1. moduldpt1 permasalahan wawasan

19
7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 1/19 Bahan Ajar Mandiri Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 1 MODUL 1 PERMASALAHAN DAN WAWASAN PERLINDUNGAN TANAMAN I Wayan Mudita PENDAHULUAN Pokok-pokok Isi dan Manfaat Manusia membudidayakan tanaman untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, mulai dari pangan, kemudian pakaian dan perumahan , bahkan sampai pada kebutuhan lainnya seperti obat-obatan, kosmetika, dan bahan bakar. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat beragam tersebut, berbagai jenis tanaman dibudidayakan di berbagai  belahan dunia. Namun tanaman juga merupakan makanan bagi berbagai mahluk hidup lain, baik organisme golongan binatang maupun organisme golongan mikroba. Di tempat tanaman dibudidayakan juga tumbuh berbagai jenis tumbuhan lain yang menyaingi tanaman dalam memperoleh ruang, sinar matahari, air, unsur hara, dan sebagainya. Manusia berkepentingan terhadap hasil tanaman, demikian juga dengan  berbagai organisme lain yang hidup dari memakan atau bersaing dengan tanaman sehingga tanaman menjadi terganggu, mengalami kerusakan, atau bahkan mati. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang diharapkan, petani harus melindungi tanamannya dari berbagai organisme yang merusak, mengganggu kehidupan, dan/atau mematikan tanaman tersebut. Untuk mengantarkan kepada pemahaman mengenai  berbagai permasalahan tersebut dan upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi tanaman dari berbagai jenis organisme lain, pada modul ini diuraikan dua kegiatan  belajar sebagai berikut: 1) Permasalahan dan arti penting perlindungan tanaman 2) Pengertian, perkembangan, dan ruang lingkup perlindungan tanaman Kedua kegiatan belajar tersebut diharapkan bermanfaat untuk memahami permasalahan  perlindungan tanaman yang sebenarnya dan memberikan wawasan untuk memahami  berbagai aspek perlindungan tanaman yang akan diuraikan pada modul-modul selanjutnya. Kompetensi Khusus Setelah tuntas mempelajari kedua kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa diharapkan mampu: 1)  Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan perlindungan tanaman yang disebabkan oleh berbagai organisme pengganggu tumbuhan dan dipengaruhi oleh  berbagai faktor 2) Memahami pengertian, arti penting, perkembangan, dan ruang lingkup  perlindungan tanaman yang perlu dilakukan untuk melindungi tanaman dari  berbagai jenis organisme pengganggu tumbuhan Indikator dan Petunjuk Belajar Uraian kedua kegiatan belajar pada modul ini dimaksudkan untuk dibaca dengan kritis sehingga dapat dipahami, bukan untuk dihapalkan. Keberhasilan memahami tersebut digunakan sebagai indikator keberhasilan belajar yang diukur dengan keberhasilan mengerjakan latihan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada tes formatif. Untuk dapat memahami uraian pada kedua kegiatan belajar, mahasiswa

Upload: har-ahmad

Post on 18-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 1/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 1

MODUL 1PERMASALAHAN DAN WAWASAN PERLINDUNGAN TANAMAN

I Wayan Mudita

PENDAHULUAN

Pokok-pokok Isi dan ManfaatManusia membudidayakan tanaman untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya,

mulai dari pangan, kemudian pakaian dan perumahan , bahkan sampai pada kebutuhan

lainnya seperti obat-obatan, kosmetika, dan bahan bakar. Untuk memenuhi kebutuhan

yang sangat beragam tersebut, berbagai jenis tanaman dibudidayakan di berbagai

 belahan dunia. Namun tanaman juga merupakan makanan bagi berbagai mahluk hidup

lain, baik organisme golongan binatang maupun organisme golongan mikroba. Di

tempat tanaman dibudidayakan juga tumbuh berbagai jenis tumbuhan lain yang

menyaingi tanaman dalam memperoleh ruang, sinar matahari, air, unsur hara, dan

sebagainya. Manusia berkepentingan terhadap hasil tanaman, demikian juga dengan

 berbagai organisme lain yang hidup dari memakan atau bersaing dengan tanaman

sehingga tanaman menjadi terganggu, mengalami kerusakan, atau bahkan mati. Oleh

karena itu, untuk memperoleh hasil yang diharapkan, petani harus melindungi

tanamannya dari berbagai organisme yang merusak, mengganggu kehidupan, dan/atau

mematikan tanaman tersebut. Untuk mengantarkan kepada pemahaman mengenai

 berbagai permasalahan tersebut dan upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi

tanaman dari berbagai jenis organisme lain, pada modul ini diuraikan dua kegiatan

 belajar sebagai berikut:1)  Permasalahan dan arti penting perlindungan tanaman

2)  Pengertian, perkembangan, dan ruang lingkup perlindungan tanaman

Kedua kegiatan belajar tersebut diharapkan bermanfaat untuk memahami permasalahan

 perlindungan tanaman yang sebenarnya dan memberikan wawasan untuk memahami

 berbagai aspek perlindungan tanaman yang akan diuraikan pada modul-modul

selanjutnya.

Kompetensi Khusus Setelah tuntas mempelajari kedua kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa

diharapkan mampu:

1) 

Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan perlindungan tanaman yangdisebabkan oleh berbagai organisme pengganggu tumbuhan dan dipengaruhi oleh

 berbagai faktor

2) 

Memahami pengertian, arti penting, perkembangan, dan ruang lingkup

 perlindungan tanaman yang perlu dilakukan untuk melindungi tanaman dari

 berbagai jenis organisme pengganggu tumbuhan

Indikator dan Petunjuk Belajar Uraian kedua kegiatan belajar pada modul ini dimaksudkan untuk dibaca dengan kritis

sehingga dapat dipahami, bukan untuk dihapalkan. Keberhasilan memahami tersebut

digunakan sebagai indikator keberhasilan belajar yang diukur dengan keberhasilan

mengerjakan latihan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada tesformatif. Untuk dapat memahami uraian pada kedua kegiatan belajar, mahasiswa

Page 2: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 2/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 2

diharapkan membaca uraian kedua kegiatan belajar secara berurutan dengan kritis.

Kemudian mahasiswa diharapkan mengerjakan sendiri latihan yang disertakan pada

setiap kegiatan belajar dan kemudian mendiskusikannya dengan kawan mahasiswa

lainnya. Untuk mengukur sejauh mana mahasiswa mampu mensintesis isi uraian pada

setiap kegiatan belajar, mahasiswa dapat membandingkan pemahamannya dengan isiringkasan dan glosarium yang disertakan pada bagian akhir setiap kegiatan belajar.

Waktu yang diperlukan untuk menuntaskan setiap kegiatan belajar adalah 100 menit

sehingga untuk menuntaskan mempelajari modul ini diperlukan waktu 200 menit.

KEGIATAN BELAJAR 1:

PERMASALAHAN DAN PENGERTIAN PERLINDUNGAN TANAMAN

UraianManusia memerlukan tanaman untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, tetapi pada

tempat dan waktu yang bersamaan berbagai jenis organisme lain juga memerlukantanaman untuk tujuan yang sama. Hal ini menyebabkan kepentingan manusia menjadi

merasa dirugikan dan oleh karena itu perlu melakukan berbagai upaya agar tanamannya

tidak diganggu, dirusak, atau bahkan dimatikan oleh berbagai organisme lain. Akan

tetapi permasalahan perlindungan tanaman timbul bukan sekedar karena gangguan,

kerusakan, atau kematian tanaman yang disebabkan oleh berbagai organisme lain

tersebut merugikan manusia, tetapi juga karena terjadinya gangguan, kerusakan, dan

kematian tanaman oleh berbagai jenis organisme lain dipengaruhi oleh berbagai faktor

dan untuk melakukan upaya yang diperlukan untuk melindungi tanaman dihadapi

 berbagai kendala. Tanaman, sebagaimana juga organisme lain yang mengganggu

kehidupan, merusak, dan/atau menyebabkan kematiannya, dan juga manusia sendiri,

merupakan bagian dari ekosistem yang berkaitan dengan berbagai jenis organisme lain

melalui jejaring makanan ( food web). Upaya perlindungan tanaman yang ditjukan

terhadap jenis-jenis organisme yang merusak, mengganggu kehidupan, dan/atau

mematikan tanaman pada akhirnya bukan hanya berdampak pada organisme tersebut,

tetapi juga organisme lain yang justeru bermanfaat, dan bahkan juga terhadap manusia

sendiri.

