peraturan terkait profesi arsitek lanskap

Upload: syarifah-nisa

Post on 25-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    1/15

    AL 6101 Etika Profesi

    Peraturan

    Terkait Profesi

    Arsitek

    Lanskap di

    Indonesia

    Syarifah Nisa Mahmuda

    28914006

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    2/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

    Undang-undang ini antara lain memuat :

    Landasan, asas, dan tujuan pembangunan ketenagakerjaan;

    Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan;

    Pemberian kesempatan dan perlakuan yang sama bagi tenaga kerja dan pekerja/buruh; Pelatihan kerja yang diarahkan untuk meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan

    serta keahlian tenaga kerja guna meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas

    perusahaan.

    Pelayanan penempatan tenaga kerja dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja pada

    pekerjaan yang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan sebagai bentuk tanggung

    jawab pemerintah dan masyarakat dalam upaya perluasan kesempatan kerja;

    Penggunaan tenaga kerja asing yang tepat sesuai dengan kompetensi yang diperlukan;

    Pembinaan hubungan industrial yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila diarahkan untuk

    menumbuhkembangkan hubungan yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan antar para

    pelaku proses produksi; Pembinaan kelembagaan dan sarana hubungan industrial, termasuk perjanjian kerja

    bersama, lembaga kerja sama bipartit, lembaga kerja sama tripartit, pemasyarakatan

    hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

    Perlindungan pekerja/buruh, termasuk perlindungan atas hak-hak dasar pekerja/buruh

    untuk berunding dengan pengusaha, perlindungan keselamatan, dan kesehatan kerja,

    perlindungan khusus bagai pekerja/buruh perempuan, anak, dan penyandang cacat, serta

    perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja;

    Pengawasan ketenagakerjaan dengan maksud agar dalam peraturan perundang-undangan

    di bidang ketenagakerjaan ini benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya.

    Secara khusus memang undang-undang tidak menyebutkan profesi arsitek lanskap, namun

    undang-undang ini dapat dijadikan acuan dasar sebagai tenaga kerja secara umum. Berikut akan

    disebutkan beberapa hal yang terkait dengan ketenaga kerjaan profesi arsitektur lanskap.

    1. Peningkatan Kompetensi Keahlian

    Sebagai salah satu tenaga kerja di bidang jasa arsitek lanksap berhak memperoleh/atau

    meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi sesuai bakat, minat, dan kemampuannya

    melalui pelatihan kerja (pasal 11).

    Dalam pasal 12 disebutkan :

    1. Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi

    pekerjanya melalui pelatihan kerja.

    2.

    Peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    diwajibkan bagi pengusaha yang memenuhi persyaratan yang diatur dengan Keputusan

    Menteri.

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    3/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    3. Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan kerja

    dengan bidang tugasnya.

    Sehingga, arsitek lanskap yang bekerja dalam satu perusahaan biro konsultan, berhak memperoleh

    pelatihan kerja melalui perusahaan tempat dia bekerja.

    Setelah mengikuti pelatihan kerja, tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja

    melalui sertifikasi kompetensi kerja (pasal 18).

    Apabila arsitek muda lanskap yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas pengakuan

    kualifikasi kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga sertifikasi sesuai pasal 23.

    3.

    Hubungan Kerja

    Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjiankerja, yang mempunyai unsur pekerja, upah, dan pemerintah. Perjanjian kerja dapat dilakukan

    secara tertulis maupun lisan.

    Ketika melakukan perjanjian kerja tertulis antara perusahaan dan arsitek lanskap, sekurang-

    kurangnya harus memuat :

    Nama, alamat perusahaan, dan jenis perusahaan ;

    Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh ;

    Jabatan atau jenis pekerjaan ;

    Tempat pekerjaan ;

    Besarnya upah dan cara pembayarannya ; Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh ;

    Memulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja ;

    Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan

    Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

    Perjanjian kerja yang sudah ditetapkan, tidak dapat ditarik atau diubah kecuali atas persetujuan

    para pihak (pasal 55).

    4. Waktu Kerja

    Undang-undang No.13 Tahun 2003 ini juga menetapkan aturan waktu kerja. Arsitek lanskap dalam

    menjalankan profesinya, dapat merujuk pada 77 mengenai waktu kerja yang harus dipenuhi.

    Waktu kerja meliputi :

    1.

