau informasi sebagai aspek penelitian >

    pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

    f. /spek pendidikan; Rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena

    menyangkut data informasi tentang perkembangan kronologis pelayanan

    medik terhadap pasien yang dapat dipelajari.

    6

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    7/18

    g. /spek dokumentasi; Rekam medis mempunyai nilai dekumentasi karena

    merupakan sumber yang harus didokumentasikan yang dipakai sebagai

    bahan pertanggungja$aban > laporan.

    (. Sen)#et! 'ed"#

    +engketa medik di rumah sakit merupakan pertentangan antara dokter

    R+ di satu pihak dan pasien sebagai pihak lain dapat berupa pelanggaran

    kode etik kedokteran pelanggaran hak orang lain 4perdata5 maupun

    pelanggaran kepentingan masyarakat 4pidana5. 4/gus &ur$adianto !""(5.

    +engketa medik di rumah sakit dapat ber$ujud pengaduan dapat disertai atau

    tanpa malapraktik. /%apkali sengketa medik dipi%u oleh modus operandipenga%ara maupun persaingan antar dokterrumah sakit.

    0eberapa peristi$a 4kejadian5 di rumah sakit yang bersifat negatif dan

    berpotensi menimbulkan kerugian pada rumah sakit dapat berasal dari;

    pengaduan langsung berita pada mass media tulisan pada pikiran pemba%a

    hasil evaluasi internal baik oleh pimpinan rumah sakit atau Komite 2edik.

    +oeraryo 'arsono 4!""35 dalam ,artini menyebutkan bah$a alur

    penyelesaian sengketa medik di rumah sakit adalah;

    !. 0edakan antara masalah etik dan hukum 4hukum pidana hukum perdata

    dan hukum administratif5

    $. :ek semua peraturan yang terkait termasuk Kode ?tik Kedokteran Kode

    ?tik Rumah +akit

    %. /nalisa kasus dalam %ase revie$

    d. entukan @posisi7 dokter < pasien

    erdapat dua %ara penyelesaian sengketa medik yaitu melalui 9alur

    hokum yang terdiri dari ,ukum &idana dan &erdata dan melalui 9alur ?tika

    &rofesi Kedokteran Indonesia yaitu dengan 2K?K dan &3?K. &utusan dari

    pengadilan perdata berupa ganti rugi putusan pengadilan pidana ditentukan

    oleh pasal undang-undang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan

    sedangkan saksi menurut ?tika &rofesi Kedokteran Indonesia hanya berupa

    sanksi administratif saja yaitu berupa surat peringatan skorsi sementara dari

    keanggotaan peme%atan keanggotaan atau pen%abutan ijin praktek.

    &enyelesaian sengketa medik melalui 9alur ?tika &rofesi Kedokteran

    Indonesia kurang disenangi oleh pasien dan keluarganya karena putusan yang

    7

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    8/18

    dikeluarkan tidak berhubungan langsung dengan kerugian yang diderita

    sedangkan penyelesaian dengan jalur hukum dihindari oleh dokter karena

    penyelesaiannya yang bersifat terbuka dapat

    men%emarkan nama baik dokter yang bersangkutan. 4,alim !""65.

    B. DASAR HUKU'

    1. Informed Con%ent

    !. UU N" 36 ahun !""# entang Kesehatan &asal *6

    1* +etiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh

    tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah

    menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut

    se%ara lengkap

    &* ,ak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat 4(5

    tidak berlaku pada;

    a. &enderita penyakit yang penyakitnya dapat se%ara

    %epat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas

    b. Keadaan seseorang yang tidak sadarkan diriA atau

    %. 8angguan mental berat

    35 Ketentuan mengenai hak menerima atau menolak sebagaimana

    dimaksud pada ayat 4(5 diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    b. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 32: Setiap

    pasien mempunyai hak:

    (5 2endapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata %ara tindakan

    medis tujuan tindakan medis alternatif tindakan risiko dan

    komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan

    yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatanA

    !5 2emberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

    dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanyaA

    %. &ernyataan I'I entang Informed :onsent

    (5 2anusia de$asa dan sehat rohaniah berhak sepenuhnya menentukan

    apa yang hendak dilakukan terhadap tubuhnya.

    !5 'okter tidak berhak melakukan tindakan medis yang bertentangan

    dengan kemauan pasien $alaupun untuk kepentingan pasien itu

    sendiri. 1leh karena itu semua tindakan medis 4diagnostik terapeutik

    8

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    9/18

    maupun paliatif5 memerlukan BInformed :onsentB se%ara lisan

    maupun tertulis.

