jurnal adaptasi pasien fraktur

Upload: rudi-permadi

Post on 09-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    1/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 56

    LAPORAN PENELITIAN

    RESPONS ADAPTASI KLIEN DENGAN FRAKTUR

    EKSTREMITAS BAWAH SELAMA MASA RAWATAN

    DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

    DAN RSU DR. PIRNGADI MEDAN

    Sugi Hariana*, Yessi Ariani**

    ABSTRAK

    Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang

    umumnya disebabkan oleh cedera. Selama masa perawatan, klien dengan fraktur ekstremitas

    bawah melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

    diri, lingkungan disekitarnya, kebutuhan fungsi fisiologis, konsep diri, peran dan

    interdependensi dalam mempertahankan homeostasis (keseimbangan), yang dapat

    menghasilkan perilaku respons adaptif atau respons maladaptif. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengeksplorasi respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas bawah selama masa rawatan

    dengan menggunakan desain deskriptif eksplorasi. Sampel diambil dari klien yang mengalami

    fraktur ekstremitas bawah yang telah dirawat minimal 1 minggu di RSUP H. Adam Malik

    Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan dengan jumlah responden sebanyak 12 orang. Penentuan

    jumlah sampel berdasarkan total sampling selama sebulan. Pengumpulan data dilakukan

    mulai tanggal 14 Juni sampai 8 Juli 2006. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi

    12.0. Dari hasil penelitian data diketahui bahwa sebanyak (50,0%) responden berada pada

    kelompok umur 18-25 tahun. Mayoritas responden adalah laki-laki (75,0%), berpendidikan

    SMU (41,7%), pekerjaan wiraswasta (58,3%), tidak berpenghasilan (41,7%) dan lama masa

    perawatan selama 3 minggu (33,3%).

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas klien dengan fraktur ekstremitas

    bawah selama masa rawatan di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan

    menghasilkan respons adaptif yaitu fungsi fisiologis (58,3%), konsep diri (91,7%), peran(100%) dan interdpendensi (91,7%). Secara umum diketahui respons adaptasi klien dengan

    fraktur ekstremitas bawah selama masa perawatan 100% adalah adaptif. Penelitian ini

    mempunyai sampel yang terbatas sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan

    untuk mengambil sampel dari rumah sakit dan waktu yang lebih lama yang sehingga jumlah

    sampel yan diperoleh lebih banyak dan hasilnya lebih representatif.

    Kata kunci:respons adaptasi, fraktur ekstremitas bawah

    enulis adalah* Mahasiswa Program Profesi Keperawatan PSIK FK USU** Staf Pengajar Keperawatan Medikal Bedah PSIK FK USU

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    2/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2,November 200757

    LATAR BELAKANG

    Perawat memandang individusebagai suatu keseluruhan yang utuh atausuatu individu yang holistik, bukanmerupakan golongan dari bagian-bagiandan proses-proses (Kozier & Erb, 1995).Dimana dalam teori ini organisme yanghidup dipandang sebagai hasil interaksi dankesatuan dari keseluruhan bukan sekedar

    jumlah dari bagian-bagiannya. Gangguanterhadap suatu bagian merupakangangguan bagi keseluruhan sistem. Ketikamengaplikasikan pada manusia dankesehatan, konsep ini menekankankenyataan bahwa perawat harus menjaga

    identitas diri dari keseluruhan individu danharus berusaha memahami hubungan daribagian-bagian individu di bawahkeseluruhan bagian-bagiannya secarabersamaan (Krieger, 1981 dalam Kozier &Erb, 1995).

