road map adaptasi perubahan iklim wilayah pesisir final draft
TRANSCRIPT
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 1/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIMDI WILAYAH PESISIR
IMPLEMENTASI DAN PEMBELAJARAN I-CATCH
Januari 2015
Pandangan penulis dinyatakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari United States Agency for International Development atau pemerintah Amerika.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 2/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIMDI WILAYAH PESISIRIMPLEMENTASI DAN PEMBELAJARAN I-CATCH
Januari 2015
Pandangan penulis dinyatakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari United States Agency for International Development atau pemerintah Amerika.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 3/27
ROADMAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR i
KATA PENGANTAR
Secara alamiah, dampak perubahan iklim menyebabkan terjadinya gejala-gejala berubahnya
kondisi iklim dan cuaca dari kondisi biasa atau normal menjadi kondisi yang tidak normal,
seperti: terjadinya pola musim yang berubah secara ekstrim (kemarau dan hujan yang
berkepanjangan), berubahnya pola migrasi ikan, kenaikan suhu air laut, kenaikan muka laut,
kecepatan tiupan angin, dan lain-lain. Kondisi iklim dan cuaca tersebut menyebabkan
terjadinya peristiwa-peristiwa alam yang buruk, seperti: banjir air laut pasang (rob),
sedimentasi laut, abrasi pantai, gelombang tinggi, angin puting beliung dan lain-lain. Dalam
prosesnya, gejala-gejala berubahnya iklim dan cuaca tersebut secara langsung mempengaruhi
kondisi sumberdaya alam dan lingkungan perairan di desa pesisir dan pulau-pulau kecil,
aktifitas mata pencaharian masyarakat yang utamanya sebagai nelayan.
Peristiwa-peristiwa ini akan terus berlanjut seiring berjalannya siklus alam yang memicu
terjadinya perubahan iklim global. Dalam kurun waktu tertentu, dampak buruk akan semakin
berat dialami dan dirasakan oleh masyarakat pesisir. Di desa pesisir dan pulau-pulau kecilmerupakan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi, sehingga sangat
berpotensi mengalami kondisi yang terburuk akibat perubahan iklim. Meskipun masyarakat
memiliki naluri dan kebiasaan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim, namun
nampaknya belum mampu memberikan efek yang cukup berarti, baik terhadap keberadaan
sumberdaya alam dan lingkungan perairan maupun terhadap mata pencaharian masyarakat.
Hal tersebut, disebabkan karena tindakan adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat masih
dalam lingkup terbatas dan belum atas dasar data dan informasi yang lengkap (tidak
terencana dengan baik).
Aksi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim merupakan tindakan untukmengantisipasi dan mengelola peristiwa-peristiwa buruk (baca: bencana) akibat perubahan
iklim. Program atau aksi ini akan berdasarkan pengetahuan terhadap kondisi obyektif desa
serta kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim, sehingga memungkinkan
untuk menguatkan kemampuan adaptasi masyarakat untuk berperan melakukan program atau
aksi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. Program atau aksi ini diperkenalkan oleh
pemerintah Indonesia (Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia)
bekerjasama dengan USAID (United State Agency for International Development ) melalui
proyek IMACS ( Indonesian Marine and Climate Support ) yang memfasilitasi semua
stakeholder termasuk masyarakat lokal untuk mengidentifikasi dan mengelola dampak
perubahan iklim secara terpadu, sehingga kerusakan yang besar bagi wilayah desa dan
masyarakat tidak menjadi hambatan, tetapi justru menjadi kesempatan baru masyarakat
dalam mengelola sumberdaya laut dan lingkungan pesisir serta pengembangan mata
pencaharian masyarakat.
Untuk memperkuat peran masyarakat dalam aksi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan
iklim secara terencana dan sistematis, maka dibuat I-CATCH ( Indonesia Climate Adaptation
Tool for Coastal Habitats) sebagai panduan yang dikembangkan melalui proyek IMACS
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 4/27
ROADMAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR ii
sebagai alat untuk melakukan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment (VA)) dan
menyusun Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation Plan (CAP)).
Kumpulan Praktek Terbaik Implementasi I-CATCH ini juga untuk memberikan gambaran
umum tentang hasil yang diperoleh dari kajian di 100 desa yang nantinya dapat dimanfaatkan
oleh pengambil kebijakan di tingkat daerah maupun nasional dalam mengembangkan program guna membangun melaksanakan perencanaan mitigasi bencana dan adaptasi
perubahan iklim berbasis masyarakat.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada USAID, pemerintah daerah di lokasi
kegiatan dan peran semua pihak atas dukungan dan fasilitasinya dalam pengembangan dan
implementasi I-CATCH. Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan manfaat bagi upaya
mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di
Indonesia.
Jakarta, Januari 2015
Direktur Pesisir dan Laut
Ditjen KP3K, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
Ir. M. Eko Rudianto, M. Bus. IT
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 5/27
ROADMAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR iii
KATA SAMBUTAN
Mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim merupakan isu penting dan kontemporer di
wilayah pesisir karena merupakan kawasan yang mengalami dampak atas terjadinya bencana
dan perubahan iklim. Meningkatnya intensitas bencana yang dipengaruhi oleh iklim, seperti
banjir, banjir air laut pasang (rob), gelombang ekstrim dan badai adalah sedikit contoh
dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat pesisir selain permasalah lainnya,
seperti berubahnya pola musim dan pola migrasi ikan yang mempengaruhi mata pencaharian
masyarakat pesisir. Selain bencana akibat iklim, wilayah pesisir juga rawan terhadap bencana
lain, seperti gempa, tsunami, abrasi dan lainnya yang menambah permasalah dalam
pembangunan wilayah pesisir.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengurangi dan menanggulangi dampak bencana dan
perubahan iklim baik berupa penanganan secara struktural maupun non-struktural.
Tersedianya sejumlah dokumen yang terkait dengan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan
iklim sangat diperlukan, sebagai upaya membantu proses penilaian atau kajian kerentanan,dan penyusunan rencana mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. Penguatan kapasitas
penyuluh atau fasilitator dalam pendampingan dan pemberdayaan masyarakat juga
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan adaptasi masyarakat serta melaksanakan aksi
mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. I-CATCH ( Indonesia Climate Adaptation
Tool for Coastal Habitats) adalah panduan yang dikembangkan oleh USAID melalui proyek
IMACS sebagai alat untuk melakukan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment (VA))
dan menyusun Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation Plan (CAP))
berbasis masyarakat. Hasil dari proses implementasi I-CATCH membantu masyarakat dalam
mengenali ancaman, tingkat kerentanan serta potensi yang dimiliki sehingga dapat menyusun
rencana mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim secara terpadu yang melibatkan pemangku kepentingan lainnya. Dokumen-dokumen ini diinisiasi dan dipersiapkan oleh
USAID melalui proyek IMACS yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kemeterian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Akhirnya, saya menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun yang telah berhasil
menyelesaikan dokumen-dokumen ini. Saya juga berterima kasih kepada USAID yang telah
memberikan dukungan dan fasilitasinya dalam proses penyusunan dokumen-dokumen ini
melalui proyek IMACS. Semoga hadirnya dokumen-dokumen ini dapat membantu berbagai
pihak dalam melaksanakan perencanaan dan implementasi mitigasi bencana dan adaptasi
perubahan iklim di wilayah pesisir.
Jakarta, Januari 2015
Direktur Jenderal
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Sudirman Saad
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 6/27
Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
KATA SAMBUTAN ............................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i
1 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
2 PROSES PENGEMBANGAN I‐CATCH ................................................................................. 5
3 IMPLEMENTASI I‐CATCH: HASIL KAJIAN KERENTANAN (VA) DAN RENCANA ADAPTASI
PERUBAHAN IKLIM (CAP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN SULAWESI
TENGGARA ...................................................................................................................... 7
3.1 Provinsi Nusa Tenggara Barat .............................................................................................. 9
3.1.1 Kabupaten Lombok Tengah .............................................................................. 12
3.1.2 Kabupaten
Lombok
Timur
.................................................................................