Kebutuhan manusia akan hasil tanaman akan terus meningkat seiring dengan terus

semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Menurut Departemen Urusan Ekonomi

dan Penduduk PBB (1999), penduduk dunia tahun 2010 yang berjumlah 6.890.700.000

 jiwa diperkirakan akan terus meningkat menjadi 8.011.533.000 jiwa pada 2025 dan9.149.984.000 jiwa pada 2050. Penduduk yang terus meningkat, disertai dengan

 perubahan pola konsumsi penduduk negara-negara maju ke arah bahan pangan yang

lebih berkualitas dan kebutuhan biji-bijian sebagai bahan pakan untuk memenuhi

kebutuhan pangan berkualitas tersebut, akan menyebabkan kebutuhan bahan pangan

akan meningkat lebih dari dua kali dari yang dibutuhkan saat ini. Sekalipun tanpa

gangguan, kerusakan, dan kematian tanaman yang disebabkan oleh berbagai jenis

organisme lain, kebutuhan bahan pangan tersebut sulit dapat dipenuhi karena berbagai

faktor, di antaranyaketerbatasan lahan, konversi lahan pertanian, kesulitan memperoleh

air irigasi, dan sebagainya, dan bahkan konversi bahan pangan menjadi bahan bakar

(biofuel ) sebagaimana yang dilakukan di negara-negara maju (kunjungi misalnya:

http://news.mongabay.com/bioenergy/2007/03/indonesia-and-brazil-sign-agreement-to.html). Upaya untuk mencukupi kebutuhan pangan tersebut akan menjadi semakin

Page 3: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 3/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 3

sulit mengingat berbagai jenis organisme lain akan menyebabkan produksi tanaman

 pangan yang benar-benar dapat dicapai akan senantiasa lebih rendah daripada yang

seharusnya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk melindungi tanaman dari gangguan, kerusakan,maupun kematian yang disebabkan oleh berbagai jenis organisme lain yang terdiri atas

golongan binatang, jamur dan bakteria, virus, dan tumbuhan lain. Meskipun demikian,

 produksi yang benar-benar dapat dicapai tetap saja lebih rendah daripada produksi yang

seharusnya. Kehilangan hasil, yaitu perbedaan antara produksi yang benar-benar dapat

dicapai dengan produksi yang seharusnya, tetap saja besar. Untuk tanaman pangan,

kehilangan hasil potensial, yaitu perbedaan produksi antara yang berhasil dicapai

dibandingkan dengan produksi yang seharusnya, mencapai 67,4%, sedangkan kehasilan

hasil aktual, yaitu perbedaan perbedaan produksi antara yang berhasil dicapai dengan

 berbagai upaya perlindungan tanaman dibandingkan dengan produksi yang seharusnya,

masih tetap tinggi sebesar 32,1%. Tanpa upaya perlindungan tanaman, kehilangan hasil

tertinggi disebabkan oleh tumbuhan lain yang tumbuh bersaing dengan tanaman(31,8%), sedangkan dengan perlindungan tanaman, kehilangan hasil tertinggi

disebabkan oleh virus (10,1%). Dengan kata lain, perlindungan tanaman paling berhasil

mengurangi kehilangan hasil potensial yang disebabkan oleh berbagai jenis tumbuhan

lain yang tumbuh bersaing dengan tanaman.

Tabel 1.1. Penurunan produksi yang disebabkan oleh berbagai jenis organisme pada

tanaman pangan dan kemampuan perlindungan tanaman untuk mengatasiKelompok Organisme Perusak, Pengganggu Kehidupan, dan/atau

Penyebab Kematian Tanaman

Binatang Jamur dan

 bakteria

Virus Tumbuhan

 pesaing

Total

Kehilangan hasil potensial1)

  14.9 3.1 17.6 31.8 67.4

Kehilangan hasil aktual2)

  9.9 2.7 10.1 9.4 32.1

Selisih kehilangan hasil

 potensial dan aktual

5.0 0.4 7.5 22.4 35.3

Efikasi perlindungan tanaman 33.6 12.9 42.6 70.4 52.41) Persentase terhadap hasil yang seharusnya dapat dicapai bila tidak terjadi gangguan,

kerusakan atau kematian tanaman yang disebabkan oleh berbagai jenis organisme lain2) Persentase kehilangan hasil potensial yang dapat dicegah melalui berbagai upaya

 perlindungan tanaman

Sumber: Oerke & Dehne (2004)

Uraian suram di atas mencakup hanya tanaman pangan, belum kelompok tanaman lain

seperti tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan yang diperlukan untuk memenuhi

 berbagai kebutuhan manusia lainnya di luar kebutuhan pangan. Kehilangan hasil pada

 berbagai kelompk tanaman lain juga tidak jauh berbeda. Kehilangan hasil besar yang

disebabkan oleh organisme yang merusak, mengganggu kehidupan, dan/atau mematikan

tanaman dapat terjadi karena berbagai faktor yang berkaitan dengan budidaya tanaman

sendiri, dengan organisme perusak, pengganggu kehidupan, dan/atau penyebab

kematian tanaman, maupun dengan upaya perlindungan tanaman yang perlu dilakukan.

Budidaya tanaman sendiri masih dilakukan secara ekstensif dan manual di negara-

negara sedang berkembang sampai secara sangat intensif dan mekanis di negara-negara

maju. Budidaya tanaman yang padat teknologi di negara-negara maju, bukan hanyadapat lebih dapat membuat kondisi lingkungan menjadi lebih sesuai untuk pertumbuhan

Page 4: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 4/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 4

dan perkembangan tanaman, tetapi juga lebih dapat mengurangi gangguan, kerusakan,

maupun kematian tanaman yang disebabkan oleh berbagai organisme lain, daripada

 budidaya padat tenaga kerja di negara-negara sedang berkembang. Kemampuan negara-

negara maju untuk melakukan hal tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah yang

memberikan perhatian penuh terhadap permasalahan perlindungan tanaman, baikmelalui kebijakan yang dibuat, maupun melalui dukungan terhadap penelitian dan

 pengembangan teknologi perlindungan tanaman.

Faktor yang juga menjadikan permasalahan perlindungan tanaman menjadi kompleks

adalah kenyataan bahwa organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan,

dan/atau merusakan tanaman terdiri atas berbagai jenis yang kemampuannya untuk

menyebabkan kehilangan hasil sangat beragam. Sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1,

 jenis organisme yang sangat banyak dan beragam tersebut mencakup golongan

 binatang, janur dan bakteria, virus, dan tumbuhan pesaing tanaman. Jenis-jenis

organisme organisme perusak, pengganggu kehidupan, dan/atau penyebab kematian

tanaman dari golongan binatang lazim disebut hama ( pests), dari golongan jamur, bakteria, dan virus disebut patogen ( pathogens), dan dari golongan tumbuhan pesaing

tanaman disebut gulma (weeds). Binatang hama, patogen, dan gulma secara keseluruhan

 juga disebut hama, dalam hal ini hama dalam arti luas ( pests sensu latto), sedangkan

hama golongan binatang atau binatang hama merupakan hama dalam arti sempit ( pests

 sensu stricto). Khusus di Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, hama dalam arti luas sekarang disebut Organisme Pengganggu

Tumbuhan atau lazim disingkat OPT, yang didefinisikan sebagai ―semua organisme

yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan.‖

Perhatikan bahwa dalam definisi ini digunakan istilah tumbuhan, bukan hanya tanaman

sebagai jenis-jenis tumbuhan yang dibudidayakan, dan istilah pengganggu, yang

dimaksudkan untuk mencakup pengertian merusak, mengganggu kehidupan, atau

menyebabkan kematian.

