sl pemeriksaan neurologis

Upload: nanda-cendikia

Post on 07-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    1/11

    Kejang demammerupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi dan anak usia 6 bulansampai 5 tahun dan paling sering ditemui pada usia 9-20 bulan. Kejang demam merupakan penyakit

    yang diturunkan, jika orang tua pernah mengalami kejang deman maka anak mereka berpotensi sangat

    besar untuk mengalami kejang demam. Kejang demam biasanya dianggap sebagai kondisi yang tidak

    membahayakan. Kejang yang terjadi biasanya bersifat lokal pada awalnya dan hanya akan menjadi

    kejang umum jika terdapat peningkatan suhu tubuh pasien yang melewati ambang batas. Kejang akibat

    demam jarang sekali berlangsung lebih dari beberapa menit, selain itu umunya tidak ditemukan kelainan

    pada pemeriksaan EEG saat kejang terjadi dan pasien memiliki kemungkinan untuk sembuh sempurna.

    Kejang demam biasanya timbul pada anak dengan suhu tubuh diatas 38 C (100.4 F). Selain itu infeksi

    virus atau bakteri dan bahkan imunisasi yang menyebabkan demam tinggi seperti herpes virus dapat

    menjadi faktor penyebab dari kejang demam. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat profilaksis

    antiepilepsi untuk mencegah terjadinya kejang demam.

    Perbedaan mendasar antara kejang demam dan penyakit serupa yang lebih serius seperi demam

    ensephalitis akut atau ensephalopathic adalah terdapatnya kejang fokal ataupun kejang yang

    berkepanjangan. Selain itu, jika dilihat pemeriksaan EEGnya akan ditemukan kelainan serta

    ditemukannya kondisi complicated febrile seizures atau kejang demam berulang tiap ada kenaikan suhu

    tubuh pasien. Pasien seperti inilah yang memiliki prosentase tinggi untuk mengalami komplikasi seperti

    kejang atypical, petit mal, atonic, dan astatic spells yang diikuti kejang tonic, mental retardation, dan

    partial complex epilepsy.

    Epidemiologi

    Berdasarkan studi cohort yang dilakukan Annegers dan temannya pada 687 anak dengan umur rata-rata

    18 tahun setelah kejang demam pertama mereka. Secara keseluruhan mereka memiliki kemungkinan 5

    kali lebih besar untuk menderita unprovoked seizures selama Anak dengan kejang demam simpel

    memiliki resiko hanya sekitar 2,4%. Sedangkan untuk anak yang menderita kejang demam kompleks

    (fokal, beekepanjangan, ataupun kejang demam berulang) memiliki peningkatan resiko 8,17, atau 49

    persen bergantung tingkatan komplikasinya.[1]

    Jenis kejang Demam.

    1. Kejang demam sedehana Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang tipe kejangnya

    umum, singkat dan hanya sekali dalam 24 jam.

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    2/11

    2. Kejang demam kompleks Kejang demam kompleks adalah kejang demam yang memenuhi kriteria

    berikut : a.Kejang demam yang tipe kejangnya fokal, artinya kejangnya tidak seluruh tubuh misalnya

    kejangnya cuma tangan kiri saja atau kaki kanan saja. b. Kejangnya berlangsung lebih dari 15 menit. c.

    Kejang lebih dari satu kali dalam 24 jam

    Bell's palsyadalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkankelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf fascialis). Berbeda

    dengan stroke, kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot

    wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dsb. Beberapa ahli menyatakan penyebab

    Bell's Palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf menjadi bengkak akibat infeksi. Metode

    pengobatan berupa obat2an jenis steroid dapat mengurangi pembengkakan.

    Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell, orang pertama yang

    menjeliaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada saraf wajah.

    Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tibaterganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang

    dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan

    hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di

    Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-

    kadang penderita mengalami kelumpuhan di sebelah anggota badannya, hilangnya sebagian ingatanatau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah

    ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung".

    Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol

    atau udara.

    Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Sebuah prognosis hasil

    sebuah penelitian di Korea menyatakan bahwa,[2] 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria dengan

    prevalensi berupa hipertensi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Berdasarkan sistem TOAST,

    komposisi terbagi menjadi 20,8% LAAS, 17,4% LAC, 18,1% CEI, 16,8% UDE dan 26,8% ODE.

    Stroke hemorragik

    Dalam stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan

    darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Pendarahan dapat terjadi di seluruh

    bagian otak seperti caudate putamen; talamus; hipokampus; frontal, parietal, dan occipital cortex;

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    3/11

    hipotalamus; area suprakiasmatik; cerebellum; pons; dan midbrain.[3] Hampir 70 persen kasus stroke

    hemorrhagik menyerang penderita hipertensi.[4]

    Stroke hemorragik terbagi menjadi subtipe intracerebral hemorrhage (ICH), subarachnoid hemorrhage

    (SAH),[5] cerebral venous thrombosis, dan spinal cord stroke.[6] ICH lebih lanjut terbagi menjadi

    parenchymal hemorrhage, hemorrhagic infarction, dan punctate hemorrhage.[3]

    Stroke iskemik

    Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju

    ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri carotis

    interna merupakan cabang dari arteri carotis communis sedangkan arteri vertebralis merupakan cabang

    dari arteri subclavia.

    Faktor risiko

    Merokok

    Alkohol

    Diet

    tingginya kadar kolesterol

    Riwayat keluarga [27]

    Hipertensi

    Hipertensi akan merangsang pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh arteri dan arteriol dalam

    otak, serta menginduksi lintasan lipohialinosis di pembuluh ganglia basal, hingga menyebabkankan

    infark lakunar atau pendarahan otak.[28]

    Fibrilasi atrial

    Fibrilasi atrial merupakan indikasi terjadinya kardioembolisme, sedangkan kardioembolisme merupakan20% penyebab stok iskemik.[29] Kardioembolisme terjadi akibat kurangnya kontraksi otot jantung di

    bilik kiri, disebut stasis, yang terjadi oleh penumpukan konsentrasi fibrinogen, D-dimer dan faktor von

    Willebrand.[30] Hal ini merupakan indikasi status protrombotik dengan infark miokardial, yang pada

    gilirannya, akan melepaskan trombus yang terbentuk, dengan konsekuensi peningkatan risiko embolisasi

    di otak. Sekitar 2,5% penderita infark miokardial akut akan mengalami stroke dalam kurun waktu 2

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    4/11

    hingga 4 minggu, 8% pria dan 11% wanita akan mengalami stroke iskemik dalam waktu 6 tahun, oleh

    karena disfungsi dan aneurysm bilik kiri jantung.

    Aterosklerosis

    Penelitian mengenai lintasan aterogenesis yang memicu aterosklerosis selama ini terfokus kepada

    pembuluh nadi koroner, namun proses serupa juga terjadi di otak dan menyebabkan stroke iskemik.[31]

    Aterosklerosis dapat menyerang pembuluh nadi otak seperti pembuluh karotid, pembuluh nadi di otak

    tengah, dan pembuluh basilar, atau kepada pembuluh arteriol otak seperti pembuluh lenticulostriate,

    basilar penetrating, dan medullary. Beberapa riset menunjukkan bahwa mekanisme aterosklerosis yang

    menyerang pembuluh nadi dapat sedikit berbeda dengan mekanisme kepada pembuluh arteriol.

