upaya kesehatan (isi).docx

Upload: namira-syafitri

Post on 10-Feb-2018

275 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    1/344

    1

    UPAYA KESEHATAN WAJIB

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    2/344

    2

    UPAYA PROMOSI KESEHATAN

    Penyusun:

    Kirana Asmara (03005131)

    Meitty Marisha (03005143)

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    3/344

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang semakin

    penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi perkembangan yang

    signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi kesehatan. Pada 21

    November 1986, World Health Organization (WHO) menyelenggarakan Konferensi

    Internasional Pertama bidang Promosi Kesehatan yang diadakan di Ottawa, Kanada.

    Konferensi ini dihadiri oleh para ahli kesehatan seluruh dunia, dan menghasilkan sebuah

    dokumen penting yang disebut Ottawa Charter(Piagam Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan

    bagi program promosi kesehatan di tiap negara, termasuk Indonesia.Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang

    memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health

    promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their

    health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah menanamkan kesadaran

    pada masyarakat tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang

    akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

    Promosi kesehatan menjelaskan bahwa untuk mencapai derajat kesehatan yang

    sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal

    serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya agar mampu

    mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya).

    Untuk itu, promosi kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan,

    akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986).

    Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai

    strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan

    koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi

    kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan

    yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

    Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program kebiasaan

    kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor, 2003). Secara

    kolektif, berbagai sektor, unsur, dan profesi dalam masyarakat seperti praktisi medis,

    psikolog, media massa, para pembuat kebijakan publik dan perumus perundang-undangan

    dapat dilibatkan dalam program promosi kesehatan. Praktisi medis dapat mengajarkan kepada

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    4/344

    4

    masyarakat mengenai gaya hidup yang sehat dan membantu mereka memantau atau

    menangani risiko masalah kesehatan tertentu.

    Para psikolog berperan dalam promosi kesehatan lewat pengembangan bentuk-bentuk

    intervensi untuk membantu masyarakat memraktikkan perilaku yang sehat dan mengubah

    kebiasaan yang buruk.

    Media massa dapat memberikan kontribusinya dengan menginformasikan kepada

    masyarakat perilaku-perilaku tertentu yang berisiko terhadap kesehatan seperti merokok dan

    mengonsumsi alkohol.

    Para pembuat kebijakan melakukan pendekatan secara umum lewat penyediaan

    informasi-informasi yang diperlukan masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan

    gaya hidup sehat, serta penyediaan sarana-sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk

    mengubah kebiasaan buruk masyarakat. Berikutnya, perumus perundang-undangan dapat

    menerapkan aturan-aturan tertentu untuk menurunkan risiko kecelakaan seperti misalnya

    aturan penggunaan sabuk pengaman di kendaraan (Taylor, 2003)

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    5/344

    5

    BAB II

    PENGERTIAN

    Promosi kesehatan adalah upaya membantu masyarakat memberdayakan dirinya

    untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

    Menurut WHO tahun 1986, Promosi Kesehatan adalah proses yang memberdayakan manusia

    untuk mengendalikan dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

    Menurut Green dan Ottoson (1998) Promosi Kesehatan adalah kombinasiberbagai

    dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk

    perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

    Menurut definisi yang selama ini dipakai oleh Pusat Promosi Keehatan, PromosiKesehatan itu adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat agar mampu

    memelihara, meningkatkan, dan melindungi, kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,

    kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.

    Dalam pengertian Promosi Kesehatan tersebut terkandung beberapa pengertian operasional

    sebagai berikut:

    Promosi Kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat (Public

    Health) secara keseluruhan, yang fokusnya adalah: pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya

    agar masyarakat dapat memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. Dengan

    demikian, Promosi Kesehatan lebih bersifat upaya promotif-preventif, tanpa

    mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif.

    Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

    mayarakat untuk hidup sehat, sehingga penekanan Promosi Kesehatan pada pengembangan

    perilaku dan lingkungan sehat.

    Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan

    upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sehingga masyarakat aktif sebagai pelaku

    atau subyek, bukan pasif menunggu sebagai obyek semata.

    Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat, sehingga Promosi

    Kesehatan diwarnai oleh suasana lokal.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    6/344

    6

    BAB III

    TUJUAN

    Tujuan Umum

    Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan

    memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya

    mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, dan juga memberdayakan kemampuan

    masyarakat untuk hidup lebih sehat.

    Tujuan Khusus

    Timbulnya kesadaran penduduk akan nilai kesehatan.Meningkatnya pengembangan Puskesmas dan pemanfaatannya sebagai sarana pelayanan

    kesehatan dan sebagai sumber penerangan dan penyuluhan kesehatan

    Terbantunya orang-orang dan masyarakat pada umumnya, dalam menjaga kesehatan mereka

    pada tingkat yang sebaik-baiknya.

    Tujuan Promosi Kesehatan secara Keseluruhan

    Tersosialisasinya program-program kesehatan, terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang

    berbudaya hidup bersih dan sehat, serta tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat,

    menuju terwujudnya kabupaten atau kota sehat, propinsi sehat, Indonesia sehat 2010.

    Tujuan PHBS

    Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar

    hidup bersih dan sehat, serta meningkatnya peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan

    dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

    Tujuan Penyuluhan Kesehatan

    Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina

    dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya

    mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    7/344

    7

    BAB IV

    KEGIATAN

    Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan penyakit

    (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orang-orang yang sehat

    maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi

    kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan,

    dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja kantor-kantor

    pelayanan kesehatan.

    Promosi kesehatan bersifat lebih luas atau lebih makro lagi dan lebih menyentuh sisi

    advokasi pada level pembuat kebijakan di mana promosi kesehatan berusaha melakukanperubahan pada lingkungan dengan harapan terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik

    (Kapalawi, 2007). Menurut Green dan Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah

    kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan

    perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

    Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):

    1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya padaperubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan

    kemampuan.

    2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalanproduk/jasa melalui kampanye.

    3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya padapenyebaran informasi.

    4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan danpeningkatan kesehatan.

    5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkunganatau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui

    upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di berbagai

    bidang/sektor, sesuai keadaan).

    6. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat(community development), penggerakan masyarakat (social mobilization),

    pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    8/344

    8

    Kesehatan memerlukan prasyarat-prasyarat yang terdiri dari berbagai sumber daya dan

    kondisi dasar, meliputi perdamaian (peace), perlindungan (shelter), pendidikan (education),

    makanan (food), pendapatan (income), ekosistem yang stabil (a stable eco-system), sumber

    daya yang berkesinambungan (a sustainable resources), serta kesetaraan dan keadilan sosial

    (social justice and equity) (WHO, 1986). Upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan harus

    memerhatikan semua prasyarat tersebut.

    WHO, lewat Konferensi Internasional Pertama tentang Promosi Kesehatan di Ottawa

    pada tahun 1986, telah merumuskan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap

    negara untuk menyelenggarakan promosi kesehatan. Berikut akan disediakan terjemahan dari

    Piagam Ottawa pada bagian yang diberi subjudulHealth Promotion Action Means. Menurut

    Piagam Ottawa, kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berarti:

    Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public policy)

    Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan. Promosi kesehatan

    menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat kebijakan di semua sektor pada semua

    level, mengarahkan mereka supaya sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka

    dan agar mereka menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.

    Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan pendekatan yang berbeda namun

    dapat saling mengisi termasuk legislasi, perhitungan fiskal, perpajakan, dan perubahan

    organisasi. Ini adalah kegiatan yang terkoordinasi yang membawa kepada kesehatan,

    pendapatan, dan kebijakan sosial yang menghasilkan kesamaan yang lebih besar. Kegiatan

    terpadu memberikan kontribusi untuk memastikan barang dan jasa yang lebih aman dan lebih

    sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan lebih bersih, dan lingkungan yang lebih

    menyenangkan.

    Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)

    Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan

    antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah pendekatan sosio-ekologis

    bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas

    yang serupa, adalah kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan yang timbal-balik

    untuk memelihara satu sama lain, komunitas, dan lingkungan alam kita.

    Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang aman, yang

    menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan. Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari

    lingkungan yang berubah pesat.terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi energi

    dan urbanisasi- sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untuk memastikan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    9/344

    9

    keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat. Perlindungan alam dan lingkungan yang

    dibangun serta konservasi dari sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan

    apa saja.

    Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen communi ty actions)

    Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien

    dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya

    untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan

    komunitas-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka. Pengembangan

    komunitas menekankan pengadaan sumber daya manusia dan material dalam komunitas

    untuk mengembangkan kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem

    yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini

    memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan

    untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan.

    Mengembangkan keterampilan individu (develop personal ski l ls)

    Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui

    penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup.

    Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih

    dalam mengontrol kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang

    kondusif bagi kesehatan.

    Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

    Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan dibagi di antara

    individu, kelompok komunitas, profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan

    pemerintah. Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem perawatan kesehatan yang

    berkontribusi untuk pencapaian kesehatan. Peran sektor kesehatan harus bergerak meningkat

    pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung jawabnya dalam menyediakan pelayanan

    klinis dan pengobatan. Pelayanan kesehatan harus memegang mandat yang meluas yang

    merupakan hal sensitif dan ia juga harus menghormati kebutuhan kultural. Mandat ini harus

    mendukung kebutuhan individu dan komunitas untuk kehidupan yang lebih sehat, dan

    membuka saluran antara sektor kesehatan dan komponen sosial, politik, ekonomi, dan

    lingkungan fisik yang lebih luas. Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan perhatian

    yang kuat untuk penelitian kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan dan pendidikan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    10/344

    10

    profesional. Hal ini harus membawa kepada perubahan sikap dan pengorganisasian pelayanan

    kesehatan dengan memfokuskan ulang kepada kebutuhan total dari individu sebagai manusia

    seutuhnya.