    35 +etiap tindakan medis yang mengandung risiko %ukup besar

    mengharuskan adanya persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh

    pasien setelah sebelumnya pasien itu memperoleh informasi yang

    adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta

    risiko yang berkaitan dengannya 4 BInformed :onsentB 5.

    )5 Untuk tindakan yang tidak termasuk dalam butir 3 hanya dibutuhkan

    persetujuan lisan atau sikap diam.

    *5 Informasi tentang tindakan medis harus diberikan kepada pasien baik

    diminta oleh pasien maupun tidak. 2enahan informasi tidak boleh

    ke%uali bila dokter menilai bah$a informasi tersebut dapat merugikan

    kepentingan kesehatan pasien. 'alam hal ini dokter dapat

    memberikan informasi itu kepada keluarga terdekat. 'alam

    memberikan informasi kepada keluarga terdekat pasien kehadiran

    seorang pera$at paramedik lain sebagai saksi adalah penting.

    65 Isi informasi men%akup keuntungan dan kerugian tindakan medis

    yang diren%anakan baik diagnostik terapeutik maupun paliatif.

    Informasi biasanya diberikan se%ara lisan tetapi dapat pula se%ara

    tertulis 4berkaitan dengan informasi BInformed :onsentB5. Informasi

    harus diberikan se%ara jujur dan benar terke%uali bila dokter menilai

    bah$a hal ini dapat merugikan kepentingan pasien. 'alam hal ini

    dokter dapat memberikan informasi yang benar itu kepada keluarga

    terdekat pasien.

    =5 'alam hal tindakan bedah 4operasi5 dan tindakan invasif lainnya

    informasi harus diberikan oleh dokter yang bersangkutan sendiri.

    Untuk tindakan yang bukan bedah 4operasi5 dan tindakan invasif

    informasi dapat diberikan oleh pera$at atau dokter lain

    sepengetahuan atau dengan petunjuk dokter yang mera$at.

    5 &erluasan operasi yang dapat diduga sebelum tindakan dilakukan

    tidak boleh dilakukan tanpa informasi sebelumnya kepada keluarga

    yang terdekat atau yang menunggu. &erluasan yang tidak dapat

    diduga sebelum tindakan dilakukan boleh dilaksanakan tanpa

    9

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    10/18

    informasi sebelumnya bila perluasan operasi tersebut perlu untuk

    menyelamatkan nya$a pasien pada $aktu itu

    #5 Informed consent diberikan oleh pasien de$asa yang berada dalam

    keadaan sehat rohaniah

    ("5Untuk orang de$asa yang berada diba$ah pengampuan Informed

    consent diberikan oleh orangtua kurator $ali. Untuk yang diba$ah

    umur dan tidak mempunyai orangtua$ali. BInformed :onsentB

    diberikan oleh keluarga terdekat

    ((5 'alam hal pasien tidak sadarpingsan serta tidak didampingi oleh

    yang tersebut dalam butir (" dan yang dinyatakan se%ara medis

    berada dalam keadaan ga$at danatau darurat yang memerlukan

    tindakan medis segera untuk kepentingan pasien tidak diperlukan

    Informed consent dari siapapun dan ini menjadi tanggung ja$ab

    dokter.

    (!5 'alam pemberian persetujuan berdasarkan informasi untuk tindakan

    medis di R+ Klinik maka R+ Klinik yang bersangkutan ikut

    bertanggung ja$ab.

    d. UU RI No. !# ahun !"") entang &raktik Kedokteran &asal )*

    (5 +etiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan

    oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat

    persetujuan.

    !5 &ersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4(5 diberikan setelah

    pasien mendapat penjelasan se%ara lengkap.

    35 &enjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat 4!5 sekurang-kurangnya

    men%akup;

    a. 'iagnosis dan tata %ara tindakan medis

    b. ujuan tindakan medis yang dilakukanA%. /lternative tindakan laindari risikonyaA

    d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadiA dan

    e. &rognosis terhadap tindakan yang dilakukan

    )5 &ersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4!5 dapat diberikan baik

    se%ara tertulis maupun lisan.

    *5 +etiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung

    risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang

    ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan

    10

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    11/18

    65 Ketentuan mengenai tata %ara persetujuan tindakan kedokteran atau

    kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 4(5 ayat 4!5 ayat

    435 ayat 4)5 dan ayat 4*5 diatur dengan &eraturan 2enteri.

    e. &ermenkes No.!#"2enkes&erIII!"" tentang &ersetujuan indakan

    Kedokteran.

