pengaruh nilai ekonomis bahan galian tambang batu mulia terhadap aktivitas masyarakat di lokasi...

Upload: muhammad-r-wambes

Post on 22-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    1/85

    PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA

    TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PENAMBANGAN

    DESA DOKO KECAMATAN KASIRUTA BARAT

    KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

    PROPINSI MALUKU UTARA

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    Diajukan Sebagai Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek

    Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

    UniversitasMuhammadiyah Maluku Utara

    Oleh :

    SAIFUL IBRAHIM

    NPM : 12105 31201 10 118

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

    (UMMU) TERNATE

    2015 - 2016

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    2/85

    HALAMAN PERSETUJUAN

    PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA

    TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PENAMBANGAN

    DESA DOKO KECAMATAN KASIRUTA BARAT

    KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

    PROPINSI MALUKU UTARA

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek

    Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

    Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

    Disusun Oleh:

    Saiful Ibrahim

    NPM : 12105 31201 10 118

    Telah Disetujui Oleh:

    Dosen Pembimbing Prodi Teknik Pertambangan

    (Ir. Ruslan M. Umar, MT) (Muhammad Djunaidi, ST.,MT)

    NIDN : 12 09078002 NIDN : 12 231280 01

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    3/85

    LEMBARAN PENGESAHAN

    PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA

    TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PENAMBANGAN

    DESA DOKO KECAMATAN KASIRUTA BARAT

    KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

    PROPINSI MALUKU UTARA

    Di susun oleh

    Saiful ibrahim

    NPM : 12105 31201 10 118

    Telah diseminarkan didepan penguji

    Ternate, 19 Desember, 2015

    Disetujui Oleh:

    Pembimbing,

    Ir. Ruslan M. Umar, MT

    NIDN : 12 09078002

    Penguji I Penguji II

    (Aliyusra Jolo, ST.,MT) (Wawan AK. Conoras, ST.,MT)

    NIDN : 1212118302 NIDN : 1209078002

    Mengetahui,

    Program Studi Teknik Pertambangan

    Fakultas Teknik

    Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

    Ketua,

    (Muhammad Djunaidi, ST.,MT)

    NIDN : 12 231280 01

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    4/85

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdullah Penulis senantiasa memanjatkan Puji dan Syukur

    Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek, yang merupakan salah satu

    syarat untuk melengkapi nilai mata kulia semester pada Jurusan Teknik

    Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

    Dalam penyusunan laporan ini dengan judulPengaruh Nilai Ekonomis Bahan

    Galian Tambang Batu Mulia Terhadap Aktivitas Masyarakat Di Lokas

    Penambangan Desa Doko Kecamatan Kasiruta Barat Kabupaten

    Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara

    Penyusunan laporan kerja praktek ini berdasarkan hasil penelitian yang

    didapatkan secara langsung dilapangan yang dilakukan pada aktivitas

    penambangan di pulau kasiruta, dimana dalam kegiatan penambangannya lebih

    diorientasikan pada penambangan batu mulia.

    Dengan tersusunnya laporan kerja praktek, penulis menyadari sepenuhnya

    tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh sebab itu

    dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepeda :

    1. Bapak Muhammad Djunaidi ST. MT., selaku ketua program studi

    teknik pertambangan.

    2. Bapak Ir. Ruslan M Umar., MT., selaku dosen pembimbing dalam

    penyusunan laporan kerja praktek.

    3.

    Seluruh dosen fakultas teknik, program studi pertambangan yang

    senantiasa memberikan penulis ilmu pengetahuan.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    5/85

    4.

    Teman teman Fakultas Teknik Pertambangan terutama kawan

    kawan angkatan 2010.

    Demikian penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan sebagai

    manusia biasa, sehingga berakibat terhadap kekurangan dan kekeliruan dalam

    penulisan ini. Karenanya, segala saran dan koreksi guna kelengkapannya

    senantiasa penulis harapkan untuk proses penyempurnaannya kedepan.

    Akhirnya semoga Allah SWT tetap melindungi dan membuka pintu

    rahmat dan rizky kepada kita semu a. Amin.

    Ternate, November 2015

    Saiful Ibrahim

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    6/85

    iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul

    Halaman Pengesahan

    Kata Pengantar ...................................................................................................... i

    Daftar Isi .............................................................................................................. iii

    Daftar Gambar ..................................................................................................... vi

    Daftar Tabel ........................................................................................................ vii

    Daftar Lampiran ................................................................................................ viii

    BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1.Latar Belakang ............................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

    1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 2

    1.4

    Tujuan Kerja Praktek ................................................................... 2

    1.5 Metode Penelitian ........................................................................... 3

    1.6 Analisa Data .................................................................................. 3

    1.7 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 4

    BAB II. TINJAUAN UMUM .......................................................................... 5

    2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah ................................................... 5

    2.2Geologi ........................................................................................ 7

    2.2.1 Geologi Pulau Halmahera Selatan .......................... 7

    2.2.2 Pulau Kasiruta ........................................................ 7

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    7/85

    iv

    2.2.3 Stratigrafi ................................................................. 7

    2.2.4 Litologi ................................................................... 9

    2.2.5 Topograi ................................................................ 10

    2.2.6 Vegetasi ................................................................ 10

    2.2.7 Iklim Dan Curah Hujan ......................................... 14

    BAB III. LANDASAN TEORI ....................................................................... 15

    3.1 Ekonomi Bahan Galian .............................................................. 15

    3.2

    Konservasi Bahan Galian ............................................................ 16

    3.3 Kegiatan Ekonomi Masyarakat ................................................... 17

    3.4 Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat .................................... 19

    3.5 Valuasi Ekonomi ......................................................................... 24

    3.6 Pertambangan Bahan Galian C ................................................... 26

    3.7 Perkembangan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C .............. 31

    3.8 Dampak Penambangan Galian Golongan C ................................. 32

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 36

    4.1 Produksi Batu Mulia Desa Doko ................................................ 36

    4.1.1 Persiapan modal .................................................... 36

    4.1.2 Hasil Pendapatan .................................................. 38

    4.1.3 Pembagian Hasil .................................................... 39

    4.2Nilai Ekonomi Penambangan Batu Mulia Berdasarkan Hasil

    Pendapatan ................................................................................... 40

    4.3 Realisasi Kebutuhan Ekonomi ..................................................... 50

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    8/85

    v

    4.3.1 Tingkat Kebutuhan Ekonomi Grafik 1 .................. 51

    4.3.2 Tingkat Kebutuhan Ekonomi Grafik 2 .................. 52

    4.4 Menghitung pendapatan dan pengeluran perbulan ....................... 52

    4.4.1 Pendapatan perbulan tabel 1 .................................. 52

    4.4.2 Pengeluaran perbulan tabel 1 ............................... 54

    4.4.3 Pendapatan perbulan tabel 2 .................................. 56

    4.4.4 Pengeluaran perbulan tabel 2 ................................ 57

    4.4.5

    Grafik pendapatan perbulan .................................. 61

    4.4.6 Grafik pengeluaran perbulan ................................. 62

    BAB V PENUTUP ............................................................................................... 63

    5.1.Kesimpulan .............................................................................. 63

    5.2.Saran ........................................................................................ 63

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN - LAMPIRAN

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    9/85

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    Peta Lokasi Dan Kesampaian Daerah ................................................................... 6

    Peta Geologi Lembar Bacan .................................................................................. 11

    Vegetasi Lokasi Daerah Doko ............................................................................... 12

    Peta Topografi ....................................................................................................... 13

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    10/85

    vii

    DATAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.2.1 Jumlah Skor Pada Hasil Wawancara.................................................... 40

    Tabel 1 .................................................................................................................. 40

    a. Sangat .................................................................................................... 41

    b. Baik ....................................................................................................... 42

    c. Kurang .................................................................................................. 43

    d. Tidak ...................................................................................................... 44

    Tabel 2 .................................................................................................................. 45

    a. Sangat .................................................................................................... 47

    b. Baik ....................................................................................................... 48

    c. Kurang .................................................................................................. 48

    d. Tidak ...................................................................................................... 59

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    11/85

    viii

    DATAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    A. Data Curah Hujan ........................................................................... L-1

    B. Menghitung Produksi Dan Biaya Produksi Penambangan Batu

    Mulia ............................................................................................. L-2

    C. Jumlah Pendapatan ......................................................................... L-6

    D. Data Kosioner ................................................................................. L-8

    E. Hasil pengolahan data ................................................................... L-9

    F.

    Dokumentasi Kegiatan Lapangan ................................................. L-10

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    12/85

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Batu mulia di tanah air sangatlah berlimpah. Tapi sampai saat ini

    pemanfaatan batu Mulia sebagai komoditas masih dalam skala kecil dan bergerak

    dalam perjalanan mikro ekonomi. Pasar masih berdiri diatas paradigma bahwa

    Batu Mulia hanya sebagai gaya hidup dan bukan sebagai investasi penggerak

    utama ekonomi bangsa. Bahkan bila berbicara individu, khususnya di Indonesia,

    orang tertarik memiliki karena hobi. Peran pemerintah terkait dengan pemanfaatan

    potensi batu Mulia yang tersebar di seluruh kawasan nusantara masih belum

    terlihat walaupun telah keluar Keputusan Menteri Industri & Perdagangan Kepmen

    no.385/MPP/Kep/6/2004 mengenai pemberdayaan potensi alam berupa kadungan

    Batu Mulia. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengungkap potensi

    terpendam bumi Indonesia mengenai Batu Mulia beberapa diantaranya yang

    dilakukan oleh Kementrian Ristek, Kementrian Budaya & Pariwisata, Institusi ITB

    dan UGM.

    Karena itu potensi batu mulia merupakan salah satu bahan tambang yang

    memberikan nilai tambah yang tinggi serta memberikan peluang usaha kerja yang

    luas bagi masarakat. Salah satu daerah penghasil batu mulia yang ada di Maluku

    Utara adalah Pulau Bacan, Gunung Pulau Kasiruta memiliki potensi batu mulia di

    antaranya dari jenis krisoporas, jasper, kuarsa, bahan galian ini telah di usahan oleh

    masyarakat pulau Kasiruta pulau bacan. Pada mulanya masyarakat Pulau Kasiruta

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    13/85

    ini kurang begitu tertarik dengan batu muia ini namun sekitar tahun 1980 sampai

    sakarang ini orang mulai banyak mengenal dan hasil penjualannya pun di nilai

    sangat menguntungkan di banding dengan hasil pertanian yang selama ini

    merupakan mata pencarian mereka.