(a) (b) (c)Gambar 1.1. Golongan OPT pada tanaman padi: (a) Hama: wereng cokelat Nilaparvata

lugens, (b) Patogen: virus penyebab penyakit tungro (hopper burn), (c) Gulma: berbagai

 jenis tumbuhan lain yang tumbuh bersaing dengan tanaman padi

Berbagai jenis binatang, jamur, bakteria, dan virus, maupun tumbuhan memperoleh

status sebagai OPT melalui berbagai cara untuk menyebabkan kehilangan hasil:

1) 

Memakan bagian-bagian tanaman dengan berbagai cara. Organisme pengganggu

tumbuhan dari jenis binatang merusak dan/atau mengganggu kehidupan tanaman

atau hasil tanaman dengan cara ini. Bagian-bagian tanaman yang dimakan akan

mengalami kerusakan secara mekanik sehingga bila terjadi pada bagian yang

merupakan hasil maka akan mengurangi berat atau mutu.

Page 5: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 5/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 5

2)  Mengganggu proses fisiologis tanaman. Kerusakan dengan cara ini ditimbulkan

oleh organisme pengganggu dari golongan binatang, patogen, maupun gulma.

Serangga penggerek batang dan patogen yang hidup pada pembuluh angkut akan

mengganggu transportasi unsur hara dan fotosintat. Jenis gulma tertentu dapat

mengganggu proses fisiologis tanaman dengan cara menghasilkan senyawa kimiatertentu.

3)  Menyaingi atau mengganggu dalam memperoleh sumberdaya kebutuhan hidup

tanaman. Kerusakan dan gangguan dengan cara ini ditimbulkan terutama oleh

gulma dalam hal memperoleh air, unsur hara, sinar matahari, dan ruang hidup.

Patogen tertentu juga dapat menimbulkan gangguan ini, misalnya jamur jelaga yang

menutupi permukaan daun sehingga menghambat proses fotosintesis.

4)  Menjadi perantara penularan organisme lain yang lebih merusak. Organisme

tertentu merusak atau mengganggu kehidupan tanaman dengan menjadi perantara

 penularan bagi organisme lain yang lebih merusak. Misalnya, wereng cokelat,

menyebabkan kerusakan langsung yang kurang berarti dibandingkan dengan

kerusakan yang disebabkan oleh virus penyebab penyakit tungro yang

ditularkannya.

5) 

Menjadi tempat bertahan dan sumber penularan. Pada saat tanaman tidak tersedia,

gulma dapat menjadi tempat bertahan hidup bagi jenis-jenis organisme penggangu

tertentu sehingga pada musim tanam berikutnya organisme pengganggu yang

 bertahan tersebut menjadi sumber penular terhadap tanaman yang dibudidayakan.

6) 

Menghasilkan racun yang dapat mengkontaminasi hasil. Berbagai jenis patogen

menghasilkan senyawa kimia beracun sebagai metabolit sekunder dan senyawa

 beracun tersebut dapat mengkontaminasi hasil tanaman. Organisme penggaggu

tumbuhan dari jenis jamur tertentu, misalnya Aspergillus dan Fusarium,

menghasilkan racun dalam kategori ini.7)

 

Mengkontaminasi dengan keberadaan organisme yang bersangkutan. Organisme

 pengganggu tumbuhan yang memakan bagian tanaman yang berupa hasil akan

menjadi kontaminan tpada hasil pada saat dikonsumsi atau dijual. Keberaadaan

organisme pengganggu sebagai kontaminan pada hasil menyebabkan hasil menjadi

kurang layak dikonsumsi atau harganya rendah pada saat dijual. Misalnya, kumbang

 bubuk merupakan kontaminan terhadap hasil jagung.

(a) (b) (c)

Gambar 1.2. OPT golongan binatang merusak tanaman dengan cara ‗memakan‘, antara

lain dengan menggerek: (a) penggerek batang, Ostrinia nubilalis, (b) penggerek

tongkol, Helicoverpa zea, dan (c) penggerek pucuk, Spodoptera frugiperda

Meskipun terdapat berbagai cara organisme dapat menyebabkan kehilangan hasil,

kemampuan satu jenis organisme untuk merusak, mengganggu tanaman, dan/atau

mematikan tanaman sebenarnya berbeda-beda, bergantung terutama pada kemampuanmerusak yang dimiliki oleh setiap individu jenis organisme yang bersangkutan, jumlah

Page 6: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 6/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 6

individu jenis organisme yang bersngkutan, dan kepentingan manusia terhadap jenis

tanaman yang dirusak oleh jenis organisme yang bersangkutan. Kombinasi ketiga faktor

ini dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan berbagai aktivitas yang dilakukan

manusia sendiri, yang pada kelanjutannya akan berpengaruh terhadap tanaman, terhadap

organisme yang berpotensi merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkankematian tanaman, dan terhadap lingkungan hidup. Kemampuan suatu individu jenis

organisme tertentu untuk merusakkan tanaman ditentukan terutama oleh sifat-sifat

 bawaan jenis organisme yang bersangkutan, sedangkan pertumbuhan dan

 perkembangan populasinya, yaitu jumlah individu-individu jenis organisme tersebut

 pada tempat dan waktu tertentu, dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan aktivitas

manusia. Pada pihak lain, kepentingan manusia terhadap setiap jenis tanaman juga tidak

sama sehingga kerusakan yang terjadi pada satu jenis tanaman dan pada jenis tanaman

lain, meskipun keparahannya sama, tidak akan bernilai sama. Oleh karena itu,

organisme lain berstatus sebagai hama dalam arti luas atau sebagai OPT bukan karena

 bawaan, atau karena kelahiran, melainkan karena keadaan. Status sebagai OPT, dengan

demikian bukan merupakan status obyektif, melainkan subyektif. Status subyektiftersebut terjadi karena pengaruh faktor lingkungan, pengaruh manusia terhadap

organisme lain dan lingkungan hidupnya, dan kepentingan manusia terhadap hasil

tanaman. Status sebagai OPT yang bersifat subyektif ini merupakan satu di antara

 berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perlindungan tanaman menjadi

kompleks.

(a)

(b)

Gambar 1.3. Faktor yang menentukan kemampuan organisme merusak, menggangu,

atau mematikan tanaman: (a) jenis atau fase pertumbuhan dan jumlah organisme dan (b)

 jenis tanaman yang dirusak: padi sawah (kiri), jagung (tengah), dan labu kuning (kanan)

Page 7: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 7/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 7

Untuk melindungi tanaman dari gangguan berbagai jenis OPT, petani perlu melakukan

 perlindungan tanaman. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

di Indonesia, perlindungan tanaman merupakan: ―segala upaya untuk mencegah

kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu

tumbuhan.‖ Perlindungan tanaman tersebu, sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan, ― ... dilaksanakan melalui kegiatan berupa (a) pencegahaan

masuknya OPT ... atau tersebarnya ke area lain ... (b) pengendalian OPT, (c) eradikasi

