sanitasi dasar rumah sehat

Upload: cesstarius

Post on 10-Feb-2018

266 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    1/48

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Rumah Sehat

    Secara umum yang dimaksud dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang dekat dengan air

    bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan sarana

    pembersihan, serta berada di tempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang (1).

    B. Persyaratan Umum Rumah Sehat

    Berdasarkan hasil rumusan yang dikeluarkan oleh APHA di Amerika, rumah sehat adalah rumah

    yang memenuhi persyaratan sebagai berikut (1):

    a. Harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis;

    b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis;

    c. Dapat terhindar dari penyakit menular;

    d. Terhindar dari kecelakaan-kecelakaan.

    Jika diteliti lebih lanjut, persyaratan yang diuraikan di atas adalah sama dengan persyaratan

    seperti yang disebutkan berikut ini.

    1. Persyaratan letak rumah

    Letak rumah yang baik dapat menghindarkan penghuninya dari bahaya timbulnya penyakitmenular, kecelakaan, dan kemungkinan gangguan-gangguan lainnya. Persyaratan letak rumah

    merupakan persyaratan pertama dari sebuah rumah sehat. Berikut ini adalah pertimbangan

    memilih letak rumah (2):

    a. Permukaan tanah dan lapisan bawah tanah (soil dan subsoil), tanah rendah yang sering

    digenangi banjir sudah jelas tidak baik menjadi tempat perumahan yang permanen. Tanah

    berbatu karang biasanya lembap dan dingin, karena air pada waktu hujan tidak bisa meresap ke

    dalam tanah. Akan tetapi, dengan konstruksi yang baik (lantai yang kedap air) rumah dengan

    kondisi tersebut bisa digunakan tanpa ada gangguan. Apalagi bila dilengkapi dengan drainase

    yang baik.

    b. Hadap rumah (dalam hubungannya dengan matahari, arah angin, dan lapangan terbuka). Di

    belahan bumi sebelah utara misalnya, kamar-kamar yang terletak di sebelah utara akan menerima

    sinar matahari lebih sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya dapur dan ruang tempat menyimpan

    makanan terletak di bagian utara rumah.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    2/48

    2. Persyaratan fisik

    Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi rumah harus baik dan kuat,

    sehingga dapat mencegah kemungkina terjadinya kelembaban dan mudah diperbaiki bila ada

    kerusakan. Persyaratan fisik menyangkut konstruksi rumah. Berdasarkan pengalaman-

    pengalaman sebelumnya, setiap orang merasa perlu untuk membuat fondasi yang kokoh supayakonstruksinya kuat. Tipe fondasi bermacam-macam bergantung pada berat dari rumah atau

    gedung yang akan dibangun dan keadaan bawah tanah (subsoil). Subsoil yang berbatu-batu atau

    kerikil akan dapat menahan beban yang berat, tetapi subsoil yang terdiri atas tanah liat, kekuatan

    menahan bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula menurun, bergantung

    pada keadaan peresapan airnya yang juga berubah-ubah mengikuti perubahan keadaan musim.

    Fondasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah yang di atasnya bisa rontok. Ada tiga cara

    dalam membuat fondasi, yaitu:

    a. Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen;

    b. Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkret;

    c. Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari besi beton.

    Luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah, luas lantai bangunan

    disesuaikan dengan penghuninya. Luas bangunan yang tak sebanding dengan jumlah penghuni

    akan mengakibatkan sesak, kurang bebas, dan akan menyebabkan tidak sehat. Jika salah satu

    anggota keluarga ada yang menderita penyakit infeksi menular, maka kurangnya suplai oksigen

    akan memudahkan terjadinya penularan penyakit. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5-3 m

    untuk tiap orang (tiap anggota keluarga) (2).

    3. Persyaratan fisiologis

    Rumah sehat harus dipenuhi criteria ventilasi yang baik, pencahayaan yang cukup, terhindar dari

    kebisingan, dan adanya lapangan rekreasi, terutama untuk anak-anak bermain.

    a. Ventilasi

    Ventilasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, rumah sebaiknya dibuat sedemikian

    rupa sehingga udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas, sehingga asap dan udara

    kotor dapat hilang secara tepat. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pintu dan jendela

    dalam posisi yang tepat, sehingga udara dapat masuk ke dalam kamar-kamar dan ruangan-ruangan lain di dalam rumah. Fungsi ventilasi adalah:

    1) Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar;

    2) Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen karena aliran

    udara yang terus-menerus;

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    3/48

    3) Menjaga ruangan agar kelembaban dapat terjaga secara optimal.

    Ada dua macan ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan. Aliran udara dalam

    ruangan pada ventilasi alamiah terjadi secara alami melalui jendela, pintu, lubang-lubang,

    dinding, angin-angin, dan sebagainya. Sedangkan pada ventilasi buatan aliran udar terjadi karena

    adanya alat-alat khusus untuk mengalirkan udara seperti mesin pengisap (AC) dan kipas angin(2).

    b. Pencahayaan

    Sebuah rumah dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat apabila memiliki pencahayaan yang

    cukup. Hal ini dikarenakan cahaya mempunyai sifat dapat membunuh bakteri atau kuman yang

    masuk ke dalam rumah. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan adalah tingkat

    terangnya cahaya itu. Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa akibat pada mata,

    kenyamanan, sekaligus produktivitas seseorang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

    pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan orang-orangyang ada di dalamnya. Ada dua macam cahaya, yaitu cahaya alamiah dan cahaya buatan. Cahaya

    alamiah merupakan cahaya langsung berasal dari sumber cahaya matahari. Cahaya ini sangat

    penting sebab bermanfaat selain untuk penerangan secara alami, tidak perlu mengeluarkan biaya,

    dan berfungsi membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TBC. Idealnya,

    cahaya masuk luasnya sekurang-kurangnya adalah 15-20% dari luas lantai yang terdapat di

    dalam ruangan rumah. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari listrik, lampu, api,

    lampu minyak tanah, dan sebagainya (2).

    c. Kebisingan

    Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan

    kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan seseorang. Apalagi kalau datangnya

    tiba-tiba seperti letusan yang sangat mengganggu kehidupan. Orang yang memiliki penyakit

    jantung dapat meninggal seketika karena adanya letusan tersebut. Rumah sehat adalah sebuah

    rumah yang bisa terhindar dari kebisingan/letaknya jauh dari sumber kebisingan (2).

