perancangan lokasi

46
 BAB V  ANALISIS PERANCANGAN LOKASI RANC ANG Analisis perancangan terdiri atas beberapa jenis analisis, yaitu analisis aktivitas dan kebutuhan ruang, analisis tapak dan zoning kawasan, analisisi kriteria terukur, analisis kriteria tak terukur, analisis elemen-elemen citra kota, analisis elemen rancang kota, dan analisis elemen estetika kota. 5.1  Analisisi Karakteristik Aktivitas dan Pengguna Analisis aktivitas dan kebutuhan ruang dilakukan guna identifikasi aktivitas apa saja yang ada di lokasi perancangan sehingga dapat diketahui apa saja fasilitas yang dibutuhkan dan siapa saja penggunanya. Lokasi perancangan yang berada di Kawasan Pecinan Semarang termasuk dalam cagar budaya kota semarang, hal ini tercantum pada PERDA Kota Semarang No 14 Tahun 2011 Pasal 69. Berdasarkan hal tersebut Kawasan Pecinan dapat juga sebagai kawasan wisata Kota Semarang serta ditunjang dengan adanya kegiatan perdagangan di daerah tersebut. Pada Kawasan Pecinan selain sebagai kawasan wisata dan perdagangan, juga merupakan tempat hunian dimana mayoritas penduduknya adalah etnis tionghoa sehingga daerah tersebut menjadi kental akan budaya tionghoanya. Luas lahan lokasi perancangan adalah 12,9 ha dan seluruh kawasan merupakan ruang terbangun. Konsep yang dikembangkan pada lokasi perancangan adalah Smart City  yang meliputi smart utility (prasarana), mobility  (mobilitas), living (gaya hidup) dan environment  (lingkungan). Penerapan konsep tersebut dilakukan pada sentra perdagangan dan permukiman sebagai fungsi utama serta kawasan peribadatan dan rekreasi sebagai fungsi penunjang aktivitas masyarakat di Kawasan Pecinan.Untuk dapat mendukung konsep Smart Heritage City pada lokasi perancangan, maka terdapat pembagian fungsi kawasan yang terdiri atas fungsi utama, fungsi penunjang dan fungsi pelayanan. Berikut adalah tabel analisis karakteristik ruang pada lokasi perancangan: Tabel V.1  Analisis Karakteristik Ruang pada Lokasi Per ancangan Kelompok  Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Kegiatan Karakteristik Ruang Jenis Ruang Pengguna Utama Hunian Tempat hunian Mudah dalam menjangkau fasilitas penunjang dan fasilitas pelayanan Rumah Tunggal Penduduk Komersil Kegiatan perdagangan yang terdiri dari jual beli barang dan jasa Aksesibilitas tinggi, ramai, bising dan strategis Ruko (Rumah Toko) Penduduk Pasar Penduduk Penunjang Peribadatan Beribadah Mudah dijangkau, tenang dan nyaman Klenteng Penduduk Rekreasi Tempat Rekreasi Aksesibilitas tinggi, ramai, bising dan Museum Penduduk

Upload: flyan

Post on 18-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 1/46

 

BAB V

 ANALISIS PERANCANGAN LOKASI RANCANG

Analisis perancangan terdiri atas beberapa jenis analisis, yaitu analisis aktivitas dan

kebutuhan ruang, analisis tapak dan zoning kawasan, analisisi kriteria terukur, analisis kriteria

tak terukur, analisis elemen-elemen citra kota, analisis elemen rancang kota, dan analisis

elemen estetika kota.

5.1   Analisisi Karakteristik Aktivitas dan Pengguna

Analisis aktivitas dan kebutuhan ruang dilakukan guna identifikasi aktivitas apa saja yang

ada di lokasi perancangan sehingga dapat diketahui apa saja fasilitas yang dibutuhkan dan siapa

saja penggunanya. Lokasi perancangan yang berada di Kawasan Pecinan Semarang termasuk

dalam cagar budaya kota semarang, hal ini tercantum pada PERDA Kota Semarang No 14 Tahun

2011 Pasal 69. Berdasarkan hal tersebut Kawasan Pecinan dapat juga sebagai kawasan wisata

Kota Semarang serta ditunjang dengan adanya kegiatan perdagangan di daerah tersebut. Pada

Kawasan Pecinan selain sebagai kawasan wisata dan perdagangan, juga merupakan tempat

hunian dimana mayoritas penduduknya adalah etnis tionghoa sehingga daerah tersebut

menjadi kental akan budaya tionghoanya. Luas lahan lokasi perancangan adalah 12,9 ha dan

seluruh kawasan merupakan ruang terbangun.

Konsep yang dikembangkan pada lokasi perancangan adalah Smart City   yang meliputi

smart utility (prasarana), mobility   (mobilitas), living  (gaya hidup) dan environment  

(lingkungan). Penerapan konsep tersebut dilakukan pada sentra perdagangan dan permukiman

sebagai fungsi utama serta kawasan peribadatan dan rekreasi sebagai fungsi penunjang

aktivitas masyarakat di Kawasan Pecinan.Untuk dapat mendukung konsep Smart Heritage

City pada lokasi perancangan, maka terdapat pembagian fungsi kawasan yang terdiri atasfungsi utama, fungsi penunjang dan fungsi pelayanan. Berikut adalah tabel analisis karakteristik

ruang pada lokasi perancangan:

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 2/46

b l

 

strategis

Pelayanan Keamanan

Menjaga

keamanan

lokasi

perancangan

Strategis dan

berada pada

main entrance 

lokasi

perancangan

Pos Keamanan Penduduk

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2A, 2014

5.1.1 Fungsi UtamaFungsi utama pada lokasi perancangan ialah fungsi hunian dan fungsi komersil. Hal ini

didukung oleh lokasinya yang berdekatan dengan Pasar Johar yaitu pasar tradisional terbesar di

Kota Semarang. Selain itu Kawasan Pecinan dapat diakses dengan 4 jalan utama yang langsung

menuju Kawasan Pecinan yaitu dari jalan KH. Agus Salim, Jlana Jagalan, Jalan Gajahmada Ke

Jalan Kranggan dan dari Jalan Gajahmada ke Jalan Wotgandul. Konsep lokasi perancangan ini

ialah Smart Heritage City   dimana nantinya pengembalian desain asli dari permukiman khas

etnis Tionghoa dengan tetap mempertahankan fungsi hunian perdagangannya. Tujuan darikonsep ini adalah mengembalikan bentuk dan fungsi hunian untuk etnis tionghoa yang livability

namun tetap mempertahankan kawasan perdagangan serta tetap menjaga budaya etnis

Tionghoa yang berkembang di daerah tersebut.

