mieloproliferative disease 1

Upload: rizky-kaka

Post on 26-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    1/18

    BAB 3

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Hematopoetic stem cells

    Hematopoetic merupakan suatu proses berkesinambungan yang

    menghasilkan darah baru untuk menggantikan darah matur yang beredar dalam

    pembuluh darah. Sel darah matur memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda.

    Eritrosit khusus melakukan transport oksigen ke jaringan, platelet yang berasal

    dari megakaryosit mencegah perdarahan dari trauma yang terjadi dengan

    melakukan pembekuan darah. Leukosit, makrofag, B dan T sel, ! sel bertugasmelindungi tubuh dari infeksi dan patogen serta membangun pertahanan tubuh

    "sistem imun#.$

    3.2 Definisi

    %&' merupakan sekelompok penyakit yang ditandai dengan proliferasi

    abnormal sel induk darah baik satu atau lebih galur sel hematologik. (da beberapa

    pendapat tentang penyakit-penyakit yang termasuk kelompok ini. )asciato "*++#

    menyatakan baha %&' mencakup penyakit polisitemia era "&/#,

    23

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    2/18

    24

    trombositemia esensial "TE#, mielofibrosis idiopatik kronik dengan metaplasia

    myeloid "%%%#, sindroma hipereosinofilik "SHE# dan penyakit mieloproliferatif

    yang tidak dapat diklasifikasikan "0-%&'#.

    Sementara Tefferi et al. dalam 1H2 "*++3# mengklasifikasikan

    eoplasma %yeloid sebagai berikut4

    3.3 Epidemioloi

    5nsidensi dari kelompok penyakit ini meningkat seiring dengan usia tua.

    'i (merika Serikat ditemukan 6 .7++ kasus baru L%! "89+: kasus

    MPD

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    3/18

    25

    %&';tahun# dan 9-

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    4/18

    26

    3." Patoenesis

    &atogenesis penyakit ini masih belum jelas. &enelitian yang yang

    dilakukan dengan menggunakan metode pemeriksaan enAim ?-$&' "glucose-6-

    phosphate dehydrogenase#, analisa sitogenetik dan metode molekuler

    membuktikan baha kelompok penyakit ini muncul dari satu stem sel

    hematopoitik pluripotensial tunggal, bersifat klonal dan neoplastik. !lonalitas

    dapat terjadi pada tingkat sel stem yang berbeda.

    %elalui pemeriksaan analisa kromosom dapat diketahui baha

    abnormalitas sitogenetik klonal dapat dijumpai pada sel-sel eritroblast, netrofil,

    basofil, makrofag, megakaryosit dan turunan dari limfosit B, tetapi tidak dijumpai

    pada fibroblast. (bnormalitas kromosom ini dijumpai pada 6 *+: penderita &/

    "delesi *+C atau

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    5/18

    27

    Hematopoisis pada %&' umumnya ditandai dengan pertumbuhan otonom

    dan hipersensitiitas selsel progenitor terhadap growth factors. Seperti telah

    disinggung sebelumnya, %&' ditandai dengan proliferasi seluler dari satu atau

    lebih galur sel hematologik. 'alam hal eritropoisis, secara in itro diketahui

    baha darah atau sumsum tulang penderita &/ mampu membentuk erythropoietin

    colony-forming unit; erythropoietin CFUtanpa bantuan exogenous erythropoietin

    ; E&2. 'ata yang ada mengatakan baha kadar E&2 pada penderita &/

    "biasanya# rendah. &ara ahli menduga baha peningkatan proses eritropoisis pada

    &/ kemungkinan terjadi secara otonom atau terjadioleh karena adanya

    peningkatan sensitiitas terhadapkadar E&2 yang rendah. (danya ekspresi

    berlebihan ; overexpression dariBcl-xl"suatu inhibitor apoptosis# pada penderita

    &/ juga dianggap sebagai penyebab terjadinya surial sel-sel galur eritroid yang

    tidak bergantung terhadap E&2. Secara in itro juga didapatkan peningkatan

    erythroid burst-forming units; B>0-Es atau endogenous erythroid colonies; EE)