    4. Persyaratan psikologis

    Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, tidak

    over crowding, dan sebagainya. Over crowding menimbulkan efek-efek negative terhadap

    kesehatan fisik, mental, maupun moral. Penyebaran penyakit-penyakit menular di rumah yang

    padat penghuninya cepat terjadi. Selain itu, di daerah yang seperti ini, kesibukan dan kebisingan

    akan meningkat, yang akan menimbulkan gangguan terhadap ketenangan, baik individu,

    keluarga, maupun keseluruhan masyarakat di sekitarnya. Ketenangan dan kerahasiaan setiap

    individu tidak akan terjamin dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral. Undang-

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    4/48

    undang perumahan di beberapa Negara maju member wewenang kepada pemerintah untuk

    menanggulangi masalah seperti ini. Rumah tempat tinggal dinyatakan over crowding bila jumlah

    orang yang tidur di rumah tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut (2):

    a. Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10 tahun dan bukan

    berstatus sebagai suami istri, tidur di dalam satu kamar.

    b. Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi ketentuan yang

    telah ditetapkan.

    5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

    Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut (2):

    a. Penyediaan air bersih yang cukup;

    b. Pembuangan tinja;

    c. Pembuangan air limbah (air bekas);

    d. Pembuangan sampah;

    e. Fasilitas dapur;

    f. Ruang berkumpul keluarga.

    C. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Rumah

    1. Tingkat kemampuan ekonomi

    Individu jika ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat kemampuan

    ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Bagi masyarakat desa terkadang

    persoalan tidak serumit di perkotaan, dimana tanah yang akan dipergunakan untuk membangun

    suatu perumahan tidak semahal di kota, bahan-bahan yang akan dipergunakan dapat

    memanfaatkan sarana yang ada seperti bambu, kayu, atau atap bisa dibuat dari daun, alang-alang,

    daun lontar, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut di desa relative masih mudah didapat danmurah, namun di kota persoalannya akan berbeda. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian tiap-tiap

    individu dalam masyarakat yang akan membangun rumah adalah membangun rumah tidak

    sekedar mendirikan saja, tetapi bagaimana perawatan rumah tersebut sehingga dapat

    dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh anak cucunya (2).

    2. Faktor alam (lingkungan)

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    5/48

    Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal ini

    menyangkut bagaimana kondisi lingkungan alam dan social di sekitar kita. Membangun rumah

    di daerah yang rawan bencana banjir harus diperhatikan letak lokasi tanah diupayakan

    sebelumnya saat membangun ketinggian tanah diperkirakan agar di saat musim penghujan tidak

    kebanjiran. Membangun rumah di dekat daerah rawan longsor dan daerah rawan gempa, bahan

    yang digunakan harus ringan, namun kokoh. Rumah daerah dingin, panas, pegunungan, pantai,

    kota, dan desa akan mempunyai karakteristik tersendiri dan perlu desain yang berbeda-beda.

    Rumah dekat dengan hutan bisa dibuat sedemikian rupa dengan membuat tangga yang tinggi

    agar binatang buas dan ular tidak dapat naik (2).

    3. Kemajuan teknologi

    Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern belum tentu

    sesuai dengan selera individu di masyarkat. Teknologi modern selain membutuhkan biaya dan

    perawatan yang mahal juga diperlukan pengetahuan yang cukup agar mengerti tentang teknologi

    tersebut. Bagaimanapun masyarakat telah memiliki teknologi perumahan yang telah diwarisi dariorang tuanya. Oleh karena itu, penerapan teknologi yang tepat guna harus dipertahankan

    sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada dimodifikasi, sehingga dapat memenuhi

    persyaratan rumah sehat yang telah ditetapkan. Teknologi yang tinggi jika diterapkan di daerah

    tertentu belum tentu sesuai. Membangun rumah dengan pilar-pilar yang tinggi, bahan dari batu

    bata, rumah kaca, desain kamar tertutup, ventilasi, dan jendela diganti dengan AC, hal ini jika

    diterapkan di desa belum tentu sesuai sebab udara di desa masih segar, rumah masih belum

    begitu padat, dan pencahayaan masih bagus (2).

    4. Peraturan pemerintah menyangkut tata guna bangunan

    Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan dan jelas

    dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lain-lain. Saat

    ini di kota-kota besar hal ini sudah menjadi problem yang kompleks. Namun jika di pedesaan hal

    ini belum menjadi masalah yang serius (2).

    D. Standar Rumah Sehat

    Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi persyaratan sebagai

    berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan; mempunyai cukup akomodasi dan

    fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran; serta mempunyai fasilitas yang cukup untuk

    menyimpan, meracik, dan memasak makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada sebuah Sub

    Committee on Standards of Fitness for Habitation yang membuat rekomendasi terhadap rumah

    yang akan dihuni, antara lain sebagai berikut (2):

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    6/48

    1. Dalam segala hal harus kering.

    2. Dalam keadaan rumah diperbaiki.

    3. Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi.

    4. Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga.

    5. Mempunyai kamar mandi.

    6. Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik.

    7. Mempunyai system drainase yang baik.

    8. Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar).

    9. Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan.

    10. Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang baik.

    11. Jalan masuk ke rumah yang baik.

    12. Mempunyai fasilitas alat pemanas/pendingin di kamar.

    13. Setiap kamar mempunyai titik lampu yang cukup.

    BAB II

    KONDISI DAERAH

    Luas wilayah Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No.9 Tahun 2000 adalah seluas 371,38 Ha

    yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan lindung 20,81% dan luasan kawasan

    budidaya 79,19%. Dibandingkan dengan wilayah kabupaten atau kota lain di Kalimantan

    Selatan, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin, yakni

    hanya 0,88 % dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar Wilayah Kota Banjarbarumempunyai ketinggian di bawah 100 meter dari permukaan laut (dpl) (3).

    Kota Banjarbaru beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 34,4 C dan minimun 20,2

    C, kelembaban udara rata - rata antara 49,099,3 %, rata-rata curah hujan di Kota Banjarbaru

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    7/48

    dan sekitarnya tercatat 239,0 mm dengan rata-rata tekanan udara berkisar antara 1.005,30 mb

    sampai dengan 1.018,80 mb dan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,5 knots (3).

    Posisi geografis Kota Banjarbaru sangat strategis karena memiliki akses jalan simpang tiga liang

    anggang yang menghubungkan antara kota Banjarmasin dan Kotabaru, Banjarmasin dan Hulu

    Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses pelabuhan lautTrisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui jalan lingkar selatan liang anggang dan

    akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan

    (3).