    Bergerak ke masa depan (moving into the futu re)

    Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara pengaturan dari kehidupan

    mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan

    diciptakan dengan memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk membuat keputusan

    dan membuat kontrol terhadap kondisi kehidupan seseorang, dan dengan memastikan bahwa

    masyarakat yag didiami seseorang menciptakan kondisi yang memungkinkan pencapaian

    kesehatan oleh semua anggotanya. Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang

    penting dalam mengembangkan strategi untuk promosi kesehatan. Untuk itu, semua yang

    terlibat harus menjadikan setiap fase perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan

    promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria dan wanita sebagai acuan utama.

    Dari enam hal di atas, setidaknya dapat disimpulkan dua kata kunci kegiatan promosi

    kesehatan, yakni advokasi (advocacy) dan pemberdayaan (empowerment).

    Advokasi

    Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-orang di bidang

    kesehatan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan.

    Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang

    bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan

    memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat

    kebijakan untuk membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan

    peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat

    dapat terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara top-down (dari

    atas ke bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik.

    Pemberdayaan

    Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan adalah pemberdayaan

    masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang

    kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.

    Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan pelibatan

    masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat

    maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    11/344

    11

    besar bagi perubahan perilaku karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat

    bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).

    Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif atau

    berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan, partisipasi

    masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan pada

    dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan masyarakat dalam bidang-bidang lainnya.

    Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi, 2008):

    1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat

    2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif

    3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat

    4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.

    Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman tentang bidang yang

    diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang akan menempuh proses

    pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan berlangsung dengan sukses.

    Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Kecamatan Cilandak

    Kegiatan Promkes yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilandak meliputi

    kegiatan: Advokasi kesehatan, misalnya adanya kebijakan gerakan PSN-3M selama 30 menit

    setiap hari jumat

    Gerakan masyarakat, berupa pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat dan

    melaksanakan para kader atau tenaga pelaksana yang terlatih, misalnya dengan adanya

    Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di tingkat RT.

    Bina suasana, misalnya melalui berbagai kegiatan penyuluhan (penyuluhan di

    Posyandu balita setiap bulan di hari Rabu minggu pertama, Posyandu Lansia setiap hari Senin

    minggu pertama), pelatihan kader-kader Posyandu untuk imunisasi Mopping Up Polio, dan

    lokakarya.

    Berdasarkan kegiatan di lapangan (dalam hal ini di Puskesmas kecamatan Tebet), baik

    yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, hasilnya adalah cukup baik.

    Namun, petugas yang tersedia masih terbatas. Tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang

    diikutinya cukup baik.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    12/344

    12

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga

    agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

    aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk

    mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu:

    1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan2. Memberi ASI Esklusif3. Menimbang Bayi tiap bulan4. Menggunakan air bersih5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun6. Menggunakan jamban sehat7. Memberantas jentik di rumah seminggu sekali8. Makan bah dan sayur setiap hari9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari10.Tidak Merokok di dalam rumah

    PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat

    pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan

    mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan. Ada beberapa indikator yang dipakai

    sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :

    Menggunakan air bersih Menggunakan Jamban Membuang sampah pada tempatnya Tidak merokok di institusi kesehatan Tidak meludah sembarangan Memberantas jentik nyamuk PHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat

    pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk

    mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat Umum

    Sehat.

    Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta,atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    13/344

    13

    pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan

    sarana sosial lainnya. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk

    menilai PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :

    1. Menggunakan air bersih

    2. Menggunakan jamban

    3. Membuang sampah pada tempatnya

    4. Tidak merokok di tempat umum

    5. Tidak meludah sembarangan

    PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,

    guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,

    sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta

    berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai

    sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu:

    Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah Menggunakan jamban yang bersih dan sehat Olahraga yang teratur dan terukur Memberantas jentik nyamuk Tidak merokok di sekolah Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan Membuang sampah pada tempatnya

    PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu,

    mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

    mewujudkan Tempat Kerja Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja

    antara lain :

    Tidak merokok di tempat kerja Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

    besar dan buang air kecil

    Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    14/344

    14

    Menggunakan air bersih Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar Membuang sampah pada tempatnya

    Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    15/344

    15

    BAB V

    SASARAN

    SASARAN

    Digolongkan atas masyarakat yang sudah ada dalam suatu system tertentu yang disebut

    sebagai tatanan/pranata

    Tatanan Sasaran Primer Sasaran Sekunder Sasaran Tersier

    Rumah tangga Anggota keluarga Ibu Kepala keluarga

    Institusi pendidikan Seluruh siswa Guru,karyawan,OSIS Kepala sekolah

    Tempat kerja Seluruh karyawan Pengurus/sarikat

    pekerja

    Direksi/pemilik

    Tempat umum Pengunjung Pegawai/karyawan Direksi/pemilik

    Institusi kesehatan Pasien/pengunjung Petugas kesehatan Pimpinan/direktur

    Strategi dan manajemen PKM puskesmas

    Dalam management PKM, dikenal 3 strategi, yaitu pemberdayaan masyarakat

    (empowerment), pembinaan dukungan suasana (social support), dan pendekatan

    pimpinan/kelompok (advocacy). Ketiga strategi tersebut harus dilakukan secara bersamaan,

    saling mengisi, dan melengkapi. Secara lebih jelas ketiga strategi tersebut dapat dilihat

    dibawah ini :

    Strategi Sasaran Tujuan Cara

    Pemberdayaaan

    (empowerment)

    Primer Peningkatan

    pengetahuan sikap dan

    perilaku (PHBS)

    Penyuluhan

    perorangan, kelompok

    dan masal, pelatihan,

    distribusi bahan

    penyuluhan

    Pembinaan suasana

    (social support)

    Sekunder Pengembangan

    pendapat umum,opini,

    norma

    Pendekatan

    peroramngan dan

    kelompok

    Pendekatan pimpinan

    (advocacy)

    Tersier Persetujuan, dukungan Konsultasi, pertemuan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    16/344

    16

    Manajemen PKM di puskesmas

    Manajemen PKM di puskesmas dilaksanakan melalui 4 fungsi tahapan, yaitu :

    Pengkajian

    Pemantauan dan Perencanaan

    Penilaian

    Penggerakan dan

    Pelaksanaan

    Secara singkat, tahapan manajemen PKM dapat dilihat dalam table berikut:

    Tahapan manajemen Luaran

    a. Pengkajian(i) Pengkajian masalah kesehatan(ii) Pengkajian masalah PHBS(iii) Pemetaan wilayah(iv) Pengkajian sumber daya

    10 penyakit terbanyak,factor pendorong

    Pemetaan masalah PHBS

    Masalah strata kesehatan wilayah

    Ketersediaan SDM

    b. Perencanaan Rumusan tujuan,kegiatan,intervensi dan jadwalkegiatan

    c. Penggerakan dan pelaksanaan Daftar kegiatan dan penanggung jawab masing-masing kegiatan yang telah disepakati

    d. Pemantauan dan penilaian Rencana pertemuan/supervisi berkalaRencana evaluasi akhir tahun

    Kebijaksanaan Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

    Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut,kegiatan promosi kesehatan masyarakat

    dilaksanakan sebagai berikut :

    a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari setiap programkesehatan dan berfungsi sebagai katalisator program-program tersebut.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    17/344

    17

    b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan untukmeningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam membina

    derajat kesehatan yang dimulai dalam keluarganya.

    c. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan baik oleh pemerintahsecar a lintas program dan lintas sektoral, maupun oleh masyarakat termasuk pihak

    LSM.

    d. Puskesmas dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan kesadaran danperan serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

    e. Sikap mental petugas kesehatan, terutama yang akan dikembangkan dan diarahkankea rah sikap mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan

    dan peningkatan.

    f. Peningkatan penyuluhan kesehatan pada lembaga-lembaga pendidikan dasar,pemerintah, dan swasta agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat ditumbuhkan

    dan dibudidayakan sedini mungkin.

    Penyuluhan kesehatan masyarakat di puskesmas Kecamatan Cilandak

    Agar dapat mencapai tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat , maka upaya kegiatan

    penyuluhan perlu diselaraskan dengan fungsi dan tugas puskesmas serta kemampuan

    daripada sumber tenaga, dana, serta sarana yang dimiliki.

    Pelaksanaaan kegiatan puskesmas yang biasa dilaksanakan ialah :

    a. Penyuluhan institusi : kegiatan penyuluhan yang dilakukan di institusi bersangkutanseperti puskesmas, ataupun di rumah tinggal para dokter dan paramedic.

    Secara tidak langsung Secar a langsung

    Memberi tauladan serta contoh dari para

    dokter atau paramedic

    Dialog do kamar periksa antara dokter

    dan pasien

    Penampilan yang rapih dan sehat daribangunan puskesmas

    Dialog dokter, paramedik, dan keluargapasien tentang hal yang bias dilakukan

    pasien atau keluarga pasien

    Menggunakan media penyuluhan, seperti

    poster dll

    Melakukan penyuluhan kelompok di

    puskes yang sudah direncanakan.

    b. Penyuluhan di masyarakat (di luar gedung puskesmas) : pelaksanaannya dilaksanakanberdasarkan pendekatan edukatif melalui tahap-tahap berikut:

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    18/344

    18

    1. Pertemuan tingkat kecamatan : tujuannya ialah memeperoleh kesepakatan dandukungan dari pimpinan wilayah

    2. Pertemuan tingkat desa : tujuannya ialah memeperoleh kesepakatan dan dukungandari kepala desa bererta aparatnya

    3. Melakukan survey mawas diri : mendapatkan data dari msyarakat tentang idea tauprogram promosi kesehatan yang akan diterapkan kepada mereka.

