road map adaptasi perubahan iklim wilayah pesisir final draft

27
7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 1/27  ROAD MAP  ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR IMPLEMENTASI DAN PEMBELAJARAN I-CATCH Januari 2015 Pandangan penulis dinyatakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari United States  Agency for International Development atau pemerintah Amerika.

Upload: ddprayoedha

Post on 18-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 1/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIMDI WILAYAH PESISIR

IMPLEMENTASI DAN PEMBELAJARAN I-CATCH

Januari 2015

Pandangan penulis dinyatakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari United States Agency for International Development atau pemerintah Amerika.

Page 2: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 2/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIMDI WILAYAH PESISIRIMPLEMENTASI DAN PEMBELAJARAN I-CATCH

Januari 2015

Pandangan penulis dinyatakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari United States Agency for International Development atau pemerintah Amerika.

Page 3: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 3/27

 

ROADMAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  i

KATA PENGANTAR 

Secara alamiah, dampak perubahan iklim menyebabkan terjadinya gejala-gejala berubahnya

kondisi iklim dan cuaca dari kondisi biasa atau normal menjadi kondisi yang tidak normal,

seperti: terjadinya pola musim yang berubah secara ekstrim (kemarau dan hujan yang

 berkepanjangan), berubahnya pola migrasi ikan, kenaikan suhu air laut, kenaikan muka laut,

kecepatan tiupan angin, dan lain-lain. Kondisi iklim dan cuaca tersebut menyebabkan

terjadinya peristiwa-peristiwa alam yang buruk, seperti: banjir air laut pasang (rob),

sedimentasi laut, abrasi pantai, gelombang tinggi, angin puting beliung dan lain-lain. Dalam

 prosesnya, gejala-gejala berubahnya iklim dan cuaca tersebut secara langsung mempengaruhi

kondisi sumberdaya alam dan lingkungan perairan di desa pesisir dan pulau-pulau kecil,

aktifitas mata pencaharian masyarakat yang utamanya sebagai nelayan.

Peristiwa-peristiwa ini akan terus berlanjut seiring berjalannya siklus alam yang memicu

terjadinya perubahan iklim global. Dalam kurun waktu tertentu, dampak buruk akan semakin

 berat dialami dan dirasakan oleh masyarakat pesisir. Di desa pesisir dan pulau-pulau kecilmerupakan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi, sehingga sangat

 berpotensi mengalami kondisi yang terburuk akibat perubahan iklim. Meskipun masyarakat

memiliki naluri dan kebiasaan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim, namun

nampaknya belum mampu memberikan efek yang cukup berarti, baik terhadap keberadaan

sumberdaya alam dan lingkungan perairan maupun terhadap mata pencaharian masyarakat.

Hal tersebut, disebabkan karena tindakan adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat masih

dalam lingkup terbatas dan belum atas dasar data dan informasi yang lengkap (tidak

terencana dengan baik).

Aksi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim merupakan tindakan untukmengantisipasi dan mengelola peristiwa-peristiwa buruk (baca: bencana) akibat perubahan

iklim. Program atau aksi ini akan berdasarkan pengetahuan terhadap kondisi obyektif desa

serta kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim, sehingga memungkinkan

untuk menguatkan kemampuan adaptasi masyarakat untuk berperan melakukan program atau

aksi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. Program atau aksi ini diperkenalkan oleh

 pemerintah Indonesia (Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia)

 bekerjasama dengan USAID (United State Agency for International Development ) melalui

 proyek IMACS ( Indonesian Marine and Climate Support ) yang memfasilitasi semua

stakeholder termasuk masyarakat lokal untuk mengidentifikasi dan mengelola dampak

 perubahan iklim secara terpadu, sehingga kerusakan yang besar bagi wilayah desa dan

masyarakat tidak menjadi hambatan, tetapi justru menjadi kesempatan  baru masyarakat

dalam mengelola sumberdaya laut dan lingkungan pesisir serta pengembangan mata

 pencaharian masyarakat.

Untuk memperkuat peran masyarakat dalam aksi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan

iklim secara terencana dan sistematis, maka dibuat I-CATCH ( Indonesia Climate Adaptation

Tool for Coastal Habitats) sebagai panduan yang dikembangkan melalui proyek IMACS

Page 4: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 4/27

 

ROADMAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  ii

sebagai alat untuk melakukan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment   (VA)) dan

menyusun Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation Plan (CAP)).

Kumpulan Praktek Terbaik Implementasi I-CATCH ini juga untuk memberikan gambaran

umum tentang hasil yang diperoleh dari kajian di 100 desa yang nantinya dapat dimanfaatkan

oleh pengambil kebijakan di tingkat daerah maupun nasional dalam mengembangkan program guna membangun melaksanakan perencanaan mitigasi bencana dan adaptasi

 perubahan iklim berbasis masyarakat.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada USAID, pemerintah daerah di lokasi

kegiatan dan peran semua pihak atas dukungan dan fasilitasinya dalam pengembangan dan

implementasi I-CATCH. Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan manfaat bagi upaya

mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di

Indonesia.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Pesisir dan Laut

Ditjen KP3K, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Ir. M. Eko Rudianto, M. Bus. IT

Page 5: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 5/27

 

ROADMAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  iii

KATA SAMBUTAN 

Mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim merupakan isu penting dan kontemporer di

wilayah pesisir karena merupakan kawasan yang mengalami dampak atas terjadinya bencana

dan perubahan iklim. Meningkatnya intensitas bencana yang dipengaruhi oleh iklim, seperti

 banjir, banjir air laut pasang (rob), gelombang ekstrim dan badai adalah sedikit contoh

dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat pesisir selain permasalah lainnya,

seperti berubahnya pola musim dan pola migrasi ikan yang mempengaruhi mata pencaharian

masyarakat pesisir. Selain bencana akibat iklim, wilayah pesisir juga rawan terhadap bencana

lain, seperti gempa, tsunami, abrasi dan lainnya yang menambah permasalah dalam

 pembangunan wilayah pesisir.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengurangi dan menanggulangi dampak bencana dan

 perubahan iklim baik berupa penanganan secara struktural maupun non-struktural.

Tersedianya sejumlah dokumen yang terkait dengan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan

iklim sangat diperlukan, sebagai upaya membantu proses penilaian atau kajian kerentanan,dan penyusunan rencana mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. Penguatan kapasitas

 penyuluh atau fasilitator dalam pendampingan dan pemberdayaan masyarakat juga

diperlukan untuk mengembangkan kemampuan adaptasi masyarakat serta melaksanakan aksi

mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. I-CATCH ( Indonesia Climate Adaptation

Tool for Coastal Habitats) adalah panduan yang dikembangkan oleh USAID melalui proyek

IMACS sebagai alat untuk melakukan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment   (VA))

dan menyusun Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation Plan (CAP))

 berbasis masyarakat. Hasil dari proses implementasi I-CATCH membantu masyarakat dalam

mengenali ancaman, tingkat kerentanan serta potensi yang dimiliki sehingga dapat menyusun

rencana mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim secara terpadu yang melibatkan pemangku kepentingan lainnya. Dokumen-dokumen ini diinisiasi dan dipersiapkan oleh

USAID melalui proyek IMACS yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kelautan,

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Kemeterian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Akhirnya, saya menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun yang telah berhasil

menyelesaikan dokumen-dokumen ini. Saya juga berterima kasih kepada USAID yang telah

memberikan dukungan dan fasilitasinya dalam proses penyusunan dokumen-dokumen ini

melalui proyek IMACS. Semoga hadirnya dokumen-dokumen ini dapat membantu berbagai

 pihak dalam melaksanakan perencanaan dan implementasi mitigasi bencana dan adaptasi

 perubahan iklim di wilayah pesisir.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Jenderal

Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Sudirman Saad

Page 6: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 6/27

 

Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir  i

DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i 

KATA SAMBUTAN ............................................................................................................... iii 

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i 

1  PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 

2  PROSES PENGEMBANGAN I‐CATCH ................................................................................. 5 

3  IMPLEMENTASI I‐CATCH: HASIL KAJIAN KERENTANAN (VA) DAN RENCANA ADAPTASI 

PERUBAHAN IKLIM (CAP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN SULAWESI 

TENGGARA ...................................................................................................................... 7 

3.1  Provinsi Nusa Tenggara Barat .............................................................................................. 9 

3.1.1 Kabupaten Lombok Tengah .............................................................................. 12 

3.1.2 Kabupaten

 Lombok

 Timur

 .................................................................................