    Setelah di ketahui harga batu mulia bacan ini cukup tinggi masyarakat

    mulai melakukan penggalian secara besar-besaran. Adapun kedatangan

    penambang dari masyarakat luar dengan pengaruh terhadap nilai jual batu mulia

    bacan yang di miliki oleh masyarakat Pulau Kasiruta/Pulau Bacan.

    Oleh Karena itu keberadaan batu mulia bacan ini penulis memandang perlu

    di adakannya penelitian mengenaiPENGARUH NIL AI EKONOMIS BAHAN

    GALIAN TAMBANG BATU MULI A TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI

    LOKASI PENAMBANGAN DESA DOKO KECAMATAN KASIRUTA BARAT

    KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROPINSI MALUKU UTARA

    I.2. Rumusan Masalah

    Berapa produktifitas penambangan batu mulia desa doko dan berapa besar

    pengaruh tingkat pendapatan masyarakat dengan aktifitas penambangan batu

    mulia.

    I.3. Batasan Masalah.

    1. Produktifitas penambangan batu mulia.

    2. Pengaruh tingkat pendapatan masyarakat doko dengan aktifitas

    penambangan batu mulia.

    I.4. Tujuan Kerja Praktek

    1.

    Untuk mengetahui produktifitas penambangan batu mulia desa doko.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    14/85

    2. Untuk mengetahui tingkat pendapatan terhadap kondisi ekonomi.

    I.5. Metode Penilitian

    Untuk mendapatkan data yang representatif dan sejalan dengan tujuan

    penelitian. Teknik pengumpulan data didasarkan pada dua jenis data yaitu :

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi lapangan yang

    meliputi wawancara hasil pengisian kuisioner .

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data-data pendukung atau pelengkap dalam

    pengambilan data primer antara lain dengan melakukan studi pustaka dan

    literatur.

    I.6. Analisa data.

    Setelah mendapatkan data wawancara yang diperlukan maka dilakukan

    analisis yang menggunakan prinsip-prinsip penelitian kuantitatif dikarenakan data

    yang diambil masih merupakan data mentah yang membutuhkan analisis

    selanjutnya untuk mendapatkan hasil ahir dari kegiatan penelitian.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    15/85

    Gambar : 1.7. Diagram Alir Penelitian

    Data

    Pengolahan Data

    1.

    Nilai ekonomis produktifitas batu mulia

    2. Data Kuisioner hasil wawancara

    Analisa Data1. Modal Kerja

    2. Hasil dan Pendapatan

    3. Pembagian upah kerja

    4. Presentasi penambang terhadap kebutuhan ekonomi

    5.

    Pendapatan perbulan

    6. Pengeluaran perbulan

    Pernyataan Masalah

    Berapa produktifitas penambangan batu mulia desa doko dan berapa besar

    pengaruh tingkat pendapatan masyarakat dengan aktifitas penambangan batu mulia.

    Primer

    1.

    Pengambilan sampel2. Wawancara3. Pengisian kuisioner

    Sekunder

    1. Data Curah Hujan.

    2. Peta Geologi.

    Metode Kuantitatif

    1.P =

    x 100 %

    2. NE =H BK

    HB

    Intrument

    Latar belakang

    Kesimpulan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    16/85

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    II.1. Lokasi Dan Kesampaian Daerah.

    Secara administratif, lokasi eksplorasi umum batu mulia terletak di daerah pulau

    kasiruta, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Secara geografis, daerah

    ini dibatasi oleh koordinat 127 08 54Bujur Timur dan - 0 27 40Lintang Selatan.

    Untuk mencapai lokasi penelitian dapat di tempuh dengan rute sebagai berikut:

    1. Ternate ke Babang.

    Penyeberangan dilakukan dengan cara menggunakan kapal laut dengan waktu

    yang di tempu 9 jam perjalanan.

    2. Babang ke Labuha.

    Penyeberangan selanyutnya dengan mengunakan kendaraan darat 15 menit

    perjalanan.

    3. Labuha ke Doko

    Penyeberangan selanjutnya di lakukan dengan mengunakan spit boot 3jam.

    a. Sebelah Utara berbatasan dengan daerah bisori

    b. Sebelah Selatan berbatasan dengan daerah palamea

    c. Sebelah Timur berbatasan dengan daerah imbo-imbo

    d. Sebelah Barat berbatasan dengan daerah doko

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    17/85

    6

    KM.KotaTeratai

    P. Kasiruta

    Bacan

    Sumber Peta: Aswan Yasin. Gambar : II.1 PetaLokasiKesampaian Daerah

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    18/85

    II.2. Geologi

    II.2.1 Geologi Pulau Halmahera Selatan.

    Geologi daerah penyelidikan ditempati oleh Formasi Bacan yang terdiri dari

    breksi volkanik dan tufa andesitik dan batuan terobosan (granit/granodiorit). Batuan-

    batuan tersebut sebagian besar telah mengalami ubahan sedang hingga kuat, dicirikan

    adanya kloritisasi-piritisasi sebagian telah mengalami argilitisasi biasanya terbentuk pada

    beberapa lokasi yang dilalui oleh patahan lokal.Intrusi granodiorit muncul menerobos

    andesit tua (Formasi Bacan) terlihat berupa plug atau bentuk stok berukuran kecil, Pada

    bagian kontak dengan batuan samping telah terjadi mineralisasi yang tidak begitu

    berkembang secara luas, sehingga hanya terbentuk secara setempat didekat

    intrusi/aureole.

    Satuan batuan yang terdapat di daerah penyelidikan adalah Satuan Lava Andesit,

    satuan ini hampir menutupi sebagian besar daerah penyelidikan: Satuan Batu gamping,

    menempati bagian utara timur daerah penyelidikan: Satuan Breksi Volkanik, menempati

    sedikit wilayah daerah penyelidikan di sudut selatan; Endapan Aluvium, menempati

    daerah pedataran bagian selatan daerah penyelidikan.

    II.2.2.Pulau Kasiruta.

    II.2.3 Stratigrafi

    Dari hasil penyelidikan lapangan, dapat diketahui berbagai jenis batuan di daerah

    penyelidikan. Jenis-jenis batuan yang terdapat di daerah penyelidikan terdiri dari batuan

    volkanik dan batuan sedimen. Batuan volkanik terdiri dari breksi gunungapi dan lava

    andesit, tersebar di bagian barat dan tengah pulau Kasiruta. Lava andesit di beberapa

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    19/85

    tempat menunjukan struktur lava bantal dan alur-alur bekas aliran lava. Pada umumnya

    lava andesit ini telah mengalami ubahan propilitisasi, demikian pula halnya dengan

    komponen andesit dalam breksi gunungapi. Gejala mineralisasi dijumpai berupa mineral

    berwarna biru kehijauan yang terdapat mengisi rekahan dalam lava andesit ataupun di

    dalam semen batuan breksi gunung api. Pada beberapa tempat dijumpai batu pasir dan

    batu lempung sebagai sisipan.

    Batuan sedimen terdiri dari batu gamping dan batu gamping pasiran, tersebar di

    bagian tenggara dan utara Pulau Kasiruta, sedangkan batuan tufa pasiran dijumpai

    tersebar di bagian selatan dan baratdaya Pulau Kasiruta. Berdasarkan pengumpulan data

    primer hasil pengamatan langsung di lapangan, di daerah penyelidikan terdapat beberapa

    jenis batumulia, yaitu krisokola dan jasper. Potensi batumulia di Pulau Kasiruta terpusat

    di bagian barat pulau Kasiruta, terutama di sekitar wilayah Desa Palamea, Desa Doko,

    Desa Bisori dan Desa Imbuimbu.

    Krisokola dijumpai berwarna hijau kebiruan, bersifat amorf dengan kekerasan

    berkisar antara 34 pada skala Mohs. Kilap tanah sampai kaca, dan bersifat translusen

    sampai opak. Krisokola primer dijumpai terdapat sebagai urat-urat pengisi rekahan dalam

    batuan breksi volkanik dan lava andesit. Urat-urat dijumpai setempat-setempat dengan

    ketebalan berkisar antara 0,520 cm dan panjang tidak menentu, umumnya sekitar 1

    50 cm. Urat berbentuk tidak beraturan dengan arah umum N 300o E. Sebagian krisokola

    ini telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasan dapat mencapai 7 pada skala

    Mohs.

    Urat-urat dapat ditemukan pada permukaan maupun pada kedalamaan beberapa

    puluh meter di dalam lubang-lubang penggalian. Selain sebagai endapan primer berupa

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    20/85

    urat-urat, krisokola juga dijumpai sebagai endapan sekunder berupa bongkah-bongkah

    berukuran mencapai sekitar 10 cm di sungai-sungai yang melalui daerah penyelidikan,

    ataupun di pantai-pantai. Selain sebagai bongkah di sungai, krisokola juga dijumpai

    berupa butiran berwarna hijau kebiruan, lberbentuk menyudut tanggung, berukuran

    beberapa milimeter pada konsentrat dulang di lokasi KS-13.

    Satuan morfologi daerah penyelidikan terdiri dari dua satuan morfologi, yaitu:

    Satuan morfologi perbukitan, ditandai oleh relief topografi yang bergelombang, di daerah

    penyelidikan sebagian morfologi ini mempunyai bentuk puncak yang melebar. Satuan

    ini sebagian besar ditempati oleh batuan volkanik seperti breksi gunungapi dan lava

    andesit. Bagian puncak dari perbukitan ini masih berupa hutan, sedangkan bagian

    lerengnya dijadikan oleh masyarakat sekitar sebagai lahan perkebunan. Satuan ini

    menempati bagian tengah daerah penyelidikan, memanjang hampir utara-selatan.

    Satuan morfologi pedataran, terutama didominasi oleh satuan aluvium, terdapat

    di bagian selatan sekitar daerah aliran sungai Kasiruta serta sedikit di bagian barat daerah

    penyelidikan di sepanjang pantai. Morfologi ini tersusun oleh batuan hasil endapan

    sungai berupa kerakal, kerikil dan bongkah.