    (5 &asal ! ayat 4(5 menyatakan bah$a ; semua tindakan kedokteran yang

    akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

    !5 &asal = ayat 4(5 menyatakan bah$a ; penjelasan tentang tindakan

    kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan atau keluarga

    terdekat baik diminta maupun tidak diminta.35 &asal = ayat 435 menyatakan bah$a; penjelasan tentang tindakan

    kedokteran dimaksud pada ayat 4(5 sekurang-kurangnya men%akup ;

    a5 'iagnosis dan tata %ara tindakan kedokteran

    b5 ujuan tindakan kedokteran yang dilakukan

    %5 /lternatif tindakan lain dan resikonya

    d5 Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

    e5 &rognosis terhadap tindakan yang dilakukan

    f5 &rakiraan pembiayaan

    )5 &asal (3 ayat 4(5 menyatakan bah$a; persetujuan diberikan olehpasien yang kompeten atau keluarga terdekat.

    f. K1'?R+I 4Kode ?tik R+ Indonesia5 tentang Ke$ajiban Rumah +akit

    erhadap &asien.

    (5 &asal ("

    Rumah sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien

    dan tindakan apa yang hendak dilakukan.

    !5 &asal ((

    Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien 4informed consent5

    sebelum melakukan tindakan medik.

    &. Re#!m 'ed"#

    1* UU RI Nomor 36 tentang Kesehatan &asal *=;

    4(5 +etiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang

    telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.

    4!5 Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi

    sebagaimana dimaksud pada ayat 4(5 tidak berlaku dalam hal;

    a. &erintah undang-undangA

    b. &erintah pengadilanA

    %. ICin yang bersangkutanA

    11

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    12/18

    d. Kepentingan masyarakatA atau

    e. Kepentingan orang tersebut.

    !5 UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 ayat (1)

    Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:

    a. menyelenggarakan rekam medis;

    35 &ermenkes No.!6#2enkes&erIII!"" tentang Rekam medis

    (5 &asal (! ayat 4!5 menyatakan bah$a; isi rekam medis merupakan

    milik pasien.

    !5 &asal (3 ayat 4(5 huruf a menyatakan bah$a; pemanfaatan rekam

    medis dapat dipakai sebagai ; pemeliharaan kesehatan dan

    pengobatan pasien.

    )5 UU RI No. !# ahun !"") entang &raktik Kedokteran &asal )6 ayat

    4(5 +etiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik

    kedokteran $ajib membuat rekam medis.

    *5 &ermenkes No.!#"2enkes&erIII!"" tentang &ersetujuan indakan

    Kedokteran &asal #;

    (5 &enjelasan sebagaimana dimaksud dalam &asal harus diberikan

    se%ara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau %ara

    lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.

    !5 &enjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat 4(5 di%atat dan

    didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau

    dokter gigi yang memberikan penjelasan dengan men%antumkan

    tanggal $aktu nama dan tanda tangan pemberi penjelasan dan

    penerima penjelasan.

    C. PED+'AN PERSETUJUAN TINDAKAN 'EDIK ,IN-+R'ENT

    C+NSENT*

    1. U'U'a. 0ah$a masalah kesehatan seseorang 4pasien5 adalah tanggung ja$ab

    seseorang 4pasien5 itu sendiri. 'engan demikian sepanjang keadaan

    kesehatan tersebut tidak sampai mengganggu orang lain maka ketulusan

    untuk mengobati atau tidaknya masalah kesehatan yang dimaksud

    sepenuhnya terpulang dan menjadi tanggung ja$ab yang bersangkutan.

    b. 0ah$a tindakan kedokteran yang dilakukan oleh dokter untuk

    meningkatkan atau memulihkan kesehatan seseorang 4pasien5 hanya

    merupakan suatu upaya yang tidak $ajib diterima oleh seseorang 4pasien5

    12

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    13/18

    yang bersangkutan. Karena sesungguhnya dalam pelayanan kedokteran

    tidak seorangpun yang dapat memasukkan hasil akhir dan

    diselenggarakan oleh pelayanan kedokteran medis 4un%ertainly result5

    dank arena itu tidak etis sifatnya jika penerimaannya dipaksakan. 9ika

    seseorang karena satu dan lain hal tidak dapat dan atau tidak bersedia

    menerima tindakan kedoktena yang dita$arkan maka sepanjang

    penolakan tersebut tidak sampai membahayakan orang lain harus

    dihormati.

