pengaruh terapi seft untuk menurunkan intesitas merokok

Upload: abirizqan

Post on 17-Feb-2018

266 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    1/147

    PENGARUH TER

    FREEDOM

    INTE

    DI

    PRO

    SEKO

    PISPIRITUAL EFT (SPIRITUAL E

    TECHNIQUE) UNTUK MENURUN

    NSITAS KEINGINAN MEROKOK

    ILAYAH KERJA PUSKESMAS

    SANGURARA TAHUN 2015

    SKRIPSI

    OLEH

    MOH.RAMLI

    NIM. 201301179

    RAM STUDI S1 KEPERAWATAN

    LAH TINGGI ILMU KESEHATANWIDYANUSANTARA

    PALU

    2015

    OTIONAL

    AN

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    2/147

    PENGARUH T

    FREEDOM TE

    KEIN

    Diajukan Sebagai P

    Program Stud

    PRO

    SEKO

    ii

    RAPISPIRITUAL EFT (SPIRITUAL EMO

    HNIQUE) UNTUK MENURUNKAN INTE

    INAN MEROKOKDIWILAYAH KERJAPUSKESMAS SANGURARA

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    ersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperaw

    i Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keseh

    Widya Nusantara Palu

    OLEH

    MOH.RAMLI

    NIM. 201301179

    RAM STUDI S1 KEPERAWATAN

    LAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    WIDYANUSANTARA

    PALU

    2015

    IONAL

    SITAS

    atan Pada

    atan

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    3/147

    iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    PENGARUH TERAPISPIRITUAL EFT (SPIRITUAL EMOTIONALFREEDOM TECHNIQUE) UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS

    KEINGINAN MEROKOK DIWILAYAH KERJA

    PUSKESMAS SANGURARA

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    Disusun Oleh :

    MOH.RAMLI

    NIM. 201301179

    Skripisi ini Telah Disetujui

    Untuk Diseminarkan

    Tanggal, 28 Agustus 2015

    Pembimbing I

    Pesta C. Sitohang, Dipl,Mw.,SKM. M.Kes

    NIDN. 09161225601

    Pembimbing II

    Evi Setyawati, SKM. M.Kes

    NIDN. 0902058910

    Mengetahui

    Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Widya Nusantara Palu

    DR. Tigor H Situmorang, MH.,M.Kes

    NIDN. 1906105601

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    4/147

    iv

    LEMBAR PENGESAHAN

    PENGARUH TERAPISPIRITUAL EFT (SPIRITUAL EMOTIONALFREEDOM TECHNIQUE) UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS

    KEINGINAN MEROKOK DIWILAYAH KERJA

    PUSKESMAS SANGURARA

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    Disusun Oleh :

    MOH.RAMLI

    NIM. 201301179

    Skripisi ini Telah Di Ujikan

    Tanggal, 29 Agustus 2015

    Penguji I

    DR. Tigor H Situmorang, MH.,M.Kes

    NIDN. 1906105601 (..........................................)

    Penguji II

    Pesta C. Sitohang, Dipl,Mw.,SKM. M.Kes

    NIDN. 09161225601 (..........................................)

    Penguji II

    Evi Setyawati, SKM. M.Kes

    NIDN. 0902058910 (..........................................)

    Mengetahui

    Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Widya Nusantara Palu

    DR. Tigor H Situmorang, MH.,M.Kes

    NIDN. 1906105601

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    5/147

    v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Moh. Ramli

    NIM : 201301179

    Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Spiritual EFT (Spiritual Emotional

    Freedom Technique) untuk Menurunkan Intensitas

    Keinginan Merokok di wilayah kerja Puskesmas

    Sangurara Tahun 2015

    Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya sendiri dan

    benar keasliannya. Serta ditambah dengan literatur dan penelitian-penelitian

    sebelumnya di daerah lain Apabila ternyata di kemudian hari penelitian ini

    merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia

    bertanggung jawab sekaligus menerima sanksi.

    Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksakan.

    Peneliti

    Moh. Ramli

    Nim :201301179

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    6/147

    vi

    Pengaruh TerapiSpiritual EFT(Spiritual Emotional Freedom Technique)

    Untuk Menurunkan Intensitas Keinginan Merokok di wilayah kerja

    Puskesmas Sangurara Tahun 2015Moh.Ramli1)

    ,Corry P.Sitohang2)

    ,Evi Setyawati3)

    INTISARI

    Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dankemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan

    asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Terapi Spiritual EFT

    (Emotional Freedom Technique) salah satu varian dari satu cabang ilmu baru yaituenergy psychology. Spiritual EFT merupakan penggabungan antara spiritual powerdan energy psychology. Efek dari penggabungan antara spiritual dan energy

    psychology ini dinamakan amplifiying effect (efek pelipat gandaan). Penelitian inibertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Therapy Spiritual Emotional

    Freedom Technique (SEFT) terhadap Penurunan Intensitas Merokok

    Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan the onegroup pretestposttest design, yang dilakukan pada bulan Juli akhir sampai denganAgustus 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang, dengan metode

    pengambilan data melalui kuisioner/angket, dan intervesi terapi SEFT

    Hasil penelitian ini menggunakan analisis uji Wilcoxon Signed Rank Test

    menunjukkan adanya pengaruh penurunan Intensitas keinginan merokok padaresponden setelah di lakukan terapi SEFT secara signifikan hali ini berdasarkan hasil

    analisis dengan uji Wilcoxon yaitu Z yang didapat sebesar -3.330a

    dengan p value

    (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,001 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat

    perbedaan bermakna antara kelompok pretest dan posttest.

    Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antaraintervensi terapi SEFT terhadap penurunan intensitas keinginan merokok. Bahwa

    metode terapi SEFT bisa dan dapat di gunakan sebagai salah satu terapi untuk

    mengurangi intensitas keinginan merokok bahkan untuk berhenti merokok secara

    permanen.

    Kata Kunci : Intensitas Keingian Merokok , SEFT (Spiritual Emotional Freedom

    Technique)Daftar Pustaka : 25 ( 2000 -2014

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    7/147

    vii

    The Effect of Spiritual EFT(Emotional Freedom Technique ) Therapy

    to Reduce the Intensity desire of smoking in the work area

    Puskesmas Sangurara 2015Moh.Ramli1)

    ,Corry P.Sitohang2)

    ,Evi Setyawati3)

    ABSTRACT

    Smoking behavior is an activity or activities of cigarette burn and then suck andblow out and can cause smoke that can be inhaled by people around him. Spiritual

    Terapy EFT (Emotional Freedom Technique) one of the variants of a new science

    branch that is psychology energy. Spiritual EFT represent merger among power

    spiritual and of energy psychology. Effect of merger among and spiritual of energythis psychology is named by effect amplifiying (collapsible duplicate effect). This

    research aim to know how Influence Of Therapy Spiritual Emotional FreedomTechnique ( SEFT) To degrade Behavior SmokeThe design of this research is a quasi his experiments with the approach of the

    one group pretest-posttest design, who conducted in july the end of august up to 2015

    with the total sample as many as 15 people with the methods the withdrawal of datavia kuisioner, / poll and intervesi seft therapy

    This research result using analysis wilcoxon signed the rank test shows that

    there is the influence of decrease in intensity desire smoking among respondents after

    do. seft therapy significantly. is based on the analysis with the z wilcoxon that isobtained by -3.330a with p value ( asymp .A sig 2 tailed ) as much as 0,001 whereas

    less critical of the limit research decision 0.05 so that the hypothesis is received h1 or

    which means there is a difference between the meaningful pretest and posttest.The conclusion of this research is that there are significant influence

    intervention therapy between SEFT to a decrease in the desire smoking. That method

    therapy SEFT can and can be used as one therapy for lessen the intensity of smokingeven desire to quit smoking permanently.

    Keyword : Intesitas wish to smoke, SEFT ((Spiritual Emotional Freedom

    Technique)

    References : 25 (20002014)

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    8/147

    viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah Subhanahuwataala yang telah memberikan nikmat kesehatan dan

    kesempatan serta semua nikmat yang tak terhingga kepada semua hamba-Nya

    sampai detik ini. Shalawat dan salam terkirim kepada junjungan kita Baginda

    Rasulullah Shallallahu alaihiwassalam, kepada keluarga, para sahabat, para wali

    allah hingga kepada kita sekalian. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    penulis yang berjudul Pengaruh Terapi Spiritual EFT (SEFT) untuk Menurunkan

    Intensitas Keinginan Merokok.

    Selanjutnya, Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan

    dukungan semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

    menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

    1) Ibu Pesta Corry Sitohang, Dipl,Mw., SKM. M.Kes, selaku Ketua Yayasan Stikes

    Widya Nusantara Palu, juga sebagai Dosen Pembimbing I

    2) DR. Tigor H Situmorang, MH.,M.Kes, selaku Ketua Stikes Widya Nusantara

    Palu, juga sebagai Penguji I.

    3) drg. Emma Sukamawati, M.Si.,M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota

    Palu, yang memberikan izin penulis untuk melanjutkan pendidikan.

    4) drg. Akmal Eddy Madda, selaku Kepala UPTD Urusan Puskesmas

    Sangurara/Duyu, yang merupakan atasan langsung penulis yang telah

    memberikan semangat untuk melanjutkan studi

    5) Ibu Evi Setyawati, SKM. M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah

    bersusah payah membimbing penulis

    6) Keluarga : Khususnya Istri tercinta (Amaliah Yasin), terima kasih atas doa dandukungannya Ummi, serta putra-putra kami (Moh.Rizqan, Ar.Royyan, dan

    Abdurrochman), kalian adalah bukti adanya Abi, atas nama Cinta, Keberanian

    dan Harapan, Terima kasih Ummi.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    9/147

    ix

    7) Orang Tua dan Suadariku : Terima kasih atas warisan yang terhingga nilainya

    yang kalian berikan kepada anakda, Nasihat yang baik dengan perkataan yang

    baik untuk anakda selama ini. Terima juga dukungan yang adik-adik ku berikan

    pada saya, motivasi kalian sungguh berarti buat kakak.

    8) Rekan-rekan mahasiswa khususnya Non Reguler yang bersama berjuang hingga

    akhir, kalian adalah yang terhebat.

    Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal jariah yang akan mendapat

    balasan yang lebih baik dari Allah Subhanahuwataala. Selanjutnya peneliti

    mengharapkan masukan, kritikan demi perbaikan sehingga skripsi ini bisa digunakan

    sebagai acuan guna pengembangan Ilmu Keperawatan sebagai salah satu intervensi

    mandiri perawat yang inovatif.