OPT.‖ Sebagaimana juga yang diatur dalam peraturan perundang-undangan,

―Pelaksanaan perlindungan tanaman ... menjadi tanggung jawab masyarakat dan

Pemerintah.‖ Karena merupakan kewajiban maka petani perlu melaksanakan

 perlindungan tanaman. Akan tetapi, bagaimana dapat melaksanakan perlindungan

tanaman bila tidak menyadari bahwa OPT dapat menimbulkan kehilangan hasil

sedemikian besar. Kalaupun menyadari, bagaimana dapat melaksanakan perlindungan

tanaman kalau tidak tahu perlindungan tanaman harus diprioritaskan terhadap OPT

yang mana. Sementara itu, berbeda dengan di negara-negara maju yang pemerintahnya

menyediakan informasi yang sangat lengkap mengenai OPT yang perlu mendapat prioritas melalui situs Internat, pemerintah negara-negara berkembang membuat situs

Internet lebih banyak hanya untuk menunjukkan wajah para pejabatnya daripada untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Meskipun mengetahui perlindungan

tanaman harus dilakukan OPT yang mana, petani sering tidak melaksanakannya karena

mengalami kesulitan biaya. Pemerintah memang membantu melaksanakan perlindungan

tanaman, tetapi menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, hal itu dilakukan

―terutama dilakukan apabila terjadi eksplosi.‖ 

Uraian di atas menunjukkan bahwa kerumitan permasalahan perlindungan tanaman

terjadi bukan semata-mata karena banyaknya jenis organisme yang berpotensi menjadi

OPT, tetapi juga karena banyaknya kepentingan manusia yang diharapkan dapat

dipenuhi dari tanaman. Dalam melindungi tanaman dari OPT guna mewujudkan

kepentingan yang diharapkannya dari tanaman, kegiatan yang dilakukan manusia

 justeru dapat menimbulkan permasalahan baru. Intensifikasi pertanian sebagai bagian

dari Revolusi Hijau pada awalnya memang seakan-akan dapat mengatasi permasalahan,

tetapi hal itu ternyata bersifat hanya sementara. Pembudidayaan satu jenis tanaman

dalam areal yang luas secara monokultur dan terus menerus, yang disertai dengan

 pemupukan dalam dosis tinggi dan penggunaan pestisida yang pada mulanya dipandang

sebagai ‗obat‘ untuk melindungi tanaman, ternyata kemudian justeru menimbulkan

eksplosi OPT. Eksplosi (explosion), yang juga lazim disebut ledakan (outbreak ),

tersebut terjadi karena budidaya monokultur secara terus menerus dengan pemupukandosis tinggi menguntungkan pertumbuhan populasi OPT, sedangkan penggunaan

 pestisida secara sembarangan dapat menyebabkan OPT menjadi resisten, yaitu menjadi

tahan terhadap herbisida dengan bahan aktif tertentu. Penggunaan pestisida, yang

sesungguhnya bukan obat melainkan racun, selain membunuh OPT sasaran, juga dapat

membunuh berbagai organisme bermanfaat, termasuk organisme yang menjadi musuh

alami (natural enemies) bagi OPT sasaran. Sebagaimana dengan manusia yang

menghadapi OPT sebagai musuh, dalam ekosistem alami OPT menghadapi berbagai

organisme lain sebagai musuh. Hal ini terjadi karena dalam ekosistem, berbagai jenis

organisme berinteraksi dalam proses makan memakan yang disebut jejaring makanan.

OPT merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tanaman,

sementara berbagai organisme lain juga melakukan hal yang sama terhadap OPTsendiri. Namun dalam ekosistem pertanian, yang juga lazim disebut agroekosistem,

Page 8: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 8/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 8

 penggunaan herbisida menyebabkan sebagian besar musuh alami mati sehingga OPT

dapat berkembang biak dengan cepat karena tidak ada yang memakannya sebagaimana

yang terjadi pada ekosistem alami.

Kerumitan permasalahan perlindungan tanaman sebenarnya belum selesai sampai disini. Berbagai permasalahan lain akan diuraikan lebih lanjut pada modul-modul

selanjutnya. Namun sebelum mengakhiri kegiatan belajar ini, perlu dipahami bahwa

kerusakan, gangguan kehidupan, atau kematian yang disebabkan oleh OPT terhadap

tanaman dapat terjadi setiap saat, mulai sejak benih ditugal sampai dengan ketika hasil

 panen telah disimpan. Kerusakan, gangguan kehidupan, atau kematian tanaman

tanaman yang terjadi menjelang panen atau lebih-lebih lagi ketika hasil sudah disimpan

akan menyebabkan semua biaya produksi, pengangkutan, dan penyimpanan menjadi

sia-sia. Hal ini berbeda dengan produksi rendah yang terjadi karena petani lalai

mengolah tanah, mengairi, atau memupuk, yang karena tidak dilakukan maka petani

tidak perlu mengeluarkan biaya. Dalam hal terjadi eksplosi OPT, bukan hanya produksi

menjadi rendah atau bahkan benar-benar gagal, tetapi semua biaya produksi yang telahdikeluarkan untuk mengolah tanah, membeli benih, melakukan pengairan, memupuk,

dan sebagainya, akan hilang sia-sia. Bila petani memperoleh biaya tersebut dari

meminjam, dari orang lain atau dari bank, maka pinjaman tetap harus dilunasi. Dalam

hal petani tidak mengolah tanah dengan semestinya, tidak mengairi, atau tidak

memupuk, petani tidak perlu mengembalikan apa-apa kepada siapapun.

(a) (b) (c)

Gambar 1.3. Perkembangan resistensi OPT karena penggunaan pestisida secara

 berlebihan: A, individu rentan dominan, B, individu resisten bertambah, dan C, individu

resisten dominan, Sumber:

http://www.omafra.gov.on.ca/english/environment/hort/basics3.htm

Page 9: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 9/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 9

(a) (b) (c)

Gambar 1.4. Pengaruh penggunaan pestisida terhadap musuh alami: Penggunaan

 pestisida untuk melindungi tanaman dari OPT A (a) juga menyebabkan kematian musuh

alami organisme B sehingga organisme B yang semula berstatus bukan OPT atau OPT

sekunder berubah menjadi OPT utama (b), keterangan pada (c). Fenomena isi disebut

ledakan OPT sekunder, tetapi bila yang berkembang setelah musuh alaminya mati

karena penyemprotan insektisida adalah OPT B maka fenomenanya disebut resurgensi.

Sumber: http://www.omafra.gov.on.ca/english/environment/hort/basics3.htm

LatihanCarilah berita media masa mengenai permasalahan OPT, setidaknya sepuluh berita dari

lima media masa yang berbeda. Bacalah berita tersebut dengan seksama dan tentukan

apakah permasalahan tersebut terjadi terutama berkaitan dengan kepentingan manusia

yang sangat beragam terhadap tanaman, beragam jenis OPT yang memperoleh status

secara subyektif, manusia yang melakukan upaya perlindungan tanaman secara kurang

tepat, atau kombinasi ketiganya.

RangkumanTanaman dibudidayakan untuk menghasilkan berbagai kebutuhan manusia yang

semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Budidaya tanaman

yang dilakukan dalam skala luas secara intensif menguntungkan perkembangan

 populasi berbagai jenis organisme sehingga berstatus sebagai OPT. Perlindungan

tanaman yang dimnaksudkan untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang

diakibatkan oleh OPT dapat menimbulkan berbagai permasalahan baru. Di negara-

negara berkembang permasalahan perlindungan tanaman menjadi rumit bukan hanya

karena persoalan teknis yang berkaitan dengan tanaman, OPT, dan lingkungannya,

tetapi juga karena masyarakat belum benar menyadari permasalahan yang sebenarnyadan pemerintah belum sepenuhnya dapat melayani masyarakat sebagaimana yang

dilakukan oleh pemerintah negara-negara maju.