    7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari

    kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    4/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari

    kerja dalam 1 (satu) minggu.

    3.

    Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor

    usaha atau pekerjaan tertentu.

    4. Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu diatur dengan

    Keputusan Menteri.

    Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud

    harus memenuhi syarat :

    1.

    Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan; dan

    2. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari

    dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

    3.

    Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib membayar

    upah kerja lembur.

    4. Ketentuan waktu kerja lembur tidak berlaku bagi sector usaha atau pekerjaan tertentu.

    5.

    Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur diatur dengan Keputusan

    Menteri.

    5.

    Upah tenaga kerja

    Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan

    dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan

    menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk

    tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerja dan/atau jasa yang telah atau

    akan dilakukan. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

    penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

    Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan

    pekerja/buruh atauserikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan

    penguapahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih rendah atau

    bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi

    hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    6. Pemutusan Hubungan Kerja

    Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap arsitek lanskap dengan alasan arsitek

    lanskap telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut :

    1.

    Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik

    perusahaan;

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    5/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan,

    3. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan

    narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;

    4.

    Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;

    5. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha

    di lingkungan kerja;6.

    membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan

    dengan peraturan perundang-undangan;

    7. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang

    milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;

    8.

    dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan

    bahaya di tempat kerja;

    9.

    membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali

    untuk kepentingan negara, atau

    10.

    melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5

    (lima) tahun atau lebih.

    Apabila sebagai arsitek lanskap tidak menerima pemutusan hubungan kerja yang bersangkutan

    dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

    Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

    Undang Undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang dapat

    mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan, yang mampu mewujudkan

    keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta yang dapat

    memberikan pelindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadaplingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Kaidah penataan ruang ini harus dapat diterapkan

    dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang wilayah.terapkan dan diwujudkan

    dalam setiap proses perencanaan tata ruang wilayah.

    Arsitek lanskap yang pekerjaannya banyak terkait perencanaan tata ruang luar dan tata lingkungan

    binaan harus memperhatikan ketentuan mengenai struktu pola dan penataan ruang,

    perencanaan penataan ruang, wilayah dan kawasan, pemanfaatan ruang

    dan aspek-aspek lain yang terkait. Hal ini sesuai dengan tujuan penyelenggaraan penataan ruang

    itu sendiri yaitu untuk (Pasal 3) :

    1.

    Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan

    dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

    3.

    Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap

    lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

    Dalam penyelenggarakan penataan ruang, arsitek lanskap harus memperhatikan :

    1.

    Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana;

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    6/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    2. Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi

    ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta

    ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan

    3.

    Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 Tentang

    Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang

    Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

    Peraturan pemerintah ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan;

    1.

    Pemilihan perencana konstruksi, pengawas konstruksi dan pelaksana kontruksi oleh

    pengguna jasa dengan cara pelelangan umum

    2. Pemilihan perencana konstruksi, pengawas konstruksi dan pelaksana kontruksi dengan

    cara pelelangan terbatas,

    3.

    Pemilihan perencana konstruksi, pengawas konstruksi dan pelaksana kontruksi dengan

    cara pemilihan langsung,

    Disebutkan salah dua syarat pemilihan dan pengawasan konstruksi, termasuk profesi arsitektur

    lanskap adalah :

    1. Peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang perseorangan harus sudah

    diregistrasi pada Lembaga;

    2.

    Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan usaha atau usaha orang

    perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga.

    Karenanya penting profesi lanksap untuk memiliki sertifikat keahlian, agar memenuhi persyaratanuntuk dapat menjadi baik perencana, pengawas maupun pelaksana kontruksi.

    Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang : Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan Hidup

    Profesi arsitek lanskap merupakan profesi yang banyak berhubungan dengan lingkungan, sehingga

    dalam menjalankan profesinya perlu memperhatikan beberapa hal terkait peraturan lingkungan.

    Dalam PP No.27 disebutkan beberapa usaha/kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar

    terhadap lingkungan hidup sehingga memerlukan pemantauan atau peninjauan dari instansi yangmelakukan kegiatan tersebut.

    Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian kegiatan studi kelayakan

    rencana usaha dan/atau kegiatan.

    Hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup digunakan sebagai bahan perencanaan

    pembangunan wilayah.