13
3.1.3 Kabupaten Lombok Utara ................................................................................. 13
3.1.4 Kabupaten Sumbawa ........................................................................................ 13
3.1.5 Kabupaten Lombok Barat
3.2 Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................................................................ 14
3.2.1 Kota Kendari ...................................................................................................... 17
3.2.2 Kota Bau‐bau ..................................................................................................... 18
3.2.3 Kabupaten Muna ............................................................................................... 19
3.2.4 Kabupaten Wakatobi ......................................................................................... 21
3.2.5 Kabupaten Konawe Selatan .............................................................................. 22
4 PEMBELAJARAN
PENTING
DARI
PENGEMBANGAN
DAN
IMPLEMENTASI
I‐CATCH
.........
24
4.1 Pembelajaran dari proses pengembangan I‐CATCH .......................................................... 24
4.2 Pembelajaran dari proses implementasi I‐CATCH ............................................................. 25
4.2.1 Dukungan dari Pemerintah dan pelibatan berbagai pihak ............................... 25
4.2.2 Materi diskusi I‐CATCH ...................................................................................... 26
4.2.3 Peserta diskusi ................................................................................................... 27
4.2.4 Peran dan kapasitas fasilitator .......................................................................... 27
4.2.5 Penyesuaian waktu implementasi I‐CATCH dengan proses
proses perencanaan pembangunan .................................................................. 29
4.2.6 Perlunya peningkatan pengetahuan serta ketersediaan informasi
tentang perubahan
iklim
bagi
pemerintah
dan
masyarakat
.............................
29
4.2.7 Dukungan lanjutan dari berbagai pihak terhadap hasil CAP............................. 30
5 PETA JALAN INTEGRASI PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM TINGKAT
MASYARAKAT KEDALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN .............................. 31
5.1 Kondisi Saat Ini dan Peluang Yang Ada .............................................................................. 31
5.1.1 Kondisi dan peluang di tingkat nasional ............................................................ 31
Program Pemerintah di tingkat nasional .......................................................... 31
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 7/27
Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir ii
5.1.2 Kondisi dan peluang di tingkat daerah .............................................................. 33
Program Pemerintah di tingkat daerah ............................................................. 33
Kegiatan universitas dan non‐pemerintah ........................................................ 33
Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................ 33
5.2 Strategi Integrasi Umum .................................................................................................... 35
5.2.1 Internalisasi
Rencana
Adaptasi
Perubahan
Iklim
ke
dalam
Kebijakan
Program Pemerintah Daerah ............................................................................. 35
5.2.2 Internalisasi Rencana Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam Proses
Pendanaan Daerah ............................................................................................ 37
5.3 Strategi Integrasi Khusus ................................................................................................... 42
5.3.1 Strategi khusus integrasi rencana masyarakat ke dalam sistem
perencanaan dan penganggaran ....................................................................... 42
5.3.2 Strategi khusus integrasi hasil Kajian Kerentanan masyarakat
ke dalam penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau
Kecil (RZWP3K) ................................................................................................... 43
Pentingnya integrasi .......................................................................................... 43
Pengertian kerentanan pada isu perubahan iklim ............................................ 44
5.3.3 Tahapan teknis integrasi Kajian Kerentanan kedalam proses
penyusunan RZWP3K ......................................................................................... 49
Pengumpulan data dan survei .......................................................................... 49
Identifikasi potensi wilayah ............................................................................... 50
Penyusunan dokumen awal .............................................................................. 50
Penentuan usulan alokasi ruang ....................................................................... 52
6 PENUTUP ...................................................................................................................... 56
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 57
1. Hasil Kajian Kerentanan (VA) Provinsi Nusa Tenggara Barat ............................................. 57
2. Matriks Laporan Kajian Kerentanan (VA) dan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim
(CAP) Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................................................. 89
3. Analisa Perhitungan Pembiayaan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (CAP)
Provinsi Nusa Tenggara Barat .......................................................................................... 111
4. Hasil Kajian Kerentanan (VA) Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................. 114
5. Matriks Laporan Kajian Kerentanan (VA) dan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim
(CAP) Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................... 159
6. Analisa Perhitungan Pembiayaan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (CAP)
Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................................................. 180
7. Daftar Fasilitator I‐CATCH ................................................................................................ 182
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 8/27
Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerjasama multi‐pihak dalam mengembangkan I‐CATCH .......................................................... 6
Gambar 2: Proses pembuatan, uji coba, dan implementasi kerangka I‐CATCH ........................................... 6
Gambar 3:
Alur
susunan
kerangka
I‐CATCH
..................................................................................................
7
Gambar 4: Perbandingan tingkat kerentanan berbagai desa di Provinsi dan SULTRA ................................ 7
Gambar 5: Perbandingan estimasi pembiayaan CAP di Provinsi NTB dan SULTRA ...................................... 8
Gambar 6: Perbandingan pembiayaan berdasarkan beberapa kategori aktifitas CAP antara
Provinsi NTB dan SULTRA ............................................................................................................ 9
Gambar 7. Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di Provinsi NTB ........................... 10
Gambar 8: Daftar CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi NTB ........................................................... 11
Gambar 9: Daftar estimasi pembiayaan CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi NTB. ....................... 12
Gambar 10. Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di Provinsi SULTRA .................... 15
Gambar 11: Daftar CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi SULTRA ................................................... 16
Gambar 12: Estimasi pembiayaan CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi SULTRA ........................... 16
Gambar 13:
Tingkat
kerentanan
berbagai
kelurahan
di
Kota
Kendari
.......................................................
18
Gambar 14: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kota Bau‐Bau ............................................................... 19
Gambar 15: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kabupaten Muna ......................................................... 20
Gambar 16: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kabupaten Wakatobi ................................................... 22
Gambar 17: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kabupaten Konawe Selat ............................................ 23
Gambar 18: Internalisasi CAP ke dalam kebijakan program dan pendanaan daerah ................................ 36
Gambar 19: Proses penyusunan dan penyepakatan rencana program pembangunan ............................. 37
Gambar 20: Proses penyusunan dan penetapan APBD .............................................................................. 38
Gambar 21. Komponen utama penilaian kerentanan ................................................................................ 45
Gambar 22. Tahapan, proses dan output penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau‐Pulau
Kecil
....................................................................................................................
47
Gambar 23. Komponen yang perlu diperhitungan untuk mengetahui Indeks Kerugian dalam
proses penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil (RZWP3K) ......... 48
Gambar 24. Kerangka konseptual penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau
Kecil (RZWP3K) di tingkat Kabupaten/Kota ............................................................................ 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dampak perubahan iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil .............................................. 2
Tabel 2. Dampak perubahan iklim di desa/kelurahan Mitra IMACS di Provinsi NTB dan SULTRA ............... 3
Tabel 3: Skenario advokasi adaptasi perubahan iklim ke dalam dokumen program dan
anggaran pemerintah ................................................................................................................... 39
Tabel 4:
Karakter
pembiayaan
program
dinas/badan
Pemerintah
Daerah
...............................................