    4. Perencanaan: membuat rencana penyuluhan kesehatan5. Pelaksanaan penyuluhan : dalam pelaksaan, perlu dilibatkan masyarakat dan

    petugas harus mampu menerapkan metode dan tehnik penyuluhan

    6. Evaluasi kegiatan penyuluhan : evaluasi dilakukan sesuai dengan tehnikpenyuluhan yang dilakukan.

    Metode dan tehnik penyuluhan masyarakat

    A. Metode

    Secara sederhana pengertiannya adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan kepada

    masyarakat.Untuk mengetahui metode apa yang dipilih perlu ditentukan terlebih dahulu

    tahapan perubahan perilaku yang ingin dicapai :

    Metode untuk merubah

    pengetahuan

    Metode untuk merubah

    sikap

    Metode untuk merubah

    tindakan

    - Ceramah- Kuliah- Presentasi- Wisata karya- Curah pendapat- Seminar- Studi kasus- Tugas baca- Symposium- Panel- Konferensi

    - Diskusi kelompok- Tanya jawab- Role playing- Pemutaran film- Video- Tape recorder- Simulasi

    - Latihan sendiri- bengKel kerja- demonstrasi- experiment

    Menentukan sasaran

    Karena keterbatasan sumber daya, maka metode penyuluhan yang paling sering dilakukan

    puskesmas adalah ceramah yang disertai Tanya jawab, wawancara dan demonstrasi.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    19/344

    19

    B.Teknik penyampaian

    Ceramah

    Ceramah adalah salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian

    atau pesan secara lisn kepada suatu kelompok pendengar yang disertai diskusi dan Tanya

    jawab, serta dibantu oleh alat peraga.

    a. Ciri-ciri ceramah- ada sekelompok pendengar yang dipersiapkan

    - ada suatu pesan yang disampaikan

    - ada kesempatan bertanya bagi pendengar

    - ada alat peraga yang digunakan

    b. langkah langkah melakukan ceramah

    - persiapan

    -menentukan maksud dan tujuan ceramah

    - menentukan sasaran pendengar

    - mempersiapkan materi

    - topic yang dikemukakan hanya satu

    - mempersiapkan alat peraga

    - mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat

    -mempersiapkan undangan

    - mempersiapkan bahan bacaan

    - pelaksanaan

    - perkenalan diri

    - mengemukakan maksud dan tujuan

    - menjelaskan sistematika ceramah

    - men yampaikan ceramah dengan suara jelas

    - ciptakan suasana santai

    - sediakan waktu untuk Tanya jawab

    -menyimpulkan ceramah

    - penilaian

    Suatu ceramah akan terlihat berhasil bila :

    -ada respon dari pendengar

    - ada minat pendengar

    - ada jawaban pada pengisian angket

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    20/344

    20

    Wawancara

    Adalah suatu metode penyuluhan kesehatan dengan jalan Tanya jawab yang

    diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

    a. Cirriciri wawancara- Ada pihak yang bertanya- Ada pihak yang ditanya- Seluruh percakapan dikendalikan oleh pihak interviewer

    b. Langkah-langkah melakukan wawancara- Persiapan

    1. Menentukan tujuan wawancara2. Menentukan isi pesan yang akan disampaikan3. Menentukan sasaran4. Menentukan waktu5. Menentukan pokok-pokok pertanyaan

    - Pelaksanaan1. Memperkenalkan diri2. Rumuskan pertanyaan dengan sederhana3. Diarahkan kepada persoalan pokok4. Gunakan alat peraga5. Catat jawaban yang dianggap perlu

    - Penilaian1. Suasana menyenangkan2. Kelancaran wawancara3. Jawaban yang wajar4. Minat responden

    Demonstrasi

    Adalah suatu cara penyajian yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

    bagaimana cara melakukan suatu tindakan, adegan atau menggunakan suatu proedur.

    Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan Tanya jawab. Biasanya hanya diberikan

    pada individu yang terbatas jumlahnya.

    1. Tujuan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    21/344

    21

    - Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan proseduryang benar

    - Meyakinkan kelompok bahwa ide tersebut bias dilaksanakan- Meningkatkan minat orang untuk belajar2. Langkah-langkah melakukan demonstrasi- Persiapan

    a. Menentukan maksut dan tujuanb. Menentukan materic. Menentukan sasaran dengan latar belakang sosioekonomid. Menentukan perkiraan lamanyae. Menentukan alat atau peraga

    - Pelaksanaana. Memperkenalkan diri

    b. Menciptakan suasana nyamanc. Memberi materid. Member kesempatan Tanya jawab

    - Penilaiana. Banyaknya pertanyaan

    b. Adanya permintaan melakukan demonstrasic. Hasil pengisian angket

    Alat peraga penyuluhan kesehatan masyarakat

    - kemudahan bagi pihak penyuluha. memiliki bahan nyata

    b. dapat menambah percaya diric. menghindari kejenuhan

    - kemudahan bagi pihak yang disuluha. melihat nyata inti materi

    b. menghindari kejenuhanBeberapa alat bantu peraga yang dapat digunakan adalah :

    a. papan tulisb. OHPc. Kertas flipchartd. Poster

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    22/344

    22

    e. Flash cardf. Modelg. Leflet, dll

    Pemantauan dan penilaian

    Pemantauan kegiatan dilakukan secara berkala. Pemantauan dapat juga dilakukan

    dengan kunjungan lapangan ke tiap tatanan untuk melakukan perkembangan strata bersih dan

    sehat (PHBS) setelah dilakukan intervensi kesehatan masyarakat. Penilaian dilakukan pada

    akhir tahun dengan cara pengkajian kembali seperti pada tahap pertama manajemen PKM.

    Hasil pengkajian tiap tahun dibandingkan hasil pengkajian awal tahun, keberhasilan dapat

    dilihat dari strata PHBS tiap tahun. Evaluasi dapat dilakukan dengan menilai :

    a. Kegiatan yang dapat terlaksana dibandingkan dengan perencanaanb. Indicator masing-masing program yang menjadi topic penyuluhanc. Strata PHBS di wilayah kerja

    Indikator PKM

    Dalam kegiatan penilaian, digunakan indicator-indikator tertentu, yaitu petunjuk yang

    membatasi focus perhatian suatu penilaian. Indicator yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Indicator Tatanan Rumah Tangga

    a. Ibu :- pemeriksaan kehamilan oleh petugas minimal 4 kali

    - proses melahirkan dibantu oleh petugas kesehatan

    - ikut KB bag wanita usia subur

    - sudah imunisasi TT, bagi ibu muda yang belum punya anak

    b. bayi : sudah diimunisasi

    c. balita : ditimbang setiap bulan

    d. seluruh keluarga buang air besar di jamban

    e. tidak ada sampah berserakan

    f. seluruh keluarga menggunakan air bersih

    g. kuku anggota keluarga pendek dan bersih

    h. keluarga biasa makan makanan yang beraneka ragam

    i. semua anggota keluarga tidak merokok

    j. pernah mendengar AIDS

    k. keluarga menjadi anggota dana sehat (JPKM)

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    23/344

    23

    Indikator Tatanaan Institusi Pendidikan

    Tatanan pendidikan adalah Sekolah Dasar Negeri, Swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah

    a. Tersedia jamban yang bersihb. Tersedia air yang bersihc. Tidak ada sampah berserakand. Ketersediaan UKSe. Menjadi anggota dana sehat (JPKM)f. Siswa pada umumnya (60%) kukunya pendek dan bersihg. Guru tidak merokokh. Siswa ada yang menjadi dokter kecil

    Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja

    Tatanan istitusi pendidikan adalah Puskesmas atau Puskesmas Pembantu

    a. Tatanana air bersihb. Tersedia jamban yang bersihc. Tidak ada sampah yang berserakand. Tertata poster kesehatane. Radio kaset penyuluhan berfungi setiap harif. Penyuluhan kelompok teratur dilaksanakang. Semua petugas tidak merokokh. Semua petugas kukunya pendek dan bersih

    Indikator Tatanan Umum

    a. Indicator warung makan- Makanan dan minuman tidak menggunakan bahan kimia berbahaya- Makanan dan minuman terhindar dari serangga berbahaya- Tersedia jamban yang bersih- Tersedia air yang bersih- Tidak ada sampah berserakan- Kuku pengelola makanan pendek dan bersih- Menjadi anggota dana sehat

    b. Indicator tempat ibadah- Sekeliling tempat ibadah dalam keadaan bersih

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    24/344

    24

    - Tersedia air bersih- Tersedia jamban yang bersih- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL)- Kuku pengelola pendek dan bersih- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok- Pernah mendengan AIDS- Tersedia media penyuluhanc. Indicator pasar- Sekeliling pasar dalam keadaan bersih- Tersedia air bersih- Tersedia jamban yang bersih- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL)- Cukup pencahayaan dan ada penghawaan- Kuku pengelola pendek dan bersih- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok- Pernah mendengan AIDS- Tersedia media penyuluhan

    1. Kajian PHBS- Sasaran : ibu-ibu balita

    - Jumlah sasaran : 50 orang

    - Kajian kuantitatif : dengan kuisioner

    2. Indikator PHBS- Perilaku tentang KIA

    - Perilaku tentang gizi

    - Perilaku tentang kesehatan lingkungan

    - Perilaku tentang gaya hidup

    3. Pengelolaan Program PHBS1. Tahap persiapan:

    a. Sosialisasi dan advokasi kesehatanb. Persiapan saranac. Persiapan administrasid. Persiapan pelaksanaan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    25/344