5.1.2 Fungsi Penunjang

Fungsi penunjang atau aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang dikembangkan

sebagai penunjang atau pendukung dari aktivitas utama yaitu perdagangan dan permukiman.Berikut uraian fungsi penunjang di Kawasan Pecinan:

a.  Sarana Peribadatan

Ibadah merupakah salah satu kebutuhan rohani bagi manusia sehingga diperlukan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 3/46

 

untuk menjaga keamanan mengingat bahwa sebagian besar penggunaan lahan adalah

perdagangan dan permukiman. Pos keamanan tersebut terdapat pada main entrance dan site

entrance pada lokasi perancangan.

Selanjutnya akan dilakukan analisis karakteristik pengguna, dimana merupakan jumlah

dan jenis pengguna yang akan diwadahi dalam lokasi perancangan. Jumlah pengguna tersebut

dihitung berdasarkan Carrying Capacity , jumlah tersebut merupakan kapasitas maksimum

pengguna yang dapat diwadahi dalam lokasi perancangan.Namun dari Carrying Capacity

tersebut, jumlah pengguna yang digunakan adalah sebesar 3200 jiwa berdasarkan asumsi

penduduk eksisting yang ada pada lokasi perancangan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2A, 2014 

Gambar 5.1

 Analisis Karakteristik Pengguna pada Lokasi Perancangan

Dari bagan tersebut terlihat analisis karakteristik pengguna pada lokasi perancangan

yang meliputi sebagian Kawasan Pecinan dengan luas sebesar 12.9 hektar, dengan kapasitas

ruang terbangun sebesar 100%. Nilai tersebut merupakan kondisi eksiting pada lokasi

Luas LokasiPerancangan

12.9 ha

Ruang Terbangun(100%)

12.9 ha

Fungsi Terbangun(70%)

9.03 ha

Carrying Capacity 

129,000 / 10m2

12,900 jiwa

Asumsi sebesar3200 jiwa

Sirkulasi (30%)3.87 ha

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 4/46

 

Jumlah Rumah 800 unit 89,400 m2

 Asumsi

Penduduk

1 KK terdiri dari 4 jiwa

3,200jumlah rumah x 4 jiwa jiwa

 Asumsi Pengguna yang Direncanakan 3,200 jiwa

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2A, 2014

5.2 Analisis Kebutuhan Ruang

Analisis kebutuhan ruang merupakan perhitungan antara jumlah dengan luas ruang yang

dibutuhkan pada setiap aktivitas yang akan diwadahi dalam perencanaan lokasi perancangan

dengan mempertimbangkan jumlah pengguna dan standar penggunaan aktivitas tersebut.

Berikut adalah hasil analisis kebutuhan ruang terbangun pada lokasi perancangan:

Tabel V.3

 Analisis Kebutuhan Ruang pada Lokasi Perancangan

Kelomp

ok

 Aktivita

s

Jenis

 Aktivita

s

Jenis

Ruang

Penggu

na

Jumlah

Penggu

na

Standa

r

(jiwa/

m2)

Sumbe

r

Juml

ah

(unit 

)

Luas

(m2)Ket

 Aktivitas Utama

Utama

HunianRumah

Tunggal

Pendud

uk

3200

jiwa

4 jiwa/

4x8 m2 

Kondisi

Eksisti

ng

752,40

0

Eksisti

ng

Komersil

RukoPendud

uk

3200

jiwa

4 jiwa/

5X20

m2 

Kondisi

Eksisti

ng

72587,0

00

Eksisti

ng

PasarPendud

uk

3200

jiwa-

Kondisi

Eksisti

ng

1 139Eksisti

ng

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 5/46

 

Luas Ruang Terbangun 129,000 m2 

Total Luas Lokasi Perancangan 129,000 m2 

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2A, 2014

5.2   Analisis Hubungan Antar Kelompok Aktivitas

Hubungan antar ruang menjelaskan bagaimana keterkaitan antar aktivitas yang akan

diwadahi dalam ruang-ruang. Penentuan hubungan antar ruang ini digunakan sebagai dasar

dalam peletakan kelompok aktivitas yang akan direncanakan. Keterkaitan masing-masing ruang

yang berbeda tersebut terjadi karena setiap jenis aktivitas yang diwadahi di setiap ruang antara

satu dengan lainnya dapat saling bertolak belakang maupun saling terkait.

a.  Hubungan erat, bahwa antara aktivitas X dan aktivitas Y saling terkait erat. misalnya

aktivitas hunian (permukiman) dan perdagangan (ruko) sangat membutuhkan sarana

penunjang dan pelayanan seperti peribadatan (klenteng), persampahan (TPS),

transportasi dll.

b.  Hubungan tidak erat , bahwa antara aktivitas X dan aktivitas Y saling bertolak belakang

(tidak terkait). misalnya aktivitas perdagangan tidak memiliki hubungan yang erat

dengan aktivitas peribadatan, dll.

Berikut adalah skema hubungan antar ruang Kelurahan Kudu.

Permukiman

Perdagangan

Peribadatan

Rekreasi

Keamanan

Ada Hubungan

Tidak Ada Hubungan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 6/46

 

R  U K  O 

R  U K  O 

KLENTENG 

P E R  M U K I   MA  N

KLENTENG 

PERMUKIMAN

RUKO

PERMUKIMAN 

PERMUKIMAN 

RUKO 

PERMUKIMAN 

SIDE ENTRANCE 

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 7/46

 

5.2   ANALISIS TAPAK

5.2.1 Analisis Konstelasi

Wilayah studi rancanga ini adalah kawasan pecinan Semarang yang ada di Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah. Kawasan

pecinan Semarang yang menjadi wilayah studi, memiliki luas 12 ha, hampir separuh dari luas seluruh Kelurahan Kranggan yaitu 25,5 ha. Dalam

merencang kawasan konservasi yaitu kawasan pecianan harus melalui banyak pertimbangan yang disesuaikan dengan peraturan peundang-

undangan yang sudah ada. Untuk mengetahui dan menentukan konsep perancangan kawasan pecinan Semarang ini, perlu dilakukan analisi

konstelasi wilayah studi mikro dengan wilayah studi makro agar arah pengembangannya satu sama lain singkron. Berikut adalah analisis konstelasi

wilayah studi perencanaan kawasan pecinan Semarang:

Konstelasi Kecamatan Semarang Tengah terhadap Kota Semarang

Mengacu pada Peraturan Daerah Kota Semarana No.14 Tahun 2011

Tentang RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031, lokasi perancangan

terletakdi Kecamatan Semarang Tengah yang termasuk Bagian Wilayah

Kota (BWK) I. Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun

2004 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang

Bagian Wilayah Kota I, fungsi kawasan Kecamatan Semarang Tengah

diantaranya adalah pengembangan kawasan perdagangan dan jasa,perkantoran, permukiman, dan kawasan cagar budaya/ koservasi.