41
Tabel 5. Peringkat Dampak Terpendam = Paparan + Kepekaan ................................................................ 51
Tabel 6. Kondisi umum kecamatan Lombok Tengah .................................................................................. 57
Tabel 7. Perubahan kondisi iklim dan cuaca (sumber: hasil diskusi kelompok) ........................................ 61
Tabel 8. Dampak perubahan kondisi iklim, cuaca, dan kejadian bencana................................................. 63
Tabel 9. Hasil penilaian VA ......................................................................................................................... 63
Tabel 10. Desa Kajian I‐CATCH di wilayah Kecamatan Jerowaru ............................................................... 67
Tabel 11. Perbandingan pola kondisi iklim dan cuaca (musim) pada tahun 1990‐an dan
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 9/27
Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir iv
Tahun 2000‐an ............................................................................................................................ 69
Tabel 12. Perubahan kondisi iklim dan cuaca ............................................................................................ 69
Tabel 13. Penilaian tingkat kerentanan desa di Kecamatan Jerowaru ...................................................... 71
Tabel 14. Ringkasan hasil kajian kerentan desa di Kab. Lombok Utara ..................................................... 78
Tabel 15. Gambaran umum desa ............................................................................................................... 79
Tabel 16. Pandangan masyarakat atas perubahan pola musim (iklim) ..................................................... 81
Tabel 17. Pandangan masyarakat atas kecenderungan kondisi cuaca ...................................................... 82
Tabel 18. Hasil VA Kabupaten Sumbawa ................................................................................................... 83
Tabel 19. Desa VA Kabupaten Lombok Barat............................................................................................. 83
Tabel 20. Perbandingan pola kondisi iklim dan cuaca (musim) pada tahun 1990‐an dan
tahun 2000‐an ............................................................................................................................ 85
Tabel 21. Perubahan kondisi iklim dan cuaca ............................................................................................ 86
Tabel 22. Penilaian tingkat kerentanan desa di Kabupaten Lombok Barat ............................................... 87
Tabel 23. Matriks ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi NTB (Fase 1) ................................................... 89
Tabel 24. Matrikx ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi NTB (Fase 2) ................................................... 96
Tabel 25. Perhitungan prakiraan pembiayaan CAP di Provinsi NTB (Fase 1 Dan 2) ................................ 111
Tabel 26.
Kondisi
umum
desa
kajian
........................................................................................................
114
Tabel 27. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ...................................................................... 117
Tabel 28. Kecenderungan pandangan masyarakat atas perubahan cuaca .............................................. 119
Tabel 29. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan masing‐masing desa .................... 121
Tabel 30. Kondisi umum kelurahan kajian ............................................................................................... 123
Tabel 31. Kalendar musim ........................................................................................................................ 126
Tabel 32. Pola iklim dan perubahannya ................................................................................................... 129
Tabel 33. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan masing‐masing kelurahan ............ 130
Tabel 34. Kondisi umum desa kajian ........................................................................................................ 132
Tabel 35. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ...................................................................... 136
Tabel 36. Pola iklim dan perubahannya saat ini ...................................................................................... 138
Tabel 37. Kondisi umum perubahan cuaca .............................................................................................. 139
Tabel 38. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan
masing‐masing desa/kelurahan ................................................................................................ 141
Tabel 39. Kondisi umum desa kajian ........................................................................................................ 142
Tabel 40. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ...................................................................... 145
Tabel 41. Kecenderungan pandangan masyarakat atas perubahan kondisi cuaca ................................. 147
Tabel 42. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan masing‐masing desa .................... 149
Tabel 43. Kondisi umum kelurahan kajian ............................................................................................... 150
Tabel 44. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ...................................................................... 153
Tabel 45. Perubahan pola musim ............................................................................................................ 155
Tabel 46.
Pandangan
masyarakat
atas
perubahan
kondisi
cuaca
...........................................................
156
Tabel 47. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan
masing‐masing kelurahan/kelurahan ....................................................................................... 157
Tabel 48. Matriks ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi SULTRA (Fase 1) ............................................ 159
Tabel 49. Matriks ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi SULTRA (Fase 2) ........................................... 166
Tabel 50. Perhitungan prakiraan pembiayaan CAP di Provinsi SULTRA (Fase 1 Dan 2) ........................... 180
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 10/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 1
1 PENDAHULUAN
Organisasi Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dari Persatuan Bangsa-
Bangsa (PBB) dalam laporan 5th
Assessment Report (AR5) menyatakan bahwa telah terjadi
pemanasan dari sistem iklim yang ditandai dengan observasi peningkatan suhu di atmosfir
dan permukaan laut, kenaikan muka air laut, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dan
derajat keasaman laut. IPCC menyimpulkan dengan tingkat konfidens yang tinggi bahwa
pengaruh manusia telah menjadi faktor dominan yang menyebabkan peningkatan pemanasan
suhu permukaan bumi sejak pertengahan abad ke-20. Food and Agriculture Organization
(FAO) menjelaskan tiga kemungkinan dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan
dan sumberdaya perairan yaitu: dampak sosial-ekonomi tidak langsung (misalnya konflik
terkait penggunaan air yang mempengaruhi semua sistem produksi makanan, atau ketika
strategi adaptasi dan mitigasi di sektor lain secara langsung mempengaruhi sistem perairan
secara umum atau perikanan secara langsung, respons biologis dan ekologis terhadap
perubahan fisik (misalnya produktivitas, ketersediaan spesies, stabilitas ekosistem, lokasi
stok, tingkat dan dampak patogen, efek fisik secara langsung (misalnya kenaikan muka airlaut, banjir atau badai).
Dampak perubahan iklim sangatlah nyata dapat dilihat dan dirasakan, terutama di kawasan
pesisir. Dampak paling nyata terutama dirasakan oleh masyarakat nelayan dan masyarakat
lainnya yang bermukim di wilayah pesisir. Namun demikian dampak tersebut sesungguhnya
bukan hanya dirasakan oleh masyarakat nelayan, namun juga dirasakan oleh berbagai pihak
yang menjalankan fungsi dan aktivitasnya di wilayah pesisir seperti pemerintah, perusahaan
swasta di wilayah pesisir, pelaku usaha pariwisata, pengelola infrastruktur di wilayah pesisir,
peneliti yang menjalankan kegiatan penelitian di wilayah pesisir, pengelola pelabuhan, dan
lain-lain.
Menyadari bahwa fenomena perubahan iklim di wilayah pesisir ini membawa dampak yang
luas bagi berbagai pihak, maka masyarakat desa dan kelurahan yang telah difasilitasi oleh
IMACS telah mengembangkan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change
Adaptation Plan (CAP)) di tingkat masyarakat sebagai upaya untuk beradaptasi terhadap
dampak perubahan iklim. Namun demikian upaya untuk mengembangkan pola adaptasi ini
masih bersifat terbatas. Selain itu implementasinya masih terbatas pada sumber daya yang
ada di masyarakat wilayah pesisir dan juga Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).