    Tempat tinggal saya berada di daerah kota Banjarbaru Selatan, tepatnya di jalan Salak No.46,

    Guntung Paikat. Kondisi di daerah tempat tinggal saya termasuk lingkungan perumahan yang

    sehat karena lingkungan sekitarnya nyaman, bersih, terdapat banyak pohon yang membuat

    suasana lingkungan menjadi sejuk sehingga dapat menjamin ketenangan hidup. Tersedianya

    prasarana dan fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, toko-toko dan rumah makan yang

    juga dapat menunjang kenyamanan. Kost saya juga dekat dengan perkantoran dan kantor polisi.Kost saya mempunyai halaman yang cukup luas dan memiliki dua pohon serta tanaman-tanaman

    lainnya. Kondisi jalan kost saya termasuk jalan yang sedikit dilalui oleh kendaraan bermotor

    sehingga potensi udara berdebu sedikit. Saluran air pun mencukupi sehingga terhindar dari

    banjir. Suasananya pun tenang, hampir jarang terjadi kegaduhan/keributan yang dapat

    mengganggu kesehatan dan kenyaman. Selain itu, di sekitar kost terdapat sarana instansi

    kesehatan dan sarana pendidikan. Jarak pasar Banjarbaru dengan kost saya kurang lebih 100m

    dan juga dekat dengan puskesmas. Sehingga kondisi tersebut sudah memenuhi syarat-syarat

    lingkungan perumahan yang sehat.

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Lembar Observasi Formulir Penilaian Rumah

    Nama : Azahra Aisyadilla A.

    Alamat : Jl. Salak No.46, Gunung Paikat, Banjarbaru Selatan.Komponen

    yang dinilai Kriteria Nilai Bobot

    Komponen Rumah

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    8/48

    35

    Langit-langit a. Tidak

    b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan

    c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 5 5

    Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu.ilalang

    b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplester/papan yang

    tidak kedap air

    c. Permanen (tembok/pasangan batu bata/yang tidak diplester), papan kedap air 5

    10

    Lantai a. Tanah

    b. Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak.berdebu

    c. Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 5 15

    Jendela kamar a. Tidak ada

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    9/48

    b. Ada 4 19

    Ventilasi a. Tidak ada

    b. Ada, tetapi luasnya < 10 % luas lantai 4 23

    c. Ada, luasnya 10 % luas lantai

    Lubang asap dapur a. Tidak ada

    b. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur 10% luas lantai dapur 4 27

    c. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur > 10% luas lantai dapur (Asap keluar sempurna atau

    ada exhaust fan)

    Pencahayaan a. Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca

    b. Kurang terang sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal 3 30

    c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    10/48

    Komponen

    yang dinilai Kriteria Nilai Bobot

    Sarana Sanitasi

    25

    Sarana air bersih

    (PDAM/SGL/SPT) a. Tidak ada

    b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan

    c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan

    d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan

    e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 5 5

    Jamban (sarana pembuangan kotoran) a. Tidak ada

    b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup disalurkan ke sungai/kolam

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    11/48

    c. Ada buka leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam

    d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank

    e. Ada, leher angsa, septic tank 4 9

    Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di

    halaman rumah

    b. Ada diserapkan, mencemari sumber air (jarak dengan sumber air < 10 m)

    c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 12

    d. Ada, diserapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air >10 m)

    e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut

    Sarana pembuangan a. Tidak ada

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    12/48

    b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 3 15

    Sampah (tempat sampah) a. Ada, kedap air dan tidak tertutup

    b. Ada, kedap air dan tertutup 4 19

    Komponen

    yang dinilai Kriteria Nilai Bobot

    Kualitas udara

    10

    Suhu udara a. Tidak nyaman

    b. Nyaman (18 - 30 C) 5 5

    Kelembaban udara

    a. Tidak lembab

    b. Lembab (berkisar antara 40% - 70%) 3 8

    Komponen

    yang dinilai Kriteria Nilai Bobot

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    13/48

    Perilaku Penghuni

    20

    Membuka jendela kamar a. Tidak pernah dibuka

    b. Kadang-kadang

    c. Setiap hari dibuka 4 4

    Membersihkan rumah dan halaman a. Tidak pernah dibersihkan

    b. Kadang-kadang

    c. Setiap hari dibersihkan 5 9

    Membuang tinja ke jamban a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan

    b. Kadang-kadang dibuang ke jamban

    c. Setiap hari ke jamban 5 14

    Membuang sampah pada tempat sampah a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    14/48

    b. Setiap hari ke jamban

    c. Setiap hari ke tempat sampah 5 19

    Keterangan :

    Skor yaitu dari bobot 5 sampai dengan 2, disesuaikan dengan tingkat resiko terhadap

    kesehatan.

    Memodifikasi formulir observasi sarana sanitasi dasar rumah

    Sumber dari Depkes RI

    Cara penilaian skor untuk masing-masing sarana sanitasi dasar rumah :

    Skor = (Bobot x Skor Yang Diperoleh / Bobot x Skor Maximal) x 100%

    Sedangkan untuk penilaian sarana penyediaan air bersih, apabila di dapatkan rumah yang

    memiliki lebih dari satu sarana, maka untuk penilaiannya dibagi dengan jumlah sarana yang ada.

    Kriteria penilaian untuk penggolongan keadaan rumah :

    a. Kriteria Memenuhi Syarat antara 75 % - 100 % dari skor maximal

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    15/48

    b. Kriteria Tidak Memenuhi Syarat < 75 % dari skor maximal

    B. Lembar Pertanyaan Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Rumah

    Data Umum

    Nama : Azahra Aisyadilla A.

    Pendidikan : Mahasiswa.

    Umur : 19 tahun.

    Alamat : Jl. Salak No.46, Gunung Paikat, Banjarbaru Selatan.