    II.2.5 Lithologi

    Dari hasil penyelidikan lapangan, dapat diketahui berbagai jenis batuan di daerah

    penyelidikan. Jenis-jenis batuan yang terdapat di daerah penyelidikanterdiri dari batuan

    volkanik dan batuan sedimen. Batuan volkanik terdiri dari breksi gunungapi dan lava

    andesit, tersebar di bagian barat dan tengah pulau Kasiruta. Lava andesit di beberapa

    tempat menunjukan struktur lava bantal dan alur-alur bekas aliran lava. Pada umumnya

    lava andesit ini telah mengalami ubahan propilitisasi, demikian pula halnya dengan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    21/85

    komponen andesit dalam breksi gunungapi. Gejala mineralisasi dijumpai berupa mineral

    berwarna biru kehijauan yang terdapat mengisi rekahan dalam lava andesit atau pun di

    dalam semen batuan breksi gunung api. Pada beberapa tempat di jumpai batu pasir dan

    batu lempung sebagai sisipan. Batuan sedimen terdiri dari batu gamping dan batu

    gamping pasiran, tersebar di bagian tenggara dan utara Pulau Kasiruta, sedangkan batuan

    tufa pasiran di jumpai tersebar di bagian selatan dan barat daya Pulau Kasiruta.

    (Peta Geologi Lembaran Bacan Halaman 11)

    II.2.6 Topografi

    Daerah pulau kasiruta adalah daerah yang memiliki topografi relatif

    bergelombang yang sangat tinggi sehingga bentuk topografi di daerah pulau kasiruta

    sampai topografi curam hingga terjal dan landai. (Peta Topgrafi Halaman 13)

    II.2.7 Vegetasi

    Daerah Doko merupakan daerah kurang subur karena keterdapatan bebatuan yang

    mengandung mineral Crysoccolla Sehingga perkembangan dan pertumbuhan pepohonan

    menjadi lambat. Pepohonan yang tumbuh yakni pohon kasuari dan pohon tunggal serta

    semak-semak belukar yang menyebar luas. (Vegetasi Pada Halaman 12)

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    22/85

    11

    Sumber Peta:Aswan Yasin. Gambar II.2. Peta Lembar Baca

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    23/85

    Dokumentasi 14 Juni Tahun 2015. Gambar I Vegetasi Lokasi Daerah Doko

    Dokumentasi 15 Juni Tahun 2015. Gambar II Vegetasi Lokasi Daerah Doko.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    24/85

    13

    Sumber Peta : Aswan Yasin. Gambar II.2.6. Peta Topografi.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    25/85

    II.2.8 Iklim Dan Cura Hujan

    Sama seperti daerah lainnya di Indonesia pada umumnya dan provinsi Maluku

    Utara pada khususnya, Pulau Bacan dan sekitarnya juga terdiri dari dua musim yaitu

    musim kemarau dan musim hujan sehingga data curah hujan terdapat pada bulan Juli

    tahun 2010 seperti pada Grafik II.1 di bawah ini.

    Tabel II.2.8. Data Cura Hujan

    Sumber: BMKG Halmahera Selatan.

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    JANUARI

    FEBRUARI

    MARET

    APRIL

    MEI

    JUNI

    JULI

    AGUSTUS

    SEPTEMBER

    OKTOBER

    NOPEMBER

    DESEMBER

    2010 2011

    2012 2013

    2014 2015

    HH : (Harian Hujan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    26/85

    15

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    III.1. Ekon omi Bahan Galian.

    Ekonomi bahan galian atau ekonomi menurut W.Keith Buch merupakan suatu

    ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang penerapan prinsip ekonomi dalam

    persoalan mineral terhadap sumber daya alam. Dimana hal ini persoalan mineral

    tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :

    a. Pengertian habis pakai (exhausbility) Sumber Daya Alam Mineral.

    b. Perhitungan ongkos atau biaya serta penghasilan usaha pertamba ngan.

    c. Tugas-tugas untuk memproyaksikan pengadaan dari mineral.

    d. Menyusun kebijakan politik nasional Sumber Daya Alam Mineral.

    Dalam pengertian umum, sumber daya alam mineral didefinisikan sebagai

    sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi, juga sebagai komponen dari bahan

    galian yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan untuk

    pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Rees (1990). Bahan Galian mineral harus

    memiliki dua kriteria yang pertama yaitu harus ada pengetahuan, teknologi ata u

    keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya, yang kedua adalah harus ada permintaan

    (demand) terhadap sumber daya alam tersebut (Fauzi, 2004).

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    27/85

    16

    Sementara Ilmu Ekonomi sendiri dapat juga didefenisikan sebagai suatu ilmu

    pengetahuan yang tentang Alokasi Sumber Daya Alam yang terbatas jumlahnya secara

    efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas jumlahnya.

    Yang termasuk sumber daya disini adalah salah satunya meliputi sumber daya bahan

    galian/mineral, sumber daya manusia/tenaga kerja, dan sumber daya modal maupun

    teknologi.

    III.2. Konsevasi bahan galian.

    Konservasi bahan galian pada hakekatnya adalah upaya perlindungan

    perbaikan dan penggunaan bahan galian secara bijaksana yang dapat memberikan

    manfaat ekonomi dan sosial yang tinggi, menjaga kelestarian fungsi lingkungan, serta

    menjamin kesenambungan pembangunan bagi masyarakat. Untuk mendukung

    menerapat kaidah konservasi bahan galian sebagai langakah antisipasi dalam

    pelaksanaan kegiatan uasaha pertambangan umum.

    Ada beberapa hal penting dalam pengelolaan sumber daya alam pada priode

    reformasi(GBHN 1999-2004). Pertama adalah peningkatan pemanfaatan potensi

    sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi

    dan penghematan penggunaan, dengan menerapkan teknologi ramah linkungan,

    pendelegasian wewenang secara bertahap dari pemerintah pusat kepada pemerintah

    daerah dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan

    pemeliharaan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    28/85

    17

    ekonomi dan budaya masyarakat local, serta penataan ruang. Semua ini merupakan

    paradikma baru didalam menentukan kebijakan konservasi bahan galian sebagai

    bagian dari pengelolaan sumber daya mineral. Oleh karena itu setiap kebijakan

    konservasi bahan galian diarahkan kepda pembangunan untuk keadilan dan

    kesejahteraan rayat.

    III.3. Kegiatan Ekonomi masyarakat.

    Kegiatan ekonomi adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh

    seseorang untuk keperluan pribadi sebagai makhluk ekonomi, yang mengarah pada

    usaha manusia dalam bentuk kemampuan, ketrampilan dan keahlian untuk melakukan

    dan berbuat sesuatu dengan cara yang tepat dan berdayaguna. Kegiatan ekonomi

    yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

    masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan cara memanfaatkan adanya

    tambang batu mulia di Pulau Bacan / Pulau Kasiruta.

    1. Masyarakat

    Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

    sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa

    identitas yang sama (Koent jaraningrat, 2000:146). Menurut Shadily (1993:47)

    masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, karena

    sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    29/85

    18

    Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat di pulau kasiruta

    terhadap suatu kegiatan usaha penambangan.

    2. Penambangan.

    Penambangan yang dimaksud ini adalah penambangan bahan galian golongan

    C berupa batu mulia di manfaatkan masyarakat sebagai tambang rakyat pencarian

    karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup besar dengan hasil yang dapat

    membangun kebutuhan ekonomi masyarakat di lingkungan tambang.

    Kegiatan pertambangan adalah bagian dari kegiatan pembangunan ekonomi

    yang mendayagunakan sumber daya alam dan diharapkan dapat menjamin kehidupan

    di masa yang akan datang. Sumber daya alam yang tidak terbarukan harus dikelola

    agar fungsinya dapat berkelanjutan. Secara teknis kegiatan pertambangan meliputi

    proses pembersihan lahan; pengambilan dan penimbunan top soil serta overburden,

    penambangan bahan galian dan penimbunan kembali sehingga memberikan dampak

    perubahan bentang alam. Pelaksanaan pertambangan diharapkan dapat memberikan

    jaminan pengembangan dalam praktek rehabilitasi serta mengaplikasikan kaidah

    berkelanjutan. Persoalan yang muncul akibat dari kegiatan pertambangan yang kurang

    tepat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa penurunan

    produksivitas tanah, pemadatan tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi, terjadinya

    gerakan tanah/longsoran, penurunan biodiversitas flora dan fauna serta perubahan

    iklim. Selain perubahan pada lingkungan fisik, pertambangan juga mengakibatkan

    perubahan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Dampak kegiatan pertambangan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    30/85

    19

    terhadap lingkungan tidak hanya bersumber dari pembuangan limbah, tetapi juga

    karena perubahan terhadap komponen lingkungan yang berubah atau meniadakan

    fungsi-fungsi lingkungan sosial. Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin

    besar pula areal dampak yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan

    pertambangan dapat bersifat permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada

    keadaan semula. Perubahan topografi tanah, termasuk karena mengubah aliran sungai,

    bentuk danau atau bukit selama masa pertambangan, sulit dikembalikan kepada

    keadaannya semula.

    III.4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat

    1.

    Kondisi Sosial Masyarakat

    Manusia selain berfungsi sebagai makhluk individual juga berfungsi sebagai

    makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individual mempunyai dorongan untuk

    mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai mahluk sosial

    manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan

    lingkungan sekelilingnya. Dorongan untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan

    sekitarnya merupakan wujud kesaling ketergantungan baik untuk mencapai tujuan

    tertentu ataupun hanya sebagai unsur tambahan.

    Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial. Interaksi sosial

    merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

    perorangan, antar kelompok manusia maupun.(Soekanto, 2007:55).

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    31/85

    20

    Interaksi sosial memungkinkan seseorang untuk dapat menyesuaikan dengan

    orang lain atau sebaliknya. Penyesuaian di sini dalam arti individu dapat meleburkan

    diri dengan keadaan disekitarnya atau individu dapat mengubah lingkungan sesuai

    dengan keadaan dalam diri individu, sesuai apa yang diinginkan oleh individu yang

    bersangkutan.