    Palu, Agustus 2015

    Peneliti

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    10/147

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....

    LEMBAR PERSETUJUAN .........

    LEMBAR PENGESAHAN ..........

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .

    INTISARI ....................................

    Abstrack.........................................

    KATA PENGANTAR ..................

    DAFTAR ISI .....

    DAFTAR TABEL DAN SKEMA

    DAFTAR GAMBAR.....

    DAFTAR LAMPIRAN .

    BAB I PENDAHULUAN ..

    A. Latar Belakang ...

    B. Rumusan Masalah .

    C. Tujuan Penelitian ...

    D. Manfaat Penelitian .

    E. Keaslian Penelitian

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

    A. Perilaku Merokok ...

    1) Pengertian Perilaku Merokok

    2) Tahap Menjadi Perokok..

    3) Tipe tipe Perokok

    4) Faktorfactor yang Mempengaruhi Perilaku

    Merokok.

    Halamanii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    x

    xiii

    xiv

    xv

    1

    1

    6

    6

    7

    8

    11

    11

    11

    13

    15

    17

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    11/147

    xi

    5) Dampak Merokok ..

    a) Dampak bagi Kesehatan .

    b) Dampak bagi Psikologi ...

    6) Tempat Merokok

    a) Merokok di tempat-tempat umum atau ruang

    public ..

    b) Merokok di tempat-tempat yang besifat pribadi

    7) Aspek-aspek Perilaku Merokok .

    B. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

    1) Sejarah SEFT

    2) Definisi SEFT ...

    3) Perbedaan SEFT dan EFT

    4) Sains dibalik SEFT ..

    5) Mengapa SEFT Efektif .

    6) Metode SEFT

    7) Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian ... ..

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Desain Penelitian ...

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .

    C. Populasi dan Sampel ...

    D. Teknik Pengambilan Sampel ..

    E. Variabel Penelitian dan Definsis Operaional ..

    F. Alat Ukur dan Cara Pengumpulan Data .

    G. Pengolahan dan Analisis Data .

    20

    20

    21

    22

    22

    23

    23

    27

    27

    30

    31

    33

    36

    41

    59

    61

    61

    63

    63

    64

    65

    67

    69

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    12/147

    xii

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ..........

    a) Analisis Univariat ..

    b) Analisis Bivariat ....

    B. Pembahasan

    a) Interpretasi dan diskusi hasil penelitian

    b) Keterbatasan Penelitian

    c) Implikasi Penelitian

    BAB V PENUTUP ...

    a) Kesimpulan ...........................................

    b) Saran .............................

    Daftar Pustaka

    Lampiran

    71

    71

    71

    74

    78

    78

    89

    90

    92

    92

    92

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    13/147

    xiii

    DAFTAR

    TABEL DAN SKEMA

    Halaman

    Tabel 2.1 Perbedaan EFT dan SEFT . 32

    Skema 2.1 Kerangka Konsep Teori 59

    Skema 3.1 Kerangka kerja penelitian . 62

    Tabel 3.1 Definisi Operasional . 65

    Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur/usia 71

    Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin .. 72

    Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan 72

    Tabel 4.4 Distribusi Responden dengan Intensitas keinginan

    untuk merokok.. 73

    Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Intensitas keingian

    merokok sebelum dan sesudah terapi SEFT (n=15) 73

    Tabel 4.6 Uji normalitas intensitas keinginan merokok sebelum

    terapi SEFTdan data pengaruh sesudah terapi SEFT

    terhadap penurunan intensitas merokok(n=15) .. 75

    Tabel 4.7 Deskripsi statistik Pengaruh Terapi SEFT Untuk

    Menurunkan Intensitas perilaku merorok

    75

    Tabel 4.8 Tabel Wilcoxon Signed Ranks Test .. 76

    Tabel 4.9 Tabel Wilcoxon Signed Ranks Test/Test Statistik 77

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    14/147

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Tititk-titk Meridian Akupuntur 35

    Gmabar 2.2 Titik-titk Tapping SEFT .. 58

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    15/147

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Penjelasan Penelitian

    Lampiran 2 Prosedur Terapi SEFT

    Lampiran 3 Permohonan izin penelitian

    Lampiran 4 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian

    Lampiran 5 Daftar riwayat hidup

    Lampiran 6 Data

    Lampiran 7 Dokumentasi

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    16/147

    xvi

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    17/147

    i

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    18/147

    1

    BAB I

    PENDHULUAN

    A. Latar Belakang

    Para ahli kesehatan menyatakan bahwa merokok merupakan perilaku

    yang berbahaya, merokok sama dengan mencari mati. Meski semua orang

    tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Perilaku merokok saat ini

    merupakan kebiasaan yang sangat wajar dipandang oleh anggota masyarakat

    Indonesia. Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan

    perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan

    dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum

    maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang

    yang sedang merokok., bahkan dilingkungan pendidikan, khususnya kampus

    yang seharusnya bebas dari asap rokok. Perilaku merokok dilihat dari berbagai

    sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang

    disekelilingnya.

    Dilihat dari segi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung

    rokok seperti nikotin, CO (karbonmonoksida) dan tarakan memacu kerja dari

    susunan syaraf pusat dan susunana syaraf simpatis sehingga mengakibatkan

    tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi

    kanker dan berbagai penyakit lain (Komalasari & Helmi, 2000). Beberapa

    berdasarkan Center for the Advancement of health (Wulandari, 2007), contoh

    penyakit yang disebabkan oleh kandungan di dalam rokok yaitu kanker paru-

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    19/147

    2

    paru, bronkitis, penyakit-penyakit kardiovaskular, berat badan lahir rendah,

    dan keterbelakangan. Bahkan pada bungkus rokok pun terdapat seruan bahwa

    merokok dapat merugikan kesehatan dan dikatakan bahwa merokok dapat

    menyebabkan kanker, impotensi, jantung, gangguan kehamilan dan janin. Hal

    ini menunjukkan betapa rokok memiliki resiko yang sangat tinggi bagi

    kesehatan.

    Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada dasarnya membakar uang

    apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang belum mempunyai

    penghasilan sendiri. Safarino menyatakan bahwa merokok menimbulkan

    dampak negatif bagi perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif

    lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat

    yang berbahaya sangat rendah (Komalasari & Helmi, 2000).

    Keinginan merokok diindikasikan meningkat di usia muda, terutama

    pada populasi 5-19 tahun. Prevalensi merokok tinggi diantara usia 15-19 tahun

    (Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jendral Departemen Kesehatan RI,

    2008).

    Rerata batang rokok yang dihisap perhari penduduk umur 10

    tahun di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). Jumlah

    rerata batang rokok terbanyak yang dihisap ditemukan di Bangka Belitung

    (18 batang). Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34

    tahun sebesar 33,4 persen, pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok

    perempuan (47,5% banding 1,1%). Berdasarkan jenis pekerjaan,

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    20/147

    3

    petani/nelayan/buruh adalah perokok aktif setiap hari yang mempunyai

    proporsi terbesar (44,5%) dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya. Proporsi

    perokok setiap hari tampak cenderung menurun pada kuintil indeks

    kepemilikan yang lebih tinggi. Proporsi penduduk umur 15 tahun yang

    merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat menurut Riskesdas

    2010 (34,7%) dan Riskesdas 2013 (36,3%). Proporsi tertinggi pada tahun

    2013 adalah Nusa Tenggara Timur (55,6%).

    Dibandingkan dengan penelitian Global Adults Tobacco Survey

    (GATS) pada penduduk kelompok umur 15 tahun, proporsi perokok laki-

    laki 67,0 persen dan pada Riskesdas 2013 sebesar 64,9 persen, sedangkan

    pada perempuan menurut GATS adalah 2,7 persen dan 2,1 persen menurut

    Riskesdas 2013. Proporsi mengunyah tembakau menurut GATS 2011 pada

    laki-laki 1,5 persen dan perempuan 2,7 persen, sementara Riskesdas 2013

    menunjukkan proporsi laki-laki 3,9 persen dan 4,8 persen pada perempuan.

    Menurut Bustan (1997) merokok dimulai sejak umur kurang dari 10

    tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit

    untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya

    semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila

    perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan

    dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan

    dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini ( Smet,

    Bart, 1994). Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    21/147

    4

    1025 mmHg dan menambah detak jantung 520 kali per menit (Sitepoe, M.,

    1997). Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan.

    Terdapat dua metode yang umum digunakan untuk mengurangi perilaku

    merokok, yaitu metode perubahan perilaku yang didasarkan pada berbagai

    teori behavioral dan metode obat-obatan. Kedua metode tersebut kurang

    banyak berkembang di masyarakat karena biasanya membutuhkan waktu yang

    lama dan kurang melibatkan sisi afeksi pada para perokok. Hal ini

    mengakibatkan motivasi dan keinginan untuk berhenti merokok tidak tumbuh

    dengan sendirinya dan cenderung tidak bertahan lama.

    Salah satu teknik terapi yang kemungkinan dapat membantu untuk

    mengurangi kebiasaan merokok adalah Spiritual EFT (Spiritual Emotional

    Freedom Technique). Spiritual EFTadalah salah satu varian dari satu cabang

    ilmu baru yaitu energy psychology. Spiritual EFTmerupakan penggabungan

    antara spiritual powerdan energy psychology. Efek dari penggabungan antara

    spiritual dan energy psychology ini dinamakan amplifiying effect(efek pelipat

    gandaan) (Zainuddin, 2009).

    Untuk menghentikan kebiasaan merokok, hipnotis digunakan karena

    mampu merubah perilaku orang secara setengah sadar tetapi sukarela. Artinya,

    jika pada saat trance dia diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok

    itu buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar

    kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang

    menyuruhnya berhenti merokok. (Efektifitas Spritual Emotion Freedom

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    22/147

    5

    (SEFT) untuk Menurunkan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa. Laila

    Komariah, 2012).