    Aterosklerosis intrakranial dianggap sebagai kondisi yang sangat jarang terjadi. Hasil otopsi infark otak

    dari 339 penderita stroke yang meninggal akibat aterosklerosis intrakranial, ditemukan 62,2% plak

    intrakranial dan 43,2% stenosis intrakranial.[32] Hasil otopsi oleh National Cardiovascular Center, Osaka,

    Jepang terhadap 142 penderita stroke yang meninggal dalam waktu 30 hari sejak terhitung sejak terjadi

    serangan iskemia, menunjukkan bahwa kedua jenis trombus yang kaya akan keping darah dan yang kaya

    akan fibrin berkembang di culprit plaque di dalam pembuluh nadi otak merupakan faktor utama

    penyebab stroke aterotrombotik.[33] 70% kasus stroke kardioembolik menunjukkan keberadaan

    trombus sebagai sumber potensial terbentuknya emboli di jantung atau pembuluh balik terhadap

    penderita patent foramen ovale dan tetralogy of Fallot. Umumnya trombus yang kaya akan keping darah

    yang mengendap di pembuluh balik jantung, akan terlepas dan membentuk emboli di pembuluh nadi

    otak.

    Diabetes mellitus

    Berdasarkan studi hasil otopsi, penderita diabetes mellitus rentan terhadap infark lakunar dan cerebral

    small vessel disease. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa diabetes merupakan faktor risiko bagi

    stroke iskemik. Patogenesis stroke yang dipicu tampaknya dimulai dari reasi berlebih glikasi dan

    oksidasi, disfungsi endotelial, peningkatan agregasi keping darah, defisiensi fibrinolisis dan resistansi

    insulin.[34] Dalam hewan tikus, stroke iskemik yang terjadi dalam diabetes mellitus akan memicu stroke

    hemorragik yang disertai dengan peningkatan enzim MMP-9 di otak yang memperburuk kondisileukoaraiosis.[35]

    Transient Ischemic Attack (TIA)

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    5/11

    Transient ischemic attack (TIA), disebut juga acute cerebrovascular syndrome (ACVS),[36] adalah salah

    satu faktor risiko dari stroke iskemik.[37]

    TIA dapat dijabarkan sebagai episode singkat disfungsi neurologis yang biasanya terjadi akibat gangguan

    vaskular,[38] berupa simtoma iskemia di otak atau retina yang berlangsung kurang dari 24 jam, atau

    kurang dari 1 jam,[39] tanpa meninggalkan bekas berupa infark serebral[40] akut.[41]

    Dari sudut pandang lain, oleh karena stroke merupakan defisiensi neurologis akibat perubahan aliran

    darah di jaringan otak, maka TIA dapat dikatakan sebagai indikasi atau simtoma yang ditimbulkan dari

    perubahan aliran darah otak yang tidak dapat dideteksi secara klinis dalam waktu 24 jam.[42]

    TIA tidak selalu menjadi indikasi akan terjadinya stroke di kemudian hari, dan jarang sekali dikaitkan

    dengan stroke hemorragik primer. Dalam populasi manusia yang telah beranjak tua, TIA diinduksi oleh

    terhalangnya aliran darah di pembuluh darah besar terutama akibat aterotrombosis, namun dalam

    penderita yang berusia di bawah 45 tahun TIA umumnya disebabkan oleh robeknya pembuluh darah

    (bahasa Inggris: arterial dissection), migrain dan obat-obatan sympathomimetic. TIA juga dapat

    disebabkan oleh :

    Large artery atherothrombosis with distal flow reduction

    Arteriosklerosis di pembuluh darah kecil ("lacunar TiAs")

    Emboli Kardiogenic dan emboli antar-arteri

    Vasospasma

    Vaskulitis

    Sludging-polycythemia. sickle cell anemia. Trombositemia dan sejenisnya

    Hypercoaguable states-puerperium. oral contraceptive use. 'sticky platelet syndrome" dan sejenisnya

    Meningitis

    Cortical vein thrombosis-dehydration. Puerperium. Infection. Neoplasma dan sejenisnya

    Displasia fibromuskular

    Sindrom Moyamoya

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    6/11

    Arteritis Takayasu

    Namun beberapa kondisi lain dapat menimbulkan gejala yang sangat serupa dengan TIA, seperti focal

    seizure activity, migraine (?"spreading depression"), compressive mononeuropathies (carpal tunnel

    syndrome. ulnar elbow compression and so forth), sindrom Adams-Stokes, tumor otak dengan gejala

    neurologik transien, hematoma subdural, Demyelinating disease, hipoglisemia, hiperglisemia, primaryocular disease-glaucoma, vitreal hemorrhage. floaters and the like, functional disorders-conversion

    hysteria, malingering, hiperventilasi.