    25

    2. Tahap pengkajian:a. Pengkajian

    3. Tahap perencanaan:a. Menentukan prioritas

    b. Menentukan tujuanc. Menentukan jenis kegiatan/intervensid. Jadwal kegiatan

    4. Tahap pergerakan pelaksanaan5. Pemantauan dan penilaian

    4. Tahap PersiapanNo. Kegiatan Tujuan Luaran

    1. Sosialisasi dan advokasi

    Agas LS/LP/LSM/ Mitra

    mengetahui program

    PHBS

    - Dukungan dana/ kebijakan

    politis/ kemitraan

    - Sepakat melaksanakan PHBS

    - Peran dan fungsi masing-

    masing jelas

    2. Persiapan saranaIdentifikasi kebutuhan

    sarana

    - Daftar jenis dan jumlah sarana

    yang dibutuhkan

    - Kuisioner

    3. Persiapan administrasi Identifikasi lapangan

    - Daftar surat yang diperlukan

    - Format pencatatan dan

    pelaporan

    4. Persiapan pelaksanaanIdentifikasi, siapa

    melakukan apa

    - Daftar penanggung jawab

    masing-masing kegiatan

    5.6. Tahap Pengkajian

    No. Kegiatan Tujuan Luaran

    1.Pengkajian masalah

    kesehatan

    Untuk mengetahui 10

    penyakit terbanyak,

    penyebab, sifat,

    epidemiologi masalah

    - Daftar 10 penyakit terbanyak

    - Daftar penyebab sifat,

    epidemiologi masalah

    2. Pengkajian sumber daya

    Identifikasi sarana,

    tenaga, dana yang

    tersedia

    - Daftar tenaga, sarana, dan

    dana yang tersedia

    3. Pengkajian PHBS Untuk mengetahui - Adanya klasifikasi PHBS di

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    26/344

    26

    perilaku keluarga pada

    tatanan rumah tangga

    setiap RT

    4. Pengkajian wilayah

    Untuk mengetahui

    klasifikasi PHBS di

    setiap wilayah

    - Adanya klasifikasi wilayah

    sehat atau tidak sehat

    Tahap Perencanaan

    No. Kegiatan Tujuan Luaran

    1. Rumusan tujuanUntuk membuat target

    yang ingin dicapaiAdanya target yang bisa diukur

    2. Rumusan rencana kegiatanintervensi

    Untuk mengembangkan

    berbagai alternatif

    intervensi

    Adanya rencana kegiatan

    entervensi yang menyeluruh,meliputi penyluhan massa/

    terpadu dan rancangan media

    3. Pembuatan jadwal kegiatanUntuk menetapkan waktu

    bagi setiap kegiatan

    Adanya jadwal kegiatan

    intervensi

    Tahap Pergerakan dan Pelaksanaan

    No. Kegiatan Tujuan Luaran

    1. Advokasi

    - Untuk mempengaruhi

    peraturan dan kebijakan

    yang mendukung

    pemberdayaan PHBS

    - Mempengaruhi pihak

    lain agar mendukung

    PHBS

    - Meningkatkan

    kerjasama antara

    masyarakat dan

    pemerintah

    - menggalang dukungan

    lewat pendapat umum

    melalui media massa

    - Adanya dukungan politik dari

    pengambilan keputusan

    - Adanya kepedulian LSM

    terhadap PHBS

    - Adanya anggaran rutin yang

    dinamis

    - Fasilitas umum simakin

    merata terutama di daerah

    kumuh

    2. Bina suasana

    Untuk menciptakan

    berbagai opini yang ada

    di masyarakat yang

    Terciptanya opini, etika, norma,

    dan kondisi masyarakat ber-

    PHBS

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    27/344

    27

    mendukung tercapainya

    PHBS di semua tatanan

    3. Pemberdayaan ataugerakan masyarakat

    Untuk

    menumbuhkembangkan

    potensi masyarakat untuk

    mendukung dan

    membudayakan PHBS

    - Mengungkapkan UKBM

    - Meningkatkan peserta dana

    sehat (JPKM)

    Pemantauan dan Penilaian

    No. Kegiatan Tujuan Luaran

    1. Pemantauan

    Untuk mengetahui

    seberapa jauh suatuprogram PHBS berjalan,

    mengacu kepada

    perncanaan dan

    penjadwalan

    adanya laporan

    bulanan/triwulan/tengah tahun

    2. Penilaian

    Untuk mengetahi

    seberapa jauh target yang

    ditetapkan tercapai

    adanya hasil pencapaian

    program PHBS dalam kurun

    waktu tertentu

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    28/344

    28

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat

    agar mampu memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan

    kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat. Dengan

    demikian kegiatan promosi kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap

    program yang ada di Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan berupa advokasi kesehatan, bina

    suasana, dan gerakan masyarakat.

    Saran

    Untuk lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan pada masyarakat maka

    sebaiknya para petugas kesehatan, terutama pada bagian promosi kesehatan, ditambah. Selain

    itu para petugas kesehatan terus berupaya untuk memberikan masukan kepada masyarakat

    tentang pentingnya menjaga kesehatan.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    29/344

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dachroni, Drs, MPH. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di Indonesia. JakartaSelatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003

    2. Dachroni, Drs, MPH. Seri PHBS: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk PetugasPuskesmas. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003

    3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas 20094. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan Online.htm5. Sudin Kesehatan Masyarakat. Surat Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan

    Masyarakat No: HK.00.06.1.7.1570 tentang Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan

    2003

    6. UU RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    30/344

    30

    UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

    Penyusun :

    Hawa Fatihah bt CMS (030.05.257)

    Fira Thiodorus (030.06.094)

    Marrietta S. Sadeli (030.06.157)

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    31/344

    31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial

    yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(Pasal 1

    butir 1 UU No. 36 Tahun 2009)

    Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni (kiat/art) untuk :

    1. mencegah penyakit

    2. memperpanjang harapan hidup, dan

    3. meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat melalui usaha masyarakat yangterorganisir untuk; sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan hygiene

    perseorangan, mengorganisir pelayanan media dan perawatan agar dapat dilakukan diagnosis

    dini dan pengobatan pencegahan, membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat

    menikmati standar kehidupan yang cukup baik untuk dapat memelihara kesehatan. Dengan

    demikian, setiap warga negara dapat menyadari haknya atas kehidupan yang sehat dan

    panjang (Winslow, 1920)

    Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

    keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung

    tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli

    Kesehatan Lingkungan)

    Ilmu Kesehatan Lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari dinamika

    hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam

    perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau kekuatan

    di sekitar manusia, yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan

    kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan.(Umar Fahmi Achmadi, 1991)

    Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui

    pengelolaan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu

    kesehatan manusia (Sumengen Sutomo, 1991)

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    32/344

    32

    Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan

    dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan

    pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan

    sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat

    dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994 )

    Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan

    sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih,

    presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum

    dan Pengolahan Makanan (TUPM) .

    Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah

    dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar,

    pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.

    Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan

    masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang

    biasanya ditangani secara lintas sektor. Sedangkan dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten

    Tangerang kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemantauan kualitas air minum, pemantauan

    sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum (Hotel,

    Terminal), tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida dan sebagainya.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    33/344

    33

    BAB II

    PENGERTIAN

    Upaya penyehatan lingkungan dan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan

    kualitas kesehatan lingkungan dan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan

    mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan

    meningkatkan peran serta masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui

    analisis dampak lingkungan.

    Lingkungan pemukiman adalah tempat tinggal atau tempat hunian yang dilengkapi

    dengan prasarana dan sarana lingkungan.

    Tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum yang diselenggarakan oleh badan-

    badan Pemerintah, Swasta atau Perorangan yang langsung digunakan masyarakat,

    mempunyai tempat,sarana dan kegiatan yang tetap.

    Penyehatan makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,

    tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau

    gangguan kesehatan lainnya.

    Pendekatan PKMD adalah pendekatan sosio-edukatif dengan langkah-langkah

    sebagai berikut :1. Pertemuan tingkat kelurahan.2. Survai Diri Masyarakat.3. Musyawarah Masyarakat Kelurahan.4. Pelalihan Kader.5. Pelaksanaan Kader.6. Pelaksanaan Upaya Kesehatan oleh Masyarakat.7. Pembinaan & Pelestarian kegiatan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    34/344

    34

    BAB III

    TUJUAN

    Tujuan Umum

    Meningkatnya kondisi kesehatan lingkungan melalui upaya pengawasan dan

    pengendalian semua unsur fisik, kimia, dan biologis yang terdapat dilingkungan dan

    masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan.

    Tujuan Khusus

    Meningkatnya kualitas perumahan penduduk yang memenuhi syarat kesehatan.

    Terbantunya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan kualitas air

    bagi seluruh masyarakat, serta peningkatan kemampuan masyarakat dalam penyediaan dan

    pemanfaatan sarana pembangunan kotoran yang memenuhi syarat kesehatan.

    Tersedianya fasilitas pembuangan kotoran yang memenuhi syarat kesehatan, tidak

    menimbulkan sarang lalat, nyamuk dan tikus, dan tidak memberi pandangan tidak sedap.

    Terwujudnya kondisi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, agar

    masyarakat, pengunjung dan sekitarnya terhindar dari gangguan kesehatan.

    Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan perusahaan makanan dalammengelola makanan secara aman dan sehat agar terhindar dari penyakit dan keracunan.