    Sejumlah penelitian telah membuktikan keefektifan metode tersebut

    untuk membantu mengurangi ketergantungan seseorang terhadap aktivitas

    merokok. Di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Laila Komariah

    (2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laila Komariah

    Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) efektif untuk menurunkan

    perilaku merokok pada mahasiswa. Mahasiswa yang diberikan SEFT

    mengalami penurunan skala perilaku merokok dibandingkan mahasiswa

    yang tidak diberikan SEFT. Hasil observasi menunjukkan bahwa subjek

    yang mengalami penurunan perilaku merokok setelah diberikan SEFT

    adalah subjek yang terlihat sungguh-sungguh dan terlihat konsentrasi

    ketika melakukan SEFT dan mempunyai keinginan besar untuk berhenti

    merokok. Berdasarkan wawancara, subjek menceritakan bahwa setelah

    diberikan SEFT, rokok menjadi terasa pahit di lidah dan tidak ada

    keinginan dalam diri subjek untuk merokok lagi. ( Laila Komariah, 2012).

    Dan ada juga penelitian yang menggangap metode terapi SEFT tidak

    efektif di terapkan kepada pekerja home industry dikarenakan 1) waktu

    terapi terlalu pendek yaitu 1 minggu, sehingga responden kurang

    memahami cara terapinya, 2) kurangnya motivasi yang diberikan kepada

    responden untuk menghentikan kebiasaan merokoknya, dan 3) responden

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    23/147

    6

    belum mempunyai minat yang kuat untuk menghentikan kebiasaan

    merokok. (Retno Rusdjijati* dan Riana Mashar 2014).

    Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian tentang Pengaruh Therapy Spiritual EFT (Emotional

    Freedom Technique) Untuk Menurunkan Intensitas Keinginan Merokok.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas

    maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Bagaimana

    Pengaruh Therapy Spiritual EFT (Emotional Freedom Technique) Untuk

    Menurunkan Intensitas Keinginan merokok.

    C. Tujuan penelitian

    A. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Therapy Spiritual EFT

    (Emotional Freedom Technique) Terhadap Keinginan Intensitas

    Merokok.

    B. Tujuan Khusus

    1. Teridentifikasi karakteristik Perokok ( Umur,Jenis Kelamin,

    Pekerjaan, dan Perilaku ) sebelum dilakukan terapi Spiritual EFT

    2. Intensitas Perokok sebelum dilakukan terapi Spiritual EFT

    3. Intensitas Perokok sesudah dilakukan terapi Spiritual EFT

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    24/147

    7

    D. Manfaat Penelitian

    1) Bagi Peneliti

    Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman

    peneliti tentang Pengaruh Therapy Spiritual Emotional Freedom

    Technique (SEFT) Untuk Menurunkan Intensitas Keinginan Merokok.

    2) Bagi Lahan Penelitian

    Sebagai bahan dan data tentang Pengaruh Therapy Spiritual Emotional

    Freedom Technique (SEFT) Untuk menurunkan Perilaku Merokok.

    sehingga dapat digunakan sebagai metode terapi pada klinik upaya

    berhenti merokok di Puskesmas Sangurara

    3) Bagi Responden

    Sebagai langkah guna meminimalisasi perilaku merokok

    4) Bagi Institusi Pendidikan

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, dokumentasi dalam

    pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya yang diharapkan jauh

    lebih baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    25/147

    8

    C. Keaslian Penelitian

    Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah benar dilakukan oleh peneliti,

    hal ini didasarkan peneliti belum pernah membaca atau mendengar tentang

    penelitian yang serupa yang dilakukan di Sulawesi Tengah atau pun di Kota

    Palu namun, penelitian ini pernah dilakukan di luar Sulawesi Tengah dengan

    Judul yang hamper sama, diantaranya adalah

    1. Efektivitas Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

    Untuk Menurunkan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa yang

    dilakukan oleh Laila Komariah, dosen Fakultas Psikologi, Universitas

    Ahmad Dahlan, tahun 2012. Dimana hasilnya adalah SEFT efektif

    untuk menurunkan perilaku merokok pada mahasiswa. Hal

    tersebut terlihat dari hasil uji Mann-Whitney gain score pretest dan

    posttest skala perilaku merokok pada Kelompok Eksperimen dan

    Kelompok Kontrol yang menyebutkan bahwa taraf signifikansi

    yang diperoleh dari data (U) sebesar 0,00 dengan kaidah uji beda

    = 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, nilai U lebih sedikit

    daripada nilai = 0,05 (U

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    26/147

    9

    Wilcolxon pada Kelompok Eksperimen bahwa taraf signifikansi

    yang diperoleh data (T) sebesar 0,025 dengan kaidah uji beda =

    5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, nilai T lebih sedikit daripada

    nilai = 0,05 (T0,05) yang berarti tidak ada

    perbedaan skor skala perilaku merokok yang signifikan antara

    skor skala perilaku merokok pada pretest dan posttest pada

    Kelompok Kontrol.

    2. Model Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)

    untuk Mengatasi Gangguan Fobia Spesifik yang dilakukan oleh

    Zainul Anwar, S. Psi, M. Psi (Ketua peneliti) dan Siska Triana

    Niagara (Anggota peneliti) Staf Direktorat Penelitian dan

    Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Muhammadiyah

    Malang, Pada Bulan Juli Tahun 2011. Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom

    Technique) mampu menurunkan ketakutan yang berlebihan secara

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    27/147

    10

    signifikan pada penderita gangguan fobia spesifik. Penurunan

    level kecemasan atau ketakutan berdasarkan SUDS (Subjective

    Units Disturbance Scale) selama pemberian terapi dan terdapat

    perubahan reaksi fisiologis dan respon pada perilaku subyek

    3. Efektivitas Metode SEFTguna Meminimalisasi Kebiasaan Merokok

    di Kalangan Pekerja Home Industry. Penelitian ini dilakukan oleh

    Retno Rusdjijati, dan Riana Mashar, (2014), Jurusan Teknik Industri

    Fakultas Teknik dan PAUD FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang ,

    Jurnal. Dimana hasilnya adalah metode terapi SEFT tidak efektif di

    terapkan kepada pekerja home industry dikarenakan 1) waktu terapi

    terlalu pendek yaitu 1 minggu, sehingga responden kurang

    memahami cara terapinya, 2) kurangnya motivasi yang diberikan

    kepada responden untuk menghentikan kebiasaan merokoknya,

    dan 3) responden belum mempunyai minat yang kuat untuk

    menghentikan kebiasaan merokok.

    Dari penelitian diatas sangat jelas terlihat bahwa judul penelitian yang

    diambil oleh peneliti saat ini tidaklah sama, walaupun modalitas terapi yang

    digunakan adalah sama yaitu Spiritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT),

    namun sangat berbeda pada kelompok sasaran, tujuan, tempat penelitian serta

    waktu penelitian dilakukan dan yang paling mendasar adalah belum ada

    penelitian yang sama baik judul maupun modalitas terapi yang di teliti saat ini

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    28/147

    11

    pernah dilakukan di Sulawesi Tengah, sehingga bisa dikatakan ini adalah

    yang pertama kali.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    29/147

    12

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    30/147

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Perilaku Merokok

    1) Pengertian Perilaku Merokok

    Kegiatan merokok sudah di kenal sejak zaman dulu. Pada awalnya

    kebanyakan orang menghisap tembakau dengan menggunakan pipa.

    Masyarakat Timur (Eastern Societies) menggunakan air untuk mengurangi

    asap tembakau sebelum diinhalasi. Pada tahun 1840-an barulah dikenal

    rokok, tetapi belum memiliki dampak dalam pemasaran tembakau.

    Mendekati tahun 1881 mulai terjadi produksi rokok secara besar-besaran

    dengan bantuan mesin. Melalui reklame, rokok menjadi terkenal dan pada

    tahun 1920 sudah tersebar ke seluruh dunia. Maka merokok saat ini

    merupakan suatu kebiasaan yang dapat dilakukan di manapun, kapanpun

    dan mampu memberikan kenikmatan bagi si perokok. Bila telah kecanduan,

    sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan merokok (Perwitasari,2006).

    Pada hakekatnya merokok adalah menghisap rokok, sedangkan rokok

    adalah gulungan tembakau yang dibungkus oleh daun nipah atau kertas

    (Poerwadarminta, 1983). Sedangkan menurut Aritonang (dalam Perwitasari,

    2006) merokok adalah perilaku yang komplek, karena merupakan hasil

    interaksi dari aspek kognitif, kondisi psikologis, dan keadaan fisiologis.

    Perilaku sendiri adalah setiap tindakan manusia yang dapat dilihat

    (Kartono, 2003). Sedangkan pengertian perilaku dalam arti luas adalah

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    31/147

    12

    mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Dalam

    pengertian sempit, perilaku dapat dirumuskan hanya mencakup reaksi yang

    dapat diamati secara umum atau objektif (Chaplin, 2002).

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) Perilaku adalah

    tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan,

    sedangkan menurut Ensiklopedi Amerika , perilaku diartikan sebagai suatu

    reaksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (dalam

    Notoatmodjo,2003). Perilaku dalam panangan biologis adalah merupakan

    suatu kegiatanatau aktivitas organism yang bersangkutan. Jadi perilaku pada

    hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (dalam

    Notoatmodjo,2003). Sedangkan Walgito (2002) mendifinisikan perilaku

    atau aktivitas aktivitas individu dalam pengertian luas, yaitu perilaku

    yang Nampak ( overt behavior) dan perilaku yang tidak nampak ( inner

    behavior ) demikian pula aktivitas aktivitas tersebut disamping motorik

    juga termasuk aktivitas emosional dan kognitif.

    Sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada individu

    atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari

    stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan, baik stimulus

    eksternal maupun stimulus internal. Namun sebagian besar dari perilaku

    organisme merupakan respon terhadap stimulus eksrternal (Walgito, 2002).

    Dengan demikian dapat diartikan bahwa perilaku dalam penilitian ini adalah

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    32/147

    13

    reaksi indvidu yang diwujudkan dengan tindakan atau aktivitas terhadap

    suatu rangsangan tertentu. Dalam hal ini rangsangan tersebut adalah Rokok.

    Perilaku merokok seseorang secara keseluruhan dapat dilihat dari

    jumlah rokok yang dihisapnya. Seberapa banyak seseorang merokok dapat

    diketahui melalui intensitasnya, dimana menurut Kartono (2003) intensitas

    adalah besar atau kekuatan untuk suatu tingkah laku. Maka perilaku

    merokok seseorang dapat dikatakan tinggi maupun rendah yang dapat

    diketahui dariintensitas merokoknya yaitu banyaknya seseorang dalam

    merokok. Menurut Sitepoe (2000), merokok adalah membakar tembakau

    yang kemudian dihisap asapnya, baik dengan menggunakan rokok ataupun

    pipa.

    Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

    merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan

    kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat

    menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

    2) Tahap Menjadi Perokok

    Merokok tidak terjadi dalam sekali waktu karena ada proses yang

    dilalui, antara lain: periode eksperimen awal (mencoba-coba), tekanan

    teman sebaya dan akhirnya mengembangkan sikap mengenai seperti apa

    seorang perokok (Taylor,2009). Ada 4 tahapan yang merupakan proses

    menjadi perokok (Ogden, 2000) antara lain:

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    33/147

    14

    1. Tahap I dan II :Initiation danMaintenance

    Tahap initiation dan maintenance cukup sulit dibedakan. Initiation

    merupakan tahap awal atau pertama kali individu merokok sedangkan

    maintenance merupakan tahap dimana individu kembali merokok.

    Charlton (Ogden, 2000) mengatakan bahwa merokok biasanya

    dimulai sebelum usia 19 tahun dan individu yang mulai merokok pada

    usia dewasa jumlahnya sangat kecil. Faktor kognitif berperan besar

    ketika individu mulai merokok, antara lain: menghubungkan perilaku

    merokok dengan kesenangan, kebahagiaan, keberanian, kesetia-

    kawanan dan percaya diri. Faktor lainnya adalah memiliki orang-tua

    perokok, tekanan teman sebaya untuk merokok, menjadi pemimpin

    dalam kegiatan sosial dan tidak adanya kebijakan sekolah terhadap

    perilaku merokok.

    2. Tahap III: Cessation

    Merupakan suatu proses dimana perokok pada akhirnya berhenti

    merokok. Tahap cessation terbagi 4, yaitu: precontemplation (belum

    ada keinginan berhenti merokok), contemplation (ada pemikiran

    berhenti merokok), action (ada usaha untuk berubah), maintenance

    (tidak merokok selama beberapa waktu). Tahapan tersebut bersifat

    dinamis karena seseorang yang berada di tahap contemplation dapat

    kembali ke tahapprecontemplation.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    34/147

    15

    3. Tahap IV :Relapse

    Individu yang berhasil berhenti merokok tidak menjadi jaminan

    bahwa ia tidak akan kembali menjadi perokok. Marlatt dan Gordon

    (dalam Ogden,2000) membedakan antara lapse dengan relapse.Lapse

    adalah kembali merokok dalam jumlah kecil sedangkan relapse adalah

    kembali merokok dalam jumlah besar. Ada beberapa situasi yang

    mempengaruhipre-lapseyaitu high risk situation, coping behaviordan

    positive-negative outcomeexpectancies.

    Saat individu dihadapkan dengan high risk situation maka individu

    akan melakukan strategi coping behavior berupa perilaku atau kognitif.

    Bentuk perilaku misalnya menjauhi situasi atau melakukan perilaku

    pengganti (makan permen karet) sedangkan bentuk kognitif adalah

    mengingat alasan berhenti merokok. Positive outcome expectancies

    (misalnya merokok mengurangi kecemasan) dan negative outcome

    expectancies (misalnya merokok membuatnya sakit) dipengaruhi

    pengalaman individu. No lapse berhasil dilakukan jika individu memiliki

    strategi coping dan negativeoutcome expectancies serta peningkatan self

    efficacy yang mempengaruhi individu tetap bertahan untuk tidak merokok.

    Namun, jika individu tidak memiliki strategi coping dan memiliki positive

    outcome expectancies serta self efficacy yang rendah maka individu akan

    mengalami lapse (kembali merokok dalam jumlah kecil).

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    35/147

    16

    3) Tipetipe Perokok

    Menurut Mutadin (dalam www.e-psikologi.com) tipe-tipe perokok yaitu:

    a) Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31

    batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.

    b) Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang

    waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit.

    c) Perokok sedang menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang

    waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

    d) Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang

    waktu 60 menit dari bangun pagi.

    Tipe perokok (Sitepoe dalam Perwitasari, 2006) yaitu :

    a) Perokok ringan, merokok 1-10 batang sehari.

    b) Perokok sedang, merokok 11-20 batang sehari.

    c) Perokok berat, merokok lebih dari 24 batang sehari.

    Tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory (Tomkins

    dikutip Mutadin dalam www.e-psikologi.com) adalah:

    a) Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Menurut Green

    tiga sub tipe ini adalah:

    1) Pleasure relaxation, adalah perilaku merokok untuk menambah atau

    meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

    setelah minum kopi atau makan.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    36/147

    17

    2) Stimulation to pick them up adalah perilaku merokok yang dilakukan

    sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

    3) Pleasure of handling the cigarette adalah kenikmatan yang diperoleh

    dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok

    pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau

    sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa

    menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan

    rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

    b) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif, misalnya

    bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.

    Perilaku merokok yang adiktif (psychological addiction) adalah

    perilaku dengan menambahkan dosis rokok yang digunakan setiap saat

    setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

    c) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka

    menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan

    perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi

    kebiasaannya rutin atau tanpa dipikirkan dan tanpa disadari.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan tipe perokok

    dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan intensitas merokok yang

    dilihat dari banyaknya jumlah rokok yang dihisap dalam satu hari dan

    berdasarkan keadaan yang dialami perokok.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    37/147

    18

    4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

    Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya, namun masih

    banyak orang yang melakukannya termasuk wanita. Menurut Levy (dalam

    Nasution, 2007) setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang

    berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Lewin

    (dalam Komasari dan Helmi, 2000) perilaku merokok merupakan fungsi

    dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan

    faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh faktor lingkungan.

    Mutadin (dalam Aula, 2010) mengemukakan alasan seseorang

    merokok, diantaranya:

    a) Pengaruh orang tua

    Menurut Baer dan Corado, individu perokok adalah individu yang

    berasal dari keluarga tidak bahagia, dimana orang tua tidak

    memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan individu yang

    berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Perilaku

    merokok lebih banyak didapati pada individu yang tinggal dengan

    satu orang tua (Single Parent). Individu berperilaku merokok apabila

    ibu mereka merokok dibandingkan ayah mereka yang merokok. Hal

    ini terlihat pada wanita

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    38/147

    19

    b) Pengaruh teman

    Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak individu merokok

    maka semakin banyak teman-teman individu itu yang merokok,

    begitu pula sebaliknya.

    c) Faktor kepribadian

    Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

    melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.

    d) Pengaruh iklan

    Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

    gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour

    membuat seseorang sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku

    yang ada di iklan tersebut.

    Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (dalam Nasution, 2007)

    tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu :

    a) Faktor Biologis

    Banyak penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok

    merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada

    ketergantungan merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992)

    yang mengatakan nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.

    b) Faktor Psikologis

    Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,

    menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    39/147

    20

    rasa persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan

    berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan

    orang lain, perilaku merokok sulit dihindari.

    c) Faktor Lingkungan Sosial

    Lingkungan sosial berpengaruh terhadapsikap, kepercayaan, dan

    perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok

    dengan memperhatikan lingkungan sosialnya.

    d) Faktor Demografis

    Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok

    pada usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi

    pengaruh jenis kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu

    berperan karena baik pria maupun wanita sekarang sudah merokok.

    e) Faktor SosialKultural

    Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, dna gengsi

    pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu

    (Smet, 1994).

    f) Faktor SosialPolitik

    Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah

    politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak

    merokok dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi

    kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi

    masalah yang bertambah besar bagi negara-negara berkembang

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    40/147

    21

    termasuk Indonesia (Smet, 1994). Berdasarkan uraian di atas maka

    dapat diambil kesimpulan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi

    seseorang untuk merokok yaitu faktor dari dalam diri individu dan

    juga dari lingkungan

    5) Dampak Merokok

    a) Dampak Bagi Kesehatan

    Menurut studi prospektif yang dilakukan Rosenman timbulnya

    penyakit jantung koroner lebih tinggi 50 % bagi individu yang merokok

    kira-kira 12batang sehari dan 200 % bagi individu yang merokok lebih

    dari 12 batang sehari(Sarafino dalam Perwitasari, 2006). Merokok

    memiliki efek sinergis pada faktor beresiko kesehatan lainnya, yaitu

    memperluas dampak faktor resiko lainnya yang berkenaan dengan

    kesehatan (Dembroski & Mac Dougal dalam Shelly, 1995). Nikotin

    menghasilkan efek rangsang pada sistem jantung pada orang yang

    memiliki kerusakan jantung maupun yang tidak memiliki kerusakan

    jantung. Kematian mendadak pada perokok, dapat diakibatkan dari

    kurang baiknya aliran darah karena pembuluh darah yang berkerut dan

    terhalangi pada detak jantung yang dihasilkan oleh naiknya sirkulasi

    catecholamine (Benowitz dalam Shelly, 1995). Nikotin dapat juga

    menyebabkan kekejangan pembuluh arteri (vasopasm) pada orang yang

    menderita penyakit atherosclerotic (Pomerlau dalam Shelly, 1995).

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    41/147

    22

    Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung koroner karena

    ketika seseorang merokok denyut jantungnya semakin cepat, sedangkan

    pemasokan zat asam yang diperlukan oleh jantung kurang dari normal.

    Merokok dapat memicu terjadinya trombosis koroner atau serangan

    jantung karena bekuan darah yang menutup salah satu pembuluh darah

    utama yang memasok jantung, hal ini disebabkan oleh nikotin yang

    mengganggu irama jantung yang teratur dan membuat darah dalam tubuh

    menjadi lengket. Asap rokok ketika merokok dapat menyebabkan

    bronkitis (Amstrong, 1992).

    b) Dampak Bagi Psikologis

    Merokok juga dapat menimbulkan dampak psikologis yaitu

    memperoleh perasaan positif seperti rasa santai, rasa senang, atau sebagai

    penambah semangat, mengurangi perasaan yang negatif seperti rasa

    cemas atau rasa tegang, Sebagai obat dari ketergantungannya secara

    psikologis yang mengatur keadaan emosional, baik yang positif maupun

    yang negatif (Sarafino, 1990). Seseorang merokok karena ketagihan

    nikotin dan tanpa nikotin hidupnyat terasa hampa. Mereka menjadi

    terbiasa untuk merokok agar dapat merasa santai dan mereka

    menikmatinya sewaktu merokok. Perilaku merokok telah menjadi bagian

    dari perilaku sosial mereka, secara tidak langsung tanpa merokok mereka

    akan terasa hampa sehingga menimbulkan gangguan terhadap konsep diri

    dimana perilaku merokok ini erat skli kaitannya dengan kemampuan dan

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    42/147

    23

    penampilan fisik, peranan keluarga, kelompok teman sebaya, serta

    peranan harga diri (Rapport (dalam Partusuwido dkk,1979), Mereka

    yang pemalu perlu mengambil tindakan tertentu untuk menutupi perasaan

    malunya di hadapan orang lain dengan merokok (Amstrong, 1992).

