sst mcsst revisi
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
1/16
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
2/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam
penelitian kelautan dan penginderaan jauh kelautan, karena suhu permukaan laut memiliki
kaitan yang erat dengan parameter kelautan lainnya, seperti kesuburan perairan maupun
dengan parameter cuaca dan iklim seperti perubahan musim, badai tropis maupun
fenomena ENSO (El Nino Southern Oscilation).
Data suhu permukaan laut telah diaplikasikan pada berbagai bidang seperti pada
peningkatan informasi daerah penangkapan ikan yang dilakukan oleh Balai Riset dan
Observasi Kelautan, Departemen Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2000 hingga saat ini.
Data satelit yang diterima dari Ground receivingNOAA, diolah menjadi informasi prediksi
potensi ikan di perairan Indonesia berdasarkan suhu permukaan laut ( Realino et al. 2005)
Suhu permukaan laut juga digunakan sebagai indikator utama untuk pemantauan
fenomena El Nino dan perubahan musim. El Nino yang merupakan fenomena permukaan
laut di Samudera Pasifik secara langsung mempengaruhi karakteristik laut di perairan
Indonesia termasuk karakteristik suhu permukaan laut. Demikian juga siklus musim yang
terjadi di Indonesia, sangat mempengaruhi suhu permukaan laut. Oleh karena itu, suhu
permukaan laut digunakan sebagai indikator utama didalam pemantauan fenomena El Nino
dan perubahan musim (Sukresno, 2008)
Kazmin (2002) melakukan penelitian mengenai variabilitas daerah front musiman
dan tahunan dengan menggunakan data satelit dan data observasi menggunakan kapal.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data suhu permukaan laut rata-rata mingguan
dengan resolusi spasial 18 km periode 1982 2000 yang digunakan untuk menganalisis
klimatologi global zona front lautan skala besar (large-scale oceanic frontal zones, OFZ)
dan variabilitas gradien suhu permukaan laut pada beberapa zona front. Analisis spektral
terhadap gradien SST menunjukan adanya variabilitas musiman sebagaimana terjadi pada
variabilitas tahunan yang berkaitan dengan fenomena El Nino.
Pariwono dan Siregar (2002) menemukan adanya variabilitas suhu permukaan laut
di sekitar laut Jawa dengan menggunakan data satelit. Hasil penelitian menunjukan
penurunan suhu antara 2oC - 3
oC dari bulan Juni hingga September. Hal ini dimungkinkan
karena adanya beberapa proses seperti intrusi masa air dari laut Banda dan atau laut
Sulawesi, serta adanya mekanisme upwelling yang terjadi di pesisir selatan Sulawesi. Suhu
permukaan laut di perairan selatan Jawa pada periode Juni September 1997 secara
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
3/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
signifikan mengalami penurunan sebesar 5oC hingga 6
oC dibandingkan pada periode yang
sama di tahun 1998, 1999 dan tahun 2000. Proses upwelling secara intensif pada periode
tersebut dimungkinkan sebagai penyebab utamanya.
Hingga saat ini, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suhu
permukaan laut dari satelit NOAA-AVHRR. Namun demikian satu hal yang cukup sulit
dilakukan adalah validasi dengan menggunakan data hasil pengukuran lapangan terkait
dengan ketersediaan data lapangan.
Tersedianya data buoy TAO secara time-series di internet dan dapat di akses secara
bebas merupakan salah satu peluang untuk penelitian kelautan terutama di Indonesia.
Demikian juga dengan validasi suhu permukaan laut dari data satelit NOAA-AVHRR.
Dengan tersedianya data insitu suhu permukaan laut dari buoy TAO memungkinkan untuk
dilakukan validasi terhadap algoritma yang digunakan untuk mengolah data satelit menjadi
data suhu permukaan laut.
