studi kelayakan investasi pemanfaatan gedung
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
1/8
ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI PEMANFAATAN GEDUNG
LEGIAN PLAZA, BALI.
Yenni Wiska Ariani
Bidang Keahlian Manajemen ProyekProgram Studi Magister Manajemen Teknologi, [email protected]
ABSTRAK
Legian Plaza merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Bali yang ramai dikunjungi sekitar awal tahun 1990-an. Namun krisis ekonomi pada tahun 1998 menjadi
titik awal penurunan dari usaha pusat perbelanjaan tersebut. Sejak peristiwa bom Bali
pada tahun 2002, Legian Plaza semakin sepi pengunjung, Anchor tenant memutuskan
kontrak penyewaan dan di susul dengan tenant-tenant lainnya, sehingga pada tahun 2006
Legian Plaza tutup total dan tidak beroperasi lagi sampai saat ini. Disisi lain dengan adanyapemulihan keamanan dan perekonomian di bali yang semakin baik, serta terdapatnya
peningkatan dari sektor investasi property di Bali, maka tujuan penelitian ini adalahmencari alternatif pemanfaatan fungsi bangunan yang dapat dikembangkan pada Legian
Plaza, Bali, dan mengetahui perhitungan investasi akan alternatif yang terpilih.
Pemilihan pemanfaatan fungsi bangunan dilakukan dengan menganalisa masing-masing alternatif-alternatif pemanfaatan bangunan yang di dapatkan dari hasil penyebaran
kuesioner kepada para ahli properti pada level kepala proyek keatas dari manajemen
properti yang berada dibali, melalui seleksi kriteria kelayakan hukum atau peizinan,
kelayakan fisik, dan kelayakan pasar.Dari alternatif pemanfaatan fungsi bangunan yang terpilih, dilakukan analisa
keuangan dengan tolak ukur Net Present Value, Internal Rate of Return dan PaybackPeriod guna mengetahui kelayakan investasi dari fungsi bangunan baru dari LegianPlaza, Bali.
Hasil yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan ada 4 alternatif fungsi
bangunan baru untuk Legian Plaza, Bali yaitu Gedung Perkantoran dan bisnis sewa;Gedung Pusat Perbelanjaan; Gedung Pusat Hiburan /Entertainment Centre dan Hotel. Dari
ke empat alternatif tersebut kemudian terpilih alternatif fungsi Pusat Hiburan/
Entertainment Centre sebagai pemanfaatan fungsi baru untuk gedung Legian Plaza, Bali.Dengan hasil analisa investasi keuangan, alternatif pelunasan nilai sisa dari
pinjaman yang diperhitungakan sebagai investasi awal adalah sebesar nilai tanah dan nilai
sisa bangunan dengan NPV sebesar Rp. 14.818.175.260,-, IRR 17,06 % dan payback
period selama 12 tahun Alternatif fungsi bangunan sebagai pusat hiburan atauentertainment centre layak untuk di jalankan lebih lanjut.
Kata Kunci: Analisa Investasi Keuangan,Legian Plaza, Bali, Prinsip PenggunaanTertinggi dan terbaik.
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
2/8
PENDAHULUANSeperti dengan industri usaha lainnya, industri properti tidak lepas dari pasang
surutnya dunia usaha yang pada umumnya mengikuti perkembangan yang searah denganpertumbuhan ekonomi dan kondisi politik-keamanan lingkungan sekitar. Tahun 1998
merupakan tahun yang buruk dari dunia usaha di Indonesia dikarenakan krisis ekonomi.Daya beli masyarakat turun, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika drastis menurunyang menyebabkan kegiatan usaha pengguna dollar mengalami goncangan hebat.
Dampak krisis ekonomi ini berdampak pada dunia usaha properti di Bali. Sebagai
daerah pariwisata utama Indonesia, Bali sangat cepat pertumbuhannya pada dunia propertiyang mendukung pariwisata, tentunya sangat rentan dengan dampak krisis ekonomi ini.