    Individu sebagai makhlukbiopsikososial dan spiritual sebagai satukesatuan yang utuh memiliki mekanismekoping untuk beradaptasi terhadapperubahan diri dan lingkungan sehinggaindividu selalu berinteraksi terhadapperubahan yang terjadi pada diri danlingkungannya. Untuk mampu beradaptasisetiap individu akan berespons terhadapkebutuhan fisiologis, keamanan dankenyamanan, cinta mencintai, harga diridan aktualisasi diri, dan individu selaluberada dalam rentang sehat-sakit yangberhubungan dengan koping yang efektifdalam memelihara proses adaptasi (Roy,

    1980 dalam Hidayat, 2004).Perawat juga harus mengingat

    interaksi dan hubungan individu denganlingkungan luar dan yang lain berkaitandengan individu dan sistem. Sebagai contohseorang perawat membantu klien denganfraktur ekstremitas bawah yang dirawatselama masa rawatan dalam beradaptasiterhadap diri dan lingkungan sekitarnya.Dalam hal ini, kebutuhan fisiologis,

    kebutuhan akan konsep diri yang positif,serta kebutuhan akan kemampuan

    melakukan peran dan fungsi secara optimaldalam memelihara integritas diri (Kozier &Er, 1995).

    Menurut Hanley & Belfus (2005),klien yang mengalami gangguan pada

    muskuloskeletal (fraktur) akanmenimbulkan respons dalam menyesuaikandiri terhadap perubahan yang terjadi padadirinya dan lingkungan disekitarnya sertamempengaruhi diri dalam berinteraksidengan orang lain.

    Pelayanan komprehensif merupakanpelayanan klien secara total dan pelayanankesehatan holistik berkembang bagi konsepholisme. Kesehatan holistik melibatkan

    individu secara total, keseluruhan statuskehidupannya dan kualitas hidupnya dalamberespons terhadap perubahan yang terjadipada diri dan lingkungannya (Smith, 1984dalam Kozier & Erb, 1995). Sehinggaperawat dapat memberikan pelayanansecara tepat dan efektif untuk membantuklien dalam beradaptasi terhadapperubahan yang terjadi disekitarnnya.

    Fraktur adalah terputusnyakontinuitas jaringan tulang atau tulang

    rawan yang umumnya disebakan olehcedera. Trauma yang menyebabkan frakturdapat berupa trauma langsung, misalnya

    yang sering terjadi benturan padaekstremitas bawah yang menyebabkanfraktur pada tibia dan fibula dan juga dapatberupa trauma tidak langsung misalnya

    jatuh bertumpu pada tangan yanmenyebabkan tulang klavikula atau radiusdistal patah (Sjamsuhidajat, 1997).

    Menurut Handayani (1998) traumamuskuloskeletal, khususnya frakturmemerlukan pemberian asuhankeperawatan yang komprehensif. Asuhanterutama ditujukan untuk memenuhikebutuhan dasar klien yang teranggu danmenceah mengurangi komplikasi terutamaimmobilisasi. Pendidikan kesehatan jugadapat diberikan untuk mencegah cideralebih lanjut sehingga klien secara bertahapdapat mengoptimalkan fungsi bio-psiko-

    sosio-spiritualnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    3/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 58

    Perubahan yang terjadi pada klienfraktur dan lingkungan sekitarnyamempengaruhi klien tersebut beresponsdalam beradaptasi untuk mempertahakankeseimbangan dalam menghadapi kondisi

    yang dialaminya (Flynn & Heffron, 1984).Sebagai sistem adaptif, klien dengan

    fraktur ekstremitas bawah selama masaperawatan di rumah sakit akan meresponsterhadap perubahan yang ada dilingkungannya yang akan selalumenunjukkan perilaku adaptif danmaladaptif. Apabila kemampuanmerespons lingkungan tersebut baik, makaperilaku klien fraktur tersebut akan

    menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapijika kemampuan dalam meresponslingkungan kurang baik, maka perilakuklien fraktur tersebut akan menunjukkanperilaku maladaptif (Helson, 1964 dalamRoy, 1984).

    Agar respons adaptasi klien denganfraktur ekstremitas bawah selama masaperawatan menghasilkan perilaku responsadaptif dan berfungsi secara optimal, makaklien harus mampu berespons secara positif

    terhadap beberapa stressor dan beradaptasiterhadap permintaan atau perubahan.