 13

 

3.1.3 Kabupaten Lombok Utara ................................................................................. 13 

3.1.4 Kabupaten Sumbawa ........................................................................................ 13 

3.1.5 Kabupaten Lombok Barat 

3.2  Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................................................................ 14 

3.2.1 Kota Kendari ...................................................................................................... 17 

3.2.2 Kota Bau‐bau ..................................................................................................... 18 

3.2.3 Kabupaten Muna ............................................................................................... 19 

3.2.4 Kabupaten Wakatobi ......................................................................................... 21 

3.2.5 Kabupaten Konawe Selatan .............................................................................. 22 

4 PEMBELAJARAN

 PENTING

 DARI

 PENGEMBANGAN

 DAN

 IMPLEMENTASI

 I‐CATCH

 .........

 24

 

4.1  Pembelajaran dari proses pengembangan I‐CATCH .......................................................... 24 

4.2  Pembelajaran dari proses implementasi I‐CATCH ............................................................. 25 

4.2.1 Dukungan dari Pemerintah dan pelibatan berbagai pihak ............................... 25 

4.2.2 Materi diskusi I‐CATCH ...................................................................................... 26 

4.2.3 Peserta diskusi ................................................................................................... 27 

4.2.4 Peran dan kapasitas fasilitator .......................................................................... 27 

4.2.5 Penyesuaian waktu implementasi I‐CATCH dengan proses 

proses perencanaan pembangunan .................................................................. 29 

4.2.6 Perlunya peningkatan pengetahuan serta ketersediaan informasi 

tentang perubahan

 iklim

 bagi

 pemerintah

 dan

 masyarakat

 .............................

 29

 

4.2.7 Dukungan lanjutan dari berbagai pihak terhadap hasil CAP............................. 30 

5  PETA JALAN INTEGRASI PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM TINGKAT 

MASYARAKAT KEDALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN .............................. 31 

5.1  Kondisi Saat Ini dan Peluang Yang Ada .............................................................................. 31 

5.1.1 Kondisi dan peluang di tingkat nasional ............................................................ 31 

Program Pemerintah di tingkat nasional .......................................................... 31 

Page 7: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 7/27

 

Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir  ii

5.1.2 Kondisi dan peluang di tingkat daerah .............................................................. 33 

Program Pemerintah di tingkat daerah ............................................................. 33 

Kegiatan universitas dan non‐pemerintah ........................................................ 33 

Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................ 33 

5.2  Strategi Integrasi Umum .................................................................................................... 35 

5.2.1 Internalisasi

 Rencana

 Adaptasi

 Perubahan

 Iklim

 ke

 dalam

 Kebijakan

 

Program Pemerintah Daerah ............................................................................. 35 

5.2.2  Internalisasi Rencana Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam Proses 

Pendanaan Daerah ............................................................................................ 37 

5.3  Strategi Integrasi Khusus ................................................................................................... 42 

5.3.1 Strategi khusus integrasi rencana masyarakat ke dalam sistem 

perencanaan dan penganggaran ....................................................................... 42 

5.3.2 Strategi khusus integrasi hasil Kajian Kerentanan masyarakat 

ke dalam penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau 

Kecil (RZWP3K) ................................................................................................... 43 

Pentingnya integrasi .......................................................................................... 43 

Pengertian kerentanan pada isu perubahan iklim ............................................ 44 

5.3.3 Tahapan teknis integrasi Kajian Kerentanan kedalam proses 

penyusunan RZWP3K ......................................................................................... 49 

Pengumpulan data dan survei .......................................................................... 49 

Identifikasi potensi wilayah ............................................................................... 50 

Penyusunan dokumen awal .............................................................................. 50 

Penentuan usulan alokasi ruang ....................................................................... 52 

6  PENUTUP ...................................................................................................................... 56 

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 57 

1.  Hasil Kajian Kerentanan (VA) Provinsi Nusa Tenggara Barat ............................................. 57 

2.  Matriks Laporan Kajian Kerentanan (VA) dan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim 

(CAP)  Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................................................. 89 

3.  Analisa Perhitungan Pembiayaan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (CAP) 

Provinsi Nusa Tenggara Barat .......................................................................................... 111 

4.  Hasil Kajian Kerentanan (VA) Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................. 114 

5.  Matriks Laporan Kajian Kerentanan (VA) dan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim 

(CAP) Provinsi Sulawesi Tenggara .................................................................................... 159 

6.  Analisa Perhitungan Pembiayaan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (CAP) 

Provinsi Sulawesi Tenggara ............................................................................................. 180 

7.  Daftar Fasilitator I‐CATCH ................................................................................................ 182 

Page 8: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 8/27

 

Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir  iii

DAFTAR GAMBAR 

Gambar 1: Kerjasama multi‐pihak dalam mengembangkan I‐CATCH ..........................................................  6 

Gambar 2: Proses pembuatan, uji coba, dan implementasi kerangka I‐CATCH ...........................................  6 

Gambar 3:

 Alur

 susunan

 kerangka

 I‐CATCH

 ..................................................................................................

 7 

Gambar 4: Perbandingan tingkat kerentanan berbagai desa di Provinsi  dan SULTRA ................................ 7 

Gambar 5: Perbandingan estimasi pembiayaan CAP di Provinsi NTB dan SULTRA ...................................... 8 

Gambar 6: Perbandingan pembiayaan berdasarkan beberapa kategori aktifitas CAP antara 

Provinsi NTB dan SULTRA ............................................................................................................  9 

Gambar 7. Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di Provinsi  NTB ........................... 10 

Gambar 8: Daftar CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi NTB ...........................................................  11 

Gambar 9: Daftar estimasi pembiayaan CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi NTB. ....................... 12 

Gambar 10. Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di Provinsi SULTRA .................... 15 

Gambar 11: Daftar CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi SULTRA ...................................................  16 

Gambar 12: Estimasi pembiayaan CAP yang diusulkan masyarakat di Provinsi SULTRA ........................... 16 

Gambar 13:

 Tingkat

 kerentanan

 berbagai

 kelurahan

 di

 Kota

 Kendari

 .......................................................

 18

 

Gambar 14: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kota Bau‐Bau ...............................................................  19 

Gambar 15: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kabupaten Muna .........................................................  20 

Gambar 16: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kabupaten Wakatobi ...................................................  22 

Gambar 17: Tingkat kerentanan berbagai desa di Kabupaten Konawe Selat ............................................  23 

Gambar 18: Internalisasi CAP ke dalam kebijakan program dan pendanaan daerah ................................ 36 

Gambar 19: Proses penyusunan dan penyepakatan rencana program pembangunan ............................. 37 

Gambar 20: Proses penyusunan dan penetapan APBD ..............................................................................  38 

Gambar 21. Komponen utama penilaian kerentanan ................................................................................  45 

Gambar 22. Tahapan, proses dan output penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan 

Pulau‐Pulau

 Kecil

 ....................................................................................................................

 47

 

Gambar 23. Komponen yang perlu diperhitungan untuk mengetahui Indeks Kerugian dalam 

proses penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil (RZWP3K) ......... 48 

Gambar 24. Kerangka konseptual penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau 

Kecil (RZWP3K) di tingkat Kabupaten/Kota ............................................................................  55 

DAFTAR TABEL 

Tabel  1. Dampak perubahan iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil ..............................................  2 

Tabel 2. Dampak perubahan iklim di desa/kelurahan Mitra IMACS di Provinsi NTB dan SULTRA ............... 3 

Tabel  3: Skenario advokasi adaptasi perubahan iklim ke dalam dokumen program dan 

anggaran pemerintah ...................................................................................................................  39 

Tabel 4:

 Karakter

 pembiayaan

 program

 dinas/badan

 Pemerintah

 Daerah

 ...............................................