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    7/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat dilakukan melalui

    pendekatan studi terhadap usaha dan/atau kegiatan tunggal, terpadu atau kegiatan dalam

    kawasan.

    Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting

    terhadap lingkungan hidup meliputi :

    1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;

    2.

    Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui;

    3.

    Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran

    dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam

    pemanfaatannya;

    4.

    Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan

    buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

    5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhipelestarian kawasan

    konservasi sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya;

    6.

    Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik;7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;

    8.

    Penerpan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi

    lingkungan hidup;

    9.

    Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau mempengaruhi pertahan negara.

    Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud diatas wajib memiliki analisis mengenai

    dampak lingkungan hidup yang dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun.

    Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk

    mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang

    berwenang.

    Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan

    hidup antara lain :

    1.

    Jumlah manusia yang akan terkena dampak;

    2.

    Luas wilayah persebaran dampak;

    3.

    Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

    4.

    Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak;

    5.

    Sifatnya kumulatif dampak;

    6.

    Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    8/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

    Keputusan Presiden ini membahas tentang pengelolaan dan perlindungan kawasan lindung. Serta

    menjelaskan kawasan apa saja yang termasuk kedalam kawasan lindung.

    Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian

    Lingkungan Hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta

    budaya bangsa guna kepentingan Pembangunan berkelanjutan.

    Hal lain yang juga sering menjadi wilayah desain dalam profesi arsitek lanskap adalah kawasan

    lindung. Sehingga diperlukan pemahaman agar tidak menyalahi peraturan dalam memberikan

    solusi desain.

    Dalam melakukan pekerjaan pada kawasan lindung, dibutuhkan pengelolaan yang bertujuan untuk

    mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup

    adalah :

    1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai

    sejarah dan budaya bangsa;

    2.

    Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tepe ekosistem, dan keunikan alam.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perlindungan terhadap kawasan lindung

    adalah :

    1.

    Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi,

    sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara

    tanah, air tanah, dan air permukaan.

    2.

    Perlindungan terhadap kawasan bergambut dimaksudkan untuk mengendalikan hidrologi

    wilayah, yang berfungsi sebagai penambaat air dan pencegah banjir, serta melindungi

    ekosistem yang khas di kawasan yang bersangkutan.

    3.

    Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan

    ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan

    penyediaan kebutuhan air tanah dan penenggulangan banjir, baik untuk kawasan

    bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan.

    4.

    Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi wilayah

    pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai.

    5.

    Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan

    manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan

    dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

    6.

    Perlindungan terhadap kawasan sekitar danau/waduk dilakukan untuk melindungidanau/waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi

    danau/waduk.

    7.

    Perlindungan terhadap kawasan sekitaer mata air dilakukan untuk melindungi mata air

    dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan

    sekitarnya.

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    9/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    8. Perlindungan terhadap kawasan suaka alam dilakukan untuk melindungi keanekaragaman

    biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu

    pengetahuan dan pembangunan pada umumnya.

    9.

    Perlindungan terhadap kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya dilakukan untuk

    melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi

    kepentingan plasma nutfah, keperluan pariwisata dan ilmu pengetahuan.10.

    Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan

    hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya

    berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengikisan air laut serta

    pelindung usaha budidaya dibelakangnya.

    11.

    Perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dilakukan untuk

    melindungi kekayaan budaya bangsi berupa peninggalan peninggalan sejarah, bangunan

    erkeologi dan monumen nasional, dan keragaman bentuk geologi, yang berguna untuk

    pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan

    alam maupun manusia.

    12.

    Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi manusiadan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung

    oleh perbuatan manusia.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

    Dalam Perpres ini disebutkan bahwa sebagai penyedia jasa, arsitek lanskap wajib memenuhi

    persyaratan sebagai berikut :

    1.

    Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha;

    2.

    Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan

    Jasa;

    3.

    Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Jasa dalam kurun waktu 4

    (empat) tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk

    pengalaman subkontrak;

    4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada no.3, dikecualikan bagi Penyedia Jasa yang baru

    berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

    5.

    Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam

    Pengadaan Jasa;

    6.

    Dalam hal Penyedia Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Jasa harus mempunyai

    perjanjian kerja sama operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan danperusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;

    7. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil

    dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha

    non-kecil;

    8. Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan

    Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    10/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    SKP = KPP

    KP = Nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

    Untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima)

    paket pekerjaan;

    Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6

    (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.

    P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.