    %. 0ah$a hasi dari kedokteran akan lebih berdaya guna dan berhasil guna

    apabila terjalin kerjasama yang baik antara dokter dan pasien karena

    dokter dan pasien dapat saling mengisi dan melengkapi. 'alam rangka

    menjalin kerja sama yang baik ini perlu diadakan ketentuan yang

    mengatur menolak hak pribadinya dilanggar setelah dia mendapat

    informasi sehubungan dengan pelayanan kedokteran yang akan diberikan

    kepadanya.

    d. Informed %onsent terdiri dari kata informed yang berarti telah men%apai

    informasi dan %onsent berarti persetujuan 4iCin5. Dang dimaksud dengan

    informed %onsent dalam profesi kedokteran adalah pernyataan setuju

    4%onsent5 atau iCin dari seseorang 4pasien5 yang diberikan dengan bebas

    rasional tanpa paksaan 4voluntary5 tentang tindakan kedokteran yang

    akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi %ukup

    tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.

    e. 0ah$a untuk mengatur keserasian keharmonisanm dan ketertiban

    hubungan dokter dan pasien melalui pemberian informed %onsent harus

    ada pedoman sebagai a%uan bagi pemilik dan pengelola rumah sakit.

    &. DASAR

    +ebagai dasar dikeluarkannya edaran ini adalah ketentuan dalam bidang

    kesehatan terutama yang menyangkut informed %onsent yaitu ;

    a. Undang-undang nomor 3! tahun (##! tentang kesehatan.

    b. &eraturan pemerintah nomor 3! tahun (##6 tentang tenaga kesehatan.

    %. &eraturan menteri kesehatan RI nomor (*#2enkes+K&?R(((#

    tentang rumah sakit.

    13

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    14/18

    d. &eraturan menteri kesehatan RI nomor =)#2enkes&erIE(##

    tentang rekam medis atau medi%al re%ord.

    e. &eraturan menteri kesehatan RI nomor **2enkes&erIE(## tentang

    persetujuan tindakan medis.

    f. Keputusan menteri kesehatan RI nomor )62enkes+KFI(##6 tentang

    berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis

    di rumah sakit.

    14

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    15/18

    BAB III

    PE'BAHASAN

    &raktik kedokteran merupakan suatu praktik penuh risiko. indakan medik

    diagnostik maupun terapetik tidak pernah lepas dari kemungkinan %edera syok

    sampai meninggal. +elain itu pada umumnya hasil suatu pengobatan tidak dapat

    diramalkan se%ara pasti.

    &eningkatan taraf pendidikan sosial-ekonomi pengaruh media massa dan

    alat-alat komunikasi tampaknya ikut berperan dalam ikut merubah paradigma

    masyarakat tentang pelayanan kesehatan ke arah menjadi lebih kritis dan mulai

    menyadari hak-haknya dan menuntut fasilitas kesehatan untuk melaksanakan

    ke$ajibannya. &ada era sebelum tahun #"-an kita nyaris tidak pernah mendengar

    adanya kasus malpraktek yang digugat atau diba$a pengadilan oleh korban dalam

    hal ini pasien sementara di era a$al abad ke-!( ini hal tersebut sudah tidak

    berlaku lagi yang ditandai dengan maraknya kasus malpraktek antara dokter

    dengan pasien yang digugat atau diklaim dan menuntut penyelesaian baik se%ara

    pidana maupun perdata.

    +engketa 2edik di Rumah +akit merupakan pertentangan antara dokter R+

    di satu pihak dan pasien sebagai pihak lain yang dapat berupa pelanggaran kode

    etik kedokteran pelanggaran hak orang lain 4perdata5 maupun pelanggaran

    kepentingan masyarakat 4pidana5. +engketa medik di rumah sakit dapat ber$ujud

    pengaduan dapat disertai atau tanpa malapraktik.

    /lur &enyelesaian +engketa 2edik di Rumah +akit adalah dengan %ara

    membedakan antara masalah etik dan hukum 4hukum pidana hukum perdata dan

    hukum administratif5 menge%ek semua peraturan yang terkait 4termasuk Kode

    ?tik Kedokteran dan Kode ?tik Rumah +akit5 menganalisa kasus dalam case

    review serta menentukan @posisi7 dokter < pasien.