Algoritma MCSST merupakan algoritma pengolahan data satelit NOAA-AVHRR
yang dikembangkan oleh NASA dan merupakan salah satu algoritma yang memberikan
hasil yang memuaskan. Namun aplikasi algoritma ini untuk suhu permukaan laut di
Indonesia belum banyak dikembangkan, oleh karena itu validasi algoritma MCSST dengan
menggunakan data insitu dari buoy TAO akan memberikan gambaran mengenai akurasi
algoritma MCSST untuk mengolah data satelit NOAA-AVHRR di perairan Indonesia.
Panjang gelombang inframerah thermal memungkinkan dilakukannya estimasi suhu
permukaan laut. Secara khusus dapat dijelaskan bahwa suhu permukaan laut yang diukur
adalah suhu permukaanpada beberapa milimeter di permukaan laut dan bukan suhu kolom
airyang berada beberapa centimeter di bawah permukaan laut (Miller, R, L et al , 2005).
Panjang gelombang infra merah pada penginderaan jauh sangat sesuai untuk
pengukuran suhu permukaan laut, karena puncak emisi thermal permukaan bumi berada
pada spektrum infra merah, serta emisivitas air pada panjang gelombang infra merah relatif
seragam. Namun demikian terdapat dua permasalahan utama yang harus di pecahkan untuk
mendapatkan pengukuran suhu permukaan laut yang akurat. Permasalahan pertama adalah
perhitungan radiansi permukaan laut yang dipengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan.
Permasalahan kedua adalah adanya pengaruh atmosfer seperti tutupan awan, kandungan
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
4/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
gas dan aerosol. Atmosfer dapat mempengaruhi perhitungan suhu permukaan laut hingga 1
oC.
Terdapat dua interval panjang gelombang yang umum digunakan untuk perhitungan
suhu permukaan laut, yaitu infra merah jauh (10.0 m 12,5 m) dan infra merah dekat
( 3,7 m 4,2 m). Namun demikian ternyata pada kedua interval tersebut emisi radiasi
infra merah dari permukaan laut secara parsial mengalami penyerapan oleh atmosfer. Skala
penyerapan oleh atmosfer berbeda-beda pada setiap interval panjang gelombang, sehingga
bisa digunakan untuk koreksi pada saat perhitungan suhu permukaan laut.
Akurasi suhu permukaan laut di daerah yang bebas tutupan awan bisa dilakukan
dengan membandingkan hasil perhitungan dari satelit dengan data hasil pengukuran insitu
menggunakan data buoy pada kedalaman 1 meter. Sejauh ini selisih antara keduanya
berkisar 0,5 oC. Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan antara suhu permukaan
dengan suhu kolom air(Miller, R, L et al , 2005).
Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang dioperasikan oleh National Oceanic
and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika. Terdapat dua tipe satelit yang saat ini
beroperasi yaitu orbit geostasioner dan orbit polar. Satelit NOAA dengan orbit geostasioner
memonitor belahan bumi bagian barat pada ketinggian sekitar 22,240 mil di atas
permukaan bumi. Sedangkan satelit NOAA dengan orbit polar mengitari bumi pada
ketinggian sekitar 540 mil di atas permukaan bumi (NOAA, 2008)
AVHRR (advanced very high resolution radiometer) adalah sensor radiasi yang
bisa digunakan untuk menentukan tutupan awan dan suhu permukaan. Sensor ini berupa
radiometer yang menggunakan 6 detector yang merekam radiasi pada panjang gelombang
yang berbeda-beda seperti ditunjukan pada Tabel. 1
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
5/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
AVHRR pertama memiliki 4 saluran radiometer. Di luncurkan pada satelit TIROS-
N pada bulan Oktober 1978. Kemudian dikembangkan menjadi 5 saluran yang pertama kali
diluncurkan pada satelit NOAA-7 pada bulan Juni 1981. Dan terakhir diluncurkan pada
satelit NOAA-18 pada bulan Mei 2005. Pembuatan buoy Tropical Atmosphere Ocean
(TAO) termotivasi oleh adanya kejadian El Nino pada tahun 1982 -1983 yang merupakan
El Nino paling kuat pada saat itu dan terjadi tanpa terdeteksi maupun di perkirakan
sebelumnya. Hal tersebut mengingatkan akan perlunya data real-time Samudera Pasifik
bagian tropis untuk pemantauan maupun prakiraan, serta pengembangan pengetahuan
mengenai El Nino. Pada saat ini buoy TAO/TRITON dioperasikan oleh NOAA Amerika,JAMSTEC Jepang dengan kontribusi dari IRD/ORSTOM, Perancis. Buoy TAO terpasang
sepanjang katulistiwa di Samudera Pasifik seperti pada gambar 1.(TAO Project. 2008).