    Meningitisadalah radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsumtulang belakang, yang secara kesatuan disebut meningen.[1] Radang dapat disebabkan oleh infeksi oleh

    virus, bakteri, atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat

    tertentu.[2] Meningitis dapat menyebabkan kematian karena radang yang terjadi di otak dan sumsum

    tulang belakang; sehingga kondisi ini diklasifikasikan sebagai kedaruratan medis.[1][3]

    Gejala umum dari meningitis adalah sakit kepala dan leher kaku disertai oleh demam, kebingungan atau

    perubahan kesadaran, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya (fotofobia) atau suara keras (fonofobia).

    Anak-anak biasanya hanya menunjukkan gejala nonspesifik, seperti lekas marah dan mengantuk. Adanya

    ruam merah dapat memberikan petunjuk penyebab dari meningitis; contohnya, meningitis yang

    disebabkan oleh bakteri meningokokus dapat ditunjukkan oleh adanya ruam merah.[1][4]

    Tindakan punksi lumbal dilakukan untuk mendiagnosa ada tidaknya meningitis. Jarum dimasukkan ke

    dalam kanalis spinalis untuk mengambil sampel likuor serebrospinalis (LCS), yang menyelubungi otak

    dan sumsum tulang belakang. LCS diperiksa di laboratorium medis.[3] Penanganan pertama pada

    meningitis akut terdiri dari pemberian secara tepat berbagai antibiotik dan kadang-kadang obat

    antivirus. Kortikosteroid juga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya komplikasi karena radang

    yang berlebihan.[3][4] Meningitis dapat mengakibatkan konsekuensi jangka panjang seperti ketulian,

    epilepsi, hidrosefalus dan defisit kognitif, terutama bila tidak dirawat dengan cepat.[1][4] Beberapa jenis

    meningitis (misalnya yang berhubungan dengan meningokokus, Haemophilus influenzae type

    B,pneumokokus atau infeksi virus mumps) dapat dicegah oleh imunisasi.[1]

    CSF findings in different forms of meningitis[26]

    Type of meningitis Glucose Protein Cells

    http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-26http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-26http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=CSF_glucose&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=CSF_glucose&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=CSF_total_protein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pleocytosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pleocytosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=CSF_total_protein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=CSF_glucose&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-26
  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    7/11

    Acute bacterial low highPMNs,often > 300/mm

    Acute viralnormal normal or high

    mononuclear,

    < 300/mm

    Tuberculous low highmononuclear andPMNs, < 300/mm

    Fungal low high < 300/mm

    Malignant low highusuallymononuclear

    Lumbal punksi dilakukan dengan mengatur posisi seseorang, biasanya berbaring pada satu sisi,

    memberikananestesi lokal,dan menusukkan jarum ke dalamkantung dural(sebuah kantung di

    sekeliling tulang belakang) untuk mengumpulkan likuor serebrospinalis (LCS). Bila cairan ini sudah

    diperoleh, tekanan pembukaan dari CFSdiukur dengan menggunakan sebuahmanometer.