    Interaksi sosial di dalam kehidupan bermasyarakat melahirkan suatu norma

    sosial. Berkheim dalam Taneko (1984:67) norma sosial adalah sesuatu yang berada di

    luar individu, membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka.Norma-

    norma merupakan pedoman atau patokan perilaku yang bersumber dari nilai

    didasarkan pada konsepsi-konsepsi yang abstrak tentang apa yang baik dan apa yang

    buruk. Norma merupakan standar atau skala yang terdiri dari berbagai kategori

    tingkah laku yang dapat dianggap sebagai suatu konsep yang menyangkut semua

    keteraturan sosial yang berhubungan dari evaluasi objek-objek, individu-individu,

    tindakan-tindakan, dan gagasan-gagasan.

    Norma di dalam masyarakat memiliki kekuatan mengikat yang berbeda-

    beda,ada yang lemah, ada yang sedang dan ada yang kuat. Kekuatan tersebut secara

    sosiologis dibedakan menjadi empat pengertian, yaitu cara (usage), kebiasaan

    (folkways), tata kelakuan (mores) dan adat istiadat (custom). Cara (usage) menunjuk

    pada suatu perbuatan, memiliki kekuatan yang sangat lemah, suatu penyimpangan

    terhadap cara (usage) tidak akan mendapatkan hukuman. Kebiasaan (folkways)

    memiliki kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara (usage). Kebiasaan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    32/85

    21

    diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang

    sama. Tata kelakuan (mores) merupakan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia

    yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar oleh

    masyarakat terhadap anggota-anggotanya. (Soekanto, 2007:174-176).

    2. Kondisi Ekonomi Masyarakat.

    Aktivitas manusia dalam bidang ekonomi pada dasarnya adalah untuk

    memperoleh pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

    Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat

    pada jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka

    sumbangkan dalam turut serta membentuk produksi nasional, Soediyono (1992:99)

    Menurut Soediyono (1992:21-22) dalam menghitung besarnya pendapatan ada tiga

    cara pendekatan penghitungan, yaitu:

    a.

    Pendekatan hasil produksi, yaitu menghitung besarnya pendapatan dengan

    mengumpulkan data yang menghasilkan barang dan jasa.

    b. Pendekatan pendapatan, yaitu cara menghitung pendapatan dengan cara

    mengumpulkan data tentang pendapatan yang diperoleh dari suatu rumah

    tangga.

    c. Pendekatan pengeluaran, yaitu menghitung besarnya pendapatan dengan

    menjumlahkan pengeluaran yang dilakukan sector-sektor ekonomi. Brown

    dalam Titi Suestri (2001:9) pendapatan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai

    berikut:

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    33/85

    22

    a) Pengalaman kerja

    Pengalaman kerja seseorang dalam suatu bidang usaha akan dimanifestasikan

    dalam jumlah masa kerja yang akan meningkatkan kemampuan dan kecakapan orang

    tersebut. Lama usaha dapat menunjukkan pengalaman kerja dan ketrampilan dalam

    menghadapi permasalahan dalam usahanya.

    b) Jenis kegiatan dalam proses produksi.

    Pengalaman kerja tidak hanya menyangkut jumlah masa kerja tetapi juga perlu

    diperhitungkan jenis dan pekerjaan yang dihadapi.

    c) Jam kerja

    Jam kerja diduga besar pengaruhnya pada penghasilan pekerjaan-pekerjaan

    yang tidak membutuhkan pendidikan dan ketrampilan khusus. Bintarto (1977:27)

    mengartikan kegiatan ekonomi sebagai mata pencaharian, yaitu aktivitas manusia

    guna mepertahankan hidupnya dan memperoleh taraf hidup yang lebih layak. Rosyidi

    (1996:43), mengemukakan tiga konsep utama yang dibahas dalam pembahasan

    masalah ekonomi yaitu:

    a. Pelaku ekonomi

    Pelaku dalam kegiatan ekonomi ada dua macam, yaitu produsen dan

    konsumen. Produsen adalah orang yang dalam suatu proses ekonomi bertindak sebagai

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    34/85

    23

    pihak yang menyediakan barang dan jasa untuk nantinya dinikmati oleh konsumen.

    Konsumen adalah pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen.

    b. Barang.

    Barang dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

    a) Menurut penyediaanya, barang dibagi menjadi dua yaitu barang-barang

    bebas (free goods) dan barang ekonomi (economic goods).

    b) Menurut daya tahannya, barang dibedakan menjadi dua yaitu barang

    tahan lama (durable goods) dan barang-barang yang tidak tahan lama

    (perishable goods atau non durable goods).

    c) Menurut penggunaanya barang dibagi menjadi dua, yaitu barang

    konsumsi (consumption goods) dan barang investasi (investment).

    c. Kebutuhan Manusia

    Kebutuhan manusia ada tiga tingkatan yaitu kebutuhan primer (primary needs)

    yang berupa sandang (pakaian), pangan (makanan dan minuman), dan papan(tempat

    tinggal). Apabila kebutuhan primer sudah tercapai maka akan muncul dalam pikiran

    untuk memenuhi kebutuhan sekunder (secondary needs). Tingkat ketiga adalah

    kebutuhan tersier (tertiary needs) dan pada tingkat keempat ada kebutuhan kuater.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    35/85

    24

    III.5. Valuasi ekonomi.

    Dalam pandangan ecological economics , tujuan valuation tidak semata

    terkait dengan maksimisasi kesejahteraan individu, melainkan juga terkait dengan

    tujuan keberlanjutan ekologi dan keadilan distribusi. Constanza dan folke, (1997)

    dalamAdrianto, (2005) dan Bishop (1997) dalam Adrianto (2005) menyatakan bahwa

    valuation berbasis pada kesejahteraan individu semata tidak menjamin tercapainya

    tujuan ekologi dan keadilan distribusi tersebut. Valuasi ekonomi merupakan

    pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk

    memperoleh barang dan jasa lainnya secaraformal. (Eriyati et al 2010).

    Perbedaan antara valuasi ekonomi (economic valuation) dengan apraisal

    ekonomi (economic appraisal atau economic assessment) dimana yang disebut

    terakhir berkaitan dengan penilaian rencana investasi pada suatu kegiatan ekonomi

    atau studi kelayakan investasi. Pada umumnya studi kelayakan investasi nilai biaya

    dan manfaat barang dan/atau jasa yang bersifat nyata (tangible) dan ada pasarnya

    (marketable good), baik dengan harga pasar atau harga bayangan (shadow price).

    Tujuan kegiatan apraisal ekonomi adalah untuk menentukan nilai atau manfaat dan

    kelayakan investasi berdasarkan kriteria pengambilan keputusan tertentu (Gittinger,

    1982).

    Pemahaman tentang konsep valuasi ekonomi, memungkinkan para pengambil

    kebijakan dapat menentukan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang

    efektif dan efisien. Hal tersebut karena valuasi ekonomi sumberdaya alam dan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    36/85

    25

    lingkungan dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara konservasi

    sumberdaya alam dan pembangunan ekonomi, sehingga dengan demikian valuasi

    ekonomi dapat menjadi suatu alat (tool) penting dalam upaya peningkatan apresiasi

    dan kesadaran masyarakat terhadap Sumberdaya Alam dan lingkungan.

    III.5.1. Valuasi Ekonomi dengan Pendekatan Fungsi Permintaan.

    Pendekatan fungsi permintaan dapat dilakukan dengan beberapa hal,

    diantaranya,

    1. Metode dampak produksi.

    Metode dampak produksi merupakan metode yang umum digunakan dalam

    valuasi ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sosial. Metode ini menghitung

    manfaat konservasi lingkungan dari sisi kerugian yang ditimbulkan akibat adanya

    suatu kebijakan proteksi. Metode ini menjadi dasar dalam pembayaran kompensasi

    bagi properti masyarakat yang dibeli oleh pemerintah untuk tujuan tertentu, misalnya

    untuk membangun jalan bebas hambatan (tol), lapangan terbang, atau instalasi militer.

    Dalam hal ini kompensasi juga termasuk bagi para petani yang merelakan tanahnya

    untuk tujuan pembangunan, walaupun bentuk penggunaan lahan tersebut berupa cagar

    alam, hutan lindung atau lainnya yang mempunyai fungsi ekologis selain fungsi

    produksi.

    2. Metode pengeluaran preventif.

    Pada metode ini nilai lingkungan dihitung dari apa yang disiapkan oleh

    seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) untuk upaya pencegahan kerusakan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    37/85

    26

    lingkungan seperti pembuatan terasering untuk mencegah erosi di daerah berlereng

    atau dataran tinggi. Metode yang terkait erat dengan pendekatan ini adalah metode

    perilaku menghindari risiko. Dalam metode ini nilai ekternalitas lingkungan dari suatu

    kegiatan pembangunan dihitung dengan melihat berapa biaya yang disiapkan oleh

    seseorang atau masyarakat untuk menghindari dampak negatif dari lingkungan yang

    kurang baik, seperti pindah ke daerah lain yang kualitas lingkungannya lebih baik atau

    setara dengan biaya pindah.

    3. Metode biaya pengganti.

    Valuasi ekonomi dengan metode ini didasarkan pada biaya ganti rugi aset

    produktif yang rusak, karena penurunan kualitas lingkungan atau kesalahan

    pengelolaan. Biaya ganti rugi tersebut diperlukan sebagai perkiraan minimum dari

    nilai peralatan yang dapat mengurangi polusi atau perbaikan pengelolaan praktis

    sehingga dapat mencegah kerusakan.

    III.6. Pertambangan Bahan Galian Golongan C.

