laporan konseling lintas budaya

11
7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 1/11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu bagi semua warga Negara termasuk di dalamnya siswa yang notabene adalah generasi penerus bangsa. Pendidikan di Indonesia, yang merupakan negara multikultural kerap menjumpai fenomena dari segi pendidik dengan terdidik adalah berbeda secara budaya, dan  perbedaan ini juga tidak jarang menimbulkan beragam permasalahan. Berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah pun tidak lepas dari  permasalahan budaya, baik itu persamaan maupun perbedaan budaya antara konselor dengan siswa di sekolah. Dari adanya hal tersebut, dari pihak konselor diharuskan menguasai wawasan budaya guna menghadapi siswasiswi yang berbeda budaya. Perbedaan dan persamaan budaya merupakan sesuatu hal yang umum terjadi dalam pendidikan, namun hal tersebut perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan adanya konflik antar budaya di sekolah. !onselor perlu menerapkan ethic dan emic dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu titik pandang dalam mempelajari budaya dari luar maupun dari dalam sistem budaya tersebut "Segall, #$$% dalam Dayakisni, &%%'(&#). *al tersebut ditujukan agar tidak terjadi adanya enkapsulasi budaya maupun bias budaya dalam pelaksanaan layanan B! di sekolah. !onseling lintas budaya atau konseling multicultural adalah hubungan konseling di mana dua atau lebih peserta berbeda berkenaan dengan latar belakang  budaya, nilainilai dan gaya hidup atau lifestyle "Sue dkk, #$+& dalam Dayakisni, &%%'--). Berdasarkan pendapat Sue dimaknai bahwa esensi dari konseling lintas  budaya dalam setting sekolah adalah agar pemberian bantuan yang bersifat psikologis dari konselor yang merupakan bagian dari pendidikan dapat terlaksana tanpa adanya hambatan yang berasal dari perbedaan budaya. Di mana perbedaaan budaya tersebut dapat menyebabkan suatu perbedaan nilainilai dan gaya hidup yang akan menghambat proses dari konseling lintas budaya dalam setting sekolah. B. Rumusan masalah 1

Upload: bayuhardy

Post on 17-Feb-2018

385 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 1/11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu bagi semua warga Negara

termasuk di dalamnya siswa yang notabene adalah generasi penerus bangsa.

Pendidikan di Indonesia, yang merupakan negara multikultural kerap menjumpai

fenomena dari segi pendidik dengan terdidik adalah berbeda secara budaya, dan

 perbedaan ini juga tidak jarang menimbulkan beragam permasalahan. Berkaitan

dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah pun tidak lepas dari permasalahan budaya, baik itu persamaan maupun perbedaan budaya antara konselor 

dengan siswa di sekolah. Dari adanya hal tersebut, dari pihak konselor diharuskan

menguasai wawasan budaya guna menghadapi siswasiswi yang berbeda budaya.

Perbedaan dan persamaan budaya merupakan sesuatu hal yang umum terjadi

dalam pendidikan, namun hal tersebut perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan

adanya konflik antar budaya di sekolah. !onselor perlu menerapkan ethic dan emic

dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu titik pandang dalam

mempelajari budaya dari luar maupun dari dalam sistem budaya tersebut "Segall,

#$$% dalam Dayakisni, &%%'(&#). *al tersebut ditujukan agar tidak terjadi adanya

enkapsulasi budaya maupun bias budaya dalam pelaksanaan layanan B! di sekolah.

!onseling lintas budaya atau konseling multicultural adalah hubungan

konseling di mana dua atau lebih peserta berbeda berkenaan dengan latar belakang

 budaya, nilainilai dan gaya hidup atau lifestyle  "Sue dkk, #$+& dalam Dayakisni,

&%%'--). Berdasarkan pendapat Sue dimaknai bahwa esensi dari konseling lintas

 budaya dalam setting sekolah adalah agar pemberian bantuan yang bersifat psikologis

dari konselor yang merupakan bagian dari pendidikan dapat terlaksana tanpa adanya

hambatan yang berasal dari perbedaan budaya. Di mana perbedaaan budaya tersebut

dapat menyebabkan suatu perbedaan nilainilai dan gaya hidup yang akan

menghambat proses dari konseling lintas budaya dalam setting sekolah.

B. Rumusan masalah

1

Page 2: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 2/11

2

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan

rumusan masalah /Bagaimana pelaksanaan konseling lintas budaya di S0P Negeri ##

Semarang12.