    N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan

    selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

    9. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang

    dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang

    dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang

    ditandatangani Penyedia Jasa;

    10.

    Sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telahmemenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan

    bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN

    (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan.

    11.Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;

    12.

    Tidak masuk dalam Daftar Hitam;

    13.

    Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan

    14.menandatangani Pakta Integritas.

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka

    Hijau Kawasan Perkotaan

    Pertimbangan bahwa perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih fungsi

    lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung

    lahan dalam menopang kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan

    upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka

    hijau yang memadai, sehingga perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang

    Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.

    Dalam merancang ruang terbuka hijau, arsitek lanskap harus memenuhi tujuan penataan RTHKP,

    yaitu:

    1. Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan,

    2.

    Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di

    perkotaan; dan

    3. Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman.

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    11/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Sehingga fungsi dan manfaat RTHKP dapat dirasakan oleh masyarakat kawasan perkotaan. Adapun

    fungsi RTHKP adalah sebagai berikut :

    1.

    Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;

    2.

    Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara;

    3. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati;

    4.

    Pengendali tata air; dan5.

    Sarana estetika kota.

    Manfaat RTHKP yang dimaksud adalah :

    1.

    Sarana untuk mencerminkan identitas daerah;

    2.

    Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;

    3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;

    4.

    Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;

    5.

    Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah,

    6.

    Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula;

    7.

    Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat,8.

    Memperbaiki iklim mikro; dan

    9.

    Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

    RTHKP meliputi :

    1.

    Taman kota;

    2.

    Taman wisata alam;

    3. Taman rekreasi;

    4.

    Taman lingkungan perumahan dan permukiman;

    5.

    Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;

    6.

    Taman hutan raya;

    7.

    Hutan kota;

    8.

    Hutan lindung;

    9.

    Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah;

    10.Cagar alam;

    11.

    Kebun raya;

    12.

    Kebun binatang;

    13.Pemakaman umum;

    14.

    Lapangan olah raga,

    15.

    Lapangan upacara;

    16.

    Parkir terbuka;

    17.

    Lahan pertanian perkotaan;

    18.Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);

    19.

    Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;

    20.

    Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian;

    21.Kawasan dan jalur hijau;

    22.

    daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan

    23.

    taman atap (roof garden)

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    12/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 07/Prt/M/2011 Tentang

    Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi

    Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengadaan

    pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Peraturan ini

    bertujuan agar pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalampenyelenggaraan jasa konstruksi lebih operasional dan efektif.

    Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri ini adalah untuk:

    1. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa

    konstruksi yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari anggaran

    pembangunan pemerintah (pusat/daerah).

    2. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang dananya

    bersumber dari pemerintah sebagaimana dimaksud pada no.1 mencakup Pengadaan

    pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang sebagian atau seluruh dananya bersumber

    dari pinjaman atau hibah dalam negeri.

    Selaku pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan jasa, arsitek lanskap atau biro konsultan

    arsitek lanskap harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

    1.

    Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran,

    kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Jasa;

    2.

    Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan

    Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

    dalam Pengadaan Jasa;

    3.

    Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

    berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

    4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan

    kesepakatan tertulis para pihak;

    5.

    Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak

    yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Jasa;

    6.

    Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan

    negara dalam Pengadaan Barang

    7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan

    untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak

    langsung merugikan negara; dan

    8.

    Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi

    atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau

    kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Jasa.

    9.

    Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana

    kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan penetapan

    pemenang, penandatanganan kontrak dilakukan setelah Dokumen Anggaran

    disahkan.

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    13/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Ruang

    Terbuka Hijau

    Dalam menjaga keberadaan dan keberlangsungan RTH, Pemerintah Daerah wajib melakukan

    pengelolaan RTH. Pengelolaan RTH berlandaskan pada asas manfaat, selaras, seimban, terpadu,

    keberlanjutan, keadilan, perlindungan; dan kepastian hukum.

    Arsitek lanskap yang memperoleh pekerjaan untuk mengelola RTH di Kota Bandung, harus dapat

    memenuhi tujuan pengelolaan RTH yaitu:

    1.

    Menjaga keberadaan dan keberlangsungan RTH yang telah ditetapkan sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan;

    2.

    Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan;

    3.

    Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan;

    4.

    Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, aman dan nyaman;

    dan

    5.

    Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan RTH.