    Adaptasi membutuhkan respons aktif dariklien yang bersangkutan (Potter & Perry,1993).

    Dalam memberikan pelayanan danasuhan keperawatan yang tepat danbertujuan untuk meningkatkan derajatkesehatan klien, maka seorang perawatharus mampu mengetahui bagaimana

    respons yang dihasilkan oleh klien dalamberadaptasi terhadap perubahan diri danlingkungan sekitarnya. Hal inilah yangmendasari perlunya dilakukan penelitiantentang respons adaptasi klien denganfraktur ekstremitas bawah selama masaperawatan.

    METODE PENELITIAN

    Desain Penelitian

    Desain yang digunakan dalampenelitian ini adalah deskripsi eksplorasi

    yang bertujuan untuk mengidentifikasirespons adaptasi klien dengan frakturekstremitas bawah selama masa rawatan diRSUP H. Adam Malik Medan dan RSUDr. Pirngadi Medan.

    Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi pada penelitan ini adalahklien dengan fraktur esktremitas bawahselama masa perawatan di RSUP H. AdamMalik Medan dan RSU Dr. PirngadiMedan. Penentuan jumlah sampeldilakukan dengan menggunakan total

    sampling yaitu pengambilan sampel dariseluruh jumlah populasi yang ada sesuai

    dengan kriteria sampel yang telahditentukan terlebih dahulu. Kriteria yangtelah ditentukan untuk subjek penelitian

    yaitu klien laki-laki atau perempuan, usia17-60 tahun, mengalami fraktur ekstremitasbawah, dapat baca, telah dirawat minimal 1minggu dan bersedia menjadi sampel dalampenelitian.

    Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di RSUP H.

    Adam Malik Medan dan RSU Dr. PirngadiMedan. Alasan peneliti memilih lokasitersebut sebagai tempat penelitian karenamerupakan rumah sakit pendidikan, lokasirumah sakit yang mudah dijangkau, rumahsakit rujukan dan tersedianya klien denganfraktur ekstremitas bawah. Selain itu,penelitian tentang respons adaptasi kliendengan fraktur ekstremitas bawah selamamasa rawatan belum pernah dilakukan di

    RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUDr. Pirngadi Medan.

    Pertimbangan Etik Penelitian

    Peneliti menyerahkan langsunglembar persetujuan penelitian kepadaresponden, agar responden mengetahuimaksud dan tujuan penetilitian. Jikarepsonden bersedia diteliti maka terlebihdahulu harus menandatangani lembarpersetujuan (informed consent), dan bila

    responden tidak dapat menulis tandatangan pada lembar persetujuan, responden

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    4/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2,November 200759

    menyatakan secara lisan dan jika respondenmenolak untuk diteliti maka peneliti tidakakan memaksa dan tetap menghormatihaknya dan untuk menjaga kerahasiaanresponden, peneliti tidak akan

    mencantumkan nama responden padalembar pengumpulan data (kuesioner) yangdiisi oleh responden. Lembar tersebuthanya diberi nomor kode nomor tertentu.Kerahasiaan informasi yang diberikan olehresponden dijamin oleh peneliti dan hanyadigunakan untuk penelitian.

    Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yangdigunakan adalah kuesioner yang disusundengan berpedoman pada tinjauan pustaka.Instrumen ini terdiri dari 2 (dua) bagian

    yaitu kuesioner data demografi dankuesioner respons adaptasi klien denganfraktur ekstremitas bawah selama masaperawatan.

    Pengumpulan Data

    Setelah mendapat izin penelitian,peneliti menjelaskan tujuan penelitian

    kepada responden dan bila respondensetuju untuk menjadi sampel penelitian,maka peneliti mengajukan surat pesetujuanresponden untuk ditandatangani. Setelahitu peneliti menjelaskan cara pengisiankuesioner secara teliti dan cermat sertatidak ada hal-hal yang terlewatkan. Peneliti

    juga mengingatkan responden untukmengisi kuesioner sesuai dengan apa yangdialami/dilakukan oleh responden. Setelahdiisi, kuesioner dikumpulkan kembali olehpeneliti dan diperiksa kelengkapannya.