    pada &/, TE dan %%% dimana B>0-Es ini bersifat lebih sensitif terhadap

    growth factors.ase !ronis@9: pasien dengan )%L berada pada tahapan fase kronik pada saat

    mereka didiagnosa dengan )%L. Selama fase ini, pasien selalu tidak

    mengeluhkan gejala atau hanya ada gejala ringan seperti cepat lelah dan perut

    terasa penuh, gangguan penglihatan dan priapismus. Lamanya fase kronik

    berariasi dan tergantung sebearapa dini penyakit tersebut telah didiagnosa dan

    terapi yang digunakan pada saat itu juga. Tanpa adanya pengobatan yang adekuat,

    penyakit dapat berkembang menuju ke fase akselerasi.

    o >ase (kselerasi&ada fase akselerasi hitung leukosit menjadi sulit dikendalikan dan

    abnormalitas sitogenik tambahan mungkin timbul. !riteria diagnosa dimana fase

    kronik berubah menjadi tahapan fase akselerasi berariasi. !riteria yang banyak

    digunakan adalah kriteria yang digunakan di %' (nderson )ancer )enter dan

    kriteria dari 1H2. !riteria 1H2 untuk mendiagnosa )%L, yaitu 4

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    10/18

    32

    pendek. !risis blast didiagnosa apabila ada tanda-tanda sebagai berikut pada

    pasien )%L 4

    8*+: myeloblasts atau lymphoblasts di dalam darah atau sum-sum tulang.

    Sekelompok besar dari sel blast pada biopsi sum-sum tulang.

    &erkembangan dari chloroma.

    ?ejala dan Tanda

    0mumnya gejala )%L, biasanya tidak spesifik, seperti fatigue, malaise

    dan penurunan berat badan. (bdominal discomfort, yang disebabkan oleh

    splenomegali, biasanya juga dijumpai. ?ejala biasanya tidak nyata dan diagnosis

    sering ditegakkan bila pemeriksaan darah dilakukan atas alasan lain. &enderita

    mungkin datang dengan splenomegali "yang dapat masif# atau dengan gejala

    hipermetabolisme, termasuk kehilangan berat badan, anoreksia, dan keringat

    malam. ?ejala iskositas seperti gangguan penglihatan atau priapismus, jarang

    terjadi.9

    &asien sering asimptomatik pada saat pemeriksaan, hanya ditemukan

    peningkatan leukosit pada pemerikasaan jumlah leukosit. &ada keadaan ini )%L

    harus dibedakan dari reaksi leukemoid, yang mana pada pemeriksaan darah tepi

    memiliki gambaran yang serupa. ?ejala dari )%L adalah malaise, demam, gout

    atau nyeri sendi, meningkatnya kemungkinan infeksi, anemia, trombositopenia,

    mudah lebam, dan didapatnya splenomegali pada pemerikasaan fisik.

    'iagnosis

    !elainan laboratorium biasanya mula-mula terbatas pada kenaikan hitung

    leukosit, yang dapat melebihi

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    11/18

    33

    &) untuk gen bcr-abl yang menyatu. Terdapat kontroersi terhadap &h-negatif

    )%L, atau kasus terhadap kecurigaan )%L dimana kromosom philadelphia tidak

    dapat dideteksi. Banyak pasien yang faktanya memiliki kromosom abnormal yang

    kompleks yang menutupi translokasi kromosom 3 dan kromosom **, atau

    mempunyai bukti dari translokasi oleh >5SH atau oleh T-&) sehubungan

    dengan karyotyping rutin yang normal. =

    Terapi

    &ada fase kronis )%L diterapi dengan inhibitor tyrosine kinase, yang

    pertama adalah imatinib mesylate "?leeec, ?liec#. Sebelumnya digunakan

    antimetabolit "cytarabine, hydroGyurea#, alkalysis agent, interferon alfa *b, dansteroid, tetapi obat-obat ini sekarang telah digantikan oleh imatinib. penggunaan