 41

 

Tabel  5. Peringkat Dampak Terpendam = Paparan + Kepekaan ................................................................  51 

Tabel 6. Kondisi umum kecamatan Lombok Tengah ..................................................................................  57 

Tabel  7. Perubahan kondisi iklim dan cuaca (sumber: hasil diskusi kelompok) ........................................  61 

Tabel  8. Dampak perubahan kondisi iklim, cuaca, dan kejadian bencana.................................................  63 

Tabel  9. Hasil penilaian VA .........................................................................................................................  63 

Tabel  10. Desa Kajian I‐CATCH di wilayah Kecamatan Jerowaru ...............................................................  67 

Tabel  11. Perbandingan pola kondisi iklim dan cuaca (musim) pada tahun 1990‐an dan 

Page 9: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 9/27

 

Road Map Adaptasi Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir  iv

  Tahun 2000‐an ............................................................................................................................  69 

Tabel  12. Perubahan kondisi iklim dan cuaca ............................................................................................  69 

Tabel  13. Penilaian tingkat kerentanan desa di Kecamatan Jerowaru ......................................................  71 

Tabel  14. Ringkasan hasil kajian kerentan desa di Kab. Lombok Utara .....................................................  78 

Tabel  15. Gambaran umum desa ...............................................................................................................  79 

Tabel  16. Pandangan masyarakat atas perubahan pola musim (iklim) .....................................................  81 

Tabel  17. Pandangan masyarakat atas kecenderungan kondisi cuaca ......................................................  82 

Tabel  18. Hasil VA Kabupaten Sumbawa ...................................................................................................  83 

Tabel  19. Desa VA Kabupaten Lombok Barat.............................................................................................  83 

Tabel  20. Perbandingan pola kondisi iklim dan cuaca (musim) pada tahun 1990‐an dan 

tahun 2000‐an ............................................................................................................................  85 

Tabel  21. Perubahan kondisi iklim dan cuaca ............................................................................................  86 

Tabel  22. Penilaian tingkat kerentanan desa di Kabupaten Lombok Barat ...............................................  87 

Tabel  23. Matriks ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi NTB (Fase 1) ...................................................  89 

Tabel  24. Matrikx ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi NTB (Fase 2) ...................................................  96 

Tabel  25. Perhitungan prakiraan pembiayaan CAP di Provinsi NTB (Fase 1 Dan 2) ................................ 111 

Tabel 26.

 Kondisi

 umum

 desa

 kajian

 ........................................................................................................

 114

 

Tabel  27. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ......................................................................  117 

Tabel  28. Kecenderungan pandangan masyarakat atas perubahan cuaca ..............................................  119 

Tabel  29. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan masing‐masing desa .................... 121 

Tabel  30. Kondisi umum kelurahan kajian ...............................................................................................  123 

Tabel  31. Kalendar musim ........................................................................................................................  126 

Tabel  32. Pola iklim dan perubahannya ...................................................................................................  129 

Tabel 33. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan masing‐masing kelurahan ............ 130 

Tabel  34. Kondisi umum desa kajian ........................................................................................................  132 

Tabel  35. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ......................................................................  136 

Tabel  36. Pola iklim dan perubahannya saat ini ......................................................................................  138 

Tabel  37. Kondisi umum perubahan cuaca ..............................................................................................  139 

Tabel  38. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan 

masing‐masing desa/kelurahan ................................................................................................  141 

Tabel  39. Kondisi umum desa kajian ........................................................................................................  142 

Tabel  40. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ......................................................................  145 

Tabel  41. Kecenderungan pandangan masyarakat atas perubahan kondisi cuaca ................................. 147 

Tabel  42. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan masing‐masing desa .................... 149 

Tabel  43. Kondisi umum kelurahan kajian ...............................................................................................  150 

Tabel  44. Kondisi musim dan kegiatan mata pencaharian ......................................................................  153 

Tabel  45. Perubahan pola musim ............................................................................................................  155 

Tabel 46.

 Pandangan

 masyarakat

 atas

 perubahan

 kondisi

 cuaca

 ...........................................................

 156

 

Tabel 47. Masalah iklim paling membebani dan tingkat kerentanan 

masing‐masing kelurahan/kelurahan .......................................................................................  157 

Tabel 48. Matriks ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi SULTRA (Fase 1) ............................................  159 

Tabel  49. Matriks ringkasan laporan VA dan CAP Provinsi SULTRA (Fase 2) ...........................................  166 

Tabel  50. Perhitungan prakiraan pembiayaan CAP di Provinsi SULTRA (Fase 1 Dan 2) ........................... 180 

Page 10: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 10/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  1

1  PENDAHULUAN 

Organisasi  Intergovernmental Panel on Climate Change  (IPCC) dari Persatuan Bangsa-

Bangsa (PBB) dalam laporan 5th

  Assessment Report  (AR5) menyatakan bahwa telah terjadi

 pemanasan dari sistem iklim yang ditandai dengan observasi peningkatan suhu di atmosfir

dan permukaan laut, kenaikan muka air laut, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dan

derajat keasaman laut. IPCC menyimpulkan dengan tingkat konfidens yang tinggi bahwa

 pengaruh manusia telah menjadi faktor dominan yang menyebabkan peningkatan pemanasan

suhu permukaan bumi sejak pertengahan abad ke-20. Food and Agriculture Organization 

(FAO) menjelaskan tiga kemungkinan dampak perubahan iklim terhadap sektor perikanan

dan sumberdaya perairan yaitu: dampak sosial-ekonomi tidak langsung (misalnya konflik

terkait penggunaan air yang mempengaruhi semua sistem produksi makanan, atau ketika

strategi adaptasi dan mitigasi di sektor lain secara langsung mempengaruhi sistem perairan

secara umum atau perikanan secara langsung, respons biologis dan ekologis terhadap

 perubahan fisik (misalnya produktivitas, ketersediaan spesies, stabilitas ekosistem, lokasi

stok, tingkat dan dampak patogen, efek fisik secara langsung (misalnya kenaikan muka airlaut, banjir atau badai).

Dampak perubahan iklim sangatlah nyata dapat dilihat dan dirasakan, terutama di kawasan

 pesisir. Dampak paling nyata terutama dirasakan oleh masyarakat nelayan dan masyarakat

lainnya yang bermukim di wilayah pesisir. Namun demikian dampak tersebut sesungguhnya

 bukan hanya dirasakan oleh masyarakat nelayan, namun juga dirasakan oleh berbagai pihak

yang menjalankan fungsi dan aktivitasnya di wilayah pesisir seperti pemerintah, perusahaan

swasta di wilayah pesisir, pelaku usaha pariwisata, pengelola infrastruktur di wilayah pesisir,

 peneliti yang menjalankan kegiatan penelitian di wilayah pesisir, pengelola pelabuhan, dan

lain-lain.

Menyadari bahwa fenomena perubahan iklim di wilayah pesisir ini membawa dampak yang

luas bagi berbagai pihak, maka masyarakat desa dan kelurahan yang telah difasilitasi oleh

IMACS telah mengembangkan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change

 Adaptation Plan  (CAP)) di tingkat masyarakat sebagai upaya untuk beradaptasi terhadap

dampak perubahan iklim. Namun demikian upaya untuk mengembangkan pola adaptasi ini

masih bersifat terbatas. Selain itu implementasinya masih terbatas pada sumber daya yang

ada di masyarakat wilayah pesisir dan juga Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

Walaupun masyarakat telah terfasilitasi dalam mengkaji aspek-aspek kehidupan mereka yang

rentan terhadap dampak perubahan iklim dan telah menyusun CAP, namun tantangannya

adalah bagaimana mengimplementasikannya dan bagaimana dengan desa-desa pesisir lainya

yang belum melakukan VA tersebut. Beberapa desa di lokasi program IMACS telah

mengimplementasikan CAP, namun hanya terbatas pada kegiatan yang sifatnya tidak

membutuhkan kemampuan teknis yang rumit serta alokasi dana yang besar seperti kegiatan

menanam mangrove di lokasi yang rawan abrasi.