    Tekanan normal adalah antara 6 dan 18 cm air (cmH2O);[28]

    ,pada penderita meningitis bakteri,

    tekanan biasanya meningkat.[3][27]

    Padameningitis kriptokokus,tekanan intrakranial sangat

    meningkat.[31]Gambaran awal cairan itu bisa memberikan petunjuk tentang infeksi: LCS yang keruh

    menunjukkan peningkatan kadar protein, sel darah putih dan sel darah merah dan/atau bakteri, dan

    oleh karena itu menunjukkan kemungkinan meningitis bakteri.[3]

    Sampel LCS diperiksa untuk melihat keberadaan dan jenissel darah putih,sel darah merah,

    kandunganproteindan kadarglukosa.[3]

    Pewarnaan Gramdari sampel bisa menunjukkan bakteri

    pada penderita meningitis bakteri, tapi tidak adanya bakteri bukan berarti tidak terjadi meningitis

    bakteri karena bakteri itu hanya terlihat pada 60% kasus; angka ini turun sebesar 20% apabila

    antibiotik diberikan sebelum sampel diambil. Pewarnaan Gram juga kurang bisa diandalkan dalam

    infeksi khusus sepertilisteriosis.Kultur mikrobiologisdari sampel lebih sensitif (menunjukkan

    adanya organisme pada 7085% kasus) tapi hasilnya baru bisa tersedia dalam waktu hingga 48 jam.[3]

    Jenis sel darah putih yang keberadaannya mendominasi menunjukkan apakah meningitis itu

    disebabkan bakteri (biasanya didominasi neutrofil) atau virus (biasanya didominasi

    limfosit),[3]walaupun pada awal penyakit, ini bukan selalu indikator yang bisa diandalkan. Yang agak

    jarang terjadi, dominasieosinofil,menandakan di antaranya, etiologi parasit atau jamur.[23]

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neutrophil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neutrophil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lymphocyte&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lymphocyte&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neoplasm&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anestesi_lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anestesi_lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anestesi_lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kantung_dural&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kantung_dural&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kantung_dural&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manometer&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manometer&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manometer&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meningitis_kriptokokus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meningitis_kriptokokus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meningitis_kriptokokus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Perfect2010-31http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Perfect2010-31http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Perfect2010-31http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Listeriosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Listeriosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Listeriosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kultur_mikrobiologis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kultur_mikrobiologis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kultur_mikrobiologis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Graeff-23http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Graeff-23http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Graeff-23http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Graeff-23http://id.wikipedia.org/wiki/Eosinofilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kultur_mikrobiologis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Listeriosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putihhttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Perfect2010-31http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meningitis_kriptokokus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manometer&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kantung_dural&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anestesi_lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neoplasm&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lymphocyte&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neutrophil&action=edit&redlink=1
  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    8/11

    Konsentrasi glukosa dalam LCS normal adalah 40% diatas glukosa darah. Pada meningitis

    bakterial, kadar glukosa biasanya lebih rendah; oleh karena itu kadar glukosa LCS dibagi

    denganglukosa darah(rasio glukosa LCS terhadap glukosa serum). Rasio 0,4 menunjukkan

    meningitis bakterial;[28]

    pada bayi baru lahir, level glukosa dalam LCS normalnya lebih tinggi, dan,

    oleh karena itu, rasio di bawah 0,6 (60%) dianggap abnormal.[3]

    Kadarasam laktatyang tinggi padaLCS menunjukkan kemungkinan meningitis bakterial yang lebih tinggi, demikian pula hitung sel

    darah putih yang lebih tinggi.[28]Bila kadar asam laktat kurang dari 35 mg/dl dan penderita belum

    mendapatkan antibiotik, hal ini bisa menyingkirkan kemungkinan meningitis bakterial.[32]

    Berbagai pemeriksaan khusus lain bisa digunakan untuk membedakan berbagai jenis

    meningitis.Pemeriksaan aglutinasi lateksdapat positif pada meningitis yang disebabkan

    olehStreptococcus pneumoniae,Neisseria meningitidis,Haemophilus influenzae,Escherichia

    colidanstreptokokus grup B;penggunaan pemeriksaan ini secara rutin tidak dianjurkan karena

    jarang mempengaruhi pengobatan, tapi bisa digunakan apabila pemeriksaan lain tidak membantu.