Salah satu properti yang terkena dampaknya tersebut adalah Legian Plaza, penurunan
aktifitas ekonomi berakibat dari salah satu dari anchor tenant dengann bentuk usaha
department store mengundurkan diri sebagai penyewa. Pada tahun 2002 kejadian bom balimemperparah penurunan kunjungan wisatawan ke wilayah Bali, serta berdampak pada
kegiatan pusat perbelanjaan ini. Kegiatan operasional usaha pusat perbelanjaan terus
berlanjut dengan tenant-tenant kecil dan salah satu anchor tenant berbentuk usaha rumahmakan. Sampai pada tahun 2006, seluruh penyewa mengundurkan diri dan kegiatan
operasional pada pusat peberlanjaan tersebut tidak beroperasi hingga saat ini.
Disisi lain, keadaan ekonomi dan keamanan di Bali semakin membaik. Kunjunganwisatawan yang berkunjun ke Bali terjadi peningkatan.Menurut data statistik Pemerintah
Propinsi Bali, kunjungan wisatawan asing ke Bali mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2006 jumlah wisatawan yang berkunjung adalah sebesar 1.260.270,
meningkat menjadi lebihdari 1.600.000 wisatawan pada tahun 2007 dan pada tahun 2008kunjungan wisatawan telah mencapai lebih dari 1,9 juta.
Kondisi ini tentu saja membuka kesempatan peluang kembali bagi pebisnis yang
bergerak dalam bidang properti, dimana sejak tahun 2007 investasi untuk pertumbuhanproperti di Bali khususnya untuk Villa, kondominium dan Hotel tidak kurang dari tiga
triliun sampai dengan tujuh triliun rupiah. Tingkat penjualan pre sales untuk proyek
kondominium di Bali mencapai 10% dari tahun ketahun dengan pemesanan minimum 50
% dari unit yang di sediakan. Tingkat hunian hotel Berbintang di Bali meningkat daritahun ketahun sejak tahun 2004 sebesar 48,65% menjadi 60,29% di tahun 2008 yang di
iringi dengan pembangunan hotel yang mencapai 22 % ditahun 2008.
Melihat potensi tersebut, diharapkan gedung Legian Plaza, Bali dapat berpartisipasidalam sektor ekonomi dengan aktif beroperasi kembali dengan pemilihan alternatif
investasi yang baru akan gedung tersebut.
Dari peningkatan pada investasi properti dan tingkat hunian serta melihat pontensikedepan yang baik pada properti di Bali, sedangkan saat ini gedung Legian Plaza, Bali
belum aktif beroperasi maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari alternatif
pemanfaatan fungsi yang terbaik untuk dikembangkan pada gedung Legian Plaza, Balidan mengetahui perhitungan investasi akan alternatif yang terpilih.
METODE
Metode analisis yang digunakan untuk menentukan Alternatif pemanfaatan fungsiyang terbaik untuk dikembangkan pada Legian Plaza di kota Bali adalah melalui seleksi
kriteria-kriteria dari kelayakan fisik, kelayakan hukum dan kelayakan permintaan dan
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
3/8
penawaran dari prinsip penggunaan tertinggi (Hidayati dan Harjanto; 2003) dan terbaik
serta analisa investasi dari aspek keuangan (Soeharto; 2002).
1. Seleksi kriteria terhadap kelayakan Hukum atau Legal :Setelah dilakukan pengumpulan informasi terhadap objek penelitian dari data
sekunder serta data primer melalui survei lokasi serta hasil dari penyebaran kuesionerterhadap alternatif fungsi terbaik terhadap Legian Plaza, Bali. Analisa dilanjukan denganmelakukan penilaian masing-masing alternatif fungsi bangunan, pada tahap pertama
dilakukan penyeleksian pada kriteria-kriteria dari kelayakan hukum dari objek penelitian,
yang dilihat dari Zoning, peraturan-peraturan bangunan serta peraturan-peraturanlingkungan
Zoning :Sub kriteria ini akan menganalisis kebijakan pengalokasian penggunaan lahanoleh Pemerintah Daerah Kabupaten Badung, dengan menggunakan Peraturan daerah
Propinsi Bali Nomer 3 tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bali,Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomer 29 tahun 1995, tentang
Rencana Tata Ruang wialyah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung, Keputusan Bupati
Badung Nomer : 638 tahun 2003, tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kuta. Peraturan-peraturan bangunan : Sub kriteria ini akan menganalisis kebijakan
pengaturan tentang bangunan yang dibolehkan pada daerah-daerah tertentu oleh
Pemerintah Daerah KabupatenBadung , dengan menggunakan Peraturan Daerah yang
mengatur tentang Izin Mendirikan Bangunan.