Page 11: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 11/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  2

Sedangkan kegiatan yang membutuhkan pendanaan yang besar belum dapat

diimplementasikan, seperti contohnya membangun tanggul pemecah ombak serta

 pembangunan infrastruktur lainnya. Oleh karena ini, daftar rencana adaptasi tersebut,

diharapkan dapat diakomodasi untuk mendapatkan dukungan baik melalui pendanaan

 pemerintah maupun sumber pendanaan lainnya. Kajian yang dilakukan oleh Pusat Perubahan

Iklim Institut Teknologi Bandung (2013) menunjukkan bahwa potensi dampak perubahaniklim di wilayah pesisir adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Dampak Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Indikator Perubahan

Iklim

Bahaya Potensial di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Kenaikan Temperatur   Pemanasan setempat akibat meningginya suhu udara pada siang hari

  Meluasnya sebaran populasi serangga vektor penyakit

Curah Hujan Yang

Tidak Menentu

  Kekeringan akibat jumlah presipitasi yang rendah

  Penurunan ketersediaan air (PKA) akibat jumlah presipitasi yang

rendah  Meningkatnya populasi nyamuk akibat banyaknya genangan air

  Meningkatnya penyebaran penyakit melalui sarana udara dan

genangan air

Naiknya Suhu

Permukaan Laut (SPL)

  Perubahan pola migrasi ikan yang disebabkan oleh perubahan sirkulasi

arus laut akibat distribusi kenaikan SPL

  Rusaknya terumbu karang (coral bleaching) karena peningkatan SPL

dan keasaman air laut

Naiknya Tinggi

Permukaan Laut

  Meluasnya genangan air laut di daerah pesisir dapat menyebabkan

mundurnya garis pantai

  Meluasnya daerah intrusi air laut melalui air tanah dan sungai

Akibat Kejadian iklim

Ekstrem (ENSO,

IOD/DMI, PIO/IPO)

  Terjadinya tahun kering secara berturut- turut

  Peningkatan peluang terjadinya hujan lebat, angin kencang, badai dan

gelombang badai

Kejadian Cuaca Ekstrem

(hujan lebat, badai,

angin kencang,

gelombang

Badai)

  Meningkatnya frekuensi dan intensitas erosi dan abrasi (akibat

 perubahan arus sejajar dan tegak lurus pantai) sehingga menyebabkan

 perubahan garis pantai

  Meningkatnya peluang kejadian banjir rob akibat badai dan gelombang

 badai

  Meningkatnya kerusakan pada sarana dan prasarana publik

Dipresentasikan di Bappenas, Jakarta, 4 Juli 2013

Sehubungan dengan itu, maka berbagai pihak secara alamiah telah mengerahkan upayanya

masing-masing untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. IMACS telah memfasilitasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan DKP serta masyarakat untuk melakukan

 berbagai upaya strategisnya secara maksimal untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

Upaya tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk pelibatan masyarakat dan pemerintah

daerah untuk menilai tingkat kerentanan wilayahnya dan kondisi ketahanan mereka sendiri

dalam situasi perubahan iklim. Kegiatan penilaian kerentanan ini dilakukan dengan

Page 12: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 12/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  3

menggunakan metode I-CATCH. Berdasarkan kegiatan implementasi I-CATCH ini,

masyarakat dapat mengidentifikasi kerentanan dan berhasil menyusun CAP untuk beradaptasi

dengan perubahan iklim secara partisipatif. Kegiatan ini telah dilakukan di 100 desa, di 10

kabupaten/kota mitra IMACS, di 2 wilayah Provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan

Provinsi Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan hasil I-CATCH di 100 desa di kedua provinsi tersebut, maka diperoleh paparan

sebagai berikut bahwa:

a.  Di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dari 50 desa survey terhadap dampak

 perubahan iklim di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten

Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa terdapat:

  15 desa memiliki tingkat kerentanan tinggi

  31 desa memiliki tingkat kerentanan sedang

  4 desa memiliki tingkat kerentanan rendah

 b.  Di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, dari 50 desa dan kelurahan survey terhadapdampak perubahan iklim di Kabupaten Bau-Bau, Kota Kendari, Kota Konawe Selatan,

Kabupaten Muna, dan Kabupaten Wakatobi terdapat:

  4 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan tinggi

  16 desa dan 8 kelurahan memiliki tingkat kerentanan sedang

  12 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan rendah.

Pada wilayah desa dan kelurahan tersebut dapat dipetakan kondisi bahwa perubahan iklim

telah membawa dampak seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Dampak perubahan iklim di desa/kelurahan mitra IMACS di Provinsi NTB dan

Provinsi SULTRA

Wilayah  Dampak Perubahan Iklim 

Provinsi Nusa Tenggara Barat 

Kabupaten Lombok Barat Banjir pasang atau biasa disebut rob (banjir yang diakibatkan

oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan), gagal panen

rumput laut, abrasi pantai, geloro (gelombang dan angin yang

mengakibatkan abrasi, puting beliung, kekeringan, sedimentasi, dan

longsor)

Kabupaten Lombok Tengah Banjir, abrasi pantai, gagal panen, angin kencang, gelombang

tinggi, hujan lebat, genangan air di beberapa tempat, dan erosi

Kabupaten Lombok Utara Angin kencang, banjir air laut pasang (rob), abrasi pantai, sulitmelaut, dan sampah kiriman

Kabupaten Lombok Timur Gagal panen, abrasi, pematang jebol, sulit melaut, puting beliung,

longsor, rob, tangkapan ikan menurun, dan kekeringan

Kabupaten Sumbawa Abrasi, arus laut yang kuat, rob, kekeringan, air pasang, sulit

melaut, dan wabah penyakit

Page 13: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 13/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  4

Provinsi Sulawesi Tenggara 

Kota Bau-Bau Kekeringan, angin puting beliung terjadi hampir sepanjang tahun,

sulit melaut, kerusakan rumput laut, hasil tangkapan ikan

 berkurang, lokasi penangkapan ikan menjauh, umpan cakalang

 berkurang

Kota Kendari Sulit melaut, susah mendapatkan air bersih, hasil pertanian dan

tangkapan ikan berkurang, pengeringan ikan terhambat, wabah

DBD dan malaria merajalela, banjir air laut pasang (rob), dan angin

kencang

Kabupaten Konawe Selatan Angin kencang dan ombak besar, kekeringan, banjir air laut pasang

(rob), abrasi pantai, dan puting beliung

Kabupaten Muna Abrasi, banjir air laut pasang (rob), sulit melaut, kerusakan rumput

laut, hasil tangkapan ikan berkurang, dan produksi jambu mete

menurun

Kabupaten Wakatobi Puting beliung, abrasi, ombak besar, banjir, sulit melaut, kerusakan

rumput laut, dan hasil tangkapan ikan berkurang

Hasil I-CATCH tahun 2013

Adapun kegiatan-kegiatan adaptasi yang umumnya dilakukan sebagai respon adaptasi

terhadap dampak perubahan iklim termasuk:

  Melakukan VA untuk mendapatkan informasi yang tepat dalam melakukan upaya

adaptasi.

  Mempromosikan dan mempertahankan sisitem aliran air desa sehingga dapat mencegah

 banjir akibat curah hujan yang berlebihan dan cuaca buruk.

  Mengembangkan system evakuasi dan peringatan dini dalam kasus peristiwa cuaca buruk

atau bencana.

  Menjaga dan memperbaiki ekosistem penting, seperti hutan bakau, terumbu karang dan

vegetasi lainnya.

  Pemberian insentif kepada masyarakat lokal yang aktif terlibat dalam kegiatan alternatif

yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi kemiskinan.

  Melarang kegiatan yang merusak seperti penambangan pasir dan karang, bom ikan dan

 perusakan hutan bakau dan vegetasi di daerah pesisir.

  Mengadopsi kebijakan pembangunan yang mengantisipasi perubahan sumberdaya alam,

seperti stok ikan, di mana kegiatan ekonomi bergantung.

  Mengantisipasi dan merencanakan relokasi rumah yang berada di daerah yang mulai atau

telah terkikis akibat kenaikan muka air laut atau abrasi ke daratan yang lebih tinggi dan

aman.

  Membangun sumur air tawar dan menanam tanaman pengikat air tawar lebih banyak di di

lokasi yang terhindar dari intrusi air laut.

  Dalam perencanaan tata ruang di wilayah pesisir, mempertimbangkan aspek kebencanaan

dalam mendirikan bagunan atau infrastruktur baru di zona yang rentan atas perubahan

iklim.