    1. Menurut Bapak/Ibu,langit-langit yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?

    (a.) Langit-langit bersih

    b. Tidak mesti bersih

    c. Yang penting ada langit-langit

    2. Menurut Bapak/Ibu, dinding yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?

    (a.) Permanen (tembok, pasangan batu bata, batu yang diplester), papan yang kedap air.

    b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan batubata yang tidak diplester/ papan yang tidak

    kedap air

    c. Terbuat dari anyaman bambu atau ilalang (bukan tembok)

    3. Menurut Bapak/Ibu, lantai yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?

    (a.) Keramik/ubin/diplester/papan/rumah panggung

    b. Papan/anyaman bambu

    c. Tanah

    4. Menurut Bapak/Ibu, ventilasi yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?

    (a.) Ventilasi yang luasnya 10% dari luas lantai

    b. Ventilasi yang luasnya

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    16/48

    5. Menurut Bapak/Ibu, lubang asap dapur yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?

    (a.) Lubang/ventilasi asap dapur >10% dari luas lantai dapur yang berfungsi untuk

    mengeluarkan asap dengan sempurna keluar rumah

    b. Lubang/ventilasi asap dapur

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    17/48

    C. Pembahasan

    Dari hasil lembar observasi formulir penilaian rumah ditemukan hasil :

    1. Komponen Rumah

    Langit-langit kamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat yaitu 100%, karena bersih,

    tidak ada sarang laba-laba dan tidak rawan kecelakaaan. Dinding kamar kost saya permanen

    terbuat dari tembok berlapiskan semen dan batu bata. Tidak terbuat dari bahan yang dapat

    melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga tidak terbuat

    dari bahan yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme patogen. Atap terbuat dari

    genteng dan lantai kamar saya terbuat dari keramik dan memenuhi kriteria penilaian rumah

    sehat. Di dalam kamar saya terdapat satu buah jendela kamar, tetapi saya tidak memiliki jendela

    ruang keluarga, karena saya tinggal di kost bukan rumah sendiri. Ventilasi di kamar kost saya

    luasnya < 10% luas lantai tetapi ditutupi dengan kawat kasa nyamuk sehingga nyamuk tidak bisa

    masuk dan mengigit. Berdasarkan pengukuran, pencahayaan di dalam kamar saya yaitu 48%.

    Jadi, cahaya matahari yang masuk ke kamar tidak cukup dan tidak memenuhi kriteria penilaian

    rumah sehat sehingga pencahayaan di kamar saya kurang terang dan kurang jelas untuk

    membaca dengan normal.pencahayaan dan memerlukan pencahayaan tambahan.

    Penilaian skore untuk komponen rumah:

    (35 x 30 / 35 x 35) x 100%

    = 85,7 %

    Hasil menunjukkan bahwa komponen rumah saya memenuhi syarat kesehatan.

    2. Sarana Sanitasi

    Di dalam kamar terdapat satu ruang kamar mandi, dan mempunyai fasilitas sarana air bersih dari

    air sumur pompa listrik, tetapi pada saat listrik mati maka akan menggunakan air ledeng. Air

    sumur tersebut berjarak 10 m2 dari pembuangan tinja atau septic tank. Memiliki satu buah bak

    penampungan air yang tertutup rapat dan menghasilkan air yang cukup untuk pemakaian 9 buah

    kamar. Tempat pembuangan limbah rumah tangga dibuang ke selokan yang terbuka, tidak kedap

    air dan jauh dari sumber air. Tempat pembuangan sampah terbuka dan tidak kedap air.

    Penilaian skore untuk sarana sanitasi:

    (25 x 19 / 25 x 25) x 100%

    = 76 %

    Hasil menunjukkan bahwa sarana sanitasi yang dimiliki telah memenuhi syarat kesehatan.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    18/48

    3. Kualitas Udara

    Berdasarkan pengukuran, suhu ruangan kamar saya sekitar 28C sehingga masih termasuk dalam

    syarat kesehatan. Kelembaban udara di ruang kamar saya yaitu 87% sehingga kelembaban udarakamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat.

    Penilaian skore untuk kualitas udara:

    (10 x 8 / 10 x 10) x 100%

    = 80 %

    Hasil menunjukkan bahwa kualitas udara yang ada telah memenuhi syarat kesehatan.

    4. Perilaku Penghuni

    Setiap hari saya selalu membuka jendela kamar sehingga adanya sirkulasi udara yang cukup.

    Saya juga selalu membersihkan kamar dan halaman setiap hari serta selalu membuang tinja ke

    jamban. Sampah juga selalu dibuang ke tempat sampah.

    Penilaian skore untuk kualitas udara:

    (20 x 19 / 20 x 20) x 100%

    = 95 %

    Hasil menunjukkan bahwa perilaku yang saya lakukan telah memenuhi syarat kesehatan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit Rineka

    Cipta. Jakarta.

    2. Mubarak, Wahid Iqbal., Nurul Chayatin.2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan

    Aplikasi. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

    3. Anonim. Kondisi Geografis Banjarbaru. Pemerintah Kota Banjarbaru 2010; (online),

    (http://www.banjarbarukota.go.id, diakses 04 April 2012).

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    19/48

    SUMBER : (http://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-

    tempat_1.html)

    RUMAH IDAMAN (HEALTHY HOME)

    Posted on Desember 10, 2012 by diarymerry

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman

    ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua,

    kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai

    pada abad modern (PERKEMBANGAN TEKNOLOGI) ini manusia sudah membangun rumah

    bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.

    Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang

    optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi

    perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

    pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal

    berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu

    bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatanguna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).

    Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis

    lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit

    berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada

    kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80%

    dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih

    rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).

    Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan

    rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif

    seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menja penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi

    http://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.htmlhttp://youngyongs.blogspot.com/2012/12/sanitasi-perumahan-pemukiman-dan-tempat_1.html
  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    20/48

    tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan

    pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya

    disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah

    dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

    RUMUSAN MASALAH

    Dari penjelasan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Jelaskan pengertian rumah ?

    2. Sebutkan fungsi rumah?

    3. Apa saja yang menjadi persyaratan rumah?

    4. Bagaimanakah penilaian rumah sehat?

    5. fase perkembangan rumah dari jaman purba hingga modern ?

    TUJUAN PENULISAN

    1. Untuk mengetahui pengertian rumah.

    2. Untuk mengetahui fungsi rumah.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    21/48

    3. Untuk mengetahui persyaratan rumah sehat.

    4. Untuk mengetahui bagaimana penilaian rumah sehat.

    5.Untuk mengetahui fase perkembangan rumah dari jaman purba hingga modern

    PEMBAHASAN

    PENGERTIAN RUMAH

    Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,

    perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

    lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah

    sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.

    Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan

    sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi

    bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Rumah Sehat menurut WHO adalah suatu

    keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang

    bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).

    Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya,

    sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik.

    Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor yang dapat merugikankesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,

    bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna

    baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991).