C. Tujuan dan manfaat

3ujuan dan manfaat dari dilaksanakannya obser4asi !onseling lintas Budaya

adalah untuk mengetahui pelaksanaan konseling lintas budaya di S0P Negeri ##

Semarang dan dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaan konseling lintas

 budaya dalam setting sekolah.

BAB II

TEUAN DAN ANALI!I!

Page 3: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 3/11

3

A. Temuan

Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan dengan subjek inter4iewee

!oordinator 5uru B! di S0PN ## Semarang yaitu Ibu 3ri Suwarni, S. Pd., diuraikan

hasil wawancara dan pembahasan hasil wawancara yang didasari pada rumusan

masalah dalam Bab # yaitu mengenai pelaksanaan konseling lintas budaya di S0PN

## Semarang. 6da pun hasil wawancara yaitu sebagai berikut(#. 7atar belakang dan karakteristik budaya di S0PN ## Semarang

Siswasiswi di S0P Negeri ## Semarang berasal dari daerah Semarang,

7uar !ota Semarang dan 7uar Pulau 8awa. Siswa yang berasal dari daerah luar 

kota yaitu seperti !abupaten 8epara dan !udus, sedangkan untuk luar pulau 8awa

 berasal dari Pulau !alimantan di mana siswasiswa dari luar 8awa tersebut adalah

atletatlet pelajar yang menetap di 6srama Pelatnas 59: 8atidiri Semarang.

Secara mayoritas siswa S0PN ## Semarang berasal dari daerah Semarang dan

secara minoritas berasal dari luar kota Semarang dan luar 8awa.

Dilihat dari segi status ekonomi, !oordinator B! S0PN ## Semarang

menjelaskan bahwa dominan siswasiswi di sekolah tersebut berasal dari status

ekonomi kelas menengah ke bawah. !emudian untuk guru B! di S0PN ##

Semarang itu sendiri kesemuanya adalah perempuan yang berjumlah sebanyak '

orang yaitu & orang merupakan warga Semarang asli, # orang berasal dari

!abupaten Purworejo dan # orang berasal dari !ota ;ogyakarta.&. 0asalahmasalah siswa yang terjadi di S0PN ## Semarang

0asalahmasalah yang terjadi di S0PN ## Semarang adalah hal yang

 beragam. Disampaikan oleh !oordinator B! di sekolah tersebut bahwa untuk 

masalah yang berkaitan dengan belajar, pada umumnya hampir semua siswa

memiliki permasalahan yang sama, namun untuk masalah yang berkaitan dengan

 pribadi masingmasing siswa memiliki masalah yang berbedabeda.

6da pun masalahmasalah sosial yang dialami oleh siswa S0PN ##

Semarang lebih pada masalah penyesuaian diri, masalah tersebut banyak terjadi

terutama pada siswa yang berasal dari luar !ota Semarang dan luar 8awa

dikarenakan kesulitan budaya dan bahasa, yang menyebabkan kecenderungan

Page 4: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 4/11

4

 pendiam saat berada di kelas. 0asalah yang kerap terjadi pada siswasiswa yang

 berasal dari luar kota Semarang seperti halnya merasa tidak betah berada jauh dari

orang tuanya, sehingga menyebabkan siswasiswa tersebut sering pulang ke

daerahnya dan hal tersebut memberikan dampak pada akademik mereka.

3erkait dengan pergaulan antar siswa, tidak semua siswa yang berasal dari

wilayah Semarang "siswa asli Semarang) ini menguasai pergaulan yang ada di

sekolah, intensitas pergaulan di sekolah ini tergantung pada indi4idu masing

masing dan fenomena pergaulan di S0PN ## Semarang adalah standar dan tidak 

ada pergaulan antar siswa yang bersifat menonjol.Di S0PN ## Semarang hingga saat ini belum terjadi adanya konflik di

kalangan siswa yang disebabkan oleh persoalan asal daerah atau budaya. 3erkait

 perkelahian atau pun konflik lain antara siswa yang berasal dari kota Semarang

dengan siswa dari luar Semarang belum pernah terjadi, namun untuk konflik 

antara kakak kelas dengan adik kelas pernah terjadi, tetapi bukan disebabkan

karena status sosial atau budaya melainkan dikarenakan permasalahan tertentu.