    Demikian juga,pemeriksaan lisat limulusmungkin positif pada meningitis yang disebabkan oleh

    bakteri Gram-negatif, tapi penggunaannya terbatas kecuali pemeriksaan lain tidak

    membantu.[3]

    Polymerase chain reaction(PCR) adalah teknik yang digunakan untuk memperbesar

    jejak DNA bakteri yang sedikit untuk mendeteksi keberadaan DNA bakteri atau virus di dalam likuor

    serebrospinalis; pemeriksaan ini sangat sensitif dan spesifik karena hanya dibutuhkan sejumlah

    kecil DNA dari agen penginfeksi yang dibutuhkan. Pemeriksaan ini bisa mengidentifikasi bakteri

    pada meningitis bakterial, dan bisa membantu dalam membedakan berbagai kasus meningitis virus

    (enterovirus,virus herpes simpleks 2danmumpsbagi mereka yang tidak mendapatkan

    vaksinasi).[10]

    Serologi(identifikasi antibodi terhadap virus) mungkin bermanfaat pada meningitis

    virus.[10]Bila dicurigai menderita meningitis tuberkulosis, sampel diproses untukpewarnaan Ziehl-

    Neelsen,yang memiliki sensitivitas rendah, dan kultur tuberkulosis, yang prosesnya memakan

    waktu lama; PCR semakin sering digunakan.[14]

    Diagnosis meningitis kriptokokus bisa dilakukan

    dengan biaya rendah dengan menggunakan pewarnaantinta indiadari LCS; namun, pemeriksaan

    antigen kriptokokus di dalam darah atau LCS lebih sensitif, terutama bagi orang yang menderita

    AIDS.[33][34]

    Kesulitan diagnostik dan terapeutik ditemukan pada meningitis yang diobati sebagian, di mana

    gejala meningitis timbul setelah diberi antibiotik (seperti untuksinusitisberdasarkan dugaan). Bila ini

    terjadi, hasil temuan LCS mungkin menyerupai meningitis virus, tapi pengobatan meningitis mungkin

    perlu dilanjutkan sampai ada bukti positif pasti penyebabnya adalah virus (misalnya PCR enterovirus

    positif).[10]

    Tata laksana[sunting | sunting sumber]

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glukosa_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glukosa_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glukosa_darah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laktathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laktathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laktathttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-32http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-32http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-32http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemeriksaan_aglutinasi_lateks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemeriksaan_aglutinasi_lateks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemeriksaan_aglutinasi_lateks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Neisseria_meningitidishttp://id.wikipedia.org/wiki/Neisseria_meningitidishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Haemophilus_influenzae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Haemophilus_influenzae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Haemophilus_influenzae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_agalactiae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_agalactiae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_agalactiae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Limulus_amebocyte_lysate&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Limulus_amebocyte_lysate&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Limulus_amebocyte_lysate&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polymerase_chain_reaction&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polymerase_chain_reaction&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polymerase_chain_reaction&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enterovirus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enterovirus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enterovirus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Herpes_simplex_virus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Herpes_simplex_virus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Herpes_simplex_virus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mumps&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mumps&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mumps&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarnaan_Ziehl-Neelsen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarnaan_Ziehl-Neelsen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarnaan_Ziehl-Neelsen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Tuberc-14http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Tuberc-14http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Tuberc-14http://id.wikipedia.org/wiki/Tinta_indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinta_indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinta_indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-BMB-33http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-BMB-33http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-BMB-33http://id.wikipedia.org/wiki/Sinusitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinusitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/wiki/Sinusitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-BMB-33http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-BMB-33http://id.wikipedia.org/wiki/Tinta_indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Tuberc-14http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarnaan_Ziehl-Neelsen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pewarnaan_Ziehl-Neelsen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serologi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-LoganMacMahon-10http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mumps&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Herpes_simplex_virus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Enterovirus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polymerase_chain_reaction&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Limulus_amebocyte_lysate&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_agalactiae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_colihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Haemophilus_influenzae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Neisseria_meningitidishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemeriksaan_aglutinasi_lateks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-32http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laktathttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-IDSA-3http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitis#cite_note-Straus-28http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glukosa_darah&action=edit&redlink=1
  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    9/11