Kecamatan Semarang Tengah merupakan pusat aktivitas Kota Semarang,

bahkan menjadi pusat pemerintahan Kota Semarang. Oleh karena itu

keberadaan Semarang Tengah sangat mempengaruhi Kota Semarang.

Terlebih lagi, Kecamatan Semarang Tengah memiliki beberapa kampung

tua di Kota Semarang dan cagar budaya yang salah satunya adalah

kawasan pecianan. Cagar budaya yang ada di wilayah Kecamatan

Semarang Tengah dihararapkan menjadi daya tarik wisata Kota Semarang,

sejalan dengan slogan Kota Semarang tahun 2011 yaitu Semarang Pesona

Asia.

Konstelasi Lokasi Perencanaan Tapak Terhadap Kecamatan Genuk

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 8/46

 

Wilayah studi perancangan yaitu kawasan pecinan Semarang terletak di Kelurahan Kranggan yang

merupakan Bagian Wilayah Kota (BWK) I blok 1.2, seperti yang disebut pada Rencana Detail Tata

Ruang Kota-Kota Semarang BWK I Tahun 2011-2031, yang diperuntukkan pemukiman,

perdagangan dan jasa, dan cagar budaya. Kawasan pecianan Semarang ini merupakan kawasan

cagar budaya yang diperkuat dengan adanya SK Wali Kota Semarang No. 464/50/1992. Dengan

adanya kawasan cagar budaya ini, diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik wisata KotaSemarang. Sehingga diharapkan dapat menambah pendapatan Kota Semarang dari sektor

pariwisatanya.

Kawasan pecianan ini akan direncanakan dengan konsep smart city  tetapi tetap mempertahankan

nilai-nilai sejarah yang ada di dalamnya. Oleh karena hal tersebut, maka keaslian nilai-nila sejarah

yang ada pada bangunan, lingkungan dan suasana pecianan akan tetap dipertahankan untuk

menjaga warisan budaya.

5.2.2 Analisis Lingkungan

Analisis dilakukan untuk menentukan kecocokan tata letak  zoning tapak terhadap fungsi-fungsi penggunaan ruang di sekitarnya. Analisis ini

berfungsi sebagai pertimbangan dalam penentuan zoning kawasan yang dilihat dari faktor eksternal tapak yang direncanakan.

 Analisis Lingkungan

Data Respon

Kawasan Pasar Johar/Perdagangan

KawasanPerdagangan (Toko

Emas Wahid Hasyim)

Permukiman

Deretan Perdagangandan Jasa (Jl. Gg. Pinggir)

Deretan perdagangan danjasa (Jl. Wotgandul)

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 9/46

 

 Analisis Lingkungan

Data Respon

Di sekitar wilayah studi kawasan Pecinanan adalah kawasan perdagangan dan jasa. Di

bagian utara wilayah studi kawasan pecinan merupakan kawasan pasar Johar Semarang.

Sedangkan bagian barat wilayah studi merupakan campuran antara deretan ruko yang

mayoritas adalah toko emas yang ada di Jalan K.H. Wahid Hasyim dan permukiman diKelurahan Kranggan. Bagian selatan wilayah studi mikro merupakan deretan ruko dan

perkantoran dan bagian timur merupakan deretan juga ruko.

Kawasan perdagangan dan jasa adalah kawasan yang

berfungsi sebagai area public, zona ini merupakan zona yang

produktif, dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.

Karena zona komersil cenderung ramai maka tidak cocok jikaberdekatan dengan sekolah yang membutuhkan ketenangan.

Zona pemukiman cocok dikembangkan pada kawasan

yang berada pada area privat, tidak berbatasan dengan pusat

perbelanjaan dan area lain yang berfungsi sebagai area publik.

5.2.3 Analisis Topografi

Analisis topografi berfungsi untuk menentukan pengembangan penggunaan ruang untuk kegiatan yang sifatnya terbangun maupun non

terbangun. Analisis topografi ini dilihat dari kontur kawasan pecinan. Untuk kontur rapat, cocok dikembangkan sebagai zona non terbangun dan

kontur renggang cocok digunakan untuk zona terbangun. Namun, pada wilayah studi ini yaitu kawasan pecinan Semarang merupakan dataran,

sehingga hanya memiliki kontur yang renggang.

 Analisis Topografi

Data Respon

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 10/46

 

 Analisis Topografi

Data Respon

Kontur Interval 2 m

Zona Terbangun merupakan zona dengan kontur renggang  yang

menunjukkan topografi datar sehingga dapat dikembangkan sebagai fungsi

terbangun misal permukiman, perdagangan, dan lain-lain. Pada wilayah studi

kawasan pecianan terdapat kontur dengan interval 2 meter, tetapi karenawilayah yang memiliki kontur hanya sedikit dan terletak di pojok wilayah

studi, maka wilayah tersebut ikut dimasukkan ke dalam zona terbangun.

Wilayah studi kawasan pecinan seluruhnya adalah zona terbangun karena

memiliki topografi yang datar yaitu 0-2%. Pada kondisi eksistingnya pun

kawasan pecinan merupakan kawasan padat bangunan.

5.2.4   Analisis Kebisingan

 Analisis Kebisingan

Data Respon

Zona Bising Tinggi

Merupakan jalan lokal namun dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Baik mobil,

motor, ataupun becak. Terlebih lagi merupakan kawasan perdagangan dan jasa, sehingga banyak

Zona kegiatan publik

Zona kegiatan publik merupakan zona yang membutuhkan

karakter ruang dengan tingkat kebisingan tinggi, sehingga

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 11/46

 

 Analisis Kebisingan

Data Respon

truk barang yang bongkar muat di zona tersebut.

Zona Bising Sedang

Merupakan jalan lingkungan, namun kendaraan yang berlalu lalang masih cukup banyak seperti

mobil dan motor dari pegawai dari perkantoran (banyak bank) yang ada Jalan Gang Besen dan

Gang Tengah.