Walaupun masyarakat telah terfasilitasi dalam mengkaji aspek-aspek kehidupan mereka yang
rentan terhadap dampak perubahan iklim dan telah menyusun CAP, namun tantangannya
adalah bagaimana mengimplementasikannya dan bagaimana dengan desa-desa pesisir lainya
yang belum melakukan VA tersebut. Beberapa desa di lokasi program IMACS telah
mengimplementasikan CAP, namun hanya terbatas pada kegiatan yang sifatnya tidak
membutuhkan kemampuan teknis yang rumit serta alokasi dana yang besar seperti kegiatan
menanam mangrove di lokasi yang rawan abrasi.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 11/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 2
Sedangkan kegiatan yang membutuhkan pendanaan yang besar belum dapat
diimplementasikan, seperti contohnya membangun tanggul pemecah ombak serta
pembangunan infrastruktur lainnya. Oleh karena ini, daftar rencana adaptasi tersebut,
diharapkan dapat diakomodasi untuk mendapatkan dukungan baik melalui pendanaan
pemerintah maupun sumber pendanaan lainnya. Kajian yang dilakukan oleh Pusat Perubahan
Iklim Institut Teknologi Bandung (2013) menunjukkan bahwa potensi dampak perubahaniklim di wilayah pesisir adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Dampak Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Indikator Perubahan
Iklim
Bahaya Potensial di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kenaikan Temperatur Pemanasan setempat akibat meningginya suhu udara pada siang hari
Meluasnya sebaran populasi serangga vektor penyakit
Curah Hujan Yang
Tidak Menentu
Kekeringan akibat jumlah presipitasi yang rendah
Penurunan ketersediaan air (PKA) akibat jumlah presipitasi yang
rendah Meningkatnya populasi nyamuk akibat banyaknya genangan air
Meningkatnya penyebaran penyakit melalui sarana udara dan
genangan air
Naiknya Suhu
Permukaan Laut (SPL)
Perubahan pola migrasi ikan yang disebabkan oleh perubahan sirkulasi
arus laut akibat distribusi kenaikan SPL
Rusaknya terumbu karang (coral bleaching) karena peningkatan SPL
dan keasaman air laut
Naiknya Tinggi
Permukaan Laut
Meluasnya genangan air laut di daerah pesisir dapat menyebabkan
mundurnya garis pantai
Meluasnya daerah intrusi air laut melalui air tanah dan sungai
Akibat Kejadian iklim
Ekstrem (ENSO,
IOD/DMI, PIO/IPO)
Terjadinya tahun kering secara berturut- turut
Peningkatan peluang terjadinya hujan lebat, angin kencang, badai dan
gelombang badai
Kejadian Cuaca Ekstrem
(hujan lebat, badai,
angin kencang,
gelombang
Badai)
Meningkatnya frekuensi dan intensitas erosi dan abrasi (akibat
perubahan arus sejajar dan tegak lurus pantai) sehingga menyebabkan
perubahan garis pantai
Meningkatnya peluang kejadian banjir rob akibat badai dan gelombang
badai
Meningkatnya kerusakan pada sarana dan prasarana publik
Dipresentasikan di Bappenas, Jakarta, 4 Juli 2013
Sehubungan dengan itu, maka berbagai pihak secara alamiah telah mengerahkan upayanya
masing-masing untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. IMACS telah memfasilitasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan DKP serta masyarakat untuk melakukan
berbagai upaya strategisnya secara maksimal untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.
Upaya tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk pelibatan masyarakat dan pemerintah
daerah untuk menilai tingkat kerentanan wilayahnya dan kondisi ketahanan mereka sendiri
dalam situasi perubahan iklim. Kegiatan penilaian kerentanan ini dilakukan dengan
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 12/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 3
menggunakan metode I-CATCH. Berdasarkan kegiatan implementasi I-CATCH ini,
masyarakat dapat mengidentifikasi kerentanan dan berhasil menyusun CAP untuk beradaptasi
dengan perubahan iklim secara partisipatif. Kegiatan ini telah dilakukan di 100 desa, di 10
kabupaten/kota mitra IMACS, di 2 wilayah Provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan hasil I-CATCH di 100 desa di kedua provinsi tersebut, maka diperoleh paparan
sebagai berikut bahwa:
a. Di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dari 50 desa survey terhadap dampak
perubahan iklim di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa terdapat:
15 desa memiliki tingkat kerentanan tinggi
31 desa memiliki tingkat kerentanan sedang
4 desa memiliki tingkat kerentanan rendah
b. Di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, dari 50 desa dan kelurahan survey terhadapdampak perubahan iklim di Kabupaten Bau-Bau, Kota Kendari, Kota Konawe Selatan,
Kabupaten Muna, dan Kabupaten Wakatobi terdapat:
4 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan tinggi
16 desa dan 8 kelurahan memiliki tingkat kerentanan sedang
12 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan rendah.
Pada wilayah desa dan kelurahan tersebut dapat dipetakan kondisi bahwa perubahan iklim
telah membawa dampak seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Dampak perubahan iklim di desa/kelurahan mitra IMACS di Provinsi NTB dan
Provinsi SULTRA
Wilayah Dampak Perubahan Iklim
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kabupaten Lombok Barat Banjir pasang atau biasa disebut rob (banjir yang diakibatkan
oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan), gagal panen
rumput laut, abrasi pantai, geloro (gelombang dan angin yang
mengakibatkan abrasi, puting beliung, kekeringan, sedimentasi, dan
longsor)
Kabupaten Lombok Tengah Banjir, abrasi pantai, gagal panen, angin kencang, gelombang
tinggi, hujan lebat, genangan air di beberapa tempat, dan erosi
Kabupaten Lombok Utara Angin kencang, banjir air laut pasang (rob), abrasi pantai, sulitmelaut, dan sampah kiriman
Kabupaten Lombok Timur Gagal panen, abrasi, pematang jebol, sulit melaut, puting beliung,
longsor, rob, tangkapan ikan menurun, dan kekeringan
Kabupaten Sumbawa Abrasi, arus laut yang kuat, rob, kekeringan, air pasang, sulit
melaut, dan wabah penyakit
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 13/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 4
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kota Bau-Bau Kekeringan, angin puting beliung terjadi hampir sepanjang tahun,
sulit melaut, kerusakan rumput laut, hasil tangkapan ikan
berkurang, lokasi penangkapan ikan menjauh, umpan cakalang
berkurang
Kota Kendari Sulit melaut, susah mendapatkan air bersih, hasil pertanian dan
tangkapan ikan berkurang, pengeringan ikan terhambat, wabah
DBD dan malaria merajalela, banjir air laut pasang (rob), dan angin
kencang
Kabupaten Konawe Selatan Angin kencang dan ombak besar, kekeringan, banjir air laut pasang
(rob), abrasi pantai, dan puting beliung
Kabupaten Muna Abrasi, banjir air laut pasang (rob), sulit melaut, kerusakan rumput
laut, hasil tangkapan ikan berkurang, dan produksi jambu mete
menurun
Kabupaten Wakatobi Puting beliung, abrasi, ombak besar, banjir, sulit melaut, kerusakan
rumput laut, dan hasil tangkapan ikan berkurang
Hasil I-CATCH tahun 2013
Adapun kegiatan-kegiatan adaptasi yang umumnya dilakukan sebagai respon adaptasi
terhadap dampak perubahan iklim termasuk:
Melakukan VA untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam melakukan upaya
adaptasi.
Mempromosikan dan mempertahankan sisitem aliran air desa sehingga dapat mencegah
banjir akibat curah hujan yang berlebihan dan cuaca buruk.
Mengembangkan system evakuasi dan peringatan dini dalam kasus peristiwa cuaca buruk
atau bencana.
Menjaga dan memperbaiki ekosistem penting, seperti hutan bakau, terumbu karang dan
vegetasi lainnya.
Pemberian insentif kepada masyarakat lokal yang aktif terlibat dalam kegiatan alternatif
yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi kemiskinan.
Melarang kegiatan yang merusak seperti penambangan pasir dan karang, bom ikan dan
perusakan hutan bakau dan vegetasi di daerah pesisir.
Mengadopsi kebijakan pembangunan yang mengantisipasi perubahan sumberdaya alam,
seperti stok ikan, di mana kegiatan ekonomi bergantung.
Mengantisipasi dan merencanakan relokasi rumah yang berada di daerah yang mulai atau
telah terkikis akibat kenaikan muka air laut atau abrasi ke daratan yang lebih tinggi dan
aman.
Membangun sumur air tawar dan menanam tanaman pengikat air tawar lebih banyak di di
lokasi yang terhindar dari intrusi air laut.
Dalam perencanaan tata ruang di wilayah pesisir, mempertimbangkan aspek kebencanaan
dalam mendirikan bagunan atau infrastruktur baru di zona yang rentan atas perubahan
iklim.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 14/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 5
2 PROSES PENGEMBANGAN I‐CATCH
Secara umum, pelaksanaan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment (VA)) dan
penyusunan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation Plan (CAP))
ini bertujuan untuk memperkaya wawasan, menguatkan cara pandang dan pengetahuanmasyarakat dalam membaca, memahami dan menanggapi gejala-gejala perubahan iklim yang
terjadi di wilayah desa dimana mereka tinggal, sehingga masyarakat mampu
mengembangkan rencana mitigasi bencana dan adaptasi terhadap dampak buruk perubahan
iklim. CAP merupakan tindakan untuk mengatasi dan mengelola kejadian-kejadian buruk
(bencana) akibat perubahan iklim. CAP disusun berdasarkan pengetahuan terhadap kondisi
obyektif desa serta kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. CAP
merupakan rencana strategis masyarakat untuk mengatasi dan mengelola dampak perubahan
iklim, sehingga pengaruh buruk yang timbul tidak lagi memberikan efek kerusakan yang
besar bagi wilayah desa dan masyarakat, tetapi justru menjadi sumber manfaat baru bagi
masyarakat dalam mengelola sumberdaya laut dan lingkungan pesisir serta pengembanganmata pencaharian masyarakat.