    Apabila ada kuesioner yang tidak lengkap,maka dilengkapi pada saat itu juga.

    Analisa Data

    Dilakukan dengan program SPSSversi 12.0. Hasil analisa data baik datademografi, dan respons adaptasi kliendengan fraktur ekstremitas bawah selamamasa perawatan akan disajikan dalam

    bentuk tabel distribusi frekuensi danpersentasi.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Responden

    Data yang diperoleh menunjukkanbahwa mayoritas responden berada padakelompok usia 18-25 tahun sebanyak 6orang (50%), pada kelompok usia 26-33tahun sejumlah 3 orang responden (25%).Berdasarkan jenis kelamin mayoritasresponden adalah laki-laki sebanyak 9orang (75%), status responden yang tidakmenikah sebanyak 7 orang (58,3%),mayoritas responden beragama Islamsebanyak 10 orang (83,3%), dan bersukuBatak sebanyak 6 orang responden (50%).Sedangkan tingkat pendidikan responden

    mayoritas lulusan adalah SMU sebanyak 5orang (41,7%), disamping itu terdapat 7orang responden (58,3%) bekerja sebagai

    wiraswasta dan 4 orang responden (33,3%)telah dirawat selama masa rawatan 3minggu di rumah sakit.

    Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentasikarakteristik responden di RSUPH. Adam Malik Medan dan RSUDr. Pirngadi Medan (n = 12)

    Karakteristik Responden Frekuensi PersentasiUsia

    18 25 tahun26 33 tahun32 40 tahun

    633

    50,025,025,0

    Jenis Kelamin

    Laki-lakiPerempuan

    93

    75,025,0

    Status

    Tidak menikahMenikah

    75

    58,341,7

    Agama

    IslamKristen

    102

    83,316,7

    Suku

    JawaBatakAceh

    462

    Pendidikan

    SDSMPSMUSarjana

    2451

    33,350,016,3

    16,733,341,7

    8,3Pekerjaan

    Tidak bekerjaIbu rumah tanggaWiraswasta

    417

    33,38,3

    58,3

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    5/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 60

    Karakteristik Responden Frekuensi Persentasi

    Penghasilan perbulan

    Tidak ada< Rp. 700.000,-Rp. 700.000,-Rp. 700.000

    1.000.000,-> Rp. 1.000.000,-

    5321

    1

    41,725,016,78,3

    8,3Lama masa rawatan

    1 minggu2 minggu3 minggu1 bulan

    3342

    25,025,033,316,7

    Respons Adaptasi Klien dengan FrakturExtremitas Bawah Selama Masa Rawatan

    Berdasarkan hasil penelitian pada

    umumnya respons klien dengan frakturekstremitas bawah selama masa perawatanadalah adaptif bahkan untk respons adaptsiperan 12 responden adalah 100% adaptif,untuk respons adaptasi fungsi fisiologis 7responden (58,3%) adaptif, responsadaptasi konsep diri 11 responden (91,7%)adaptif dan respons adaptasiinterdependensi 11 responden (91,7%)adaptif.

    Secara keseluruhan dapat

    disimpulkan bahwa respons adaptasi kliendengan fraktur ekstremitas bawahselamamsa rawatan adalah 100% menghasilkanrespons adaptif (Tabel 2).

    Tabel 2. Distribusi dan persentase responsdaptasi berdasarkan responsadaptif dan maladaptif (n:12)

    Respons AdaptasiAdaptif

    (n%)

    Maladaptif

    (n%)

    Fungsi Fisiologis 7 (58,3) 5 (41,7)Konsep Diri 11 (91,7) 1 (8,3)Peran 12 (100) 0 (0)Interdepndensi 11 (91,7) 1 (8,3)

    Tabel 3. Distribusi responden berdasarkanrespons adaptasi klien denganfraktur secara umum (n = 12).