Karakteristik Panjang Gelombang Satelit NOAA-AVHRR
Saluran ResolusiPanjang
Gelombang (um)Penggunaan
1 1.09 km 0.58 - 0.68Pemetaan awan dan Permukaan
siang hari
2 1.09 km 0.725 - 1.00 Batas Daratan dan Perairan
3A 1.09 km 1.58 - 1.64 Deteksi salju dan es
3B 1.09 km 3.55 - 3.93Pemetaan awan malam hari dan suhu
permukaan laut
4 1.09 km 10.30 - 11.30Pemetaan awan malam hari dan suhu
permukaan laut
5 1.09 km 11.50 - 12.50 Suhu permukaan laut
Tabel 1. Karakteristik Panjang Gelombang Satelit NOAA-AVHRR
(NOAA-AVHRR Band Characteristic)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
6/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Akurasi buoy TAO untuk pengukuran suhu permukaan laut sangat tinggi, (TAO Project,
2008), dengan spesifikasi sebagai berikut :
Sensor : Thermistor
Model : NX ATLAS using YSI
Resolusi : 0.001C
Batas ukuran : -5C hingga 35C
Akurasi : 0.003C
METODOLOGI
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data satelit NOAA-17 dan NOAA-18
periode perekaman 2007 yang tutupan awannya relatif kecil dan pada lokasi buoy TAO
bebas awan. Data buoy TAO yang digunakan adalah data buoy pada 137o
BT 2o
U serta
buoy pada 137 o BT 5 o U. Data satelit NOAA diperoleh dari stasiun bumi NOAA yg
dioperasikan oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan Perancak Bali.
Dari keseluruhan data satelit NOAA yang direkam pada tahun 2007 terdapat 20 citra
satelit yang bisa di gunakan untuk validasi suhu permukaan laut. Hal ini karena sebagian
dari data yang direkam memiliki tutupan awan yang tinggi, sehingga data tersebut tidak
Gambar 1. Konfigurasi buoy TAO sepanjang Katulistiwa di Samudera Pasifik
(TAO Buoy array along equator in Pacific)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
7/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
bisa diolah menjadi data suhu permukaan laut. Data satelit dengan tutupan awan relatif
sedikit seperti terlihat pada gambar 2, pada lokasi buoy TAO tidak tertutup oleh awan.
Gambar 2 memperlihatkan bahwa tutupan awan lebih banyak berada di bagian barat
dan selatan, sedangkan di lokasi buoy yang terletak di utara pulau Papua relatif tidak
tertutup awan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengolahan data menjadi suhu
permukaan laut yang kemudian di validasi menggunakan data buoy TAO.