<orak pergaulan antara murid kelas # sampai dengan kelas - pada

dasarnya berbedabeda. =ntuk kelas >II dalam hal ini terjadi /klik2 atau geng

antar siswa yang berasal dari # sekolah dasar "SD) yang sama, kemudian ketika

menginjak di kelas >III semua siswa sudah dapat membaur dengan siswasiswa

lain yang berbeda sekolah asalnya, begitupun juga ketika sudah menginjak kelas

I? siswasiswi sudah semakin membaur seiring dengan rentang waktu

 pembelajaran. !husus siswa yang berasal dari luar 8awa cenderung lebih lama

menyesuaikan diri dalam hal pergaulan antar siswa, hal tersebut dikarenakan

siswa yang berasal dari luar 8awa kurang cenderung pendiam ketika bersama

dengan temanteman yang merupakan siswa asli Semarang.

-. *ambatan dalam konseling lintas budayaDalam kegiatan belajar dan mengajar seharihari di sekolah, tidak terdapat

siswa yang menggunakan bahasa atau pun istilahistilah dari daerahnya "bukan

daerah Semarang), namun siswa yang berasal dari luar daerah lebih menggunakan

 bahasa yang umum "bahasa Indonesia) dan cenderung mengalami kontaminasi

Page 5: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 5/11

5

 bahasa dengan lebih mengikuti bahasa daerah Semarang. Selain bahasa, di

sekolah ini tidak terdapat perilaku atau pun prasangka negatif dan juga stereotype

stereotype yang beredar antara siswa dari daerah atau kelas tertentu kepada siswa

dari daerah lain yang berbeda budaya.

Peraturan atau tata tertib di S0PN ## Semarang hingga saat ini belum ada

 pelanggaran yang dilakukan oleh siswa secara signifikan, hal tersebut

dikarenakan peraturan di S0PN ## Semarang bersifat umum dan tidak 

memandang kultur. 6danya pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh siswa,

 bukan karena disebabkan oleh faktor budaya melainkan disebabkan dari faktor 

intern atau dari diri indi4idu "siswa) sendiri.Dalam menjalankan tugas Bimbingan dan konseling atau tugas yang

 berkaitan dengan profesi helper  pada siswa yang berbeda secara budaya, terdapat

hambatanhambatan yang ditemui oleh konselor S0PN ## Semarang, antara lain

sebagai berikut(a. =ntuk menjalin komunikasi dengan orang tua siswa yang berbeda secara

 budaya konselor tidak bisa melakukan tatap muka atau bertemu secara

langsung sehingga berkesulitan memperoleh informasi mengenai siswa.

 b. =ntuk menjalin komunikasi dengan orang tua siswa yang berasal dari luar 

kota, dengan melalui 4ia telepon dan dengan menghubungi pihak walinya saja

"nenek@saudara terdekat di Semarang).

c. =ntuk siswa yang berasal dari luar 8awa apabila terdapat masalah di sekolah,

konselor hanya melakukan upaya komunikasi dengan menghubungi pihak 

Pelatih mereka, namun juga tetap berusaha menghubungi pihak orang tua

siswa melalui telepon.'. Penerapan konseling lintas budaya dalam setting sekolah

0emiliki peserta didik yang beraneka ragam budaya, dalam hal ini

menjadikan konselor untuk memberikan materi layanan informasi baik bidang

 pribadi maupun sosial yang berkaitan dengan keberagaman etnis di sekolah pada

siswa secara klasikal. !onselor memandang keberagaman etnis siswasiswi yang

terdapat di sekolah yaitu sebagai latar belakang dari asal usul siswasiswi mereka,

tetapi keberagaman etnis tidak mempengaruhi proses pendidikan atau pun proses

Page 6: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 6/11

6

 pemberian bantuan yang bersifat psikologis, karena semua siswa baik yang satu

 budaya atau pun berbeda budaya memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam

konteks pendidikan dan perkembangan.