    Rekam medis danInformed consent sangatlah berperan dalam penyelesaian

    sengketa medik di rumah sakit. Gungsi rekam medis sebagai alat bukti dalam

    15

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    16/18

    proses penegakan hukum disiplin kedokteran penegakan etika kedokteran dan

    kedokteran gigi membantu penyelesaian sengketa medik dengan ikut menentukan

    apakah berdasarkan %atatan tenaga kesehatan yang terdapat dalam rekam medis di

    sana terdapat kelalaian kesengajaan ketidakmampuan atau kesalahan dalam

    prosedur tindakan yang dilakukan. ,al ini merupakan hal yang esensial sekali

    karena perikatan yang terjadi antara rumah sakit dengan pasien adalah perikatan

    yang sifatnya ikhtiar sehingga jika ada kerugian yang diakibatkan oleh pelayanan

    atau tindakan tenaga kesehatan di rumah sakit maka rekam medis akan menjadi

    rujukan pertama karena disana ter%atat semua pelayanan dan tindakan yang

    diterima oleh pasien.

    +alah satu dokumen yang dibuka pertama kali ketika terjadi sengketa medik

    adalah lembar informed consent atau lembar persetujuan tindakan tindakan

    kedokteran. 'ari lembar informed consent akan dilihat apakah sebelum tindakan

    sudah diberikan penjelasan sekurang-kurangnya men%akup diagnosis dan tata %ara

    tindakan medis tujuan tindakan medis yang dilakukan alternative tindakan lain

    dari risikonya risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis

    terhadap tindakan yang dilakukan. 'ari lembar informed consent juga akan

    terlihat apakah pasien sudah memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan

    baik se%ara tertulis maupun lisan.

    16

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    17/18

    BAB I

    PENUTUPAN

    A. Kes"mu0!n

    Rekam medis sangatlah berperan dalam penyelesaian sengketa medik di

    rumah sakit karena rekam medis akan menjadi rujukan pertama jika terjadi

    sengketa medik dikarenakan pada rekam medik ter%atat semua pelayanan dan

    tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan diterima oleh pasien.

    &erikatan yang terjadi antara rumah sakit dengan pasien adalah perikatan yang

    sifatnya ikhtiar sehingga jika ada sengketa medik karena kerugian yang

    diakibatkan oleh pelayanan atau tindakan tenaga kesehatan di rumah sakit maka

    rekam medis akan menjadi rujukan pertama karena disana ter%atat semua

    pelayanan dan tindakan yang diterima oleh pasien.

    Informed consentakan memperlihatkan apakah sebelum tindakan sudah

    diberikan penjelasan serta akan diketahui apakah pasien sudah memberikan

    persetujuan untuk dilakukan tindakan baik se%ara tertulis maupun lisan. &eran

    Informed consent dalamsengketa medik adalah sebagai jendela untuk melihat

    salah satu prosedur yang harus dile$ati ketika akan dilakukan tindakan

    kedokteran.

    B. S!r!n

    1. akukan pen%atatan dalam rekam medik se%ara benar dan jelas. ulis apa

    yang dikerjakan dan kerjakan apa yang ditulis.

    &. Upayakan orang yang menandatangani informed consent adalah orang-

    orang terdekat dengan pasien sehingga akan terhindar dari masalah jika

    ada hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

    LA'PIRAN

    17

  • 7/24/2019 Lamporan CSL Kelompok

    18/18

    DA-TAR PUSTAKA

    1. /gus &ur$adianto. op.%it. !""( Keputusan 'irektur 9enderal &elayanan

    2edik Nomor; ,K.""."6.!.3.=3" tahun (##*

    &. ,alim /. Rid$an &enyelesaian +engketa 2edik /ntara 'okter dan

    &asien 2elalui 9alur ,ukum dan 9alur ?tika &rofesi Kedokteran Indonesia

    4Kasus 9osua +itumorang5A Gakultas ,ukum Unika /tma 9ayaA 9akarta

    !""6

    (. 8u$andi Informed :onsent > Informed Refusal )th edition 0alai

    &enerbit GkUI 9akarta !""6

    . ampiran +K0 I'I Nomor 3(#&0/.

    2. &ermenkes Nomor !6#2enkes&erIII!"" tentang Rekam medis

    3. &ermenkes Nomor !#"2enkes&erIII!"" tentang &ersetujuan indakan

    Kedokteran

    4. +oeraryo 'arsono; &erlindungan ,ukum bagi 'okter 4makalah

    disampaikan pada ,U R+U& 'r. +oeradji irtonegoro Klaten !""35

    5. &?'12/N ?N/N8 IN'/K/N 2?'IK 4INFORMENT CONSENT5

    18

    http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=52&pbit=%22Fakultas+Hukum+Unika+Atma+Jaya%22http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=52&pbit=%22Fakultas+Hukum+Unika+Atma+Jaya%22