Pengolahan data satelit NOAA-AVHRR menjadi suhu permukaan laut dilakukan
dengan menggunakan algoritma Day Time Multy Chanel Sea Surface Temperature
(MCSST) yang menggunakan saluran 4 dan saluran 5 dari satelit NOAA. Algoritma
MCSST dapat di tuliskan sebagai berikut :
MCSST NOAA 18
Ts : A1*T4+A2*(T4-T5)+ A3*(T4-T5)*(sec(satelite Angle)-1)+A4
Ts = suhu permukaan lautA1 = 1.02453
A2 = 2.10044
A3 = 0.784059
A4 = -280.430
Gambar 2. Data Satelit NOAA 17 Tanggal Perekaman 8 Januari 2007 (NOAA Satellite Data
Received in January 8th
2007)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
8/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
MCSST NOAA 17
Ts: A1*T4+A2*(T4-T5)+ A3*(T4-T5)*(sec(sate_Angle)-1)+A4
Ts = suhu permukaan lautA1 = 0.992818
A2 = 2.49916
A3 = 0.915103A4 = -271.206
T4 dan T5 (Te) adalah equivalent blackbody temperature yang dihitung dengan
menggunakan nilai dari data satelit NOAA pada saluran 4 dan saluran 5 sebagaimana
dihitung dengan menggunakan kalkulasi berikut ini
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
9/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Keterangan :
TBB : measured black body temperature
Ve, A dan B : coefficient and value, lihat Tabel 2 dan Tabel 3
C1 : first radiation constant : 0.000011910659
C2 : second radiation constant : 1.4387752
e eular value : 2.718281828459045235360287471352
NBB : Blackbody Radiance
Cs : Average Space Count
CBB : Average Blackbody Count
CE : Nilai digital pada saluran 4 dan
NOAA
18
Chanel Ve A B
3B 2669.3554 1.702380 0.997378
4 926.2947 0.271683 0.998794
5 839.8246 0.309180 0.999012
NOAA
17
Chanel Ve A B
3B 2659.7952 1.698704 0.996960
4 928.1460 0.436645 0.998607
5 833.2532 0.253179 0.999057
Tabel 2.Koefisien A, B dan Nilai Ve Satelit NOAA 18
(A , B Coefficient and Ve Value of NOAA 18 satellite)
Tabel 3.Koefisien A, B dan nilai Ve satelit NOAA 17
(A , B Coefficient and Ve Value of NOAA 17 Satellite)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
10/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data satelit NOAA-AVHRR, suhu permukaan laut di
lokasi buoy TAO berkisar antara 26,30oC hingga 30,75
. suhu terendah didapati pada bulan
januari seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3 memperlihatkan adanya sebaran suhu permukaan laut yang relatif rendah di
lokasi buoy TAO yang terletak di sebelah utara Pulau Papua yang diwakili dengan warna
hijau hingga kuning, yang menunjukan kisaran suhu permukaan laut sekitar 26o
C - 27o
C.
Sedangkan suhu permukaan laut yang relatif tinggi terlihat di sekitar laut Banda dan laut
Arafura yang terletak di bagian barat pulau Papua yang terlihat dengan warna kuning
hingga merah, yang berkisar antara 27oC hingga 32
oC.
Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO yang tertinggi didapati pada bulan februari
seperti yang terlihat pada data suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA 17
perekaman tanggal 20 Februari 2007 seperti terlihat pada gambar 4.
buoy TAO
buoy TAO
oC
Gambar 3. Suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit
NOAA18 tanggal 19 Januari 2007 (Sea surface temperature derivedfrom NOAA 18 satellite data received in Jnuary 18
th2007)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
11/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO relatif tinggi, berkisar antara 30o
C hingga
31o
C yang terlihat dengan warna merah. Hampir secara keseluruhan suhu permukaan laut
di utara pulau Papua relatif tinggi dan rata. Sedangkan di bagian barat pulau Papua suhu
permukaan laut tidak terukur seperti terlihat pada gambar 4 yang diwakili dengan warna
biru. Hal ini terjadi karena pada daerah tersebut memiliki tutupan awan yang tinggi,
sehingga suhu permukaan laut tidak terekam oleh satelit. Dari keseluruhan data yang
diolah untuk mendapatkan suhu permukaan laut dapat dilihat adanya fluktuasi suhu
permukaan laut seperti yang terlihat pada gambar 5.
Gambar 4. Suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA17 tanggal 20 Februari
2007 (Sea surface temperature derived from NOAA 17 satellite data received in
February 20th
2007)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
12/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Secara umum dari gambar 5 dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut di lokasi buoy
TAO mengalami fluktuasi harian yang berkisar antara 26 o
C hingga 31 o
C dengan suhu
terendah didapati pada bulan januari, sedangkan suhu tertinggi didapati pada bulan juni.