!eberagaman etnis siswa mempunyai pengaruh dalam mata pelajaran

 bahasa 8awa, hal ini dikarenakan siswa yang berasal dari luar 8awa sebelumnya

tidak memahami bahasa 8awa yang menjadi budaya dari temantemannya ketika

di sekolah. *al tersebut menjadikan kendala atau kesulitan belajar bagi siswa

yang berasal dari luar 8awa. Pendekatan yang digunakan oleh konselor S0P

 Negeri ## Semarang dalam menghadapi perkelahian atau pun konflik lain antar 

siswa adalah dengan memanggil siswasiswa tersebut yang bersangkutan untuk kemudian melakukan layanan mediasi. Dalam hal tujuan dari pemberian layanan

B! yaitu perubahan perilaku dan pengambilan keputusan, konselor tidak 

memaksakan siswa untuk mengikuti kebiasaankebiasaan yang dilakukan oleh

 pihak konselor, karena penyelesaian masalah atau upaya kuratif yang diberikan

hanya dengan memberikan layananlayanan bimbingan dan konseling pada siswa,

sedangkan untuk perubahan dan keputusan ada di tangan siswa itu sendiri.=paya pre4entif yang dilakukan oleh pihak konselor agar tidak terjadi

 permasalahan kelintasbudayaan antar siswa di sekolah yaitu dengan cara(a. 0engadakan layanan bimbingan klasikal dengan memberikan informasi

yang menyangkut masalah kelintasbudayaan atau crossculture yang dapat

menimbulkan adanya kesenjangan budaya atau konflik antar siswa b. Dari segi hubungan dengan orang tua siswa, konselor berupaya untuk 

memiliki datadata terkait nomor telepon orang tua siswa sehingga terjalin

komunikasi antara konselor dengan orang tua siswa, bilamana di sekolah

siswa mempunyai masalahmasalah yang berkaitan dengan pribadi, sosial,

 belajar maupun karir.

B. Anal"s"s has"l

!onseling lintas budaya adalah Ahubungan konseling di mana dua atau lebih

 peserta berbeda berkenaan dengan latar belakang budaya, nilainilai dan gaya hidup

atau lifestyle "Sue dkk, #$+& dalam Dayakisni, &%%'--). Di S0PN ## Semarang,

Page 7: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 7/11

7

terdapat konselor dengan konseli "siswa) yang berbeda secara budaya baik itu latar 

 belakang budaya, status sosial ekonomi dan juga gaya hidup. Di S0PN ## Semarang

latar belakang budaya antara siswa dengan konselor adalah berbeda, di mana dari segi

siswa terdapat tiga tempat asal yaitu dari siswa asli Semarang, siswa dari luar kota

seperti 8epara dan !udus, serta siswa dari luar 8awa, di mana siswasiswa dari luar 

8awa ini adalah atletatlet pelajar yang berasal dari !alimantan. !emudian untuk 

konselor terdapat & orang yang berasal dari Semarang "warga asli Semarang) dan &

orang berasal dari luar !ota yaitu !ota ;ogyakarta dan Purworejo.

Dilihat dari segi status ekonomi, dominan siswasiswi di S0PN ## Semarang

 berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. *al ini merupakan indikator adanya perbedaan budaya ditinjau dari kondisi staus sosial dan ekonomi. Berkaitan dengan

hal asalusul tempat tinggal dan status sosial ekonomi ini, menandakan bahwa di

S0P Negeri ## Semarang terdapat perbedaan budaya antara konselor dengan siswa,

dan hal tersebut menunjukkan adanya pelaksanaan konseling lintas budaya di S0P

 Negeri ## Semarang.

0asalah sosial seperti penyesuaian diri, banyak terjadi pada siswa yang

 berasal dari luar !ota Semarang dan luar 8awa dikarenakan adanya perbedaan budaya

dan bahasa daerah. *al ini tidak menyebabkan hambatan dalam proses bimbingan

dan konseling tetapi lebih berdampak kemandirian dan riwayat akademik siswa di

mana siswa yang berasal dari luar kota Semarang merasa tidak betah berada jauh dari

orangtua, sehingga menyebabkan siswasiswa tersebut sering pulang ke daerah

asalnya dan hal tersebut memberikan dampak pada nilainilai akademik mereka

akibat dari tertinggal pelajaran.Di S0PN ## Semarang siswa yang berasal dari wilayah Semarang tidak 

sepenuhnya menjadi Apenguasa pergaulan antar siswa yang ada di sekolah, intensitas

 pergaulan di S0PN ## Semarang adalah standar dan tidak ada pergaulan antar siswa

yang bersifat menonjol. Di S0PN ## Semarang juga tidak terjadi adanya konflik di

kalangan siswa yang disebabkan oleh persoalan asal daerah atau budaya. =ntuk 

konflik antara kakak kelas dengan adik kelas pernah terjadi, tetapi bukan disebabkan

karena status sosial ataupun budaya melainkan dikarenakan masalah tertentu. *al

Page 8: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 8/11

8

tersebut menunjukkan perbedaan budaya tidak menjadikan permasalahn atau pemicu

konflik antar siswa.