    Bahan galianpasir maupun batu permata lainnya merupakan salah satu dari

    sekian banyak mineral atau sumberdaya alam yang proses pembentukannya

    memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan

    (Sukandarrumidi, 1999:1). Peraturan Pemerintah Indonesia No. 27 tahun 1980,

    membagi bahan galian menjadi 3 golongan, yaitu :

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    38/85

    27

    a. Bahan galian strategis disebut juga sebagai bahan galian golongan A yang

    terdiri dari minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat,

    aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thorium bahan galian

    radioaktif lainnya,nikel, kobalt, timah.

    b. Bahan galian vital disebut juga sebagai bahan galian golongan B yang terdiri

    dari besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanidium, titan, bauksit,

    tembaga,timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut,

    ytrium, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berilium,

    korundum, zirkon,kristal kuarsa, kriolit, flouspar, barit, yodium, brom, khlor,

    belerang.

    c. Bahan galian non strategis dan non vital disebut juga sebagai bahan galian

    golongan C. Terdiri dari nitrai, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk,

    mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu

    setengah permata, pasir kuarsa, kaolin, felspar, gipsum, bentonit, tanah

    diatomea, tanah serap (fuller earth), batu apung, trass, obsidian, marmer,

    batutulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat,

    pasir, sepanjang tidak mengandung unsur- unsur mineral golongan A maupun

    golongan B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.

    Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C,

    walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan lain.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    39/85

    28

    Adapun ciri-ciri umum pengusahaan bahan galian industri meliputi :

    1. Digunakan untuk bahan industri serta konstruksi.

    2. Pengolahan & penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar

    dapat digunakan peralatan canggih.

    3. Produk dipasarkan lokal akan mudah.

    4. Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil.

    5.

    Perijinan relatif lebih mudah.

    6. Masalah lingkungan kurang diperhatikan.

    7. Masalah utama pada modal management, Pengolahan dan Pasar.

    8. Harga relatif mudah (kecuali dibentuk seni).

    Batuan merupakan salah satu jenis tambang bahan galian golongan C yang

    merupakan sumberdaya alam yang dibentuk dari hasil prosesgeologi yang unsurnya

    terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia sampai bentuk bongkahan, berada di

    antara sekitar gunung api baik yang proses pembekuan dan erupsinya terjadi pada

    zaman tersier atau kuarter. Batuan tersebut sangat mungkin diendapkan sepanjang

    sungai yang berhulu dilereng atas/puncak gunung api yang bersangkutan. Sesuai

    konsep transportasi dan sortasi/pemilihan maka semakin jauh dari sumbernya semakin

    beragam pula komposisi mineralogi dan batuan gunung api (Sukandarrumidi,

    1999:140-141).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Geologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologi
  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    40/85

    29

    Pertambangan bahan galian bukan logam/golongan C dalam hal ini batuan /

    batu permata serta pasir juga termasuk usaha pertambangan yang diusahakan oleh

    rakyat setempat, namun bisa juga dilakukan oleh badan usaha milik rakyat yang telah

    mendapat izin dari yang berwenang dengan Surat Izin Pertambangan Derah (SIPD).

    Khusus di Indonesia untuk bahan galian golongan C dapat dilakukan oleh

    perseorangan/pengusaha yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. Jenis

    bahan galian ini di dalam undang-undang perlu berlaku di Indonesia pengusahaannya

    telah dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dengan dibentuk Dinas

    Pertambangan di tiap Daerah Tingkat I, dan didalam prakteknya wewenang ini sering

    dilimpahkan pada bupati, khususnya untuk pertambangan yang luasnya tidak lebih

    dari 5 hektar. Letak dan luas wilayah yang dinyatakan terbuka untuk kegiatan

    pertambangan rakyat ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertambangan.

    Pertambangan yang dilakukan oleh perorangan syaratnya adalah harus warga Negara

    Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Bahan galian golongan C dapat

    ditambang menggunakan beberapa teknik penambangan, yaitu :

    1. Digali, misalnya penambangan batu gamping dan penambangan pasir,

    2. Disemprotkan dengan pompa bertekanan tinggi, misalnya penambangan pasir,

    3. Disedot dengan pompa hisap, misalnya penambangan pasir di laut.

    Pertambangan rakyat adalah usaha pertambangan bahan galian oleh rakyat

    setempat, secara sendiri atau bergotong-royong, diusahakan secara kecil-kecilan,

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    41/85

    30

    dengan peralatan sederhana, untuk mata pencaharian sendiri. (Sukandarrumidi,

    1999:258). Ijin pemerintah yang dibutuhkan dalam pertambangan rakyat adalah Surat

    Keputusan Ijin Pertambangan Rakyat yang dikeluarkan oleh Menteri Pertambangan

    dan Energi kepada rakyat. Surat keputusan tersebut menyatakan bahwa syarat

    pertambangan rakyat adalah :

    a. bersifat sederhana

    b. skala kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

    c. batas luas maksimal adalah 5 Hektar.

    Berdasar penggolongan kelompok pelaku pertambangan di Indonesia,

    pertambangan batu mulia ini termasuk pertambangan di luar tatanan, namun tetap

    sepengetahuan dan persetujuan tak tertulis pemerintah. Pertambangan yang dilakukan

    masyarakat setempat pada umumnya belum dilengkapi Surat Ijin Penambangan

    Daerah, sehingga memiliki kesan penambangan liar. Pemerintah daerah membiarkan

    kegiatan ini tetap berlangsung selama dalam pengawasannya sehingga tidak

    mengganggu ekosistem alam secara besar-besaran. Sikap diam pemerintah daerah

    tersebut dianggap sebagai persetujuan oleh penambang. Pembayaran retribusi bahan

    galian pada waktu pemasaran, secara tidak langsung juga mereka anggap sebagai

    wujud izin mereka terhadap Pemerintah Daerah. Penambang rakyat yang semacam ini

    sering disebut sebagai PETI atau penambang tanpa izin oleh Dinas Pertambangan.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    42/85

    31

    Penambangan batu mulia /permata dilakukan masyarakat dengan sistem bawah

    tanah, yang oleh penambangnya tidak hanya dilakukan di atas permukaan lubang

    namun juga di sempa dan/tanggul bawah tanah. Teknik penambangannya adalah

    material endapan batuan berada di dalam yang sulit untuk di ambil, maka yang

    dilakukan adalah menggunakan alat lebih canggi sampai mereka menemukan batu

    mulia/permatanya. Atau juga melubangi batu dengan bor yang besar dan mendorong

    air berkecepatan tinggi juga atas pendorong lumpur dalam goa melalui terowongan

    gelap demi menyisahkan batu permatanya.

    III.7. Perkembangan pengelolaan bahan galian Golongan C.

    Sehubungan untuk menjamin kesinambungan antara penambangan dengan

    masyarakat adanya baku mutu seperti Udara, Kebisingan dan air yang layak untuk

    dipertimbangkan oleh pengusaha seperti Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

    No.48/MENLH/11/1996 Pada Pemerintah Kabupaten/Kota, pengelolaan yang di

    lakukan adalah menyangkut pengaturan, perizinan, pembinaan dan pengawasan

    pertambangan.

    Rissamasu et al. (2012) menyatakan ada beberapa faktor dari dalam maupun

    dari luar yang mempengaruhi pengelolaan kegiatan penambangan yaitu :

    1. Faktor dari dalam.

    a. Faktor Ekonomi

    Faktor ekonomi menjadi penyebab adanya kegiatan penambangan batuan

    sehingga masyarakat mengandalkan sumber daya alam yang di milikinya yaitu tanah

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    43/85

    32

    milik pribadi yang kemudian digali dan dijual pada pengusaha yang memerlukan pasir

    Kerikil/tanah timbun dan batuan, lebih mudah mendatangkan uang bagi kehidupan

    sehari-hari. Pemikiran masyarakat yang mengandalkan lahannya untuk mencari nafkah

    hidup, lebih baik untuk penambangan bahan galian golongan C karena menghasilkan

    uang dalam sehari, dan menjadi mata pencaharian masyarakat setempat.

    b. Faktor Pendidikan

    Faktor pendidikan masyarakat juga berpengaruh terhadap penambangan galian

    permata.

    2. Faktor dari Luar

    a. Regulasi Belum adanya PERDA khusus Teknis Pertambangan. Belum

    adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pertambangan bahan

    mineral bukan logam dan batuan secara teknis sehingga tidak ada peraturan

    yang mengikat atau melarang mereka.

    b. Kurangnya sumber daya manusia juga menjadi salah satu faktor kurang

    maksimalnya pengawasan penambangan di lapangan, terlihat dari sumber daya

    yang dimiliki.

    c. Kurangnya pembinaan serta sosialisasi kurang dilakukan sehingga

    masyarakat kurang mengetahui manfaat dari menjaga lingkungan penambangan.

    III.8. Dampak Penambangan Galian Golongan C.

    Dampak adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya pembangunan. Dampak

    kegiatan pembangunan ini muncul karena adanya pihak yang diuntungkan (gainers)

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    44/85

    33

    dan pihak yang dirugikan (losers) maka penilaian dampak sosial ekonomi juga perlu

    mengacu kepada masyarakat yang diuntungkan dan dirugikan (Soekartawi, 140:1995)

    Rissamasu Et Al,, (2012) menyatakan Penambangan bahan galian golongan

    C tentu akan mengakibatkan 2 Dampak terhadap wilayah pembangunan yaitu dampak

    positif dan dampak negatif.

    1. Dampak positif

    Dampak positif adalah manfaat yang di hasilkan dari kegiatan penambangan bahan

    galian golongan c yaitu:

    a. Terserapnya tenaga kerja, yaitu masyarakat memiliki pekerjaan untuk

    memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

    b. Menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kewajiban pengusaha

    membayar pajak dan retribusi bahan galian golongan C.

    c. Memperlancar transportasi. Karena yang tadinya hanya jalan penduduk

    menjadi jalan yang layak.

    2. Dampak Negatif

    Dampak negatif yang di akibatkan karena penambangan bahan galian golongan

    C, adalah terjadinya lubang-lubang yang besar yang menyebabkan lahan menjadi tidak

    produktif. Sehingga pada waktu musim hujan lubang-lubang itu akan menjadi sarang

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    45/85

    34

    nyamuk yang mengakibatkan penyakit pada masyarakat setempat. Dampak negatif ini

    tentunya menjadi perhatian pemerintah daerah untuk melakukan reklamasi tambang

    setelah akhir kegiatan penambangan.