Apabila di bandingkan dengan menggunakan data hasil pengukuran menggunakan buoy
TAO maka terdapat sedikit perbedaan antara suhu permukaan laut yang didapatkan dari
pengolahan data satelit NOAA-AVHRR dengan data insitu seperti yang terlihat pada
tabel 4.
Suhu permukaan laut 2007
26.00
26.50
27.00
27.50
28.00
28.50
29.00
29.50
30.00
30.50
31.00
29-Nov 18-Jan 9-Mar 28-Apr 17-Jun 6-Aug
Tanggal
Suhu
'C
Suhu permukaan laut
Gambar 5. Fluktuasi Suhu permukaan laut di lokasi buoy TAO tahun 2007 (Sea
surface temperature fluctuation in TAO buoy location during 2007)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
13/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Dari tabel 4 terlihat bahwa secara umum suhu permukaan laut hasil pengolahan data
satelit NOAA-AVHRR lebih rendah dibandingkan data pengukuran buoy TAO. Seperti
misalnya data tanggal 7 januari 2007 yang diolah dari data satelit n17_070107
memperlihatkan suhu permukaan laut pada lokasi 137oBT - 2
oLU berkisar pada 26,31
oC
sedangkan hasil pengukuran dengan menggunakan buoy TAO memperlihatkan suhu
permukaan laut berkisar 28,73oC. Sedangkan pada tanggal yang sama data suhu permukaan
laut di lokasi 137oBT - 5
oLU berkisar 26,89
oC dimana buoy TAO mencatat suhu
permukaan laut pada saat itu berkisar 29,07o
C.
No satelit bujur lintang AVHRR C Tao C Suhu C
1 n17_070107 137 2 26.31 28.73 2.42
2 n17_070107 137 5 26.89 29.07 2.18
3 n17_070117 137 2 26.50 28.86 2.36
4 n17_070121 137 2 28.33 28.79 0.46
5 n17_070220 137 2 30.75 29.26 1.49
6 n17_070220 137 5 28.77 28.21 0.56
7 n17_070408 137 5 27.19 29.04 1.85
8 n17_070409 137 2 29.91 29.99 0.089 n18_070108 137 2 27.80 29.00 1.20
10 n18_070108 137 5 28.69 29.07 0.38
11 n18_070119 137 2 27.55 28.82 1.27
12 n18_070119 137 5 26.30 28.18 1.88
13 n18_070120 137 2 27.87 28.87 1.00
14 n18_070120 137 5 27.62 28.44 0.82
15 n18_070121 137 2 27.75 28.79 1.04
16 n18_070121 137 5 27.26 28.51 1.25
17 n17_070413 137 2 29.10 29.69 0.59
18 n18_070614 137 5 27.36 29.80 2.4419 n18_070623 137 2 28.46 30.37 1.91
20 n18_070623 137 5 28.52 30.34 1.82
Tabel 4.Perbandingan suhu Permukaan laut dari data satelit NOAA dengan data insitu daribuoy TAO (Comparison of sea surface temperature derived from NOAA satellite
data with insitu data from TAO buoy)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
14/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Perbandingan SPL NOAA dengan TAO
26.00
26.50
27.0027.50
28.00
28.50
29.00
29.50
30.00
30.50
31.00
29-Nov 18-Jan 9-Mar 28-Apr 17-Jun 6-Aug
Tanggal
SuhuP
ermukaanLaut'C
noaa
TAO
Fluktuasi suhu permukaan laut yang diperoleh dari pengolahan data satelit NOAA-
AVHRR relatif lebih rendah dibandingkan fluktuasi suhu permukaan laut hasil pengukuran
insitu menggunakan buoy TAO seperti terlihat pada gambar 6.
Perbedaan antara suhu permukaan laut hasil pengolahan data satelit NOAA-
AVHRR dengan data insitu dari buoy TAO rata-rata sebesar 1.15 o
C, dimana suhu
permukaan laut hasil pengolahan data satelit lebih rendah. Hal ini dimungkinkan oleh
adanya beberapa faktor seperti yang telah diungkap dalam penelitian sebelumnya antara
lain adanya perbedaan antara skin temperaturpada beberapa milimeter di permukaan laut
yang direkam oleh sensor satelit dan suhu kolom air yang berada beberapa sentimeter
dibawah permukaan laut yang diukur oleh buoy TAO.