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, merokok berdampak pada

    kesehatan dan psikologis seseorang. Merokok bagi kesehatan dapat

    menyebabkan kanker paru-paru, bronkitis, penyakit jantung, sedangkan

    dampak psikologis merokok dapat menyebabkan ketergantungan secara

    psikis.

    6) Tempat Merokok

    Menurut Mu`tadin (2002) tempat merokok juga mencerminkan pola

    perilaku perokok. Berdasarkan tempat dimana seseorang menghisap rokok,

    maka dapat digolongkan atas :

    1) Merokok di tempat-tempat umum atau ruang publik Kelompok

    homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka

    menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai

    orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smooking area.

    2) Kelompok yang heterogen (merokok di tengah orang-orang lain

    yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan lain-

    lain). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut, tergolong

    sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak

    mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan,

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    43/147

    24

    dan secara tersamar mereka tega menyebar racun kepada orang

    lain yang tidak bersalah.

    a. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi.

    1) Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempat-

    tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada

    individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa

    gelisah yang mencekam.

    2) Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang

    suka berfantasi.

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tempat

    merokok dibedakan menjadi dua yaitu merokok di tempat umum dan tempat

    pribadi.

    7) Aspek-sapek Perilaku Merokok

    Menurut Kumalasari (dalam Triyono,2004) ada empat prediktor dalam

    mengukur perilaku merokok seseorang, yaitu :

    a. Aktivitas merokok adalah seberapa sering individu melakukan

    aktivitas yang berhubungan dengan perilaku merokoknya (menghisap

    asap rokok, merasakan dan menikmatinya).

    b. Tempat merokok adalah dimana individu melakukan aktivitas

    merokoknya (rumah, sekolah, jalan, dan lain-lain).

    c. Waktu merokok adalah kapan (pada momen-momen apa saja)

    individu melakukan aktivitas merokoknya.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    44/147

    25

    d. Fungsi merokok, yaitu seberapa penting aktivitas merokok bagi diri si

    perokok dalam kehidupannya sehari-hari dan maknamerokok itu

    sendiri bagi individu yang bersangkutan.

    Menurut Rasmiyati (dalam Triyono, 2004) aspek-aspek perilaku merokok

    antara lain :

    a. Aktivitas individu yang berhubungan dengan perilaku merokoknya,

    diukur melalui intensitas merokok, tempat merokok, waktu merokok

    dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok yaitu bagaimana

    penerimaan keluarga terhadap perilaku merokok.

    c. Lingkungan teman sebaya, yatu sejauh mana individu mempunyai

    teman sebaya yang merokok dan memiliki penerimaan positif

    terhadap perilaku merokok

    d. Kepuasan psikologis, yaitu efek yang diperoleh dari merokok yang

    berupa keyakinan dan perasaan yang menyenangkan.

    Senada dengan pendapat diatas, menurut Aritonang (dalam Nasution,

    2007) perilaku merokok memiliki beberapa aspek sebagai berikut :

    a. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari

    Erickson mengatakan bahwa merokok berkaitan dengan masa

    mencari jati diri pada diri remaja. Silvans & Tomkins mengatakan

    bahwa fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang dialami

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    45/147

    26

    si perokok, seperti perasaan yang positif maupun perasaan

    negatif.

    b. Intensitas merokok

    Smet mengklasifikasikan perokok berdasarkan banyaknya rokok

    yang dihisap, yaitu :

    1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok

    dalam sehari.

    2) Perokok sedang yang menghisap 514 batang rokok dalam

    sehari.

    3) Perokok ringan yang menghisap 1 4 batang rokok dalam

    sehari.

    c. Tempat merokok

    Menurut Mu`tadin tipe perokok berdasarkan tempat ada dua

    yaitu :

    1) Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik.

    2) Merokok di tempat-tempat pribadi

    d. Waktu merokok

    Menurut Presty individu yang merokok dipengaruhi oleh

    keadaan yang dialaminya pada saat itu, misalnya ketika sedang

    berkumpul dengan teman, cuaca yang dingin, setelah dimarahi

    orangtua, dll.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    46/147

    27

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek

    perilaku merokok dalam penelitian ini yaitu :

    a. Fungsi merokok menyatakan perasaaan yang dialami

    perokok seperti perasaan positif. Hal ini merupakan

    gabungan dari pendapat Kumalasari, Rasmiyati dan

    Aritonang.

    b. Intensitas merokok yaitu seberapa banyak seseorang

    menghisap rokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasmiyati

    dan Aritonang.

    c. Tempat merokok, yaitu dimana saja individu melakukan

    aktivitas merokoknya. Ini merupakan pendapat Kumalasari

    dan Aritonang.

    d. Waktu

    Merokok yaitu kapan saja individu melakukan aktivitas

    merokoknya. Keempat aspek tersebut merupakan gabungan

    antara pendapat Kumalasari, Rasmiyati dan Aritonang,.

    namun saya lebih menitikberatkan pada pendapat Aritonang

    karena aspek-aspeknya lebih tepat untuk pengukuran skala

    psikologinya.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    47/147

    28

    A. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

    1) SejarahSpiritual EFT

    Metode Spiritual EFT merupakan sebuah pengembangan dan

    penyempurnaan dari beberapa metode terapi sebelumnya. Teknik ini

    berdasarkan prinsip prinsip yang sama dengan akupuntur, akupresur,

    applied kinesiology, Tought Fields Therapy (TFT) danEmotional Freedom

    Technique (EFT) (Zainuddin, 2009;Thayib, 2010).

    Pada tahun 1991, Erika dan Helmut Simon menemukan mayat yang

    masih utuh terendam dalam glacier (sungai dengan suhu di bawah titik

    beku) di daerah sekitar perbatasan Austria dan Italia. Di tubuh mayat

    tersebut terdapat tatto yang menandai titik-titik utama meridian tubuh.

    Setelah di uji dengan carbon dating test, mayat ini diduga berumur 5300

    tahun. Para ahli akupuntur modern berpendapat bahwa titik-titik

    akupuntur yang ditandai dengan tatto di tubuh mayat tersebut tentu dibuat

    oleh seorang ahli akupuntur kuno yang sangat kompeten, mengingat

    ketepatan dan kompleksitasnya. Karena itu mereka berkesimpulan bahwa

    ilmu akupuntur telah berkembang jauh sebelumnya, mungkin sekitar 5500

    tahun yang lalu (Zainuddin, 2009).

    Di Cina terdapat dua buku tertua yang membahas tentang adanya

    sistem energi tubuh (life energy). Buku tersebut adalah buku Yi Jing yang

    ditulis oleh Fu Xi pada tahun 2852 SM (di Barat dkenal dengan The I

    Ching Book of Changes) dan buku Huang Ni Dei Jing (The Yellow

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    48/147

    29

    Emperors Classic on Internal Medicine) yang ditulis oleh Kaisar Kuning

    yang memerintah Cina pada abad 26 SM (26962597 SM). Umur Kaisar

    Kuning yang mencapai 100 tahun diduga berkaitan dengan pengetahuan

    dan praktek yang ia lakukan berhubungan dengan energy medicine.

    Akupuntur dan akupresur merangsang energi tubuh yang berhubungan

    langsung dengan sumber rasa sakit (gangguan fisik). Dengan

    menancapnya jarum atau menekan ke beberapa titik yang terkadang

    terletakjauh dari rasa sakit, maka hasilnya rasa sakit akan hilang

    (Zainuddin, 2009).

    Pada tahun 1964, Dr. George Goodheart, seorang ahli chiropractic

    (terapi pijat pada tulang belakang untuk menyembuhkan berbagai penyakit

    fisik) meneliti tentang hubungan antara kekuatan otot, organ dan kelenjar

    tubuh dengan energy meridian. Metode yang digunakannya sebagai

    Applied Kinesiology ini mendiagnosa penyakit pasien dengan cara

    menyentuh beberapa bagian otot tubuh. Asumsinya adalah penyakit di

    bagian dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, liver, dsb berdampak pada

    melemahkan otot tertntu. Dengan merasakan otot tertentu mana yang

    lemah maka dapat menentukan organ tubuh mana yang sakit (Zainuddin,

    2009; Thayib, 2010).

    Prinsip applies kinesiology ditindaklanjuti lebih jauh oleh seorang

    psikiater pakar pengobatan holistik, Dr. John Diamond. Ian

    memperkenalkan cabang baru psikologi yaitu Energy Psycology, yang

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    49/147

    30

    mengabungkan prisnsip pengobatann timur dengan psikologi. Dalam

    energy psychology menggunakan sistem energi tubuh unutk

    mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku. Teori ini yang menjadi

    pondasi bagi lahirnya Tought Fields Therapy (TFT) yang dipelopori oleh

    Dr. Roger Callahan (Zainuddin, 2009; Thayib, 2009).\

    Metode TFT memanfaatkan sistim energi tubuh dan melakukan

    ketukan (tapping) pada titik-titik tertentu. Sebelum terapi dilakukan, harus

    didiagnosa terlebih dahulu jenis penyakit dan di mana titik yang harus

    diketuk. Titik yang diketuk berbeda-beda, disesuaikan dengan

    penyakitnya. Namun dirasakan sulit bagi orang awam untuk mempelaajari

    teknik ini. Untuk menguasainya diperlukan training-training yang tidak

    mudah dan tidak murah (hingga USD 100.000,-) (Zainuddin, 2009;

    Thayib, 2010).

