okto firmantri_4311413054_kimia lingkungan rombel 2

Upload: buncit-suligiyanto

Post on 20-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    1/10

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    2/10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kendaraan motor bensin memang menjadi suatu kebutuhan bagi

    kehidupan manusia itu sendiri. Sekarang ini kebutuhan akan kendaraan motor

    bensin sangatlah besar, sehingga mempengaruhi tingkat pencemaran yang

    terjadi di udara. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi

    fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

    kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, serta mengganggu estetika dan

    kenyamanan, atau merusak properti. Sifat alami udara mengakibatkan dampak

    pencemaran udara dapat bersifat langsung, lokal, regional, maupun global.

    Kendaraan bermotor termasuk ke dalam salah satu penyebab terjadinyaakan pencemaran udara itu sendiri. Karena gas buang atau emisi yang

    dihasilkan dari pembakaran kendaraan motor bensin itu berupa gas karbon

    monoksida berbagai senyawa hidrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx),

    sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB).Sisa bahan bakar

    tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan ke udara karena

    adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Setelah berada di udara,

    beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan motor

    bensin dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar

    matahari dan uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama

    lain. Gas karbon monoksida (CO) hasil pembakaran bersifat racun bagidarah manusia pada saat pernafasan, sebagai akibat berkurangnya oksigen

    pada jaringan dalam darah. Jika jumlah CO sudah mencapai batas tertentu

    dalam tubuh maka akan sangat berbahaya bagi manusia (Arifin, dkk.2009).

    Gas karbon monoksida dihasilkan dari proses pembakaran yang

    tidak sempurna akibat dari pencampuran bahan bakar dan udara yang terlalu

    kaya. Boleh dikatakan bahwa terbentuknya CO sangat tergantung dari

    perbandingan campuran bahan bakar yang masuk dalam ruang bakar. Menurut

    teori bila terdapat oksigen yang melebihi perbandingan campuran ideal (teori)

    campuran menjadi terlalu kurus maka tidak akan terbentuk CO. Tetapi

    kenyataannya CO juga terjadi dan dihasilkan pada saat kondisi campuranterlalu kurus. Proses terjadinya CO :

    2C + O22CO

    2CO + O22CO2

    Akan tetapi reaksi ini sangat lambat dan tidak dapat merubah seluruh sisa CO

    menjadi CO2. (Swisscontact, 2000).

    Penggunaan kendaraan motor bensin di dalam kehidupan manusia

    tidak bisa dikurangi, seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia. Hal

    yang perlu diperhatikan adalah meningkat pula pencemaran udara yang

    tidak diimbangi dengan upaya pelestarian lingkungan. Dalam hal ini,

    pencemaran udara karena gas buang karbon monoksida dan hidro karbon dari

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    3/10

    kendaraan motor bensin menjadi prioritas penulis untuk mengurangi jumlah

    gas buang karbon monoksida dan hidro karbon dari kendaraan motor bensin

    menggunakancatalytic converter dengan menggunakan katalis tembaga (Cu).

    Catalytic converter pada dasarnya merupakan sebuah reaktor

    unggun tetap (Fixed Bed Reaktor) yang beroperasi dinamis dan mengolahzat-zat yang mengandung emisi gas buang berbahaya menjadi zat-zat yang

    tidak berbahaya. catalytic converter merupakan sebuah converter

    (pengubah) yang menggunakan media yang bersifat katalis, dimana media

    tersebut diharapkan dapat membantu atau mempercepat terjadinya proses

    perubahan suatu zat (reaksi kimia) sehingga gas seperti CO dapat teroksidasi

    menjadi CO2( Springer-Verlag. New York Inc, 1970).

    Media katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia

    pada sushu tertantu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi

    itu sendiri. Media yang biasa digunakan sebagai katalis adalah logam yang

    mahal dan jarang seperti Palladium, Platinum dan Stainless Steel (Heisler, l995).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang terjadi, maka permasalahan yang akan

    diuraikan adalah:

    1. Bagaimana cara kerja dari catalytic converterdengan katalis tembaga pada

    kendaraan motor bensin?

    2. Bagaimana pengaruh katalis tembaga (Cu) pada catalytic converter

    terhadap gas buang (emisi) karbon monoksida (CO) dan hidro karbon (HC)

    kendaraan motor bensin?

    C. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis ialah:

    1. Mengetahui cara kerja dari alat catalytic converterpada kendaraan motor

    bensin.

    2.

    Mengetahui seberapa berpengaruhnya katalis tembaga (Cu) pada catalytic

    converter terhadap gas buang (emisi) karbon monoksida (CO) dan hidro

    karbon (HC) kendaraan motor bensin.

    3.

    Mengetahui jumlah penurunan gas buang karbon monoksida (CO) dan hidro

    karbon (HC) pada kendaraan motor bensin.

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    4/10

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Benda Uji

    Proses terjadinya CO :

    2C + O22CO

    2CO + O22CO2

    Benda uji yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:

    1. Kelompok kontrol

    Yang dipakai sebagai benda uji kelompok kontrol pada penelitian ini adalah

    knalpot (exhaust system) sepeda motor Honda Karisma standar pabrik (K1),knalpot dengan pipa baja straight through (K2), dan knalpot dengan pipa

    tembaga straight through tanpa katalis (K3).