    Respons Adaptasi Kliendengan

    Fraktur Esktremitas Bawah

    Selama Masa Rawatan

    Jumlah

    Adaptif 12 (100%)Maldaptif 0 (0)

    PEMBAHASAN

    Adaptasi merupakan suatu prosesperubahan yang menyertai individu dalamberespons terhadap perubahan yang ada di

    lingkungan dan dapat mempengaruhikebutuhan baik secara fisiologis maupunpsikologis yang akan menghasilkan perilakuadaptif. Hasil dari perilaku adaptifini dapatberupa semua respons dengan berusahamempertahankan keseimbangan dari suatukeadaan (Hidayat, 2004). Flynn & Heffron(1984), menyatakan bahwa respons adaptasimerupakan reaksi individu yang dihasilkandengan adanya suatu proses penyesuaianterhadap perubahan yang terjadi denganadanya suatu proses penyesuaian terhadapperubahan yang terjadi pada diri individu,lingkungan dan hal-hal lain dalamkehidupan yang berlangsung secara terusmenerus selama kehidupan dan respons

    yang dapat dihasilkan dapat berupa adaptifatau maladaptif.

    Hasil penelitian ini menunjukkanrespons adaptasi terhadap fungsi fisiologis,mayoritas (83,3%) responden tidak dapat

    melakukan aktivitas apapun selamadirawat, hasil penelitian ini sesuai denganpendapat Pakpahan (1996) bahwa klienfraktur dengan pemasangan gips atau traksilebih cenderung immobilisasi di tempattidur dan mengurangi aktivitas yang dapatmenyebabkan terjadinya pergerakan padadaerah yang patah, hal ini sehubungandengan proses penggabungan tulang(consolidasi) yang terjadi secara terus-

    menerus selama 6-12 minggu. MenurutPotter & Perry (1992) bahwa immobilisasidan kurangnya aktivitas pada klien dapatmempengaruhi sistem sirkulasi darah, halini sesuai dengan hasil penelitian bahwa(66,7%) responden merasa sering kebaspada kaki yang patah.

    Potter & Perry (1992) menyatakanbahwa secara fisiologis sistem tubuh akanberespons terhadap stimulus-stimulus yang

    mempengaruhi terjadinya stres dan kliendengn immobilitas yang lama cenderung

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    6/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2,November 200761

    untuk terjadi stres dan dampak yang dapatdilihat dari reaksi tubuh terhadap stimulus-stimulus yang ada mempengaruhi fungsidari kebutuhan dsar tubuh (nutrisi, cairan,eliminasi, dan istirahat) pernyataan ini

    sesuai dengan hari penelitian bahwa(75,0%) responden merasa selera makanmenurun selama dirawat, (66,7%)responden merasa terganggu untuk buangair kecil/besar seama dipasang alat-alatdikaki, dan (58,3%) respoden merasa sulittidur selama dirawat.

    Untuk respons adaptasi konsep dirisebanyak (50,0%) responden merasakurang percaya diri bila berhadapan dengan

    orang lain, hasil penelitian ini sesuaidengan pendapat Stuart & Sundeen (1998),seseorang yang mengalami perubahan padadiri mencakup persepsi, perasaan tentangukuran dan bentuk tubuh, fungsi,penampilan dan potensi tubuh saat inidanmasa lalu mempengaruhi sikap seseorangterhadap tubuhnya secara sadar dan tidaksadar sehingga dapat menimbulkan rasakurang percaya diri dalam berhubungan

    interpersonal, (41,7%) responden mudahtersinggung dan mudah marah, (33,4%)responden merasa sesuatu yang buruk akanterjadi pada kaki yang patah, dan hasilpenelitian ini sesuai dengan pendapatHidayat (2004), jika seseorang sakit makaterjadi perubahan dari perilaku normaantara lain menarik diri, tidak maumemikirkan orang lain (egosentris), danmemiliki reaksi emosional yang tinggi