Zona Bising Rendah

Merupakan jalan lokal dan jalan lingkungan, namun masih banyak kendaraan beroda empat yang

melewati jalan di zona tersebut. Karena jalan lokal dan lingkungan tersebut merupakan jalan

pintas untuk ke jalan utama. Daripada memutar terlalu jauh karena jalan satu arah di kawasan

pecinan, banyak masyarakat yang menggunakan jalan pintas tersebut.

cocok dikembangkan sebagai fungsi perdagangan, jasa dan

komersil lainnya. Pada kondisi eksisting pun, kawasan

tersebut adalah deretan ruko, perkantoran, dan bank.

Zona kegiatan privat

Zona kegiatan privat merupakan zona yang membutuhkan

karakter ruang dengan tingkat kebisingan rendah, sehingga

dapat dikembangkan sebagai fungsi hunian. Kondisi

eksisting, bangunan pada gang-gang kecil (Gang Cilik, Gang

Baru, Gang Blakang) di kawasan pecianan memiliki fungsi

hunian.

5.2.5   Analisis Aksesibilitas

 Analisis Aksesibilitas

Data Respon

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 12/46

 

 Analisis Aksesibilitas

Data Respon

Zona akses tinggi

Merupakan jalan lokal yang memiliki volume kendaraan yang tinggi, yaitu

Jalan Beteng di sebelah barat wilaya, sedangkan bagian selatan adalahJalan Wotgandul dan bagian utara adalah Gang Warung. Untuk jalan

lingkungan yang memiliki akses tinggi adalah Gang Pinggir, Gang Besen

dan Gang Tengah. Hal tersebut dikarenakan jalan tersebut terdapat

deretan ruko dan perkantoran

Zona akses rendah

Pada zona akses rendah ini, dilewati oleh jalan lingkungan. Pada wilayah

studi kawasan pecianan ini, merupakan Jalan Gang Cilik, Jalan Gang Baru,

Jalan Blakang dan Jalan Gang Gambiran.

Zona kegiatan publik

Zona kegiatan publik membutuhkan karakter ruang dengan aksesibilitas tinggi

sehingga dapat dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa, dan lain-

lain. Dengan adanya aksesibilitas tinggi maka, zona kegiatan publik dapat diakses

dengan mudah oleh masyarakat. Pada kondisi eksisting, keempat jalan yang

menjadi batas wilayah studi mudah diakses dari jalan kolektor yaitu Jalan K.H.

Wahid Hasyim dan lokasi kawasan Pecinan juga dekat dengan Jalan MT. Haryono.

Zona kegiatan privat

Zona kegiatan privat membutuhkan karakter ruang dengan aksesibilitas rendah

sehingga dapat dikembangkan sebagai kawasan hunian, sarana peribadatan dan

lain-lain. Karena baik hunian dan sarana peribadatan membutuhkan ketenangan

agar tercipta kenyamanan bagi para penghuninya.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 13/46

 

5.2.6 Analisis Drainase

 Analisis Drainase

DATA RESPON

Drainase primer berupa kali semarang

Drainase Sekunder dimana kondisi alirannya tidak lancar

karena tersumbat oleh sampah-sampah.

Arah Aliran Air

Drainase tersier dengan lebar 30 cm

Drainase Sekunder dengan Lebar 50 cm

Drainase Primer Berupa Kali

  Diterapkan sistem drainase terbuka pada setiap jenis drainase sehingga

memudahkan proses pemeliharaan dan pembersihan.

 Perlu adanya normalisasi fungsi drainase sekunder yang tersumbat untuk

mengoptimalkan fungsi drainase dalam menampung limpasan air. 

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 14/46

 

5.1.1   Analisis Vegetasi

 Analisis Vegetasi

Data Respon

 Tidak adanya ruang terbuka hijau berupa taman bermani maupun hutan

kota

 

Tidak adanya jalur hijau kawasan sebagai peneduh pejalan kaki

Pada kondisi di kawasan perancangan yang merupakan

kawasan konservasi sulit dialokasikan lahan untuk ruang terbuka

hijau karena kondisi eksisting kawasan yang sudah padat

bangunan, namun penyediaan rung terbuka dapat diusahakan

dengan roof garden  dan juga tanaman pot disekitar jalan utama(Jalan Beteng dan Gang Warung)

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 15/46

 

5.1.2   Analisis View

 Analisis View

Data Respon

View To Site: Gerbang Pecinan dan bundaran pecinan serta bangunan

ruko-ruko khas pecinan

View From Site: Jembatan kebon dalem dan Kali Semarang dan

lingkungan pasar johar

View to Site: Gerbang dan bundaran Pecinan akan tetap

dipertahankan dengan tambahan ornamen khas etnis Tiong Hoa

yang dapat membuat kawasan lebih menarik  

View from Site: akan tetap mengarah ke kali semarang dan jugalingkungan pasar johar

1

2

1

2

1 1

2

22

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 16/46

 

5.1.3   Analisis Arah Angin dan Lintasan Matahari

 Analisis Arah Angin Dan Lintasan Matahari

Data Respon

Arah matahari pada lokasi tapak yaitu dari timur ke barat.

Arah angin pada lokasi tapak yaitu bertiup dari arah timur laut ke barat daya.

Arah Matahari

Arah Angin

Sumbu Ideal: merupakan garis perpotongan antara jalur lintasan matahari dan jalur

arah angina dimana sumbu ideal merupakan sumbu untuk menentukan arah

orientasi bangunan pada suatu tapak.

Orientasi Bangunan Sejajar Dengan Sumbu Ideal: bangunan yang sesuai dengan

sumbu ideal maka mendapat pencahayaan yang cukup dan juga mengurangi resiko

terkena terpaan angina yang kencang.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 17/46

 

5.1.4 

Zoning Kawasan

ZONING KAWASAN

Zona permukiman cocok dikembangkan di kawasan yang tingkat kebisingannya rendah, yaitu

tidak di dekat jalan utama karena hunian merupakan area privat

Zona pedagangan jasa (komersial) akan dibangun disepanjang jalan utama yang sifatnya adalah

area publik

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 18/46

 

5.3 

 ANALISIS KRITERIA TERUKUR DAN TAK TERUKUR

5.3.1 

 Analisis Kriteria Terukur

Kriteria terukur merupakan alat analisis dalam perancangan kota yang digunakan untuk mengetahui secara kuantitatif syarat-

syarat tertentu dalam proses perancangan kota. Nilai tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui bentuk amplop bangunan.