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    22/48

    FUNGSI RUMAH

    Fungsi rumah rumah bagi manusia yang dikutip dari Azwar adalah :

    Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan kewajiban

    sehari-hari.

    Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap

    anggota keluarga yang ada.

    Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.

    Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.

    Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki, yangterutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

    PERSYARATAN RUMAH SEHAT

    Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential

    Environment dari WHO (1974) antara lain :

    a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat.

    b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.

    c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

    d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    23/48

    e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa

    keruntuhan, dan penyakit menular.

    f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

    Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz, 2008)

    adalah sebagai berikut :

    a. memenuhi kebutuhan physiologis, yang meliputi :

    Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau dipertahankan

    temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah

    paling sedikit 4C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar

    22C30C sudah cukup segar.

    Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari

    (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan buatan).

    Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidakmenimbulkan rasa silau.

    Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dapat

    terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas

    lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah

    keduanya menjadi 10% dari luas lantai.

    Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu

    sedikit.

    Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan karena

    dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang

    relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat

    pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah dan apatis.

    Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak- anak dapat

    bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    24/48

    rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah

    tetangganya, di jalan atau tempat lain yang membahayakan.

    b. memenuhi kebutuhan psychologis, yang meliputi :

    Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni Adanya ruangan khusus untuk istirahat

    bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di

    bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10

    tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun

    mempunyai kamar tidur sendiri.

    Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-anak sambil

    makan dapat berdialog langsung dengan orang tuannya.

    Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat

    ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih

    miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan

    sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.

    W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara

    kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi

    tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar

    di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.

    Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga yang

    kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila

    dipandang.

    c. mencegah penularan penyakit, yang meliputi.

    Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan

    Bebas dari kehidupan serangga dan tikus

    Pembuagan sampah

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    25/48

    Pembuangan air limbah.

    Pembuangan Tinja

    Bebas pencemaran makanan dan minuman.

    d. mencegah terjadinya kecelakaan yaitu rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga

    dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk

    dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan

    licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan

    keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya

    (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).

    Menurut Soedjajadi (2006), persyaatan rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi

    resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi:

    a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.

    b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.

    c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas.

    d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis

    dapat dihindari.

    e. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang

    gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

    . Prasarana dan sarana lingkungan

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    26/48

    Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari

    kecelakaan;

    Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;

    Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggukesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan

    harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;

    Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan

    kesehatan;

    Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan;

    Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;

    Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,

    tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;

    Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;

    Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang

    dapat menimbulkan keracunan.

    f. Vektor penyakit

    Indeks lalat harus memenuhi syarat.

    Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

    g. Penghijauan

    Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi

    untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    27/48

    Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.

    829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

    a. Bahan bangunan

    Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, an

    tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam,

    plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;

    Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme

    patogen.

    b. Komponen dan penataan ruangan

    Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

    Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah

    dibersihkan;

    Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

    Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;

    Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

    Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

    c. Pencahayaan

    Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh

    ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

    d. Kualitas udara

    Suhu udara nyaman antara 1830 o C;

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    28/48

    Kelembaban udara 4070 %;

    Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;

    Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;

    Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;

    Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3

    e. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

    f. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

    g. Penyediaan air

    Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;

    Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut

    Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

    h. Pembuangan Limbah

    Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau,

    dan tidak mencemari permukaan tanah;

    Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari

    permukaan tanah dan air tanah.

    i. Sarana Penyimpanan Makanan

    Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    29/48

    j. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2

    orang tidur.

    PENILAIAN RUMAH SEHAT

    Menurut Munif Arifin (2009), kriteria rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian

    rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI

    tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

    829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan. Sedangkan pembobotan

    terhadap kelompok komponen rumah, kelompok sarana sanitasi, dan kelompok perilaku

    didasarkan pada teori Blum, yang diinterpetasikan terhadap Lingkungan (45%), Perilaku (35%),

    Pelayanan Kesehatan (15%), Keturunan (5%).

    Dalam hal rumah sehat, persentase pelayanan kesehatan dan keturunan diabaikan, sedangkan

    untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentulan sebagai berikut :

    1.Bobot komponen rumah (25/80 x 100%) : 31

    2.Bobot sarana sanitasi (20/80 x 100%) : 25

    3.Bobot perilaku (35/80 x 100%) : 44

    Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang merupakan hasil

    perkalian antara nilai dengan bobot, dengan criteria sebagai berikut :

    1. Memenuhi syarat : 80 -100 % dari total skor.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    30/48

    2. Tidak memenuhi syarat : < 80 % dari total skor.

    Kelompok Komponen Rumah yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan

    Indikator komponen sebagai berikut :

    1. Langit-langit

    2. Dinding

    3. Lantai

    4. Jendela kamar tidur

    5. Jendela ruang keluarga

    6. Ventilasi

    7. Lubang asap dapur

    8. Pencahayaan

    9. Kandang

    10. Pemanfaatan Pekarangan

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    31/48

    11. Kepadatan penghuni.

    Indikator sarana sanitasi yang dijadikan dasar penilaian rumah sehat menggunakan Indikator

    sarana sebagai berikut :

    1. Sarana air bersih

    2. Jamban

    3. Sarana pembuangan air limbah

    4. Sarana pembuangan sampah.

    Indikator penilaian perilaku penghuni rumah meliputi bebrapa parameter sebagai berikut :

    1. kebiasaan mencuci tangan.

    2. keberadaan tikus.

    3. keberadaan jentik.

    RUMAH KUMUHkurangnya teknologi sehingga kurang mengemban design terhadap rumah itu

    sendiri.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    32/48

    berbeda dengan contoh rumah klasik seperti pada gambar yang sudah mengikuti zamannya

    ,memenuhi semua design dan interior rumah yang begitu elegant ,serta membuat nyaman pada

    penghuninya ,

    inilah termasuk fase rumah perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap tempat tinggal

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    1. Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga

    menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

    2. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga sebagai

    sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan.

    3. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat

    kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga

    dapat dikatakan rumah sehat.

    4. Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi

    dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan

    masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    33/48

    5. Penilaian rumah sehat didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat

    Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman

    teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

    829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.

    6. perkembangan teknologi dari jaman purba sampai modern akan berpengaruh pada bentuk dan

    kenyamanna rumah itu sendiri ,serta adanya tambahan peralatan dan perlengkapan isi rumah itu

    menjadi rumah idaman dan meningkatkan kualitas kesehatan .