Siswa yang berasal dari luar kota Semarang maupun dari luar 8awa tidak 

menggunakan bahasa atau istilahistilah yang berasal dari daerahnya, namun siswa

siswa tersebut lebih menggunakan bahasa yang umum "Indonesia) dan cenderung

mengalami kontaminasi bahasa dengan lebih mengikuti bahasa daerah Semarang.

Selain bahasa, di S0PN ## Semarang tidak terdapat perilaku atau pun prasangka

negatif antara siswa dari daerah atau kelas tertentu kepada siswa dari daerah lain.

Begitupun juga dengan peraturan atau tata tertib di S0PN ## Semarang, hingga saat

ini belum ada pelanggaran yang dilakukan oleh siswa secara signifikan, hal tersebutdikarenakan peraturan di S0PN ## Semarang bersifat umum dan tidak memandang

kultur. 6danya pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh siswa, bukan karena

disebabkan oleh faktor budaya melainkan dari faktor indi4idu.

Berdasarkan penjelasan dari temuan yang diperoleh mengenai latar belakang

 budaya, status sosial ekonomi maupun masalahmasalah yang terjadi pada siswa

seperti kurang dapat menyesuaikan diri dan juga sering pulang ke keluarga mereka di

tempat tinggal asal ini menunjukkan adanya culture shock  atau stress akulturatif yaitu

Aketika seseorang tidak mengenal kebiasaankebiasaan sosial dari kultur baru atau

 jika ia mengenalnya maka ia tidak dapat atau tidak bersedia menampilkan perilaku

yang sesuai dengan aturanaturan itu "Bochner, #$C% dalam Dayakisni, &%%'( -$).

Culture shock   ini dapat menyebabkan siswa yang berasal dari luar kota Semarang

atau luar 8awa kurang dapat menyesuaikan diri dan hal ini dapat memicu

 perkembangan pribadi dan sosial yang terhambat pada diri mereka.Dalam menjalankan tugas ke B!an atau yang berkaitan dengan profesi

helper  pada siswa yang berbeda secara budaya, konselor mengalami hambatan untuk 

menjalin komunikasi dengan orang tua siswa yang berasal dari luar kota atau pun luar 

8awa. !onselor tidak dapat melakukan tatap muka secara langsung dengan orang tua

siswa sehingga berkesulitan memperoleh informasi terkait siswa dari orang tua

mereka. !emudian untuk menjalin komunikasi dengan orang tua siswa yang berasal

dari luar kota, konselor melakukan komunikasi melalui 4ia telepon atau dengan

Page 9: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 9/11

9

menghubungi pihak walinya saja "nenek@saudara terdekat di Semarang). Sedangkan

untuk siswa yang berasal dari luar kota apabila terdapat masalah di sekolah, konselor 

melakukan upaya komunikasi dengan menghubungi pihak Pelatih mereka, dengan

tanpa mengesampingkan komunikasi pada orang tua siswa melalui telepon.

0emiliki peserta didik yang beraneka ragam budaya dalam hal ini menjadikan

konselor untuk memberikan materi layanan informasi baik bidang pribadi maupun

sosial yang berkaitan dengan keberagaman etnis di sekolah pada siswa secara

klasikal. !onselor memandang keberagaman etnis siswasiswi di sekolah yaitu

sebagai latar belakang dari asal usul siswasiswi mereka, tetapi keberagaman etnis

tidak mempengaruhi proses pendidikan atau pun proses pemberian bantuan yang bersifat psikologis, karena semua siswa baik yang satu budaya atau pun berbeda

 budaya adalah memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam konteks pendidikan.

0enghadapi perkelahian atau pun konflik lain yang terjadi antar siswa di

sekolah, konselor S0P Negeri ## Semarang melakukan upaya dengan layanan

mediasi. Dalam hal tujuan dari pemberian layanan B! yaitu perubahan perilaku dan

 pengambilan keputusan, konselor tidak memaksakan siswa untuk mengikuti

kebiasaankebiasaan yang dilakukan oleh pihak konselor, hal tersebut menunjukkan

 bahwa konselor tidak menerapkan enkapsulasi budaya, yaitu Asuatu perilaku tidak 

mengindahkan 4ariasi budaya di antara klien, dan dogmatiEing suatu teknik yang

 berorientasi pada proses konseling "Frenn, #$+ dalam Dayakisni, &%%'(-').