Glosarium

eksplosi OPT: meningkatnya populasi OPT menjadi jauh lebih tinggi dan pada areal

yang jauh lebih luas daripada biasanya

eradikasi: tindakan pemusnahan terhadap tanaman, organisme pengganggu tumbuhan,

dan benda lain yang menyebabkan tersebarnya organisme pengganggu

tumbuhan di lokasi tertentu

hama: (1) dalam arti sempit merupakan binatang yang merusak, mengganggu

kehidupan, atau menyebabkan kematian tanaman, (2) dalam arti luas mencakup

Page 10: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 10/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 10

 binatang, jamur, bakteria, dan virus serta tumbuhan lain yang merusak,

mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tanaman

 jejarring makanan: peristiwa makan memakan yang melibatkan seluruh organisme

dalam suatu ekosistem, merupakan gabungan dari beberapa rantai makanan

(food chain).muduh alami: berbagai jenis organisme yang memakan OPT, dalam jejaring makanan

sebagai konsumen sekunder terhadap binatang hama dan patogen serta

konsumen primer terhadap gulma

organisme pengganggu tumbuhan (OPT): semua organisme yang dapat merusak,

mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan

 patogen: organisme golongan jamur, abkteria, dan virus yang merusak, mengganggu

kehidupan, atau menyebabkan kematian tanaman dengan cara menimbulkan

 penyakit, juga disebut penyebab penyakit

 pencegahan OPT masuk, menyebar, atau keluar: kegiatan/tindakan perlindungan

tanaman yang dilakukan untuk mencegah introduksi, penyebaran di dalam, atau

 penyebaran keluar suatu OPT dari luar, di dalam, atau ke luar dari suatuhamparan, area, atau suatu negara

 penduduk: seluruh orang yang tinggal di suatu tempat pada waktu tertentu; untuk

mahluk hidup lain disebut populasi; bila dinyatakan per satuan luas tempat

tinggal disebut kepadat penduduk

 pengendalian: kegiatan/tindakan perlindungan tanaman yang dilakukan dalam rangka

 pencegahan maupun penanggualangan OPT

 perlindungan tanaman: segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman

yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan

 permasalahan perlindungan tanaman: berbagai kerugian yang ditimbulkan oleh OPT,

faktor yang dapat menyebabkan kerugian menjadi lebih besar, maupun dampak

lanjutan dari kerugian yang terjadi serta berbagai kendala yang dihadapi untuk

melakukan perlindungan tanaman yang diperlukan

 populasi: jumlah seluruh individu jenis organisme tertentu pada tempat dan waktu

tertentu; bila dinyatakan per sayuan luas tempat pada satu waktu tertentu disebut

 padat populasi atau kepadatan populasi; untuk manusia disebut penduduk

upaya perlindungan tanaman: kegiatan berupa (a) pencegahaan masuknya OPT atau

tersebarnya ke area lain, (b) pengendalian OPT, maupun (c) eradikasi OPT

KEGIATAN BELAJAR 2:

RUANG LINGKUP, ARTI PENTING, DAN PERKEMBANGANPERLINDUNGAN TANAMAN

UraianPada Kegiatan Belajar 1 telah disebutkan bahwa pengertian perlindungan tanaman

didefinisikan sebagai segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman

yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan, sedangkan organisme

 pengganggu tumbuhan didefinsikan sebagai semua organisme yang dapat merusak,

mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Dari kedua definisi

ini, yang sebenarnya merupakan definisi yang kurang baik karena bersifat bolak balik,

dapat diapahami bahwa perlindungan tanaman tidak mencakup gangguan yang bukan

disebabkan oleh organisme. Dengan demikian, perlindungan tanaman tidak mencakupgangguan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan unsur hara maupun

Page 11: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 11/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 11

gangguan karena faktor linkungan yang kurang mendukung sebagaimana yang

dimaksud dalam buku-buku teks mengenai perlindungan tanaman, misalnya

sebagaimana Heagle (1973) menyatakan:

 Plant often suffer from more than one pathogenic agent or a combination of

 pathogenic and non-pathogenic or abiotic agents. In addition, plant suffer simultaneously from insects, diseases, rats, weeds, and the environment. So, the

crop protection man must be broadly trained.

Perlindungan dari gangguan di luar yang disebabkan oleh OPT, yang dalam kutipan di

atas disebut ‗non-pathogenic or abiotic agent ‘, tidak menjadi bagian dari perlindungan

tanaman.

Istilah tumbuhan dalam definisi OPT perlu dipahami secara hati-hati. Secara botanis,

tumbuhan mencakup berbagai jenis organisme, tumbuhan berbunga, algae, bahkan

 jamur. Pertama, gulma termasuk tumbuhan dan oleh karena itu, musuh alaminya dengan

sendirinya merupakan organisme pengganggu tumbuhan. Hal ini rupanya kurang

mendapat perhatian dalam mendefinisikan OPT sehingga bila tidak dicermati makamembunuh musuh alami gulma dapat diartikan melindungi tanaman, padahal

seharusnya tidak demikian. Kedua, karena mencakup semua organisme yang dapat

merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan maka di

dalam konsep OPT juga termasuk organisme yang dapat merusak, mengganggu

kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan liar (bukan budidaya). Sebagaimana

diatur melalui konvensi internasional yang dikenal dengan nama CITES (Convention on

 International Trade of Endangered Species), semua negara yang telah meratifikasi

konvensi tersebut wajib melindungi tumbuhan di negaranya dari kepunahan, baik yang

disebabkan oleh OPT maupun perdagangan liar. Akan tetapi, karena perlindungan

tanaman didefinisikan sebagai ―segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya

tanaman‖ maka perlindungan tanaman tidak mencakup perlindungan terhadap

tumbuhan liar, sekalipun terhadap gangguan yang disebabkan oleh OPT yang

mengancam kepunahan tumbuhan liar tersebut.

Bagaimana dengan kerusakan, gangguan terhadap kehidupan, atau kematian tanaman

yang disebabkan oleh pencuri? Manusia adalah juga organisme dan pencurian,

meskipun mungkin bisa dan mungkin juga tidak merusak, mengganggu kehidupan, atau

menyebabkan kematian tanaman, jelas menimbulkan kehilangan hasil. Beberapa

definisi mengenai perlindungan tanaman, di antaranya definisi menurut Wikipedia,

memasukkan pencuri sebagai OPT. Karena pencuri saja dapat digolongkan sebagai

OPT, apalagi ternak yang dibiarkan berkeliaraan oleh pemiliknya sehingga dapatmerusak, mengganggu kehidupan, atau bahkan menyebabkan kematian tanaman,

dengan sendirinya dapat digolongkan sebagai OPT. Hal yang sama juga berlaku bagi

satwa liar yang dilindungi seperti gajah, bila masuk ke permukiman penduduk dan

merusak, mengganggu kehidupan, atau mematikan tanaman maka dapat berstatus

sebagai OPT. Hanya saja, karena manusia, ternak, dan satwa liar tidak dapat disamakan

dari segi nilainya dengan jenis OPT lainnya maka upaya perlindungan tanaman terhadap

 pencurian dan terhadap kerusakan, gangguan kehidupan, atau kematian yang

disebabkan oleh ternak dan satwa liar tidak dapat sama dengan yang dilakukan,

misalnya terhadap serangga hama, yaitu dengan membunuhnya (apalagi dengan

 pestisida). Untuk OPT khusus ini perlindungan tanaman dilakukan secara khusus,

misalnya dengan memberikan sanksi hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perlakuan yang berbeda juga berlaku bagi OPT berbahaya di

Page 12: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 12/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 12

negara asing tetapi belum terdapat di Indonesia, yang karena potensi bahaya yang

ditimbulkannya ditetapkan sebagai OPT melalui peraturan perundang-undangan,

 perlindungan tanaman terhadap OPT kategori ini dilakukan melalui tindakan

 pencegahan masuk, menyebar, atau keluar oleh instansi karantina.