Page 14: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 14/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  5

 

2  PROSES PENGEMBANGAN I‐CATCH 

Secara umum, pelaksanaan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment   (VA)) dan

 penyusunan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim (Climate Change Adaptation Plan  (CAP))

ini bertujuan untuk memperkaya wawasan, menguatkan cara pandang dan pengetahuanmasyarakat dalam membaca, memahami dan menanggapi gejala-gejala perubahan iklim yang

terjadi di wilayah desa dimana mereka tinggal, sehingga masyarakat mampu

mengembangkan rencana mitigasi bencana dan adaptasi terhadap dampak buruk perubahan

iklim. CAP merupakan tindakan untuk mengatasi dan mengelola kejadian-kejadian buruk

(bencana) akibat perubahan iklim. CAP disusun berdasarkan pengetahuan terhadap kondisi

obyektif desa serta kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. CAP

merupakan rencana strategis masyarakat untuk mengatasi dan mengelola dampak perubahan

iklim, sehingga pengaruh buruk yang timbul tidak lagi memberikan efek kerusakan yang

 besar bagi wilayah desa dan masyarakat, tetapi justru menjadi sumber manfaat baru bagi

masyarakat dalam mengelola sumberdaya laut dan lingkungan pesisir serta pengembanganmata pencaharian masyarakat.

Ada beberapa alasan kenapa I-CATCH dikembangkan. Gambar 1 menjelaskan pihak-pihak

yang turut terlibat dalam proses pengembangan I-CATCH. USAID sebagai donor dari proyek

IMACS, KKP terutama Ditjen KP3K sebagai counterpart, juga terdapat kerjasama dengan

organisasi lain yang mempunyai mandat terkait perubahan iklim seperti Dewan Nasional

Perubahan Iklim (DNPI), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), dan University of Rhode

 Islands (URI). I-CATCH pada awalnya dibuat untuk memenuhi permintaan pihak KKP untuk

mendukung proyek Program Pengembangan Daearh Pesisir Tangguh (PDPT) terutama

dibutuhkannya alat yang dapat menggali kerentanan masyarakat pesisir terhadap perubahaniklim.

Pada proses awal dari pengembangan I-CATCH, ditemukan bahwa walaupun sudah banyak

terdapat berbagai metodologi yang ditawarkan terkait VA, ada beberapa kekurangan yang

ditemukan dari berbagai alat tersebut antara lain, mereka tidak fokus di level desa, belum

menempatkan masyarakat aktor, dan VA yang ada belum diikuti dengan CAP. Berdasarkan

hasil ini ini, dibuatlah I-CATCH yang menggabungkan aspek terbaik dari alat yang ada dan

menutupi kekurangan dari alat kajian yang sudah ada sebelumnya. Gambar 2 menjelaskan

 proses penting mulai dari pembuatan dokumen, uji coba, pemilihan lokasi, ujicoba di 100

desa di 2 provinsi, dan terakhir, pengembangan I-CATCH menjadi modul Mitigasi Bencana

dan Adaptasi Perubahan Iklim (MBAPI).

MBAPI merupakan penyempurnaan alat kajian I-CATCH yang dikembangkan oleh IMACS,

dan telah mendapatkan masukan dari para pihak terutama KP3K. MBAPI terdiri atas

Penilaian Tingkat Kerentanan Desa, Penyusunan Rencana Aksi Mitigasi Bencana dan

Adaptasi, dan Penyusunan Rencana Pemantauan dan Evaluasi. Modul ini juga dapat

Page 15: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 15/27

 

diguna

 pertani

 

Melalu

 provins

Gambatentang

 penjela

tentang

Gamba

 

Gamba

 

an pada

n, perkebu

 proses ini

i dan kab

  3 menjelkonsep pe

san tentan

VA, dan s

r 1: Kerjas

r 2: Proses

ang terp

nan atau be

, MBAPI d 

 paten, khu

skan kerating terkai

  pendekat

lanjutnya

ma multi-p

ersiapan,

NPI

USAI(DON

ngaruh be

ncana.

iharapkan

susnya ya

gka utama perubaha

n partisip

agian terka

ihak dalam

 ji coba, da

I

K

 

R)

ROAD MAP A

sar terhad 

dapat menj

g dilakuk 

  dalam I- iklim di k 

tif, dan d 

it CAP.

mengemba

 implemen

MACS  –

KP KP3K

RI‐CRC

DAPTASI PERU

 p peruba

adi rujuka

n bagi ma

ATCH, pwasan pes

iikuti deng

ngkan I-C

asi kerang

KLH

BAHAN IKLIM 

an iklim

 bagi kem

syarakat p

ndahuluansir dan sek 

an bagian

TCH

a I-CATC

BMKG

DI WILAYAH P

seperti ke

ntrian, pe

esisir. Sela

yang mentor perikan

yang men

 

SISIR  6

sehatan,

erintah

njutnya,

 jelaskann, serta

 jelaskan

Page 16: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 16/27

 

Gamba

 

3  I

R

Penera

Tengga

dijelas

Peruba

Gamba

Dapat

sedang,

 NTB di

 

Gamba

 

PENDA

• P

• K

• P

0

5

10

15

20

25

30

35

r 3: Alur su

PLEME

NCANA 

SA 

TEN

an I-CAT

ra Barat (

an hasil K 

an Iklim (

 4 menunj

igambarka

 meskipun

 bandingka

r 4: Perban

ULUAN

erubahan iklim

onsepkerentanan

endekatan partisip

15

Ting

sunan kera

TASI  I‐

ADAPT

GGARA 

CH dilaks

TB) dan P

 jian Kere

Climate C 

kkan perb

n bahwa

lebih bany

 Provinsi

ingan ting

atif 

9

gi

gka I-CA

ATCH: 

ASI  PE

BARAT 

nakan di

rovinsi Sul

tanan (Vul

ange Ada

ndingan ti

ayoritas d 

ak jumlah

ulawesi Te

kat kerenta

 ANAL ISA K

• Pro

• Ko

• Da

• Ka

• Pro

(ren

31

24

Sedang

ROAD MAP A

CH

ASIL K

UBAHA

AN 

SUL

dua provi

awesi Ten

nerability

tation Pl

a tingkat

sa di dua

desa yang

nggara.

nan berbag

ERENTANAN

il desa

disi iklim

pakperubahan ik

asitasadaptasi m

il kerentananmas

dah, sedang, ting

DAPTASI PERU

JIAN KE

  IKLI

WESI 

T

nsi di Ind 

gara (SUL

ssessment 

n (CAP))

erentanan

 provinsi b

tingkat ker 

i desa di P

lim

syarakat

yarakat

i)

4

17

Rendah

BAHAN IKLIM 

RENTA

  (CAP)

ENGGA

onesia, ya

TRA). Dal

(VA)) dan

masing-ma

ntara kedu

rada pada

entanannya

ovinsi NT

RENCANA ADA

IKLIM

• Masalah

• Kondisi jangkap

• Strategy

• Rencan

• Rencan

 Nus

Sul

DI WILAYAH P

AN (VA

DI  PR

itu Provin

m bagian

Rencana

sing di 2

a provinsi t

tingkat ke

  tinggi di

dan SULT

TASI PERUBAH

 paling prioritas

ntuk mencapai tujanjang

 mencapai tujuan

 adaptasi

 tindaklanjut

a Tenggara B

wesi Tengga

SISIR  7

 

DAN 

VINSI 

i Nusa

ini akan

daptasi

rovinsi.

ersebut.

entanan

rovinsi

RA

N

uan

arat

a

Page 17: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 17/27

 

Gamba

masyar 

dari R 

 NTB, a

Hal ini

 NTB yProvins

 

Gamba

 Gamba

CAP d 

untuk s

dan ko

 pertani

 

50,

 100,

 150,

 200,

 250,

 300,

 350,

  5 menun

kat. Sanga

 286 (dua

nd hampir

menunjuk 

ng memilii SULTRA

r 5: Perban

 6 selanjut

n menunju

arana dan

nservasi. S

n atau peri

 ‐

00,000,000

00,000,000

00,000,000

00,000,000

00,000,000

00,000,000

00,000,000

ukkan per 

t jelas di

ratus delap

 p 130 (se

an bahwa

i lebih ba.

ingan esti

nya menun

kkan kateg

rasarana

etelah itu,

kanan diik 

hitungan p

ambar ini

an puluh e

atus tiga p

ibutuhkan

yak tingkat

asi pembi

 jukkan sec

ori pembia

enempati

kebutuhan

ti dengan

286,700,000

NTB

ROAD MAP A

embiayaan

dalah, ber 

am) milya

luh) milya

 pembiayaa

 kerentana

yaan CAP

ra detail k 

aan berdas

 posisi terat

akan eks

ebutuhan a

,000 

TOTAL

DAPTASI PERU

aktivitas

asarkan h

r untuk m

r untuk pe

n hampir d 

 tinggi dan

i Provinsi

lasifikasi p

arkan 4 kat

as, diikuti

ansi dan r 

kan pening

BAHAN IKLIM 

AP yang

sil estimas

ndanai has

danaan di

ua kali ba

 sedang, di

NTB dan S

embiayaan

egori. Keb

dengan ke

elokasi te

katan kapa

129,700,0

SULTR

DI WILAYAH P

telah diide

i, dibutuhk 

il CAP di

Provinsi S

yaknya di

andingka

LTRA

hasil impl

tuhan pe

utuhan reh

 pat tingga

itas nelaya

0,000 

SISIR  8

ntifikasi

an lebih

rovinsi

LTRA.

rovinsi

dengan

mentasi

 biayaan

abilitasi

l, lahan

.