    (menangis,mudah tersinggung, dan mudahmarah).Hal ini juga bisa dikaitkan dengan

    hasil penelitian (25,0%) respondenmenyatakan bahwa mereka tidak berhargalagi sejak menglami patah tulang, namun(75%) responden menyatakan masihberharga sejak mengalami patah tulang,dan (8,3%) responden merasa setelahterjadi patah tulang pada kaki,

    istri/suami/keluarga tidak menyukai lagi.Hal ini menurut Kozier & Erb (1995)

    bahwa seseorang dengan harga diri yangrendah sering merasa tidak dicintai dansering mengalami depresi dan ansietas.

    Untuk respons adaptasi peryataanmayoritas (91,7%) responden merasa

    optimis untuk sembuh dan berkumpulkembali dengan keluarga, hasil penelitianini didukung oleh pendapat Suliswati(2005), rasa optimis, harapan, dan rasasaling menyayangi dan mengasihimerupakan ciri-ciri seseorang dengankonsep diri positif. Sebanyak (58,3%)responden menyatakan tidak setuju merasatidak berdaya lagi dengan kondisi seperti inidan menurut Muktadin (2002) penerimaan

    berbagai keadaan hidup merupakankeyakinan/pandangan positif yang dapatmenjadi sumber daya psikologis yang sangatpenting untuk membentuk kopingseseorang dalam menghadapi keadaanya.Menurut penelitian Baldree, Murphy danPower (1982) juga melaporkan yang samabahwa salah satu metode koping yangsering digunakan oleh individu adalahmempertahankan pengendalian terhadap

    situasi melalui penerimaan situasi tersebutdanterhadap keadan yang lebih baik,namun penelitian tersebut tentang tingkat,

    jenis dan keparahan stressor dan metodekoping terhadap stres yang umum terjadi(Yani,1997).

    Selanjutnya mayoritas (83,3%)responden berharap dapat berjalan kembaliseperti dulu, mayoritas (83,3%) respondenberharap dapat bekerja dan beraktivitas

    kembali, dan hal yang paling menarikdimana mayoritas (83,3%) respondensemakin sering berdoa semenjakmengalami patah tulang, hasil penelitian inisesuai dengan pendapat Potter & Perry(1992) bahwa setiap orang mempunyaidimensi spiritual yang dapat berupakepercayaan akan sesuatu yang maha besar,perasaan menyatu dengan alam dan duniasebagai suatu kesatuan serta perasaan

    positif akan tujuan dan makna kehidupandimana kepercayaan-kepercayaan atau

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    7/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 62

    sikap-sikap tersebut dapat menjadi sumberkekuatan untuk beradaptasi terhadapterjadinya stres.

    Kebanyakan orang akan memikirkanupaya mencari dan mengandalkan

    dukungan spiritual sebagai sutu kopingindividual, sesungguhnya kepercayaanterhadap Tuhan dan spititualdiidentifikasikan oleh individu sebagai cara

    yang paling penting bagi dirinya dalammengatasi suatu stressor yang berkaitandengaan proses kesehatan atau sebagaimetode yang sangat penting dan seringdigunakan dalam membantu menyelesaikanpermasalahan yang dihadapi, serta

    dukungan spiritual juga membuat individumampu mentoleransi ketegangan-ketegangan terhadap perubahan yangterjadi dalam kehidupan (Chesler &Brbarin, 1987 dalam Friedman, 1998).