    Terjaminnya mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang

    optimal, bebas dari pengaruh buruk atas pengelolaan pestisida melalui upaya pencegahan dan

    pengendalian pencemaran dan keracunan oleh pestisida.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    35/344

    35

    BAB IV

    KEGIATAN DAN SASARAN

    KEGIATAN

    Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan oleh Puskesmas

    meliputi :

    1. Penyehatan air2. Penyehatan makanan dan minuman3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah5.

    Penyehatan pemukiman

    6. Pengawasan sanitasi tempat umum7. Pengamanan polusi industri8. Pengamanan pestisida9. Klinik sanitasi

    SASARAN

    Penyehatan air :

    1. Daerah dengan angka penyakit diare dan penyakit kulit tinggi2. Daerah berpenghasilan rendah3. Daerah penduduk padat dan kumuh4. Penyehatan makanan dan minuman :5. Tempat pengelolaan makanan (TPM) : jasa boga, restoran/rumah makan, sentral

    makanan jajanan, pengrajin makanan/indsutri makanan rumah tangga, kantin

    termasuk kantin sekolah, pedagang makanan kaki lima, tempat pengelolaan makanan

    lainnya.

    6. Keluarga7. Pengawasan pembuangan kotoran manusia :8. Daerah endemis penyakit perut dan penyakit kecacingan9. Daerah-daerah dengan angka kepemilikan dan pemanfaatan jamban yang memenuhi

    syarat kesehatan

    10.Pengawasan dan Pembuangan Sampah dan Limbah :

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    36/344

    36

    11.Keluarga dan masyarakat di daerah yang angka kepadatan penduduk tinggi danproduksi sampahnya cukup banyak

    12.Daerah endemis penyakit perut (diare, gastroenteritis acuta) dan penyakit-penyakitbersumber sampah

    Penyehatan pemukiman :

    1. Daerah dengan resiko terhadap kemungkinan penularan penyakit-penyakit diare,kecacingan, TBC paru, ISPA, DBD dan Filariasis

    2. Daerah dengan cakupan sanitasi dasarnya rendah3. Daerah kumuh4. Daerah pemukiman baru5. Daerah risiko tinggi terhadap pencemaran

    Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum :

    1. Yang berhubungan dengan sasaran pariwisata, seperti Bioskop, Gedung Pertunjukan,Hotel, Kolam renang, dsb.

    2. Yang berhubungan dengan Transportasi, Terminal, Stasiun dan alat TransportasiUmum, pool kendaraan

    3. Yang berhubungan dengan sarana ibadah : Masjid, Gereja, Pura, Vihara4. Yang berhubungan dengan sarana perdagangan : Pasar, Toko Swalayan, dsb5. Yang berhubungan dengan sarana Perawatan/Pemeliharaan: Salon Kecantikan, Panti

    Pijat, Tempat Pangkas Rambut, Klinik kesehatan, Puskesmas

    6. Yang berhubungan dengan sarana sosial dan pendidikan: Lembaga Pemasyarakatan,Panti Sosial, Sekolah, Rumah duka, penampungan tenaga kerja, dsb

    7. Yang berhubungan dengan sarana olahraga, misal : pusat kebugaran, gelanggangolahraga, dsb

    Dalam melakukan kegiatan pengamanan lingkungan akibat pencemaran industry

    diutamakan pada pemukiman sekitar daerah industri dan pemukiman yang mempunyai resiko

    tinggi terhadap kemungkinan pencemaran industri.

    Pengamanan pestisida :

    1. Tempat pengelolaan Pestisida (TPP) yang menjadi tanggung jawab Puskesmas adalahtoko/kios pestisida, KUD.

    2. Pengguna pestisida: Petani penyemprot hama pertanian di kebun dan sawah

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    37/344

    37

    Klinik Sanitasi :

    1. Penderita penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan yangdatang ke Puskesmas

    2. Masyarakat umum yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan yang datang kePuskesmas

    3. Lingkungan penyebab masalah bagi penderita dan masyarakat sekitarnya

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    38/344

    38

    BAB V

    PELAKSANAAN KEGIATAN

    PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

    Uraian Prosedur Pelayanan Kesehatan Lingkungan

    A. Penyehatan Perumahan

    Tujuan :

    1. Termotivasinya masyarakat untuk memiliki / bertempat tinggal di rumah yangmemenuhi syarat kesehatan.

    2. Terbantunya masyarakat / keluarga yang kurang mampu untuk membangun /memiliki rumah sehat.

    3. Terlaksananya pemberian penyuluhan tentang rumah sehat bagi keluarga.

    Prinsip Kerja :

    Memberikan pelayanan dan pembinaan secara profesional, ramah, berwibawa dan

    terkoordinasi dengan lintas program / sektor yang terkait.

    Sasaran :Masyarakat di pemukiman kumuh, pemukiman baru perkotaan dan daerah aliran sungai

    (DAS).

    Kegiatan :

    1. Pendataan.2. Pelatihan dan pembinaan kader.3. Pemeriksaan perumahan dan lingkungannya.4. Penyuluhan.5. Stimulan pembangunan sarana percontohan kesehatan.

    Waktu :

    Disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang disusun.

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    39/344

    39

    2. Sanitarian sebagai pelaksana

    Tempat :

    Pemukiman yang akan menjadi sasaran kegiatan.

    Kelengkapan administrasi :

    1. Surat Tugas2. Jadwal kegiatan

    Peralatan kerja :

    1. Formulir pemantauan.2. Kartu rumah3. Alat bantu penyuluhan seperti buku pegangan penyuluhan kesehatan lingkungan ,

    poster, leaftlet, flip chard, dll.

    Prosedur tetap :

    1. Mengadakan pendekatan PKMD2. Menyiapkan surat tugas3. Kunjungan dan mengadakan wawancara dan inspeksi4. Mengisi formulir pemantauan5. Pencatatan dan pelaporan6. Menyampaikan umpan balik

    B. Penyehatan Air.

    Tujuan :

    1. Terpantaunya kualitas air meliputi air minum, air bersih, air kolam renang danpemandian umum, air badan air, dan air limbah

    2. Meningkatnya kualitas air melalui perbaikan kualitas air, pencegahan pencemaran danpercontohan perbaikan.

    3. Meningkatnya peran serta masyarakat pemakai air.4. Meningkatnya ketrampilan dan pengetahuan petugas dalam pengawasan dan

    perbaikan kualitas air serta kemampuan dalam pembinaan masyarakat pemakai air

    5. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam upaya penyehatan air.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    40/344

    40

    Sasaran :

    1. Masyarakat yang rawan air bersih2. Masyarakat di daerah dengan penyakit diare dan penyakir-penyakit akibat jeleknya

    sanitasi air cukup tinggi dan telah endemis.

    3. Masyarakat di daerah percontohan dan pemukiman baru.

    Kegiatan:

    1. Pendataan2. Inspeksi sanitasi khususnya untuk air bersih rumah tangga3. Pengambilan dan pengiriman sampel air ke laboratorium4. Pemeriksaan kualitas di lapangan (a.l sisa chlor dan pH)5. Pencatatan dan pelaporan6. Mengadakan rekomendasi, saran dan tindak lanjut berdasarkan hasil kualitas air.7. Pengawasan kualitas air8. Perbaikan kualitas air9. Penggerakan peran serta masyarakat pemakai air10.Pemantauan dan evaluasi

    Waktu :

    Disesuaikan dengan jadwal yang disusun atau apabila ada permasalahan.

    Kelengkapan administrasi :

    1. Buku pencatatan harian2. Perlengkapan lai sesuai SP2tp dan program3. Surat tugas4. Jadwal

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator2. Sanitarian sebagai pelaksana

    Tempat :

    Lokasi tempat kegiatan dilaksanakan sesuai sasaran.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    41/344

    41

    Peralatan :

    1. Formulir2. Buku pemeriksaan sanitasi3. Water test kit4. Alat pengambil sampel air5. Field Tool Kit

    Prosedur tetap :

    1. Mengadakan pendekatan secara PKMD2. Menyiapkan surat tugas3. Mengadakan kunjungan sesuai jadwal4. Inspeksi, wawancara, pemeriksaan dan mengisi formulir5. Pengambilan dan pengiriman sampel ke laboratorium6. Memberikan saran perbaikan terhadap hasil yang belum memenuhi syarat baik secara

    lisan maupun tulisan

    7. Pencatatan dan pelaporan8. Evaluasi

    C. Penyehatan Pembuangan Kotoran

    Tujuan:

    1. Termotivasinya masyarakat untuk menyediakan dan menggunakan saranapembuangan kotoran untuk keperluan rumah tangga.

    2. Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyehatanpembuangan kotoran, sehingga masyarakat tahu, mampu dan mau menggunakan

    sarana pembuangan sehat sehari-hari.

    3. Terlaksananya penyuluhan tentang sanitasi pembuangan kotoran bagi rumah tangga,dan masyarakat umum yang berkepentingan.

    Prinsip kerja:

    Memberikan pelayanan dan pembinaan secara professional, ramah, berwibawadan

    terkoordinasi dengan lintas program / sector yang terkait.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    42/344

    42

    Sasaran:

    1. Masyarakat di daerah-daerah dengan angka kepemilikan dan pemanfaatan jambansehat rendah.

    2. Masyarakat di daerah-daerah endemis penyakit perut dan cacing.

    Kegiatan:

    1. Pendataan2. Penyuluhan3. Pembangunan dan pengembangan sarana pembangunan kotoran4. Pemantauan

    Waktu :

    Disesuaikan dengan jadwal yang telah disusun.

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator.2. Sanitarian sebagai pelaksana.

    Tempat :

    Lokasi kegiatan sesuai sasaran.