    DAFTAR PUSTAKA

    Budiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC Budiman Chandra.2007.

    Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC

    Depkes RIDitjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.

    Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan.

    Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit. Jogyakarta.

    Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari

    environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.

    Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka

    Cipta.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    34/48

    Suhadi, 2007. Penyakit Tuberkolosis Paru. Diakses dari

    www.clubpenakita.blogspot.com/2009/06/penyakit-tuberkulosis-paru.html, November 2011.

    Sanropie, D. 1991. Pengawasan Penyeharan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Dirjen PPM danPLP.

    Soedjajadi Keman, Kesehatan Lingkungan Pemukiman.

    http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt. Universitas Air Langga, 2006.

    UU RI No.4 Tahun 1992 ttg Perumahan dan Pemukiman.

    SUMBER : (http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/)

    SANITASI PERUMAHAN

    by WR in NURSING Kaitkata:KepeRawatan, MAKALAH & ASKEP

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tantangan untuk pembangunan perumahan ke depan sangatlah berat. Dengan jumlah penduduk

    perkotaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, kebutuhan lahan untuk permukiman pun

    akan meningkat drastis. Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia

    menunjukkan perkembangan yang cukup pesat dari 32,8 juta atau 22,3% dari total penduduk

    nasional (1980), meningkat menjadi 55,4 juta atau 30,9% (1990), 74 juta atau 37% (1998) dandiperkirakan akan mencapai angka 150 juta atau 60% dari total penduduk nasional (2015)

    dengan laju pertumbuhan penduduk kota rata-rata 4,49% (1990-1995)

    Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini pada gilirannya menimbulkan kebutuhan akan lahan

    perumahan yang sangat besar., sementara kemampuan Pemerintah sangat terbatas. Menurut

    http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/http://diarymerry.wordpress.com/2012/12/10/rumah-idaman-healthy-home/
  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    35/48

    catatan, hanya 15% kebutuhan perumahan yang mampu disediakan oleh pemerintah, sedangkan

    sisanya sebesar 85% disediakan langsung oleh masyarakat atau swasta. Apabila pembangunan

    perumahan yang dilakukan oleh masyarakat atau swasta ini tidak dikendalikan

    pengembangannya, akan menimbulkan masalah besar yang mengancam kawasan konservasi atau

    kawasan lindung.

    Melihat keterbatasan Pemerintah tersebut, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam

    mengembangkan bentuk-bentuk alternatif penyediaan lahan perkotaan, seperti telah diatur dalam

    PP No.80/1999 tentang Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri,. Adapun penetapan lokasi

    Kasiba dan Lisiba tersebut harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah-nya. Selain itu,

    penyelenggara Kasiba dan Lisiba wajib menyusun rencana teknik ruang sebagai rincian dari

    RTRW.

    Tantangan terbesar dalam penataan ruang serta pembangunan perumahan adalah bagaimana

    memberdayakan atau menguatkan peran masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan

    perumahannya sendiri yang sehat, aman, serasi, dan produktif tanpa merusak lingkungan hidup

    dan merugikan masyarakat luas. Untuk itu, masyarakat perlu diperkenalkan pengertian tentang

    penataan ruang, diberikan akses dan stimulan, ditumbuhkan rasa peduli dan rasa tanggungjawab,

    yang pada akhirnya memunculkan bentuk partisipasi atas kehendak masyarakat sendiri sebagai

    benteng terakhir pengendali pemanfaatan ruang.

    B. Rumusan Penulisan

    Jelaskan definisi dari Sanitasi Perumahan?

    Sebutkan dan jelaskan Karakteristik Rumah?

    Jelaskan Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membangun Suatu Rumah?

    Bagaimanakan Pengadaan Perumahan?

    Apa saja yang menjadi Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat?

    Sebutkan Fasilitas-Fasilitas apa saja yang ada di dalam Rumah Sehat?

    Bagaimanakah Penilaian Rumah Sehat?

    C. Tujuan

    Untuk mengetahui definisi dari Sanitasi Perumahan.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    36/48

    Untuk mengetahui Karakteristik Rumah.

    Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membangun Suatu Rumah.

    Untuk mengetahui Pengadaan Perumahan.

    Untuk mengetahui Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat.

    Untuk mengetahui Fasilitas-Fasilitas yang ada di dalam Rumah Sehat.

    Untuk mengetahui Penilaian Rumah Sehat.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Definisi Sanitasi Perumahan

    1. Sanitasi

    Sanitasi adalah menciptakan keadaan lingkungan yang baik atau bersih untuk kasehatan. Atau

    Sanitasi biasa disebut juga kebersihan lingkungan.

    2. Perumahan

    Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempatuntuk tinggal yang disebut rumah.

    Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa

    kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga,

    dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000).

    Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan

    masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks

    dan tersedianya standar perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat.

    Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga

    penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan

    sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan

    tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    37/48

    Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai

    sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UUD RI No. 4 Tahun 1992).

    Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana

    lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk

    kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

    Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagailingkungan tempat tinggal yang

    dilengkapi denganprasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan,misalnya

    penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik,telepon, jalan, yang memungkinkan

    lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu

    fasilitaspenunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangankehidupan

    ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas tamanbermain, olah raga, pendidikan, pertok oan,

    sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya.

    Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahansebagai faktor yang dapat meningkatkanstandar kesehatanpenghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis danteknis

    pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi,bangunan, kualifikasi, adaptasi,

    manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan

    beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara

    fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.Oleh

    karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi

    dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.

    Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau

    bersih untuk kasehatan.

    B. Karakteristik Rumah

    Tinjauan tentang ventilasi

    Beberapa alasan rumah dikategorikan memiliki ventilasi buruk adalah karena jumlah ventilasi

    yang tidak memadai serta bersatunya dapur dengan ruang tidur atau ruang lain tempat aktivitas

    keluarga. Kondisi rumah seperti ini menyebabkan terhambatnya pertukaran udara dari dalam dan

    luar rumah dan setidaknya mengakibatkan 3 kemungkinan, yaitu : kekurangan oksigen dalam

    udara, bertambahnya konsentrasi CO2dan adanya bahan-bahan racun organis yang ikut terhirup.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    38/48

    Udara dalam rumah mengalami kenaikan kelembaban yang bersumber dari penguapan cairan

    tubuh melalui kulit dan pernapasan. Jika ventilasi ruangan buruk, maka udara lembab tersebut

    tidak dapat bertukar dengan udara dari luar rumah. Udara basah yang dihirup berlebihan akan

    menyebabkan gangguan fungsi paru-paru atau pernafasan. Penyakit pneumonia sering ditemukanpada bayi, balita dan ibunya yang tinggal dalam rumah dengan ventilasi buruk. Hal ini

    disebabkan bayi dan anak balita lebih lama dirumah bersama ibunya sehingga dosis pencemaran

    tentunya akan lebih tinggi.