Peraturan-peraturan lingkungan : Merupakan kebijakan pengaturan tentang persyaratanpembangunan yang berwawasan lingkungan (sustainable development) oleh Pemerintah
Daerah Badung . Dalam penelitian ini digunakan Keputsan Negara Lingkungan Hidup
Nomor 17 tahun 2001 tentang jenis Rencana Usaha atau kegiatan Wajib dilengkapi
dengan Analisa Dampak Lingkungan Hidup.2. Seleksi Kelayakan Fisik
Alternatif-alternatif yang telah terseleksi melalui kelayakan hukum atau legal dianalisa lebih lanjut melalui seleksi kelayakan fisik dari objek penelitian.Kriteria darikelayakan fisik untuk penelitian ini adalah melihat kondisi fisik objek penelitian serta
ketersedian utitilas publik yang mendukung kelangsungan objek penelitian.
Kondisi Fisik:Sub Kriteria ini akan menganalisis kondisi fisik bangunan dengan luasbangunan 2329.8 m
2 yang terdiri dari 4 lantai dan satu basement serta desain
bangunan saat ini melalui survei serta hasil appraisal dari Legian Plaza. Serta
mempertimbangan kendala teknis akan perubahan fungsi dari masing-masing
alternatif dengan harapan dapat melakukan renovasi yang minim serta tidak merubahstuktur bangunan.
Ketersedian Utilitas public : Sub kriteria ini akan menganalisis kapasitas dan
tersedianya sarana publik yang mendukung masing-masing altenatif fungsi bangunanyang meliputi jalan, listrik, tlp dan air pam.3. Seleksi kelayakan pasar :
Setelah melalui dua tahap seleksi dari kriteria kelayakan hukum serta kriteria
kelayakan fisik, selanjutnya dilakukan seleksi akan kelayakan pasar dari alternatif fungsibangunan yang tersisa melalui kriteria permintaan dan penawaran.
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
4/8
Pemintaan dan penawaran : Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang diasumsikan mempengaruhi besaran permintaan dan penawaran
masingmasing alternatif. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan antara
faktor yang memperngaruhi permintaan dan penawaran tersebut. Jika faktor yang
mempengaruhi permintaan lebih kuat daripada faktor yang mempengaruhi penawaranmaka alternatif akan dinyatakan lulus pada sub kriteria ini, tapi jika terjadi yang
sebaliknya maka alternatif akan dinyatakan tidak lulus.Setelah di lakukan seleksi, maka altenatif yang lulus uji pada seleksi kriteria diatas
dilakukan perhitungan kelayakan investasi keuangan dengan tahapan tahapan : penetapan
proyeksi biaya; penetapan proyeksi pendapatan; proyeksi arus kas, analisa investasi denganmenggunakan NPV, IRR dan Payback period.
HASIL ANALISA DAN DISKUSI
SurveiSebelum di lakukan analisa seleksi kriteria, terlebih dahulu dilakukan survey
melalui penyebaran kuesioner dengan metode judgement sampling, kepada reponden yangmerupakan para ahli yang bergerak di bidang property, pada level kepala proyek keatas,dari manajemen property yang berada di Bali.
Pemilihan responden didasari pada pertimbangan, bahwa responden merupakan
pihak yang diyakini mengenal kawasan dari objek penelitian dengan baik, memilikiwawasan yang dalam tentang keadaan fisik bangunan, khususnya mengenai renovasi
bangunan sesuai dengan batasan penelitian yaitu renovasi pada bangunan dapat di lakukan
tanpa merubah struktur utama dari bangunan., serta di harapkan dapat memberi masukkantentang hal-hal detail mengenai objek penelitian.