!onselor memberikan upaya kuratif pada siswa hanya dengan memberikan layanan

layanan bimbingan dan konseling, sedangkan untuk perubahan "change) dan

 pengambilan keputusan ada di tangan siswa itu sendiri.=paya pre4entif yang dilakukan oleh pihak konselor agar tidak terjadi

 permasalahan kelintasbudayaan antar siswa di sekolah yaitu dengan cara(

a. 0engadakan layanan bimbingan klasikal dengan memberikan informasi yang

menyangkut masalah kelintasbudayaan atau crossculture  yang dapat

menimbulkan adanya kesenjangan budaya atau konflik antar siswa b. Dari segi hubungan dengan orang tua siswa, konselor berupaya untuk 

memiliki datadata terkait nomor telepon orang tua siswa sehingga terjalin

Page 10: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 10/11

10

komunikasi antara konselor dengan orang tua siswa, bilamana di sekolah

siswa mempunyai masalahmasalah yang berkaitan dengan pribadi, sosial,

 belajar maupun karir.

Pemahaman yang dimiliki dan upaya pre4entif yang dilakukan oleh konselor 

ini merupakan suatu bentuk dari adanya sensi4itas terhadap perbedaan budaya.

!onselor di S0PN ## Semarang mempunyai kriteria konselor lintas budaya yang

efektif, disebutkan Pedersen "#$+&) dalam 5ladding "&%##(#%-) karakteristik 

konselor yang efektif adalah Amemiliki pengetahuan akan cara pandang klien yang

 berbeda budaya dan peka terhadap pribadi indi4idu yang berbeda budaya. *al

tersebut ditunjukkan oleh konselor S0PN ## Semarang dengan memandang latar 

 belakang budaya siswa yang berbedabeda sebagai asalusul siswa saja dan konselor 

tetap menomorsatukan kesetaraan hak pada semua siswa di sekolah baik mereka yang

satu budaya maupun berbeda budaya dengan konselor.

BAB III

PENUTUP

A. #es"m$ulan

S0P Negeri ## Semarang mempunyai keberagaman budaya ditinjau dari segi

latar belakang daerah dan status sosial ekonomi siswa. *al tersebut turut

menyebabkan hambatan baik bagi pihak siswa maupun konselor dalam hal

 penyesuaian "adjusted ) di sekolah. Sejalan dengan keragaman etnis di sekolah,

konselor tidak melakukan enkapsulasi budaya pada siswa yang berbeda secara

 budaya. !onselor memberikan layananlayanan bimbingan dan konseling yang

 berkaitan dengan keberagaman budaya pada siswa sebagai upaya pre4entif untuk 

mencegah terjadinya konflik antar budaya pada siswa.

B. !aran

Page 11: Laporan Konseling Lintas Budaya

7/23/2019 Laporan Konseling Lintas Budaya

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-konseling-lintas-budaya 11/11

11

Berdasarkan temuan dan analisis yang diperoleh, dalam hal ini disampaikan

saran bagi !onselor di S0P Negeri ## Semarang dalam pelaksanaan konseling lintas

 budaya, yaitu sebagai berikut(

#. !onselor dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling yang dapat

meningkatkan penyesuaian diri " self adjusted ) siswa yang berasal dari luar 

8awa ketika di sekolah, agar siswa tersebut dapat sepenuhnya berkembang

secara pribadi dan sosial dan siswa tersebut terhindar dari adanya culture

 shock  atau stress akulturatif.

&. !onselor dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling yang dapat

meningkatkan kemandirian siswa yang kerap pulang ke daerahnya karena

tinggal berjauhan dengan orang tua, agar siswa tersebut tidak lagi

meninggalkan pelajaran yang dapat berdampak pada riwayat akademik siswa.

DA%TAR PU!TA#A

Dayakisni, 3ri G ;uniardi, Salis. &%%C.  Psikologi Lintas Budaya. 0alang( =00

Press.

5ladding, Samuel 3. &%##. Konseling (Profesi yang Menyeluruh). 8akarta( Indeks.