permasalahan rekrutmen dalam birokrasi
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Permasalahan Rekrutmen Dalam Birokrasi
1/3
Permasalahan Rekrutmen dalam Birokrasi
Menurut Prasojo (2006), akar permasalahan buruknya kepegawaian negara
di Indonesia pada prinsipnya terdiri dari dua hal penting yakni persoalan internal
sistem kepegawaian negara itu sendiri yang terdiri dari rekrutmen, penggajian dan
reward, pengukuran kinerja, promosi jabatan, dan pengawasan. elain persoalan
internal, permasalahan yang lain lahir dari persoalan eksternal yang
mempengaruhi !ungsi dan pro!esionalisme kepegawaian negara, termasuk di
antaranya isu politisasi birokrasi.
"manat ## $omor %& 'ahun tentang Pokok*pokok +epegawaian
khususnya ab III Pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa -iperlukan Pegawai$egeri ipil yang pro!esional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui
pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir
yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja/. 'etapi pada kenyataannya pola
pembinaan karir P$ lebih didasarkan pada #+ (a!tar #rut +epangkatan) dan
senioritas. al ini terlihat masih berlakunya PP $omor 1 'ahun tentang
#+, PP $omor & 'ahun 2002 tentang Pengangkatan P$ dalam 3abatan
truktural, dan PP $omor 2 'ahun 2002 tentang +enaikan Pangkat P$ yang
belum mengakomodasi sistem prestasi kerja (Putranto, 2004 &1).
Proses rekrutmen masih belum dilakukan se5ara pro!esional dan masih
terkait dengan hubungan*hubungan kolusi, korupsi, dan nepotisme, serta kuatnya
egoisme daerah (mengutamakan putra daerah tanpa memperhitungkan kualitas).
udah menjadi rahasia umum bahwa proses rekrutmen dilakukan dengan 5ara*
5ara penyuapan, pertemanan, dan a!iliasi. udaya demikian hanya akan
menghasilkan birokrat yang moralnya tidak terjaga dan kompetensinya tidak
memadai (Prasojo, 2004 %)
7ekrutmen tidak hanya dilakukan untuk mendapat pegawai yang akan
menduduki suatu jabatan atau suatu posisi yang lowong. 'etapi rekrutmen
dilakukan karena adanya kepentingan politik di balik itu. engan demikian
pro!esionalisme kerja sangat jauh dari harapan, sedangkan pro!esionalisme kerjadapat mendorong terjadinya e!isiensi birokrasi. 3ika demikian halnya, maka
birokrasi memang masih terbelenggu oleh pola*pola hubungan politik yang sulit
untuk diputus. "kibat selanjutnya proses menuju good go8ernan5e masih
terhambat (9uliani, 200%).
ebenarnya sistem merit mendorong ter5iptanya kompetisi yang sehat,
berdasarkan kompetensi dan kinerja pegawai. anya pegawai yang berprestasi
dan memiliki kinerja unggul yang berhak menduduki suatu jabatan. Inilah pola
karir yang ideal didasarkan pada prestasi kerja. $amun kenyataan yang terjadi
selama ini, promosi pegawai tidak didasarkan pada prestasi kerja tapi lebih
-
7/24/2019 Permasalahan Rekrutmen Dalam Birokrasi
2/3
ditentukan oleh selera pimpinan, unsur kedekatan, serta pertimbangan
administrati! yang belum menjamin kualitas atau kompetensi yang dimilikinya
(ulistyo, 2004 ).
engan demikian se5ara teoritis (sebagaimana tertuang dalam peraturan
kepegawaian), sistem rekrutmen pejabat yang ingin diterapkan di Indonesia
adalah dititikberatkan pada sistem merit atau sistem prestasi kerja. alam
aplikasinya masih banyak ditemui kendala karena model rekrutmen yang
digunakan masih tertutup. eorang pegawai yang berprestasi tidak dapat
mengajukan diri untuk melamar suatu jabatan. e5ara hirarkis ia harus diusulkan
dulu oleh atuan +erjanya ke +, selanjutnya dibahas di aperjakat untuk
diusulkan kepada Pejabat Pembinan +epegawaian. emua proses ini dilakukan
se5ara tertutup. ahkan seringkali yang bersangkutan baru tahu jabatan apa yangakan disandang pada saat pelantikan. elain tertutup, banyak !aktor lain di luar
pro!esionalisme yang berpengaruh.
Menurut ulistiyani (200&4 &%*&1) rekrutmen adalah proses men5ari,
menemukan, dan menarik para pelamar untuk menjadi pegawai pada dan oleh
organisasi tertentu. elanjutnya rekrutmen juga dapat dide!inisikan sebagai
serangkaian akti8itas men5ari dan memikat pelamar kerja dengan moti8asi,
kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang diidenti!ikasi dalam peren5anaan kepegawaian. alah satu isu
yang perlu diperhatikan dalam !iloso!i rekrutmen adalah apakah akan
mempromosikan sebagian besar pegawai dari dalam organisasi atau akan
mengangkat dari luar guna mengisi kekosongan pada semua jenjang hirarki.
:rganisasi publik sangat perlu mempertimbangkan masalah rekrutmen, mengingat
rekrutmen juga merupakan sebuah pertimbangan penting dalam kaitannya dengan
pengembangan karir pegawai.
aat ini rekrutmen jabatan struktural baru dimungkinkan bagi kalangan
dalam organisasi (internal). Pro!esional di luar P$ belum diberikan kesempatan.
anya pegawai yang berstatus P$ yang berhak diangkat menjadi pejabat
struktural. ahkan, di era otonomi daerah saat ini, tidak ada peluang
pengangkatan jabatan struktural lintas daerah ke5uali jabatan ekretaris aerah.
Meskipun demikian, menurut 9uliani (200%4 %%), ada beberapa
keuntungan rekrutmen dengan menarik pegawai dari dalam organisasi sendiri,
yakni4
. Pemindahan ke jabatan yang mempunyai tanggung jawab dan kompensasi
yang lebih besar (misalnya karena promosi) menambah rasa puas pegawai.
2. apat menimbulkan semangan kerja yang lebih baik pada beberapa
pegawai dengan disertai kegembiraan dan produkti8itas yang lebih besar.
&. apat jauh lebih murah daripada usaha untuk mendapatkan 5alon*5alon
dari luar.
-
7/24/2019 Permasalahan Rekrutmen Dalam Birokrasi
3/3
%. ;owongan dapat diisi dengan segera.