Definisi perlindungan tanaman maupun organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana

yang telah diuraikan merupakan definisi menurut peraturan perundang-undangan yang

 berlaku, sehingga meskipun agak rancu dan membingungkan, tetap harus diterima

karena bersifat mengikat. Termasuk misalnya, apakah dengan definisi OPT

sebagaimana yang telah dijelaskan maka hama dalam arti luas bermakna sama dengan

OPT sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

 bahwa ―Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama

terpadu‖? Pada penjelasan salah satu peraturan perundang-undangan disebutkan:

Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau

tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu

atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatukesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan

lingkungan hidup.

Dari penjelasan ini tersirat bahwa hama adalah populasi atau tingkat serangan

organisme pengganggu tumbuhan. Dengan kata lain, bila hanya satu individu maka

OPT bukan termasuk hama, padahal sapi lepas, apalagi gajah, hanya satu ekor sekalipun

dapat menimbulkan kerusakan, gangguan terhadap kehidupan, atau bahkan sangat

menyebabkan kematian terhadap tanaman. Penjelasan di atas juga menyiratkan bahwa

 pengendalian hama terpadu hanya mencakup kegiatan pengendalian, padahal

 perlindungan tanaman dilaksanakan melalui kegiatan pencegahan masuk atau

menyebar, pengendalian, dan eradikasi.

Organisme yang tercakup di dalam perlindungan tanaman merupakan sasaran

 perlindungan tanaman. Bila perlindungan tanaman perlu dilakukan terhadap wereng

cokelat maka wereng cokelat merupakan sasaran perlindungan tanaman. Namun untuk

melakukan perlindungan tanaman terhadap wereng cokelat, juga terhadap berbagai OPT

lainnya, diperlukan lebih dari sekedar mengetahui yang mana yang disebut wereng

cokelat, organisme apa yang menjadi musuh alami wereng cokelat, kapan tanaman

harus mulai diberi perlindungan terhadap wereng cokelat, apa yang perlu dilakukan

untuk melindungi tanaman dari wereng cokelat, dan seterusnya. Dengan kata lain, untuk

 berhasil melindungi tanaman dari wereng cokelat diperlukan lebih dari sekedar

mengetahui ―berapa jumlah kaki dan sayap wereng cokelat‖, sebagaimana dikatakanoleh Prof. Ian Falk, seorang sosiolog dari Charles Darwin University, Australia, bahwa

“science and technology are important, but simply not enough‖ atau oleh oleh Prof.

Andrew P. Vayda, seorang ekologiwan manusia dari Rutgers University, AS, “seeing

nature’s complexity but not people’s”. Biologi dan ekologi memang merupakan ilmu

dasar yang sangat diperlukan untuk dapat mengerti OPT dan kerusakan, gangguan

kehidupan, atau kematian yang disebabkannya terhadap tanaman. Namun untuk dapat

melindungi tanaman terhadap OPT, selain diperlukan pengetahuan mengenai biologi

dan ekologi OPT sasaran, juga diperlukan pengetahuan mengenai kebijakan pemerintah

dalam bidang perlindungan masyarakat, keperdulian masyarakat terhadap permasalahan

 perlindungan tanaman, kesanggupan petani untuk melaksanakan perlindungan tanaman

sebagai tanggung jawab sebagaimana diamatkan oleh peraturan perundang-undangan,dan seterusnya. Pada dasarnya, karena perlindungan tanaman merupakan upaya maka

Page 13: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 13/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 13

akan membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya sehingga pada akhirnya, apakah petani

akan melakukan atau tidak, akan bergantung pada perhitungan untung rugi.

Oleh karena itu, sejauh mana kemudian perlindungan tanaman menjadi penting, akan

 bergantung pada bagaimana seseorang dapat memahami permasalahan perlindungantanaman secara mendalam, utuh, dan menyeluruh. Mereka yang mengatakan

 perlindungan tanaman penting hanya atas dasar pertimbangan biologi dan ekologi akan

sulit dapat diterima oleh mereka yang, karena keterbatasan pendidikannya, tidak

menyadari bahwa OPT menyebabkan kehilangan hasil yang sedemikian besar.

Kalaupun menyadari bahwa OPT dapat menyebabkan kehilangan hasil yang merugikan,

mereka tidak dapat melakukan upaya perlindungan yang diperlukan karena kesulitan

 biaya atau karena sungkan melanggar kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Petani

 jeruk keprok di Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU, karena kurang diberikan

informasi mengenai OPT jeruk keprok yang sebenarnya, mengatakan ―kutu hitam

adalah anak semut yang digendong oleh induknya untuk sampai ke pucuk jeruk untuk

diisap.‖ Petani kakao di Kabupaten Sika tidak bersedia membungkus buah kakaodengan plastik sebagaimana yang direkomendasikan pemerintah karena ―tidak

mempunyai cukup tenaga untuk melakukannya dan karena memanjat pohon kakao

tinggi di lereng gunung berisiko jatuh masuk ke jurang‖. 

Perlindungan tanaman penting karena kehilangan hasil yang disebabkan oleh OPT,

sebagaimana telah diuraikan pada Kegiatan Belajar 1, begitu tinggi. Perlindungan

tanaman yang dilakukan dengan benar akan dapat menurunkan kehilangan hasil

sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh OPT dapat dikurang. Kemampuan

menurunkan kehilangan hasil tersebut sangat bervariasi antar tanaman dan antar

kawasan. Kemampuan mengurangi kehilangan hasil gandum, padi, jagung, barley,

kentang, kedelai, bit gula, dan kapas pada 1996-1998 misalnya, adalah tertinggi di

kawasan Eropah Barat Laut dan terendah di kawasan Afrika Tengah. Hal ini

dimungkinkan karena, selain karena peran teknologi, juga karena peran pemerintah

negara-negara di kawasan tersebut menempatkan perlindungan tanaman sebagai

kebijakan prioritas. Di kawasan Asia Timur misalnya, kemampuan menurunkan

kehilangan hasil melampau kemampuan menurunkan kehilangan hasil rerata dunia

karena pemerintah Jepang, meskipun Jepang dikenal sebagai negara yang

 perekonomiannya berbasis teknologi tinggi, tetap menempatkan pembangunan

 pertanian, terutama pertanian tanaman pangan, sebagai prioritas. Hal ini berbeda

misalnya dengan di negara-negara berkembang yang pemerintahnya, meskipun

memberikan perhatian pada pembangunan pertanian, perhatian yang diberikan masihkalah prioritas dibandingkan dengan perhatian terhadap sektor lain. Bandingkan

misalnya, besar anggaran seluruh pemilihan umum secara langsung yang dilaksanakan

di Indonesia, untuk legislatif, presiden/wakil presiden, gubernur/wakil gubernur,

 bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota dengan besar anggaran perlindungan

tanaman.

Page 14: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 14/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 14

Gambar 1.5. Perbedaan regional kemampuan menurunkan kehilangan hasil potensial

secara gabungan yang mencakup gandum, padi, jagung, barley, kentang, kedelai, bit

gula, dan kapas pada 1996-1998

Di beberapa negara maju, perlindungan tanaman bahkan telah diintegrasikan dengan

 perlindungan pada sektor-sektor pembangunan lain di luar pertanian tanaman.

Pengintegrasian tersebut dilakukan dengan alasan:

1) 

Sama-sama menghadapi gangguan oleh organisme pengganggu tumbuhan yang

sama2) 

Sama-sama menghadapi gangguan yang berisiko sebagaimana halnya risiko yang

ditimbulkan oleh organisme pengganggu tumbuhan. Dalam hal ini risiko merupakan

fungsi kemungkinan terjadinya pengaruh yang berbahaya yang merugikan dan

 besarnya potensi kerugian yang terjadi.