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif

    Persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian yaitu

    pemenuhan tingkat pengaruh terhadap kebutuhan ekonomi yang di proleh dari aktifitas

    penambangan di Desa Doko Kecamatan Kasiruta. Persentase ini diolah dengan cara frekuensi

    dibagi dengan jumlah responden dikali 100 persen, seperti dikemukan Sudjana (2001: 129)

    adalah sebagai berikut :

    P =

    Nx 100 %

    Keterangan :

    P : Pesentase terhadap kebutuhan ekonomi

    f : Frekuensi Data

    N : Jumlah Data responden

    100% : Bilangan tetap

    Kemudian perhitungan kuesioner untuk perspektif tersebut menggunakan skala likert

    (Sugiyono, 2007:107), yaitu dengan memberikan standar nilai tertentu.

    1. 4 = Sangat Baik (SB)

    2.

    3 = Baik (B)3. 2 = kurang Baik (KB)

    4. 1 = Tidak Baik (TB)

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    46/85

    35

    Nilai ekonomi Batu Mulia adalah perhitungan nilai ekonomi dengan menggunakan

    Analisis Biaya dimana manfaat bersih adalah berupa keuntungan yang dirumuskan sebagai

    berikut:

    KEUNTUNGAN = PENERIMAAN BIAYA

    Dengan demikian nilai ekonomi batu mulia total dapat dihitung dengan formulasi (Asnil,

    2003) :

    NEBM = HPBM BK

    HBBM

    Keterangan :

    NEBM = Nilai Ekonomi Batu Mulia

    HPBM = Hasil Pendapatan Batu Mulia

    BK = Biaya kerja selama produksi.

    HBBM = Jumlah hasil bersih berupa pendapatan rata-rata penambang

    per kg batu mulia (Rp/Kg).

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    47/85

    36

    BABA IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1. Produksi Batu Mulia Desa Doko.

    IV.1.1. Persiapan Modal.

    Persiapan modal teruma adalah merupakan jumlah total dari rupiah yang

    dibutuhkan untuk membuka usaha tambang batu mulia sampai selesai produksi,

    persiapan modal produksi rata-rata dalam hasil wawancara pada tiap lubang

    mencapai Rp.5.000.000 - Rp.10.000.000. Modal produksi dikususkan oleh seorang

    penanggung jawab dalam sebuah kelompok penambang, hal ini diperlukan untuk

    membiayai persediaan kebutuhan, seperti peralatan tambang, biaya konsumsi setiap

    hari, seperti utang dagang, cadangan uang tunai selama menjalani aktivitas

    penambangan. Setiap kebutuhan dalam jangka satu minggu tugas seorang penunjang

    ini akan mengeceknya setiap kali kepada anggota penambangnya terutama kebutuhan

    alat dan bahan, konsumsi, bagi pekerja tambang, penunjang akan mengarakan semua

    yang menjadi kekurangan selama menjalankan aktifitas penambangan. Biaya

    produksi terdiri diantaranya:

    1. Biaya tetap, terdiri dari biaya peralatan untuk kebutuhan setiap

    penambang.

    2. Biaya tidak tetap, terdiri dari biaya konsumsi, terutama makanan dan

    minuman bagi penambang, perlengkapan dapur, P3K dan lain-lain.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    48/85

    37

    3. Biaya penyusutan, adalah jumlah biaya menggantikan kebutuhan alat dan

    yang rusak atau tidak bisa difungsikan sebagai alat kerja. Berikut adalah

    jumlah biaya dalam satu lubang tambang.

    a. Biaya tetap Rp.5.000.000 - Rp.10.000.000

    b. Biaya tidak tetap Rp.1.500.000 - Rp.3.500.000

    c. Biaya penyusutan Rp. Rp.1.500.000 - Rp.1.800.000

    Contoh 1: Mengetahui biaya produksi satu lubang tambang selama umur 5

    bulan.

    Biaya produksi dalam satu lubang tambang rata-rata jumlah pendapatan sebesar

    Rp.500.000.000 selama 7 bulan menambang. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan

    harga batu mulia seberat 10 Kg seharga Rp.500.000.000, untuk pembagian hasil

    dilakukan terutama pemotongan nilai kebutuhan selama 5 bulan, sebesar Rp.

    8.603.000 tersisa, Rp.491.397.000 selanjutnya pembagian hasil sejumlah anggota

    sebanyak 5 orang, maka hasil bersih per orang adalah sebesar Rp.98.279.400.

    Perhitungan lanjutan lihat di lampiran B.

    Adapun jumlah usaha penambang terdiri dari:

    1. Satu pemilik lubang tambang.

    2. Satu penunjang, dan

    3. Anggota buru tambang.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    49/85

    38

    Anggota buru tambang biasanya berjumlah antara, 5 - 7 orang, 710, 10- 12

    orang penambang. Kegiatan penambangan batu mulia ini tidak menentukan waktu

    dan kapan mencapai hasil, tidak pula memerlukan waktu selama menambang dalam

    menacapai penghasilan.

    IV.1.2 Hasil pendapatan.

    Hasil adalah nilai dari tingkat pendapatan penambang batu mulia di Desa

    Doko selama menjalankan aktitas penambangan, Pendapatan sesuai dengan hasil

    penelitian di lapangan untuk setiap responden rata-rata penambang mencapai hasil

    yang maksimal. Hasil pendapatan penambang batu mulia tinggi rata - rata adalah

    antara Rp.10.000.000 - Rp.50.000.000, Rp.50.000.000 Rp.80.000.000 dan

    Rp.80.000.000 - Rp.150.000.000 bahkan pendapatan mencapai jumlah milyaran juta

    rupiah tiap penambang. Sedangkan pendapatan paling rendah adalah Rp

    Rp.3.000.000 -.Rp.7.000.000, Rp. Rp.7.000.000, - 10.000.000.

    Secara keseluruhan penelitian dapat mengetahui jumlah rata-rata pendapatan

    nilai ekonomis penambangan batu mulia di desa doko sebesar Rp.2.019.000.000.

    IV.1.3. Jenis batuan secara ekonomis.

    Harga terjual.

    Jenis batuan yang terjual harga sesuai dengan hasil di lapangan sebagai berikut:

    Hati gurango jenis kuarsa, jenis batuan (Jasper) terjual dengan harga per

    kg mencapai Rp.500.000.- 700.000.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    50/85

    39

    Kembang super, jenis batuan (Crysoccolla) terjual dengan harga per kg

    mencapai Rp.50.000.000-80.000.000.

    Kembang super berkristal ijo jenis batuan (Crysoccolla) terjual dengan

    harga tinggi mencapai harga Rp.1.000.000.000.- Rp.2.000.000.000.

    Hitam kenari jenis batuan (Crysoccolla) terjual, dengan harga, per kg

    mencapai Rp.500.000.- Rp 100.000.000.

    Dari rata-rata jumlah batuan doko kembang super jenis (Chrysocolla) yang

    terjual untuk pendapatan maksimal setiap penambang. Namun ada beberpa responden

    yang dengan pengahasilan mencapai Rp.1.000.000.000 penghasilan kembang super

    berkristal ijo seperti bapak Mahmud Hi.Idrus dan Bapak Sarif Umar selama 5 bulan

    menambang, sedangkan Bapak Ridwan Sehe mendapatkan menghasilan sebesar

    Rp.150.000.000, selama 3 bulan menambang, selain penambang penghasilan

    mencapai rata-rata puluhan juta rupiah, sedangkan responden yang sesuai hasil

    wawancara lapangan mengatan belum ada penghasialan seperti bapak Sukur Samad,

    selama 5 bulan menambang, dan Burhan Kaliabu, selama 3 bulan menambang.

    IV.1.4. Pembagian hasil.

    Pembagian hasil ini tentunya dilakukan secara bersamaan, dimana hasil

    pendapatan dalam sebuah lubang tambang dapat di usahakan oleh semua anggota

    penambang sampai mencapai tingkat pendapatan, dalam hal ini pembagian hasil

    terlebih dahulu melakukan pemotongan biaya produksi atau pengembalian usaha

    modal pada seorang penunjang, pemotongan ini tentunya pembagian akan pendapatan

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    51/85

    40

    hasil bersih ke semua anggota, hasil bersi yang di butuhkan dari setiap anggota

    penambang, setelah hasil yang diterima guna selanjutnya untuk mencapai kebutuhan

    dalam sehari-hari.

    IV.2. Nilai Ekonomi Penambangan Batu Mulia Berdasarkan Hasil Pendapatan.

    Untuk menduga nilai ekonomi penambangan batu mulia melakukan suatu

    pengukuran terhadap sikap dan pendapat berdasarkan pada kemampuan para

    penambang, hal ini dapat dilihat dari sisi pendapatan. Dalam menduga nilai ekonomi

    penambangan batu mulia berlaku saat ini adalah dengan tanggapan sangat baik dari

    jumlah Rp.150.000.000,Rp.1.000.000.000 pendapat yang baik antara Rp.10.000.000

    - Rp.85.000.000, dengan kurag baik antara Rp.3.000.000 Rp.7.000.000, dan tidak

    baik antara Rp.1.000.000.5.000.000 dengan memasukan nilai hasil masing - masing

    pendapatan. Di lihat pada tabel 1 dan 2 lampiran C.

    IV.2.1. Adapun tanggapan responden terhadap kebutuhan ekonomi berdasarkan hasil

    skor.

    Tabel 1.

    a. kategori sangat baik

    NOMOR Keadaan Ekonomi

    Jumlah Skor

    Kategori

    Sangat Presentasi

    1 Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari, berupamakanan dan minumam bagi pekerja tambang.

    7 23.33

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko, tabunganuntuk bank.

    3 10

    3 kondisi tempat tinggal setelah menambang 3 10

    4 kelengkapan tempat tinggal setelah menambang, berupa 4 13.33

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    52/85

    41

    WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa, mesin

    listrik, TV dll.