Dari hasil jawaban-jawaban pada lima kelompok pertanyaan yang terdiri dari sifat
pasar, pola lifestyle konsumen, kondisi existing, teknologi yang menunjang dunia
pariwisata dan hiburan dan aspek teknis bangunan, responden diminta untuk menyimpulkanpendapat mengenai alternatif fungsi bangunan baru yang sesuai untuk Legian Plaza, Bali,
dengan diperoleh hasil akhir sebagai berikut :
1. Gedung Perkantoran dan Bisnis Sewa : Alternatif ini memfungsikan gedung, untukmenyewakan luas lantai kepada dunia bisnis usaha yang meliputi usaha keuangan,
usaha jasa, perbankan, dan usaha formal lainnya. Alternatif fungsi bangunan ini
diperoleh dari 4 pendapatan responden.2.
Gedung Pusat Perbelanjaan : Alternatif ini memfungsikan gedung, sebagai penyedia
ruang usaha untuk bidang perdagangan umum, yang menyediakan produk produk
life style seperti fashion, accecories, music, film, dan elektronik, dimana terdapat 6responden yang memberikan pendapat untuk alternatif fungsi tersebut.
3.
Gedung Pusat Hiburan / Entertaiment Center :Altenatif ini memfungskan gedung,
untuk bidang entertaiment dan kuliner seperti seperti caf, restoran, space
exhibition, karaoke, bilyard, studio musik, panggung musik, theater film. Dimanaterdapat 8 reponden yang memabrikan pendapat untuk alternatif fundsi ini.
4. Hotel : Alternatif ini memfungsikan gedung untuk akomodasi penginapan yang
termasuk didalamnya apartement sewa. Altenatif ini di berikan pendapatnya oleh 4
reponden
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
5/8
Seleksi uji Kelayakan Hukum
Berdasakan hasil analisis yang telah dilakukan pada kriteria kesesuaian denganaturan hukum yang ada (legally permissible), tampak pada tabel 1. bahwa hanyalah
alternatif fungsi perkantoran yang tidak lulus uji , dimana fungsi bangunan tersebut tidaksesuai dengan Perturan Daerah yang menetapkan bahwa peruntukan untuk funfsi bangunandi wilayah badung adalah untuk mendukung kegiatan pariwisata.
Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Hukum untuk masing-masing alternatif
NO.
Sub Kriteria
Kelayakan
HukumPerkantoran Hotel
Pusat
Perbelanjaan
Entertainment
Centre
1 Peraturan
Wilayah
Tidak
Lulus
Lulus
Uji
Lulus Uji Lulus uji
2 Aturan tentangBangunan
Tidak Diuji LulusUji
Lulus Uji Lulus uji
3 Peraturan
Lingkungan
Tidak Diuji Lulus
Uji
Lulus Uji Lulus uji
Sumber : Hasil Analisa
Adapun Aternatif-alternatif yang lulus uji dan mampu memenuhi persyaratan pada
seluruh sub kriteria adalah alternatif pusat perbelanjaan, hotel dan Entertainment Centredan dapat di analisa pada kriteria berikutnya.
Seleksi Uji Kelayakan Fisik
Dari analisa Uji Kelayakan Fisik, pertimbangan efisiensi pekerjaan, waktu dan biayamenjadi pertimbangan utama untuk memilih alternatif fungsi baru bagi Gedung Legian
Plaza. Dengan mempertimbangkan hal tersebut alternatif fungsi hotel tidak lulus uji
karena perubahan fungsi akan merubah tata layout secara keseluruhan, penambahanjendela dan pembongkaran dinding secara keseluruhan. Dari sisi utilitas akan menimbulkan
perubahan utilitas secara kompleks untuk saluran listrik, air, dan lainnra Adapun hasil uji
kelayakan fisik selengkapnya dapat dilihat pada tabel. 2
Tabel 2. Hasil Uji Kelayakan Fisik pada Masing-masing Alternatif.