    Selama beberapa tahun sejak tahun 1991, Gary Craig, seorang murid

    Dr. Callahan dan insinyur lulusan Standford University telah berhasil

    menyederhanakan algoritma TFTini. Dari sinilah lahir istilah Emotional

    Freedom Technique (EFT). Prosesnya dibuat universal agar bisa

    diterapkan untuk semua permasalahan mental, emosional dan fisik. Jika

    pada TFT menggunakan urutan titik meridian yang kompleks dan

    aplikasinya berbeda-beda sesuai dengan jenis penyakitnya, maka pada

    EFT hanya mengetuk seluruh titik meridian untuk setiap masalah,

    sehingga selalu dapat menggunakan titik yang tepat. Dengan demikian

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    50/147

    31

    EFTlebih mudah untuk dipelajari, dapat digunakan oleh semua orang dan

    dengan protokol yang sama digunakan untuk semua masalah. Bahkan oleh

    Steve Wells, seorang psikolog klinis dari Australia, EFT dikembangkan

    lebih jauh lagi. Tidak hanya digunakan untuk penyembuhan saja, tetapi

    diperluas kegunannya untuk meningkatkan prestasi (peak performance)

    (Zainduddin, 2009; Thayib 2010).

    Di Indonesia, Ahmad Faiz Zainuddin mengembangkan apa yang

    dinamainya dengan Spirirtual EFT (selanjutnya disebut SEFT) sejak

    tanggal 17 Desember 2005. Ia belajar langsung EFTdari Steve Wells dan

    Gary Craig. SEFT merupakan pengembangan dari EFT, yang

    menggabungkan antara spiritualitas (melalui doa, keiklasan dan

    kepasrahan) dan energy psychology untuk mengatasi berbagai macam

    masalah fisik, emosi serta untuk meningkatkan performa kerja. Latar

    belakang masyarakat Indonesia yang agamis, sudah menjadi sesuatu yang

    taken for granted bahwa doa sangat penting untuk penyembuhan,

    bahkan untuk pemecahan segala maslah hidup. Hal ini didukung oleh

    penelitian Larry Dossey, MD, Seorang dokter ahli penyakit dalam yang

    melakukan penelitian ektensif tentang efek doa dan spiritualitas memiliki

    kekuatan yang sama besar dengan pengobatan dan pembedahan

    (Zainuddin, 2009).

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    51/147

    32

    2) DefinisiSpiritual EFT

    Spiritual EFT merupakan teknik penggabungan dari sistem energi

    tubuh (energy medicine) dan terapi spiritual dengan menggunakan metode

    tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Spiritual EFT bekerja

    dengan prinsip yang kurang lebih sama dengan akupuntur dan akupresur.

    Ketiganya berusaha merangsang titik-titik kunci pada sepanajang 12 jalur

    energi (energy meridian) tubuh. Bedanya dibandingkan metode akupuntur

    dan akupresur adalah teknik Spiritual EFTmenggunakan unsur spiritual,

    cara yang digunakan lebih aman, lebih mudah, lebih cepat dan lebih

    sederhana, karena Spiritual EFT hanya menggunakan ketukan ringan

    (tapping) (Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).

    Sebagian besar penyakit ternyata berasal dari gangguan emosi atau

    psikologis. Contohnya, ketika seseorang stres, ada yang mengalami diare,

    ada yang perutnya mulas dan beban pikiran yang menyebabkan seseorang

    terserang penyakit lambung (maag). Dalam dunia kedokteran istilahnya

    adalah psikosomatis, yaitu gangguan emosi yang menyebabkan penyakit.

    Dengan metode Spiritual EFT membuat diri penderita bisa menerima

    persoalan yang mengganggu stabilitas emosinya. Ketika penderita tersebut

    bisa berdamai dengan situasi yang mengganggu emosinya, maka penyakit

    penyakit fisik akan hilang dengan sendirinya (Saputra, 2012).

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    52/147

    33

    3) PerbedaanSpiritual EFTdanEFT

    Hampir 90% isi Spiritual EFT adalah EFT, dalam hal ini yang

    dimaksud adalah titik titiknya. Perlu diketahui bahwa semua teknik

    energy psychology yang memakai tapping, mulai dari TFT-nya Roger

    Callahan, EFT-nya Gary Craig, PET-nya (Provocative Energy

    Technique) Steve Walls dan David Lake menggunakan titik-titiktapping

    yang sama. Sejak 5000 tahun yang lalu titik-titik tersebut sudah digunakan

    oleh akupuntur, moxa dan akrupresur dan sebagainya. Proses yang

    dilakukan sambil men-tapping itulah yang membedakanEFT, TFT, PET

    dengan Spiritual EFT(Zainuddin, 2009). Berikut ini perbedaannya :

    Tabel 2.1 PerbedaanEFTdanSEFT

    EFT Spiritual EFT

    BasicPhilosopy

    Self centerd

    Asumsi kesembuhan berasal

    dari diri sendiri, begitu

    individu bisa menerima

    dirinya sendiri

    God centered

    Asumsi kesembuhan berasal

    dari Tuhan YME, begitu

    individu bisa iklas dan pasrah

    Eventhough I have Set-Up

    pain... I deeply profound and

    accept my self

    Walaupun saya sakit ini...

    saya terima diri sendiri

    sepenuhnya..

    Ya Allah... walaupun saya

    sakit ini... saya iklas

    menerima sakit saya ini, saya

    pasrahkan kesembuhannya

    pada-MU..

    Sikap Saat

    Tapping

    EFT dilakukan dalam

    suasana santai, karena

    fokusnya pada diri sendiri

    SEFT dilakukan dengan

    penuh keyakinan bahwa

    kesembuhan datangnya dari

    Tuhan YME, kekhusukkan,

    keiklasan, kepasrahan dan

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    53/147

    34

    rasa syukur

    EFT dengan menyebut Tune

    In masalahnya.Sakit kepala ini, rasa pedih

    ini, dan seterusnya...

    SEFTtidak terlalu fokus pada

    detail masalahnya, cukupmelakukan tiga hal secara

    bersamaan :

    1. Rasakan sakitnya,

    2. Fokuskan pikiran ke

    tempat sakit,

    3. Iklaskan dan pasrahkan

    kesembuhan sakit itu

    kepada Tuhan YME.

    Tapping

    EFTmenggunakan 7 atau 14titik

    SEFT menambahkan titiknyahingga 18 titik

    Unsur

    Spiritualitas

    Tidak ada 90% penekanan pada unsur

    spiritualitas

    Neuorologic Lingustic

    Programming (NLP)

    Behavioral Therapy

    Psikoanalisa

    EMDRSugesty & Affirmasi

    Visualzation

    Gesalt Therapy

    Energy Therapy

    Semua teknik dalam EFT,

    ditamba:

    Logotherapy

    Sedona Method

    Eriksonian HypnosisProvokkative Therapy

    Trancendental Relaxation &

    Meditation

    Powerful Prayer

    Loving-Kindness Therapy

    Sumber : Zainuddin, 2011

    4)Sains dibalikSpritual EFT (SEFT)

    Seperti telah dibahas di bab awal bahwa SEFT adalah salah satu

    varian dari cabang ilmu baru yang dinamakan Energy Psychology, karena

    itu untuk menjelasakan secara ilmiah tentang SEFT kita perlu mengetahui

    apa ituEnergy Psychology. Selain itu, karena SEFTadalah penggabungan

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    54/147

    35

    antara Spiritual Power dan Energy Psychology, maka kita juga perlu

    membahas secara ilmiah bagaimana peran spiritual dalam penyembuhan.

    Energy Psychlogy adalah seperangkat prinsip dan teknik

    memanfaatkan system energy tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran,

    emosi dan perilaku (Dr.David Freinstein). Walaupun embrionya yang

    berupa prinsip-prinsip Energy Healing telah diterapkan oleh para dokter

    tiongkok kuno lebih dari 5000 tahun yang lalu, tetapI Energy Psychology

    baru dikenal luas sejak penemuan Dr.Roger Callahan di tahun 1980-an.

    Saat ituEnergy Psychology masih menjadi barang mewah yang hanya bisa

    dipelajari oleh terapis berkantong tebal.

    Baru pada pertengahan tahun 1990-an Energy Psychology yang

    diwakili oleh Gary Craig dengan EFT-nya (Gary Craig disebut sebagai

    the Ambassador of Energy Psychology) bisa menjadi konsumsi orang awa,

    dan digunakan secara luas di Amerika dan Eropa. Kombinasi kekuatan

    Energy Psychology dengan Spiritual Poweratau SEFT baru diperkenalkan

    oleh founder metode ini pada tahun 2005 di Indonesia

    Menurut Dr.David Freinstein dan Dr.Fred Gallo dalam

    penjelasannya mengenai Energy Psychology bahwa Ketidakseimbangan

    kimia dalam tubuh ikut berperan dalam menimbulkan berbagai gangguan

    emosi seperti depresi, stress, dan cemas ( itulah sebabnya para psikiater

    memberikan obat anti depresan untuk penderita depresi dan para pecandu

    narkoba mengkonsumsi ecstacy untuk menimbulkan rasa flay= bahagia.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    55/147

    36

    Neuropsychologist yang radikalbahkan berkesimpulan bahwa perasaan,

    baik negative maupun positif bisa kita rekayasa dengan cairan kimia).

    Masih menurut mereka telah banyak bukti ilimiah yang menunjukkan

    bahwa gangguan energy tubuh ternyatajuga berpengaruh besar dalam

    menimbulakn gangguan emosi. Dan bahwa intervensi pada system energy

    tubuh dapat mengubah kondisi kimiawi otak yang selanjutnya akan

    mengubah kondisi emosi kita. Hal ini sejalan dengan teori Einstein yang

    mengatakan bahwa setiap atom dalam tiap benda mengadung energy

    (E=M.C2). Para ahli akupuntur menyebutnya sebagai Chi. Energi Chi

    sangat penting peranannya dalam kesehatan kita. Ia mengalir di sepanjang

    12 jalur energi yang disebut energy meridian. Dimana jika aliran energy

    ini terganggu maka akan berdampak pada timbulnya gangguan emosi dan

    penyakit fisik.

    Ilmu fisika modern telah membuktikan adanya system energy tubuh

    ini. Pada tahun 1960, Dr. Willian A. Tiller, seorang professor ketua

    jurusan material science di Stanford University tertarik untuk meneliti

    ralitas system energy tubuh pada manusia, dengan menggunakan metode

    standart ilmu fisika modern, ia mengembangkan alat yang dinamakanIIED

    (Intention Imprinted Elektronic Device) untuk mengukur gelombang

    energy yang ditimbulkan oleh intense (pikiran dan kemauan) manusia.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    56/147

    37

    5) MengapaSpiritual EFT (SEFT) Efektif

    Efektifitas Spritual EFT sebagai metode terapi tidak lepas dari keterlibatan

    15 teknik-teknik atau metode terapi lain diantaranya adalah berikut

    penjelannya :

    1. NLP (Neuro-Lingustic Programming)

    Pada saat kita melakukan Set-Up, kita telah melakukan

    proses reframing dan anchoring yang biasa dilakukan di NLP

    Pada saat melakukan Tapping, itu berarti orang tersebut

    sedang melakukan proses beraking the pattern.