    Hasil penelitian respons adaptasiinterdependensi menunjukkan (50,0%)responden mengharapkan perhatian dandukungan dari keluarga dan orang disekitar. Menurut Friedman (1998), sistempendukung yang diberikan oleh keluargamengacu kepada dukungan-dukungansosial yang dipandang anggota keluargasebagai sesuatu yang dapat diakses untukkeluarga. Demikian halnya Taylor (1995),menyatakan bahwa seseorang dengandukungan sosial keluarga yang tinggi dapatmengalami penurunan level stres dankemudian menimbulkan koping terhadapstres selanjutnya tercipta keberhasilandalam beradaptasi. Sarasson & Pierce (1991

    dalam Baron & Byrne, 2000) dukungansosial yang diberikan oleh orang lainmerupakan kenyamanaan fisik danpsikologis sedangkan dukungan sosial darianggota keluarga menolong untukmenurunkan efek negatif stres padakualitas hidup.

    Mayoritas (83,3%) responden seringberbagi rasa dengan pasien lain yang adadisekitarnya, hasil ini sesuai dengan

    pendapat Weisman, (1997) dalam Keliat,1980 menyatakan salah satu koping yang

    biasa digunakan oleh individu untukmenangani stres adalah kebersamaandengan berbagai ras dan mengungkapkanperasaannya dengan berbicara kepadaorang lain.

    Dan hal yang sama jugadiungkapkan oleh Hartman dan Aird (1983,dalamFriedman, 1998) bahwa keterlibatankeluarga yang bermakna dan bernilai bagiklien merupakan cara lain bagi klien dankeluarga melakukan ungkapan bersama.Interaksi yang terjadi secara berulang-ulangdalam proses sosial dalam keluarga akanmemelihara identitas diri dan berbicarasecara intim tentang mereka sendiri dan

    persoalan-persoalan mereka terbuktipenting bagi kesehatan psikologis pada saatstres. Hal ini dapat dilihat dari hasipenelitian bahwa sebanyak (66,7%)responden merasa senang bila keluargadatang, mayoritas (91,7%) respondensangat mencintai keluarga, dan (75,0%)responden berharap keluarga selau adadidekatnya.

    Secara keseluruhan, hasil penelitianini menunjukkan bahwa respons yangdihasilkan oleh klien dengan frakturekstremitas bawah selama masa perawatanadalah (100%) menghasilkan responsadaptif. Hasil penelitian ini sesuai denganempat model adaptasi Roy yang dimilikioleh setiap individu untuk dapatberadaptasi terhadap perubahan yangterjadi dalam hidup antara lain fungsifisiologis, konsep diri yang positif, peran,dan interdependensi, Bila keempat model

    adaptasi ini terpenuhi dengan baik makarespons yang dapat dihasilkan dalam prosesberadaptasi terhadap perubahan dapatberupa perilaku adaptif dan bila keempatmodel adaptasi ini tidak terpenuhi denganbaik maka sebaliknya akan menghasilkanrespons perilaku maladaptif (Roy, 1984).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Hasil penelitian yang dilakukanterhadap 12 responden menunjukkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    8/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2,November 200763

    bahwa respons adaptasi klien denganfraktur ekstremitas bawah selama masarawatan di RSUP H. Adam Malik Medandan RSU Dr. Pirngadi Medan, seluruhresponden (100%) respons yang adaptif

    dan tidak ada responden yang memilikirepon yang maladptif, sehingga kliendengan fraktur ekstremitas bawah dapatberadaptasi secara adaptif terhadapperubahan yang terjadi pada diri danlingkungan disekitarnya. Hal ini dapatdilihat dari konsep diri yang dimiliki klienfraktur serta masa perawatan yang rata-ratalebih dari satu minggu mempengaruhi klienuntuk lebih mampu beradaptasi terhadap

    perubahan-perubahan yang terjadi padadiri dan lingkungan sekitarnya.

    Saran untuk penelitian selanjutnyaPenelitian ini hanya dilakukan di RSUP H.

    Adam Malik Medan dan RSU Dr. PirngadiMedan dengan jumlah sampel sebanyak 12orang responden, hal ini disebabkanketerbatasan waktu dari peneliti. Olehkarena itu pada penelitian selanjutnya perludipertimbangkan untuk mengambil sampel

    dari rumah sakit yang lain sehingga jumlahsampel yang diperoleh lebih banyaksehingga lebih respresentatif.