Atas dasar kedua alasan di atas maka perlindungan tanaman mempunyau kaitan yang

erat dengan kegiatan pembangunan pada sektor-sektor kehutanan, peternakan,

kesehatan manusia, dan lingkungan hidup. Pengintegrasian ini melahirkan konsep

ketahanan hayati (biosecurity), sebagai upaya perlindungan ekonomi, lingkungan hidup,

dan kesehatan manusia dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh hama, penyakit, dan

gulma bukan hanya di batas negara (border ) atau setelah melampaui batas negara ( post-

border ), melainkan ketika masih berada di luar batas negara masing-masing denganmenjalin kerjasama dengan negara-negara di mana OPT berbahaya telah ada ( pre-

border ).

Page 15: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 15/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 15

Tabel 1.2. Keterkaitan Perlindungan Tanaman dengan Sektor-sektor Pembangunan

Lainnya di Luar Sektor Pertanian dan Lembaga/Konvensi Internasional yang MengaturAspek

Keterkaitan

Keamanan Pangan

dan Kesehatan

Kesehatan Ternak Perlindungan

Tanaman

Kehutanan dan

Lingkungan Hidup

Kaitan karena

OPT

Tidak, OPT tertentu

menghasilkan racunyang membahaya-

kan kesehatan

manusia

Tidak, OPT tertentu

menghasilkan racunyang membahaya-

kan kesehatan ternak

Ya Ya, OPT asal

tanaman tertentusebagai pengganggu

tumbuhan liar

Kaitan karena

Risiko

Ya Ya Ya Ya

Konvensi atau

Lembaga

Internasional

CAC (Codex

 Alimentarius

Commission di

 bawah WHO dan

FAO)

OIE (World

Organisation for

 Animal Health)

IPPC ( International

 Plant Protection

Convention dengan

CPM, Commission

on Phytosanitary

 Measures)

CITES (Convention

on International

Trade of Endangered

Species) dan CBD

(Convention on

 Biological Diversity)

Perlindungan tanaman memang senantiasa berkembang. Pada awalnya perlindungan

tanaman dilakukan sebagai bagian dari kegiatan membudidayakan tanaman. Misalnya,

 pemagaran tanaman dilakukan untuk melindungi tanaman dari ternak lepas, pergiliran

tanaman dilakukan untuk memutus daur hidup binatang hama, penggunaan pupuk

kompos dilakukan untuk menekan perkembangan jamur dan bakteria patogenik,

 penyiangan dilakukan untuk mengurangi gulma yang tumbuh bersaing dengan tanaman,

dan seterusnya. OPT juga dikendalikan dengan menggunakan msuh alami, mulai dari

memelihara kucing untuk mengendalikan tikus di gudang penyimpanan sampai

memelihara anjing pemburu untuk menjaga ladang dari serbuan babi hutan, rusa,

landak, dan kera ekor panjang sampai ke membuatkan tempat semut bersarang untuk

mengendalikan OPT tertentu. Kemudian, Revolusi Hijau dimulai dan bahan kimiamenjadi sarana produksi yang penting, bukan hanya pupuk tetapi juga pestisida setelah

 pada Perang Dunia berhasil diciptakan DDT untuk memerangi nyamuk yang ternyata

membunuh banyak tentara Sekutu melalui penularan patogen penyakit malaria. Setelah

 penemuan DDT ditemukan berbagai jenis pestisida lain dan sejak itu pestisida

kemudian berkembang menjadi seakan-akan senjata pamungkas dalam perlindungan

tanaman. Penggunaan musuh alami yang menjelang Perang Dunia II menjadi primadona

 perlindungan tanaman segera kehilangan popularitasnya.

Penggunaan pestisida secara berlebihan kemudian ternyata menimbulkan berbagai

masalah. Rachel Carson, misalnya, menulis buku The Silent Spring untuk menjelaskan

 bahwa penggunaan pestisida telah membunuh jengkrik, tongereret, kupu-kupu, kunang-kunang, dan sebagainya sehingga musim semi yang seharusnya ramai menjadi sunyi

sepi. Namun kritik tersebut tidak segera mendapat perhatian. Baru kemudian pada tahun

1960-an, di kalangan entomologiwan, khususnya di antara mereka yang mendalami

ekologi serangga, mulai ada yang menyadari dampak negatif pestisida dan

menghadirkan konsep pengendalian hama terpadu (integrated pest control , IPC)

sebagai:

... applied pest control which combines and integrates biological and chemical

control. Chemical control is used as necessary and in a manner which is least

disruptive to biological control. Integrated control may make use of naturally

occurring biological control as well as biological control effected by

manipulated or induced biotic agents. 

Page 16: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 16/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 16

Dalam konsep pengendalian hama terpadu tersebut pestisida digunakan hanya bila

 benar-benar diperlukan dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga menimbulkan

gangguan sesedikit mungkin terhadap pengendalian dengan menggunakan musuh alami.

Konsep pengendalian hama terpadu tersebut pada perkembangan selanjutnya berubah

menjadi pengelolaan hama terpadu (intehrated pest management , IPM) yangdidefinisikan sebagai:

... a decision support system for the selection and use of pest control tactics,

 singly or harmoniously coordinated into a management strategy, based on

cost/benefit analyses that take into account the interests of and impacts on

 producers, society, and the environment (Kogan, 1998). 

Pengelolaan hama terpadu bukan lagi sekedar penggabungan berbagai cara

 pengendalian atau penggunaan pestisida sebagai pilihan terakhir sebagaimana pada

 pengendalian hama terpadu, melainkan merupakan sistem pendukung pengambilan

keputusan perlindungan tanaman.

Indonesia mulai menerapkan pengendalian hama terpadu pada tahun 1980-an setelah penggunaan pestisida secara besar-besaran yang dilakukan sebagai bagian dari program

BIMAS untuk mewujudkan swasembada beras ternyata justeru mengancam

keberlanjutan swasembada itu sendiri. Penerapan pengelolaan hama terpadu tersebut

dinamakan Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu, disingkat PHT, meskipun

yang dilakukan sebenarnya adalah pengelolaan hama terpadu. Berkat dukungan politik

 pemerintah Orde Baru ketika itu, dan juga dukungan FAO, Indonesia mendapat

 pengakuan dunia sebagai negara berkembang yang berhasil menerapkan pengelolaan

hama terpadu. Atas dasar keberhasilan tersebut, PHT kemudian ditetapkan sebagai

sistem perlindungan tanaman sebagaimana diatur dalam Undang-undang (UU) No. 12

Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan kemudian dalam Peraturan

Pemerintah (PP) No. 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman. Mengenai kedua

 peraturan perundang-undangan ini dan peraturan perundang-undangan lainnya, uraian

lebih lanjut akan diberikan pada Modul 3. Dengan menetapkan PHT sebagai sistem

 perlindungan tanaman. kedua peraturan perundang-undangan ini merupakan pilar

 penting dalam perkembangan perlindungan tanaman di Indonesia. Sebagai sistem

 perlindungan tanaman penerapan PHT juga terus berkembang sebagaimana akan

diuraikan pada Modul 4.

Latihan

Perhatikan alamat: http://ipm.ifas.ufl.edu/ yang ternyata merupakan alamat blog. Di

dunia maya sekarang tersedia berbagai fasilitas untuk mempromosikan perlindungantanaman, sebagaimana yang dilakukan oleh University of Florida tersebut. Membuat

 blog mungkin belum terlalu populer di Indonesia, tetapi bukankah Facebook juga dapat

digunakan untuk tujuan yang sama? Diskusikan dengan kawan-kawan sesama

mahasiswa mengenai kemungkinan menggunakan blog untuk membantu menyadarkan

semua pihak mengenai ancaman OPT pada tanaman jeruk keprok soe. Untuk

memperoleh foto-foto yang akan ditayangkan, silahkan kunjungi blog

http://citrusbiosecurity.blogspot.com dan blog http://ipm.ifas.ufl.edu/. Atau, silahkan

Anda membuat foto sendiri dengan menggunakan kamera ponsel. Isn’t that cool? 