    Meningitis berpotensi mengancam nyawa dan memiliki tingkat mortalitas yang tinggi bila tidak

    diobati;[3] penundaan dalam pengobatan sudah dikaitkan dengan hasil yang kurang baik.[4] Oleh karena

    itu, pengobatan dengan antibiotik spektrum luas tidak boleh ditunda sementara pemeriksaan untuk

    memastikan sedang dilakukan.[29] Bila penyakit meningokokus dicurigai pada perawatan primer,

    panduan merekomendasikan agar benzil penisilin diberikan sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit.[7]

    Cairan Intravena hendaknya diberikan bila pasien mengalami hipotensi (tekanan darah rendah) atau

    syok.[29] Karena meningitis bisa menyebabkan sejumlah komplikasi berat dini, tinjauan medis teratur

    direkomendasikan untuk mengidentifikasikan komplikasi-komplikasi ini pada tahap awal [29] dan untuk

    merawat penderita tersebut di unit rawat intensif apabila dianggap perlu.[4] Ventilasi mekanik mungkin

    diperlukan apabila tingkat kesadaran sangat rendah, atau bila ada bukti gagal napas. Bila ada tanda-

    tanda peningkatan tekanan intrakanial, tindakan untuk memantau tekanan bisa dilakukan; ini akan

    memungkinkan optimisasi dari tekanan perfusi serebral dan berbagai pengobatan untuk menurunkan

    tekanan intrakanial dengan obat-obatan (misalnya mannitol).[4] Kejang diobati dengan obat

    antikonvulsi.[4] Hidrosefalus (gangguan aliran LCS) mungkin memerlukan insersi kateter sementara atau

    jangka panjang, seperti serebral.[4]

    Meningitis Bakterial[sunting | sunting sumber]

    Antibiotik[sunting | sunting sumber]

    Formula struktur setriakson, salah satu antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang direkomendasikan

    untuk pengobatan awal meningitis bakteri.

    Antibiotik empiris (pengobatan tanpa diagnosis yang pasti) hendaknya langsung diberikan, meskipun

    sebelum diketahui hasil punksi lumbal dan analisis LCS. Pilihan pengobatan awal sebagian besar

    bergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan meningitis di suatu tempat dan populasi tertentu.

    Contohnya, di Inggris pengobatan empiris terdiri dari sefalosporin generasi ketiga seperti sefotaksim

    atau seftriakson.[27][29] Di Amerika Serikat, di mana resistensi terhadap sefalosporin semakin banyak

    ditemukan pada streptokokus, penambahan vankomisin untuk pengobatan awal dianjurkan.[3][4][27]

    Namun, kloramfenikol, baik sendiri maupun digabungkan dengan ampisilin tampaknya bekerja sama

    baiknya.[47]

    Terapi empiris bisa dipilih berdasarkan usia penderita, apakah infeksi didahului dengan cedera kepala,

    apakah penderita menjalani bedah syaraf baru-baru ini dan apakah terdapat shunt serebral atau

    tidak.[3] Di kalangan anak dan orang berusia di atas 50 tahun, serta mereka yang kekebalan tubuh yang

    terganggu, penambahan ampisilin dianjurkan untuk mencakup Listeria monocytogenes.[3][27] Setelah

    hasil pewarnaan Gram tersedia, dan jenis bakteri penyebab secara pasti telah diketahui, antibiotik yang