NoSub Kriteria
Kelayakan FisikHotel
Pusat
Perbelanjaan
Entertainment
Centre
1 Kondisi Fisik Tidak lulus Lulus Uji Lulus uji
2Ketersediaan Utilitas
PublikTidak lulus Lulus Uji Lulus uji
Sumber: Hasil analisis
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
6/8
Seleksi Uji Kelayakan Pasar
Uji kelayakan pasar dilakukan dengan melakukan perbandingan antara jumlahsupply Jumlah rumah makan yaitu sebanyak 24.914 kursi (Statistik Parawisata Bali; 2009)
dengan jumlah kunjungan kurang lebih 90 % dari kursi yang tersedia dan jumlah pusatperbelanjaan pada kabupaten Badung khususnya wilayah Legian Kuta, Bali sejumlah 3050toko yang mampu menampung 99.625 kunjungan perhari, dengan tingkat kunjungan tidak
lebih dari 50 %. Di badingkan dengan perkiraan jumlah wisatawan yang akan datang
perhari sebesar 40.052 pada tahun 2010. Maka fungsi pasar sebagai pusat perbelanjaantidak lulus uji di karenakan dengan jumlah penawaran yang ada masih dapat menampung
kunjungan wisatawan, sedangkan untuk alternatif entertainment centre masih dapat di
kembangkan dan lulus uji untuk di lakukan perhintungan kelayakan investasi pada tahap
selanjutnyaTabel 3. Hasil uji kelayakan Pasar
No. Sub Kriteria Kelayakan Pasar
Pusat
Perbalanjaan
Entertainment
Centre
1
Analisa Permintaan dan
Penawaran Tidak Lulus Lulus Uji
Sumber : Hasil analisa
ANALISA INVESTASIDengan lulusnya alternatif Entertainment Centre pada uji kelakan hukum ,uji
kelayakan fisik dan uji kelayakan pasar, maka di lakukan analisa kelayakan investasi untuk
alternatif yang terpilih tersebut.Seiring dengan tidak beroperasinya Legian Plaza, Bali, dari sisi keuangan terdapat
kewajiban yang harus di lunasi kepada pihak ketiga senilai Rp. 56.557.011.000,- denganLegian Plaza, Bali sebagai salah satu jaminan dari kewajiban tersebut. Untuk melakukaninvesrasi kembali pada Legian tersebut, terlebih dahulu dapat di lakukan pelunasan
dengan beberapa altenatif, antara lain: a. Pelunasan seluruh nilai kewajiban senilai Rp.
56.557.011.000,- b. Pelunasan nilai kewajiban dengan nominal sesuai nilai tanah dan nilaisisa dari Legian Plaza, Bali. yaitu senilai Rp. 32.500.000.000,- (hasil appraisail; 2009) ; c.
penghapusan nilai kewajiban, sehingga yang diperhitungkan pada biaya investasi hanyalah
biaya renovasi.
Proyeksi Biaya InvestasiBiaya yang akan mumcul dalam perubahan fungsi altenatif fungsi bangunan selain
dari besaran kewajiban kepada pihak ketiga adalah biaya renovasi dan biaya operasional.
Renovasi di lakukan dengan tidak merubah struktur utama bangunan serta di lakuanrenovasi minim, sehingga untuk ini renovasi hanya dilakukan melalui peremajaan gedung
, dengan melakukan perbaikan kepada bagian bangunan yang rusak , pengecatan ulang,
repowering pada perlengkapan bangunan yang masih dapat di gunakan dan pergantiankepada perlengkapan yang harus diganti, di mana biaya untuk total renovasi tersebut
adalah senilai Rp. 11. 322.828.000,- yang sudah termasuk dengan jasa perbaikan.
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
7/8
Biaya lainnya yang diperhitungakan pada analisa investasi adalah biaya
operasional yang di keluarkan untuk kegiatan rutin dari kegiatan usaha alternatif baru
Legian Plaza, Bali.
Proyeksi Pendapatan
Sumber pendapatan dari alternatif fungsi baru gedung Legian, Plaza, berasal daripendapatan tetap yang berasal dari penyewaan lantai komersil seluas 6.960,5 m2dengan
nilai sewa Rp. 133.138,26 /m2dengan rencana tingkat hunian 35 % pada tahun pertama,
50% pada tahun kedua , 60 % pada tahun ketiga, 70 % pada tahun keempat, 75% pada
tahun ke lima sampai dengan tahun kedelapan dan 90 % pada tahun kesembilan sampaidengan tahun kelima belas. Pendapatan tetap lainnya berasal dari penyewaan bioskop
dengan luas 905 m2dengan nilai sewa sebesar Rp. 75.000/m2 dan service charge sebesar
2% dari nilai lantai komersil. Pendapatan lainnya berasal dari pendapatan lainnya yang di
dapatkan dari pendapatan teribusi parkir dan penyewaan lobby untuk kegiatan exsibitionseluas 253,7 m2.