Page 18: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 18/27

 

GambaProvins

 

Penjela

dijelas

 

3.1 

Seperti

 peruba

Lombo

15

31

4 d 

 

r 6: Perbani NTB dan

san detail

an dibawa

rovinsi

ditunjukka

an iklim

Utara, Ka

esa memil

esa memil

sa memili

 ‐

 20,000,000,00

 40,000,000,00

 60,000,000,00

 

80,000,000,00

100,000,000,00

120,000,000,00

140,000,000,00

160,000,000,00

ingan pemrovinsi SU

tentang ha

 ini.

usa Ten

n di Gam

i Kabupa

 bupaten L

ki tingkat

iki tingkat

i tingkat k 

PENINGKATAN

SARANA DAN

PRASARANA

biayaan beLTRA

sil implem

gara Ba

ar 7, di P

en Lomb

mbok Tim

erentanan

kerentanan

rentanan y

REHABILITASI

DAN

KONSERVASI

E

R

ROAD MAP A

dasarkan

entasi I-C

at

ovinsi NT

k Barat,

r, dan Kab

ang tinggi

yang seda

ng rendah.

KSPANSI

ATAU

ELOKASI

PENING

KAPA

NELA

DAPTASI PERU

eberapa ka

TCH di

B dari 50

abupaten

upaten Su

 

g

KATAN

ITAS

YAN

INFORMA

CUACA

BAHAN IKLIM 

tegori aktif 

asing-ma

desa surve

Lombok

 bawa terd 

I PERATURAN

DI WILAYAH P

itas CAP an

ing provi

i terhadap

engah, Ka

 pat:

KERJASAMA

SULTRA

NTB

SISIR  9

 

tara

si akan

dampak

 bupaten

Page 19: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 19/27

 

Gamba

 

Gamba

di Pro

masing

-  Kel

dan

 bur 

-  Kat

abr sep

spe

 ber 

kel

-  Ber 

 pen

 pen

Kat

 

r 7. Tingka

 8 berikut

insi NTB.

-masing de

ompok terti

 prasarana

h dan berd 

egori terba

si dan banrti pelabu

ifik untuk

ih dan air

mpok mas

ada di ka

yuluhan d 

gelolaan ha

egori terke

 kerentana

ini menam

Gambar i

a. Ada 4 k 

nggi terkai

Perikanan,

agang.

nyak sela

ir disekitar an dan gud 

 berbagai d 

inum. Ke

arakat.

tegori sel

n perkena

sil dan ma

il adalah e

 masyarak

ilkan pen

i menunj

tegori bes

t dengan pe

dan peny

 jutnya ad 

 pantai sertang, penga

aerah di P

 butuhan ak 

njutnya a

an terhad 

ajemen ke

spansi dan

Sedang, 31

Rend

Nusa 

ROAD MAP A

at terhadap

kategorian

kkan frek 

r aktifitas

mbentukan

diaan mat

lah peme

a penyediaaan jalan

ovinsi NT

an modal

dalah pen

 p teknolo

angan unt

 pemindah

h, 4

enggar

DAPTASI PERU

 perubahan

CAP yang

ensi diseb

AP yang

kelompok

 pencahari

uhan keb

n sarana d an jembata

B adalah ti

saha juga s

ediaan

i baru ter 

k kelompo

n wilayah

Tinggi, 15

 Barat

BAHAN IKLIM 

iklim di P

didiskusik 

utkannya s

iusulkan o

masyaraka

an alternat

tuhan inf 

an prasaran. Satu sar 

ngginya k 

angat diras

odal usah

kait budid 

k masyara

angkap da

DI WILAYAH P

ovinsi NTB

n oleh ma

uatu aktifi

eh masyara

, pengadaa

f seperti b

astruktur

a terkait pna terpenti

 butuhan sa

akan oleh

a serta p

ya perika

at.

 budidaya.

SISIR  10

 

syarakat

as oleh

kat:

sarana

eternak,

enahan

rikananng yang

rana air

erbagai

latihan,

an dan

Page 20: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 20/27

 

Gamba

Gamba

Hampir 

 prasara

mengu

sangat

nelaya

 

Lampir 

di Pro

 penilai

CAP

 pembia

 

r 8: Daftar

9 menunj

  separuh

a, dan dis

ulkan akti

sering di

.

an 1 dan 2

insi NTB,

n masyara

ang mere

yaan CAP

AP yang

kkan pers

ari kebut

rtai kebut

itas ekspa

ngkapkan

selanjutny

yang pri

kat terhada

a usulkan

iberikan d 

iusulkan m

entase pem

han pemb

han terkait

nsi dan re

masyaraka

 memuat h

sipnya me

 p tingkat

. Perhitun

 lampiran

ROAD MAP A

asyarakat

 biayaan ya

iayaan dib

 rehabilitas

okasi. Hal

t adalah p

asil imple

njelaskan

erentantan

an secara

.

DAPTASI PERU

i Provinsi

ng dibutuh

utuhkan u

i dan kons

terkecil d 

embiayaan

entasi I-C

ondisi ikl

  mereka t

detail m

BAHAN IKLIM 

TB

an sesuai

tuk penin

rvasi. Sete

ri kebutu

untuk pe

TCH di

m yang t

rhadap pe

ngenai pr 

DI WILAYAH P

 

dengan ha

katan sar 

lah itu, ma

an CAP t

ingkatan k 

asing-mas

ridentifika

ubahan ikl

akiraan ke

SISIR  11

il CAP.

na dan

syarakat

 pi juga

apasitas

ng desa

i, hasil

im, dan

 butuhan

Page 21: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 21/27

 

Gamba

masyar

 

3.1.1 

Proses

kabupa

Praya

lima su pedaga

tanggu

dikerja

dilakuk 

 

Pada b

garis p

mengu

desa. P

yang l

lokasi

abrasi.

hidupn

 pekerja

 

r 9: Daftar

kat di Pro

Kabupate

 penilaian k 

en Lombo

imur. Ma

mber matag, petani

g jawab d 

an oleh la

an oleh per 

 berapa de

ntainya m

gkapkan b

erubahan i

 bih tinggi

ang sebel

Sebagai k 

a sebagai

annya.

41,200,00

, 14%

stimasi pe

insi NTB.

Lombok

erentanan i

 Tengah

yarakat di

 pencahariaan peterna

alam mela

ki-laki, se

empuan.

a di wilay

lai terkiki

ahwa keja

i misalnya

akibat ru

mnya terd 

nsekuensi

  petani t

103,000,000,

36%

,000 

biayaan R

Tengah

ni tersebar

aitu keca

desa-desa

n utama, yk. Lelaki

sanakan k 

entara unt

h kabupat

s karena a

ian terseb

 masyarak 

ah mereka

 pat tamba

ya, masyar 

mbak ma

00 , 

5.600.000.000

2%

ROAD MAP A

encana Ad

di tiga kec

atan Pujut

yang menj

akni sebagan perem

egiatan ma

uk berdag

n Lombok 

rasi dan g

t berakibat

t pesisir y

  terkena a

, terpaksa

akat yang

upun bur 

136,900,000

48%

 ; 