Beberapa diantara kriteria terukur yang digunakan dalam perancangan kawasan compact city pada wilayah studi adalah perhitungan

KDB, ketinggian bangunan, dan GSB.

a. 

 Analisis Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Nilai KDB merupakan persentase maksimal luasan lahan yang dapat dibangun pada wilayah perancangan.Analisis KDB dilakukan

dengan tujuan untuk meminimalisir kegiatan eksploitasi lahan. Menurut RDTRK Kecamatan Semarang Tengah, arahan penggunaan

lahan di Kecamatan Semarang Tengah adalah sebagai permukiman, Perdagangan dan Jasa, fasilitas pendidikan, kesehatan, serta

perkantoran.

 A. 

 Analisis KDB pada luas lahan perancangan

S = 0,0011

A = 12,9 Ha = 129.000 m2 

C = 1,8 (Daerah dengan ruang terbuka dan kawasan infiltrasi minim serta kelerengan datar)

I = 7,678.10-8 m/detik

a) Iinf  = S x A

0,0011 x 129.000 m2 

142 liter/menit

2,3 liter/detik

d) OS =

2,3

1,37 

1,67 Ha

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 19/46

 

b) Qinf  = C x I x A

1,8 x (7,678 x 10-8 m/detik) x 129.000 m2

1.782.832 x 10-8 m/detik

17,8 liter/detik

e) KDB = −  100%

  

11,23  100%

12,9 

87% 90%

c) Q1Ha =1    

  

1  17,8

12,9 

1,37 liter/detik/Ha

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, KDB wilayah perancangan adalah 90% yang artinya total luasan yang dapat dibangun adalah

sebesar 11,61 Ha. Luasan tersebut tidak sesuai dengan kondisi eksisting karena saat ini luasan lahan terbangun yang sudah mencapai

100%. Lahan terbangun yang dimaksud berupa bangunan permukiman dan fasilitas serta jaringan prasarana.

B. 

Perhitungan Ketinggian Bangunan

FAR = 

     

12,9

90%  12,9 

1,11

Nilai FAR yang telah didapat tersebut kemudian disesuaikan dengan grafik LUI sehingga diketahui bahwa maksimal pada kawasan

perancangan dibangun bangunan 6 lantai, atau ketinggiannya 24 meter. Namun karena di wilayah perancangan umumnya ketinggian

bangunan hanya 2-3 lantai berkisar 6-12 meter, dan karena sifat ketinggian bangunan merupakan salah satu ciri dari kawasan pecinan

maka ketinggian bangunan tersebut akan dipertahankan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 20/46

 

Jarak Antar Bangunan dan Garis Sempadan Bangunan

1.  Perhitungan Jarak Antar Bangunan

JAB dihitung berdasarkan ketinggian bangunan dengan menggunakan ALO ( Angle of Lights Obstruction), dimana JAB merupakan jarak

yang terkecil, diukur di antara permukaan-permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang

berhadapan antara dua bangunan. Ketinggian bangunan di Kawasan Pecinan rata-rata 10 meter. Perhitungan ALO merupakan

perhitungan dengan sudut yang telah ditentukan sebesar 45°, dengan perhitungannya adalah sebagai berikut:

JAB= Tinggi Bangunan/Tg ALO

= 10 meter/1= 10 meter

Namun perhitungan menggunakan ALO kurang rasional sehingga JAB ditentukan menggunakan persyaratan dari Departemen

Pekerjaan Umum yaitu:

Tinggi Bangunan (m) Jarak Bangunan (m)

0 – 8 3

8 – 14 3 – 6

14 – 40 6 – 8

>40 >8

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1987

Karena Kawasan Pecinan merupakan kawasan konservasi, maka jarak antar bangunan di Kawasan Pecinan tidak sesuai dengan

ketentuan diatas namun jarak antar bangunan berdempetan sesuai dengan ciri khas Kawasan Pecinan sebagai kawasan sejarah etnis

Tionghoa yang terdiri dari bangunan-bangunan lama khas Tionghoa.

2. 

Perhitungan Garis Sempadan Bangunan

Garis sempadan adalah garis yang pada pendirian bangunan ke arah yang berbatasan di atas permukaan tanah yang tidak boleh

terlampaui. Garis sempadan ini terdiri dari:

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 21/46

 

1. 

Sempadan muka : yang berbatasan dengan jalan

2.  Sempadan belakang : yang berbatasan dengan jalan atau bangunan di belakangnya.

3.  Sempadan samping : yang berbatasan dengan jalan atau bangunan di sampingnya.

4. 

Sempadan pagar : garis dimana harus dipasang bagian luar dari pagar-pagar persil atau pagar-pagar pekarangan.Garis Sempadan Bangunan ditetapkan untuk:

-  Memberi batasan keamanan bagi pengguna jalan terhadap lingkungan sekitarnya

-  Memberikan ruang untuk sirkulasi udara dan sinar matahari

-  Ruang untuk resapan air tanah

-  Berguna untuk keadaan darurat, misalnya kebakaran

Perhitungan GSB akan dilakukan pada titik pertemuan antara jalan kolektor sekunder dengan jalan lokal.

Hierarki JalanLebar

Jalan

Lebar

Bahu

Jalan

Kecepatan

Kendaraan

km/jam mil/jam

Kolektor Sekunder 8 m - 40 25

Lokal 3 m - 20 12,5

Perhitungan GSB Jalan Kolektor dengan Jalan Lokal

Va = 25 mil/jam

Vb = 12,5 mil/jam

A1 = 4 m

B1 = 1,5

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 22/46

 

Ta = 1,22

Tb = 0,90

Da = 0,063 (Va)2 + 1,47 (ta) (Va) + 16

= 0,063 (25) 2 + 1,47 (1,22) (25) + 16

= 100,21 feet

= 30,552 m

Vb = (Db-16) (Va)/Da

12,5 = (Db-16) (25)/100,21

12,5 = (Db-16) x 0,25Db = 66 feet

= 20,121 m

Mencari a2 -> b2 = 0

Db = a (Da)

Da-b

(a1 + a2) (Da)

Da - (b1 + b2)

20,121 = (4 + a2) (30,552)

30,552 – (1,5 + 0)

a2 = 5,13 m

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 23/46

 

Mencari b2 -> a2 = 0

Db = a (Da)

Da-b

(a1 + a2) (Da)

Da - (b1 + b2)

20,121 = (4 + 0) (30,552)

30,552 – (1,5 + b2)

b2 = 22,98 m

Garis Sempadan Jalan kolektor = a

a = a1 + a2

= 4 + 5,13

= 9,13 m

Garis sempadan jalan lokal = b

b = b1 + b2

= 1,5 + 22,98

= 24,48

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai GSB yang dihasilkan sangat besar dan tidak dapat diterapkan pada Kawasan Pecinan. Apalagi

Kawasan Pecinan yang memiliki letak-letak bangunan yang sangat berdekatan sesuai dengan ciri khas permukiman Tionghoa sehingga

GSB yang ada di Kawasan Pecinan tidak sesuai dengan perhitungan GSB yang seharusnya.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 24/46

 

5.3.2 Analisis Kriteria Tak Terukur

 A. 