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    10/11

    diberikan mungkin bisa diganti dengan yang lebih cocok untuk mengatasi kelompok patogen yang

    diduga menyebabkannya.[3] Hasil LCS kultur biasanya perlu waktu yang lebih lama (2448 jam). Setelah

    tersedia, terapi empiris bisa dialihkan menjadi terapi antibiotik khusus dengan target organisme

    penyebab khusus dan sensitivitasnya terhadap antibiotik.[3] Agar efektif untuk mengobati meningitis,

    antibiotik tidak boleh hanya aktif untuk bakteri patogen tetapi juga harus bisa mencapai selaput otak

    dalam jumlah yang memadai; beberapa antibiotik memiliki penetrasi yang tidak memadai dan oleh

    karena itu tidak begitu berguna dalam menangani meningitis. Kebanyakan antibiotik yang digunakan

    untuk meningitis belum diuji langsung pada pasien meningitis dalam bentuk uji klinis. Pengetahuan

    relevan kebanyakan diperoleh dari studi laboratorium pada kelinci.[3] Meningitis tuberkulosis

    memerlukan pengobatan dalam waktu lama dengan antibiotik. Sementara tuberkulosis paru-paru

    biasanya diobati selama enam bulan, mereka yang menderita meningitis tuberkulosis biasanya diobati

    selama setahun atau lebih.[14]

    Steroid[sunting | sunting sumber]

    Pengobatan ajuvan dengan kortikosteroid (biasanya deksametason) sudah menunjukkan beberapa

    manfaat, seperti pengurangan derajat hilang pendengaran,[48] dan luaran jangka pendek neurologis

    yang lebih baik[49] pada remaja dan dewasa dari negara-negara berpenghasilan tinggi dengan angka HIV

    rendah.[50] Beberapa penelitian memperlihatkan adanya penurunan angka kematian [50] sedangkan

    penelitian lain tidak memperlihatkan hal yang serupa.[49] Pengobatan ini tampaknya juga bermanfaat

    untuk meningitis tuberkulosis, setidaknya bagi mereka dengan HIV negatif.[51]

    Oleh karena itu panduan professional menganjurkan deksametason atau kortikosteroid lain mulaidiberikan sebelum dosis pertama antibiotik diberikan, dan dilanjutkan selama empat hari.[27][29]

    Karena sebagian besar manfaat pengobatan terbatas pada pasien yang mengalami meningitis

    pneumokokus, beberapa panduan menyarankan agar deksametason tidak dilanjutkan apabila diketahui

    penyebab lain dari meningitis. [3][27] Mekanisme yang terjadi adalah penekanan terhadap radang yang

    berlebihan.[52]

    Kortikosteroid ajuvan memiliki peran yang berbeda pada anak dan dewasa. Walaupun manfaat

    kortikosteroid sudah terbukti untuk orang dewasa serta anak dari negara berpenghasilan tinggi,

    penggunaannya untuk anak pada negara-negara berpenghasilan rendahtidak didukung dengan buktinyata; alasan untuk perbedaan ini tidak jelas.[49] Bahkan di negara berpenghasilan tinggi, manfaat

    kortikosteroid hanya terlihat bila diberikan sebelum dosis pertama antibiotik, dan manfaat terbesar

    terlihat dalam kasus meningitis H. influenzae,[3][53] insidennya sudah menurun secara dramatis sejak

    Vaksin hib diperkenalkan. Jadi, kortikosteroid direkomendasikan dalam pengobatan meningitis apabila

    kasusnya adalah H. influenzae, dan hanya bila diberikan sebelum dosis pertama antibiotik; penggunaan

    lain masih kontroversial.[3]

  • 7/21/2019 SL Pemeriksaan Neurologis

    11/11

    Meningitis virus[sunting | sunting sumber]

    Meningitis virus pada umumnya hanya memerlukan terapi suportif; sebagian besar virus yang

    menyebabkan meningitis tidak bereaksi dengan pengobatan khusus. Meningitis virus cenderung tidak

    separah meningitis bakterial. Virus herpes simpleks dan virus varisela zoster bisa memberikan respon

    terhadap pengobatan dengan obat antivirus seperti asiklovir, tetapi belum ada uji klinis khusus yang

    meneliti apakah pengobatan ini efektif.[10] Kasus ringan meningitis virus bisa diobati di rumah dengan

    tindakan konservatif seperti cairan, istirahat total dan analgesik.[54]