Ada beberapa alasan kenapa I-CATCH dikembangkan. Gambar 1 menjelaskan pihak-pihak
yang turut terlibat dalam proses pengembangan I-CATCH. USAID sebagai donor dari proyek
IMACS, KKP terutama Ditjen KP3K sebagai counterpart, juga terdapat kerjasama dengan
organisasi lain yang mempunyai mandat terkait perubahan iklim seperti Dewan Nasional
Perubahan Iklim (DNPI), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), dan University of Rhode
Islands (URI). I-CATCH pada awalnya dibuat untuk memenuhi permintaan pihak KKP untuk
mendukung proyek Program Pengembangan Daearh Pesisir Tangguh (PDPT) terutama
dibutuhkannya alat yang dapat menggali kerentanan masyarakat pesisir terhadap perubahaniklim.
Pada proses awal dari pengembangan I-CATCH, ditemukan bahwa walaupun sudah banyak
terdapat berbagai metodologi yang ditawarkan terkait VA, ada beberapa kekurangan yang
ditemukan dari berbagai alat tersebut antara lain, mereka tidak fokus di level desa, belum
menempatkan masyarakat aktor, dan VA yang ada belum diikuti dengan CAP. Berdasarkan
hasil ini ini, dibuatlah I-CATCH yang menggabungkan aspek terbaik dari alat yang ada dan
menutupi kekurangan dari alat kajian yang sudah ada sebelumnya. Gambar 2 menjelaskan
proses penting mulai dari pembuatan dokumen, uji coba, pemilihan lokasi, ujicoba di 100
desa di 2 provinsi, dan terakhir, pengembangan I-CATCH menjadi modul Mitigasi Bencana
dan Adaptasi Perubahan Iklim (MBAPI).
MBAPI merupakan penyempurnaan alat kajian I-CATCH yang dikembangkan oleh IMACS,
dan telah mendapatkan masukan dari para pihak terutama KP3K. MBAPI terdiri atas
Penilaian Tingkat Kerentanan Desa, Penyusunan Rencana Aksi Mitigasi Bencana dan
Adaptasi, dan Penyusunan Rencana Pemantauan dan Evaluasi. Modul ini juga dapat
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 15/27
diguna
pertani
Melalu
provins
Gambatentang
penjela
tentang
Gamba
Gamba
an pada
n, perkebu
proses ini
i dan kab
3 menjelkonsep pe
san tentan
VA, dan s
r 1: Kerjas
r 2: Proses
ang terp
nan atau be
, MBAPI d
paten, khu
skan kerating terkai
pendekat
lanjutnya
ma multi-p
ersiapan,
NPI
USAI(DON
ngaruh be
ncana.
iharapkan
susnya ya
gka utama perubaha
n partisip
agian terka
ihak dalam
ji coba, da
I
K
R)
ROAD MAP A
sar terhad
dapat menj
g dilakuk
dalam I- iklim di k
tif, dan d
it CAP.
mengemba
implemen
MACS –
KP KP3K
RI‐CRC
DAPTASI PERU
p peruba
adi rujuka
n bagi ma
ATCH, pwasan pes
iikuti deng
ngkan I-C
asi kerang
KLH
BAHAN IKLIM
an iklim
bagi kem
syarakat p
ndahuluansir dan sek
an bagian
TCH
a I-CATC
BMKG
DI WILAYAH P
seperti ke
ntrian, pe
esisir. Sela
yang mentor perikan
yang men
SISIR 6
sehatan,
erintah
njutnya,
jelaskann, serta
jelaskan
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 16/27
Gamba
3 I
R
N
Penera
Tengga
dijelas
Peruba
Gamba
Dapat
sedang,
NTB di
Gamba
PENDA
• P
• K
• P
0
5
10
15
20
25
30
35
r 3: Alur su
PLEME
NCANA
SA
TEN
an I-CAT
ra Barat (
an hasil K
an Iklim (
4 menunj
igambarka
meskipun
bandingka
r 4: Perban
ULUAN
erubahan iklim
onsepkerentanan
endekatan partisip
15
Ting
sunan kera
TASI I‐
ADAPT
GGARA
CH dilaks
TB) dan P
jian Kere
Climate C
kkan perb
n bahwa
lebih bany
Provinsi
ingan ting
atif
9
gi
gka I-CA
ATCH:
ASI PE
BARAT
nakan di
rovinsi Sul
tanan (Vul
ange Ada
ndingan ti
ayoritas d
ak jumlah
ulawesi Te
kat kerenta
ANAL ISA K
• Pro
• Ko
• Da
• Ka
• Pro
(ren
31
24
Sedang
ROAD MAP A
CH
ASIL K
UBAHA
AN
SUL
dua provi
awesi Ten
nerability
tation Pl
a tingkat
sa di dua
desa yang
nggara.
nan berbag
ERENTANAN
il desa
disi iklim
pakperubahan ik
asitasadaptasi m
il kerentananmas
dah, sedang, ting
DAPTASI PERU
JIAN KE
IKLI
WESI
T
nsi di Ind
gara (SUL
ssessment
n (CAP))
erentanan
provinsi b
tingkat ker
i desa di P
lim
syarakat
yarakat
i)
4
17
Rendah
BAHAN IKLIM
RENTA
(CAP)
ENGGA
onesia, ya
TRA). Dal
(VA)) dan
masing-ma
ntara kedu
rada pada
entanannya
ovinsi NT
RENCANA ADA
IKLIM
• Masalah
• Kondisi jangkap
• Strategy
• Rencan
• Rencan
Nus
Sul
DI WILAYAH P
AN (VA
DI PR
A
itu Provin
m bagian
Rencana
sing di 2
a provinsi t
tingkat ke
tinggi di
dan SULT
TASI PERUBAH
paling prioritas
ntuk mencapai tujanjang
mencapai tujuan
adaptasi
tindaklanjut
a Tenggara B
wesi Tengga
SISIR 7
DAN
VINSI
i Nusa
ini akan
daptasi
rovinsi.
ersebut.
entanan
rovinsi
RA
N
uan
arat
a
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 17/27
Gamba
masyar
dari R
NTB, a
Hal ini
NTB yProvins
Gamba
Gamba
CAP d
untuk s
dan ko
pertani
50,
100,
150,
200,
250,
300,
350,
5 menun
kat. Sanga
286 (dua
nd hampir
menunjuk
ng memilii SULTRA
r 5: Perban
6 selanjut
n menunju
arana dan
nservasi. S
n atau peri
‐
00,000,000
00,000,000
00,000,000
00,000,000
00,000,000
00,000,000
00,000,000
ukkan per
t jelas di
ratus delap
p 130 (se
an bahwa
i lebih ba.
ingan esti
nya menun
kkan kateg
rasarana
etelah itu,
kanan diik
hitungan p
ambar ini
an puluh e
atus tiga p
ibutuhkan
yak tingkat
asi pembi
jukkan sec
ori pembia
enempati
kebutuhan
ti dengan
286,700,000
NTB
ROAD MAP A
embiayaan
dalah, ber
am) milya
luh) milya
pembiayaa
kerentana
yaan CAP
ra detail k
aan berdas
posisi terat
akan eks
ebutuhan a
,000
TOTAL
DAPTASI PERU
aktivitas
asarkan h
r untuk m
r untuk pe
n hampir d
tinggi dan
i Provinsi
lasifikasi p
arkan 4 kat
as, diikuti
ansi dan r
kan pening
BAHAN IKLIM
AP yang
sil estimas
ndanai has
danaan di
ua kali ba
sedang, di
NTB dan S
embiayaan
egori. Keb
dengan ke
elokasi te
katan kapa
129,700,0
SULTR
DI WILAYAH P
telah diide
i, dibutuhk
il CAP di
Provinsi S
yaknya di
andingka
LTRA
hasil impl
tuhan pe
utuhan reh
pat tingga
itas nelaya
0,000
SISIR 8
ntifikasi
an lebih
rovinsi
LTRA.