Analisa Penilaian Investasi
Dari Proyeksi biaya dan proyeksi pendapatan disusun arus kas untuk masing-masing alternatif pembayaran kewajiban pada pihak perbankan. Dengan Investasi
direncanakan selama 15 tahun , discount rate sebesar 13 % yang mana angka tersebut
ditetapkan sama dengan suku bunga perbankan saat ini, dan tingkat pengembalian sebesar15 %. Didapatkan hasil nilai Net Present Value, Internal Rate of Returm serta Payback
Period dari masing-masil alternatif pembayaran kewajiban yang tampak pada tabel 4.
Tabel 4 Hasil Analisa Investasi
Alternatif
Pelunasan Seluruh
Kewajiban
Pelunasan Sesuai
Nilai tanah dan nilai
sisa bangunan
Penghapusan nilai
pinjaman
NPV Rp. - 25.573.144.470,- Rp. 14.818.175.260,- Rp. 69.670.043.530,-
IRR 8.8 % 17.06 % > 50 %
PaybackPeriod
Lebih dari 15 tahun 12 tahun 1.3 tahun
Sumber: Hasil analisa
Tampak pada tabel 4, alternatif penghapusan tidak lulus uji untuk kelayakan fungsi
bangunan entertainment center dikarenakan nilai NPV yang negatif, dan payback periodyang lebih dari nilai investasi. Alternatif penghapusan nilai pinjaman merupakan altenatif
yang paling layak untuk fungsi bangunan baru pada bangunan Legian Plaza, Bali, akan
tetapi hal tersebut sangat kecil kemungkinan di berikan oleh pihak ketiga, sehinggaalternatif pelunasan kewajiban sesuai dengan nilai tanah dan nilai sisa bangunan merupakan
alternatif yang disarankan untuk perhitungan fungsi baru dari gedung Legian Plaza, Bali,
-
7/25/2019 Studi Kelayakan Investasi Pemanfaatan Gedung
8/8
selain layak dari analisa investasi, pihak ketiga masih mendapatkan pembayaran dari
kewajiban yang tertunggak.
KESIMPULAN
Melalui uji seleksi kriteria hukum, fisik dan pemasaran dari altenatif alternatiffungsi untuk gedung Legian Plaza Bali, di dapatkan bahwa alternatif Entertainmet Centreditetapkan sebagai fungsi baru dari gedung tersebut dan layak secara invesatasi keuangan
dengan NPV sebesar Rp. 14.818.175.260,- ,IRR sebesar 17.06 % lebih besar dari tingkat
pengembalian yang di tentukan dengan periode pengembalian selama 12 tahun dan dapatdi jalankan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Brueggeman, W.B. dan Fisher, J.D. (2008), Real Estate Finance and Investment, 13th
Edition, McGraw.Hill, Singapore.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Badung, (2006), Keputusan Bupati
Badung No : 638 Tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Kuta, Bali
Grissom, T.V. (1983), The Sematic Debate : Highest and Best use Vs Most Probables
Uses, The Appraisal Jounal, Vol. 51 No.1,45-57.Hidayati, W. dan Harjanto, B. (2003), Konsep Dasar Penilaian Properti, Edisi Pertama,
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Kementrian Lingkungan Hidup, (1999), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
27 Tahun 1999 tentang analisis Pemerintah Daerah, Depdagri, Jakarta.Kementrian Lingkungan Hidup, (2001), Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 17 Tahun 2001 tentang jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Jakarta.Kyle, R.C. (1999), Property Management, 6
th Edition, Real Estate Education
Company,Chicago.
Pemerintah Provinsi Bali, (2005). Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2005
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, BaliPemerintah Provinsi Bali, (1995), Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Badung Nomer 29 tahun 1995, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Badung,BaliSoeharto, I. (2002), Studi Kelayakan Proyek Industri, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Statistik Parawisata Bali 2009, Dinas Parawisata, Bali
Wurtzebach, C.H. Miles, M.E dan Cannon, S.E. (1994), Modern Real Estate, 5th
Edition,John Wiley & Sons. Inc, Canada.
Wuryandari, G.H., Martinus,J. dan Prasetya, R. (2005), Perilaku Pembiayaan Dalam
Industri Properti, hal 7.