NTB

DAPTASI PERU

ptasi Peru

amatan ya

 kecamata

adi objek

ai nelayan,uan di wil

ta pencaha

ng dan m

 Tengah y

elombang

 pada peru

ng terpak 

rasi. Cont

harus tutu

selama ini

h tambak

,000 , 

PED

R

K

E

PE

N

BAHAN IKLIM 

ahan Iklim

g memilik 

 Praya Ba

enilaian s

 petani tayah kajia

rian. Nela

mindang i

ng menjad 

asang tin

ahan kon

a harus m

oh lainnya

akibat lah

 bekerja da

terpaksa

NINGKATAN N PRASARA

HABILITASI D

NSERVASI

SPANSI ATA

NINGKATAN 

LAYAN

DI WILAYAH P

yang diusu

 wilayah p

rat, dan ke

tidaknya

 bak, petan  ini saling

an dan me

an sebagi

i lokasi I-

gi. Peserta

isi fisik da

ngungsi k 

adalah di

annya juga

n menggan

harus ke

SARANAA

AN

 RELOKASI

KAPASITAS

SISIR  12

 

lkan

esisir di

camatan

emiliki

garam, berbagi

nambak

n besar

ATCH,

diskusi

n sosial

daerah

eberapa

terkena

tungkan

ilangan

Page 22: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 22/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  13

3.1.2  Kabupaten Lombok Timur

Proses penilaian kerentanan ini terfokus di satu kecamatan yang memilki wilayah pesisir di

Kabupaten Lombok Timur, yaitu Kecamatan Jerowaru. Masyarakat yang berada di wilayah

desa kajian setidaknya memiliki lima sumber mata pencaharian utama yaitu nelayan (tangkap

dan budidaya), petani, buruh tani, petani tambak, dan petani garam. Beberapa desa yangmenjadi wilayah kajian mengalami perubahan garis yang cukup signifikan dalam 20 tahun

terakhir akibat abrasi. Beberapa desa lainnya juga mengalami penurunan produktifitas

kegiatan mata pencaharian akibat banjir air laut pasang (rob) dan cuaca yang tidak menentu

(angin kencang dan curah hujan tinggi). Dampaknya adalah tambak dan area budidaya

masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tidak dapat dioperasikan secara optimal, bahkan

cenderung mengalami kegagalan. Akibatnya, keterbatasan akses terhadap sumber daya alam

 bagi masyarakat mengakibatkan terjadinya perubahan jenis atau tipologi mata pencaharian.

Beberapa desa yang menjadi wilayah kajian mengalami perubahan garis yang cukup

signifikan dalam 20 tahun terakhir akibat abrasi. Beberapa desa lainnya juga mengalami

 penurunan produktifitas kegiatan mata pencaharian akibat banjir air laut pasang (rob) dan

cuaca yang tidak menentu (angin kencang dan curah hujan tinggi). Dampaknya adalah

tambak dan area budidaya masyarakat di Kabupaten Lombok Timur tidak dapat dioperasikan

secara optimal, bahkan cenderung mengalami kegagalan. Akibatnya, keterbatasan akses

terhadap sumber daya alam bagi masyarakat mengakibatkan terjadinya perubahan jenis atau

tipologi mata pencaharian.

3.1.3  Kabupaten Lombok Utara

VA di kabupaten Lombok Utara dilaksanakan di 10 Desa terpilih di sepanjang pesisir barat

 pulau Lombok. Termasuk di dalamnya adalah satu desa di pulau mikro yaitu desa Gili Indah.Sembilan desa lainnya masih berada di pesisir barat pulau Lombok mulai dari Malaka di

selatan sampai Gondang di utara. Kondisi kesepuluh desa ini tentu saja berbeda dari satu

tempat ke tempat lainnya baik dari sisi fisik (lingkungan), sosial maupun ekonomi.

Keseluruhannya berada di wilayah pesisir baik itu di sepanjang pantai barat pulau Lombok

atau desa yang berada di pulau mikro.

3.1.4  Kabupaten Sumbawa

Proses penilaian kerentanan ini tersebar di lima kecamatan yang memiliki wilayah pesisir di

kabupaten Sumbawa yaitu kecamatan Tarano, kecamatan Maronge, Kecamatan Moyo Hilir,kecamatan Lape dan Plampang. Masyarakat di desa-desa yang menjadi objek penilaian

setidaknya memiliki lima sumber mata pencaharian utama, yakni sebagai nelayan, petani

tambak, pedagang, petani dan peternak. Lelaki dan perempuan di wilayah kajian ini saling

 berbagi tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan mata pencaharian. Nelayan dan

 bertambak dikerjakan oleh laki-laki, sementara untuk berdagang dan mengurus rumah

sebagian besar dilakukan oleh perempuan.

Page 23: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 23/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  14

Pada beberapa desa di wilayah kabupaten Sumbawa yang menjadi lokasi studi ini garis

 pantainya mulai terkikis karena abrasi dan gelombang pasang tinggi. Peserta diskusi

mengungkapkan bahwa kejadian tersebut berakibat pada perubahan kondisi fisik dan sosial

desa, seperti masyarakat pesisir yang terpaksa harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi

akibat rumah mereka terkena abrasi dan dibeberapa lokasi yang sebelumnya terdapat tambak,

terpaksa harus tutup akibat lahannya juga terkena abrasi. Konsekuensinya, masyarakat yangselama ini bekerja dan menggantungkan hidupnya sebagai petani tambak maupun buruh

tambak terpaksa harus kehilangan pekerjaannya.

3.1.5  Kabupaten Lombok Barat

Proses Penilaian Kerentanan ini terfokus di dua kecamatan yang memiliki wilayah pesisir di

Kabupaten Lombok Barat, yaitu Kecamatan Lembar dan Sekotong. Hampir seluruh desa

dalam kecamatan ini merupakan desa yang saling bertetangga atau bahkan dahulunya berasal

dari satu desa, yang kemudian dimekarkan. Masyarakat yang berada di wilayah desa kajian

setidaknya memiliki lima sumber mata pencaharian utama yaitu nelayan (tangkap dan

 budidaya), petani, buruh tani, petani tambak, dan petani garam.

Beberapa desa yang menjadi wilayah kajian mengalami perubahan garis yang cukup

signifikan dalam 20 tahun terakhir akibat abrasi. Beberapa desa lainnya juga mengalami

 penurunan produktifitas kegiatan mata pencaharian akibat banjir air laut pasang (rob) dan

cuaca yang tidak menentu (angin kencang dan curah hujan tinggi). Dampak samping adalah

tambak dan area budidaya masyarakat di Kabupaten Lombok Barat tidak dapat dioperasikan

secara optimal, bahkan cenderung mengalami kegagalan. Akibatnya, keterbatasan akses

terhadap sumber daya alam bagi masyarakat mengakibatkan terjadinya perubahan jenis atau

tipologi mata pencaharian.

3.2  Provinsi Sulawesi Tenggara

Di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, dari 50 desa dan kelurahan lokasi I-CATCH di

Kabupaten Bau-Bau, Kota Kendari, Kota Konawe Selatan, Kabupaten Muna, dan Kabupaten

Wakatobi. Gambar 10 menunjukkan tingkat kerentanan yaitu:

  4 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan tinggi

  16 desa dan 8 kelurahan memiliki tingkat kerentanan sedang

  12 desa dan 5 kelurahan memiliki tingkat kerentanan rendah.

Page 24: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 24/27

 

Gamba

 Gamba

Provins

masing

 pertam

nelaya

 bagan,

Sebaga

mereka

menjad 

 benih

memun

masyar 

karang

akan

menga

SULT

 

r 10. Tingk

  11 men

i SULTR 

-masing de

  dari CA

, yang ked 

an yang k 

  antisipasi

 juga telah

i buruh, be

an bibit

gkinkan m

kat. Dua

dan mangr 

ulai terja

ibatkan ru

A.

t kerentan

mpilkan

. Gambar

sa. Kebutu

, misalny

ua adalah

tiga adala

masyarak 

memikirka

rdagang at

ntuk peri

asyarakat

al terkait

ve. Hal ini

inya dam

saknya ek 

S

n masyara

engkategor 

ini menunj

han terhad 

  informas

sarana peri

teknologi

t akan da

n untuk m

upun terli

anan dan

eragamka

CAP oleh

menunjuk 

ak negati

sistem ter 

endah, 17

ulawes

ROAD MAP A

at terhada

ian CAP

ukkan frek 

 p informa

  tentang

kanan teru

an teknik

 pak peru

ragamkan

at di duni

rumput la

n jenis pe

masyarakat

an bahwa

dari ber 

mbu kara

Ting

Seda

 Tengg

DAPTASI PERU

p perubaha

yang didi

uensi dise

si terkait i

apan wakt

ama perah

aru budida

ahan ikli

 jenis peke

 pariwisat

t serta te

kerjaan m

  selanjutn

masyarakat

agai kejad 

g dan ma

i, 9

g, 24

ra

BAHAN IKLIM 

n iklim di

kusikan o

utkannya

lim berad 

u terbaik

, karamba

a rumput l

  di masa

 jaan mere

. Oleh kar 

sedianya

reka sang

a adalah r 

 sudah mel

ian cuaca

ngrove di

DI WILAYAH P

 rovinsi SU

eh masya

uatu aktifi

  di tingka

untuk mel

, jaring ap

aut.