rovinsi
dengan
mentasi
biayaan
abilitasi
l, lahan
.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 18/27
GambaProvins
Penjela
dijelas
3.1
Seperti
peruba
Lombo
o
15
o
31
o
4 d
r 6: Perbani NTB dan
san detail
an dibawa
rovinsi
ditunjukka
an iklim
Utara, Ka
esa memil
esa memil
sa memili
‐
20,000,000,00
40,000,000,00
60,000,000,00
80,000,000,00
100,000,000,00
120,000,000,00
140,000,000,00
160,000,000,00
ingan pemrovinsi SU
tentang ha
ini.
usa Ten
n di Gam
i Kabupa
bupaten L
ki tingkat
iki tingkat
i tingkat k
PENINGKATAN
SARANA DAN
PRASARANA
biayaan beLTRA
sil implem
gara Ba
ar 7, di P
en Lomb
mbok Tim
erentanan
kerentanan
rentanan y
REHABILITASI
DAN
KONSERVASI
E
R
ROAD MAP A
dasarkan
entasi I-C
at
ovinsi NT
k Barat,
r, dan Kab
ang tinggi
yang seda
ng rendah.
KSPANSI
ATAU
ELOKASI
PENING
KAPA
NELA
DAPTASI PERU
eberapa ka
TCH di
B dari 50
abupaten
upaten Su
g
KATAN
ITAS
YAN
INFORMA
CUACA
BAHAN IKLIM
tegori aktif
asing-ma
desa surve
Lombok
bawa terd
I PERATURAN
DI WILAYAH P
itas CAP an
ing provi
i terhadap
engah, Ka
pat:
KERJASAMA
SULTRA
NTB
SISIR 9
tara
si akan
dampak
bupaten
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 19/27
Gamba
Gamba
di Pro
masing
- Kel
dan
bur
- Kat
abr sep
spe
ber
kel
- Ber
pen
pen
-
Kat
r 7. Tingka
8 berikut
insi NTB.
-masing de
ompok terti
prasarana
h dan berd
egori terba
si dan banrti pelabu
ifik untuk
ih dan air
mpok mas
ada di ka
yuluhan d
gelolaan ha
egori terke
kerentana
ini menam
Gambar i
a. Ada 4 k
nggi terkai
Perikanan,
agang.
nyak sela
ir disekitar an dan gud
berbagai d
inum. Ke
arakat.
tegori sel
n perkena
sil dan ma
il adalah e
masyarak
ilkan pen
i menunj
tegori bes
t dengan pe
dan peny
jutnya ad
pantai sertang, penga
aerah di P
butuhan ak
njutnya a
an terhad
ajemen ke
spansi dan
Sedang, 31
Rend
Nusa
ROAD MAP A
at terhadap
kategorian
kkan frek
r aktifitas
mbentukan
diaan mat
lah peme
a penyediaaan jalan
ovinsi NT
an modal
dalah pen
p teknolo
angan unt
pemindah
h, 4
enggar
DAPTASI PERU
perubahan
CAP yang
ensi diseb
AP yang
kelompok
pencahari
uhan keb
n sarana d an jembata
B adalah ti
saha juga s
ediaan
i baru ter
k kelompo
n wilayah
Tinggi, 15
Barat
BAHAN IKLIM
iklim di P
didiskusik
utkannya s
iusulkan o
masyaraka
an alternat
tuhan inf
an prasaran. Satu sar
ngginya k
angat diras
odal usah
kait budid
k masyara
angkap da
DI WILAYAH P
ovinsi NTB
n oleh ma
uatu aktifi
eh masyara
, pengadaa
f seperti b
astruktur
a terkait pna terpenti
butuhan sa
akan oleh
a serta p
ya perika
at.
budidaya.
SISIR 10
syarakat
as oleh
kat:
sarana
eternak,
enahan
rikananng yang
rana air
erbagai
latihan,
an dan
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 20/27
Gamba
Gamba
Hampir
prasara
mengu
sangat
nelaya
Lampir
di Pro
penilai
CAP
pembia
r 8: Daftar
9 menunj
separuh
a, dan dis
ulkan akti
sering di
.
an 1 dan 2
insi NTB,
n masyara
ang mere
yaan CAP
AP yang
kkan pers
ari kebut
rtai kebut
itas ekspa
ngkapkan
selanjutny
yang pri
kat terhada
a usulkan
iberikan d
iusulkan m
entase pem
han pemb
han terkait
nsi dan re
masyaraka
memuat h
sipnya me
p tingkat
. Perhitun
lampiran
ROAD MAP A
asyarakat
biayaan ya
iayaan dib
rehabilitas
okasi. Hal
t adalah p
asil imple
njelaskan
erentantan
an secara
.
DAPTASI PERU
i Provinsi
ng dibutuh
utuhkan u
i dan kons
terkecil d
embiayaan
entasi I-C
ondisi ikl
mereka t
detail m
BAHAN IKLIM
TB
an sesuai
tuk penin
rvasi. Sete
ri kebutu
untuk pe
TCH di
m yang t
rhadap pe
ngenai pr
DI WILAYAH P
dengan ha
katan sar
lah itu, ma
an CAP t
ingkatan k
asing-mas
ridentifika
ubahan ikl
akiraan ke
SISIR 11
il CAP.
na dan
syarakat
pi juga
apasitas
ng desa
i, hasil
im, dan
butuhan
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 21/27
Gamba
masyar
3.1.1
Proses
kabupa
Praya
lima su pedaga
tanggu
dikerja
dilakuk
Pada b
garis p
mengu
desa. P
yang l
lokasi
abrasi.
hidupn
pekerja
r 9: Daftar
kat di Pro
Kabupate
penilaian k
en Lombo
imur. Ma
mber matag, petani
g jawab d
an oleh la
an oleh per
berapa de
ntainya m
gkapkan b
erubahan i
bih tinggi
ang sebel
Sebagai k
a sebagai
annya.
41,200,00
, 14%
stimasi pe
insi NTB.
Lombok
erentanan i
Tengah
yarakat di
pencahariaan peterna
alam mela
ki-laki, se
empuan.