Perbedaan suhu permukaan laut tersebut juga dimungkinkan oleh adanya perbedaan
waktu antara perekaman oleh satelit dan pengukuran oleh buoy TAO yang berkisar antara 1
hingga 2 jam, hal ini terjadi karena data buoy TAO yang tersedia adalah pengukuran suhu
permukaan laut harian pada jam 12.00 waktu setempat sedangkan perekaman satelit
Gambar 6. Perbandingan Fluktuasi Suhu permukaan laut hasil pengolahandata satelit NOAA dengan pengukuran buoy TAO (Comparison
of sea surface temperature fluctuation between NOAA satellite
data with TAO buoy)
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
15/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
NOAA-AVHRR yang digunakan dalam penelitian ini berkisar pada jam 10.00 hingga jam
14.00 waktu setempat.
Hal lain yang memungkinkan terjadinya perbedaan adalah bahwa koefisien MCSST
yang digunakan harus di sesuaikan lagi dengan karakteristik suhu permukaan laut di lokasi
penelitian mengingat bahwa suhu permukaan laut di setiap wilayah , khususnya pada
wilayah yang berada pada lintang yang berbeda akan memiliki karakteristik yang berbeda
pula.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
- Secara umum data satelit NOAA-AVHRR dapat digunakan untuk menentukan suhu
permukaan laut dengan akurasi yang cukup tinggi
- Algoritma MCSST bisa diaplikasikan untuk mengolah data satelit NOAA-AVHRR
dengan tingkat akurasi yang memuaskan
- Dari hasil validasi diketahui terdapat perbedaan antara suhu permukaan laut hasil
pengolahan data satelit NOAA-AVHRR dengan suhu permukaan laut dari data
insitu yang diukur oleh buoy TAO sebesar 1,15 o
C dimana data dari satelit lebih
rendah dibandingkan data buoy TAO.
- Perbedaan pengukuran suhu dari data satelit dengan data buoy TAO dimungkinkan
oleh beberapa faktor antara lain adanya perbedaan suhu permukaan dan suhu kolom
air, perbedaan waktu pengukuran dan perbedaan nilai koefisien MCSST.
Daftar Pustaka
Kazmin, A. S. (2002). Seasonal to Decadal Variability in the Oceanic Frontal Zones as
Revealed in Satellite and Ship Observations. Proceeding of PORSEC II 2002.
Denpasar.
Pariwono, J., & Siregar, V. (2002). Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Sekitar Laut Jawa
dan Perairan Selatan Jawa Timur dari Citra Satelit Antara 1997 dan 2000.
Proceeding of PORSEC II 2002. Denpasar.
-
7/24/2019 Sst Mcsst Revisi
16/16
Diperbolehkan mengutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the source
Miller, R, L. et al. (Ed). (2005). Remote Sensing of Coastal Aquatic Environtments
Technologies, Technique and Applications.Netherlands : Springer.
NOAA. (2008). National Oceanic and Atmospheric Administration satellite. Retrieved
February 13, 2008. Website : http://www.noaa.gov/satellites.html
Realino, B,. Suryo, S,. Widodo, S, P,. Marina, C,. Retno, A,. Bambang, A,.2005.
Peningkatan Informasi Daerah Penangkapan Ikan Melalui Integrasi Teknologi
Inderaja Pemodelan Hidrodinamika dan Bioakustik. Jakarta: Departemen Kelautan
dan Perikanan.
Sukresno, Bambang. (2008). Dynamical Analysis of Banda Sea Concerning With El Nino
Indonesian Through Flow and Monsoon By Using Satellite Data and Numerical
Model. Tesis yang tidak dipublikasikan, Universitas Udayana, Denpasar.
TAO Project. 2008.History of TAO Array. Retrieved February 13, 2008.
Website : http://www.pmel.noaa.gov/tao/proj_over/taohis.html