    Tinjauan tentang kepada hunian rumah

    Rumah kecil, penghuninya yang banyak, kurang ventilasi, kurang pengertian akan perilaku hidup

    sehatmemudahkan terjadinya penularan pneumonia pada anak balita. Disamping itu keadaanperumahan yang padat itu dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada.

    (bambang. S1993).

    Status sosial dalam lingkungan berpengaruh pada pneumoni. Kemudian peneliti lain menemukan

    bahwa kepadatan hunian yang banyak berperan pada kejadian pneumonia adalah kepadatan

    kamar tidur (sleeping density).

    Dikatakan jika kepadatan hunian dikamar tidur melebihi tiga orang dalam satu kamar, maka

    besarnya resiko anak terkena pneumonia adalah 1,2 kali dibanding pada keadaan penghuni

    kamar yang sesuai standar APHA yaitu setiap penghuni pertama mendiami 150 sg. Ft (13 meter

    2) diperlukan penambahan luas dan setiap penambahan satu orang penghuni diperlukan

    penambahan luas lantai 100 sg. Ft (2 meter), sehingga rata-rata jumlah luas lantaiper penghuni

    adalah 11 meter atau minimal 10 meter.

    Dari segi kesehatan, kepadatan hunian sangat bermakna pengaruhnya yang akan memudahkanterjadinya penularan penyakit pneumonia dan penyakit lainnya yang menyebar melalui udara.

    Disamping itu semakin banyak orang yang menempati suatu rumah akan banyak pula

    menghasilkan karbon monoksida (CO2), yang kurang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

    C. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membangun Suatu Rumah

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    39/48

    Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial.

    Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimanarumah itu didirikan.

    Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah dikota, di daerah dingin ataukah di daerahpanas, di daerah pegunungan dekatgunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa

    dan sebagainya.

    Rumah didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi socialbudaya pedesaaan,

    misalnya bahanya, bentuknya, menghadapnya, danlainsebagainya.Rumah didaerah gempa harus

    dibuat dengan bahan-bahan yangringan namun harus kokoh, rumah didekat hutan harus dibuat

    sedemikian rupasehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.

    Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat

    Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuanganpenghuninya, untuk itu

    maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu,kayu atap rumbia dan sebagainya adalah

    merupakan bahan-bahan pokokpembuatan rumah.Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah

    bukansekedar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya (Notoadmojo,

    2003).

    D. Pengadaan Perumahan

    Laju pertumbuhan penduduk yang pesat dan arus urbanisasidi negara sedang berkembang

    menyebabkan masalah perumahanmemerlukan pemecahan dan penanganan yang segara. Di

    Afrika,Amerika Latin dan Asia penduduk kota meningkat dua kali lipat dalam periode 10 tahun

    terakhir. Urbanisasi yang tidak terkendali inimenimbulkan rangkaian masalah sosial yang sangat

    kompleks. Lajupertumbuhan penduduk di Indonesia seperti di negara sedang berkembang

    lainnya juga cukup tinggi, yaitu sekitar 2,3% per tahun,dan bahkan di daerah perkotaan mencapai

    5,4% per tahun yang jugaterutama disebabkan karena derasnya arus urbanisasi. Halinimeyebabkan peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana perumahan dan lingkungan

    pemukiman dan pengadaan perumahanuntuk golongan masyarakat dengan tingkat ekonomi

    menengahkebawah menjadi problem yang semakin sulit. United Nations Conference on Problem

    of The HumanEnvironment pada tahun 1972 telah menyatakan bahwa lebih dari 1 milyar

    penduduk dunia hidup dalam kondisi perumahan dibawahstandar dan kemungkinan situasi ini

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    40/48

    akan semakin bertambah burukdimasa yang akan datang (WHO SEARO, 1986; Komisi

    WHOMengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

    Faktor yangberpengaruh dalam situasi ini adalah tingkat ekonomi masyarakat yang masihrendah, lingkungan fisik, biologi, sosial dan budayasetempat yang belum mendukung; tingkat

    kemajuan teknologipembangunan perumahan masih terbelakang; serta belum konsistennya

    kebijaksanaan pemerintah dalam tata guna lahan danprogram pembangunan perumahan untuk

    rakyat.

    Demikian juga kondisi perumahan di daerah pedesaanbanyak dijumpai perumahan yang tidak

    memenuhi syarat kesehatansehingga perlu ditata kembali dan dipugar dengan melengkapi

    prasarana dan sarana perumahan yang memadai.Masyarakat kecil berpenghasilan rendah tidakmampumemenuhi persyaratan mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bahkan untuk

    rumah tipe Rumah Sangat Sederhana (RSS).Sebaliknya pemerintah dan swasta pengembang

    perumahan tidakdapat memenuhi kebutuhan perumahan untuk masyarakat.

    Hal tersebut menimbulkan masalah sosial yang serius dan menumbuhkanlingkungan pemukiman

    kumuh (slum area) dengan gambaranberhubungan erat dengan kemiskinan, kepadatan

    penghuninya tinggi,sanitasi dasar perumahan yang rendah sehingga tampak jorok dankotor yaitu

    tidak ada penyediaan air besih, sampah yang menumpuk,kondisi rumah yang sangatmenyedihkan, dan banyaknya vektorpenyakit, terutama lalat, nyamuk dan tikus.Dalam

    pengadaan perumahan, sangat diperlukan peran sertamasyarakat karena pemerintah dalam hal ini

    hanya bertindak sebagaifasilitator yang mendorong dan memberi bantuan untuk mencapai

    tujuan.

    E. Syarat-Syarat Rumah Yang Sehat

    Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam

    rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat

    sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi

    persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat

    diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan

    derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    41/48

    Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri

    Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai be rikut :

    Lokasi

    Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanahlongsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya

    Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang

    Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerahkebakaran seperti jalur pendaratan

    penerbangan.