a di wilay
lai terkiki
ahwa keja
i misalnya
akibat ru
mnya terd
nsekuensi
petani t
103,000,000,
36%
,000
biayaan R
Tengah
ni tersebar
aitu keca
desa-desa
n utama, yk. Lelaki
sanakan k
entara unt
h kabupat
s karena a
ian terseb
masyarak
ah mereka
pat tamba
ya, masyar
mbak ma
00 ,
5.600.000.000
2%
ROAD MAP A
encana Ad
di tiga kec
atan Pujut
yang menj
akni sebagan perem
egiatan ma
uk berdag
n Lombok
rasi dan g
t berakibat
t pesisir y
terkena a
, terpaksa
akat yang
upun bur
136,900,000
48%
;
NTB
DAPTASI PERU
ptasi Peru
amatan ya
kecamata
adi objek
ai nelayan,uan di wil
ta pencaha
ng dan m
Tengah y
elombang
pada peru
ng terpak
rasi. Cont
harus tutu
selama ini
h tambak
,000 ,
PED
R
K
E
PE
N
BAHAN IKLIM
ahan Iklim
g memilik
Praya Ba
enilaian s
petani tayah kajia
rian. Nela
mindang i
ng menjad
asang tin
ahan kon
a harus m
oh lainnya
akibat lah
bekerja da
terpaksa
NINGKATAN N PRASARA
HABILITASI D
NSERVASI
SPANSI ATA
NINGKATAN
LAYAN
DI WILAYAH P
yang diusu
wilayah p
rat, dan ke
tidaknya
bak, petan ini saling
an dan me
an sebagi
i lokasi I-
gi. Peserta
isi fisik da
ngungsi k
adalah di
annya juga
n menggan
harus ke
SARANAA
AN
RELOKASI
KAPASITAS
SISIR 12
lkan
esisir di
camatan
emiliki
garam, berbagi
nambak
n besar
ATCH,
diskusi
n sosial
daerah
eberapa
terkena
tungkan
ilangan
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 22/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 13
3.1.2 Kabupaten Lombok Timur
Proses penilaian kerentanan ini terfokus di satu kecamatan yang memilki wilayah pesisir di
Kabupaten Lombok Timur, yaitu Kecamatan Jerowaru. Masyarakat yang berada di wilayah
desa kajian setidaknya memiliki lima sumber mata pencaharian utama yaitu nelayan (tangkap
dan budidaya), petani, buruh tani, petani tambak, dan petani garam. Beberapa desa yangmenjadi wilayah kajian mengalami perubahan garis yang cukup signifikan dalam 20 tahun
terakhir akibat abrasi. Beberapa desa lainnya juga mengalami penurunan produktifitas
kegiatan mata pencaharian akibat banjir air laut pasang (rob) dan cuaca yang tidak menentu
(angin kencang dan curah hujan tinggi). Dampaknya adalah tambak dan area budidaya
masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tidak dapat dioperasikan secara optimal, bahkan
cenderung mengalami kegagalan. Akibatnya, keterbatasan akses terhadap sumber daya alam
bagi masyarakat mengakibatkan terjadinya perubahan jenis atau tipologi mata pencaharian.
Beberapa desa yang menjadi wilayah kajian mengalami perubahan garis yang cukup
signifikan dalam 20 tahun terakhir akibat abrasi. Beberapa desa lainnya juga mengalami
penurunan produktifitas kegiatan mata pencaharian akibat banjir air laut pasang (rob) dan
cuaca yang tidak menentu (angin kencang dan curah hujan tinggi). Dampaknya adalah
tambak dan area budidaya masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tidak dapat dioperasikan
secara optimal, bahkan cenderung mengalami kegagalan. Akibatnya, keterbatasan akses
terhadap sumber daya alam bagi masyarakat mengakibatkan terjadinya perubahan jenis atau
tipologi mata pencaharian.
3.1.3 Kabupaten Lombok Utara
VA di kabupaten Lombok Utara dilaksanakan di 10 Desa terpilih di sepanjang pesisir barat
pulau Lombok. Termasuk di dalamnya adalah satu desa di pulau mikro yaitu desa Gili Indah.Sembilan desa lainnya masih berada di pesisir barat pulau Lombok mulai dari Malaka di
selatan sampai Gondang di utara. Kondisi kesepuluh desa ini tentu saja berbeda dari satu
tempat ke tempat lainnya baik dari sisi fisik (lingkungan), sosial maupun ekonomi.
Keseluruhannya berada di wilayah pesisir baik itu di sepanjang pantai barat pulau Lombok
atau desa yang berada di pulau mikro.
3.1.4 Kabupaten Sumbawa
Proses penilaian kerentanan ini tersebar di lima kecamatan yang memiliki wilayah pesisir di
kabupaten Sumbawa yaitu kecamatan Tarano, kecamatan Maronge, Kecamatan Moyo Hilir,kecamatan Lape dan Plampang. Masyarakat di desa-desa yang menjadi objek penilaian
setidaknya memiliki lima sumber mata pencaharian utama, yakni sebagai nelayan, petani
tambak, pedagang, petani dan peternak. Lelaki dan perempuan di wilayah kajian ini saling
berbagi tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan mata pencaharian. Nelayan dan
bertambak dikerjakan oleh laki-laki, sementara untuk berdagang dan mengurus rumah
sebagian besar dilakukan oleh perempuan.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 23/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 14
Pada beberapa desa di wilayah kabupaten Sumbawa yang menjadi lokasi studi ini garis
pantainya mulai terkikis karena abrasi dan gelombang pasang tinggi. Peserta diskusi
mengungkapkan bahwa kejadian tersebut berakibat pada perubahan kondisi fisik dan sosial
desa, seperti masyarakat pesisir yang terpaksa harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi
akibat rumah mereka terkena abrasi dan dibeberapa lokasi yang sebelumnya terdapat tambak,
terpaksa harus tutup akibat lahannya juga terkena abrasi. Konsekuensinya, masyarakat yangselama ini bekerja dan menggantungkan hidupnya sebagai petani tambak maupun buruh
tambak terpaksa harus kehilangan pekerjaannya.
3.1.5 Kabupaten Lombok Barat
Proses Penilaian Kerentanan ini terfokus di dua kecamatan yang memiliki wilayah pesisir di
Kabupaten Lombok Barat, yaitu Kecamatan Lembar dan Sekotong. Hampir seluruh desa
dalam kecamatan ini merupakan desa yang saling bertetangga atau bahkan dahulunya berasal
dari satu desa, yang kemudian dimekarkan. Masyarakat yang berada di wilayah desa kajian
setidaknya memiliki lima sumber mata pencaharian utama yaitu nelayan (tangkap dan
budidaya), petani, buruh tani, petani tambak, dan petani garam.
Beberapa desa yang menjadi wilayah kajian mengalami perubahan garis yang cukup
signifikan dalam 20 tahun terakhir akibat abrasi. Beberapa desa lainnya juga mengalami
penurunan produktifitas kegiatan mata pencaharian akibat banjir air laut pasang (rob) dan
cuaca yang tidak menentu (angin kencang dan curah hujan tinggi). Dampak samping adalah
tambak dan area budidaya masyarakat di Kabupaten Lombok Barat tidak dapat dioperasikan
secara optimal, bahkan cenderung mengalami kegagalan. Akibatnya, keterbatasan akses
terhadap sumber daya alam bagi masyarakat mengakibatkan terjadinya perubahan jenis atau
tipologi mata pencaharian.
3.2 Provinsi Sulawesi Tenggara
Di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, dari 50 desa dan kelurahan lokasi I-CATCH di
Kabupaten Bau-Bau, Kota Kendari, Kota Konawe Selatan, Kabupaten Muna, dan Kabupaten
Wakatobi. Gambar 10 menunjukkan tingkat kerentanan yaitu:
4 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan tinggi
16 desa dan 8 kelurahan memiliki tingkat kerentanan sedang
12 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan rendah.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 24/27
Gamba
Gamba
Provins
masing
pertam
nelaya
bagan,
Sebaga
mereka
menjad
benih
memun
masyar
karang
akan
menga
SULT
r 10. Tingk
11 men
i SULTR
-masing de
dari CA
, yang ked
an yang k
antisipasi
juga telah
i buruh, be
an bibit
gkinkan m
kat. Dua
dan mangr
ulai terja
ibatkan ru
A.