    Kelengkapan administrasi :

    1. Surat tugas2. Jadwal kegiatan

    Peralatan kerja :

    1. Buku pegangan kader kesehatan lingkungan2. Poster, leaflet, dll.3. Komponen jamban4. Peralatan yang diperlukan untuk membangun jamban

    Prosedur kerja :

    1. Pendekatan secara PKMD2. Menyiapkan surat tugas

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    43/344

    43

    3. Mengadakan kegiatan4. Mengisi formulir pemantauan5. Pencatatan dan pelaporan6. Menyampaikan umpan balik

    D. Pengelolaan Pembuangan Sampah

    Tujuan :

    1. Termotivasinya keluarga dan masyarakat untuk menyediakan, menggunakan danmemelihara sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

    2. Terlaksananya penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang memenuhi syaratkesehatan bagi rumah tangga dan masyarakat.

    3. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sarana pembuangan sampah yangmemenuhi syarat kesehatan, serta tata-cara pembuangan sampah sesuai perundangan

    yang berlaku.

    4. Terbantunya keluarga dan masyarakat dalam mendapatkan, menggunakan sehari-haridan memelihara sarana untuk penanganan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

    Prinsip kerja :

    memberikan pelayanan dan pembinaan secara profesiaonal, ramah, berwibawa dan

    terkoordinasi dengan lintas program/sector yang terkait.

    Sasaran :

    1. Masyarakat di daerah dengan angka kepadatan penduduk tinggi dan produksi sampahyang cukup banyak.

    2. Masyarakat di daerah endemis penyakit perut(diare, GE) dan penyakit-penyakitbersumber sampah.

    Kegiatan :

    1. Pendidikan kesehatan hygiene dan sanitasi2. Penyuluhan tentang penanganan sampah3. Pemantauan melalui pemeriksaan tempat penampungan dan pembuangan sampah

    Waktu :

    Disesuaikan dengan jadual yang telah disusun

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    44/344

    44

    Tempat :

    Lokasi kegiatan sesuai sasaran

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator2. Sanitarian sebagai pelaksana

    Kelengkapan administrasi:

    1. Surat tugas2. Jadwal kegiatan

    Peralatan kerja :

    1. Formulir pemantauan2. Alat bantu penyuluhan seperti seperti buku pegangan penyuluhan kesehatan

    lingkungan, poster, leaflet, flip chart, dll.

    3. Fly grill counter, senter, stop watch, dll.

    Prosedur kerja:

    1. Mengadakan pendekatan secara PKMD2. Menyiapkan surat tugas3. Mengadakan kegiatan4. Mengisi formulir pemantauan5. Pencatatan dan pelaporan6. Menyampaikan umpan balik

    E. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

    Tujuan :

    1. Termotivasinya masyarakat dan pengelola TTU untuk menyediakan, menggunakandan memelihara sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan.

    2. Terlaksananya penyuluhan tentang sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan di TTUbagi masyarakat dan pengelola TTU

    3. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sarana sanitasi yang memenuhi syaratkesehatan di TTU, sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    45/344

    45

    Prinsip kerja :

    Mengadakan pelayanan, pengawasan, pembinaan secara professional, ramah, berwibawa,

    serta terkoordinasi dengan lintas sector/program lain yang terkait.

    Sasaran :

    1. Pengusaha / penanggung-jawab / pengelola sarana kepariwisataan seperti gedungpertunjukan, penginapan, dll.

    2. Pengusaha / penanggung-jawab / pengelola usaha transportasi seperti terminal, stasiundan alat transportasi umum.

    3. Penanggung-jawab / pengelola sarana ibadah : masjid, gereja, pura, vihara.4. Pengusaha / penanggung-jawab / pengelola sarana perawatan / pemeliharaan seperti :

    salon kecantikan, panti pijat, tukang cukur, dll.

    5. Pengusaha / penanggung-jawab / pengelola sarana perdagangan seperti : Pasar, dll.6. Penanggung-jawab / pengelola sarana social seperti : Lembaga Pemasyarakatan.

    Kegiatan :

    1. Pendataan2. Pemeriksaan sanitasi Tempat-Tempat Umum3. Pengolahan, analisa dan pelaporan4. Penyuluhan terhadap pengelola Tempat-Tempat Umum

    Waktu :

    Disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang disusun

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator2. Sanitarian sebagai pelaksana

    Tempat :

    Lokasi kegiatan sesuai sasaran

    Peralatan kerja:

    1. Formulir pemeriksaan2. Petunjuk teknis yang diterbitkan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    46/344

    46

    3. Alat bantu penyuluhan4. Peralatan lapangan seperti Sanitary Field Kit yang berisi a.l :5. Water test kit6. Thermometer7. Hygrometer8. Light meter9. Sound level meter

    Prosedur kerja:

    1. Menghubungi pengelola / pengusaha / penanggungjawab / pengiriman suratpemberitahuan

    2. Menyiapkan surat tugas3. Mengadakan kunjungan sesuai jadwal yang telah disusun4. Mengadakan pemeriksaan dan mengisi formulir5. Memberikan saran perbaikan terhadap hasil yang belum memenuhi syarat secara lisan

    maupun tulisan

    6. Pencatatan, pelaporan7. Evaluasi

    F. Penyehatan Makanan dan Minuman

    Tujuan

    1. Termotivasinya masyarakat dan pengelola perusahaan makanan untuk bekerjamemenuhi syarat kesehatan dalam penyiapan, pengelolaan, penyimpanan, penyajian

    dan penanganan makanan dan minuman

    2. Terlaksananya pemberian penyuluhan dan nasihat tentang hygiene dan sanitasimakanan dan minuman bagi keluarga, perusahaan dan masyarakat yang memerlukan

    3. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan tentang hygiene dan sanitasi makanan danminuman perusahaan dan pengelolaan makanan dan minuman bagi orang banyak,

    sesuai dengan perundangan yang berlaku

    4. Terlaksananya tindakan pengamanan terhadap kejadian keracunan makanan danminuman

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    47/344

    47

    Prinsip kerja

    Memberikan pelayanan dan pembinaan secara profesional, ramah, berwibawa, dan

    terkoordinasi dengan lintas program / sektor yang terkait.

    Sasaran

    1. Ibu-ibu rumah tangga / masyarakat melalui organisasi masyarakat antara lain PKK,LKMD, arisan, Pengajian ibu-ibu dan posyandu

    2. Pengusaha/ penanggung jawab/ pengelola tempat pengolahan makanan, yang meliputi3. Tempat pembuangan makanan, yang terdiri dari :4. Jasaboga / catering5. Industri kecil makanan6. Tempat pembuangan makanan di asrama, panti, dapur umum, dll7. Tempat penjualan makanan, yang terdiri dari :8. Rumah makan9. Pedagang kaki lima10.Pedagang makanan keliling11.Warung kopi12.Kantin13.Snack bar14.Tempat penjualan makanan dingin, makanan terolah, makanan segar

    Kegiatan :

    1. Pendataan2. Pemeriksaan3. Penyuluhan

    Waktu :

    Disesuaikan dengan jadwal yang telah disusun atau apabila ada masalah

    Kelengkapan administrasi :

    1. Surat tugas2. Jadwal kegiatan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    48/344

    48

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator2. Sanitarian sebagai pelaksana

    Peralatan kerja :

    1. Untuk administrasi seperti formulir, buku pencatatan, dll2. Food inspection field kit3. Alat bantu penyuluhan

    Prosedur kerja :

    1. Menghubungi pengelola / pengusaha / penanggung jawab / pimpinan organisasi /pengiriman surat pemberitahuan

    2. Menyiapkan surat tugas3. Mengadakan kunjungan sesuai jadwal yang telah disusun4. Mengadakan pemeriksaan dan mengisi formulir5. Memberikan saran perbaikan terhadap hasil yang belum memenuhi syarat secara lisan

    maupun tulisan

    6. Pencatatan dan pelaporan7. Evaluasi

    G. Pengamanan Peredaran dan Penggunaan Pestisida

    Tujuan :

    1. Termotivasinya masyarakat dalam pengedaran dan penggunaan pestisida secara tepatdan aman, serta memenuhi syarat kesehatan

    2. Terlaksananya penyuluhan tentang pengamanan pengedaran dan penggunaanpestisida yang memenuhi syarat kesehatan bagi rumah tangga dan masyarakat

    3. Terlaksananya pengawasan dan pembinaan terhadap tata cara pengedaran danpenggunaan pestisida di masyarakat yang memenuhi syarat kesehatan

    4. Terbantunya masyarakat dalam pengamanan pengedaran dan penggunaan pestisidasesuai peraturan perundangan yang berlaku

    Prinsip kerja :

    Memberikan pelayanan dan pembinaan secara profesional, ramah, berwibawa dan

    terkoordinasi dengan lintas program / sektor yang terkait

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    49/344

    49

    Sasaran :

    1. Pengusaha / penanggung-jawab / pengelola unit usaha pengedar pestisida seperti :Toko / kios pestisida, KUD dan pergudangan pestisida

    2. Pengusaha / penanggung jawab / pengelola / masyarakat pengguna pestisida seperti :petani penyemprotan hama, perusahaan Pest Kontrol, penggunaan pestisida di lokasi

    rumah tangga / Pest Kontrol

    Kegiatan :

    1. Terhadap unit usaha pengedar pestisida :2. Pendataan TPP (Tempat Pengelola Pestisida)3. Pemeriksaan4. Penyuluhan / bimbingan perbaikan5. Terhadap pengguna pestisida :6. Pendataan7. Penanggulangan dan Pencegahan keracunan akut8. Penyuluhan

    Waktu:

    Disesuaikan dengan jadwal

    Tenaga :

    1. Dokter sebagai koordinator2. Sanitarian sebagai pelaksana

    Kelengkapan administrasi :

    1. Surat tugas2. Jadwal kegiatan

    Peralatan kerja :

    1. Buku pegangan kader, formulir, buku pencatatan, dll2. Alat bantu penyuluhan seperti : alat-alat pelindung pestisida sebagai alat peraga,

    poster, leaflet, dll

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    50/344

    50

    Prosedur kerja :

    1. Menghubungi pengelola / pengusaha / penanggung-jawab / ketua RT-RW /pengiriman surat pemberitahuan

    2. Menyiapkan surat tugas3. Mengadakan kunjungan sesuai jadwal yang telah disusun4. Mengadakan pemeriksaan dan mengisi formulir5. Memberikan saran perbaikan terhadap hasil yang belum memenuhi syarat secara lisan

    maupun tulisan

    6. Pencatatan dan pelaporan7. Evaluasi

    PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

    KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PELAKSANA

    Penyehatan air Kegiatan pokok penyehatan air dalam pelaksanaan

    Program Penyediaan dan pengelolaan air bersih yaitu

    Pengawasan Kualitas Air, Perbaikan Kualitas Air dan

    Pembinaan Pemakai Air. Untuk dapat melaksanakan

    kegiatan pokok tersebut diperlukan kegiatanpendukung yakni pengembangan sarana dan prasarana

    pendukung yang terdiri atas pembinaan dan

    pengembangan dan pemantapan informasi penyehatan

    air. Hal ini juga melibatkan peran serta masyarakat.