    Gambar 2.1

    TitikTitik Meridian

    Akupuntur

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    57/147

    38

    Demikian pula hanya ketika kita melakukan The 9 gamut

    procedure kita sedang merusak sub modality kita atas masalah

    yang dihadapi.

    2. Systemic Desenstization

    Pada saat kita melakukan tapping pada orang yang mengidap

    fobia, trauma, kecemasan dan berbagai masalah psikologi

    lainnya maka kita sekaligus melakukan proses Systemic

    desenzation pada klirn tersebut.

    Kita membuat klien yang awalnya sensitif, menjadi tidak

    sensitif lagi

    3. Psychoanalisis

    Ketika kita berusaha menemukan akar masalah (finding the

    core issue) dari keluhan fisik ataupun emosi dari klien,

    sebenarnya kita sedang menggunakan teknik psikoanalisis.

    psikoanalisis berasumsi bahwa apapun yang kita rasakan saat

    ini adalah berakar dari segala hal yang kita alami di masa lalu.

    4. Logostherapy

    Dengan keikhlasan, kepasrahan dan rasa syukur pada saat

    melukan SEFT, kita telah memberikan makna spiritual atas

    penderitaan yang kita rasakan

    Kenyataan, sikap ikhlas, pasrah dan rasa syukur tersebut sering

    kali menyembuhkan kita.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    58/147

    39

    5. EMDR

    Pada bagian akhir proses SEFTing, kita melakukan beberapa

    gerakan mata (nine gamut procedure). Kemampuan kita

    melakukan kendali atas gerakan mata ini berpengaruh pada

    kemampuan kita mengendalikan emosi kita.

    Proses SEFTing selain berfungsi untuk melepaskan hambatan-

    hambatan emosi, juga melatih kita untuk memiliki kendali

    penuh atas kondisi emosi kita.

    6. Sedona Method (ReleasingTechique)

    Sikap ikhlas dan pasrah yang dilatih terus menerus akan

    menghasilkan kemampuan menerima dan melepaskan

    segalanya dengan nyaman dan bahagia.

    Dalam Sedona Method, proses ini di sebut letting go. Satu

    kondisi yang akan mempercepat proses penyembuhan, baik

    luka fisik maupun luka emosi.

    7. EriksonianHypnosis

    Dalam proses SEFTing, kita menggunakan hipnosis diri ringan

    atau mild hypnosis dalam bentuk sugesti diri dan affitmasi

    dengan menggunakan pilihan kata yang memiliki efek hipnosis

    (hypnosis word)

    Proses tersebut banyak digunakan dalam meotde hypnosis

    aliran eriksonian.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    59/147

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    60/147

    41

    11. Relaxation & Medation

    Pada saat memunculkan rasa khusu, ikhlas, dan pasrah dalam

    proses SEFTing, sesungguhnya kita juga sedang menggunakan

    teknik ini termasuk ketika ketika Deep SEFT.

    Dalam kondisi seperti ini, penyembuhan akan cenderung

    berjalan lebih cepat.

    Dalam SEFT kita menggunakan simple meditation, dengan

    begitu efek SEFT akan terasa lebih efektif.

    12. Gestalt Therapy

    Teknik ini menekankan kepada kita agar pengalaman negative

    dimasa lalu, misalnya trauma, dihadirkan kembali pada saat ini

    (here-and-now)

    Pada saat kita sudah bisa Tune In dengan kondisi tersebut,

    proses Tapping dilakukan untuk menghilangkan trauma.

    13. Energy Psychology

    Proses tapping yang dilakukan pada acupoints di sepanjang

    jalur energy meridian akan menetralisir gangguan system

    energy tubuh.

    Menstimulasi acupoints ini diterapkan juga dalam

    akupuntur,TFT, EFT dan puluhan teknik energy terapi lain.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    61/147

    42

    14. Powerful Prayer

    Kondisi yang sangat dianjurkan dalam proses tapping adalah

    saat indvidu diminta khusyu, ikhlas, dan pasrah seta bersyukur.

    Kondisi diatas sangat mendukung proses pemulihan kondisi

    individu baik secara fisik maupun emosi.

    15. Loving-Kindnes Therapy

    Prof. Decher Keltner dari University California Barkley dalam

    bukunya, Born to be Good, menjelaskan berbagai penelitian

    ilimiah yang menyimpulkan bahwa cinta kasih dan kebaikan

    hati akan menyembuhkan kita dan menyembuhkan orang yang

    kita kasihi.

    Saat melakukan SEFTing, energy cinta kasih dan kebaikan

    hati sang SEFTer akan membantu kesembuhan kliennya.

    Sumber : Zainuddin, 2011

    6) MetodeSpiritual EFT

    Spiritual EFTmemandang jika aliran energi tubuh terganggu karena

    dipicu kenangan masa lalu atau trauma yang tersimpan dalam alam bawah

    sadar, maka emosi seseorang akan menjadi kacau. Mulai dari yang ringan,

    seperti bad mood, malas, tidak termotivasi melakukan sesuatu, hingga

    yang berat, seperti Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi,

    phobia, kecemasan berlebihan dan stres emosional berkepanjangan.

    Sebenarnya semua ini penyebabnya sederhana, yakni terganggunya sistim

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    62/147

    43

    energi tubuh. Karena itu solusinya juga sederhana, menetralisir kembali

    gangguan energi itu dengan metode Spiritual EFT (Zainuddin, 2009;

    Saputra, 2012).

    Zainuddin (2009) menjelaskan teknik teknik yang mendasari

    Spiritual EFTadalah sebagai berikut :

    a. Emotional Freedom Technique (EFT)

    Hainsworth (2008) mengatakan bahwa EFT diperkenalkan pada

    tahun 1995 oleh Gary Craig. EFT adalah metode sederhana yang

    menekankan fokus pada masalah dalam diri individu disertai dengan

    menekan secara lembut pada titik akupuntur (tapping) di wajah , tubuh

    bagian atas dan tangan. EFT dapat membantu berbagai masalah emosi

    dan fisik, diantaranya adalah fobia, gangguan fisik dan seksual, stress

    dan kecemasan, trauma, alergi, sakit kepala, migrain, kecanduan,

    kepercayaan diri, dan insomnia.

    Hainsworth (2008) menjelaskan bahwa banyak saluran energi yang

    berjalan dalam tubuh seseorang. Energi tersebut sangat penting

    perannya bagi kesehatan seseorang. Energi tersebut mengalir dalam 12

    jalur energi yang disebut energy meridian. Jika aliran energi ini

    terhambat atau kacau maka timbullah gangguan emosi atau penyakit

    fisik.

    Proses penyembuhan dalam EFT tidak perlu mengungkap

    peristiwa atau emosi masa lalu. Individu hanya perlu menekankan apa

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    63/147

    44

    yang dialami pada saat ini dan mengikuti penyebab timbulnya perasaan

    negatif tersebut. Individu tidak harus mengalami kembali emosi lama,

    hanya perlu fokus untuk menyembuhkan emosi-emosi negatif tersebut

    (Hainsworth, 2008).

    Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam EFT adalah

    sebagai berikut :

    1) Estimate Severity

    Hainsworth (2008) mengatakan bahwa ada baiknya terlebih dahulu

    subjek menentukan nilai seberapa tinggi intensitas emosi / rasa

    sakit yang dialami sekarang dengan menggunakan skala 0-10 (0 =

    tidak terasa, 10 = intensitas maksimum). Nilai subjektif tersebut (0-

    10) yang menjadi tolok ukur kemajuan setelah SEFTditerapkan.

    2) The Set Up

    Hainsworth (2008) mengatakan bahwa semua individu memiliki

    aspek bawah sadar yang tidak siap untuk menyembuhkan karena

    menganggap jauh lebih aman dengan keadaan dirinya yang

    sekarang. The set up dirancang untuk membantu individu agar siap

    untuk sembuh. Cara melakukan set up adalah dengan mengucapkan

    kalimat set up seperti Meskipun saya ingin merokok ketika

    minum kopi padahal saya juga ingin berhenti merokok, saya benar

    benar menerima dan mencintai diri saya sendir . Kalimat

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    64/147

    45

    tersebut diucapkan sebanyak tiga kali sambil menekan pada titik

    karate chop yaitu pada samping telapak tangan (Hainsworth, 2008).

    3) Tapping

    Pada bagian tapping yang dilakukan adalah dengan menekan atau

    mengetuk 5-7 kali ketukan pada titik-titik di bagian tubuh tertentu

    sambil mengucapkan permasalahan yang sedang dialami subjek.

    Adapun titik-titik tersebut adalah pada bagian top of head (bagian

    atas kepala), end of eyebrow (titik permulaan alis mata), side of eye

    (titik permulaan alis mata), under eye (2 cm di bawah mata), under

    nose (di bawah hidung), chin (antara dagu dan bagian bawah bibir),

    collarbone (pada ujung tempat bertemu tulang dada dan tulang

    rusuk pertama), under arm,

    (untuk laki-laki terletak di bawah ketiak sejajar dengan putting susu

    dan wanita terletak di perbatasan antara tulang dada dan bagian

    bawah payudara), gamut(di bagian antara perpanjangan tulang jari

    manis dan tulang jari kelingking), karate point(di samping telapak

    tangan) (Hainsworth, 2008).

    Hainsworth (2008) juga menjelaskan bahwa ketika subjek menekan

    pada titik-titik tertentu dalam tubuh yang telah disebutkan di atas,

    sadarilah bahwa setiap kenangan atau emosi atau pikiran atau

    perasaan dalam tubuh yang muncul ke permukaan akan menuntun

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    65/147

    46

    subjek pada permasalahan atau apa yang harus diucapkan pada

    putaran tapping selanjutnya.

    4) Conntinuation

    Pada tahap conntinuation individu memperkirakan kembali berapa

    tinggi intensitas emosi / rasa sakit yang dialami. Jika sudah turun

    namun belum nol maka melakukan langkah-langkah EFT kembali

    mulai langkah pertama hingga ketiga. Akan tetapi, kalimat yang

    diucapkan ketika melakukan set up disesuaikan menjadi seperti

    contoh berikut ini : Meskipun saya masih ingin merokok ketika

    minum kopi, padahal saya juga ingin berhenti merokok, saya

    benar-benar mencintai dan menerima diri saya sendiri".