t kerentan
mpilkan
. Gambar
sa. Kebutu
, misalny
ua adalah
tiga adala
masyarak
memikirka
rdagang at
ntuk peri
asyarakat
al terkait
ve. Hal ini
inya dam
saknya ek
S
n masyara
engkategor
ini menunj
han terhad
informas
sarana peri
teknologi
t akan da
n untuk m
upun terli
anan dan
eragamka
CAP oleh
menunjuk
ak negati
sistem ter
endah, 17
ulawes
ROAD MAP A
at terhada
ian CAP
ukkan frek
p informa
tentang
kanan teru
an teknik
pak peru
ragamkan
at di duni
rumput la
n jenis pe
masyarakat
an bahwa
dari ber
mbu kara
Ting
Seda
Tengg
DAPTASI PERU
p perubaha
yang didi
uensi dise
si terkait i
apan wakt
ama perah
aru budida
ahan ikli
jenis peke
pariwisat
t serta te
kerjaan m
selanjutn
masyarakat
agai kejad
g dan ma
i, 9
g, 24
ra
BAHAN IKLIM
n iklim di
kusikan o
utkannya
lim berad
u terbaik
, karamba
a rumput l
di masa
jaan mere
. Oleh kar
sedianya
reka sang
a adalah r
sudah mel
ian cuaca
ngrove di
DI WILAYAH P
rovinsi SU
eh masya
uatu aktifi
di tingka
untuk mel
, jaring ap
aut.
yang akan
a seperti b
ena itu, pe
odal usa
t diharapk
habilitasi
ihat dan m
dan musi
berbagai l
SISIR 15
TRA
akat di
tas oleh
t paling
ut bagi
ng dan
datang,
eternak,
gadaan
a yang
an bagi
erumbu
nyadari
yang
kasi di
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 25/27
Gamba
Gamba
SULTR
r 11: Dafta
r 12: Estim
A
REHABILITAS
KONSERVASI
46,250,000,
36%
EK
RE
17,
13
CAP yang
si pembiay
I DAN
,
00 ,
PANSI ATAU
LOKASI,
600,000,000
PRO
diusulkan
aan peruba
,
INSI SUL
ROAD MAP A
asyarakat
han iklim y
WESI TE
DAPTASI PERU
di Provinsi
ng diusulk
PENI
KAPA
NELA
6,450
GGARA
BAHAN IKLIM
SULTRA
an masyara
PENINGKAT
SARANA DA
PRASARAN
59,400,000,
46%
GKATAN
ITAS
AN,
000,000 , 5%
DI WILAYAH P
kat di Prov
AN
N
,
000 ,
SISIR 16
insi
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 26/27
ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR 17
Lampiran 3 dan 4 selanjutnya memuat hasil implementasi I-CATCH di masing-masing desa
di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang prinsipnya menjelaskan kondisi iklim yang
teridentifikasi, hasil penilaian masyarakat terhadap VA dan CAP yang diusulkan.
Perhitungan secara detail mengenai prakiraan kebutuhan pembiayaan CAP diberikan di
Lampiran 5.
3.2.1 Kota Kendari
Kelurahan-kelurahan dalam kajian ini berada pada wilayah Kecamatan Kendari dan
Kecamatan Abeli. Masyarakat di kelurahan di Kecamatan Kendari memiliki setidaknya tiga
sumber mata pencaharian utama, yakni sebagai nelayan dan petani kebun di darat. Mayoritas
masyarakatnya memiliki beragam sumber mata pencaharian utama, terutama sebagai nelayan,
petani berkebun, peternak dan sejumlah pekerjaan lain. Pada saat kegiatan melaut tidak dapat
dilakukan, terutama pada saat ombak tinggi dan arus kencang di musim barat, nelayan masih
memiliki kegiatan mata pencaharian lain. Kegiatan bidang pertanian dilakukan di lahan yang
sebagian besar merupakan tanah berkapur. Kondisi lahan yang didominasi batu kapur
menyebabkan hanya beberapa jenis tanaman saja yang bisa ditanam di lahan perkebunan
masyarakat, yaitu; ubi kayu, jagung, sayur-sayuran dan sebagian kecil tanaman jangka
panjang seperti; pisang, kelapa, nangka, mangga, dan jambu mete.
Disamping sebagai nelayan dan petani, masyarakat di kelurahan-kelurahan kajian ini ada juga
yang bekerja sebagai karyawan perusahaan perikanan, pedagang, tukang ojek, buruh
pelabuhan, tukang kayu/batu, kuli bangunan, buruh kapal ikan, penambang batu gunung dan
pasir, dan ada juga yang bergerak di sektor jasa, swasta, dan pegawai negeri. Lelaki dan
perempuan di Kota Kendari ini saling berbagi tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan
mata pencaharian. Nelayan pancing, bubu, nelayan jaring dan sero dikerjakan oleh laki-laki.
Petani tanaman ubi, jagung dan sayur-sayuran di kesepuluh kelurahan dilakukan oleh laki-
laki dan perempuan. Pada beberapa kelurahan di 2 kecamatan lokasi kajian ini, garis pantai
terkikis karena abrasi dan gelombang pasang tinggi. Perubahan garis pantai terjadi di 10
kelurahan kajian, berlangsung karena kenaikan permukaan laut, pasang laut tinggi dan
meningkatnya kecepatan arus laut. Di beberapa kelurahan ini, tembok pemecah ombak
(talud ) telah dibangun oleh pemerintah, namun saat ini air laut mulai melewati talud pada
saat pasang tinggi. Seperti ditunjukkan di Gambar 13, secara umum hasil VA menunjukkan
tingkat sedang terutama di daerah mulut sungai teluk Kendari, dan hijau di daerah yang lebih
jauh dari pantai.
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT
http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 27/27
Gamba
3.2.2
Kelura
Kokalu
Palabu
memili
budidaKecam
beraga
peterna
yang s
menye
masyar
pisang,
seperti
Kokalu
Disam
yang b
bangun
peremp
mata p
laki. Bi
sayura
r 13: Tingk
Kota Bau-
an dalam
kuna, Keca
a, Kalialia,
i setidakn
a dan pettan Kokal
sumber
k dan seju
bagian bes
abkan han
kat, yaitu;
kelapa, na
beberapa k
kuna (Kelu
ing sebaga
ekerja seb
an, buruh,
uan di Kot
ncaharian.
dang perta
di lokasi k
t kerentan
au
kajian i
matan Bar
Kolese da
a tiga su
ni kebunkuna, Kec
mata pen
lah pekerj
ar merupa
a beberap
ubi kayu,
ngka, man
elurahan d
ahan Lako
nelayan d
gai pedag
dan ada ju
Bau-Bau i
Nelayan p
ian rump
ajian dilak
n berbagai
i berada
Puaro da
Lowu-Lo
ber mata
di darat.amatan Ba
caharian u
an lain. K
an tanah b
a jenis tan
jagung, d
gga, dan s
i Kecamata
logou) mas
n petani,
ang, tukan
a yang be
ni saling b
ncing, jari
t laut, bert
kan oleh l
Kelurahan
pada wil
Kecamat
wu yang b
pencahari
egitu pulu Puaro d
ama, terut
giatan bid
erkapur. K
aman saja
n sebagia
rsak. Seda
n Lea-Lea
yarakat me
asyarakat
g ojek, b
rgerak di s
rbagi tang
g, bagan,
ni di sawa
ki-laki dan
di Kota Ke
yah Keca
n Betoam
rada dala
n utama,
masyaran Kecama
ama sebag
ng pertani
ondisi laha
yang bisa
kecil tan
ngkan unt
(Keluraha
anam padi
i keluraha
ruh pelab
ektor jasa,
ung jawab
ero dan bu
h, menana
perempua
ndari
matan Le
ari. Masya
wilayah
akni seba
at di keluan Betoa
ai nelayan
n di dilaku
yang did
ditanam di
man jang
k wilayah
Palabusa
dan sayur-
-keluraha
han, tuka
swasta, da
dalam mel
u hanya d
ubi dan
.
-Lea, Ke
rakat di K
ecamatan
ai nelaya
ahan-kelur bari juga
, petani b
kan di laha
minasi ba
lahan per
a panjang
yang cuku
dan Kalia-
sayuran.
kajian ini
g kayu/ba
n PNS. Le
ksanakan
kerjakan o
agung sert
camatan
lurahan
ea-Lea
, petani
ahan diemiliki
rkebun,
n kebun
u kapur
ebunan
seperti;
p subur
lia) dan
da juga
tu, kuli
aki dan
egiatan
eh laki-
a sayur-