Rangkuman

Perlindungan tanaman di Indonesia merupakan upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan. Di dalam

Page 17: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 17/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 17

 pengertian ini tidak termasuk perlindungan tumbuhan yang tergolong gulma dari

kerusakan, gangguan kehidupan, atau kematian yang disebabkan oleh musuh alami.

Juga tidak mencakup perlindungan tanaman liar terhadap OPT, tetapi mencakup

 perlindungan tanaman terhadap satwa liar, ternak, dan manusia. Perlindungan tanaman

tidak hanya mencakup dimensi biologi dan ekologi, tetapi juga dimensi sosial-ekonomi,sosial-politik, dan sosial-budaya. Dengan dimensi lintas bidang tersebut, perlindungan

tanaman berkembang dari sekedar bagian teknik budidaya menjadi berfokus pada

 penggunaan musuh alami, kemudian pada penggunaan pestisida, dilanjutkan dengan

 pengendalian hama terpadu dan pengelolaan hama terpadu, dan di beberapa negara maju

kini diintegrasikan dengan kegiatan perlindungan pada sektor lain menjadi ketahanan

hayati.

Glosarium pengelolaan hama terpadu: sistem pendukung pengambilan keputusan untuk melakukan

 pemilihan dan penggunaan cara pengendalian opt, secara tunggal atau dipadukan

secara harmonis ke dalam suatu strategi pengelolaan, yang didasarkan atasanalisis nisbah biaya/manfaat dengan mempertimbangkan kepentingan dari dan

dampak terhadap produsen, masyarakat, dan lingkungan hidup

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT): sistem perlindungan tanaman di indonesia yang

secara konseptual adalah ‗pengelolaan hama terpadu‘ 

 pengendalian hama terpadu: pengendalian opt yang mengkombinasikan dan

memadukan pengendalian kimiawi dengan pengendalian hayati. pengendalian

kimiawi dilakukan sedemikian rupa sehingga mengganggu seminimal mungkin

 pengendalian hayati. pengendalian hayati dapat dilakukan agen pengendali yang

tersedia secara alami (pengendalian alami) maupun agen pengendali yang

dimanipulasi oleh manusia.

sistem pengendalian hama terpadu: upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan

organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari

 berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk

mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup

PENUTUP

Tes Formatif1)  Apakah kehilangan hasil aktual di negara-negara maju yang lebih rendah daripada

kehilangan hasil aktual di negara-negara sedang berkembang semata-mata karenakemampuan teknologi negara-negara maju lebih hebat daripada kemampuan

teknologi negara-negara sedang berkembang?

2)  Mengapa manusia justeru dapat menimbulkan permasalahan perlindungan

tanaman?

3)  Mengapa meskipun sudah dilakukan upaya perlindungan tanaman masih bisa terjadi

kehilangan hasil?

4) 

Bila hama dalam arti luas atau merupakan konsep subyektif, apakah berarti tidak

ada organisme yang benar-benar berstatus sebagai hama atau OPT secara universal?

5) 

Dari segi OPT, di manakah sebenarnya permasalahan perlindungan tanaman

 bersifat lebih mendesak, di negara-negara tropik atau di negara-negara sub-tropik?

6) 

Mengapa perlindungan tanaman tidak perlu dilakukan terhadap binatang pemakan

gulma tidak dapat digolongkan sebagai OPT padahal definisi OPT adalah semua

Page 18: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 18/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 18

organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan

kematian tumbuhan dan gulma adalah juga tumbuhan?

7)  Mengapa satwa liar yang dilindungi seperti gajah yang dapat berstatus sebagai OPT

 perlu diberikan perlakuan berbeda dalam upaya perlindungan tanaman terhadapnya?

8) 

Petani peladang berpindah tidak pernah menggunakan pestisida untuk melindungitanaman terhadap OPT. Karena itu, dapatkan dikatakan petani peladang berpindah

tidak melakukan upaya perlindungan tanaman?

9)  Mengapa perlindungan tanaman dikatakan sebagai bukan hanya permasalahan

 biologi dan ekologi OPT?

10) Dibandingkan dengan konsep perlindungan tanaman yang sekarang berkembang di

negara-negara maju, apa yang harus dilakukan pemerintah supaya Indonesia tidak

ketinggalan dalam menghadapi permasalahan perlindungan tanaman?

Kunci Jawaban dan Cara Menghitung Nilai Hasil BelajarKunci jawaban diberikan secara terpisah pada Lampiran 2. Hal ini dilakukan secara

sengaja dengan maksud agar mahasiswa terlebih dahulu menjawab setiap pertanyaansendiri dan kemudian setelah selesai, baru mencocokkan jawaban yang diberikannya

dengan kunci jawaban. Untuk menghitung nilai hasil belajar, setiap pertanyaan yang

dijawab dengan benar diberikan nilai 10. Nilai hasil belajar dihitung dengan

menjumlahkan nilai jawaban dari seluruh pertanyaan. Nilai yang diperoleh kemudian

dikategorikan sebagai berikut:

>80 : sangat memuaskan

70-<80 : memuaskan

60-<70 : cukup

50-<60 : kurang

<50 : gagal

Tindak Lanjut

Bila penilaian hasil belajar menunjukkan hasil kurang atau gagal, pelajari kembali

keseluruhan materi modul. Bila penilaian hasil belajar menunjukkan hasil cukup,

 pelajari bagian dari kegiatan belajar yang memuat uraian mengenai pertanyaan yang

tidak dapat dijawab dengan benar. Bila penilaian hasil belajar menunjukkan hasil

memuaskan atau sangat memuaskan, persiapkan untuk mempelajari kegiatan belajar

 pada Modul 2. Apapun hasil belajar yang diperoleh, lakukan pengayaan pemahaman

dengan membaca referensi yang dianjurkan pada Daftar Pustaka.

Daftar PustakaBajwa, W. I.; & M. Kogan, (1997) Compendium of IPM Definitions (CID). Electronic

Publication (http://www.ippc.orst.edu/IPMdefinitions).

Geier, P. W.; & Clark, L.R. (1961) An ecological approach to pest control. In

 Proceedings of the eighth technical meeting. International Union of

Conservation of Nature and Natural Resources, Warsaw, 1960. pp. 10-18.

Kogan, M. (1998) Integrated pest manent: Historical perspectives and contemporary

development. Annu. Rev. Entomol. 43:243-70.

Oerke, E.-C.; & Dehne, H.-W. (2004) Safeguarding production — losses in major crops

and the role of crop protection. Crop Protection, 23, 275 – 285.

Oka, I.N. (1988) Pengendalian Hama Terpadu dan Implementainya di Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 

Page 19: 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

7/23/2019 1. Moduldpt1 Permasalahan Wawasan

http://slidepdf.com/reader/full/1-moduldpt1-permasalahan-wawasan 19/19

Bahan Ajar Mandiri

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman 19

Peraturan Pemerintah No. 6 Republik Indonesia. (1995). Perlindungan Tanaman.

 Lembaran Negara Tahun 1995 No. 12, Tambahan Lembaran Negara No. 3586 .

Radcliffe, E.B.; Hutchison, W.D.; & Cancelado, R.E. (2009)  Integrated Pest

 Management: Concepts, Tactics, Strategies and Case Studies. Cambridge:

Cambridge University PressSoejitno, J. (1999)  Integrated Pest Management in Rice in Indonesia: A Succes Story.

Bangkok: APAARI, FAO Regional Office for Asia and the Pacific.

Undang-undang No. 12 Republik Indonesia. (1992). Sistem Budidaya Tanaman.

 Lembaran Negara Tahun 1992 No. 46, Tambahan Lembaran Negara No. 3478.

Untung, K. (1994) Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta: Andi Offset.

Untung, K. (2006)  Pengantar Pengendalian Hama Terpadu. Edisi 2. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.