    5matinib telah disetujui oleh >'( (merika Serikat dan dikhususkan untuk bcr-abl,

    yang mengaktifkan penyatuan protein tyrosine kinase yang disebabkan oleh

    translokasi kromosom philadelphia. 5matinib ini dapat ditolerir lebih baik dan

    lebih efektif dibandingkan terapi sebelumnya. Transplantasi sum-sum tulang juga

    digunakan sebagai terapi pilihan untuk )%L.9

    &ada sindrom tumor lysis diberikan hidrasi, alkalinisasi, dan allopurinol.

    &ada hiperleukositosis pada )%L yang ditandai dengan jumlah leukosit

    8*++.+++;mm7 mulai diberikan hydroGyurea 9+-=9 mg;kgBB;hari. 5matinib mulai

    diberikan setelah diagnosis dari &h-positif )%L telah ditegakkan. Bila terdapat

    respon yang kurang memuaskan terhadap 5matinib maka digunakan 5>- atau

    5>- dan (ra-) 9I

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    12/18

    34

    &engaturan pada )%L fase akselerasi tergantung dari pengobatan

    sebelumnya dan masalah spesifik yang dirasakan pasien. &ada pasien yang

    penyakitnya berkembang menjadi fase akselerasi pada saat menunggu untuk

    transplantasi sum-sum tulang harus dilakukan tranplantasi secepatnya. 5matinib

    adalah obat yang paling berguna untuk mengontrol penyakit ini sampai

    transplantasi tulang dilakukan, untuk anak-anak yang telah relaps terhadap

    5matinib dapat menggunakan hydroGycarbamide. %anifestasi yang paling umum

    dari fase akselerasi adalah splenomegali dan trombositosis. Splenectomy dapat

    dilakukan untuk splenomegali yang masif. Trombositosis mungkin sulit untuk

    dikendalikan karena trombositosis kadang-kadang resisten terhadap imatinib dan

    sering resisten terhadap hydroGycarbamide. 0ntungnya, alaupun jumlah platelet

    meningkat biasanya ditolerir dengan baik dengan trombosis dan pendarahan pada

    anak-anak.

    &rognosa pada krisis blast jelek, alaupun dengan regimen kemoterapi

    baru-baru ini dan berlaanan denan krisis blast pada limfoid, incristine dan

    steroid mempunyai sedikit keuntungan. Beberapa penelitian sekarang

    menunjukkan 9+: dari pasien respon terhadap 5matinib tetapi kurang dari *+:

    mempunya respon hematologi yang komplit dan respon sitogenik yang sempurna.

    &ada anak-anak pada )%L tahap krisis blast terapi pilihan adalah 5matinib dan

    kemoterapi tipe (%L "(cute myeloid leukemia# seperti daunorubicin, cytarabine

    atau thioguanine. Tetapi pengobatan ini tidak bersifat menyembuhkan penyakit.@

    &ada stadium ini pengobatan yang paling efektif adalah transplantasi sum-sum

    tulang stelah kemoterapi dosis tinggi.=

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    13/18

    35

    b. (cute %yeloid Leukimia

    'efinisi

    Leukimia mieloblastik akut "L%(# adalah suatu penyakit yang ditandai

    dengan transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari

    seri mieloid. Bila tidak diobati, penyakit ini akan mengakibatkan kematian secara