 Access

Data Respon

Keterjangkauan pengguna untuk menuju kawasan pecinancukup mudah

karena kawasan pecinan dilewati oleh jalan kolektor sekunder pada

gang Waroeng. Adapun jalan yang boleh dilalui oleh kendaraan adalah

gang Wotgandul, jalan Benteng, dan jalan Besen.

-  Belum adaparkiran komunal dan halte bus yang menunjang

kegiatan akses di kawasan pecinan.

Rencana lokasi pos ojek dan becak

Rencana lokasi parkir komunal

Rencana lokasi gudang

Rencana kawasan Parkir Onstreet

-  Parkir onstreet dialokasikan di bagian depan sekitar main enterance

supaya dapat mengurangi kendaraan masuk ke dalam kawasan,

diharapkan pengunjung dapat memarkir kendaraan dilokasi tersebut

untuk kemudian berjalan ke daerah sekitarnya

-  Dengan adanya rencana lokasi , rencana lokasi halte bus, parkir komunal

dan rencana lokasi gudang untuk bongkar muat dapat membuat akses

akan semakin mudah.

B. 

Compatibility

Jalan Kolektor Sekunder

Jalan Lokal

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 25/46

 

Data Respon

-  Compability adalah aspek kecocokan antara bangunan lama dengan

bangunan baru yang dapat dilihat dari warna, tekstur, skala, proporsidan fasade bangunan (Kevin Lynch).

-  Terdapat beberapa ruko dengan gaya arsitektur modern dengan

kondisi yang baik dan warna yang terang berada bersebelahan dengan

ruko dengan gaya arsitektur China kuno yang kondisinya kurang

terawat dan warna yang sudah kusam. Hal ini cukup menunjukan

adanya kesenjangan sosial di kawasan pecinan.

Belum adanya sempadan bangunan karena satu bangunan denganbangunan yang lain saling berhimpit dan saling memanfaatkan ruang

semaksimal mungkin karena lahan yang ada terbatas.

-  Tetap mempertahankan ruko ataupun rumah bergaya arsitektur

pecinan sebagai nilai Budaya china khusus di kawasan pecinan

namun gedung gedung tua tersebut akan direvitalisasi lagi menjadi

gedung yang layak huni.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 26/46

 

C. 

View

Data Respon

-  View yang ada berupa gerbang pecinan dan Deretan pertokoan di

gang warung yang juga merupakan Woroeng Semawis dimalam hari

saat weekend.

-  View   adalah orientasi manusia sebagai pengguna terhadap

lingkungannya yang terlihat di sini belum memiliki bea karenahampir semua bangunan memiliki ketinggian yang sejajar.

-  Mempertahankan view yang ada berupa gerbang pecinan dan Waroeng

Semawis yang ada saat Weekend, serta mengangkat kembali kesan

bangunan khas ruko pecinan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 27/46

 

D. 

Identity

Data Respon

-  Identity merupakan kesan dari satu objek yang dapat menjadi ciri

satu kawasan. Unsur yang sering kali dikaitkan dengan identik

adalahlandmark   yang dapat menjadi penanda satu kawasan.Landmark dapat berupa gerbang, persimpangan, tugu, dll yang

digunakan sebagai ikon satu kawasan.

-  Identity yang ada di kawasan pecinan berupa gerbang pecinan yang

sekaligus menjadi main entrance. Selain itu identity dari kawasan inijuga dapat berupa klenteng-klenteng yang menjadi ciri khas

kawasan pecinan

Identity dari kawasan perancangan masih akan mengandalkan

gerbang pecinan selain itu klenteng-klenteng eksisting yang juga

memberikan kesan tersendiri dari kawasan pecinan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 28/46

 

E. 

 Sense

Data Respon

-  Sense adalah kesan atau suasana yang ditimbulkan saat kawasan

tersebut masih asli dengan lingkungan pecinan yang khas, banyak

bangunan berlantai 2 yang khas dan kuno serta dilengkapi denganornamen khas China.

-  Bentuk permukiman (bangunan) yang padat dan kompak menjadi cirilain kawasan pecinan ini yang juga telah bersifat anorganik.

-  Pemilihan untuk tetap mempertahankan bangunan kuno menjadi

daya tarik (sense) wisata tersendiri bagi para pengguna maupun

pengunjung.

Gambar perdagangan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 29/46

 

F. 

Livability

Data Respon

-  Kenyamanan untuk tinggal masih kurang pada saat ini, hal ini

dikarenakan kesan kumuh yang terlihat pada kampung pecinan

terutama yang terletak di sebelah sungai, selain itu banyak gedungkuno yang tidak terawat karena sudah banyak ditinggalkan.

-  Oleh karena itu kami berusaha untuk memperbaiki kawasanpecinan supaya bisa kembali nyaman untuk ditinggali dengan

menerapkan konsep desa wisata.-  Berkaitan dengan hal diatas, jumlah fasilitas pemenuhan kebutuhan

jumlahnya akan disesuaikan kembali aren selain kawasan pecinandigunakan sebagai mukiman, perdagangan dan jasa serta digunakan

sebagai lokasi desa wisata.

Permukiman

Perdagangan dan Jasa

-  Kelengkapan sarana prasarana penunjang seperti gudang,

perdagangan dan jasa, kelenteng, ruang terbuka hijau berupa tamandapat dimanfaatkan wargamaupun pengunjung.

KlentengFasilitas dan kawasanperkantoran

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 30/46

 

5.4 

 Analisis Elemen Citra Kota

 A. Path

Data Respon

Path adalah jalur atau lintasan yang berada di Kawasan Pecinan.

Foto di atas adalah foto jalanan di Gang Waroeng.