    Hal-hal lain yang perlu diperhatikan perencanaan dan pengelolaan RTH adalah fungsi RTH sebagai

    berikut :

    1.

    fungsi ekologis, yang terdiri dari :

    Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;

    Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati;

    Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara; dan

    Pengendali tata air.

    2.

    fungsi sosial dan budaya, yang terdiri dari :

    Sarana bagi warga kota untuk berinteraksi;

    Tempat rekreasi;

    Sarana pengembangan budaya daerah;

    Sarana peningkatan kreatifitas dan produktivitas warga kota; dan

    Sarana pendidikan, penelitian dan pelatihan.

    3.

    fungsi ekonomi, yang terdiri dari :

    Sarana ekonomi dalam rangka transaksi komoditas produktif; dan

    Sarana dalam rangka penambahan nilai dari lingkungan.

    4.

    Fungsi estetika, yang terdiri dari :

    Sarana dalam rangka meningkatkan kenyamanan dan keindahan lingkungan;

    Sarana dalam rangka meningkatkan harmonisasi dan keseimbangan antara ruang

    terbangun dan ruang tidak terbangun.

    Peningkatan fungsi RTH sebagaimana dimaksud dalam diatas harus memberikan manfaat bagi

    masyarakat di Daerah yang mencakup :

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    14/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Manfaat langsung yang bersifat nyata (tangible) dan cepat, dalam bentuk keindahan

    (estetika) dan kenyamanan, sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan, sarana rekreasi

    aktif dan pasif, sarana aktivitas sosial bagi warga kota, serta sarana ruang evakuasi untuk

    keadaan darurat; dan

    Manfaat tidak langsung yang berjangka panjang dan bersifat tidak nyata (intangible), yaitu

    persediaan cadangan air tanah, pengendali polusi udara, tanah dan air, serta penyeimbang

    ekosistem kota.

    Secara fisik, RTH dibedakan menjadi RTH alami dan RTH non alami (binaan). Perencanaan

    pengelolaan RTH alami diarahkan pada pelestarian habitat liar alami dan kawasan lindung.

    SEdangkan Perencanaan pengelolaan RTH non alami diarahkan pada upaya peningkatan kualitas

    lingkungan perkotaan dan pemahaman masyarakat melalui pembinaan terhadap ketersediaan RTH

    berupa taman, hutan kota, jalur hijau jalan, jalur hijau sempadan sungai, jalur hijau jaringan listrik

    tegangan tinggi, taman pemakaman umum (TPU), kebun pembibitan dan sabuk hijau (green belt).

    RTH Publik sebagaimana dimaksud dalam Perda ini terdiri dari :1.

    Taman dan hutan kota;

    2.

    Jalur hijau jalan;

    3. Jalur hijau sempadan sungai;

    4.

    Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi;

    5.

    Taman pemakaman umum (TPU); dan

    6. Kebun pembibitan.

    RTH Privat sebagaimana dimaksud dalam Perdana terdiri dari :

    1.

    Taman rekreasi;

    2.

    Taman perumahan;

    3.

    Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;

    4. Kebun binatang;

    5.

    Pemakaman umum yang berasal dari wakaf;

    6.

    Lapangan olah raga;

    7.

    Lahan pertanian perkotaan;

    8.

    Jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);

    9.

    Jalur rel kereta api;

    10.

    Taman atap (roof garden); dan

    11.Taman dinding (wall garden).

    Pembangunan RTH merupakan upaya peningkatan kuantitas dan/atau kualitas RTH dalam rangkamewujudkan pemenuhan luasan RTH dan dikembangkan dengan mengisi berbagai macam vegetasi

    yang sesuai ekosistem dan tanaman khas daerah serta sarana fasilitas, utilitas dan elemen estetika.

    Vegetasi disesuaikan dengan bentuk dan sifat serta peruntukannya, yaitu :

    Botanis, merupakan campuran jenis pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar,

    perdu setengah pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah/permukaan;

  • 7/25/2019 Peraturan Terkait Profesi Arsitek Lanskap

    15/15

    AL 6101 Etika Profesi Syarifah Nisa

    Arsitektural, merupakan heterogenitas tanaman dilihat dari bentuk, warna, tekstur dan

    ukuran; dan

    Tanaman yang dikembangkan tidak membahayakan manusia dan memperhatikan nilai

    estetika dan fungsi ekologi.