    Individu juga dipastikan untuk memasukkan setiap kenangan,

    pikiran, emosi atau perasaan dalam tubuhnya yang muncul saat

    melakukanEFTberikutnya (Hainsworth, 2008).

    5) Nine Gamut Prosedure

    Hainsworth (2008) mengatakan bahwa nine gamut procedure

    adalah proses keseluruhan dari sembilan bagian dari bentuk

    panjang EFT yang pada awalnya diajarkan namun tidak banyak

    digunakan pada saat sekarang. Tetapi proses ini bisa sangat kuat

    dalam menghilangkan semua link dalam otak seseorang untuk

    menghilangkan peristiwa traumatis. Hainsworth (2008) juga

    mengatakan bahwa beberapa praktisi percaya bahwa melakukan

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    66/147

    47

    proses ini sangat penting untuk menghilangkan trauma.Hainsworth

    (2008) mengatakan 9 langkah yang dilakukan dalam nine gamut

    procedure sambil menekan pada titik gamut dan tuning adalah

    menutup mata, membuka mata, mata digerakkan dengan kuat ke

    kanan bawah, mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah,

    memutar bola mata searah jarum jam, memutar bola mata

    berlawanan arah jarum jam, bergumam dengan selama 3 detik,

    menghitung 1,2,3,4,5 kemudian diakhiri dengan bergumam lagi

    selama 3 detik (Zainuddin, 2009; Thayib, 2010; Saputra, 2012).

    b. Self Hypnotherapy (Ericksonian)

    Sarafino (1990) menyebutkan bahwa hypnosis merupakan salah satu

    teknik yang sudah digunakan sudah digunakan beberapa dokter sejak

    lama untuk menghilangkan rasa sakit (analgesik) dalam pembedahan.

    Ketika dalam kondisis terhipnosis perhatian seseorang terhadap dirinya

    (termasuk tubuh) berkurang, bahkan hilang sama sekali. Masih menurut

    Sarafino (1990) menjelaskan bahwa meditasi dapat dipandang sebagai

    suatu bentuk self hypnosis karena pada saat meditasi seseorang

    dipuatkan pada objek meditasi (benda, napas, mantra / doa) sehigga

    semakin lama seseorang semakin tidak merasakan rangsangan yang ada

    di sekitarnya, termasuk rangsang sakit. Zainuddin (2009) mengatakan

    bahwa dalam SEFT yang digunakan adalah ericksonian hypnotherapy.

    Subjek menghipnosis diri sendiri untuk menghapus program-program

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    67/147

    48

    bawah sadar yang menjadi akar penyebab dari emosi negatif yang

    dialami.

    c. Meditation and Relaxation

    Smith (Subandi, 2003) mengatakan bahwa istilah meditasi mengacu

    pada sekelompok latihan untuk membatasi pikiran dan perhatian.

    Sementara itu, Walsh (Subandi, 2003) mengungkapkan bahwa meditasi

    merupakan teknik atau metode latihan yang digunakan untuk melatih

    perhatian supaya dapat meningkatkan taraf kesadaran yang selanjutnya

    dapat dapat membawa proses-proses mental dapat terkontrol secara

    sadar. Zainuddin (2009) mengatakan bahwa walapun terdapat berbagai

    jenis dan pendapat mengenai meditasi, tapi jenis meditasi yang paling

    banyak dipraktikan adalah yang membawa subjek pada kondisi tenang

    dan relaks, merasakan nafas, menyadari kehadiran Tuhan dalam diri,

    serta mengarahkan untuk kembali pada diri sejati (fitrah). Saat

    melakukan SEFT, subjek dianjurkan melakukannya dalam kondisi

    meditative (yakin, khsyuk, ikhlas, pasrah, dan syukur). Jika demikian,

    efekSEFTakan terasa lebih efektif.

    d. Provocative Therapy

    Farrelly (2002) mengatakan bahwa bahasa terpai konvensional yang

    penggunaannya tidak hanya menekankan pada kehebatan kata kata

    yang disampaikan kapada klien tetapi lebih menekankan pada

    kemampuan terapissupaya klien mampu memeriksa kembali asumsinya

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    68/147

    49

    sendiri terhadap permasalahan yang di hadapinya dan menjadikannya

    sebagai sesuatu yang dapat menyembuhkan dan membuatnya berubah.

    e. Logotherapy

    Southwick dkk. (2006) mengatakan bahwa secara bahasa logotherapy

    adalah penyembuhan melalui makna.Logotherapy adalah psikoterapi

    yang memusatkan pada kebermaknaan yang berasal dari filsafat

    eksistensial dan didasarkan pada pengalaman hidup penggagas

    psikoterapi tersebut yaitu Viktor Frankl.

    f. Powerfull Prayer

    Barth (2004) menyatakan bahwa terdapat bukti ilmiah yang mengatakan

    bahwa doa dan spiritualitas berpengaruh terhadap kesehatan.

    Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian Koenig (2004) yang

    menyatakan bahwa ada hubungan antara agama, spiritualitas, dan

    kesehatan baik mental maupun fisik. Zainuddin (2009) menjelaskan

    bahwa dalam SEFT, 90% menekankan pada unsur spiritualitas. Subjek

    dibawa pada keyakinan bahwa kesembuhan berasal dari Tuhan

    sehingga subjek dapat ikhlas dan pasrah terhadap masalah ataupun sakit

    yang sedang dialaminya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

    bahwa teknik yang mendasari SEFTadalah seluruh teknik yang terdapat

    dalam EFT, ditambahkan dengan Logotherapy, Self Hypnosis

    (Ericsonian), Transcendental Relaxation & Meditation, Sedona

    Methode, Provocative Therapy, dan Powerfull Prayer.

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    69/147

    50

    Zainuddin (2009) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan ketika melakukan SEFTagar hasilnya efektif :

    a. Testing

    Sebelum menerapkan SEFT, terlebih dahulu subjek menentukan

    nilai seberapa tinggi intensitas emosi/rasa sakit yang dialami

    sekarang dengan menggunakan skala 0-10 (0 = tidak terasa, 10 =

    intensitas maksimum). Nilai subjektif tersebut (0-10) yang menjadi

    tolok ukur kemajuan setelah SEFT diterapkan.

    b. Aspects

    Ketika melakukan SEFT, subjek dibantu untuk memikirkan dan

    membayangkan masalah yang dialaminya. Memikirkan dan

    membayangkan aspek yang membuat subjek ingin merokok, sudah

    dapat menimbulkan gangguan energi yang hampir sama ketika

    subjek sedang merokok. Efektivitas SEFTyang diterapkan pada saat

    membayangkan aspek tersebut cenderung bertahan

    c. Be Spesific

    Semakin spesifik mengenali akar masalah dari gangguan emosi,

    pikiran, dan perilaku yang dialami maka semakin efektif hasilnya.

    Berikut ini adalah uraian tentang bagaimana melakukan SEFT untuk

    membebaskan aliran energi di tubuh yang dengannya akan

    membebaskan emosi dari berbagai kondisi negatif (Zainuddin, 2009;

    Thayib, 2010; Saputra, 2012) :

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    70/147

    51

    a. The SetUp

    The Se-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh

    terarahkan dengan tepat.Langkah ini dilakukan unuk menetralisir

    psychological reversal atau perlawanan psikologis (biasanya berupa

    pikiran negative spontan atau keyakinan bawah sadar negatif, seperti

    kesulitan untuk melepaskan diri dari kecanduan merokok).Cara

    menetralisir psychological reversal tersebut adalah dengan

    melakukan the set-up words. Dalam bahasa religius, the set-up words

    adalah doa kepasrahan kepada Allah SWT. Contoh the set-up words

    adalah Ya Allah walaupun saya ingin sekali merokok padahal saya

    ingin bisa berhenti merokok.,saya ikhlas menerima masalah saya ini.

    Saya pasrahkan padamu kesembuhan saya dari kecanduan rokok.

    b. The Tune In

    Cara melakukan tune-in adalah dengan memikirkan sesuatu atau

    peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangktkan emosi negatif

    yang akan dihilangkan atau situasi dimana seseorang sangat ingin

    merokok. Tujuannya adalah untuk secara spesifik menetralisir emosi

    negatif atau sakit fisik yang dirasakan. Untuk membantu terjadinya

    tune-in adalah dengan terus memikirkan sesuatu yang

    membangkitkan respon emosi negatif tersebut sekaligus mengulang-

    ngulang kata pengingat yang mewakili emosi yang dirasakan. Dalam

    hal ini, kata pengingatnya adalah kecanduan rokok. Cara lain untuk

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    71/147

    52

    melakukan tune-in adalah dengan mengganti kata pengingatnya

    dengan kalimat saya ikhlas, saya pasrah pada-Mu ya Allah. Tune-

    in tetap dilakukan sampai semua teknik SEFT dilakukan hingga

    akhir.

    c. The Tapping

    Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik

    titik tertentu di tubuh sambil terus Tune In. Titik titik ini adalah

    titik titik kunci dari The Major Energy Meridians, yang jika kita

    ketuk beberapa kali akan berdampak pada netralisirnya gangguan

    emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Tapping menyebabkan aliran

    tubuh berjalan dengan normaal dan seimbang kemabali (Zainuddin,

    2009).Titik titik yang akan diberikan ketukan ringan berada di

    bagian kepala, daerah dada dan tangan.

    a) Titik tapping pada bagian kepala

    1. CR (Crown) yaitu titik di bagian atas kepala (ubun ubun)

    dalam akupuntur disebut dengan titik Baihul atau disebut

    Hundred Meeting Point, berada dalam Governing Vesel

    meridian, Fungsi utamanya adalah: Untuk mengatasi sakit

    kepala, vertigo, Tinitus, Opstruksi hidung, Aphasia karena

    apoleksia, Koma, Gangguan jiwa, Prolakpus rectum dan

    uterus

  • 7/23/2019 Pengaruh Terapi Seft Untuk Menurunkan Intesitas Merokok

    72/147

    53

    2. EB (Eye Brow) yaitu titik permulaan alis mata dekat pangkal

    hidung, dalam akupuntur disebut titik Cuanzhu, atau disebut

    dengan Gathered Bamboo point, berada dalam bladder

    meridian fungsi utamanya adalah : Untuk mengatasi sakit

    kepala, penglihatan kabur, nyeri di daerah supraorbital,