    Kualitas udara

    Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi

    syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut :

    Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi

    Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3

    Gas SO2 maksimum 0,10 ppm

    Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

    Kebisingan dan getaran

    Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A

    Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

    Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

    Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

    Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

    Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

    Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg

    Prasarana dan sarana lingkungan

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    42/48

    Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluargadengan konstruksi yang aman dari

    kecelakaan

    Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit

    Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksijalan tidak mengganggukesehatan, konstruksi trotoar tidakmembahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,jembatan

    harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata

    Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitasair yang memenuhi persyaratan

    kesehatan

    Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tanggaharus memenuhi persyaratan kesehatan

    Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan

    Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan,komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan,

    tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya

    Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

    Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidakterjadi kontaminasi makanan yang

    dapat menimbulkankeracunan.

    Vektor penyakit

    Indeks lalat harus memenuhi syarat

    Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

    Penghijauan

    Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukimanmerupakan pelindung dan juga berfungsi

    untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian alam.

    Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.

    829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagaiberikut :

    Bahan bangunan

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    43/48

    Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yangdapat membahayakan kesehatan, an

    tos kurang dari 0,5 serat/m 3 per24 jam,

    plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan.

    Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh danberkembangnya mikroorganisme

    patogen.

    Komponen dan penataan ruangan

    Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

    Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamarcuci kedap air dan mudah

    dibersihkan.

    Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

    Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.

    Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

    Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

    Pencahayaan

    Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh

    ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 dan tidak menyilaukan mata.

    Kualitas udara

    Suhu udara nyaman antara 1830 oC;

    Kelembaban udara 4070 %;

    Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;

    Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni;

    Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;

    Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.

    Ventilasi

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    44/48

    Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luaslantai.

    Ada 2 macam ventilasi, yakni :

    a) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-

    bakteri, terutama bakteri patogen, karena disituselalu terjadi aliran udara dan sebagainya. Di

    pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan jalan masuknya

    nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk

    melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuktersebut.

    b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara

    tersebut, misalnya kipas angin, dan mesinpenghisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok

    dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi

    harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir.Artinya di dalam

    ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnyaudara.

    Vektor penyakit

    Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

    Penyediaan air

    Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasita minimal 60 liter/ orang/hari;

    Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum menurut Permenkes

    416 tahun 1990 danKepmenkes 907 tahun 2002.

    Sarana penyimpanan makanan

    Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman .

    Pembuangan Limbah

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    45/48

    Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemarisumber air, tidak menimbulkan bau, dan

    tidak mencemari permukaan tanah.

    Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari

    permukaan tanah dan airtanah.

    Kepadatan hunian

    Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

    Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun (rusun), rumah

    toko (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan ketentuan

    mengenaipersyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab

    pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah

    tinggal untuk rumah.

    Penyelenggaran pembangunan perumahan (pengembang)yang tidak memenuhi ketentuan tentang

    persyaratan kesehatanperumahan dan lingkungan pemukiman dapat dikenai sanksi pidanadan

    sanksi administrasi sesuai dengan UU No. 4 /1992 tentangPerumahan dan Pemukiman, dan UU

    No. 23 /1992 tentangKesehatan, serta peraturan pelaksanaannya. Bagi pemilik rumah yang

    belum memenuhi ketentuan tersebutdiatas tidak dapat dikenai sanksi, tetapi dibina agar segeradapatmemenuhi persyaratan kesehatan rumah.

    F. Fasilitas-Fasilitas Didalam Rumah Sehat

    Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

    Penyediaan air bersih yang cukup

    Pembuangan Tinja

    Pembuangan air limbah (air bekas)

    Pembuangan sampah

    Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    46/48

    G. Penilaian Rumah Sehat

    Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusiadisamping sandang dan papan, sehingga

    rumah harus sehat agarpenghuninya dapat bekerja secara produktif. Konstruksi rumahdanlingkungannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakanfaktor risiko sebagai

    sumber penularan berbagai penyakit, khususnyapenyakit yang berbasis lingkungan. Berdasar

    Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yangdilaksanakan tahun 1995 (Ditjen PPM dan PL,

    2002) penyakit InfeksiSaluran Pernafasan Akut (ISPA) yang merupakan penyebab

    kematianterbanyak kedua dan tuberkulosis yang merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga

    erat kaitannya dengan kondisi sanitasiperumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan

    sanitasilingkungan yang tidak memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadappenyakit diare

    (penyebab kematian urutan nomor empat) disampingpenyakit kecacingan yang menyebabkan

    produktivitas kerja menurun.

    Disamping itu, angka kejadian penyakit yang ditularkan oleh vektorpenular penyakit demam

    berdarah, malaria, pes dan filariasis yangmasih tinggi. Upaya pengendalian faktor ris iko yang

    mempengaruhitimbulnya ancaman kesehatan telah diatur dalam Kepmenkes RI

    No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan.Dalam penilaian rumah

    sehat menurut Kepmenkes tersebutdiatas, parameter rumah yang dinilai meliputi lingkup 3 (tiga)

    kelompok komponen penilaian, yaitu :

    1) kelompok komponen rumah,meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur,

    jendelakamar keluarga, dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asapdapur, pencahayaan;

    2) kelompok sarana sanitasi, meliputi saranaair bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana

    pembuangan airlimbah, dan sarana pembuangan sampah; dan

    3) kelompok perilakupenghuni, meliputi perilaku membuka jendela kamar tidur,

    membukaJendela ruang keluarga dan tamu, membersi hkan halaman rumah,membuang tinja

    bayi/anak ke kakus, dan membuang sampah padatempatnya. Formulir penilaian rumah sehat

    terdiri komponen yangdinilai, kriteria penilaian, nilai dan bobot serta hasil penilaian secaraterinci

    dapat dilihat pada lampiran dari Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

    persyaratan kesehatan perumahan.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    47/48

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:

    Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau

    bersih untuk kasehatan.

    Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam

    rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat

    sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi

    persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat

    diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan

    derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

    Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

    Penyediaan air bersih yang cukup

    Pembuangan Tinja

    Pembuangan air limbah (air bekas)

    Pembuangan sampah

    Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga

    6. Saran

    Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun mengharapkan khususnya semua

    mahasiswa keperawatan STIKES MW dapat mengetahui serta memahami tentang Konsep

    Pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan komunitas.

  • 7/22/2019 Sanitasi Dasar Rumah Sehat

    48/48

    DAFTAR PUSTAKA

    Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu

    http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/03/07/ faktoryang diperhatikan pada perumahan

    http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahan

    SUMBER : (http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/)

    http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahanhttp://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/sanitasi-perumahan/http://id.wikipedia.org/wiki/sanitasi_perumahan