    Saran untuk Rumah Sakit UmumPusat H. Adam Malik Medan dan RumahsAkit Umum Dr. Pirngadi Medan. Darihasil penelitian ini diperoleh bahwa klienfraktur ekstremitas bawah yang dirawatselama masa perawatan di rumah sakitmenghasilkan respons adaptif dalam

    penyesuaian terhadap perubahan yangterjadi pada diri dan lingkungan sekitarnya.Disarankan untuk para perawat di rumahsakit tersebut agar dipertahankanhubungan komunikasi terapeutik denganklien fraktur, selain itu perawat dapatmengidentifikasi respons yang adaptif ataumaladaptif, sehingga perawat mampumempertahankan respons klien yangadaptif dan untuk mengatasi masalah yang

    dihadapi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Admin, (2005), Fraktur dan dislokasi. Dibuka pada: 26 Maret 2006,dari http://indofirstid.com/situs/index.php?option=comconten&tasak=view &id=70&itemid=72.

    Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian:suatu pendekatan praktek. Jakarta:PT Rineka Cipta.

    Brockopp, D. Y. (1999). Dasar-dasar risetkeperawatan. Ahli Bahasa, Yasmin,

    A., Anik, M. Jakarta: EGC.Berger, K. J. & Williams, M. B. (1992).

    Fundamental of nursing.Collaborating for optimal health.

    Connecticut: Appleton & Lange.Burns, N. & Grove, S. K. (1993). Thepractice of nursing research: conduct,critique and utilization. (2thEd).Philadelphia: W.B. Saunders Co.

    Callhoum, J. F., & Acocela, J. R. (1990).Psikologi tentang penyesuaian danhubungan kemanusiaan(terjemahan). Semarang: IKIPSemarang Pers.

    Dempsey, P. A & Dempsey, A. D. (2002).

    Riset keperawatan: Buku ajar danlatihan. (edisi 4). Jakarta:EGC.

    Departemen Kesehatan R.I. (1989).Sinopsis dasar-dasar keperawatan.Jakarta: Pustaka pendidikantenaga kesehatan.

    Dicson, R. A & Wright, V. (1992).Integrated clinical scienceMusculoskeletal disease.WilliamHeincman Medical Book London

    LtdFlynn, J. B & Heffron,P. B. (198). Nursing

    from cencep to practice. UnitedStated of America: Aprentice-HallPublishing and Communication Co.

    Haney & Befus, Inc (2005) Patientsadaptive experiences of returning towork following muskuloskeletaldisorder: A mixe design study. Dibukapada: 27 Maret 2006 darihttp:/proquest.umi.com/pdweb?did=938158261&6&Fmt=4&cientd=63928 &RQT=309&Vname=PQD.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/22/2019 Jurnal Adaptasi Pasien Fraktur

    9/9

    Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2, November 2007 64

    Kozier, B & Erb. (1995). Fundamental of

    nursing: Concept, proses & practice.

    California: Addison Wesly

    Publishing.

    Lewis (2000).Medical surgical nursing,

    assesment and managemant of

    clinical problem, (edition 5).

    Philadelphia: Mosby.

    Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi

    penelitian kesehatan. Jakarta; Rineka

    Cipta.

    Pakpahan, R. H. (1996). Penyembuhanfraktur dan gambaran histologisnya.Bagian Ilmu Histologi FakultasKedokteran Universitas SumateraUtara Medan.

    Potter, P. A & Perry, A. G (1993).Fundmental of nursing: Concept,process and practice (3rdEd).Phildelphia. Mosby Co.

    Purwadrminta. (1980). Kamus bahasaIndonesia. Jakarta: Balai pustaka.

    Roy, S. C. (1984). Introduction to nursing;An adaptation model (2nd ed). NewJersey: Prentice-hall, Inc.

    Universitas Sumatera Utara