    Tim pengelola air

    bersih Puskesmas

    Pasar Minggu

    Penyehatan Makanan

    dan Minuman

    Kegiatan pengawasan hygiene dan sanitasi makanan

    dan minuman dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan

    oleh Puskesmas pada tempat pembuatan dan penjualan

    makanan dan minuman termasuk didalamnya para

    penjamah makanan. Dalam hal ini petugas Puskesmas

    melakukan evaluasi perihal kualitas makanan dan

    minuman dari berbagai segi, yaitu bahan mentah, cara

    pengolahan, cara penyajian dan para penjamah seperti

    petugas pemasakan maupun penyajian sesuai dengan

    wilayah kerja Puskesmas.

    Tim Pengawasan

    hygiene dan

    sanitasi makanan

    dan minuman

    Puskesmas

    Kelurahan dengan

    monitoring dari

    Puskesmas

    Kecamatan Pasar

    Minggu

    Pengawasan

    Pembuangan Kotoran

    Melakukan penataan jumlah sarana pembuangan

    kotoran yang ada, perkembangan jumlah, serta

    Tim pengawas

    pembuangan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    51/344

    51

    Manusia pemanfaatannya. Mencatat hasil pemantauan dalam

    buku catatan. Membandingkannya dengan catatan

    sebelum program dinilai adakah peningkatan jumlah

    jamban maupun jumlah pemakainya.

    kotoran

    Puskesmas Pasar

    Minggu

    Pengawasan dan

    Pembuangan Sampah

    dan Limbah

    Pengumpulan sampah dari masing-masing ruangan

    dilakukan setiap hari oleh masing-masing petugas

    cleaning service.

    Setiap ruangan yang menghasilkan sampah infeksius

    harus mempunyai kardus descartex dan tempat sampah

    infeksius berwarna kuning. Semua limbah B3 (Bahan

    Berbahaya dan Beracun) dari Puskesmas Kecamatan

    Mampang dapat diolah di Instansi Pengolahan Limbah.

    Tim pengelola

    dan pengawas

    sampah dan

    limbah Puskesmas

    Pasar Minggu

    Penyehatan Pemukiman Unsur-unsur yang diperiksa meliputi kesehatan rumah

    (jendela/ventilasi, kelembaban, pencahayaan, tata

    ruang, kepadatan penghuni), kebersihan pekarangan,

    penempatan kandang ternak lingkungan perumahan

    serta faktor kepadatan yaitu melihat ada tidaknya

    tempat perindukan nyamuk, tikus dan lalat.

    Gerakan PSNDBD 30 menit sekali seminggu (Setiap

    Jumat) secara serentak di Provinsi DKI Jakarta denganmemeriksa ada tidaknya jentik (Pemantauan Jentik

    Berkala/PJB) dan dikaitkan dengan kejadian kasus

    DBD di RW.

    PENILAIAN terhadap JENTIK

    JUMANTIK

    Dilaksanakan di RW yang ada JUMANTIK

    Seluruh bangunan diperiksa ada/tidaknya jentik/secara

    total coverage.Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat perindukan

    nyamuk di setiap rumah/ bangunan berdasarkan

    tatanan.

    Mencatat hasil pemeriksaan jentik dan melaporkan ke

    Puskesmas Kelurahan/ Kecamatan.

    Puskesmas Kelurahan/Kecamatan menganalisa dan

    melaporkan bulanan ke Sudin Kesmas dan Sudin

    Yankes dengan tembusan ke Posko PSN DBD RW,

    Tim Puskesmas

    Kecamatan Pasar

    Minggu: Kepala

    Puskesmas, dokter

    dan stafnya yang

    bertanggung

    jawab terhadap

    wilayah tertentudan co ass.

    Tim wilayah

    setempat: Kepala

    Kelurahan, Ketua

    RW, Ketua RT,

    Jumantik dan

    masyarakat

    setempat.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    52/344

    52

    Lurah dan Camat yang bersangkutan.

    Non JUMANTIK

    PJB oleh Puskesmas Kelurahan/Kecamatan

    Pelaksana adalah petugas Puskesmas

    Kelurahan/Kecamatan.

    Menentukan sasaran RW lokasi sekaligus data jumlah

    rumah/bangunannya masing-masing.

    Menyusun jadwal random sampling untuk 100

    rumah/bangunan sampling di setiap RW sasaran.

    Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat perindukan

    nyamuk di setiap rumah/bangunan sampling.

    Mencatat dan menganalisa hasil pemeriksan jentik dan

    per RW.

    Melaporkan hasil setiap 3 bulanan ke Sudin Kesmas

    dan Sudin Yankes dengan tembusan Posko DBD RW,

    Lurah dan Camat yang bersangkutan.

    Integrasi pengawasan kualitas lingkungan

    Pelaksana sanitarian Puskesmas Kelurahan/Kecamatan

    sesuai jadwal bulanan.

    Setiap sasaran yang sama diulang 6 tahun berikutnya.

    Khusus kegiatan pemeriksaan jentik pada tempat

    perindukan nyamuk di setiap sasaran dicatat dan

    dianalisa sesuai lokasi RW.

    Melaporkan hasilnya ke Sudin Kesmas dan Sudin

    Yankes secara bulanan.

    Pengawasan Sanitasi

    Tempat-tempat Umum

    Kegiatan pembinaan tempat-tempat umum dilakukan

    oleh tim dari Puskesmas Kecamatan Mampang dengan

    bantuan dari Puskesmas Kelurahan. Kegiatan secararutin diadakan pada triwulan pertama dan keempat

    pada setiap tahunnya dengan melakukan pemantauan

    serta memberikan penyuluhan kepada pengelola

    tempat-tempat umum seperti bioskop, tempat rekreasi,

    sekolah, dan lain-lain.

    Tim pengelolaan

    dan pembinaan

    tempat-tempatumum Puskesmas

    Kecamatan Pasar

    Minggu di bawah

    pengawasan Tim

    Kesehatan

    Lingkungan.

    Pengamanan

    Lingkungan akibat

    Unsur-unsur yang diperiksa secara kualitatif dan

    kuantitatif berkaitan dengan bahaya pencemaran

    Tim pengawas

    pengamanan

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    53/344

    53

    Pencemaran Industri potensial yang berasal dari industry meliputi sumber

    air, udara, tanah dan iklim serta kebisingan di sekitar

    industri.

    lingkungan

    Puskesmas Pasar

    Minggu.

    Pengamanan Pestisida Tim pengendali hama bekerja setelah melihat check

    list dan mendapat laporan dari Kepala Unit atau PJ

    Ruangan tentang keberadaan hama atau tanda-tanda

    keberadaan hama.

    Cara pengendalian hama :

    Secara fisik: dengan menggunakan perangkap, ligh

    trap, ultra sonic.

    Secara kimia: dengan menggunakan pestisida (umpan

    beracun, sprayer, fogging).

    Tim pengendali

    hama Puskesmas

    Pasar Minggu

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    54/344

    54

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dari berbagai program pemerintah mengenai kesehatan lingkungan, seluruhnya telah

    dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. Puskesmas Kecamatan Pasar

    Minggu dalam hal ini dapat berperan sebagai pengawas maupun sebagai pelaksana kegiatan

    secara langsung. Kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

    meliputi Penyehatan Air, Penyehatan Makanan dan Minuman, Pengawasan pembuangan

    kotoran manusia, Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah, Penyehatan pemukiman

    (termasuk Pemberantasan Sarang Nyamuk melalui kegiatan Gerakan Jumat Sehat yang

    diadakan tiap hari Jumat), Pengawasan sanitasi tempat umum, Pengamanan polusi industri

    dan Pengamanan pestisida. Dalam pelaksanaannya Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

    dibantu oleh Puskesmas Kelurahan, yaitu Puskesmas Kelurahan Kebagusan, Ragunan,

    Pejaten Timur, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jati Padang, dan Cilandak Timur.