yang akan

a seperti b

ena itu, pe

odal usa

t diharapk 

habilitasi

ihat dan m

dan musi

 berbagai l

SISIR  15

TRA

akat di

tas oleh

t paling

ut bagi

ng dan

datang,

eternak,

gadaan

a yang

an bagi

erumbu

nyadari

yang

kasi di

Page 25: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 25/27

 

Gamba

 

Gamba

SULTR

 

r 11: Dafta

r 12: Estim

A

REHABILITAS

KONSERVASI

46,250,000,

36%

EK

RE

17,

13

 CAP yang

si pembiay

I DAN 

00 , 

PANSI ATAU 

LOKASI, 

600,000,000 

PRO

diusulkan

aan peruba

INSI SUL

ROAD MAP A

asyarakat

 

han iklim y

WESI TE

DAPTASI PERU

di Provinsi

ng diusulk

PENI

KAPA

NELA

6,450

GGARA

BAHAN IKLIM 

SULTRA

an masyara

PENINGKAT

SARANA DA

PRASARAN

59,400,000,

46%

GKATAN 

ITAS 

AN, 

000,000 , 5%

DI WILAYAH P

kat di Prov

AN 

000 , 

SISIR  16

 

insi

Page 26: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 26/27

 

ROAD MAP ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR  17

Lampiran 3 dan 4 selanjutnya memuat hasil implementasi I-CATCH di masing-masing desa

di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang prinsipnya menjelaskan kondisi iklim yang

teridentifikasi, hasil penilaian masyarakat terhadap VA dan CAP yang diusulkan.

Perhitungan secara detail mengenai prakiraan kebutuhan pembiayaan CAP diberikan di

Lampiran 5.

3.2.1  Kota Kendari

Kelurahan-kelurahan dalam kajian ini berada pada wilayah Kecamatan Kendari dan

Kecamatan Abeli. Masyarakat di kelurahan di Kecamatan Kendari memiliki setidaknya tiga

sumber mata pencaharian utama, yakni sebagai nelayan dan petani kebun di darat. Mayoritas

masyarakatnya memiliki beragam sumber mata pencaharian utama, terutama sebagai nelayan,

 petani berkebun, peternak dan sejumlah pekerjaan lain. Pada saat kegiatan melaut tidak dapat

dilakukan, terutama pada saat ombak tinggi dan arus kencang di musim barat, nelayan masih

memiliki kegiatan mata pencaharian lain. Kegiatan bidang pertanian dilakukan di lahan yang

sebagian besar merupakan tanah berkapur. Kondisi lahan yang didominasi batu kapur

menyebabkan hanya beberapa jenis tanaman saja yang bisa ditanam di lahan perkebunan

masyarakat, yaitu; ubi kayu, jagung, sayur-sayuran dan sebagian kecil tanaman jangka

 panjang seperti; pisang, kelapa, nangka, mangga, dan jambu mete.

Disamping sebagai nelayan dan petani, masyarakat di kelurahan-kelurahan kajian ini ada juga

yang bekerja sebagai karyawan perusahaan perikanan, pedagang, tukang ojek, buruh

 pelabuhan, tukang kayu/batu, kuli bangunan, buruh kapal ikan, penambang batu gunung dan

 pasir, dan ada juga yang bergerak di sektor jasa, swasta, dan pegawai negeri. Lelaki dan

 perempuan di Kota Kendari ini saling berbagi tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan

mata pencaharian. Nelayan pancing, bubu, nelayan jaring dan sero dikerjakan oleh laki-laki.

Petani tanaman ubi, jagung dan sayur-sayuran di kesepuluh kelurahan dilakukan oleh laki-

laki dan perempuan. Pada beberapa kelurahan di 2 kecamatan lokasi kajian ini, garis pantai

terkikis karena abrasi dan gelombang pasang tinggi. Perubahan garis pantai terjadi di 10

kelurahan kajian, berlangsung karena kenaikan permukaan laut, pasang laut tinggi dan

meningkatnya kecepatan arus laut. Di beberapa kelurahan ini, tembok pemecah ombak

(talud ) telah dibangun oleh pemerintah, namun saat ini air laut mulai melewati talud pada

saat pasang tinggi. Seperti ditunjukkan di Gambar 13, secara umum hasil VA menunjukkan

tingkat sedang terutama di daerah mulut sungai teluk Kendari, dan hijau di daerah yang lebih

 jauh dari pantai.

Page 27: Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

7/23/2019 Road Map Adaptasi Perubahan Iklim Wilayah Pesisir FINAL DRAFT

http://slidepdf.com/reader/full/road-map-adaptasi-perubahan-iklim-wilayah-pesisir-final-draft 27/27

 

Gamba

 

3.2.2 

Kelura

Kokalu

Palabu

memili

 budidaKecam

 beraga

 peterna

yang s

menye

masyar 

 pisang,

seperti

Kokalu

 Disam

yang b

 bangun

 peremp

mata p

laki. Bi

sayura

r 13: Tingk

Kota Bau-

an dalam

kuna, Keca

a, Kalialia,

i setidakn

a dan pettan Kokal

  sumber

k dan seju

 bagian bes

abkan han

kat, yaitu;

kelapa, na

 beberapa k 

kuna (Kelu

ing sebaga

ekerja seb

an, buruh,

uan di Kot

ncaharian.

dang perta

 di lokasi k 

t kerentan

au

kajian i

matan Bar 

 Kolese da

a tiga su

ni kebunkuna, Kec

  mata pen

lah pekerj

ar merupa

a beberap

  ubi kayu,

ngka, man

elurahan d 

ahan Lako

 nelayan d 

gai pedag

dan ada ju

 Bau-Bau i

 Nelayan p

ian rump

ajian dilak 

n berbagai

i berada

Puaro da

 Lowu-Lo

 ber mata

di darat.amatan Ba

caharian u

an lain. K 

an tanah b

a jenis tan

  jagung, d 

gga, dan s

i Kecamata

logou) mas

n petani,

ang, tukan

a yang be

ni saling b

ncing, jari

t laut, bert

kan oleh l

 Kelurahan

 pada wil

 Kecamat

wu yang b

  pencahari

egitu pulu Puaro d 

ama, terut

giatan bid 

erkapur. K 

aman saja

n sebagia

rsak. Seda

n Lea-Lea

yarakat me

asyarakat

g ojek, b

rgerak di s

rbagi tang

g, bagan,

ni di sawa

ki-laki dan

 di Kota Ke

yah Keca

n Betoam

rada dala

n utama,

masyaran Kecama

ama sebag

ng pertani

ondisi laha

yang bisa

kecil tan

ngkan unt

(Keluraha

anam padi

i keluraha

ruh pelab

ektor jasa,

ung jawab

ero dan bu

h, menana

 perempua

ndari

matan Le

ari. Masya

 wilayah

akni seba

at di keluan Betoa

ai nelayan

n di dilaku

 yang did 

ditanam di

man jang

k wilayah

Palabusa

dan sayur-

-keluraha

han, tuka

swasta, da

dalam mel

u hanya d 

 ubi dan

.

-Lea, Ke

rakat di K 

ecamatan

ai nelaya

ahan-kelur  bari juga

, petani b

kan di laha

minasi ba

  lahan per 

a panjang

yang cuku

dan Kalia-

sayuran.

kajian ini

g kayu/ba

n PNS. Le

ksanakan

kerjakan o

agung sert

 

camatan

lurahan

ea-Lea

, petani

ahan diemiliki

rkebun,

n kebun

u kapur

ebunan

seperti;

 p subur

lia) dan

da juga

tu, kuli

aki dan

egiatan

eh laki-

a sayur-