    cepat dalam aktu beberapa minggu sampai bulan sesudah diagnosis. Sebelum

    tahun

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    14/18

    36

    orang-orang yang selamat bom atom di Hirosima dan agasaki pada

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    15/18

    37

    Sel ganas pada (%L myeloblast tersebut. 'alam hematopoiesis normal,

    myeloblast merupakan prekursor belum matang myeloid sel darah putih, sebuah

    myeloblast yang normal secara bertahap akan tumbuh menjadi sel darah deasa

    putih. amun, dalam (%L, sebuah myeloblast tunggal akumulasi perubahan

    genetik yang JmembekukanJ sel dalam keadaan imatur dan mencegah

    diferensiasi. Seperti mutasi saja tidak menyebabkan leukemia, namun ketika

    seperti Jpenangkapan diferensiasiJ dikombinasikan dengan mutasi gen lain yang

    mengganggu pengendalian proliferasi, hasilnya adalah pertumbuhan tidak

    terkendali dari klon belum menghasilkan sel, yang mengarah ke entitas klinis

    (%L.

    Sebagian besar keragaman dan heterogenitas (%L berasal dari kenyataan

    baha transformasi leukemia dapat terjadi di sejumlah langkah yang berbeda di

    sepanjang jalur diferensiasi. Skema klasifikasi modern untuk (%L mengakui

    baha karakteristik dan perilaku dari sel leukemia "dan leukemia# mungkin

    tergantung pada tahap di mana diferensiasi dihentikan. Spesifik sitogenetika

    kelainan dapat ditemukan pada banyak pasien dengan (%L, jenis kelainan

    kromosom sering memiliki makna prognostik. &ara translokasi kromosom yang

    abnormal menyandikan protein fusi, biasanya faktor transkripsi yang mengubah

    sifat dapat menyebabkan Kpenangkapan diferensiasi.&ada leukemia

    promyelocytic akut, t "

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    16/18

    38

    pemeriksaan aal, untuk menghindari kesalahan diagnosis pada orang yang

    diduga menderita L%(.

    Tanda dan gejala utama L%( adalah adanya rasa lelah, perdarahan dan

    infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang sebagaimana

    telah disebutkan di atas. &erdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau

    petekia yang sering dijumpai di ekstremitas baah atau berupa epistaksis,

    perdarahan gusi dan retina. &erdarahan yang lebih berat jarang terjadi kecuali

    pada kasus yang disertai dengan '5). !asus '5) ini pling sering dijumpai pada

    kasus L%( tipe %7. 5nfeksi sering terjadi di tenggorokan, paru-paru, kulit dan

    daerah peri rektl, sehingga organ-organ tersebut harus diperiksa secara teliti pada

    pasien L%( dengan demam.

    &ada pasien dengan angka leukosit yang sangat tinggi "lebih dari

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    17/18

    39

    5nggris pada tahun rench (merican British#. !lasifikasi >(B hingga saat ini masih menjadi

    diagnosis dasar L%(. &engecatan sitokimia yang penting untuk pasien L%(

    adalah Sudan Black B "SSB# dan mieloperoksidase "%&2#. !edua pengecatan

    sitokimia tersebut akan memberikan hasil positif pada pasien L%( tipe %

  • 7/25/2019 Mieloproliferative Disease 1

    18/18

    40

    P Trombosit jumlah menurun. %ieloblas yang tampak kadang-kadang

    mengandung Kbadan auer suatu kelainan yang pathogonomis untuk

    L%(.

    Sumsum tulang hiperseluler karena mengandung mieloblas yang masif, sedang

    megakariosit dan pronormoblas dijumpai sangat jarang. !elainan sumsum tulang

    ini sudah akan jelas meskipun myeloblas belum tampak dalam darah tepi. Fadi

    kadang-kadang ditemukan kasus dengan pansitopenia perifer akan tetapi sumsum

    tulang sudah jelas hiperseluler karena infiltrasi dengan myeloblas. !adang-kadang

    ditemukan K(uer body dalam mieloblas. !adang manifestasi pertama sebagai

    eritroleukemia "ploriferasi eritroblas dan mieloblas dalam sumsum tulang# yang

    berlangsung beberapa bulan;tahun sebelum gambaran mieloblastiknya menjadi

    jelas benar.