    5 kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 5 17.66

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 1 3.337 Kondisi sosial 3 10

    8 Kebutuhan ekonomi meningkat 4 13.33

    9 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 0 0

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 30 100.0

    Sumber data di olah dari kusioner 2015

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan ekonomi penambang batu mulia

    terlihat meningkat dengan sangat baik, dalam hal ini kebutuhan pokok penambang

    berupa makanan dan minuman sebesar 7 atau 23.33% , Tingkat usaha modal,

    penambang memiliki warung dan tabungan ke bank sebesar 3 atau 10%, kondisi

    tempat tinggal penambang sudah bentuk parmanen sebesar 4 atau 13.33%

    kelengkapan tempat tinggal bagi penambang saat ini berupa WC, kamar manadi dan

    penerangan listrik, TV dan prabola sudah milik pribadi, sebesar 5 atau 17.66%,

    kemudian kebutuhan membiayai pendidikan anak sebesar 1 atau 1.3% untuk biaya

    kebutuhan sebelumya mahal, responden merasa tidak lagi kesulitan dalam hal ini

    sudah mampu sebesar 2 atau 6.66%., penilayan terhadap kondisi sosial sebesar 3 atau

    10%, kebutuhan ekonomi meningkat dengan sangat baik sebesar4 atau 13.33%, terjadi

    konlik sosial terkait penambangan batu bacan sebesar 0%, serta kendala yang dialami

    selama usaha batu bacan sebanyak menilai sebanyak 0%.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    53/85

    42

    b.

    Kategori Baik

    NOMOR Keadaan EkonomiJumlah Responden

    Kategori

    Baik Presentasi

    1Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari, berupa

    makanan dan minumam bagi pekerja tambang.13 16.10

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko,tabungan untuk bank.

    8 9.87

    3 Kondisi tempat tinggal setelah menambang. 6 7.40

    4Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang,

    berupa WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa,mesin listrik, TV dll.

    9 11.12

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 9 11.12

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 8 9.87

    7 Kondisi sosial 3 3.70

    8 Kebutuhan ekonomi meningkat 14 17.28

    9 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 11 13.60

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 81 100

    Sumber datadiolah dari kusioner 2015.

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan ekonomi bagi penambang dapat

    meningkat dengan baik, dalam hal ini kebutuhan pokok penambang berupa makanan

    dan minuman sebesar 13 atau 16.10% , Tingkat modal usaha, penambang memiliki

    warung dan tabungan ke bank sebesar 8 atau 9.89%, kondisi dan tempat tinggal

    penambang sudah bentuk parmanen sebesar 6 atau 7.40%, kelengkapan tempat tinggal

    bagi penambang saat ini berupa WC, kamar mandi dan peralatan listrik, seperti

    penerangan, TV dan prabola sudah milik pribadi, sebesar 9 atau 11.12%, kemudian

    kebutuhan untuk mampu membiayai pendidikan anak sebesar 8 atau 9.98% untuk

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    54/85

    43

    biaya kebutuhan mahal responden yang tidak merasa lagi dalam kesulitan dalam hal

    ini sudah mampu dengan baik sebesar 9 atau 9.89%. penilayan terhadap kondisi sosial

    sebesar 3 atau 3.30%, kebutuhan ekonomi meningkat dengan baik sebesar 14 atau

    17.28%, terjadi konlik sosial terkait penambangan batu bacan sebesar 11 atau

    13.60%, serta kendala yang dialami selama usaha batu bacan menilai sebesar 0%.

    c. Kategori Kurang

    NOMOR Keadaan Ekonomi

    Jumlah Responden

    Kategori

    Kurang presentasi

    1Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari,

    berupa makanan dan minumam bagi pekerja tambang.3 8.28

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko,tabungan untuk bank.

    3 8.28

    3 Kondisi Tempat tinggal setelah menambang. 3 8.28

    4

    Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang,

    berupa WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa,mesin listrik, TV dll.

    3 8.28

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 3 8.286 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 6 16.21

    7 Kondisi sosial 11 30.25

    8 Kebutuhan ekonomi meningkat. 5 13.62

    9 Terjadi konfilik social terkait batu bacan 0 0

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 37 100

    Sumber data di olah dari kusioner 2015

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan jumlah ekonomi bagi penambang

    masih kurang untuk kebutuhan pokok berupa makanan dan minuman sebesar 3 atau

    8.28%, tingkat modal usaha, penambang memiliki warung dan tabungan ke bank

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    55/85

    44

    kurang sebesar 3 atau 8.28%, kondisi dan tempat tinggal penambang bentuk parmanen

    sebesar 3 atau 28.28%, kelengkapan tempat tinggal bagi penambang saat ini berupa

    WC, kamar manadi dan penerangan listrik, TV dan prabola sudah milik pribadi,

    kurang sebesar 3 atau 8.28%, kemudian, kebutuhan untuk membiayai pendidikan anak

    kurang sebesar 3 orang atau 8.28%, untuk biaya kebutuhan mahal responden masih

    merasa kurang sebesar 6 atau 16.21%, penilayan terhadap kondisi sosial sebesar 11

    atau 30.25%, kebutuhan ekonomi sebesar5 atau 13.25%, terjadi konflik sosial terkait

    penambangan batu bacan sebesar 0%, serta kendala yang dialami selama usaha batu

    bacan menilai sebesar 0%.

    d. Kategori tidak baik

    Sumber data di olah dari kusioner 2015.

    NOMOR Keadaan Ekonomi

    Jumlah Responden

    Kategori

    TidakBaik

    presentasi

    1

    Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari, berupa

    makanan dan minumam bagi pekerja tambang. 3 13.67

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko, tabunganuntuk bank.

    6 27.37

    3 Kondisi Tempat tinggal setelah menambang. 3 13.55

    4

    Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang, berupa

    WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa, mesinlistrik, TV dll.

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 2 10.11

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 5 22.71

    7 Kondisi sosial 0 0

    8 Kebutuhan ekonomi sebelumnya merasa meningkat 3 13.67

    9 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 0 0

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 22 100

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    56/85

    45

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan ekonomi penambang tidak ada

    perubahan atau sama saja, dalam hal ini kebutuhan pokok penambang berupa makanan

    dan minuman sebesar 3 atau 13.67%, tingkat modal usaha, penambang memiliki

    warung dan tabungan ke bank responden merasa tidak ada perubahan sebesar 6 atau

    27.37%, kondisi tempat tinggal penambang bentuk parmanen belum ada perubahan

    sebesar 3 atau 13.55%, kelengkapan tempat tinggal bagi penambang saat ini berupa

    WC, kamar mandi dan penerangan listrik, TV dan prabola sudah milik pribadi, belum

    ada perubahan sebesar 0% kemudian kebutuhan membiayai pendidikan anak sebesar 2

    atau 10.11% untuk biaya kebutuhan mahal responden merasa masih kesulitan, hal ini

    tidak ada perubahan sebesar 5 atau 22.71%, penilayan terhadap kondisi sosial sebesar

    0%, kebutuhan ekonomi menjawab tidak ada perubahan sebesar3 atau 13.67%, terjadi

    konlik sosial terkait penambangan batu bacan sebesar 0%, serta kendala yang dialami

    selama usaha batu bacan menilai sebanyak sebesar 0%.

    Tabel 2.

    a. Kategori sangat

    NOMOR Keadaan Ekonomi Jumlah Responden

    Kategori

    Sangat Presentasi

    1Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari, berupa

    makanan dan minumam bagi pekerja tambang.5 15.84

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko,tabungan untuk bank.

    2 6.14

    3 Kondisi Tempat tinggal setelah menambang. 3 11.31

    4Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang,

    berupa WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa,mesin listrik, TV dll.

    3 11.31

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    57/85

    46

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 4 14.28

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 4 14.28

    7 Kondisi sosial 4 14.28

    8 Kebutuhan ekonomi sebelumnya merasa meningkat 3 11.319 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 0 0

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 28 100

    Sumber data di olah dari kusioner 2015.

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan ekonomi penambang batu mulia

    terlihat meningkat dengan sangat baik, dalam hal ini kebutuhan pokok penambang

    berupa makanan dan minuman sebesar 5 atau 15.84% , Tingkat usaha modal,

    penambang memiliki warung dan tabungan ke bank sebesar 2 atau 6.14%. Kondisi

    tempat tinggal penambang sudah bentuk parmanen sebesar 3 atau 11.31% ,

    kelengkapan tempat tinggal bagi penambang saat ini berupa WC, kamar manadi dan

    penerangan listrik, TV dan prabola sudah milik pribadi, sebesar 5 atau 17.66%,

    kemudian kebutuhan membiayai pendidikan anak sebesar 3 atau 11.31%, kebutuhan

    biaya pendidikan anak sebesar 4 atau 14.28%, % untuk biaya kebutuhan sebelumya

    mahal, responden merasa tidak lagi kesulitan dalam hal ini sudah mampu sebesar 4

    atau 14.28%., penilayan terhadap kondisi sosial sebesar 4 atau 14.28% kebutuhan

    ekonomi meningkat dengan sangat baik sebesar 3 atau 11.31%, terjadi konlik sosial

    terkait penambangan batu bacan sebesar 0%, serta kendala yang dialami selama usaha

    batu bacan sebanyak menilai sebanyak 0%.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    58/85

    47

    b.

    Kategori baik

    NOMOR

    Keadaan Ekonomi Jumlah Responden

    Kategori

    Baik presentasi

    1Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari,

    berupa makanan dan minumam bagi pekerja tambang.15 20.11

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko,tabungan untuk bank.

    6 7.41

    3 Kondisi Tempat tinggal setelah menambang. 12 16.81

    4

    Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang,

    berupa WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa,mesin listrik, TV dll.

    7 9.64

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 17 11.61

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 7 9.64

    7 Kondisi sosial 4 8.42

    8 Kebutuhan ekonomi sebelumnya merasa meningkat 11 14.39

    9 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 2 3.57

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 81 100

    Sumber data di olah dari kusioner 2015

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan ekonomi bagi penambang dapat

    meningkat dengan baik, dalam hal ini kebutuhan pokok penambang berupa makanan

    dan minuman sebesar 15 atau 20.11% , Tingkat modal usaha, penambang memiliki

    warung dan tabungan ke bank sebesar 6 atau 7.41%, kondisi dan tempat tinggal

    penambang sudah bentuk parmanen sebesar 12 atau 16.81% , %, kelengkapan tempat

    tinggal bagi penambang saat ini berupa WC, kamar mandi dan peralatan listrik,

    seperti penerangan, TV dan prabola sudah milik pribadi, sebesar 7 atau 9.64%,

    kemudian kebutuhan untuk biaya pendidikan anak sebesar 17 atau 11.61 biaya

    kebutuhan mahal responden yang tidak merasa lagi dalam kesulitan dalam hal ini

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    59/85

    48

    sudah mampu dengan baik 7 atau 9.64%., penilayan terhadap kondisi sosial sebesar 4

    atau 8.42%, kebutuhan ekonomi meningkat dengan baik sebesar 11 atau 14.39%,

    terjadi konlik sosial terkait penambangan batu bacan sebesar 2 atau 3.57%, serta

    kendala yang dialami selama usaha batu bacan menilai sebesar 0%

    c. Kategori kurang baik.