Jaringan jalan yang akan direncanakan secara garis besar sama tetapi

akan ditambah jaringan jalan baru tetapi jalan Gang Waroeng akandipertahankan karena digunakan untuk perdangan dan jasa.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 31/46

 

B. Nodes

Data Respon

Nodes yang merupakan persimpangan jalan di Kawasan Pecinan

akan di pertahankan karena berada di Main Entrance Pecinan dan

merupakan khas dari Kawasan Pecinan

Nodes yang akan dikembangkan dikawasan perancangan kan tetap

diarahkan pada main enterance 

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 32/46

 

C. Edges

Data Respon

Edges adalah batasan dari suatu wilayah dapat berbentuk jaringan

jalan maupun garis batas seperti trotoar ataupun median jalan. Edges

yang digunakan dianalisis ini berbentuk jaringan jalan. Edges yangdirencanakan tidak berbeda dengan bentuk aslinya karena akan tetap

mempertahankan bentuk asli dari kawasan pecinan.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 33/46

 

D. Landmark

Data Respon

Kawasan pecinan identik dengan penduduk dengan etnis tiong hoa

dan pasti terdapat tempat ibadah agama kong hu chu yaitu

klenteng yang dapat dijadikan landmark suatu kawasan pecinan.

Klenteng tersebut bernama Klenteng hok bio.

Tema yang dipakai adalah heritage smart city . Maka landmark yang

berupa klenteng akan dipertahankan karena memiliki nilai budaya

dalam kawasan Pecinan.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 34/46

 

E. District

Data Respon

Kawasan Waroeng Semawis menjadi salah satu elemen citra kota

yaitu district karena memiliki fungsi yang berbeda dari daerah

sekitarnya yaitu sebagai pusat street food  pada malam hari

Kawasan Pecinan sangat terkenal dengan waroeng semawis yang

merupakan salah satu daya tarik terkuat masyarakat untuk datang ke

daerah Pecinan. Waroeng semawis juga adalah semacam eventmingguan yang hanya ada pada tiap akhir pekan yang berisi jajanan

makanan jalanan dan penjualan barang-barang, waroeng semawis

memiliki nilai budaya etnis tiong hoa yang kuat maka cocok untuk

dipertahankan sesuai dengan tema yang diambil yaitu heritage smart

cities.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 35/46

 

5.5 Analisis Elemen Perancangan Kota

5.4.1 Tata Guna Lahan (Land Use)

Data Respon

Penggunaan lahan pada lokasi perancangan yang berada di

Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah adalah

perdagangan dan jasa, permukiman, dan sarana pendidikan. Dari

peta tata guna lahan di atas, hampir seluruh kawasan digunakan

untuk perdagangan dan jasa. Namun kawasan ini tidak memiliki

open space yang dapat menngurangi terjadinya bahaya banjir.

Berdasarkan kondisi eksisting, maka rencana penggunaan lahan

dibagi menjadi 4 zona utama, yaitu:

Ruang terbuka non hijau (warna abu abu), Perkantoran (Biru)

Zona permukiman (warna Orange) & perdagangan dan jasa (merah).

Hal ini mempertimbangkan kondisi konservasi wilayah perancangan

sehingga tidak banyak dilakukan perubahan dalam alokasi

penggunaan lahannya

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 36/46

 

5.4.2 Bentuk dan Massa Bangunan (Building form and Massing)

Data Respon

Mayoritas ketinggian bangunan di wilayah studi antara 8 –  12meter (2 lantai). Jarak antara satu bangunan dengan bangunan

lainnya sangat dekat. Bentuk permukiman yang terdapat pada

lokasi perencanaan merupakan hunian berupa ruko (rumah toko)

sederhana yang kental dengan ciri bangunan khas tionghoa.

Namun tidak sedikit bangunan yang sudah mengalami modifikasi

menjadi rumah dengan gaya masa kini.

Pada konsep perancangan untukbentuk dan massa bangunan masih

akan berpatok pada kondisi eksisting, hal ini dikarenakan sifat bentuk

dan massa bangunan di kawasan ini mempunyai ciri tersendiri yang

harus dipertahankan. Sehingga KDB di wilayah perancangan akan

tetap menggunakan 100% dengan ketinggian 8-12 meter dan jarak

antar bangunan 0 meter karena di kawasan pecinan bangunan nya

memang berdempetan. Hanya saja antar blok bangunan masih akan

dipisahkan oleh jalan yang ada dikawasan perancangan. 

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 37/46

 

5.4.3 Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking) 

Data Respon

Jalan lokal di lokasi

perancangan memiliki lebar

sekitar 3 meter dengan

perkerasan aspal.

Sedangkan untuk jalan lokal

memiliki lebar 2 meter

dengan perkerasan paving

dan aspal. Pada lokasi

perancangan, sudahterdapat jalur khusus untuk

pejalan kaki namun belum terdapat tempat transit angkutan

umum di sepanjang jaringan jalan/jalur sirkulasi. Pada kondisi

eksisting tidak terdapat tempat parkir baik untuk kendaraan

pribadi ataupun kendaraan umum sehingga tidak sesuai jika

dijadikan kawasan wisata berbasis heritage. Pada wilayah studi

bahu jalan digunakan sebagai tempat parkir kendaraan yang

berkunjung ke lokasi perancangan.

Keberadaan ruang parkir khusus, baik itu parkir on street ataupun off

street   sangat dibutuhkan di lokasi perancangan ini. Pada

perencanaannya di lokasi perancangan ini akan dialokasikan parkir

umum yang dekat dengan pusat perdagangan dan jasa dengan tipe

parkir on street  

.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 38/46

 

5.4.4 Ruang Terbuka (Open Space)

Tabel

Tabel Analisis Ruang Terbuka

Data Respon

Pada lokasi perancangan tidak dapat ditemukan open space 

berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau. Saat

ini, lokasi perancangan didominasi oleh bangunan ruko dan

tempat ibadah khas tionghoa.

Pada perancangannya, ruang terbuka non hijau akan dijadikan open

space baik itu berupa sitting area disepanjang gang warung maupun

ruang terbuka di tengah kawasan dan di halaman klenteng yang

selain memiliki fungsi sebagai sirkulasi udara juga merupakan tempat

rekreasi penduduk.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 39/46

 

5.4.5 Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways) 

Data Respon

Pedestrian pada lokasi perancangan belum cukup baik, ruas jalan

tidak dibatasi oleh saluran air dan jalur yang dikhususkan bagi

pejalan kaki. Pedestrian hanya terdapat disepanjang Jalan Gg.