    Saran

    Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dengan kedudukan sebagai Puskesmas Pembinadiharapkan dapat lebih membina peran serta dan memonitoring kinerja dari Puskesmas

    Kelurahan setempat dalam rangka melaksanakan berbagai program kesehatan lingkungan,

    bahkan jika diperlukan dapat dilakukan berbagai pelatihan kepada para petugas terkait

    sebelum waktu pelaksanaannya di lapangan. Dengan adanya koordinasi yang baik antara tim

    monitoring dan petugas lapangan maka diharapkan seluruh cakupan program kerja dapat

    terlaksana dan diperoleh hasil yang lebih baik.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    55/344

    55

    DAFTAR PUSTAKA

    Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta Pemerintah Daerah Khusus Ibu

    Kota Jakarta. Jakarta. P25-38

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    56/344

    56

    UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

    SERTA KB

    PENYUSUN:

    SYAHRINNAQUIAH SAMSUDDIN (030.06.349)

    MOHD ZAIRI B ZABRI (030.06.320)

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    57/344

    57

    UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut

    pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta

    anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi

    masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi

    gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Kesehatan ibu dan anak

    merupakan salah satu perhatian dari World Health Organisation (WHO) karena angka

    kematian ibu dan anak merupakan bahagian dari negara Asean yang mempunyai angka

    kematian Ibu dan Anak yang masih tinggi dibandingkan dengan negara lain.

    Menurut SDKI angka kematian ibu (AKI) di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran

    hidup yaitu 3-6 kali lebih tinggi dari negara ASEAN lainnya. AKI di Indonesia bahkan lebih

    jelek dari negara Vietnam yaitu 95 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia sekitar

    18.000 setiap tahun yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, hal ini berarti setiapsetengah jam seorang perempuan meninggal yang berhubungan dengan kehamilan dan

    persalinan, hal ini berarti setiap setengah jam seorang perempuan meninggal yang

    berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Kematian ibu tersebut erat kaitannya

    dengan karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, paritas dan perilaku yang

    berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu selama hamil yang dapat mempengaruhi proses

    persalinan normal atau patologis. Resiko terjadi komplikasi pada persalinan terjadi 12% pada

    usia kurang dari 20 tahun dan 26% pada usia 40 tahun. Sementara kematian ibu karena

    komplikasi persalinan akibat perdarahan sebelum dan sesudah persalinan meningkat dengan

    bertambahnya paritas.

    Hasil penelitian Felly dan Snewe, 25,5 % responden yang mengalami persalinan

    patologis yang terbesar adalah akibat komplikasi persalinan dengan partus lama. Dari

    kejadian persalinan patologis tersebut 27,5 % terjadi pada responden yang berumur lebih dari

    35 tahun, dan pemeriksaan kehamilan kurang dari 4 kali. Bila kondisi kesehatan ibu selama

    hamil tidak baik, ibu mempunyai resiko 3,2 kali mengalami komplikasi dalam persalinan.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    58/344

    58

    Penelitian Sibuea dari 366 ibu yang mengalami persalinan patologis tindakan seksio sesaria

    akibat partus tidak maju sebanyak 226 (50,33%) dan (81,5%) tidak melakukan perawatan

    tehadap kehamilan. Kematian akibat pesalinan patologis lebih rendah pada umur 20-30 tahun

    dan jumlah paritas rendah dari pada ibu yang kurang dari 20 tahun. Tingkat pendidikan yang

    rendah pada persalinan patologis lebih tinggi dari pendidikan perguruan tinggi.

    Penelitian Ridwan dan Wahyuni komplikasi persalinan yang mengakibatkan

    persalinan patologis adalah perilaku ibu selama hamil yang pemeriksaan kehamilan kurang

    dari empat kali, tidak makan tablet zat besi dan asupan gizi yang kurang, mengakibatkan ibu

    mengalami anemia. Bila ibu mengalami anemia dapat mengakibatkan komplikasi pada

    kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan sebelum dan sesudah melahirkan, gangguan

    kontraksi rahim, partus lama, kurang daya tahan tubuh terhadap infeksi dan produksi air susu

    ibu kurang. Penelitian lain tentang perilaku senam selama kehamilan menunjukkan bahwa ibu

    yang melakukan senam hamil mengalami persalinan lebih cepat dibanding dengan ibu hamil

    yang tidak melakukan senam hamil, karena senam hamil dapat meningkatkan aliran darah ke

    uterus, membantu ibu hamil memperolehpowersehingga melancarkan proses persalinan.

    Gulardi H, menyatakan AKI dapat diturunkan sekitar 317 (85%) dari AKI saat ini,

    jika ibu berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik

    melalui asupan gizi yang baik, memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan

    jalan lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan

    minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan yang

    harus dilakukan. Asuhan persalinan yang diberikan pada ibu selama persalinan sejak kala

    satu, dua, tiga dan empat, menentukan jenis persalinannya apakah normal, atau patologis.

    adapun asuhan yang diberikan adalah informasi tentang proses persalinan, perawatan selama

    persalinan, tindakan persalinan dan dukungan persalinan dari keluarga dan petugas. Letsi

    menyatakan hanya 2 dari 10 persalinan memerlukan tindakan spesialis kebidanan, atau

    sekitar 10-15% proses kehamilan dan persalinan berakhir dengan patologis. Ini erat kaitannya

    dengan perawatan ibu selama masa kehamilan dan persalinan kurang baik, sehingga dalam

    persalinan banyak mengalami masalah bahkan komplikasi sehingga persalinan menjadi

    patologis.

    Tingginya kejadian persalinan patologis diakibatkan oleh tiga terlambat yaitu

    terlambat melihat tanda-tanda bahaya kehamilan, terlambat mengambil keputusan untuk

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    59/344

    59

    merujuk, terlambat memperoleh asuhan asuhan persalinan yang tepat setelah sampai di sarana

    kesehatan. Selain itu karakteristik ibu juga dapat mempengaruhi persalinan patologis, yang

    dikenal dengan empat terlalu yaitu: terlalu muda melahirkan anak, dimana panggul ibu belum

    tumbuh secara sempurna sehingga kepala tidak dapat melewati jalan lahir, terlalu tua

    melahirkan. Ibu yang melahirkan anak pertama lebih dari umur 35 tahun jalan lahir menjadi

    kaku sehingga sulit anak sulit lahir, terlalu banyak melahirkan anak dan terlalu sering

    melahirkan (jarak

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    60/344

    60

    Rekam Medik RS Sari Mutiara, 2004 dan 2005). Mengingat pentingnya kesehatan ibu dan

    bayi pada tanggal 12 Oktober 2000, pemerintah telah mencanangkan Making Pregnancy

    Safer (MPS), Gerakan Nasional Kehamilan yang aman melindungi hak reproduksi dan hak

    azazi manusia dengan cara mengurangi beban kesalahan, kecacatan, kematian, yang

    berhubungand dengan kehamilan dan persalinan. Oleh karena itu Departemen Kesehatan

    melalui dinas kesehatan propinsi menganjurkan kepada setiap penolong persalinan baik di

    klinik, puskesmas maupun rumah sakit harus mendapatkan pelatihan dan mempunyai

    sertifikat Asuhan Persalinan Normal (APN) supaya ibu mendapat asuhan yang tepat sejak

    kala satu, dua, tiga dan empat selama persalinan sehingga persalinan dapat berlangsung

    normal.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    61/344

    61

    BAB II

    PENGERTIAN

    Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang melakukan

    pelayanan dalam upaya memelihara kesehatan ibu hamil secara teratur dan terus menerus

    selama kehamilan, persalinan, maupun nifas, meneteki serta pemeliharaan anak dari mulai

    lahir sampai masa pra sekolah.

    Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat

    untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat daruratdari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan

    Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka

    masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta

    pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    62/344

    62

    BAB III

    TUJUAN

    Tujuan Umum

    Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang

    optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target Pembangunan

    Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2015, serta meningkatnya derajat kesehatan anak

    untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan

    kualitas manusia seutuhnya.

    Tujuan Khusus

    a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasikesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya

    pembinaan kesehatan keluarga, Desa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.

    b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri didalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di sekolah

    TK.

    c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas dan ibu menyusui.

    d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibumenyusui, bayi dan anak balita.

    e.

    Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanyauntuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui

    peningkatan peran ibu dalam keluarganya.

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    63/344

    63

    BAB IV

    KEGIATAN DAN SASARAN

    KEGIATAN DAN SASARAN DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

    A. KegiatanI. Pelayanan Kesehatan Ibu

    a) Pelayanan ANC (Ante Natal Care) atau Asuhan Keperawatan Kehamilanb) Kunjungan pertama harus memenuhi persyaratan 5 T atau memenuhi pemeriksaan

    kadar Hb.c) Kunjungan ulang minimal 4 kali selama kehamilan yaitu pada trimester pertama

    sebanyak 1 kali, trimester kedua sebanyak 1 kali dan trimester ketiga sebanyak 2 kali.

    Pada ibu hamil dengan resiko tinggi, pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.

    II. Pelayanan Kesehatan Neonatala) Perawatan bayi baru lahir

    Penanganan bayi segera setelah lahir- Usahakan bernafas spontan- Menjaga bayi tetap hangat

    Perawatan lanjutan pada bayi baru lahir- Dilakukan rawat gabung (rooming in) yaitu ibu dan bayi berada dalam satu

    ruangan

    b) Perawatan neonatal dini (1-7 hari) Timbang, pantau keadaan umum, mekonium keluar dalam 24 jam pertama

    c) Pelayanan neonatal lanjut (8-28 hari) Timbang, imunisasi, pantau keadaan umum Bila terjadi penyulit segera dirujuk Kunjungan rumah bagi yang memerlukan

    III. Pelayanan Kesehatan Dasar Balita dan Anak Pra Sekolaha) Pelayanan kesehatan dasar

    Pemeriksaan berkala fisik dan tumbuh kembang- Umur 1 bulan11 bulan: 4 kali- Umur 1 tahun2 tahun : 3 kali- Umur 2 tahun6 tahun : 2 kali

    Imunisasi dasar- BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Campak dan Hepatitis (sesuai protap)

    Konsultasi dokter ahli

  • 7/22/2019 UPAYA KESEHATAN (isi).docx

    64/344

    64

    Rujukan kasusb) Pemantau