    Gambar 1. Model knalpot standar pabrik (K1)

    Gambar 2. Model knalpot kelompok kontrol 2, 3, dan kelompok uji yang

    diisi katalis

    2. Kelompok uji

    Yang menjadi kelompok uji pada penelitian ini adalah knalpot sepeda

    motor Honda Karisma yang sudah dimodifikasi muffler-nya dan diberi aktif

    metal katalis dari logam tembaga yang dibubut pada muffler-nya,

    selanjutnya disebut sebagai catalytic muffler. Selanjutnya katalis tersebut

    dimasukkan ke dalam ruang antar bafel, dari knalpot yang sudah

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    5/10

    dimodifikasi dengan variasi berat : 240 gram, 220 gram, 200 gram, 180

    gram, 160 gram, 140 gram dan 120 gram.

    Gambar 3. Skema peralatan

    B. Unjuk Kerja Mesin Motor Bensin

    Dasar pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi performance

    suatu engine meliputi:

    ()=.2...

    60,75 [hp]

    = . [kg. m]

    ()=,..

    ... [kg.cm2]

    =..

    . Spesific Fuel Consumption (Sfc) [kg/hp-jam]

    Efisiensi thermal (th) =,

    .x 100%

    Konsentrasi polutan gas buang, dalam hal ini polutan CO dan HC.

    C. Hasil Dan Pembahasan

    Penambahan katalis tembaga menghasilkan unjuk kerja mesin yang

    meningkat, serta dapat menurunkan konsentrasi polutan CO dan HC.

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    6/10

    Gambar 4. Grafik polutan CO terhadap putaran mesin

    Gambar 5. Grafik Hubungan putaran mesin terhadap polutan HC

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    7/10

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    8/10

    komponen hidrokarbon dalam campuran (sebelum dan sesudah pembakaran)

    sehingga memungkinkan sejumlah bahan bakar lolos ketika terjadinya

    pembakaran. Dari gambar 5 dapat diketahui bahwa penggunaan logam

    tembaga sebagai pereduksi konsentrasi polutan HC dapat menurunkan kadar

    konsentrasi polutan hidrokarbon yang signifikan. Penurunan konsentrasipolutan HC terdapat pada semua putaran, dan penurunan terbaik terdapat pada

    penambahan berat tembaga 200 gr. Jika dibandingkan dengan standar (kontrol

    3) terdapat penurunan rata-rata sebesar 33,35 %.

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    9/10

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Penambahan catalytic converter tembaga dapat meningkatkan unjuk kerja

    bagi motor bensin 4 tak bersilinder tunggal. Hal ini dapat dilihat dengan

    bertambahnya daya, torsi, Bmep, dan efisiensi termis, serta menurunkan konsumsi

    bahan bakar spesifik. Unjuk kerja motor bensin empat langkah honda karisma akan

    optimum jika didalam saluran gas buangnya dibuat dengan pipa tembaga straigh

    through yang diisikan serabut tembaga sebagai katalis seberat maksimal 200 gram.

    Konsentrasi polutan gas karbon monoksida dan HC terbaik dicapai juga

    dengan penambahan berat katalis 200 gram. Konsentrasi polutan karbon monoksidaturun 47,53%, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (kontrol 3), sedangkan

    konsentrasi polutan HC turun 33,53 %.

  • 7/24/2019 Okto Firmantri_4311413054_Kimia Lingkungan Rombel 2

    10/10

    DAFTAR PUSTAKA

    Hakam, Mohamad, dkk. 2006. Analisa Pengaruh Penggunaan Logam Tembaga

    sebagai Katalis pada Saluran Gas Buang Mesin Bensin Empat Langkah

    Terhadap Konsentrasi Polutan Co DAN HC*. Akta Kimindo Vol. 2 No. 1

    Oktober 2006: 25 30. Institut Teknologi Sepuluh November.

    Irawan, Bagus. 2006.Pengaruh Katalis Tembaga Dan Krom Terhadap Emisi Gas

    Carbon Monoksida Dan Hidro Carbon Pada Kendaraan Motor Bensin.

    Traksi. Vol. 4. No. 1, Juni 2006. Unimus.

    Irawan, Bagus, dkk. 2013. Unjuk Kemampuan Katalis Tembaga Berlapis Mangan

    Dalam Mengurangi Emisi Gas Carbon Monoksida Motor Bensin.

    Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

    Lingkungan 2013. Universitas Diponegoro.

    Mustaqim, dkk. Analisa Pengaruh Katalis Tembaga Pada Katalytik Konverter

    Terhadap Emisi Gas Carbon Monoksida Dan Hidro Karbon Pada

    Kendaraan Motor Bensin.

    Ridwanaz. 2014. Bahaya Gas Karbon Monoksida Bagi Manusia.

    http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-gas-karbon-monoksida-bagi-

    manusia/, diunduh tanggal 4 Desmeber 2014.

    Wikipedia. 2014.Emisi Gas Buang. http://id.wikipedia.org/wiki/emisi_gas_buang,

    diunduh tanggal 4 Desember 2014.

    Wikipedia. 2014. Karbon Monoksida.

    http://id.wikipedia.org/wiki/karbon_monoksida, diunduh tanggal 4

    Desember 2014.