    NOMOR Keadaan Ekonomi

    Jumlah Responden

    Kategori

    Kurang presentasi

    1Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari, berupa

    makanan dan minumam bagi pekerja tambang.1 3.22

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko, tabunganuntuk bank.

    7 22.58

    3 Kondisi Tempat tinggal setelah menambang. 2 7.45

    4Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang, berupaWC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa, mesin

    listrik, TV dll.

    10 32.25

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 5 16.12

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 5 16.12

    7 Kondisi sosial 0 0

    8 Kebutuhan ekonomi sebelumnya merasa meningkat 1 3.22

    9 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 0 0

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 31 100

    Sumber data di olah dari kusioner 2015.

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan jumlah ekonomi bagi penambang

    masih kurang untuk kebutuhan pokok berupa makanan dan minuman sebesar 1 atau

    3.22%, tingkat modal usaha, penambang memiliki warung dan tabungan ke bank

    kurang sebesar 7 atau 22.58%, Kondisi tempat tinggal resoponden bentuk parmanen

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    60/85

    49

    kurang sebesar 10 atau 32.25%,, kelengkapan tempat tinggal bagi penambang saat ini

    berupa WC, kamar manadi dan penerangan listrik, TV dan prabola sudah milik

    pribadi, kurang sebesa 5 atau 16.12%, kemudian, kemudian kebutuhan untuk

    membiayai pendidikan anak kurang sebesar 5 orang atau 16.12%, untuk biaya

    kebutuhan mahal responden masih merasa kurang sebesar 5 orang atau 16.12%,

    penilayan terhadap kondisi sosial kurang sebesar 0 %, kebutuhan ekonomi meningkat

    masih kurang sebesar1 atau 3.22%, terjadi konflik sosial terkait penambangan batu

    bacan kurang sebesar 0%, serta kendala yang dialami selama usaha batu bacan menilai

    sebesar 0%.

    d. Kategori tidak baik

    NOMOR Keadaan Ekonomi

    Jumlah Responden

    Kategori

    Tidak

    Baikpresentasi

    1Kepuasan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari, berupamakanan dan minumam bagi pekerja tambang. 6 20

    2Usaha modal, berupa dagangan, warung, toko, tabunganuntuk bank.

    5 16.66

    3 Kondisi Tempat tinggal setelah menambang. 0 0

    4

    Kelengkapan tempat tinggal setelah menambang, berupa

    WC dan kamar mandi, peralatan listrik, berupa, mesinlistrik, TV dll.

    8 26.44

    5 Kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. 1 7.5

    6 Biaya kebutuhan sebelumnya merasa mahal, 2 6.66

    7 Kondisi sosial 1 3.33

    8 Kebutuhan ekonomi sebelumnya merasa meningkat 7 23.22

    9 Terjadi konfilik sosial terkait batu bacan 0 0

    10 Kendala yang dialami dalam usaha batu bacan, 0 0

    JUMLAH 30 100

    Sumber data di olah dari kusioner 2015.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    61/85

    50

    Tabel di atas menunjukkan kebutuhan ekonomi penambang tidak ada perubahan atau

    sama saja, dalam hal ini kebutuhan pokok penambang berupa makanan dan minuman

    sebesar 6 atau 20% , tingkat modal usaha, penambang memiliki warung dan tabungan

    ke bank responden merasa tidak ada perubahan 5 atau 16.66%, kondisi tempat tinggal

    penambang bentuk parmanen belum ada perubahan sebesar 0% kelengkapan tempat

    tinggal bagi penambang saat ini berupa WC, kamar mandi dan penerangan listrik, TV

    dan prabola sudah milik pribadi, belum ada perubahan sebesar 8 atau 26.44%,

    kemudian kebutuhan membiayai pendidikan anak sebesar 1 atau 7.5% untuk biaya

    kebutuhan mahal responden merasa masih kesulitan, hal ini tidak ada perubahan

    sebesar 2 atau 6.66%., penilayan terhadap kondisi sosial sebesar 1 atau 3.33%,

    kebutuhan ekonomi menjawab tidak ada perubahan sebesar 7 atau 17.5%, terjadi

    konlik sosial terkait penambangan batu bacan sebesar 0%, serta kendala yang dialami

    selama usaha batu bacan menilai sebanyak sebesar %.

    IV.3. Realisasi Kebutuhan Ekonomi.

    a. Rata-rata penjumlahan dari pengolahan tabel 1.

    Dengan realisasi kebutuhan ekonomi penambangan batu mulia dilapangan,

    penelitian mengasumsikan bahwa yang di realisasikan di lihat dari pendapatan pada

    tabel titik.1, ke 10 reponden, pada lampiran C menunjukkan tingkat pendapatan

    mencapai maksimal, kebutuhan ekonomi setelah hasil menjawab dengan tidak baik

    13.%,, yang menjawab kurang baik 21.74%,menjawab dengan baik 47.54%

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    62/85

    51

    untuk kebutuhan berkembang dengan sangat baik menjawab 17.64%. lihat grafik

    IV.3.1

    Sumber data di olah dari kusioner 2015

    b. Rata-rata penjumlahan dari pengolahan tabel 2.

    Dengan realisasi kebutuhan ekonomi penambangan batu mulia dilapangan,

    penelitian mengasumsikan bahwa yang di realisasikan di lihat dari pendapatan pada

    tabel titik.2, ke 10 reponden, pada lampiran C, menunjukkan tingkat pendapatan

    mencapai maksimal, kebutuhan ekonomi setelah hasil menjawab dengan tidak baik

    17.64%,, yang menjawab kurang baik 38.23%,menjawab dengan baik 47.64%

    untuk kebutuhan berkembang dengan sangat baik menjawab 16.47%.lihat grafik

    IV.3.2.

    17.64%

    47.54%

    21.74%

    13.%

    Grafik IV.3.1 Tingkat Kebutuhan Ekonomi mencapai

    Sangat Baik

    Baik

    Kurang Baik

    Tidak Baik

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    63/85

    52

    Sumber data di olah dari kusioner 2015

    VI.4. Menghitung pendapatan dan pengeluaran perbulan.

    V.4.1. Pendapatan perbulan.

    Tabel 1.

    a. Biaya Perbulan

    Biaya Pokok (FC) + Biaya Usaha (VC).

    Rp.1.148.000 + Rp.272.600

    Rp.1.420.600

    I1= 0

    I2 = 1.000. 000.000 : 5 Bulan

    = Rp. 200.000.000

    I3 = 7.000.000 : 5 Bulan

    16.47%

    47.64%

    18.23%

    17.64%

    Grafik IV.3.2 Tingkat Kebutuhan Ekonomi mencapai

    Sangat Baik

    Baik

    Kurang Baik

    Tidak Baik

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    64/85

    53

    = Rp. 2.333.334

    I4 = 45.000.000 : 3 bulan

    = Rp.15.000.000

    I5 = 80.000.000 : 1 bulan

    = Rp.80.000.000

    I6 = 0

    I7 = 1.000.000.000 : 5 bulan

    = Rp. 200.000.000

    I 8 = 7.000.000 : 5 bulan

    = Rp. 2.333.334

    I9 = 45.000.000 : 3 bulan

    = Rp.15.000.000

    I10 = 80.000.000 : 2 bulan

    = Rp.41.000.000

    N T = I . 1 + I . 2 + I . 3 + I . 4+ I . 5 + I . 6 + I . 7 + I . 8 + I . 9 + I . 10

    10

    0 + Rp.200.000.000 + Rp. 2.333.334 + Rp.15.000.000 + Rp.80.000.000 + Rp.0 +

    Rp. 200.000.000 + Rp. 2.333.334 + Rp.15.000.000 + Rp. 80.000.000

    = Rp.363.666.668

    10

    = Rp.36.366.666.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    65/85

    54

    V.4.2. Pengeluaran Perbulan

    1. Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan oleh Bapak Burhan Kaliabu.

    (Rp.0) Tidak ada pendapatan

    2. Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan oleh Bapak Mahmud Hi.Idrus

    a. Pendapatan / bulan

    = Rp .1.000.000.000 : 5

    = Rp. 200.000.000

    b. Pengeluaran / bulan

    = Rp.200.000.0003.000.000

    = Rp. 197.000.000

    3.

    Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan oleh Ara Kamisi.

    a. Pendapatan / bulan

    = 7.000.000 : 5 Bulan

    = Rp. 2.333.334

    b. Pengeluaran / bulan

    = Rp. 2.333.334 300.000

    = Rp. 203.333

    4. Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan Iman Ali

    a. . Pendapatan / bulan

    = 45.000.000 : 3 Bulan

    = Rp.15.000.000

    b. Pengeluaran / bulan

    = Rp.15.000.000300.000

    = Rp. 1.470.000

    5. Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan oleh Hasan Djalil.

    a. Pendapatan / bulan

    = 80.000.000 : 1 bulan

    = Rp.80.000.000

    b. Pengeluaran / bulan

    = Rp.80.000.000175

    = 7.9825.000

    6. Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan oleh Sukur Samad.

  • 7/24/2019 PENGARUH NILAI EKONOMIS BAHAN GALIAN TAMBANG BATU MULIA TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI LOKASI PE

    66/85

    55

    (Rp.0) Tidak ada pendapatan

    7.

    Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan olehSarif Umar.a. Pendapatan / bulan

    = 1.000.000.000 : 5 bulan

    = Rp. 200.000.000

    a. Pengeluaran / bulan

    = Rp.200.000.0003.000.000

    = Rp. 197.000.000

    8. Untuk pendapatan dan pengeluaran 1 bulan olehSarif Umar.

    a.

    Pendapatan / bulan=7.000.000 : 5 bulan

    ` = Rp. 2.333.334

    b.