Warung namun belum berfungsi secara optimal karena sering

digunakan sebagai tempat parkir kendaraan.

Dengan pembuatan pedestrian

ways yang menarik, aman,

nyaman dan juga ditambah

banyaknya street furniture 

seperti pepohonan di pinggir

jalan akan menarik masyarakat

untuk lebih memilih berjalan

kaki daripada menggunakan

kendaraan bermotor untuk jarakdekat. Fungsi lainnya dari

pedestrian ways ini juga dapat

menekan penggunaan

kendaraan bermotor yang dapat

menimbulkan polusi di kawasan

heritage ini.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 40/46

 

5.4.6 Aktivitas Pendukung (Activity Support) 

Data Respon

Terdapat aktivitas pendukung seperti aktivitas perdagangan dan

jasa serta sarana peribadatan yang mewadahi masyarakat

tionghoa untuk beribadat. Lokasi Perancangan merupakan salah

satu lokasi strategis untuk dijadikan sebagi kawasan perdagangan

di Kota Semarang dengan arsitekturnya yang khas, cocok

dikembangkan sebagai lokasi wisata.

Perancangan wilayah studi untuk pendukung aktivitas, seperti

contohnya aktivitas perdagangan dan jasa serta fasilitas

pendukungnya akan dijadikan dalam satu zona.

Waroeng Semawis akan tetap dipertahankan dengan penataan yang

lebih baik dan menarik. Dan akan dikembangkan Heritage Center

sebagai pusat sejarah kawasan

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 41/46

 

5.4.7 Penanda (Signage) 

Data Respon

Penanda jalan yang terdapat di wilayah

studi hanya berupa nama jalan, tetapi

tidak terdapat petunjuk arah jalan. Jalan

utama yang terdapat di wilayah studi

pun tidak memiliki rambu lalu lintas.

Beberapa penanda komersial seperti

baliho, spanduk, papan iklan perumahan,

maupun papan nama toko dapat ditemuidi sepanjang jalan utama, namun

jumlahnya masih terbilang sedikit. Menurut hasil pengamatan,

pada wilayah studi tidak terdapat penanda jalan satu arah

sehingga menyebabkan akses yang sulit bagi para pengunjung

yang datang.

Di lokasi perancangan, setiap sudut akan diberi penunjuk jalan.

Fungsinya agar orang yang melewati jalan tersebut mengetahui

kemana arah tujuan mereka. Hal tersebut juga memudahkan orang-

orang pendatang atau hanya lewat daerah tersebut. Selain itu juga

pengaturan pemasangan spanduk, baliho, papan iklan, dan papan

nama toko agar mudah diketahui oleh masyarakat dan dilakukan

penataan agar tidak mengganggu fungsi utama jalan.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 42/46

 

5.4.8 Preservasi (Preservation)

Data Respon

Lokasi perancangan masuk

dalam daftar kawasan

revitalisasi melalui Surat

Keputusan (SK) Wali Kota

No 650/157 tanggal 28 Juni

2005 yang mengatur

tentang Revitalisasi

Kawasan Pecinan, dansekaligus sebagai pusat wisata budaya Tionghoa di Kota

Semarang. Selain itu didukung pula dengan adanya Undang-

undang Cagar Budaya No 5/1992 yang menyatakan bahwa

bangunan bersejarah yang telah berumur lebih dari 50 tahun

dilindungi dan dijadikan cagar budaya sehingga dibutuhkan

pemeliharaan dan perlindungan terhadap kawasan tersebut.

Sebagai salah satu kawasan bersejarah dan kawasan wisata di Kota

Semarang, pada lokasi perancangan akan disediakan Museum sebagai

tempat peninggalan sejarah Pecinan dan dilakukan kebijakan-

kebijakan untuk memelihara agar keberadaan klenteng tetap terjaga.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 43/46

 

5.6 

 Analisis Elemen Estetika

Proporsi dan Skala

Data Respon

Ditemukan bahwa di kawasan Pecinan memiliki proporsi yang

tidak seimbang dalam pengembangan kawasannya, hampir tidak

ada RTH dan didominasi oleh building coverage di wilayah studi

ini meskipun letaknya dekat dengan sungai.

Pada perancangan nantinya, kawasan ini akan dihidupkan ruang

terbuka hijau berupa pohon-pohon pinggir jalan dan jugamenggunakan konsep green roof , sehingga bisa mengurangi kesan

panas dan kering pada wilayah ini, selain itu juga akan dibuat sebuah

lahan parkir komunal untuk menyeimbangkan lahan non terbangun

terhadap lahan terbangun.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 44/46

 

Sumbu

Data Respon

Pada wilayah studi ini,

gang Benteng dan

Wotgandul berperan

sebagai sumbu-sumbu

lokasi perancangan

Pada perancangan nantinya sumbu-sumbu ini akan ditingkatkan lagi

aktivitasnya dan meminimalisir adanya kemacetan jalan akibat parkir

sembarangan dengan memberikan penanda-penanda jalan.

Hirarki

Data Respon

Bangunan-bangunan pada kawasan pecinan ini memiliki tinggi

bangunan yang sama dan seimbang karena beberapa bangunan

dimanfaatkan sebagai ruko.

Pada perancangan nantinya hirarki bangunan akan tetap

mempertahankan bentuk dan ketinggian bangunan yang sudah

seimbang.

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 45/46

 

Irama

Data Respon

Irama pada wilayah studi ini berupa penataan tiang listrik pada

pinggir jalan

Pada perancangan nantinya akan ditambahkan lampu-lampu jalan yang

memiliki irama yang sama dengan menggunakan panel surya, selain itu

akan diarahkan juga irama berupa lampu jalan yang bernuansa pecinan

Konteks dan Kontras

Data Respon

Aspek konteks pada

wilayah studi adalah

adanya bangunan-

bangunan bernilai

budaya tionghoa yang

masih beroperasisampai sekarang namun

penataan kawasannya

masih kurang maksimal.

Sedangkan aspek kontras pada wilayah studi ini ditunjukkan

oleh keberadaan beberapa bentuk bangunan klenteng terhadap

bangunan-bangunan disekitarnya.

Kedua aspek ini nantinya akan tetap dipertahankan dan akan

dilestarikan bangunan-bangunan yang memiliki nilai budaya dan

sebagai titik wisata kebudayaan nantinya

7/23/2019 Perancangan Lokasi

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-lokasi 46/46